jtptiain-gdl-fazathusna-4550-1-skripsi-p.pdf
TRANSCRIPT
-
PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN IBUIBU HAMIL ANAK PERTAMA
(STUDI KASUS DI KLINIK BERSALIN BIDAN R. ARDININGSIH, Amd. Keb.
ROWOSARI TEMBALANG SEMARANG)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.1)
Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
FAZAT HUSNANIM. 1105063
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
-
ii
DEPARTEMEN AGAMA RIINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS DAKWAH SEMARANGJl. Prof. DR. Hamka (Kampus III) Ngaliyan, Semarang Telp. (024) 7606405
NOTA PEMBIMBING
Lamp. : 5 (Lima) EksemplarHal : Persetujuan Naskah Skripsi
KepadaYth. Bapak Ketua JurusanBimbinganPenyuluhan Islam Fakultas DakwahIAIN Walisongo SemarangDi Tempat
Assalamu?alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, mengoreksi dan mengadakan perbaikan sebagaimanamestinya, maka kami menyatakan bahwa naskah skripsi saudara:
Nama : FAZAT HUSNANIM : 1105063Fak/Jur. : DAKWAH / BIMBINGAN DAN PENYULUHANISLAMJudul Skripsi : PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM
TERHADAP PENURUNAN TINGKATKECEMASAN PADA IBU-IBU HAMIL ANAKPERTAMA
(Studi Kasus di Klinik Bersalin R. AdiningsihAmd. Keb. Rowosari Tembalang Semarang)
Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian,atas perhatiannya diucapkan terima kasih.Wassalamu?alaikum Wr. Wb.
Semarang, 14 Juni 2010
Pembimbing,Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi & Tata Tulis
Drs. H. Djasadi, M.Pd. Baidi Bukhori, S.Ag., M.si.NIP. 19470805 196509 1001 NIP. 19730427 199603 1001
-
iii
-
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
v Ibunda tercinta (umi maghfiroh) yang selalu mencurahkan kasih
sayangnya kepada anak-anaknya
v Seluruh keluargaku tersayang (Nur Maliya, Mohammad Dawam, NUr
Nuzula, Nilna Rifda, Dina Qoyyima, Dek Nayif, Dek Jabar) semoga
selalu dalam lindungan Allah SWT.
v Syahrul Mubarok yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan
skripsi ini.
v Sahabat sejatiku (dek ul dan dek ina) yang selalu ada buat penulis.
v Teman-teman BPI 2005 dan teman-teman PPTQ Dolog yang selalu
memberi support serta masukan kepada penulis.
-
vPERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Semarang, Juni 2010
Tanda tangan
FAZAT HUSNA
-
vi
MOTTO
tA$s%b> u=yd
-
vii
ABSTRAKSI
Setiap manusia mempunyai tingkat kecemasan yang berbeda-beda dalamkeadaan berbeda pula. Apabila kecemasan itu tidak dapat dikendalikan, makadapat membahayakan bagi seseorang. Misalnya ibu hamil, jika terlalu cemas akanmembahayakan dirinya dan anak yang dikandungnya. Salah satu cara untukmenghilangkan kecemasan pada ibu hamil dapat melalui Bimbingan RohaniIslam.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimensemu (Quasi Experimental Research) yang bertujuan untuk menguji secaraempiris pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap penurunan kecemasan padaibu hamil. Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapatmenambah wawasan keilmuan bagi Fakultas Dakwah dan memberikan informasiyang akurat tentang pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap penurunankecemasan ibu hamil, untuk selanjutnya dapat dilakukan intervensi yang tepatuntuk menurunkan kecemasan bagi ibu hamil yang akan menjalani prosespersalinan, sehingga mereka dapat memperoleh ketenangan.
Subjek penelitian ini adalah pasien ibu hamil di klinik bersalin bidan R.Ardiningsih Amd. keb. Rowosari Tembalang Semarang yang berstatus pasienrawat inap dan akan menjalani proses persalinan, serta pasien yang beragamaislam. Adapun teknik pengambilan subjek penelitian ini adalah teknik NonProbability Sampling dengan tipe Consecutive Sampling karena mengambil setiappasien yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian yang datang padaperiode tertentu dan di klinik bersalin tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner,dokumentasi, dan wawancara. Sedangkan analisis data dalam penelitian inimenggunakan teknik uji t-test. Hasil analisis t-test menunjukkan bahwa hipotesisyang berbunyi ada pengaruh yang positif antara bimbingan rohani Islam denganpenurunan kecemasan pada ibu hamil diterima dengan sig. F= 0,291 > 0,05 danbesarnya pengaruh 27%. Nilai t pada kelompok eksperimen sesudah dan sebelumdiberi perlakuan 14,47, sedangkan pada kelompok kontrol 8,26 yang berartibahwa kelompok eksperimen lebih besar mengalami penurunan dari padakelompok kontrol.
-
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu?alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Raab al-
Izzati, Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua
hamba-Nya.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi mahluk sekalian alam.
Tidak ada kata yang pantas penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang
membantu proses-proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Abdul Djamil, M. A., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Drs. M. Zain Yusuf, MM., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang
3. Bapak Baidi Bukhori S.Ag, M. si, dan Bapak Djasadi M. pd, selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam
proses penulisan skripsi ini
4. Bapak Komarudin., selaku dosen wali terima kasih dukungan dan
perhatiannya kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu dosen serta para staf Fakultas Dakwah IAIN Walisongo
Semarang
6. Ibunda tercinta, terima kasih atas dukungannya baik material maupun
immaterial
-
ix
7. Teman-teman BPI angkatan 2005, dan teman-teman yang tidak bisa di
tulis satu persatu yang selalu mendampingi dalam penulisan ini.
Akhirnya, semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya kepada mereka, amin. dengan kerendahan hati penulis mohon maaf,
dan semoga tulisan ini bermanfaat.
Wassalamu?alaikum Wr. Wb.
Semarang, 21 Juni 2010
Penulis,
Fazat Husna
-
xDAFTAR ISI
Hlm
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................ v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi
ABSTRAKSI .................................................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 7
1.3 Tujuan dan manfaat Penelitian ..................................................... 7
1.4 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................... 9
BAB II TINJAUAN TENTANG BIMBINGAN ROHANI ISLAM DAN
KECEMASAN PADA IBU-IBU HAMIL ANAK PERTAMA
2.1 Bimbingan Rohani Islam .............................................................. 11
2.1.1 Pengertian Bimbingan Rohani Islam ................................. 11
2.1.2 Dasar Bimbingan Rohani Islam ......................................... 13
2.1.3 Tujuan Bimbingan Rohani Islam ....................................... 15
2.1.4 Fungsi Bimbingan Rohani Islam ....................................... 17
2.2 Kecemasan ................................................................................... 19
2.2.1 Pengertian Kecemasan ...................................................... 19
2.2.2 Macam-macam Kecemasan ............................................... 21
2.2.3 Faktor-faktor Penyebab Kecemasan .................................. 23
2.2.4 Aspek-aspek Kecemasan ................................................... 25
-
xi
2.3 Pengaruh Bimbingan Rohani Islam dengan Kecemasan ................ 26
2.4 Hipotesis ....................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Metode Penelitian .......................................................... 31
3.2 Waktu dan Tempat penelitian ....................................................... 31
3.3 Definisi Konseptual dan Operasional ............................................ 32
3.4 Sumber dan Jenis Data .................................................................. 33
3.5 Populasi dan Sampel ..................................................................... 34
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................... 39
3.7 Rancangan Penelitian .................................................................... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM KLINIK BERSALIN BIDAN R.
ARDININGSIH Amd.Keb. ROWOSARI TEMBALANG
SEMARANG
4.1.1 Tinjauan Sejarah ..................................................................... 41
4.1.2 Letak Geografis ...................................................................... 42
4.1.3 Sarana dan Fasilitas ................................................................. 42
4.1.4 Perawat dan Rohaniawan ........................................................ 43
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Data .............................................................................. 44
5.2 Analisis Data ................................................................................ 49
5.3 Pembahasan Penelitian ................................................................. 50
5.4 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 58
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 59
6.2 Saran ............................................................................................ 59
6.3 Penutup ........................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Kehamilan dan kelahiran bayi itu pada umumnya memberikan arti
emosional yang besar pada setiap wanita yang normal, juga pada kedua orang
tua bayi. Wanita-wanita hamil itu pada umumnya dihinggapi keinginan-
keinginan dan kebiasaan yang aneh-aneh serta irrasional, yang disebut
sebagai peristiwa "mengidam". Peristiwa ini biasanya disertai emosi-emosi
yang kuat, oleh sebab itu wanita yang bersangkutan jadi sangat perasa,
sehingga mudah terganggu keseimbangan mentalnya (Kartono, 1990: 61).
Sebenarnya bahwa wanita yang tengah hamil itu melanjutkan kecenderungan-
kecenderungan psikologis dan ciri-ciri tingkah laku seperti sebelum dia
menjadi hamil. Namun pada umumnya kehamilan menambah intensitas
emosi-emosi dan tekanan batin pada kehidupan psikis wanita.
Menurut Kartono (1992: 159) pada setiap wanita baik yang bahagia
maupun yang tidak bahagia, apabila dirinya jadi hamil, pasti akan dihinggapi
campuran perasaan yaitu: rasa kuat dan berani menanggung segala cobaan dan
rasa-rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta, benci, keraguankeraguan,
kepastian, kegelisahan, rasa tenang, dan bahagia menjadi semakin intensif saat
mendekati masa kelahiran bayinya.
Pada beberapa wanita lainnya, kegelisahan dan ketidaknyamanan fisik
pada minggu-minggu terakhir masa kehamilannya itu ditampilkan dengan
-
semakin meningkatnya segala aktivitas hampir-hampir dia tidak pernah
tinggal diam, senantiasa saja dia dirangsang oleh dorongan-dorongan batin
tertentu, khususnya dimaksudkan untuk melupakan keresahan hatinya.
Sekalipun wanita tersebut tidak dihinggapi rasa takut dan cemas,
namun tetap saja ia merasa gelisah akan hal-hal yang tidak menentu atau tidak
pasti. Kegelisahan tadi menyebabkan wanita tersebut merasakan kontraksi-
kontraksi pada rahimnya, oleh karena itu ia terlalu cepat masuk rumah sakit.
Bobak, dkk (2005: 789) menjelaskan bahwa hormon yang dilepas
sebagai respon terhadap stres dapat menyebabkan distosia, yaitu kelambatan
atau kesulitan persalinan. Sumber stres bervariasi pada setiap individu tetapi
nyeri dan tidak adanya pendukung merupakan dua faktor yang mempengaruhi.
Tempat pengobatan dan pembatasan gerak ibu juga menambah stres fisiologis
akibat imobilisasi pada wanita bersalin yang tidak mendapat pengobatan.
Perasaan cemas seringkali menyertai kehamilan terutama pada seorang
ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai klimaksnya nanti pada saat
persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi
pokok pembicaraan pra menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut
dan cemas. Apabila rasa cemas berlebihan, hal ini dapat menghambat
persalinan normal, mengakibatkan kelahiran bayi lama dan meningkatkan
persepsi nyeri. Cemas juga menyebabkan kadar hormon yang berhubungan
dengan stres yang meningkat.
Dagun (1990: 29) menyatakan bahwa masa kehamilan sesungguhnya
bukanlah suatu peristiwa yang benar-benar menyenangkan, periode ini sering
-
membawa situasi emosional pada keluarga. Dukungan moral seorang suami
pada istrinya adalah hal yang memang dibutuhkan. Sangat dianjurkan suami
mesti memberikan dukungan yang lebih besar kepada istrinya.
Dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya
ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri sehingga istri akhirnya
menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilan itu. Suami
adalah orang yang pertama dan utama dalam memberikan dorongan kepada
istri sebelum pihak lain turut memberi dorongan.
Semua wanita hamil mempunyai pengalaman kecemasan baik cemas
terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin yang
dikandungnya. Kadang-kadang kecemasan itu menjadi berlebihan dan
merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia, perilaku
menghindar serta kecemasan yang berulang.
Suasana atau kondisi psikis ibu selama masa mengandung sangat
berpengaruh terhadap perkembangan fisik maupun psikis janin yang ada
dalam kandungannya. Wanita hamil yang sering mengalami stres atau
menderita tekanan batin akan terganggu keseimbangan hormonalnya.
Biasanya terjadi pengeluaran hormon adrenalin pada wanita hamil yang
menderita stres. Yang demikian ini berpengaruh buruk terhadap kesejahteraan
psikis janin (Wahyuni, 2005: 13)
Ketika ibu hamil mengalami gangguan fisik maupun psikis tentu ia
akan berusaha untuk menanggulanginya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, untuk mengatasi masalah ini salah satu alternatifnya adalah klinik
-
bersalin. Ibu hamil akan mendapatkan perawatan serta pengobatan dari bidan
dan perawat lainnya di klinik, namun hal itu baru sebatas penanganan secara
fisik (badaniah).
Baharudin (2004: xii) menjelaskan bahwa dalam diri manusia ada tiga
dimensi yaitu dimensi jasmaniah, dimensi nafsiah, dan dimensi rohaniah. Dari
ketiganya ini menunjukkan bahwa manusia tidak hanya memerlukan
penanganan secara fisik saja, tetapi diperlukan pula suatu upaya penanganan
dari sisi psikis (nafsiah) dan sisi rohaniah yang dalam ketiganya menjadi relasi
yang integral dan sinergi. Dari upaya ini, manakala orang menderita sakit dan
berobat mencari penyembuhan, ia harus menanamkan optimisme yang kuat
untuk sembuh, optimis dengan usahanya dan selalu tetap berusaha dan
berupaya serta penuh ketawakalan. Disinilah maka diperlukan adanya
bimbingan rohani bagi pasien atau ibu hamil.
Bimbingan diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan oleh
seorang ahli terhadap beberapa orang, individu, anak, remaja, dewasa agar
dapat mengembalikan kemampuannya dengan memanfaatkan kekuatan dan
potensi individu dengan sarana yang ada berdasarkan norma-norma (Prayitno
dan Amti, 1999: 99 ). Bimbingan bisa dilakukan kapan saja ketika seseorang
mengalami masalah, seperti ibu hamil yang akan melahirkan mengalami
masalah kejiwaan, ia akan merasa tidak tenang menyambut kelahiran anaknya.
Salah satu cara ibu hamil merasa tenang adalah dengan diberikannya
Bimbingan Rohani, disini ibu hamil akan mendapatkan ketenangan jiwa.
-
Bimbingan Rohani merupakan bagian dari dakwah Islam. Dalam
rangka melaksanakan dakwah yang optimal, maka perlu adanya konsep
dakwah yang jelas dalam memasuki kehidupan yang bertujuan akhir
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dan berlandaskan ajaran Islam
artinya berlandaskan Al Quran dan sunnah Rasul (Faqih, 2001: 4 ).
Dakwah tidak hanya menyampaikan tetapi juga bisa berarti mencegah,
menyembuhkan dan mengajak. Bimbingan rohani Islam termasuk bagian dari
dakwah, karena mengajak seseorang kepada keadaan yang lebih baik.
Dakwah di tempat pelayanan kesehatan perlu sekali ditingkatkan, apalagi
pasien dalam kondisi yang labil (sakit) perlu adanya dorongan agar cepat
sembuh. Kegiatan dakwah di tempat pelayanan kesehatan tidak akan berhasil
tanpa adanya peran aktif dan para rohaniawan atau bina rohani, perawatan,
dan dokter.
Dengan adanya bimbingan yang diberikan Bina Rohani (Rohaniawan)
akan sangat membantu perkembangan kesehatan pasien dalam hal ini adalah
ibu hamil, paling tidak dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan ibu
hamil dalam menghadapi kelahiran anaknya. Rohaniawan harus membimbing
sesuai dengan tingkat situasi dan kondisi ibu hamil, serta memberikan
motivasi dan dorongan untuk bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT.
Klinik bersalin Bidan R. Ardiningsih, Amd. Keb. di Rowosari
Tembalang Semarang, merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang
menerapkan pelaksanaan Bimbingan Rohani bagi pasiennya khususnya ibu-
ibu hamil yang akan menghadapi persalinan. Materi yang diberikan pada
-
Bimbingan Rohani disini adalah yang berkaitan dengan ajaran-ajaran Islam
yang meliputi ruang lingkup keimanan (aqidah), aturan-aturan dalam Islam
(syariat) dan perilaku-perilaku Islam (akhlaq) khususnya yang dialami oleh
pasien.
Klinik bersalin Bidan R. Ardiningsih Amd. Keb. telah memberikan
pelayanan yang terbaik terhadap pasien khususnya ibu hamil, hal ini
dibuktikan dengan banyaknya pasien yang berobat ataupun melakukan
persalinan di klinik tersebut. Sampai saat ini masyarakat telah mempercayakan
pelayanan kesehatannya di klinik bersalin bidan R. Ardiningsih Amd. Keb.
Rowosari Tembalang Semarang. Berikut data pasien setiap tahunnya.
No Tahun Jumlah pasien Keterangan1 September 2003 205 pasien - 104 pasien berobat
- 101 pasien melahirkan2 2004 407 pasien - 209 pasien berobat
- 198 pasien melahirkan3 2005 614 pasien - 342 pasien berobat
- 272 pasien melahirkan4 2006 630 pasien - 306 pasien berobat
- 324 pasien melahirkan5 2007 613 pasien - 262 pasien berobat
- 351 pasien melahirkan6 2008 635 pasien - 337 pasien berobat
- 298 pasien melahirkan7 2009 678 pasien - 357 pasien berobat
- 321 pasien melahirkan8 April 2010 256 pasien - 153 pasien berobat
- 112 pasien melahirkan
berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien berobat
maupun melahirkan di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb. setiap
tahunnya meningkat, hal ini dikarenakan adanya layanan fisik maupun psikis
di klinik tersebut. Layanan fisik berupa perawatan dari dokter dan perawat,
-
sedangkan layanan psikis berupa Bimbingan Rohani Islam dari rohaniawan.
Layanan Bimbingan Rohani Islam ada sejak tahun 2008, Dengan adanya
Bimbingan tersebut pasien semakin nyaman berobat maupun melahirkan di
klinik dan mempercayakan layanan kesehatan di tempat tersebut.
Berdasarkan paparan di atas penulis merasa tertarik untuk mengadakan
kajian lebih dalam mengenai permasalahan yang berhubungan dengan
pengaruh bimbingan rohani Islam terhadap perubahan yang dialami pasien
khususnya yang berkaitan dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi
kelahiran anaknya. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul
PENGARUH BIMBINGAN ROHANI ISLAM TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN IBU-IBU HAMIL ANAK PERTAMA (STUDI
KASUS DI KLINIK BERSALIN BIDAN R. ARDININGSIH, Amd. Keb.
ROWOSARI TEMBALANG SEMARANG ).
1.2 . Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka muncul
permasalahan: adakah pengaruh pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam
terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu-ibu hamil anak pertama.
1.3 . Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini sesuai dengan
permasalahan yang ada, yakni untuk menguji pengaruh Bimbingan Rohani
Islam terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu-ibu hamil anak pertama.
-
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah Ilmu
Bimbingan Rohani Islam.
b. Secara Praktis
Jika Bimbingan Rohani Islam ada pengaruhnya terhadap
penurunan tingkat kecemasan ibu-ibu hamil anak pertama, maka
Bimbingan Rohani Islam dapat digunakan sebagai alat intervensi
untuk menurunkan tingkat kecemasan.
1.4 . Tinjauan Pustaka
Sebelum lebih lanjut membahas tentang Pengaruh Bimbingan Rohani
Islam Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Ibu-Ibu Hamil anak Pertama
(Studi Kasus di Klinik Bersalin Bidan R. Ardiningsih, Amd. Keb. Rowosari
Tembalang Semarang), penulis akan menelaah beberapa buku atau karya
ilmiah lain yang dapat dijadikan sebagai referensi, sumber, acuan, dan
perbandingan dalam penelitian ini. Sehingga akan terlihat perbedaan antara
skripsi ini dengan beberapa buku atau karya ilmiah yang telah ada.
Zulfa (2009) dalam skripsinya yang berjudul ?Pengaruh Bimbingan
Rohani Islam Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pra Operasi di
RSI Sultan Agung Semarang?. Dalam skripsi ini objek yang mendapatkan
Bimbingan Rohani Islam adalah pasien Pra Operasi. Skripsi ini tidak
menunjukkan pada adanya kondisi yang kritis antara hidup dan mati. Namun
dalam skripsi yang akan penulis buat lebih pada kondisi itu.
-
Hasanah (2007) yang berjudul ?Hubungan Antara Membaca Al-
Qur?an Dengan Kecemasan?. Literatur tersebut menunjukkan adanya
perbedaan tingkat kecemasan pada subjek yang diberi perlakuan membaca Al-
Quran dengan subjek yang diberi perlakuan membaca buku. Pada subjek
yang diberi perlakuan membaca Al-Quran lebih dapat mengontrol diri dari
pada subjek yang diberi perlakuan membaca buku.
Amalia (2008) yang berjudul Efektifitas Bimbingan Rohani Terhadap
Pembinaan Mental Pasien. Hasil penelitian ini adalah pemberian dorongan
yang berupa nasihat, sugesti dan juga memberi semangat untuk bersabar
dalam menghadapi cobaan ternyata pasien lebih menerima rasa sakit yang
dideritanya, dan dari bentuk nasihat yang diberikan ternyata membuat pasien
lebih sabar dan berpengaruh pada perubahan kondisi mental terhadap pasien
tersebut yang menunjukkan dampak positif.
1.5 Sistematika penulisan skripsi
Untuk mendapatkan gambaran yang mudah dimengerti, maka sebelum
memasuki materi yang dipermasalahkan terlebih dahulu penulis uraikan
tentang sistematika skripsi ini yaitu:
Bab pertama, pada bab ini berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab kedua, dalam bab ini penulis menguraikan tentang tinjauan
Bimbingan Rohani Islam dan kecemasan pada pengalaman ibu-ibu hamil
-
pertama yang terdiri dari: gambaran umum bimbingan rohani Islam dan
kecemasan serta pengaruh yang di timbulkan dari bimbingan rohani Islam
terhadap penurunan kecemasan pada ibu-ibu hamil pertama.
Bab ketiga, pada bab ini penulis menyajikan metodologi penelitian
yang membahas tentang jenis dan metode penelitian, definisi konseptual dan
operasional sebagai usaha memperjelas ruang lingkup penelitian, sumber dan
jenis data yang digunakan dalam penelitian, populasi dan sampel, tehnik
pengumpulan data dan tehnik analisis data.
Bab keempat, pada bab ini penulis akan menggambarkan secara
umum objek penelitian, yaitu gambaran umum Klinik Bersalin Bidan R.
Ardiningsih, Amd. Keb. Rowosari Tembalang Semarang.
Bab kelima, merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang
didalamnya terdiri dari: deskripsi data, analisis data, pembahasan penelitian
dan keterbatasan penelitian.
Bab keenam, merupakan bagian terakhir dari keseluruhan kajian
skripsi yang memuat kesimpulan, saran-saran, dan penutup.
-
BAB II
TINJAUAN TENTANG BIMBINGAN ROHANI ISLAM DAN
KECEMASAN PADA IBU-IBU HAMIL ANAK PERTAMA
2.1 Bimbingan Rohani Islam
2.1.1 Pengertian Bimbingan Rohani Islam
Bimbingan ditinjau dari segi bahasa atau etimologi berasal dari
bahasa Inggris "guidance" atau "to guide" yang artinya menunjukkan,
membimbing, atau menuntun orang lain ke jalan yang benar (Arifin, 1982:
11). Bimbingan juga diartikan sebagai suatu proses membantu individu
agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi (Nurihsan, 2006: 9).
Bimbingan juga diartikan sebagai pemberian bantuan oleh seseorang
kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian, dan pemecahan
masalah, pada dasarnya bimbingan merupakan upaya untuk
mengoptimalkan individu (Gunarsa, 2006:11).
Prayitno dan Amti (1999: 99) menjelaskan bahwa bimbingan
sebagai suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada orang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma yang berlaku .
-
Walgito (2004: 5) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu
bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam
kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang
ahli kepada seseorang atau beberapa orang agar mampu mengatasi
persoalan-persoalan dirinya sehingga mereka dapat menentukan sendiri
jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa tergantung kepada orang
lain.
Adapun pengertian Bimbingan Islam adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat (Faqih, 2001: 4). Yang dimaksud mampu hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah adalah :
a. Sesuai dengan kodratnya yang ditentukan Allah sesuai dengan
sunatullah, sesuai dengan hakikatnya sebagai mahluk Allah.
b. Sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan Allah melalui Rasulnya
(ajaran Islam)
c. Menyadari eksistensi diri sendiri sebagai mahluk Allah yang diciptakan
untuk mengabdi kepada-Nya, mengabdi dalam arti seluas-luasnya .
-
Dalam hal ini penulis mengartikan Bimbingan Rohani Islam sama
dengan Bimbingan Islam yang artinya sebagai suatu pemberian bantuan
dorongan dan motivasi terhadap pasien, dalam hal ini adalah ibu-ibu hamil
agar memiliki mental yang kuat dan sehat dalam menghadapi persalinan
agar berjalan dengan lancar, tenang dan selalu mengingat Allah SWT serta
diberikan kesehatan jasmani dan rohani pada ibu dan bayinya.
Menurut Adz-Dzaky (2001: 189) Bimbingan Rohani Islam di
artikan sebagai suatu aktifitas yang memberikan bimbingan, pelajaran, dan
pedoman kepada individu yang meminta bantuan dalam hal sebagaimana
seharusnya seseorang klien dapat mengembangkan potensi akal pikiran,
kejiwaan, keimanan, dan keyakinan, serta dapat menanggulangi
problematika hidup dengan baik dan benar secara mandiri yang
berpandangan pada Al Qur'an dan As-sunnah.
Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis mengartikan
Bimbingan Rohani Islam adalah proses pemberian bantuan, dorongan, atau
motivasi terhadap pasien, dalam hal ini adalah ibu-ibu hamil anak pertama
agar memiliki mental yang kuat dan sehat dalam menghadapi persalinan
agar berjalan dengan lancer, tenang, dan selalu mengingat Allah SWT, serta
diberikan kesehatan jasmani dan rohani pada ibu dan bayinya.
2.1.2 Dasar Bimbingan Rohani Islam
Dalam melakukan segala sesuatu, manusia selalu membutuhkan
landasan atau dasar pokok sebagai pijakan dalam melakukan suatu
-
perbuatan tertentu, landasan atau pokok tersebut adalah Al-quran dan As-
sunnah. Dasar ini berasal dari perintah Allah SWT dan Rasulnya yang
memberi isyarat kepada manusia untuk memberi petunjuk (bimbingan)
kepada orang lain. Demikian pula dengan Bimbingan Rohani Islam, adapun
dasar Bimbingan Rohani Islam yaitu:
a. QS. Yusuf: 53
*!$ tBur h t/& tR4b)}Z9 $#8ou$ BV{q9 $$ /w)$tBzOm u n1 u4b ) n1 uqxLm Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karenasesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecualinafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku MahaPengampun lagi Maha Penyayang (Yusuf: 53).
b. QS. Al-Fajr: 27-28
$pkJ - r' tZ9$#pZ yJ J 9$# _$#4n
-
????????????????????????????? ??????????????????????????????????????????????????????????????????????????
????????????????????????????????????????)????????? (Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklahia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak sanggup maka denganlisannya. Lalu jika tidak sanggup pula (dengan lisannya), maka denganhatinya. Dan yang terakhir adalah selemah-selemah iman. (HR. Muslim).
Dari ayat dan hadist tersebut memberikan petunjuk bahwa
Bimbingan Rohani Islam diperlukan oleh orang yang sakit (pasien) dalam
hal ini adalah ibu hamil, karena dengan Bimbingan Rohani Islam pasien
dapat kembali kepada Allah dengan hati yang ikhlas, agar jiwa pasien
merasa tenang dan selalu ingat Allah untuk mencapai kebahagiaan dan
ketentraman batin. Maksudnya adalah supaya ibu hamil dalam
menghadapi persalinan, tidak merasa takut dan cemas, serta mengingat
Allah SWT.
2.1.3 Tujuan Bimbingan Rohani Islam
Ibu hamil dan keluarganya adalah orang-orang yang menghadapi
masalah, sehingga mereka mudah mengalami goncangan jiwa, dengan
situasi demikian mereka butuh sandaran yang mampu meneguhkan
kesabaran mereka. Bimbingan Rohani Islam berusaha membantu mencegah
agar jangan sampai ibu hamil dan keluarganya menghadapi atau menemui
masalah, serta menciptakan ketenangan dan kesejukan hati bagi ibu hamil
dalam menghadapi persalinan.
-
Prayitno dan Amti (1999: 112) menjelaskan bahwa tujuan
bimbingan adalah untuk membantu individu membuat pilihan-pilihan, dan
interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi tertentu.
Bertujuan juga untuk membantu si penerima agar bertambah kemampuan
bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Faqih (2001: 35) menjelaskan secara garis besar tujuan bimbingan
Islami itu dapat dirumuskan sebagai membantu individu mewujudkan
dirinya sendiri sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Tujuannya terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Tujuan umum: membantu individu mewujudkan dirinya menjadi
manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2) Tujuan khusus
a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.
b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber
masalah bagi dirinya dan orang lain.
Menurut Adzaki (2002: 221) tujuan Bimbingan Rohani Islam
adalah:
a) Untuk menghasilkan perubahan, perbaikan, kesehatan, dan keberhasilan
jiwa dan mental.
b) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kesopanan
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat pada diri.
-
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tujuan
Bimbingan Rohani Islam adalah memberikan doa dan motivasi kepada ibu
hamil pertama supaya tidak merasa cemas, serta diberikan ketenangan
batin dalam menghadapi proses persalinan.
2.1.4 Fungsi Bimbingan Rohani Islam
Faqih (2001: 3) menjelaskan fungsi bimbingan itu sendiri adalah
sebagai berikut:
a) Fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah
pada seseorang.
b) Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi
masalah yang sedang dihadapi seseorang.
c) Fungsi developmental, yakni memelihara agar keadaan yang telah baik
menjadi lebih baik.
Arifin (1982: 14) menjelaskan bahwa pelaksanaan Bimbingan
Rohani Islam dapat berjalan dengan baik jika dapat memerankan dua fungsi
utamanya sebagai berikut:
1) Fungsi umum
a) Mengusahakan agar klien terhindar dari segala gagasan dan
hambatan yang mengancam kelancaran proses perkembangan dan
pertumbuhan.
b) Membantu memecahkan kesulitan yang di alami oleh setiap klien.
-
c) Mengungkap tentang kenyataan psikologi dari klien yang
bersangkutan yang menyangkut dirinya sendiri, serta minat
perhatiannya terhadap bakat, minat, dan kemampuan yang
dimilikinya sampai titik optimal.
2) Fungsi khusus
a) Fungsi penyaluran, fungsi ini menyangkut bantuan kepada klien
dalam memilih sesuatu yang sesuai dengan keinginannya, baik,
masalah pendidikan maupun pekerjaan sesuai dengan bakat dan
kemampuan yang dimilikinya.
b) Fungsi penyesuaian, klien dengan kemajuan dalam perkembangan
secara optimal agar memperoleh kesesuaian, klien dibantu untuk
mengenal dan memahami permasalahan yang di hadapi serta mampu
memecahkannya.
c) Fungsi mengadaptasikan program pengajaran agar sesuai dengan
bakat, minat, kemampuan serta kebutuhan klien
Fungsi Bimbingan Rohani Islam dalam penelitian ini adalah
membantu memecahkan kesulitan yang dihadapi oleh klien (ibu hamil),
serta untuk menghindari terjadinya kecemasan yang tinggi pada ibu
hamil. Rohaniawan akan membantu ibu hamil untuk selalu mengingat
Allah supaya dalam persalinan tidak terjadi apa-apa dan diberi
kesehatan pada ibu dan anak.
-
2.2 Kecemasan
2.2.1 Pengertian Kecemasan
Menurut Gunarsa (2003: 27) kecemasan atau anxietas adalah rasa
kekhawatiran, takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan merupakan
kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku
normal maupun tingkah laku menyimpang.
Menurut Rasmun (2004:18) kecemasan adalah perasaan yang tidak
menyenangkan, serta perasaan yang tidak menentu dari individu dimana
penyebabnya tidak pasti atau tidak ada objek yang nyata. Kecemasan juga
dapat diartikan sebagai perasaan campur berisikan ketakutan dan
keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk
ketakutan (Caplin, 2002:32).
Perasaan ini muncul bila seseorang berada dalam sebuah keadaan
yang diduga akan merugikan dan dirasa mengancam diri sendiri, dimana
orang tersebut tidak berdaya menghadapinya dan sebenarnya apa yang
dicemaskan belum tentu terjadi. Demikian pula rasa cemas itu sebenarnya
ketakutan yang diciptakan sendiri.
Kartono (1981: 129) berpendapat bahwa kecemasan adalah
semacam kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan terhadap sesuatu yang
tidak jelas. Gejala-gejala kecemasan antara lain: gemetar, berkeringat
dingin, mulut jadi kering, sesak nafas, detak jantung cepat, mual, muntah,
diare, dan lain-lain.
-
Musfir (2005: 511) mengemukakan bahwa kecemasan sebagai
perasaan tertekan dan tidak tenang serta berpikiran kacau dengan disertai
banyak penyesalan. Hal ini sangat berpengaruh pada tubuh, hingga tubuh
merasa menggigil, menimbulkan banyak keringat, jantung berdegup
kencang, lambung terasa mual dan tubuh terasa lemas.
Sedangkan menurut Sobur (2003: 345) kecemasan diartikan sebagai
ketakutan yang tidak nyata, atau suatu perasaan terancam sebagai tanggapan
terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam. Yoseph (dalam Sobur;
2003: 345) mengartikan kecemasan sebagai bentuk serta intensitas dari
perasaan orang yang terancam keselamatannya, sedangkan orang yang
terancam tersebut tidak mengetahui langkah dan cara yang harus diambil
untuk menyelamatkan dirinya.
Kecemasan ini pada awalnya hanyalah bisikan akan kekhawatiran.
Apabila kecemasan ini makin lama dan menguat, maka akan banyak
menimbulkan banyak penyakit kejiwaan dan penyakit tubuh. Seperti halnya
iritasi lambung, naiknya tekanan darah, kencing manis, alergi kulit, dan
penyakit asma.
Menurut Daradjat (1996: 27) kecemasan adalah suatu keadaan
emosi yang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) atau
pertentangan batin (konflik). Manakala seseorang mengalami cemas karena
perasaan atau konflik, maka perasaan itu akan muncul melalui berbagai
bentuk emosi yang disadari dan yang tidak disadari. Segi yang disadari dari
cemas tampak dalam segi seperti rasa takut, terkejut, ngeri, rasa lemah, rasa
-
berdosa, rasa terancam dan sebagainya. Segi yang tidak disadari dari cemas
tampak dalam individu yang merasakan takut tanpa mengetahui faktor-
faktor yang mendorongnya pada keadaan itu.
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kecemasan pada ibu-ibu hamil adalah perasaan yang tidak menentu dalam
menunggu datangnya kelahiran bayi yang disertai dengan cemas dan takut
oleh ibu-ibu hamil. Untuk menghindari hal tersebut maka dibutuhkan
motivasi-motivasi dari orang lain dalam hal ini adalah Bimbingan Rohani
Islam.
2.2.2 Macam-macam Kecemasan
Daradjat (1983: 28) menerangkan bahwa kecemasan terdiri dari:
a. fisiologis: ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak
jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak tenang, nafsu makan
hilang, kepala pusing, nafas sesak, dan sebagainya.
b. psikologis: sangat takut, merasa akan ditimpa bahaya atau kecelakaan,
tidak bisa memusatkan perhatian, tidak tentram, ingin lari dari
kenyataan hidup dan sebagainya
Freud ( 1977: 27-29 ) membedakan kecemasan itu menjadi tiga, yaitu:
1. Cemas obyektif
Kecemasan obyektif adalah reaksi terhadap pengenalan akan
adanya bahaya luar, atau adanya kemungkinan bahaya yang
-
disangkanya akan terjadi. Cemas semacam ini lebih dekat kepada takut,
karena sumbernya jelas diketahui dalam pikiran penderita.
2. Cemas penyakit
Merupakan rasa cemas yang berbentuk penyakit dan terlihat
dalam beberapa bentuk. Yang paling sederhana ialah cemas yang paling
umum, dimana orang merasa cemas (takut) yang kurang jelas, tidak
tertentu, dan tidak ada hubungannya dengan apa-apa, serta takut itu
mempengaruhi dari keseluruhan diri pribadi.
3. Cemas moral dan rasa takut
Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, terjadi karena
melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
Kartono (1981: 130) membagi kecemasan menjadi dua macam,
yaitu:
a) Kecemasan neurotis
Kecemasan neurotis adalah kecemasan yang disebabkan oleh
rasa-rasa bersalah dan berdosa, serta konflik-konflik emosional yang
serius, frustasi, dan ketegangan batin.
b) Kecemasan psikotis
Kecemasan psikotis adalah kecemasan yang merasa dirinya
terancam hidupnya, dan kacau balau, ditambah kebingungan yang
hebat.
Kecemasan ibu hamil anak pertama termasuk kecemasan
obyektif dan kecemasan neurotis yaitu rasa cemas yang muncul ketika
-
akan menghadapi persalinan, dalam hal ini adalah rasa takut gagal
dalam melewati proses persalinan. Untuk menghindari ketakutan
tersebut maka dibutuhkan orang untuk menguatkan hatinya, supaya
persalinan bisa berjalan dengan lancar.
2.2.3 Faktor-faktor Penyebab Kecemasan
Chaplin (2000: 32) menyatakan bahwa kecemasan terjadi pada
peristiwa dengan adanya rangsangan bersyarat (respon kondisioner), dan
pada peristiwa kejutan atau shock. Selain itu timbulnya kecemasan dapat
disebabkan kurangnya pengalaman atau pengetahuan dalam menghadapi
berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap dalam
menghadapi situasi baru.
Kartono ( 1992: 159 ) menjelaskan bahwa kebanyakan ibu-ibu hamil
merasa gelisah dan ketakutan pada masa kehamilan disebabkan oleh:
a. Takut mati
Sekalipun peristiwa kelahiran adalah satu fenomena fisiologis
yang normal namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan dari
resiko-resiko dan bahaya kematian. Bahkan pada proses kelahiran yang
normal sekalipun senantiasa disertai pendarahan dan kesakitan-
kesakitan. Peristiwa inilah yang menimbulkan ketakutan-ketakutan;
khususnya takut mati, baik kematian dirinya sendiri, maupun anak bayi
yang akan dilahirkan. Inilah penyebab pertama yang menyebabkan
kecemasan pada ibu-ibu hamil.
-
b. Trauma kelahiran
Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi
dari rahim ibunya.
c. Perasaan bersalah/berdosa
Perasaan bersalah atau berdosa terhadap ibu ini erat
hubungannya dengan ketakutan akan mati pada saat wanita tersebut
melahirkan bayinya.
d. Ketakutan riil
Pada saat wanita hamil, ketakutan untuk melahirkan bayinya itu
bisa diperkuat oleh sebab-sebab konkret lainnya, misalnya:
1) Takut kalau bayinya akan lahir cacat atau lahir dalam kondisi sakit.
2) Takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa ibu
dimasa lalu.
3) Takut kalau beban hidupnya akan menjadi semakin berat oleh
lahirnya sang bayi.
Apabila seseorang merasa cemas terus menerus akan menjadikan
keadaan panik, dan kecemasan hebat bisa menyebabkan kerusakan pada
fungsi-fungsi fisik, misalnya: berubah menjadi penyakit lambung,
tekanan darah tinggi, asma, juga kerusakan-kerusakan pada fungsi
psikis. Maka usaha untuk mengurangi dan menghilangkan perasaan
cemas itu merupakan dorongan yang sangat kuat pada setiap orang.
Menurut Kartono (2003: 52) kecemasan yang terjadi pada ibu
hamil disebabkan oleh gambaran-gambaran persalinan yang
-
menakutkan, dan juga disebabkan oleh ketidaktahuan ibu hamil
terhadap apa yang berlangsung pada diri dan lingkungannya. Akibatnya,
ibu hamil menjadi kehilangan akal dan putus asa yang disebabkan oleh
kekacauan yang terjadi dalam diri atau jiwa sendiri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
menyebabkan kecemasan ibu hamil anak pertama adalah kurangnya
pengetahuan atau pengalaman ibu dalam menghadapi persalinan, takut
proses persalinan gagal, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
maka perlu adanya dorongan atau motivasi dari orang lain untuk
memberikan pengetahuan tentang masalah ini.
2.2.4. Aspek-aspek Kecemasan
Aspek-aspek kecemasan terbagi menjadi dua aspek
(http://perawatpsikiatri.blogspot.com) di akses pada tanggal 10 April 2010,
yaitu:
a) Aspek fisiologis, meliputi:
1) Kardio vasculer; seperti: peningkatan tekanan darah, jantung
berdebar, denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, dan lain-
lain
2) Respirasi; seperti: napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada
dada.
3) Kulit; seperti: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat,
berkeringat seluruh tubuh, dan lain-lain.
-
4) Gastro intestinal; seperti: rasa tidak nyaman pada perut, diare.
5) Neuromuskuler; seperti: refleks meningkat, kejang, wajah tegang,
dan lain-lain.
c) Aspek psikologis, meliputi:
1)Perilaku; seperti: gelisah, gugup, menghindar.
2) Kognitif; seperti: gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah
lupa, bingung, khawatir yang berlebihan, takut, dan lain-lain.
3)Afektif; seperti: tidak sabar, tegang, sangat gelisah, dan lain-lain.
Kecemasan pada ibu hamil anak pertama meliputi aspek fisiologis
dan aspek psikologis. Ibu hamil membutuhkan orang lain untuk
memotivasi agar selalu kuat dan tegar dalam menghadapi proses
persalinan.
2.3 Pengaruh Bimbingan Rohani Islam dengan Kecemasan
Tiap orang pasti menginginkan dirinya sehat, baik fisik maupun psikis,
dan apabila seseorang diberi cobaan sakit, maka ia akan membutuhkan
perawatan baik dari segi fisik maupun psikis. Fisik dan psikis merupakan satu
kesatuan dalam diri manusia. Kesehatan manusia berhubungan dengan
kesehatan fisik dan psikis dan juga dipengaruhi antara keduanya. Keadaan
fisik yang sedang sakit sekaligus penantian harapan untuk sembuh akan
semakin menambah beban mental bagi orang tersebut. Sehingga akhirnya
seseorang yang menderita sakit tersebut akan semakin tertekan sehingga daya
tahan tubuhnya akan semakin lemah.
-
Hubungan fisik dan psikis sangat erat sekali, bila badan sakit jiwapun
ikut sakit, demikian pula sebaliknya keadaan jasmani yang kurang sehat dapat
mempengaruhi perasaan yang ada pada seseorang. Biasanya seseorang dalam
keadaan sakit, sifat perasaannya lebih sensitif dibanding dengan keadaan
jasmani yang sehat.
Kondisi psikis ibu hamil selama masa mengandung sangat
berpengaruh terhadap perkembangan fisik maupun psikis janin yang ada
dalam kandungan. Peristiwa kehamilan itu sendiri mempunyai makna
emosional yang sangat besar bagi wanita. Umumnya wanita hamil dihinggapi
oleh hasrat dan keinginan-keinginan yang aneh dan irasional yang biasa
disebut ngidam.
Dalam kehidupan sehari-sehari, wanita hamil sebaiknya mempunyai
sikap hidup yang sehat dan rasional mengenai dirinya, tanpa dibarengi
perasaan rendah diri atau tuntutan untuk menjadi manusia yang sempurna, dan
juga tidak menuntut standar norma-norma yang terlalu tinggi. Dengan
bersikap demikian, seorang wanita akan sanggup menerima dan menjalani
masa kehamilannya dengan pandangan hidup yang sehat dan optimis.
Wahyuni (2001: 15) menyatakan bahwa sikap wanita yang terlalu hati-
hati, terlalu memilih, terlalu teliti dalam hal detil-detil atau terlalu peka
terhadap lingkungan atau orang-orang di sekelilingnya, sebaiknya dihilangkan
karena hal-hal demikian bisa menambah kecemasan wanita hamil selama
mengandung. Hal ini juga akan mengakibatkan psyche (jiwa) janin dalam
kandungannya sulit berkembang.
-
Ibu dan janin dalam kandungan merupakan satu kesatuan, semua
kebutuhan ibu dan janinnya dicukupi melalui proses fisiologis. Kesejahteraan
ibu, baik yang bersifat jasmani atau rohani akan melimpahkan kesejahteraan
yang sama pada janin dalam kandungannya.
Sebaliknya gangguan-gangguan yang dialami sang ibu, baik yang
menyangkut fisik (misalnya menderita penyakit) maupun yang bersifat psikis
(misalnya: tekanan jiwa, kecemasan, marah-marah, dan sejenisnya) pasti
menyebabkan terganggunya pertumbuhan janin.
Maher (dalam Sobur, 2003: 346) menyebutkan tiga komponen dari
reaksi kecemasan, antara lain:
a) Emosional: orang tersebut akan mempunyai ketakutan yang amat sangat
dan secara sadar.
b) Kognitif: ketakutan akan meluas dan sering berpengaruh terhadap
kemampuan berfikir jernih, memecahkan masalah, dan mengatasi tuntunan
lingkungan.
c) Psikologis: tanggapan tubuh terhadap rasa takut berupa perasaan diri untuk
bertindak, baik tindakan itu dikehendaki ataupun tidak.
Untuk menghindari ketiga komponen reaksi kecemasan, ibu hamil
membutuhkan orang lain untuk membantu mengatasinya, yaitu dengan cara
memberikan motivasi atau dorongan supaya tidak mengalami kecemasan
setidaknya kecemasan itu berkurang.
Kartono (1992: 146) mengemukakan apabila sang ibu mengalami
ketakutan, ketegangan batin, kebingungan, kecemasan, kerisauan, dan
-
kesusahan tertentu, maka interaksi antara ibu dengan anak bayinya bisa
terganggu karenanya. Interaksi yang terganggu ini biasanya ditandai oleh
tangis bayi yang berlangsung lama, sebab kecemasan, ketegangan, kerisauan
dan kepedihan dihati ibu pasti mengimbas dan menumbuhkan emosi-emosi
yang sama pula pada bayinya. Emosi-emosi tersebut bisa mengganggu fungsi-
fungsi yang normal dari pertumbuhan seorang bayi.
Keadaan pasien seperti di atas dalam hal ini ibu hamil sangat
memerlukan bimbingan yang terfokus pada penguatan jiwa ibu hamil.
Bimbingan yang diberikan paling tidak menjadi dorongan bagi ibu hamil
untuk bersikap positif dalam menghadapi keadaan yang sedang dialaminya.
Menurut Dzarrad (dalam Az-Zahrani, 2005: 36) terapi keagamaan
sangat bermanfaat di saat harus bersinggungan dengan keadaan dan perasaan
khawatir, takut ataupun bimbang juga perasaan sakit dan putus asa, juga saat
menangani masalah ketagihan dalam berbuat jahat, menyimpang dan juga
permasalahan sosial.
Ibu hamil sangat membutuhkan Bimbingan Rohani Islam, karena dapat
memberikan ketenangan jiwa dan batinnya. Mendekati persalinan ibu hamil
akan merasa cemas, ketakutan, dan kebingungan. Rohaniawan akan
memotivasi ibu hamil untuk bersabar dan selalu mengingat Allah SWT.
Sesungguhnya iman kepada Allah dan ibadah kepada Nya merupakan
modal dasar dalam terapi keguncangan. Sesungguhnya keseimbangan perilaku
dan sempurnanya suatu kepribadian baru akan terealisasikan apabila proses
-
terapi ataupun perbaikan dimulai dari dalam diri manajemen hati (Az-Zahrani,
2005: 45).
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis di anggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenaran
(Margono, 2000: 67). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh
perlakuan berupa Bimbingan Rohani Islam terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada ibu-ibu hamil anak pertama.
-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah
dengan metode statistik (Azwar, 1998: 5). Dengan kata lain penelitian
kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas
penghitungan statistik.
Selanjutnya dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen
semu (Quasi Eksperimental Research) dengan maksud mencari sebab akibat
kehidupan nyata. Dalam penelitian ini subjek dibagi menjadi dua yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah
kelompok yang diberi perlakuan berupa Bimbingan Rohani Islam, sedangkan
kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan dan dibiarkan
apa adanya. Kelompok eksperimen dan kelompok konrtrol mendapatkan tes
awal dan tes akhir dengan menggunakan skala kecemasan.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Eksperimen dilaksanakan pada tanggal 8 Mei sampai 2 Juni 2010.
Sedangkan tempat penelitian dilaksanakan di klinik bersalin bidan R.
Ardiningsih Amd. Keb. Rowosari Tembalang Semarang.
-
3.3 Definisi Konseptual dan Operasional
Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu variabel dependen dan
independen. Berikut ini dijelaskan definisi operasional dan definisi
konseptualnya masing-masing.
3.3.1 Definisi Konseptual
a. Bimbingan Rohani Islam
Menurut Faqih (2001 : 4) Bimbingan Rohani Islam adalah
proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Yang dimaksud di
sini adalah proses pemberian bantuan kepada ibu-ibu hamil untuk
memberikan ketenangan jiwa dengan dorongan dan motivasi untuk
tetap bersabar, bertawakal dan senantiasa menjalankan kewajiban
sebagai hamba Allah SWT.
b. Kecemasan
Menurut Musfir (2005: 512) kecemasan adalah perasaan
tertekan dan tidak tenang serta berpikiran kacau dengan disertai
banyak penyesalan. Hal ini sangat berpengaruh pada tubuh, hingga
tubuh terasa menggigil, menimbulkan banyak keringat, jantung
berdegup cepat, lambung terasa mual, tubuh terasa lemas dan
sebagainya.
-
3.3.2 Definisi Operasional
a. Bimbingan Rohani Islam
Definisi bimbingan rohani Islam dalam penelitian ini adalah
suatu proses pemberian bantuan kepada ibu-ibu hamil yang
beragama Islam untuk meningkatkan religiusitas, memberikan
dorongan dan motivasi agar ibu-ibu hamil tetap tenang ketika
persalinan berlangsung dan senantiasa menjalankan kewajiban
sebagai hamba Allah SWT.
b. Kecemasan
Definisi kecemasan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah suatu perasaan yang tidak menentu antara ketakutan dan
kesakitan ketika persalinan akan tiba waktunya .
Indikator kecemasan pra melahirkan antara lain:
- Pertama, aspek fisik, antara lain: kelelahan dan kesakitan,
gangguan tidur, buang air kecil, buang air besar terus menerus .
- Kedua, aspek psikis, antara lain: rasa takut menghadapi kelahiran
bayinya, ketakutan kalau-kalau bayinya mati atau gugur atau
cacat, cemas karena tidak mendapatkan dorongan dari
keluarganya.
3.4 Sumber dan Jenis Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto,
1997: 107). Menurut sumbernya data penelitian digolongkan menjadi dua
yaitu data primer dan data sekunder.
-
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian (Azwar, 2007: 9). Adapun dalam penelitian sumber data primernya
adalah ibu-ibu hamil anak pertama. Adapun dari sumber data primer diperoleh
data tentang pengaruh Bimbingan Rohani Islam terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada ibu hamil anak pertama.
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain (Azwar,
2007: 91). Adapun dalam penelitian ini sumber data sekundernya adalah profil
klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb. Rowosari Tembalang Semarang.
Dari sumber data sekunder tersebut diperoleh data tentang keadaan umum
klinik bersalin.
3.5 Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti
(Arikunto, 2006: 130). Dalam hal ini populasi yang dimaksud adalah
seluruh ibu-ibu hamil anak pertama di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd.
Keb. Rowosari Tembalang Semarang.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti
(Arikunto, 2000: 109). Sampel dalam hal ini adalah sebagian ibu-ibu hamil
anak pertama.
Adapun tehnik pengambilan sampel penelitian ini adalah tehnik
Non Probability dengan tipe Consecutif sampling, karena mengambil
-
pasien yang sesuai dengan kriteria, yaitu pasien ibu-ibu hamil anak
pertama yang di rawat di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb.
Rowosari Tembalang Semarang yang beragama Islam. Adapun jumlah ibu
hamil yang melahirkan di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb.
Rowosari Tembalang Semarang mulai 8 Mei sampai 2 Juni 2010 tercatat
39 ibu hamil. Dari 39 ibu hamil tersebut yang memenuhi kriteria sebagai
subjek penelitian adalah 36 ibu hamil, karena 1 ibu hamil operasi caesar
dan 2 ibu hamil kondisinya tidak memungkinkan untuk diteliti sehingga
tidak dapat diambil datanya.
3.6 Tehnik Pengumpulan Data
a. Metode Angket (Skala)
Metode angket adalah metode pengumpulan data dengan
menggunakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi data responden (Hadi, 1991: 63 ). Tehnik ini
digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan pada pasien ibu hamil di
klinik bersalin Bidan R. Ardiningsih, Amd. Keb di Rowosari Tembalang
Semarang.
Dalam penelitian ini menggunakan skala kecemasan. Adapun skala
kecemasan tersusun menjadi dua indikator yang terdiri dari dua aspek,
yakni:
-
1) Aspek fisik
Kelelahan, kesakitan, gangguan tidur, buang air kecil, buang air
besar, nafsu makan berkurang, sesak nafas, mengeluarkan keringat
dingin, pusing.
2) Aspek psikis
Rasa takut menghadapi kelahiran, takut jika bayinya mati,
cacat, atau gugur, cemas karena tidak mendapatkan dukungan dari
keluarga, khawatir.
Dari komponen indikator tersebut peneliti akan meneliti,
mengenai skala penurunan tingkat kecemasan yang meliputi aspek
fisik dan aspek psikis. Skala dalam penelitian ini disertai empat
alternatif jawaban, yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai
(TS), sangat tidak sesuai (STS). Jenis item skala ada 2 macam yaitu
favorable dan unfavorable. Item favorable adalah pertanyaan yang
seiring dengan pernyataan, sedangkan item unfavorable adalah
pertanyaan yang tidak seiring dengan pernyataan. Skor tiap item
kecemasan berkisar antara 1 sampai 4 sebagaimana dalam tabel berikut
Tabel 1Skor Jawaban Item
Jawaban Favorable Unfavorable
SS 4 1
S 3 2
TS 2 3
STS 1 4
-
Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek makin tinggi pula
tingkat kecemasannya, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh
obyek, makin rendah pula kecemasan yang dialaminya.
Untuk mempermudah dalam penyusunan skala tersebut, maka
terlebih dahulu dibuat tabel spesifikasi skala sebagaimana dalam tabel
berikut ini:
Tabel 2Kisi-kisi Instrument tentang Kecemasan
No Indikator Favorable UnfavorableJumlah
Item
1 Aspek
Fisik
1,3,4,7,9,11,12,
16,22,24,28,31,
32,38,40,42,45,47
6, 14, 20, 25, 35,
43, 49
25
2 Aspek
Psikis
5,8,15,17,18,21,
26,27,29,33,44
2,10,13,19,23,30,
34,36,37,39,41,46
48,50
25
Jumlah 29 21 50
Sebelum skala tersebut digunakan pada penelitian yang
sesungguhnya, maka dilakukan uji coba (uji validitas dan reabilitas
skala) terlebih dahulu. Adapun uji coba skala kecemasan dilakukan
terhadap pasien ibu hamil di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb.
Rowosari Tembalang Semarang yang beragama Islam. Uji validitas
dan reliabilitas tersebut telah dilakukan pada tanggal 5 sampai 7 Mei
2010 di klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb. Rowosari
Tembalang Semarang. Uji coba tersebut dimaksud untuk memilih item
-
yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik terhadap 50 item.
penguji dilakukan dengan menggunakan formulasi korelasi product
moment dari Pearson, dan penghitungannya dengan menggunakan
program SPSS versi 11. Dari 50 item yang diuji coba, ada 19 item
yang gugur, yaitu nomor 2, 3, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 16, 23, 28, 32, 33, 38,
43, 44, 48, 49, 50 penguji menghasilkan koefisien validitas item
bergerak antara 0, 282-0, 883..
Item tersebut kemudian diurutkan kembali, setelah item yang
gugur dibuang. Lebih jelasnya, sebaran item skala kecemasan sesudah
uji coba yang telah diurutkan kembali adalah sebagai berikut.
Tabel 3
Sebaran item skala kecemasan yang digunakan dalam penelitian
NO Indikator No. item
favorable
No. item tak-
favorable
Jumlah
item
1 Aspek fisik 1, 4, 22, 24,
31, 40, 42,
45, 47
14, 20, 25, 35 13
2 Aspek psikis 5, 15, 17, 18,
21, 26, 27, 29
10, 13, 19, 30,
34, 36, 37, 39,
41, 46
18
Jumlah 17 14 31
b. Metode wawancara
Metode wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan,
yang mana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang
-
satu dapat melihat muka yang lain dan dapat mendengarkan dengan
telinga sendiri suaranya (Hadi, 2000: 192)
Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pasien dan bidan
atau perawat di klinik bersalin R. Ardiningsih, Amd. Keb. Rowosari
Tembalang Semarang. Metode ini digunakan untuk mengetahui
bagaimana kecemasan ibu hamil, serta bagaimana ibu hamil bisa
menerima kondisi keadaannya. Metode ini juga digunakan untuk
mengetahui bagaimana kondisi ibu hamil yang akan menjalani
persalinan.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi berupa laporan rekam medis tertulis
tentang jumlah pasien ibu hamil, identitas lengkap mengenai pasien,
sehingga bisa diketahui apakah pasien tersebut memenuhi kriteria
sebagai subjek penelitian atau tidak.
3.7 Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan analisis t-test.
namun sebelumnya digunakan uji pra syarat t-test yang meliputi uji normalitas
dan uji homogenitas. Adapun perhitungan statistik tersebut dilakukan dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 12 dengan
menggunakan taraf signifikasi 5 %.
-
3.8 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen (eksperimen
semu) yang menggunakan rancangan eksperimen before after control group
atau control group pretest posttest design.
Subjek penelitian terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan
berupa Bimbingan Rohani Islam, dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan
atau dibiarkan apa adanya. Kedua kelompok mendapatkan tes awal dan tes
akhir dengan menggunakan skala kecemasan. Adapun pelaksanaan Bimbingan
Rohani Islam sebagai berikut:
Tabel 4
Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam
No Kegiatan Uraian Waktu Keterangan1 Pengisian
skalakecemasan(pre test)
Pengisian skala kecemasansebelum diberi BimbinganRohani Islam
15menit
Dilakukan 2hari sebelummelahirkan
2 Perkenalan Eksperimenter, rohaniawandan pasien (ibu hamil)saling mengenal
5menit
Untukmengetahuikeadaanpsikologispasien melaluiwawancara
3 Pelaksanaan Rohaniawan memotivasipasien untuk bersabar,membacakan ayat al-Quran, menuntunnyaberdzikir dan mengajarkandoa sebelum melahirkan
30menit
Sesuai dengansituasi dankondisi pasien
4 Istirahat - 1 jam - Pengisian
skalakecemasan(post test)
Pengisian skala kecemasandilakukan setelah istirahat
15menit
-
-
BAB IV
GAMBARAN UMUM KLINIK BERSALIN BIDAN R. ARDININGSIH
Amd. Keb. ROWOSARI TEMBALANG SEMARANG
4.1 Tinjauan Sejarah
Klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb. berdiri pada tanggal 1
November 2003, jadi sampai saat ini sudah 7 tahun memberikan layanan
kepada masyarakat sekitarnya. Sebelum adanya klinik tersebut masyarakat
Rowosari dan sekitarnya berobat ke puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)
Tembalang yang jaraknya lumayan jauh dari Rowosari. Puskesmas Tembalang
tidak dapat melayani masyarakat setiap hari setiap saat, hal ini dikarenakan
Puskesmas hanya melayani masyarat dari jam 08.00 sampai 13.00 WIB.
Masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan kapan saja ketika ia
merasakan sakit. Dengan alasan inilah didirikan klinik bersalin 24 jam setiap
hari di Rowosari Tembalang Semarang.
Klinik bersalin merupakan pusat layanan kesehatan yang bekerjasama
dengan Puskesmas Tembalang. Seiring dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan saat ini, klinik bersalin tidak hanya melayani persalinan saja, tetapi
juga memperluas pelayanan kesehatan lainnya, antara lain: layanan kesehatan
anak, terapi, kesehatan mata, juga disediakannya apotik 24 jam. Pada tanggal
4 Februari 2010 klinik bersalin diganti dengan nama Balai Pengobatan dan
-
klinik bersalin bidan R. Ardiningsih Amd. Keb. Rowosari Tembalang
Semarang.
4.2 Letak Geografis
Klinik bersalin R. Ardiningsih, Amd. Keb. beralamat Rowosari krasak
RT 04 RW 05 Tembalang Semarang. Klinik bersalin berada di tengah-tengah
masyarakat Rowosari, hal ini dikarenakan masyarakat membutuhkan
pelayanan kesehatan 24 jam.
Walaupun klinik bersalin R. Ardiningsih Amd. Keb. berada di wilayah
masyarakat namun suasananya sangat tenang sekali. Selain itu sebagai sarana
untuk melengkapi kebutuhan masyarakat maka dalam kompleks klinik
bersalin terdapat musholla untuk menjalankan kewajibannya kepada Allah
SWT ,dan juga apotik yang berada dalam lingkungan klinik.
4.3 Sarana dan Fasilitas
Klinik bersalin didirikan tidak hanya semata-mata untuk memperoleh
keuntungan saja, tetapi tujuan utamanya adalah sebagai pelayanan kesehatan
yang bergerak di bidang keagamaan. Sedangkan sarana dan fasilitas yang telah
ada sebagaimana wawancara dengan saudari Asrofah (19 mei 2010) adalah:
a) Terdapat satu buah musholla
b) Terdapat ruang khusus untuk persalinan dan pengobatan
-
c) Dekorasi yang bertuliskan dengan ayat-ayat al-Quran dan kata-kata
mutiara yang bertemakan penyembuhan penyakit dan kesehatan. Dekorasi
ini selain sebagai sarana juga sebagai pengingat agar tidak mudah putus
asa.
d) Rawat jalan dan rawat inap
e) Apotik 24 jam.
4.4 Perawat dan Rohaniawan
Perawat di klinik bersalin R. Ardiningsih, Amd. Keb. berjumlah tujuh
orang, diantaranya:
a) Asrofah
b) Ana lutfiya
c) Zanik ima isyah
d) Siti lestari
e) Eva sari
f) Nur inayah
g) Indah setyorini
Adapun petugas Bimbingan Rohani ada dua orang, yaitu:
a) Dian Nuryani
b) Titik Indah
Berikut struktur organisasi klinik bersalin bidan R. Ardiningsih, Amd. Keb.
Rowosari Tembalang Semarang.
-
Pimpinan
R. Ardiningsih, Amd.Keb.
Kord. Bag.Administrasi
Kord. Bag.Keperawatan
Kord. Bag.Pelayanan
Kord. Bag.Bimroh
Kord. PembantuUmum
-
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 DESKRIPSI DATA
Sebelum dilakukan uji statistik terlebih dahulu disajikan statistik
deskriptif, khususnya untuk menentukan rerata. Hal tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui gambaran secara umum tentang kecemasan subjek setelah
diberi perlakuan berupa bimbingan rohani Islam.
Tabel 5Deskripsi Skor Kecemasan Kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol
Statistics
18 180 0
75,3333 92,50002,26655 ,9676175,0000 92,0000
73,00a 89,00a
9,61616 4,1052392,471 16,853
34,00 14,0056,00 86,0090,00 100,00
1356,00 1665,00
ValidMissing
N
MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum
Eksp_post Kntrol_pos
Multiple modes exist. The smallest value is showna.
Dari tabel tersebut jelas bahwa rata-rata kecemasan kelompok
eksperimen sebesar 75,33 standar error mean 2,27 standar deviasi 9,7, mode
sebesar 73, dan varians sebesar 92,48. Skor tertinggi kecemasan kelompok
eksperimen adalah 90, skor terendah 56, dengan demikian rentang skor
sebesar 34.
-
Data kecemasan kelompok eksperimen dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
Tabel 6Data Kecemasan Kelompok Eksperimen
Eksp_post
1 5,6 5,6 5,61 5,6 5,6 11,11 5,6 5,6 16,71 5,6 5,6 22,21 5,6 5,6 27,81 5,6 5,6 33,32 11,1 11,1 44,41 5,6 5,6 50,02 11,1 11,1 61,11 5,6 5,6 66,71 5,6 5,6 72,21 5,6 5,6 77,81 5,6 5,6 83,31 5,6 5,6 88,92 11,1 11,1 100,0
18 100,0 100,0
56,0059,0066,0067,0071,0072,0073,0074,0076,0079,0081,0082,0084,0087,0090,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Dari data tersebut kemudian dapat divisualisasikan dalam bentuk
histogram sebagai berikut:
-
50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00
Eksp_Post
0
1
2
3
4
5
6
Frequ
ency
Mean = 77.6667Std. Dev. = 11.97547N = 18
Gambar 1 Histogram Skor Kecemasan Tes AkhirKelompok Eksperimen
Berbeda dengan kecemasan kelompok eksperimen, rata-rata
kecemasan kelompok kontrol sebesar 92,5, standar error mean 0,97, mode
sebesar 89, dan varian sebesar 16,85. Skor tertinggi kecemasan kelompok
kontrol adalah 100, skor terendah adalah 86, dengan demikian rentang skor
sebesar 14.
Data kecemasan kelompok kontrol dapat dideskripsikan sebagai
berikut :Tabel 7
Data kecemasan kelompok kontrolKntrol_pos
1 5,6 5,6 5,61 5,6 5,6 11,13 16,7 16,7 27,83 16,7 16,7 44,42 11,1 11,1 55,62 11,1 11,1 66,71 5,6 5,6 72,21 5,6 5,6 77,82 11,1 11,1 88,92 11,1 11,1 100,0
18 100,0 100,0
86,0088,0089,0090,0092,0093,0094,0096,0097,00100,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Dari data tersebut kemudian dapat divisualisasikan dalam bentuk
histogram sebagai berikut:
-
86.00 88.00 90.00 92.00 94.00 96.00 98.00 100.00
Kntrol_pos
0
1
2
3
4
Freque
ncy
Mean = 92.50Std. Dev. = 4.10523N = 18
Gambar 2 Histogram Skor Kecemasan Tes AkhirKelompok Kontrol
Sementara itu, untuk mengetahui perbedaan rata-rata kecemasan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 8Rerata kecemasan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Dari tabel 8 diketahui bahwa pada tes akhir rerata kecemasan pasien
pada kelompok eksperimen ternyata lebih tinggi dibanding dengan rerata
kecemasan kelompok kontrol. Hal tersebut sejalan dengan skor masing-
masing individu (tertera pada lampiran) yang menunjukkan bahwa semua
subjek pada kelompok eksperimen setelah dilakukan perlakuan mengalami
penurunan skor kecemasan. Rerata kecemasan kelompok eksperimen sebelum
perlakuan 107,00, dan setelah perlakuan 75,33. Pada kelompok kontrol juga
kelompok Sebelumperlakuan
Sesudahperlakuan
Selisih Total
Eksperimen 107,00 75,33 31,67Kontrol 107,22 92,50 14,72
-
sedikit mengalami penurunan, yakni sebelum perlakuan 107,22, dan setelah
dibiarkan apa adanya menjadi 92,50.
Untuk mengetahui kriteria rata-rata dari masing-masing kelompok
dapat dibaca pada ringkasan tabel berikut
Tabel 9Kriteria rata-rata kecemasan pada kelompok eksperimen setelah perlakuan
No. Mean Interval Frekuensi Kriteria
1 50-59 2 Rendah2 60-79 10 Sedang3 75 80-99 6 Tinggi
Dari tabel tersebut, kecemasan kelompok eksperimen setelah diberi
perlakuan terdapat beberapa kriteria yaitu:
-Rendah: berada pada interval 50-59 sebanyak 2 responden
-Sedang: berada pada interval 60-79 sebanyak 10 responden
-Tinggi: berada pada interval 80-99 sebanyak 6 responden
Tabel 10Kriteria rata-rata Kecemasan pada kelompok kontrol
setelah dibiarkan apa adanyaNo. Mean Interval Frekuensi Keterangan1 86-89 5 Rendah2 90-93 7 Sedang3 94-97 4 Tinggi4
9398-101 2 Sangat Tinggi
Tabel diatas adalah kriteria kecemasan pada kelompok kontrol yang
dibiarkan apa adanya, berikut kriterianya:
-Rendah: berada pada interval 86-89 sebanyak 5 responden
-Sedang: berada pada interval 90-93 sebanyak 7 responden
-Tinggi: berada pada interval 94-97 sebanyak 4 responden
-
-Sangat tinggi: berada pada interval 98-101 sebanyak 2 responden.
5.2ANALISIS DATA
Sebelum uji hipotesis maka dilakukan uji Pra syarat terlebih dahulu
yang meliputi uji Normalitas dan uji Homogenitas.
1. Uji Prasyarat
Sesuai dengan tujuan, data tentang kecemasan dianalisis dengan
menggunakan t-test. Namun sebelumnya digunakan prasyarat t-test, yang
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
a.Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah penyebaran skor
kecemasan masing-masing kelompok normal atau tidak. Sebaran skor
dikatakan normal jika hasil uji menunjukkan P > 0,05. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Z. Hasil uji
normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11Uji normalitas data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
18 1875,3333 92,50009,61616 4,10523
,104 ,173,083 ,173
-,104 -,086,441 ,735,990 ,653
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Eksp_post Kntrol_pos
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
-
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebaran skor kecemasan
pada seluruh kelompok memiliki sebaran normal, lebih jelasnya lihat
rangkuman tabel berikut:
Tabel 12Rangkuman hasil uji normalitas
Kelompok N Asymp.Sig (p) Kriteria Ket.Eksperimen 18 0,990 Normal P > 0,05
Kontrol 18 0,653 Normal P > 0,05
Dari tabel di atas, diketahui bahwa probabilitas (p) varian
kelompok nilainya lebih besar dari signifikansi 0,05. Ini berarti semua
kelompok berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas untuk mengetahui apakah varians antar
kelompok yang dibandingkan dalam uji komparatif identik atau tidak.
Dalam uji komparatif disyaratkan masing-masing kelompok memiliki
varians yang homogen, sehingga layak untuk dibandingkan. Uji
homogenitas dilakukan dengan uji levene (levene test). Dengan
ketentuan, jika nilai probabilitas levene test (Sig.) > 0,05, maka varians
populasi adalah identik atau homogen, dan apabila probabilitas (Sig.) 0,05 atau 0,242 > 0,05
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian Paired-
Sampel T Tes, yaitu dua pengukuran pada subjek yang sama (desain
within-subject) terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Ukuran
sebelum dan sesudah mengalami perlakuan tertentu di ukur, dengan dasar
pemikiran apabila suatu perlakuan tidak memberikan pengaruh, maka
perbedaan rata-rata (mean) adalah nol (0) (Trihendradi, 2004: 103). Hasil
analisis dapat di lihat dalam tabel 10.
-
Tabel 14Rangkuman hasil uji t-testPaired Samples Statistics
107,0000 18 2,97044 ,7001475,3333 18 9,61616 2,26655
107,2222 18 5,38577 1,2694492,5000 18 4,10523 ,96761
Eksp_preEksp_post
Pair1
Kntrol_preKntrol_pos
Pair2
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
Paired Samples Correlations
18 ,264 ,29118 -,255 ,306
Eksp_pre & Eksp_postPair 1Kntrol_pre & Kntrol_posPair 2
N Correlation Sig.
Paired Samples Test
31,66667 9,28630 2,18880 27,04870 36,28463 14,468 17 ,00014,72222 7,56000 1,78191 10,96272 18,48172 8,262 17 ,000
Eksp_pre - Eksp_postPair 1Kntrol_pre - Kntrol_posPair 2
Mean Std. DeviationStd. Error
Mean Lower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Tabel di atas adalah hasil dari SPSS yang menunjukkan bahwa ada
pengaruh Bimbingan Rohani Islam pada penurunan kecemasan. Berikut
penjelasan dari hasil SPSS.
Tabel 15Rangkuman hasil analisis t-test
No. kelompok Correlation Sig. Mean t Sebelum Sesudah
1 Eksperimen 0,27 0,291 31,67 14,47 107,00 75,332 Kontrol -,255 0,306 14,72 8,26 107,22 92,50
Rata-rata kecemasan kelompok eksperimen sebelum diberi
perlakuan adalah 107,00 dan sesudah diberi perlakuan 75,33. Kemudian
ada pengaruh antara hasil tes sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi
perlakuan dan besarnya adalah 0,27 pada signifikansi 0,291>0,05.
Sedangkan kecemasan pada kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan
-
107,22 dan setelah dibiarkan apa adanya menjadi 92,50 kemudian tidak
ada pengaruh hasil tes sebelum diberi perlakuan dan dibiarkan apa adanya
karena signifikansi 0,306>0,05. jika dilihat dari uji t, beda rata-rata
kelompok eksperimen lebih tinggi 31,67 dari kelompok kontrol 14,72, itu
berarti hipotesis yang berbunyi ada pengaruh bimbingan rohani Islam
terhadap penurunan kecemasan pada ibu hamil dapat diterima. Pengaruh
bimbingan rohani Islam terhadap variabel kecemasan sebesar 27% sedang
sisanya yaitu 73% dijelaskan oleh faktor lain, dan kesalahan-kesalahan
lain (error sampling dan non sampling). Sedangkan nilai t hitung pada
kelompok kontrol lebih besar dari t table (8,26 > 2,11), ini berarti
kelompok kontrol juga mengalami penurunan. Penurunan kecemasan pada
kelompok kontrol dikarenakan prediktor lain, karena tidak ada pengaruh
antara hasil tes sebelum dan setelah dibiarkan apa adanya.
5.3 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh positif antara bimbingan rohani Islam terhadap penurunan
kecemasan pasien ibu hamil anak pertama, setelah diberi perlakuan berupa
bimbingan rohani Islam, kecemasan pada kelompok eksperimen lebih rendah
dari pada kecemasan kelompok kontrol yang dibiarkan apa adanya.
Adanya pengaruh positif antara Bimbingan Rohani Islam dengan
penurunan tingkat kecemasan ibu hamil anak pertama, sejalan dengan
pendapat Daradjat (1982: 58), bahwa peran agama adalah sebagai terapi
-
(penyembuhan) bagi gangguan kejiwaan dan pengalaman agama dalam
kehidupan sehari-hari dapat membentengi orang dari gangguan jiwa dan dapat
pula mengembalikan kesehatan jiwa orang yang cemas (gelisah).
Selain Bimbingan Rohani Islam ada juga terapi yang banyak
ditawarkan oleh dunia kedokteran dan dunia psikologi modern, tapi hanyalah
terapi pada permukaannya saja dan bukan pada akar-akarnya, maksudnya
adalah terapi yang digunakan hanya sementara saja. Carniegie (2008: 37)
mengatakan beberapa hal berikut:
a. Janganlah menyeberangi jembatan sebelum berhasil melewatinya atau
janganlah merasa cemas akan sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi.
b. Jangan menangisi susu yang tumpah atau sesuatu yang berlalu biarlah
berlalu.
c. Jangan membeli peluit dengan harga yang lebih banyak dari normalnya
atau jangan mengonsentrasikan pada sesuatu lebih dari porsi yang
dibutuhkan.
d. Tutuplah pintu masa lalu dan masa yang akan datang, atau jalanilah
hidupmu hari ini.
Dengan terapi psikologi tersebut, umumnya kecemasan itu masih ada
hingga seseorang terkadang merasa sendiri di dunia ini hingga menimbulkan
ketegangan dalam keluarga serta lupa untuk berinteraksi dengan Tuhannya.
Dan seolah-olah takut akan masa depannya yang suram. Kajian kedokteran
dan psikologi modern tidak menawarkan manusia satu solusi yang
menyeluruh atas permasalahan yang ada, namun sekedar menawarkan
-
penyembuhan atas penyakit dengan penyebabnya yang tampak hingga terlupa
akan akar permasalahannya.
Menurut Az-Zahrani (2005: 513) Al-Qur'an dalam menawarkan terapi
kecemasan menggabungkan antara pencegahan dan penyembuhannya dengan
memberantasnya mulai dari penyebabnya, dengan pemaparan sebagai berikut:
1. Apabila penyebabnya adalah satu ketakutan dan kekhawatiran tersendiri,
maka mengapa orang yang beriman harus takut, sedangkan segala
sesuatunya berada dalam kekuasaan Allah.
2. Apabila penyebabnya adalah adanya pertentangan dalam jiwa, seperti
halnya adanya keinginan dan juga penghalangnya dalam waktu yang
bersamaan, maka Islam memandang bahwa kebenaran adalah yang
tertinggi dan tidak ada sesuatu apapun di atasnya. Firman Allah dalam
surah Yunus ayat 108
@%$pk r' t$Z9$#s%N 2u !% y`, ys9$#`BN 3 n/ ( y`J s3ytFd $#$yJ R*stG kum uZ9(t`Bur@|$yJ R* s@ t$pk n=t(!$tBurO$tRr&N 3 n=t9@ 2uq /
Artinya: Katakanlah: "Hai manusia, Sesungguhnya teIah datang kepadamukebenaran (Al Quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yangmendapat petunjuk, maka sesungguhnya (petunjuk itu) untukkebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, makasesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. danaku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu". (QS. Yunus: 108
Semua tindakan tersebut di atas berfungsi untuk memperdalam
keimanan dan menimbulkan rasa tenang serta tentram dalam jiwa, yang
nantinya keimanan para pasien akan semakin bertambah melalui ibadah dan
doa yang mereka laksanakan, sehingga Allah akan memberikan petunjuk bagi
-
manusia (pasien) tersebut dengan menghadirkan ketenangan jiwa yang akan
dirasakan oleh orang yang beriman melalui upaya mengingat Allah. Firman
Allah dalam surah Ar-Ra'd ayat 28
t % !$#(#q ZtB#u uK s?urO g/q =% . /!$#3wr& 2/!$# yJ s?>q =)9$#Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Rad: 28)
Sesungguhnya dengan mendekatkan diri kepada Allah, maka akan
menimbulkan rasa kebahagiaan tersendiri bagi seorang muslim juga
menimbulkan rasa aman dalam diri, serta keyakinan bahwa Allah akan selalu
membantunya dalam setiap permasalahan yang dihadapinya (Az-Zahrani,
2005: 453).
Ketenangan jiwa yang dicapai oleh pasien dari jalinan hubungannya
dengan Allah akan memberikan pengaruh terhadap keadaan fisiknya. Kartono
(1998: 17) menyatakan bahwa banyak sekali gangguan jasmani yang
disebabkan gangguan rohani atau jiwa, istilah dalam kedokteran disebut
dengan Psikosomatik yaitu adanya gangguan fisik yang disebabkan oleh
ketenangan emosional. Hal tersebut dapat dimengerti karena fisik dan psikis
merupakan kesatuan dalam eksistensi manusia yang menyangkut
kesehatannya, serta terdapat adanya saling berhubungan antar kesehatan fisik
dan psikis yang saling mempengaruhi antara keduanya. Oleh karena itu sangat
jelas bahwasanya dengan ketenangan jiwa, maka ketenangan dan kegelisahan
emosional pasien akan semakin berkurang dan nantinya akan berimbas pada
munculnya kondisi yang semakin baik bagi kesehatan fisiknya.
-
Salah satu bentuk ibadah yang disarankan oleh rohaniawan untuk
pasien adalah berdzikir (menyebut nama Allah), hal ini dikarenakan dzikir
merupakan ibadah yang paling mudah dan sederhana yang dapat dilakukan
oleh siapa saja (termasuk ibu hamil), selain itu dzikir juga memiliki pengaruh
yang positif terhadap kesehatan bila dilakukan sesuai dengan pedoman islam.
Menurut Utsman (1987: 474) dzikir dapat menimbulkan ketenangan
dan ketentraman dalam jiwa, dan sebagai obat kegelisahan manusia. Jika
dilakukan dengan konsisten, maka akan semakin mendekatkan manusia
kepada Allah SWT. Sehingga semakin tertanam kuat dalam hatinya keridhaan
dan kelapangan hati, serta akan selalu merasakan ketenangan dan kelegaan.
Sesungguhnya dengan konsisten beribadah kepada Allah SWT,
mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, memohon ampunan-Nya, serta
berdo'a kepada-Nya, akan mendekatkan manusia dengan Tuhannya. Pada saat
itulah manusia akan merasakan penjagaan dan pengawasan-Nya, hingga
makin kuatlah harapan untuk menggapai ampunan-Nya. Juga akan semakin
kuat tertanam dalam hatinya keridhaan dan kelapangan hati, kemudian ia akan
selalu merasakan adanya ketenangan dalam dirinya.
Dengan keimanan dan ketaqwaan, manusia mampu bersikap tenang
dan sabar dalam menghadapi cobaan hidup, serta kondisi jiwapun penuh
dengan ketentraman karena selalu mengingat Allah SWT. Maka dari itu
sebagai umat manusia, apabila di hadapkan dengan keadaan terpuruk, maka
kita senantiasa harus menghadapinya dengan keikhlasan dan mencari sebuah
alternatif yang baik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Menjalankan
-
segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya merupakan sebuah cara
agar lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan mengamalkan ajaran
agama setiap hari akan membawa pribadi yang lebih utuh dan sehat, sehingga
bebas dari gangguan kejiwaan.
5.4 Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini tidak lepas
dari kekurangan. Hal tersebut bukan disebabkan oleh kesenjangan, akan tetapi
keterbatasan yang dialami dalam penelitian. Adapun yang menjadi
keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.Penelitian ini hanya mengungkap variabel kecemasan sebagai variabel
terkait, dan hanya dipengaruhi oleh variabel bimbingan rohani Islam
sebagai variabel bebas, padahal ada variabel lain yang dapat
mempengaruhi penurunan kecemasan.
b.Kurangnya dukungan dari keluarga pasien ibu hamil anak pertama di klinik
bersalin bidan R. Ardiningsih Amd. Keb. Rowosari Tembalang Semarang,
sehingga peneliti sulit mendapatkan informasi tentang pasien.
-
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh Bimbingan
Rohani Islam terhadap penurunan kecemasan ibu hamil anak pertama. Hal
tersebut terlihat dari perubahan perbedaan selisih skor antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Skor kelompok eksperimen sebelum dan
sesudah mendapatkan perlakuan adalah 14,47, sedangkan kelompok kontrol
yang dibiarkan apa adanya adalah 8,26. Dilihat dari skor tersebut, kelompok
eksperimen lebih besar mengalami penurunan kecemasan dari pada
kelompok kontrol, yang berarti bahwa bimbingan rohani Islam dapat
digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan
sebagai berikut:
a.Bagi subjek penelitian
Ibu hamil yang akan menjalani proses persalinan disarankan untuk
meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT, dengan cara mendekatkan
diri pada Allah baik melalui dzikir, shalat