jeruk

78
Perkembangan Produksi Buah Lokal Pada Jeruk di Indonesia Wahyu Fikrinda

Upload: nurul-sholehuddin

Post on 16-Feb-2017

135 views

Category:

Data & Analytics


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jeruk

Perkembangan Produksi Buah

Lokal Pada Jeruk di Indonesia

Wahyu Fikrinda

Page 2: Jeruk

Peta Perdagangan Buah Dunia

Sumber: mapstop.co.uk

Page 3: Jeruk

Peta Perdagangan Jeruk Dunia

Sumber: discoverlife.org

Page 4: Jeruk

Ekspor-Impor Jeruk Indonesia

2007

2008

2009

2010

2011

Rata-rata-rata

pertumbuhan

(2007-2011)

Impor 119740 143770 216785 203916 231542 20%

Ekspor 1109 1402 1108 1339 1005 0%

Sumber: Ditjen Hortikultura (2012)

Page 5: Jeruk

Kebijakan Pengembangan

Buah Nasional

Pemerintah menutup Pelabuhan Tanjung Priok mulai

bulan Juni 2012 Permentan Nomor 42 Tahun 2012.

Jalur Masuknya Komoditi Hortikultura

4 Pelabuhan (P. Laut Belawan

Medan, P. Laut Batam, P. Tanjung Perak, P.

Tanjung Priok)

3 Bandara (B. Soekarno Hatta, B. Hasanuddin Makasar,

B. Ngurah Rai Denpasar)

Page 6: Jeruk

Jenis Utama Jeruk di Indonesia

dan Sentra Produksi

• Pontianak, Garut, Banyumas, Lumajang Jeruk Siam

• Garut, Grabak, Tawangmangu, Bali, Sumatra Barat, NTT Jeruk Keprok

• Brastagi, Pacitan Jeruk Manis

• Madiun, Magetan, Bali Jeruk Pamelo

Sumber: www.iptek.net.id

Page 7: Jeruk

Produksi Jeruk Indonesia

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pro

du

ksi (

Ton

)

Tahun

Jeruk

Jeruk Besar

Jeruk Siam

Sumber: Ditjen Hortikultura (2012)

Page 8: Jeruk

Produktivitas Jeruk Indonesia

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

45.00

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pro

du

ktiv

itas

(to

n/h

a)

Tahun

Jeruk

Jeruk Besar

Jeruk Siam

Sumber: Ditjen Hortikultura (2012)

Page 9: Jeruk

Jeruk Siam

Page 10: Jeruk

Jeruk Manis

Page 11: Jeruk

Jeruk Keprok

Page 12: Jeruk

Jeruk Keprok

Page 13: Jeruk

Jeruk Pamelo

Page 14: Jeruk

•Asal : Malesia (Malaysia, Filipina, Thailand Selatan, Indonesia, Papua Nugini)

• Penyebaran : Indochina, Jepang Selatan, India, dan Amerika Tropik

• Produsen : China, Jepang, Vietnam, Malaysia, Indonesia dan Thailand

Pamelo

Page 15: Jeruk

DAERAH PENYEBARAN PAMELO

Page 16: Jeruk

Potensial dikembangkan di Indonesia karena : ukuran buah besar, rasa khas (segar) mengandung vit C, flavonoid, pektin dan minyak atsiri. daya simpan 4 bulan. Pengembangan area dan varietas sampai saat ini masih terbatas.

Pamelo

Page 17: Jeruk

Jawa 2

MAGETAN

Pamelo Magetan Srinyonya Adas Duku

Bali Merah Bali Putih Nambangan

Page 18: Jeruk

ACEH : Giri matang SUMEDANG : Cikoneng

KUDUS : Muria PATI : Bageng

Page 19: Jeruk

1. Kelestarian plasma nutfah karena

cekaman biotik dan abiotik. 2. Kemurnian varietas dan ketersediaan

bibit. 3. Agroklimat yang sesuai terbatas.

KELEMAHAN

Page 20: Jeruk

Dilakukan:

Kebun Koleksi

in-situ

ex-situ

Pelestarian plasma nutfah

Page 21: Jeruk

Konservasi Ex-situ

Kebun Koleksi

perlu lahan, tenaga, biaya dan

pemeliharaan

rentan serangan biotik dan abiotik

Page 22: Jeruk

Alternatif : konservasi in vitro

Hemat area, tenaga, biaya, waktu, dan mudah dalam pertukaran plasma nutfah

Konservasi in vitro

Jangka Pendek : subkultur Jangka Menengah : media, osmotik regulator, retardan, suhu rendah Jangka Panjang : kriopreservasi

Page 23: Jeruk

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

0 1 2 3 4 5 6 7

pan

jan

g t

un

as (

cm

)

bulan ke

1/2MS sukrosa0%1/2MS sukrosa10%1/2MS sukrosa20%1/2MS sukrosa30%MS sukrosa 0%

Gambar 1. Pertumbuhan tunas pamelo ‘Adas Duku’ pada konservasi

dengan pengenceran media MS dan konsentrasi sukrosa

Page 24: Jeruk

1/2MS sukrosa 0% 1/2MS sukrosa 1% 1/2MS sukrosa 2% 1/2MS sukrosa 3%

MS sukrosa 0% MS sukrosa 1% MS sukrosa 2% MS sukrosa 3%

Gambar 2 Keragaan visual kultur pamelo ‘Adas Duku’ pada konservasi dengan

pengenceran media MS dan konsentrasi sukrosa 7 BSK

Page 25: Jeruk

Peubah yang

diamati

Macam

Eksplan

Media

Sukrosa Sorbitol

Paklobutrasol

0 ppm 7,5 ppm 15 ppm 0 ppm 7,5 ppm 15 ppm

Jumlah daun Pucuk 0 -25.43 -38 -56 -50.8 -56

Panjang

batang

(cm)

Tunas 0 -7.692 -62 -38 -84.6 -100

Pucuk 0 -11.54 -15 -31 -34.6 -23

Tunas 0 -22.67 -75 -46 -65.1 -87

Panjang akar Pucuk 0 -53.12 -51 -88 -89.9 -70

(cm) Tunas 0 -84.62 -79 -68 -81 -92

Jumlah akar Pucuk 0 -53.57 -57 -93 -75 -64

Tunas 0 -20 0 -30 -20 -50

Tabel 1 Persentase pertumbuhan relatif pamelo ‘Adas Duku’ pada

media osmotikum dan retardan setelah tujuh bulan

konservasi

Keterangan : Tanda (-) = pertumbuhan terhambat

Page 26: Jeruk

Gambar 3 Keragaan visual planlet pucuk kecambah pamelo ‘Adas

Duku’ pada konservasi dengan osmotikum dan retardan

Sukrosa 3% Paklo 0 ppm Sukrosa 3% Paklo 7,5 ppm Sukrosa 3% Paklo 15 ppm

Sorbitol 2% Paklo 0 ppm Sorbitol 2% Paklo 7,5 ppm Sorbitol 2% Paklo 15 ppm

Page 27: Jeruk

a. Sukrosa 3%

Paklobutrasol 0 ppm b. Sukrosa 3%

Paklobutrasol 7,5 ppm

c. Sukrosa 3%

Paklobutrasol 15 ppm

d. Sorbitol 2%

Paklobutrasol 0 ppm

e. Sorbitol 2%

Paklobutrasol 7,5 ppm f. Sorbitol 2%

Paklobutrasol 15 ppm

Gambar 4 Keragaan visual planlet dari tunas adventif pamelo ‘Adas

Duku’ pada konservasi dengan osmotikum dan retardan

Page 28: Jeruk

Upaya Perbaikan Produktivitas dan Kualitas

Perbaikan Kualitas Bibit

Rekayasa Pembungaan dan Pembuahan

Perbaikan Mutu Buah

Page 29: Jeruk

1. Perbaikan Kualitas Bibit

Identifikasi Kultivar

Penelitian batang bawah

Penelitian Stek

Strangulasi

Page 30: Jeruk

Identifikasi Kultivar dengan Analisis Isozim

Terjadi perbedaan pola pita isozim

peroksidase, esterase dan malat

dehidrogenase

Isozim glutamat oksaloasetat

transaminase tidak terdapat perbedaan

Isozim

enzim yang terdiri atas molekul-molekul yang mempunyai struktur kimia berbeda tetapi mengkatalis reaksi kimia yang sama.

Penggunaan : Identifikasi kultivar

Menentukan asal bibit Menentukan keturunan hasil (serbuk silang/sendiri)

Menguji kesamaan kultivar Rahayu dan Susanto, (1999)

Analisis isozim metode elektroforesis model horisontal Isozim glutamat oksaloasetat transaminase Isozim peroksidase Isozim esterase Isozim malat dehidrogenase

Cikoneng Nambangan

JC Rangpur Lime

Page 31: Jeruk

0

-1

1

2

3

-2

-3

AN AD BM BP SR BG CK

Zimogram isoenzim peroksidase

pada berbagai kultivar jeruk

pamelo (AN : Adas Nambangan;

AD : Adas Duku, BM : Bali Merah;

BP : Bali Putih; SR : Srinyonya;

BG : Bageng; CK : Cikoneng).

ANALISIS ISOENZIM (Rahayu, 2010)

PER

Page 32: Jeruk

Fungsi Batang Bawah

Meningkatkan adaptasi terhadap lingkungan sub-optimal .

Meningkatkan ketahan terhadap hama dan penyakit .

Memperbaiki keragaan/ performance batang atas .

Memperbaiki produktivitas dan kualitas buah.

Page 33: Jeruk

Susanto et al. (2000)

Javansche Citroen, Rough Lemon, Rangpur Lime dan

Swingle Citrumelo vs Cikoneng dan Nambangan

Pertumbuhan Vegetatif Respon Nambangan lebih pesat

Evaluasi Lanjutan Putri et al. (2002)

Javansche Citroen dan Swingle Citrumelo

Rangpur Lime

Rough Lemon

berpotensi mendorong batang atas lebih vigor

berpotensi menghambat pertumbuhan batang atas

Intermediet vs Cikoneng dan Nambangan

Page 34: Jeruk

(Ratnasari dan Susanto, 2003)

Javansche Citroen

Rough Lemon

leafy flowers

leafless flowers

Fruitset berkisar antara 2.26-3.35%. Fruitset yang dihasilkan dari leafy flowers umumnya lebih tinggi dari pada leafless flowers.

Buah yang dihasilkan mempunyai bobot 760-912 g, kandungan padatan terlarut total 10.9-11.7% dan

kandungan asam mencapai 0.4-0.6%

vs Cikoneng dan Nambangan

Page 35: Jeruk

Interstock

Tujuan: Menjembatani batang atas dan batang bawah yang tidak/ kurang kompatibel

Syarat: Interstock harus kompatibel dengan batang atas dan batang bawah

Page 36: Jeruk

Interstock

Interstock Citrumelo berpotensi mendorong

pertumbuhan dan menghasilkan bunga lebih banyak.

Interstock Rangpur Lime berpotensi mengerdilkan tanaman tetapi mendorong pembentukan bunga yang relatif banyak.

Interstock Troyer menghasilkan bunga BA terendah

Page 37: Jeruk

Tabel 14. Total Bunga, Frekuensi Berbunga, Waktu Sampai Berbunga, dan

Pertambahan Bunga Tanaman Jeruk Besar pada Berbagai Interstock

yang Berbeda.

Perlakuan

Total

Bunga

(Kuntum)

Frekuensi

Berbunga

(KSP)

Waktu

Sampai

Berbunga

(MSP)

Pertamban

Bunga

(Kuntum)

BA:

Nambangan

10.81 a

1.74 a

2.81 a

2.58 a

Cikoneng 3.31 b 1.53 b 1.72 b 1.72 b

Interstock:

Flying Dragon

7.75

1.53

1.88

2.11

Troyer 4.13 1.60 2.78 1.99

Citrumelo 8.88 1.68 2.14 2.41

Rangpur Lime 7.5 1.73 2.27 2.09

Page 38: Jeruk

Sisipan

Untuk meningkatkan pertumbuhan batang atas yang lambat dengan menyisipkan batang bawah lain

Pada Pamelo ‘Tosa Buntan’ penyisipan berakibat pertumbuhan vigor, GA meningkat, bunga sedikit.

Page 39: Jeruk

Perbanyakan Tanaman Jeruk Pamelo

• Alternatif untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar

Okulasi

• Sifat bibit sama dengan induknya • Tidak dapat memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar

• Banyak dilakukan dalam pembibitan • Kurang disukai sebagian petani karena dianggap menurunkan kualitas buah • Sebagian petani lebih suka perbanyakan dengan cangkok daripada okulasi

Cangkok

Stek

Page 40: Jeruk

STEK

Keberhasilan ditandai dengan adanya regenerasi akar dan tunas pada bahan stek.

Auksin

Zat pengatur tumbuh berperan dalam keberhasilan stek.

IAA, IBA, NAA

Menggunakan sebagian batang, akar, atau daun untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru.

Page 41: Jeruk

Area Penyetekan

Page 42: Jeruk

Pembentukan Akar

Akar primer pada pamelo yang terbentuk akibat induksi IBA 200 ppm

Page 43: Jeruk

Perlakuan Persentase stek berakar

Jenis Auksin

NAA 14.67 b

IBA 26.67 a

Konsentrasi Auksin (ppm)

0 6.67 b

100 13.33 b

150 20.00 ab

200 36.67 a

250 26.67 ab

Interaksi tn

Tabel 2. Pembentukan Stek Berakar pada Beberapa Jenis dan Konsentrasi Auksin

Page 44: Jeruk

Pembentukan Tunas dan Daun

• Pembentukan tunas sebagai tahap awal pembentukan daun.

Page 45: Jeruk

Perlakuan Persentase stek bertunas

Jenis Auksin

NAA 13.33

IBA 9.33

Konsentrasi Auksin (ppm)

0 6.67 b

100 10.00 b

150 10.00 b

200 26.67 a

250 3.33 b

Interaksi tn

Tabel 4. Pembentukan Stek Bertunas pada Beberapa Jenis dan Konsentrasi Auksin

Page 46: Jeruk

Keberhasilan Stek

Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek

Page 47: Jeruk

Perlakuan Persentase stek berakar-bertunas (%)

Jenis Auksin

NAA 8.00

IBA 10.67

Konsentrasi Auksin (ppm)

0 3.33 b

100 6.67 b

150 6.67 b

200 26.67 a

250 3.33 b

Interaksi tn

Tabel 7. Pembentukan Stek Berakar-bertunas pada Beberapa Jenis dan Konsentrasi Auksin

Page 48: Jeruk

Strangulasi Bibit Jeruk

Strangulasi pada

tanaman jeruk belum

menghasilkan (bibit)

Merangsang

pembentukan tunas

vegetatif

Pembentukan kanopi

pohon

Perbaikan keragaan

bibit pamelo

Page 49: Jeruk

Jumlah Tunas Vegetatif

Ket:

T0 : Tanpa Perlakuan Strangulasi, T1 : Strangulasi Single, T2: Strangulasi Double, jarak

antar kawat 5 cm, T3: Strangulasi Double, jarak antar kawat 10 cm, T4; Strangulasi

Double, jarak antar kawat 15 cm.

Page 50: Jeruk

Keragaan Bibit Jeruk

Tanpa Strangulasi

Strangulasi dengan Perbedaan Jarak Antar Kawat

Page 51: Jeruk

Perbaikan Pembungaan

P

Page 52: Jeruk

Aplikasi GA

Percobaan Susanto et al.

GA disemprotkan pada waktu yang berbeda.

Penghambatan pembungaan maksimal terjadi:

- Saat muncul flush,

- Saat tejadinya proses induksi pembungaan

- Saat diferensiasi primordia

Page 53: Jeruk
Page 54: Jeruk
Page 55: Jeruk
Page 56: Jeruk
Page 57: Jeruk

Pemanfaaatan Growth Retardant

Mengontrol pertumbuhan vegetatif

Meningkatkan pembungaan melalui

pengontrolan produksi GA

Page 58: Jeruk

Tabel 5. Rata-rata Waktu Berbunga, Jumlah Bunga, Buah dan

Fruit set Kumquat pada Berbagai Dosis Paclobutrazol

Perlakuan

Waktu

Berbunga

(Minggu ke-) Jumlah Bunga

Jumlah

Buah Fruit set

Kontrol 11.17a 18.67b 10.83b 57.80

50 mg 10.17a 17.33b 11.50b 62.30

100 mg 7.00b 46.17a 29.67a 59.29

200 mg 6.50b 65.00a 44.50a 70.06

Page 59: Jeruk

Gambar 4. Jumlah Kuncup Bunga pada Berbagai Perlakuan Waktu Aplikasi Paclobutrazol

0

20

40

60

80

100

120

2 4 6 8 10 12 14 16

Minggu Setelah Perlakuan (MSP)

Ju

mla

h K

un

cu

p B

un

ga

Kontrol

Februari

Maret

April

Mei

Perlakuan Waktu Aplikasi Paclo

Page 60: Jeruk

Perlakuan Buah akhir Fruit set akhir (%)

Kontrol 0.57b 9.52

Februari 3.86b 16.22

Maret 2.86b 14.41

April 13.71ab 17.60

Mei 23.00a 32.20

Respon ** tn

Page 61: Jeruk
Page 62: Jeruk

Water Supply Arrangement

Nakajima et al. (1993)

Water stress (-24) – (-28) bars

- Sep-Dec (4 bulan) lebih baik daripada

3, 2 dan 1 bulan

- Fruitset antara 1.6-2.2% tidak berbeda

nyata

- Fruitset leafy 5-6 kali fruitset leafless

Page 63: Jeruk
Page 64: Jeruk

Percobaan Strangulasi (1):

Susanto et al. (2002)

kontrol

1,6 mm

2,0 mm

Selama

2 bln

> 80 % tanaman berbunga

2 mm memberikan hasil

yang paling tinggi untuk peubah

Jml tunas generatif, Jml bunga

dan jml buah/tanaman

Tabel 1. Pengaruh Strangulasi terhadap Jumlah Tunas Vegetatif per Tanaman

46.6b 43.9b 40.3b 2.0 mm

49.8b 47.1b 42.6b 1.6 mm

Diameter Kawat

69.2a 61.3 a 58.4 a Kontrol

16 MSP 12 MSP 8 MSP Perlakuan

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak

berbeda nyata pada uji Duncan’s Multiple Range Test pada taraf 5 %

Pada jeruk besar ‘Nambangan’

Page 65: Jeruk

Tabel 3. Pengaruh Strangulasi Terhadap Jumlah Bunga, Fruitset, dan Jumlah Buah

Terbentuk per Tanaman

Tabel 2. Pengaruh Strangulasi Terhadap Pertumbuhan Generatif dan Kandungan

Karbohidrat Daun

13.4 a 9.2a 8.6a 87 2.0 mm

13.2 a 4.2ab 9.6a 80 1.6 mm

Diameter

Kawat

11.9 b 0.0 b - 0 Kontrol

Kandungan

Karbohidrat Daun

(%)

Jumlah Tunas

Generatif/ Tan.

Waktu

Berbunga

(MSP)

Jumlah Tanaman

Berbunga (%)

Perlakuan

Keterangan: sama dengan Tabel 1

10.4a 38.6a 26.9a 2.0 mm

6.6ab 40.5a 16.3b 1.6 mm

Diameter Kawat

0.0b - 0.0c Kontrol

Jumlah Buah

Terbentuk Fruitset (%) Jumlah Bunga Perlakuan

Keterangan: sama dengan Tabel 1

Page 66: Jeruk

Karakterisasi dan Evaluasi Aksesi Pamelo

(Citrus maxima (Burm.) Merr.)

(Rahayu dan Susanto, 2012)

Tidak Berbiji

Berbiji

Page 67: Jeruk

Buah Tidak Berbiji

- tanpa biji sama sekali

- biji mengalami aborsi

- memiliki biji yang

tereduksi

- berbiji amat sedikit

Buah tidak berbiji:

- jeruk mandarin :< 5 biji per buah (Varoquaux et al. 2000)

- grapefruit :< 6 biji per buah (Chacoff dan Aizen 2007)

Page 68: Jeruk

• Pamelo berbiji: spheroid (seperti bola), dan ellipsoid (bulat panjang)

• Pamelo tidak berbiji: pyriform (seperti buah pir)

Bentuk Buah

spheroid ellipsoid pyriform

Page 69: Jeruk

Pengelompokan berdasarkan

jumlah biji Berbiji

Potensial

tidak Berbiji

Tidak Berbiji

Cikoneng ST Adas Duku

Jawa 2

Sri Nyonya Bali Putih

Jawa 3

Magetan Muria Merah 2

Nambangan

Bali Merah 2

Jawa 1

Bali Merah 2

Bageng

Page 70: Jeruk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persen Viabilitas (TTC)

abb

01020304050

Ber

biji

Tid

ak

berb

iji

Jumlah Biji

Via

bili

tas

(%)

Berbiji

Potensial tidak

berbiji

Tidak berbiji

Viabilitas Tepung Sari (Pewarnaan)

Page 71: Jeruk

Hasil Penyerbukan

Aksesi

Perlakuan Kesim-

pulan E PSd-A PSd-B PT PSg-B

B Jawa3 Ο ● ● ● - P, SC,

OF

PTB Nam-

bangan - Ο ● ● ●

P, SC,

OF

Bali

Merah1 Ο Ο ● ● ●

P, SC,

OF

TB Bali

Merah2 Ο Ο

P, SC,

OF

Bageng Ο Ο ● Ο ●

P, SC,

OF

Page 72: Jeruk

Kandungan Naringin Berbagai Aksesi Pamelo

a aab

d

abcabc

cda

aa

ab b

c

0100200300400500600700

Cik

onen

gST

Jaw

a2

Ada

sDuk

u

Mag

etan

SriNyo

nya

Bali P

utih

Mur

iaM

erah

2

Nam

bang

an

Bali M

erah

1

BaliM

erah

2

Jaw

a1

Mur

iaM

erah

1

Bag

eng

Aksesi

Na

rin

gin

(m

ikro

g.m

l-1

)

a aab

d

abcabc

cda

aa

ab b

c

0100200300400500600700

Cik

onen

gST

Jaw

a2

Ada

sDuk

u

Mag

etan

SriNyo

nya

Bali P

utih

Mur

iaM

erah

2

Nam

bang

an

Bali M

erah

1

BaliM

erah

2

Jaw

a1

Mur

iaM

erah

1

Bag

eng

Aksesi

Na

rin

gin

(m

ikro

g.m

l-1

)

Page 73: Jeruk

Kandungan naringin antar kelompok aksesi

aab

b

0

100

200

300

400

Berbiji Potensial tidak

berbiji

Tidak berbiji

Kelompok aksesi

Na

rin

gin

(m

ikro

gra

m.m

l-

1)

Page 74: Jeruk

Cara menghasilkan buah tidak berbiji

• Tanaman triploid

• Kultur endosperma

• Iradiasi

• Zat pengatur tumbuh

• Aksesi tidak berbiji

• Pengaturan penyerbukan

Page 75: Jeruk

Penyebab Buah Tidak Berbiji

• Sterilitas jantan

• Sterilitas betina

• Self-incompatibility

• Partenokarpi

• Triploidi

• Perbedaan reseptivitas putik terhadap tepungsari

Page 76: Jeruk

76

Evaluasi Kualitas

1. Penampakan Ukuran: berat, volume

Bentuk: diameter/dept ratio, kemulusan, uniformitas

Warna: uniformitas, intensitas

Glossy: mengkilap, adanya lapisan lilin alami

Cacat external/internal

- Morphology: sprouting, germination

- Physical and mechanical: pengkerutan, layu, memar, pecah

- Physiological: cold injury

- Pathologist, Enthomologist: decay, blossom end rot, insect

attack

2. Texture kekerasan/kelunakan

crispiness

succulence

juiciness

Page 77: Jeruk

77

Evaluasi Kualitas

3. Flavor Sweetness

Sourness

Astringency (oleh tannin)

Bitterness (oleh alkaloid)

Aroma (oleh volatile components)

4. Nilai Nutrisi Carbohydrates

Protein

Lipids

Vitamin

Mineral

5. Keamanan Zat toxic: glucosidal pada cassava

Contaminant: mycitoxin, bacterial toxins,

heavy metals (Hg, Pb)

Synthetic toxicants: polusi, residu pestisida

Page 78: Jeruk

Terima

Kasih