jtptiain-gdl-fazathusna-4550-1-skripsi-p.pdf

82
PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN IBU–IBU HAMIL ANAK PERTAMA (STUDI KASUS DI KLINIK BERSALIN BIDAN R. ARDININGSIH, Amd. Keb. ROWOSARI TEMBALANG SEMARANG) SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.1) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) FAZAT HUSNA NIM. 1105063 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: rendy-pranata

Post on 13-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM TERHADAP PENURUNAN

    TINGKAT KECEMASAN IBUIBU HAMIL ANAK PERTAMA

    (STUDI KASUS DI KLINIK BERSALIN BIDAN R. ARDININGSIH, Amd. Keb.

    ROWOSARI TEMBALANG SEMARANG)

    SKRIPSI

    Untuk Memenuhi sebagian persyaratan

    Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.1)

    Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

    FAZAT HUSNANIM. 1105063

    FAKULTAS DAKWAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2010

  • ii

    DEPARTEMEN AGAMA RIINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    FAKULTAS DAKWAH SEMARANGJl. Prof. DR. Hamka (Kampus III) Ngaliyan, Semarang Telp. (024) 7606405

    NOTA PEMBIMBING

    Lamp. : 5 (Lima) EksemplarHal : Persetujuan Naskah Skripsi

    KepadaYth. Bapak Ketua JurusanBimbinganPenyuluhan Islam Fakultas DakwahIAIN Walisongo SemarangDi Tempat

    Assalamu?alaikum Wr. Wb.

    Setelah membaca, mengoreksi dan mengadakan perbaikan sebagaimanamestinya, maka kami menyatakan bahwa naskah skripsi saudara:

    Nama : FAZAT HUSNANIM : 1105063Fak/Jur. : DAKWAH / BIMBINGAN DAN PENYULUHANISLAMJudul Skripsi : PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM

    TERHADAP PENURUNAN TINGKATKECEMASAN PADA IBU-IBU HAMIL ANAKPERTAMA

    (Studi Kasus di Klinik Bersalin R. AdiningsihAmd. Keb. Rowosari Tembalang Semarang)

    Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian,atas perhatiannya diucapkan terima kasih.Wassalamu?alaikum Wr. Wb.

    Semarang, 14 Juni 2010

    Pembimbing,Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi & Tata Tulis

    Drs. H. Djasadi, M.Pd. Baidi Bukhori, S.Ag., M.si.NIP. 19470805 196509 1001 NIP. 19730427 199603 1001

  • iii

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    v Ibunda tercinta (umi maghfiroh) yang selalu mencurahkan kasih

    sayangnya kepada anak-anaknya

    v Seluruh keluargaku tersayang (Nur Maliya, Mohammad Dawam, NUr

    Nuzula, Nilna Rifda, Dina Qoyyima, Dek Nayif, Dek Jabar) semoga

    selalu dalam lindungan Allah SWT.

    v Syahrul Mubarok yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan

    skripsi ini.

    v Sahabat sejatiku (dek ul dan dek ina) yang selalu ada buat penulis.

    v Teman-teman BPI 2005 dan teman-teman PPTQ Dolog yang selalu

    memberi support serta masukan kepada penulis.

  • vPERNYATAAN

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

    skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

    diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang

    lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

    rujukan.

    Semarang, Juni 2010

    Tanda tangan

    FAZAT HUSNA

  • vi

    MOTTO

    tA$s%b> u=yd

  • vii

    ABSTRAKSI

    Setiap manusia mempunyai tingkat kecemasan yang berbeda-beda dalamkeadaan berbeda pula. Apabila kecemasan itu tidak dapat dikendalikan, makadapat membahayakan bagi seseorang. Misalnya ibu hamil, jika terlalu cemas akanmembahayakan dirinya dan anak yang dikandungnya. Salah satu cara untukmenghilangkan kecemasan pada ibu hamil dapat melalui Bimbingan RohaniIslam.

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimensemu (Quasi Experimental Research) yang bertujuan untuk menguji secaraempiris pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap penurunan kecemasan padaibu hamil. Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapatmenambah wawasan keilmuan bagi Fakultas Dakwah dan memberikan informasiyang akurat tentang pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap penurunankecemasan ibu hamil, untuk selanjutnya dapat dilakukan intervensi yang tepatuntuk menurunkan kecemasan bagi ibu hamil yang akan menjalani prosespersalinan, sehingga mereka dapat memperoleh ketenangan.

    Subjek penelitian ini adalah pasien ibu hamil di klinik bersalin bidan R.Ardiningsih Amd. keb. Rowosari Tembalang Semarang yang berstatus pasienrawat inap dan akan menjalani proses persalinan, serta pasien yang beragamaislam. Adapun teknik pengambilan subjek penelitian ini adalah teknik NonProbability Sampling dengan tipe Consecutive Sampling karena mengambil setiappasien yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian yang datang padaperiode tertentu dan di klinik bersalin tertentu.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner,dokumentasi, dan wawancara. Sedangkan analisis data dalam penelitian inimenggunakan teknik uji t-test. Hasil analisis t-test menunjukkan bahwa hipotesisyang berbunyi ada pengaruh yang positif antara bimbingan rohani Islam denganpenurunan kecemasan pada ibu hamil diterima dengan sig. F= 0,291 > 0,05 danbesarnya pengaruh 27%. Nilai t pada kelompok eksperimen sesudah dan sebelumdiberi perlakuan 14,47, sedangkan pada kelompok kontrol 8,26 yang berartibahwa kelompok eksperimen lebih besar mengalami penurunan dari padakelompok kontrol.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu?alaikum Wr. Wb.

    Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Raab al-

    Izzati, Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua

    hamba-Nya.

    Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

    Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi mahluk sekalian alam.

    Tidak ada kata yang pantas penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang

    membantu proses-proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada:

    1. Prof. Dr. Abdul Djamil, M. A., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

    2. Drs. M. Zain Yusuf, MM., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

    Walisongo Semarang

    3. Bapak Baidi Bukhori S.Ag, M. si, dan Bapak Djasadi M. pd, selaku dosen

    pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam

    proses penulisan skripsi ini

    4. Bapak Komarudin., selaku dosen wali terima kasih dukungan dan

    perhatiannya kepada penulis.

    5. Bapak dan Ibu dosen serta para staf Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

    Semarang

    6. Ibunda tercinta, terima kasih atas dukungannya baik material maupun

    immaterial

  • ix

    7. Teman-teman BPI angkatan 2005, dan teman-teman yang tidak bisa di

    tulis satu persatu yang selalu mendampingi dalam penulisan ini.

    Akhirnya, semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan

    hidayah-Nya kepada mereka, amin. dengan kerendahan hati penulis mohon maaf,

    dan semoga tulisan ini bermanfaat.

    Wassalamu?alaikum Wr. Wb.

    Semarang, 21 Juni 2010

    Penulis,

    Fazat Husna

  • xDAFTAR ISI

    Hlm

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

    HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ v

    HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi

    ABSTRAKSI .................................................................................................... vii

    HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................. viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... x

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

    1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 7

    1.3 Tujuan dan manfaat Penelitian ..................................................... 7

    1.4 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8

    1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................... 9

    BAB II TINJAUAN TENTANG BIMBINGAN ROHANI ISLAM DAN

    KECEMASAN PADA IBU-IBU HAMIL ANAK PERTAMA

    2.1 Bimbingan Rohani Islam .............................................................. 11

    2.1.1 Pengertian Bimbingan Rohani Islam ................................. 11

    2.1.2 Dasar Bimbingan Rohani Islam ......................................... 13

    2.1.3 Tujuan Bimbingan Rohani Islam ....................................... 15

    2.1.4 Fungsi Bimbingan Rohani Islam ....................................... 17

    2.2 Kecemasan ................................................................................... 19

    2.2.1 Pengertian Kecemasan ...................................................... 19

    2.2.2 Macam-macam Kecemasan ............................................... 21

    2.2.3 Faktor-faktor Penyebab Kecemasan .................................. 23

    2.2.4 Aspek-aspek Kecemasan ................................................... 25

  • xi

    2.3 Pengaruh Bimbingan Rohani Islam dengan Kecemasan ................ 26

    2.4 Hipotesis ....................................................................................... 30

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Metode Penelitian .......................................................... 31

    3.2 Waktu dan Tempat penelitian ....................................................... 31

    3.3 Definisi Konseptual dan Operasional ............................................ 32

    3.4 Sumber dan Jenis Data .................................................................. 33

    3.5 Populasi dan Sampel ..................................................................... 34

    3.6 Teknik Analisis Data .................................................................... 39

    3.7 Rancangan Penelitian .................................................................... 40

    BAB IV GAMBARAN UMUM KLINIK BERSALIN BIDAN R.

    ARDININGSIH Amd.Keb. ROWOSARI TEMBALANG

    SEMARANG

    4.1.1 Tinjauan Sejarah ..................................................................... 41

    4.1.2 Letak Geografis ...................................................................... 42

    4.1.3 Sarana dan Fasilitas ................................................................. 42

    4.1.4 Perawat dan Rohaniawan ........................................................ 43

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 Deskripsi Data .............................................................................. 44

    5.2 Analisis Data ................................................................................ 49

    5.3 Pembahasan Penelitian ................................................................. 50

    5.4 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 58

    BAB VI PENUTUP

    6.1 Kesimpulan .................................................................................. 59

    6.2 Saran ............................................................................................ 59

    6.3 Penutup ........................................................................................ 60

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BIODATA

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 . Latar Belakang

    Kehamilan dan kelahiran bayi itu pada umumnya memberikan arti

    emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang

    tua bayi. Wanita-wanita hamil itu pada umumnya dihinggapi keinginan-

    keinginan dan kebiasaan yang aneh-aneh serta irrasional, yang disebut

    sebagai peristiwa "mengidam". Peristiwa ini biasanya disertai emosi-emosi

    yang kuat, oleh sebab itu wanita yang bersangkutan jadi sangat perasa,

    sehingga mudah terganggu keseimbangan mentalnya (Kartono, 1990: 61).

    Sebenarnya bahwa wanita yang tengah hamil itu melanjutkan kecenderungan-

    kecenderungan psikologis dan ciri-ciri tingkah laku seperti sebelum dia

    menjadi hamil. Namun pada umumnya kehamilan menambah intensitas

    emosi-emosi dan tekanan batin pada kehidupan psikis wanita.

    Menurut Kartono (1992: 159) pada setiap wanita baik yang bahagia

    maupun yang tidak bahagia, apabila dirinya jadi hamil, pasti akan dihinggapi

    campuran perasaan yaitu: rasa kuat dan berani menanggung segala cobaan dan

    rasa-rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta, benci, keraguankeraguan,

    kepastian, kegelisahan, rasa tenang, dan bahagia menjadi semakin intensif saat

    mendekati masa kelahiran bayinya.

    Pada beberapa wanita lainnya, kegelisahan dan ketidaknyamanan fisik

    pada minggu-minggu terakhir masa kehamilannya itu ditampilkan dengan

  • semakin meningkatnya segala aktivitas hampir-hampir dia tidak pernah

    tinggal diam, senantiasa saja dia dirangsang oleh dorongan-dorongan batin

    tertentu, khususnya dimaksudkan untuk melupakan keresahan hatinya.

    Sekalipun wanita tersebut tidak dihinggapi rasa takut dan cemas,

    namun tetap saja ia merasa gelisah akan hal-hal yang tidak menentu atau tidak

    pasti. Kegelisahan tadi menyebabkan wanita tersebut merasakan kontraksi-

    kontraksi pada rahimnya, oleh karena itu ia terlalu cepat masuk rumah sakit.

    Bobak, dkk (2005: 789) menjelaskan bahwa hormon yang dilepas

    sebagai respon terhadap stres dapat menyebabkan distosia, yaitu kelambatan

    atau kesulitan persalinan. Sumber stres bervariasi pada setiap individu tetapi

    nyeri dan tidak adanya pendukung merupakan dua faktor yang mempengaruhi.

    Tempat pengobatan dan pembatasan gerak ibu juga menambah stres fisiologis

    akibat imobilisasi pada wanita bersalin yang tidak mendapat pengobatan.

    Perasaan cemas seringkali menyertai kehamilan terutama pada seorang

    ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai klimaksnya nanti pada saat

    persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi

    pokok pembicaraan pra menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut

    dan cemas. Apabila rasa cemas berlebihan, hal ini dapat menghambat

    persalinan normal, mengakibatkan kelahiran bayi lama dan meningkatkan

    persepsi nyeri. Cemas juga menyebabkan kadar hormon yang berhubungan

    dengan stres yang meningkat.

    Dagun (1990: 29) menyatakan bahwa masa kehamilan sesungguhnya

    bukanlah suatu peristiwa yang benar-benar menyenangkan, periode ini sering

  • membawa situasi emosional pada keluarga. Dukungan moral seorang suami

    pada istrinya adalah hal yang memang dibutuhkan. Sangat dianjurkan suami

    mesti memberikan dukungan yang lebih besar kepada istrinya.

    Dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya

    ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri sehingga istri akhirnya

    menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan itu. Suami

    adalah orang yang pertama dan utama dalam memberikan dorongan kepada

    istri sebelum pihak lain turut memberi dorongan.

    Semua wanita hamil mempunyai pengalaman kecemasan baik cemas

    terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin yang

    dikandungnya. Kadang-kadang kecemasan itu menjadi berlebihan dan

    merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia, perilaku

    menghindar serta kecemasan yang berulang.

    Suasana atau kondisi psikis ibu selama masa mengandung sangat

    berpengaruh terhadap perkembangan fisik maupun psikis janin yang ada

    dalam kandungannya. Wanita hamil yang sering mengalami stres atau

    menderita tekanan batin akan terganggu keseimbangan hormonalnya.

    Biasanya terjadi pengeluaran hormon adrenalin pada wanita hamil yang

    menderita stres. Yang demikian ini berpengaruh buruk terhadap kesejahteraan

    psikis janin (Wahyuni, 2005: 13)

    Ketika ibu hamil mengalami gangguan fisik maupun psikis tentu ia

    akan berusaha untuk menanggulanginya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

    diinginkan, untuk mengatasi masalah ini salah satu alternatifnya adalah klinik

  • bersalin. Ibu hamil akan mendapatkan perawatan serta pengobatan dari bidan

    dan perawat lainnya di klinik, namun hal itu baru sebatas penanganan secara

    fisik (badaniah).

    Baharudin (2004: xii) menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada tiga

    dimensi yaitu dimensi jasmaniah, dimensi nafsiah, dan dimensi rohaniah. Dari

    ketiganya ini menunjukkan bahwa manusia tidak hanya memerlukan

    penanganan secara fisik saja, tetapi diperlukan pula suatu upaya penanganan

    dari sisi psikis (nafsiah) dan sisi rohaniah yang dalam ketiganya menjadi relasi

    yang integral dan sinergi. Dari upaya ini, manakala orang menderita sakit dan

    berobat mencari penyembuhan, ia harus menanamkan optimisme yang kuat

    untuk sembuh, optimis dengan usahanya dan selalu tetap berusaha dan

    berupaya serta penuh ketawakalan. Disinilah maka diperlukan adanya

    bimbingan rohani bagi pasien atau ibu hamil.

    Bimbingan diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan oleh

    seorang ahli terhadap beberapa orang, individu, anak, remaja, dewasa agar

    dapat mengembalikan kemampuannya dengan memanfaatkan kekuatan dan

    potensi individu dengan sarana yang ada berdasarkan norma-norma (Prayitno

    dan Amti, 1999: 99 ). Bimbingan bisa dilakukan kapan saja ketika seseorang

    mengalami masalah, seperti ibu hamil yang akan melahirkan mengalami

    masalah kejiwaan, ia akan merasa tidak tenang menyambut kelahiran anaknya.

    Salah satu cara ibu hamil merasa tenang adalah dengan diberikannya

    Bimbingan Rohani, disini ibu hamil akan mendapatkan ketenangan jiwa.

  • Bimbingan Rohani merupakan bagian dari dakwah Islam. Dalam

    rangka melaksanakan dakwah yang optimal, maka perlu adanya konsep

    dakwah yang jelas dalam memasuki kehidupan yang bertujuan akhir

    memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dan berlandaskan ajaran Islam

    artinya berlandaskan Al Quran dan sunnah Rasul (Faqih, 2001: 4 ).

    Dakwah tidak hanya menyampaikan tetapi juga bisa berarti mencegah,

    menyembuhkan dan mengajak. Bimbingan rohani Islam termasuk bagian dari

    dakwah, karena mengajak seseorang kepada keadaan yang lebih baik.

    Dakwah di tempat pelayanan kesehatan perlu sekali ditingkatkan, apalagi

    pasien dalam kondisi yang labil (sakit) perlu adanya dorongan agar cepat

    sembuh. Kegiatan dakwah di tempat pelayanan kesehatan tidak akan berhasil

    tanpa adanya peran aktif dan para rohaniawan atau bina rohani, perawatan,

    dan dokter.

    Dengan adanya bimbingan yang diberikan Bina Rohani (Rohaniawan)

    akan sangat membantu perkembangan kesehatan pasien dalam hal ini adalah

    ibu hamil, paling tidak dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan ibu

    hamil dalam menghadapi kelahiran anaknya. Rohaniawan harus membimbing

    sesuai dengan tingkat situasi dan kondisi ibu hamil, serta memberikan

    motivasi dan dorongan untuk bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT.

    Klinik bersalin Bidan R. Ardiningsih, Amd. Keb. di Rowosari

    Tembalang Semarang, merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang

    menerapkan pelaksanaan Bimbingan Rohani bagi pasiennya khususnya ibu-

    ibu hamil yang akan menghadapi persalinan. Materi yang diberikan pada

  • Bimbingan Rohani disini adalah yang berkaitan dengan ajaran-ajaran Islam

    yang meliputi ruang lingkup keimanan (aqidah), aturan-aturan dalam Islam

    (syariat) dan perilaku-perilaku Islam (akhlaq) khususnya yang dialami oleh

    pasien.

    Klinik bersalin Bidan R. Ardiningsih Amd. Keb. telah memberikan

    pelayanan yang terbaik terhadap pasien khususnya ibu hamil, hal ini

    dibuktikan dengan banyaknya pasien yang berobat ataupun melakukan

    persalinan di klinik tersebut. Sampai saat ini masyarakat telah mempercayakan

    pelayanan kesehatannya di klinik bersalin bidan R. Ardiningsih Amd. Keb.

    Rowosari Tembalang Semarang. Berikut data pasien setiap tahunnya.

    No Tahun Jumlah pasien Keterangan1 September 2003 205 pasien - 104 pasien berobat

    - 101 pasien melahirkan2 2004 407 pasien - 209 pasien berobat

    - 198 pasien melahirkan3 2005 614 pasien - 342 pasien berobat

    - 272 pasien melahirkan4 2006 630 pasien - 306 pasien berobat

    - 324 pasien melahirkan5 2007 613 pasien - 262 pasien berobat

    - 351 pasien melahirkan6 2008 635 pasien - 337 pasien berobat

    - 298 pasien melahirkan7 2009 678 pasien - 357 pasien berobat

    - 321 pasien melahirkan8 April 2010 256 pasien - 153 pasien berobat

    - 112 pasien melahirkan

    berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien berobat

    maupun melahirkan di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb. setiap

    tahunnya meningkat, hal ini dikarenakan adanya layanan fisik maupun psikis

    di klinik tersebut. Layanan fisik berupa perawatan dari dokter dan perawat,

  • sedangkan layanan psikis berupa Bimbingan Rohani Islam dari rohaniawan.

    Layanan Bimbingan Rohani Islam ada sejak tahun 2008, Dengan adanya

    Bimbingan tersebut pasien semakin nyaman berobat maupun melahirkan di

    klinik dan mempercayakan layanan kesehatan di tempat tersebut.

    Berdasarkan paparan di atas penulis merasa tertarik untuk mengadakan

    kajian lebih dalam mengenai permasalahan yang berhubungan dengan

    pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap perubahan yang dialami pasien

    khususnya yang berkaitan dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi

    kelahiran anaknya. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul

    PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM TERHADAP PENURUNAN

    TINGKAT KECEMASAN IBU-IBU HAMIL ANAK PERTAMA (STUDI

    KASUS DI KLINIK BERSALIN BIDAN R. ARDININGSIH, Amd. Keb.

    ROWOSARI TEMBALANG SEMARANG ).

    1.2 . Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka muncul

    permasalahan: adakah pengaruh pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam

    terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu-ibu hamil anak pertama.

    1.3 . Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.3.1. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini sesuai dengan

    permasalahan yang ada, yakni untuk menguji pengaruh Bimbingan Rohani

    Islam terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu-ibu hamil anak pertama.

  • 1.3.2. Manfaat Penelitian

    a. Secara Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah Ilmu

    Bimbingan Rohani Islam.

    b. Secara Praktis

    Jika Bimbingan Rohani Islam ada pengaruhnya terhadap

    penurunan tingkat kecemasan ibu-ibu hamil anak pertama, maka

    Bimbingan Rohani Islam dapat digunakan sebagai alat intervensi

    untuk menurunkan tingkat kecemasan.

    1.4 . Tinjauan Pustaka

    Sebelum lebih lanjut membahas tentang Pengaruh Bimbingan Rohani

    Islam Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Ibu-Ibu Hamil anak Pertama

    (Studi Kasus di Klinik Bersalin Bidan R. Ardiningsih, Amd. Keb. Rowosari

    Tembalang Semarang), penulis akan menelaah beberapa buku atau karya

    ilmiah lain yang dapat dijadikan sebagai referensi, sumber, acuan, dan

    perbandingan dalam penelitian ini. Sehingga akan terlihat perbedaan antara

    skripsi ini dengan beberapa buku atau karya ilmiah yang telah ada.

    Zulfa (2009) dalam skripsinya yang berjudul ?Pengaruh Bimbingan

    Rohani Islam Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pra Operasi di

    RSI Sultan Agung Semarang?. Dalam skripsi ini objek yang mendapatkan

    Bimbingan Rohani Islam adalah pasien Pra Operasi. Skripsi ini tidak

    menunjukkan pada adanya kondisi yang kritis antara hidup dan mati. Namun

    dalam skripsi yang akan penulis buat lebih pada kondisi itu.

  • Hasanah (2007) yang berjudul ?Hubungan Antara Membaca Al-

    Qur?an Dengan Kecemasan?. Literatur tersebut menunjukkan adanya

    perbedaan tingkat kecemasan pada subjek yang diberi perlakuan membaca Al-

    Quran dengan subjek yang diberi perlakuan membaca buku. Pada subjek

    yang diberi perlakuan membaca Al-Quran lebih dapat mengontrol diri dari

    pada subjek yang diberi perlakuan membaca buku.

    Amalia (2008) yang berjudul Efektifitas Bimbingan Rohani Terhadap

    Pembinaan Mental Pasien. Hasil penelitian ini adalah pemberian dorongan

    yang berupa nasihat, sugesti dan juga memberi semangat untuk bersabar

    dalam menghadapi cobaan ternyata pasien lebih menerima rasa sakit yang

    dideritanya, dan dari bentuk nasihat yang diberikan ternyata membuat pasien

    lebih sabar dan berpengaruh pada perubahan kondisi mental terhadap pasien

    tersebut yang menunjukkan dampak positif.

    1.5 Sistematika penulisan skripsi

    Untuk mendapatkan gambaran yang mudah dimengerti, maka sebelum

    memasuki materi yang dipermasalahkan terlebih dahulu penulis uraikan

    tentang sistematika skripsi ini yaitu:

    Bab pertama, pada bab ini berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar

    belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

    tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.

    Bab kedua, dalam bab ini penulis menguraikan tentang tinjauan

    Bimbingan Rohani Islam dan kecemasan pada pengalaman ibu-ibu hamil

  • pertama yang terdiri dari: gambaran umum bimbingan rohani Islam dan

    kecemasan serta pengaruh yang di timbulkan dari bimbingan rohani Islam

    terhadap penurunan kecemasan pada ibu-ibu hamil pertama.

    Bab ketiga, pada bab ini penulis menyajikan metodologi penelitian

    yang membahas tentang jenis dan metode penelitian, definisi konseptual dan

    operasional sebagai usaha memperjelas ruang lingkup penelitian, sumber dan

    jenis data yang digunakan dalam penelitian, populasi dan sampel, tehnik

    pengumpulan data dan tehnik analisis data.

    Bab keempat, pada bab ini penulis akan menggambarkan secara

    umum objek penelitian, yaitu gambaran umum Klinik Bersalin Bidan R.

    Ardiningsih, Amd. Keb. Rowosari Tembalang Semarang.

    Bab kelima, merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang

    didalamnya terdiri dari: deskripsi data, analisis data, pembahasan penelitian

    dan keterbatasan penelitian.

    Bab keenam, merupakan bagian terakhir dari keseluruhan kajian

    skripsi yang memuat kesimpulan, saran-saran, dan penutup.

  • BAB II

    TINJAUAN TENTANG BIMBINGAN ROHANI ISLAM DAN

    KECEMASAN PADA IBU-IBU HAMIL ANAK PERTAMA

    2.1 Bimbingan Rohani Islam

    2.1.1 Pengertian Bimbingan Rohani Islam

    Bimbingan ditinjau dari segi bahasa atau etimologi berasal dari

    bahasa Inggris "guidance" atau "to guide" yang artinya menunjukkan,

    membimbing, atau menuntun orang lain ke jalan yang benar (Arifin, 1982:

    11). Bimbingan juga diartikan sebagai suatu proses membantu individu

    agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah

    yang dihadapi (Nurihsan, 2006: 9).

    Bimbingan juga diartikan sebagai pemberian bantuan oleh seseorang

    kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian, dan pemecahan

    masalah, pada dasarnya bimbingan merupakan upaya untuk

    mengoptimalkan individu (Gunarsa, 2006:11).

    Prayitno dan Amti (1999: 99) menjelaskan bahwa bimbingan

    sebagai suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang

    ahli kepada orang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,

    maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan

    kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dan dapat dikembangkan

    berdasarkan norma yang berlaku .

  • Walgito (2004: 5) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu

    bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan

    individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam

    kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai

    kesejahteraan hidupnya.

    Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

    bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang

    ahli kepada seseorang atau beberapa orang agar mampu mengatasi

    persoalan-persoalan dirinya sehingga mereka dapat menentukan sendiri

    jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa tergantung kepada orang

    lain.

    Adapun pengertian Bimbingan Islam adalah proses pemberian

    bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan

    petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

    akhirat (Faqih, 2001: 4). Yang dimaksud mampu hidup selaras dengan

    ketentuan dan petunjuk Allah adalah :

    a. Sesuai dengan kodratnya yang ditentukan Allah sesuai dengan

    sunatullah, sesuai dengan hakikatnya sebagai mahluk Allah.

    b. Sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan Allah melalui Rasulnya

    (ajaran Islam)

    c. Menyadari eksistensi diri sendiri sebagai mahluk Allah yang diciptakan

    untuk mengabdi kepada-Nya, mengabdi dalam arti seluas-luasnya .

  • Dalam hal ini penulis mengartikan Bimbingan Rohani Islam sama

    dengan Bimbingan Islam yang artinya sebagai suatu pemberian bantuan

    dorongan dan motivasi terhadap pasien, dalam hal ini adalah ibu-ibu hamil

    agar memiliki mental yang kuat dan sehat dalam menghadapi persalinan

    agar berjalan dengan lancar, tenang dan selalu mengingat Allah SWT serta

    diberikan kesehatan jasmani dan rohani pada ibu dan bayinya.

    Menurut Adz-Dzaky (2001: 189) Bimbingan Rohani Islam di

    artikan sebagai suatu aktifitas yang memberikan bimbingan, pelajaran, dan

    pedoman kepada individu yang meminta bantuan dalam hal sebagaimana

    seharusnya seseorang klien dapat mengembangkan potensi akal pikiran,

    kejiwaan, keimanan, dan keyakinan, serta dapat menanggulangi

    problematika hidup dengan baik dan benar secara mandiri yang

    berpandangan pada Al Qur'an dan As-sunnah.

    Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis mengartikan

    Bimbingan Rohani Islam adalah proses pemberian bantuan, dorongan, atau

    motivasi terhadap pasien, dalam hal ini adalah ibu-ibu hamil anak pertama

    agar memiliki mental yang kuat dan sehat dalam menghadapi persalinan

    agar berjalan dengan lancer, tenang, dan selalu mengingat Allah SWT, serta

    diberikan kesehatan jasmani dan rohani pada ibu dan bayinya.

    2.1.2 Dasar Bimbingan Rohani Islam

    Dalam melakukan segala sesuatu, manusia selalu membutuhkan

    landasan atau dasar pokok sebagai pijakan dalam melakukan suatu

  • perbuatan tertentu, landasan atau pokok tersebut adalah Al-quran dan As-

    sunnah. Dasar ini berasal dari perintah Allah SWT dan Rasulnya yang

    memberi isyarat kepada manusia untuk memberi petunjuk (bimbingan)

    kepada orang lain. Demikian pula dengan Bimbingan Rohani Islam, adapun

    dasar Bimbingan Rohani Islam yaitu:

    a. QS. Yusuf: 53

    *!$ tBur h t/& tR4b)}Z9 $#8ou$ BV{q9 $$ /w)$tBzOm u n1 u4b ) n1 uqxLm Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karenasesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecualinafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku MahaPengampun lagi Maha Penyayang (Yusuf: 53).

    b. QS. Al-Fajr: 27-28

    $pkJ - r' tZ9$#pZ yJ J 9$# _$#4n

  • ????????????????????????????? ??????????????????????????????????????????????????????????????????????????

    ????????????????????????????????????????)????????? (Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklahia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak sanggup maka denganlisannya. Lalu jika tidak sanggup pula (dengan lisannya), maka denganhatinya. Dan yang terakhir adalah selemah-selemah iman. (HR. Muslim).

    Dari ayat dan hadist tersebut memberikan petunjuk bahwa

    Bimbingan Rohani Islam diperlukan oleh orang yang sakit (pasien) dalam

    hal ini adalah ibu hamil, karena dengan Bimbingan Rohani Islam pasien

    dapat kembali kepada Allah dengan hati yang ikhlas, agar jiwa pasien

    merasa tenang dan selalu ingat Allah untuk mencapai kebahagiaan dan

    ketentraman batin. Maksudnya adalah supaya ibu hamil dalam

    menghadapi persalinan, tidak merasa takut dan cemas, serta mengingat

    Allah SWT.

    2.1.3 Tujuan Bimbingan Rohani Islam

    Ibu hamil dan keluarganya adalah orang-orang yang menghadapi

    masalah, sehingga mereka mudah mengalami goncangan jiwa, dengan

    situasi demikian mereka butuh sandaran yang mampu meneguhkan

    kesabaran mereka. Bimbingan Rohani Islam berusaha membantu mencegah

    agar jangan sampai ibu hamil dan keluarganya menghadapi atau menemui

    masalah, serta menciptakan ketenangan dan kesejukan hati bagi ibu hamil

    dalam menghadapi persalinan.

  • Prayitno dan Amti (1999: 112) menjelaskan bahwa tujuan

    bimbingan adalah untuk membantu individu membuat pilihan-pilihan, dan

    interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi tertentu.

    Bertujuan juga untuk membantu si penerima agar bertambah kemampuan

    bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

    Faqih (2001: 35) menjelaskan secara garis besar tujuan bimbingan

    Islami itu dapat dirumuskan sebagai membantu individu mewujudkan

    dirinya sendiri sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan

    hidup di dunia dan akhirat. Tujuannya terbagi menjadi dua, yaitu:

    1) Tujuan umum: membantu individu mewujudkan dirinya menjadi

    manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

    2) Tujuan khusus

    a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.

    b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

    c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

    kondisi yang lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber

    masalah bagi dirinya dan orang lain.

    Menurut Adzaki (2002: 221) tujuan Bimbingan Rohani Islam

    adalah:

    a) Untuk menghasilkan perubahan, perbaikan, kesehatan, dan keberhasilan

    jiwa dan mental.

    b) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan

    tingkah laku yang dapat memberikan manfaat pada diri.

  • Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tujuan

    Bimbingan Rohani Islam adalah memberikan doa dan motivasi kepada ibu

    hamil pertama supaya tidak merasa cemas, serta diberikan ketenangan

    batin dalam menghadapi proses persalinan.

    2.1.4 Fungsi Bimbingan Rohani Islam

    Faqih (2001: 3) menjelaskan fungsi bimbingan itu sendiri adalah

    sebagai berikut:

    a) Fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah

    pada seseorang.

    b) Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi

    masalah yang sedang dihadapi seseorang.

    c) Fungsi developmental, yakni memelihara agar keadaan yang telah baik

    menjadi lebih baik.

    Arifin (1982: 14) menjelaskan bahwa pelaksanaan Bimbingan

    Rohani Islam dapat berjalan dengan baik jika dapat memerankan dua fungsi

    utamanya sebagai berikut:

    1) Fungsi umum

    a) Mengusahakan agar klien terhindar dari segala gagasan dan

    hambatan yang mengancam kelancaran proses perkembangan dan

    pertumbuhan.

    b) Membantu memecahkan kesulitan yang di alami oleh setiap klien.

  • c) Mengungkap tentang kenyataan psikologi dari klien yang

    bersangkutan yang menyangkut dirinya sendiri, serta minat

    perhatiannya terhadap bakat, minat, dan kemampuan yang

    dimilikinya sampai titik optimal.

    2) Fungsi khusus

    a) Fungsi penyaluran, fungsi ini menyangkut bantuan kepada klien

    dalam memilih sesuatu yang sesuai dengan keinginannya, baik,

    masalah pendidikan maupun pekerjaan sesuai dengan bakat dan

    kemampuan yang dimilikinya.

    b) Fungsi penyesuaian, klien dengan kemajuan dalam perkembangan

    secara optimal agar memperoleh kesesuaian, klien dibantu untuk

    mengenal dan memahami permasalahan yang di hadapi serta mampu

    memecahkannya.

    c) Fungsi mengadaptasikan program pengajaran agar sesuai dengan

    bakat, minat, kemampuan serta kebutuhan klien

    Fungsi Bimbingan Rohani Islam dalam penelitian ini adalah

    membantu memecahkan kesulitan yang dihadapi oleh klien (ibu hamil),

    serta untuk menghindari terjadinya kecemasan yang tinggi pada ibu

    hamil. Rohaniawan akan membantu ibu hamil untuk selalu mengingat

    Allah supaya dalam persalinan tidak terjadi apa-apa dan diberi

    kesehatan pada ibu dan anak.

  • 2.2 Kecemasan

    2.2.1 Pengertian Kecemasan

    Menurut Gunarsa (2003: 27) kecemasan atau anxietas adalah rasa

    kekhawatiran, takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan merupakan

    kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku

    normal maupun tingkah laku menyimpang.

    Menurut Rasmun (2004:18) kecemasan adalah perasaan yang tidak

    menyenangkan, serta perasaan yang tidak menentu dari individu dimana

    penyebabnya tidak pasti atau tidak ada objek yang nyata. Kecemasan juga

    dapat diartikan sebagai perasaan campur berisikan ketakutan dan

    keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk

    ketakutan (Caplin, 2002:32).

    Perasaan ini muncul bila seseorang berada dalam sebuah keadaan

    yang diduga akan merugikan dan dirasa mengancam diri sendiri, dimana

    orang tersebut tidak berdaya menghadapinya dan sebenarnya apa yang

    dicemaskan belum tentu terjadi. Demikian pula rasa cemas itu sebenarnya

    ketakutan yang diciptakan sendiri.

    Kartono (1981: 129) berpendapat bahwa kecemasan adalah

    semacam kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan terhadap sesuatu yang

    tidak jelas. Gejala-gejala kecemasan antara lain: gemetar, berkeringat

    dingin, mulut jadi kering, sesak nafas, detak jantung cepat, mual, muntah,

    diare, dan lain-lain.

  • Musfir (2005: 511) mengemukakan bahwa kecemasan sebagai

    perasaan tertekan dan tidak tenang serta berpikiran kacau dengan disertai

    banyak penyesalan. Hal ini sangat berpengaruh pada tubuh, hingga tubuh

    merasa menggigil, menimbulkan banyak keringat, jantung berdegup

    kencang, lambung terasa mual dan tubuh terasa lemas.

    Sedangkan menurut Sobur (2003: 345) kecemasan diartikan sebagai

    ketakutan yang tidak nyata, atau suatu perasaan terancam sebagai tanggapan

    terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam. Yoseph (dalam Sobur;

    2003: 345) mengartikan kecemasan sebagai bentuk serta intensitas dari

    perasaan orang yang terancam keselamatannya, sedangkan orang yang

    terancam tersebut tidak mengetahui langkah dan cara yang harus diambil

    untuk menyelamatkan dirinya.

    Kecemasan ini pada awalnya hanyalah bisikan akan kekhawatiran.

    Apabila kecemasan ini makin lama dan menguat, maka akan banyak

    menimbulkan banyak penyakit kejiwaan dan penyakit tubuh. Seperti halnya

    iritasi lambung, naiknya tekanan darah, kencing manis, alergi kulit, dan

    penyakit asma.

    Menurut Daradjat (1996: 27) kecemasan adalah suatu keadaan

    emosi yang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) atau

    pertentangan batin (konflik). Manakala seseorang mengalami cemas karena

    perasaan atau konflik, maka perasaan itu akan muncul melalui berbagai

    bentuk emosi yang disadari dan yang tidak disadari. Segi yang disadari dari

    cemas tampak dalam segi seperti rasa takut, terkejut, ngeri, rasa lemah, rasa

  • berdosa, rasa terancam dan sebagainya. Segi yang tidak disadari dari cemas

    tampak dalam individu yang merasakan takut tanpa mengetahui faktor-

    faktor yang mendorongnya pada keadaan itu.

    Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    kecemasan pada ibu-ibu hamil adalah perasaan yang tidak menentu dalam

    menunggu datangnya kelahiran bayi yang disertai dengan cemas dan takut

    oleh ibu-ibu hamil. Untuk menghindari hal tersebut maka dibutuhkan

    motivasi-motivasi dari orang lain dalam hal ini adalah Bimbingan Rohani

    Islam.

    2.2.2 Macam-macam Kecemasan

    Daradjat (1983: 28) menerangkan bahwa kecemasan terdiri dari:

    a. fisiologis: ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak

    jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak tenang, nafsu makan

    hilang, kepala pusing, nafas sesak, dan sebagainya.

    b. psikologis: sangat takut, merasa akan ditimpa bahaya atau kecelakaan,

    tidak bisa memusatkan perhatian, tidak tentram, ingin lari dari

    kenyataan hidup dan sebagainya

    Freud ( 1977: 27-29 ) membedakan kecemasan itu menjadi tiga, yaitu:

    1. Cemas obyektif

    Kecemasan obyektif adalah reaksi terhadap pengenalan akan

    adanya bahaya luar, atau adanya kemungkinan bahaya yang

  • disangkanya akan terjadi. Cemas semacam ini lebih dekat kepada takut,

    karena sumbernya jelas diketahui dalam pikiran penderita.

    2. Cemas penyakit

    Merupakan rasa cemas yang berbentuk penyakit dan terlihat

    dalam beberapa bentuk. Yang paling sederhana ialah cemas yang paling

    umum, dimana orang merasa cemas (takut) yang kurang jelas, tidak

    tertentu, dan tidak ada hubungannya dengan apa-apa, serta takut itu

    mempengaruhi dari keseluruhan diri pribadi.

    3. Cemas moral dan rasa takut

    Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, terjadi karena

    melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.

    Kartono (1981: 130) membagi kecemasan menjadi dua macam,

    yaitu:

    a) Kecemasan neurotis

    Kecemasan neurotis adalah kecemasan yang disebabkan oleh

    rasa-rasa bersalah dan berdosa, serta konflik-konflik emosional yang

    serius, frustasi, dan ketegangan batin.

    b) Kecemasan psikotis

    Kecemasan psikotis adalah kecemasan yang merasa dirinya

    terancam hidupnya, dan kacau balau, ditambah kebingungan yang

    hebat.

    Kecemasan ibu hamil anak pertama termasuk kecemasan

    obyektif dan kecemasan neurotis yaitu rasa cemas yang muncul ketika

  • akan menghadapi persalinan, dalam hal ini adalah rasa takut gagal

    dalam melewati proses persalinan. Untuk menghindari ketakutan

    tersebut maka dibutuhkan orang untuk menguatkan hatinya, supaya

    persalinan bisa berjalan dengan lancar.

    2.2.3 Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

    Chaplin (2000: 32) menyatakan bahwa kecemasan terjadi pada

    peristiwa dengan adanya rangsangan bersyarat (respon kondisioner), dan

    pada peristiwa kejutan atau shock. Selain itu timbulnya kecemasan dapat

    disebabkan kurangnya pengalaman atau pengetahuan dalam menghadapi

    berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap dalam

    menghadapi situasi baru.

    Kartono ( 1992: 159 ) menjelaskan bahwa kebanyakan ibu-ibu hamil

    merasa gelisah dan ketakutan pada masa kehamilan disebabkan oleh:

    a. Takut mati

    Sekalipun peristiwa kelahiran adalah satu fenomena fisiologis

    yang normal namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan dari

    resiko-resiko dan bahaya kematian. Bahkan pada proses kelahiran yang

    normal sekalipun senantiasa disertai pendarahan dan kesakitan-

    kesakitan. Peristiwa inilah yang menimbulkan ketakutan-ketakutan;

    khususnya takut mati, baik kematian dirinya sendiri, maupun anak bayi

    yang akan dilahirkan. Inilah penyebab pertama yang menyebabkan

    kecemasan pada ibu-ibu hamil.

  • b. Trauma kelahiran

    Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi

    dari rahim ibunya.

    c. Perasaan bersalah/berdosa

    Perasaan bersalah atau berdosa terhadap ibu ini erat

    hubungannya dengan ketakutan akan mati pada saat wanita tersebut

    melahirkan bayinya.

    d. Ketakutan riil

    Pada saat wanita hamil, ketakutan untuk melahirkan bayinya itu

    bisa diperkuat oleh sebab-sebab konkret lainnya, misalnya:

    1) Takut kalau bayinya akan lahir cacat atau lahir dalam kondisi sakit.

    2) Takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa ibu

    dimasa lalu.

    3) Takut kalau beban hidupnya akan menjadi semakin berat oleh

    lahirnya sang bayi.

    Apabila seseorang merasa cemas terus menerus akan menjadikan

    keadaan panik, dan kecemasan hebat bisa menyebabkan kerusakan pada

    fungsi-fungsi fisik, misalnya: berubah menjadi penyakit lambung,

    tekanan darah tinggi, asma, juga kerusakan-kerusakan pada fungsi

    psikis. Maka usaha untuk mengurangi dan menghilangkan perasaan

    cemas itu merupakan dorongan yang sangat kuat pada setiap orang.

    Menurut Kartono (2003: 52) kecemasan yang terjadi pada ibu

    hamil disebabkan oleh gambaran-gambaran persalinan yang

  • menakutkan, dan juga disebabkan oleh ketidaktahuan ibu hamil

    terhadap apa yang berlangsung pada diri dan lingkungannya. Akibatnya,

    ibu hamil menjadi kehilangan akal dan putus asa yang disebabkan oleh

    kekacauan yang terjadi dalam diri atau jiwa sendiri.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

    menyebabkan kecemasan ibu hamil anak pertama adalah kurangnya

    pengetahuan atau pengalaman ibu dalam menghadapi persalinan, takut

    proses persalinan gagal, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,

    maka perlu adanya dorongan atau motivasi dari orang lain untuk

    memberikan pengetahuan tentang masalah ini.

    2.2.4. Aspek-aspek Kecemasan

    Aspek-aspek kecemasan terbagi menjadi dua aspek

    (http://perawatpsikiatri.blogspot.com) di akses pada tanggal 10 April 2010,

    yaitu:

    a) Aspek fisiologis, meliputi:

    1) Kardio vasculer; seperti: peningkatan tekanan darah, jantung

    berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, dan lain-

    lain

    2) Respirasi; seperti: napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada

    dada.

    3) Kulit; seperti: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat,

    berkeringat seluruh tubuh, dan lain-lain.

  • 4) Gastro intestinal; seperti: rasa tidak nyaman pada perut, diare.

    5) Neuromuskuler; seperti: refleks meningkat, kejang, wajah tegang,

    dan lain-lain.

    c) Aspek psikologis, meliputi:

    1)Perilaku; seperti: gelisah, gugup, menghindar.

    2) Kognitif; seperti: gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah

    lupa, bingung, khawatir yang berlebihan, takut, dan lain-lain.

    3)Afektif; seperti: tidak sabar, tegang, sangat gelisah, dan lain-lain.

    Kecemasan pada ibu hamil anak pertama meliputi aspek fisiologis

    dan aspek psikologis. Ibu hamil membutuhkan orang lain untuk

    memotivasi agar selalu kuat dan tegar dalam menghadapi proses

    persalinan.

    2.3 Pengaruh Bimbingan Rohani Islam dengan Kecemasan

    Tiap orang pasti menginginkan dirinya sehat, baik fisik maupun psikis,

    dan apabila seseorang diberi cobaan sakit, maka ia akan membutuhkan

    perawatan baik dari segi fisik maupun psikis. Fisik dan psikis merupakan satu

    kesatuan dalam diri manusia. Kesehatan manusia berhubungan dengan

    kesehatan fisik dan psikis dan juga dipengaruhi antara keduanya. Keadaan

    fisik yang sedang sakit sekaligus penantian harapan untuk sembuh akan

    semakin menambah beban mental bagi orang tersebut. Sehingga akhirnya

    seseorang yang menderita sakit tersebut akan semakin tertekan sehingga daya

    tahan tubuhnya akan semakin lemah.

  • Hubungan fisik dan psikis sangat erat sekali, bila badan sakit jiwapun

    ikut sakit, demikian pula sebaliknya keadaan jasmani yang kurang sehat dapat

    mempengaruhi perasaan yang ada pada seseorang. Biasanya seseorang dalam

    keadaan sakit, sifat perasaannya lebih sensitif dibanding dengan keadaan

    jasmani yang sehat.

    Kondisi psikis ibu hamil selama masa mengandung sangat

    berpengaruh terhadap perkembangan fisik maupun psikis janin yang ada

    dalam kandungan. Peristiwa kehamilan itu sendiri mempunyai makna

    emosional yang sangat besar bagi wanita. Umumnya wanita hamil dihinggapi

    oleh hasrat dan keinginan-keinginan yang aneh dan irasional yang biasa

    disebut ngidam.

    Dalam kehidupan sehari-sehari, wanita hamil sebaiknya mempunyai

    sikap hidup yang sehat dan rasional mengenai dirinya, tanpa dibarengi

    perasaan rendah diri atau tuntutan untuk menjadi manusia yang sempurna, dan

    juga tidak menuntut standar norma-norma yang terlalu tinggi. Dengan

    bersikap demikian, seorang wanita akan sanggup menerima dan menjalani

    masa kehamilannya dengan pandangan hidup yang sehat dan optimis.

    Wahyuni (2001: 15) menyatakan bahwa sikap wanita yang terlalu hati-

    hati, terlalu memilih, terlalu teliti dalam hal detil-detil atau terlalu peka

    terhadap lingkungan atau orang-orang di sekelilingnya, sebaiknya dihilangkan

    karena hal-hal demikian bisa menambah kecemasan wanita hamil selama

    mengandung. Hal ini juga akan mengakibatkan psyche (jiwa) janin dalam

    kandungannya sulit berkembang.

  • Ibu dan janin dalam kandungan merupakan satu kesatuan, semua

    kebutuhan ibu dan janinnya dicukupi melalui proses fisiologis. Kesejahteraan

    ibu, baik yang bersifat jasmani atau rohani akan melimpahkan kesejahteraan

    yang sama pada janin dalam kandungannya.

    Sebaliknya gangguan-gangguan yang dialami sang ibu, baik yang

    menyangkut fisik (misalnya menderita penyakit) maupun yang bersifat psikis

    (misalnya: tekanan jiwa, kecemasan, marah-marah, dan sejenisnya) pasti

    menyebabkan terganggunya pertumbuhan janin.

    Maher (dalam Sobur, 2003: 346) menyebutkan tiga komponen dari

    reaksi kecemasan, antara lain:

    a) Emosional: orang tersebut akan mempunyai ketakutan yang amat sangat

    dan secara sadar.

    b) Kognitif: ketakutan akan meluas dan sering berpengaruh terhadap

    kemampuan berfikir jernih, memecahkan masalah, dan mengatasi tuntunan

    lingkungan.

    c) Psikologis: tanggapan tubuh terhadap rasa takut berupa perasaan diri untuk

    bertindak, baik tindakan itu dikehendaki ataupun tidak.

    Untuk menghindari ketiga komponen reaksi kecemasan, ibu hamil

    membutuhkan orang lain untuk membantu mengatasinya, yaitu dengan cara

    memberikan motivasi atau dorongan supaya tidak mengalami kecemasan

    setidaknya kecemasan itu berkurang.

    Kartono (1992: 146) mengemukakan apabila sang ibu mengalami

    ketakutan, ketegangan batin, kebingungan, kecemasan, kerisauan, dan

  • kesusahan tertentu, maka interaksi antara ibu dengan anak bayinya bisa

    terganggu karenanya. Interaksi yang terganggu ini biasanya ditandai oleh

    tangis bayi yang berlangsung lama, sebab kecemasan, ketegangan, kerisauan

    dan kepedihan dihati ibu pasti mengimbas dan menumbuhkan emosi-emosi

    yang sama pula pada bayinya. Emosi-emosi tersebut bisa mengganggu fungsi-

    fungsi yang normal dari pertumbuhan seorang bayi.

    Keadaan pasien seperti di atas dalam hal ini ibu hamil sangat

    memerlukan bimbingan yang terfokus pada penguatan jiwa ibu hamil.

    Bimbingan yang diberikan paling tidak menjadi dorongan bagi ibu hamil

    untuk bersikap positif dalam menghadapi keadaan yang sedang dialaminya.

    Menurut Dzarrad (dalam Az-Zahrani, 2005: 36) terapi keagamaan

    sangat bermanfaat di saat harus bersinggungan dengan keadaan dan perasaan

    khawatir, takut ataupun bimbang juga perasaan sakit dan putus asa, juga saat

    menangani masalah ketagihan dalam berbuat jahat, menyimpang dan juga

    permasalahan sosial.

    Ibu hamil sangat membutuhkan Bimbingan Rohani Islam, karena dapat

    memberikan ketenangan jiwa dan batinnya. Mendekati persalinan ibu hamil

    akan merasa cemas, ketakutan, dan kebingungan. Rohaniawan akan

    memotivasi ibu hamil untuk bersabar dan selalu mengingat Allah SWT.

    Sesungguhnya iman kepada Allah dan ibadah kepada Nya merupakan

    modal dasar dalam terapi keguncangan. Sesungguhnya keseimbangan perilaku

    dan sempurnanya suatu kepribadian baru akan terealisasikan apabila proses

  • terapi ataupun perbaikan dimulai dari dalam diri manajemen hati (Az-Zahrani,

    2005: 45).

    2.4 Hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

    secara teoritis di anggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenaran

    (Margono, 2000: 67). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh

    perlakuan berupa Bimbingan Rohani Islam terhadap penurunan tingkat

    kecemasan pada ibu-ibu hamil anak pertama.

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Metodologi Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang

    menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah

    dengan metode statistik (Azwar, 1998: 5). Dengan kata lain penelitian

    kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas

    penghitungan statistik.

    Selanjutnya dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen

    semu (Quasi Eksperimental Research) dengan maksud mencari sebab akibat

    kehidupan nyata. Dalam penelitian ini subjek dibagi menjadi dua yaitu

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah

    kelompok yang diberi perlakuan berupa Bimbingan Rohani Islam, sedangkan

    kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan dan dibiarkan

    apa adanya. Kelompok eksperimen dan kelompok konrtrol mendapatkan tes

    awal dan tes akhir dengan menggunakan skala kecemasan.

    3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

    Eksperimen dilaksanakan pada tanggal 8 Mei sampai 2 Juni 2010.

    Sedangkan tempat penelitian dilaksanakan di klinik bersalin bidan R.

    Ardiningsih Amd. Keb. Rowosari Tembalang Semarang.

  • 3.3 Definisi Konseptual dan Operasional

    Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu variabel dependen dan

    independen. Berikut ini dijelaskan definisi operasional dan definisi

    konseptualnya masing-masing.

    3.3.1 Definisi Konseptual

    a. Bimbingan Rohani Islam

    Menurut Faqih (2001 : 4) Bimbingan Rohani Islam adalah

    proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup

    selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat

    mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Yang dimaksud di

    sini adalah proses pemberian bantuan kepada ibu-ibu hamil untuk

    memberikan ketenangan jiwa dengan dorongan dan motivasi untuk

    tetap bersabar, bertawakal dan senantiasa menjalankan kewajiban

    sebagai hamba Allah SWT.

    b. Kecemasan

    Menurut Musfir (2005: 512) kecemasan adalah perasaan

    tertekan dan tidak tenang serta berpikiran kacau dengan disertai

    banyak penyesalan. Hal ini sangat berpengaruh pada tubuh, hingga

    tubuh terasa menggigil, menimbulkan banyak keringat, jantung

    berdegup cepat, lambung terasa mual, tubuh terasa lemas dan

    sebagainya.

  • 3.3.2 Definisi Operasional

    a. Bimbingan Rohani Islam

    Definisi bimbingan rohani Islam dalam penelitian ini adalah

    suatu proses pemberian bantuan kepada ibu-ibu hamil yang

    beragama Islam untuk meningkatkan religiusitas, memberikan

    dorongan dan motivasi agar ibu-ibu hamil tetap tenang ketika

    persalinan berlangsung dan senantiasa menjalankan kewajiban

    sebagai hamba Allah SWT.

    b. Kecemasan

    Definisi kecemasan yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah suatu perasaan yang tidak menentu antara ketakutan dan

    kesakitan ketika persalinan akan tiba waktunya .

    Indikator kecemasan pra melahirkan antara lain:

    - Pertama, aspek fisik, antara lain: kelelahan dan kesakitan,

    gangguan tidur, buang air kecil, buang air besar terus menerus .

    - Kedua, aspek psikis, antara lain: rasa takut menghadapi kelahiran

    bayinya, ketakutan kalau-kalau bayinya mati atau gugur atau

    cacat, cemas karena tidak mendapatkan dorongan dari

    keluarganya.

    3.4 Sumber dan Jenis Data

    Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto,

    1997: 107). Menurut sumbernya data penelitian digolongkan menjadi dua

    yaitu data primer dan data sekunder.

  • Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek

    penelitian (Azwar, 2007: 9). Adapun dalam penelitian sumber data primernya

    adalah ibu-ibu hamil anak pertama. Adapun dari sumber data primer diperoleh

    data tentang pengaruh Bimbingan Rohani Islam terhadap penurunan tingkat

    kecemasan pada ibu hamil anak pertama.

    Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain (Azwar,

    2007: 91). Adapun dalam penelitian ini sumber data sekundernya adalah profil

    klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb. Rowosari Tembalang Semarang.

    Dari sumber data sekunder tersebut diperoleh data tentang keadaan umum

    klinik bersalin.

    3.5 Populasi dan sampel

    a. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti

    (Arikunto, 2006: 130). Dalam hal ini populasi yang dimaksud adalah

    seluruh ibu-ibu hamil anak pertama di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd.

    Keb. Rowosari Tembalang Semarang.

    b. Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

    (Arikunto, 2000: 109). Sampel dalam hal ini adalah sebagian ibu-ibu hamil

    anak pertama.

    Adapun tehnik pengambilan sampel penelitian ini adalah tehnik

    Non Probability dengan tipe Consecutif sampling, karena mengambil

  • pasien yang sesuai dengan kriteria, yaitu pasien ibu-ibu hamil anak

    pertama yang di rawat di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb.

    Rowosari Tembalang Semarang yang beragama Islam. Adapun jumlah ibu

    hamil yang melahirkan di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb.

    Rowosari Tembalang Semarang mulai 8 Mei sampai 2 Juni 2010 tercatat

    39 ibu hamil. Dari 39 ibu hamil tersebut yang memenuhi kriteria sebagai

    subjek penelitian adalah 36 ibu hamil, karena 1 ibu hamil operasi caesar

    dan 2 ibu hamil kondisinya tidak memungkinkan untuk diteliti sehingga

    tidak dapat diambil datanya.

    3.6 Tehnik Pengumpulan Data

    a. Metode Angket (Skala)

    Metode angket adalah metode pengumpulan data dengan

    menggunakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan tertulis yang digunakan

    untuk memperoleh informasi data responden (Hadi, 1991: 63 ). Tehnik ini

    digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan pada pasien ibu hamil di

    klinik bersalin Bidan R. Ardiningsih, Amd. Keb di Rowosari Tembalang

    Semarang.

    Dalam penelitian ini menggunakan skala kecemasan. Adapun skala

    kecemasan tersusun menjadi dua indikator yang terdiri dari dua aspek,

    yakni:

  • 1) Aspek fisik

    Kelelahan, kesakitan, gangguan tidur, buang air kecil, buang air

    besar, nafsu makan berkurang, sesak nafas, mengeluarkan keringat

    dingin, pusing.

    2) Aspek psikis

    Rasa takut menghadapi kelahiran, takut jika bayinya mati,

    cacat, atau gugur, cemas karena tidak mendapatkan dukungan dari

    keluarga, khawatir.

    Dari komponen indikator tersebut peneliti akan meneliti,

    mengenai skala penurunan tingkat kecemasan yang meliputi aspek

    fisik dan aspek psikis. Skala dalam penelitian ini disertai empat

    alternatif jawaban, yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai

    (TS), sangat tidak sesuai (STS). Jenis item skala ada 2 macam yaitu

    favorable dan unfavorable. Item favorable adalah pertanyaan yang

    seiring dengan pernyataan, sedangkan item unfavorable adalah

    pertanyaan yang tidak seiring dengan pernyataan. Skor tiap item

    kecemasan berkisar antara 1 sampai 4 sebagaimana dalam tabel berikut

    Tabel 1Skor Jawaban Item

    Jawaban Favorable Unfavorable

    SS 4 1

    S 3 2

    TS 2 3

    STS 1 4

  • Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek makin tinggi pula

    tingkat kecemasannya, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh

    obyek, makin rendah pula kecemasan yang dialaminya.

    Untuk mempermudah dalam penyusunan skala tersebut, maka

    terlebih dahulu dibuat tabel spesifikasi skala sebagaimana dalam tabel

    berikut ini:

    Tabel 2Kisi-kisi Instrument tentang Kecemasan

    No Indikator Favorable UnfavorableJumlah

    Item

    1 Aspek

    Fisik

    1,3,4,7,9,11,12,

    16,22,24,28,31,

    32,38,40,42,45,47

    6, 14, 20, 25, 35,

    43, 49

    25

    2 Aspek

    Psikis

    5,8,15,17,18,21,

    26,27,29,33,44

    2,10,13,19,23,30,

    34,36,37,39,41,46

    48,50

    25

    Jumlah 29 21 50

    Sebelum skala tersebut digunakan pada penelitian yang

    sesungguhnya, maka dilakukan uji coba (uji validitas dan reabilitas

    skala) terlebih dahulu. Adapun uji coba skala kecemasan dilakukan

    terhadap pasien ibu hamil di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb.

    Rowosari Tembalang Semarang yang beragama Islam. Uji validitas

    dan reliabilitas tersebut telah dilakukan pada tanggal 5 sampai 7 Mei

    2010 di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb. Rowosari

    Tembalang Semarang. Uji coba tersebut dimaksud untuk memilih item

  • yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik terhadap 50 item.

    penguji dilakukan dengan menggunakan formulasi korelasi product

    moment dari Pearson, dan penghitungannya dengan menggunakan

    program SPSS versi 11. Dari 50 item yang diuji coba, ada 19 item

    yang gugur, yaitu nomor 2, 3, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 16, 23, 28, 32, 33, 38,

    43, 44, 48, 49, 50 penguji menghasilkan koefisien validitas item

    bergerak antara 0, 282-0, 883..

    Item tersebut kemudian diurutkan kembali, setelah item yang

    gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item skala kecemasan sesudah

    uji coba yang telah diurutkan kembali adalah sebagai berikut.

    Tabel 3

    Sebaran item skala kecemasan yang digunakan dalam penelitian

    NO Indikator No. item

    favorable

    No. item tak-

    favorable

    Jumlah

    item

    1 Aspek fisik 1, 4, 22, 24,

    31, 40, 42,

    45, 47

    14, 20, 25, 35 13

    2 Aspek psikis 5, 15, 17, 18,

    21, 26, 27, 29

    10, 13, 19, 30,

    34, 36, 37, 39,

    41, 46

    18

    Jumlah 17 14 31

    b. Metode wawancara

    Metode wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan,

    yang mana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang

  • satu dapat melihat muka yang lain dan dapat mendengarkan dengan

    telinga sendiri suaranya (Hadi, 2000: 192)

    Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pasien dan bidan

    atau perawat di klinik bersalin R. Ardiningsih, Amd. Keb. Rowosari

    Tembalang Semarang. Metode ini digunakan untuk mengetahui

    bagaimana kecemasan ibu hamil, serta bagaimana ibu hamil bisa

    menerima kondisi keadaannya. Metode ini juga digunakan untuk

    mengetahui bagaimana kondisi ibu hamil yang akan menjalani

    persalinan.

    c. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi berupa laporan rekam medis tertulis

    tentang jumlah pasien ibu hamil, identitas lengkap mengenai pasien,

    sehingga bisa diketahui apakah pasien tersebut memenuhi kriteria

    sebagai subjek penelitian atau tidak.

    3.7 Teknik Analisis Data

    Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan analisis t-test.

    namun sebelumnya digunakan uji pra syarat t-test yang meliputi uji normalitas

    dan uji homogenitas. Adapun perhitungan statistik tersebut dilakukan dengan

    menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 12 dengan

    menggunakan taraf signifikasi 5 %.

  • 3.8 Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen (eksperimen

    semu) yang menggunakan rancangan eksperimen before after control group

    atau control group pretest posttest design.

    Subjek penelitian terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan

    berupa Bimbingan Rohani Islam, dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan

    atau dibiarkan apa adanya. Kedua kelompok mendapatkan tes awal dan tes

    akhir dengan menggunakan skala kecemasan. Adapun pelaksanaan Bimbingan

    Rohani Islam sebagai berikut:

    Tabel 4

    Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam

    No Kegiatan Uraian Waktu Keterangan1 Pengisian

    skalakecemasan(pre test)

    Pengisian skala kecemasansebelum diberi BimbinganRohani Islam

    15menit

    Dilakukan 2hari sebelummelahirkan

    2 Perkenalan Eksperimenter, rohaniawandan pasien (ibu hamil)saling mengenal

    5menit

    Untukmengetahuikeadaanpsikologispasien melaluiwawancara

    3 Pelaksanaan Rohaniawan memotivasipasien untuk bersabar,membacakan ayat al-Quran, menuntunnyaberdzikir dan mengajarkandoa sebelum melahirkan

    30menit

    Sesuai dengansituasi dankondisi pasien

    4 Istirahat - 1 jam - Pengisian

    skalakecemasan(post test)

    Pengisian skala kecemasandilakukan setelah istirahat

    15menit

    -

  • BAB IV

    GAMBARAN UMUM KLINIK BERSALIN BIDAN R. ARDININGSIH

    Amd. Keb. ROWOSARI TEMBALANG SEMARANG

    4.1 Tinjauan Sejarah

    Klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb. berdiri pada tanggal 1

    November 2003, jadi sampai saat ini sudah 7 tahun memberikan layanan

    kepada masyarakat sekitarnya. Sebelum adanya klinik tersebut masyarakat

    Rowosari dan sekitarnya berobat ke puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)

    Tembalang yang jaraknya lumayan jauh dari Rowosari. Puskesmas Tembalang

    tidak dapat melayani masyarakat setiap hari setiap saat, hal ini dikarenakan

    Puskesmas hanya melayani masyarat dari jam 08.00 sampai 13.00 WIB.

    Masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan kapan saja ketika ia

    merasakan sakit. Dengan alasan inilah didirikan klinik bersalin 24 jam setiap

    hari di Rowosari Tembalang Semarang.

    Klinik bersalin merupakan pusat layanan kesehatan yang bekerjasama

    dengan Puskesmas Tembalang. Seiring dengan kebutuhan pelayanan

    kesehatan saat ini, klinik bersalin tidak hanya melayani persalinan saja, tetapi

    juga memperluas pelayanan kesehatan lainnya, antara lain: layanan kesehatan

    anak, terapi, kesehatan mata, juga disediakannya apotik 24 jam. Pada tanggal

    4 Februari 2010 klinik bersalin diganti dengan nama Balai Pengobatan dan

  • klinik bersalin bidan R. Ardiningsih Amd. Keb. Rowosari Tembalang

    Semarang.

    4.2 Letak Geografis

    Klinik bersalin R. Ardiningsih, Amd. Keb. beralamat Rowosari krasak

    RT 04 RW 05 Tembalang Semarang. Klinik bersalin berada di tengah-tengah

    masyarakat Rowosari, hal ini dikarenakan masyarakat membutuhkan

    pelayanan kesehatan 24 jam.

    Walaupun klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb. berada di wilayah

    masyarakat namun suasananya sangat tenang sekali. Selain itu sebagai sarana

    untuk melengkapi kebutuhan masyarakat maka dalam kompleks klinik

    bersalin terdapat musholla untuk menjalankan kewajibannya kepada Allah

    SWT ,dan juga apotik yang berada dalam lingkungan klinik.

    4.3 Sarana dan Fasilitas

    Klinik bersalin didirikan tidak hanya semata-mata untuk memperoleh

    keuntungan saja, tetapi tujuan utamanya adalah sebagai pelayanan kesehatan

    yang bergerak di bidang keagamaan. Sedangkan sarana dan fasilitas yang telah

    ada sebagaimana wawancara dengan saudari Asrofah (19 mei 2010) adalah:

    a) Terdapat satu buah musholla

    b) Terdapat ruang khusus untuk persalinan dan pengobatan

  • c) Dekorasi yang bertuliskan dengan ayat-ayat al-Quran dan kata-kata

    mutiara yang bertemakan penyembuhan penyakit dan kesehatan. Dekorasi

    ini selain sebagai sarana juga sebagai pengingat agar tidak mudah putus

    asa.

    d) Rawat jalan dan rawat inap

    e) Apotik 24 jam.

    4.4 Perawat dan Rohaniawan

    Perawat di klinik bersalin R. Ardiningsih, Amd. Keb. berjumlah tujuh

    orang, diantaranya:

    a) Asrofah

    b) Ana lutfiya

    c) Zanik ima isyah

    d) Siti lestari

    e) Eva sari

    f) Nur inayah

    g) Indah setyorini

    Adapun petugas Bimbingan Rohani ada dua orang, yaitu:

    a) Dian Nuryani

    b) Titik Indah

    Berikut struktur organisasi klinik bersalin bidan R. Ardiningsih, Amd. Keb.

    Rowosari Tembalang Semarang.

  • Pimpinan

    R. Ardiningsih, Amd.Keb.

    Kord. Bag.Administrasi

    Kord. Bag.Keperawatan

    Kord. Bag.Pelayanan

    Kord. Bag.Bimroh

    Kord. PembantuUmum

  • BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 DESKRIPSI DATA

    Sebelum dilakukan uji statistik terlebih dahulu disajikan statistik

    deskriptif, khususnya untuk menentukan rerata. Hal tersebut dimaksudkan

    untuk mengetahui gambaran secara umum tentang kecemasan subjek setelah

    diberi perlakuan berupa bimbingan rohani Islam.

    Tabel 5Deskripsi Skor Kecemasan Kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol

    Statistics

    18 180 0

    75,3333 92,50002,26655 ,9676175,0000 92,0000

    73,00a 89,00a

    9,61616 4,1052392,471 16,853

    34,00 14,0056,00 86,0090,00 100,00

    1356,00 1665,00

    ValidMissing

    N

    MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum

    Eksp_post Kntrol_pos

    Multiple modes exist. The smallest value is showna.

    Dari tabel tersebut jelas bahwa rata-rata kecemasan kelompok

    eksperimen sebesar 75,33 standar error mean 2,27 standar deviasi 9,7, mode

    sebesar 73, dan varians sebesar 92,48. Skor tertinggi kecemasan kelompok

    eksperimen adalah 90, skor terendah 56, dengan demikian rentang skor

    sebesar 34.

  • Data kecemasan kelompok eksperimen dapat dideskripsikan sebagai

    berikut:

    Tabel 6Data Kecemasan Kelompok Eksperimen

    Eksp_post

    1 5,6 5,6 5,61 5,6 5,6 11,11 5,6 5,6 16,71 5,6 5,6 22,21 5,6 5,6 27,81 5,6 5,6 33,32 11,1 11,1 44,41 5,6 5,6 50,02 11,1 11,1 61,11 5,6 5,6 66,71 5,6 5,6 72,21 5,6 5,6 77,81 5,6 5,6 83,31 5,6 5,6 88,92 11,1 11,1 100,0

    18 100,0 100,0

    56,0059,0066,0067,0071,0072,0073,0074,0076,0079,0081,0082,0084,0087,0090,00Total

    ValidFrequency Percent Valid Percent

    CumulativePercent

    Dari data tersebut kemudian dapat divisualisasikan dalam bentuk

    histogram sebagai berikut:

  • 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00

    Eksp_Post

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Frequ

    ency

    Mean = 77.6667Std. Dev. = 11.97547N = 18

    Gambar 1 Histogram Skor Kecemasan Tes AkhirKelompok Eksperimen

    Berbeda dengan kecemasan kelompok eksperimen, rata-rata

    kecemasan kelompok kontrol sebesar 92,5, standar error mean 0,97, mode

    sebesar 89, dan varian sebesar 16,85. Skor tertinggi kecemasan kelompok

    kontrol adalah 100, skor terendah adalah 86, dengan demikian rentang skor

    sebesar 14.

    Data kecemasan kelompok kontrol dapat dideskripsikan sebagai

    berikut :Tabel 7

    Data kecemasan kelompok kontrolKntrol_pos

    1 5,6 5,6 5,61 5,6 5,6 11,13 16,7 16,7 27,83 16,7 16,7 44,42 11,1 11,1 55,62 11,1 11,1 66,71 5,6 5,6 72,21 5,6 5,6 77,82 11,1 11,1 88,92 11,1 11,1 100,0

    18 100,0 100,0

    86,0088,0089,0090,0092,0093,0094,0096,0097,00100,00Total

    ValidFrequency Percent Valid Percent

    CumulativePercent

    Dari data tersebut kemudian dapat divisualisasikan dalam bentuk

    histogram sebagai berikut:

  • 86.00 88.00 90.00 92.00 94.00 96.00 98.00 100.00

    Kntrol_pos

    0

    1

    2

    3

    4

    Freque

    ncy

    Mean = 92.50Std. Dev. = 4.10523N = 18

    Gambar 2 Histogram Skor Kecemasan Tes AkhirKelompok Kontrol

    Sementara itu, untuk mengetahui perbedaan rata-rata kecemasan

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat dalam tabel

    berikut:

    Tabel 8Rerata kecemasan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

    Dari tabel 8 diketahui bahwa pada tes akhir rerata kecemasan pasien

    pada kelompok eksperimen ternyata lebih tinggi dibanding dengan rerata

    kecemasan kelompok kontrol. Hal tersebut sejalan dengan skor masing-

    masing individu (tertera pada lampiran) yang menunjukkan bahwa semua

    subjek pada kelompok eksperimen setelah dilakukan perlakuan mengalami

    penurunan skor kecemasan. Rerata kecemasan kelompok eksperimen sebelum

    perlakuan 107,00, dan setelah perlakuan 75,33. Pada kelompok kontrol juga

    kelompok Sebelumperlakuan

    Sesudahperlakuan

    Selisih Total

    Eksperimen 107,00 75,33 31,67Kontrol 107,22 92,50 14,72

  • sedikit mengalami penurunan, yakni sebelum perlakuan 107,22, dan setelah

    dibiarkan apa adanya menjadi 92,50.

    Untuk mengetahui kriteria rata-rata dari masing-masing kelompok

    dapat dibaca pada ringkasan tabel berikut

    Tabel 9Kriteria rata-rata kecemasan pada kelompok eksperimen setelah perlakuan

    No. Mean Interval Frekuensi Kriteria

    1 50-59 2 Rendah2 60-79 10 Sedang3 75 80-99 6 Tinggi

    Dari tabel tersebut, kecemasan kelompok eksperimen setelah diberi

    perlakuan terdapat beberapa kriteria yaitu:

    -Rendah: berada pada interval 50-59 sebanyak 2 responden

    -Sedang: berada pada interval 60-79 sebanyak 10 responden

    -Tinggi: berada pada interval 80-99 sebanyak 6 responden

    Tabel 10Kriteria rata-rata Kecemasan pada kelompok kontrol

    setelah dibiarkan apa adanyaNo. Mean Interval Frekuensi Keterangan1 86-89 5 Rendah2 90-93 7 Sedang3 94-97 4 Tinggi4

    9398-101 2 Sangat Tinggi

    Tabel diatas adalah kriteria kecemasan pada kelompok kontrol yang

    dibiarkan apa adanya, berikut kriterianya:

    -Rendah: berada pada interval 86-89 sebanyak 5 responden

    -Sedang: berada pada interval 90-93 sebanyak 7 responden

    -Tinggi: berada pada interval 94-97 sebanyak 4 responden

  • -Sangat tinggi: berada pada interval 98-101 sebanyak 2 responden.

    5.2ANALISIS DATA

    Sebelum uji hipotesis maka dilakukan uji Pra syarat terlebih dahulu

    yang meliputi uji Normalitas dan uji Homogenitas.

    1. Uji Prasyarat

    Sesuai dengan tujuan, data tentang kecemasan dianalisis dengan

    menggunakan t-test. Namun sebelumnya digunakan prasyarat t-test, yang

    meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

    a.Uji Normalitas

    Uji normalitas untuk mengetahui apakah penyebaran skor

    kecemasan masing-masing kelompok normal atau tidak. Sebaran skor

    dikatakan normal jika hasil uji menunjukkan P > 0,05. Uji normalitas

    dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Z. Hasil uji

    normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 11Uji normalitas data

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    18 1875,3333 92,50009,61616 4,10523

    ,104 ,173,083 ,173

    -,104 -,086,441 ,735,990 ,653

    NMeanStd. Deviation

    Normal Parametersa,b

    AbsolutePositiveNegative

    Most ExtremeDifferences

    Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

    Eksp_post Kntrol_pos

    Test distribution is Normal.a.

    Calculated from data.b.

  • Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebaran skor kecemasan

    pada seluruh kelompok memiliki sebaran normal, lebih jelasnya lihat

    rangkuman tabel berikut:

    Tabel 12Rangkuman hasil uji normalitas

    Kelompok N Asymp.Sig (p) Kriteria Ket.Eksperimen 18 0,990 Normal P > 0,05

    Kontrol 18 0,653 Normal P > 0,05

    Dari tabel di atas, diketahui bahwa probabilitas (p) varian

    kelompok nilainya lebih besar dari signifikansi 0,05. Ini berarti semua

    kelompok berdistribusi normal.

    b. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas untuk mengetahui apakah varians antar

    kelompok yang dibandingkan dalam uji komparatif identik atau tidak.

    Dalam uji komparatif disyaratkan masing-masing kelompok memiliki

    varians yang homogen, sehingga layak untuk dibandingkan. Uji

    homogenitas dilakukan dengan uji levene (levene test). Dengan

    ketentuan, jika nilai probabilitas levene test (Sig.) > 0,05, maka varians

    populasi adalah identik atau homogen, dan apabila probabilitas (Sig.) 0,05 atau 0,242 > 0,05

    2. Uji Hipotesis

    Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah

    dirumuskan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian Paired-

    Sampel T Tes, yaitu dua pengukuran pada subjek yang sama (desain

    within-subject) terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Ukuran

    sebelum dan sesudah mengalami perlakuan tertentu di ukur, dengan dasar

    pemikiran apabila suatu perlakuan tidak memberikan pengaruh, maka

    perbedaan rata-rata (mean) adalah nol (0) (Trihendradi, 2004: 103). Hasil

    analisis dapat di lihat dalam tabel 10.

  • Tabel 14Rangkuman hasil uji t-testPaired Samples Statistics

    107,0000 18 2,97044 ,7001475,3333 18 9,61616 2,26655

    107,2222 18 5,38577 1,2694492,5000 18 4,10523 ,96761

    Eksp_preEksp_post

    Pair1

    Kntrol_preKntrol_pos

    Pair2

    Mean N Std. DeviationStd. Error

    Mean

    Paired Samples Correlations

    18 ,264 ,29118 -,255 ,306

    Eksp_pre & Eksp_postPair 1Kntrol_pre & Kntrol_posPair 2

    N Correlation Sig.

    Paired Samples Test

    31,66667 9,28630 2,18880 27,04870 36,28463 14,468 17 ,00014,72222 7,56000 1,78191 10,96272 18,48172 8,262 17 ,000

    Eksp_pre - Eksp_postPair 1Kntrol_pre - Kntrol_posPair 2

    Mean Std. DeviationStd. Error

    Mean Lower Upper

    95% ConfidenceInterval of the

    Difference

    Paired Differences

    t df Sig. (2-tailed)

    Tabel di atas adalah hasil dari SPSS yang menunjukkan bahwa ada

    pengaruh Bimbingan Rohani Islam pada penurunan kecemasan. Berikut

    penjelasan dari hasil SPSS.

    Tabel 15Rangkuman hasil analisis t-test

    No. kelompok Correlation Sig. Mean t Sebelum Sesudah

    1 Eksperimen 0,27 0,291 31,67 14,47 107,00 75,332 Kontrol -,255 0,306 14,72 8,26 107,22 92,50

    Rata-rata kecemasan kelompok eksperimen sebelum diberi

    perlakuan adalah 107,00 dan sesudah diberi perlakuan 75,33. Kemudian

    ada pengaruh antara hasil tes sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi

    perlakuan dan besarnya adalah 0,27 pada signifikansi 0,291>0,05.

    Sedangkan kecemasan pada kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan

  • 107,22 dan setelah dibiarkan apa adanya menjadi 92,50 kemudian tidak

    ada pengaruh hasil tes sebelum diberi perlakuan dan dibiarkan apa adanya

    karena signifikansi 0,306>0,05. jika dilihat dari uji t, beda rata-rata

    kelompok eksperimen lebih tinggi 31,67 dari kelompok kontrol 14,72, itu

    berarti hipotesis yang berbunyi ada pengaruh bimbingan rohani Islam

    terhadap penurunan kecemasan pada ibu hamil dapat diterima. Pengaruh

    bimbingan rohani Islam terhadap variabel kecemasan sebesar 27% sedang

    sisanya yaitu 73% dijelaskan oleh faktor lain, dan kesalahan-kesalahan

    lain (error sampling dan non sampling). Sedangkan nilai t hitung pada

    kelompok kontrol lebih besar dari t table (8,26 > 2,11), ini berarti

    kelompok kontrol juga mengalami penurunan. Penurunan kecemasan pada

    kelompok kontrol dikarenakan prediktor lain, karena tidak ada pengaruh

    antara hasil tes sebelum dan setelah dibiarkan apa adanya.

    5.3 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa ada

    pengaruh positif antara bimbingan rohani Islam terhadap penurunan

    kecemasan pasien ibu hamil anak pertama, setelah diberi perlakuan berupa

    bimbingan rohani Islam, kecemasan pada kelompok eksperimen lebih rendah

    dari pada kecemasan kelompok kontrol yang dibiarkan apa adanya.

    Adanya pengaruh positif antara Bimbingan Rohani Islam dengan

    penurunan tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama, sejalan dengan

    pendapat Daradjat (1982: 58), bahwa peran agama adalah sebagai terapi

  • (penyembuhan) bagi gangguan kejiwaan dan pengalaman agama dalam

    kehidupan sehari-hari dapat membentengi orang dari gangguan jiwa dan dapat

    pula mengembalikan kesehatan jiwa orang yang cemas (gelisah).

    Selain Bimbingan Rohani Islam ada juga terapi yang banyak

    ditawarkan oleh dunia kedokteran dan dunia psikologi modern, tapi hanyalah

    terapi pada permukaannya saja dan bukan pada akar-akarnya, maksudnya

    adalah terapi yang digunakan hanya sementara saja. Carniegie (2008: 37)

    mengatakan beberapa hal berikut:

    a. Janganlah menyeberangi jembatan sebelum berhasil melewatinya atau

    janganlah merasa cemas akan sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi.

    b. Jangan menangisi susu yang tumpah atau sesuatu yang berlalu biarlah

    berlalu.

    c. Jangan membeli peluit dengan harga yang lebih banyak dari normalnya

    atau jangan mengonsentrasikan pada sesuatu lebih dari porsi yang

    dibutuhkan.

    d. Tutuplah pintu masa lalu dan masa yang akan datang, atau jalanilah

    hidupmu hari ini.

    Dengan terapi psikologi tersebut, umumnya kecemasan itu masih ada

    hingga seseorang terkadang merasa sendiri di dunia ini hingga menimbulkan

    ketegangan dalam keluarga serta lupa untuk berinteraksi dengan Tuhannya.

    Dan seolah-olah takut akan masa depannya yang suram. Kajian kedokteran

    dan psikologi modern tidak menawarkan manusia satu solusi yang

    menyeluruh atas permasalahan yang ada, namun sekedar menawarkan

  • penyembuhan atas penyakit dengan penyebabnya yang tampak hingga terlupa

    akan akar permasalahannya.

    Menurut Az-Zahrani (2005: 513) Al-Qur'an dalam menawarkan terapi

    kecemasan menggabungkan antara pencegahan dan penyembuhannya dengan

    memberantasnya mulai dari penyebabnya, dengan pemaparan sebagai berikut:

    1. Apabila penyebabnya adalah satu ketakutan dan kekhawatiran tersendiri,

    maka mengapa orang yang beriman harus takut, sedangkan segala

    sesuatunya berada dalam kekuasaan Allah.

    2. Apabila penyebabnya adalah adanya pertentangan dalam jiwa, seperti

    halnya adanya keinginan dan juga penghalangnya dalam waktu yang

    bersamaan, maka Islam memandang bahwa kebenaran adalah yang

    tertinggi dan tidak ada sesuatu apapun di atasnya. Firman Allah dalam

    surah Yunus ayat 108

    @%$pk r' t$Z9$#s%N 2u !% y`, ys9$#`BN 3 n/ ( y`J s3ytFd $#$yJ R*stG kum uZ9(t`Bur@|$yJ R* s@ t$pk n=t(!$tBurO$tRr&N 3 n=t9@ 2uq /

    Artinya: Katakanlah: "Hai manusia, Sesungguhnya teIah datang kepadamukebenaran (Al Quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yangmendapat petunjuk, maka sesungguhnya (petunjuk itu) untukkebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, makasesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. danaku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu". (QS. Yunus: 108

    Semua tindakan tersebut di atas berfungsi untuk memperdalam

    keimanan dan menimbulkan rasa tenang serta tentram dalam jiwa, yang

    nantinya keimanan para pasien akan semakin bertambah melalui ibadah dan

    doa yang mereka laksanakan, sehingga Allah akan memberikan petunjuk bagi

  • manusia (pasien) tersebut dengan menghadirkan ketenangan jiwa yang akan

    dirasakan oleh orang yang beriman melalui upaya mengingat Allah. Firman

    Allah dalam surah Ar-Ra'd ayat 28

    t % !$#(#q ZtB#u uK s?urO g/q =% . /!$#3wr& 2/!$# yJ s?>q =)9$#Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram

    dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Rad: 28)

    Sesungguhnya dengan mendekatkan diri kepada Allah, maka akan

    menimbulkan rasa kebahagiaan tersendiri bagi seorang muslim juga

    menimbulkan rasa aman dalam diri, serta keyakinan bahwa Allah akan selalu

    membantunya dalam setiap permasalahan yang dihadapinya (Az-Zahrani,

    2005: 453).

    Ketenangan jiwa yang dicapai oleh pasien dari jalinan hubungannya

    dengan Allah akan memberikan pengaruh terhadap keadaan fisiknya. Kartono

    (1998: 17) menyatakan bahwa banyak sekali gangguan jasmani yang

    disebabkan gangguan rohani atau jiwa, istilah dalam kedokteran disebut

    dengan Psikosomatik yaitu adanya gangguan fisik yang disebabkan oleh

    ketenangan emosional. Hal tersebut dapat dimengerti karena fisik dan psikis

    merupakan kesatuan dalam eksistensi manusia yang menyangkut

    kesehatannya, serta terdapat adanya saling berhubungan antar kesehatan fisik

    dan psikis yang saling mempengaruhi antara keduanya. Oleh karena itu sangat

    jelas bahwasanya dengan ketenangan jiwa, maka ketenangan dan kegelisahan

    emosional pasien akan semakin berkurang dan nantinya akan berimbas pada

    munculnya kondisi yang semakin baik bagi kesehatan fisiknya.

  • Salah satu bentuk ibadah yang disarankan oleh rohaniawan untuk

    pasien adalah berdzikir (menyebut nama Allah), hal ini dikarenakan dzikir

    merupakan ibadah yang paling mudah dan sederhana yang dapat dilakukan

    oleh siapa saja (termasuk ibu hamil), selain itu dzikir juga memiliki pengaruh

    yang positif terhadap kesehatan bila dilakukan sesuai dengan pedoman islam.

    Menurut Utsman (1987: 474) dzikir dapat menimbulkan ketenangan

    dan ketentraman dalam jiwa, dan sebagai obat kegelisahan manusia. Jika

    dilakukan dengan konsisten, maka akan semakin mendekatkan manusia

    kepada Allah SWT. Sehingga semakin tertanam kuat dalam hatinya keridhaan

    dan kelapangan hati, serta akan selalu merasakan ketenangan dan kelegaan.

    Sesungguhnya dengan konsisten beribadah kepada Allah SWT,

    mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, memohon ampunan-Nya, serta

    berdo'a kepada-Nya, akan mendekatkan manusia dengan Tuhannya. Pada saat

    itulah manusia akan merasakan penjagaan dan pengawasan-Nya, hingga

    makin kuatlah harapan untuk menggapai ampunan-Nya. Juga akan semakin

    kuat tertanam dalam hatinya keridhaan dan kelapangan hati, kemudian ia akan

    selalu merasakan adanya ketenangan dalam dirinya.

    Dengan keimanan dan ketaqwaan, manusia mampu bersikap tenang

    dan sabar dalam menghadapi cobaan hidup, serta kondisi jiwapun penuh

    dengan ketentraman karena selalu mengingat Allah SWT. Maka dari itu

    sebagai umat manusia, apabila di hadapkan dengan keadaan terpuruk, maka

    kita senantiasa harus menghadapinya dengan keikhlasan dan mencari sebuah

    alternatif yang baik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Menjalankan

  • segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya merupakan sebuah cara

    agar lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan mengamalkan ajaran

    agama setiap hari akan membawa pribadi yang lebih utuh dan sehat, sehingga

    bebas dari gangguan kejiwaan.

    5.4 Keterbatasan Penelitian

    Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini tidak lepas

    dari kekurangan. Hal tersebut bukan disebabkan oleh kesenjangan, akan tetapi

    keterbatasan yang dialami dalam penelitian. Adapun yang menjadi

    keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a.Penelitian ini hanya mengungkap variabel kecemasan sebagai variabel

    terkait, dan hanya dipengaruhi oleh variabel bimbingan rohani Islam

    sebagai variabel bebas, padahal ada variabel lain yang dapat

    mempengaruhi penurunan kecemasan.

    b.Kurangnya dukungan dari keluarga pasien ibu hamil anak pertama di klinik

    bersalin bidan R. Ardiningsih Amd. Keb. Rowosari Tembalang Semarang,

    sehingga peneliti sulit mendapatkan informasi tentang pasien.

  • BAB VI

    PENUTUP

    6.1 Kesimpulan

    Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh Bimbingan

    Rohani Islam terhadap penurunan kecemasan ibu hamil anak pertama. Hal

    tersebut terlihat dari perubahan perbedaan selisih skor antara kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol. Skor kelompok eksperimen sebelum dan

    sesudah mendapatkan perlakuan adalah 14,47, sedangkan kelompok kontrol

    yang dibiarkan apa adanya adalah 8,26. Dilihat dari skor tersebut, kelompok

    eksperimen lebih besar mengalami penurunan kecemasan dari pada

    kelompok kontrol, yang berarti bahwa bimbingan rohani Islam dapat

    digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan.

    6.2 Saran

    Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan

    sebagai berikut:

    a.Bagi subjek penelitian

    Ibu hamil yang akan menjalani proses persalinan disarankan untuk

    meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT, dengan cara mendekatkan

    diri pada Allah baik melalui dzikir, shalat