kajian pra panen jeruk siam (citrus suhuiensis tan)...

14
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 417 KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) UNTUK EKSPOR Retna Qomariah, Agus Hasbianto, Susi Lesmayati, dan Hikmah Hasan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan ABSTRAK Jeruk siam (Citrus suhuiensis Tan) merupakan salah satu jenis jeruk yang banyak dikembangkan di Indonesia karena produksinya tinggi dan disukai konsumen. Pengembangan jeruk siam di lahan rawa pasang surut Kalimantan Selatan dalam lima tahun terakhir ini semakin pesat karena permintaan pasar terhadap komoditas ini cukup baik. Tetapi karena pengelolaannya mulai dari penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan penanganan pasca panen masih dilakukan secara ekstensif dan sederhana, menyebabkan buah jeruk siam produksi Kalimantan Selatan sulit dapat memenuhi persyaratan standar mutu untuk buah ekspor. Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan paket teknologi pra panen (umur petik, tingkat kematangan, dan cara petik) jeruk siam yang memenuhi standar kualitas ekspor. Metodenya dengan cara pengamatan terhadap buah jeruk siam umur ke-24, 26, 28, 30, dan 32 minggu setelah berbunga (MSB). Parameter yang diamati adalah umur petik, tingkat kematangan, dan cara petik. Data-data yang terkumpul dianalisa dengan analisa sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95% serta dilanjutkan dengan uji beda Duncan. Hasil kajian menunjukkan paket teknologi pra panen jeruk siam yang bisa memenuhi standar kualitas ekspor adalah: waktu petiknya mulai pada umur buah 28 MSB karena diameter buah sudah lebih dari 6 cm dan kandungan TPT-nya sudah lebih dari 10°Brix, pada tingkat kematangan I (hijau) dan II (hijau kekuningan) karena rasanya manis segar, dan cara petiknya dengan menggunakan alat (gunting pangkas) dan menyisakan sedikit tangkai untuk memperlambat penurunan kualitas buah secara fisik dan kimia. Kata kunci: pra panen, jeruk siam, ekspor. PENDAHULUAN Jeruk merupakan salah satu dari sepuluh komoditas hortikultura terpilih untuk dikembangkan. Jeruk siam ( Citrus suhuiensis Tan) merupakan salah satu jenis jeruk keprok yang sangat digemari dan disenangi hampir semua orang (Balitbu 1996), dan secara ekonomi menguntungkan untuk diusahakan (Sunarmani dan Soedibyo 1992). Jenis jeruk ini paling banyak dibudidayakan di lahan rawa dibandingkan jenis-jenis jeruk lainnya, dan budidaya tanaman ini sudah dikenal dengan baik oleh petani (Balittra 2006). Prospek pengembangan buah jeruk siam di Indonesia memang sangat bagus, baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar luar negeri. Secara nasional, produksi jeruk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, meskipun

Upload: vuquynh

Post on 28-Jun-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

417

KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan)

UNTUK EKSPOR

Retna Qomariah, Agus Hasbianto, Susi Lesmayati, dan Hikmah Hasan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan

ABSTRAK

Jeruk siam (Citrus suhuiensis Tan) merupakan salah satu jenis jeruk yang banyak

dikembangkan di Indonesia karena produksinya tinggi dan disukai konsumen. Pengembangan

jeruk siam di lahan rawa pasang surut Kalimantan Selatan dalam lima tahun terakhir ini

semakin pesat karena permintaan pasar terhadap komoditas ini cukup baik. Tetapi karena

pengelolaannya mulai dari penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan penanganan pasca

panen masih dilakukan secara ekstensif dan sederhana, menyebabkan buah jeruk siam

produksi Kalimantan Selatan sulit dapat memenuhi persyaratan standar mutu untuk buah

ekspor. Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan paket teknologi pra panen (umur petik, tingkat

kematangan, dan cara petik) jeruk siam yang memenuhi standar kualitas ekspor. Metodenya

dengan cara pengamatan terhadap buah jeruk siam umur ke-24, 26, 28, 30, dan 32 minggu

setelah berbunga (MSB). Parameter yang diamati adalah umur petik, tingkat kematangan, dan

cara petik. Data-data yang terkumpul dianalisa dengan analisa sidik ragam dengan tingkat

kepercayaan 95% serta dilanjutkan dengan uji beda Duncan. Hasil kajian menunjukkan paket

teknologi pra panen jeruk siam yang bisa memenuhi standar kualitas ekspor adalah: waktu

petiknya mulai pada umur buah 28 MSB karena diameter buah sudah lebih dari 6 cm dan

kandungan TPT-nya sudah lebih dari 10°Brix, pada tingkat kematangan I (hijau) dan II (hijau

kekuningan) karena rasanya manis segar, dan cara petiknya dengan menggunakan alat

(gunting pangkas) dan menyisakan sedikit tangkai untuk memperlambat penurunan kualitas

buah secara fisik dan kimia.

Kata kunci: pra panen, jeruk siam, ekspor.

PENDAHULUAN

Jeruk merupakan salah satu dari sepuluh komoditas hortikultura terpilih

untuk dikembangkan. Jeruk siam (Citrus suhuiensis Tan) merupakan salah satu

jenis jeruk keprok yang sangat digemari dan disenangi hampir semua orang

(Balitbu 1996), dan secara ekonomi menguntungkan untuk diusahakan (Sunarmani

dan Soedibyo 1992). Jenis jeruk ini paling banyak dibudidayakan di lahan rawa

dibandingkan jenis-jenis jeruk lainnya, dan budidaya tanaman ini sudah dikenal

dengan baik oleh petani (Balittra 2006).

Prospek pengembangan buah jeruk siam di Indonesia memang sangat bagus,

baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar luar negeri. Secara nasional, produksi

jeruk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, meskipun

Page 2: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Retna Qomariah et al.: Kajian Pra Panen Jeruk Siam ….

418

dalam segi luas panen masih mengalami fluktuasi. Produktivitas usahatani jeruk

cukup tinggi yaitu berkisar 17 - 25 ton/ha dari potensi 25 - 40 ton/ha. Pada tahun

2004, sebanyak 62 kabupaten di 18 provinsi di Indonesia mempunyai program

pengembangan agribisnis jeruk (Badan Litbang Pertanian, 2005), salah satunya

adalah Provinsi Kalimantan Selatan yang merupakan provinsi sentra jeruk siam

Banjar. Akan tetapi ternyata produktivitas buah jeruk siam Banjar masih relatif

rendah dibanding potensi produktivitasnya, yakni hanya sekitar 6,8 ton/ha (BPS

Kalsel 2005). Rendahnya produktivitas tersebut terutama disebabkan oleh

kurangnya kegiatan pemeliharaan tanaman oleh petani-pekebun jeruk. Padahal,

kegiatan pemeliharaan tanaman dalam kebun yang meliputi pemupukan,

penyiraman, pemangkasan, penjarangan buah dan pengendalian hama penyakit

lainnya jika dilakukan secara optimal akan dapat meningkatkan produktivitas

tanaman (Arry S. 2007).

Terbatasnya kegiatan pemeliharaan tanaman jeruk terutama setelah

tanaman menghasilkan merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas

dan mutu buah jeruk yang dihasilkan. Pemahaman yang baik mengenai jaminan

mutu diperlukan agar para petani agribisnis jeruk dapat meningkatkan mutu

produknya (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2004).

Jeruk bermutu diperoleh dari kebun yang terpelihara dengan baik.

Di Kalimantan Selatan, kebun-kebun jeruk yang ditanam secara monokultur

maupun tumpang sari dengan padi umumnya tidak dipelihara dengan baik oleh

petani. Kegiatan pemeliharaan tanaman jeruk cenderung kurang diperhatikan

dengan baik oleh petani-pekebun jeruk. Tanaman dibiarkan tumbuh seadanya, tidak

dilakukan pemangkasan meskipun mereka mengetahui manfaat dari pemangkasan

tersebut. Akibatnya kualitas buah yang dihasilkan juga tidak optimal, ukuran kecil

dan tidak seragam.

Pada tahun 2012, pemerintah mulai menerapkan wajib SNI bagi semua produk

hortikultura, maka mau tidak mau petani jeruk siam di Kalimantan Selatan juga harus

mulai berbenah untuk meningkatkan mutunya. Namun demikian, hingga tahun 2009 ini

Badan Standardisasi Nasional (BSN) belum memiliki SNI untuk jeruk siam. Sehingga

pengklasifikasian jeruk siam hingga saat ini masih mengacu pada SNI Jeruk keprok

(SNI 3165.2009). Berdasarkan SNI ini, pengklasifikasian buah jeruk keprok didasarkan

pada berat tiap buah. Berdasarkan pengklasifikasian ini, buah jeruk keprok

digolongkan menjadi 4 kelas/grade, yaitu grade A, B, C, dan D. Spesifikasi untuk

masing-masing grade ditampilkan pada Tabel 1. Untuk selanjutnya, pada masing-

masing kelas ini, digolongkan dalam 2 jenis mutu, yaitu Mutu I dan Mutu II.

Page 3: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

419

Tabel 1. Klasifikasi jeruk siam

Kelas Diameter (cm) Berat (gram)

A ≥ 7.1 ≥ 151

B 6.1 – 7.0 101 - 150

C 5.1 – 6.0 51 - 100

D 4.0 – 5.0 ≤ 50

Sumber: BSN (2009).

Kualitas buah jeruk, selain ditentukan oleh ukuran buah (grade) juga ditentukan

oleh kandungan komponen kimia buah (kadar gula/TPT). Perbedaan kandungan

komponen kimia tersebut juga dipengaruhi oleh umur buah dan tingkat kematangan

buah, selain faktor lingkungan tumbuhnya. Buah yang dipanen terlalu cepat, akan

memiliki kandungan TPT yang rendah dan tidak memenuhi kadar TPT yang

dipersyaratkan.

Oleh sebab itu untuk mengantisipasi peningkatan produksi jeruk siam akibat

perluasan areal tanam di Kalimantan Selatan, dan terkait dengan perluasan pasar

jeruk siam dari Kalimantan Selatan terutama untuk ekspor, maka kualitas jeruk yang

dihasilkan harus yang bermutu atau memenuhi standar sehingga disukai konsumen

dan mudah dipasarkan. Sebab dari hasil karakterisasi buah jeruk siam yang ditanam di

beberapa lokasi lahan pasang surut Kalimantan Selatan oleh Antarlina et al. (2006a),

menunjukkan karakteristik fisik buah dan rasa yang berbeda.

Untuk mendapatkan buah jeruk berkualitas sesuai persyaratan ekspor dan

mengantisipasi perluasan pasar, serta dan anjloknya harga jeruk siam segar karena

kualitasnya rendah di Kalimantan Selatan, maka dilakukan kajian pra panen jeruk siam

untuk memenuhi standar kualitas ekspor.

METODOLOGI

Pengkajian dilaksanakan pada bulan Pebruari – Oktober 2011, di kebun jeruk

milik petani Desa Sungai Kambat Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala Provinsi

Kalimantan Selatan. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling, sebab

Desa Sungai Kambat merupakan wilayah pertama/rintisan usahatani jeruk siam

Banjar dan menjadi salah satu wilayah pengembangan jeruk siam Banjar di

Kabupaten Barito Kuala, sedangkan Kabupaten Barito Kuala sendiri merupakan sentra

penghasil buah jeruk siam terbesar di Kalimantan Selatan. Selain itu pengkajian ini

juga dilakukan di Laboratorium Pasca Panen BPTP Kalimantan Selatan (Banjarbaru).

Page 4: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Retna Qomariah et al.: Kajian Pra Panen Jeruk Siam ….

420

Sebelum dilakukan pengamatan terhadap buah jeruk siam, tanaman jeruk yang

buahnya menjadi objek penelitian dipelihara/dibudidayakan berdasarkan SPO jeruk

siam Banjar Kabupaten Barito Kuala, yang meliputi pembersihan gulma, pemupukan,

pemangkasan, dan pengendalian HPT (hama penyakit tanaman). Pengamatan

dilakukan terhadap buah jeruk siam yang masak optimum pada umur buah ke-24, 26,

28, 30, dan 32 minggu setelah berbunga (MSB). Parameter yang diamati adalah umur

petik, tingkat kematangan, dan cara petik.

Buah jeruk siam yang dipanen berdasarkan umur petik tersebut dianalisa untuk

mengukur kadar TPT-nya dengan alat hand refractometer, dilakukan pengukuran

diameter buah dan sari buah, penimbangan berat buah, serta uji preferensi konsumen

terhadap rasa dan fisik buah. Sebab salah satu persyaratan kualitas ekspor buah jeruk

adalah kandungan atau kadar TPT (total padatan terlarut/kadar gula) minimal 100Brix

(Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2004).

Kriteria atau tingkat kematangan buah jeruk yang dipanen oleh petani di

Kalimantan Selatan bervariasi. Menurut Hidayat Djumhara Noor et al. (2006), buah

jeruk ada yang dipanen setelah matang fisiologi (kulit buah masih hijau mengkilat)

sampai benar-benar matang (kulit buah seluruhnya kuning).

Jika kulit buah jeruk siam berwarna hijau seluruhnya/matang muda termasuk

dalam kreteria tingkat kematangan I, jika warna kulit buah kuning kehijauan/matang

termasuk dalam kreteria tingkat kematangan II, dan jika warna kulit buah kuning

seluruhnya/benar-benar matang termasuk dalam kreteria tingkat kematangan III.

selanjutnya buah jeruk siam tersebut dilakukan uji TPT dan uji preferensi konsumen

untuk menentukan tingkat kematangan buah yang disukai konsumen.

Perlakuan cara petik buah jeruk siam yang diamati adalah (1) cara petik secara

manual/langsung dengan tangan, (2) cara petik menggunakan alat/gunting pangkas

dan menyisakan sedikit tangkai. Data yang dikumpulkan adalah waktu yang diperlukan

oleh pekerja/petani menggunakan kedua cara petik buah tersebut dan perubahan fisik

dan kimia buah jeruk yang dipetik dengan kedua cara tersebut (tingkat

kematangan/warna kulit, berat buah, diameter dan kadar TPT). Selain itu juga

dilengkapi dengan data kecenderungan petani setempat dalam memetik jeruk.

Data-data yang terkumpul dianalisa dengan analisa sidik ragam tingkat

kepercayaan 95% serta dilanjutkan dengan uji beda Duncan.

Page 5: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

421

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Umur Petik Buah

Hasil pengamatan terhadap kualitas buah jeruk siam Banjar berdasarkan umur

petik pada umur buah 24, 26, 28, 30, dab 32 minggu setelah berbunga (MSB) disajikan

pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Hasil pengamatan berat buah, diameter dan TPT buah jeruk siam Banjar

pada beberapa perlakuan umur buah

Perlakuan

(minggu setelah

berbunga/MSB)

Parameter

Berat buah

(gr)

Diameter

(cm)

TPT

(0 Brix)

24 99,23 b 5,80 d 10,09 b

26 107,17 a 5,91 c 10,28 ab

28 110,68 a 6,02 b 10,34 ab

30 110,13 a 6,06 ab 10,58 a

32 104,85 ab 6,06 a 10,48 a

Ket.: Angka pada kolom yang sama yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda

nyata pada uji DMRT taraf kepercayaan 95%

Umur petik buah jeruk berdasarkan berat buah

Tabel 2 menunjukkan bahwa berat buah jeruk (gram) yang di petik pada umur

26, 28 dan 30 MSB berbeda nyata dengan berat buah umur 24 MSB. Pada tabel

tersebut dapat dilihat bahwa berat buah sejak umur 24 MSB terus meningkat hingga

buah berumur 28 MSB, selanjutnya menurun.

Komposisi buah menentukan berat buah jeruk. Berdasarkan data dari

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan dalam Anonim (2006), kandungan terbesar

dalam buah jeruk adalah air yaitu antara 86 – 87 % pada beberapa jenis buah jeruk.

Hasil pengamatan yang menunjukkan menurunnya buah jeruk setelah dipanen

melewati umur 28 MSB (yaitu umur 30 dan 32 MSB) diduga diakibatkan oleh

menurunnya kandungan air dalam buah.

Umur petik buah jeruk berdasarkan diameter

Pada Tabel 2 di atas diameter buah jeruk yang dipetik pada umur 32 MSB

berbeda nyata dengan diameter buah umur 24, 26 dan 28 MSB. Diameter buah terus

meningkat seiring dengan bertambahnya umur buah. Namun demikian, buah jeruk

yang dipanen di lokasi pengkajian berada pada klasifikasi buah klas C (diameter antara

Page 6: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Retna Qomariah et al.: Kajian Pra Panen Jeruk Siam ….

422

5,1 – 6,0 cm) sehingga belum memungkinkan untuk dijual ke pasar ekspor. Kecilnya

diameter buah jeruk antara lain disebabkan karena petani tidak melakukan

penjarangan buah atau mempertahankan semua buah yang ada di pohon. Sebab

menurut petani jeruk, pasar tetap menyerap buah yang berukuran kecil dan tidak

seragam seperti pada Gambar 1. Selain itu alasannya karena petani jeruk tidak ada

waktu untuk mengerjakannya atau tenaga kerja terbatas, dan jika mereka

mengupahkan untuk melakukan penjarangan buah maka akan mengeluarkan biaya

lagi.

Gambar 1. Buah jeruk siam Banjar yang dipanen di Desa Sungai Kambat

Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala

Umur petik buah jeruk berdasarkan kandungan total padatan terlarut (TPT)

Hasil pengamatan terhadap kadar TPT jeruk siam dengan menggunakan hand

refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk siam yang dipetik pada umur

32 MSB tidak berbeda nyata dengan umur buah 30, 28 dan 26 MSB, namun berbeda

sangat nyata dengan jeruk yang dipetik umur 24 MSB.

Kadar TPT jeruk sejak umur 24 MSB telah melebihi kadar minimum yang

dipersyaratkan untuk buah jeruk ekspor, yaitu 10 0Brix. Hasil pengamatan juga

menunjukkan bahwa kadar TPT berbanding lurus dengan umur buah dan mencapai

kadar tertinggi pada umur 32 MSB. Berdasarkan pengamatan di tingkat petani, panen

telah dilakukan sejak umur buah 24 MSB, pada saat buah masih hijau untuk memenuhi

permintaan pasar. Namun demikian, rasa buah jeruk dari Sungai Kambat sudah

dikenal manis meskipun kulit buah masih hijau seperti pada Gambar 2. Grafik

hubungan kadar TPT dengan umur buah seperti terlihat pada Gambar 3.

Page 7: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

423

Gambar 2. Warna buah jeruk siam Banjar yang dipetik pada umur 24 MSB

terlihat berwarna orange cerah dengan rasa yang manis.

Minggu Setelah Berbunga (MSG)

10,08

10,28 10,34

10,5510,58

8,00

8,40

8,80

9,20

9,60

10,00

10,40

10,80

11,20

24 26 28 30 32

BPTP Kalimantan Selatan - Kajian Pra Panen Jeruk Siam, 2010

Kan

du

ng

an P

adat

an T

erla

rut,

TP

T (

% B

rix)

Gambar 3. Grafik hubungan kadar TPT buah jeruk siam Banjar

dengan umur buah

Umur petik buah jeruk berdasarkan kandungan sari buah

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar sari buah jeruk siam Banjar

semakin menurun seiring semakin tuanya umur buah jeruk di pohon, dan kandungan

sari buah yang paling tinggi pada umur buah 24 MSB, seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Persentase sari buah jeruk siam Banjar pada beberapa umur buah

Parameter

Umur Buah (MSB)

24 26 28 30 32

Kandungan

sari buah (%) 54,01 53,69 49,27 45,70 46,24

Sumber: data primer

Page 8: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Retna Qomariah et al.: Kajian Pra Panen Jeruk Siam ….

424

Pada Tabel 3 menunjukkan kandungan sari buah jeruk siam Banjar yang

dipanen pada umur buah 24 MSB yang paling tinggi dibanding dengan waktu panen

lainnya, yaitu 54,01%, sedangkan yang terendah pada buah jeruk yang dipanen pada

umur 30 MSB, yaitu 45,70%. Menurut Antarlina dan Noor (2006a), bahwa kandungan

sari buah jeruk siam Banjar siap panen sekitar 40-50%. Hal ini berarti buah jeruk siam

Banjar pada umur panen 24 MSB memang sudah siap dipanen untuk dikonsumsi

segar atau dijadikan produk olahan.

Karena larutannya tinggi, maka jika jeruk siam Banjar yang ingin dijadikan ,

sebaiknya buah dipetik pada umur buah 24 MSB. Sebab menurut Antarlina dan Noor (2006b),

kadar sari buah jeruk dapat menunjukkan jumlah larutan, sangat cocok apabila akan

digunakan sebagai produk olahan seperti minuman segar.

Uji preferensi konsumen terhadap rasa buah jeruk siam

Hasil uji preferensi konsumen terhadap rasa buah jeruk yang dipetik pada

beberapa umur buah setelah berbunga disajikan pada Tabel 4, memperlihatkan bahwa

buah jeruk di Desa Sungai Kambat memang telah terasa manis meskipun masih

berumur 24 MSB dan warna kulit masih hijau. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian

kadar TPT jeruk yang dipanen pada umur buah 24 MSB telah melebihi kadar minimum

yang dipersyaratkan untuk ekspor, yaitu 100Brix.

Tabel 4. Persentase panelis dalam uji organoleptik (rasa) buah jeruk siam Banjar yang

dipanen pada beberapa umur buah

Kriteria rasa buah jeruk

siam Banjar

Panelis (%)

24 MSB 26 MSB 28 MSB 30 MSB 32 MSB

manis sekali 10 15 5 5 15

manis 75 75 60 90 60

agak manis - 5 30 - 10

asam manis 15 5 5 - 15

agak asam - - - - -

asam - - - - -

asam sekali - - - - -

hambar - - - 5 -

Sumber: data primer

Buah jeruk yang dipanen pada umur buah 24 dan 26 MSB, sebanyak 15

panelis (75%) menilai rasa buah jeruk manis. Pada umur buah 30 MSB, sebanyak 18

panelis (90%) menilai buah jeruk manis, 1 panelis (5%) menilai manis sekali dan 1

panelis (5%) hambar. Data ini menunjukkan bahwa pada umur tersebut buah jeruk

Page 9: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

425

mencapai tingkat rasa atau kemanisan yang optimal berdasarkan selera konsumen,

namun pada umur tersebut juga mulai terjadi penurunan rasa buah (1 panelis menilai

hambar atau terasa “kapau”). Karena buah diambil secara acak dari semua pohon

contoh, maka sebaiknya petani jeruk telah menghabiskan panen buah jeruknya pada

umur buah 30 MSB, untuk menghindari buah jeruk siam Banjar yang bermutu rendah

karena sudah ada penurunan kadar gulanya, meskipun rasa buah jeruk pada umur 32

MSB dinyatakan oleh 3 orang panelis (15%) manis sekali dan 12 orang panelis (60%)

menyatakan manis. Hal ini juga sesuai dengan hasil pengujian kadar TPT jeruk yang

dipanen mulai umur 24 MSB sampai 32 MSB, kadar kadar TPT-nya berbanding lurus

dengan umur buah dan mencapai kadar tertinggi pada umur 32 MSB.

2. Tingkat Kematangan Buah

Kriteria atau tingkat kematangan buah jeruk siam Banjar yang dipanen oleh

petani di Kalimantan Selatan bervariasi. Hasil pengamatan terhadap tingkat

kematangan buah jeruk siam Banjar yang dipetik pada beberapa umur buah (MSB)

berdasarkan kematangan fisiologinya (warna kulit) disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Tingkat kematangan buah jeruk siam Banjar berdasarkan warna kulit buah

yang dipanen pada beberapa umur buah

Tingkat kematangan

buah

Jumlah buah berdasarkan tingkat kematangan

24 MSB 26 MSB 28 MSB 30 MSB 32 MSB

Hijau / I 118 37 79 52 68

Hijau kekuningan/II 2 83 38 68 52

Kuning kehijauan/III - - 3 - -

Sumber: data primer

Pada Tabel 5, jumlah buah pengamatan dikelompokkan berdasarkan warna

kulit buah sebagai indikator tingkat kematangan buah jeruk yang dipanen. Hasil

pengamatan menunjukkan bahwa warna kulit buah jeruk yang dipanen tidak

memperlihatkan adanya hubungan dan saling terkait dengan umur buah yang dipetik.

Karena pada tingkat kematangan III, kadar TPTnya lebih rendah dari tingkat

kematangan I dan II, serta beratnya ringan. Hal ini sesuai dengan hasil uji preferensi

konsumen yang menyatakan tingkat kematangan buah yang dipetik pada setiap umur

buah 24 MSB sampai 32 MSB adalah berwarna hijau dan hijau kekuningan terasa

manis atau manis sekali, sedang yang berwarna kuning ada yang menyatakan terasa

kurang manis. Tingkat kematangan buah jeruk siam Banjar berdasarkan tingkat

kematangan fisiologinya seperti terlihat pada Gambar 4.

Page 10: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Retna Qomariah et al.: Kajian Pra Panen Jeruk Siam ….

426

(a) (b) (c)

Gambar 4. Tingkat kematangan fisiologi buah jeruk siam Banjar (a) Tingkat

kematangan I, (b) Tingkat kematangan II, (c) Tingkat kematangan III

Uji Preferensi Terhadap Tingkat Kematangan Buah Jeruk Siam

Hasil uji preferensi konsumen terhadap tingkat kematangan buah jeruk yang

diindikasikan oleh warna kulit buah, disajikan pada Tabel 6.

Hasil uji preferensi konsumen terhadap tingkat kematangan buah jeruk

menunjukkan bahwa data tingkat kematangan dari hasil penilaian panelis berhubungan

dengan umur buah, dimana buah jeruk yang dipanen pada umur 24 dan 26 MSB dinilai

50% - 65% berada pada tingkat kematangan I (hijau), dan buah yang dipanen umur 28,

30 serta 32 MSB berada pada tingkat kematangan II (hijau kekuningan). Menurut

penilaian panelis, jeruk siam Banjar yang seluruh kulitnya kuning (tingkat kematangan

III) dan diameternya besar terasa hambar dan beratnya ringan. Orang Banjar

menyebut jeruknya terasa ”kapau”.

Tabel 6. Hasil uji preferensi terhadap tingkat kematangan buah jeruk siam Banjar

yang dipetik pada beberapa umur buah

Tingkat Kematangan Panelis (%)

24 MSB 26 MSB 28 MSB 30 MSB 32 MSB

Hijau/ I 50 65 5 20 10 Hijau kekuningan/II 35 15 65 50 75 Kuning kehijauan/III 15 20 30 30 15

Sumber: data primer

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa panen

buah jeruk siam Banjar untuk dipasarkan ke luar daerah atau ekspor selambatnya

dilakukan pada umur buah 28 MSB, sehingga ketika sampai ke konsumen buah tetap

memperlihatkan tampilan fisik yang menarik dengan rasa manis yang menyegarkan.

Sebab pada umur buah 30 MSB rasa manisnya sudah berkurang atau terasa hambar.

Page 11: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

427

3. Cara Petik Buah

Hasil Uji Fisik Jeruk Siam Berdasarkan Cara Petik Buah

Buah jeruk siam yang dipetik dengan kedua cara tersebut (menggunakan

gunting pangkas dan secara manual) setelah disimpan beberapa hari menyebabkan

perubahan berat buah, kandungan padatan terlarut (kadar TPT), dan warna kulit buah

jeruk, sedangkan diameter buah cenderung tetap sampai pengamatan hari kesembilan

Hasil pengamatan disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil pengamatan perubahan diameter, berat buah, TPT dan warna kulit

buah jeruk siam Banjar yang dipetik dengan dua cara (alat/gunting

pangkas dan langsung/tangan)

Parameter Dipanen dengan gunting Dipanen dengan tangan

H1 H3 H6 H9 H1 H3 H6 H9

Diameter (cm) 5,97 5,97 5,97 5,97 6,04 6,04 6,04 6,04

Berat buah (gr) 108,70 107,19 104,04 100,69 103,10 101,86 98,25 88,92

TPT (0Brix) 10,80 10,80 12,00 11,60 10,2 10,40 11,4 11,2

Warna kulit hijau hijau

keku-

ningan

hijau

keku-

ningan

hijau

keku-

ningan

hijau hijau

keku-

ningan

hijau

keku-

ningan

hijau

keku-

ningan

Keterangan: H1, 1 hari setelah buah dipetik, H3 : 3 hari setelah buah dipetik, H6 : 6 hari

setelah buah dipetik, H9 : 9 hari setelah buah dipetik

Sumber: data primer

Dari hasil analisa statistik, ternyata tidak ada korelasi antara cara petik buah

dengan umur buah jeruk pada setiap waktu pengamatan atau umur buah 24, 26, 28,

30, dan 32 MSB, tetapi cara petik buah jeruk berdasarkan hasil uji fisik buah

berpengaruh terhadap perubahan fisik dan kimia buah.

Pada Tabel 7 di atas diketahui bahwa diameter buah tidak mengalami

perubahan selama sembilan hari pengamatan untuk kedua cara petik. Parameter

pengamatan yang memperlihatkan perubahan adalah berat buah dan kandungan total

padatan terlarut (TPT). Buah jeruk siam yang dipetik menggunakan tangan mengalami

penurunan berat yang lebih besar setelah hari keenam pengamatan, dibandingkan

buah yang dipetik menggunakan gunting pangkas. Sedangkan total kandungan

padatan terlarut untuk buah dengan dua cara petik mengalami peningkatan pada hari

keenam dan turun lagi pada hari ke sembilan.

Dengan demikian buah jeruk siam Banjar yang dipetik secara manual/langsung

menggunakan tangan menyebabkan perubahan fisik dan kimia atau penurunan

kualitas buah pada hari ke-6 setelah dipetik, sedangkan buah yang dipetik

Page 12: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Retna Qomariah et al.: Kajian Pra Panen Jeruk Siam ….

428

menggunakan alat gunting pangkas dan menyisakan sedikit tangkai baru terjadi pada

hari ke-9 setelah dipetik.

Hasil Simulasi Efektifitas Cara Panen Buah Jeruk

Hasil simulasi kecepatan memetik buah jeruk siam Banjar oleh tenaga kerja

upahan yang biasa bekerja memetik buah jeruk dengan menggunakan alat/gunting

pangkas dan secara manual/langsung dengan tangan seperti terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil simulasi cara petil buah jeruk siam Banjar

Petani

waktu yang diperlukan untuk memetik buah jeruk

sesuai cara petik

Gunting (detik) Tangan (detik)

Petani 1 0,69 0,46

Petani 2 0,96 0,46

Petani 3 0,49 0,33

Petani 4 0,52 0,35

Rata-rata 0,67 0,40

Ket.: Setiap petani memetik sebanyak 10 buah jeruk yang masak optimal

(hijau kekuningan) dan dimasukkan ke dalam kantong penampung

kemudian diletakkan ditempat penampungan diantara dua pohon jeruk.

Sumber: Data primer

Hasil simulasi cara petik buah jeruk siam menunjukkan bahwa untuk memilih 10

biji jeruk masak optimum sekaligus memetik, waktunya lebih cepat dilakukan dengan

cara memetik langsung menggunakan tangan yaitu 0,40 detik dibandingkan

menggunakan gunting yang memerlukan waktu rata-rata 0,67 detik. Jika memetik jeruk

siam menggunakan gunting memerlukan waktu dua kali lebih lama dibandingkan

menggunakan tangan, sehingga penggunaan gunting menjadi tidak efektif untuk

memetik dalam jumlah besar karena memerlukan waktu yang lama seperti terlihat

pada Gambar 6.

Page 13: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

429

(a) (b)

Gambar 6. Cara petik buah jeruk siam Banjar (a) langsung/tangan

(b) menggunakan alat/gunting pangkas

Berdasarkan informasi dari petani dan pedagang pengumpul setempat tidak

ada perbedaan harga antara jeruk yang dipanen menggunakan gunting pangkas dan

menyisakan sedikit tangkai dengan yang dipetik secara manual/langsung dengan

tangan (tanpa tangkai). Sehingga cara petik yang paling banyak dilakukan oleh petani

jeruk di lokasi penelitian adalah dengan memetik buah jeruk siam secara

manual/langsung menggunakan tangan meskipun mereka tahu bahwa buah akan lebih

cepat menurun kualitasnya dibanding yang dipetik dengan alat/gunting pangkas. Cara

ini dilakukan karena dinilai lebih cepat (hemat waktu) dengan hasil pemetikan lebih

banyak. Dari 10 petani jeruk setempat yang ditanya, semuanya menjawab selalu

panen menggunakan tangan. Tetapi meskipun demikian, cara petik yang terbaik

adalah cara petik buah jeruk siam dengan menggunakan alat/gunting pangkas dan

menyisakan sedikit tangkai agar kualitas buah tidak cepat menurun.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Untuk mendapatkan buah jeruk siam Banjar yang memenuhi standar kualitas

ekspor, maka teknologi pra panen yang harus dilakukan adalah :

- Waktu petiknya pada umur buah 28 minggu setelah berbunga (MSB) dengan

diameter buah lebih dari 6 cm, dan kandungan TPT-nya sudah melebihi 100Brix.

- Tingkat kematangan fisiologinya (warna kulit) pada tingkat kematangan I (hijau) dan

II (hijau kekuningan), sebab rasanya manis segar.

- Cara petiknya dengan menggunakan alat (gunting pangkas) dan menyisakan

tangkai sedikit untuk memperlambat penurunan kualitas buah secara fisik maupun

kimia.

Saran

Page 14: KAJIAN PRA PANEN JERUK SIAM (Citrus suhuiensis Tan) …kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/41 retna.pdf · refraktometer menunjukkan bahwa kadar TPT buah jeruk

Retna Qomariah et al.: Kajian Pra Panen Jeruk Siam ….

430

Untuk mendapatkan buah jeruk siam berkualitas ekspor, selain memperhatikan

teknik pra panen yang benar, faktor penting yang perlu diperhatikan adalah teknik

budidaya yang baik dan benar selama masa pemeliharaan.

DAFTAR PUSTAKA

Antarlina, SS. dan Noor I. 2006a. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Buah

Jeruk Siam dalam Monograf Jeruk Siam di Lahan Pasang Surut Pengelolaan

dan Pengembangannya. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber

Daya Lahan Pertanian. Balittra. Banjarbaru.

Antarlina, SS. dan Noor I. 2006b. Kualitas Jeruk Siam di Lahan Rawa Pasang Surut

dalam Monograf Jeruk Siam di Lahan Pasang Surut Pengelolaan dan

Pengembangannya. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya

Lahan Pertanian. Balittra. Banjarbaru.

Arry Supriyanto dan Anang Triwiratno, 2007, Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk

Sehat, makalah pada Lokakarya peningkatan hub penelioti - penyuluh tangal

29 Nopember 2007 Barabai).

Balai Besar Dumber Daya Lahan dan Penelitian, http://bbsdlplitbang .deptan.go.id

Balai Penelitian Buah. 1996. Peningkatan Efisiensi Teknologi Usahatani. Monografi

Jeruk. Balitbu. Solok. Sumbar.

Balittra. 2006. Jeruk Siam di Lahan Rawa Pasang Surut, Pengelolaan dan

Pengembangannya. Balai Besar Pengembangan Sumberdaya Lahan

Pertanian.

Balai Penelitian Buah. 1996. Peningkatan Efisiensi Teknologi Usahatani. Monograf

Jeruk. Balitbu, Solok-Sumbar.

Badan Pusat Statistik Kalsel. http://bps.go.id

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2004. Panduan

Teknologi Pasca Panen dan Pengolahan Jeruk. Jakarta. 42 hal.

Noor, Hidayat Dj. 2006. Penataan Lahan untuk Tanaman Jeruk dalam Laporan Akhir

Penelitian TA.2005. Banjarbaru

Pantastico, Er.B., 1989. Faktor-faktor Prapanen yang Mempengaruhi Mutu dan

Fisiologi Pascapanen dalam Fisiologi Pascapanen. Cetakan kedua. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta.

Sunarmani dan Soedibyo. 1992. Pembuatan Konsentrat Sari Buah Jeruk Dengan

Evaporator Vakum. Jurnal Hortikultura 2(3): 67-71. Puslitbang Hortikultura.

Jakarta.