membangun reputasi kala...

12
edisi 07 / September 2009 B B agaimana kriteria maha- siswa yang sukses atau mahasiswa sesungguhnya? Apakah hanya berbekal Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dapat disebut ma- hasiswa? Mungkin jawabannya bisa “ya”. Secara administrastif hanya memiliki KTM tidak dapat disangkal telah menyandang status sebagai ma- hasiswa. Tetapi apakah dengan menyandang status mahasiswa sudah selesai persoalannya dan berbangga sebagai mahasiswa? Tidakkah sebuah status apapun itu namanya termasuk mahasiswa masih ada tuntutan dari tanggung- jawab dengan status yang menempel tersebut?. Tuntutan tanggung jawab dari status inilah yang disebut sebagai peran. Nah kalau begitu bagaimana peran dari status mahasiswa itu? Apakah dengan berbekal jas alma- mater dan setiap hari membawa buku tebal sudah cukup? Kalau hanya seperti itu mungkin masih belum cukup menyandang status sebagai mahasiswa. Mahasiswa dapat diibaratkan se- buah perjalanan pada tangga atau ban- gunan bertingkat yang terus mendaki. Sebuah perjalanan awal merupakan pondasi bangunan bertingkat pada perjalanan berikutnya. Kalau perjala- nan awal gagal maka akan tertunda perjalanan berikutnya. Maka berarti juga gagal membangun sebuah pon- dasi untuk membangun bangunan be- rikutnya. Sebaliknya kalau satu perjalanan berhasil maka sama saja membangun pondasi untuk bangunan berikutnya. Begitu seterusnya, dengan konsekwensi gagal berarti bangunan mandeg atau sebaliknya terus menan- jak bangunannya.Apapun isi dan ben- tuk bangunan yang bersifat non fisik itulah yang disebut dengan memban- gun reputasi. Bangunan yang disebut reputasi tersebut seringkali tidak banyak ma- hasiswa yang menyadari.. Menyandang status mahasiswa seringkali dijalani seperti meniti waktu tanpa maksud menyusun bangunan reputasi. Meny- andang status mahasiswa seringkali hanya dijalani seperti mengiringi per- jalanan waktu tanpa diikuti dengan komitmen pada perannya untuk membangun reputasi. Sebaliknya ka- dang ada yang menjalani status maha- siswa dengan tujuan akhir agar dapat diwisuda dengan menyandang gelar sarjana dianggap sudah cukup. Kalau ini yang terjadi maka ibarat memban- gun sebuah bangunan tanpa pondasi, alih-alih untuk membangun pondasi untuk bangunan bertingkat. Pondasi bangunan yang semesti- nya dibangun semasa mahasiswa me- mang seringkali dikelak kemudian hari tidak begitu tampak kasat mata, tetapi perannya sangat penting dan strategis. Keberhasilan selama menjadi maha- siswa dengan bangunan pondasi apa- pun entah itu penalaran, kemampuan manajerial, peningkatan jiwa kewirau- sahaan, kepekaan sosial hingga minat dan bakat merupakan kunci kesuk- sesan di masa yang akan datang. Se- perti kata-kata ”menengok masa lalu, menatap masa depan”. Tetapi sering- kali mahasiswa kurang menyadari bahwa perjalanan meniti waktu sela- ma menempuh waktu di perguruan tinggi esensinya adalah membangun pondasi-pondasi reputasi. Pondasi-pondasi bangunan repu- tasi semasa mahasiswa cukup bera- gam pilihannya. Mahasiswa tinggal memilih bangunan pondasi yang ada sesuai dengan minatnya. Bagi maha- siswa yang berminat membangunan pondasi penalaran dan keilmuan ting- gal mewujudkan dengan membuat karya-karya ilmiah seperti penelitian. Ibarat pepatah” sambil menyelam minur air”, maka membangun pondasi reputasi penelitian dapat dilakukan bersamaan dengan moment yang ada. Moment membangun pondasi repu- tasi penalaran dapat dilakukan saat ada kegiatan seperti Program Kreati- vitas Mahasiswa Penelitian (PKMP), Program Kreativitas Mahasiswa Tek- nologi (PKMT), Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Program Kreativitas Mahasiswa Pen- gabdian Masyarakat (PKMM), Pro- gram Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) atau Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKM-AI). Ketika berhasil membangun pon- dasi reputasi seperti penalaran lewat karya tulis ilmiah, minat dan bakat dengan menjadi juara maka reward baik fisik, ekonomi dan psikologis — kendati bukan semata-mata tujuan- nya— akan mengalir tanpa disadari. Dari sekian banyak mahasiswa dima- napun masih dapat dihitung dengan jari yang menyadari bahwa selama menjadi mahasiswa adalah moment membangun sebuah reputasi. (*) Membangun Reputasi Kala Mahasiswa Membangun Reputasi Kala Mahasiswa KARNAJI (Kabag Akademik dan Kemahasiswaan)

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

edisi 07 / September 2009

BBagaimana kriteria maha-siswa yang sukses ataumahasiswa sesungguhnya?

Apakah hanya berbekal Kartu TandaMahasiswa (KTM) dapat disebut ma-hasiswa? Mungkin jawabannya bisa“ya”. Secara administrastif hanyamemiliki KTM tidak dapat disangkaltelah menyandang status sebagai ma-hasiswa. Tetapi apakah denganmenyandang status mahasiswa sudahselesai perso a lan nya dan berbanggasebagai mahasiswa?

Tidakkah sebuah status apapunitu namanya termasuk mahasiswamasih ada tuntutan dari tanggung-jawab dengan status yang menempeltersebut?. Tuntutan tanggung jawabdari status inilah yang disebut sebagaiperan. Nah kalau begitu bagaimanaperan dari status mahasiswa itu?Apakah dengan berbekal jas alma-mater dan setiap hari membawa bukutebal sudah cukup? Kalau hanyaseperti itu mungkin masih belumcukup menyandang status sebagaimahasiswa.

Mahasiswa dapat diibaratkan se-buah perjalanan pada tangga atau ban-gunan bertingkat yang terus mendaki.Sebuah perjalanan awal merupakanpondasi bangunan bertingkat padaperjalanan berikutnya. Kalau perjala-nan awal gagal maka akan tertundaperjalanan berikutnya. Maka berartijuga gagal membangun sebuah pon-dasi untuk membangun bangunan be-rikutnya. Sebaliknya kalau satu

perjalanan berhasil maka sama sajamembangun pondasi untuk bangunanberikutnya. Begitu seterusnya, dengankonsekwensi gagal berarti bangunanmandeg atau sebaliknya terus menan-jak bangunannya. Apapun isi dan ben-tuk bangunan yang bersifat non fisikitulah yang disebut dengan memban-gun reputasi.

Bangunan yang disebut reputasitersebut seringkali tidak banyak ma-hasiswa yang menyadari.. Menyandangstatus mahasiswa seringkali dijalaniseperti meniti waktu tanpa maksudmenyusun bangunan reputasi. Meny-andang status mahasiswa seringkalihanya dijalani seperti mengiringi per-jalanan waktu tanpa diikuti dengankomitmen pada perannya untuk

membangun reputasi. Sebaliknya ka-dang ada yang menjalani status maha-siswa dengan tujuan akhir agar dapatdiwisuda dengan menyandang gelarsarjana dianggap sudah cukup. Kalauini yang terjadi maka ibarat memban-gun sebuah bangunan tanpa pondasi,alih-alih untuk membangun pondasiuntuk bangunan bertingkat.

Pondasi bangunan yang semesti -nya dibangun semasa mahasiswa me-mang seringkali dikelak kemudian haritidak begitu tampak kasat mata, tetapiperannya sangat penting dan strategis.Keberhasilan selama menjadi maha-siswa dengan bangunan pondasi apa-pun entah itu penalaran, kemampuanmanajerial, peningkatan jiwa kewirau-sahaan, kepekaan sosial hingga minatdan bakat merupakan kunci kesuk-sesan di masa yang akan datang. Se-perti kata-kata ”menengok masa lalu,menatap masa depan”. Tetapi sering-kali mahasiswa kurang menyadaribah wa perjalanan meniti waktu sela -ma menempuh waktu di perguru antinggi esensinya adalah membangunpondasi-pondasi reputasi.

Pondasi-pondasi bangunan repu-tasi semasa mahasiswa cukup bera-gam pilihannya. Mahasiswa tinggalmemilih bangunan pondasi yang adasesuai dengan minatnya. Bagi maha-

siswa yang berminat membangunanpondasi penalaran dan keilmuan ting-gal mewujudkan dengan membuatkarya-karya ilmiah seperti penelitian.Ibarat pepatah” sambil menyelamminur air”, maka membangun pondasireputasi penelitian dapat dilakukanbersamaan dengan moment yang ada.Moment membangun pondasi repu-tasi penalaran dapat dilakukan saatada kegiatan seperti Program Kreati-vitas Mahasiswa Penelitian (PKMP),Program Kreativitas Mahasiswa Tek-nologi (PKMT), Program KreativitasMahasiswa Kewirausahaan (PKMK),Program Kreativitas Mahasiswa Pe n-gab dian Masyarakat (PKMM), Pro-gram Kreativitas Mahasiswa GagasanTertulis (PKM-GT) atau ProgramKreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah(PKM-AI).

Ketika berhasil membangun pon-dasi reputasi seperti penalaran lewatkarya tulis ilmiah, minat dan bakatdengan menjadi juara maka rewardbaik fisik, ekonomi dan psikologis —kendati bukan semata-mata tujuan-nya— akan mengalir tanpa disadari.Dari sekian banyak mahasiswa dima-napun masih dapat dihitung denganjari yang menyadari bahwa selamamenjadi mahasiswa adalah momentmembangun sebuah reputasi. (*)

Membangun Reputasi Kala Mahasiswa

Membangun Reputasi Kala Mahasiswa

KARNAJI(Kabag Akademik

dan Kemahasiswaan)

Page 2: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

02 Jendela edisi 07/September 2009

editorial

l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yangkorup, benahi dirimu sendiri dari gejala kemunafikan dankecurangan akademik. Ciptakan kampus bebas rokok.”

Osmond Hardy Mulyono, Mahasiswa Sosiologi’06

l “Fasilitasnya dibagusin lagi, terutama kamar mandinyamasih jorok. Terus parkirnya kok masih bayar padahal diampus lain cuma nunjukin KTM.”

Renita Yulia Kuswindriati, Mahasiswa Komunikasi’ 08

l ” Ada tempat fotocopy, ruang komputer yang bisa dipakebuat negerjain tugas + ngenet ma ngeprin yang dibukakhusus untuk anak FISIP. Terus bikinin galeri buatpariwisata juga dong.”

Tiwi, mahasiswa pariwisata’07

l SURAT PEMBACAl REKAMAN ACARA FISIP

WAKTU ACARA TEMPAT

27 Juni Kuliah Tjokroaminoto untukKebangsaan dan Demokrasi

Rektorat ITS

6 Juli Seminar Meningkatkan PartisipasiPemilih Pemula dalam Pemilu Presiden2009

Aula GedungC lt.3 FISIP

10 Juli Sosialisasi Program PHK-I kepadamahasiswa

GedungRektoratKampus C

13 Juli Sosialisasi Program PHK-I kepadaseluruh Dosen dan Karyawan FISIP

R AdiSukadana

14 Juli Sosialisasi Program PHK-I bagi Dosen5 Program Studi

GedungRektoratKampus C

17 Juli Simulasi PHKI09.00 - 11.00 wib: Bagi Dosen 5 Prodi13.00 - 15.00 wib: Bagi Mahasiswa

GedungRektoratKampus C

20-23 Juli Pertemuan Sela Nasional MahasiswaHI se-Indonesia

Asrana HajiSukolilo

22 Juli Lomba Poster Iklan LayananMasyarakat dalam rangka Pekan IlmiahMahasiswa Nasional ke-XXII

UnibrawMalang

22 Juli Pelathan Dakwah Fardhiyah untukseluruh anggota SKI FISIP, FIB, dan FKHUnair

Ruang AdiSukadana

23 Juli Lomba Pidato Revitalisasi Pancasilauntuk Mewujudkan Jatidiri BangsaIndonesia di Kalangan Anak Muda

Gedung C lt.3FISIP

24-25 Juli Rapat Kerja membahas Perubahankode-kode mata kuliahdi FISIP

Hotel BisantaBidakara

27 Juli Visitasi DIKTI dalam rangkamenindaklanjuti Proposal PHK-I

GedungRektorat

28 Juli Kunjungan tim Reviewer PHK-I keFISIP Unair

FISIP

29 Juli Wrap-up tim Reviewer PHK-I GedungRektorat

l I Basis Susilo, MA pembicara pada Pemantapan WawasanKebangsaan bagi Masyarakat Jatim (Ormas Keagamaan)oleh Bakesbangpol Jatim, Rabu 19 Agustus 2009 di HotelUtami Sidoarjo

l Yan Yan Cahyana (Komunikasi), Narasumber ProgramPengembangan Empati Sosial : Awareness andCommunication (Live Dinamics Basic Training Base onRight Brain) oleh Pusdiklat Deplu Jakarta, 21 Agustus2009 di Jakarta

l Drs. Bagong Suyanto, MSi (Sosiologi) mengisi materi pada rangkaian“Rapat Evaluasi Implementasi SIAK se-Jawa Timur” oleh Dis-pendukcapil Jawa Timur tanggal 12 Agustus 2009

l Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., MCom (Adminitrasi Negara)pembicara dalam DIKLATPIM “Paradigma Pembangunan SDM. DiGedung Sasana Wiyata Praja tanggal 12 Agustus 2009.

l PENGABDIAN MASYARAKAT

l Telah menikah Swega Dhokoh putri dari Drs.Priyatmoko,MA (dosen Departemen Politik), pada 15 Agustus 2009bertempat di Gd BK3S Surabaya

l BINGKAI MEMORI

l PENANGGUNG JAWAB: I. Basis Susilo (Dekan FISIP)l PIMPINAN UMUM: V. Dugis (Wakil Dekan III) l PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru

l JURNALIS: Debrina Tedjawidjaja ; Intan Fitranisa ; Putri Rizky Pramadhani ; Muhammad Zaki Ath.T ; Arfa Darojatil FOTOGRAFER: Yanuar Satria Putra l LAY-OUT/PRODUKSi: Irfan Wahyudi, S.Sos

l Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp. (031) 5034015, 5047754, 5011744, 5017429. Fax. (031) 5012442. l e-mail: [email protected]

Page 3: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

03edisi 07/September 2009 Jendela

kuliah

SSemester genap 2008/2009 telah ditutup. Kini,segenap warga Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)Universitas Airlangga bersama-sama menyongsong tantanganbaru pada semester gasal 2009/2010. Untuk menumbuhkan se-mangat yang lebih segar, pada 19Agustus 2009 lalu keluarga besarFISIP Unair mengadakan pem-bukaan awal kuliah semester gasal2009/2010 bertempat di RuangAdisukadana. Acara yang rutin di-laksanakan setiap awal semesterbaru ini dibuka sambutan oleh Dr.Drs. Musta’in, M.Si, Wakil Dekan IFISIP Unair dan dihadiri olehdekanat, kepala subbagian, kepaladepartemen dan jurusan, sertaseluruh keluarga besar FISIPUnair.

Dibukanya semester yangbaru tentu melahirkan berbagaiharapan baru terutama mengenaiperkembangan kampus tercinta.Lantas, apa saja perkembanganyang ada pada semester gasal2009/2010?

Mustain menyatakan, kampusoranye akan jadi lebih semarak disemester baru ini. Mulai semestergasal 2009/2010, FISIP Unairmembuka empat program magis-

ter baru, yakni program magisterSosiologi, Media dan Komunikasi,Politik, dan Hubungan Interna-sional. Jadwal program magisterini telah diatur sedemikian rupasehingga jalannya perkuliahantidak berbenturan dengan maha-siswa S1. Selain pertimbanganmasalah ruangan, hal ini jugasekaligus membuka kesempatankepada mereka yang bekerja danmemiliki rutinitas padat namun

ingin tetap menimba ilmu dibangku perkuliahan.

Semakin banyaknya mata ku-liah yang diselenggarakan olehFISIP Unair jelas menuntut tang-gung jawab yang lebih besar. Mus-tain berharap, tanggung jawabtersebut dapat melecut produk-tivitas dan meningkatkan kinerjake arah yang lebih baik. “Mohonmasalah yang apa pada sepanjangsemester kemarin dipahami seba-gai proses dan jangan diper-masalahkan. Semester baru inisemoga menjadi lebih baik.”ungkap Mustain.

Warna kampus FISIP Unairjuga akan makin semarak dengankehadiran tenaga pengajar baru,yaitu Anne Francoise Guttinger,DEA dari Paris, Prancis, yang akanbergabung dengan program studiHubungan Internasional. Selainitu, beberapa dosen juga telahmerampungkan studinya danbergabung kembali di kampusFISIP Unair, antara lain Dra. Sar-

tika Soesilowati, MA., Ph.D. dariANU Canberra dan Dr. DwiWindyastuti Budi H, Dra, MA.dari UGM.

Mulai semester gasal ini, FISIPUnair juga kembali mengirimkanbeberapa tenaga pengajar untukmelanjutkan pendidikan ke jen-jang yang lebih tinggi. Sebanyaktiga belas dosen berangkat gunameraih gelar S2 maupun S3 didalam dan di luar negeri. Merekaantara lain Dra. Sutinah, MS., Drs.Gitadi Tegas, M.Si., Irfan Wahyudi,dan Erna Setijaningrum, S.IP., M.Si.

Acara pembukaan awal kuliahsemester gasal ini diakhiri denganpemberian tali asih kepada tenagakependidikan yang telah purn-abakti, yaitu Makno dan BambangHariadi dilanjutkan dengan acarapotong tumpeng. Potongantumpeng pertama diberikankepada Anna yang pada semestergasal ini akan mengajar BahasaInggris.

(put)

Pembukaan Awal Kuliah Semester Gasal 2009/2010

Kampus OranyeKian Semarak

LLulus adalah sebuahkata yang diidamkanpara mahasiswa sete-

lah menyusun sebuah skripsi.Pada semester ini skripsi bukansatu-satunya syarat utama untukmeraih gelar lulus. Hasil Test ofEnglish as a Foreign Language(TOEFL) harus disertakan untukkelulusan di sampingpenyusunan skripsi.

“Kini, semenjak semestergenap tahun ajaran ini, per-syaratan kelulusan S1/D3 men-syaratkan skor TOEFL , untuk S1= minimal 425, dan D3 = mini-mal 375” tutur Drs. Jadimin, Ka

Sub. Bag. Akademik FISIP Unairsembari menunjukkan SK Rek-tor. Teknis yang ditempuh yaitudengan menyerahkan fotokopihasil TOEFL, legalisir atau fo-tokopi hasil TOEFL dengan me-nunjukkan lembaran hasilTOEFL asli.

Latar belakang adanya per-syaratan TOEFL, menurut Drs.Jadimin lulusan Unair kini harusmemiliki kompetensi dan siapuntuk berkompetisi secara In-ternasional, dimana Bahasa Ing-gris menjadi modal utama dalamhal tersebut. Hingga berita ini di-turunkan belum dapat diten-

tukan berapa jumlah lulusan,karena penilaian baru sampaitahap skripsi di tiap-tiap Prodi,belum sampai pada tahapAkademik.

Biasanya tiap-tiap prodimenentukan deadlinepengumpulan skripsi hingga 2minggu, namun hal tersebut bisaberubah-ubah tergantung kebi-jakan tiap-tiap prodi. “Mulaitahun 2011, rencananya rek-torat menetapkan kenaikanstandar tersebut (TOEFL, red),yaitu untuk S1 = minimal 450,dan untuk D3 = minimal 400”jelas Jadimin. (prima,zaki)

Nilai TOEFL 425 Harga Mutlak Kelulusan Mahasiswa FISIP

Page 4: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

04 Jendela edisi 07/September 2009

kuliah

PPada semester gasal 2009/2010 ini, kampusoranye FISIP Unair kedatangan wargabaru. Mereka adalah 6.124 mahasiswa

baru yang beruntung dapat menembus ketatnya jar-ing seleksi penerimaan mahasiswa lewat berbagaites dan jalur untuk dapat duduk di bangku kuliahkampus kita tercinta.

Upacara pengukuhan mahasiswa baru Unairberbagai program dilaksanakan pada 18 Agustus2009 di auditorium kampus C Unair. Selanjutnya,pada 19-22 Agustus 2009, mahasiswa baru FISIPUnair mengikuti Program Pembinaan KebrsamaanMahasiswa Baru (PPKMB) tingkat universitas.Mereka dibagi ke dalam kelompok- kelompok kecilyang berisikan mahasiswa baru dari berbagai fakul-tas di Unair. Pada PPKMB 2009/2010 ini, ada banyakmateri yang disampaikan kepada mahasiswa baruUnair, di antaranya adalah materi perilaku prestatifdi perguruan tinggi dan road map prestasid iri, par-adigma belajar di perguruan tinggi, sistem kreditprestasi, pusat pembinaan karier dan kewirausa-haan, mapanza, bidang penalaran dan perpustakaan,etika akademik dan aturan berperilaku, jati diriUnair, dan sebagainya. Selanjutnya, untuk menyam-but kehadiran mahasiswa baru, FISIP Unair mengge-lar United FISIP Orientation (UFO) 2K9.

Semua mahasiswa yang mengecap hidup dikampus oranye FISIP Unair pasti pernah merasakanUFO (United FISIP Orientation). UFO adalah masa

orientasi atau yang acap disebut ospek bagi maha-siswa baru. Ospek FISIP Unair dari tahun ke tahundikenal cukup ‘galak’, bahkan tak jarang jadi kontro-versi karena dituding sebagaii arena kekerasan.Tahun ini, UFO digelar pada 26-28 Agustus 2009.Artinya, pelaksanaan masa orientasi mahasiswaberbenturan dengan bulan Ramadhan. Seluruhumat muslim diwajibkan menjalankan ibadah puasaserta menjauhkan diri dari segala hawa nafsu, ter-masuk amarah. Seperti apa UFO di bulan puasa?

Ada perbedaan dari tahun sebelumnya. Yangjelas, porsi kegiatan dalam-ruang (indoor) diperbe-sar sementara kegiatan luar-ruang (outdoor) dimin-imalisir. Kegiatan-kegiatan pada UFO 2K9difokuskan pada pemberian materi melalui mimbarkebangsaan seperti Seminar Eksistensi GerakanMahasiswa sebagai Agen Pembaharuan dalam Di-namika Demokrasi, Kultur Akademis Kebudayaansebagai Fondasi Kedaulatan, Kultur Akademis seba-gai Bagian Character Building Mahasiswa, serta pe-mutaran film-film perjuangan mahasiswa. “Hal inibertujuan agar seluruh peserta dan panitia UFO2K9 tidak mengalami kelelahan yang berlebihan.”jelas Ajeng T. salah satu sie acara UFO 2K9.

Tahun ini, target panitia adalah memberikan in-formasi dan materi yang berguna kepada maha-siswa baru kampus demokrasi. Mereka diharapkanmampu menguasai tiga hal, yaitu gerakan maha-siswa, wawasan kebangsaan, serta kesadaran beror-ganisasi. Gerakan mahasiswa meliputi materitentang sejarah gerakan mahasiswa serta progre-sivitas pemuda dan mahasiswa pascareformasi.Wawasan kebangsaan meliputi materi tentangkeda ulatan bangsa, kebudayaan sebagai jati diribangsa, berdikari di bidang ekonomi, dan neoliberal.Untuk menumbuhkan kesadaran berorganisasi,panitia akan memberikan penjelasan mengenaiBEM, BLM, dan HIMA serta memberikan pelatihanorganisasi dasar dan manajemen konflik. “Manaje-men konflik ini sebagai pengganti manajemen aksiyang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.”ungkap Ajeng.

Semua materi yang diberikan pada UFO 2K9tidak sembarangan. Panitia akan menghadirkanpembicara, baik dari dosen maupun pihak-pihaklainnya, Bahkan rencananya, panitia akan menggan-deng IKOHI (Ikatan Keluarga Orang Hilang Indone-sia) untuk turut menjadi pembicara.(put)

Rangkaian Penerimaan Mahasiswa Baru FISIPPerbanyak Kegiatan Indoor

SSelama sepekan(24-28 Agus-tus) lalu telah diadakanPPKMB fakultas, sebuah

proses penerimaan mahasiswa baru.Ada dua macam kegiatan yang diran-cang oleh dua pihak berbeda. Pada 2hari pertama, seluruh kegiatan diaturoleh pihak dekanat bersama dosen-dosen. Sedangkan Rabu hingga Jumatgiliran BEM FISIP yang mengorganisiracara. Hampir keseluruhan kegiatandiadakan di gedung C.

Hingga hari Jumat(28/8) kegiatanberlangsung dengan baik. Hanya sajapada acara evaluasi, beberapa dosenmenghentikan dan mengambil alihacara. Hal tersebut tentu menge-jutkan bagi para panitia dan maha-siswa baru (maba). Kemudian AswinBahar Muhammad, selaku PresidenBEM Fisip, menarik mundur seluruhpanitia.

Sore itu juga, ia bersama dengan

panitia melakukan demonstrasikepada pihak dekanat. ”Kami (panitia)merasa tidak lagi dihargai dan diinter-vensi oleh pihak dekanat dan paradosen,” ujar Aswin. Menurutnya paradosen dan pihak dekanat tidak lagimempercayai kinerja dari organisasi-organisasi mahasiwa yang ada. Merekamenemui Dekan, wakil dekan I dan IIserta bebrapa dosen. Dan langsungmenyampaikan tuntutannya.

“Sebenarnya kami sudah lamamemendam kekecewaan terhadapdekanat, sudah sejak adanya SK(suratkeputusan Rektor, red) tentang diti-adakannya malam keakraban,” katamahasiswa departemen antropologiini. Selain itu, masalah tentang pembe-nahan SC(student Center) yanghingga kini belum terealisasi. Padahalmenurut Aswin dananya bahkanbarang-barangnya sudah disiapkanoleh IKOMA.

Berbagai tuntutan dan kekece-waan ini akhirnya sampai pada pun-caknya. Ketika kegiatan evaluasi yangdiadakan oleh panitia diberhentikansecara sepihak oleh pihak dekanatdan dosen-dosen. “jika memang

sudah tidak ada lagi trust, bubarkansaja semua organisasi( mahasiswa,red),” tantang Aswin dalam demotersebut.

Padahal ia tidak melihat adanyakesalahan dan kekeliruan yang mem-buat acara tersebut harus dihentikan.“Kami memang sudah berjanji acaraini tidak akan lebih dari jam empat,tapi ternyata sebelum jam empatacara sudah dihentikan secara sepi-hak oleh dekan,” kata alumnus SMAN2 ini. Ia menganggap hal ini tentumempermalukan panitia. Hal ini juga,bentuk dari ketidak percayaan daripihak dekanat kepada panitia dalammengorganisir acara.

Sebelum ini memang sempat adabeberapa ketidakcocokan antara kon-sep acara yang diadakan oleh BEMdengan kinginan pihak dekanat. Salahsatunya pemberian tugas. Pihakpanitia merasa pemberian tugasmerupakan salah satu pengenalandunia kuliah semata. Sedangkan pihakdekanat dan dosen merasa haltersebut merupakan bentuk dari pe -r ploncoan bagi maba. Sehingga panitiamenghapus beberapa tugas yang

dianggap terlalu memberatkan maba. ”Kami bisa membuktikan kalau

lewat polling yang sudah dilakukan,mereka (maba) puas dengan acaraPPKMB ini,” ujar Aswin. Bahkan ber-dasar polling yang dibuat oleh parapanitia, maba menyatakan bahwaacara penerimaan ini sangat menarikdan tidak membosankan.

Dekanat berada diantara kepen-tingan orangtua, mahasiswa, departe-men, maba dan panitia UFO. “Kamiharus bisa mewujudkan UFO yangkental nuansa akademik, santun, dise-suaikan dengan suasana puasa. Men-gakomodir keinginan mahasiswa(panitia) yang ingin meneruskan tra-disi UFO selama ini,” kata Mustain.

“Saya waktu itu hanya memintamereka segera melaksanakan prosesiinisisasi. Karena sudah sore, merekakami mintasegera ke lapangan & aca-ranya segera diselesaikan,” tegasWakil Dekan I ini.

Menurutnya telah terjadi salahpaham dan miskomunikasi bahkanprovokasi yang seolah-olah menuduhdekanat memaksakan penghentianacara tersebut (deb)

Trust atau Bubarkan Saja OrmawaTuntutan Mahasiswa Terhadap Dekanat

Aswin Bahar, presiden BEM

Page 5: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

05edisi 07/September 2009 Jendela

dosen

BBanyak cara dilakukanPemerintah kini dalammemperbaiki kinerja

mereka, baik dari segi pengem-bangan Sumber Daya Manusia(SDM), perbaikan birokrasi hinggapemutakhiran teknologi. Namundalam kenyataannya menjalankanhal-hal tersebut tidak semudahmembalikkan telapak tangan. Halitulah yang terjadi pada penerapanSistem Informasi AdministrasiKependudukan (SIAK) khususnyadi Provinsi Jawa Timur ini.

Salah seorang dosen FISIPUnair, Drs. Bagong Suyanto, MSipada Rabu 12 Agustus lalu berke-sempatan mengisi materi padarangkaian “Rapat Evaluasi Imple-mentasi SIAK se-Jawa Timur”.

Dalam rapat yang diadakan olehDinas Kependudukan dan Pen-catatan Sipil Kabupaten/Kota se-Jatim ini, Bagong ditunjuk sebagaipenyaji dalam Bimbingan TeknisSIAK. Beberapa evaluasi terkaitaplikasi SIAK sejak difungsikansejak setahun yang lalu menjadipokok bahasan utama rapattersebut.

SIAK sebagai salah satuteknologi mutakhir guna mem-permudah akses pendataankependudukan di Indonesia terny-ata masih banyak yang harusdiperbaiki. Sudah dijalankan ku-rang lebih sejak tahun 2008, SIAKdilakukan agar tidak terjadi dobelidentitas. “Pemerintah member-lakukan ini di berbagai daerah

agar tercapai single number iden-tity.” ujar Bagong

Menurutnya, Sumber DayaManusia (SDM) pendukung SIAKdi berbagai daerah masih belumsiap. “Apalagi kini rawan mutasibirokrasi di tubuh Pemerintah.Akibatnya, SIAK yang seharusnyasudah dijalankan oleh orang-orang yang sudah berkompeten,kini harus dijalankan oleh orang-orang hasil mutasi yang jelas ku-rang berkompeten.” tambahdosen prodi Sosiologi Unairtersebut.

Sebagai teknologi yang ap-likatif serta siap pakai, tak jarangsoftware penunjang SIAK men-galami hank (gangguan teknis, red).Masalah software tersebut menjadi

salah satu mengapa sejauh ini pen-erapan SIAK masih butuh banyakkekurangan, terutama terkaitSDM fungsional yang dapat men-jalankan program tersebut.

Tidak hanya SDM, Bagong jugamenyayangkan format mekanismekontrol yang mengharuskan pro-gram-program terkait birokrasiseperti SIAK ini pertimbangannyaharus tersentralisasi. “Jadi, jika adaperubahan-perubahan sehubun-gan dengan teknis harus dirubahsecara total, dari pusat, danpastinya memakan jangka waktuyang lama.” kata Bagong. Baginya,solusi terbaik dari masalah ini me-mang harus dilakukan kembalidari pusat dan dalam jangkawaktu yang cukup lama.(zaq)

DDua belas Agustus lalu,Jusuf Irianto menjadipembicara dalam sebu -

ah diklatpim. Acara yangdiselenggarakan oleh badan diklatJawa Timur ini bertema paradigmapembangunan SDM. Kegiatantersebut bertempat di GedungSasana Wiyata Praja. Kurang lebih169 orang pejabat eselon IIseluruh Indonesia yang mengha -dirinya.

Jusuf memberikan ceramahseputar reformasi birokrasi. Gurubesar bidang manajemen SDM inimengawali dengan pernyataanbahwa gerakan reformasi meru -pakan mo mentum reformasibirokrasi. Sayangnya reformasi po-litik ini berlarut-larut pada arahyang tidak jelas. Hal ini yang ke-

mudian berimbas pada reformasibirokrasi yang juga tidak jelas.Untuk mengatasi hal tersebut di-butuhkan paradigma baru dalampengembangan SDM.

Profesor yang dikukuhkan 6Juni silam ini menyatakan bahwaada 2 mainstream. Pertama yaitumema hami bahwa aparaturnegara dan pemerintah membu -tuhkan pende katan tersendiri. “fi-losofi dan budaya orang-orang disektor pemerintahan berbeda,”ujar pria kelahiran Sorong ini. Se-hingga dalam mengembangkanSDM di sektor publik tentu ber-beda dengan mereka yang adapada sektor privat. Pandangan iniharusnya dipahami sehingga pen-gembangan SDM menjadi tepat.

Lanjutnya harus ada kesadaran

bahwa Indonesia adalah negarayang majemuk. Tentunya dibu-tuhkan pendekatan spesifik yangberbasis sosio kultural. ”kebija-kan-kebijakan umum dari pusathanya merupakan panduan, danuntuk masalah teknis harus dise-suaikan dengan tiap-tiap daerah,”kata Jusuf. Sehingga masing-masingdaerah dituntut untuk menjadilebih kreatif. Selain itu cara, me-tode dan way of thinking yang ber-beda-beda menyebabkankebijakan tiap daerah harus adadetail sosio budaya yang sesuai.

Menurutnya contoh yang palingkelihatan yaitu bahasa. Adanyaberbagai macam bahasa daerah diIndonesia.

Di akhir Jusuf kembali mene-gaskan bahwa reformasi menaje-men SDM aparatur menrupakantitik tumpu dari reformasi refor-masi. Hal ini dikarenakan pengem-banagn dari organisasi bertumpupada pengembangan struktur or-ganisasi, sistem pekerjaan dan ke-seluruhan sistem. Pada intinyamerupakan pengembangan dariSDM.(deb)

Dosen FISIP Bimbing Program SIAK

Reformasi Birokrasi

Sebuah ParadigmaPembangunan SDM

Jusuf Irianto saat dikukuhkan sebagai guru besap

Edisi kali kali bertepatan dengan masa liburan perkuliahan. Hal ini menyebabkan tidak banyak kegiatan diskusi/seminaryang diadakan di FISIP. Akan tetapi beberapa dosen tetap melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.

Misalnya menjadi pembicara atau fasilitator yang diadakan suatu lembaga tertentu. Di halaman 5 - 6 berikut inikami sajikan beberapa aktivitas dosen tersebut.

Page 6: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

06 Jendela edisi 07/September 2009

dosen

SSetelah bertandang ke In-stitut Teknologi SepuluhNovember (ITS) pada

bulan Juli lalu, KuliahTjokroaminoto untuk Ke-bangsaan dan Demokrasi kini di-gelar di Balai Pemuda. Denganagenda bahasan “Merebut danMenegakkan Indonesia Kembali”,Kuliah Tjokro pada 7 Agustustersebut dihadiri oleh kuranglebih dua ratus orang guru dantenaga pendidikan se-Surabayasebagai peserta kuliah.

Hadir sebagai pembicaraProf. Daniel M. Rosyid PhD,pakar Kelautan asal ITS, Lan Fang,novelis asal Surabaya, Totok S,perwakilan Dewan PendidikanSurabaya, dan Noe “Letto”.Emha Ainun Najib atau akrab dis-apa Cak Nun yang pada siang itujuga diagendakan sebagai pem-bicara, berhalangan hadir karenaharus menghadiri pemakamansastrawan Indonesia, W.S Rendra.Masih dalam nuansa berkabungatas wafatnya W.S Rendra, se-

belum kuliah dimulai juga terda-pat penampilan band akustikyang membawakan musikalisasipuisi karya- karya W.S Rendra.

Dibuka oleh kuliah dariDaniel M. Rosyid yang menying-gung masalah tantangan ke-bangsaan dan demokrasi dikepulauan Indonesia abad ke-21.Menurutnya pendidikan Nasionalhingga saat ini masih dihinggapicara pandang pulau besar. “Carapandang pulau besar tersebutmenjadi bawah sadar Nasionalyang mengakibatkan banyak kon-struksi sosial-politik yangmelemahkan agenda demokrasisubstantial bangsa.” ujar Danielyang pada Kuliah Tjokro lalu jugaikut mengisi sebagai pembicara.

Berbeda dengan Daniel, Noe“Letto” malah menganalogikanpendidikan nasional hingga saat

ini sebagai analogi transfergenetik. Transfer genetik terse-but meng ibaratkan transfer ilmudari para pendidik kepada paraanak didik, dimana anak didikhanya diajarkan sesuai yang adadi kurikulum. “Pendidikan Na-sional hanya berbasiskan “Text-Book” belaka. Tidak memberiruang pada yang dididik untukberpikir sesuai cara berpikirnya.”ungkap Noe “Letto” yang meru-pakan putra Cak Nun.

Kuliah Tjokro di Balai Pe-muda tersebut terselenggarahasil kerjasama PersatuanPerempuan Peduli Generasi In-donesia (Sapulidi), Dewan Ke-senian Surabaya (DKS), PusatKajian Komunikasi Surabaya, danKomunitas Bambang Wetan.

(zaq)

Noe (kanan) saat menjadi pembicara di kuliah Tjokro 7 Agustus lalu

Kuliah TjokroaminotoUndang Guru se-Surabaya

SSebagai upaya untukmendo rong terwujud-nya demo kratisasi

dalam kebijakan publik di daerah,Sekolah Demokrasi mengadakanpertemuan XII Program SekolahDemokrasi dengan tema Pelati-han Legal Drafting (15/8) di kotaBatu, Malang. Pelatihan ini terse-lenggara atas kerjasama PLaCIDs(Public Policy Analysis and Commu-nity Development Studies) Aver-roes Malang dengan KomunitasIndonesia. Hadir sebagai pem-bicara, Drs.Antun Mardiyanta,MA, yang juga staf pengajar De-partemen Administrasi FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIP).

Menurut Antun, pelatihan inidiadakan untuk menyadarkanberbagai elemen masyarakat dikota Batu agar mau mengorgan-isir diri, khususnya dalampenyusunan kebijakan publik didaerah mereka. “Jika mereka

tidak disadarkan, makademokrasi akan sulit tewujud,”ujar Antun. Karena itu, pelatihanyang pesertanya berkisar tiga pu-luhan ini melibatkan perwakilandari berbagai elemen masyarakatdi Kota Batu. Misalnya, anggotaLSM (Lembaga SwadayaMasyarakat), asosiasi petani,tokoh-tokoh agama, organisasipemuda, dan pihak perguruantinggi.

Pada pelatihan ini, Antunmenyampaikan beberapa materiterkait dengan legal drafting. Mis-alnya, materi mengenai peran or-ganisasi masyarakat sosial (OMS)dalam pembentukan Perda (per-aturan daerah). Antun men-gungkapkan bah wa kurangnyapartisipasi OMS cenderungmenghasilkan kebijakan publikyang tidak memihak publiksendiri. “Karena itu, OMS perlumengefektifkan pengorganisasiandiri, meningkatkan bekal kom-

petisi tekno kratik, danmeningkatkan penguasaan teknikadvokasi,” ungkap Antun.

Partisipasi OMS memangsangat diperlukan dalampenyusunan Perda. Sebab, Perdamemiliki fungsi-fungsi pentingdalam masyarakat. Sebagai con-toh, masyarakat dapat memas-tikan hak dan kewajiban merekaserta memastikan wewenangdan tanggung jawab pejabat pub-lik dari Perda yang diberlakukandi daerah tersebut. “AdanyaPerda juga dapat memastikanperlindungan hukum bagi pe -rang kat publik dan masya rakat.Intinya, Perda dibutuhkan dalamrangka melaksanakan urusankhusus daerah dan jugaotonomi,” ucap Antun.

Dari seluruh materi yang dis-ampaikan, terdapat tiga hal yangmenjadi fokus utama dari pelati-han ini. Perta ma, hal-hal apa sajayang bisa dila kukan masyarakat

untuk mendo rong perubahan su-paya perumusan kebijakan publik,khususnya produk legal (Perdamisalnya) dapat terjadi secarademokratis. Kedua, adanyapelatihan ini diharapkan dapatmendorong civil society berperandalam perumusan produk legalbila pintu demokrasi telah ter-buka.

“Ketiga, proses legal draftingdiharapkan dapat mendorongperubahan sosial menuju arahyang lebih demokratis. Tidakhanya dari segi kondisimasyarakatnya yang demokratis,tetapi juga dari segi hasil berupakebijakan publik di masya rakatdidapat dari cara yangdemokratis pula,” terang Antun.Dengan demikian, harapan untukmenunjukkan representasi kotaBatu yang demokratis berkaitandengan kebijakan publik dapatsegera terwujud. (int)

Legal Drafting Dorong Perubahan Sosial yang Demokratis

Page 7: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

BBaru-baru ini rakyat Indonesia kembaligerah dengan ulah Malaysia yang men-cuplik tari pendet untuk menjadi bagian

dari promo industri pariwisatanya. Klaim semacamini bukan untuk pertama kalinya, masih ada laguRasa Sayange, reog, dan batik yang mereka akui se-bagai hasil budayanya.

Ini menjadi catatan tersendiri buat bangsa In-donesia, bahwa ketidakpedulian kita terhadap bu-daya kita sendiri, bisa menjadi bumerang.Usaha-usaha melindungi aset budaya ini harus dig-erakkan secara intensif. Ikatan Mahasiswa Ilmu Ko-munikasi Indonesia (IMIKI) memulainya denganmengadakan rangkaian acara bertajuk CAPTURE(Capitalize OUR CULTURE).

Rangkaian acara CAPTURE dari tanggal 11-18Agustus ini meliputi tiga bagian acara. Yaitu LombaFoto bertemakan budaya, Seminar Nasional “Mem-bingkai Budaya sebagai Isu Minoritas dalam Fo-tografi,” dan Pameran Foto bertema budaya.

Untuk pameran foto, CAPTURE memilih BalaiPemuda Surabaya 11-14 Agustus dan galeri McDonald Plasa Surabaya 15-17 agustus. Acara ditutupdengan seminar nasional tanggal 18 Agustus di

Gedung C Fisip Unair. Seminar ini sekaligus untukmemberikan penghargaan bagi pemenang LombaFoto Budaya.

Kegiatan ini berusaha menghimpun seluruh ma-hasiswa ilmu komuni kasi di Indonesia untukberpartisipasi melestarikan budaya lewat dokumen-tasi budaya itu sendiri. Media yang digunakan adalahbentuk-bentuk karya fotografi. “Dengan media foto,aspek masyarakat yang dijangkau akan lebih luasdaripada media-media yang lain seperti radio atausurat kabar yang hanya dinikmati kalangan ter-tentu,” jelas Adi Mutohar, wakil Komunikasi Unairdi IMIKI .

Lagipula, lanjutnya, foto memang memiliki ke-sulitan tersendiri. Dengan keterbatasan bingkai foto,setiap fotografer dituntut untuk menjepret gambaryang mampu berbicara pada setiap orang yangmelihatnya. Foto tersebut mampu mempengaruhiperasaan yang melihat, serta mampu menggiringpenikmatnya masuk da lam situasi yang diciptakansi fotografer.

“Foto seperti itu akan mudah mem pengaruhipersepsi masyarakat mengenai kebanggan akan bu-dayanya,” imbuh Adi. Masyarakat bisa digiring untuk

tak sekedar bangga, tapi paham akan tingginya nilaibudaya yang wajib diwariskan dari generasi ke gen-erasi. Hasil akhir yang ingin di capai, masyarakatmakin familiar dengan dunia fotografi, menjadibagian didalamnya dan menjadi pendokumentasibudaya bangsa.

Makin cinta masyarakat kita, makin banyakdokumentasi apik, makin kecil kesempatan bangsalain untuk mengintervensi budaya Indonesia. Men-gapa? Karena kita cukup punya bukti kuat doku-mentasi budaya kita yang ada di seluruh elemenmasyarakat. Efek dominonya, ini akan mengingatkanbangsa Indonesia akan jati dirinya. (puz)

Pameran foto CAPTURE di Balai Pemuda

Melek Budaya Lewat Karya Fotografi

KKamis (20/8), bertempat di ruang AdiSukadana Gedung A Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik (FISIP), Him-

punan Mahasiswa (HIMA) Ilmu Politik mengadakanseminar dengan tema Masa Depan Jawa Timur(Jatim) 2009-2014 di Tangan Wakil Rakyat. Seminartingkat Jawa Timur ini awalnya akan menghadirkantiga pembicara yang merupakan perwakilan legislatifdari tiga partai besar di Indonesia, Partai Demokrat,Partai Golkar, dan Partai Demokrasi Indonesia Per-juangan (PDI-P). Namun, adanya kesibukan yangpadat dari para pembicara, seminar ini akhirnyahanya dihadiri satu pembicara, yakni ShalehMukadar, anggota legislatif perwakilan dari PDI-P.

Pada seminar ini, Shaleh Mukadar mengungkap-kan pendapatrnya mengenai masa depan JawaTimur di tangan para anggota legislatif periode

2009-2014. “Jujur, saya pesimis dengan anggota leg-islatif yang terpilih saat ini dapat membawa Jatim kearah yang lebih baik,” ujar pria yang juga menjabatsebagai Ketua Persebaya ini.

Rasa pesimis Shaleh muncul karena jumlahanggota legislatif yang baru lebih banyak diband-ingkan anggota lama yang terpilih kembali. Shalehmengungkapkan dari seratus orang yang akan di-lantik, delapan puluh dua orang adalah “wajah baru”di Dewan, sisanya sejumlah dua belas orang adalah“wajah lama” yang terpilih kembali. Shaleh pun se-makin pesimis sebab kebanyakan para anggota leg-islatif yang baru terpilih itu belum paham mengenaitugas-tugas sebagai anggota Dewan.

Hal tersebut terjadi dikarenakan buruknyakualitas Pemilu 2009 dibandingkan Pemilu sebelum-nya. Menurut Shaleh, pada pemilu tahun ini terjadikompetisi yang luas sehingga menimbulkan sikap-sikap pragmatis yang luas pula. Hal ini tentuberdampak pada kualitas anggota legislatif yang ter-pilih. “Kita tidak bisa berharap para anggota dewandapat segera menunjukkan hasil kerja mereka. Yah,paling cepat setahun. Itu juga kalo kebanyakan darimereka mau belajar dengan cepat,” ucap pria yangtahun ini terpilih kembali menjadi anggota DPRDJatim periode 2009-2014 itu.

Tidak hanya masalah kualitas anggota legislatifbaru yang membuat Shaleh merasa pesimis. Masih

banyaknya regulasi yang tidak mampu menjadikatalisator atau pendorong pembangunan dirasaShaleh kurang bisa membawa Jatim menuju masadepan yang lebih cerah. “Misal, beberapa waktu yanglalu, pemerintah pusat hanya memberikanpelayanan kesehatan kepada warga miskin melaluiASKES. Padahal, data-data warga miskin di ASKESbanyak yang kurang akurat. Ada warga miskin tidakdidata, tapi ada warga yang kaya malah dapat jami-nan ASKES,” ungkap Shaleh.

Regulasi yang seperti itu, tambah Shaleh, perludirevisi. Setelah melalui berbagai pertimbangan den-gan pihak eksekutif Jatim, terbentuklah programJAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) untukmenutupi kekurangan dari program ASKES. Denganbegitu, warga miskin yang tidak tercatat di ASKES,tetap mendapat pelayanan kesehatan murah melaluiprogram JASKESDA.

Meskipun pesimis, Shaleh berharap paraanggota dewan yang baru pertama kali terpilih bisacepat belajar mengenai tugas-tugas angggota dewan,yaitu fungsi budgeting, pengawasan, dan legislasi.Dengan demikian, para anggota Dewan bisa segeramembuat regulasi-regulasi yang dapat memacu per-tumbuhan di semua aspek pembangunan. Alhasil,masyarakat Jatim pun tidak perlu menunggu terlalulama terwujudnya kondisi Jawa Timur yang lebihbaik. (int)

07edisi 07/September 2009 Jendela

diskusi & seminar

Buruknya Pemilu 2009

Timbulkan PesimistisAkan Masa Depan Jatim

Shaleh Mukadar

Page 8: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

08 Jendela edisi 07/September 2009

diskusi & seminar

UUntuk mencegah se-makin maraknyatindak pidana

perdagangan manusia(trafiking) khususnya di JawaTimur, Kelompok PerempuanPro Demokrasi (KPPD) Sami-tra Abhaya bekerjasama den-gan Sophie Paris mengadakanSeminar Sosialisasi Trafiking,Senin (10/8) di Ruang AdiSukadana Gedung A FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIP). Pada seminar terse-but hadir sebagai pembicara,Erma Susanti (Perwakilandari KPPD Samitra Abhaya),Dewi Hughes, artis sekaligusDuta Anti Trafiking, dan EmySusanti (Dosen SosiologiFISIP) selaku moderator.

Pada seminar ini diungkapbeberapa fakta mengenaikasus trafiking di JawaTimur. Misalnya, korbantrafiking ternyata tidakhanya perempuan dewasatetapi juga anak-anakperempuan yang masihdibawah umur. MenurutErma, di Jawa Timur sekitarempat ribu anak-anak korbantrafiking menjadi pekerja

seks komersial (PSK). Selainitu, korban trafiking jugatidak selalu berasal dari kotakecil. “Di kota besar sepertiSurabaya ini, dari sekitar de-lapan ribuan PSK, ada kira-kira dua ribuan PSK yangmasih dibawah umur (anak-anak-red),” ungkap Erma.

Trafiking, lanjut Erma,bukan hanya sekedarmasalah ketenagakerjaanmelainkan juga tindak keja-hatan yang terkait dengantindak pidana lain, sepertipenipuan atau penculikan.“Kebanyakan yang menjadikorban trafiking adalahorang-orang yangberekonomi lemah sertaberpendidikan rendah se-hingga mudah termakanbujuk rayu para pelaku tin-dak trafiking,” ujar Erma.

Konstruksi gender yangtimpang antara laki-laki danperempuan juga memberikanandil terhadap banyaknyaperempuan yang menjadi ko-rban trafiking. “Masyarakatkita masih banyak yang be-ranggapan kalau perempuanitu tidak perlu berpendidikan

tinggi, mendoktrinasi perem-puan tidak boleh keluar darirumah dan tidak beraniuntuk menolak. Hal-halseperti ini yang membuatperempuan sangat besar ke-mungkinannya menjadi kor-ban trafiking,” terang Erma.

Oleh karena itu, perlu di-lakukan upaya-upaya intensifagar korban trafiking tidaksemakin bertambah. Selainsosialisasi, KPPD, menurutErma, telah melakukanpelayanan terpadu bagi parakorban, misalnya memu-langkan korban ke daerahasal serta melakukan tinda -kan pemulihan untuk mengu-rangi dam pak psikologis yangmungkin dialami korban.

Masyarakat pun dapatikut serta dalam mengatasimasalah trafiking. “Bilamasyarakat tahu ada tindakkejahatan trafiking di seki-tarnya bisa langsung mela-porkan hal tersebut padapihak kepolisian atau instansiterkait, atau dengan menjadisukarelawan untuk mem-bantu para korban,” jelas

Erma. Intinya, tambah Erma,banyak hal yang bisa di-lakukan asal kita peduli padamasalah trafiking yang ter-jadi di sekitar kita.

Dewi Hughes pun menam-bahkan beberapa tips bilamasyara kat ingin melakukansosialisasi kepada lingkungansekitar soal trafiking. Menu-rut Hughes, begitu ia biasadisapa, ketika melakukansosialisasi, masyarakat bisamemakai korban-korban yangcukup dikenal masya rakatlewat media, mengajaktokoh agama atau tokohmasya ra kat saat sosialisasi,serta mencari perusahaanyang melakukan CSR social(Corporate Social Responsi-bility) untuk mendapat ban-tuan dana. “Bisa juga saatbersosialisasi, mengundangkorban yang “banci” tampiluntuk bercerita langsungkepada masyarakat. Denganbegitu, masyarakat akanlebih mengerti apa yang di-alami oleh para korbantrafiking,” kata Hughes.(int)

Para pembicara di seminar masalah Trafiking

Suasana seminar di Ruang Adi Sukadana

Trafiking:Bukan Hanya Sekedar Masalah Ketenagakerjaan

Page 9: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

09edisi 07/September 2009 Jendela

diskusi & seminar

FFakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik (FISIP) Uni-versitas Airlangga sebagai

wadah pendidikan yang berdiri di ten-gah-tengah masyarakat tidak inginmenutup mata terhadap kondisi sek-itar. Pada tanggal 13-15 Agustus lalu,FISIP Unair mengadakan bakti sosialbertempat di Desa Banaran Wetandan Desa Pethak, Nganjuk, JawaTimur. Bakti sosial diikuti oleh sekitartiga puluh orang perwakilan dari FISIPUnair, terdiri dari panitia (dosen dankaryawan) serta pengurus BEM dan

mahasiswa sebagai pelaksana.Desa Banaran Wetan dan Desa

Pethak terletak di kecamatan Bagor.Kedua desa ini dipilih sebagai sasaranbakti sosial atas rekomendasi bupatiNganjuk. Alasannya, baik Pethakmaupun Banaran Wetan memilikikarang taruna yang baik. Bahkan,karang taruna Banaran Wetan meru-pakan yang terbaik se-Jawa Timur danmaju sebagai wakil Jawa Timur diSenayan, Jakarta.

Kegiatan yang sekaligus dilak-sanakan sebagai perwujudan Tri

Dharma Perguruan Tinggi ini diisidengan serangkaian acara. Di DesaBanaran Wetan, FISIP Unair mem-berikan bantuan modal kepada peda-gang kecil dan tidak mampu, yaitupedagang makanan kecil dan peda-gang kebutuhan sehari-hari. Semen-tara bantuan modal di Desa Pethakdiberikan kepada penjual bakso danpedagang kebutuhan sehari-hari. Ban-tuan diberikan dalam bentuk barangdan kelengkapan usaha, seperti tim-bangan, sembako, makanan kecil, dansebagai nya.

Bantuan tidak berhenti sampai disitu. Sektor pendidikan terutamasekolah-sekolah yang tidak mampujuga turut disentuh santunan. KepadaSD Negeri Banaran Wetan I dan IIserta SD Negeri Pethak, FISIP Unairmemberian sumbangan berupa alat-alat tulis sekolah. “Syukurlah momen-nya (memberikan alat-alat tulissekolah, Red.) tepat. Sebab, anak-anakdi sana mau masuk sekolah. Jadi, ban-

tuan tersebut dapat berguna.” tuturPunari, Kasubbag Kemahasiswaanyang pada bakti sosial ini menjabat se-bagai sekretaris. Untuk SD Islam Al-Qomar di Pethak, bantuan dibe ri kandalam bentuk uang tunai sebesar limaratus ribu rupiah. “Kasihan, guru-gurudi sana (SD Islam Al-Qomar, Red.)hanya dibayar tujuh puluh ribu perbulan. Bahkan, ada sekolah yang tidakpunya bangku sekolah sehingga anak-anaknya sendiri yang menggotongbangku dari rumah.” terang Punari.

Untuk memeriahkan HUT RIyang ke-64 di Desa Banaran wetandan Pethak, FISIP Unair juga mengge-lar berbagai lomba yang diperun-tukkan bagi masyarakat.

“Semua kegiatan sangat meriahdan sukses besar. Sambutan lurah danseluruh warga pun sangat antusias.Semoga, kegiatan semacam ini dapatrutin dilaksanakan FISIP.” kata Punari.(put)

Bakti Sosial Mahasiswa FISIP Unair

Sumbang Bantuan, Peringati Agustusan

Foto bersama usai menyerahkan bantuan ke sebuah masjid

DDharma Wanita FISIPUNAIR, 6 Agustus lalumengadakan kunjungan ke

daerah Sidoarjo. Kegiatan ini meru-pakan salah satu agenda rutin yangdilakukan 3 kali setahun. kali ini bek-erja sama dengan pemkab Sidoarjo,ibu-ibu ini seharian keliling Sidoarjo.Sejak pukul 8 pagi anggota dharmawanita, berkumpul di ruang dekan.Tepat pukul sembilan, rombonganmeninggalkan kampus. Denganmenggunakan bis yang disediakanPemkab Sidoarjo.

Tidak terasa, sejam kemudianrombongan sudah sampai di tujuanpertama, kamporng batik jetis. Kam-poeng seni ini sudah ada sejak tahun1675. para ibu ini disambut langsungoleh ketua koperasi yaitu NurulHuda. Sembari melihat rumah parapengrajin. Huda, menceritakan ten-tang asal-usul kampung ini. ”total ada32 pengrajin yang ada di kampungini,”ujar pria kelahiran Sidoarjo ini.

Rombongan tidak hanya ditun-jukkan kain batik saja. Mereka jugadiijinkan untuk melihat langsung pro-ses pembuatan. Salingan salah satu

pengrajin batik, tampak sedang mem-beri lilin ke kain batik. Permpuan be-rusaha 58 tahun ini sudah lamabekerja sebagai pengrajin. ”Semuapengrajin batik di sini perempuan, se-bagian memang usianya sepuh,”kataHuda.

Selain batik, ada juga pengrajinsepatu dan tas bordir. Hasilnya sudahsampai diekspor keluar negeri. Ibu-ibu pun tak melewatkan kesempatanuntuk membeli hasil kerajinantersebut.

Usai melihat dan berbelanjabatik, ibu-ibu langsung menuju ketempat Bupati Sidoarjo. Begitu tiba dipendopo, rombongan diterima olehistri Bupati, Ibu Win Hendarso. Ibu-ibu dharma wanita ini, dihantarmenuju ruang rapat. Ibu Win,menjelaskan mengenai banyak hal.Mulai industri yang ada di Sidoarjohingga ruangan di dalam rumahbupati tersebut. Beliau juga menging-atkan agar tidak bosan untuk ber-kunjung ke sidoarjo. Usai acararamah tamah, rombongan diajak ber-foto bersama di pendopo.

Pukul dua belas siang, rom-

bongan beranjsak meninggalkan Pen-dopo Bupati. Tujuan selnajutnya yaitudua pabrik besar di Sidoarjo. Yangpertama adalah pabrik Cipta BusanaJaya. Perusahaan ini bergerak di bi-dang garmen. Selain memiliki branMint dan Accent, Cipta Busana jugamenerima order dari luar negeri.”Kita beberapa kali pernah mene-rima pesanan dari esprit dan max,”ujar Heny selaku personalia. Di pa-brik ini ibu-ibu hanya bisa melihatproses pembuatan dari luar. Tetapi,mereka dimanjakan dengan adanyafactory shop. Produk di factory shophanya dihargai seperempat dari

harga yang tertera di label. Puas berbelanja pakaian, ibu-ibu

menuju ke pabrik selanjutnya. Pabrikpembuatan mie. PT Suprama PratistaHutama atau biasa disebut Supramasudah berdiri sejak 1972. Perusahaanyang sudah 2 kali menerima peng-hargaan MURI ini, juga pernah be-kerja sama dengan Heinz. Presidendirektur Suprama, Djuana Sulies-tiono yang langsung menerima ibu-ibu. Beliau juga yang menjelaskanproses pembutaan mie dan mengajakberkeliling pabrik. Usai berkeliling,ibu-ibu dipersilahkan mencicipi hasilolahan mie Suprama. (deb)

Dharma wanita FISIP saat berkunjung ke PT Suprama Pratista Hutama Sidoarjo

Dharma Wanita Keliling Sidoarjo

Page 10: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

10 Jendela edisi 07/September 2009

mahasiswa

MM ulai 2 September hinggaNovember mendatang, maha -sis wa Depar temen Hubungan

Interna sio nal Unair berinisiatif menye -lenggarakan IR FEST (InternationalRelations Fun and Educational Self-improvement orien Tation). Acara inimerupakan bentuk aplikasi dari prosespengenalan mahasiswa baru terhadaplingkungan belajar mereka, baik dikampus maupun lingkungan di sekitarnya.

Berbagai macam acara akan diadakandi sini, mulai dari tour de campus, ShortDiplomatic Course (SDC), SeminarPenulisan Ilmiah dan Populer, bukabersama, community service, danoutbound. Tour de campus merupakanacara keliling kampus dalam rangkamengenalkan tempat-tempat yang bisamereka kunjungi selama masa perkuliahandan juga memper tunjukkan fasilitas-fasilitas yang bisa dipakai untukmenunjang kegiatan mereka, tempat-tempat yang akan dikunjungi antara lain;perpus ta kaan kampus B, ruang cakra HI,perpustakaan rujukan, kantor departmentHI, galeri HIMA HI, News Corner HI.

Sedangkan SDC merupakan simulasiacara sidang PBB, yang dapat membantu

mahasiswa baru mengetahui tata carasidang PBB. SDC tahun ini akanmengangkat isu senjata nuklir yang dikem -bangkan oleh Korea Utara. Masing-masingkelompok mahasiswa dalam SDC akanmemerankan satu negara yang memilikikepentingan dalam isu tersebut.

Departemen Luar Negeri Indonesia ikutberpartisipasi dalam IR FEST denganmemberikan workshop bertajuk “basicknowledge of diplomacy andnegotiation”. Selain itu, SeminarPenulisan Ilmiah dan Populer bertujuanuntuk melatih kemampuan menulis secarailmiah dan populer bagi mahasiswa baru.Seminar ini juga bertujuan mem -budayakan menulis sebagai salah satukemampuan yang akan ber gu na nantinya.Ada pula acara Community Service yangbertu juan untuk meningkatkan rasakepedulian sosial kepada mahasiswa baruHI. Nantinya para mahasiswa akanmengunjungi panti asuhan dan SekolahLuar Biasa yang ada di Surabaya untukberin te raksi dengan melalui metodepengajaran.

Untuk acara Outbound, dia dakanbeberapa permainan untuk melatihkerjasama baik individu maupunkelompok. Permainan yang dipilihdiutamakan mem pu nyai arti dan tujuanyang dapat membentuk karakterpesertanya, secara individual maupunteam.

Sebagai penutup dari serang kaianacara IR FEST ini, akan diadakanWelcoming Party. Acara ini mengundangseluruh keluarga besar HI. Acara inidimeriahkan dengan penampilan akustikdari setiap angkatan, bertemakan“Surabaya Tempoe Doloe”.

Secara keseluruhan rangkaian acara IRFEST bertujuan memberikan gambarankehidupan perkuliahan yang akan dijalanimahasiswa baru ilmu hubunganinternasional 2009. Selain itu melaluiorientasi yang dirancang untukmengembangkan potensi diri mabamelalui serangkaian acara yang mendidikdan ‘fun’. Solidaritas keluarga besar HImenjadi satu kepentingan yang ingindicapai bersama-sama. (*)

HI Akan Gelar IR FEST

SS eperti kita ketahui,baru-baru ini pihakfakultas telah memban-

gun galeri baru di sayap timurFakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik (FISIP). Pembangunanfasilitas tersebut tentunya mem-butuhkan dana yang tidaksedikit. Salah satu sumber danayang digunakan pihak fakultasadalah dana IKOMA (IkatanOrang Tua Mahasiswa) yangdibayar oleh mahasiswa tiap se-mester selama menjadi maha-siswa aktif di FISIP.

IKOMA FISIP sendiri, menu-rut Lilik Suherman, berdiri sejaktahun 1992. ”KeberadaanIKOMA adalah sebagai jembatanantara mahasiswa dan pihakfakultas. Tujuaanya supaya kebu-tuhan mahasiswa dalam men-jalani perkuliahan dankegiatan-kegiatan di luar perku-liahan dapat terpenuhi,” ujar

perempuan Sekretaris IKOMAitu.

Sebenarnya fakultas jugamemiliki sumber dana lain untukmemenuhi kebutuhan baik fakul-tas maupun mahasiswa. Danatersebut berupa dana RKAT(Rancangan Keuangan Angga ranTahunan) yang didapat daripihak universitas. Na mun, danaRKAT saja belum dapat men-cukupi semua kebutuhan yangdiperlukan baik oleh mahasiwamaupun pihak fakultas. “Karenaitu, ada dana IKOMA ini, yang di-dapat dari mahasiswa. Dana inidigunakan untuk melengkapi ke-butuhan-kebutuhan yang tidaktertutupi oleh dana RKAT pusat,”terang Lilik.

Tahun ini, beberapa fasilitassudah dipersiapkan oleh pihakIKOMA. Misalnya, IKOMA telahmenyiapkan beberapa unit kom-puter dan printer untuk dipasang

di Student Center (SC). Sayang-nya, fasilitas ini belum dapat di-nikmati oleh mahasiswa. Sebab,pasokan listrik di SC belum men-cukupi. Alhasil, pemasangankomputer dan printer tersebutmasih mengalami penundaan.Selain itu, sejak Februari lalu,IKOMA telah menyiapkan satuunit LCD-Proyektor yang sudahsiap pasang. Namun, hingga kinibelum ada permintaan dari Ba-gian Sarana Prasarana FISIPuntuk memasang fasilitas terse-but.

IKOMA berusaha untuk se-lalu selektif ketika menyeleksidana-dana mana yang dibutuh-kan atau tidak oleh mahasiswa.Sebagai bentuk keseriusan terse-but, pihak IKOMA, Lilik menam-bahkan, tidak jarang melakukanpertemuan de ngan orang tuamahasiswa untuk membahasproposal anggaran yang diajukan

pihak fakultas. ”Respon pihakIKOMA bisa beragam. Bisa lang-sung disetujui, meminta revisi,atau bahkan menolak,” ucapLilik.

Lilik pun mengungkapkanbah wa FISIP merupakan satu-sa-tunya fakultas di Unair yang tidakmenarik sumbangan kepadapara mahasiswanya. ”IKOMA itusifatnya iuran. Beda dengan fa-kultas lain, yang selain menarikiuran juga meminta sumbangandari para mahasiswa,” tam bahalumnus SMAN 1 Ponorogo ini.

Untuk rencana atau programbantuan IKOMA setahun kedepan, Lilik belum bisa memas-tikan. Sebab, semua programbantuan tersebut tergantungdari permintaan pimpinan fakul-tas berdasarkan kebutuhan apasaja yang dirasa perlu oleh pihakfakultas. (int)

IKOMA: Jembatan Antara Mahasiswa dan FakultasDana IKOMA untuk Penuhi Kebutuhan Mahasiswa

Page 11: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

11edisi 07/September 2009 Jendela

opini

PP ada sebuah kesempatan, Prof.Dr. Drs. Musta’in, M.Si, WakilDekan I FISIP pihak kampus

akan bersungguh-sungguh menjalan-kan program Hibah Kompetisi Maha-siswa. Hal tersebut berdasarkenyataan bahwa keterlibatan dankeikutsertaan mahasiswa FISIP sangatrendah dalam berbagai kompetisi ma-hasiswa di tingkat nasional, apalagi in-ternasional. Contohnya, IkatanOrangtua Mahasiswa (Ikoma) menye-diakan anggaran sekitar Rp 6 jutauntuk membiayai 15 sampai 20 judulkarya tulis namun dana tersebut tidakdapat diserap seluruhnya. Hanyatujuh judul yang terkirim; itu artinyakurang dari 50% yang mendaftardalam kompetisi tersebut. Di antaratujuh proposal tersebut hanya duajudul yang lolos seleksi dan layakmendapatkan hibah dari pihak fakul-tas.

Rendahnya minat keikutsertaanmahasiswa dalam kompetisi ilmiah se-macam itu merupakan hal yang layakdiperhatikan, dicari akar masalahnyadan diupayakan jalan keluarnya. Ren-dahnya minat mahasiswa dalam kom-petisi semacam itu bisa jadidisebabkan karena berbagai faktor, se-perti kurangnya informasi di kalanganmahasiswa, kurangnya dorongan daridosen, kesibukan non-akademik ma-hasiswa, kendala dana dari institusi,minimnya program ’pemberdayaan’mahasiswa yang mendorong dayasaing di tingkat fakultas, absennyaskema sistematis di tingkat fakultasuntuk mencari bibit-bibit unggul dikalangan mahasiswa dan sebagainya.

Berdasar pada kenyataan tersebut,pihak dosen dan fakultas selayaknyasegera menyikap hal ini dengan men-coba mengidentifikasi akar masa-lahnya. Informasi kompetisi dapatdisebarluaskan melalui berbagai cara.Selama ini penyebarannya hanya ter-

batas pada tingkat departemen, se-mentara departemen juga tidak beru-paya cukup menyebarluaskannyakepada mahasiswa sehingga informasitidak sampai diketahui mahasiswa. Se-lain melalui departemen, terdapat be-berapa cara yang dapat ditempuh,misalnya ditempel melalui papan de-mokrasi, news corner, melalui malinglist mahasiswa, bahkan melalui face-book, sarana yang sangat populer di ka-langan mahasiswa.

Dosen, terutama pembimbing aka-demik memegang peranan penting

untuk mendorong para bimbingannyauntuk berpartisipasi dalam kompetisimahasiswa. Selama ini dosen pembim-bing akademik (DPA) hanya bertemusekali dalam satu semester denganbimbingnnya, yang bisa menjadi ham-batan komunikasi langsung bagikedua pihak. Kesibukan dosen yangberagam juga menjadi faktor pengha-lang komunikasi dengan mahasiswa.Untuk mengatasi kendala ini, dosendapat memanfaatkan sarana tekno-logi, seperti internet.

Dosen mata kuliah juga dapat me-laksanakan hal tersebut, misalnya den-gan memberi ’insentif’ non-finansialkepada mahasiswa yang mampumenghasilkan karya ilmiah berbobot.Misalnya di tingkat yang sederhana,dengan memuat karya ilmiah terpilihuntuk dimuat di jurnal ilmiah.

Angka partisipasi dalam kegiatankompetisi mahasiswa sangat ditentu-kan oleh dukungan lembaga. Fakultaswajib memfasilitasi kegiatan tersebut,baik dari faktor dana maupun du-kungan kelembagaan lain seperti sis-tem yang kondusif dalam menemukanmahasiswa-mahasiswa yang memilikidaya kompetisi tinggi. Misalnya, fa-kultas menciptakan skema sistematis,seperti lomba karya tulis di tingkat fa-kultas terlebih dahulu. Lomba inilayak dilembagakan setiap tahun se-hingga selalu ada mahasiswa yangsiap dikirim karyanya ke tingkat yanglebih tinggi. Dengan demikian fakultastidak akan kehabisan ’stock’ karya il-miah.

Selama ini nampaknya fakultasbelum berupaya maksimal dalammenggalang bibit-bibit mahasiswaunggul, padahal FISIP menyimpan ba-nyak mahasiswa berprestasi.

*******

Ada Apa dengan Mahasiswa FISIP?Baiq L.S.W Wardhani, MA., Ph.D

Mahasiswa merupakan salah satu

subyek penting dalam mengangkat

nama besar fakultas. Lebih jauh lagi,

mahasiswa menentukan masa depan

bangsa ini. Prestasi fakultas turut

ditentukan oleh prestasi mahasiwa,

dengan demikian prestasi mahasiswa

dapat menentukan kemajuan bangsa.

Page 12: Membangun Reputasi Kala Mahasiswafisip.unair.ac.id/assets/filedownload/edisi_7_september_2009.pdf · l “Buat mahasiswa FISIP sebelum mendemo pejabat yang korup, benahi dirimu sendiri

12 Jendela edisi 07/September 2009

profil

AApa arti judul di atas? NurAli memang orang yangpaling akhir pulang di

FISIP Unair. Hal ini mengingat tuga-snya memang menjaga kampus danharus bekerja mulai sift siang. Bersa-maan dengan Makno, Nur Ali, StafPerlengkapan Fisip Unair juga telahpurna tugas pada Agustus ini. Pengab-diannya selama kurang lebih tigapuluh satu tahun di Kampus Oranyeberakhir pasca menerima Surat Kepu-tusan (SK) dari kampus pada 21 Agus-tus lalu.

Ditemui di kediamannya di bilan-gan Pulowonokromo, Nur Ali yangditemani sang Istri siang itu berceritapanjang lebar tentang suka dukanyaselama bekerja di Fisip Unair. “Saatawal-awal Fakultas Ilmu Sosial (FIS)berdiri pada tahun 1978 itu meru-pakan awal karir saya di Unair.”ungkap Nur Ali mengawali perbincan-gan.

Pria asli Surabaya ini mulai bekerjadi FIS (nama sebelum FISIP, red) seba-gai driver. Kala itu FIS masih padamasa kepemimpinan Prof. Sutandyo.Nur Ali yang melamar kerja di FIS saatitu bukan tanpa pengalaman. Pengala-mannya bekerja sudah dimulai sejakusianya tujuh belas tahun. Mulai dari

bekerja di tempat pembuatan KTP, pe-rusahaan elektro, hingga merantau kePulau Lombok pernah ia tempuh seo-rang diri.

Sampai akhirnya pada tahun 1975ia kembali ke Kota Pahlawan danmenikahi Suprihatin, istrinya yangsetia menemaninya hingga kini. “Padatahun 1978 kami sempat pindah keJogja sebentar dan sempat punya anakperempuan. Tapi waktu usia tigatahun anak kami meninggal. Mungkinkalau masih hidup usianya sekarangsudah tiga puluh tahunan.” kenangSuprihatin, istri Nur Ali.

Profesi Nur Ali pun sebagai driverterus berlanjut. Mulai dari mengantardekan, tamu-tamu fakultas, per-lengkapan-perlengkapan kuliah,hingga ikut serta mengantar maha-siswa Fisip melakukan Praktek KerjaLapangan (PKL) sudah ia lalui. “Sejakjaman Pak Tandyo, saya sering diutuskampus untuk mengantarkan anak-anak PKL. Saya sangat senang bisaberbaur, lebih akrab, dan lebih dekatdengan mahasiswa.” ujar pria yangakrab disapa pak Nur ini.

Ditanya mengenai mahasiswamana yang paling berkesan saat ikutmengantar PKL, dirinya menjawab,”Sosiologi, yang paling berkesan buat

saya.” Ia mengaku sangat akrab sekalidengan anak-anak Sosiologi apalagiketika masa kepemimpinan Pak Hot-man. “Pak Hotman dulu paling rajinmengutus saya mengantar anak-anakSosiologi PKL. Kenangan minum kopibareng anak-anak dengan suasanapedesaan itu yang tak tergantikan.”kenang Nur Ali sambil tersenyum.

Nur Ali menjalani hari-harinya se-bagai driver hingga tahun 2005. Setelahitu ia dipindah ke bagian Umum(sekarang bernama Perlengkapan,Red) hingga sekarang. Bagian Umumyang menjadi tempat tugas ter-akhirnya menurutnya sangat guyubsekali. Walaupun hanya sebentar, iamerasa di bagian umum memilikilingkungan yang kooperatif. “Teman-teman seneng mbantu. Mereka palinghafal, kalau saya menelpon untukminta izin tidak masuk kerja, merekatau saya ada masalah dengan perut.”ungkapnya sambil bercanda.

Di bagian Umum ini, Nur Ali dike-nal sebagai karyawan yang palingmalam kalau pulang. Apalagi semen-jak tahun 2007 ketika shift kerjanyadipindah mulai siang hari. Bahkan iatidak jarang menjaga sepeda motor-sepeda motor mahasiswa yang kuliahatau hanya sekedar mengerjakantugas hingga malam.

Pada akhir masa tugasnya di Fisipini Nur Ali tidak banyak berpesan.Menurutnya apa yang ada di Fisipsudah bagus dan semoga lebih baguske depannya lagi. Ia hanya berpesansemoga yang lebih tua bisa membericontoh yang lebih baik kepada yanglebih muda. Misalnya masalah ker-apian berpakaian yang menurutnyawes kadaluarsa jika diterapkan di Fisip.“Padahal sebelum tahun 90-an Fisipmasih terlihat rapi. Pasca 90-anmungkin banyak yang beranggapanFisip kampus demokrasi. Jadinya jikaingin memperbaiki ketertibannya yasudah kadaluarsa.” tukasnyamenutup pembicaraan siang itu.

(zaq)Nur Ali bersama istri

Nur Ali, Staf Perlengkapan FISIP

Orang yang Paling Akhir Pulang