bab ii teori dan perumusan hipotesis a. tinjauan ...eprints.umm.ac.id/41148/3/bab ii.pdf · rp...

22
7 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Margi T, (2016) yang berjudul “Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Padi sawah di Desa Kota Bangun Kecamatan Kota Bangun” tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dan efisiensi usahatani padi sawah di Desa Kota Bangun I, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jumlah biaya produksi usahatani padi sawah di Desa Kota Bangun I adalah Rp 242.032.750,00 mt-1 atau rata-rata Rp 6.050.819,00 mt-1 responden-1. 2. Jumlah penerimaan yang diterima petani responden adalah Rp Rp 950.836.000,00 mt-1 dengan rata-rata sebesar Rp 23.770.900,00 mt-1 responden-1 dan jumlah pendapatan adalah Rp 708.803.250,00 mt-1 dengan rata-rata sebesar Rp 17.720.081,00 mt-1 responden1 3. Nilai R/C ratio usahatani berkisar antara berkisar antara 3,27 4,26 dengan ratarata nilai R/C ratio sebesar 3,87 yang berarti usahatani padi sawah yang dilakukan di Desa Kota Bangun I adalah efisien (layak diusahakan). Penelitian oleh Ekarini F.T.A, (2009) yang berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani Semangka (Citrullus vulgaris) di Kabupaten Sragen” tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani semangka, mengetahui apakah usahatani semangka telah

Upload: duongliem

Post on 23-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Margi T, (2016) yang berjudul “Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usahatani

Padi sawah di Desa Kota Bangun Kecamatan Kota Bangun” tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dan efisiensi usahatani padi

sawah di Desa Kota Bangun I, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai

Kartanegara.

Dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jumlah biaya produksi

usahatani padi sawah di Desa Kota Bangun I adalah Rp 242.032.750,00 mt-1

atau rata-rata Rp 6.050.819,00 mt-1 responden-1. 2. Jumlah penerimaan yang

diterima petani responden adalah Rp Rp 950.836.000,00 mt-1 dengan rata-rata

sebesar Rp 23.770.900,00 mt-1 responden-1 dan jumlah pendapatan adalah Rp

708.803.250,00 mt-1 dengan rata-rata sebesar Rp 17.720.081,00 mt-1

responden1 3. Nilai R/C ratio usahatani berkisar antara berkisar antara 3,27 –

4,26 dengan ratarata nilai R/C ratio sebesar 3,87 yang berarti usahatani padi

sawah yang dilakukan di Desa Kota Bangun I adalah efisien (layak diusahakan).

Penelitian oleh Ekarini F.T.A, (2009) yang berjudul “Analisis Pendapatan

Usahatani Semangka (Citrullus vulgaris) di Kabupaten Sragen” tujuan dari

Penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan

pendapatan usahatani semangka, mengetahui apakah usahatani semangka telah

8

efisien, dan mengetahui besarnya kontribusi pendapatan usahatani semangka

terhadap pendapatan total rumah tangga petani.

Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa usahatani semangka diperoleh

rata-rata biaya Rp 2.405.520,53/UT atau Rp 7.820.931,01/Ha/MT, penerimaan

sebesar Rp 4.981.000,00/UT/MT atau Rp 15.517.543,5/Ha/MT sehingga

pendapatannya sebesar Rp 2.584.479,47/UT/MT atau Rp 7.696.612,49/Ha/MT.

Pendapatan dari usahatani lahan pekarangan Rp 487.916,67/UT/MT atau Rp

2.361.944,45/Ha/MT dan pendapatan dari luar usahatani Rp 2.401.190,48/MT,

sehingga diperoleh rata-rata pendapatan total rumah tangga petani semangka

adalah Rp 3.900.201,69 atau Rp9.761.945,82/Ha/MT. Hal tersebut menunjukkan

bahwa pendapatan yang diperoleh dari usahatani semangka lebih besar bila

dibandingkan dengan pendapatan dari usahatani lahan pekarangan dan

pendapatan luar usahatani. Efisiensi usahatani semangka sebesar 2,07. Ini berarti

bahwa usahatani semangka telah efisien.

Penelitian oleh Floperda F.A.W, (2015) yang berjudul “Analisis Pendapatan

Usaha Tani Jeruk Siam” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pendapatan dan tingkat nilai efisiensi usaha tani jeruk siam di desa Padang

Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser.

Dengan hasil Penelitian Menunjukan bahwa Pendapatan usaha tani jeruk siam

20 anggota kelompok tani di desa Padang Pangrapat sebesar Rp

831.846.166,67/thn dengan rata-rata Rp 41.592.308,33/anggota kelompok

tani/ha/thn Dan pendapatan padi sawah Rp 455.877.833,43/thn dengan rata-rata

9

Rp 22.793.891,67. Dari hasil perhitungan tingkat efisiensi, usaha tani jeruk siam

di desa Padang Pangrapat kecamatan Tanah Grogot kabupaten Paser efisien

untuk di usahakan dengan nilai R/C Ratio sebesar 3,35 Layak Dan hasil

perhitungan kelayakan padi sawah menunjukkan bahwa usaha tani tambahan

padi sawah layak untuk dilaksanakan dengan nilai R/C Ratio sebesar 2,14 Layak.

B. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Definisi pembangunan ekonomi mengalami suatu evaluasi sehingga lahirlah

penegertian pembangunan ekonomi yang baru dikemukakan oleh (Michael P

Todaro, 2003) dalam bukunya “economic for development word” pembangunan

ekonomi diartikan sebagai suatu proses multidimensional yang melibatkan

perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental yang sudah

terbiasa dan lembaga-lembaga nasional termasuk kecepatan (akselerasi)

pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan pemberantasan kemiskinan.

Pengertian pembangunan ekonomi telah mengalami dimensi yang luas, terpadu

dan mencakup berbagai aspek kehidupan, dalam pembangunan ekonomi

terkandung arti adanya usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita

masyarakat (GDP) dimana kenaikannya dibarengi perombakan dan moderinisasi

serta memperhatikan aspek pemerataan pendapatan (income equity).

Telah banyak ahli ekonomi yang memberikan pengertian tentang

pembangunan ekonomi. Dari berbagai penelitian tentang pembangunan ekonomi

yang mereka kemukakan terdapat suatu lingkup yang sama yaitu untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat atau kesejahteraan masyarakat. Menurut

10

pendapat (Sukirno, 1985) pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang

menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

dalam jangka panjang. Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa

pembangunan ekonomi mempunyai sifat penting yaitu :

a. Suatu proses yang berarrti merupakan perubahan yang terjadi terus-menerus.

b. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.

c. Kenaikan pendapatan perkapita harus terus menerus dan berlangsung dalam

jangka waktu panjang.

d. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat dimana untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

suatu proses yang terus menerus dan memerlukan waktu yang panjang.

Pengertian lain pembangunan ekonomi meruupakan kegiatan yang dilakukan

oleh suatu Negara guna mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

masyarakat. Pembangunan ekonomi juga bias diartikan sebagai proses

multidimensional yang menjadikan pendapatan perkapita dalam suatu Negara

mengalami peningkatan dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi

mempunyai empat sifat penting, yakni ekonomi berlangsung dalam jangka waktu

panjang, berupaya meningkatkan GNP perkapita, menyebabkan perubahan sosial

dan suatu proses pertumbuhan secara terus-menerus. Sejumlah ekonom

membedakan pengertiaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.

11

Menurut beberapa ekonom, istilah pembangunan ekonomi yaitu :

a. Perkemangan GDP/GNP yang terjadi pada suatu Negara yang diikuti oleh

adanya modernisasi dan perombakan dtruktur ekonominya, atau

b. Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat yaitu tingkat pertambahan

GDP/GNP dalam suatu tahun tertentu melebihi tingkat pertumbuhan

penduduk.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan GDP dengan tidak

melihat apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pada pertumbuhan

penduduk. Di samping itu, juga tidak melihat ada atau tidaknya perubahan pada

struktur ekonomi dan non-ekonomi.

Kriteria keberhasilan dari pembangunan ekonomi antara lain adalah

pendapatan perkapita, pendapatan nasional, kesempatan kerja, peran sector

industry dan jasa, distribusi pendapatan, neraca pembayaran luar negeri dan

stabilitas ekonomi. Pembangunan ekonomi pada umumnya ditujukan untuk

mencapai target sebagai berikut :

1. Meningkatkan pendapatan dan penyediaan lapangan pekerjaan.

2. Memperluas jangkauan pemulihan ekonomi dan sosial untuk masing-masing

individu.

3. Meningkatkan taraf hidup penduduk.

4. Meningkatakan ketersidiaan barang-barang kebutuhan primer, seperti pangan,

papan, sandang, perlindungan dan kesehatan.

12

5. Meningkatkan pendidikan yang lebih baik sehingga memperbaiki

kesejahteraan material dan memunculkan rasa percaya diri sebagai individu

dan sebagai suatu bangsa.

Faktor-faktor yang mempenagruhi pertumbuhan ekonomi:

1. Sumber daya alam atau SDA (minyakbumi,mineral aneka barang tambang,

kesuburan tanah, kekayaan hasil lautan, hutan dan lain-lain).

2. Sumber daya manusia atau SDM.

3. Modal dan teknologi.

4. Factor budaya (saling tolong-menolong dan pola hidup hemat).

C. Pengertian Pembangunan Pertanian

Pertanian mempunyai kaitan erat dengan sektor perekonomian lainnya seperti

sektor industri, sektor pekerjaan umum, sektor perdagangan, dan sebagainnya.

Untuk mempercepat proses pembangunan terbukti diperlukan peningkatan yang

simultan dalam hampir semua sektor yang ada. Pembangunan ekonomi yang

memberikan prioritas pada sektor pertanian tidaklah merupakan kasus yang

terjadi di negara indonesia, tetapi merupakan garis kebijakan yang mulai populer

sejak awal tahun 1960-an. Namun sebelum masa tahun 1960-an pertanian

dianggap sebagai sektor yang pasif dalam pembangunan ekonomi, sebagai

pengikat dan pendudung sektor yang lain yang lebih aktif dan yang lebih dinamis

yaitu sektor industri.

13

Dalam banyak leteratur pada saat itu peranan pertanian hanya sebagai sumber

tenaga yang tak terbatas dengan produktivitas marginal nol. Disamping itu

pertanian dianggap menyediakan bahan mentah yang sangat murah bagi sektor

industri. Dalam keadaan yang demikian kebijakan yang dianggap tepat adalah

yang dapat menciptakan daya tukar yang lebih menguntungkan sektor industri.

Misalnya, rusia dan india contoh negara yang memprioritaskan pada sektor

industri sampai saat ini belum bisa menyeimbangkan antara pembangunan

industri dan pertanian. Sektro pertanian masih saja ketinggalan dalam

pembangunannya.

1. Teroi Pertumbuhan Rostow

Posisi Pertanian sangat memegang peran penting pada tahapan pertama

pertumbuhan ekonomi Rostow (masyarakat tradisisional), tetapi semakin

berkembang ketahap selanjutnya, posisi pertaniaan dan perannya semakin

berkurang. Hal ini disebabkan oleh munculnya pemikiran-pemikiran masyarakat

yang baru terjadi serperti :

Penialaian yang berdasarkan spesialisasi, tidak hanya di bidang pertanian,

transformasi dari sektor pertanian ke sektor lain.

Munculnya jiwa kewirausahaan yang bergerak bukan hanya dalam bidang

pertanian.

14

Lebih efektif dan efisien dalam bekerja, mengakibatkan tenaga kerja di

pertanian berkurang karena penggunaan teknologi. Akibatnya pekerja pindah

ke sektor lain, seperti industry non pertanian.

Pertumbuhan pertanian di Indonesia memiliki peranan sangat penting dalam

pembangunan ekonomi. Sejarah menunjukan bahwa pembangunan pertanian

merupakan prasyarat untuk adanya kemajuan dalam tahap-tahapan pembangunan

selanjutnya. Karena pertanian memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek dalam

perekonomian di Indonesia, maka pembangunan pertanian merupakan penentuan

utama dalam pertumbuhan ekonomi pedesaan. Dengan demikian, pembangunan

pertanian menjadi bagian yang esensial bagi upaya-upaya pengurangan

kemiskinan di pedesaan maupun diperkotaan. Indonesia sebagai Negara agraris

tidak boleh meninggalkan potensi pertaniannya, tetapi dengan merubah pola

piker primitive menjadi modern mulai pendidikan dan kebijakan pemerintah,

maka posisi pertanian dapat memegang peranan penting lagi. Rostow membagi

proses pembangunan menjadi 5 tahap :

a. Tahap perekonomian tradisional

Sektor pertanian berperan penting

Teknologinya belum berkembang

Hasil pertanian subsisten

Penguasaan sumber daya dipengaruhi hubungan keluarga

15

b. Tahap pra-kondisi tinggal landas

Merupakan tahap transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat

industry

Sektor pertanian mulai diiringi pembangunan industry

Lembaga keuangan tumbuh pesat dan terjadi investasi besar-besaran

untuk industry

Industrialisasi memerlukan dipenuhinya syarat :

Tersedianya infrastruktur atau prasarana transportasi

Perkembangan teknologi pertanian untuk memenuhi penduduk kota

yang semakin besar

c. Tahap tinggal landas

Tahap tinggal landas disefinisikan sebagai 3 kondisi yang saling berkaitan

Kenaikan aju investasi produktif anatar 5-10% dari pendapatan

nasional.

Perkembangan beberapa sektor industry penting.

Stabilitas kondisi politik dan sosial.

d. Tahap Menuju kedewasaan

Ditandai oleh efektivitas teknologi yang didukung oleh :

Perubahan tenaga kerja dari tidak terdidik menjadi terdidik.

Pergeseran dari pekerja keras ke arah manajerial berteknologi.

16

e. Tahap Konsumsi Masa Tinggi

Terwujudnya welfare-state.

Peningkatan pola konsumsi.

Pada dasarnya keberhasilan suatu pembangunan pertanian diperlukan

beberapa syarat atau pra kondisi yang untuk tiap negara atau daerah sangat

bervariasi. Pra kondisi itu meliputi bidang-bidang teknis, ekonomi, sosial budaya

dan lain sebagainnya.

Di Jepang pra-kondisi sebagaian besar berasal dari sektor pertanian sendiri

berupa dana yang digunakan untuk mengembangkan sektor industri, tetapi sektor

industri secara simultan memproduksi sarana- sarana produksi serta alat-alat

untuk meningkatkan produksi pertanian. Petani sangat tertarik untuk menerapkan

teknologi baru karena dapat meningkatkan produksi pertanian. Begitu juga

produksi hasil pertanian mendapat pasar yang cukup baik di perkotaan. Disisi

lain pemerintah juga melakukan perbaikan sarana dan prasarana pertanian seperti

pembangunan irigasi, jalan dan penyuluhan pertanian kepada petani mengenai

berbagai penemuan teknologi baru.

(Mosher, A.T. 1965) menganalisis syarat-sayarat pembangunan pertanian di

banyak negara dan mengolongkannya menjadi syarat mutlak dan sayarat pelancar

pembangunan pertanian. Dalam pembangunan pertanian ada lima syarat yang

tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Jika satu

syarat tersebut tidak ada maka terhentilah pembangunan pertanian atau pertanian

17

dapat berjalan terus tetapi statis. Syarat mutlak pembangunan pertanian menurut

Mosher tersebut adalah:

1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani.

2. Teknologi tanaman bisa berkembang.

3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara local.

4. Adanya perangsang produksi bagi petani.

5. Tersedianya pengangkutan yang lancer.

Disamping sayarat mutak tadi ada lima macam syarat pelancar yang adanya

tidak mutlak tetapi kalau ada benar-benar akan sangat memperlancar

pembangunan pertanian. Syarat pelancara pembangunan pertanian tersebut

adalah:

1. Pendidikan pembangunan pertanian

2. Kredit produksi usahatani

3. Kegiatan gotong royong petani

4. Perbaikan dan perluasan lahan pertanian

5. Perencanaan nasional dari pembangunan pertanian.

Syarat-syarat tersebut secara bersama-sama dapat membantu menciptakan

iklim yang merangsang usaha-usaha pembangunan pertanian.

D. Peran dan Fungsi Sektor Pertanian Dalam Meningkatkan Pendapatan

Masyarakat

Peranan sektor pertanian terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat dijelaskan sebagai berikut :

18

1) sektor pertanian dan pedasaan diharapkan sebagai tempat penyerapan

tenaga kerja terbesar dalam upaya membantu mengatasi masala

pengangguran . dengan demikian sektor pertanian dan perdesaan dapat

diharapkan menjadi penopang utama system perekonomian nasional,

sekaligus mendorong kea rah pengentasan kemiskinan.

2) Sektor pertanian dan perdesaan juga berfungsi sebagai penghasil makanan

pokok untuk mengurangi ketergantungan pangan kepadaa pasar dunia

sehingga sektor pertanian terkait dengan stabilitas perekonomian nasional

3) Peran strategis lainnya dalam pembangunan pertanian dan perdesaan yang

tangguh adalah mendorong ekspor dan mengurangi impor produk

pertanian, meningkatkan jumlah devisa dan sekaligus akan meningkatkan

pembangunan wilayah.

4) Dengan meningkatkan pembangunan pertanian dan perdesaan akan

memberikan implikasi kepada peningkatan kinerja sektor industri karena

terdapat keterkaitan yang erat antara sektor pertanian dengan sektor

industri.

5) Mengingat pentingnya sektor pertanian dan perdesaan dalam

perekonomian nasional, maka sudah sewajarnya sektor pertanian dan

pedesaan dijadikan motor penggerak pembangunan ekonomi bangsa.

6) Ketahanan pangan merupakan ukuran kemakmuran masyarakat.

7) Revitalisasi pertanian dalam arti luas dapat menjamin kesejahteraan dan

kualitas hidup masyarakat di negara agraris seperti Indonesia

19

E. Tinjauan Pustaka

1. Fungsi Produksi

Fungsi produksi didefinisikan sebagai hubungan teknis antara input dengan

output, yang mana hubungan ini menunjukkan output sebagai fungsi dari input.

Fungsi produksi dalam beberapa pembahasan ekonomi produksi banyak diminati

dan dianggap penting karena (Soekartawi, 1990) :

1. Fungsi produksi dapat menjelaskan hubungan antara faktor produksi dengan

produksi itu sendiri secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih

mudah dimengerti.

2. Fungsi produksi mampu mengetahui hubungan antara variabel yang

dijelaskan (Q), dengan variabel yang menjelaskan (X) serta sekaligus

mampu mengetahui hubungan antar variabel penjelasnya (antara X dengan

X yang lain).

Secara matematis sederhana, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut.

dimana:

Q = output

Xi = input yang digunakan dalam proses produksi; i = 1,2,3,..., n.

Output =ƒ (input)…………...……………………………………..(2.1)

Q = f (X1, X2, X3, ..., Xi),

20

Input yang digunakan dalam proses produksi antara lain adalah Luas lahan,

Tenaga kerja, Bibit, pupuk dan Petisida. Dalam ilmu ekonomi, Output

dinotasikan dengan Q sedangkan input (faktor produksi) yang digunakan

biasanya (untuk penyederhanaan) terdiri dari input kapital (K) dan dan tenaga

kerja (L).

Dengan demikian : Q = ƒ (K, L).............................................. 2.2

Q3

Q2

Q1

Q

L1 L2 L3 L4 0

L2 L3 L1 L4 0

MPL

APL

MP, APP

TP A

Tahap I

Tahap II

Tahap III

21

Sumber : Nuraini, 2013.

Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produksi Marginal dan Produksi Rata-

rata

Adapun untuk keterangan Gambar 2.1 adalah sebagai berikut.

TP = Total Produksi

L = Tenaga Kerja

MPL = Produksi Batas (marginal product tenaga kerja)

APL = Produksi rata-rata tenaga kerja (average product)

MPL =

L

APL =

L

Gambar di atas merupakan cara lain untuk menggambarkan fungsi produksi

yang menggunakan kombinasi faktor produksi tidak sebanding, dimana modal

dan teknologi dianggap tetap. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah input

tenaga kerja, dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah produksi yang dihasilkan

(output).

2. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam

bentuk benda maupun jasa selama produksi berlangsung. Biaya produksi adalah

sebagai kompensasi yang diterima oleh pemilik factor-faktor produksi atauu

22

biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi baik secara

tunai maupun tidak tunai (Daniel, 2002)

Biaya produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang ditanggung

oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk

dipakai konsumen. Untuk memperoleh pendapatan maka suatu perusahaan harus

mengeluarkan sejumlah biaya untuk penggunaan sumber-sumber daya (Nuraini,

2001).

TC (Total Cost) adalah total biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam

menghasilkan output. Untuk mencari total cost (biaya total) adalah dengan

menjumlahkan total fixed cost (biaya tetap total) dengan total variable cost

(biaya variabel total).

Keterangan:

TC (Total Cost) = Biaya total

TFC ( Total Fixed Cost) = Biaya tetap

TVC (Total Variable Cost) = Biaya tidak tetap

TC = TFC + TVC

23

TC,TVC,TFC

Sumber : Sudarsono, 1995

Gambar 2.2 Bentuk Kurva Biaya Total, Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Dari gambar kurva di atas dapat dijelaskan bahwa biaya semakin meningkat

seiring dengan peningkatan kuantitas yang ada.

Ongkos Tetap Total (TFC) merupakan ongkos yang dikeluarkan untuk

memperoleh Faktor produksi yang tidak diubah jumlahnya dinamakan ongkos

tetap total, contohnya : membeli mesin mendirikan bangunan. ongkos berubah

(TVC) merupakan keseluruhan ongkos yang dikeluarkan untuk memperoleh

faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya, misalnya tenaga kerja.

3. Penerimaan

Penerimaan petani dipengaruhi oleh hasil produksi. Petani menambah hasil

produksi bila tiap tambahan produksi tersebut menaikan jumlah penerimaan yang

diperoleh. Penerimaan (revenue) adalah penerimaan dari hasil penjualan

Outputnya (Boediono, 2002).

Q

TFC

TVC

TC

24

TR (Total revenue) adalah total pendapatn kotor yang diperoleh produsen

dari perkalian antara Quantitas atau jumlah barang denga Price atau harga barang

tersebut.

Keterangan:

TR (Total reneue) = Penerimaan usaha

P (Price) = Harga jual produk yang dihasilkan

Q (Quantity) = Produk yang dihasilkan

4. Pendapatan

Pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu.

Perusahaan yang menginginkan laba mkasimum akan mengambil keputusan

secara marjinal, dimana perusahaan dapat menyesuaikan variable-variabel yang

bias dikontrol untuk memungkinkan memperoleh laba yang maksimum (Gratio,

2013).

Sedangkan menurut pendapat (Sukirno, 1997) pendapatan dibagi menjadi 2

(Dua) yaitu :

1. Upah diartikan sebagai pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun mental yang

disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha.

2. Gaji diartikan sebagai pembayaran kepada pekerja-pekerja tetap dan tenaga

professional seperti pegawai pemerintah, dosen, guru, manajer dan akuntan.

TR = P x Q

25

Sehingga profit maksimum dapat dicapai pleh produsen pada pada saat MR

(Marginal revenuew) sama dengan MC (Marginal Cost). Hubungan antara laba

maksimum dengan pendekatan marjinnal dapat dilihat dari penjelasan berikut.

Profit/laba adalah selisih dari pendapatn kotor dikurangi dengan biaya total.

dimana :

π = Profit (Pendapatan bersih)

TR = Total revenue (pendapatan kotor) = P x Q

TC = Biaya total (TFC + TVC)

Gambar 2.3 Bentuk Kurva Pendapatan Bersih

Sumber : Nuraini, 2001

5. Break Event Point (BEP)

Break Even Point (BEP) merupakan suatu alaat analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan anatar variable didalam kegiatan perusahaan, seperti

π = TR-TC

TR, π

B

A

TC

TR

Q Q Bep Q Bep Q Max

26

luasan produksi yang dilaksaakan dengan biyaa yang dikeluarkan, serta

pendapatan yang diterima dari perusahaan. Pendapatan perusahaan merupakan

penerimaan karena bersumber daari kegiatan perusahaan sedangkan biaya

operasinya merupakan pengeluaran (Normansyah, 2014).

6. Luas Lahan

Luas lahan memiliki peranan dan kedudukan paling penting dalam pertanian.

Tanah merupakan salah satu factor terpenting dalam pertanian karena tanah

merupakan tempat dimana pertanian dapat dilakukan dan tempat hasil produksi

dikeluarkan. Tanah juga memiliki sifat yang tidak sama dengan factor produksi

lain yaitu luas relative tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat

sehingga sifatnya langka (Mubriyanto, 1989). Ukuran luas lahan secara

tradisional perlu dipahami agar dapat ditransformasikan ke ukuran luas lahan

yang dinyatakan dengan hektar. Di samping ukuran luas lahan, maka ukuran nilai

tanah juga perlu diperhatikan. Secara umum dikatakan, semakin luas (yang

digarap/ditanami), maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh

lahan tersebut (Soekarwati, 2003).

7. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang dipergunakan meliputi hampir seluruh

proses produksi berlangsung, kegiatan ini meliputi beberapa jenis tahapan

pekerjaan, antara lain yaitu: (a) persiapan tanaman, (b) pengadaan sarana

produksi pertanian (bibit, pupuk, obat hama/penyakit yang digunakan sebelum

tanam), (c) penanaman/persemaian, (d) pemeliharaan yang terdiri dari

27

penyiangan, pemupukan, pengobatan, pengaturan air dan pemeliharaan bangunan

air, (e) panen dan pengangkutan hasil, (f) penjualan (Hernanto, 1996). Setiap

usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja.

Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian,

penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang

dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai.

Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang

dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana

diperlukan (Soekarwati, 1993).

8. Bibit

Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul

biasanya tahan terhadap penyakit, hasil komoditasnya berkualitas tinggi

dibandingkan dengan komoditas lain sehingga harganya dapat bersaing di pasar.

9. Pupuk

Pupuk dalam arti luas yaitu semua bahan yang ditambahkan ke dalam tanah

untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Pemberian

pupuk bertujuan untuk mempertahankan unsur hara secara seimbang bagi

pertumbuhan atau perkembangan tanaman. Pemberian pupuk dengan komposisi

yang tepat dapat menghasilkan produk yang berkualitas.

28

10. Petisida

Petisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi hama

dan penyakit yang menyerang tanaman. Penggunaan petisida sangat bermanfaat

jika penggunaannya sesuai dengan aturan dan komposisi yang dianjurkan. Akan

tetapi jika penggunaan petisida terlalu berlebihan akan mengakibatkan rusaknya

komoditas pertanian, terancamnya lingkungan, dan keracunan yang dapat

berakibat kematian bagi manusia maupun mahluk hidup lain.