bab ii teori dan perumusan hipotesis a. tinjauan ...eprints.umm.ac.id/41148/3/bab ii.pdf · rp...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Margi T, (2016) yang berjudul “Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usahatani
Padi sawah di Desa Kota Bangun Kecamatan Kota Bangun” tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dan efisiensi usahatani padi
sawah di Desa Kota Bangun I, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jumlah biaya produksi
usahatani padi sawah di Desa Kota Bangun I adalah Rp 242.032.750,00 mt-1
atau rata-rata Rp 6.050.819,00 mt-1 responden-1. 2. Jumlah penerimaan yang
diterima petani responden adalah Rp Rp 950.836.000,00 mt-1 dengan rata-rata
sebesar Rp 23.770.900,00 mt-1 responden-1 dan jumlah pendapatan adalah Rp
708.803.250,00 mt-1 dengan rata-rata sebesar Rp 17.720.081,00 mt-1
responden1 3. Nilai R/C ratio usahatani berkisar antara berkisar antara 3,27 –
4,26 dengan ratarata nilai R/C ratio sebesar 3,87 yang berarti usahatani padi
sawah yang dilakukan di Desa Kota Bangun I adalah efisien (layak diusahakan).
Penelitian oleh Ekarini F.T.A, (2009) yang berjudul “Analisis Pendapatan
Usahatani Semangka (Citrullus vulgaris) di Kabupaten Sragen” tujuan dari
Penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan
pendapatan usahatani semangka, mengetahui apakah usahatani semangka telah
8
efisien, dan mengetahui besarnya kontribusi pendapatan usahatani semangka
terhadap pendapatan total rumah tangga petani.
Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa usahatani semangka diperoleh
rata-rata biaya Rp 2.405.520,53/UT atau Rp 7.820.931,01/Ha/MT, penerimaan
sebesar Rp 4.981.000,00/UT/MT atau Rp 15.517.543,5/Ha/MT sehingga
pendapatannya sebesar Rp 2.584.479,47/UT/MT atau Rp 7.696.612,49/Ha/MT.
Pendapatan dari usahatani lahan pekarangan Rp 487.916,67/UT/MT atau Rp
2.361.944,45/Ha/MT dan pendapatan dari luar usahatani Rp 2.401.190,48/MT,
sehingga diperoleh rata-rata pendapatan total rumah tangga petani semangka
adalah Rp 3.900.201,69 atau Rp9.761.945,82/Ha/MT. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pendapatan yang diperoleh dari usahatani semangka lebih besar bila
dibandingkan dengan pendapatan dari usahatani lahan pekarangan dan
pendapatan luar usahatani. Efisiensi usahatani semangka sebesar 2,07. Ini berarti
bahwa usahatani semangka telah efisien.
Penelitian oleh Floperda F.A.W, (2015) yang berjudul “Analisis Pendapatan
Usaha Tani Jeruk Siam” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pendapatan dan tingkat nilai efisiensi usaha tani jeruk siam di desa Padang
Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser.
Dengan hasil Penelitian Menunjukan bahwa Pendapatan usaha tani jeruk siam
20 anggota kelompok tani di desa Padang Pangrapat sebesar Rp
831.846.166,67/thn dengan rata-rata Rp 41.592.308,33/anggota kelompok
tani/ha/thn Dan pendapatan padi sawah Rp 455.877.833,43/thn dengan rata-rata
9
Rp 22.793.891,67. Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi, usaha tani jeruk siam
di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser efisien
untuk di usahakan dengan nilai R/C Ratio sebesar 3,35 Layak Dan hasil
perhitungan kelayakan padi sawah menunjukkan bahwa usaha tani tambahan
padi sawah layak untuk dilaksanakan dengan nilai R/C Ratio sebesar 2,14 Layak.
B. Pengertian Pembangunan Ekonomi
Definisi pembangunan ekonomi mengalami suatu evaluasi sehingga lahirlah
penegertian pembangunan ekonomi yang baru dikemukakan oleh (Michael P
Todaro, 2003) dalam bukunya “economic for development word” pembangunan
ekonomi diartikan sebagai suatu proses multidimensional yang melibatkan
perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental yang sudah
terbiasa dan lembaga-lembaga nasional termasuk kecepatan (akselerasi)
pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan pemberantasan kemiskinan.
Pengertian pembangunan ekonomi telah mengalami dimensi yang luas, terpadu
dan mencakup berbagai aspek kehidupan, dalam pembangunan ekonomi
terkandung arti adanya usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
masyarakat (GDP) dimana kenaikannya dibarengi perombakan dan moderinisasi
serta memperhatikan aspek pemerataan pendapatan (income equity).
Telah banyak ahli ekonomi yang memberikan pengertian tentang
pembangunan ekonomi. Dari berbagai penelitian tentang pembangunan ekonomi
yang mereka kemukakan terdapat suatu lingkup yang sama yaitu untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat atau kesejahteraan masyarakat. Menurut
10
pendapat (Sukirno, 1985) pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat
dalam jangka panjang. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa
pembangunan ekonomi mempunyai sifat penting yaitu :
a. Suatu proses yang berarrti merupakan perubahan yang terjadi terus-menerus.
b. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
c. Kenaikan pendapatan perkapita harus terus menerus dan berlangsung dalam
jangka waktu panjang.
d. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat dimana untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
suatu proses yang terus menerus dan memerlukan waktu yang panjang.
Pengertian lain pembangunan ekonomi meruupakan kegiatan yang dilakukan
oleh suatu Negara guna mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup
masyarakat. Pembangunan ekonomi juga bias diartikan sebagai proses
multidimensional yang menjadikan pendapatan perkapita dalam suatu Negara
mengalami peningkatan dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi
mempunyai empat sifat penting, yakni ekonomi berlangsung dalam jangka waktu
panjang, berupaya meningkatkan GNP perkapita, menyebabkan perubahan sosial
dan suatu proses pertumbuhan secara terus-menerus. Sejumlah ekonom
membedakan pengertiaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
11
Menurut beberapa ekonom, istilah pembangunan ekonomi yaitu :
a. Perkemangan GDP/GNP yang terjadi pada suatu Negara yang diikuti oleh
adanya modernisasi dan perombakan dtruktur ekonominya, atau
b. Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat yaitu tingkat pertambahan
GDP/GNP dalam suatu tahun tertentu melebihi tingkat pertumbuhan
penduduk.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan GDP dengan tidak
melihat apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pada pertumbuhan
penduduk. Di samping itu, juga tidak melihat ada atau tidaknya perubahan pada
struktur ekonomi dan non-ekonomi.
Kriteria keberhasilan dari pembangunan ekonomi antara lain adalah
pendapatan perkapita, pendapatan nasional, kesempatan kerja, peran sector
industry dan jasa, distribusi pendapatan, neraca pembayaran luar negeri dan
stabilitas ekonomi. Pembangunan ekonomi pada umumnya ditujukan untuk
mencapai target sebagai berikut :
1. Meningkatkan pendapatan dan penyediaan lapangan pekerjaan.
2. Memperluas jangkauan pemulihan ekonomi dan sosial untuk masing-masing
individu.
3. Meningkatkan taraf hidup penduduk.
4. Meningkatakan ketersidiaan barang-barang kebutuhan primer, seperti pangan,
papan, sandang, perlindungan dan kesehatan.
12
5. Meningkatkan pendidikan yang lebih baik sehingga memperbaiki
kesejahteraan material dan memunculkan rasa percaya diri sebagai individu
dan sebagai suatu bangsa.
Faktor-faktor yang mempenagruhi pertumbuhan ekonomi:
1. Sumber daya alam atau SDA (minyakbumi,mineral aneka barang tambang,
kesuburan tanah, kekayaan hasil lautan, hutan dan lain-lain).
2. Sumber daya manusia atau SDM.
3. Modal dan teknologi.
4. Factor budaya (saling tolong-menolong dan pola hidup hemat).
C. Pengertian Pembangunan Pertanian
Pertanian mempunyai kaitan erat dengan sektor perekonomian lainnya seperti
sektor industri, sektor pekerjaan umum, sektor perdagangan, dan sebagainnya.
Untuk mempercepat proses pembangunan terbukti diperlukan peningkatan yang
simultan dalam hampir semua sektor yang ada. Pembangunan ekonomi yang
memberikan prioritas pada sektor pertanian tidaklah merupakan kasus yang
terjadi di negara indonesia, tetapi merupakan garis kebijakan yang mulai populer
sejak awal tahun 1960-an. Namun sebelum masa tahun 1960-an pertanian
dianggap sebagai sektor yang pasif dalam pembangunan ekonomi, sebagai
pengikat dan pendudung sektor yang lain yang lebih aktif dan yang lebih dinamis
yaitu sektor industri.
13
Dalam banyak leteratur pada saat itu peranan pertanian hanya sebagai sumber
tenaga yang tak terbatas dengan produktivitas marginal nol. Disamping itu
pertanian dianggap menyediakan bahan mentah yang sangat murah bagi sektor
industri. Dalam keadaan yang demikian kebijakan yang dianggap tepat adalah
yang dapat menciptakan daya tukar yang lebih menguntungkan sektor industri.
Misalnya, rusia dan india contoh negara yang memprioritaskan pada sektor
industri sampai saat ini belum bisa menyeimbangkan antara pembangunan
industri dan pertanian. Sektro pertanian masih saja ketinggalan dalam
pembangunannya.
1. Teroi Pertumbuhan Rostow
Posisi Pertanian sangat memegang peran penting pada tahapan pertama
pertumbuhan ekonomi Rostow (masyarakat tradisisional), tetapi semakin
berkembang ketahap selanjutnya, posisi pertaniaan dan perannya semakin
berkurang. Hal ini disebabkan oleh munculnya pemikiran-pemikiran masyarakat
yang baru terjadi serperti :
Penialaian yang berdasarkan spesialisasi, tidak hanya di bidang pertanian,
transformasi dari sektor pertanian ke sektor lain.
Munculnya jiwa kewirausahaan yang bergerak bukan hanya dalam bidang
pertanian.
14
Lebih efektif dan efisien dalam bekerja, mengakibatkan tenaga kerja di
pertanian berkurang karena penggunaan teknologi. Akibatnya pekerja pindah
ke sektor lain, seperti industry non pertanian.
Pertumbuhan pertanian di Indonesia memiliki peranan sangat penting dalam
pembangunan ekonomi. Sejarah menunjukan bahwa pembangunan pertanian
merupakan prasyarat untuk adanya kemajuan dalam tahap-tahapan pembangunan
selanjutnya. Karena pertanian memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek dalam
perekonomian di Indonesia, maka pembangunan pertanian merupakan penentuan
utama dalam pertumbuhan ekonomi pedesaan. Dengan demikian, pembangunan
pertanian menjadi bagian yang esensial bagi upaya-upaya pengurangan
kemiskinan di pedesaan maupun diperkotaan. Indonesia sebagai Negara agraris
tidak boleh meninggalkan potensi pertaniannya, tetapi dengan merubah pola
piker primitive menjadi modern mulai pendidikan dan kebijakan pemerintah,
maka posisi pertanian dapat memegang peranan penting lagi. Rostow membagi
proses pembangunan menjadi 5 tahap :
a. Tahap perekonomian tradisional
Sektor pertanian berperan penting
Teknologinya belum berkembang
Hasil pertanian subsisten
Penguasaan sumber daya dipengaruhi hubungan keluarga
15
b. Tahap pra-kondisi tinggal landas
Merupakan tahap transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat
industry
Sektor pertanian mulai diiringi pembangunan industry
Lembaga keuangan tumbuh pesat dan terjadi investasi besar-besaran
untuk industry
Industrialisasi memerlukan dipenuhinya syarat :
Tersedianya infrastruktur atau prasarana transportasi
Perkembangan teknologi pertanian untuk memenuhi penduduk kota
yang semakin besar
c. Tahap tinggal landas
Tahap tinggal landas disefinisikan sebagai 3 kondisi yang saling berkaitan
Kenaikan aju investasi produktif anatar 5-10% dari pendapatan
nasional.
Perkembangan beberapa sektor industry penting.
Stabilitas kondisi politik dan sosial.
d. Tahap Menuju kedewasaan
Ditandai oleh efektivitas teknologi yang didukung oleh :
Perubahan tenaga kerja dari tidak terdidik menjadi terdidik.
Pergeseran dari pekerja keras ke arah manajerial berteknologi.
16
e. Tahap Konsumsi Masa Tinggi
Terwujudnya welfare-state.
Peningkatan pola konsumsi.
Pada dasarnya keberhasilan suatu pembangunan pertanian diperlukan
beberapa syarat atau pra kondisi yang untuk tiap negara atau daerah sangat
bervariasi. Pra kondisi itu meliputi bidang-bidang teknis, ekonomi, sosial budaya
dan lain sebagainnya.
Di Jepang pra-kondisi sebagaian besar berasal dari sektor pertanian sendiri
berupa dana yang digunakan untuk mengembangkan sektor industri, tetapi sektor
industri secara simultan memproduksi sarana- sarana produksi serta alat-alat
untuk meningkatkan produksi pertanian. Petani sangat tertarik untuk menerapkan
teknologi baru karena dapat meningkatkan produksi pertanian. Begitu juga
produksi hasil pertanian mendapat pasar yang cukup baik di perkotaan. Disisi
lain pemerintah juga melakukan perbaikan sarana dan prasarana pertanian seperti
pembangunan irigasi, jalan dan penyuluhan pertanian kepada petani mengenai
berbagai penemuan teknologi baru.
(Mosher, A.T. 1965) menganalisis syarat-sayarat pembangunan pertanian di
banyak negara dan mengolongkannya menjadi syarat mutlak dan sayarat pelancar
pembangunan pertanian. Dalam pembangunan pertanian ada lima syarat yang
tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Jika satu
syarat tersebut tidak ada maka terhentilah pembangunan pertanian atau pertanian
17
dapat berjalan terus tetapi statis. Syarat mutlak pembangunan pertanian menurut
Mosher tersebut adalah:
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani.
2. Teknologi tanaman bisa berkembang.
3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara local.
4. Adanya perangsang produksi bagi petani.
5. Tersedianya pengangkutan yang lancer.
Disamping sayarat mutak tadi ada lima macam syarat pelancar yang adanya
tidak mutlak tetapi kalau ada benar-benar akan sangat memperlancar
pembangunan pertanian. Syarat pelancara pembangunan pertanian tersebut
adalah:
1. Pendidikan pembangunan pertanian
2. Kredit produksi usahatani
3. Kegiatan gotong royong petani
4. Perbaikan dan perluasan lahan pertanian
5. Perencanaan nasional dari pembangunan pertanian.
Syarat-syarat tersebut secara bersama-sama dapat membantu menciptakan
iklim yang merangsang usaha-usaha pembangunan pertanian.
D. Peran dan Fungsi Sektor Pertanian Dalam Meningkatkan Pendapatan
Masyarakat
Peranan sektor pertanian terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat dijelaskan sebagai berikut :
18
1) sektor pertanian dan pedasaan diharapkan sebagai tempat penyerapan
tenaga kerja terbesar dalam upaya membantu mengatasi masala
pengangguran . dengan demikian sektor pertanian dan perdesaan dapat
diharapkan menjadi penopang utama system perekonomian nasional,
sekaligus mendorong kea rah pengentasan kemiskinan.
2) Sektor pertanian dan perdesaan juga berfungsi sebagai penghasil makanan
pokok untuk mengurangi ketergantungan pangan kepadaa pasar dunia
sehingga sektor pertanian terkait dengan stabilitas perekonomian nasional
3) Peran strategis lainnya dalam pembangunan pertanian dan perdesaan yang
tangguh adalah mendorong ekspor dan mengurangi impor produk
pertanian, meningkatkan jumlah devisa dan sekaligus akan meningkatkan
pembangunan wilayah.
4) Dengan meningkatkan pembangunan pertanian dan perdesaan akan
memberikan implikasi kepada peningkatan kinerja sektor industri karena
terdapat keterkaitan yang erat antara sektor pertanian dengan sektor
industri.
5) Mengingat pentingnya sektor pertanian dan perdesaan dalam
perekonomian nasional, maka sudah sewajarnya sektor pertanian dan
pedesaan dijadikan motor penggerak pembangunan ekonomi bangsa.
6) Ketahanan pangan merupakan ukuran kemakmuran masyarakat.
7) Revitalisasi pertanian dalam arti luas dapat menjamin kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat di negara agraris seperti Indonesia
19
E. Tinjauan Pustaka
1. Fungsi Produksi
Fungsi produksi didefinisikan sebagai hubungan teknis antara input dengan
output, yang mana hubungan ini menunjukkan output sebagai fungsi dari input.
Fungsi produksi dalam beberapa pembahasan ekonomi produksi banyak diminati
dan dianggap penting karena (Soekartawi, 1990) :
1. Fungsi produksi dapat menjelaskan hubungan antara faktor produksi dengan
produksi itu sendiri secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih
mudah dimengerti.
2. Fungsi produksi mampu mengetahui hubungan antara variabel yang
dijelaskan (Q), dengan variabel yang menjelaskan (X) serta sekaligus
mampu mengetahui hubungan antar variabel penjelasnya (antara X dengan
X yang lain).
Secara matematis sederhana, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut.
dimana:
Q = output
Xi = input yang digunakan dalam proses produksi; i = 1,2,3,..., n.
Output =ƒ (input)…………...……………………………………..(2.1)
Q = f (X1, X2, X3, ..., Xi),
20
Input yang digunakan dalam proses produksi antara lain adalah Luas lahan,
Tenaga kerja, Bibit, pupuk dan Petisida. Dalam ilmu ekonomi, Output
dinotasikan dengan Q sedangkan input (faktor produksi) yang digunakan
biasanya (untuk penyederhanaan) terdiri dari input kapital (K) dan dan tenaga
kerja (L).
Dengan demikian : Q = ƒ (K, L).............................................. 2.2
Q3
Q2
Q1
Q
L1 L2 L3 L4 0
L2 L3 L1 L4 0
MPL
APL
MP, APP
TP A
Tahap I
Tahap II
Tahap III
21
Sumber : Nuraini, 2013.
Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produksi Marginal dan Produksi Rata-
rata
Adapun untuk keterangan Gambar 2.1 adalah sebagai berikut.
TP = Total Produksi
L = Tenaga Kerja
MPL = Produksi Batas (marginal product tenaga kerja)
APL = Produksi rata-rata tenaga kerja (average product)
MPL =
L
APL =
L
Gambar di atas merupakan cara lain untuk menggambarkan fungsi produksi
yang menggunakan kombinasi faktor produksi tidak sebanding, dimana modal
dan teknologi dianggap tetap. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah input
tenaga kerja, dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah produksi yang dihasilkan
(output).
2. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam
bentuk benda maupun jasa selama produksi berlangsung. Biaya produksi adalah
sebagai kompensasi yang diterima oleh pemilik factor-faktor produksi atauu
22
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi baik secara
tunai maupun tidak tunai (Daniel, 2002)
Biaya produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang ditanggung
oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk
dipakai konsumen. Untuk memperoleh pendapatan maka suatu perusahaan harus
mengeluarkan sejumlah biaya untuk penggunaan sumber-sumber daya (Nuraini,
2001).
TC (Total Cost) adalah total biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam
menghasilkan output. Untuk mencari total cost (biaya total) adalah dengan
menjumlahkan total fixed cost (biaya tetap total) dengan total variable cost
(biaya variabel total).
Keterangan:
TC (Total Cost) = Biaya total
TFC ( Total Fixed Cost) = Biaya tetap
TVC (Total Variable Cost) = Biaya tidak tetap
TC = TFC + TVC
23
TC,TVC,TFC
Sumber : Sudarsono, 1995
Gambar 2.2 Bentuk Kurva Biaya Total, Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Dari gambar kurva di atas dapat dijelaskan bahwa biaya semakin meningkat
seiring dengan peningkatan kuantitas yang ada.
Ongkos Tetap Total (TFC) merupakan ongkos yang dikeluarkan untuk
memperoleh Faktor produksi yang tidak diubah jumlahnya dinamakan ongkos
tetap total, contohnya : membeli mesin mendirikan bangunan. ongkos berubah
(TVC) merupakan keseluruhan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya, misalnya tenaga kerja.
3. Penerimaan
Penerimaan petani dipengaruhi oleh hasil produksi. Petani menambah hasil
produksi bila tiap tambahan produksi tersebut menaikan jumlah penerimaan yang
diperoleh. Penerimaan (revenue) adalah penerimaan dari hasil penjualan
Outputnya (Boediono, 2002).
Q
TFC
TVC
TC
24
TR (Total revenue) adalah total pendapatn kotor yang diperoleh produsen
dari perkalian antara Quantitas atau jumlah barang denga Price atau harga barang
tersebut.
Keterangan:
TR (Total reneue) = Penerimaan usaha
P (Price) = Harga jual produk yang dihasilkan
Q (Quantity) = Produk yang dihasilkan
4. Pendapatan
Pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu.
Perusahaan yang menginginkan laba mkasimum akan mengambil keputusan
secara marjinal, dimana perusahaan dapat menyesuaikan variable-variabel yang
bias dikontrol untuk memungkinkan memperoleh laba yang maksimum (Gratio,
2013).
Sedangkan menurut pendapat (Sukirno, 1997) pendapatan dibagi menjadi 2
(Dua) yaitu :
1. Upah diartikan sebagai pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun mental yang
disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha.
2. Gaji diartikan sebagai pembayaran kepada pekerja-pekerja tetap dan tenaga
professional seperti pegawai pemerintah, dosen, guru, manajer dan akuntan.
TR = P x Q
25
Sehingga profit maksimum dapat dicapai pleh produsen pada pada saat MR
(Marginal revenuew) sama dengan MC (Marginal Cost). Hubungan antara laba
maksimum dengan pendekatan marjinnal dapat dilihat dari penjelasan berikut.
Profit/laba adalah selisih dari pendapatn kotor dikurangi dengan biaya total.
dimana :
π = Profit (Pendapatan bersih)
TR = Total revenue (pendapatan kotor) = P x Q
TC = Biaya total (TFC + TVC)
Gambar 2.3 Bentuk Kurva Pendapatan Bersih
Sumber : Nuraini, 2001
5. Break Event Point (BEP)
Break Even Point (BEP) merupakan suatu alaat analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan anatar variable didalam kegiatan perusahaan, seperti
π = TR-TC
TR, π
B
A
TC
TR
Q Q Bep Q Bep Q Max
26
luasan produksi yang dilaksaakan dengan biyaa yang dikeluarkan, serta
pendapatan yang diterima dari perusahaan. Pendapatan perusahaan merupakan
penerimaan karena bersumber daari kegiatan perusahaan sedangkan biaya
operasinya merupakan pengeluaran (Normansyah, 2014).
6. Luas Lahan
Luas lahan memiliki peranan dan kedudukan paling penting dalam pertanian.
Tanah merupakan salah satu factor terpenting dalam pertanian karena tanah
merupakan tempat dimana pertanian dapat dilakukan dan tempat hasil produksi
dikeluarkan. Tanah juga memiliki sifat yang tidak sama dengan factor produksi
lain yaitu luas relative tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat
sehingga sifatnya langka (Mubriyanto, 1989). Ukuran luas lahan secara
tradisional perlu dipahami agar dapat ditransformasikan ke ukuran luas lahan
yang dinyatakan dengan hektar. Di samping ukuran luas lahan, maka ukuran nilai
tanah juga perlu diperhatikan. Secara umum dikatakan, semakin luas (yang
digarap/ditanami), maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh
lahan tersebut (Soekarwati, 2003).
7. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang dipergunakan meliputi hampir seluruh
proses produksi berlangsung, kegiatan ini meliputi beberapa jenis tahapan
pekerjaan, antara lain yaitu: (a) persiapan tanaman, (b) pengadaan sarana
produksi pertanian (bibit, pupuk, obat hama/penyakit yang digunakan sebelum
tanam), (c) penanaman/persemaian, (d) pemeliharaan yang terdiri dari
27
penyiangan, pemupukan, pengobatan, pengaturan air dan pemeliharaan bangunan
air, (e) panen dan pengangkutan hasil, (f) penjualan (Hernanto, 1996). Setiap
usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja.
Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian,
penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang
dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai.
Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang
dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana
diperlukan (Soekarwati, 1993).
8. Bibit
Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul
biasanya tahan terhadap penyakit, hasil komoditasnya berkualitas tinggi
dibandingkan dengan komoditas lain sehingga harganya dapat bersaing di pasar.
9. Pupuk
Pupuk dalam arti luas yaitu semua bahan yang ditambahkan ke dalam tanah
untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Pemberian
pupuk bertujuan untuk mempertahankan unsur hara secara seimbang bagi
pertumbuhan atau perkembangan tanaman. Pemberian pupuk dengan komposisi
yang tepat dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
28
10. Petisida
Petisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi hama
dan penyakit yang menyerang tanaman. Penggunaan petisida sangat bermanfaat
jika penggunaannya sesuai dengan aturan dan komposisi yang dianjurkan. Akan
tetapi jika penggunaan petisida terlalu berlebihan akan mengakibatkan rusaknya
komoditas pertanian, terancamnya lingkungan, dan keracunan yang dapat
berakibat kematian bagi manusia maupun mahluk hidup lain.