jendy lb

38
BAB I PENDAHULUAN Nyeri punggung bawah merupakan suatu sindroma nyeri yang terjadi pada region punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Banyak penyebab nyeri muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis dan sosial berperan besar dalam eksaserbasi nyeri dengan mempengaruhi persepsi nyeri dan perkembangan disabilitas kronik. 1 Prevalensi muskuloskeletal termasuk nyeri punggung / low back pain, telah dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan bila menjadi kronik, akan berdampak serius.Hal ini menyebabkan turunnya produktivitas orang yang mengalami nyeri punggung. 2 Diperkirakan 70-85 % dari seluruh populasi pernah mengalami hal ini dalam hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45 %, dengan angka prevalensi rata-rata 30 %. Di Amerika, nyeri ini merupakan penyebab paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia < 45 tahun, urutan kedua untuk penyebab paling sering berkunjung ke dokter, urutan kelima penyebab perawatan di rumah sakit, dan penyebab paling sering untuk tindakan operasi. 3 Low Back Pain (LBP) di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata dan merupakan penyakit nomor dua

Upload: jenly-bonde

Post on 27-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ln

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Nyeri punggung bawah merupakan suatu sindroma nyeri yang terjadi pada region punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Banyak penyebab nyeri muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis dan sosial berperan besar dalam eksaserbasi nyeri dengan mempengaruhi persepsi nyeri dan perkembangan disabilitas kronik.1

Prevalensi muskuloskeletal termasuk nyeri punggung / low back pain, telah dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan bila menjadi kronik, akan berdampak serius.Hal ini menyebabkan turunnya produktivitas orang yang mengalami nyeri punggung.2 Diperkirakan 70-85 % dari seluruh populasi pernah mengalami hal ini dalam hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45 %, dengan angka prevalensi rata-rata 30 %. Di Amerika, nyeri ini merupakan penyebab paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia < 45 tahun, urutan kedua untuk penyebab paling sering berkunjung ke dokter, urutan kelima penyebab perawatan di rumah sakit, dan penyebab paling sering untuk tindakan operasi.3

Low Back Pain (LBP) di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata dan merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza (Dr.Rahajeng Tunjung, 2005). Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan nyeri punggung bawah. Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri pinggang. Insidensi nyeri pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun kronik, termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri. Studi populasi di daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan 13,6% pada wanita.4

Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,4 5,8%, frekuensi terbanyak pada usia 45-65 tahun. Usia merupakan faktor yang mendukung terjadinya LBP, sehingga biasanya di derita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda (Klooch,2006).Selain itu aktivitas terlalu banyak duduk atau berdiri juga merupakan faktor yang mendukung LBP. Ini dinamakan posisi tubuh kerja statis, pekerjaan yang membuat tubuh terpapar dengan getaran seperti yang dilakukan para masinis, pengemudi truk, mengoperasikan alat bergetar sering mengangkat dan menarik benda berat banyak membungkuk dan berputar (Dr. Suherman, Sp.S, 2009). 4

Mengingat bahwa LBP ini sebenarnya hanyalah suatu simptom / gejala, maka yang terpenting adalah mencari faktor penyebabnya agar dapat diberikan pengobatan yang tepat. Kasus ini melaporkan penderita dengan LBP serta tindakan rehabilitasnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk dalam Low Back Pain terdiri dari : 5,6,7

1. Lumbar Spinal Pain nyeri di daerah yang di batasi superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis.

2. Sacral Spinal Pain , nyeri di daerah yang di batasi superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.

3. Lumbosacral Pain , nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain

Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam : 5,6

1. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih dari 12 minggu

2. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.

3. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan lebih dari 3 bulan.

Struktur Punggung dan Organ Lain Yang Berdekatan

Garis besar struktur punggung bawah adalah :8

a.) Columna vertebralis dengan jaringan ikatnya, termasuk discus intervertebralis dan nucleus pulposus,

b.) Jaringan saraf yang meliputi konus medularis, filum terminalis, duramater dan

arakhnoid, radiks dengan saraf spinalnya,

c.) Pembuluh darah.

d.) Muskulus atau jaringan otot.

Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. Tiap ruas tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus vertebralis dan diskus intervertebralis yang berfungsi sebagai pengemban yang kuat dan tahan terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan tekanan adalah nukleus pulposus. Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat kanalis vertebralis yang didalamnya terdapat medula spinalis yang membujur ke bawah sampai L 2. Melalui foramen intervertebralis setiap segmen medula spinalis menjulurkan radiks dorsalis dan ventralisnya ke perifer.

Di tingkat servikal dan torakal, berkas serabut tepi itu menuju ke foramen tersebut secara horizontal. Namun di daerah lumbal dan sakrum berjalan secara curam ke bawah dahulu sebelum tiba di tingkat foramen intervertebralis yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medulla spinalis membujur hanya sampai L2 saja.8

Otot-otot yang terdapat di sekeliling tulang belakang mempunyai origo dan insersio pada prosesus transversus atau prosesus spinosus. Stabilitas kolumna vertebrale dijamin oleh ligamenta secara pasif dan secara aktif oleh otot-otot tersebut. Ujung-ujung serabut penghantar impuls nyeri terdapat di ligamenta, otot-otot, periostium, lapisan luar anulus fibrosus dan sinovia artikulus posterior.8

Fisiologi Nyeri

Rangsangan nyeri yang dapat berupa rangsangan mekanik, suhu, kimiawi dan campuran, diterima oleh reseptor yang terdiri dari akhiran saraf bebas yang mempunyai spesifikasi. Disini terjadi aksi potensial dan impuls kemudian diteruskan ke pusat nyeri. Serabut saraf yang dari reseptor ke gangglion masuk ke kornu posterior dan berganti neuron. Di sini ada dua kelompok neuron, yaitu :8

1. Yang berganti neuron di lamina I dan kemudian menyilang linea mediana membentuk jaras anterolateral yang langsung ke talamus. Sistem ini disebut sistem neospinotalamik yang mengantarkan rangsangan nyeri secara cepat.

2. Bersinaps di lamina V kemudian menyilang linea mediana membentuk jaras anterolateral dan bersinapsis di substansia retikularis batang otak dan di talamus. Sistem ini disebut system paleospinotalamik yang mengantarkan perasaan nyeri yang kronik dan yang kurang terlokalisasi.

EPIDEMIOLOGI

Nyeri pinggang di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata dan merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza (Dr.Rahajeng Tunjung, 2005). Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan nyeri punggung bawah. Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri pinggang. Insidensi nyeri pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun kronik, termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri. Studi populasi dl daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan 13,6% pada wanita. Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,4 5,8%, frekwensi terbanyak pada usia 45-65 tahun. Usia merupakan faktor yang mendukung terjadinya LBP, sehingga biasanya di derita oleh orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga tidak lagi elastis seperti diwaktu muda Klooch (2006). Selain itu faktor risiko terhadap pekerjaan dipengaruhi aktivitas terlalu banyak duduk atau berdiri juga merupakan factor yang mrndukung LBP. Ini dinamakan posisi tubuh kerja statis, pekerjaan yang membuat tubuh terpapar dengan getaran seperti yang dilakukan para masinis, pengemudi truk, mengoperasikan alat bergetar sering mengangkat dan menarik benda berat banyak membungkuk dan berputar (Dr. Suherman, Sp.S, 2009). 4

ETIOLOGI

Berdasarkan etiologinya, Low Back Pain dibagi dalam 4 kelompok.8,9

1. Low Back Pain oleh faktor mekanik

a. Low Back Pain oleh mekanik akut; biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan secara mendadak melampaui batas kemampuan sendi dan otot (range of motion) atau melakukan sesuatu untuk jangka waktu terlampau lama.

b. Low Back Pain oleh mekanik kronik; paling sering disebabkan oleh sikap tubuh yang jelek, sehingga timbul hiperlordosis lumbal.

2. Low Back Pain oleh faktor organik

a. Low Back Pain osteogenik; seperti radang, trauma, keganasan, dan kongenital

b. Low Back Pain diskogenik; disebabkan oleh Spondilosis, Hernia Nukleus Pulposus, dan Spondilitis Ankilosa

c. Low Back Pain neurogenik; akibat neoplasma, arakhnoiditis, dan stenosis kanal akibat proses degenerasi.

3. Nyeri Rujukan

4. Nyeri Psikogenik

Etiologi nyeri punggung bawah dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut

1. Proses degeneratif

Meliputi spondilosis, hernia nukleus pulposus (HNP), stenosis spinalis, osteoartritis. Perubahan degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat terjadi pada korpus vertebra berikut arkus dan prosesus artikularis serta ligament yang menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Dulu proses ini dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan spondilosis. Perubahan degeneratif ini juga dapat menyerang anulus fibrosis diskus intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio diskus intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP). Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah kartilago artikularis yang dikenal sebagai osteoartritis.8

2. Penyakit Inflamasi

Low Back Pain akibat inflamasi terbagi dua yaitu artritis rematoid yang sering timbul sebagai penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena secara serentak atau selisih beberapa hari/minggu, dan yang kedua adalah pada spondilitis angkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang yang sifatnya pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu dirasakan.10

3. Osteoporotik

Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.10

4. Kelainan Kongenital

Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebra lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya benar. Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti patologik. Demikian pula pada sakralisasi, yaitu adanya bukan 5 korpus vertebrae lumbalis.10

5. Gangguan Sirkulatorik

Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapat menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah trombosis aorta terminalis yang perlu mendapat perhatian karena mudah didiagnosa sebagai HNP. Gejalanya disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat menjalar sampai bokong, belakang paha dan tungkai kedua sisi.10

6. Tumor

Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget, osteoblastoma, hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang primer seperti mieloma multipel maupun sekunder seperti macam-macam metastasis.10

7. Toksik

Keracunan logam berat, misalnya radium.10

8. Infeksi

Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis kronik.10

9. Problem Psikoneurotik

Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas anatomis.9

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-masing

seperti beberapa contoh dibawah ini :9

1. Low Back Pain akibat sikap yang salah

a. Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan tidak enak namun lokasi tidak jelas.

b. Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerah lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna, walaupun hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak

c. Lordosis ( bokong tampak lebih menonjol)

d. Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon

e. Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.

2. Pada Herniasi Diskus Lumbal

a. Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.

b. Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk atau bersin.

c. Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang sakit difleksikan.

d. Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkan nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.

e. Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.

3. Low Back Pain pada Spondilosis

a. Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi diskus, walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis

b. Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang terkena

c. Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan refleks

d. Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra yang menekan medula spinalis.

e. Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat stenosis kanal lumbal.

4. Low Back Pain pada Spondilitis Tuberkulosis

a. Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringat malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.

b. Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang bila istirahat.

c. Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada 20% kasus (akibat abses dingin)

d. Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan kifosis)

e. Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti paraparesis yang makin memberat, spastisitas, klonus, hiperrefleksia dan refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketuk tulang vertebra.

f. Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul terutama gangguan motorik.

5. Low Back Pain pada Spondilitis Ankilopoetika

a. Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.

b. Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.

c. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbal dan seluruh tulang belakang lumbal.

d. Laju endap darah meninggi.

e. Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.

FAKTOR RESIKO

Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50 tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.10

DIAGNOSA

1. ANAMNESA

Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien dengan kemungkinan diagnosa Low Back Pain. 11

1. Apakah terasa nyeri ?

2. Dimana terasa nyeri ?

3. Sudah berapa lama merasakan nyeri ?

4. Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)

5. Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?

6. Adakah keluhan lain?

7. Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?

8. Bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?

9. Bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?

2. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeletal. Pemeriksaan neurologi meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks. Pemeriksaan fisik meliputi : 11

1. Observasi : amati cara berjalan penderita pada waktu masuk ruang periksa, juga cara duduk yang disukainya. Bila pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan neurologis).

2. Inspeksi : untuk kolumna vertebralis (thorako-lumbal dan lumbosakral) berikut deformitasnya serta gerakan tulang belakang.

3. Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot disamping tulang belakang.

1. Motorik.11

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

a. Berjalan dengan menggunakan tumit.

b. Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.

c. Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )

2. Sensorik.11

a. Nyeri dalam otot.

b. Rasa gerak.

3. Refleks.

Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella, respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi pada saraf spinal.11

4. Pemeriksaan neurologis pada tungkai : 12

1. Sensibilitas (dermatom), motorik (kekuatan), kekuatan otot (miotom), tonus otot, refleks-refleks

2. Tes Provokasi :

a. Test Laseque

Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0 ) didorong ke arah depan kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40 dan sejauh 90.

b. Test Patrick

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi sakroiliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.

c. Test Kontra Patrick

Dilakukan gerakan gabungan dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi, dan ekstensi meregangkan sendi sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick positif menunjukkan kepada sumber nyeri di sakroiliaka.

d. Tes Valsava

Pasien diminta menarik napas, kemudian tahan sambil mengejan. Tes positif apabila ada nyeri radikuler sesuai dermatomnya.

e. Tes Braggard

Modifikasi yang lebih sensitif dari tes Laseque. Caranya sama seperti tes Laseque namun kaki diturunkan sedikit kemudian dilakukan dorsofleksi kaki.

f. Test Sicard

Sama seperti tes Laseque, namun kaki diturunkan sedikit dan dilakukan dorsofleksi ibu jari kaki.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

FOTO

Dapat berupa : 13

1. Rontgen Polos

X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang,sendi, dan luka degeneratif pada spinal.Gambaran X-ray sekarang sudah jarang dilakukan, sebab sudah banyak peralatan lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran sehingga efek radiasi dapat dikurangi. X-ray merupakan tes yang sederhana, dan sangat membantu untuk menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri punggung, dan biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI atau CT scan. Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP ), lateral, dan bila perlu oblik kanan dan kiri.

2. Mielografi

Mielografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis spinal. Mielografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna medium disuntikan ke kanalis spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat pada layar fluoroskopi dan gambar X-ray. Mielogram digunakan untuk diagnosa pada penyakit yang berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk abses spinal.

3. Computed Tornografi Scan ( CT- scan ) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI )

CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar CT-scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.

MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas daripada CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek radiasi. MRI dapat menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan yang dikehendaki. MRI dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan jaringan lainnya pada punggung.

4. Electro Miography ( EMG ) / Nerve Conduction Study ( NCS )

EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang digunakan untuk pemeriksaansaraf pada lengan dan kaki.

EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :

a. Adanya kerusakan pada saraf

b. Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )

c. Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis atau distal )

d. Tingkat keparahan dari kerusakan saraf

e. Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf

Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pambedahan.

PENATALASKSANAAN

1. Obat

Obat-obat analgesik. Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi dua golongan besar : 14

a. Analgetik narkotik

b. Analgetik antipiretik

REHABILITASI MEDIK

Beberapa modalitas yang dapat diberikan.14

1. Fisioterapi

a. Terapi Panas

Menurut penetrasinya, dibedakan 2 jenis terapi panas :

Terapi panas superfisial. Pada jenis terapi ini, panas hanya mengenai kutis atau subkutis saja seperti Infra Red, hot pack, kompres air hangat, paraffin bath.

Terapi panas dalam. Pada jenis terapi ini, panas dapat menembus sampai ke jaringan yang lebih dalam (otot, tulang, sendi). Ada 3 jenis diatermi yaitu Micro Wave Diathermy, Short Wave Diathermy, dan Ultra Sound Diathermy.

b. Terapi Dingin

Paling sering digunakan pada cedera muskuloskeletal akut. Teknik terapi dingin yaitu dengan cara masase es, kompres es selama 20 menit, menggunakan vapocoolant spray, dan cryokinetics

c. Traksi

Traksi adalah suatu teknik penerapan kekuatan tarikan pada salah satu bagian tubuh untuk meregangkan jaringan lunak dan melebarkan ruang sendi. Kekuatan tarikan dapat ditimbulkan secara manual, dengan beban dan sistem katrol, maupun secara elektromekanis.

d. Stimulasi Listrik

Yang banyak digunakan adalah TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) untuk menghilangkan nyeri dan spasme otot.

e. Terapi Exercise / Latihan

Beberapa latihan yang dapat diberikan pada penderita Low Back Pain yaitu sebagai berikut :

Lying supine hamstring stretch

Knee to chest exercise

Pelvic tilt

Sitting leg stretch

Hip and quadriceps stretch

2. Operatif

Dilakukan tindakan laminektomi.11

3. Larangan

a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.

b. Membawa beban yang berat.

c. Duduk terlalu lama.

d. Memakai sepatu hak tinggi.

e. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.

f. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau menggunakankasur yang terlalu empuk.

4. Anjuran

a. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.

b. Duduk tegak 90 derajat.

c. Gunakanlah sepatu yang nyaman.

d. Jika ingin duduk dengan jangka waktu yang lama, istirahatkan kaki di lantai atau apa saja yang menurut anda nyaman.

e. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau jika tidur menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.

f. Hindari berat badan yang berlebihan.11

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama :Tn. MM

Umur : 40 Tahun

Jenis Kelamin:Laki-laki

Suku / Bangsa:Sanger / Indonesia

Pekerjaan: Swasta

Agama: Kr. Protestan

Alamat: Tateli II

Tanggal Periksa: 11 Agustus 2014

B. Anamnesis

Keluhan Utama

Nyeri punggung bawah

Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri punggung kiri bawah dirasakan penderita sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri pertama kali muncul pada saat pasien bangun tidur di pagi hari. Nyeri dirasakan pasien seperti di tusuk-tusuk dan terasa menjalar sampai ke paha dan betis. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri bertambah saat beraktifitas, saat melakukan gerakan tubuh, berjalan jauh, mengangkat barang berat, memutar badan ke kiri dan saat tidur terlentang. Nyeri berkurang dengan istirahat seperti duduk dan tidur serta dengan obat penghilang nyeri. Demam tidak ada. Nyeri saat batuk dan mengedan tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu

Kolesterol (-)

Hipertensi (-)

Diabetes Mellitus (-)

Asam urat (-)

Penyakit jantung (-)

Ginjal (-)

Riwayat Kebiasaan

Gangguan saat tidur dan saat jalan jauh

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal dengan keluarga, mempunyai seorang istri dan 3 orang anak, WC duduk, pekerjaan swasta dan sehari-hari mengendarai motor.

C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: Baik

Kesadaran: Compos Mentis

Tanda Vital: Tekanan Darah : 120/80

Nadi : 80x/menit

Respirasi : 22x/menit

Suhu : 36,20C

Kepala: Konjungtiva Anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil bulat isokor 2cm-2cm, Refleks cahaya (+/+) normal.

Leher: Trakea letak tengah , pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thorax: Simetris kiri = kanan

Cor: Ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis tidak teraba Bising (-)

Pulmo: Stem fremitus kiri=kanan, sonor kiri = kanan

Suara pernafasan vesikuler, rhonki (-), whezzing (-)

Abdomen: Datar, lemas, Bising usus (+) normal, hati dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan suprapubik (-).

Ektremitas: Akral hangat, edema (-)

Status lokalis

Regio Lumbo sakral

a. Inspeksi: Deformitas (-), rubor (-)

b. Palpasi: Hangat (-), paraverterbal spasme muscle (+)

c. Movement: Terbatas karena nyeri

Status Neuromuskular dan Sensorik

Visual Analog Scale

0 410

Skor VAS : 4

a. ROM Trunkus:

LGS Trunkus

Dekstra

Sinistra

Normal

Fleksi

45o

0-90o

Ekstensi

10o

0-45o

Laterofleksi D/S

30o

20o

0-45o

Rotasi D/S

60o

60o

0-60o

b. ROM HIP:

LGS Hip

Dextra

Sinistra

Normal

Fleksi

130o

130o

0-120o

Ekstensi

20o

20o

0- 30o

Internal rotasi

40o

40o

0-40o

Eksternal rotasi

45o

45o

0-45o

Abduksi

40o

40o

0-40o

Adduksi

20o

20o

0-35o

c. Refleks Motorik dan Sensorik

Pemeriksaan

Superior

Inferior

Dekstra

Sinistra

dekstra

sinistra

Motorik:

Gerakan

Kekuatan Otot

Tonus otot

Refleks fisiologis

Refleks patologis

Sensorik:

Protopatik

Pripioseptif

Normal

5/5/5/5

Normal

Normal

-

+N

+N

Normal

5/5/5/5

Normal

Normal

-

+N

+N

Normal

Kesan 4/4/4/4

nyeri

Normal

Normal

-

+N

+N

Normal

5/5/5/5

Normal

Normal

-

+N

+N

d. Tes Provokasi

Tes

Dekstra

Sinistra

Laseque

(-)

(+)

SLR

80o

60o

Braggard

(-)

(+)

Sicard

(-)

(+)

Patrick

(-)

(-)

Kontra Patrick

(-)

(-)

FNST

(-)

(-)

Valsava

(-)

Naffziger

(-)

e. Gerakan Miotom dan Dermatom

Dermatom

Dekstra

Sinistra

Normal

L2

2

2

2

L3

2

2

2

L4

2

2

2

L5

2

2

2

S1

2

2

2

Miotom

Dextra

Sinistra

Normal

L2

5

5

5

L3

5

5

5

L4

5

5

5

L5

5

5

5

S1

5

5

5

RESUME

Laki-laki , 40 tahun datang dengan keluhan nyeri punggung . Nyeri punggung kiri bawah dirasakan penderita sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri pertama kali muncul pada saat pasien bangun tidur di pagi hari. Nyeri dirasakan pasien seperti di tusuk-tusuk dan terasa menjalar sampai ke paha dan betis. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri bertambah saat beraktifitas, saat melakukan gerakan tubuh, berjalan jauh, mengangkat barang berat, memutar badan ke kiri dan saat tidur terlentang. Nyeri berkurang dengan istirahat seperti duduk dan tidur serta dengan obat penghilang nyeri. Demam tidak ada. Nyeri saat batuk dan mengedan tidak ada.

a. Diagnosis

Diagnosis Klinis : Low back pain (LBP)

Diagnosis Etiologi : Susp mekanik akut

Diagnosis Topis : Suspect

Diagnosis Fungsional

Impairment ; Nyeri punggung bawah

Disabilitas ; Gangguan aktifitas

Handicap ; -

b. Problem Rehabilitasi

1. Nyeri punggung bawah menjalar ke tungkai kiri (VAS = 4).

2. Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari dimana pasien tidak dapat berganti posisi dari posisi duduk ke posisi berdiri.

3. Spasme otot paravertebra

c. Program Rehabilitasi Medik

Fisioterapi

1. Evaluasi

a. Nyeri punggung bawah

b. Keterbatasan lingkup gerak sendi trunkus

c. Spasme otot paravertebra

2. Program

a. MWD (Micro Wave Diathermy) Lumbal

b. Latihan ketrampilan dengan Proper Back Mechanism.

c. Williams exercise

Prognosis

Biasanya pasien sembuh rata-rata dalam 7 minggu. Tetapi sering dijumpai episode nyri berulang. Dan sebanyak 80% pasien mngalamii keterbatasan dalam derajat tertentu selama 12 bulan, mungkin hanya 10-15% yang mengalami disabilitas berat. Status pasien setlah 2 bulan terapi merupakan indicator untuk meramalkan status pasien pada bulan ke-12. 5

DAFTAR PUSTAKA

1. Cara Mendiagnosa Penyakit Akibat Kerja. Bagian proyek pengawasan norma ketenagakerjaan tahun anggaran 2003.

2. Main CJ, Williams AC. ABC of Psychological Medicine : Muskuloskeletal Pain. BMJ 2002, 325:534-7.

3. Sidharta, Priguna., 2004. Sakit Pinggang dalam Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum, edisi III, cetakan kelima. PT Dian Rakyat : Jakarta.

4. Harsono (Ed). Kapita selekta neurologi edisi kedua. Gadjah Mada University Press, 2007.

5. Bogduk N. Evidence-Based Clinical Guidelines for the Management of Acute Low Back Pain. The National Muskuloskeletal Medicine Initiative. 1999.

6. Tulder MW, Koes BW. Low back pain and sciatica. Clin Evid 2001;6:864-83.

7. ACSM. The recommended quantity and quality of exercise for developing and maintaining cardiorespiratory and muscular fitness in healthy adults. Medicine Science and Sports in Exercis 1990; 22: 265-74

8. Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2003. Nyeri Punggung Bawah dalam : Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Hal 265-285.

9. Angliadi LS, Sengkey L., Mogi TI., Gessal J. Low Back Pain. Dalam : Bahan Kuliah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNSRAT. Manado. 2006. Hal: 79-90.

10. Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang / Low Back Pain. Diakses dari: http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-backpain.

11. Nuarta, Bagus., 1989. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang Bawah Diakses dari : http://www.kalbe.co.id

12. Mansjoer, Arif, Et All. Ilmu Penyakit Saraf. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta. Media Aesculapius. 2007. Hal: 5-59.

13. Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Available from: http://www.fkunsri.wordpress.com /2007/09/01/nyeri- pinggang-low-back-pain/ Agustus 2008.

14. Kurniasih E. Penambahan Terapi Latihan Mc.Kenzie pada Intervensi SWD, TENS, dan MASSAGE dapat lebih Menurunkan Nyeri Pinggang pada Kasus Low Back Pain. RSU Sanglah Denpasar : 2009

Laporan Kasus

REHABILITASI MEDIK PADA PENDERITA LOW BACK PAIN ET CAUSA TRAUMA

Oleh :

Christine Rompas

13014101083

Pembimbing :

dr. Anne Suryani

Penguji

dr. Th. Isye Mogi, SpKFR

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

RSUP PROF.DR.R.D.KANDOU

MANADO

2014

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul :

REHABILITASI MEDIK PADA PENDERITA LOW BACK PAIN ET CAUSA TRAUMA

telah dibacakan, dikoreksi, dan disetujui pada tanggal Agustus 2014.

Pembimbing,

dr. Anne Suryani

Penguji,

dr. Th. Isye Mogi, SpKFR