judul paperprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/paper-ex... · 2018. 12. 4. · 1.1 latar...

18
JUDUL PAPER Teknologi dan Rekayasa Budidaya Tanaman Dandelion dengan Karet Menggunakan Prinsip Intercropping : Sebuah Upaya Peningkatan Produksi Getah Alam untuk Mendukung Industri Karet di Indonesia Diajukan untuk mengikuti KOMPETISI PAPER NASIONAL EXPLOSCIENCE 2017 BEM MIPA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dibimbing oleh: Afifuddin Latif Adiredjo, SP.,M.Sc.,Ph.D Diusulkan oleh : Berliananda Maranditya 155040207111122/ 2015 Putri Nurul Aini 145040200111016/ 2015 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 27-Dec-2020

12 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

JUDUL PAPER

Teknologi dan Rekayasa Budidaya Tanaman Dandelion dengan Karet Menggunakan

Prinsip Intercropping : Sebuah Upaya Peningkatan Produksi Getah Alam untuk

Mendukung Industri Karet di Indonesia

Diajukan untuk mengikuti

KOMPETISI PAPER NASIONAL

EXPLOSCIENCE 2017

BEM MIPA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dibimbing oleh:

Afifuddin Latif Adiredjo, SP.,M.Sc.,Ph.D

Diusulkan oleh :

Berliananda Maranditya 155040207111122/ 2015

Putri Nurul Aini 145040200111016/ 2015

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

ii

HALAMAN ORISINALITAS

Page 3: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

iii

Page 4: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. ii

HALAMAN ORISINALITAS ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................................ vi

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ..................................................................................................................... 2

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................. 2

2.1 Budidaya Karet .......................................................................................................... 2

2.2 Potensi Dandelion ...................................................................................................... 2

2.3 Teknik Intercropping ................................................................................................. 3

BAB III. METODOLOGI PENULISAN .............................................................................. 4

3.1 Jenis Penulisan .......................................................................................................... 4

3.2 Teknik Penulisan ....................................................................................................... 4

3.3 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data ........................................................................ 4

3.4 Metode Analisis dan Sintesis .................................................................................... 4

BAB IV. PEMBAHASAN ....................................................................................................... 4

4.1 Potensi Getah Dandelion dalam memproduksi getah alam ...................................... 4

4.2 Aplikasi Budidaya Intercropping Dandelion secara Polikultur dengan Pohon Karet

4.3 Desain Rekayasa Intercropping Dadelion dengan Pohon Karet dan Teknologi

budidaya ..................................................................................................................... 5

BAB V.KESIMPULAN ............................................................................................................ 8

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 8

5.2 Saran .......................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 9

LAMPIRAN .............................................................................................................................. 11

Page 5: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bunga dan akar Dandelion (Taraxacum officinale)........................................... 5

Gambar 2. Desain Rekayasa Intercropping Dandelion dan Pohon Karet .......................... 6

Gambar 3. Pertumbuhan benih dandelion yang disebar pada media tanah ......................... 7

Page 6: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

vi

Teknologi dan Rekayasa Budidaya Tanaman Dandelion dengan Karet Menggunakan

Prinsip Intercropping : Sebuah Upaya Peningkatan Getah Alam untuk Mendukung

Industri Karet di Indonesia

Oleh: Berliananda Maranditya1, Putri Nurul Aini2

Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya Malang

Abstrak

Era millennium manusia tidak dapat hidup terlepas dari peralatan yang bersifat elastis. Terbukti

dengan meningkatnya kebutuhan akan karet pada bidang laboraturium, transportasi, peralatan

rumah tangga, hingga peralatan sekolah.Data Rubber Statistical Bulletin pada tahun 2017

menyatakan permintaaan karet didunia akan meningkat hingga 20 tahun kedepan, salah satunya

seperti dinegara Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Lebih dari setengah produksi karet yang

digunakan sekarang ini adalah sintetik, namun beberapa juta ton karet alami masih tetap produksi

setiap tahunnya dan masih merupakan bahan penting bagi beberapa industri otomotif dan militer

karena bahan baku karet sintetis beracun (isosianat) dan bersifat karsinogenik. Karet adalah

polimer hidrokarbon yang terbentuk oleh emulsi kesusunan dikenal sebagai latex, diperoleh dari

getah beberapa jenis tumbuhan pohon karet. Pohon jenis lainnya yang mengandung lateks adalah

Dandelion atau dikenal sebagai tanaman semak berumpun yang dapat tumbuh dimanapun.

Taraxacum officinale ini memiliki getah yang berkualitas dan dapat dijadikan sebagai bahan baku

karet dengan cara mengekstraknya. Disisi lain, produksi karet di Indonesia masih lebih rendah

dibandingkan negara Malasiya dan Singapura yang pada dasarnya lahan perkebunan negara

tersebut lebih kecil dari pada Indonesia, hal ini disebabkan cara budidaya yang kurang tepat. Tujuan

penulisan ini adalah untuk mengetahui cara budidaya polikultur dandelion yang bersifat

sustainable dengan pohon karet untuk meningkatkan produktifitas karet di Indonesia. Metode

penulisan ini mendeskripsikan secara kualitatif teknik budidaya dandelion. Oleh karena itu stategi

yang tepat agar produksi industri potensial ini dapat meningkat adalah dengan penerapan teknologi

budidaya polikultur Taraxacum officinale atau dandelion pada lahan perkebunan karet untuk

menciptakan sumber karet alam baru dan ekosistem yang mendukung bagi penyadapan pohon

karet.

Keyword : Latex, Karet, Polikultur, Taraxacum officinale,

Page 7: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Situasi perkaretan dunia beberapa tahun terakhir mengalami kondisi yang sangat baik,

sehingga harga karet terus meningkat karena bertambahnya permintaan khususnya karet alam. Dari

data BPS (2011), tercatat bahwa sampai dengan tahun 2010 total ekspor produk yang mepunyai

Harmonize System (HS) 40 ini sebesar USD 9,373 milyar atau mempunyai kontribusi sebesar 5,94

persen dari total ekspor nasional. Dengan demikian besarnya ekspor komoditas tersebut hampir

tiga kali lipat bila dibandingkan tahun 2001 yang hanya sebesar 2,19 persen dengan nilai USD 1,2

milyar. Demikian juga bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya sebesar 4,22 persen atau

sebesar USD 4,9 milyar. Terkait kondisi harga karet dunia yang relatif stabil dan cukup tinggi,

maka perluasan areal perkebunan karet Indonesia diperkirakan akan terus berlanjut dan perlu

mendapatkan dukungan agar kebun yang berhasil dibangun dapat memberikan produktivitas yang

tinggi.Diperkirakan pada tahun 2025, sasaran untuk menjadi produsen utama karet dunia akan

tercapai dengan areal perkebunan karet Indonesia mencapai 4,5 juta ha dan mampu menghasilkan

3,3 juta ton.

Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi produsen utama karet dunia

walaupun saat ini masih kedua setelah Thailand. Perkembangan cara penyajian karet alam ternyata

sangat menarik. Timbulnya industri karet dengan spesifikasi teknis merupakan perkembangan yang

sangat positif sebagai jawaban yang sangat nyata. Demikian pula adanya cara pengepakan yang

baik akan membuka era baru penyajian karet alam. Kondisi kemajuan seperti ini menyebabkan

para konsumen mulai berpaling lagi ke karet alam. Pembuatan karet secara kimia yang

menghasilkan karet tahan minyak pelumas. Penemuan karet termo-plastik yang berasal dari

campuran karet alam dan polipropilen.Perluasan penggunaan karet alam untuk pembuatan barang

bukan ban. Berdasarkan informasi tersebut, skenario moderat, Indonesia diperkirakan mempunyai

peluang untuk meningkatkan produksi yang sekaligus juga menambah volume ekspor. mencapai

2,2 % per tahun.

Perkembangan cara penyajian karet alam ternyata sangat menarik. Timbulnya industri karet

dengan spesifikasi teknis merupakan perkembangan yang sangat positif sebagai jawaban yang

sangat nyata. Dalam upaya memanfaatkan peluang tersebut, Indonesia masih menghadapi berbagai

masalah yang berkaitan dengan tidak stabilnya produktivitas Masalah utama yang menyebabkan

produktivitas karet tidak stabil adalah teknik budidaya karet yang tidak berkelanjutan. Perkebunan

karet rakyat biasanya dikelola dengan teknik budidaya sederhana berupa pemupukan sesuai

kemampuan petani. Karet ditanam bersama dengan pohon-pohon lain seperti pohon buahbuahan

(contohnya durian, petai, jengkol, dan duku) maupun pohon penghasil kayu (contohnya meranti

dan tembesu) yang sengaja ditanam atau tumbuh sendiri secara alami. Sebaliknya, perkebunan

besar dikelola dengan teknik budidaya yang lebih maju dan intensif dalam bentuk perkebunan

monokultur, yaitu hanya tanaman karet saja, untuk memaksimalkan hasil kebun (Janudianto et,al,

2013).

Disisi lain terdapat tanaman yang berpotensi untuk menghasilkan getah alami yaitu

dandelion (Taraxacum officinale). Dandelion dapat tumbuh dengan mudah pada daerah tropis dan

Page 8: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

2

dapat dibudidayakan bersamaan dengan pohon karet (Oscarsson, 2015). Oleh karena itu stategi

yang tepat agar produksi industri potensial ini dapat meningkat adalah dengan penerapan teknologi

budidaya polikultur Taraxacum officinale atau dandelion pada lahan perkebunan karet untuk

menciptakan sumber karet alam baru dan ekosistem yang mendukung bagi penyadapan pohon

karet.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana potensi budidaya dandelion dengan pohon karet guna meningkatkan

produktivitas getah alam?

2. Bagaimana cara aplikasi teknologi dan rekayasa prinsip Intercropping tanaman dandelion

dengan pohon karet?

3. Tujuan

1. Memaksimalkan potensi dandelion dalam meningkatkan getah alami serta untuk

mempercepat waktu penyadapan pada pohon karet.

2. Aplikasi teknologi dan rekayasa prinsip Intercropping tanaman dandelion dengan pohon

karet

4. Manfaat

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai potensi intercropping Dandelion

guna meningkatkan produktivitas getah alami.

2. Menjadikan rekayasa budidaya intercropping sebagai salah satu pola tanam karet agar

tercipta ekosistem alami yang berlanjut bagi pertumbuhan pohon karet dan peningkatan

produksi getah alam.

3. Terciptanya teknologi dan rekayasa budidaya intercropping Dandelion dan pohon karet.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Budidaya Karet

Tanaman karet (Hevea brasiliensis) termasuk dalam famili Euphorbiacea, disebut dengan

nama lain rambung, getah, gota, kejai ataupun hapea. Saat ini karet yang digunakan pada industri

terdiri dari karet alam dan karet sintetis. Adapun kelebihan yang dimiliki karet alam adalah

memiliki daya lenting dan daya elastisitas yang tinggi, plastisitas yang baik sehingga

pengolahannya mudah mempunyai daya aus yang tinggi, tidak mudah panas (low heat build up)

dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance) (Firdaus,

2007; Todaro, 1998).

Daerah yang cocok adalah pada zona antara 150 LS dan 150 LU, dengan suhu harian 25 –

30oC. Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.000-2.500 mm/tahun dengan hari

hujan berkisar 100 s/d 150 HH/tahun. Tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan

ketinggian 200 m – 400 m dari permukaan laut (dpl). Tinggi pohon dewasa mencapai 15 - 25 m.

Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Berbagai

Page 9: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

3

jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis maupun alluvial.

Derajat keasaman mendekati normal cocok untuk tanaman karet, yang paling cocok adalah pH 5-

6. Batas toleransi pH tanah adalah 4-8. Produktivitas tanaman karet ditentukan oleh mutu bahan

tanaman/bibit yang ditanam, mutu bibit/benih dipengaruhi oleh mutu genetik, mutu fisiologi, mutu

fisik. Persiapan bahan tanam dilakukan sebelum penanaman dengan tenggang waktu kira-kira 1,0-

1,5 tahun (Firdaus, 2007; Wibawa, 2000; Rosyid, 2004).

Pemanfaatan oleh tanah konservasi pada tumpangsari berbasis karet dapat dilakukan dengan

cara menyiapkan lahan sedini mungkin menjelang musim tanam. Pengolahan tanah dapat

dilakukan secara minimal, misalnya dibajak dan digaru masing – masing sekali atau pengolahan

tanah hanya pada barisan tanam, atau tanpa olah tanah sama sekali, disesuaikan dengan jenis

tanaman yang akan diusahakan sebagai tanaman sela (Firdaus, 2007; Wibawa, 2000)

2.2 Potensi Dandelion (Taraxacum officinale)

Dandelion (Taraxacum officinale), termasuk dalam keluarga Asteraceae. Asal dari tumbuhan

ini adalah Eropa dan Asia, namun sudah menyebar ke segala tempat. Daun dandelion berukuran 5-

25 cm atau lebih, sederhana dan basal, membentuk roset akar tunggang di atas pusat. Kepala bunga

berwarna kuning sampai oranye, membuka pada siang hari, namun menutup pada malam hari.

Kepala ditopang oleh sebuah batang berongga (batang) yang naik 4-75 cm di atas daun dan

memancarkan susu getah ( lateks ) bila patah. (Marizka, 2014)

Dandelion memiliki potensi sebagai bahan baku pengganti alternatif karet alami yang

berkelanjutan untuk membuat ban dan produk karet berkualitas tinggi. Taraxacum officinale

memiliki getah yang potensial dapat diolah menjadi bahan baku plastik dan karet sintesis. Potensi

zat putih susu (lateks) yang terdapat pada dandelion dapat digunakan untuk memrpoduksi karet

secara berkelanjutan. (Marizka, 2014; Mouri, 2014)

2.3 Teknik Intercropping

Tumpangsari adalah teknik penanaman dua tanaman atau lebih secara bersamaan atau satu

interval waktu yang singkat, pada sebidang tanah yang sama. Tumpangsari merupakan sistem

penanaman ditujukan untuk memanfaatkan lahan sebaik – baiknya agar diperoleh produksi yang

maksimum. Sistem ini dilakukan untuk menambah pendapatan masyarakat petani. Tumpangsari

(intercropping) merupakan pola tanam polikultur yang sering digunakan dalam pembudidayaan

tanaman. Tumpangsari ditujukan untuk memanfaatkan lingkungan (hara, air dan sinar matahari)

sebaik-baiknya agar diperoleh produksi maksimal. Tumpangsari bertujuan untuk mendapatkan

hasil panen lebih dari satu kali dari satu jenis atau beberapa jenis tanaman dalam setahun pada

lahan yang sama (Windasari, 2013; Hasan, 2008; Jumin, 2002; Abidin, 1991;)

Teknologi tumpangsari diantara tanaman karet akan memberikan efisiensi pemanfaatan hara

tanaman, air dan cahaya , memperkecil peluang serangan hama dan penyakit tanaman, mengurangi

resiko kegagalan panen, ketidak pastian dan fluktuasi harga, pemeliharaan kebun lebih intensif,

meningkatkan produktifitas lahan, membantu percepatan peremajaan karet. Tanaman karet bisa

disadap dengan kriteria utama lilit batang pada ketinggian satu meter adalah minimal 45 cm. Llilit

batang merupakan indikator yang sangat baik bagi pertumbuhan maupun perkembangan tanaman

Page 10: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

4

karet. Pengaruh tanaman sela pada teknik tumpangsari terhadap pertumbuhan karet dapat dilihat

dari keragaman lilit batangnya. (Windasari, 2013; Todaro, 1998).

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

3.1 Jenis Penulisan

Jenis penulisan yang digunakan adalah penulisan kualitatif. Metode penulisan ini

mendeskripsikan secarakualitatif metode intercropping dalam meningkatkan produksi getah alam.

3.2 Teknik Penulisan

Teknik penulisan ialah deskriptif, yaitu dengan menguraikan, menjabarkan dan merangkai

variabel-variabel yang diteliti menjadi sebuah pembahasan yang runut dan sistematis. Studi kajian

deskriptif ini dilakukan dengan mengambil studi kasus terhadap permasalahan produksi karet.

3.3 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi pustaka (library research) dan

penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan antara lain studi literatur. Sumber pustaka

studi yang didapatkan berasal dari membaca, menganalis dan mengkaitkan informasi dari sumber

bacaan dengan topik yang diangkat. Studi pustaka ini meliputi buku, dan jurnal penelitian yang

dianggap relevan dengan pembahasan. Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini ialah data

sekunder atau data pendukung yang merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung atau melalui media perantara.

3.4 Metode Analisis dan Sintesis

Proses analisisdilakukanpada data-data yang terkumpul yang kemudian dipaparkan dalam

pembahasan. Sintesis dilakukan dengan menggunakan studi silang (cross link) antara data yang

terkumpul dengan teori dan konsep yang relevan. Kemudian dapat diambil titik utama yang

kemudian di olah menjadi beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan saran dan

rekomendasi yang terkait

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Potensi Dandelion

Dandelion (Taraxacum officinale) ditemukan di Kazakhstan saat perjalanan program

strategis di 1931-1932 untuk mengembangkan domestik sumber karet alam di Uni Soviet.

Dandelion terpilih sebagai tanaman terbaik calon karet dari 1.100 spesies tanaman yang telah diuji

(Venkatachalam et al, 2013). Akar liar dandelion Rusia mengandung 4 sampai 5% karet berkualitas

tinggi, diproduksi di latisifer yang menyertai ikatan pembuluh seluruh tanaman (Kekwick, 2001).

Dandelion Rusia dibudidayakan secara luas di Uni Soviet pada 1930-an. Pada tahun 1941, 67.000

ha dandelion Rusia mencakup sekitar 30% dari total konsumsi karet Uni Soviet. Disebabkan oleh

kekurangan karet alam selama Perang Dunia II, beberapa negara-negara lain secara independen

Page 11: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

5

mulai tumbuh Rusia dandelion dalam program karet darurat: Amerika Serikat (Whaley dan Bowen,

1947), Inggris, Jerman (Whaley WG dan Bowen JS (1947), Swedia, Spanyol, dan negara-negara

lain (Hillebrand, 2012). Bidang terbaik USA budidaya menghasilkan sekitar 110 karet kg per

hektar, sementara yang terbaik hasil Rusia berada 200 karet kg per hektar. Sayangnya, agronomi

sifat dandelion Rusia dilaporkan menjadi agak kurang baik.

Dandelion adalah gulma yang tidak disukai oleh banyak tukang kebun, tetapi tanaman ini

memiliki banyak serangga musuh karena lateks mereka pahit. Para ilmuwan di Institut Max Planck

untuk Ekologi Kimia di Jena, Jerman, dan Universitas Bern, Swiss, telah menunjukkan bahwa

senyawa tunggal dalam getah melindungi akar dandelion terhadap larva cockchafer rakus. Para

ilmuwan menemukan konsentrasi tertinggi dari getah pahit di akar dandelion. Analisis komponen

getah dandelion menunjukkan bahwa zat tunggal diidentifikasi sebagai lakton seskuiterpen,

taraxinic acid β-D-glucopyranosyl ester (TA-G), secara negatif mempengaruhi pertumbuhan larva

cockchafer. Ketika zat murni ditambahkan ke pola makan larva buatan dalam jumlah ekologis yang

relevan, ulat memakan lebih sedikit. Para peneliti berhasil mengidentifikasi enzim dan gen yang

bertanggung jawab untuk pembentukan prekursor biosintesis TA-G, dan mampu merekayasa

tanaman dengan TAG lebih rendah. Akar tanaman rekayasa yang sedikit TA-G diserang lebih

banyak larva cockchafer. Sebuah percobaan taman umum dengan garis dandelion yang berbeda

mengungkapkan bahwa tanaman yang menghasilkan jumlah TA-G yang lebih tinggi

mempertahankan vegetatif lebih tinggi dan kebugaran reproduksi ketika mereka diserang oleh larva

cockchafer (Gershenzon,2016). Berikut adalah gambar tanaman dandelion (Taraxacum officinale).

Gambar 1. Bunga dan akar Dandelion (Taraxacum officinale) (Venkatachalam et al, 2013)

Sampai saat ini dandelion di Indonesia belum pernah dikembangkan menjadi tanaman

budidaya. Dandelion tumbuh disemak dan tanah-tanah yang tandus yang tidak digunakan. Benih

yang bersebaran dengan mudah saat tertiup oleh angin membuat dandelion mudah tumbuh dan

dapat tumbuh dimanapun.

4.2 Aplikasi Budidaya Intercropping Dandelion secara Polikultur dengan Pohon Karet

Teknik intercropping (tanam tumpangsari) adalah salah satu teknik budidaya yang

menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama pada lahan yang sama, dimana setiap

musim tanam, petani mengelola lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama. Aplikasi

rekayasa intrcropping ini akan diaplikasikan pada tanaman perkebunan yaitu karet. Secara umum,

ada dua sistem budidaya karet yang sering diterapkan oleh petani, yaitu secara monokultur (hanya

menanam tanaman karet saja) dan secara agroforestri/wanatani (menanam campur tanaman karet

bersama dengan tanaman lain). Masing–masing sistem memiliki kelebihan dan kekurangan seperti

sistem monokultur yang memiliki kelebihan dalam kuantitas produksi yang lebih banyak

Page 12: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

6

dibandingkan dengan sistem agroforestri, sebaliknya kekurangan dari teknik monokultur

membutuhkan pengelolaan yang lebih intensif, artinya kebutuhan tenaga kerja lebih banyak.

Sedangkan pada sistem agroforestri yang diselingi oleh tanaman seperti petai cina, kelapa, dan

pohon jati dapat mengurangi produksi getah karena terjadi persaingan dalam mendapatkan zat hara

dari dalam tanah.

4.3 Desain Rekayasa Intercropping Dadelion dengan Pohon Karet dan Teknologi budidaya

Kaitan akan masalah monokultur karet akan penyerapan unsur hara dapat diselesaikan

dengan intercropping tanaman karet dengan dandelion. Hal tersebut dikarenakan sistem perakaran

karet yang terdiri dari akar tunggang, akar lateral, dan akar serabut. Pada tanaman yang berumur 3

tahun kedalaman akar tunggang sudah mencapai 1,5 m. Apabila tanaman sudah berumur 7 tahun

maka akar tunggangnya sudah mencapai kedalaman lebih dari 2,5 m. Pada kondisi tanah yang

gembur, akar lateral dapat berkembang sampai kedalaman 40-80 cm. Akar lateral berfungsi untuk

menyerap air dan unsur hara dari tanah. Pada tanah yang subur akar serabut masih dijumpai sampai

kedalaman 45 cm. Akar serabut akan mencapai jumlah yang maksimum pada musim semi dan pada

musim gugur mencapai jumlah minimum (Basuki dan Tjasadiharja, 1995) Oleh karena itu dengan

menggunakan rekayasa aplikasi intercropping yang memanfaatkan potensi dandelion dalam

memproduksi getah latex dan menjaga kelembaban tanaman karet sehingga mampu meningkatkan

produksi dari kedua tanaman tersebut. Berikut adalah desain intercropping dandelion dengan

tanaman karet:

Gambar 2. Desain Rekayasa Intercropping Dandelion dan Pohon Karet

Langkah utama yang terpenting dari aplikasi intecropping ini adalah dengan menentukan

jenis intercropping. Jenis intercropping yang diganakan dalam rekayasa budidaya ini adalah mixed

intercropping. Menanam dandelion dan karet pada secara bersama-sama dan serentak dengan tidak

memperhatikan jarak tanam. Berikut ini adalah langkah-langkah budidaya dandelion secara

intercropping dengan tanaman karet :

1. Persiapan Benih dandelion dan karet

Perbanyakan pariental Taraxacum officinale terlebih dahulu sebelum benih disebar secara

acak di lahan kebun karet. Dandelion adalah diploid obligat, yang berarti perlu reproduksi

seksual, sementara banyak poliploidi yang apomicts fakultatif, artinya mereka sebagian besar

waktu bereproduksi secara aseksual melalui apomixis, tetapi juga dapat bereproduksi secara

seksual (Mártonfiová, 2011). Reproduksi seksual jenis tertentu sel nucellus, yang disebut sel

induk, berkembang menjadi sel telur dan perlu untuk dibuahi oleh sel sperma (serbuk sari).

Dalam Taraxacum apomixis, telur berkembang melalui mitosis dari sel lain dalam nucellus dari

Pohon karet

Dandelion

Page 13: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

7

sel induk, dan kemudian berkembang menjadi zigot tanpa pembuahan (van Dijk, et al., 2003).

Benih yang dihasilkan oleh apomixis secara genetik identik dengan pohon induk (Luo &

Cardina, 2012). Berikut ini adalah gambar perkembangan benih dandelion dari usia 7 hari

setelah tanam hingga 63 hari.

Gambar 3. Pertumbuhan benih dandelion yang disebar pada media tanah (Oscarsson,Lotta.2015)

Bibit karet unggul dihasilkan dengan teknik okulasi antara batang atas dengan batang

bawah yang tumbuh dari biji-biji karet pilihan. Okulasi dilakukan untuk mendapatkan bibit karet

berkualitas tinggi. Batang atas dianjurkan berasal dari karet klon PB260, IRR118, RRIC100 dan

batang bawah dapat menggunakan bibit dari biji karet klon PB20, GT1, dan RRIC100 yang

diambil dari pohon berumur lebih dari 10 tahun.

2. Waktu penanaman

Benih dandelion dapat deisebarkan disekitar tanaman karet yang telah ditanam monokultur

dan berusia minimal 3 tahun. Penanaman dandelion saat mudah hanya dengan menggaru tanah

disekirat pohon karet dan meyebarkan benih ketanah dan menutupnya kembali. Pertimbangan

usia pohon karet yang minimal tida tahun ini karena perhubungan dengan perakaran tanaman

karet yang sudah mencapai 1,5 meter, sedangkan tanaman dandelion hanya berukuran 15-35

cm. Hal tersebut tidak menimbulkan perebutan nutrisi dalam tanah sehingga tanaman karet

dapat tumbuh dengan normal dan tidak terganggu. Selain itu waktu berbunga dandelion yang

hanya berkisar kurang dari 90 membuat lingkungan sekitar pohon karet menjadi tempat tinggal

musuh alami dan membantu menekan intensitas serangan hama dan penyakit tanaman.

3. Pemeliharaan

Dandelion dan pohon karet yang ditanam dengan intercropping tidak membutuhkan

pemeliharaan yang intensif. Bentuk perawatan yang diberikan hanya membersihkan gulma yang

tumbuh liar disekitar dandelion. Disebabkan gulma yang lain dapat membuat menyebabkan

terjadinya persaingan dalam penyerapan unsur hara tanah dengan dandelion.

4. Pemanenan

Pemanenan karet dapat dilakukan minimal pada pohon yang berusia 5 tahun, dan teknik

yang digunakan dalam pemanenan latex adalah penyadapan batang. Pada tanaman dandelion

dapat dilakukan panen saat usia tanaman 90 hari. Pemanenan dilakukan dengan mengambil

batang dan akar tanamannya, karena getah atau latex yang ada di tanaman dandelion ini terdapat

pada batang dan akarnya.

Page 14: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

8

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Potensi Dandelion sebagai tanaman budidaya dapat diterapkan di Indonesia, terlebih lagi

untuk meningkatkan produktivitas getah alam. Dandelion yang memiliki kemampuan untuk

bertahan hidup dan berkembang kondisi tanah yang apapun dapat mempermudah potensi budidaya.

Kualitas latex yang diperoleh dari akar dan batang tanaman dandelion serta watu panen yang lebih

singkat membuat potensi peningkatan kuantitas produksi karet Indonesia meningkat. Dengan

penggambungan teknologi dan rekayasa prinsip Intercropping tanaman dandelion dengan pohon

karet memungkinkan Indonesia menjadi peringkat satu negara pemasok karet dunia.

5.2 Saran

Berdasarkan kajian yang telah diuraikan penulis dan adanya beberapa permasalahan, maka

saran yang dapat diberikan adalah penanganan pasca panen latex yang terdapat pada tanaman

dandelion agar didapatkan latex dengan jumlah yang optimum.

Page 15: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

9

DAFTAR PUSTAKA

Adri, Firdaus, Mugianto, Yardha dan Syari Edi. 2005. Laporan Akhir Kegiatan Pengkajian Sistem

dan Usaha Agribisnis Berbasis Komoditas Karet. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Jambi.

Abidin, Z. 1991. Pengujian Waktu Tanam Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dan Pemupukan TSP

pada Sistem Tumpangsari dengan Tanaman Jagung (Zea mays L.). Skripsi Fakultas Pertanian

Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Perkebunan Indonesia.Jakarta : Derektorat Jendral

Perkebunan.

Basuki, Ir, Dr. dan Tjasadihardja, A. Ir. Dr. M.S. 1995. Warta Pusat Penelitian Karet. Volume 14

Nomor 2 (89-101) Juni 1995 Asosiasi Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan Indonesia.

CV. Monora. Medan, hlm 91-92.

Gershenzon. 2016. The dandelion uses latex to protect its roots against insect feeding. PLOS

Biology 14(1): Intitute for Chemical Ecology.

Hasan Basri. 2008. Dasar – Dasar Agronomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Hillebrand, A. et al., 2012. Down-regulation of small rubber particle protein expression affects

integrity of rubber particles and rubber content in Taraxacum brevicorniculatum. PLoS ONE,

Vol. 7 Issue 7, July, pp. 1-9.

Jumin, H. B. 2002. Agronomi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Janudianto, Prahmono A, Napitupulu H, Rahayu S. 2013. Panduan budidaya karet untuk petani

skala kecil. Rubber cultivation guide for small-scale farmers. Lembar

Informasi AgFo 5. Bogor, Indonesia: World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia

Regional Program.

Luo, J. & Cardina, J., 2012. Germination patterns and implications for invasiveness in three

Taraxacum (Asteraceae) species. Weed Research, Vol. 52 Issue 2, April, pp. 112-121.

Mouri, H. 2014.Bridgestone Americas Center for Research and Technology.

Marizka, D.A. 2014.Pengembangan Inovasi Pemberdayaan Barang Jadi Karet. Bogor : IPB

Mártonfiová, L., 2011. Comparison of breeding behaviour of Taraxacum sect. Ruderalia and

Taraxacum sect. Erythrosperma (Asteraceae). Thaiszia Journal of Botany, pp. 177-184.

Oscarsson,Lotta.2015.a proof of concept for a new method of cultivation.Journal :Master thesis.

Production of rubber from dandelion, California : Departmeny of Plant Breeding

Perumal Venkatachalam, Natesan Geetha, Palanivel Sangeetha1 and Arjunan

Thulaseedharan.2013. Natural rubber producing plants: An overview. African Journal of

Biotechnology Vol. 12(12), pp. 1297-1310.

Todaro Michael P. 1998. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jilid 2. Edisi Keenam. Alih

bahasa Haris Munandar.Jakarta : Erlangga

Whaley WG, Bowen JS (1947). Russian dandelion (Kok-Saghyz). An emergency source of natural

rubber. United States Department of Agriculture

Wibawa, G. 2000. Pengembangan Sistem Usahatani Berbasis Karet dalam Prosiding Evaluasi dan

Pemantapan Program Bersama Komisi Perkebunan Bogor. Bogor : Badan Penelitian dan

Page 16: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

10

Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Perkebunan. Hal 13-27.

Wibawa, G., M. Jahidin Rosyid, dan Anang Gunawan. 2000. Pola Tumpangsari Pada Perkebunan

Karet. Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Sembawa.

Windasari, N.P.I dan Made K.S.B. 2013. Analisis Pengaruh Tumpangsari terhadap Pendapatan

Petani di Desa Munduktemu Kabupaten Tabanan. Bali Jurnal Ekonomi Pembangunan

Universitas Udayana 2 [5] : 254-259 ISSN: 2303-0178

Van Dijk, P., van Baarlen, P. & de Jong, J., 2003. The occurence of phenotypically complementary

apomixis-recombinants in crosses between sexual and apomictic dandelions (Taraxacum

officinale). Sexual Plant Reproduction, Volume 16 Issue 2, July, pp. 71-76

Rosyid, M.J., Thomas Wijaya., M.Lasminingsih., Shinta dan Lina. 2004. Potensi Usahatani Karet

di Propinsi Jambi. Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa. Sembawa.

Page 17: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

11

RIWAYAT HIDUP

1. Biodata Diri

Nama : Berliananda Maranditya

Tempat, tanggal lahir : Bojonegoro, 02 Maret 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

NIM : 155040207111122

Jurusan/Angkatan : Pertanian/ 2015

Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya

Alamat : Jalan Remujung Nomor 51B, Lowokwaru, Malang

Email : [email protected]

No. HP : 08816923685

2. Pengalaman Organisasi

- Staff Magang FORSIKA FP UB 2016

- Staff Magang PRISMA FP UB 2016

- Staff Pengurus Harian Departemen Kompetisi PRISMA FP UB 2017

- Member Departement Exchange Programe IAAS LC-UB 2017

3. Karya Tulis yang Pernah Dibuat

No Judul Karya Tulis Tahun

1 Kacamata Terapi Lgbt Sebagai Inovasi Penyelamatan

Anak Bangsa Indonesia

2016

2 Migrasi Energi Terbarukan Masyarakat Daerah 3T

Berbasis Chlorobacter DSSC

2016

3 ENOTECH (Egg Nano Technology) : Pengembangan

Teknologi Nano Partikel dari Daun Jati (Tectona

grandis) sebagai Bahan Pembuatan Telur Asin

Berkualitas Tinggi dan Rendah Kolesterol

2016

4 GENDANG KEPRAK (GEMBUS RENDANG

DALAM KEMASAN PRAKTIS): Kreasi Makanan

Khas Indonesia Sebagai Alternatif Santapan Siap Saji

2016

4. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 Juara III PKM MABA FP UB UB 2015

2 Finalis LKTIN IASC III UB 2016

3 Finalis LKTIN Lumba-Lumba UNJ UNJ 2016

Page 18: JUDUL PAPERprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/PAPER-EX... · 2018. 12. 4. · 1.1 Latar Belakang ... dan bersifat karsinogenik. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk

12

RIWAYAT HIDUP

5. Biodata Diri

Nama : Putri Nurul Aini

Tempat, tanggal lahir : Blitar, 10 April 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

NIM : 145040200111016

Jurusan/Angkatan : Pertanian/ 2014

Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya

Alamat : Jalan Bendungan Sutami 317 F Malang

Email : [email protected]

No. HP : 085815142244

6. Pengalaman Organisasi

- Staff Kementerian Kebijakan Publik BEM FP UB 2015

- Staff Magang Departemen Kepenulisan Ilmiah PRISMA FP UB 2015

- Staff Pengurus Harian Departemen Kompetisi PRISMA FP UB 2016

- Ketua Departemen Kompetisi PRISMA FP UB 2017

7. Karya Tulis yang Pernah Dibuat

No Judul Karya Tulis Tahun

1 PKM-K “PORT-TEA” Modifikasi Gulma Krokot

(Portulaca oleracea) sebagai Pelopor Teh Herbal

2014

2 Inovasi Edible Coating pada Apel Malang sebagai Upaya

Peningkatan Kualitas Produksi Pasca Panen

2015

3 I-COUNT (Inovasi Colourful Gardening Activities) dalam

Pembentukan Karakter (K-A-C-S) Knowing, Action,

Caring and Sharing pada Anak Usia Emas

2016

8. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 Juara III PKM-K MABA Rektor Cup UB Universitas Brawijaya 2014

2 Juara II LKTI Penulisan Ilmiah

Agroekoteknologi FP UB

FP UB 2015