jumat, 15 april 2011 dua pejabat - ftp.unpad.ac.id · la bpn kota kendari sebagai sekretaris...

1
kan kedua tersangka, menurut Asisten Pidana Khusus Ke- jati Sultra Tumpak Simanjuntak, ialah membayar ganti rugi tanah yang tidak sesuai dengan me- kanisme. “Mereka membayar ganti rugi tanah kepada orang yang mengklaim sebagai pemi- lik lahan hanya dengan bukti surat keterangan saja. Itu meru- gikan negara,” kata Tumpak. Tanah untuk peluasan kantor gubernur tersebut seluas 46.731 m2. Tanah tersebut dihargai Rp50 ribu per m2. PNS demo Penahanan dua pejabat Pem- kot Kendari itu diprotes ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kota Kendari dan mahasiswa dengan cara berunjuk rasa. Demo diwarnai kericuhan. Mereka mendobrak dan meru- Dua Pejabat Kota Kendari Ditahan PINDAH RUANGAN: Bayi kembar dempet pinggul (pygopagus) yang berhasil dipisahkan, Rochman dan Rochim, dipindahkan dari ruangan ICU menuju ruang rawat luka bakar di Rumah Sakit Dokter Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, kemarin. per luasan kantor gubernur. Padahal mereka tidak memi- liki sertikat hak milik (SHM). Hanya dua dari 31 orang yang mengklaim tanah tersebut, bisa menunjukkan SHM. “Bagi dua pemilik tanah be- sertifikat dengan nilai ganti rugi Rp150 juta tidak merugi- kan negara. Sementara 29 orang dengan nilai ganti rugi Rp2,1 miliar diduga kuat merugikan negara,” kata Kasi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Sul- tra, Asrul Alimina, kemarin. Sebelum ditangkap, kedua tersangka diperiksa secara in- tensif di Kantor Kejati. Sementara itu, Asisten Inteli- jen Kejati Sultra Sulaiman Had- jarati mengatakan kedua pejabat Kota Kendari itu ditangkap karena bertanggung jawab atas pembebasan tanah kantor Gu- bernur Sultra. Amrullah selaku sekda Kota Kendari merangkap ketua Panitia Sembilan Pembe- basan Tanah. Sementara Kepa- la BPN Kota Kendari sebagai sekretaris panitia. Kejati, kata Sulaiman, masih memeriksa tujuh orang panitia pembebasan tanah untuk perluasan kantor Gubernur itu. Modus korupsi yang dilaku- HALIM AGIL K EJAKSAAN Tinggi (Kejati) Sulawesi Tenggara (Sultra), kemarin, menahan dua pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari yang ditetap- kan sebagai tersangka kasus korupsi perluasan tanah kantor Gubernur Sultra 2010. Mereka ialah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari Amrullah dan Kepala Badan Pertanahan Kota Kendari Ruslan Emba. Kedua tersangka diduga me- ngorupsi uang ganti rugi tanah untuk perluasan kantor guber- nur, yang diperkirakan meru- gikan keuangan negara sebesar Rp2,1 miliar. Uang Rp2,1 miliar itu dibagikan tersangka kepa- da 29 orang yang mengklaim sebagai pemilik tanah untuk sak pintu pagar Kantor Keja- ti dengan cara menabrakkan mobil bak terbuka ke pagar. Demonstran juga memecahkan kaca jendela kantor. Kericuhan berakhir ketika petugas kea- manan menenangkan para de- monstran. Kasi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Sultra Asrul Ali- mina mengatakan pembebasan tersangka harus melalui prose- dur permohonan penangguhan penahanan. Dari Kalimantan Timur dila- porkan, Kejaksaan Negeri (Ke- jari) Bontang kembali menetap- kan tiga anggota DPRD Bon- tang periode 2002-2004 yakni Muhamad Idrus HP, Tajuddin Pawannari, dan Hamsyah MD sebagai tersangka kasus korupsi penerimaan dana asuransi jiwa. Kajari Bontang, Budi Handa- ka mengatakan para tersangka, belum mengembalikan dana asuransi jiwa sebesar Rp74,9 juta masing-masing. “Dari 25 mantan anggota DPRD, ting- gal lima orang yang belum mengembalikan. Satu orang su- dah divonis, satu orang lagi jadi DPO (buron).” (SY/Ant/N-4) [email protected] Tersangka diduga mengorupsi uang ganti rugi tanah untuk perluasan kantor Gubernur Sulawesi Tenggara sebesar Rp2,1 miliar. ‘’Semua penumpang kapal akhirnya dipindahkan ke kapal milik Basarnas, karena memang kapal itu turut mendampingi saat menyeberang ke Sebatik.’’ Semua rombongan yang ter- luka sudah mendapatkan pe- rawatan dan tidak ada yang mengalami cedera serius pada kejadian tersebut. Kunjungan kerja Komisi V DPR ke pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu hanya berlangsung sekitar 1 jam. Mereka melihat sejumlah infrastruktur termasuk pelabuh- an di Pulau Sebatik. Lamanya perjalanan dari Pulau Nunukan ke Sebatik hanya sekitar 15 me- nit. (SY/Ant/N-1) Kapal Anggota DPR Karam Hasan Basri, saat dihubungi kemarin. Dia menjelaskan, kapal yang ditumpangi sekitar 40 orang itu berangkat dari Nunukan sekitar pukul 08.00 Wita, dengan kece- patan 3 knot. Namun, di tengah laut kapal tiba-tiba menabrak gundukan pasir yang berakibat baling-baling kapal tiba-tiba berhenti (karam). Gundukan pasir tidak terli- hat sebab pada saat bersamaan juga terjadi air pasang. Setelah kejadian seluruh penumpang tersebut langsung dipindahkan ke kapal milik Basarnas yang turut mendampingi kapal rom- bongan untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Sebatik. KAPAL motor milik Adminis- trator Pelabuhan (Adpel) Nunu- kan, Kalimantan Timur, yang ditumpangi 15 anggota Komisi V DPR serta pejabat dan staf Pemda Nunukan menabrak gundukan pasir di tengah laut, saat meninjau Pulau Sebatik, kemarin. Akibatnya sebagian anggota rombongan baik dari Komisi V DPR maupun Pemda Nunukan mengalami luka-luka pada keja- dian tersebut. ‘’Saat kapal me- nabrak gundukan pasir, posisi penumpang langsung bergeser bahkan ada yang berpindah tempat, tapi kapal tidak terba- lik,’’ kata Kepala Bagian (Ka- bag) Humas Pemda Nunukan, 7 N N USA NTARA NTARA JUMAT, 15 APRIL 2011 ANTARA/M RISYAL HIDAYAT 29 orang dengan nilai ganti rugi Rp2,1 miliar diduga kuat merugikan negara.” Asrul Alimina Kasi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Sultra

Upload: hoangkien

Post on 10-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

kan kedua tersangka, menurut Asisten Pidana Khusus Ke-jati Sultra Tumpak Simanjuntak, ialah membayar ganti rugi tanah yang tidak sesuai dengan me-kanisme. “Mereka membayar ganti rugi tanah kepada orang yang mengklaim sebagai pemi-lik lahan hanya dengan bukti surat keterangan saja. Itu meru-gikan negara,” kata Tumpak.

Tanah untuk peluasan kantor gubernur tersebut seluas 46.731 m2. Tanah tersebut dihargai Rp50 ribu per m2.

PNS demoPenahanan dua pejabat Pem-

kot Kendari itu diprotes ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Ko ta Kendari dan mahasiswa dengan cara berunjuk rasa.

Demo diwarnai kericuhan. Mereka mendobrak dan meru-

Dua PejabatKota Kendari Ditahan PINDAH RUANGAN:

Bayi kembar dempet pinggul (pygopagus)

yang berhasil dipisahkan, Rochman

dan Rochim, dipindahkan dari

ruangan ICU menuju ruang rawat luka

bakar di Rumah Sakit Dokter Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, kemarin.

per luasan kantor gubernur. Pa dahal mereka tidak memi-liki sertifi kat hak milik (SHM). Hanya dua dari 31 orang yang mengklaim tanah tersebut, bisa menunjukkan SHM.

“Bagi dua pemilik tanah be-sertifikat dengan nilai ganti rugi Rp150 juta tidak merugi-kan negara. Sementara 29 orang dengan nilai ganti rugi Rp2,1 miliar diduga kuat merugikan negara,” kata Kasi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Sul-tra, Asrul Alimina, kemarin.

Sebelum ditangkap, kedua tersangka diperiksa secara in-tensif di Kantor Kejati.

Sementara itu, Asisten Inteli-jen Kejati Sultra Sulaiman Had-jarati mengatakan kedua pejabat Kota Kendari itu ditangkap karena bertanggung jawab atas pembebasan tanah kantor Gu-bernur Sultra. Amrullah selaku sekda Kota Kendari merangkap ketua Panitia Sembilan Pembe-basan Tanah. Sementara Kepa-la BPN Kota Kendari sebagai sekretaris panitia. Kejati, kata Sulaiman, masih memeriksa tujuh orang panitia pembebasan tanah untuk perluasan kantor Gubernur itu.

Modus korupsi yang dilaku-

HALIM AGIL

KEJAKSAAN Tinggi (Kejati) Sulawesi Teng gara (Sultra), ke marin, menahan

dua pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari yang ditetap-kan sebagai tersangka kasus korupsi perluasan tanah kantor Gubernur Sultra 2010. Mereka ialah Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari Amrullah dan Kepala Badan Pertanahan Kota Kendari Ruslan Emba.

Kedua tersangka diduga me-ngorupsi uang ganti rugi tanah untuk perluasan kantor guber-nur, yang diperkirakan meru-gikan keuangan negara sebesar Rp2,1 miliar. Uang Rp2,1 miliar itu dibagikan tersangka kepa-da 29 orang yang mengklaim sebagai pemilik tanah untuk

sak pintu pagar Kantor Keja-ti dengan cara menabrakkan mo bil bak terbuka ke pagar. De monstran juga memecahkan kaca jendela kantor. Kericuh an berakhir ketika petugas ke a-man an menenangkan para de-monstran.

Kasi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Sultra Asrul Ali-mina mengatakan pembebasan tersangka harus melalui prose-dur permohonan penangguhan penahanan.

Dari Kalimantan Timur dila-porkan, Kejaksaan Negeri (Ke-jari) Bontang kembali menetap-kan tiga anggota DPRD Bon-tang periode 2002-2004 yakni Muhamad Idrus HP, Tajuddin Pawannari, dan Hamsyah MD sebagai tersangka kasus korupsi penerimaan dana asuransi jiwa.

Kajari Bontang, Budi Handa-ka mengatakan para tersangka, belum mengembalikan dana asuransi jiwa sebesar Rp74,9 juta masing-masing. “Dari 25 mantan anggota DPRD, ting-gal lima orang yang belum mengembalikan. Satu orang su-dah divonis, satu orang lagi jadi DPO (buron).” (SY/Ant/N-4)

[email protected]

Tersangka diduga mengorupsi uang ganti rugi tanah untuk perluasan kantor Gubernur Sulawesi Tenggara sebesar Rp2,1 miliar.

‘’Semua penumpang kapal akhirnya dipindahkan ke kapal milik Basarnas, karena memang kapal itu turut mendampingi saat menyeberang ke Sebatik.’’

Semua rombongan yang ter-luka sudah mendapatkan pe-rawatan dan tidak ada yang mengalami cedera serius pada kejadian tersebut.

Kunjungan kerja Komisi V DPR ke pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu hanya berlangsung sekitar 1 jam. Mereka melihat sejumlah infrastruktur termasuk pelabuh-an di Pulau Sebatik. Lamanya perjalanan dari Pulau Nunukan ke Sebatik hanya sekitar 15 me-nit. (SY/Ant/N-1)

Kapal Anggota DPR KaramHasan Basri, saat dihubungi kemarin.

Dia menjelaskan, kapal yang ditumpangi sekitar 40 orang itu berangkat dari Nunukan sekitar pukul 08.00 Wita, dengan kece-patan 3 knot. Namun, di tengah laut kapal tiba-tiba menabrak gundukan pasir yang berakibat baling-baling kapal tiba-tiba berhenti (karam).

Gundukan pasir tidak terli-hat sebab pada saat bersamaan juga terjadi air pasang. Setelah kejadian seluruh penumpang tersebut langsung dipindahkan ke kapal milik Basarnas yang turut mendampingi kapal rom-bongan untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Sebatik.

KAPAL motor milik Adminis-trator Pelabuhan (Adpel) Nunu-kan, Kalimantan Timur, yang ditumpangi 15 anggota Komisi V DPR serta pejabat dan staf Pemda Nunukan menabrak gundukan pasir di tengah laut, saat meninjau Pulau Sebatik, kemarin.

Akibatnya sebagian anggota rombongan baik dari Komisi V DPR maupun Pemda Nunukan mengalami luka-luka pada keja-dian tersebut. ‘’Saat kapal me-nabrak gundukan pasir, posisi penumpang langsung bergeser bahkan ada yang berpindah tempat, tapi kapal tidak terba-lik,’’ kata Kepala Bagian (Ka-bag) Humas Pemda Nunukan,

7NNUSANTARANTARAJUMAT, 15 APRIL 2011

ANTARA/M RISYAL HIDAYAT

29 orang dengan nilai ganti rugi

Rp2,1 miliar diduga kuat merugikan negara.”Asrul AliminaKasi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Sultra