jumat, 23 desember 2011 wanita ri diminta benahi 3 bidang filedan ibu herawati boediono, para mantan...

1
JUMAT, 23 DESEMBER 2011 23 H UMANIORA CORNELIUS EKO SUSANTO P RESIDEN Susilo Bam- bang Yudhoyono mem- inta perempuan men- jadi pelopor bagi pem- benahan tiga bidang masalah bangsa. Ketiga bidang itu ialah pelestarian lingkung an, pe- ningkatan ekonomi mikro, dan gerakan hidup bersih. “Perempuan harus bisa men- jadi pelopor di segala bidang pembangunan,” ujar Presiden ketika menyampaikan sambutan dalam Puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-83 Tingkat Nasional di Balai Kartini, Jakarta kemarin. Lebih jauh Kepala Negara mengingatkan bahwa ancaman dampak pemanasan global semakin nyata. Ia menam- bahkan, tanah longsor, ban- jir, kemarau berkepanjangan, topan dan badai hampir selalu dialami setiap tahun. Berkaca dari fenomena itu Presiden meminta srikandi Indonesia menjadi yang terdepan dalam upaya pelestarian lingkungan dengan berkontribusi menyuk- seskan pelaksanaan program penanaman 1 miliar pohon. Dengan demikian, diharapkan pada setiap tahun bakal ada mili- aran pohon yang ditanam di selu- ruh wilayah Nusantara. Langkah ini, lanjut Presiden, menjadi salah satu solusi bagi perubahan iklim dan pemanasan global. Selanjutnya, Yudhoyono mengungkapkan kegusaran- nya dengan kondisi kebersihan lingkungan di masyarakat. “Ketika saya banyak berkeli- ling, masih banyak terlihat tempat yang kotor. Selain me- nimbulkan penyakit, lingkung- an yang kotor juga menimbul- kan hati dan pikiran yang kotor pula,” tandasnya. Untuk itu, Presiden meminta tolong kepada wanita Indone- sia agar menghidupkan kem- bali kesadaran akan kebersihan melalui gerakan hidup bersih. Terakhir Presiden juga me minta perempuan dapat meningkatkan derajat pereko- nomian kaum mereka sendiri. Ia meminta agar koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) komunitas perempuan kembali disuburkan. Presiden mengaku mendapat banyak laporan tentang koperasi dan UMKM perempuan yang berha- sil lantaran pelaku usaha wanita dinilai lebih disiplin, telaten, dan ulet ketimbang laki-laki. Ketahanan ekonomi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindung- an Anak Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan seiring dengan perkembangan zaman, saat ini memang sangat dibu- tuhkan kebersamaan laki-laki dan perempuan untuk mem- bangun ketahanan ekonomi keluarga. Lantaran itu, tam- bahnya, sangat tepat jika PHI Ke-83 mengambil tema Peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan ekonomi menuju kesejahteraan bangsa. Ketahanan ekonomi, menurut Linda, menjadi kunci untuk menggapai cita-cita keluarga yang berkualitas. Tidak dapat dimungkiri, selama ini peran perempuan di dalam memba- ngun ketahanan ekonomi sudah dirasakan dampaknya, terutama dalam sektor informal. Perempuan yang populasinya hampir sama dengan laki-laki adalah SDM yang sangat po- tensial bagi pembangunan. Data menunjukkan bahwa sebanyak 60% pelaku UKM adalah perem- puan (Kementerian KUKM, 2010), dan faktanya UKM memi- liki daya tahan yang kuat ter- hadap gejolak ekonomi. PHI kali ini juga dihadiri Ibu Ani Yudhoyono, Wakil Presiden dan Ibu Herawati Boediono, para mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan seperti Sulasikin Murpratomo, Sri Redjeki, dan Meutia Hatta, para menteri Kabi- net Indonesia Bersatu II hadir, serta pejabat lainnya. Dalam acara tersebut juga di- lakukan pemberian Anugerah Parahita Ekapraya kepada kepala daerah dan kemen- terian/lembaga yang telah berhasil melaksanakan strategi pengarusutamaan gender. Penghargaan itu antara lain diberikan kepada Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kir- manto, Menteri Kesehatan En- dang Rahayu Sedyaningsih, dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Na- sional Sugiri Syarief. (H-1) [email protected] Wanita RI Diminta Benahi 3 Bidang Perempuan yang populasinya hampir sama dengan laki-laki adalah SDM yang sangat potensial bagi pembangunan. SEKILAS Kunti, Keluhuran Budi dalam Keprihatinan A DAKAH ibu yang baik dan ideal di jagat wayang? Pertanyaan tersebut rasanya menarik untuk diketengahkan sebagai selingan dalam ritual memperingati Hari Ibu pada 22 Desember. Tampaknya tidak ada ibu yang sempurna dalam pakeliran. Namun, bila menilik peran beberapa ibu yang menonjol, nama Dewi Prita alias Kunti Talibrata pantas dikemukakan. Peran kehidupannya layak direnungkan. Mungkin muncul pertanyaan kenapa Kunti? Padahal ia ‘membuang’ anak pertamanya, Karna, saat masih orok. Bahkan, sepanjang hidupnya penuh dengan drama penderitaan. Jawabannya, justru di situlah nilai-nilai losos yang bisa diambil dari diri Kunti. Kodrat memang telah memenjarakan Kunti bergelimang kegetiran. Ketika masih gadis belia, ia sudah harus mengandung yang tidak diinginkan. Kunti tidak menduga keasyikannya bermain aji pameling dengan menghadirkan Bethara Surya berakibat fatal, hamil. Babak kesedihan berikutnya ia sandang saat berumah tangga. Ia ditinggal mati suaminya, Raja Astina Prabu Pandu Dewanata, saat ketiga anak mereka--Puntadewa, Bima, dan Arjuna--masih kecil. Bukan itu saja, Kunti juga harus momong dan menyuapi anak kembar yatim piatu bernama Pinten dan Tangsen. Dua anak itu putra dari Pandu Dewanata dengan istri keduanya, Dewi Madrim. Madrim bunuh diri menyusul Pandu yang meninggal akibat hukuman dewa setelah memenuhi permintaannya. Ketika itu Madrim mengidam berkeliling dunia dengan menunggangi Lembu Andini, kendaraan Bethara Guru. Beban hidup Kunti tidak berhenti di situ. Di saat kesedihan belum hilang, ia bersama anak-anaknya (Pandawa) terusir dari Kerajaan Astina meski keluarga mereka adalah ahli waris keraton tersebut. Patih Sengkuni-lah tokoh di balik kudeta terhadap Pandawa atas takhta Astina. Purnakah penderitaan Kunti? Belum. Ia harus meninggalkan rumah barunya, Indraprastha, kerajaan yang dibangun anak-anaknya, karena Puntadewa kalah bermain dadu dengan Kurawa. Yang mengerikan, dalam lakon Bale Sigala-gala, Kunti dan Pandawa dibakar saat terlelap. Beruntung mereka selamat berkat pertolongan dewa. Pun masih ada lakon-lakon lain yang menggambarkan pahit dan getirnya perjalanan hidup Kunti. Jadi sekolahan Lantas, nilai-nilai apa yang bisa dipetik dari Kunti? Pertama, kerelaannya berkorban demi nama baik orangtuanya, Prabu Kuntiboja, keluarga, dan seluruh rakyat Kerajaan Mandura. Yakni, ketika ia harus melepaskan anaknya, Karna, untuk dilarung. Kelak di kemudian hari, Karna menjadi senapati agung Astina. Kemudian, Kunti tidak pernah menyesali segala penderitaan yang dipikul. Ia juga tidak beradu dari impitan kesusahan dan itu tidak sedikit pun membuat jiwa dan raganya rapuh. Garising pepesthen (takdir) itu dilakoni dengan sesanti manjing dadi laku. Semuanya dijalani dengan legawa dan penuh keprihatinan demi mendapatkan berkah. Realitas yang serbasengsara itu justru ia jadikan ‘akademi’ bagi anak-anaknya. Penanaman nilai-nilai luhur menjadi pelajaran pokoknya. Dalam mendidik pun, ia tidak emban chinde emban siladan, tidak pilih kasih. Bahkan dalam katresnan, Kunti cenderung lebih mendahulukan kedua anak tirinya, Pinten dan Tangsen. Penggemblengan Kunti itu akhirnya mengantarkan kelima anaknya-- Pandawa--menjadi kesatria-kesatria pinunjul dan berbudi luhur. Bahkan mereka menjadi titah-titah kesayangan para dewa. Bukan itu saja, Kunti juga tuntas mendampingi anak- anaknya kembali meraih kekuasaan atas Kerajaan Astina dan Indraprastha. Lalu atas kehendak dewa, di akhir riwayatnya, Kunti diceritakan mati moksa. Itu melambangkan Kunti adalah titah yang berhati suci. Itulah sekelumit cerita tentang Kunti. Perjuangan hidupnya memberikan gambaran kukuhnya seorang ibu sebagai orangtua tunggal memegang nilai-nilai luhur dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya meski dalam keterbatasan dan keprihatinan. (Ono Sarwono/ H-1) Buku Komitmen Sosial dan Bisnis Aqua Diluncurkan AQUA Group--perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia--meluncurkan Buku Laporan Berkelanjutan (Sustainability Report) yang berisikan kegiatan sosial dan bisnis perusahaan Aqua di Indonesia kepada masyarakat. Peluncuran buku itu menjadikan Aqua Group sebagai perusa- haan pertama untuk kategori produsen air minum dalam kemasan (AMDK) yang menyusun dan menyajikan kepada publik komit- men sosial dan bisnis mereka. Direktur Departemen Berkelanjutan Aqua Group Sony S Sukada mengatakan buku laporan tersebut berisikan inisiatif-inisiatif sosial dan bisnis Aqua Group (PT Titra Investama, PT Aqua Golden Mississippi, dan PT Tirta Sibayakindo) yang mengarah ke pembangunan berkelanjutan pada 2010. “Cakupan laporan meliputi 14 pabrik dan 14 depo Aqua Group yang tersebar di seluruh Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan produk minuman bermerek dagang Aqua dan Mizone,” ujar Sony di Jakarta, Rabu (21/12). (*/S-4) Samsung Dirikan Program Rumah Belajar MELALUI kerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), PT Samsung Electronics Indonesia mengadakan progam Rumah Belajar di Desa Karangsari, Bekasi. Rumah Belajar meru- pakan bagian dari Samsung Hope for Children yang sudah berjalan sejak 2010 di seluruh dunia. Program tersebut akan dilakukan secara berkala di seluruh dunia seperti di China, Amerika Serikat, Inggris, Turki, dan Jerman. “Kami ingin berkontribusi bagi masyarakat dengan memfokus- kan kepada anak-anak dan pendidikan karena anak adalah masa depan bangsa,” kata Head of Corporate Marketing of PT Samsung Electronics Indonesia Willy Bayu Santosa, Kamis (8/12) lalu. Program Rumah Belajar tersebut membidik siswa SMA yang berasal dari keluarga prasejahtera. Di sana, mereka diajarkan keterampilan teknik, seperti memperbaiki dan merakit telepon seluler Samsung selama satu tahun masa pendidikan. Willy mengharapkan siswa yang lulus program tersebut memiliki ke- terampilan sehingga siap terjun ke dunia kerja. (*/S-4) BANTUAN BNI: Wakil Direktur PT Bank Negara Indonesia Felia Salim (kiri) menyerahkan bantuan tali kasih kepada kelompok perempuan berprestasi pada Puncak Peringatan Hari ibu ke-83 di Balai Kartini, Jakarta, kemarin. BNI memberikan total bantuan senilai Rp130 juta kepada enam kelompok perempuan berprestasi yaitu kelompok perajin kulit kayu, kelompok perempuan kepala keluarga, kelompok perempuan desa berprestasi, kelompok petani sakinah, kelompok usaha bersama penyandang cacat, dan kelompok wanita tani. MI/ROMMY PUJIANTO SUMBER: RUPA DAN KARAKTER WAYANG PURWA

Upload: vanphuc

Post on 07-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JUMAT, 23 DESEMBER 2011 23HUMANIORA

CORNELIUS EKO SUSANTO

PRESIDEN Susilo Bam-bang Yudhoyono mem-inta perempuan men-jadi pelopor bagi pem-

benahan tiga bidang masalah bangsa. Ketiga bidang itu ialah pelestarian lingkung an, pe-ningkatan ekonomi mi kro, dan gerakan hidup bersih.

“Perempuan harus bisa men-jadi pelopor di segala bidang pembangunan,” ujar Presiden ketika menyampaikan sambut an dalam Puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-83 Tingkat Nasio nal di Balai Kartini, Jakarta kemarin.

Lebih jauh Kepala Negara mengingatkan bahwa ancaman dampak pemanasan global semakin nyata. Ia menam-bahkan, tanah longsor, ban-jir, kemarau berkepanjangan, topan dan badai hampir selalu dialami setiap tahun. Berkaca dari fenomena itu Presiden meminta srikandi Indonesia menjadi yang terdepan dalam upaya pelestarian lingkungan dengan berkontribusi menyuk-seskan pelaksanaan program penanam an 1 miliar pohon.

Dengan demikian, diharapkan pada setiap tahun bakal ada mili-aran pohon yang ditanam di selu-ruh wilayah Nusantara. Langkah ini, lanjut Presiden, menjadi salah satu solusi bagi perubahan iklim dan pemanasan global.

Selanjutnya, Yudhoyono mengungkapkan kegusaran-nya dengan kondisi kebersihan lingkungan di masyarakat.

“Ketika saya banyak berkeli-ling, masih banyak terlihat tempat yang kotor. Selain me-nimbulkan penyakit, lingkung-an yang kotor juga menimbul-kan hati dan pikiran yang kotor pula,” tandasnya.

Untuk itu, Presiden meminta tolong kepada wanita Indone-sia agar menghidupkan kem-bali kesadaran akan kebersihan melalui gerakan hidup bersih.

Terakhir Presiden juga me minta perempuan dapat mening katkan derajat pereko-nomian kaum mereka sendiri. Ia meminta agar koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) komunitas perempuan kembali disuburkan. Presiden mengaku mendapat banyak laporan tentang koperasi dan UMKM perempuan yang berha-sil lantaran pelaku usaha wanita dinilai lebih disiplin, telaten, dan ulet ketimbang laki-laki.

Ketahanan ekonomiMenteri Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindung-an Anak Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan seiring dengan perkembangan zaman, saat ini memang sa ngat dibu-tuhkan kebersamaan laki-laki dan perempuan untuk mem-bangun ketahanan ekonomi keluarga. Lantaran itu, tam-bahnya, sangat tepat jika PHI Ke-83 mengambil tema Peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan ekonomi menuju kesejahteraan bangsa.

Ketahanan ekonomi, menurut

Linda, menjadi kunci untuk menggapai cita-cita keluarga yang berkualitas. Tidak dapat dimungkiri, selama ini peran perempuan di dalam memba-ngun ketahanan ekonomi sudah dirasakan dampaknya, terutama dalam sektor informal.

Perempuan yang populasinya hampir sama dengan laki-laki adalah SDM yang sangat po-tensial bagi pembangunan. Data menunjukkan bahwa sebanyak 60% pelaku UKM adalah perem-puan (Kementerian KUKM, 2010), dan faktanya UKM memi-liki daya tahan yang kuat ter-hadap gejolak ekonomi.

PHI kali ini juga dihadiri Ibu Ani Yu dhoyono, Wakil Presiden dan Ibu Herawati Boediono, para mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan seperti Sulasikin Murpratomo, Sri Redjeki, dan Meutia Hatta, para menteri Kabi-net Indonesia Bersatu II hadir, serta pejabat lainnya.

Dalam acara tersebut juga di-lakukan pemberian Anugerah Parahita Ekapraya kepada kepala daerah dan kemen-terian/lembaga yang telah berhasil melaksanakan strategi pengarusutamaan gender.

Penghargaan itu antara lain diberikan kepada Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kir-manto, Menteri Kesehatan En-dang Rahayu Sedyaningsih, dan Kepala Badan Kependuduk an dan Keluarga Berencana Na-sional Sugiri Syarief. (H-1)

[email protected]

Wanita RI Diminta Benahi 3 BidangPerempuan yang populasinya hampir sama dengan laki-laki adalah SDM yang sangat potensial bagi pembangunan.

SEKILAS

Kunti, Keluhuran Budidalam Keprihatinan

ADAKAH ibu yang baik dan ideal di jagat wayang?

Pertanyaan tersebut rasanya menarik untuk diketengahkan sebagai selingan dalam ritual memperingati Hari Ibu pada 22 Desember.

Tampaknya tidak ada ibu yang sempurna dalam pakeliran. Namun, bila menilik peran beberapa ibu yang menonjol, nama Dewi Prita alias Kunti Talibrata pantas dikemukakan. Peran kehidupannya layak direnungkan.

Mungkin muncul pertanyaan kenapa Kunti? Padahal ia ‘membuang’ anak pertamanya, Karna, saat masih orok. Bahkan, sepanjang hidupnya penuh dengan drama penderitaan. Jawabannya, justru di situlah nilai-nilai fi losofi s yang bisa diambil dari diri Kunti.

Kodrat memang telah memenjarakan Kunti bergelimang kegetiran. Ketika masih gadis belia, ia sudah harus mengandung yang tidak diinginkan. Kunti tidak menduga keasyikannya bermain aji pameling dengan menghadirkan Bethara Surya berakibat fatal, hamil.

Babak kesedihan berikutnya ia sandang saat berumah tangga. Ia ditinggal mati suaminya, Raja Astina Prabu Pandu Dewanata, saat ketiga anak mereka--Puntadewa, Bima, dan Arjuna--masih kecil.

Bukan itu saja, Kunti juga harus momong dan menyuapi anak kembar yatim piatu bernama Pinten dan Tangsen. Dua anak itu putra dari Pandu Dewanata dengan istri keduanya, Dewi Madrim.

Madrim bunuh diri menyusul Pandu yang meninggal akibat hukuman dewa setelah memenuhi permintaannya. Ketika itu Madrim mengidam berkeliling dunia dengan menunggangi Lembu Andini, kendaraan Bethara Guru.

Beban hidup Kunti tidak berhenti di situ. Di saat kesedihan belum hilang, ia bersama anak-anaknya (Pandawa) terusir dari Kerajaan Astina meski keluarga mereka adalah ahli waris keraton tersebut. Patih Sengkuni-lah tokoh di balik kudeta terhadap Pandawa atas takhta Astina.

Purnakah penderitaan Kunti? Belum.

Ia harus meninggalkan rumah barunya, Indraprastha,

kerajaan yang

dibangun anak-anaknya, karena Puntadewa kalah bermain dadu dengan Kurawa.

Yang mengerikan, dalam lakon Bale Sigala-gala, Kunti dan Pandawa dibakar saat terlelap. Beruntung mereka selamat berkat pertolongan dewa. Pun masih ada lakon-lakon lain yang menggambarkan pahit dan getirnya perjalanan hidup Kunti.

Jadi sekolahanLantas, nilai-nilai apa

yang bisa dipetik dari Kunti? Pertama, kerelaannya berkorban demi nama baik orangtuanya, Prabu Kuntiboja, keluarga, dan

seluruh rakyat Kerajaan Mandura. Yakni, ketika ia harus melepaskan anaknya, Karna, untuk dilarung. Kelak di kemudian hari, Karna menjadi senapati agung Astina.

Kemudian, Kunti tidak pernah menyesali segala penderitaan yang dipikul. Ia juga tidak beradu dari impitan kesusahan dan itu tidak sedikit pun membuat jiwa dan raganya rapuh. Garising pepesthen (takdir) itu dilakoni dengan sesanti manjing dadi laku. Semuanya dijalani dengan legawa dan penuh keprihatinan demi mendapatkan berkah.

Realitas yang serbasengsara itu justru ia jadikan ‘akademi’ bagi anak-anaknya. Penanaman nilai-nilai luhur menjadi pelajaran pokoknya. Dalam mendidik pun, ia

tidak emban chinde emban siladan, tidak pilih kasih. Bahkan dalam katresnan,

Kunti cenderung lebih mendahulukan kedua anak tirinya, Pinten dan Tangsen.

Penggemblengan Kunti itu akhirnya mengantarkan

kelima anaknya--Pandawa--menjadi kesatria-kesatria

pinunjul dan berbudi luhur. Bahkan

mereka menjadi titah-titah kesayangan para dewa.

Bukan itu saja, Kunti juga tuntas mendampingi anak-anaknya kembali meraih kekuasaan atas Kerajaan Astina dan Indraprastha. Lalu atas kehendak dewa, di akhir riwayatnya, Kunti diceritakan mati moksa. Itu melambangkan Kunti adalah titah yang berhati suci.

Itulah sekelumit cerita tentang Kunti. Perjuangan hidupnya memberikan gambaran kukuhnya seorang ibu sebagai orangtua tunggal memegang nilai-nilai luhur dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya meski dalam keterbatasan dan keprihatinan. (Ono Sarwono/H-1)

Buku Komitmen Sosial dan Bisnis Aqua Diluncurkan AQUA Group--perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia--meluncurkan Buku Laporan Berkelanjutan (Sustainability Report) yang berisikan kegiatan sosial dan bisnis perusahaan Aqua di Indonesia kepada masyarakat.

Peluncuran buku itu menjadikan Aqua Group sebagai perusa-haan pertama untuk kategori produsen air minum dalam kemasan (AMDK) yang menyusun dan menyajikan kepada publik komit-men sosial dan bisnis mereka.

Direktur Departemen Berkelanjutan Aqua Group Sony S Sukada mengatakan buku laporan tersebut berisikan inisiatif-inisiatif sosial dan bisnis Aqua Group (PT Titra Investama, PT Aqua Golden Mississippi, dan PT Tirta Sibayakindo) yang mengarah ke pembangunan berkelanjutan pada 2010.

“Cakupan laporan meliputi 14 pabrik dan 14 depo Aqua Group yang tersebar di seluruh Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan produk minuman bermerek dagang Aqua dan Mizone,” ujar Sony di Jakarta, Rabu (21/12). (*/S-4)

Samsung Dirikan Program Rumah BelajarMELALUI kerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), PT Samsung Electronics Indonesia mengadakan progam Rumah Belajar di Desa Karangsari, Bekasi. Rumah Belajar meru-pakan bagian dari Samsung Hope for Children yang sudah berjalan sejak 2010 di seluruh dunia.

Program tersebut akan dilakukan secara berkala di seluruh dunia seperti di China, Amerika Serikat, Inggris, Turki, dan Jerman.

“Kami ingin berkontribusi bagi masyarakat dengan memfokus-kan kepada anak-anak dan pendidikan karena anak adalah masa depan bangsa,” kata Head of Corporate Marketing of PT Samsung Electronics Indonesia Willy Bayu Santosa, Kamis (8/12) lalu.

Program Rumah Belajar tersebut membidik siswa SMA yang berasal dari keluarga prasejahtera. Di sana, mereka diajarkan keterampilan teknik, seperti memperbaiki dan merakit telepon seluler Samsung selama satu tahun masa pendidikan. Willy mengharapkan siswa yang lulus program tersebut memiliki ke-terampilan sehingga siap terjun ke dunia kerja. (*/S-4)

BANTUAN BNI: Wakil Direktur PT Bank Negara Indonesia Felia Salim (kiri) menyerahkan bantuan tali kasih kepada kelompok perempuan berprestasi pada Puncak Peringatan Hari ibu ke-83 di Balai Kartini, Jakarta, kemarin. BNI memberikan total bantuan senilai Rp130 juta kepada enam kelompok perempuan berprestasi yaitu kelompok perajin kulit kayu, kelompok perempuan kepala keluarga, kelompok perempuan desa berprestasi, kelompok petani sakinah, kelompok usaha bersama penyandang cacat, dan kelompok wanita tani.

MI/ROMMY PUJIANTO

SUMBER: RUPA DAN KARAKTER WAYANG PURWA