jeruk siam

15
I. Kondisi Saat Ini a. Identitas Komoditas Varietas jeruk yang banyak di kembangkan petani di Kabupaten Sambas adalah Siem Pontianak( Citrus reticula Blanco). Varietas jeruk ini mempunyai ciri-ciri; bu rasa buah manis sedikit asam, warna kulit hijau kekuningan, warna kuning, pertumbuhan tanaman rimbun dan pada usia optimal (+ 15 tahun) menca tinggi 4,5 meter dan mampu berproduksi mencapai 40 kg/pohon/tahun. Jeruk Siem Pontianak mempunyai kelebihan dan kelemahan. Keunggulan pada jeruk ini adalah: rasa buah manis yang sedikit asam dan kulit lebih te jeruk siem yang lain. Produktivitas yang tinggi dengan rata-rata 12 ton/ha tumbuh di dataran rendah, sesuai dengan topografi Kabupaten Sambas. Adapun kelemahan jeruk ini antara lain kulit buah yang tipis yang perlunya kehati-hatian dalam pengangkutan, penyimpanan dan pengepakan. b. Luas Tanam dan Pengembangan Luas pertanaman jeruk Siam Pontianak di Kabupaten Sambas saat ini telah men 6.928,07 Ha. Areal pertanaman yang sudah berproduksi mencapai 3.389,39 Ha d produksi mencapai 13.595,17 ton. Pada tanaman yang telah berumur antara 3-4 rata-rata produktivitas tanaman berkisar 10 15 kg/pohon sedang pada tanaman yang telah berumur optimal produktivitasnya dapat mencapai 26 32 kg/pohon. Areal kebun pertanaman jeruk di Kabupaten Sambas sebagian besar berupa hamp Sebelum ini, pola penyebaran pertanaman jeruk terpencar. Namun demikian, ad program rehabilitasi telah mengubah pola pertanaman menjadi lebih t dalam satu kawasan. Sebagian besar dari kebun yang ada saat ini merupakan kebun jeruk dimiliki oleh petani ataupun kelompok tani. Sebagian kecil diantara kebun yang dimiliki oleh perusahaan swasta. Perusahaan swasta yang telah mengembangkan kebun jeruk di Kabupaten diantaranya adalah PT. Mitra Jeruk Lestari (MJL) dan PT. Mitra Rimba Kalima Agro (MRKA atau SMA). Kedua perusahaan tersebut berlokasi di Kecamatan Teba Sampai akhir tahun 2003, luas pengembangan areal kebun jeruk oleh PT. MJL t mencapai 827 Ha dari 1.100 Ha yang akan direncanakan. 100 Ha dia berproduksi. Sedangkan PT MRKA saat ini direncanakan akan mengembangkan jer seluas 200 Ha meskipun yang baru tertanami sekitar 50 Ha. Keberadaan kelompok tani jeruk yang ada saat ini juga sudah cukup eksis. Ad 135 kelompok tani secara aktif terlibat dalam kegiatan agribisnis jeruk di Sambas. Jumlah kelompok tani tersebut melibatkan tidak kurang dari petani. Sebagian besar petani yang ada telah mengikuti pelatihan t jeruk siam baik yang diselenggarakan oleh pusat, provinsi maupun pemerintah kabupaten.

Upload: yuda

Post on 21-Jul-2015

603 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I. Kondisi Saat Ini

a. Identitas Komoditas Varietas jeruk yang banyak di kembangkan petani di Kabupaten Sambas adalah Jeruk Siem Pontianak(Citrus reticula Blanco). Varietas jeruk ini mempunyai ciri-ciri; bulat, rasa buah manis sedikit asam, warna kulit hijau kekuningan, warna daging buah kuning, pertumbuhan tanaman rimbun dan pada usia optimal (+ 15 tahun) mencapai tinggi 4,5 meter dan mampu berproduksi mencapai 40 kg/pohon/tahun. Jeruk Siem Pontianak mempunyai kelebihan dan kelemahan. Keunggulan yang ada pada jeruk ini adalah: rasa buah manis yang sedikit asam dan kulit lebih tebal daripada jeruk siem yang lain. Produktivitas yang tinggi dengan rata-rata 12 ton/ha serta dapat tumbuh di dataran rendah, sesuai dengan topografi Kabupaten Sambas. Adapun kelemahan jeruk ini antara lain kulit buah yang tipis yang mengakibatkan perlunya kehati-hatian dalam pengangkutan, penyimpanan dan pengepakan.

b. Luas Tanam dan Pengembangan Luas pertanaman jeruk Siam Pontianak di Kabupaten Sambas saat ini telah mencapai 6.928,07 Ha. Areal pertanaman yang sudah berproduksi mencapai 3.389,39 Ha dengan produksi mencapai 13.595,17 ton. Pada tanaman yang telah berumur antara 3-4 tahun, rata-rata produktivitas tanaman berkisar 10 15 kg/pohon sedang pada tanaman yang telah berumur optimal produktivitasnya dapat mencapai 26 32 kg/pohon. Areal kebun pertanaman jeruk di Kabupaten Sambas sebagian besar berupa hamparan. Sebelum ini, pola penyebaran pertanaman jeruk terpencar. Namun demikian, adanya program rehabilitasi telah mengubah pola pertanaman menjadi lebih terkonsolidasi dalam satu kawasan. Sebagian besar dari kebun yang ada saat ini merupakan kebun jeruk rakyat yang dimiliki oleh petani ataupun kelompok tani. Sebagian kecil diantaranya termasuk kebun yang dimiliki oleh perusahaan swasta. Perusahaan swasta yang telah mengembangkan kebun jeruk di Kabupaten Sambas diantaranya adalah PT. Mitra Jeruk Lestari (MJL) dan PT. Mitra Rimba Kalimantan Agro (MRKA atau SMA). Kedua perusahaan tersebut berlokasi di Kecamatan Tebas. Sampai akhir tahun 2003, luas pengembangan areal kebun jeruk oleh PT. MJL telah mencapai 827 Ha dari 1.100 Ha yang akan direncanakan. 100 Ha diantaranya telah berproduksi. Sedangkan PT MRKA saat ini direncanakan akan mengembangkan jeruk seluas 200 Ha meskipun yang baru tertanami sekitar 50 Ha. Keberadaan kelompok tani jeruk yang ada saat ini juga sudah cukup eksis. Ada sekitar 135 kelompok tani secara aktif terlibat dalam kegiatan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas. Jumlah kelompok tani tersebut melibatkan tidak kurang dari 4.842 orang petani. Sebagian besar petani yang ada telah mengikuti pelatihan teknis usaha tani jeruk siam baik yang diselenggarakan oleh pusat, provinsi maupun pemerintah kabupaten.

Untuk mendukung pengembangan agribisnis jeruk Siam Pontianak, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Sambas juga telah aktif untuk turut mensosialisasikan pentingnya penggunaan benih jeruk bebas penyakit yang dihasilkan dari pola perbanyakan di Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT). Bekerjasama dengan Balai Benih Hortikultura (BBH) Anjungan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, terus diupayakan agar setiap tahunnya dapat dihasilkan benih jeruk sebanyak minimal 40.000 batang. Volume ini akan terus ditingkatkan seiring dengan berkembangnya industri penangkaran benih setempat dan meningkatnya kebutuhan benih oleh masyarakat. Saat ini di Kabupaten Sambas juga telah terdapat 2 buah koperasi yang secara langsung terlibat dalam kegiatan pengembangan tanaman jeruk yaitu Koperasi Mitra Sejati dan Koperasi Terigas. Keduanya berlokasi di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas. Dari kedua koperasi tersebut telah terhimpun sekitar 101 orang yang terlibat dalam kegiatan penangkaran bibit jeruk okulasi dan bibit hortikultura lainnya. Secara umum, profil usaha tani jeruk Siam Pontianak di Kabupaten Sambas adalah sebagaimana tabel berikut:Tabel 1: Profil Usaha Tani Jeruk Kabupaten SambasNo. Uraian 1 2 ON FARM 1. Bibit 2. Budidaya 3. Pemupukan per Ha per tahun (untuk 400 pohon) Isian 3 Lokal (entris siem lokal) Semi intensif Mono Urea : 600 kg SP 36 : 400 kg KCl Majemuk. : 400 kg

NPK : 400 kg

4. 5. 6. 7.

Pengendalian OPT Pengairan Pemeliharaan Panen

NPK plus : 200 kg Dilakukan untuk mencegah OPT dengan menggunakan bahan kimia terdiri atas Insektisida 3-4 lt/Ha dan Fungisida 2-3 kg/Ha Menggunakan sumber sumur dan dilakukan dengan penyiraman Dilakukan sanitasi kebun dan pemangkasan serta perlakuan pembungaan Cara panen dilakukan dengan dipetik, waktu panen dilakukan sepanjang hari sejak umur 7 8 bulan setelah pembungaan . Panen dilakukan dalam bentuk buah segar.

OFF FARM 1. Pasca panen dan pengolahan

Dilakukan tindakan meliputi: sortasi (berdasarkan kelasa buah dan tingkat pemasakan) grading (untuk menentukan buah kelas A, B, C, D dan E) packaging (dengan menggunakan peti kayu berukuran 25 50 kg buah) Penyimpanan (dalam gudang berAC)

2.

Pemasaran Bentuk produk Tujuan pasar Jarak pasar Pelaku pasar Rantai pemasaran o berupa buah segar o pasar lokal (30%); pasar luar kab (70%) o Antar kec. berkisar 25-75 km o Konsumen di pertokoan o 1. petani konsumen 2. petani Pengumpul (TPK) agen pengumpul pengecer konsumen a. Kualitas A-B Rp. 7.000 10.000/kg b. Kualitas C Rp. 4.000 7.000 / kg c. Kualitas D Rp. 2.500 4.000 / kg Dilakukan oleh petani sendiri menjual secara langsung ke pengumpul

3.

Harga

4. 5.

Cara pemasaran Analisa Kelayakan Usaha Tani per Hektar Skala usaha

o 1 Ha Biaya produksi o Rp. 35.875.000 (s/d tahun ke-4) Nilai produksi o Rp. 52.000.000 (s/d tahun ke-4) Keuntungan o Rp. 16.125.000 Usaha Tani Jeruk Di Kabupaten Sambas (Lampiran 1)

II. Peluang Investasi dan Potensi Pengembangan Agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas saat ini telah berkembang dengan pesat. Lokasi pengembangan jeruk di kabupaten ini tersebar di 12 kecamatan pada 111 desa. Dua tahun sebelumnya, pengembangan agribisnis jeruk di Sambas baru mencapai 6 (enam) kecamatan pada 55 (lima puluh lima) desa. Sentra utama pengembangan agribisnis jeruk di Sambas terdapat di Kecamatan Tebas yang mencapai hampir setengah dari luas areal pengembangan jeruk di Kabupaten Sambas yaitu mencapai 3.241 Ha dari total seluas 6.928,07 Ha. Pengembangan sentra jeruk di lokasi Kecamatan Tebas cukup pesat karena di kecamatan ini dulunya merupakan sentra utama pertanaman jeruk di Provinsi Kalimantan Barat. Tradisi masyarakat dan lingkungan egroekologi yang telah memungkinkan untuk dikembangkan kembali menjadi dasar pertimbangan mengapa di kecamatan ini dijadikan fokus utama program rehabilitasi jeruk siem pontianak.

Respon masyarakat dan pengusaha/swasta yang cukup tinggi menyebabkan perkembangan pertambahan areal pertanaman jeruk di Kabupaten Sambas diperkirakan akan terus berkembang dan dapat mencapai luas 20.000 Ha. Laporan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sambas menyebutkan bahwa berdasarkan kelas kesesuaian lahan, saat ini ada lebih dari 9.650 Ha lahan yang cukup ideal bagi pengembangan jeruk siam Pontianak. Disamping di wilayah Kecamatan Tebas sendiri, pengembangan agribisnis jeruknya juga telah berkembang di kecamatan lain yaitu Kecamatan Selakau (525 Ha), Pemangkat (642,70 Ha), Semparuk (642,70 Ha), Tekarang (250 Ha), Jawal (305,50 Ha), Sambas (436 Ha), Subah (76 Ha), Sejangkung (131,37 Ha), Teluk Keramat (324 Ha), Galing (163,25 Ha) dan Paloh (75 Ha). Keberhasilan investasi pengembangan agribisnis jeruk Siam Pontianak di Kabupaten Sambas sangat ditentukan oleh banyak faktor diantaranya dukungan lahan dan agroklimat serta ketersediaan sarana dan prasarana produksi yang ada. a. Potensi lahan Kabupaten Sambas mempunyai luas area 6.394,70 km2. Dari luas tersebut, luas lahan yang dapat digunakan untuk kepentingan pertanian seluas 537.230 Ha. Bentuk topografi lahan di Kabupaten Sambas meliputi datar, berbukit dan bergelombang. Jenis tanah yang umum dijumpai diwilayah ini adalah jenis tanah Alluvial dan Podsolik Merah Kuning (PMK). Letak permukaan air sebagian besar dekat dengan permukaan tanah (rata-rata kurang dari 50 cm). Kondisi ini memudahkan usaha penyediaan air bagi kepentingan pertanian termasuk pengembangan kebun jeruk Siam Pontianak.

b. Agroklimat - Tinggi tempat : 1 100 meter dpl : 2.800 mm

- Rata-rata curah hujan per tahun

- Rata-rata jumlah hari hujan per tahun: 132 hari - Rata-rata jumlah bulan basah : 7 bulan - Rata-rata jumlah bulan kering : - bulan - Suhu rata-rata harian - Kelembaban tahunan : berkisar 22 31 oC : 81 90 %

III. Dukungan Sarana dan prasarana Beberapa dukungan investasi yang berupa ketersediaan sarana dan prasarana telah terbangun di beberapa titik lokasi sentra pengembangan agribisnis Jeruk Siam Pontianak di Kabupaten Sambas. Meskipun beberapa diantaranya masih sederhana, namun demikian kapasitasnya kedepan akan terus ditingkatkan. Beberapa dukungan tersebut diantaranya: - Sistem Irigasi Irigasi yang ada dilokasi pengembangan jeruk di Kabupaten Sambas umumnya masih irigasi sederhana dengan sumber air yang berasal dari air sungai atau air pasang surut. Sebagian kecil lainnya mengandalkan air hujan. Meski demikian, letak permukaan air yang relatif tidak terlalu dalam memungkinkan adanya penggunaan teknologi pomponisasi. - Jalan Usaha Tani Beberapa titik lokasi di sentra pengembangan jeruk di Kabupetan Sambas telah dibangunkan jalan usaha tani. Salah satu diantaranya terdapat di Desa harapan kecamatan Pemangkat. Meskipun fisik jalan usaha tani yang ada masih sederhana, namun dengan swadaya masyarakat kemampuan dan kapasitasnya terus meningkat. - Pasar Jumlah pasar di Kabupaten Sambas saat ini mencapai 26 buah yang berada di 9 Kecamatan. Meski belum berfungsi penuh sebagai pasar khusus buah, tetapi dengan meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat yang tertumpu pada hasil buah (jeruk), diharapkan kedepan salah satu diantaranya dapat berfungsi sebagai pasar khusus buah. - Industri Olahan Industri pengolahan jeruk di Kabupaten Sambas baru beroperasi. PT. Mitra Jeruk Lestari merupakan salah satu swasta yang mengembangkan industri tersebut dalam skala menengah. Selain itu, juga terdapat beberapa industri minuman berbahan baku jeruk yang berskala rumah tangga. - Mekanisasi Pertanian Unit pengelola jasa alat dan mesin (UPJA) pertanian di Kabupaten Sambas telah tersedia. Beberapa diantaranya telah memfasilitasi tersedianya peralatan pertanian seperti traktor roda dua dan mesin pompa. - Sarana Komunikasi Akses komunikasi dapat dikatakan telah menyentuh hampir seluruh wilayah di Kabupaten Sambas. Beberapa sarana komunikasi seperti Radio SSB telah tersedia di setiap kantor kecamatan, telepon kabel (hampir selua kecamatan kecuali Sejangkung, Paloh, Galing, Sajingan Besar dan Subah), Handphone (saat ini hanya tersedia di Kecamatan Pemangkat, Sambas dan Tebas), Telegram dan Fax serta internet yang baru di ibukota Kabupaten dan beberapa kecamatan dekat kota. - Institusi Permodalan Institusi permodalan telah tersedia dan siap mendukung pengembangan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas. Beberapa institusi tersebut antara lain: BNI, BRI, Bank Kalbar, KUD dan Pegadaian.

- Pelabuhan Beberapa pelabuhan kecil terdapat di sekitar Kabupaten Sambas, diantaranya: 1. 2. 3. Pelabuhan Sentele, 13 km ke daerah sentra Pelabuhan Pemangkat, 22 km ke daerah sentra Pelabuhan Paloh, 60 km ke daerah sentra

- Terminal Terminal yang diharapkan akan mendukung pengembangan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas, antara lain: 1. Terminal Sambas, 18 km ke daerah sentra 2. Terminal Selakau, 30 km ke daerah sentra 3. Terminal Tebas 4. Terminal Kartiasa, 22 km ke daerah sentra 5. Terminal Tanjung Katat, 40 km ke daerah sentra 6. Terminal Teluk Kalung, 41 km ke daerah sentra 7. Terminal Jawai, 20 km ke daerah sentra 8. Terminal Sekura, 42 km ke daerah sentra 9. Terminal Semparuk, 6 km ke daerah sentra - Bandara Udara Terminal udara saat ini hanya berada di Kecamatan Paloh

IV. Insentif Yang Disediakan Pemerintah Kabupaten Sambas sangat serius melihat potensi agribisnis jeruk dalam membangun perekonomian daerah. Hal ini terlihat dari diterbitkannya Keputusan Bupati Sambas Nomor 163 A Tahun 2001 tanggal 20 Juli 2001 tentang penetapan Jeruk sebagai komoditas unggulan daerah Kabupaten Sambas. Sebagai konsekwesi dari perda tersebut, seluruh komponen pemerintah daerah akan dikerahkan secara optimal dalam mendukung suksesnya pengembangan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas. Dukungan tersebut baik berupa kebijakan maupun penyediaan sarana fisik yang mendukung berkembangnya investasi dan ekonomi dari aktivitas agribisnis jeruk siam Pontianak. Pemerintah Kabupaten Sambas telah menunjukkan komitmennya dalam kemudahan bagi para investor untuk mendapatkan lahan, perijinan usaha dan kebutuhan investor lainnya sesuai peraturan yang ada. Selain itu, upaya pengembangan jaringan sarana dan prasarana

penunjang agribisnis jeruk di lokasi-lokasi sentra akan terus dimekarkan volume dan kapasitasnya sesuai kebutuhan dan kemampuan pemda.

V. Kendala dan Upaya Pemecahan Ke depan a. Kendala yang ditemukan Budidaya Sebagian besar di Kabupaten Sambas masih belum menerapkan anjuran dan norma budidaya jeruk yang baik dan sehat khususnya yang merupakan kebun jeruk rakyat. Tindakan-tindakan budidaya yang dianjurkan seperti penggunaan benih unggulbebas penyakit, teknologi pemangkasan dan penjarangan buah, teknologi pengendalian OPT, pembungaan, pengairan maupun pemupukan masih belum dilaksanakan secara optimal.

-

Permodalan Sampai saat ini, kontribusi lembaga-lembaga keuangan masih belum dirasakan secara maksimal dalam pengembangan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas.

-

Kelembagaan Sampai saat ini, eksistensi lembaga petani jeruk masih belum optimal kiprahnya dalam pengembangan agribisnis jeruk di Sambas khususnya, dan di Kalimantan Barat pada umumnya. Untuk itu usaha penguatan organisasi/kelembagaan petani jeruk dalam mewujudkan sosok asosiasi/paguyuban petani jeruk yang kokoh yang mempunyai bargaining position masih perlu dikembangkan.

b. Upaya pemecahan yang diharapkan 1. Perlu dukungan pemerintah pusat dan daerah (propinsi-kabupaten) untuk membantu petani dalam pengembangan tanaman jeruk siem di Kabupaten Sambas khususnya mengenai pengadaan bibit bermutu (okulasi) dan pupuk 2. Adanya penetapan peraturan pemerintah dalam hal standar harga buah jeruk serta jaminan pemasarannya.

VI. Manfaat

Pemerintah Kabupaten Sambas sangat berkepentingan terhadap berkembangnya agribisnis jeruk di wilayahnya. Beberapa tahun yang lalu, komoditas jeruk telah secara nyata mengangkat perekonomian masyarakat Sambas dan sekitarnya. Oleh karena itu, kejayaan jeruk waktu itu diharapkan dapat muncul kembali. Pemerintah Kabupaten Sambas berharap dari komoditas jeruk, pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten ini dapat dipacu dan ditingkatkan lagi. Usaha tani jeruk Siam Pontianak di Kabupaten Sambas secara ekonomi sangat menjanjikan. Pada Lampiran 1 terlihat bahwa keuntungan investasi jeruk di Kabupaten Sambas mulai dapat dicapai pada tahun ke-4. Pada tahun tersebut penghasilan bersih dari investasi jeruk seluas 1 Ha mencapai Rp 18 juta lebih dengan B/C ratio sekitar 0,45. Selain itu, pada tanaman yang telah berusia 6 tahun ke atas keuntungan ekonomi yang bisa diperoleh jauh lebih besar. Pada usia optimal tersebut, penghasilan bersih mencapai Rp. 26 juta lebih dengan B/C ratio 2,00.

LAMPIRAN 1.ANALISA USAHA TANI JERUK SIEM DI KABUPATEN SAMBAS (S/D Tahun Ke-4)

A. Analisa Biaya I. Tahun Pertama1 2 3 Sewa Lahan (3 tahun) 1 Ha x Rp. 3.600.000 = Rp. 3.600.000,Harga bibit jeruk (okulasi) 400 ph x Rp. 5.000 = Rp. 2.000.000,Tenaga Kerja: ----------------------------------------------------------------------Rp. 2.900.000,- Penebasan lahan 1 ha x Rp. 350.000 = Rp. 350.000,- Pengajiran jarak tanam 400 bh x Rp. 100 = Rp. 40.000,- Pembuatan terumbuk tanaman 400 bh x Rp. 1.500 = Rp. 600.000,- Pemupukan dasar 400 bh x Rp. 150 = Rp. 60.000,- Penanaman 400 bh x Rp. 125 = Rp. 50.000,- pengendalian gulma 1 ha x Rp. 200.000 = Rp. 200.000,- penggemburan terumbuk 400 bh x Rp. 2.000 = Rp. 800.000,- pemupukan susulan 2 x 400 bh x Rp. 200 = Rp. 80.000,- pengendalian OPT 400 bh x Rp. 300 = Rp. 120.000,- pembuatan parit kebun 600 mt x Rp. 100 = Rp. 600.000,Pengadaan saprodi ------------------------------------------------------------------- Rp. 1.700.000,- pupuk kandang 50 kr x Rp. 3.500 = Rp. 175.000,- pupuk NPK plus 40 kr x Rp. 13.500 = Rp. 540.000,- insektisida 3 lt x Rp. 75.000 = Rp. 225.000,- fungisida 2 kg x Rp. 100.000 = Rp. 200.000,- herbisida 16 lt x Rp. 35.000 = Rp. 560.000,Pengadaan Peralatan----------------------------------------------------------------- Rp. 480.000,- parang 2 bh x Rp. 30.000 = Rp. 60.000,- tajak 2 bh x Rp. 35.000 = Rp. 70.000,- gunting pangkas 2 bh x Rp. 25.000 = Rp. 50.000,- hand sprayer 1 bh x Rp. 300.000 = Rp. 300.000,Jumlah 1 sampai 5 --------------------------------------------- Rp. 10.680.000,II. Tahun Kedua 1 Tenaga Kerja: ---------------------------------------------------------------------Rp. 2.180.000,- penggemburan terumbuk 400 bh x Rp. 3.000 = Rp. 1.200.000,-

4

5

2

- Pengendalian gulma 1 ha x Rp. 200.000 = Rp. 200.000,- Pemangkasan 400 bh x Rp. 450 = Rp. 180.000,- pemupukan 2 x 400 bh x Rp. 300 = Rp. 120.000,- pengendalian OPT 400 bh x Rp. 450 = Rp. 180.000,- pembersihan parit kebun 2 x 600 mt x Rp. 500 = Rp. 300.000,Pengadaan saprodi ------------------------------------------------------------------ Rp. 2.455.000,- pupuk NPK plus 80 kr x Rp. 13.500 = Rp. 1.080.000,- insektisida 5 lt x Rp. 75.000 = Rp. 375.000,- fungisida 3 lt x Rp. 100.000 = Rp. 300.000,- herbisida 20 lt x Rp. 35.000 = Rp. 700.000,Jumlah 1 sampai 2 ------------------------------------------ Rp. 4.635.000,-

III. Tahun Ketiga 1 Tenaga Kerja: ---------------------------------------------------------------------Rp. 5.340.000,- penggemburan terumbuk 4x 400 bh x Rp. 5.000 = Rp. 2.000.000,- Pengendalian gulma 4x 1 ha x Rp. 200.000 = Rp. 200.000,- Pemangkasan 3x 400 bh x Rp. 600 = Rp. 300.000,- pemupukan 2 x 400 bh x Rp. 300 = Rp. 240.000,- pengendalian OPT 400 bh x Rp. 750 = Rp. 300.000,- pembersihan parit kebun 2 x 600 mt x Rp. 500 = Rp. 300.000,- panen (20 kg x 400 ph) 8000 kg x Rp. 250 = Rp. 2.000.000,2 Pengadaan saprodi ------------------------------------------------------------------ Rp. 2.900.000,- pupuk NPK plus 100 kr x Rp. 13.500 = Rp. 1.350.000,- insektisida 6 lt x Rp. 75.000 = Rp. 450.000,- fungisida 4 lt x Rp. 100.000 = Rp. 400.000,- herbisida 20 lt x Rp. 35.000 = Rp. 700.000,Jumlah 1 sampai 2 ----------------------------------------- Rp. 7.220.000,IV. Tahun Keempat 1. Sewa lahan (1 Ha) ---------------------------------------------------------------Rp. 1.200.000,2. Tenaga Kerja: ---------------------------------------------------------------------Rp. 5.340.000,- penggemburan terumbuk 4x 400 bh x Rp. 5.000 = Rp. 2.000.000,- Pengendalian gulma 4x 1 ha x Rp. 200.000 = Rp. 200.000,- Pemangkasan 3x 400 bh x Rp. 600 = Rp. 300.000,- pemupukan 2 x 400 bh x Rp. 300 = Rp. 240.000,- pengendalian OPT 400 bh x Rp. 750 = Rp. 300.000,- pembersihan parit kebun 2 x 600 mt x Rp. 500 = Rp. 300.000,- panen (20 kg x 400 ph) 8000 kg x Rp. 250 = Rp. 2.000.000,2 Pengadaan saprodi ------------------------------------------------------------------- Rp. 6.250.000,- pupuk NPK plus 100 kr x Rp. 13.500 = Rp. 1.350.000,- pupuk kandang/kompos 10000kg x Rp. 300 = Rp. 3.000.000,- insektisida 8 lt x Rp. 75.000 = Rp. 600.000,- fungisida 6 lt x Rp. 100.000 = Rp. 600.000,- herbisida 20 lt x Rp. 35.000 = Rp. 700.000,3. Pengadaan peralatan ---------------------------------------------------------------- Rp. 550.000,- parang 2 bh x Rp. 30.000 = Rp. 60.000,- tajak 2 bh x Rp. 35.000 = Rp. 70.000,- gunting pangkas 2 bh x Rp. 25.000 = Rp. 50.000,- cangkul 2 bh x Rp. 35.000 = Rp. 70.000,- hand sprayer 1 bh x Rp. 300.000 = Rp. 300.000,Jumlah 1 sampai 3 ----------------------------------------- Rp. 13.340.000,TOTAL BIAYA (TAHUN I + II + III + IV) = Rp. 35.875.000,-

B. Analisa Produksi

Produksi Tahun III Produksi Tahun IV

: :

6.000 kg 8.000 kg

x x

Rp. 4.000,Rp. 3.500,Jumlah

= = =

Rp. 24.000.000,Rp. 28.000.000,-------------------- + Rp. 52.000.000,Rp. 35.875.000,--------------------- Rp. 18.125.000,0,45

Biaya penanaman+pemeliharaan (4 tahun) Penghasilan bersih B/C ratio tahun ke-4 adalah

C. Keterangan Lain1. Produksi setelah mencapai tahun ke-6 ke atas rata-rata 2. Penghasilan bersih 3. B/C ratio 18.000 kg x Rp. 2.500,= Rp. 40.000.000,= Rp. 26.660.000,2,00

Direktorat Tanaman Buah Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura Jl. Ragunan No.19 Pasar Minggu Jakarta Selatan Telp (021) 7816820, 7806570, Fax (021) 7806760

Descriptive title of the technology Cara Bertanam Jeruk Dengan Sistem 1,3,9 yang Lebih Menguntungkan (Barito Kuala, South Kalimantan) Global Farming System Irrigated: The Smallholder Irrigated Farming Systems are dependent on large-scale irrigation schemes dominated by small-scale farming. This category contains only about 30 million women, men and children who farm about 15 million ha of irrigated land, but it is important for national food security and export earnings in many countries. Wetland Rice Based: The Wetland Rice Based Farming Systems of East and South Asia, which include a substantial proportion of irrigated land, support an agricultural population of around 860 million. Although bunded rice cultivation is the distinguishing characteristic of these systems, a wide range of other food and cash crops are produced and poultry and livestock are raised for home consumption and sale. These systems depend on the monsoon, but nearly 60 percent of the cultivated land is equipped with irrigation facilities. Relatively little grazing or forest land remains - almost half of land is under annual or permanent crops - and these systems suffer from intense human pressure on the natural resources base, with 5.5 persons per ha of cultivated land. Smallholder Rainfed Humid: The Rainfed Humid Farming Systems are based on smallholder cultivation of root crops, cereals or tree crops. They often contain an important component of livestock and support an agricultural population of approximately 400 million. There is little irrigation. Pressure on land is typically moderate - only 2.5 persons per cultivated ha on average - although there are some areas of intense pressure. Abstract Buah jeruk banyak dibudidayakan petani, karena selain mengandung banyak vitamin c dan digemari masyarakat, penanaman dan pemeliharaannya juga relatif mudah. Untuk meningkatkan buah jeruk baik dari segi produktivitas maupun kualitas buah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem 1,3,9. Sistem ini merupakan suatu inovasi yang diperkenalkan oleh Penyuluh SPFS FAO di desa Pendalaman Baru, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Selatan, Indonesia dan sekarang mulai banyak dicontoh petani. Kelebihan dari sistem 1,3,9 dibanding cara penanam biasa adalah : Produktivitas buah tinggi, ukuran dan kualitas jeruk lebih seragam, kulit jeruk tipis, tanaman terhindar dari penyakit Diplodia, pemeliharaan lebih mudah dan murah, batang lebih kokoh dan tidak mudah roboh. Type of technology Detail Description of technology

Jeruk merupakan jenis buah-buahan yang populer dan digemari masyarakat. Jeruk bisa dikonsumsi dalam bentuk buah segar, juga diolah menjadi minuman segar seperti Es Buah dan Juice Jeruk. Keunggulan buah jeruk adalah, selain harganya murah, juga sumber utama vitamin C penting untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap segar sehat. Mengingat manfaat buah jeruk, banyak petani yang membudidayakan dengan tujuan untuk dijual dan sebagian di konsumsi keluarga. Saya senang menanam buah jeruk, karena selain cara penanamannya relatif mudah, keuntungannya juga lumayan, sehingga saya mulai mengembangkannya secara serius., kata Pak Basran, petani jeruk di desa Pendalaman Baru, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Selatan, Indonesia. Pengembangan Sistem 1,3,9 Walaupun menanam jeruk mudah dilakukan, namun kalau tidak mengetahui cara yang benar, tidak akan memberikan hasil optimal seperti diharapkan. Salah satu kiat yang dapat dilakukan petani jeruk adalah dengan menerapkan sistem 1,3,9. Sistem 1,3,9 adalah suatu rekayasa teknologi dengan cara pengaturan pertumbuhan ranting yaitu, batang utama yang dipelihara hanya 1 batang, cabang utama kedua hanya 3 cabang, dan masing-masing cabang hanya mengembangkan 3 ranting, sehingga menjadi 9 ranting. (Gambar 1). Sistem 1,3,9 pertama kali dikenalkan dan diajarkan oleh Penyuluh SPFS FAO kepada para petani melalui Sekolah Lapangan. Sekarang, para petani sudah mulai menerapkan dan meninggalkan sistem lama. Menurut Syaiful Asgar, Penyuluh SPFS FAO yang sudah mengajarkan dan mempraktekkan dikebun sendiri, pengembangan sistem 1,3,9 dalam penanaman jeruk mempunyai kelebihan antara lain : 1. Produktivitas buah tinggi, karena sinar matahari masuk kesemua pori-pori dan merangsang fotosintesis, sehingga mempercepat pembuahan. 2. Ukuran dan kualitas jeruk lebih seragam, 3. Kulit jeruk tipis dan buahnya banyak. 4. Tanaman bisa terhindar dari penyakit Diplodia yang menyebabkan pengeringan dan pelayuan tanaman, karena terlalu lembab. Hal ini bisa terjadi, karena sinar matahari bisa menyinari tanaman secara merata. Yang menyebabkan kelembaban dibawah kanopi menjadi berkurang Dengan demikian tanaman akan berumur lebih panjang. 5. Pemeliharaan relatif lebih mudah dan murah, karena yang dipelihara hanya 1 batang, 3 cabang dan 9 ranting. 6. Batang lebih kokoh dan tidak mudah roboh, karena tumbuh secara simetris menyerupai bonsai, sehingga antara batang, cabang dan ranting saling menopang. Gambar 2 menggambarkan Contoh tanaman jeruk yang tidak kokoh dan sistem 1,3,9 diterapkan untuk mengatasi masalah ini. Cara Penanaman 1. Lahan yang akan ditanami bibit jeruk harus dibersihkan dan diolah lebih dahulu. Penanaman jeruk harus disesuaikan dengan kondisi lahan. Untuk lahan dengan kemiringan kurang 8% dibuat teras datar. Kemiringan 10 15% dibuat teras gulud. Pada kemiringan lebih 15% perlu dibuat teras bangku. Untuk menanam jeruk di lahan pasang surut harus dibuat lebih dahulu Surjan (Gambar 3) [Baca artikel : Bertanam Jeruk di Lahan Pasang Surut). 2. Buat lubang tanam minimal 4 minggu sebelum bibit ditanam. Pada tanah yang ideal ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm, dengan jarak tanam 5 m x 5m.

3. Buat lubang dengan menggali dan memisahkan antara lapisan tanah atas (top soil) warna kehitaman dan lapisan bawah (sub soil). 4. Angin-anginkan galian tanah sekitar 3 minggu, lalu masukkan tanah lapisan bawah ke dalam lubang setelah dicampur pupuk kandang 2 kg terlebih dahulu dan Fosfat 1,5 kg. Demikian juga lapisan atasnya, lalu masukkan ke dalam lubang. 5. Setelah tanah lapisan bawah dan atas dikembalikan ke dalam lubang, diamkan 1 minggu, lalu bibit ditanamkan. Memasukkan Bibit ke dalam Lubang : 1. Tanah lapisan atas digali kembali sedikit lebih besar dari media bibit, baik yang berasal dari polybag maupun persemaian di tanah. Jika bibit berasal dari persemaian tanah, bibit bisa langsung dimasukkan ke dalam lubang pertanaman, tetapi apabila bibit di polybag, robek dulu polibagnya, baru bibit dimasukkan ke dalam lubang pertanaman. Bibit disarankan dari hasil okulasi dengan mata tempel jenis unggul (varietas Siam atau Sungai Madang merupakan bibit unggul di Barito Kuala) yang berasal dari persemaian di tanah dengan batang utama bulat (Gambar 4). Kelebihan bibit dipersemaian tanah dibanding polybag adalah, perkembangan tanaman lebih cepat dan kuat, karena memiliki media tanam yang luas di banding di polybag. 2. Jika ada akar yang berbelit-belit atau terlalu panjang, sebaiknya diatur dan dipotong dengan gunting tajam, sehingga tidak tumpang tindih satu akar dengan lainnya. 3. Bibit diletakkan dalam lubang dengan posisi tegak lurus. Jika bibit berasal dari okulasi diarahkan ke Barat, sedangkan tonjolan bibit batang bawah diarahkan ke timur. 4. Tanah galian dimasukkan kembali untuk menutupi lubang sambil ditekan dengan tangan, lalu disiram agar tidak ada rongga antara tanah dengan akar tanaman. 5. Bibit ditopang dengan ajir, sehingga tidak mudah roboh tertiup angin. Mengingat bibit tanaman masih muda, sebaiknya beri naungan/peneduh. Pemupukan : 1. Pemupukan adalah usaha penambahan unsur hara makro dan mikro ke dalam tanah dengan bahan organik maupun an-organik. Pemupukan sangat penting untuk mengembalikan unsur hara yang telah terproses oleh tanaman dalam siklus hidup. 2. Pemupukan tanaman jeruk dilakukan saat tanaman mulai tumbuh aktif (ditandai tumbuh tunas baru) pada awal musim pneghujan atau akhir kemarau. Jenis dan dosis pemupukan yang direkomendasikan adalah : Umur Tanaman (tahun) Saat Tanam 1 2 3 Dosis Pemupukan / Hektar / Tahun Urea (kg) SP-36 (kg) 20 80 160 260 20 80 160 260

KCl (kg) 20 80 160 260

Kandang (kg) 8 8 16 24

4 5 12

400 500

400 450

400 450

32 40 - 90

3. Tanaman yang berumur 2,5 3 tahun biasanya mulai berbuah, sehingga selain pemupukan pada awal musim penghujan, juga pada saat : a. Menjelang bunga keluar dengan dosis : Urea 25%, SP-36 = 50% dan KCl 25% dari dosis per tahun b. Saat penjarangan buah (buah sebesar kelereng) dengan dosis : Pupuk kandang 50%, Urea 25%, dan KCl 25% dari dosis per tahun. c. Setelah buah dipanen lakukan pemupukan dengan dosis : Pupuk kandang 50%, Urea 25%, dan KCL 25% dari dosis per tahun. 4. Pemupukan bisa dilakukan dengan membuat lubang keliling area pemupukan atau membuat 3 4 lubang, benamkan pupuk ke dalam lubang. Cara pemupukan di atas adalah pemupukan yang direkomendasikan dan umum dilakukan. Namun demikian, berdasarkan ujicoba dari inovasi yang dilakukan Penyuluh SPFS FAO oleh Syaiful Asgar, pemupukan juga bisa dilakukan dengan cara : 1. Agar akar tanaman kuat, sekaligus mempercepat proses penumbuhan batang, beri pupuk NPK Ponska. 2. Untuk mempercepat pertumbuhan daun, gunakan pupuk Gardena, atau Sprint. 3. Untuk menghindari hama tanaman berupa anai-anai, dapat digunakan Furadan 36. Perlu diingat bahwa penggunaan Furadan 36 hanya diperbolehkan ketika tanaman BELUM MENGHASILKAN BUAH. Sedangkan untuk menghindari gulma, lakukan penyemprotan 2-3 bulan sekali dengan Roundop atau Tosdon. Pemangkasan dengan sistem 1,3,9 : 1. Pemangkasan bertujuan untuk mengatur tinggi tanaman, memudahkan perawatan, membentuk percabangan (1,3,9) agar tanaman kokoh dan seimbang, memudahkan sinar matahari masuk ke seluruh permukaan daun, sehingga pertumbuhan normal, memperbaiki kualitas buah, baik ukuran, warna, maupun jumlah. Selain itu juga untuk memperbanyak tunas baru yang memunculkan bunga, buah dan mengurangi kerimbunan pohon untuk mencegah tumbuhnya jamur dan penyakit. 2. Waktu pemangkasan dilakukan secara berkala saat tanaman tumbuh sehat untuk pembentukan percabangan pertama, setelah pemupukan, saat penjarangan buah dan setelah panen. 3. Ketika batang utama tanaman sudah tumbuh sekitar 70 cm (umur 4- 6 bulan), semua cabang yang tumbuh di atasnya harus dipangkas. 4. Setelah tumbuh cabang pada batang utama, pilih hanya 3 cabang yang akan dikembangkan. Pemilihan cabang dilihat berdasarkan jarak yang simetris, artinya tidak terlalu berdekatan antara cabang yang satu dengan lainnya> Cabang lain yang tidak dipelihara agar dipotong. 5. Setelah cabang mencapai ukuran sekitar 25 30 cm (satu depa) lakukan pemilihan masingmasing cabang hanya 3 ranting, dan ranting lainnya di potong. Dengan demikian sudah terbentuk tanaman dengan sistem 1 batang , 3 cabang dan 9 ranting.

6. Mengingat banyaknya manfaat pemangkasan tersebut, maka para petani diharapkan tidak terlalu sayang memangkas cabang atau ranting. Pemanenan : 1. Ketika umur tanaman 2,5 3 tahun, tanaman sudah mulai berbuah. Pada buah pertama dan kedua sebaiknya hanya sekitar 10 20 persen yang dipelihara untuk dirasakan buahnya (dicicipi). Sisanya dibuang, karena tanaman masih dalam proses belajar berbuah. 2. Agar ukuran dan kualitas buah bisa tumbuh seragam, sebaiknya manfaatkan seoptimal mungkin cahaya sinar matahari untuk proses fotosintesis tanaman. Caranya, letakkan plastik metalik yang dapat memantulkan cahaya yang turun ketanah untuk dipantulkan kepada bagian pohon, sehingga pencahayaan bisa merata mengenai tanaman. 3. Tanda-tanda buah siap dipanen adalah : warna kulit buah kekuning-kuningan, tekstur buah tidak terlalu keras saat dipegang, dan bagian bawahnya terasa empuk. 4. Buah muda jangan dipetik, karena asam rasanya. Terlambat memetik buah juga tidak baik, karena buah menjadi kering dan kualitasnya menurun. Perawatan Pasca Panen : Agar tanaman jeruk bisa berumur panjang, lakukan perawatan dengan cara memangkas ranting yang sakit (layu), memangkas cabang yang tumbuhnya tidak dikehendaki dan melentur, memangkas cabang yang tidak produktif, memangkas tunas-tunas air, memangkas ranting sisa pemanenan buah. Dampak Penerapan Sistem 1,3,9 Bagi Petani SPFS Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman jeruk dengan sistem 1.3,9 lebih menguntungkan (Gambar 5), karena produktivitas tinggi, ukuran dan kualitas buah jeruk sama (standar) dan perawatannya lebih mudah dan murah.Walaupun demikian, untuk lebih memperkenalkan penanaman jeruk dengan sistem 1,3,9 ini perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada petani, sehingga mereka mau dan mampu menerapkannya.

Source(s) Information -Dr. Ayi Kusmayadi, National Field Manager -Johan Purnama, Deputy NFM Indonesia on Farming System -Ruhaimi Alman, District Coordinator -Rezani Mahakam SP, Field Technician (Agricultural extension) -Syaiful Asgar, AMd, Field Technician (Fishery extension) http://database.deptan.go.id/saimsindonesia/index.php?files=DetailTechnologies-Indo&id=88