jtptunimus gdl bayuherday 5192 3 bab2
DESCRIPTION
Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Karena penerapan TTG adalah sebuah usaha pembaharuan. Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha pembaharuan itu akan mendapat hambatan yang dapat menggagalkan usaha permbaharuan tersebut. TLTG juga harus memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan baku yang di import serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan hidup dipemukiman sekitar ,dapat mencapai tujuan pemeliharaan kesehatan lingkungan khusunya mencegah penyakit menular dimasyarakat. Dapat diartikan bahwa dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju.TRANSCRIPT
![Page 1: Jtptunimus Gdl Bayuherday 5192 3 Bab2](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022103009/56d6c0a61a28ab30169b41ee/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
1. Pengertian air
a. Pengertian air minum
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.8)
b. Pengertian air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.7)
2. Sumber air
Sumber air terdiri atas :
a. Air hujan
Air hujan jumlahnya sangat terbatas, dipengaruhi antara lain oleh musim,
jumlah, intensitas dan distribusi hujan. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh
letak geografis suatu daerah dan lain-lain. Kualitas air hujan sangat
dipengaruhi oleh kualitas udara dan atmosfir di daerah tersebut.
b. Air permukaan
Air permukaan berupa aliran sungai, danau atau kolam yang biasanya
terdapat di daerah permukiman penduduk, namun hampir terpolusi, kadang
begitu berat tingkat pencemarannya. Sumber seperti ini hanya digunakan
tidak ada alternatif sumber air lainnya.9)
c. Air tanah
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah, terdapat di antara butir –
butir tanah atau dalam retakan bebatuan. Air tanah lebih banyak tersedia
dari pada air hujan. Ciri – ciri air tanah yaitu memiliki suspended solids
rendah dan dissvolved solids tinggi.3)
3. Kualitas air bersih
![Page 2: Jtptunimus Gdl Bayuherday 5192 3 Bab2](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022103009/56d6c0a61a28ab30169b41ee/html5/thumbnails/2.jpg)
Dari segi kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan seperti tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
416/Menkes/Per/IX/1990 kualitas air yang digunakan sebagai keperluan hidup
sebaiknya memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, bakteriologis,
radioaktivitas,5) antara lain sebagai berikut :
a. Persyaratan fisik
Persyaratan fisik adalah persyaratan air yang dapat di indra, baik dengan
indera penglihatan, penciuman, maupun indera perasa, meliputi
1) Air harus jernih, bersih dan tidak berwarna.
2) Tidak berbau dan tidak mempunyai rasa apapun misalnya pahit, asin,
manis atau getir
3) Suhu air kira – kira sama dengan suhu ruang, sehingga air bersih tidak
terlalu dingin tetapi memberikan rasa segar.
b. Persyaratan kimia
Persyaratan kimia air bersih adalah persyaratan yang menyangkut kadar
zat kimia dalam air. Air bersih tidak boleh mengandung zat – zat yang
dapat mengganggu kesehatan atau zat korosif yang dapat merusak pipa air
bersih.10)
c. Persyaratan bakteriologis
Tidak mengandung bakteri patogen misalnya bakteri golongan coli,
salmonella typhi, vibrio cholera. Tidak mengandung bakteri nonpatogen
seperti actinomycetes, phytoplankton coliform .11)
d. Persyaratan Radioaktif.
Zat radioaktif dalam jumlah banyak dapat menimbulkan efek terhadap
kesehatan, hal ini dapat dikendalikan apabila pengendalian buangan zat
radioaktif dilaksanakan dengan ketat. Besar kecilnya masalah ini
tergantung pada kadar magnifikasi, peran organisme dalam rantai
makanan, serta lamanya waktu paruh zat radioaktif.12)
B. Air tanah.
Air tanah terdiri dari air sumur dangkal, air sumur dalam, dan mata air.4)
1. Air sumur dangkal
![Page 3: Jtptunimus Gdl Bayuherday 5192 3 Bab2](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022103009/56d6c0a61a28ab30169b41ee/html5/thumbnails/3.jpg)
Air sumur dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukan
tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehinggan
air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam – garam
yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur – unsur
kimia tertentu untuk masing – masing lapisan tertentu.
2. Air tanah dalam
Air tanah dalam yaitu air yang terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama.
Untuk air tanah dalam tidak dipengaruhi oleh musim atau lingkungan, tetapi
oleh tanah yang dilaluinya kemungkinan mengandung zat mineral seperti besi (
Fe ), mangan ( Mn ), kalsium ( Cu ) dan CO2 agresif.
Air tanah dalam merupakan pilihan yang lebih baik untuk penyediaan air bersih
bagi masyarakat, karena pada umumnya air tersebut tidak memerlukan
pengolahan intensif dan pengoperasiannya hanya terbatas pada pemompaan dan
mungkin Desinfeksi dan Chlorinasi.
3. Mata air
Adalah Air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukan tanah. Mata air
yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
kualitas/kualitasnya sama dengan keaadaan air dalam.1)
C. Pengolahan air
Pengolahan air adalah usaha – usaha yang dilakukan untuk merubah sifat suatu zat.
Hal ini sangat penting sekali dalam air minum, karena dengan adanya pengolahan
maka akan didapat air minum yang sesuai dengan standard air minum yang telah
ditentukan.
Pengolahan air terdiri dari :
1. Pengolahan secara fisik
Ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran – kotoran kasar,
penyisihan lumpur dan pasir serta mengurangi kadar zat – zat organik yang ada
dalam air baku.13)
![Page 4: Jtptunimus Gdl Bayuherday 5192 3 Bab2](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022103009/56d6c0a61a28ab30169b41ee/html5/thumbnails/4.jpg)
a. Penyaringan
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan atau koloid
dengan cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal ( Primary
teatment ) atau penyaringan dai proses sebelumnya. Bahan padatan
umumnya dapat dilihat langsung terapung seperti potongan kayu atau
potongan sayuran. Bahan padatan berupa logam, tulang, bulu dan daun
dapat disaring secara kasar atau sedang melalui proses awal (Primary
treatment).
Apabila air olahan yang akan disaring berupa cairan yang mengandung
butiran halus maka sebelum proses penyaringan sebaiknya dilakukan
koagulasi atau netralisasi yang menghasilkan endapan.
b. Sedimentasi ( pengendapan )
Merupakan proses pengendapan bahan padat dari air olahan. Proses
sedimentasi bisa terjadi bila air mempunyai berat jenis lebih besar dari air
sehingga tenggelam. Prinsip sedimentasi adalah Pemisahan bagian padat
dengan menggunakan gaya gravitasi sehingga bagian yang padat berada di
dasar pengendapan sedangkan air murni di atas.
c. Absorbsi dan adsorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan bahan – bahan tertentu. Dengan
penyerapan tersebut air menjadi jernih karena zat – zat yang ada di
dalamnya diikat oleh absorben.
Adsorbsi merupakan penangkapan ion – ion bebas didalam air oleh
adsorben.
d. Elektrodialisis
Elektrodialisis merupakan proses pemisahan ion – ion yang larut di dalam
air limbah dengan pemberian dua kutub listrik yang berlawanan dari arus
searah.11)
2. Pengolahan secara kimia
![Page 5: Jtptunimus Gdl Bayuherday 5192 3 Bab2](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022103009/56d6c0a61a28ab30169b41ee/html5/thumbnails/5.jpg)
Pengolahan dengan menggunakan zat – zat kimia untuk membantu proses
pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan tawas, kapur dalam
proses pelunakannya dan lain – lain.
3. Pengolahan secara bakteriologis
Pengolahan untuk membunuh atau memusnahkan kuman – kuman bakteri yang
terkandung dalam air minum dengan jalan membubuhkan kaporit sebagai
desinfektant atau dengan pemanasan sampai pada titik didih air dalam waktu
beberapa saat.13)
D. Total zat padat terlarut (Total Dissoled solids)
Bahan padat (solids) adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan
dan pengeringan pada suhu 1030 C – 1050 C, Dalam analisa air dikenal beberapa
istilah tentang padatan ini, istilah – istilah itu adalah:
Dissolved solids dan undisolved solids
Volatile solids dan fixed solids
Settleable solids dan unsetleable solids.
Sebagian besar bahan padat dalam bentuk terlarut (dissolved) yang terutama terdiri
dari garam an–organik, selain gas–gas yang terlarut. Kandungan total solids pada
portable water biasanya dalam range antara 20 – 1000 mg/L, dan sebagai pedoman,
kekerasan dalam air akan meningkat dengan meningkatnya total solid.
Tingginya atau besarnya angka total solids merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan sesuai atau tidaknya air untuk penggunaan rumah tangga.1)
Jumlah zat padat terlarut ( TDS ) yang melebihi kadar maksimum air minum akan
mengakibatkan pengaruh terhadap kesehatan antara lain rasa tidak enak di lidah, rasa
mual yang diakibatkan NaSO4 / MgO4, penyakit jantung, dan toxemia pada wanita
hamil.3)
![Page 6: Jtptunimus Gdl Bayuherday 5192 3 Bab2](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022103009/56d6c0a61a28ab30169b41ee/html5/thumbnails/6.jpg)
E. Saringan pasir lambat
Saringan pasir lambat adalah suatu wadah yang di isi pasir dengan ukuran butiran
tertentu dan berfungsi menyaring dan atau menurunkan kekeruhan yakni oleh karena
adanya peran mikroorganisme.7)
Jenis saringan pasir lambat ada 2 macam yaitu:
1. Saringan pasir lambat “ Down Flow “ atau konvensional.
Saringan pasir lambat yang menggunakan sistem penyaringan air dari atas ke
bawah, yang pencucian media saring dan filternya dilakukan secara manual
yakni dengan mengeruk lapian pasir bagian atas, kemudian dicuci dengan air
bersih.
2. Saringan pasir lambat “ Up Flow “
Saringan pasir lambat dengan menggunakan sistem penyaringan dari bawah
keatas, yang mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media sarig yang
lebih mudah dibandingkan dengan model saringan pasir lambat konvensional.
Namun hasil yang didapat samadengan saringan pasir lambat konvensional.6)
Efisiensi penyaringan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Kualitas air baku
Pada dasarnya makin baik kualitas air baku yang diolah, maka akan makin baik
pula hasil penyaringan yang diperoleh. Kekeruhan air baku akan
mempengaruhi panjang masa operasi pasir, apabila kekeruhan air baku tinggi
maka perlu dilakukan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan.
2. Temperatur
Efisiensi saringan juga dipengaruhi oleh temperatur karena temperatur
mempengaruhi reaksi–reaksi kimia serta metabolisme bakteri dan
mikroorganisme lainnya selama penyaringan. Temperatur yang baik apabila
aktifitas bakteri tinggi, dengan tingginya aktifitas bakteri maka terbentuklah
lapisan lendir pada media filter sehingga partikel – partikel yang lebih kecil
dari partikel pasir dapat tertahan.
3. Kecepatan penyaringan
Kecepatan penyaringan akan mempengaruhi masa operasi filter, agar masa
operasi saringan dapat di perpanjang, diperlukan tekanan pada pada lapisan
![Page 7: Jtptunimus Gdl Bayuherday 5192 3 Bab2](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022103009/56d6c0a61a28ab30169b41ee/html5/thumbnails/7.jpg)
pasir dengan menambah ketinggian air diatas lapisan media saring.14)
Kecepatan penyaringan pada saringan pasir lambat adalah 0,1-0,2 m3/m2/jam
hal ini dikarenakan dalam penyaringan pasir lambat tanpa pengolahan terlebih
dahulu sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam proses penyaringan.
4. Susunan lapisan pasir
a. Luas permukaan pasir
Kehadiran lapisan tipis yang di sebut schmuzdecke yang berada di
permukaan lapisan pasir dan di dalamnya terdapat berbagai macam jasad
renik. Semakin luas permukan lapisan pasir maka semakin banyak lapisan
schmuzdecke yang akan terbentuk.15)
b. Ketebalan lapisan pasir.
Semakin tebal lapisan pasir, semakin luas permukaan partikel–partikel dan
semakin besar jarak yang harus di tempuh sehingga air yang di hasilkan
semakin baik kualitasnya. Menurut F.G Winarno (1979) ketebalan lapisan
pasir saringan pasir lambat adalah 40-120 cm.18)
c. Lama pemakaian saringan.
Bila proses penyaringan sudah tidak lancar maka pasir harus di cuci
kembali.
d. Diameter butiran pasir
Semakin kecil diameter butiran pasir menyebabkan semakin kecil celah–
celah butiran pasir makin kecil, sehingga akan mengakibatkan efektifitas
penahanan partikel, ukuran efektifitas untuk diameter yang di gunakan
dalam saringan pasir lambat antara 0,3 mm – 1 mm
e. Jenis pasir
Jenis pasir yang baik adalah pasir yang mengandung senyawa kimia SiO2 (
silika oksida ). Semakin tinggi kandungan SiO2 dalam pasir akan semakin
meningkatkan tingkat kekerasan pasir.14)
Elemen yang digunakan dalam saringan pasir lambat adalah sebagai berikut:
1. Aliran air baku
2. Lapisan pasir
3. Kerikil
![Page 8: Jtptunimus Gdl Bayuherday 5192 3 Bab2](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022103009/56d6c0a61a28ab30169b41ee/html5/thumbnails/8.jpg)
4. Pengaturan aliran air di dasar saringan
F. Mekanisme Penyaringan
Air baku dialirkan kedalam tangki penerimaan, kemudian di alirkan kedalam bak
pengendapan tanpa memakai zat kimia untuk pengendapan kotoran yang ada dalam
air baku. Selanjutnya di lakukan penyaringan dengan saringan pasir lambat dan
kemudian di alirkan ke bak penampungan air bersih.
Jika air baku yang di alirkan ke saringan pasir lambat, maka kotoran-kotoran yang
ada di dalamnya akan tertahan pada media pasir oleh karena adanya akumulasi
kotoran baik dari zat organik maupun anorganik pada media filternya akan terbentuk
lapisan (film) biologis. Dengan terbentuknya lapisan ini maka di samping proses
penyaringan secara fisika dapat juga menghilangkan (impurities) secara biokimia.
Biasanya ammonia dengan konsentrasi yang rendah, zat besi, mangan dan zat-zat
yang menimbulkan bau dapat dihilangkan dengan cara ini. Hasil dengan cara
pengolahan ini mempunyai kualitas baik.
Cara ini sangat sesuai untuk pengolahan air baku yang mempunyai kekeruhan yang
rendah dan relatif tetap. Biaya operasi rendah karena proses pengendapan biasanya
tanpa bahan kimia dan proses pencucian media saring dengan mengeruk lapisan pasir
bagian atas dan dicuci dengan air bersih. Tetapi jika kekeruhan air baku cukup
tinggi, pengendapan dapat juga memakai bahan kimia (koagulan) agar beban filter
tidak terlalu berat.6)
G. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan dibuat kerangka teori sebagai
berikut :
Gambar 1 Proses penyaringan air dengan metode saringan pasir lambat
Limbah industri Gas terlarut
Biologi Fiska Kimia
Kadar zat padat terlarut air sumur tinggi
Pembakaran timah
![Page 9: Jtptunimus Gdl Bayuherday 5192 3 Bab2](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022103009/56d6c0a61a28ab30169b41ee/html5/thumbnails/9.jpg)
Sumber : 1), 3), 13), 11)
H. Kerangka Konsep
Variabel bebas
Ketebalan lapisan pasir sebagai media saring (50cm, 60cm,
70cm, 80 cm)
Variabel terikat
Zat padat terlarut setelah proses penyaringan dengan saringan
pasir lambat
Variabel kendali
Jenis pasir Lama pemakaian saringan
Diameter pasir Luas permukaan saringan
![Page 10: Jtptunimus Gdl Bayuherday 5192 3 Bab2](https://reader038.vdokumen.com/reader038/viewer/2022103009/56d6c0a61a28ab30169b41ee/html5/thumbnails/10.jpg)
I. Hipotesa
Sesuai dengan tujuan di atas maka dapat dirumuskan suatu hipotesa yaitu ada
pengaruh ketebalan lapisan pasir sebagai media saring dalam menurunkan jumlah zat
padat terlarut pada air sumur.