jual beli emas secara kredit menurut perspektif islam

83
i JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM KONTEMPORER (StudiPadaPegadaianSyariahCabangDaanMogot-Tangerang) DiajukanKepadaFakultasSyariahdanHukum UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratanMemperolehGelar SarjanaEkonomiSyariah (S.E. Sy) OLEH: AIDA RACHMAN 106046101592 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN-SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

i

i

JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF

ISLAM KONTEMPORER

(StudiPadaPegadaianSyariahCabangDaanMogot-Tangerang)

DiajukanKepadaFakultasSyariahdanHukum

UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratanMemperolehGelar

SarjanaEkonomiSyariah (S.E. Sy)

OLEH:

AIDA RACHMAN

106046101592

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN-SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

2

Page 3: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

i

i

ABSTRAK

Aida Rachman. Jual Beli Emas Secara Kredit Menurut Perspektif Islam

Kontemporer di PegadaianSyariah, Skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah, Program

Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme jual beli emas secara

tidak tunai di Pegadaian Syariah Cabang Daan Mogot serta pandangannya terhadap

hukum Islam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analistis dan penelitian

ini didapat dari data wawancara dengan pimpinan cabang danmenggunakan data

sekunder dari literatur kepustakaan, buku-buku dan sumber lainnya yang sesuai

dengans kripsi ini.

Emas dalam perkembangannya merupakan salah satu investasi yang menarik

dikalangan masyarakat saat ini, penyimpanannya yang mudahdan liquid

membuatemas semakindigemari masyarakat sebagai alat investasi yang populer.

Emas tersedia dalam berbaga imacam bentuk, mulai dari batangan, koin logam,

perhiasan, dan lain sebagainya.

Dengan memahami kondisi pasar yang terjadi di masyarakat, maka pihak

PegadaianSyariah dengan tegas mengeluarkan produk investasi emas yang

selanjutnya dikenal dengan MULIA.Dengan dikeluarkannya produk tersebut, maka

pihak Pegadaian Syariah disamping bertujuan untuk mengedepankan layanan

publik yang sesuai dengan etika dan prinsip-prinsip syariah juga mengharapkan

keuntungan yang akandiperoleh dari produk MULIA ini.

Kata Kunci :JualBeli, Emas, Kredit

Page 4: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

ii

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karuniaNya setiap saat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“JUAL BELI EMA SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

KONTEMPORER ( Studi pada Pegadaian Syariah cabang Daan Mogot” sebagai

bagian dari tugas akademis di Program studi Muamalat Kosentrasi Perbankan Syariah

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Salawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW

yang menjadi suri tauladan terbaik umat manusia hingga akhir zaman. Penulis

menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan, penulis ingin

menuangkan dalam bentuk ucapan terimakasih kepada:

1) Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

mencurahkan baktinya kepada kami selaku Mahasiswa Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2) Dr. Euis Amalia, M.Ag., Ketua Program Studi Muamalat. Terima kasih atas

bimbingan dan motivasi yang tidak pernah padam mengalir kepada penulis.

Semua kesempatan dan pengalaman bersama ibu adalah motivasi terbesar

penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

iii

iii

3) Mu‟min Rauf, M.Ag., Selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.

Terimakasih untuk semua motivasi yang telah Bapak berikan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

4) Dr.Djawahir Hejazziey SH, MA., pembimbingskripsi yang telah menuangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan nasehat kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5) Prof. Dr. H. Faturrahman Djamil, MA., Penasehat Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

6) Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan untuk memberikan ilmu dan akhlak yang tiada ternilai harganya

kepada penulis selama di bangku kuliah sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

7) Segenap pihak Pegadaian Syariah Cabang Daan Mogot-Tangerang, khususnya

ibu Tri Hartati selaku Manager cabang yang telah bersedia meluangkan

waktunya ditengah kesibukannya untuk membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8) Segenap staff akademik dan staff perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

9) Orang tua tercinta dan tersayang H. Rachman Sugandi, Bunda tercinta dan

tersayang, Hj. Saanti Istilah yang tiada pernah berhenti untuk selalu

Page 6: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

iv

iv

mencurahkan do‟anya serta nasihat dan motivasi kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10) Keluarga besar ku tecinta yang telah mendukung dan memberiku semangat

serta doa yang tulus kepada penulis.

11) Suamiku tercinta Mus Munanto yang selalu mendampingi saat penelitian

sampai penyelesaian skripsi ini

12) Teman-teman Perbankan Syariah kelas A angkatan 2006, yang selalu

memberikan semangat, dukungan, saran dan masukan kepada penulis.

Terimakasih teman-teman, dengan kebersamaan kita selama ini berbagi cerita,

suka dan duka. Bagi penulis itulah pengalaman berharga yang takkan pernah

terlupakan.

13) Temanku tersayang Laila Nihayati dan Yoyoh Rodiah yang selalu

mendampingi sampai selesainya skripsi ini

14) Seluruh pihak yang terkait dengan penyusunan skripsi penulis yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih banyak, Semoga Allah membalas

kebaikan tersebut dengan balasan yang berlipat ganda, Amin.

Jakarta, 07 Januari 2014

Aida Rachman

Page 7: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

v

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Penelitian Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 4

D. Review Studi Terdahulu ................................................................. 5

E. Metode Penelitian ........................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan..................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Jual Beli ........................................................................................ 11

B. Kredit ............................................................................................ 17

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

A. Pengertian Gadai………………………………………………...31

B. Sejarah berdirinya Pegadaian Syariah ........................................ 33

C. Dasar Hukum Pegadaian Syariah ................................................. 35

D. Visi dan Misi Pegadaian Syariah ................................................. 36

Page 8: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

vi

vi

E. Produk dan Jasa Pegadaian Syariah ............................................. 37

F. Mekanisme Pegadaian Syariah .................................................... 39

G. Pemanfaatan Barang Gadai .......................................................... 42

H. Struktur Organisasi ...................................................................... 48

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN

A. Jual Beli Emas Secara Kredit Menurut Hukum Islam ................. 49

B. Mekanisme Jual Beli Emas Secara Kredit di Pegadaian Syariah 57

C. Analisa.......................................................................................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 65

B. Saran-Saran .................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………75

LAMPIRAN………………………………………………………………………...78

Page 9: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemikiran ekonomi Islam diawali sejak Muhammad saw dipilih sebagai

seorang Rasul (utusan Allah). Rasulullah saw mengeluarkan sejumlah kebijakan

yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan hidup

masyarakat, selain masalah hukum (fiqh), politik (siyasah), juga masalah

perniagaan atau ekonomi (muamalat). Masalah-masalah ekonomi umat menjadi

perhatian Rasulullah saw, karena masalah ekonomi merupakan pilar penyangga

keimanan yang harus diperhatikan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim,

Rasulullah saw bersabda, “kemiskinan membawa orang kepada kekafiran”. Maka

upaya untuk mengentas kemiskinan merupakan bagian dari kebijakan-kebijakan

sosial yang dikeluarkan Rasulullah saw. Selanjutnya kebijakan-kebijakan

Rasulullah saw menjadi pedoman oleh para penggantinya Abu Bakar, Umar bin

Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib dalam memutuskan masalah-

masalah ekonomi. Al-Qur‟an dan Al-Hadits digunakan sebagai dasar teori

ekonomi oleh para khalifah juga digunakan oleh para pengikutnya dalam menata

kehidupan ekonomi Negara.

Sistem ekonomi Islam merupakan suatu rahmat yang tak ternilai harganya

bagi umat manusia. Apabila sistem tersebut dilaksanakan secara menyeluruh dan

Page 10: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

2

sesuai dengan ajarannya, maka sistem ini akan menjadi sarana yang sangat

berguna bagi kemajuan ekonomi masyarakat. Namun demikian, demi suksesnya

pengoperasian sistem ini, maka mutlak diperlukan landasan ajaran dan ajaran

Islam. Pengoperasian sistem ini mempunyai hubungan yang erat dengan ajaran

agama, ideologi dan budaya Islam sehingga tidak boleh terpisahkan dari landasan

agama.

Islam telah mengatur masalah jual beli, dari zaman ke zaman jual beli

untuk perdagangan mengalami perkembangan yang sangat pesat.Baik itu dari

segi metodenya maupun dari segi praktik pelaksanaannya sehingga kondisi

tersebut membuka suatu peluang terjadinya sistem jual beli kredit.Dalam

kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi

masyarakat kita.Perkataan kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat dikota-kota

besar, tetapi sampai di pelosok desa pun kata kredit tersebut sudah sangat

populer.Jual beli secara kredit telah diatur oleh beberapa lembaga keuangan

seperti bank maupun non bank. Pegadaian syariah dalam hal ini menawarkan

produk investasi yang disebut dengan MULIA (Murabahah Emas Logam Mulia

Investasi Abadi). Yaitu pegadaian memfasilitasi jual beli emas batangan.Bisa

dengan tunai ataupun secara kredit dengan maksimal 36 bulan.

Dengan berlangsungnya praktek pembiayaan jual beli emas yang terjadi pada

sektor pegadaian syariah, maka hal tersebut tentulah sangat meringankan para

masyarakat untuk bisa memiliki logam mulia dengan membayarnya secara cicilan.

Page 11: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

3

Akan tetapi apakah semua prosedur serta mekanisme yang terjadi di dalam

lembaga keuangan syariah tersebut telah benar-benar sesuai dengan yang telah

ditetapkan oleh Syariat Islam? Karena sebagai ummat Islam sudah sepatutnya kita

melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Syariat Islam.

Berdasarkan paparan yang telah diuraikan di atas, maka penulis merasa perlu

mengadakan penelitian yang mendalam terhadap pembiayaan murabahah emas yang

terjadi pada sektor perbankan syariah, sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul:

“Jual Beli Emas Secara Kredit Menurut Perspektif Hukum Islam.

(Studi Pada Pegadaian Syariah Cabang Daan Mogot” )

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan penulis rumuskan dalam beberapa

pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana jual beli emas secara kredit menurut hukum Islam ?

b. Bagaimana mekanisme transaksi jual beli emas secara kredit di pegadaian

syariah?

2. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penulisan skripsi ini tidak meluas, maka

penulis memfokuskan dan membatasi masalah pada transaksi jual beli emas

secara kredit menurut hukum Islam, serta bagaimana mekanisme transaksi

jual beli emas secara kredit di pegadaian syariah

Page 12: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penulisan skripsi dengan tema diatas antara lain :

1. Untuk mengetahui kebolehan praktik jual beli emas secara kredit menurut

hukum islam

2. Untuk mengetahui mekanisme transaksi jual beli emas secara kredit di

Pegadaian Syariah

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi Akademisi

Sebagai media pengembangan ilmu pengetahuan mengetahui produk

pegadaian syariah yang dipelajari dalam perkuliahan dan dapat diterapkan

pada perusahaan yang diteliti, oleh penulis, bagi pihak lain sebagai bahan

yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang jual beli emas di

Pegadaian Syariah dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan bagi

yang tertarik sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut. Dan semoga

bermanfaat untuk memperkaya hasanah kepustakaan khususnya pada bidang

yang penulis teliti.

2. Bagi Praktisi

Sebagai inovasi produk bagi lembaga pegadaian syariah untuk meningkatkan

pangsa pasar dan sebagai sarana pemberdayaan manusia dalam pembangunan

Negara dimasa mendatang.

3. Bagi Masyarakat

Page 13: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

5

Sebagai Pengetahuan mengenai produk investasi emas MULIA di Pegadaian

Syariah dan tertarik untuk membeli produk tersebut.

D. Review Studi Terdahulu

Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan

kajian kajian terdahulu. Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan

mengenai fenomena yang berkaitan dengan penelitian yang penulis angkat,

antara lain :

1. Minat Masyarakat Terhadap Jual Beli Emas di Pegadaian Syariah - Dila

Larantika ( FSH/ Muamalat – Perbankan Syariah, 2010)

Skripsi Ini Memfokuskan Pada Minat Masyarakat Terhadap Jual Beli Emas di

Pegadaian Syariah Khususnya Cabang Cinere.

2. Analisis Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Murabahah terhadap

Likuiditas Bank DKI Syariah- Purwanto ( FSH/ Muamalat – Perbankan

Syariah, 2009)

Skripsi ini memfokuskan pembahasan mengenai mekanisme praktek

pembiayaan murabahah yang terjadi di bank DKI Syariah, kemudian

mengukur tingkat likuiditas, serta pengaruh penyaluran pembiayaan terhadap

likuiditas Bank DKI Syariah.

3. Strategi Pembiayaan Murabahah Dalam Peningkatan Jumlah Pendapan

di Lembaga Keuangan Mikro Syariah - Emi Jamaniatul Hijriyah ( FSH/

Muamalat – Perbankan Syariah, 2009)

Page 14: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

6

Skripsi ini memfokuskan pembahasan mengenai bagaimana strategi yang

dilakukan oleh LKMS-Alhidayah dalam meningkatkan jumlah pendapatan

dalam pembiayaan Murabahah.

4. Analisis Penerapan Fatwa DSN-MUI NO. 43/DSN-MUI/204 Tentang

Ta’widh Pda Pembiayaan Murabahah di PT. Bank Syariah Bukopin-

Muis Hidayat ( FSH/ Muamalat – Perbankan Syariah, 2009)

skripsi ini menjelaskan tentang proses ta‟widh atau ganti rugi atas biaya biaya

yang telah dikeluarkan oleh bank. Yang dalam prosesnya tentu pembiayaan

ini berhubungan dengan pembiayaan bermasalah yang terjadi didalamnya dan

dana yang dikumpulkan tersebut masuk sebagai pendapatan bank syariah.

5. Analisis Akad Pembiayaan Murabahah terhadap Hotel Natama

Padangsidimpuan- Imam Abdul Hadi ( FSH/ Muamalat – Perbankan

Syariah, 2010)

skripsi ini membahas tentang bagaiman tercapainya akad murabahah tersebut

dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap akad yang dijalankan

tersebut terhadap objek yang berkaitan.

6. Analisis hukum kontrak terhadap pembiayaan akad mudharabah studi

pada BMT-AL AZHAR - Khoirul Anwar Kholid ( FSH/ Muamalat –

Perbankan Syariah, 2009)

Skripsi ini membahas tentang analisis hukum kontrak terhadap pembiayaan

akad mudharah.

Page 15: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

7

E. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Pegadaian Syariah cabang Daan

Mogot

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian lapangan

dimana penulis langsung melakukan penelitian terhadap Pegadaian Syariah

Daan Mogot. Sekaligus menggunakan bahan kepustakaan (library research)

yakni penelusuran kepustakaan, dimana penulis memperoleh data dengan

mengumpulkan dan mempelajari sumber-sumber yang berkaitan dengan

judul skripsi diatas, yakni buku-buku, surat kabar, majalah, makalah hingga

situs internet.

Sedangkan penelitian ini bersifat deskristif analisitis yakni

menggambarkan data dan informasi lapangan berdasarkan sebagaimana

adanya pada waktu penelitian dilakukan, kemudian di analisa secara

mendalam.

b. Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis

sumber data, yaitu:

Page 16: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

8

1) Data Primer

Yaitu data utama yang diambil/diminta dari sumber pertama

yakni internal data dalam bentuk dokumentasi/data-data tertulis di

Pegadaian Syariah Daan Mogot.

2) Data Sekunder

Dalam penelitian penulis melakukan studi kepustakaan

(Library Reseach) yaitu dengan mempelajari buku kepustakaan,

literatur, buletin, majalah serta materi kuliah yang berkaitan erat

dengan pembahasan masalah ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

Didalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan

dengan menggunakan beberapa teknik tertentu, yaitu:

a. Observasi

Yakni mengamati dan melihat lebih dekat pelaksanaan jual beli

emas yang dilakukan di Pegadaian Syariah Daan Mogot

b. Wawancara:

Yakni teknik tanya jawab secara lisan dengan berpedoman pada

daftar pertanyaan terbuka. Sehingga diperoleh jawaban yang peneliti

inginkan dari pihak Pegadaian Syariah Daan Mogot

c. Studi Dokumentasi

Yakni pengumpulan data-data yang diperlukan dengan cara mencari

data dokumentasi tentang Pegadaian Syariah Daan Mogot.

Page 17: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

9

3. Instrument Pengumpulan Data

Instrumen Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar penelitian

menjadi sistematis dan mudah. Dalam hal ini peneliti mengunakan alat bantu

seperti panduan pengamatan, panduan observasi, pedoman wawancara, dan

sebagainya yang mendukung penelitian ini.

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penelitian ini adalah menggunakan

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

pendahuluan yang meliputi. Latar belakang masalah, perumusan dan

pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, review studi

terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas tentang teori jual beli, kredit.

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Yaitu membahas profil Pegadaian Syariah cabang Daan Mogot. Pada

bab ini memuat tentang definisi gadai , sejarah singkat Pegadaian

Page 18: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

10

Syariah , visi, misi,produk jasa pegadaian syariah, mekanisme gadai

syariah, pemanfaatan barang gadai dan struktur organisasi

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas tentang mekanisme jual beli emas secara kredit di

pegadaian syariah, pandangannya menurut perspektif Islam, dan

Analisa

BAB V PENUTUP

Merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dari berbagai temuan yang

disertai dengan saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan

skripsi ini.

Page 19: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jual Beli

1. Definisi Jual Beli

al-bai‟ (menjual) menurut bahasa berarti“ mermpertukarkan sesuatu

dengan sesuatu “. Secara etimologis, jual beli berarti menukar harta dengan

hart, sedangkan secara terminologis, terdapat beberapa definisi jual beli yang

dikemukakan ulama fiqh. Sekalipun substansi dan tujuan masing-masing

definisi adalah sama, yaitu tukar menukar barang dengan cara tertentu atau

menukar sesuatu dengan sepadan menurut cara yang dibenarkan. Definisi lain

dikemukakan ulama Malikiyyah, Syafi‟iyah, Hanabilah bahwa jual beli yaitu

tukar menukar harta dengan harta pula dalam bentuk pemindahan milik dan

kepemilikan.1

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

jual beli adalah suatu persetujuan dimana pihak yang satu mengikatkan

dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk

membayar harga yang telah dijanjikan.2

1Mardani.Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2012),edisi 1, cet 1, h 101 2Widjaja.Gunawan. Jual Beli ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),cet 2, h. 7

Page 20: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

12

2. Dasar Hukum Jual Beli

a. Al-Qur’an

Firman Allah QS. Al-Baqarah/2 : 275

... ....

“.... Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”(QS. Al-

Baqarah/ 2: 275)

b. Al-Hadits

Dari Suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang di

dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah

(mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah,

bukan untuk dijual.(HR. Ibnu Majah)3

3. Rukun dan Syarat Jual Beli

Jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus di penuhi sehingga

jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara‟.Dalam menentukan rukun jual

beli terdapat perbedaan pendapat ulama Hanafiyah dengan Jumhur Ulama.

Rukun jual beli menurut ulama hanafiyah hanya satu, yaitu ijab dan

Kabul.Menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual beli itu hanyalah

kerelaan (ridha / taradhi) kedua belah pihak untuk melakukan transaksi jual

3 Syafi‟i, antonio. Bank Syariah: dari teori ke praktik, cetakan pertama (Jakarta: Gema Insani,

2001), h. 102

Page 21: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

13

beli. Akan tetapi, karena unsur kerelaan itu merupakan unsur hati yang sulit

diindra sehingga tidak kelihatan, maka diperlukan indikasi yang menunjukkan

kerelaan kedua belah pihak yang melakukan transaksi jual beli menurut

mereka boleh tergambar dalam ijab dan Kabul atau melalui cara saling

memberikan barang dan harga barang.4

Akan tetapi jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual beli itu ada

empat, yaitu :

a. Ada orang yang berakad atau al‟muta‟qaidain (penjual dan pembeli)

b. Ada sighat (lafal ijab dan Kabul)

c. Ada barang yang dibeli.

d. Ada nilai tukar pengganti barang

Adapun syarat sah jual beli antara lain sebagai berikut :5

a. Saling rela antara kedua belah pihak.

b. Pelaku akad adalah orang yang dibolehkan melakukan akad yaitu orang

yang telah baligh, berakal dan mengerti.

c. Harta yang menjadi objek transaksi telah dimiliki sebelumnya oleh kedua

belah pihak.

d. Objek transaksi adalah barang yang dibolehkan agama.

e. Objek transaksi adalah barang yang bisa diserahterimakan.

4Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat,(Jakarta : Kencana Prenada Media Group),edisi 1,

cet 2, h 71 5Mardani.Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2012), edisi 1, cet 1, h 104

Page 22: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

14

f. Objek jual beli diketahui oleh kedua belah pihak saat akad.

g. Harga harus jelas saat transaksi.

4. Bentuk-Bentuk Jual Beli yang Dilarang

Jual beli yang dilarang terbagi dua :Pertama, jual beli yang dilarang

dan hukumnya tidak sah (batal), yaitu jual beli yang tidak memenuhi syarat

dan rukunnya. Kedua, jual beli yang hukumnya sah tetapi dilarang, yaitu

jual beli yang telah memenuhi syarat dan rukunnya, tetapi ada beberapa

faktor yang menghalangi kebolehan proses jual beli.6

a. Jual beli terlarang karena tidak memenuhi syarat dan rukun. Bentuk jual

beli yang termasuk dalam kategori ini sebagai berikut :

1) Jual barang yang zatnya haram, najis, atau tidak boleh

diperjualbelikan. Barang yang najis atau haram dimakan, maka

haram juga untuk diperjualbelikan, seperti babi, berhala, bangkai,

dan khamr (minuman yang memabukkan).

2) Jual beli yang belum jelas

Sesuatu yang bersifat spekulasi atau samar-samar haram untuk

diperjualbelikan, karena dapat merugikan salah satu pihak, baik

penjual maupun pembeli.Yang dimaksud samar-samar adalah tidak

jelas, baik barangnya, harganya, kadarnya, masa pembayarannya,

6Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat,(Jakarta : Kencana Prenada Media Group,

2010),edisi 1, cet 2, h 80

Page 23: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

15

maupun ketidakjelasan yang lainnya. Jual beli yang dilarang karena

samar-samar antara lain:

(a). Jual beli barang yang belum tampak. Misalnya menjual ikan

dikolam/laut.

3) Jual beli bersyarat

Jual beli yang ijab kabulnya dikaitkan dengan syarat-syarat tertentu

yang tidak ada kaitannya dengan jual beli atau unsur- unsur yang

merugikan dan dilarang oleh agama.

4) Jual beli yang menimbulkan kemadharatan

Segala sesuatu yang dapat menimbulkan kemadharatan,

kemaksiatan, bahkan kemusyrikan dilarang untuk diperjualbelikan,

seperti jual beli patung, salib, buku-buku bacaan porno, dan lain

sebagainya, karena memperjualbelikan barang ini dapat

menimbulkan perbuatan-perbuatan maksiat.

5) Jual beli yang dilarang karena dianiaya

Maka tidak sah segala bentuk jual beli yang mengakibatkan

penganiayaan, dan hukumnya adalah haram.Seperti menjual anak

binatang yang masih membutuhkan induknya.

6) Jual beli Muhaqalah yaitu menjual tanam-tanaman yang masih di

sawah atau diladang. Hal ini dilarang karena masih samar-samar.

7) Jual beli mukhadharah yaitu jual beli buah-buahan yang masih hijau,

hal ini dilarang karena jual beli ini masih samar.

Page 24: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

16

8) Jual beli mulamasah yaitu jual beli secara sentuh menyentuh.

Misalnya seseorang menyentuh sehelai kain diwaktu malam atau

siang hari, maka orang yang menyentuh berarti telah membeli kain

ini. Hal ini dilarang karena mengandung tipuan dan kemungkinan

akan menimbulkan kerugian dari salah satu pihak.

9) Jual beli munabadzah yaitu jual beli secara lempar melempar.

Seperti seseorang berkata : ” lemparkan kepadaku apa yang ada

padamu, nanti kulemparkan pula kepadamu apa yang ada padaku”.

Setelah terjadi lempar-melempar terjadilah jual beli. Hal ini dilarang

agama karena mengandung tipuan dan tidak ada ijab Kabul.

10) Jual beli muzabanah, yaitu menjual buah buah yang basah dengan

buah yang kering. Seperti menjual padi kering dengan bayaran padi

basah sedang ukurannya dengan ditimbang sehingga akan merugikan

pemilik padi kering.

b. Jual beli terlarang karena ada faktor lain yang merugikan pihak-pihak

terkait.

1) Jual beli dari orang yang masih dalam tawar menawar

Apabila ada dua orang masih tawar menawar atas sesuatu barang,

maka terlarang bagi orang lain membeli barang itu, sebelum penawar

pertama diputuskan.

2) Jual beli dengan menghadang dagangan diluar kota/pasar.

Page 25: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

17

Maksudnya adalah menguasai barang sebelum sampai kepasar agar

dapat membelinya dengan harga murah, sehingga ia kemudian

menjual dipasar dengan harga yang juga lebih murah.

3) Membeli barang dengan memborong untuk ditimbun, kemudian

akan dijual ketika harga naik karena kelangkaan barang tersebut.

4) Jual beli barang rampasan atau curian.

B. Kredit

1. Definisi Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti

kepercayaan.7atau dalam bahasa latin “creditum”yang berarti kepercayaan

atau kebenaran, atau credo, yang berarti I believe, I trust. Saya percaya atau

saya menaruh kepercayaan.8Maksud dari percaya bagi si pemberi kredit adalah

ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti akan

dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan

penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar

sesuai jangka waktu.

Kredit menurut istilah adalah hak untuk menerima pembayaran atau

kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada

7 Rachman F dan Maya F. Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah Kebijakan

dan Aplikasinya, ( Bandung : Alfabeta, 2013 ), h. 15 8Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, ( Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004), cet ke 3 h. 32

Page 26: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

18

waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.

Sedangkan dalam syariah kredit dikenal dengan pembiayaan yaitu

menyediakan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara perusahaan dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain

mengembalikan pembiayaan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan bagi hasil.9

Dalam bukunnya Sahruwardi K Lubis berpendapat bahwa yang

dimaksud dengan kredit adalah suatu pembelian yang dilakukan terhadap

sesuatu barang yang pembayaran harga barang tersebut dilakukan secara

berangsur-angsur sesuai dengan tahapan pembayaran yang telah disepakati

kedua belah pihak yaitu antara penjual ataupun pembeli.10

Al-amien Ahmed mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan jual

beli kredit (bai‟ at-taqhsith) adalah menjual sesuatu dengan pembayaran yang

diangsur dengan cicilan tertentu, pada waktu tertentu, dan lebih mahal dari

pada pembayaran kontan.11

Adapun menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang

pokok-pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana

9Ahmad Gozali, Serba-Serbi Kredit Syariah: Jangan Ada Bunga Diantara Kita, ( Jakarta : PT

Elex Media Koputindo, 2005) 10

Sahruwardi K Lubis, Hukum Ekonomi Islam,(Jakarta: Sinar Grafika, 2000 ), h. 142 11

Al Amien Ahmad, Jual Bel Kredit, Bagaimana Hukumnya?(Jakarta : Gema Insani Press,

1998

Page 27: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

19

pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan.12

Para ulama menyebutkan beberapa poin penting yang berkenaan

dengan jual beli, yaitu sebagai berikut :13

a. Dalam jual beli ini penjual tidak diperbolehkan membuat kesepakatan

tertulis didalam akad dengan pembeli bahwa ia berhak mendapat

tambahan harga yang terpisah dari harga barang yang ada, dimana harga

tambahan itu akan berkaitan erat dengan waktu pembayaran. Baik

tambahan harga itu sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

b. Apabila orang yang berhutang ( pembeli) terlambat membayar cicilan

dari waktu yang telah ditentukan, maka tidak boleh mengharuskannya

untuk membayar tambahan dari hutang yang sudah ada, baik dengan

syarat yang sudah ada ataupun tanpa syarat, karena hal itu termasuk riba

yang diharamkan.

c. Penjual tidak berhak menarik kepemilikan barang dari tangan pembeli

setelah terjadi jual beli, namun penjual dibolehkan member syarat kepada

pembeli untuk menggadaikan barang kepadanya untuk menjamin haknya

dalam melunasi cicilan-cicilan yang tertunda.

d. Boleh memberi tambahan harga pada barang yang pembayarannya

ditunda dari barang yang dibayar secara langsung ( cash).

12

Thomas Suyatno, H.A Chalik, Made Sukada, Dasar-Dasar Perkreditan. ( Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama, 2007 ), Edisi ke-4, h.13 13

Syaikh Isa bin Ibrahim ad Duwaisy, Jual Beli Yang diperbolehkan dan Dilarang, h. 23

Page 28: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

20

e. Diharamkan bagi orang yang berhutang untuk menunda-nunda

kewajibannya membayar cicilan, walaupun demikian syari‟at tidak

membolehkan si penjual untuk member syarat kepada pembeli agar

membayar ganti rugi jika ia terlambat menunaikan kewajibannya

(pembayaran cicilan).

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

jual beli kredit adalah membeli suatu barang yang diberikan kepercayaan

untuk membayar secara mengangsur atau secara cicilan dalam jangka waktu

yang telah disepakati antara penjual dan pembeli. Dimana boleh memberi

tambahan harga pada barang yang pembayarannya ditunda dari barang yang

dibayar secara langsung ( cash ). Akan tetapi diharamkan bagi orang yang

berhutang untuk menunda-nunda kewajibannya dalam membayar cicilan

tersebut.

2. Jenis Jenis Kredit

Terdapat beberapa pendapat dalam pengelompokkan jenis kredit, namun

pada umumnya dikelompokkan berdasarkan :14

a. Penggunaanya

Menurut penggunaaanya, kredit dibagi menjadi dua yaitu :

14Desi Arthesa, Bank dan Lembaga Bukan Bank,( Jakarta: PT. Indeks Kelompok

Grramedia,2006), h.175

Page 29: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

21

1) Kredit Konsumtif, ditunjuk kepada nasabah yang memerlukan dana

untuk kebutuhan konsumsi.

2) Kredit Produktif, kredit yang digunakan untuk keperluan produksi atau

usahanya.

b. Keperluan Produksinya

Menurut keperluan produksinya, kredit dibagi menjadi dua yaitu :

1) Kredit Modal Kerja, ditunjuk kepada nasabah yang mengalami

kekurangan modal kerja untuk pengembangan usahanya.

2) Kredit Investasi, ditujukan kepada nasabah yang membutuhkan barang

modal untuk pertumbuhan usahanya.

c. Jangka Waktunya

Menurut jangka waktunya, kredit dibagi menjadi tiga, yaitu :

1) Kredit Jangka Pendek, yaitu jenis kredit yang mempunyai jangka

waktu hingga satu tahun atau tidak lebih dari satu tahun.

2) Kredit Jangka Menengah, yaitu jenis kredit yang mempunyai jangka

waktu antara satu hingga tiga tahun.

3) Kredit Jangka Panjang, yaitu jenis kredit yang mempunyai jangka

waktu lebih dari tiga tahun.

d. Cara Penggunaan

Menurut cara penggunaannya kredit dapat dibagi menjadi empat, yaitu :

1) Kredit Rekening Koran Bebas, yaitu jenis kredit dimana debitur

menerima seluruh kreditnya dalam bentuk rekening koran dan

Page 30: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

22

pemakaian tidak dibatasi, namun disesuaikan dengan maksimum

kredit yang diberikan.

2) Kredit Rekening Koran Terbatas, yaitu jenis kredit dimana debitur

menerima seluruh kreditnya dalam bentuk rekening Koran, namun

terdapat pembatasan dalam pemakaiannya.

3) Kredit Rekening Koran Aflopend, yaitu jenis kredit dimana penarikan

dilakukan sekaligus pada waktu penarikan pertama dan pembayaran

dilakukan secara mengangsur.

4) Kredit Revolving, yaitu jenis kredit dengan penarikan yang sama

dengan rekening Koran bebas, namun dibedakan menurut cara

pemakaiannya.

3. Fungsi Kredit

Dalam kehidupan perekonomian yang modern , bank memegang

peranan yang sangat penting. Oleh karena itu organisasi-organisasi bank

selalu diikutsertakan dalam menentukan kebijakan dibidang moneter,

pengawasan devisa, pencatatan efek-efek, dan lain-lain. Hal ini antara lain

disebabkan usaha pokok bank adalah memberikan kredit, dan kredit yang

diberikan oleh bank mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam segala

bidang kehidupan, khususnya dibidang ekonomi.

Page 31: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

23

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan

perdagangan antara lain sebagai berikut :15

a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang

1) Para pemilik uang/ modal dapat secara langsung meminjamkan

uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk

meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya.

2) Para pemilik uang / modal dapat menyimpan uangnya pada lembaga-

lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada

perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan usahanya.

b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat

menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro, bilyet, dan wesel, sehingga

apabila pembayaran-pembayaran dilakukan dengan cek, giro, bilyet, dan

wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. Disamping itu,

kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan

peredaran uang kartal, sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang

pula.

c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang

Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan

baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi

15

Thomas Suyatno, H.A Chalik, Made Sukada, Dasar-Dasar Perkreditan. ( Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama, 2007 ), Edisi ke-4, h.16-17

Page 32: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

24

meningkat. Disamping itu, kredit dapat pula meningkatkan peredaran

barang, baik melalui penjualan secara kredi maupun dengan membeli

barang-barang dari satu tempat dan menjualnya ke tempat lain. Pembelian

tersebut uangnya berasal dari kredit.Hal ini juga berarti bahwa kredit

tersebut dapat pula meningkatkan manfaat suatu barang.

d. Kredit sebagai salah satu alat stabilisasi ekonomi

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan

kepada usaha-usaha antara lain :

1) Pengendalian inflasi

2) Peningkatan ekspor

3) Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat

Untuk menekan laju inflasi, pemerintah melaksanakan kebijakan

uang ketat (tigh money policy) melalui pemberian kredit yang selektif dan

terarah, untuk melindungi usaha-usaha yang bersifat non-spekulatif.

Arus kredit diarahkan pada sektor-sektor yang produktif dengan

pembatasan kualitatif dan kuantitatif.Tujuannya adalah untuk

meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri agar bisa di

ekspor.Kebijakan tersebut telah berhasil dengan baik.

e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha

Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usahanya

tersebut, namun adakalanya dibatasi oleh kemampuan dibidang

permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat

Page 33: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

25

mengatasi kekurangmampuan para pengusaha dibidang permodalan

tersebut, sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.

f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat

memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan

usaha dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk

melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan demikian mereka akan

memperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-

proyek baru telah selesai, maka untuk mengelolanya diperlukan pula tenaga

kerja. Dengan tertampungnya tenaga-tenaga kerja tersebut, maka

pemerataan pendapatan akan meningkat pula.

g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional

Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha,

dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsung

maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri.

Begitu juga Negara-negara yang telah maju yang mempunyai cadangan

devisa dan tabungan yang tinggi, dapat memberikan bantuan-bantuan

dalam bentuk kredit kepada Negara-negara yang sedang berkembang untuk

membangun. Bantuan dalam bentuk kredit ini tidak saja dapat mempererat

hubungan ekonomi antarnegara yang bersangkutan tetapi juga dapat

meningkatkan hubungan internasional.

Page 34: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

26

Sedangkan menurut Muhammad Muslehuddin Fungsi utama kredit

adalah memberi kemungkinan kepada seorang pengusaha untuk memulai

suatu usaha secara besar-besaran ( skala besar). Kredit digunakan untuk

menggerakkan modal yang ada dan memungkinkan dimulainya produksi

sebelum berkembangnya permintaan, yaitu peningkatan penjualan hasil

produksi kepada konsumen.16

4. Tujuan Kredit

Dalam membahas tujuan kredit, kita tidak dapat melepaskan diri dari

falsafah yang dianut oleh suatu Negara.Di Negara-negara liberal, tujuan kredit

didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip

ekonomi yang dianut oleh Negara yang bersangkutan, yaitu dengan

pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat (keuntungan)

yang sebesar-besarnya.

Oleh karena pemberian kredit dimaksud untuk memperoleh

keuntungan, maka bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat

kepada nasabahnya dalam bentuk kredit, jika ia merasa yakin bahwa nasabah

yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang

telah diterimanya. Dari faktor kemampuan dan kemauan tersebut, tersimpul

16

Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, ( Jakarta : PT Rineka Cipta,

2004) cet ke-3, h.36

Page 35: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

27

unsur keamanan (safety) dan sekaligus juga unsur keuntungan ( profitability)

dari suatu kredit. Kedua faktor tersebut saling berkaitan.

Keamanan atau safety yang dimaksud adalah bahwa prestasi yang

diberikan dalam bentuk uang, barang, atau jasa itu benar-benar terjamin

pengembaliannya, sehingga keuntungan/ profitability yang diharapkan itu

dapat menjadi kenyataan.

Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit

yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Dengan demikian maka

tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah

yang akan mengembangkan tugas sebagai agent of development untuk : 17

a. Turut menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan

pembangunan

b. Meningkatkan aktifitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya

guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat

c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan

dapat memperluas usahanya

Dari tujuan tersebut dapat ditarik kesimpulan adanya kepentingan yang

seimbang antara :

a. Kepentingan pemerintah

b. Kepentigan masyarakat

17

Thomas Suyatno, H.A Chalik, Made Sukada, Dasar-Dasar Perkreditan. ( Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama, 2007 ), Edisi ke-4, h.14-15

Page 36: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

28

c. Kepentingan pemilik modal (pengusaha)

Didalam buku hukum perjanjian kredit. Hazniel harun mengemukakan

bahwa tujuan kredit adalah sebagai berikut :18

a. Sistem kredit meringankan masyarakat kecil didalam hal memperoleh

barang dengan cara yang sah. Hal ini ditempuh karena alasan keuangan

yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan yang lainnya,

sementara barang yang diinginkan dapat diperoleh dengan cepat.

b. Untuk menjaga keseimbangan antara orang mampu dengan orang yang

tidak mampu.

Dari penjelasan diatas tujuan kredit menurut hukum Islam adalah

memberikan kesempatan dan kemudahan bagi seseorang yang

membutuhkan suatu barang sementara ia tidak memiliki uang untuk

membayarnya secara tunai. Maka dengan cara kredit inilah untuk bisa

memiliki barang tersebut.

5. Faktor-faktor Jual Beli Kredit

Kebanyakan masyarakat yang melakukan transaksi pembelian barang

dengan sistem kredit telah memasyarakat yang berpenghasilan menengah

kebawah, walaupun ada masyarakat tingkat ekonomimya golongan menengah ke

atas melakukan transaksi pembelian barang dengan sistem kredit tersebut.

18

Hazniel Harun, Hukum Perjanjian Kredit, ( Yogyakarta : Tritura, 1989 ), h.12

Page 37: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

29

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya

masyarakat yang melakukan transaksi tersebut, diantara faktor-faktor itu antara

lain :

a. Kebutuhan

Seorang konsumen akan merasakan kebutuhan untuk membeli suatu

produk atau jasa pada situasi “shortage” ( kebutuhan yang timbul karena

konsumen tidak memiliki produk atau jasa tertentu) maupun “unfulfilled

desire” (kebutuhan yang timbul karena ketidakpuasan pelanggan terhadap

produk atau jasa saat ini).19

b. Kebiasaan

Didalam membahas perilaku konsumen berarti membahas tentang

tingkah laku manusia, sehingga perilaku konsumen ditentukan oleh

kebudayaan yang tercermin pada tata cara kehidupan, kebiasan, dan tradisi.

Kebiasan adalah perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang

tanpa adanya unsur paksaan.20Kebiasaan merupakan pola perilaku atau

perbuatan yang dipelajari dan ditandai dengan penampilan yang telah

mantap dan berlangsung secara otomatis.21

Kebiasaan masyarakat bisa mempengaruhi kehidupan masyarakat

yang lain, karena merupakan cara efektif dan efisien dalam memberikan

19

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, ( Jatim : Banyumedia Publishing, 2005), edisi pertama 20

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta,

Balai Pustaka ) 21

Frank J Bruno, Kamus Istilah Kunci Psikologi , ( Yogyakarta : Kanisius, 1989 ), h.134

Page 38: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

30

perubahan. Masyarakat yang melakukan dengan menggunakan sistem kredit

memberikan suatu kemanfaatan, maka masyarakat yang lainya pun ikut,

sehingga menjadikan suatu adat.

Page 39: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

31

BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Pengertian Gadai

Gadai dalam bahasa arab disebut ar-rahn. Secara etimologi, kata ar-rahn

berarti tetap, kekal, dan jaminan.Akad ar-rahn dalam istilah hukukm positif

disebut dengan barang jaminan/agunan.22

Gadai menurut kamus istilah fiqih adalah suatu akad (perjanjian) hutang

piutang (uang) dengan jaminan suatu benda barang sebagai penguat (jaminan)

kepercayaan utang piutang tersebut.Nilai barang yang digadaikan lebih rendah

dari yang semestinya, sehingga apabila hutang tersebut tidak terbayar, maka

barang tersebut bisa dijadikan sebagai tebusannya.23

Menurut Muhammad Muslehuddin gadai merupakan penyerahan suatu

benda atau jasa dari seorang debitur kepada seorang kreditur sebagai jaminan

atas uang yang dipinjamnya.24

Untuk mendefinisikannya dengan harta: harta yang dijadikan pemiliknya

sebagai jaminan hutang yang bersifat mengikat. Adapun yang dijadikan barang

agunan bukan saja bersifat materi, tetapi juga yang bersifat manfaat.Benda yang

22

AH Azharudin Latief, Fiqh Muamalah,( Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005 ), h.154

23

M.Abdul Mujieb Mabruri Tholhah Syafi‟ah AM. Kamus Istilah Fiqh,( Jakarta : PT. Pustaka

Firdaus, 1994 ) cet.1 24

Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, ( Jakarta : PT Rineka Cipta,

2004) cet ke-3, h.30

Page 40: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

32

dijadikan barang jaminan (agunan) tidak harus diserahkan secara aktual, tetapi

boleh juga penyerahannya secara hukum.

Ulama Fiqh berbeda pendapat dalam mendefinisikan rahn :

a. Ulama Syafi‟iyah dan Hanabilah mendefinisikan ar-rahn dengan

menjadikan materi (barang) sebagai jaminan hutang, yang dapat dijadikan

pembayar hutang apabila orang yang berhutang tidak bisa membayar

hutang itu.

b.Ulama Hanafiyah mendefinisikannya dengan menjadikan sesuatu (barang)

sebagai jaminan terhadap hak (piutang) yang mungkin dijadikan sebagai

pembayar hak (piutang) itu, baik seluruhnya maupun sebagian.

c. Menurut Ulama Malikiyah adalah Harta yang dijadikan oleh pemiliknya

sebagai jaminan utang yang bersifat mengikat. Menurutnya harta tersebut

bukan saja berupa materi, namun juga berupa manfaat. Harta yang

diserahkannya tersebut penyerahannya tidak secara aktual, tetapi bisa secara

hukum. Misalnya, menyerahkan sawah sebagai jaminan, maka yang diserahi

jaminan, maka yang diserahkan sebagai jaminan adalah sertifikasinya.

Para ulama fiqh mengemukakan bahwa ar-rahn dibolehkan dalam Islam

berdasarkan Al-Quran dan sunah rasul. Dalam Al Quran surat AlBaqarah/2:283

Mereka sepakat menyatakan bahwa ar-rahn boleh dilakukan dalam perjalanan

atau tidak, asalkan barang jaminan itu bisa langsung dikuasai ( al-qabdh ) secara

hukum oleh pemberi piutang. Ar-rahn dibolehkan karena banyak kemaslahatan

yang terkandung didalamnya dalam rangka hubungan antar sesama manusia.

Page 41: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

33

B. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah

Ratusan tahun sudah ekonomi dunia didominasi oleh sistem

bunga.Hampir semua perjanjian dibidang ekonomi dikaitkan dengan bunga.

Banyak Negara yang telah mencapai kemakmurannya dengan sistem bunga ini

diatas kemiskinan Negara lain sehingga terus menerus terjadi kesenjangan.

Pengalaman dibawah dominasi perekonomian dengan sistem bunga selama

ratusan tahun membuktikan ketidakmampuannya untuk menjembatani

kesenjangan ini.

Cikal bakal lembaga gadai berasal dari italia yang kemudian berkembang

ke seluruh dataran Eropa. Di Indonesia terbitnya PP/10 Tanggal 1 April 1990

dapat dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan pegadaian, satu hal yang

perlu dicermati, bahwa PP/10 menegaskan misi yang harus diemban oleh

pegadaian untuk mencegah praktik riba, misi ini tidak berubah hingga terbitnya

PP/103/2000 yang dijadikan sebagai landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian

sampai sekarang. Banyak pihak berpendapat bahwa operasionalisasi pegadaian

pra-Fatwa MUI Tanggal 16 Desember 2003 tentang Bunga Bank, telah sesuai

dengan konsep Islam meskipun harus diakui belakangan bahwa terdapat

beberapa aspek yang menepis anggapan itu. Berkat rahmat Allah SWT.Dan

setelah melaui kajian panjang, akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian Unit

Page 42: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

34

Layanan Gadai Islam sebagai langkah awal pembentukan divisi yang menangani

kegiatan usaha Syariah.25

Perkembangan produk-produk berbasis Islam kian marak di Indonesia,

tidak terkecuali pegadaian.Perum pegadaian mengeluarkan produk berbasis Islam

yang disebut Pegadaian Islam. Pada dasarnya, produk-produk berbasis Islam

memiliki karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk

Karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang

diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atau jasa atau

bagi hasil. Pegadaian Islam atau dikenal dengan Pegadaian Syariah dalam

pengoperasiannya menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau

Mudharabah ( bagi hasil ). Karena nasabah dalam menggunakan marhumbih

(UP) mempunyai tujuan yang berbeda-beda misalnya untuk konsumsi, membayar

uang sekolah, atau tambahan modal kerja, penggunaan metode mudharabah

belum tepat pemakaiannya. Oleh karena itu, Pegadaian Syariah menggunakan

metode Fee Based Income ( FBI).

Konsep operasi Pegadaian Syariah mengacu pada sistem administrasi

modern yaitu asas rasionalitas, efisiensi, dan efektifitas yang diselaraskan dengan

nilai Islam. Fungsi operasi Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh kantor-

kantor cabang Pegadaian Syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah ( ULGS ) sebagai

satu unit organisasi dibawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS

25

Nurul Huda Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis,

( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), Edisi ke-1, Cet ke-1, h.275

Page 43: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

35

ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya

dari usaha gadai konvensional. Pegadaian syariah pertama kali berdiri di Jakarta

dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah ( ULGS ) Cabang Dewi Sartika

dibulan Januari tahun 2003. Menyusul kemudian ULGS di Surabaya, Makassar,

Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta ditahun yang sama hingga September

2003. Masih ditahun yang sama pula, empat kantor cabang Pegadaian di Aceh di

konversi menjadi Pegadaian Syariah.26

C. Dasar Hukum Pegadaian Syariah

Sebagaimana halnya institusi yang berlabel syariah, maka landasan

konsep Pegadaian Syariah juga mengacu kepada Syariah Islam yang bersumber

dari Al-Quran dan Al-Hadits, adapun landasan yang dipakai adalah :

a. Al-Quran Surat Al-Baqarah/2 : 283

2282

Artinya : jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara

tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada

barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika

sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang

dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia

bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)

26

Nurul Huda Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis,

(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010), Edisi ke-1, Cet ke-1, h.276

Page 44: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

36

Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya,

Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS: Al Baqarah/2:283)

b. Al-Hadits

Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah r.a berkata :

“ Dari A‟masy dari Ibrahim, dari Al-Aswad, dari Aisyah R.A bahwa nabi

Muhammad SAW membeli makanan dari orang yahudi dengan cara

ditangguhkan pembayarannya kemudian nabi menggadaikan baju

besinya.”27

Dari diatas dapat dipahami bahwa agama Islam tidak membeda-

bedakan antara orang muslim dan non muslim dalam bermuamalah, maka

seorang muslim tetap wajib membayar hutangnya sekalipun kepada non

muslim.

D. Visi dan Misi28

Pegadaian Syariah Mempunyai visi antara lain :

1. Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi

market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk

masyarakat menengah kebawah.

Sedangkan Misi Pegadaian Syariah yaitu :

27

Al-Imam Al-Hafidh Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (

Beirut , Maktabah Ashriyah, 1997), Jilid 2, h.643 28

www.pegadaian.co.id Diakses tanggal 10 Oktober 2013 Pukul 21.04

Page 45: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

37

1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu

memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan

kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan

diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.

3. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka

optimalisasi sumber daya perusahaan.

E. Produk dan Jasa Pegadaian Syariah

Pegadaian Syariah dalam menunjang usahanya memiliki produk dan jasa

sebagai berikut :

1. Produk Pembiayaan

a. MULIA ( Murabahah Emas Logam Mulia Investasi Abadi )

Layanan penjualan Logam Mulia kepada masyarakat secara tunai atau

angsuran dengan proses cepat dan dalam jangka waktu yang

fleksibelyaitu pegadaian memfasilitasi jual beli emas batangan, bisa

dengan cara kredit dengan maksimal 36 bulan maupun secara tunai.

b. AR-RAHN

Yaitu produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah,

dimana nasabah hanya akan dipungut biaya administrasi dan ijaroh (biaya

Page 46: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

38

jasa simpan danpemeliharaan barang jaminan). Pegadaian Syariah

menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai syariah, untuk solusi

pendanaan yang cepat, praktis, dan menentramkan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dengan agunan berupa emas perhiasan, berlian,

elektronik, dan kendaraan bermotor.

c. ARRUM ( AR-RAHN untuk Usaha Mikro Kecil )

Yaitu pembiayaan untuk usaha mikro kecil dan pengembaliannya secara

angsuran dengan menggunakan jaminan BPKB motor/mobil.

d. KRASIDA ( Kredit Angsuran dengan Sistem Gadai )

Kredit (pinjaman) angsuran bulanan yang diberikan kepada Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem

gadai. KRASIDA merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan

fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah.

2. Produk Jasa

a. KUCICA ( KIRIMAN UANG CARA INSTAN, CEPAT, DAN AMAN )

Yaitu suatu produk pengiriman uang dalam dan luar negeri yang bekerja

sama dengan western union.

b. MULTI PEMBAYARAN ONLINE

Yaitu Layanan pembayaran berbagai tagihan bulanan seperti Listrik,

Telepon, PDAM dan lain sebagainya secara online di outlet Pegadaian di

Page 47: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

39

seluruh Indonesia. Merupakan solusi pembayaran cepat yang memberi

kemudahan nasabah dalam bertransaksi tanpa harus memiliki rekening di

bank.

c. JASA TAKSIRAN

Yaitu pemberian pelayanan terhadap masyarakat yang ingin mengetahui

seberapa besar nilai sesungguhnya dari barang yang dimiliki seperti emas,

berlian, batu permata dan lainnya.Biaya dikenakan 1% dari harga taksiran.

d. JASA TITIPAN

Layanan kepada nasabah yang ingin menitipkan barang berharga yang

dimilikinya seperti perhiasan emas, berlian, surat berharga, maupun kendaraan

bermotor dengan biaya terjangkau.

F. Mekanisme Pegadaian Syariah

Mekanisme operasional Pegadaian Syariah dapat digambarkan sebagai

berikut: melalui akad rahn, nasabah menyerahkan barang bergerak dan

kemudian pegadaian menyimpan dan merawatnya ditempat yang telah

disediakan oleh pegadaian. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan

adalah timbulnya biaya-biaya yang meliputi nilai investasi tempat

penyimpanan, biaya perawatan, dan keseluruhan proses kegiatannya. Atas

dasar ini dibenarkan bagi pegadaian mengenakan biaya sewa kepada nasabah

sesuai jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak. Pegadaian syariah akan

memperoleh keuntungan hanya dari bea sewa tempat yang dipungut bukan

Page 48: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

40

tambahan berupa bunga atau sewa modal yang diperhitungkan dari uang

pinjaman. Sehingga disini dapat dikatakan proses pinjam meminjam uang

hanya sebagai “ lipstick “yang akan menarik minat konsumen untuk

menyimpan barangnya di pegadaian.29

Gambar Ilustrasi Mekanisme Pegadaian Syariah

Arta geraknya

Untuk dapat memperoleh layanan dari Pegadaian Syariah, masyarakat

hanya cukup menyerahkan harta geraknya (emas, berlian, kendaraan, dan lain-

lain) untuk dititipkan disertai dengan fotocopy tanda pengenal. Kemudian staf

penaksir akan menentukan nilai taksiran barang bergerak tersebut yang akan

dijadikan seebagai patokan perhitungan pengenaan sewa simpanan (jasa simpan)

29

Nurul Huda Mohamad Heykal, Lembaga Keuanagan Islam :Tinjauan Teoritis dan

Praktis,(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010) Edisi ke 1, Cet ke 1, h. 280

Marhun Bih

( Hutang )

Rahiin

Murtahin

( Pegadaian )

Marhun

( Barang )

2. Pemberian hutang

1. Akad Transaksi

3. Penyerahan Marhun

Page 49: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

41

dan plafon uang pinjaman yang dapat diberikan. Taksiran barang ditentukan

berdasarkan nilai intrinsik dan harga pasar yang telah ditetapkan oleh Perum

Pegadaian.Maksimum uang pinjaman yang dapat diberikan adalah 90% dari nilai

taksiran barang.

Setelah melalui tahapan ini, Pegadaian Syariah dan nasabah melakukan

akad dengan kesepakatan:

1. Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan selama

maksimum empat bulan.

2. Nasabah bersedia membayar jasa simpan sebesar Rp. 90,- (Sembilan

puluh rupiah) dari kelipatan taksiran Rp. 10.000,- per 10 hari yang

dibayar bersamaan pada saat melunasi pinjaman.

3. Membayar biaya administrasi yang besarnya ditetapkan oleh pegadaian

pada saat pencairan uang pinjaman.

Nasabah dalam hal ini diberikan kelonggaran untuk :30

a. Melakukan penebusan barang/pelunasan pinjaman kapanpun sebelum

jangka waktu empat bulan.

b. Mengangsur uang pinjaman dengan membayar terlebih dahulu jasa

simpan yang sudah berjalan ditambah bea administrasi.

c. Atau hanya membayar jasa simpannya saja terlebih dahulu jika pada

saat jatuh tempo nasabah belum mampu melunasi pinjaman uangnya.

30

Nurul Huda Mohamad Heykal, Lembaga Keuanagan Islam :Tinjauan Teoritis dan

Praktis,(Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010) Edisi ke 1, Cet ke 1, h. 282

Page 50: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

42

Jika nasabah sudah tidak mampu melunasi hutang atau hanya membayar

jasa simpan, maka Pegadaian Syariah melakukan eksekusi barang jaminan

dengan cara dijual, selisih antara nilai penjualan dengan pokok pinjaman, jasa

simpan dan pajak merupakan uang kelebihan yang menjadi hak nasabah.

Nasabah diberi kesempatan selama satu tahun untuk mengambil uang kelebihan

itu, dan jika dalam satu tahun ternyata nasabah tidak mengambil uang tersebut,

Pegadaian Syariah akan menyerahkan uang kelebihan kepada Badan Amil Zakat

sebagai ZIS.

Aspek Islam tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja,

pembiayaan kegiatan dan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber

yang benar-benar terbebas dari unsur riba. Dalam hal ini seluruh kegiatan

Pegadaian Syariah termasuk dana yang kemudian disalurkan kepada nasabah,

murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak ketiga dari sumber yang

dapat dipertanggungjawabkan. Pegadaian telah melakukan kerjasama dengan

lembaga keuangan syariah untuk mem-backup modal kerja.

G. Pemanfaatan Barang Gadai

Para ulama sepakat mengatakan bahwa barang yang dijadikan barang

jaminan tidak boleh dibiarkan begitu saja, tanpa menghasilkan sama sekali,

karena tindakan itu termasuk tindakan yang menyia-nyiakan harta yang dilarang

Rasulullah SAW. Akan tetapi, bolehkah pihak pemegang barang jaminan

Page 51: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

43

memanfaatkan barang jaminan itu, sekalipun mendapat izin dari pemilik barang

jaminan ?dalam hal ini terjadi perbedaan pendapat para ulama.31

1. Pendapat Ulama Syafi‟iyah

Artinya : Manfaat yang diperoleh dari barang gadaian atau mengambil

manfaat dengan barang gadaian, semuanya hak yang menggadaikan,

walaupun barang gadaian itu dibawah tangan yang menerima gadai.

Maka ketika diambil manfaat dari barang itu, dikembalikan dahulu

kepada yang menggadaikan, terkecuali kalau mungkin dihasilkan

manfaatnya dibawah tangan yang menerima gadai. Jika yang menerima

gadai tidak percaya akan dikembalikan lagi barang itu kepadanya,

hendaklah diadakan saksi ketika dikembalikan sebentar itu.32

Ulama syafi‟iyah berpendapat, sekalipun pemilik barang itu

mengizinkannya, pemegang barang jaminan tidak boleh memanfaatkan

barang jaminan itu.Karena apabila barang jaminan itu dimanfaatkan, maka

hasil pemanfaatan itu merupakan riba yang dilakukan syara‟, sekalipun

diizinkan dan diridhai pemilik barang. Bahkan menurut mereka, ridha dan

izin dalam hal ini lebih cenderung dalam keadaan terpaksa, karena

khawatir tidak akan mendapatkan uang yang akan dipinjam itu.

2. Pendapat Ulama Mazhab Imam Malik

31

Harun Nasrun. Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama , 2007 ),h.256 32

Abdurrahhman Al-Jaziri, Kitab Al-Fiqh „Ala Mazahib Al-Arabaah, ( Beirut : Daar al Ihya

Al Turats al Arabi, 1991 ), Jilid 3, h.187

Page 52: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

44

Ulama mazhab Imam Malik berpendapat bahwa penerima gadai tidak

boleh menerima gadai, jika gadai itu terjadi disebabkann oleh qardh

( hutang-piutang ) sebagaimana dijelaskan dalam kitab Fiqh Al-Muamalah

„Ala Mazhab Imam Malik :

Artinya : “ Tidak boleh mengsyaratkan pengambilan manfaat pada gadai

qardg ( hutang ), karena akan menyebabkan pinjaman yang menarik

manfaat, dan perbuatan seperti itu tidak boleh ( dilarang )”.33

Mereka juga berpendapat bahwa penerima gadai boleh memanfaatkan

barang barang gadai dengan syarat-syarat tertentu, mereka mengemukakan

tiga syarat, yaitu

1) Bahwa pinjaman itu dibayarkan tidak atas sifat qardh, tetapi untuk

urusan dagang, contohnya : seseorang menjual sebidang tanah kepada

seseorang dengan harga yang akan dibayar dalam batas waktu tertentu

dan menerima suatu tanggungan untuk harga tanah tersebut,(ini

dianggap sebagai suatu pinjaman).

2) Bahwa faedah atau kegunaan itu dijadikan syarat sewaktu pinjaman

dilakukan dengan pemegang gadai.

3) Waktu atau kegunaan yang demikian telah ditetapkan dengan jelas.34

33

Hasan Kamil Al-Mathluwi, Fiqh Al-Muamalah „ala Mazhab al Imam Malik, ( Kairo : Al-

Majli al „A‟la li asy-Syu‟un al-Islamiyah, tth), h.157 34

Teungku Muhammad Hasbi As Siddieqi, Hukum-Hukum Fiqh Islam, (Semarang : PT.

Pustaka Rizki Putra, 1997) Cet ke-1 h.371

Page 53: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

45

3. Pendapat Ulama Mazhab Imam Ahmad bin Hanbal

Ulama Mazhab Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan :

Artinya : “ barang gadaian dapat berupa hewan yang dapat ditunggangi

atau dapat diperah susunya atau bukan berupa hewan, apabila barang

berupa hewan tunggangan atau perahan maka penerima gadai boleh

memanfaatkan dengan menunggang atau memerah susunya tanpa seizin

dari pemiliknya (pemberi gadai) berdasarkan biaya yang telah

dikeluarkan penerima gadai. Dan penerima gadai harus memanfaatkan

barang gadaian dengan adil (sesuai dengan biaya yang dikeluarkan)”35

Ulama Mazhab Hanbali juga membolehkan penerima gadai untuk

memanfaatkan hewan yang tidak ditunggangi dan tidak diperah susunya

dengan seizin pemberi gadai, tanpa adanya penggantian dengan ketentuan

akad gadai bukan qardh.Tetapi jika akad tersebut berdasarkan qardh,

maka penerima gadai dilarang memanfaatkan barang itu walaupun seizin

pemberi gadai.

35

Al-Imam Al Hafidh Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, shahih bukhari (

Beirut, Maktabah Ashiriyah, 1997 ), Jilid 2, h.757

Page 54: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

46

4. Pendapat Ulama Mazhab Imam Abu Hanifah

Ulama Mazhab Hanafi mengatakan :

Artinya : “ Tidak boleh bagi pemberi gadai untuk memanfaatkan

barang gadaian dengan cara bagaimanapun kecuali atas seizin

penerima gadai”.

Adapun ulama Hanafiyah mengatakan apabila barang jaminan itu

hewan ternak, maka pihak pemberi piutang (pemegang barang jaminan)

boleh memanfaatkan hewan itu apabila mendapat izin dari pemilik

barang.

Dari pendapat para ulama fiqh diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

perbedaan pendapat yang terjadi disebabkan oleh perbedaan pemahaman

terhadap hadits nabi SAW.

Nasrun Harun menyatakan pendapatnya pada bukunya yang berjudul

fiqh muamalah.Beliau menyatakan bahwa ar-rahn yang dikemukakan

para ulama fiqh klasik hanya bersifat pribadi.Artinya, utang piutang itu

hanya terjadi antara seorang yang memerlukan dengan seorang yang

memiliki kelebihan harta.Di zaman sekarang, sesuai dengan

perkembangan dan kemajuan ekonomi, ar-rahn tidak saja berlaku antar

pribadi, melainkan juga antara pribadi dengan lembaga-lembaga

keuangan, seperti bank.Untuk mendapatkan kredit dari lembaga

keuangan, pihak bank juga menuntut barang jaminan yang boleh

Page 55: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

47

dipegang bank sebagai jaminan atas kredit itu.Barang jaminan ini, dalam

istilah bank disebut dengan Personal Guarantee.Personal Guarantee ini

sejalan dengan al-marhun yang berlaku dalam akad al-rahn.Yang

dibicarakan para ulama klasik.Perbedaannya hanya terletak pada

pembayaran hutang yang ditentukan oleh bank.Kredit dibank, biasanya

harus dibayar sekaligus dengan bunga uang yang ditentukan oleh bank.

Oleh sebab itu, jumlah uang yang harus dibayar orang yang berhutang

akan lebih besar dari uang yang dipinjam dari bank. Dengan demikian,

Mustafa Az-Zarqa, persoalan utang (bunga bank) yang berlaku di bank

yang mewajibkan adanya Personal Guarantee, terkait dengan

penambahan hutang.Persoalan ini, oleh ulama fiqh, dibahas dalam

persoalan riba, yaitu apakah bunga sebagai tambahan hutang dibank itu

termasuk riba atau tidak.

Page 56: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

48

H. Struktur Organisasi

DEWAN PENGAWAS

Bambang Prajitno,

Raksakamahi, Kentut Sethyon,

Djoko Hendratto, Wiranto

DIREKTUR UTAMA

Chandra Pratama

DIREKTUR

KEUANGAN

Budiyanto

DIREKTUR OPERASI

Moch Edi Prayitono

DIREKTUR

PENGEMBANGA

N USAHA

Wassir Djuhar

DIREKTUR UMUM

DAN SDM

Sumanto Hadi

DIVISI

AKUNTANSI

DIVISI

TRESURI

DIVISI GADAI

USAHA

DIVISI USAHA

LAIN

DIVISI SYARIAH

DIVISI LITBANG

&PEMASARAN

DIVISI

MANAJEMEN

RESIKO

DIVISI

TEKNOLOGI

INFORMASI

DIVISI SDM

DIVISI

LOGISTIK

DIVISI

DIKLAT

KEPALA SPI KANTOR WILAYAH SEKRETARIS

PERUSAHAAN

KANTOR CABANG

GADAI

KANTOR CABANG

SYARIAH

Page 57: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

49

BAB IV

ANALISA PEMBAHASAN

A. Jual Beli Emas Secara Kredit Menurut Perspektif Hukum Islam

Membeli barang dengan angsuran atau agunan adalah salah satu pemandangan

yang lazim ditemui di masyarakat Indonesia dan sebagian negara lain. Praktik

jual beli dengan sistem itu dianggap sebagai cara alternatif memperoleh sesuatu

yang diinginkan secara mudah dan ringan.

Tetapi, timbul persoalan tatkala barang yang dijadikan objek komersial itu ialah

emas dan perak.Praktik muamalat jual beli keduanya yang dilakukan secara non-

tunai di masa Rasulullah, tidak diperbolehkan

Emas merupakan salah satu investasi yang menarik dikalangan

masyarakat saat ini. Akan tetapi pada mekanismenya terdapat banyak perbedaan

pendapat dikalangan para ulama. Mengenai kebolehan jual beli emas secara tidak

tunai, terdapat perbedaan pendapat antara lain:

1. Menurut Syaikh „Al Jumu‟ah, mufti al-Diyar al-Mishriyah, al-Kalim al-

Thayyib Fatwa „Ashriyah, al-Qahirah: Dar al-Salam, 2006, h. 136:

Page 58: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

50

Boleh jual beli emas dan perak yang telah dibuat atau disiapkan untuk

dibuat dengan angsuran pada saat ini di mana keduanya tidak lagi diperlakukan

sebagai media pertukaran di masyarakat dan keduanya telah menjadi barang

(sil‟ah) sebagaimana barang lainnya yang diperjualbelikan dengan pembayaran

tunai dan tangguh. Pada keduanya tidak terdapat gambar dinar dan dirham yang

dalam (pertukarannya) disyaratkan tunai dan diserahterimakan sebagaimana

dikemukakan dalam hadist riwayat Abu Sa‟id al-Khudri bahwa Rasulullah saw

bersabda: “Janganlah kalian menjual emas dengan emas kecuali dengan ukuran

yang sama, dan janganlah menjual emas yang gha‟ib (tidak diserahkan saat itu)

dengan emas yang tunai.” (HR. al-Bukhari).Hadist ini mengandung „illat bahwa

emas dan perak merupakan media pertukaran dan transaksi di masyarakat.Ketika

saat ini kondisi itu telah tiada, maka tiada pula hukum tersebut karena hukum

berputar (berlaku) bersama dengan „illatnya, baik ada maupun tiada.

Page 59: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

51

Atas dasar itu, maka tiada larangan syara‟ untuk menjualbelikan emas

yang telah disiapkan untuk dibuat dengan angsuran.36

2. Menurut Dr. Khalid Muslih dalam Hukmu Ba‟i al-Dzahab bi al-Nuqud bi al-

Taqsith:37

36

Sebagaimana dikutip oleh Dewan Syariah Nasional dari pendapat Ulama Syaikh „Ali

Jumu‟ah, lihat Fatwa DSN tentang jual beli emas secara tidak tunai, h. 4-5 37

Sebagaimana dikutip oleh Dewan Syariah Nasional dari pendapat Ulama Khalid Muslih,

lihat Fatwa DSN tentang jual beli emas secara tidak tunai, h. 5

Page 60: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

52

Secara global terdapat dua pendapat ulama tentang jual emas dengan

uang kertas secara angsuran:39

Pendapat pertama: haram: ini adalah pendapat mayoritas ulama, dengan

argumen (istidlal) berbeda-beda. Argumen paling menonjol dalam pendapat ini

adalah bahwa uang kertas dan emas merupakan tsaman (harga, uang): sedangkan

tsaman tidak boleh diperjualbelikan kecuali secara tunai. Hal ini berdasarkan

hadist „Ubadah bin al-Shamit bahwa Nabi saw bersabda, Jika jenis (harta ribawi)

ini berbeda, maka jualbelikanlah sesuai kehendakmu apabila dilakukan secara

tunai.

Pendapat kedua: boleh (jual beli emas dengan angsuran). Pendapat ini di

dukung oleh sejumlah fuqaha masa kini: di antara yang paling menonjol adalah

Syekh Abdurrahman As-Sa‟di. Meskipun mereka berbeda dalam memberikan

argumen (istidhlal) bagi pandangan tersebut, hanya saja argumen yang menjadi

landasan utama mereka adalah pendapat yang dikemukakan oleh Syeikh al-

Islami Ibnu Taymiyah dan Ibnu Qayyim mengenai kebolehan jual beli perhiasan

(terbuat emas) dengan emas, dengan pembayaran tangguh. Mengenai hal ini Ibnu

Taymiyyah menyatakan dalam kitab al-Ikhtiyarat (lihat „Ala‟ al-Din Abu al-

38

Sebagaimana dikutip oleh Dewan Syariah Nasional dari pendapat Ulama Khalid Muslih,

lihat Fatwa DSN tentang jual beli emas secara tidak tunai , h. 5- 6 39

op.cit, h. 6

Page 61: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

53

Hasan al-Ba‟liy al-Dimasyqiy, al-Ikhtiyarat al-Fiqhiyah min Fatawa Syaikh Ibn

Taimiyah, al-Qahirah, Dar al-Istiqomah, 2005, h. 146)

“Boleh melakukan jual beli perhiasan dari emas dan perak dengan

jenisnya tanpa syarat harus sama kadarnya (tamatsul), dan kelebihannya

dijadikan sebagai kompensasi atas jasa pembuatan perhiasan, baik jual beli itu

dengan pembayaran tunai maupun dengan pembayaran tangguh, selama

perhiasan tersebut tidak dimaksudkan sebagai harga (uang).

Ibnu Qayyim menjelaskan lebih lanjut: “Perhiasan (dari emas atau perak)

yang diperbolehkan, karena pembuatan (menjadi perhiasan) yang diperbolehkan,

berubah statusnya menjadi jenis pakaian dan barang, bukan merupakan jenis

harga (uang). Oleh karena itu, tidak wajib zakat atas perhiasan (yang terbuat dari

emas atau perak) tersebut, dan tidak berlaku pula riba (dalam pertukaran atau jual

beli), sebagaimana tidak berlaku riba (dalam pertukaran atau jual beli) antara

harga (uang) dengan barang lainnya, meskipun bukan dari jenis yang sama. Hal

itu karena dengan pembuatan (menjadi perhiasan) ini, perhiasan (dari emas)

tersebut telah keluar dari tujuan sebagai harga (tidak lagi menjadi uang) dan

bahkan telah dimaksudkan untuk perniagaan. Oleh karena itu, tidak ada larangan

untuk memperjualbelikan perhiasan emas dengan jenis yang sama...”.40

40

Sebagaimana dikutip oleh Dewan Syariah Nasional dari pendapat Ulama Khalid Muslih,

lihat Fatwa DSN tentang jual beli emas secara tidak tunai, h. 7

Page 62: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

54

3. Menurut Syaikh „Abd al-Hamid Syauqiy al-Jibaly dalam Bai‟ al-Dzahab bi

al-Taqsith:41

-‌أ

-‌ب

-‌ت

-‌ث

41

Sebagaimana dikutip oleh Dewan Syariah Nasional dari pendapat Syaikh „Abd al-Hamid

Syauqiy al-Jibaliy, lihat Fatwa DSN tentang jual beli emas secara tidak tunai, h. 7

Page 63: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

55

Mengenai hukum jual beli emas secara angsuran, ulama berbeda

pendapat sebagai berikut:42

a. Dilarang; dan ini pendapat mayoritas fuqaha, dari mazhab Hanafi, Maliki,

Syafi‟i, dan Hambali.

b. Boleh; dan ini pendapat Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan ulama

kontemporer yang sependapat.43

Ulama yang melarang mengungkapkan dalil dengan keumuman

hadist-hadist tentang riba‟, yang antara lain menegaskan: “Janganlah engkau

menjual emas dengan emas, dan perak dengan perak, kecuali secara tunai.”

Mereka menyatakan, emas dan perak adalah tsaman (harga, alat

pembayaran, uang), yang tidak boleh dipertukarkan secara angsuran maupun

tangguh, karena hal itu menyebabkan riba‟.

Sementara itu, ulama yang mengatakan boleh mengemukakan dalil

sebagai berikut:

a. Bahwa emas dan perak adalah barang (sil‟ah) yang dijual dan dibeli

seperti halnya barang biasa, dan bukan lagi tsaman (harga, alat

pembayaran, uang).

b. Manusia sangat membutuhkan untuk melakukan jual beli emas. Apabila

tidak diperbolehkan jual beli emas secara angsuran, maka rusaklah

kemaslahatan manusia dan mereka akan mengalami kesulitan.

42

Sebagaimana dikutip oleh Dewan Syariah Nasional dari pendapat Syaikh „Abd al-Hamid

Syauqiy al-Jibaliy, lihat Fatwa DSN tentang jual beli emas secara tidak tunai, h. 8 43

ibid

Page 64: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

56

c. Emas dan perak setelah dibentuk menjadi perhiasan berubah menjadi

seperti pakaian dan barang, dan bukan merupakan tsaman (harga, alat

pembayaran, uang). Oleh karenanya tidak terjadi riba‟ (dalam pertukaran

atau jual beli) antara perhiasan dengan harga (uang), sebagaimana tidak

terjadi riba‟ (dalam pertukaran atau jual beli) antara harga (uang) dengan

barang lainnya, meskipun bukan dari jenis yang sama.

d. Sekiranya pintu (jual beli emas secara angsuran) ini ditutup, maka

tertutuplah pintu utang piutang, masyarakat akan mengalami kesulitan

yang tidak terkira.44

4. Pendapat As-Syaikh Nashirudin Al Albani dalam kitab Al-hadits As-shahihah Jilid 5

hal. 419-427 no.2326

Dalam kitab As-Shahihah jilid 5, terbitan Maktabah Al Ma‟arif

Riyadh, hadits no. 2326 tentang “Jual Beli dengan Kredit”, beliau

menyebutkan adanya tiga pendapat di kalangan para ulama. Yang rajih (kuat)

adalah pendapat yang tidak memperbolehkan menjual dengan kredit apabila

harganya berbeda dengan harga kontan (yaitu lebih mahal). Hal ini

sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih dari Abi Hurairah yang

diriwayatkan oleh An Nasa‟i dan At Tirmidzi, bahwa Rasulullah melarang

transaksi jual beli (2 harga) dalam satu transaksi jual beli.45

44

Sebagaimana dikutip oleh Dewan Syariah Nasional dari pendapat Syaikh „Abd al-Hamid

Syauqiy al-Jibaliy, lihat Fatwa DSN tentang jual beli emas secara tidak tunai, h. 8-9

45 As-Syaikh Nashirudin Al Albani, Silsilah Alhadits Ash-Shohihah, ( Riyadh : Maktabah al-

ma‟arif) jilid 5 hal. 419-427 no. 2326.

Page 65: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

57

Dari Abu Huroiroh dari Rasulullah bahwasannya beliau melarang dua

transaksi jual beli dalam satu transaksi jual beli.”(HR. Turmudli 1331, Nasa‟I

7/29, Amad 2/432, Ibnu Hibban 4973 dengan sanad hasan)

As Syaikh Al Albani menjelaskan, maksud larangan dalam hadits tersebut

adalah larangan adanya dua harga dalam satu transaksi jual beli, seperti

perkataan seorang penjual kepada pembeli: Jika kamu membeli dengan kontan

maka harganya sekian, dan apabila kredit maka harganya sekian (yakni lebih

tinggi).

B. Mekanisme Jual Beli Emas Secara Kredit di Pegadaian Syariah

Logam mulia memiliki berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia,

selain memiliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan jenis investasi yang

nilainya stabil, likuid dan aman secara riil.

Dalam rangka memfasilitasi kebutuhan masyarakat, pegadaian syariah

menawarkan produk MULIA dimana pegadaian syariah menjual emas batangan

secara tunai maupun kredit dengan jangka waktu tertentu, fleksibel dengan akad

murabahah dan rahn.

Dalam mekanisme pembiayaan MULIA adalah pegadaian syariah membiayai

pembelian barang berupa emas batangan yang dipesan oleh nasabah atau pembeli

kepada supplier. Pembelian barang oleh nasabah dilakukan dengan sistem

pembayaran tangguh. dalam praktiknya, pegadaian membelikan barang yang

diperlukan nasabah atas nama pegadaian. Pada saat yang bersamaan, pegadaian

menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga pokok ditambah sejumlah

Page 66: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

58

keuntungan untuk dibayar oleh nasabah dalam jangka waktu tertentu. Kemudian

emas tersebut dijadikan jaminan untuk pelunasan sisa hutang nasabah kepada

pihak Pegadaian Syariah. Setelah semua sisa hutang nasabah lunas,maka emas

logam mulia beserta dokumennya diserahkan kepada nasabah.

Alur Pembiayaan MULIA

1 2

4 3

Keterangan :

1. Nasabah melakukan akad jual beli dengan pihak pegadaian

bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli

melakukan negosiasi

2. Pegadaian melakukan pembelian barang ke supplier sesuai pesanan

pembeli

3. Supplier mengirimkan barang ke pihak pegadaian

Nasabah Pegadaian supplier

Page 67: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

59

4. Pegadaian menyerahkan barang pesanan nasabah apabila

pembayaran telah lunas.

Persyaratan MULIA

1. Menyerahkan Fotocopy KTP/Identitas resmi

2. Menyerahkan Fotokopi Kartu Keluarga

3. Mengisi Formulir Aplikasi Mulia

4. Menyerahkan uang muka

5. Menandatangani akad MULIA

Adapun prosedur pembiayaan MULIA adalah sebagai berikut :

1. Nasabah datang ke Pegadaian Syariah untuk melakukan jual beli emas

logam mulia dengan pembiayaan MULIA

2. Nasabah menyerahkan ktp dan kartu keluarga

3. Petugas menyerahkan formulir persetujuan pembiayaan MULIA

4. Nasabah menyerahkan uang muka sebesar 25% dari harga emas

5. Apabila pembayaran dilakukan secara angsur, maka petugas

menyerahkan form perjanjian akad MULIA yang didalamnya meliputi

dua akad yaitu murabahah dan akad rahn

6. Kedua belah pihak menandatangani perjanjian dan logam mulia akan

diterima nasabah setelah nasabah melunasi hutang pembeliaannya.

Page 68: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

60

Komponen-komponen yang diperhitungkan dalam pembelian emas

secara kredit di pegadaian syariah adalah sebagai berikut

1. Harga

Dalam hal ini, harga yang dimaksud adalah harga perolehan dari

emas batangan yang akan kita beli. Acuan harga yang digunakan

oleh pegadaian syariah adalah harga dari PT ANTAM.Pada

prinsipnya, ketika kita melakukan pembelian secara kredit,

sebenarnya pihak pegadaian syariah langsung membelikan emas

batangan di ANTAM. Pihak pegadaian syariah akan menutup

kekurangan dana terlebih dahulu dan menyimpan emas yang mereka

beli. Emas tersebut baru akan diserahkan kepada kita pada saat kita

berhasil melunasi pembayaran.

2. Margin

Margin merupakan keuntungan yang menjadi hak pihak pegadaian

syariah atas jasa meminjamkan sebagian dana kepada kita untuk

membeli emas batangan. Jika pembelian secara tunai, besar margin

keuntungan yang menjadi hak pihak pegadaian syariah adalah 3%

dari harga perolehan. Jika kita membeli secara kredit, besar margin

yang disyaratkan pegadaian syariah adalah 6% untuk jangka waktu

pinjaman dana selama 6 bulan dan 12% untuk jangka waktu

pinjaman dana selama 12 bulan.

Page 69: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

61

3. Biaya Administrasi

Biaya administrasi merupakan biaya yang dibebankan kepada

nasabah oleh pegadaian syariah sebesar Rp.50.000 ribu untuk setiap

transaksi.

4. Pembayaran Awal (DP)

awal ini menunjukan keseriusan kita dalam mengajukan

pembiayaan. Dalam kasus pembelian emas batangan ini, besarnya

pembayaran awal sebesar 25% dari harga perolehan ditambah biaya

administrasi.

5. Angsuran

Angsuran adalah sejumlah dana yang harus kita bayarkan secara

rutin tiap bulan untuk melakukan usaha pelunasan dari emas

batangan yang telah kita beli. Angka angsuran ini kita dapatkan dari

besarnya biaya perolehan dikurangi dengan DP kemudian dibagi

dengan jangka waktu yang kita inginkan.Jangka angsuran yang bisa

kita pilih untuk melakukan pembelian emas batang secara kredit di

pegadaian syariah adalah 6 bulan atau 12 bulan.

Simulasi Pembelian MULIA

Nasabah membeli 1 keping logam mulia ( emas ) seberat 5 gram

dengan asumsi harga Rp. 2.605.000, maka :

Page 70: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

62

Pembelian Secara Tunai

Harga beli + margin+ biaya administrasi

= 2.605.000 + ( 2.605.000 x 3% = 78.150 ) + 50.000

= 2.605.000+ 78.150+ 50.000

=2.733.150

Pembelian Secara Kredit

= 2.605.000 + ( 2.605.000 x 6% = 156.300 )

= 2.605.000+ 156.300

= 2.761.300

Uang muka 25 % = 690.325

Biaya Administrasi = 50.000 +

Pembayaran Awal = 740.325

Sisa = 2.761.300 – 690.325 = 2.070.975

Angsuran perbulan = 2.070.975 : 6 = 345.054,17 ( asumsi murabahah

emas selama 6 bulan)

C. ANALISA

Dari data-data yang ada, maka penulis menganalisa tentang mekanisme

jual beli emas secara kredit di Pegadaian Syariah. Dalam hal ini yaitu Pegadaian

Syariah cabang Daan Mogot yaitu sebagai berikut :

Page 71: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

63

Emas sudah digunakan sebagai barang investasi semenjak berpuluh-puluh

tahun yang lalu. Nilainya yang kebal akan inflasi dan cenderung naik setiap

tahunnya membuat orang-orang yang menyukai investasi akan melirik emas

sebagai objeknya. Apalagi perawatan emas cukup mudah dan bisa digunakan juga

sebagai perhiasan.

Jual beli emas saat ini cukup banyak diminati oleh masyarakat, banyaknya

lembaga-lembaga yang bersaing menjual belikan produk emas baik secara kredit

maupun cicilan dengan harga yang relatif terjangkau, begitupun halnya dengan

pegadaian syariah yang memiliki produk unggulan berupa MULIA (Murabahah

Emas Logam Mulia Investasi Abadi ) yang dalam pembayarannya dapat dicicil

selama maksimal 36 bulan.

Mengenai kebolehan murabahah emas secara kredit penulis sependapat

dengan Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan Ulama kontemporer yang sependapat

bahwa emas dan perak adalah barang sil‟ah yang dijual dan dibeli seperti halnya

barang biasa, dan bukan lagi tsaman( harga), karena melihat kondisi sekarang

bahwa emas tidak lagi sebagai alat tukar melainkan barang.

Adapun mekanisme dan prosedur terhadap pembiayaan murabahah emas

yang berlangsung di Pegadaian Syariah adalah telah sesuai dengan aturan yang

telah ditetapkan oleh hukum Islam serta peraturan Bank Indonesia, sebab tidak

terlihat adanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip yang telah tertera pada

Page 72: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

64

pengajuan pembiayaan yang sudah ditetapkan oleh pihak pegadaian, sehingga

tercapainya akad kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu antara pihak

pegadaian syariah dengan nasabah.

Page 73: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

65

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dari bab-bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa :

1. Jual Beli emas secara kredit menurut perspektif hukum Islam terdapat 2

pendapat:

a. Dilarang :pendapat ini didukung oleh pendapat mayoritas fuqaha, dari

mazhab Hanafi, Maliki, Syafi‟i, dan Hambali serta pendapat As-Syaikh

Nashirudin Al Albani

b. Boleh:pendapat ini didukung olehpendapat Ibnu Taimiyah, Ibnu

Qayyim dan ulama kontemporer yang sependapat;

Ulama yang melarang berpendapat bahwa emas dan perak adalah

tsaman (harga, alat pembayaran, uang), yang tidak boleh dipertukarkan

secara angsuran maupun tangguh, karena hal itu menyebabkan riba.

Sedangkan ulama yang membolehkan berpendapat bahwa jual beli emas

boleh dilakukan baik secara tunai maupun kredit asalakan keduanya tidak

dimaksudkan sebagai tsaman ( harga ) melainkan sil‟ah ( barang )

2. Mekanisme Jual Beli Emas Secara Kredit Di Pegadaian SyariahPersyaratan

MULIA

a. Menyerahkan Fotocopy KTP/Identitas resmi

b. Menyerahkan Fotokopi Kartu Keluarga

c. Mengisi Formulir Aplikasi Mulia

Page 74: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

66

d. Menyerahkan uang muka

e. Menandatangani akad MULIA

B. SARAN

Dari hasil analisis yang dilakukan penulis, penulis memberikan saran kepada

Pegadaian Syariah untuk menyamakan margin/keuntungan yang didapat dari jual

beli emas yang dilakukan secara kredit maupun tunai.

semoga saran yang dituangkan penulis dapat membantu dalam permasalahan

yang timbul pada pembiayaan murabahah emas ini.

Page 75: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

75

DAFTAR PUSTAKA

Al-quran dan Terjemahannya

Al-Hadits

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah : Fiqh Muamalah,, Jakarta : Kencana Prenada Media

Group, 2012

Nasrun, Harun, Fiqh Muamalah, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007

Antonio, Syafi‟I, Bank Syariah : dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani, 2001

Rahman Ghazaly, Abdul, Fiqh Muamalah,Kencana Prenada Media Group, 2010

Lathief, AH Azharuddin, Fiqh Muamalah, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka, 2002

Widjaja, Gunawan, Kartini Muljadi, Jual Beli, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2004

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004

Rachman F, Maya F, Manajemen Perkreditan Bank Umum : Teori Masalah

Kebijakan dan Aplikasinya, Bandung: Alfabeta, 2013

Arthesa, Desi, Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta : PT. Indeks

Kelompok Gramedia,2006

Muslehuddin, Muhammad, Sistem Perbankan dalam Islam, Jakarta : PT. Rineka

Cipta, 2004

Page 76: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

76

Al Albani, As-Syaikh Nashirudin, Silsilah Alhadits Ash-Shohihah, Riyadh :

Maktabah al-ma‟arif

Gozali, Ahmad, Serba Serbi Kredit Syariah : Jangan Ada Bunga diantara Kita,

Jakarta : PT. Elex Media Koputindo, 2005

K Lubis, Sahruwardi, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 2000

Ahmad, Al-Amien, Jual Beli Kredit : Bagaimana Hukumnya ?, Jakarta: Gema Insani

Press, 1998

Suyatno, Thomas H.A Chalik, Made Sukada, Dasar Dasar Perkreditan, Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2007

Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 77/DSN-MUI/V/2010 Tentang Jual-Beli Emas

Secara Tidak Tunai

Hasbi As Siddieqi, Teungku Muhammad, Hukum Hukum Fiqh Islam, Semarang : PT.

Pustaka Rizki Putra, 1997

Syaikh Isa bin Ibrahim Adduwaisy, Jual Beli Yang Diperbolehkan

Harun, Hazniel, Hukum Perjanjian Kredit, Yogyakarta : Tritura , 1989

Tjiptono. Fandi, Pemasaran Jasa, Jawa Timur : Banyumedia Publishing, 2005

J Bruno, Frank,Kamus Istilah Kunci Psikologi, Yogyakarta: Kanisius, 1989

M. Abdul Mujieb Mabruri Tholhah Syafi‟ah AM, Kamus Istilah Fiqh, Jakarta :

PT.Pustaka Firdaus, 1994

Mohamad Heykal, Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan

Praktis, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010

Page 77: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

77

Al-Imam Al-Hafidh Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih

Bukhari, Beirut : Maktabah Ashriya, 1997

Al-Jaziri, Abdurrahman, Kitab Al-Fiqh „Ala Mazahib Al-Arabah, Beirut : Daar al

Ihya Al Turats Al Arabi, 1991

www.pegadaian.co.id

Al Mathluwi, Hasan Kamil, Fiqh Al Muamalah„ala Mazhab Al Imam Malik, Kairo :

Al Majli Al „ala li asy syu‟un Al Islamiyah,tth

Wawancara Pribadi dengan Tri Hartati Manajer Cabang Pegadaian Syariah Daan

Mogot-Tangerang.Tangerang. 16 September 2013.

Page 78: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

78

Pertanyaan kepada Pegadaian Syariah mengenai Murabahah Emas Logam

Mulia Investasi Abadi (MULIA)

Tempat : Pegadaian Syariah

Jl. Tampak Siring Blok K5-H/5 Daan Mogot

Hari & Tanggal : Senin, 16 September 2013

Pewawancara : Aida Rachman

Narasumber : Ibu Tri Hartati, Pimpinan Cabang

1. Produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh Pegadaian Syariah Syariah?

a. Produk Pembiayaan, terdiri dari :

1) MULIA

2) AR-RAHN

3) ARRUM

4) KRASIDA

5) KRASIDA

6) KREASI

b. Produk Jasa, terdiri dari :

1) KUCICA

2) MULTI PEMBAYARAN ONLINE

3) JASA TAKSIRAN

4) JASA TITIPAN

Page 79: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

79

c. Apa akad yang digunakan dalam pembiayaan MULIA di Pegadaian

Syariah?

Mengenai akad yang terjadi dalam pembiayaan MULIA, kami

menggunakan akad Murabahan dan rahn,

d. Bagaimana mekanisme dan prosedur mengenai jual beli emas yang

terdapat di Pegadaian Syariah ini?

6. Menyerahkan Fotocopy KTP/Identitas resmi

7. Menyerahkan Fotokopi Kartu Keluarga

8. Mengisi Formulir Aplikasi Mulia

9. Menyerahkan uang muka

10. Menandatangani akad MULIA

e. Dalam transaksi yang mengandung risiko tinggi seperti transaksi jual beli

emas (MULIA) ini, apakah Pegadaian Syariah menetapkan jaminan

kepada nasabah?

Mengenai jaminan terhadap transaksi jual beli emas (MULIA) ini,

dalam praktiknya Pegadaian Syariah memang menggunakan jaminan/

agunan, dimana emas yang sudah dibeli oleh pihak pegadaian tidak

langsung diberikan kepada nasabah melainkan disimpan sampai sisa

hutang pembiayaan MULIA telah diselesaikan.

f. Mengenai target konsumen yang dicapai, kepada siapa produk MULIA ini

ditujukan?

Page 80: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

80

Mengenai segmentasi pasar yang dituju, pada umumnya produk

MULIA ini ditujukan untuk semua kalangan masyarakat hanya saja yang

lebih ditekankan adalah kepada masyarakat yang berpenghasilan tetap

(karyawan/ pegawai) atau pengusaha.

g. Apa saja strategi yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah dalam rangka

menjalankan promosi terhadap peningkatan MULIA ini?

Mengenai strategi yang dijalankan oleh Pegadaian Syariah

diantaranya adalah dengan melakukan Open Table yaitu dengan membuka

Stand Pendaftaran Pegadaian Syariah pada event-event tertentu juga

melalui media internet yang sifatnya melayani masyarakat umum juga

memberikan kemudahan kepada masyarakat. Melalui strategi ini

diharapkan akan mendatangkan calon nasabah yang tertarik kepada

Pegadaian Syariah pada umumnya, dan para nasabah yang tertarik dengan

investasi dalam bentuk emas (logam mulia) khususnya.

Pewawancara Narasumber

Aida Rachman Tri Hartati, SE

Pimpinan Cabang

Page 81: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

81

Page 82: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

82

Page 83: JUAL BELI EMAS SECARA KREDIT MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

83