jpp - ung...jpp jurnal penelitian dan pendidikan issn 1410 – 220x volume 8, november 2011, hlm 199...

57

Upload: others

Post on 17-Jul-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel
Page 2: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN

ISSN 1410 – 220X

Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel yang diangkat dari hasil-hasil

penelitian pada bidang pendidikan dan pengajaran.

Ketua Penyunting

Ishak Isa

Redaktur

Muhammad Yusuf

Penyunting Pelaksana

Fitryane Lihawa

Abd. Haris PakaI

Nonny Basalama

Sarwani Canon

Abdul Hafidz Olii

Fenty Puluhulawa

Arip Mulyanto

Hartono Hadjarati

Desain Grafis

Herman Arsyad

Pelaksana Tata Usaha

Maya Novrita Dama

Chalid Luneto

Sapia Ali Husain

Yusuf Djibran

Nurindah Rahim

Cindra Zakaria

Haris Usman Polly

Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Gorontalo, Kantor Pelayanan

Akademik Terpadu, Jln. Jenderal Sudirman No. 6 Kota Gorontalo, Telpon dan Fax (0435) 827038, website:

http://lemlit.ung.ac.id, e-mail: [email protected]

JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN diterbitkan sejak September 1996 oleh Lembaga Penelitian

Universitas Negeri Gorontalo

Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik di

atas kertas HVS A4 1,5 spasi sepanjang lebih kurang 20 halaman, dengan format seperti tercantum pada

halaman belakang (“Petunjuk bagi calon penulis JPP”). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk

keseragaman format, istilah dan tata cara lainnya.

Page 3: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN

ISSN 1410 – 220X

VOLUME 8, NOMOR 3, NOVEMBER 2011, hlm, 199 – 279

DAFTAR ISI

Perencanaan Bahasa untuk Kasus Bahasa Gorontalo

(Studi Kasus Pemakaian Ejaan Bahasa Gorontalo dalam Karya Sastra

Daerah)

Moh. Karmin Baruadi

Universitas Negeri Gorontalo

199–205

Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar

Mahasiswa pada Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran

(Studi Eksperimen Pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Negeri Gorontalo)

Hamzah Yunus

Universitas Negeri Gorontalo

206 –218

Pemetaan Sumber Daya Laboratorium Teknik Elektro UNG sebagai Analisis

Kebutuhan Pengembangan Laboratorium yang Ideal

Ervan Hasan Harun

Universitas Negeri Gorontalo

219–224

Pengembangan Perangkat Panduan Bimbingan dan Konseling untuk Mening-

katkan Komitmen Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas

Tuti Wantu, Abdul Kadir Husain, Mardia Bin Smith, Salim Korompot,

Aam Imaddudin

Universitas Negeri Gorontalo

225–235

Supervisi Kelompok Alternatif Meningkatkan Kemampuan Guru PKn di

SMK Negeri 3 Gorontalo Menyusun Protasmes yang Tepat

Hany Tanua

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Gorontalo

236–246

Page 4: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

Sistem Informasi Monitoring Perkuliahan Fakultas Teknik Berbasis Web

Amirudin Y. Dako, Jumiati Ilham, Mukhlisulfatih Latief

Universitas Negeri Gorontalo

247–256

Analisis Pengaruh Sistem Informasi Manajemen terhadap Kinerja Layanan

Administrasi Akademik pada Universitas Negeri Gorontalo

Moh. Hidayat Koniyo, Mukhlisulfatih Latief

Universitas Negeri Gorontalo

257–266

Peningkatan Kemampuan Berpidato melalui Model Demonstrasi Siswa Kelas

XI AP 3 SMK Negeri 1 Gorontalo 2011/2012

Netty Mohune SMK Negeri 1 Gorontalo

257–266

Pengembangan Konten Lokal Interaktif Untuk Pembelajaran

Moh. Syafri Tuloli, Moh. Hidayat Koniyo, Arip Mulyanto, Rochmad.

M. Thohir Yassin Universitas Negeri Gorontalo

267–271

Meningkatkan Kemampuan Membedakan Penulisan Kata Depan Dan Awalan

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Pada

Siswa Smp Negeri 2 Gorontalo

Ahmad Pepa

SMK Negeri 1 Gorontalo

272–279

Exploring Students’ Perceptions on The Issues of Plagiarism: Optimistic

Views and Pessimistic Views: What are The Differences?

Nonny Basalama, Dewi Dama

Universitas Negeri Gorontalo

280–300

Page 5: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

199

PERENCANAAN BAHASA UNTUK KASUSBAHASA GORONTALO

(Studi Kasus Pemakaian Ejaan Bahasa Gorontalodalam Karya Sastra Daerah)

Abstract: This article tries to find answers to the problems associated with planningGorontalo language which traced on a case study of Gorontalo language spelling usedin the Gorontalo area of literature. The method used in this study is the method oflibrary research. The study results show that language planning was closely associatedwith language maintenance. Maintaining Gorontalo language in order to remain sus-tainable society is the responsibility of Gorontalo. The biggest threat to the extinctionof local languages is the pride of the wearer against the language of the erosion area.Precaution that needs to be done is to discuss the rules on language standardizationconcerning the standardization of spelling Gorontalo, then followed up to the nextstage, the standardization of the term even with the birth of Gorontalo language rulesare standardized. Furthermore, language planning also needs to be followed by theformation and development of language to language usage can be applied to the fullest.

Key words: language, language planning, spelling

Abstrak: Artikel ini mencoba mencari jawaban dari permasalahan yang berhubungandengan perencanaan bahasa Gorontalo yang ditelusuri pada studi kasus tentang ejaanbahasa Gorontalo yang digunakan dalam karya sastra daerah Gorontalo. Metode yangdigunakan dalam penelitian adalah metode library research. Hasil kajian menunjukkanbahwa perencanaan bahasa ternyata berkaitan erat dengan pemeliharaan bahasa.Memelihara bahasa Gorontalo agar tetap lestari merupakan tanggungjawab masyarakatGorontalo. Ancaman terbesar terhadap punahnya bahasa daerah adalah lunturnyakebanggaan pemakainya terhadap bahasa daerah yang bersangkutan. Langkah antisipasiyang perlu dilakukan adalah membicarakan aturan mengenai pembakuan bahasaGorontalo yang menyangkut pembakuan ejaan, kemudian ditindak-lanjuti ke tahapberikutnya, pembakuan istilah bahkan sampai dengan lahirnya kaidah bahasa Gorontaloyang dibakukan. Selanjutnya perencanaan bahasa juga perlu diikuti dengan pembinaandan pengembangan bahasa agar pemakaian bahasa bisa diterapkan secara maksimal.

Kata Kunci: bahasa, perencanaan bahasa, ejaan

MOH. KARMIN BARUADIJurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Budaya

Perencanaan merupakan istilah yangbanyak digunakan untuk berbagai bidangkeilmuan dan lapangan pekerjaan. Perencanaandapat diartikan sebagai suatu proses penyusunanberbagai keputusan yang akan dilaksanakanpada masa yang akan datang untuk mencapaisuatu tujuan yang telah ditentukan. Keputusan-keputusan itu disusun secara ilmiah karenamenerapkan berbagai pengetahuan yang

diperlukan. Perencanaan dapat pula diberi artisebagai suatu proses pembuatan serangkaiankebijaksanaan untuk mengendalikan masadepan sesuai dengan tujuan yang telah di-tentukan. Kebijakan-kebijakan tersebut disusunsesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmasyarakat pemakai.

Di samping itu istilah perencanaan jugadipergunakan sebagai upaya untuk memadukan

Page 6: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

200

cita-cita nasional dengan sumber yang tersediayang diperlukan untuk mencapai cita-cita ter-sebut. Proses pemaduan itu dilakukan secararasional dan ilmiah hingga dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya.

Dewasa ini penggunaan istilah perencanaansemakin meluas. Dalam bidang pendidikanmisalnya kita mengenal perencanaan pendidik-an nasional, perencanaan pendidikan institu-sional, perencanaan pengajaran termasuk didalamnya adalah perencanaan bahasa.

Budaya suatu masyarakat senantiasaberubah yang mengakibatkan bahasanya punberkembang dan berubah dan hal inilah yangmerupakan salah satu factor mengapa bahasaperlu direncanakan. Mengapa perencanaanbahasa diperlukan oleh masyarakat pemakainya,berkaitan dengan hal ini Ferguson (1977)memberikan ilustrasi sebagai berikut.a. Bahasa itu dinamis sehingga menyebabkan

bahasa itu hidup, berubah dan berkembang.Bahasa itu aktif dan terus berkembangseiring dengan perkembangan kehidupanmasyarakat pemakai bahasa tersebut;

b. Banyak pemakai bahasa yang sedikit banyaktelah mempunyai pengetahuan tentanglinguistic. Mereke dapat menilai dan menen-tukan apakah bahasa itu betul atau salahdalam penggunaannya. Mereka dapat mem-perkirakan apakah bahasa itu baik, tidakbaik, enak didengar, atau janggal ketikadipakai. Ada juga sebagian pemakai bahasayang dapat membedakan apakah bahasa itustandar (baku), tidak baku, dialek, kreol,slang dan variasi lainnya. Pada prinsipnyapemakai bahasa (penutur, penulis, pende-ngar, pembaca) dapat menilai apakah bahasaitu benar atau salah berdasarkan ilmu bahasayang diketahuinya.

c. Kaum penjajah dapat juga menyebabkanpenggunaan bahasa pada masyarakat tertentuberubah. Perubahan semacam ini banyakberlaku di Asia, Afrika dan Amerika Latin.Penjajah memaksakan penggunaan bahasa-nya terhadap penduduk atau negara yang

dijajahnya. Banyak Negara di Afrika jajahanPerancis menggunakan bahasa Perancissebagai bahasa resmi meskipun Negaratersebut telah merdeka.

Fishman (1977) dalam bukunya Advancein Language Planning menekankan bahwaperencanaan bahasa dapat dikelompokkanmenjadi dua bagian yaitu perencanaan statusdan perencanaan korpus. Perencanaan statusdan perencanaan korpus. Perencanaan statusadalah pemberian kedudukan yang jelas kepadasuatu bahasa, yaitu sebagai bahasa resmi, bahasaNegara, dan bahasa nasional. Tindakan inimenyangkut bagaimana peran pemerintah,bagaimana paying hukumnya, bagaimanapelaksanaan teknisnya yang terkait denganpenguasaan dasar pemakaian, penyebaranpemakaian, pemupukan sikap pemakai dandeskripsi bahasa tersebut. Perencanaan korpusadalah usaha kodifikasi bahasa dalam rangkapenyempurnaan bahasa tersebut sehingga bisadipakai secara mantap baik secara lisan maupuntertulis.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwaperencanaan bahasa sangat berpengaruh ter-hadap masa depan perkembangan suatu bahasa.Di samping itu sejarah mencatat bahwa per-ubahan dan perpindahan bahasa antara lain jugadisebabkan oleh penjajahan. Perencanaanbahasa juga perlu diikuti dengan pembinaan danpengembangan bahasa agar pemakaian bahasabisa diterapkan secara maksimal.

Dalam uraian ini mencoba mencarijawaban dari permasalahan yang berhubungandengan perencanaan bahasa Gorontalo yangakan ditelusuri keberadaannya pada studi kasustentang ejaan bahasa Gorontalo yang digunakandalam karya sastra daerah Gorontalo.

KAJIAN PUSTAKAPerencanaan (Inggris: Planning) berasal

dari kata ‘rencana’ yang dalam kamus besarbahasa Indonesia berarti (1) rancangan, buram(2) konsep, naskah surat, dsb, (3) cerita, (4)

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 7: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

201

laporan pemberitaan, (5) acara, program, (6)artikel, makalah, dan (7) maksud, niat. Rencanadapat juga berarti rekaan tentang sesuatu yangakan dikerjakan. Istilah perencanaan dapatdiartikan sebagai suatu proses penyusunanberbagai keputusan yang akan dilaksanakanpada masa yang akan dating untuk mencapaisuatu tujuan yang telah ditentukan. Keputusan-keputusan itu disusun secara ilmiah karenamenerapkan berbagai pengetahuan yangdiperlukan. Perencanaan itu dapat diberi artisebagai suatu proses pembuatan serangkaiankebijaksanaan untuk mengenadlikan masadepan sesuai dengan tujuan yang telah ditentu-kan. Kebijakan-kebijakan tersebut disusunsesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmasyarakat pemakai.

Kegiatan perencanaan banyak diperguna-kan dalam berbagai lapangan pekerjaan,termasuk pada bidang keilmuan. Untuk itu yangperlu diperhatikan bahwa perencanaan itu tidakhanya berakhir pada draft blue print, tetapi harusmencakup proses implementasinya. Oleh karenaitu, segala sesuatu yang dimaksudkan ke dalamputusan kebijakan tersebut perlu dipertimbang-kan secermat mungkin karena perencanaan yangbaik adalah perencanaan yang dapat dilaksana-kan dan dapat diimplementasikan sehingga biasdirasakan pengaruhnya bagi kehidupan masya-rakat.

Dewasa ini pemakaian istilah perencanaantersebut semakin meluas. Misalnya dalambidang pendidikan, kita mengenal perencanaanpendidikan nasional, regional, perencanaanpendidikan kelembagaan (institusional), bahkanberkaitan dengan proses belajar mengajar kitamengenal istilah perencanaan pengajaran,perencanaan bahasa dan sebagainya.

Istilah Perencanaan Bahasa atau languageplanning pertama kali diperkenalkan olehHaugen (1959). Dalam artikelnya, Haugenmengemukakan bahwa perencanaan bahasaadalah suatu usaha untuk membimbingperkembangan bahasa kearah yang diinginkanoleh para perencana. Usaha-usaha tersebut

menyiapkan ortografi, penyusunan tata bahasadan kamus yang normatif sebagai panduanuntuyk penulis dan pembicara dalam suatukomunitas bahasa yang tidak homogen (Cooper,1989:29, Moeliono,1981:5).

Perencanaan bahasa tersebut sangatdiperlukan untuk memecahkan berbagaimasalah kebahasaaan. Neustupny (dalamMoeliono 1981:6) mengungkapkan masalahbahasa timbul akibat adanya ketaksepadanandalam bahasa.

METODEMetode yang digunakakan dalam penelitian

adalah metode yang bersifat library research.Data ditelusuri pada berbagai artikel danliteratur yang arat kaitannya dengan masalahyang dibahas. Selanjutnya dianalisis denganmenggunakan teknik analisis bahasa deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASANI. Kedudukan Perencanaan Bahasa

Istilah perencanaan bahasa seringkalidiidentikkan dengan konteks dunia ketigasebagai alat untuk menciptakan bahasa nasionalstandar yang merupakan bagian dari prosesmodernisasi dan nation building. Padahalsebenarnya perencanaan bahasa tidak hanyaterjadi pada dunia ketiga dan bukan semata-mata hanya merupakan alat untuk menciptakanbahasa nasional standar. Perencanaan bahasamencakup sesuatu yang lebih luas daripadahanya sekedar menciptakan bahasa nasionalstandar.

Perencanaan bahasa tidak hanya dapatdikerjakan dalam suatu level nasional. Hal inijuga dapat dilakukan oleh suatu etnik, agama,atau kelompok yang terdiri dari orang-orangyang memiliki suatu profesi tertentu. Perenca-naan bahasa ini juga bisa dilakukan denganmelibatkan lebih dari suatu negara (tingkatpemerintahan maupun non-pemerintahan) ataudalam suatu organisasi atau konferensiinternasional maupun regional.

Baruadi, Perencanaan Bahasa untuk Kasus Bahasa Gorontalo (Studi Kasus Penelitian.......

Page 8: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

202

Dalam tingkat pemerintahan, perencanaanbahasa akan mengambil bentuk sebagai suatukebijakan bahasa dalam tingkat non-pemerin-tahan, perencanaan bahasa dilakukan dalambentuk suatu organisasi, seperti SIL Interna-sional yang melakukan aktifitas untuk beberapaperencanaan bahasa di beberapa tempat di duniakhususnya untuk daerah yang belum mengenalbahasa tulis. Jadi jelas bahwa perencanaanbahasa harus diikuti dengan pembinaan danpengembangan bahasa agar pemakaian bahasabisa diterapkan secara optimal. Terkait denganperencanaan bahasa, pendapat para ahliperencanaan berikut ini perlu pula diperhatikan.a. E. Haugen (1966) mengatakan bahwa pe-

rencanaan bahasa memerlukan perwujudansuatu kebijakan bahasa, kodifikasi bahasauntuk pemakaian umum, modern, danteknik; perkembangan dan pelaksanaannya;

b. Menurut Sjoberg (1966) bahwa ketika me-rencanakan suatu bahasa harus mengakomo-dasi pendapat dan pandangan masyarakatpemakai bahasa tersebut sebab merekalahpendukung utama pelaksanaannya nanti.Dengan cara ini perencanaan bahasa bersifatdemokratis, menyeluruh, dan memudahkanpemupukan rasa setia dan rasa taat azasterhadap bahasa.

c. Jernudd dan Das Gupta (1971) berpendapatbahwa pemerintah yang berkuasa dapatmenjadi penggerak dan kunci keberhasilanperencanaan bahasa. Oleh karena ituperhatian dan keterlibatan pemerintah sangatdiperlukan agar setiap tingkat perencanaanberjalan dengan baik sehingga mempercepatterwujudnya sosok bahasa yang ditargetkan.

Di samping hal di atas perencanaan bahasadiperlukan oleh masyarakat pemakainya.Wilhelm von Humboldt (1907) suatu ketikapernah berkata bahwa bahasa merupakan se-suatu yang mudah dipakai masyarakat ketikaberurusan dengan kehidupan sehari-harinya.Pada zaman dahulu, banyak kata yang mem-punyai kaitan dengan alam sekitar dan budaya

atau kebiasaan sehari-hari masyarakat pema-kainya sehingga lahir istilah ‘bahasa adalah jiwamasyarakat’. Hal ini bisa dimaklumi karenadengan mengkaji bahasa kita dapat memahamisedikit atau banyak budaya masyarakat pemakaibahasa tersebut.

II. Perencanaan Bahasa GorontaloBahasa Gorontalo sebagai alat komunikasi

antar warga masyarakat Gorontalo telah cukuplama bertahan. Akan tetapi komunikasi lebihbanyak dilakukan secara lisan, sedangkan dalambentuk tulisan kadang bisa dijumpai. Tulisan-tulisan dalam bahasa Gorontalo lebih banyakdijumpai dalam naskah-naskah sastra daerahberbahasa Gorontalo, itupun menggunakanaksara Arab-Melayu. Penelaahan bahasaGorontalo dalam sastra daerah dianggap tepat,terutama dalam rangka melihat perkembanganbahasa Gorontalo dari jaman ke jaman.

Bahasa Gorontalo merupakan suatu bahasadi antara sekian banyak bahasa yang terdapatdi nusantara kita ini yang tidak memiliki aksarasendiri. Dengan ketiadaan aksara ini menyebab-kan bahasa Gorontalo sulit ditelusuri usianya,jika dibanding dengan daerah lain seperti Bugis/Makassar, Jawa, Sunda dan lain-lain yang masihdapat ditelusuri sejarahnya melalui peninggalantertulis dalam aksara bahasa tersebut dan banyakditemukan pada pohon, kulit, kayu, atau daunlontar.

Sebagai alat komunikasi antar wargaGorontalo maka bahasa Gorontalo dipakaidalam berbagai kegiatan, antaranya dipakaisebagai alat komunikasi dalam bidang sastra,secara lebih khusus lagi dalam sastra daerahGorontalo. Penekanan komunikasi dalam sastradaerah sebagaimana fungsinya lebih tertujupada aspek keindahan bahasa (estetika).

Perencanaan bahasa Gorontalo khusustelah lama dibicarakan. Pakar yang memilikiperhatian besar terhadap perencanaan bahasaGorontalo adalah Prof. Dr. Mansoer Pateda.Berbagai buku yang berhubungan denganbahasa Gorontalo telah banyak yang

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 9: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

203

disusunnya. Pembicaraan tentang ejaan sejaklama dilakukan yang anatara lain melaluiKaidah Bahasa Gorontalo yang telah disusunoleh beliau. Bahkan jauh sebelumnya kamusBahasa Gorontalo telah telah terbit atas usahabeliau. Hingga sekarang perjuangan tentang halitu tidak berhenti pada beberapa buku yang telahdikarangnya. Bahkan sekarang ini untukkepentingan pelestarian bahasa Gorontalo,pakar ini juga telah berhasil memperjuangkanPerda Bahasa Gorontalo yang untuk seterusnyadapat dijadikan acuan untuk mempertahankaneksistensi bahasa Gorontalo.

III. Perencanaan dalam Kasus Ejaan dalamSastra Daerah Gorontalo

3.1 Perencanaan Pemakaian Ejaan BGPerencanaan ejaan erat kaitannya dengan

penulisan lambang (huruf). Karena penulisanlambang (huruf) dalam bahasa Gorontalo meng-gunakan aksara Latin (sama dengan bahasaIndonesia), maka ketentuan penulisan ejaanbahasa Gorontalo menganut sistem pengejaanyang dilakukan dalam bahasa Indonesia (EYD).Akan tetapi khusus berkaitan dengan penggu-naan vokal dan konsonan terjadi perbedaanpengembangan sistem diakibatkan adanya vokaldan konsonan rangkap dalam bahasa Gorontalo.Penulisan ejaan dalam dalam bahasa Gorontalojuga menuruti ketentuan sebagaimana yangdituntut dalam EYD, akan tetapi dituliskandengan kekhasan ejaan BG. Penulisan ejaandimaksud berkaitan dengan penggunaan huruflambang vokal dan konsonan dalam bahasaGorontalo.

Huruf yang melambangkan vokal dalambahasa Gorontalo terdiri atas a, e, i, o dan u.Contoh pemakaiannya dalam kata ditampilkandalam tabel berikut.

HURUFVOKAL

AaEeIi

OoUu

DI AWAL

Ali ‘Sumur’Ele ‘Perian’Ila ‘Nasi’O’opo‘Elang’Udu ‘Tikus’

DI TENGAH

Pahu ‘Loteng’Bele ‘Rumah’Tilo ‘Kapur’Tolomo ‘Semut’Tulu ‘Api’

DI AKHIR

Bala ‘Pagar’Lale ‘Janur’Pali ‘Luka’Bongo ‘Kelapa’Tapu ‘Daging’

CONTOH PEMAKAIAN

Di samping vokal di atas, dalam bahasaGorontalo terdapat vokal yang dilafalkanpanjang. Vokal yang dilafalkan tersebut jugaterdiri dari lima vokal di atas yang bunyinyadipanjangkan atau ditandai oleh vokal rangkap.Contoh :/aa/ pada kata baali ‘paman’ dibedakan dengankata bali ‘bola’/ee/ pada kata leeto ‘keaiban’ dibedakan denganlata leto ‘sapu tangan’/ii / pada kata diila ‘cium’ atau ‘tidak’ dibedakandengan kata dila ‘lidah’/oo/ pada kata loombu ‘rebung’ dibedakandengan kata lombu ‘besok’/uu/ pada kata tuu’o ‘sembunyikan’ dibedakandengan kata tu’o ‘muntah’

Konsonan bahasa Gorontalo dalam penu-lisan karya sastra ditandai oleh huruf-huruf b,c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w, dan y. Peng-gunaan perlambang konsonan tersebut dalamkata sama saja penggunaannya dengan pema-kaian BG yang bukan sastra. Akan tetapi karenabahasa Gorontalo sebagai bahasa vokalis makapenggunaan konsonan BG pada akhir kata tidakberlaku. Di samping itu glottal stop yangditandai dengan apostrop (‘) dalam BG jugadimasukkan sebagai salah satu konsonan BGkarena fungsi pemakaiannya sama dengankonsonan di atas. Pateda (1991) menandainyadengan tanda Tanya (?), sedang Badudu (1975)dan Tuloli (1990) menggunakan tanda ataufonem /q/. Jadi misalnya menuliskan katame’eraji, menjadi me’eraji atau meqeraji.

Di samping bunyi konsonan di atas dalamBG terdapat gabungan huruf konsonan. Mes-kipun terdiri dari dua konsonan atau lebih tetapigabungan ini melambangkan satu bunyi ataumasuk sebagai bagian dari vokal BG (Pateda,1991:xvi). Gabungan konsonan tersebut adalahmb, nt, ng, ngg seperti yang terlihat pada katambu’i-lombu ‘putri-besok’, nt(d)ali-bint(d)e‘cobalah-jagung’, ngotupa-tunge ‘sebagian-tanduk’ dan nggai-bangge ‘tatih-jantan’. Dalamsastra daerah Gorontalo contoh pengejaannyasebagai berikut:

Baruadi, Perencanaan Bahasa untuk Kasus Bahasa Gorontalo (Studi Kasus Penelitian.......

Page 10: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

204

Dile banta losadia = di- le ba- nta lo- sa- di- a (nt)

Pa’ita malo gantia = pa- ‘i ma- lo ga- nti- a (nt)

Ami wombu limongoli= a-mi wo-mbu li-mo-ngo-li (mb)

Wala’i mongoli = wa- la - ‘i mo- ngo- li

Wonu mititiwanggango= wo-nu mo-ti-ti-wa-ngga-ngo

(ngg)

U mopiyo motontango= u mo-pi-yo mo-to-nta-ngo (nt

dan ng)

3.2 Permasalahan Pembakuan Ejaan BGBerdasarkan penjelasan di atas, disimpul-

kan bahwa penggunaan ejaan dalam karya sastraGorontalo memiliki kesamaan denganpenggunaan ejaan tersebut dalam kegiatan yangbukan sastra. Karya sastra daerah Gorontalo,umumnya lahir secara lisan (sastra lisan). Daribentuk lisan tersebut untuk kepentingandokumentasi maka sastra lisan itu dituliskan.Untuk membantu penulisan karya sastra (lisan)yang masih terbilang banyak di daerahGorontalo ini, sangat dibutuhkan pedomanpenulisan yang menjadi acuannya. Oleh karenaitu sebagai pemerhati karya sastra sayamenyambut baik adanya inisiatif untukmembakukan ejaan BG seperti sekarang ini.

Khusus berkaitan dengan penciptaan danpenulisan karya sastra berbahasa Gorontalo,Pateda (1991) menyarankan hal-hal sebagaiberikut.1. Konsistensi dalam hal penulisan kata-kata

serapan yang disesuaikan dengan pelafalanBG yang vokalis. Misalnya menuliskan nabiMuhammad harus Muhammadi, Ibrahimmenjadi Iburahima, Jibrail menjadi Jibu-ra’ilu dsb.

2. Perlu sedapat mungkin dihindari adanyapenggunaan kata serapan yang berlebih-lebihan atau lebih mengutamakan kosakataserapan dibanding dengan kosakata BGsendiri. Hal ini dimaksudkan untukmencegah kekhawatiran pada suatu saattimbulnya BG yang di-Indonesiakan.

3. Penulisan lambang pada kata hulontaloapakah tetap harus ditulis seperti itu /t/ atau

/d/ atau untuk membedakan dari kedua huruftersebut yang juga terdapat dalam BG perludicarikan lambang lain sebagai konsonanrangkap misalnya, /tl/ atau /dl/

4. Vokal rangkap BG harus diatur konsistensipenulisan lambangnya. Misalnya ada yangmenggunakan /aa/ dan ada pula yangmemakai /a:/.

5. Terhadap penulisan bunyi luncuran (glide),juga perlu diperhatikan konsistensi dalammenuliskan kata doi atau doyi, luahu‘mudah’ atau luwahu.

6. Penulisan morfem penunjuk arah (mai, mota,mola, dan ma’o), perlu diatur konsistensinyaapakah serangkai atau terpisah dengan katayang mengikutinya.

7. Akhiran persona dalam BG seperti –u, -mu,dan –lio perlu pula diatur mengenai terpisahatau serangkai penulisannya dari kata yangmendahului atau didahuluinya.

8. Penulisan fonem glottal stop, perlu dise-pakati apakah tetap menggunakan tanda /?/atau /q/ atau tetap glottal stop /’/ berhubunghal ini yang sudah diketahui dan tidak adakebingungan dalam penyebutannya.

PENUTUPPerencanaan bahasa erat kaitannya dengan

pemeliharaan bahasa. Memelihara BG agartetap lestari merupakan tanggungjawab kitamasyarakat Gorontalo. Oleh karena itu kitaperlu menumbuhkan kesadaran untuk memilikirasa kebanggaan terhadap bahasa daerahsendiri. Bahasa Gorontalo akan tetap bertahanapabila sering atau rutin digunakan dalamkomunikasi sehari-hari terutama dalam situasiinformal di dalam keluarga dan masyarakat.

Disinyalir ancaman yang sangat besarterhadap punahnya bahasa daerah adalahlunturnya kebanggaan pemakainya terhadapbahasa daerah yang bersangkutan. Karena tidaksering digunakan lama kelamaan bahasatersebut hilang dalam kegiatan komunikasisehar-hari. Kenyataan tersebut sudah terlihatmelanda masyarakat Gorontalo. Di daerah

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 11: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

205

sendiri kita bahkan kadang menjumpai orang-orang kita berbahasa Gorontalo, sebaliknyadirantau bahkan komunikasi kita dalam BGlebih lancar. Di dalam keluarga sendiri antaraIbu, Bapak dan anak komunikasi dalam BGjarang dijumpai pada hal dalam situasi ini-lahsaatnya kita melakukan pembinaan terhadapanak dan keluarga untuk berbahasa Gorontalo.

Sebenarnya belum terlambat apabilasekarang kita masih menyadarinya, akan tetapijika telah sepuluh atau duapuluh tahun yangakan datang, ketika tidak ada lagi orang yangmau berbicara BG mungkin tidak ada gunanyalagi bagi kita. Oleh karena itu suatu langkah

maju apabila pemerintah dalam hal ini DiknasProvinsi Gorontalo telah mulai membicarakanaturan me-ngenai pembakuan BG. Langkahpertama mungkin pada tahap pembakuan ejaan,dan insya Allah harus ditindak-lanjuti ke tahapberikutnya, mungkin pembakuan istilah bahkansampai dengan lahirnya kaidah BG yangdibakukan. Selanjutnya kegiatan ini akandibarengi dengan disiplin dan keharusanpenggunaannya di dalam situasi informal danmasyarakat akan sangat membantu pelestarianBG pada generasi berikutnya, sehingga akandapat dicegah suatu saat BG hanya tinggalmerupakan kenangan bagi generasi kita.

Ali, Lukman (ed), 1976, Seminar Pengem-bangan Sastra Daerah. Jakarta: PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Badudu, Yus, 1975, Morfologi BahasaGorontalo. Jakarta: Penerbit Jambatan.

Baruadi, Moh. Karmin, 1998, Me’eraji liNabi Muhammadi (Tesis). Bandung:Universitas Padjadjaran

Kasim, M.M. dkk, 1998, Puisi Sastra LisanGorontalo). Manado : ProyekPenelitian Bahasa dan Sastra Indonesiadan Daerah

Pateda, Mansoer, 1981, Kaidah BahasaGorontalo. Gorontalo : Viladan.

————, 1991, Kamus Indonesia- Gorontalo.Jakarta:Balai Pustaka

Tuloli, Nani, Tanggomo Salah Satu RagamSastra Lisan 1, Gorontalo. Jakarta:Intermasa.

————, 1995, Mengangkat Nilai BudayaDaerah dalam Sastra Lisan Gorontalo.Gorontalo: STKIP.

DAFTAR PUSTAKA

Baruadi, Perencanaan Bahasa untuk Kasus Bahasa Gorontalo (Studi Kasus Penelitian.......

Page 12: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

206

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIFTERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA

KULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN(Studi Eksperimen Pada Jurusan Pendidikan Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo)

HAMZAH YUNUSJurusan Pendidikan Ekonomi FEB

Universitas Negeri Gorontalo

Abstract: In the long term, the results of this study was intended to be guidelines inEconomic Education departement for student grouping into parallel classes andmajoring in certain program based on the cognitive style of each students. Specifically,this study aims to measure students learning process outcomes in subject of processplanning used inquiry and expository method, among students who process the cognitivestyle of field-independent and field-dependent. This study a factorial experimentalmethod with design implemented Anava 2 x 2. Experimental activities carried out inone semester on students is who majoring Economic Education pn subject of learningprocess planning in the academic year 2011-2012. In the early stage of learning processstudent divided into inquiry dan expository learning process classroom, also becamethe cognitive students styles and students learning aoutcomes test instrument classroom.The determination of trial classroom was intended for validity and instrument ofreliability test. After learning process is done, student divided into group based oncognitive styles (field-independent and field dependent), also for inquiry and expositorylearning process. In this groups, the test conducted using learning process outcomesmarks as the data were analyzed for thes results of research. Based on the analysis anddiscussion of research results, can be concluded that the use of inquiry learning processmethod provide higher learning process outcomes than expository method, for field-independent cognitive style students as well as field-dependent ones, also there werean interaction effects between cognitive style and student learning process outcomeson subject of learning process planning.

Key words: Students learning process, learning process method (inquiry danexpository), cognitive styles (field-independent and field-dependent)

Abstrak: Dalam jangka panjang, hasil penelitian ini dimaksudkan menjadi pedomanbagi jurusan pendidikan pendidikan ekonomi dalam mengelompokkan mahasiswa padakelas paralel dan penetapan konsentrasi program sesuai gaya kognitif yang dimilikioleh masing-masing mahasiswa. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengukurhasil belajar mahasiswa pada mata kuliah perencanaan pembelajaran melaluipenggunaan metode inkuiri dan ekspositori, antara mahasiswa yang memiliki gayakognitif field-independent dan field-dependent. Penelitian ini dilaksanakan denganmenggunakan metode eksperimen dalam disain faktorial Anava 2x2. Kegiataneksperimen dilaksanakan selama satu semester pada mahasiswa jurusan pendidikanekonomi yang memperogram mata kuliah perencanaan pembelajaran tahun akademiki2010-2011. Pada awal pembelajaran ditetapkan kelas yang akan mengikuti prosespembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri, dan kelas yang mengikutipembelajaran dengan metode ekspositori. Di samping itu, ditetapkan pula kelas yangmenjadi kelompok ujicoba instrumen, baik instrumen untuk gaya kognitif mahasiswamaupun tes hasil belajar. Penetapan kelas ujicoba ini dimaksudkan untuk kepentingan

Page 13: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

207

pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Setelah pelaksanaan proses pembelajaran,dilakukan pengelompokan mahasiswa berdasarkan gaya kognitif (field-independentdan field-dependent), baik yang mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri maupunekspositori. Dalam kelompok inilah dilakukan pengujian dengan menggunakan teshasil belajar yang digunakan sebagai data untuk dianalisis menjadi laporan hasilpenelitian. Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapatdisimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran inkuiri memberikan hasil belajaryang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan metode pembelajaran ekspositoripada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran, baik terhadap mahasiswa yang memilikigaya kognitif field-independent maupun yang memiliki gaya kognitif field-dependent.Di samping itu, terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan gayakognitf terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.

Kata kunci: Hasil belajar mahasiswa, metode pembelajaran (inkuiri dan ekspositori)dan gaya kognitif (field-independent dan field-dependent).

Penggunaan metode pembelajaran yangtepat dan relevan dengan materi yang diajarkanakan sangat menunjang pencapaian tujuanbelajar. Metode pembelajaran merupakan cara–cara yang ditempuh oleh dosen untuk mencipta-kan situasi pembelajaran yang benar-benarmenyenangkan dan mendukung bagi kelancaranproses belajar dan tercapainya hasil belajarmahasiswa yang memuaskan. Dalam prosespembelajaran, mahasiswa perlu dilatih melaku-kan pengkajian secara mendalam terhadapberbagai masalah dalam materi pembelajaran.Mahasiswa dibimbing dan dilatih untuk me-ngembangkan kreativitasnya sehingga dapatmenemukan sendiri konsep dan implementasidari disiplin ilmu yang sedang ditekuninya.

Metode pembelajaran yang mampu mem-bimbing mahasiswa untuk menemukan sendiripengembangan pengetahuannya adalah metodeinkuiri. Metode inkuiri dapat memberikan ke-mungkinan bagi mahasiswa untuk menemukansendiri berbagai informasi yang diperlukanuntuk mencapai tujuan belajarnya, karenametode inkuiri melibatkan mahasiswa dalamsegala proses mental untuk penemuan suatukonsep berdasarkan informasi-informasi yangdiberikan oleh dosen. Hamalik mengemukakanbahwa dalam metode inkuiri mahasiswabertindak sebagai seorang ilmuwan, melakukaneksperimen, melakukan proses mental ber-inkuiri dengan mengajukan pertanyaan tentang

gejala alami, merumuskan masalah, berhi-potesis, merancang pendekatan investigasi, danmensintesis pengetahuan (Hamalik, 2009: 219).

Implementasi metode inkuiri dalam pem-belajaran lebih berorientasi pada mahasiswa.Berbeda dengan penggunaan metode eksposi-tori, pembelajaran lebih banyak dikendalikanoleh dosen. Dalam metode ekspositori maha-siswa tidak perlu mencari dan menemukansendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip, karenatelah disajikan secara jelas oleh dosen. Hal inisebagaimana dikemukakan oleh Sanjaya (2009:179), bahwa metode ekspositori adalah metodepembelajaran yang menekankan kepada prosespenyampaian materi secara verbal dari seorangdosen kepada sekelompok mahasiswa denganmaksud agar mahasiswa dapat menguasaimateri pelajaran secara optimal.

Kegiatan pembelajaran dengan menggu-nakan metode ekspositori cenderung berpusatkepada dosen. Dosen yang lebih aktif memberi-kan penjelasan atau informasi pembelajaransecara terperinci tentang materi kuliah. Metodeekspositori sering dianalogikan dengan metodeceramah, karena sifatnya sama-sama memberi-kan informasi.

Penggunaan metode inkuiri dan eksposi-tori dalam pembelajaran akan memberikan hasilbelajar yang berbeda bagi mahasiswa. Hal inidisebabkan oleh perbedaan cara dalam mem-peroleh pengetahuan, di mana dalam metode

Yunus, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada........

Page 14: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

208

inkuiri mahasiswa memperoleh pengetahuanmelalui penemuan sendiri sedangkan dalammetode ekspositori lebih banyak memperolehpengetahuan melalui informasi. Perbedaan iniakan lebih jelas pada saat dosen melakukanpengukuran hasil belajar.

Dalam pembelajaran di lingkungan pen-didikan tinggi, penggunaan metode pembel-ajaran yang tepat belum merupakan satu-satunya cara yang dapat menjamin peningkatanhasil belajar mahasiswa. Faktor lain yang turutmenentukan adalah gaya belajar mahasiswa itusendiri. Proses pembelajaran merupakan suatuaktivitas interaktif yang menyangkut kegiatandosen dan mahasiswa dalam lingkungan belajartertentu. Karakteristik mahasiswa sangatberperan dalam meningkatkan hasil belajarnya.Oleh karena itu penggunaan metode pembel-ajaran jika memberikan hasil yang maksimalmaka usaha tersebut harus dikaitkan dengankarakteristik mahasiswa. Salah satu karakteris-tik mahasiswa yang berperan adalah gaya kog-nitif.

Nasution (2009:94), mengemukakanpenggolongan gaya kognitif yang ada kaitannyadengan pembelajaran dapat dikelompokkandalam tiga tipe yaitu: 1) field dependence–fieldindependence, 2) Impulsif–reflektif, dan 3)Preseptif/reseptif–sistimatis/intuitif. Dalampembahasan ini, penulis menitikberatkan padatipe field-dependence dan field-independence.

Orang yang field-independent mempunyaikemampuan yang baik dalam problem solving(pemecahan masalah), menyukai kegiatanperseorangan, nilai pemahaman intelektual, danlebih percaya pada ide dan prinsip yang dimilikidaripada dengan orang lain. Sebaliknya, orangyang field-dependent sangat suka dalampermasalahan-permasalahan sosial, mempunyaiorientasi interpersonal, menaruh minat yangkuat terhadap orang lain, lebih suka bekerjadengan orang lain dengan memperlihatkanketerbukaan emosi (Smith, G. Sarason dan R.Sarason, 1982: 72).

Berdasarkan uraian di atas diperolehgambaran bahwa seorang mahasiswa yangmemiliki gaya kognitif field-independent padaumumnya memiliki kemampuan yang tinggidalam memecahkan berbagai permasalahanyang dihadapi, memiliki tingkat intelektual yanglebih baik, memiliki rasa percaya diri dantingkat kemandirian yang tinggi. Sedangkanmahasiswa yang memiliki gaya kognitif field-dependent umumnya memiliki sikap sosial yangtinggi, senang bekerja sama dengan orang lain,serta selalu menunjukkan keterbukaan secaraemosional terhadap orang lain.

Perbedaan gaya kognitif yang dimilikisetiap mahasiswa akan memberikan dampakyang berbeda terhadap hasil belajar yangdicapainya. Oleh sebab itu, dalam melakukanpengukuran terhadap hasil belajar mahasiswa,dosen perlu memperhatikan gaya kognitif yangdimiliki oleh setiap mahasiswa selama meng-ikuti proses perkuliahan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapatdirumuskan masalah dalam penelitian inisebagai berikut:1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar

mahasiswa yang diajar dengan metode inku-iri dan yang diajar dengan metode eksposi-tori pada mata kuliah perencanaan pem-belajaran?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajarmahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-independent dan field dependent padamata kuliah perencanaan pembelajaran?

3. Apakah terdapat interaksi antara metodepembelajaran dengan gaya kognitif maha-siswa pada mata kuliah perencanaan pem-belajaran?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajarmahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-independent antara yang diajar denganmetode inkuiri dan metode ekspositori padamata kuliah perencanaan pembelajaran?

5. Apakah terdapat perbedaan hasil belajarmahasiswa yang memiliki gaya kognitif

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 15: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

209

field-dependent antara yang diajar denganmetode inkuiri dan metode ekspositori padamata kuliah perencanaan pembelajaran?

KAJIAN PUSTAKA1. Metode Pembelajarana. Metode Inkuiri

Metode inkuiri pada dasarnya merupakanbagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasiskontekstual. Pengetahuan dan keterampilanyang diperoleh mahasiswa diharapkan bukanhasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapihasil menemukan sendiri, Dosen harus selalumerancang kegiatan pembelajaran yang meru-juk pada kegiatan menemukan, pada materiapapun yang akan diajarkan. Sehubungandengan ini, Trianto mengemukakan sikluskegiatan inkuiri, yaitu: (a) observasi, (b) ber-tanya, (c) mengajukan dugaan, (d) pengumpulandata, dan (e) penyimpulan (2009: 114).

Suyanti (2010:44) mengemkukakan bahwaciri utama metode pembelajaran inkuiri adalah:(1) metode inkuiri menekankan pada aktivitasmahasiswa untuk mencari dan menemukan,artinya mahasiswa ditempatkan sebagai subyekbelajar sehingga mampu menemukan sendiriinti dari materi pelajaran, dan (2) seluruhaktivitas yang dilakukan oleh mahasiswadiarahkan untuk menemukan jawaban dari suatupermasalahan yang dipertanyakan sehinggatimbul rasa percaya diri, dalam hal ini dosensebagai fasilitator atau motivator bagi maha-siswa.

Menurut Sanjaya, secara umum prosespembelajaran dengan menggunakan metodeinkuiri, dapat mengikuti langkah-langkahsebagai berikut: (a) orientasi, (b) merumuskanmasalah, (c) mengajukan hipotesis, (d) me-ngumpulkan data, (e) menguji hipotesis, dan (f)merumuskan kesimpulan (2009: 2001). Setiaplangkah dalam penggunaan metode inkuiridapat dijelaskan sebagai berikut:1) Orientasi

Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahapanorientasi, antara lain: (1) menjelaskan topik,

tujuan, dan hasil belajar yang diharapkandapat dicapai oleh mahasiswa, (2) menjelas-kan pokok-pokok kegiatan yang harusdilakukan mahasiswa untuk mencapaitujuan, dan (3) menjelaskan pentingnyatopik dan kegiatan belajar.

2) Merumuskan masalahHal-hal yang perlu diperhatikan dalammerumuskan masalah pembelajaran inkuiri,antara lain: (1) masalah harus dirumuskansendiri oleh mahasiswa, (2) masalah yangdikaji adalah masalah yang mengandungteka-teki yang jawabannya pasti, dan (3)konsep-konsep dalam masalah adalahkonsep-konsep yang sudah diketahui terlebihdahulu oleh mahasiswa.

3) Merumuskan hipotesisPada tahapan ini dosen membimbing maha-siswa dengan berbagai pertanyaan untuk me-rumuskan perkiraan kemungkinan jawabanterhadap masalah yang dibahas. Hal ini dapatdilakukan melalui landasan berpikir yangkokoh, sehingga hipotesis yang dirumuskanbersifat rasional dan logis.

4) Mengumpulkan data.Tugas dan peran dosen pada tahapan iniadalah mengajukan pertanyaan-pertanyaanyang dapat mendorong mahasiswa untukberpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

5) Menguji hipotesisPada tahapan ini, yang terpenting adalahmencari tingkat keyakinan mahasiswa atasjawaban yang diberikan. Kebenaran jawabanyang diberikan bukan hanya berdasarkan ar-gumentasi, akan tetapi harus didukung olehdata yang ditemukan dan dapat dipertang-gung-jawabkan.

6) Merumuskan kesimpulanPada tahapan ini mahasiswa mendeskripsik-an temuan yang diperoleh berdasarkan hasilpengujian hipotesis. Untuk mencapaikesimpulan yang akurat, sebaiknya dosenmenunjukkan kepada mahasiswa data manayang relevan.

Yunus, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada........

Page 16: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

210

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpul-kan bahwa metode inkuiri merupakan suatu carayang digunakan dalam menyampaikan materikuliah dengan meletakkan dan mengembangkancara berfikir ilmiah di mana mahasiswa meng-asimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnyamengamati, menggolongkan, membuat dugaan,menjelaskan, mengukur, melakukan analisis,serta membuat kesimpulan dan sebagainya.

b. Metode EkspositoriMetode ekspositori adalah metode pem-

belajaran yang menekankan kepada prosespenyampaian materi secara verbal dari seorangdosen kepada sekelompok mahasiswa denganmaksud agar mahasiswa dapat menguasaimateri pelajaran secara optimal. Dalam metodeini. materi pelajaran disampaikan langsung olehdosen. Mahasiswa tidak dituntut untukmenemukan materi tersebut. Materi pelajaranseakan-akan sudah jadi. Karena metodeekspositori lebih menekankan kepada prosesbertutur, maka sering juga dinamakan strategi“chalk and talk”.

Dimiyati dan Mudjiono, mengemukakanbahwa metode pembelajaran ekspositorimerupakan kegiatan mengajar yang berpusatpada dosen (2009: 72). Dalam hal ini dosen aktifmemberikan penjelasan atau informasi terpe-rinci tentang materi kuliah, karena tujuan utamadari penggunaan metode ini memindahkanpengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilaikepada mahasiswa. Masalah yang esensial padamateri kuliah harus dijelaskan kepada maha-siswa.

Sabri (2007:27), mengemukakan bahwaprosedur pelaksanaan metode ekspositori,dilakukan berdasarkan langkah-langkah sebagaiberikut:1) Preparasi, yaitu dosen menyiapkan bahan

selengkapnya secara sistematis dan rapi.2) Apersepsi, dosen bertanya atau memberikan

uraian singkat untuk mengarahkan perhatianmahasiswa pada materi yang diajarkan.

3) Presentase, yaitu dosen menyajikan bahandengan ceramah atau menyuruh mahasiswamembaca materi yang telah disiapkan daribuku teks tertentu atau yang ditulis dosensendiri.

4) Resitasi, yaitu dosen bertanya dan mahas-iswa menjawab sesuai dengan materi yangdipelajari, atau mahasiswa diminta menyata-kan kembali dengan kata-katanya sendiritentang pokok-pokok masalah yang telahdipelajari, baik yang dipelajari secara lisanmaupun tulisan.

Sehubungan dengan penggunaan metodeekspositori, Sanjaya (2009:177) mengemuka-kan beberapa karakteristik sebagai berikut:1) Metode ekspositori dilakukan dengan cara

menyampaikan materi pembelajaran secaraverbal, artinya bertutur secara lisan merupa-kan alat utama dalam melakukan pembel-ajaran, oleh karena itu sering orang meng-identikannya dengan ceramah.

2) Biasanya materi pelajaran yang disampaikanadalah materi pelajaran yang sudah jadi,seperti data atau fakta, konsep-konseptertentu yang harus dihafal sehingga tidakmenuntut mahasiswa untuk berpikir ulang.

3) Tujuan utama pembelajaran adalah pengua-saan materi pelajaran itu sendiri. Artinya,setelah proses pembelajaran selesai mahasis-wa diharapkan dapat memahaminya denganbenar serta dapat mengungkapkan kembalimateri yang telah diuraikan.

Dengan memperhatikan uraian di atas,dapat disimpulkan bahwa metode ekspositorimerupakan metode pembelajaran yang berpusatpada dosen, yang memberikan penekanan kepa-da proses penyampaian materi secara verbal dariseorang dosen kepada sekelompok mahasiswadengan maksud agar mahasiswa dapat mengua-sai materi pembelajaran yang telah disiapkansecara optimal.

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 17: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

211

c. Perbedaan Metode Inkuiri dan MetodeEkspositori

Berdasarkan karakteristik penggunaanmetode inkuiri dan metode ekspositori dalampembelajaran, maka dosen memiliki peran yangberbeda dalam pengimplementasian keduametode. Hal ini sebagaimana dikemukakan olehDimiyati dan Mudjiono (2009:173-174),sebagai berikut:

Tabel 1. Peran Dosen Dalam PenggunaanMetode Inkuiri dan Ekspositori

Cruickshank (2006: 491-492) membedakanmetode inkuiri dan metode ekspositori sebagaiberikut: metode inkuiri adalah metodepembelajaran yang lebih terfokus pada prosesrefleksi individual secara rasional dari setiapmahasiswa untuk mengambil keputusan dalampembelajaran. Sedangkan metode ekspositorimerupakan metode pembelajaran yang lebihterfokus kepada upaya pemberian informasi daridosen kepada mahasiswa. Metode inkuiri lebihberpusat pada mahasiswa (student centered),sedang metode ekspositori lebih berpusat padadosen (teacher centered).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpul-kan bahwa metode inkuiri merupakan metodepembelajaran yang lebih menekankan padaaktivitas mahasiswa, sedang dosen lebih

No

1

2

3

No

4

5

Metode Inkuiri

Menciptakan suasana bebasberpikir sehingga mahasiswaberani bereksplorasi dalampenemuan dan pemecahanmasalah

Fasilitator dalam penelitian

Rekan diskusi dalamklasifikasi dan pencarianalternative pemecahanmasalah

Metode Inkuiri

Pembimbing penelitiandengan menyampaikanbanyak pertanyaan

Pendorong keberanianberpikir alternatif dalampemecahan masalah

Metode Ekspositori

Penyusunan programpembelajaran

Pemberi informasi yangbenar

Pemberi fasilitas belajaryang baik

Metode Ekspositori

Pembimbing mahasiswadalam pemerolehan infor-masi yang benar

Penilai pemerolehaninformasi

berperan sebagai pembimbing dan fasilitaor.Sebaliknya, metode ekspositori merupakanmetode pembelajaran yang lebih menekankanpada aktivitas dosen, sedang mahasiswa lebihbersifat pasif.

2. Gaya kognitifa. Gaya Kognitif Field-Independent

Menurut Woolfolk bahwa kelompok orangyang memiliki gaya kognitif field-independentlebih cenderung memandang proses informasisecara mandiri. Kelompok ini merasa sebagaibagian-bagian yang terpisah dari suatu polasecara total, dan melakukan analisis pola sesuaidengan komponen-komponennya. Kelompokini cenderung bekerja secara mandiri dan lebihmenyenangi hal-hal yang bersifat analisis dalamilmu pengetahuan (2006:153). Hal ini mem-berikan gambaran bahwa seseorang yangmemiliki gaya kognitif field-independentmerasa sebagai bagian yang terpisah dari suatupola dan analitis dalam pemecahan berbagaipermasalahan.

Bradshaw dan Lowenstein (2010:6) me-ngemukakan bahwa mahasiswa yang memilikigaya kognitif field-independent kurang pekaterhadap lingkungan sosial, dengan demikiandalam memperoleh informasi lebih banyakmenggunakan pendekatan yang analitis. Hal inidilakukan dengan mengidentifikasi berbagaiaspek dan situasi secara terpisah, melakukanrestrukturisasi informasi dan mengembangkanberdasarkan sistem menurut klasifikasi merekasendiri. Mahasiswa dengan gaya kognitif field-independent berupaya untuk mendalami sebuahkonsep, melakukan analisis melalui hipotesis,dan selalu berorientasi kepada pelaksanaantugas.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa mahasiswa yang memilikigaya kognitif field-independent dapat denganmudah memecahkan masalah-masalah dilapangan ke dalam bagian-bagian tertentu.Kelompok mahasiswa ini biasanya lebih senang

Yunus, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada........

Page 18: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

212

melakukan secara mandiri dalam pemecahansuatu masalah dan tidak dipengaruhi olehstruktur yang ada, tetapi dapat membuat pilihansecara bebas dari bidang persepsinya sendiri.

b. Gaya Kognitif Field-DependentMenurut Woolfolk bahwa kelompok orang

yang memiliki gaya kognitif field-dependentcenderung untuk melihat sesuatu secarakeseluruhan, tidak memisahkan satu elemendengan lingkup secara total. Kelompok ini akanmengalami kesulitan dalam menentukan fokuspada suatu aspek dari sebuah situasi, hanyamemilih rincian penting, serta menganalisispola ke dalam rincian yang berbeda. Kelompokini cenderung bekerja dengan baik dalamkelompok dan lebih menyenangi hal-hal yangbersifat sosial (2006:153). Dalam hal ini bahwamahasiswa yang memiliki gaya kognitif field-dependent memiliki kecenderungan dalammemecahkan setiap permasalahan secara ber-kelompok.

Selanjutnya, Bradshaw dan Lowenstein(2010:6) menyatakan bahwa mahasiswa yangmemiliki gaya kognitif field-dependent memi-liki kecenderungan untuk lebih berorientasikepada situasi sosial, dan peka terhadap isyarat-isyarat sosial. Dalam hal ini bahwa kelompokmahasiswa dengan gaya kognitif field-depen-dent lebih dominan kepada situasi eksternal,oleh karena itu mereka lebih termotivasi untukmenjadi pengamat dan berperan secara pasifdalam proses pembelajaran, lebih sukamengajar daripada aktif berpartisipasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkanbahwa mahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-dependent pada umumnya memilikikecenderungan untuk memproses informasisecara global. Kelompok mahasiswa inicenderung kurang analitis, dan kurangmemperhatikan suatu permasalahan secaradetail. Mereka lebih banyak berorientasi sosial,karena itu mereka lebih respon terhadappenghargaan dan hukuman. Kelompok ini selalu

membutuhkan petunjuk yang lebih jelas ketikamateri yang dipelajari tidak tertata secarasistematis. Mereka juga kurang mampumelakukan sintesa.

c. Perbedaan Gaya Kognitif Field Indepen-dent dan Field-DependentDecety dan Ickes mengemukakan bahwa

mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field-dependent cenderung mengandalkan refereneksternal atau isyarat kontekstual, sedangmahasiswa yang memiliki gaya kognitif field-independent lebih cenderung untuk memandangsesuatu dari berbagai domain dan mempunyaipersepsi terhadap perilaku interpersonal (2009:36). Dalam hal ini bahwa mahasiswa yangmemiliki gaya kognitif field-dependent lebihfokus terhadap hal-hal yang kontekstual, sedangyang memiliki gaya kognitif field-independentlebih fokus pada perilaku interpersonal.

Gaya kognitif dapat mempengaruhi carabelajar mahasiswa. Jumlah pengetahuan yangdiperoleh melalui metode pembelajaran yangberbeda banyak dipengaruhi oleh gaya kognitifmahasiswa. Di samping itu, gaya kognitif dapatdilihat dari ketergantungan terhadap lingkunganbelajar. Nasution (2009:95-96) membanding-kan gaya kognitif field-dependent dan field-independent, sebagai berikut:Tabel 2. Perbandingan Gaya Kognitif Field-

Independent dan Field-Dependent

Field-Dependent

Sangat dipengaruhi olehlingkungan dan banyakbergantung pada pendidikansewaktu kecil

Dididik untuk selalumemperhatikan orang lain

Mengingat hal-hal dalamkonteks sosial, misalnyagadis mengenakan rokmenurut panjang yang lazim

Bicara lambat agar dapatdipahami orang lain

Mempunyai hubungan sosialyang luas, cocok untuk beker-ja dalam bidang guidance,counseling, pendidikan dansosial

Field-Independent

Kurang dipengaruhi olehlingkungan dan olehpendidikan di masa lampau

Dididik untuk berdiri sendiridan mempunyai otonomi atastindakannya

Tidak peduli akan norma-norma orang lain

Berbicara cepat tanpa meng-hiraukan daya tangkap oranglain

Kurang mementingkanhubungan sosial, sesuai untukjabatan dalam bidang mate-matika, science, insinyur

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 19: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

213

Lebih cocok untuk memilihpsikologi klinis

Lebih banyak terdapat dikalangan wanita

Lebih sukar memastikanbidang mayornya dan seringpindah jurusan

Tidak senang pelajaranmatematika, lebih menyukaibidang humanitas dan ilmu-ilmu sosial

Cenderung diskusi dandemokratis

Memerlukan petunjuk yanglebih banyak untuk mema-hami sesuatu, bahan hendak-nya tersusun langkah demilangkah

Lebih peka akan kritik danperlu mendapat dorongan,kritik jangan bersifat pribadi

Lebih cocok memilihpsikologi eksperimental

Banyak pria, namun banyakyang overlapping

Lebih cepat memilih bidangmayornya

Dapat juga menghargai hu-manitas dan ilmu-ilmu sosial,walaupun lebih cenderungkepada matematika dan ilmupengetahuan alam

Cenderung berceramah danmenyampaikan sesuatudengan memberitahukannya

Tidak memerlukan petunjukyang terperinci

Dapat menerima kritik demiperbaikan

Dengan memperhatikan uraian-uraian yangdikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatukesimpulan bahwa perbedaan gaya kognitifmahasiswa yang termasuk dalam field-indepen-dent dan field-dependent dapat dilihat melaluikecenderungan berperilaku tetap pada diri setiapmahasiswa, yang meliputi: kemampuan meneri-ma motivasi dan pengauatan, berorientasiimpersonal atau sosial, kecenderungan terhadapmata kuliah, kemampuan mengingat atauketelitian, kemampuan berpikir analitis danglobal, dan kemampuan memecahkan masalah.

HIPOTESIS1. Hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan

metode inkuiri lebih tinggi dibandingkanyang diajar dengan metode ekspositori padamata kuliah perencanaan pembelajaran.

2. Hasil belajar mahasiswa yang memiliki gayakognitif field-independent lebih tinggidibandingkan dengan yang memiliki gayakognitif field-dependent pada mata kuliahperencanaan pembelajaran.

3. Terdapat interaksi antara metode pembel-ajaran (inkuiri dan ekspositori) dengan gayakognitif (field-independent dan field-dependent) terhadap hasil belajar mahasiswa

pada mata kuliah perencanaan pembelajar-an. SimakBaca secara fonetik

4. Mahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-independent yang diajar denganmetode inkuiri memperoleh hasil belajaryang lebih tinggi dibandingkan yang diajardengan metode ekspositori pada mata kuliahperencanaan pembelajaran.

5. Mahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-dependent yang diajar dengan metodeinkuiri memperoleh hasil belajar yang lebihtinggi dibandingkan yang diajar denganmetode ekspositori pada mata kuliah peren-canaan pembelajaran.

METODEMetode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode eksperimen dengan “factorialgroup design” 2 kategori atau disain faktorial 2x 2 (Ary, Jacobs dan Razavieh, 1982:366).Dalam rancangan ini, masing-masing variabelmempunyai dua taraf. Varia-bel bebas adalahmetode pembelajaran terdiri dari metode inkuiridan metode ekspositori. Variabel atribut gayakognitif mahasiswa terdiri dan gaya kognitiffield-independent dan field-dependent. Sedangvariabel terikat adalah hasil belajar mahasiswa.

Populasi dalam penelitian adalah seluruhmahasiswa program studi Pendidikan Ekonomiyang memprogramkan mata kuliah PerencanaanPembelajaran tahun akademik 2011-2012 yangberjumlah 149 orang. Sampel ditetapkansebesar 27% kelompok atas dan 27% kelompokbawah dengan instrumen gaya kognitif. Dengandemikian diperoleh 40 orang mahasiswa yangtermasuk kelompok atas dan ditetapkan sebagaimahasiswa yang memiliki gaya kognitif field-independent dan 40 orang mahasiswa yangtermasuk kelompok bawah dan ditetapkansebagai mahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-dependent.

Dalam rangka pengumpulan data diguna-kan tes bentuk pilihan ganda untuk mengukurhasil belajar mahasiswa yang mengikuti

Yunus, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada........

Page 20: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

214

pembelajaran dengan metode inkuiri danekspositori, baik mahasiswa yang memiliki gayakognitif field-independent maupun field-dependent. Sedang untuk kepentingan penge-lompokan sampel digunakan instrumen gayakognitif. Kedua jenis instrumen ini terlebihdiujicobakan pada 37 orang mahasiswa untukmengukur tingkat validitas dan reliabilitasnya.

Untuk pengujian hipotesis digunakananalisis varians 2 kategori (Anava 2 x 2) yangdilanjutkan dengan uji t-test.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil pengujian hipotesis

yang telah dilakukan melalui Anava 2 x 2diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan ANA-VA Data Hasil Belajar Mahasiswa.

Dari tabel di atas dapat dilihat harga Fhitung

untuk Antar Kolom, Antar Baris serta InteraksiKolom dan Baris, lebih besar dari F

-daftar pada á

= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak

dan dapat menerima HA. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa yang diajardengan metode inkuiri memperoleh hasil belajaryang lebih tinggi dibandingkan dengan yangdiajar dengan metode ekspositori. Selanjutnya,mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field-independent memperoleh hasil belajar yanglebih baik dibandingkan dengan mahasiswayang memiliki gaya kognitif field-dependent.Di samping itu, terdapat interaksi antara metodepembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasilbelajar mahasiswa.

Dengan adanya interaksi antara metodepembelajaran dengan gaya kognitif mahasiswa,

maka pengujian hipotesis dilanjutkan denganuji t-test untuk hipotesis dalam kelompok efeksederhana. Hasil pengujian ini dapat dilihat padatabel berikut:Tabel 4. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji t-

test

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa thitung

lebihbesar dari t

daftar pada á = 0,05. Hal ini berarti

bahwa mahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-independent yang diajar dengan metodeinkuiri memperoleh hasil belajar yang lebih baikdibandingkan dengan yang diajar denganmetode ekspositori. Demikian pula bagimahasiswa yang memiliki gaya kognitif field-dependent.

PembahasanBerdasarkan hasil pengujian hipotesis

pertama menunjukkan bahwa hasil belajarmahasiswa yang diajar dengan metode inkuirilebih tinggi dibandingkan dengan yang diajarmenggunakan metode ekspositori pada matakuliah Perencanaan Pembelajaran. Hal inimemberikan gambaran bahwa penggunaanmetode inkuiri dalam pembelajaran mata kuliahPerencanaan Pembelajaran memberikan pelu-ang yang lebih baik bagi mahasiswa untuk dapatmenyerap dengan baik materi perkuliahan,sehingga berdampak terhadap peningkatan hasilbelajarnya.

Metode pembelajaran inkuiri merupakancara yang digunakan dalam proses pembelajarandengan menekankan pada proses berpikirmahasiswa secara kritis dan analitis untukmelakukan penemuan sendiri terhadap berbagaipermasalahan dalam pembelajaran. Hal inisebagaimana dikemukakan oleh Hanafiah danSuhana (2009:78) bahwa metode inkuiri mem-bangun komitmen di kalangan peserta didikuntuk belajar, yang diwujudkan dengan keter-

Sumber Variansi

Antar Kolom (K)Antar Baris (B)Interaksi Kolom &Baris (KB)Kekeliruan dalamKelompok (D)

T o t a l

JumlahKuadrat

(JK)

702,11251240,3125

23,1125

382,3500

2347,8875

dk

111

76

79

Rata-rataKuadrat

(RK)

702,11251240,3125

23,3125

5,0309

29,7201

Fhitung

139,56246,544,59

-

-

F(0,05)

3.963,963.96

-

-

No

1

2

KelompokPerbandingan

A1B

1 dengan A

2B

1

A1B

2 dengan A

2B

2

thitung-

5,52

2,28

t(0,05)

2,02

2,02

Kesimpulan

Signifikan

Signifikan

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 21: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

215

libatan, kesungguhan dan loyalitas terhadapmencari dan menemukan sesuatu dalam prosespembelajaran.

Implementasi metode inkuiri dalam pem-belajaran dilakukan melalui tahapan: orientasi,perumusan masalah, perumusan hipotesis,pengumpulan data, pengujian hipotesis danpenyimpulan. Pada tahapan orientasi, dosenperlu menjelaskan topik, tujuan, dan hasilbelajar yang diharapkan untuk dapat dicapaioleh mahasiswa, menjelaskan pokok-pokokkegiatan yang harus dilakukan mahasiswa untukmencapai tujuan pembelajaran, serta menjelas-kan pentingnya topik tersebut dalam kegiatanpembelajaran. Kegiatan selanjutnya, dosenmembimbing mahasiswa dalam merumuskanmasalah, masalah diusahakan harus dirumuskansendiri oleh mahasiswa. Masalah yang dikajiadalah masalah yang mengandung teka-tekiyang jawabannya pasti, dan konsep-konsepdalam masalah tersebut adalah konsep-konsepyang sudah diketahui terlebih dahulu olehmahasiswa.

Pada tahapan perumusan hipotesisdosen membimbing mahasiswa denganberbagai pertanyaan untuk merumuskanperkiraan kemungkinan jawaban terhadapmasalah yang dibahas. Hal ini dapat di-lakukan melalui landasan berpikir yangkokoh, sehingga hipotesis yang dirumuskanbersifat rasional dan logis. Jika hipotesistelah dirumuskan dengan baik, makadilanjutkan dengan pengumpulan data.Tugas dan peran dosen pada tahapan iniadalah mengajukan pertanyaan-pertanyaanyang dapat mendorong mahasiswa untukberpikir mencari informasi yang dibutuhkandalam rangka pemecahan masalah.

Pada akhir kegiatan pembelajaran denganmenggunakan metode inkuiri, mahasiswa ber-usaha mendeskripsikan temuan yang diperolehberdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untukmencapai kesimpulan yang akurat, dosen perlumenunjukkan kepada mahasiswa data manayang relevan dengan masalah yang dibahas.

Dalam pembelajaran mata kuliah Perenca-naan Pembelajaran digunakan pula metodeekspositori. Metode ini merupakan metodepembelajaran yang lebih menekankan kepadaproses penyampaian informasi secara verbalberupa materi kuliah dari dosen kepadamahasiswa, dengan maksud agar mahasiswadapat menguasai materi tersebut.

Implementasi metode ekspositori dalamproses pembelajaran memiliki karakteristiktertentu. Sebagaimana dikemukakan olehSanjaya (2006: 177) bahwa karakteristik metodeekspositori, yaitu: (a) dilakukan dengan caramenyampaikan materi pelajaran secara verbal,(b) materi yang disampaikan sudah jadi, dan (c)tujuan utama pembelajaran adalah penguasaanmateri itu sendiri. Karakteristik ini memberikangambaran bahwa penyampaian informasi secaralisan merupakan alat utama dalam metode ini,materi yang disampaikan sudah disiapkanterlebih dahulu oleh dosen, seperti data ataufakta, konsep-konsep tertentu yang harusdihafal, sehingga tidak menuntut mahasiswauntuk berpikir secara maksimal dalam mengem-bangkan materi perkuliahan. Di samping itu,tujuan metode ini hanya penguasaan materi itusendiri, dalam hal ini mahasiswa hanya diharap-kan untuk dapat memahami dengan benar danmengungkapkan kembali materi perkuliahanyang telah diberikan.

Kajian di atas menunjukkan bahwa peneli-tian ini memiliki kesahihan eksternal tentangpotensi dari metode pembelajaran, khususnyayang berkaitan dengan penggunaan metodeinkuiri dan ekspositori dalam pembelajaran,disarankan untuk dilakukan penelitian lebihlanjut dengan melibatkan kelompok subjek yanglebih banyak, berbeda tempat dengan ciri yangsama.

Hasil pengujian hipotesis kedua me-nunjukkan bahwa gaya kognitif siswamemberi pengaruh yang berbeda terhadaphasil belajar mahasiswa pada mata kuliahPerencanaan Pembelajaran. Mahasiswayang memiliki gaya kognitif field-indepen-

Yunus, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada........

Page 22: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

216

dent lebih unggul dari pada mahasiswa yangmemiliki gaya kognitif field-dependentterhadap hasil belajar mahasiswa.

Gaya kognitif merupakan bagian gayabelajar yang menggambarkan kebiasaanberperilaku yang relatif tetap dalam diriseseorang dalam mengolah dan menyimpaninformasi. Berbagai penelitian mendukungteori yang menyatakan bahwa gaya kognitifseseorang relatif tetap dan kesesuaian gayakognitif dengan metode pembelajaran akanmemberikan peningkatan hasil belajar sertaretensi. Metode pembelajaran tertentumemberikan pengaruh positif pada jenisgaya kognitif tertentu pula. Individu yangtermasuk kelompok field-dependent (global)cenderung kurang mampu memisahkan hal-hal yang relevan dan tidak relevan dalamsuatu situasi, jika dibandingkan denganindividu yang termasuk kelompok gayakognitif field-independent. Di samping itu,individu yang memiliki gaya kognitif field-dependent kurang mampu mengingat hal-halyang rinci apabila dihadapkan pada tesmengingat. Individu yang memiliki gayakognitif field-independent cenderungmelakukan analisis dan sintesis terhadapinformasi yang dipelajari, sedangkan indi-vidu yang field-dependent cenderungmenerima informasi tersebut sebagaimanaadanya. Individu yang memiliki gayakognitif field-dependent kurang mampumengembangkan struktur.

Uraian di atas memberikan gambaranbahwa tidaklah mengherankan bila sese-orang yang memiliki gaya kognitif field-independent lebih unggul dalam hasilbelajar, karena kelompok mahasiswa inimemiliki kemampuan menganalisis dansintesis yang tajam, akan dapat memahamimateri yang disajikan dengan cepat, mes-kipun materi tersebut tidak mempunyaistruktur internal yang jelas. Apalagi biladikaitkan dengan cara belajar mahasiswadalam membuat catatan kuliah cenderung

akan memilih bagian-bagian yang amatpenting dari materi kuliah yang dicatat,sedangkan individu yang termasuk gayakognitif field-dependent cenderung men-catat seluruh materi kuliah, tanpa memilahmana yang penting dan kurang penting.Mahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-independent akan lebih memusatkanpada hal-hal yang lebih rinci. Perbedaan-perbedaan yang serupa bila dilihat darikarakteristik gaya kognitif mahasiswa jugaakan nampak dalam kemampuan membacabuku teks, cara memahami dan menghafalisi mata kuliah dan atau buku teks.

Hasil pengujian hipotesis ketiga menun-jukkan bahwa terdapat interaksi antarametode pembelajaran dengan gaya kognitifmahasiswa yang memberikan pengaruhberbeda terhadap hasil belajar pada matakuliah Perencanaan Pembelajaran. Denganpengaruh interaksi menunjukkan bahwaantara metode pembelajaran dan gayakognitif mempunyai sinergi yang positifterhadap hasil belajar mahasiswa.

Memperhatikan karakteristik matakuliah Perencanaan Pembelajaran, makapenggunaan metode inkuiri dianggap palingtepat untuk digunakan dalam proses pem-belajaran dibandingkan dengan penggunaanmetode ekspositori, baik terhadap mahasis-wa yang memiliki gaya kognitif field-independent maupun gaya kognitif field-dependent.

PENUTUPKesimpulan1. Hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan

metode inkuiri lebih tinggi dibandingkanyang diajar dengan metode ekspositori padamata kuliah perencanaan pembelajaran.

2. Hasil belajar mahasiswa yang memiliki gayakognitif field-independent lebih tinggidibandingkan dengan yang memiliki gayakognitif field-dependent pada mata kuliahperencanaan pembelajaran.

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 23: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

217

3. Terdapat interaksi antara metode pembel-ajaran (inkuiri dan ekspositori) dengan gayakognitif (field-independent dan field-dependent) terhadap hasil belajar mahasiswapada mata kuliah perencanaan pembelajaran.

4. Mahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-independent yang diajar denganmetode inkuiri memperoleh hasil belajaryang lebih tinggi dibandingkan yang diajardengan metode ekspositori pada mata kuliahperencanaan pembelajaran.

5. Mahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-dependent yang diajar dengan metodeinkuiri memperoleh hasil belajar yang lebihtinggi dibandingkan yang diajar dengan me-tode ekspositori pada mata kuliah perenca-naan pembelajaran.

Saran1. Metode pembelajaran merupakan salah satu

komponen pembelajaran yang perlumendapat perhatian dari dosen. Dalammembuat suatu rancangan pembelajaran,dosen perlu menetapkan metode yang sesuaidengan materi kuliah yang akan diajarkan.Penetapan metode pembelajaran harusdisesuaikan dengan karakteristik materikuliah dan karakteristik mahasiswa. Untukitu, sebelum membuat rencana pembelajarandisarankan terlebih dahulu menganalisiskarakteristik isi materi kuliah termasuk tipeisi, fakta, konsep, prosedur atau prinsip, sertamengetahui terlebih dahulu karakteristikmahasiswa. Dengan demikian diharapkandapat mempermudah atau mengurangikesulitan dosen dalam menyajikan materikuliah, serta mempermudah mahasiswadalam memahami ide-ide pokok dari isimateri kuliah yang dipelajari, sehinggamahasiswa berpeluang untuk dapatmencapai hasil belajar yang lebih baik.

2. Metode pembelajaran dan karakteristikmahasiswa merupakan komponen yangdapat mempengaruhi perolehan hasil belajar.

Oleh karena itu dosen sebagai perancangpembelajaran perlu memperhatikankarakteristik mahasiswa dalam merancangpembelajarannya, sehingga dosen dapatmenetapkan pilihan metode pembelajaranyang lebih sesuai untuk dilaksanakan.Sehubungan dengan itu, disarankan agarsetiap usaha pengembangan pembelajaranperlu secara sistematis diidentifikasibeberapa hal tertentu, seperti: tujuan danmateri kuliah, karakteristik mahasiswa, danmetode pembelajaran yang sesuai dengantujuan, materi dan karakteristik mahasiswa.

3. Metode pembelajaran inkuiri memberikanhasil belajar yang lebih tinggi bagimahasiswa pada mata kuliah PerencanaanPembelajaran dibanding dengan metodepembelajaran ekspositori, baik bagimahasiswa yang memiliki gaya kognitiffield-independent maupun mahasiswa yangmemiliki gaya kognitif firld-dependent. Olehkarena itu kepada dosen disarankan dalamkegiatan pembelajaran perlu menggunakanmetode pembelajaran inkuiri denganmemperhatikan alokasi waktu yang tersedia.

4. Sebagaimana yang telah dikemukakansebelumnya bahwa penelitian ini tidakterlepas dari keterbatasan dan kelemahan.Karena itu, untuk memperoleh data yanglebih mendetail dan pengetahuan yang luastentang pengaruh metode pembelajaran dangaya kognitif mahasiswa terhadap hasilbelajar pada mata kuliah PerencanaanPembelajaran, perlu dilakukan penelitianlanjutan yang lebih komprehensif baik darisegi lingkup materi maupun populasi yangcukup besar. Di samping itu, perlu penelitiandengan melakukan perpaduan penerapanbeberapa metode pembelajaran yang tidaksaja ditinjau dari gaya kognitif mahasiswatetapi diperluas pada variabel-variabel yanglain yang berkaitan dengan peningkatankualitas pembelajaran.

Yunus, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Kognitif terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada........

Page 24: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

218

Ary, Donald, Lucy Chaser Jacobs, AsgharRazavieh, 1982, Pengantar Peneiltiandalam Pendidikan, diterjemahkan oleh:Anief Furchon, Surabaya: Usaha Nasio-nal.

Bradshaw, Martha J. dan Arlene J. Lowenstein,2010, Inovative Teaching Strategic inNursing and Related Health Profession,Canada: Library of Congress in Publica-tion Data.

Cruickshank, Donald R., Deborah BainerJenkins dan Kim K. Metcalf, 2006, TheAct of Teaching, New York: Library ofCongress Cataloging-in-PublicationData.

Decety, Jean and William Ickes, 2009, TheSocial Neuroscience of Empathy, NewYork: Library Of Congress Catalogingin Publication Data.

Dimiyati dan Mudjiono, 2009, Belajar danPembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar, 2009, Proses Belajar Meng-ajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana, 2009,Konsep Strategi Pembelajaran. Ban-dung: PT Refika Aditama.

Nasution, S., 2009, Berbagai Pendekatan dalamProses Belajar dan Mengajar, Bandung:Bumi Aksara.

Sabri, Ahmad, 2007, Strategi Belajar Mengajar,Micro Teaching, Ciputat, PT CiputatPress.

Sanjaya, Wina, 2009, Strategi PembelajaranBerorientasi Standar Proses Pendidik-an, Jakarta: Kencana.

Suyanti, Retno Dewi, 2010, Strategi Pembel-ajaran Kimia, Jogyakarta: Graha Ilmu.

Trianto, 2009, Mendesain Model PembelajaranInovatif Progresif, Jakarta: PrenadaMedia.

Woolfolk, Anita, 2006, Educational Psychologi,New Delhi: Dorling Kindersley India,Pvt, Ltd.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 25: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

219

PEMETAAN SUMBER DAYA LABORATORIUM TEKNIKELEKTRO UNG SEBAGAI ANALISIS KEBUTUHANPENGEMBANGAN LABORATORIUM YANG IDEAL

ERVAN HASAN HARUNJurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Negeri Gorontalo

Abstract: This study aims to determine the Electrical Engineering Departmentlaboratory conditions at this time, and equipment needs analysis to a laboratory electroideal. The data used in this study is, the amount of laboratory equipment ElectricalEngineering, and the total credits of practicum courses for each study program as wellas the concentration that existed at the Department of Electrical Engineering, StateUniversity of Gorontalo. The data obtained and analyzed using the methods ofquantitative analysis. From the results obtained that the ratio of availability of equipment/ modules / trainer who is owned by every existing laboratory at the Department ofElectrical Engineering UNG ranged between 0% - 54.93%, or an average of 25.75%of the ideal laboratory. While the overall ratio of 27.03%.

Key wordS: developed, laboratory, ideal

Abstrak: Penelitian Pemetaan Sumber Daya Laboratorium Teknik Elektro sebagaianalisis kebutuhan pengembangan laboratorium yang ideal dilaksanakan dengan tujuanuntuk mendapatkan gambaran berupa kondisi laboratorium teknik elektro pada saatini. Hal-hal apa yang harus dilakukan terkait dengan pengembangan laboratorium yangideal, sehingga akan diperoleh pedoman dalam penyusunan program pengembanganlaboratorium teknik elektro, baik itu pengelolaan laboratorium, penambahan gedunglaboratorium, fasilitas maupun peralatan/modul/trainer praktikum. Berdasarkan hasilpenelitian diperoleh bahwa persentase atau rasio ketersediaan peralatan laboratoriumTeknik Elektro UNG terhadap laboratorium yang ideal beriksar antara 0% - 54,93%,atau rata-rata 25,75% . Sedangkan rasio secara keseluruhan sebesar 27,03%.

Kata Kunci: Pengembangan, Laboratorium Ideal.

Fasilitas pendidikan merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari proses belajarmengajar dan harus merupakan bagian darikurikulum. Keberadaan fasilitas sangat pentingdalam rangka pengembangan ilmu pengetahuandan efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu,fasilitas harus dirancang dan didesain sesuaidengan jenis dan tujuan penyelenggaraanpendidikan.

Salah satu fasilitas pendidikan yang harusdibangun adalah laboratorium sebagai tempatproses belajar mengajar berupa kegiatanpraktek, disamping berfungsi sebagai saranakegiatan penelitian. Diharapkan laboratorium

yang tersedia merupakan tempat latihan yangmemiliki kesamaan operasional (prinsip kerja)dan peralatan dengan yang akan dihadapi dalamdunia kerja. Mengingat laboratorium sangatpenting bagi keberhasilan proses belajarmengajar, maka fasilitas ini harus dikelola dandikembangkan dengan baik.

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas TeknikUniversitas Negeri Gorontalo merupakanlembaga pendidikan yang bertujuan untukmenghasilkan tenaga kerja di bidang teknikelektro yang memiliki kompetensi sehinggamampu berkompetisi dalam dunia kerja. Saatini, Teknik Elektro UNG sudah memiliki 3 (tiga)

Page 26: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

220

buah laboratorium yakni: Laboratorium TenagaListrik; Laboratorium Elektronika; danLaboratorium Komputer Kontrol.

Untuk membangun sebuah laboratoriumyang ideal maka diperlukan perancanaanpengembangan yang baik dan terpadu yang di-mulai dengan melakukan “self need assess-ment”, menganalisis kebutuhan, dan merumus-kan masalah yang kemudian dikonseptualisasi-kan kedalam Visi dan Misi ke depan, dandisusun dalam program-program yang jelasyang mampu mengakomodasi perkembangan dilapangan.

Pada penelitian ini, akan dilakukan kajiantentang sumber daya laboratorium dan bagai-mana pengelolaan laboratorium Teknik ElektroUNG dalam rangka untuk mencapai tujuanpembelajaran. Hasil kajian dalam penelitian iniakan dijadikan dasar dalam pengembanganlaboratorium Teknik Elektro ke depan. Pemba-hasan pengembangan laboratorium diasumsikandalam kondisi yang diinginkan atau kondisiideal sehingga dapat dijadikan acuan dalampelaksanaannya

KAJIAN PUSTAKA1. Laboratorium sebagai Fasilitas Penunjang

PendidikanPendidikan adalah usaha sadar dan teren-

cana untuk mewujudkan suasana belajar danproses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlu-kan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara(Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003tentang sistem pendidikan nasional).

Dalam rangka mewujudkan tujuan pen-didikan nasioanal, Perguruan Tinggi sebagailembaga penyelenggara pendidikan memilikiperanan yang sangat besar untuk keberhasilansuatu pendidikan. Salah satu fasilitas dalamproses belajar mengajar yang tidak boleh dike-sampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan

laboratorium yang tersedia merupakan tempatlatihan yang memiliki kesamaan operasionaldan peralatan dengan yang akan digunakandidalam tempat kerjanya kelak.

Menurut PP No.25/1980, pasal 27, labora-torium/studio adalah sarana penunjang jurusandalam satu atau seni tertentu sesuai dengankeperluan bidang studi yang bersangkutan. Se-dangkan menurut Konsorsium Ilmu Pendidikan(Moh. Amien,1988:1), laboratorium diartikansebagai sarana, prasarana dan mekanisme kerjayang menunjang secara unik satu atau lebihdharma perguruan tinggi melalui pengalamanlangsung dalam membentuk ketermapilan,pemahaman, dan wawasan dalam pendidikandan pengajaran serta dalam pengembangan ilmudan teknologi dan pengabdian pada masyarakat.

Laboratorium merupakan tempat dimanaproses belajar mengajar yang berupa kegiatanpraktek dilaksanakan. Kegiatan praktek dilaboratorium dapat berupa pengukuran,pengamatan, pengujian bahan dan eksperimen.Fungsi utama laboratorium dan workshopadalah memberikan pengetahuan dasar,menerapkan dan mengaplikasikan konsep,pengujian, produksi, pemeliharaan dan servis.Laboratorium dan workshop yang baik yaitujika terdapat sejumlah perkakas dan alat yangmemadai, jenisnya lengkap dan kualitasnyamemenuhi syarat serta pengelolaan yang baikFungsi lain dari sebuah laboratorium danworkshop ditentukan oleh jenis laboratoriumdan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.(Kamin Sumardi, 2009).

Pada dasarnya, laboratorium merupakanfasilitas yang menyediakan peralatan untukpenelitian ilmiah dan pengukuran (Moch.Nurhadi, 2009). Lebih lanjut, Moch. Nurhadimengemukakan bahwa: pada perkembangannyalaboratorium berperan sebagai unsur penunjanguntuk: 1) proses pembelajaran, (2) proses pe-ngembangan keilmuan yang merupakan wadahkegiatan kelompok dosen dalam bidang minatpengembangan ilmu dan lintas ilmu dan (3)proses pelayanan kepada masyarakat.

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 27: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

221

2. Inventarisasi Peralatan LaboratoriumEfektifitas pemanfaatan laboratorium

merupakan ukuran kemampuan sebuah labora-torium untuk melaksanakan program-programprkaktikum yang telah ditetapkan dalam StandarKompetensi dari mata kuliah yang menyeleng-garkan kegiatan prkatek di laboratorium.( Drs.Mamat Supriatna, M.Pd. 2008).

Untuk mendapatkan gambaran efektifitaspemanfaatan laboratorium terkait dengankegiatan praktikum dari teori yang disampaikandalam perkuliahan, maka harus diketahui totalSKS mata kuliah parktikum dan jumlah per-alatan yang mendukung terlaksananya kegiatanpraktikum yang dimaksud. Oleh karena itu di-perlukan sebuah inventarisasi persediaanperalatan laboratorium.

Keberadaan barang persediaan/peralatan(inventarisasi) dalam kehidupan manusia tidakdapat dihindarkan baik dalam kegiatan pribadi,rumah tangga, sosial, kantor (termasuk didalamnya lembaga pendidikan), maupun usaha.Hal ini disebabkan oleh karena barang-barangtersebut tidak dapat diperoleh secara instan,tetapi diperlukan tenggang waktu untukmemperolehnya (Senator Nur Bahagia, 2006).Tenggang waktu tersebut dimulai dari saatmelakukan pemesanan, waktu untuk mempro-duksinya, waktu untuk mengantarkan barang/alat ke distributor hingga barang tersebut siapdigunakan oleh user.

Dalam rangka pengelolaan peralatanlaboratorium dan usaha pengembangan sebuahlaboratorium maka kegiatan inventarisasi atasperalatan yang ada menjadi penting, karenadengan begitu pengelola akan tahu apakahperalatan yang ada masih dapat digunakansesuai dengan fungsinya, atau apakah peralatanyang ada sudah tidak memadai sehingga perlupenambahan baik dari jumlahnya maupunfungsinya sehingga efektifitas pemanfaatanperalatan laboratorium dapat terpenuhi.

3. Perencanaan KebutuhanPerencanaan kebutuhan diawali dengan

identifikasi kebutuhan barang dari pemakai danberakhir dengan penentuan besarnya kebutuhan

barang selama horison perencanaannya (SenatorNur Bahagia, 2006). Perencanaan merupakansebuah proses pemikiran yang sistematis,analitis, logis tentang kegiatan yang harusdilakukan, langkah-langkah, metode, SDM,tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk men-capai tujuan yang telah ditentukan secara efektifdan efisien. (Sulistyo, 2010).

Sebagai langkah awal dalam perencenaankebutuhan adalah identifikasi terhadap kebu-tuhan barang dari pemakainya berdasarkaninventarisasi yang sudah dilakukan. Danlangkah ini akan berakhir dengan diketahuibesarnya kebutuhan barang/peralatan selamakurun waktu perencanaan.

Perencanaan ini dimaksudkan untukmerencakan konsep dari suatu laboratorium itusendiri. Bagaimanakah bentuk laboratorumyang ideal? Berapa besarkah ukurannya? Per-tanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapatterjawab karena sebuah laboratium dibangununtuk tujuan tertentu.

4. Pengembangan LaboratoriumTujuan pengembangan fasilitas pendidikan

khususnya laboratorium untuk memenuhi tun-tutan tujuan pendidikan yang sudah ditetapkandan dituangkan ke dalam Standar Kompetensimaupun profil lulusan yang akan dihasilkan olehJurusan atau Prodi.

Melalui pengembangan fasilitas laborato-rium diharapkan terjadi peningkatan efektifitaspemanfaatan laboratorium, sehingga laborato-rium yang ada tidak hanya digunakan untuk ke-giatan praktek atau pembuktian teori, tetapi jugadapat dimanfaatkan untuk kegiatan penelitianmahasiswa, dosen, maupun pengujian-penguji-an yang dilakukan oleh instansi-instansi di luarlembaga pendidikan.

METODEMetode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode analisis kuantitatif yaknidengan menganalisis sumber daya yang dimiliki

Harun, Pemetaan Sumber Daya Laboratorium Teknik Elektro UNG sebagai Analisis Kebutuhan........

Page 28: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

222

oleh laboratorium Teknik Elektro berdasarkandata inventarisir peralatan laboratorium.

Pengembangan laboratorium diasumsikandalam kondisi yang diinginkan atau yang idealuntuk laboratorium Teknik Elektro dilihat darijumlah peralatan yang seharusnya dimiliki olehsebuah laboratorium Teknik Elektro ataukegiatan praktikum yang seharusnya diseleng-garakan untuk mencapai tujuan pembelajaranberdasarkan Standar Kompetensi atau profilluaran yang diharapkan.

Adapun tahapan-tahapan yang dilaksana-kan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Pengambilan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian iniadalah: 1) jumlah peralatan laboratorium; 2)jumlah SKS mata kuliah praktikum.

2. Inventarisasi sumber daya laboratoriumDari data yang ada kemudian dilakukan

inventarisasi peralatan untuk memperolehinformasi peralatan yang masih berfungsi danyang sudah tidak berfungsi lagi.

3. Analisis rasio ketersediaan peralatan/modul/trainer praktikum.

Berdasarkan data dan hasil inventarisasiperalatan kemudian dilakukan analisis rasioketersediaan peralatan laboratorium TeknikElektro UNG terhadap laboratorium TeknikElektro yang ideal atau laboratorium yangdiinginkan.

4. Analisis kebutuhan peralatanTahapan ini menganalisis kebutuhan

peralatan berdasarkan standar laboratoriumTeknik Elektro yang diasumsikan ideal atauyang diinginkan untuk semua kegiatan prakti-kum dan jumlah rombongan belajar yang ada,dan yang diperkirakan akan ada. Luaran yangdihasilkan pada tahapan ini adalah jumlahperalatan yang dibutuhkan untuk sebuahlaboratorium yang ideal.

5. Pengembangan laboratoriumPada tahap ini akan disusun rencana

pengembangan laboratorium Teknik Elektroberdasarkan hasil analisis kebutuhan dan skalaprioritas bagi peralatan yang sangat urgen untuksegera diadakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Rasio Ketersediaan Peralatan

Beradasarkan data inventarisir laborato-rium didapatkan rasio ketersediaan peralatansebagai hasil bagi antara peralatan yang tersediadalam kondisi baik dengan banyaknya peralatanyang dianggap ideal untuk sebuah laboratorium,atau peralatan untuk kondisi yang diinginkan.

Tabel berikut ini menunjukkan rasio setiaplaboratorium yang terdapat pada Jurusan TeknikElektro Universitas Negeri Gorontalo.

Tabel 1. Rasio ketersediaan peralatan Labora-torium Teknik Elektro UNG

No

1

2

3

4

5

6

7

8

Nama Laboratorium

Laboratorium TeknikElektro DasarLaboratorium InstalasiListrikLaboratorium Elektro-nika Dasar dan LanjutLaboratorium KonversiEnergiLaboratorium Informa-tika dan KomputerLaboratorium Instru-mentasi dan SistemKendaliLaboratorium Teleko-munikasiLaboratorium TeknikTegangan Tinggi

Total Peralatan

Rasio keseluruhan

Rasio rata-rata

Jumlahtersedia (unit/

paket/set)

9

5

39

6

4

16

11

0

90

27,03 %

25,75 %

JumlahIdeal (unit/paket/set)

57

14

73

30

79

34

38

9

333

Rasio(%)

15,79

35,71

53,42

20,00

5,06

47,06

28,95

0,00

Untuk lebih jelasnya bagaimana kondisipada masing-masing laboratorium ditunjukkanpada Gambar berikut ini:

Gambar 1. Rasio Ketersediaan peralatan LaboratoriumTeknik Elektro UNG

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 29: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

223

Dari Tabel 1. dan Gambar 1. terlihat bahwapersentase atau rasio ketersediaan peralatanlaboratorium Teknik Elektro UNG terhadaplaboratorium yang ideal berkisar antara 0% -54,93%, atau rata-rata 25,75%. Sedangkan rasiosecara keseluruhan sebesar 27,03%.

Laboratorium dengan rasio paling dibawahadalah laboratorium Teknik Tegangan Tinggiyakni 0%, hal ini terjadi karena sampai padasaat ini belum ada satu pun fasilitas maupunperalatan laboratorium Teknik Tegangan Tinggi.Selanjutnya yang terendah kedua adalah Labo-ratorium Informarika dan Komputer yakni5.06% dibandingkan dengan yang ideal. Labo-ratorium ini hanya memiliki 3 unit komputeryang masih dalam kondisi baik dari 10 unit yangada, jumlah praktikum yang harus dilayani olehLaboratorium Informatika dan Komputersebanyak 16 mata kuliah praktikum.

Laboratorium dengan rasio yang tertinggidimiliki oleh laboratorium Elektronika Dasardan Lanjut yakni 54,93% dan LaboratoriumInstrumentasi dan Kendali yakni 47,06%dibandingkan dengan laboratorium ideal. Secarakeseluruhan, rasio ketersediaan laboratoriumTeknik Elektro Universitas Negeri Gorontalodibandingkan dengan laboratorium yang idealhanya sebesar 27,03%.

2. Pengembangan LaboratoriumBerdasarkan rasio ketersediaan peralatan

maka pengembangan laboratorium TeknikElektro direncanakan dengan mempertimbang-kan skala prioritas dari peralatan yang segerauntuk dilakukan pengadaan.

Dari hasil analisis, Laboratorium yang adapada Jurusan Teknik Elektro UNG dapatdigolongkan ke dalam 3 golongan prioritasyakni:1. Prioritas pertama dalam pengembangan

laboratorium Teknik Elektro adalah Labora-torium dengan rasio ketersediaan 0% s/d20%. Laboratorium yang termasuk padagolongan ini adalah:· Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi· Laboratorium Informatika dan Komputer· Laboratorium Teknik Elektro Dasar

2. Laboratorium yang termasuk pada golonganprioritas kedua adalah laboratorium denganrasio ketersediaan 20% s/d 40%. Laborato-rium Teknik Elektro UNG yang masuk padakategori ini adalah:· Laboratorium Konversi Energi· Laboratorium Telekomunikasi· Laboratorium Instalasi Listrik

3. Prioritas ketiga dalam pengembangan labo-ratorium Teknik Elektro adalah Laborato-rium dengan rasio ketersediaan 40% s/d60%. Laboratorium yang termasuk padagolongan ini adalah:· Laboratorium Instrumentasi dan Kendali· Laboratorium Elektronika Dasar dan

Lanjut

PENUTUPKesimpulan1. Dari hasil analisis terlihat bahwa persentase

atau rasio ketersediaan peralatan laborato-rium Teknik Elektro UNG terhadap laborato-rium yang ideal berkisar antara 0% - 54,93%,atau rata-rata 25,75%. Sedangkan rasiosecara keseluruhan sebesar 27,03%.

2. Pengembangan laboratorium Teknik ElektroUNG dibagi ke dalam 3 (tiga) kategoriprioritas yakni:- Prioritas pertama dengan rasio keterse-

diaan antara 0% s/d 20%. Laboratoriumyang termasuk pada kategori ini adalah:1) Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi;2) Laboratorium Informatika dan Kompu-ter; 3) Laboratorium Teknik Elektro Dasar

- Prioritas kedua dengan rasio ketersediaanantara 20% s/d 40%. Laboratorium yangtermasuk pada kategori ini adalah: 1) La-boratorium Konversi Energi; 2) Labora-torium Telekomunikasi; 3) LaboratoriumInstalasi Listrik.

- Prioritas ketiga dengan rasio ketersediaanantara 40% s/d 60%. Terdiri atas: 1) Labora-torium Instrumentasi dan Kendali; 2) Labo-ratorium Elektronika Dasar dan Lanjut.

Harun, Pemetaan Sumber Daya Laboratorium Teknik Elektro UNG sebagai Analisis Kebutuhan........

Page 30: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

224

Saran1. Dalam pengadaan fasiltas laboratorium

harusnya pihak kontraktor konsultasi denganuser dalam hal peralatan yang diusulkan

2. Struktur organisasi laboratorium sebaiknyaditambahkan dengan koordinator padamasing-masing laboratorium.

ED Corporation., 2010/2011., Product Catalo-gue. ED Co.,Ltd.

Electron.,2007., Technology Teaching Equip-ment. Specialised on Electronic &Electrical Laboratories.

Edibon., 2009. Short Form Catalogue. Tech-nical Teaching Equipment.

GOTT., 2008/2009., Catalog Education Trai-ning System., Malaysia.

Kamin Sumardi., 2011, Manajemen dan Pe-ngembangan Laboratorium TeknikRefrigerasi dan Tata Udara FPTK UPI,Artikel Pengembangan dan ManajemenLab. Diakses tanggal 28 Maret 2011dari: http://file.upi.edu/Direktori/.../Ar-tikel/Artikel%20Pengemb%20%26%20Manajemen%20Lab.pdf

Moch. Nurhadi., 2009, Optimalisasi Dan ArahPengembangan Laboratorium Anatomi,Fisiologi Dan Histologi Fakultas IlmuKeolahragaan Universitas NegeriYogyakarta. Diakses tanggal 24 Maret2011 dari: http://eprints.uny.ac.id/view/type/article.html

Moh. Amin., 1988, Konsorsium Ilmu Pendi-dikan diakses tanggal 28 Maret 2011dari: http://sulistyok.blogspot.com/2010/12/pengelolaan-dan-penataan-laboratorium.html

Senator Nur Bahagia, 2006, Sistem Inventori.Penerbit ITB. Bandung.

Supriatna, Mamat, M.Pd., 2008, Studi Pene-lusuran Pengelolaan LaboratoriumSains SMA sebagai Analisis Kebutuhanuntuk Program Diklat PengelolaLaboratorium. diakses tanggal 28 Maret

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 31: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

225

PENGEMBANGAN PERANGKAT PANDUAN BIMBINGAN DANKONSELING UNTUK MENINGKATKAN KOMITMEN BELAJAR

SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

TUTI WANTU, ABDUL KADIR HUSAIN, MARDIA BIN SMITH,SALIM KOROMPOT, AAM IMADDUDIN

Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Gorontalo

Abstract: A long-term goal from this research is to develop a manual of guidance andcounseling to increase commitment to learning of the student in senior high school.Commitment to learning will guide and help students to optimal their learning processto become optimal person who can do the best in their learning process, and ready toface the challenges the future of their life. Specific objectives is the availabilityof manual of guidance and counseling to facilitate the development commitment tolearning, and serve as guidelines for implementing the supervising tea-cher in guidance and counseling services to enhance the commitment to learningof high school students. This research refers to the model of research and developmentaccording to Borg and Gall (1989), which involves five major steps: (1) to analyze theproduct to be developed, (2) developing initial products, (3) validation experts andrevisions, (4) small-scale field testing and revision of products, and (5) large-scale fieldtrials and the final product. The study lasted 10 months. The details of the research anddevelopment activities are: (1) identification of problems in the field, (2) developmentof instrument to asses student commitment to learning, (3) analysis of the developmentof student’s commitment to learning, (4) development of draft guidelines on Guidanceand Counseling for increased student commitment to learning, (5) developa draft pilot instrument guide device that has been developed, (6) carryout expert validation and revision.

Key words: development, Manual of Guidance and Counseling, commitment tolearning.

Penelitian dilatarbelakangi oleh minimnya program layanan bimbingan di sekolah dasar,terutama dalam upaya peningkatan komitmen belajar. Tujuan yang hendak dicapaiadalah tersedianya seperangkat panduan bimbingan dan konseling yang secara efektifmampu mengembangkan komitmen belajar siswa dan menjadi pedoman bagi gurupembimbing dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling untukmeningkatkan komitmen belajar siswa SMA. Penelitian ini mengacu pada modelpenelitian pengembangan menurut Borg dan Gall (1989), yang melibatkan lima langkahutama, yakni: (1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, (2)mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli dan revisi, (4) uji lapangan skala kecildan revisi produk, dan (5) uji coba lapangan skala besar dan produk akhir. Penelitianini berlangsung selama 10 bulan. Adapun rincian kegiatan penelitian dan pengembanganadalah : (1) identifikasi masalah di lapangan, (2) penyusuan instrumen komitmen belajarsiswa SMA, (3) analisis perkembangan komitmen belajar siswa, (4) pengembangandraft perangkat panduan Bimbingan dan Konseling untuk peningkatan komitmen belajarsiswa SMA, (5) mengembangkan instrumen uji coba draft perangkat panduan yangtelah dikembangkan, (6) melaksanakan validasi ahli dan revisi.

Kata kunci : pengembangan, panduan Bimbingan dan Konseling, komitmen belajar.

Page 32: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

226

Upaya mengembangkan komitmen belajarpeserta didik berimplikasi pada pencapaiantujuan pembelajaran dan pencapaian tujuanpendidikan nasional yaitu mewujudkan manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan utama layanan Bimbingan danKonseling di sekolah adalah untuk membantuagar peserta didik dapat berkembang secaraoptimal yang ditandai dengan kemampuanmerencanakan pendidikan, karir dan masa depan,mampu beradaptasi dengan lingkungan, danmampu menghadapi permasalahan dengan sikappositif. Upaya mewujudkan tujuan tersebutditunjang oleh dua hal utama, yaitu : pengelolaanlayanan bimbingan dan konseling yangprofesional, dan komitmen para peserta didikdalam melakukan seluruh proses pembelajaran.

Goetsch& Davis (Nurihsan, 2006:55)mengungkapkan ‘mutu layanan bimbingan dankonseling merujuk pada proses dan produklayanan bimbingan dan konseling yang mampumemenuhi harapan siswa, masyarakat, sertapemerintah’. Dengan demikian, untuk menun-jang perkembangan komitmen belajar, makadiperlukan program bimbingan dan konselingyang sesuai dengan kebutuhan dan perkembang-an komitmen belajar peserta didik.

Fakta yang ada, program layanan bim-bingan dan konseling masih berorientasi padapenanganan masalah yang bersifat kuratif danbelum menyentuh aspek-aspek perkembanganpeserta didik termasuk perkembangan komit-men belajar. Rendahnya komitmen belajarberdampak pada hasil belajar siswa. Hal iniditunjukkan oleh berbagai permasalahan belajaryang dihadapi siswa, antara lain pada UjianNasional Tahun 2010 siswa SMA se provinsiGorontalo yang lulus ujian tahap satu hanya30% dan yang tidak lulus 70%. Jika hal ini tidaksegera mendapat penanganan maka kualitaslulusan SMA yang menjadi input PerguruanTinggipun rendah.

Komitmen dalam perkembangan remajaberhubungan dengan proses pencarian identitasyang menjadi bagian penting dalam prosesperkembangan remaja, dan secara keseluruhanakan mempengaruhi seluruh area perkembanganremaja, termasuk dalam proses pembelajaran.

Bandura (Pajares & Urdan, 2005) mema-parkan pentingnya remaja memiliki komitmensebagai berikut ‘Adolescents need to committhemselves to goals that give them purpose anda sense of accomplishment. Without personalcommitment to something worth doing, they areunmotivated, bored, or cynical. They becomedependent on extrinsic sources of stimulation’.

Menurut Bandura bahwa remaja sangatpenting memiliki komitmen dalam melaksana-kan aktivitas kehidupannya. Para remaja harusmemiliki komitmen terhadap tujuan-tujuanhidup yang akan memberikan arahan dankejelasan langkah-langkah dalam usaha pen-capaiannya. Tanpa komitmen para remaja akankurang termotivasi, bosan atau merasa pesimisterhadap apa yang akan mereka kerjakan. Tanpakomitmen para remaja akan tergantung padasumber stimulasi eksternal.

Dengan demikian jelas bahwa komitmensangat penting untuk dimiliki oleh remaja.Waterman (Marcia, 1993:164) mengemukakanbahwa keberadaan komitmen pada diri individuditandai dengan adanya keteguhan dalammenetukan keputusan, dan senantiasa keputusanitu dipegang kuat, sehingga individu cenderungmempunyai prinsip hidup yang tidak mudahberubah, kecuali dengan pertimbangan yangsangat matang.

Molly Lee (Handayani, 2007) mengatakankomitmen belajar sangat menentukan prosesdan hasil belajar. Artinya, anak yang komitmenbelajarnya tinggi cenderung melakukan prosespembelajaran yang berkualitas dan pembel-ajaran yang berkualitas memungkinkan ter-capainya hasil belajar yang optimal.

Marcia (1993:181) menyatakan bahwakomitmen merujuk pada investasi yang stabilterhadap satu tujuan, nilai dan kepercayaan yang

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 33: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

227

dibuktikan dengan aktivitas yang mendukung.Menurut Marcia et al. (1993: 206–211) tingkatkomitmen ditunjukkan oleh sejauh manaketeguhan pendirian remaja itu terhadap domaintopik identitas sebagaimana direfleksikan olehkeluasan dan kedalaman aspek: (1) knowledge-ability, (2) activity directed toward implemen-ting the chosen identity element, (3) emotionaltone, (4) identification with significant other,(5) projecting one’s personal future, dan (6)resistance to being swayed.

Pulaski Community Partners Coalition(2003) dan Search Institute (2007) memaparkanbahwa Komitmen belajar siswa dapat dilihatdari munculnya aspek-aspek sabagai berikut :1. motif berprestasi;2. terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah;3. memiliki tanggungjawab terhadap tugas dan

atas pentingnya belajar;4. menunjukan kepedulian terhadap sekolah

(guru, teman);5. memiliki minat yang besar dalam membaca;6. kepercayaan terhadap kemampuan diri;

Komitmen belajar ini akan sangat dipenga-ruhi oleh lingkungan keluarga, teman sebaya,dan lingkungan sekolah (Pulaski CommunityPartners Coalition, 2003). Lingkungan keluargaditerjemahkan sebagai pola asuh yang diterap-kan oleh orang tua. Pengaruh teman sebayadiartikan sebagai bentuk sosialisasi siswa,kelompok, tekanan dan nilai kelompok.Sedangkan lingkungan sekolah dimaknaidengan kebijakan sekolah serta program-program yang dikembangkan yang diperuntu-kan bagi siswa termasuk di dalamnya;kurikulum pembelajaran, aturan sekolah,program layanan bimbingan dan konseling.

METODEPenelitian ini merupakan penelitian

eksperimen semu yang didahului oleh pengem-bangan panduan perangkat bimbingan dankonseling untuk meningkatkan komitmenbelajar siswa. Pengembangan perangkatpanduan menggunakan prosedur penelitian

pengembangan menurut Borg dan Gall (1983)yang terdiri dari 5 langkah, yaitu: (1) analisisproduk awal yang akan dikembangkan, (2)mengembangkan produk awal, (3) validasi ahlidan revisi, (4) uji coba lapangan skala kecil danrevisi produk, dan (5) uji coba lapangan skalabesar dan produk akhir.

Langkah I Analisis produk awal yang akandikembangkan

Pada langkah ini dilakukan penetapanproduk awal yang akan dikembangkan. Kegi-atannya difokuskan pada mengidentifikasimasalah di lapangan berkaitan dengan profilkomitmen belajar siswa Sekolah MenengahAtas Negeri Kota Gorontalo sebagai acuandalam pengembangan panduan bimbingan dankonseling.

Langkah II Mengembangkan produk awal .Kegiatan pada tahap ini adalah mengem-

bangkan draft awal panduan bimbingan dankonseling, yang meliputi: (1) silabus/layanan,(2) program, (3) materi layanan, (4) petunjukpelaksanaan, (5) pedoman evaluasi.

Langkah III. Validasi ahli dan revisiKegiatan ini di awali dengan pengem-

bangan instrumen uji coba produk perangkatpanduan yang telah dikembangkan, yangdilanjutkan dengan validasi ahli, yang terdiridari ahli perancangan, ahli bahasa dan ahlibimbingan dan konseling. Hasil validasidigunakan untuk melakukan revisi produk.

Langkah IV Uji coba lapangan skala kecil danrevisi produk

Kegiatan ini di awali dengan pengem-bangan instrumen uji coba produk, yangdilanjutkan dengan uji coba kelompok kecilyang dilakukan oleh guru pembimbing (1 orang)dan siswa (20 orang).Langkah V Uji coba lapangan skala besar danproduk akhir

Tujuan dari pada kegiatan ini adalah mem-peroleh produk akhir perangkat pembelajaranyang dikembangkan setelah melalui ujilapangan skala besar yang dilakukan oleh guru

Wantu, dkk, Pengembangan Perangkat Panduan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan........

Page 34: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

228

pembimbing (4 orang) dan siswa (40 orang).Sumber data penelitian dalam pengembanganperangkat panduan ini adalah: 1) pakar BK,2) pakar perancangan, 3) pakar evaluasi, 4)pakar bahasa, 5) siswa, 6) guru pembimbing.

Teknik pengumpulan data digunakanadalah angket, yang digunakan untuk menjaringdata validasi ahli, uji coba lapangan skala kecil,dan uji coba lapangan skala besar. Sedangkanuntuk teknik analisis data dilakukan dengan duacara, yaitu :1. Analisis kualitatif, untuk menganalisis

temuan-temuan dalam proses pengem-bangan perangkat panduan, serta kemampu-an guru dalam melaksanakan panduan yangtelah dikembangkan.

2. Analisis inferensial, digunakan untukmenguji hipotesis penelitian melaluieksperimen semu, yakni komitmen belajarsiswa yang dibimbing dengan menggunakanperangkat panduan yang telah dikembang-kan lebih tinggi daripada siswa yang dibim-bing secara konvensional. Teknik analisisdata digunakan adalah uji t.Alur kegiatan penelitian ini dikembangkan

sebagai berikut:

Analisis Pelaksanaan layanan BK

Analisis profil komitmen

belajar siswa

Analisis substansi kegiatan

Desain awal panduan (Draft I)

Validasi Ahli

Revisi

(Draft II)

Uji coba lapangan skala kecil

Analisis Hasil

Revisi

(draft II)

Uji coba lapangan skala

besar

Analisis hasil

Produk Akhir

Eksperimen

Analisis hasil

Laporan

Analisis Produk

Produk Awal

Validasi Ahli dan

Revisi

Uji Skala Kecil

dan Revisi

Uji Skala Besar

dan Produk

Penelitian

Tahun I

Tahun II

Tahun III

Biaya

PNBP 2011

Biaya

?

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Profil Komitmen Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukan sebarantingkat dalam komitmen belajar siswa, berikutini akan disajikan dalam grafik 1.1.

Grafik 1.1Gambaran umum komitmen belajar

siswa sekolah menengah atas

Grafik di atas menunjukan bahwa a) ada-nya keberagaman tingkat komitmen belajarsiswa; dan b) 33.85%) yang mencapai tingkatkomitmen belajar tinggi, 12.31% siswa barumencapai tingkat perkembangan komitmensedang; c) dari seluruh sampel penelitian yangdapat mencapai tingkat komitmen belajar yangoptimal hanya 7.69% dan 1.00% yang masihbelum optimal tingkat komitmen belajarnya.

Data di atas menunjukan bahwa perkem-bangan komitmen belajar siswa masih belummenunjukan perkembangan yang optimal,sehingga hal ini akan berimplikasi pada prosespembelajaran yang dijalani oleh para siswa.

Data dalam grafik 1.1 harus difahamidengan data lain yang diperoleh, yaitu dari profilcapaian pada setiap aspek dalam komitmenbelajar, sehingga data tersebut dapat dipahamisecara potensial dan bukan sesuatu yang kaku.

Komposisi data respons indikator di atasmenjadi penanda bahwa secara umum, kategoritingkat komitmen belajar siswa sekolah mene-ngah atas berada pada kategori tingi dan sedang.Lima aspek yang menjadi kerangka komitmenbelajar menunjukan rata-rata capaian sebesar64.45% artinya secara umum siswa sudah me-nunjukan perkembangan belum optimal, namun

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 35: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

229

untuk pemahaman yang lebih mendalam, perludikaji capaian pada setiap aspek, sehinggadiperoleh gambaran utuh aspek mana saja yangsudah berkembang dengan optimal.

Berikut ini akan disajikan data perolehantingkat komitmen belajar siswa ditinjau daricapaian peraspek.

Aspek pertama, kemampuan mengidentifi-kasi tokoh idola menunjukan capaian sebesar56.82%. Aspek kedua, knowledgeability yaitukemampuan mengaktualiasikan informasi yangterkait dengan diri dan lingkungan yang dapatmenunjang pencapaian tujuan belajar barumencapai 59.61%. Aspek ketiga, proyeksi dirike masa depan menunjukan capaian sebesar61,88%. Aspek keempat, motif berprestasi barumencapai 70.89%, dan aspek kelima, yaitu kete-rampilan mengelola emosi, baru mencapai73.06%.

Dari keseluruhan persentase tiap aspekdapat dilihat tingkat capaian komitmen belajarsiswa secara keseluruhan baru mencapai64.45%, dengan demikian dapat ditarik kesim-pulan bahwa perkembangan komitmen belajarsiswa kelas X SMA di Kota Gorontalo belumoptimal, namun demikian pada setiap aspek danindikator tingkat perkembangannya masih perluditingkatkan lagi. Dari hasil penelitian inimenggambarkan tingkat komit-men belajarsiswa kelas X SMA di Kota Gorontalo danaspek-aspek dan indikator yang perlu dikem-bangkan dengan cara dan pendekatan yang

sistematis dan terstruktur dalam kerangkaprogram bimbingan dan konseling.

2. Rumusan Panduan Bimbingan dan Kon-seling Untuk Meningkatkan KomitmenBelajar SiswaRumusan Panduan diadaptasi dari model

program bimbingan dan konseling kompre-hensif perkembangan, yang terdiri dari empatkomponen utama, yaitu layanan dasar, layananperencanaan individual, layanan responsif, danlayanan dukungan sistem.

Secara operasional, Panduan terbagi men-jadi empat bagian: Panduan umum, PanduanGuru, Panduan Siswa, dan Panduan Evaluasi.

Berikut ini adalah rumusan kompetensiyang akan dikembangkan dalam Panduanbimbingan dan konseling untuk meningkatkankomitmen belajar siswa sekolah menengah atas.Tabel 1.1 Prioritas Pengembangan Materi

Program

Grafik 4.3Tingkat Capaian Aspek Komitmen Belajar Siswa

ASPEK KOMITMEN

a.kemampuan mengiden-tifikasi orang lain yang di-anggap penting

b.Knowledgeability

c. kemampuan mempro-yeksikan diri ke masadepan

d.memiliki motif berpres-tasi.

e.Aspek KE (kemampuanmengelola emosi)

INDIKATOR KOMITMEN

1. Kemampuan mengidentifi-kasi kesuksesan orang-orang besar yang berpres-tasi.

2. kemampuan mengidentifi-kasikan diri terhadap peri-laku belajar tokoh yangdianut.

3. kemampuan mengaktua-lisasikan informasi tentangdiri.

4. Kemampuan mengetahuiinformasi lingkungan dankomponen lain yang me-nunjang pencapaian tujuandalam proses belajar.

5. Memiliki rencana masadepan yang rasional berda-sarkan pertimbangan yangmatang.

6. Konsisten dengan tujuanyang dicapai.

7. Aktivitas yang terarah padatujuan yang realistik.

8. Pantang menyerah danbertahan dalam menghadapitantangan.

9. Kemampuan mengambilkeputusan.

Wantu, dkk, Pengembangan Perangkat Panduan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan........

Page 36: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

230

10. Memiliki orientasi ke masa depan.11. Memiliki tanggung jawab pribadi

yang tinggi.12. Mengurangi perasaan kesepian dan

kecemasan.13. Kemampuan mengelola stress.14. Mampu mengungkap amarah

dengan tepat.15. Memiliki perasaan positif tentang

diri sendiri dan orang lain.16. Bersikap toleran terhadap frustasi.17. Dapat mengendalikan perilaku

agresif yang merusak diri sendiridan orang lain.

3. Hasil Uji Rasional Pakar TentangKelayakan Panduan Bimbingan danKonseling Untuk Meningkatkan KomitmenBelajar Siswa

a. Hasil Validasi Ahli Bimbingan dan Konselingdan Pakar Psikologi terhadap Buku Panduan.

Validasi ahli bimbingan dan konseling danpsikologi dilakukan untuk menilai kejelasanbagian pengantar, rumusan tujuan, uraianmateri, kegiatan latihan, serta keterkaitan antarabagian-bagian tersebut. Validasi dilakukan ter-hadap 5 (lima) buku yang telah disusun.

Berdasarkan validasi diperoleh data seba-gai berikut :1) Buku 1, Topik Identifikasi Tokoh Idola

a) Bagian pengantar: jelas dan dapat meng-antarkan siswa untuk memahami materiyang dibahas pada buku tersebut.

b) Rumusan tujuan: sederhana dan realistisc) Uraian materi: jelas, dan dapat membantu

siswa untuk mencapai tujuan kegiatanyang telah dirumuskan.

d) Kegiatan latihan: jelas, dan dapat mem-bantu siswa untuk mencapai tujuan ke-giatan yang telah dirumuskan.

e) Keterkaitan antara bagian dalam buku:ada keterkaitan.

2) Buku 2, Topik Knowledgeabilitya) Bagian pengantar: jelas dan dapat meng-

antarkan siswa untuk memahami materiyang dibahas pada buku tersebut.

b) Rumusan tujuan: sederhana dan realistis.c) Uraian materi: cukup jelas, namun masih

perlu dikembangkan agar dapat mem-

bantu siswa untuk mencapai tujuankegiatan yang telah dirumuskan.

d) Kegiatan latihan: jelas, dan dapat mem-bantu siswa untuk mencapai tujuankegiatan yang telah dirumuskan

e) Keterkaitan antara bagian dalam buku:ada keterkaitan.

3) Buku 3, Topik Proyeksi diri ke masa depana) Bagian pengantar: jelas dan dapat

mengantarkan siswa untuk memahamimateri yang dibahas pada buku tersebut.

b) Rumusan tujuan: sederhana dan realistisc) Uraian materi: cukup jelas, namun masih

perlu dikembangkan agar dapat memban-tu siswa untuk mencapai tujuan kegiatanyang telah dirumuskan.

d) Kegiatan latihan: jelas, dan dapat mem-bantu siswa untuk mencapai tujuan kegi-atan yang telah dirumuskan.

e) Keterkaitan antara bagian dalam buku:ada keterkaitan

4) Buku 4, Topik Motif berprestasia) Bagian pengantar: jelas dan dapat meng-

antarkan siswa untuk memahami materiyang dibahas pada buku tersebut.

b) Rumusan tujuan: sederhana dan realistisc) Uraian materi: cukup jelas, namun masih

perlu dikembangkan agar dapat memban-tu siswa untuk mencapai tujuan kegiatanyang telah dirumuskan.

d) Kegiatan latihan: masih perlu dikem-bangkan

e) Keterkaitan antara bagian dalam buku:ada keterkaitan

5) Buku 5, Topik Mengelola emosia) Bagian pengantar: jelas dan dapat

mengantarkan siswa untuk memahamimateri yang dibahas pada buku tersebut.

b) Rumusan tujuan: sederhana dan realistisc) Uraian materi: jelas, dan dapat membantu

siswa untuk mencapai tujuan kegiatanyang telah dirumuskan.

d) Kegiatan latihan : jelas, dan dapatmembantu siswa untuk mencapai tujuankegiatan yang telah dirumuskan.

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 37: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

231

e) Keterkaitan antara bagian dalam buku :ada keterkaitan

b. Hasil Validasi Ahli Desain (rancangan)terhadap Buku SiswaValidasi ahli desain (rancangan) dilakukan

untuk menilai keharmonisan tata letak, dankeindahan/kejelasan huruf serta teknik penge-tikan. Validasi dilakukan terhadap 5 (lima) bukuyang telah disusun.

Berdasarkan validasi diperoleh datasebagai berikut :1) Buku 1, Topik Identifikasi Tokoh Idola

a) Desain cover: dapat menimbulkan keter-tarikan siswa untuk membaca buku ini.

b) Desain dengan latar belakang gambarpada setiap halaman: Tidak menggangguketerbacaan siswa dan dapat menimbul-kan ketertarikan siswa untuk membacabuku ini.

c) Bentuk huruf pada cover: dapat menim-bulkan ketertarikan siswa untuk memba-ca buku ini.

d) Bentuk huruf pada setiap halaman: dapatdibaca dan menimbulkan ketertarikansiswa untuk membaca buku ini.

e) Gambar pada cover dan halaman: dapatmewakili substansi topik yang dibahas.

2) Buku 2, Topik Knowledgeabilitya) Desain cover: dapat menimbulkan keter-

tarikan siswa untuk membaca buku inib) Desain dengan latar belakang gambar

pada setiap halaman: Tidak menggangguketerbacaan siswa dan dapat menimbul-kan ketertarikan siswa untuk membacabuku ini.

c) Bentuk huruf pada cover: dapat menim-bulkan ketertarikan siswa untuk memba-ca buku ini.

d) Bentuk huruf pada setiap halaman: dapatdibaca dan menimbulkan ketertarikansiswa untuk membaca buku ini.

e) Gambar pada cover dan halaman: dapatmewakili substansi topik yang dibahas

3) Buku 3, Topik Proyeksi Diri ke masa depan.

a) Desain cover: dapat menimbulkan keter-tarikan siswa untuk membaca buku ini.

b) Desain dengan latar belakang gambarpada setiap halaman: Tidak menggangguketerbacaan siswa dan dapat menimbul-kan ketertarikan siswa untuk membacabuku ini.

c) Bentuk huruf pada cover: dapat menim-bulkan ketertarikan siswa untuk memba-ca buku ini.

d) Bentuk huruf pada setiap halaman: dapatdibaca dan menimbulkan ketertarikansiswa untuk membaca buku ini.

e) Gambar pada cover dan halaman: dapatmewakili substansi topik yang dibahas

4) Buku 4, Topik Motif berprestasia) Desain cover: dapat menimbulkan keter-

tarikan siswa untuk membaca buku ini.b) Desain dengan latar belakang gambar

pada setiap halaman: Tidak menggangguketerbacaan siswa dan dapat menimbul-kan ketertarikan siswa untuk membacabuku ini.

c) Bentuk huruf pada cover: dapat menim-bulkan ketertarikan siswa untuk memba-ca buku ini.

d) Bentuk huruf pada setiap halaman: dapatdibaca dan menimbulkan ketertarikansiswa untuk membaca buku ini.

e) Gambar pada cover dan halaman: dapatmewakili substansi topik yang dibahas

5) Buku 5, Topik Mengelola Emosia) Desain cover: dapat menimbulkan keter-

tarikan siswa untuk membaca buku ini.b) Desain dengan latar belakang gambar

pada setiap halaman: Tidak menggangguketerbacaan siswa dan dapat menimbul-kan ketertarikan siswa untuk membacabuku ini.

c) Bentuk huruf pada cover: dapat menim-bulkan ketertarikan siswa untuk memba-ca buku ini.

d) Bentuk huruf pada setiap halaman: dapatdibaca dan menimbulkan ketertarikansiswa untuk membaca buku ini.

Wantu, dkk, Pengembangan Perangkat Panduan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan........

Page 38: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

232

e) Gambar pada cover dan halaman : dapatmewakili substansi topik yang dibahas

c. Hasil Validasi Ahli Bahasa terhadap BukuSiswaValidasi ahli bahasa dilakukan untuk

menilai aturan-aturan bahasa tulis, maknakalimat, keterbacaan, serta teknik pengetikan.Validasi dilakukan terhadap 5 (lima) buku yangtelah disusun.

Berdasarkan validasi, diperoleh datasebagai berikut :1) Buku 1, Topik Identifikasi Tokoh Idola.

a) Kesesuaian bentuk huruf dengan kemam-puan membaca siswa SMA kelas X:sesuai.

b) Penggunaan bahasa tulis: bahasa yangdigunakan jelas dan sesuai dengan kaidahBahasa Indonesia baku .

c) Kalimat pada bagian “pengantar”: mudahdipahami.

d) Kalimat pada “Rumusan hasil kegiatan”:mudah dipahami.

e) Kalimat pada “Uraian Kegiatan”: mudahdipahami.

f) Kalimat pada “uraian materi”: mudahdipahami.

g) Kalimat pada “latihan”: mudah dipahamih) Teknik pengetikan: masih banyak dite-

mukan kesalahan ketik, terutama ketikanbahasa asing, dan penulisan di sebagaiawalan dan di sebagai kata depan.

2) Buku 2, Topik Knowledgeabilitya) Kesesuaian bentuk huruf dengan kemam-

puan membaca siswa SMA kelas X:sesuai

b) Penggunaan bahasa tulis: bahasa yangdigunakan jelas dan sesuai dengan kaidahBahasa Indonesia baku

c) Kalimat pada bagian “pengantar”: mudahdipaham

d) Kalimat pada “Rumusan hasil kegiatan”:mudah dipahami

e) Kalimat pada “Uraian Kegiatan”: mudahdipahami

f) Kalimat pada “uraian materi”: mudahdipahami

g) Kalimat pada “latihan”: mudah dipahamih) Teknik pengetikan: masih banyak dite-

mukan kesalahan ketik, terutama ketikanbahasa asing, dan penulisan di sebagaiawalan dan di sebagai kata depan.

3) Buku 3, Topik Proyeksi diri ke masa depan.a) Kesesuaian bentuk huruf dengan kemam-

puan membaca siswa SMA kelas X:sesuai.

b) Penggunaan bahasa tulis: bahasa yangdigunakan jelas dan sesuai dengan kaidahBahasa Indonesia baku.

c) Kalimat pada bagian “pengantar”: mudahdipahami.

d) Kalimat pada “Rumusan hasil kegiatan”:mudah dipahami.

e) Kalimat pada “Uraian Kegiatan”: mudahdipahami.

f) Kalimat pada “uraian materi”: mudahdipahami.

g) Kalimat pada “latihan”: mudah dipahamih) Teknik pengetikan: masih banyak dite-

mukan kesalahan ketik, terutama ketikanbahasa asing, dan penulisan di sebagaiawalan dan di sebagai kata depan.

4) Buku 4, Topik Motif Berprestasi.a) Kesesuaian bentuk huruf dengan kemam-

puan membaca siswa SMA kelas X:sesuai.

b) Penggunaan bahasa tulis: bahasa yangdigunakan jelas dan sesuai dengan kaidahBahasa Indonesia baku.

c) Kalimat pada bagian “pengantar”: mudahdipahami.

d) Kalimat pada “Rumusan hasil kegiatan”:mudah dipahami.

e) Kalimat pada “Uraian Kegiatan”: mudahdipahami.

f) Kalimat pada “uraian materi”: mudahdipahami.

g) Kalimat pada “latihan” : mudah dipahamih) Teknik pengetikan : masih banyak

ditemukan kesalahan ketik, terutama

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 39: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

233

ketikan bahasa asing, dan penulisan disebagai awalan dan di sebagai kata depan.

5) Buku 5, Topik Mengelola Emosi.a) Kesesuaian bentuk huruf dengan kemam-

puan membaca siswa SMA kelas X:sesuai.

b) Penggunaan bahasa tulis: bahasa yangdigunakan jelas dan sesuai dengan kaidahBahasa Indonesia baku.

c) Kalimat pada bagian “pengantar”: mudahdipahami.

d) Kalimat pada “Rumusan hasil kegiatan”:mudah dipahami.

e) Kalimat pada “Uraian Kegiatan”: mudahdipahami

f) Kalimat pada “uraian materi”: mudahdipahami.

g) Kalimat pada “latihan”: mudah dipahamih) Teknik pengetikan: masih banyak dite-

mukan kesalahan ketik, terutama ketikanbahasa asing, dan penulisan di sebagaiawalan dan di sebagai kata depan.

d. Hasil Validasi Ahli Bimbingan dan Konselingdan Ahli Psikologi terhadap Panduan Guru.

Validasi ahli Bimbingan dan Konseling danPsikologi dilakukan untuk menilai ketepatandan urutan bentuk-bentuk layanan yangdiselenggarakan guru pembimbing, sertakesesuaian media dan fasilitas yang digunakan,serta prosedur penilaian.

Berdasarkan validasi diperoleh datasebagai berikut :1) Ketepatan bentuk-bentuk layanan : sudah

tepat2) Urutan layanan: urutan c dan d dipertukarkan3) Kesesuaian media dan fasilitas : sudah sesuai4) Prosedur penilaian : sudah tepat.

e. Hasil Validasi Ahli Desain (Rancangan)terhadap Panduan Guru

Validasi ahli desain terhadap panduan gurudilakukan untuk menilai keharmonisan tataletak. Berdasarkan validasi diperoleh datasebagai berikut :

1) Desain cover: dapat menimbulkan motivasiguru untuk menggunakan buku ini.

2) Bentuk huruf pada cover: dapat menimbul-kan ketertarikan guru untuk menggunakanbuku ini.

3) Tata letak: cukup menarik.

f. Hasil Validasi Ahli Bahasa terhadap PanduanGuru.

Validasi ahli bahasa terhadap panduan gurudilakukan untuk menilai aturan-aturan bahasatulis, makna kalimat, serta teknik pengetikan.

Berdasarkan validasi diperoleh data seba-gai berikut :1) Penggunaan bahasa tulis: bahasa yang

digunakan jelas dan sesuai dengan kaidahbahasa Indonesia baku.

2) Makna kalimat: kalimat-kalimat yangdigunakan mudah untuk dipahami

3) Teknik pengetikan: masih banyak yangditemukan kesalahan ketik, khususnya padatulisan di sebagai awalan dan di sebagai katadepan. Juga terdapat banyak kata yang tidaklengkap atau berlebihan.

g. Hasil Validasi Ahli Bimbingan dan Kon-seling dan Ahli Psikologi terhadap PanduanEvaluasi.Validasi ahli Bimbingan dan Konseling dan

ahli psikologi terhadap Buku Panduan Evaluasidilakukan untuk menilai butir-butir instrumenserta petunjuk penyekoran.

Berdasarkan validasi diperoleh datasebagai berikut :1) Substansi pertanyaan : dapat digunakan

untuk mengukur aspek-aspek yang diukur2) Jumlah pertanyaan : Cukup3) Rumusan butir-butir isntrumen : sudah baik4) Petunjuk penyekoran : sudah jelas dan tepat.

h. Hasil Validasi Ahli Desain (Rancangan)terhadap Panduan EvaluasiValidasi ahli desain terhadap panduan

evaluasi dilakukan untuk menilai keharmonisantata letak.

Wantu, dkk, Pengembangan Perangkat Panduan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan........

Page 40: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

234

Berdasarkan validasi diperoleh datasebagai berikut :1) Desain cover: dapat menimbulkan motivasi

guru untuk menggunakan buku ini.2) Bentuk huruf pada cover: dapat menimbul-

kan ketertarikan guru untuk menggunakanbuku ini.

3) Tata letak: cukup menarik

i. Hasil Validasi Ahli Bahasa terhadap PanduanEvaluasiValidasi ahli bahasa terhadap panduan

evaluasi dilakukan untuk menilai aturan-aturanbahasa tulis, makna kalimat, serta teknikpengetikan.

Berdasarkan validasi diperoleh datasebagai berikut :1) Penggunaan bahasa tulis: bahasa yang

digunakan jelas dan sesuai dengan kaidahbahasa Indonesia baku.

2) Makna kalimat: kalimat-kalimat yangdigunakan mudah untuk dipahami

3) Teknik pengetikan: masih banyak yangditemukan kesalahan ketik, khususnya padatulisan di sebagai awalan dan di sebagai katadepan. Juga terdapat banyak kata yang tidaklengkap atau berlebihan

PENUTUPKesimpulan

Tingkat komitmen belajar siswa kelas Xsekolah menengah atas di Kota Gorontaloberada pada tingkat sedang dan tinggi jika

dilihat dari hasil yang diperoleh oleh kese-luruhan sampel, jika dilihat dari hasil capaianper-aspek komitmen belajar siswa, tingkatcapaiannya belum menunjukan hasil yangoptimal, yaitu rata-rata capaian baru menunju-kan 64.45%. Hal ini menunjukan bahwaperkembangan komitmen belajar siswa masihperlu ditingkatkan melalui serangkaian layananbimbingan dan konseling yang terstruktur dansistematis.

Hasil validasi rasional pakar bimbingan dankonseling terhadap rumusan panduan bimbing-an dan konseling untuk meningkatkan komit-men belajar siswa dinilai layak sebagai suatukerangka kerja layanan untuk dilaksanakansebagai panduan layanan bimbingan dankonseling di sekolah menengah atas.

SaranPanduan yang telah dikembangkan untuk

meningkatkan komitmen belajar baru diujisecara rasional oleh pakar, untuk mengujitingkat keefektifan panduan ini diperlukan ujisecara empiris dengan melalui penelitian yangmenguji keefektifan panduan layanan dalammeningkatkan komitmen belajar siswa.

Guna terlaksananya penelitian tersebut,maka dibutuhkan dana, dan untuk itudiharapkan lembaga yang terkait dalam hal iniLembaga Penelitian UNG untuk memberikankesempatan bagi peneliti memperoleh danapenelitian lanjutan untuk menguji cobakanproduk yang berhasil dikembangkan.

Buscaglia, 2005 Encouraging Children to LoveLearning . tersedia di : Search Institute,www.search-institute.org.

Marcia, J.E. et al. 1993, Ego Identity, AHandbook for Psychososial Research,New York: Springer-Verlag.

Nurihasan, Ahmad Juntika, 2005. StrategiLayanan Bimbingan dan Konseling.Bandung :Refika Aditama

-----------, 2006. Bimbingan dan Konselingdalam Berbagai Latar Kehidupan.Bandung : Refika Aditama

Pajares & Urdan , 2005, Self-efficay beliefs ofadolescent. Information Age Publi-shing.

Pulaski Community Partners Coalition, 2003.Nurture in young people a commitment

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 41: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

235

to learning. [online] Tersedia di:www.aboutpcpc.org.

Search Institute Team, 2007, How You CanBuild The Commitment to LearningAssets. Search Institute [Online].Tersedia: http://www.search-institute.org/assets/individual learning.html.

Yusuf, Syamsu, 2004. Psikologi PerkembanganAnak dan Remaja. Bandung : Rosda

---------, 2002. Panduan Pelayanan BK BerbasisKompetensi. Jakarta: Pusat Pengem-bangan Kurikulum

Tamkin & Hilage, 1997. Individual Commit-ment to Learning: Motivation andRewards. IES [Online]. Tersedia : http//www.ies.edu/commitment/summary.php.htm.

The Free dictionary, 2007. Commitment.[Online] Tersedia: http://www.thefree-dictionary.com/commitment.

Wantu, dkk, Pengembangan Perangkat Panduan Bimbingan dan Konseling untuk Meningkatkan........

Page 42: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

236

Abstract: Program Tahunan dan Program Semester (PROTASMES) is one part of thelearning plan is the reference and guidance in preparing lesson plans further, becausethe distribution contains a detailed allocation of time to be used in learning lessons forthe entire year or semester running. With this program the efficiency and effectivenessof study time effectively. The problems are still encountered on some PKn teacher, isthe impression that the annual program and the semester program is less important,because there are teachers who do not make it, and if anyone makes it, sometimes notprepared properly and correctly. Consequently there is a discrepancy determination ofallocation of time on the syllabus that has been prepared and the RPP timing, with thenumber of effective allocation of available time in the semester goes, because protasmesnot prepared to consider those factors. The research was conducted on a number ofPKn teacher at SMK Negeri 3 Gorontalo and implemented within 2 (two) cycles. Withthe results achieved in this study are: the ability of teachers in preparing the annualprogram in cycle 1 had reached 85.71 results, while for the new smester program re-sults attained 78.57%. so that the overall average result is 82.14% Protasmes prepara-tion, has not achieved the performance indicator (85%). The results obtained after cycleII, is an increase in the ability of teachers in developing programs that previously smester78.57% to 96.42% an increase of 17.85%. The average results achieved in preparingthe suitability of the cycle I Protasmes ie 82.14, then at the second cycle to be 91.06%,an increase of 8.92%. Looking at the results in an increase in cycle 2, it can be said thatthe supervision is carried out in groups to teachers who have the same problems andshortcomings in this regard the preparation protasmes appropriately and correctly canbe an alternative in improving teachers' ability to make the program to be used asreference in develop and implement programs for future learning.

Keywords: Supervision Group, Improving Teacher Capabilities

Abstrak: Program Tahunan dan Program Semester (protasmes) adalah salah satu bagiandari perencanaan pembelajaran yang menjadi acuan dan pedoman dalam menyusunrencana pembelajaran selanjutnya, karena memuat secara rinci pembagian alokasi waktuyang akan digunakan dalam pembelajaran untuk sepanjang tahun pelajaran atausemester yang berjalan. Dengan adanya program ini maka efisiensi dan efektifitaswaktu belajar efektif. Permasalahan yang masih dijumpai pada sejumlah guru PKn,adalah adanya kesan bahwa program tahunan dan program semester kurang penting,karena ada guru yang tidak membuatnya, dan jika ada yang membuatnya, kadang-kadang tidak disusun secara tepat dan benar. Akibatnya terjadi ketidaksesuaianpenetapan alokasi waktu pada silabus yang telah disusun dan penetapan waktu padaRPP, dengan jumlah alokasi waktu efektif yang tersedia pada semester berjalan, karenaprotasmes disusun tidak mempertimbangkan faktor-faktor tersebut. Penelitian inidilaksanakan pada sejumlah guru PKn di SMK Negeri 3 Gorontalo dan dilaksanakandalam 2 (dua) siklus. Dengan hasil yang dicapai pada penelitian ini adalah: kemampuanguru dalam menyusun program tahunan pada siklus 1 sudah mencapai hasil 85,71,sedangkan untuk program smester baru memeroleh hasil 78.57%. sehingga secarakeseluruhan rata-rata hasil penyusunan Protasmes adalah 82.14%, belum mencapaiindikator kinerja (85%). Hasil yang diperoleh setelah siklus II,adalah terjadipeningkatan kemampuan guru dalam menyusun program smester yang sebelumnya78.57%, menjadi 96.42% terjadi peningkatan sebesar 17.85%. Hasil rata-rata

SUPERVISI KELOMPOK ALTERNATIF MENINGKATKANKEMAMPUAN GURU PKN DI SMK NEGERI 3 GORONTALO

MENYUSUN PROTASMES YANG TEPAT

HANY TANUADinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Gorontalo

Page 43: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

237

kesesuaian dicapai dalam menyusun Protasmes pada siklus I yakni 82.14, makapada siklus II menjadi 91.06%, terjadi peningkatan sebesar 8.92%. Melihat peningkatanhasil pada siklus 2, dapatlah dikatakan bahwa supervisi yang dilaksanakan secarakelompok kepada guru-guru yang memiliki masalah dan kekurangan yang sama dalamhal ini penyusunan protasmes secara tepat dan benar dapat dijadikan alternatif dalammeningkatkan kemampuan guru membuat program tersebut untuk dijadikan sebagaiacuan dalam menyusun dan melaksanakan program pembelajaran selanjutnya.

Kata Kunci: Supervisi Kelompok, Meningkatkan Kemampuan Guru.

Kompetensi yang harus dimiliki olehpengawas sekolah berkenaan dengan kemampu-annya dalam pembinaan dan pengembangankemampuan guru untuk meningkatkan mutupembelajaran dan bimbingan di sekolah/satuanpendidikan adalah supervisi akademik. Atasdasar itu maka salah satu peran yang harusdilakukan pengawas sekolah adalah bagaimanamengarahkan pihak pengelola sekolah, khusus-nya guru, dalam membuat perencanaan pem-belajaran.

Perencanaan pembelajaran merupakanbagian penting dalam pelaksanaan pendidikandi sekolah.Perencanaan adalah persiapan awalyang dibuat guru sebelum melaksanakan tugaspembelajaran. Melalui perencanaan pembel-ajaran yang baik, guru akan lebih mudah dalammelaksanakan pembelajaran dan siswa akanlebih terbantu dan mudah dalam belajar.Perencanaan pembelajaran dikembangkansesuai dengan kebutuhan dan karakteristikpeserta didik, sekolah, mata pelajaran dansebagainya.

Salah satu bagian dari perencanaan pem-belajaran adalah program tahunan dan programsemester (protasem) yang menjadi acuan danpedoman dalam menyusun rencana pembel-ajaran selanjutnya, karena memuat secara rincipembagian alokasi waktu yang akan digunakandalam pembelajaran untuk sepanjang tahunpelajaran atau semester yang berjalan. Denganadanya program ini maka efisiensi dan efek-tifitas waktu belajar efektif terjamin.

Begitu pentingnya protasem ini makadiharapkan setiap guru untuk menyusunnyasecara tepat dan benar yakni pembagian alokasiwaktu SK dan KD yang akan dibelajarkan harussesuai dengan alokasi waktu pada silabus, padaRPP dan sesuai dengan alokasi minggu efektifpada semester berjalan.

Jika alokasi waktu pada silabus dan RPPyang telah disusun tidak memerhatikan alokasiwaktu yang tersedia pada semester berjalan,maka ada RPP yang tidak sempat dibelajarkandan ini berarti ada Standar Kompetensi danKompetensi Dasar yang harus dikuasai siswaselama satu tahun atau satu semester tidaktercapai secara optimal,karena kadang-kadangjumlah alokasi waktu dalam RPP yang telahdisusun jumlahnya melebihi atau kurang dariwaktu efektif pada smester berjalan.

Persoalan yang masih dijumpai padasebagian guru, adalah adanya kesan bahwaprogram tahunan dan program semester kurangpenting ,karena ada guru yang hanya membuatformatnya,tapi tidak mengisinya secara tepatdan benar.

Hasil supervisi pada guru PKn di SMKNegeri 3 Gorontalo,adalah adanya programtahunan dan program semester, belum disusunsecara tepat dan benar. Hal ini terjadi bukankarena ketidakmampuan guru membuatnya,tapijuga adanya keraguan dan kekhawatiran akanpenetapan alokasi waktu pada protasem jangan-jangan akan berbeda dengan waktu efektif yangberlaku di sekolah kejuruan yang memberlaku-kan mata pelajaran Adaptif. Normatif danProduktif.

Akibatnya pembelajaran dilaksanakantidak berpedomankan pada protasem, tapiterkesan berupaya menghabiskan materi yangtersedia pada silabus dan RPP, tanpa memperhi-tungkan apakah standar kompetensi dan kompe-tensi dasar yang telah dibelajarkan dikuasaisiswa, akibatnya hasil belajar yang diharapkantidak optimal.

Menghadapi permasalahan ini, upayapengawas mata pelajaran PKn, adalah melaksa-nakan pembimbingan guru agar dapat mema-hami dan menyusun protasem secara tepat dan

Tanua, Supervisi Kelompok Alternatif Meningkatkan Kemampuan Guru PKn di SMK Negeri 3........

Page 44: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

238

benar dan alternatif yang dilakukan adalahdengan menggunakan salah satu tekhniksupervisi akademik yakni supervisi kelompok

Supervisi kelompok adalah salah satutekhnik supervisi akademik yang ditujukan padadua orang atau lebih yang sesuai dengan analisiskebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhanatau kelemahan-kelemahan yang sama

Untuk membuktikan apakah supervisikelompok dapat meningkatkan kemampuanguru PKn di SMK Negeri 3 Gorontalo dalammenyusun protasem secara tepat ,makapenelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan.

KAJIAN TEORI1. Kompetensi Profesional Guru

Profesionalisme guru merupakan sesuatuyang sangat penting dalam menunjang fungsidan peranan guru di dalam melaksanakankegiatan belajar mengajar.Sebagai pengajar ataupendidik, guru merupakan salah satu faktorpenentu keberhasilan setiap upaya pendidikan.Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendi-dikan, khususnya dalam kurikulum dan pening-katan sumber daya manusia yang dihasilkan dariupaya pendidikan selalu bermuara pada faktorguru. Hal ini menunjukan bahwa betapaeksisnya peran guru dalam dunia pendidikan(Usman:2001.v). Guru profesional adalah orangyang memiliki kemampuan dan keahlian khususdalam bidang keguruan sehingga ia mampumelakukan tugas dan fungsinya sebagai gurudengan kemampuan maksimal (Usman2001:15)

Kompetensi Profesional yaitu kemampuanyang harus dimiliki guru dalam perencanaan danpelaksanaan proses pembelajaran. Gurumempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatanbelajar siswa untuk mencapai tujuan pembel-ajaran. Guru harus selalu meng-update, danmenguasai materi pelajaran yang disajikan.Persiapan diri tentang materi diusahakan denganjalan mencari informasi melalui berbagaisumber seperti membaca buku-buku terbaru,mengakses dari internet, selalu mengikutiperkembangan dan kemajuan terakhir tentang

materi yang disajikan. (Penilaian Kinerja GuruDirjen PMPTK 2008)

Sehubungan dengan kompetensi guru, LouAnne Johnson (2008:5), dalam buku pengajaranKreatif dan Menarik, membagi guru dalam tigatipe dasar; yakni guru super, guru exellent, danguru good. Mengajar dengan super membutuh-kan energi fisik,emosi,dan mental yang sangattinggi.guru-guru super biasanya tiba di sekolahlebih awal dan pulang paling akhir .mereka jugameningkatkan kualitas profesinya denganmenghadiri seminar dan melanjutkan kuliahpendidikan, ikhlas melayani murid-murid baikintra maupun ekstra di dalam maupun di luarkelas.

Guru excellent menikmati pekerjaanmereka,tetapi mereka membatasi jumlah waktudan energi yang mereka butuhkan untukmengajar.mereka peduli dan melakukan yangterbaik bagi para murid mereka,tetapi tidakmengorbankan kebutuhan keluarga merekasendiri.para guru excellent juga bekerja lemburkarena untuk mengajar yang baik di butuhkansejumlah waktu lembur yang tidak di bayarseperti memeriksa pekerjaan murid, membuatrencana mengajar dan mengatasi karya wisata,tetapi mereka memberikan batasan waktulembur yg mau mereka kerjakan.

Guru good mengerjakan pekerjaan merekadengan baik,tetapi mereka membuat batasan ygsangat jelas antara profesionalitas dan waktupribadi.mereka memperlakukan murid denganrasa hormat dan mereka melakukan yang terbaikuntuk memastikan bahwa semua murid mem-pelajari materi yang disyaratkan untuk tingkatpendidikan selanjutnya,tetapi mereka tidakmerasa berkewajiban untuk menyelamatkanmurid-muridnya satu persatu.guru-guru yanggood tiba di sekolah cukup awal untuk me-nyiapkan diri, tetapi mereka tidak menawarkankunjungan ke rumah mereka atau tidak juga jamistirahat mereka.

Ketiga model guru di atas baik Guru super,Guru exellent, dan guru good, menunjukkanbagaimana komitmen terhadap tugas dilaksana-

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 45: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

239

kan. kompetensi professional sebagai gurunampak pada kesungguhan dalam melaksana-kan tugas sebagai pendidik yang bertanggung-jawab terhadap keberhasilan anak didik mereka.

Seorang profesional dituntut mampumemenuhi kompetensi yang dipersyaratkan.Guru sebagai seorang profesional dipersyarat-kan memiliki empat kompetensi yakni: kom-petensi pedagogik, kompetensi sosial, kompe-tansi kepribadian, dan kompetensi profesionalseperti tertuang dalam Peraturan MenteriPendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007tanggal 4 Mei 2007.

Keempat kompetensi tersebut bersifatholistik dan integratif yang ditunjukkan dalamkinerja guru. Dengan demikian, sosok gurusecara utuh menunjukkan kompetensi gurumeliputi (a) pengenalan peserta didik secaramendalam; (b) penguasaan bidang studi baikdisiplin ilmu (diciplinary content) maupunbahan ajar dalam kurikulum sekolah (pedago-gical content); (c) penyelenggaraan pembel-ajaran yang mendidik yang meliputi perenca-naan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasiproses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untukperbaikan; dan (d) pengembangan kepribadiandan profesionalitas secara berkelanjutan

Adapun kompetensi yang harus dimilikiguru dalam proses pembelajaran dapat diamatidari aspek-aspek:a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

pikir keilmuan yang mendukung matapelajaran yang diampu.

b. Menguasai Standar Kompetensi danKompetensi Dasar mata pelajaran/ bidangpengembangan yang diampu.

c. Mengembangkan materi pelajaran yangdiampu secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesionalan secaraberkelanjutan dengan melakukan tindakanreflektif

e. Memanfaatkan teknologi informasi dankomunikasi untuk pembelajaran.(ProfilKebutuhan Guru;Bahan Belajar MandiriBERMUTU,2008)

Satu dari tahapan mengajar yang harusdilalui oleh guru profesional adalah “menyusunperencanaan pengajaran atau dengan kata laindisebut juga dengan “mendisain programpengajaran”. Dalam implementasi kurikulumatau pelaksanaan pengajaran,merencanakan,melaksanakan proses belajar mengajar danmenilai hasil belajar siswa, merupakan rangkai-an kegiatan yang saling berurutan dan tak terpi-sah satu sama lain (terpadu) (Nurdin , 2005.82)

Perencanaan dapat diartikan sebagai prosespenyusunan berbagai keputusan yang akandilaksanakan pada masa yang akan datang untukmencapai tujuan yang akan ditentukan (Gaffardalam Dadan). Fungsi perencanaan meliputikegiatan menetapkan apa yang ingin dicapaibagaimana cara mencapainya, berapa lamawaktu yang akan dibutuhkan, berapa orang yangdiperlukan dan berapa banyak biayanya.Dadan,Wahidin, makalahkumakalah-mu.wordpress.com/.Oktober 26, 2008 )

Salah satu bagian dari perencanaanpembelajaran adalah program tahunan danprogram semester (protasmes) yang menjadiacuan dan pedoman dalam menyusun rencanapembelajaran selanjutnya, karena memuatsecara rinci pembagian alokasi waktu yang akandigunakan dalam pembelajaran untuk sepanjangtahun pelajaran atau semester yang berjalan.Dengan adanya program ini maka efisiensi danefektifitas waktu belajar efektif terjamin.

Persoalan yang masih dijumpai padasebagian guru, adalah adanya kesan bahwaprogram tahunan dan program semester kurangpenting, karena ada guru yang hanya membuatformatnya, tapi tidak mengisinya secara tepatdan benar. Akibatnya terjadi ketidaksesuaianpenetapan alokasi waktu pada silabus yang telahdisusun dan penetapan waktu pada RPP, denganjumlah alokasi waktu efektif yang tersedia padasemester berjalan, karena protasem disusuntidak mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.

Sebagai supervisor akademik, peneliti ber-kewajiban untuk membantu kemampuan

Tanua, Supervisi Kelompok Alternatif Meningkatkan Kemampuan Guru PKn di SMK Negeri 3........

Page 46: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

240

profesional guru agar dapat meningkatkankemampuannya dalam penyusunan protasemyang tepat dan benar yakni dengan melaksana-kan pembimbingan, mengarahkan dan memberipemahaman kepada guru bagaimana membuatprotasem secara tepat dan benar. Dan tindakanyang dilaksanakan adalah dengan melaluisupervisi kelompok. Dan untuk mendapatkangambaran bagaimana tingkat kemampuan gurudalam menyusun protasem setelah dilaksanakansupervisi kelompok maka Penelitian TindakanSekolah ini dilaksanakan.

2. Supervisi Kelompok dalam PenyusunanProtasemSupervisi akademik dilaksanakan dalam

rangka membina guru dalam meningkatkanmutu proses pembelajaran. Oleh sebab itusasaran supervisi akademik adalah guru dalamperencanaan dan proses pembelajaran, yangterdiri dari materi pokok dalam proses pem-belajaran, penyusunan silabus dan RPP,pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran,penggunaan media dan teknologi informasidalam pembelajaran, menilai proses dan hasilpembelajaran serta penelitian tindakan kelas

Glickman (1981), mendefinisikan supervisiakademik adalah serangkaian kegiatan mem-bantu guru mengembangkan kemampuannyamengelola proses pembelajaran demi penca-paian tujuan pembelajaran. Supervisi akademikmerupakan upaya membantu guru-gurumengembangkan kemampuannya mencapaitujuan pembelajaran. (Daresh, 1989). Dengandemikian, berarti, esensi supervisi akademik itusama sekali bukan menilai unjuk kerja gurudalam mengelola proses pembelajaran,melainkan membantu guru mengembangkankemampuan profesionalismenya. (Metode DanTeknik Supervisi Direktorat tenaga kependidik-an. Dirjen PMPTK. 2010)

Terdapat beberapa metode dan tekniksupervisi akademik yang dapat dilakukanpengawas. Metode-metode tersebut meliputi

pertemuan staf, kunjungan supervisi, buletinprofesional, perpustakaan profesional,laboratorium kurikulum, penilaian guru,demonstrasi pembelajaran, pengembangankurikulum, pengembangan petunjuk pembel-ajaran, darmawisata, lokakarya, kunjunganantarkelas, bacaan profesional, dan surveimasyarakat-sekolah. Sedangkan teknik-tekniksupervisi itu bisa dikelompokkan menjadi duakelompok, yaitu. teknik supervisi individual,dan teknik supervisi kelompok. (Metode DanTeknik Supervisi Direktorat tenaga kependidik-an.Dirjen PMPTK. 2010)

Dalam menghadapi permasalahan dankelemahan yang sama pada sejumlah guru makateknik supervisi kelompok adalah salah satualternatif yang dapat dilaksanakan pengawasuntuk memecahkan permasalahan tersebut.Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisiskebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhanatau kelemahan-kelemahan yang samadikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada merekadiberikan layanan supervisi sesuai denganpermasalahan atau kebutuhan yang merekahadapi.

Permasalahan yang paling mendasar daripenelitian ini adalah adanya guru PKn yangbelum dapat menyusun program tahunan danprogram semester (PROTASEM) secara tepatdan benar,padahal kegiatan utama yang harusdipersiapkan seorang guru dalam melaksanakantugas pembelajarannya adalah membuatprogram ini.

Fungsi kedua program ini sangat penting,yakni program tahunan sebagai acuan untukmembuat program semester, sedangkan danprogram semester berfungsi sebagai: a) Acuanmenyusun program satuan pelajaran (RPP); b)Acuan kalender kegiatan belajar mengajar, c)Untuk mencapai efisiensi dan efektifitaspenggunaan waktu belajar efektif yang tersedia.(Usman, 2001:54)

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 47: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

241

Menurut Mulyasa (2007:249) Programtahunan merupakan program umum setiap matapelajaran yang dikembangkan oleh guru matapelajaran yang bersangkutan.program ini perludipersiapkan dan dikembangkan oleh gurusebelum tahun ajaran karena merupakanpedoman bagi pengembangan program-programberikutnya yakni program semester,programmingguan dan program harian berupa programpembelajaran setiap kompetensi dasar. DanSelanjutnya program semester (Mulyasa,2007:253) berisikan garis-garis besar mengenaihal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapaipada semester tersebut.program semestermerupakan penjabaran dari program tahunandan berisikan tentang bulan,pokok bahasan yangakan disampaikan,waktu yang direncanakan danketerangan-keterangan.

Keberhasilan implementasi kurikulumsangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yangakan menerapkan dan mengaktualisasikankurikulum tersebut ke dalam tugas yang dibe-bankan kepadanya.tidak jarang kegagalan im-plementasi kurikulum disebabkan oleh kurang-nya pengetahuan, ketrampilan dan kemampuanguru dalam memahami tugas-tugas yang akandilaksanakannya mulai dari perencanaan,pelaksanaan pembelajaran sampai pada evaluasihasil pembelajaran. (Nurdin, 2005:74)

Penelitian yang dilaksanakan di SMKNegeri 3 Gorontalo telah membuktikan bahwaMelalui supervisi kelompok sejumlah guru PKndapat menyusun program tahunan 2010/2011dengan tepat dengan pembagian SK/KDpersemester jelas,serta dapat menyusunprogram semester ganjil yang pembagianalokasi waktunya sesuai dengan alokasi waktuyang ditetapkan dalam silabus,sesuai denganminggu efektif yang berlaku di semesterberjalan, sesuai pembagian alokasi waktu tatapmuka dalam RPP dan alokasi waktu pemberianulangan.

Penentuan alokasi waktu pada setiapkompetensi dasar didasarkan pada jumlah

minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaranperminggu pada semester ganjil, denganmempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dantingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasiwaktu yang dicantumkan dalam silabusmerupakan perkiraan waktu rerata untukmenguasai kompetensi dasar yang dibutuhkanoleh peserta didik yang beragam.

Dengan demikian tidak ada lagi perbedaanantara semua komponen tersebut dandiharapkan jika hal ini dipahami makapembelajaran PKn akan terlaksana dengan baikdan optimal karena standar kompetensi dankompetensi dasar yang telah ditetapkan selamasmester ini dapat dibelajarkan dengan tuntas.

METODEPenelitian ini dilaksanakan pada sejumlah

guru PKn di SMK Negeri 3 Gorontalo dandilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Adapunkegiatannya diawali dengan pertemuan awal(pre confrence) yakni memantau, melihat danmenganalisis permasalahan yang dihadapi guru,kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mem-bina/membimbing guru menyusun program,membantu memberikan masukan dan perbaikanpada program yang telah disiapkan dan diakhiridengan penilaian hasil penyusunan PROTA-SEM masing-masing guru.

1. Perencanaan TindakanAgar pelaksanaan tindakan dalam upaya

peningkatan kemampuan guru PKn dalammenyusun protasmes, terlebih dahulu dilakukanperencanaan terhadap tindakan yang akan di-lakukan.

Adapun rencana tindakan yang akandilaksanakan adalah sebagai berikut:1. Pengarahan penyusunan protasmes2. Guru menyusun program tahunan yang

mencakup komponen Standar Kompetensidan Kompetensi Dasar, Indikator danAlokasi waktu efektif selama tahun 2010/2011.

Tanua, Supervisi Kelompok Alternatif Meningkatkan Kemampuan Guru PKn di SMK Negeri 3........

Page 48: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

242

3. Guru menyusun program semester yangmencakup SK, KD, Indikator dan alokasiwaktu efektif perminggu ,waktu tatapmuka,waktu evaluasi dan waktu tidak efektifselama satu semester.

2.Pelaksanaan TindakanPenelitian tindakan sekolah ini pelaksana-

annya dalam 2 (dua) siklus secara berkelanjutanmulai bulan Oktober sampai dengan bulanDesember 2010. Setiap siklus dilaksanakandengan menyelesaikan 1 (satu) kegiatan .

Siklus I dilaksanakan pada bulan Oktober2010 dan siklus II dilaksanakan pada bulanNopember 2010. Setiap siklusnya dilaksanakandengan langkah-langkah perencanaan, pelaksa-naan tindakan, pengamatan (observasi) danrefleksi.

Dalam pelaksanaan tindakan ini, kegiatanyang dilakukan antara lain adalah sebagaiberikut:a Konsultasi awal

1. Memberi informasi kepada kepala sekolahbahwa akan diadakan Penelitian TindakanSekolah yang melibatkan Guru PKn.

2. Diskusi dengan kepala sekolah mengenaihasil supervisi akademik dan hasil obser-vasi rencana pembelajaran yang digunakanuntuk mencari permasalahan.

3. Mengidentifikasi permasalahan untukdirumuskan menjadi masalah yang spesifikdalam Penelitian Tindakan Sekolah.

4. Diskusi awal dengan guru PKn tentangsubstansi permasalahan, mendiskusikankonsep-konsep esensial serta kompetensiatau keterampilan yang perlu dipelajaridan strategi yang digunakan dalam menyu-sun protasmes.

b. Pelaksanaan1. Pembimbingan guru dalam penyusunan

protasmes tahun pelajaran 2010-2011melalui pertemuan MGMP PKn di SMKNegeri 3 Gorontalo.

2. Pengarahan tentang syarat-syarat penyu-sunan program tahunan yang baik yang

mencakup Standar Kompetensi danKompetensi Dasar ,Indikator dan Alokasiwaktu selama tahun pelajaran 2010/2011.

3. Pengarahan tentang syarat-syarat penyu-sunan program semester yang baik menca-kup SK, KD, Indikator dan alokasi waktuefektif perminggu, waktu tatap muka,waktu evaluasi dan waktu tidak efektifselama satu semester.

4. Pengarahan guru dalam menyesuaikanalokasi waktu pada program semesterdengan alokasi waktu pada silabus, RPPdan waktu efektif yang berlaku khusus disekolah kejuruan.

c. Analisisi hasil pembimbinganDialog dengan guru tentang hal-hal:

1. Kesesuaian protasmes dengan silabus,RPP dan minggu efektif tahun dan semes-ter berjalan.

2. Penyusunan protasmes sesuai dengansyarat-syarat yang benar dan tepat.

3. Hal-hal apa yang masih perlu diperbaikidan dapat ditingkatkan.

4. Apa yang akan dilakukan untuk kegiatanberikutnya.

5. Mengamati dan mengukur apakah pem-bimbingan melalui supervisi kelompoktelah sesuai dengan indikator-indikatorkeberhasilan yang telah ditetapkan.

3. RefleksiProgram yang dibuat oleh guru direfleksi

mengenai kesesuaian antara SK, KD dan Indi-kator yang akan dibelajarkan selama tahun dansemester berjalan dengan alokasi waktu padasilabus, alokasi waktu pada Rencana Pelaksa-naan Pembelajaran (RPP) dengan alokasi waktuefektif pada tahun pelajaran 2010/2011, sertatelah memenuhi kaidah penyusunan programyang baik.

Untuk siklus II dalam penelitian tindak-an ini dilaksanakan berdasarkan hasilrefleksi dari siklus I, sehingga masing-masing siklus ada saling keterkaitan. SiklusII merupakan modifikasi dari siklus I. Hal

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 49: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

243

ini dilakukan dengan tujuan untuk menda-patkan hasil yang lebih baik sehinggaindikator keberhasilan yang telah ditetapkandapat tercapai. Dengan kata lain kekuranganatau kelemahan yang ditemui pada siklus Idijadikan sebagai bahan perencanaan untukperbaikan pada siklus selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASANDari hasil pengamatan awal ditemukan

bahwa dari semua subyek penelitian yang berj-umlah 7 orang guru PKn yang mengajar di KelasX, XI dan XII pada semester ganjil tahunpelajaran 2010/2011 semuanya belum membuatprogram tahunan sesuai dengan kaidahpenyusunan Program Tahunan yang dipersyarat-kan, sementara Program Semester tidak terisirincian alokasi waktu tatap muka pemberianmateri dan alokasi waktu pelaksanaan evaluasi(ulangan harian dan ulangan tengah semester)

Permasalahan inilah yang kemudian akanditindaklanjuti pemecahannya dengan menetap-kan supervisi kelompok sebagai alternatif yangdapat meningkatkan pemahaman dan kemampu-an guru dalam menyusun Protasmes yang tepatdan benar.

1. Deskripsi Siklus Ia). Perencanaan

Pada tahap dilakukan beberapa langkah,yaitu: (1) berkordinasi dengan Kepala SMKNegeri 3 Gorontalo (2) mengumpulkan perang-kat pembelajaran yang dibuat tahun lalusekaligus mengamati kesesuaian alokasi waktuprotasmes dengan waktu pada silabus,RPP danwaktu efektif sesuai kalender pendidikan tahunpelajaran 2010/2011. (3) hasil pengamatantersebut dipakai sebagai dasar untuk menyiap-kan tindakan, (4) menyiapkan lembar atauinstrumen pengamatan yang berkaitan dengankaidah-kaidah penyusunan protasmes yang akandiamati mulai dari kesesuaian antara jumlahminggu efektif smester ganjil, jumlah jampelajaran sesuai minggu efektif,alokasi waktupada silabus,alokasi waktu tatapmuka dalam

RPP dan alokasi waktu pelaksanaan ulanganharian dan ulangan tengah semester. (5) me-nyiapkan skenario pembuatan protasmes yangbaik dan tepat.

b) Pelaksanaan TindakanPada tahap ini dilakukan beberapa langkah,

yaitu: (1) pada tahap awal,setelah berkordinasidengan Kepala SMK Negeri 3 Gorontalo,dilakukan pertemuan dengan semua guru PKnmembahas tentang masalah yang dihadapi.(2)Uraian dari peneliti mengenai kaidah-kaidahpenyusunan protasmes yang baik. (3) gurudiberikan tugas menyusun protasmes. (4) Padapertemuan berikutnya semua protasmesdikumpulkan dan diadakan pengamatanterhadap masing-masing hasil yang dibuat. (5)peneliti menilai hasil pekerjaan masing-masingguru. Kemudian dikembalikan kepada masing-masing guru dan disuruh memperbaiki sesuaikomentar yang telah diberikan oleh peneliti.

c) Hasil ObservasiPada tahap ini dilakukan pengamatan

terhadap pelaksanaan tindakan yaitu terhadapkualitas protasmes yang dibuat guru sesuaiformat yang telah disiapkan. Tujuan diadakanpengamatan adalah untuk mengetahui kegiatanyang mana patut diperbaiki atau dihilangkansehingga program yang disusun benar-benarsesuai dengan kaidah yang ada. Dari hasil peng-amatan yang dilakukan terhadap protasmesyang disusun guru, dapat dilihat pada tabel 2berikut ini :

No

1

23

45

67

Nama Guru

Hadidjah Hasan S.Pd

Asma Bulotio S.PdDrs Farid Manoppo

Atni Dahlan S.PdWa Numini S.Pd

Hasni Ibrahim S.PdSamsia MosiI S.Pd

Rata-rata kesesuaian

Indikator Kinerja

Prota Prosem

4 2

3 43 3

3 44 2

3 44 3

85.71 78.57

Rata-rata %kesesuaian

75.00

87.575.00

87.575.00

87.587.5

82.14

Ket

ke sik-lus 2

ke sik-lus 2

kesik-lus 2

Rentang Nilai :3-4 = sesuai

1-2 = sebagian sesuai 0 = tidak sesuai

Tanua, Supervisi Kelompok Alternatif Meningkatkan Kemampuan Guru PKn di SMK Negeri 3........

Page 50: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

244

Tabel 1 di atas menunjukkan perolehan rata-rata kesesuaian indikator kinerja guru dalammenyusun Protasmes adalah rata-rata 82.14%.

d) RefleksiSecara keseluruhan rata-rata kesesuaian

yang dicapai tujuh orang guru PKn dalammenyusun protasmes adalah 82.14%, berartibelum semua guru bisa menyusun protasmessecara tepat. Setelah diadakan refleksi terhadaphasil yang diperoleh ,masih ada tiga orang gurubelum mencapai rata-rata kesesuaian targetkemampuan yang ditetapkan yakni dalampenyusunan program semester yang hanyamencapai rata-rata kinerja 78.57%. Untuk itudiputuskan untuk melaksanakan perbaikanmelalui pertemuan kembali berupa pembim-bingan secara khusus kepada tiga guru tersebut,berupa memaksimalkan hasil penyusunanProgram Semester dengan mengadakan bebe-rapa perbaikan. Langkah-langkah ini akandijalankan pada siklus II dengan tetap memper-tahankan hasil kinerja yang sudah baik.

3. Deskripsi Hasil Siklus II (kedua)Pada siklus II ini, langkah langkah yang

diambil sesuai dengan refleksi hasil siklusdengan memfokuskan pada beberapa perbaikanyang masih dianggap belum sesuai. Tindakansiklus II melibatkan tiga orang guru diberikantugas kembali untuk memaksimalkan hasilpenyusunan prosmes. Setelah siklus II dilak-sanakan maka diperoleh hasil keseluruhansebagai berikut:

Tabel 2.Hasil pengamatan pembuatan Protas-

mes pada Siklus II

No

1234567

Nama Guru

Hadidjah Hasan S.PdAsma Bulotio S.PdDrs Farid ManoppoAtni Dahlan S.PdWa Numini S.PdHasni Ibrahim S.PdSamsia MosiI S.Pd

Rata-rata kesesuaian

Indikator Kinerja

Prota Prosem

4 43 43 43 44 33 44 4

85.71 96.42

Rata-rata %kesesuaian

10087.587.587.587.587.5100

91.04

Ket

amat baikamat baikamat baikamat baikamat baikamat baikamat baik

Rentang Nilai :3-4 = sesuai

1-2 = sebagian sesuai 0 = tidak sesuai

4. Refleksi Hasil Siklus IIDari hasil pengamatan yang diperoleh

menunjukkan bahwa secara keseluruhan rata-rata kesesuaian dicapai tujuh orang guru PKndalam menyusun protasmes adalah 91.06%,berarti semua guru dapat menyusunprotasmes secara tepat dan sesuai dengankaidah yang diharapkan.

PembahasanKegiatan penelitian tindakan sekolah ini

menetapkan indikator keberhasilan yakni 85%dari tujuh guru sebagai subyek penelitian inimemahami dan mampu menyusun protasmessecara tepat dan benar dengan kaidah yang di-harapkan.

Dari hasil refleksi pertama masih ada tigaguru yang masih belum memahami kesesuaianalokasi waktu program semester ganjil denganjumlah alokasi waktu tatap muka (KBM) padaRPP dan pelaksanaan ulangan harian dan untukitu diambil tindakan dengan cara mengoptimal-kan pembinaan melalui supervisi kelompokdengan melibatkan tiga orang guru yang ber-sangkutan. Sementara untuk penyusunanprogram tahunan lebih dipermantap padakesesuaian distribusi Standar Kompetensi danKompetensi Dasar pada semester ganjil denganwaktu efektif sesuai kalender pendidikan.

Berdasarkan hasil pengamatan padamasing-masing siklus maka terjadi peningkatandalam hal penyusunan protasmes oleh masing-masing guru PKn setelah dilaksanakan supervisikelompok,sekalipun pada siklus ke II ada per-ubahan tindakan yakni pada tiga orang gurumenjadi pembimbingan secara individu.

Hasil akhir yang dicapai setelah supervisikelompok dilaksanakan adalah sebagai berikut:a. Kemampuan guru pada siklus 1 dalam me-

nyusun program tahunan sudah mencapaihasil 85,71, sedangkan untuk programsmester baru memeroleh hasil 78.57%,sehingga secara keseluruhan rata-rata hasilpenyusunan Protasmes adalah 82.14%,belum mencapai indikator kinerja (85%).

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 51: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

245

b. Hasil yang diperoleh setelah siklus IIdilaksanakan, adalah terjadi peningkatankemampuan guru dalam menyusun programsemester yang sebelumnya 78.57%, menjadi96.42% terjadi peningkatan sebesar 17.85%.

c. Hasil rata-rata kesesuaian dicapai dalammenyusun protasmes pada siklus I yakni82.14, maka pada siklus II menjadi 91.06%,terjadi peningkatan sebesar 8.92%.Dengan melihat peningkatan ini maka

dapatlah dikatakan bahwa supervisi yangdilaksanakan secara kelompok kepada guru-guru yang memiliki masalah dan kekuranganyang sama dalam hal ini penyusunan protasmesyang tepat dan benar dapat membantu mening-katkan kemampuan guru dalam membuatprogram tersebut.

Supervisi kelompok adalah salah satubentuk dari supervisi akademik intinya adalahmembina guru dalam meningkatkan mutuproses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaransupervisi akademik adalah guru dalam peren-canaan dan proses pembelajaran, yang terdiridari materi pokok dalam proses pembelajaran,penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaanmedia dan teknologi informasi dalam pembel-ajaran, menilai proses dan hasil pembelajaranserta penelitian tindakan kelas. (PenguatanKemampuan Pengawas Sekolah, DirjenPMPTK. 2010)

Teknik supervisi kelompok adalah salahsatu cara melaksanakan program supervisi yangditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guruyang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan,memiliki masalah atau kebutuhan atau kele-mahan-kelemahan yang sama dikelompokkanatau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama.Kemudian kepada mereka diberikan layanansupervisi sesuai dengan permasalahan ataukebutuhan yang mereka hadapi. (Metode DanTeknik Supervisi 2010, Dirjen PMPTK.).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwasupervisi kelompok dapat dijadikan salah satualternatif dalam meningkatkan kemampuan

guru PKn di SMK Negeri 3 Gorontalo, dalammemahami dan menyusun protasem secara tepatdan benar, yang dapat dijadikan sebagai acuandalam menyusun dan melaksanakan programpembelajaran selanjutnya.

PENUTUPKesimpulan1. Sasaran supervisi akademik dalam penelitian

ini adalah guru PKn SMK Negeri 3 Goron-talo sejumlah tujuh orang yang berdasarkanpengamatan belum mampu menyusunprogram tahunan dan program semesterganjil secara tepat yakni sesuai kaidah yangbenar yakni pembagian alokasi waktunyasesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkandalam silabus,sesuai dengan minggu efektifyang berlaku di semester berjalan, sesuaipembagian alokasi waktu tatap muka dalamRPP dan alokasi waktu pemberian ulangan.

2. Alternatif tindakan yang dilaksanakan dalampenelitian ini adalah dengan melaksanakansupervisi kelompok yakni salah satu caramelaksanakan program supervisi yangditujukan pada dua orang atau lebih. guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis ke-butuhan, memiliki masalah atau kebutuhanatau kelemahan-kelemahan yang sama di-kelompokkan atau dikumpulkan menjadisatu/bersama-sama. Kemudian kepadamereka diberikan layanan supervisi sesuaidengan permasalahan atau kebutuhan yangmereka hadapi.

3. Dengan melihat peningkatan hasil padasiklus II, dapatlah dikatakan bahwa super-visi yang dilaksanakan secara kelompokkepada guru-guru yang memiliki masalahdan kekurangan yang sama dalam hal inipenyusunan protasmes yang tepat dan benardapat dijadikan alternatif dalam meningkat-kan kemampuan guru dalam membuatprogram tersebut.

4. Dengan melalui supervisi kelompok guruPKn di SMK Negeri 3 Gorontalo telah dapat

Tanua, Supervisi Kelompok Alternatif Meningkatkan Kemampuan Guru PKn di SMK Negeri 3........

Page 52: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

246

memahami dan menyusun protasmes secarabaik dan tepat ,yang dapat dijadikan sebagaiacuan dalam menyusun program pembel-ajaran selanjutnya

SaranBerdasarkan hasil penelitian yang diper-

oleh dapat disarankan beberapa hal antara lain:1. Pemahaman dan kemampuan dalam

menyusun protasmes sangat diperlukan bagisetiap guru, sebab dengan adanya prota danprosem yang baik dan tepat,maka pelaksa-naan pembelajaran akan terlaksana sesuaidengan waktu efektif yang berjalan danketercapaian SK,Kd dan indikator akanoptimal.

2. Protasmes hendaknya disusun secara ber-sama-sama antar semua guru PKn di sekolahagar tidak terjadi perbedaan pemahamanantara sesama guru.

3. Pengetahuan guru PKN tentang penyusunanprotasmes perlu ditingkatkan ,melaluipertemuan MGMP ditingkat Kota Gorontaloagar tidak terjadi pemahaman yang berbedaantara guru sesama mata pelajaran sejenis.

4. Untuk lebih mantapnya pertemuan MGMPdan tidak mengganggu kegiatan prosesbelajar mengajar dikelas diharapkan kepadapihak sekolah berkordinasi dengan KepalaDinas agar guru yang mengikuti pertemuanMGMP tidak dijadualkan mengajar di kelassatu hari dalam satu minggu.

Anonimous, 2010, Metode Dan Teknik Super-visi, Dirjen PMPTK.

Anonimous, 2010, Penguatan KemampuanPengawas Sekolah, Dirjen PMPTK.

Anonimous, 2010, Profil Kebutuhan Guru;Bahan Belajar Mandiri BERMUTU,Dirjen PMPTK.

Anonimous, 2008, Penilaian Kinerja GuruBERMUTU. Dirjen PMPTK.

Wahidin, Dadang, makalah-perencanaan-pembelajaran/..makalahkumakalahmuwordpress.com/

E., Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuanpendidikan, PT Remaja RosdakaryaOffset: Bandung.

Uno, Hamzah, dkk, 2010, Desain Pembel-ajaran, MQS Publishing: Bandung.

Nurdin, Syarifudin, 2005, Guru Profesional danImplementasi Kurikulum QuantumTeaching, Ciputat Press: Jakarta.

Usman, Moh Uzer, 2001, Menjadi Guru Profe-siona, Remaja Rosda Karya: Bandung.

Johnson, Lou Anne, 2008, Pengajaran yangKreatif dan Menarik, PT Indeks:Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 53: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

247

SISTEM INFORMASI MONITORING PERKULIAHAN FAKULTASTEKNIK BERBASIS WEB

AMIRUDIN Y. DAKO, ST. M.Eng., JUMIATI ILHAM, ST. MT.,MUKHLISULFATIH LATIEF, S.Kom. MT.

Jurusan Teknik Elektro Fakultas TeknikUniversitas Negeri Gorontalo

Kemudahan dan kecepatan akses Informasisaat ini menjadi lebih baik lagi karena adanyainternet. Kemudahan akan akses informasi inibagi sebuah sistem atau organisasi dapat

meningkatkan pengembangan dan sistem atauorganisasi tersebut. Universitas merupakansistem atau organisasi pendidikan tinggi yangsangat dituntut pengembangannya dalam

Abstract: The study “web based of information system of lectures monitoring atEngineering Faculty “ is intended to present lectures at the Faculty of Engineeringactivities are up to date and real time web based. The results of this study is expectedto be a source of information for beneficiaries of education services either directly orindirectly. The information presented contains the activity classes held in eachdepartment in the Faculty of Engineering, State University of Gorontalo, which can beaccessed via the internet browser and displayed through the big display in the lobby ofthe faculty. This study was made with the prototype method that allows sustainabledevelopment of information systems made by adjusting the needs and the latest inpresentation technology and information systems within the framework supportingthe management and development of Gorontalo State University as a university-basedinformation technology (Information Technology/IT). From this research has developeda database called ‘simpul’ and web based of information system of lectures monitoringat Engineering Faculty, named ‘simpul’ that provides information information lecturesat the Faculty of Engineering activities presented either through the internet browserand displayed in large displays that are placed in the lobby Faculty of Engineering,State University of Gorontalo.

Key Word: Sistem Informasi, monitoring perkuliahan, Web

Abstrak: Penelitian “Sistem Informasi Monitoring Perkuliahan Fakultas TeknikBerbasis Web” ditujukan untuk menyajikan informasi aktifitas perkuliahan di FakultasTeknik secara up to date dan real time berbasis web. Informasi yang disajikan berisiaktifitas perkuliahan yang diadakan pada setiap jurusan yang ada di Fakultas TeknikUniversitas Negeri Gorontalo, yang dapat diakses melalui perambah internet sertaditampilkan melalui big display pada lobi fakultas. Penelitian ini dibuat dengan metodeprototipe yang memungkinkan pengembangan berkelanjutan atas sistem informasi yangdibuat dengan menyesuaikan kebutuhan dan teknologi yang terkini dalam penyajiansistem informasi dan dalam kerangka mendukung pengelolaan dan pengembanganUniversitas Negeri Gorontalo sebagai universitas yang berbasis teknologi informasi(Information technology/IT). Dari penelitian ini telah dikembangkan basisdata yangberjudul ‘simpul’ dan sistem informasi monitoring perkuliahan Fakultas Teknik berbasisweb yang diberi nama ‘simpul’ yang menyajikan informasi informasi aktifitasperkuliahan di Fakultas Teknik yang disajikan baik melalui perambah internet maupunditampilkan dalam peraga besar yang ditempatkan pada loby Fakultas TeknikUniversitas Negeri Gorontalo.

Kata kunci : Sistem Informasi, monitoring perkuliahan, Web

Page 54: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

248

meningkatkan keluarannya yaitu sarjana yangberkualitas.

Meski teknologi informasi telah berkem-bang sedemikian pesat, namun hinggi saat inidi Fakultas Teknik Universitas Negeri Goron-talo belum banyak penerapan teknologi in-formasi yang digunakan untuk mendukungkegiatan akademik. misalnya Informasi jadwalperkuliahan sampai sekarang masih mengguna-kan cara-cara yang konvensional dan belum adasentuhan teknologi di dalamnya. Mahasiswayang membutuhkan informasi jadwal perkuli-ahan harus mendatangi tempat pengumumanyang memampangkan jadwal perkuliahan untukmasing-masing jurusan/program studi.

Dalam kerangka pengembangan Univer-sitas Negeri Gorontalo sebagai universitas yangberbasis teknologi informasi (Informationtechnology/IT), maka penerapan sisteminformasi aktifitas perkuliahan dengan di-dukung oleh penggunaan komponen teknologiinformasi mutlak dikedepankan.

Bertolak dari pemikiran tersebut, dirumus-kan suatu permasalahan yaitu bagaimanamerancang Sistem Informasi yang menyajikaninformasi aktifitas perkuliahan secara real timepada Fakultas Teknik Universitas NegeriGorontalo berbasis web

TINJAUAN PUSTAKASistem Informasi

Jika definisi sistem dan informasi disatukanmenjadi sistem informasi, maka dapat didefini-sikan sebagai suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana di-eksekusi akan menyediakan informasi untukmendukung pengambilan keputusan danpengendalian di dalam organisasi.

Lebih lanjut, Kadir (2007:2) membedakansistem informasi menjadi 2 bagian, yaitu sisteminformasi manual dan sistem informasi berbasiskomputer (computer based information system/ CBIS). Dalam pembahasan selanjutnya, yangdimaksud dengan sistem informasi adalah jenissistem informasi yang berbasis komputer.

Proses Pengembangan SistemJogiyanto (2005:433) mengemukakan

bahwa pengembangan sistem informasi dapatdilakukan dengan dua cara, yaitu dengan meng-gunakan metode konvensional dan metodealternatif. Metode konvensional bukan berartimetode kuno melainkan metode yang telahdikenal sebelumnya. Metode ini dikenal denganSiklus Hidup Pengembangan Sistem/SystemDevelopment Life Cycle (SDLC). Sebaliknya,metode alternatif adalah metode nonkonvensio-nal yang merupakan turunan dari metode SDLC.a. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Metode ini merupakan metode tradisionalyang digunakan untuk mengembangkan,memelihara, dan memperbaharui/menggantisistem informasi, dan merupakan kumpulanlengkap dari langkah-langkah tim profesionalsistem informasi termasuk perancang basisdata dan programmer (Hoffer dkk, 2002: 41).

b. Metode AlternatifKelemahan metode SDLC lainnya ialah untukkasus-kasus tertentu membutuhkan prosespengembangan yang relatif lama sehinggapermasalahan yang ditangani sudah berubahpada saat sistem selesai dikembangkan(Jogiyanto, 2005:475). Hal ini mendasaripengembangan metode alternatif untukmengatasi kasus-kasus tertentu yang tidakmemungkinkan dengan pengembangan me-lalui metode konvensional. Salah satu metodealternatif yang banyak dipakai adalah Metodeprototip (Prototype method).Pada metode ini yang dibuat terlebih dahuluadalah sebuah prototip sistem informasi yangsederhana. Kemudian, sistem tersebut diper-baiki terus sampai sistem ini selesai dikem-bangkan (Nugroho, 2007:19). Dalam metodeini, sebuah proses iteratif pengembangansistem yang syarat-syaratnya dikonversi kedalam sistem kerja secara terus menerusdiperbaiki melalui kerja dekat antara sistemanalis dan pemakai (Hoffer dkk, 2002: 44)

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 55: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

249

Basis DataHoffer dkk (2002: 4) menjelaskan bahwa

basis data adalah sebuah kumpulan data yangterorganisir dan dihubungkan secara logis. Dataterorganisir maksudnya bahwa data distrukturi-sasi sedemikian rupa sehingga mudah disimpan,dimanipulasi, dan digunakan kembali. Selanjut-nya, menurut Prague dan Irwin (1997:42), basisdata (database) adalah istilah komputer untukkumpulan informasi mengenai suatu topiktertentu atau aplikasi bisnis.

Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarikkesimpulan bahwa basis data (database) meru-pakan kumpulan dari data yang saling berhu-bungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan menggunakanperangkat lunak untuk memanipulasinya.

METODEMateri Penelitian

Bahan penelitian utama adalah data-datayang dikumpulkan dari setiap Jurusan/ProgramStudi yang ada di Fakultas Teknik. Data-datatersebut meliputi jadwal perkuliahan, datadosen, data mata kuliah serta ruang yangdigunakan serta data-data akademik penunjanglainnya. Beberapa data diperoleh denganmelakukan observasi serta wawancara denganmahasiswa, dosen, orang tua mahasiswa sertapimpinan fakultas. Data lainnya dapat diperolehdengan menggunakan mesin pencari yangtersedia di internet.

Data-data yang diperoleh ini digunakansebagai sampel data untuk keperluan peran-cangan basis data, merancang antar mukamasukan dan keluaran aplikasi sistem informasiserta untuk merancang laporan untuk moni-toring aktifitas perkuliahan yang ada di FakultasTeknik Universitas Negeri Gorontalo.

Alat PenelitianPerancangan aplikasi sistem informasi ini

menggunakan paket XAMPP versi 1.6.6a yangdidalamnya terintegrasi modul mysql versi5.051a untuk keperluan basis data, PHP versi

5.2.5 untuk pengelolaan sistem informasi(www.php.net), dan Apache Server versi 2.2.8(win 32) untuk keperluan simulasi (www.apa-chefriends.org). Paket XAMPP ini adalahproduk open source dibawah lisensi publikumum (general public license).

Untuk pengkodean program aplikasidigunakan perangkat lunak MacromediaDreamweaver versi 8.0 mx buatan Macromedia.inc dan aplikasi Notepad yang terintegrasidalam sistem operasi windows, sedangkanuntuk menjalankan aplikasi dan untuk keperluanpengujian sistem digunakan web browserInternet Explorer versi 6.0 buatan Microsoftcorporation serta Mozilla Firefox web browserbuatan Mozilla foundation.

Alur PenelitianMetode yang dipakai pada perancangan

basis data dan perancangan sistem informasimenggunakan metode Prototype denganmengikuti bagan alir berikut.

Mulai

Pengumpulan data

Menetapkan variabel-variabel

penting dalam perancangan

sis tem informasi

Perancangan basisdata

Perancangan sistem informasi

Implementasi

Pengujian

Penyusunan Laporan

Sesuai tujuan? NO

YES

Gambar 1. Bagan Alir Tahapan Penelitian

Dako, dkk, Sistem Informasi Monitoring Perkuliahan Fakultas Teknik Berbasis Web........

Page 56: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

250

Metode prototipe memungkinkan adanya

pengembangan kedepan jika ada kebutuhan lain

yang diperoleh selama pemakaian sistem

informasi atau ada teknologi yang lebih up to

date untuk implementasi yang bersesuaian

dengan sistem yang dibangun.

Dalam kerangka pengembangan pengelo-

laan sistem informasi yang berkelanjutan,

sistem ini terbuka untuk dikembangkan dalam

versi yang lebih tinggi yang dapat menjawab

kebutuhan serta didukung oleh teknologi terkini

dalam penyajian sistem informasi.

HASIL DAN PEMBAHASANMetode perancangan prototipe dilakukan

dalam mengembangkan sistem informasi mela-

lui langkah-langkah yang dimulai dari langkah

pertama sampai terakhir. Setiap langkah yang

telah dilakukan dikaji, untuk memastikan bahwa

langkah yang telah dilaksanakan sesuai dengan

yang diharapkan. Jika tidak maka langkah

tersebut perlu diulang atau kembali ke langkah

sebelumnya. Kaji ulang dimaksud adalah

pengujian yang bermaksud untuk menjamin

kualitas sesuai yang diharapkan. Proses

implementasi dilakukan setelah perancangan

dan ruang lingkup sistem telah dianalisa.

Identifikasi kebutuhan pemanfaat (userrequirement)

Proses identifikasi kebutuhan pemanfaat

dimulai dengan mengidentifikasi siapa saja

pemanfaat sistem informasi ini nantinya. Hasil

identifikasi diperoleh bahwa pemanfaat sistem

informasi tersebut adalah penyelenggara jasa

layanan pendidikan baik dosen, pegawai, pim-

pinan serta pemanfaat jasa layanan pendidikan

yaitu mahasiswa, orang tua mahasiswa maupun

para pihak terkait lainnya. Hasil identifikasi

kebutuhan pemanfaat disajikan pada tabel

berikut.

KEBUTUHAN

Basis data perkuliahanAplikasi sistem informasi yang mengelola dataperkuliahanData perkuliahan dapat ditampilkan secara realtime dan terupdateInformasi penyelenggaraan perkuliahantersedia tanpa dibatasi oleh jam kantor danmudah diaksesmemonitor penyelenggaraan perkuliahanJadwal penyelenggaraan kuliah per jurusanmembuat laporan berkala penyelenggaraanperkuliahan secara otomatisInformasi penyelenggaraan terpampang padabig display di loby fakultas dan tidak terpisah-pisah berdasarkan jurusanInformasi ruang yang terpakai secara real timeInformasi kuliah yang sedang berlangsung dandosen pengajar yang masukInformasi detail penyelenggaraan perkuliahansecara berkalaInformasi kapasitas ruang perkuliahanInformasi penunjang perkuliahan dari dosenberupa tugas, materi maupun informasi terkaitlainnya

USER

A B C D

* ** *

* * * *

* * * *

* ** * * ** *

* * * *

* * * ** * *

* * *

* ** *

Keterangan:A: Dosen, Pimpinan; B: pegawai; C: mahasiswa; D: orangtuamahasiswa

Identifikasi Kebutuhan sistemBerdasarkan data yang berhasil dikumpul-

kan di lapangan serta identifikasi kebutuhan

pemanfaat selanjutnya dilakukan analisa

terhadap kedua hasil yang diperoleh tersebut.

Analisa dimaksud meliputi tujuan pembuatan

sistem informasi, identifikasi pemanfaat dan

pengelola, fungsi-fungsi yang bisa dilakukan

oleh sistem, entitas-entitas yang berperan

penting dalam perancangan basis data, serta

desain fungsi sistem informasi secara umum.

Fungsionalitas

Berdasarkan kebutuhan dasar dari sistem

informasi yang diinginkan, kemudian disusun

ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang lebih

spesifik. Kebutuhan spesifik ini nantinya akan

direpresentasikan dalam bentuk fungsi maupun

menu yang ada dalam sistem informasi yang

nantinya akan dikembangkan. Secara grafis

disajikan berikut.

Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume 8, Nomor 3, November 2011

Page 57: JPP - ung...JPP JURNAL PENELITIAN DAN PENDIDIKAN ISSN 1410 – 220X Volume 8, November 2011, hlm 199 – 300 Terbit tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Berisi artikel-artikel

251

USER REQUIREMENT

Basis data perkuliahan

Aplikasi sistem informasiyang mengelola dataperkuliahan

Data perkuliahan dapat di-tampilkan secara real timedan terupdate

Informasi penyelenggaraanperkuliahan tersedia tanpadibatasi oleh jam kantordan mudah diakses

memonitor penyelenggaraanperkuliahan

Jadwal penyelenggaraankuliah per jurusan

membuat laporan berkalapenyelenggaraan perkuliah-an secara otomatis

Informasi penyelenggaraanterpampang pada big dis-play di loby fakultas dantidak terpisah-pisah berda-sarkan jurusan

Informasi ruang yang ter-pakai secara real time

Informasi kuliah yangsedang berlangsung dandosen pengajar yang masuk

Informasi detail penyeleng-garaan perkuliahan secaraberkala

Informasi kapasitas ruangperkuliahan

Informasi penunjang perku-liahan dari dosen berupatugas, materi maupun infor-masi terkait lainnya

FUNGSIONALITASSISTEM

Basis data perkuliahan

Aplikasi sistem informasimonitoring perkuliahan ter-integrasi basis data perkuli-ahan lengkap dengan menupengelolaan basis data.

Jaringan internet

Sistem informasimonitoring perkuliahanberbasis web

Sistem informasimonitoring perkuliahanberbasis web

Menu jadwal untuk masing-masing jurusan

Menu laporan pernyeleng-garaan perkuliahan baikoleh dosen maupun permata kuliah.

Informasi penyelenggaraanperkuliahan pada layarlebar

Informasi ruang terpakai

Informasi status penyeleng-garaan perkuliahan dandosen yang masuk

Menu laporan penyeleng-garaan perkuliahan

Informasi kapasitas ruang

Menu berita/pengumuman

è

è

è

è

è

è

è

è

è

è

è

è

è

Penentuan EntitasBerdasarkan kebutuhan-kebutuhan

spesifik yang diuraikan diatas kemudianditentukan entitas-entitas yang berperan pentingdalam perancangan basis data selanjutnya.Entitas–entitas ini dibagi menjadi dua yaituentitas utama dan entitas pendukung. Relasiantar entitas dalam sistem informasi monitoringperkuliahan ini dapat dilihat pada gambarberikut.

Gambar 2. Hubungan antar user requirement danfungsionalitas sistem

Gambar 3. Entity Relationship Diagram

Desain SistemTahapan desain ini meliputi desain basis

data, desain proses sistem, desain arsitektursistem dan disain sistem informasi perkuliahan.Tahapan-tahapan tersebut kemudian dijelaskanberikut.

Desain Basis dataBasis data yang dipakai pada penelitian ini

dirancang dengan menggunakan aplikasi Mysqldan phpMyAdmin untuk mengelola basisdatanya. Hasil akhir perancangan menghasilkanbasis data yang diberi nama simpul yang terdiridari 13 tabel.

Desain Proses SistemBerikut adalah diagram konteks sistem yangdibangun.

Admi

BIG DISPLAY

Sistem Informasi Monitoring Perkuliahan

0

Info : - info jadwal - info ruang - info dosen - info penunjang - laporan berkala - konfirmasi database - notifikasi database

Client Browser

Info : - info jadwal - info ruang - info dosen - info penunjang

Info : - info jadwal - info ruang - info dosen - info penunjang - laporan berkala

Data : - jadwal perkuliahan - ruang - dosen / status - data penunjang - user & password

Gambar 4. Diagram Konteks

Dako, dkk, Sistem Informasi Monitoring Perkuliahan Fakultas Teknik Berbasis Web........