jdih.kkp.go.idjdih.kkp.go.id/peraturan/draft-permenkp-master-plan-kkp... · web viewinfrastruktur...
TRANSCRIPT
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ……. /PERMEN-KP/2014
TENTANG
MASTER PLAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANANTAHUN 2015 – 2016
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemeritahan dan pembangunan kelautan dan perikanan yang efektif dan efisien, diperlukan informasi kelautan dan perikanan yang valid, handal dan mudah diakses;
b. bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komu-nikasi oleh institusi pemerintah telah semakin meningkat, sehingga untuk memastikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunkasi tersebut benar-benar mendukung tujuan penyelenggaraan pemerintahan, maka harus memperhatikan efesien penggunaan sumber daya dan pengelolaan resiko;
c. bahwa dalam rangka mendukung tujuan penye- lenggaraan pemerintahan diperlukan rencana teknologi informasi dan komunkkiasi yang lebih harmonis, pengelolaan yang lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas belanja teknologi informasi dan komunikasi dan pendekatan yang meningkatkan pencapaian nilai (value) dari implementasi teknologi informasi dan komunikasi lingkup KKP;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Master Plan Pengembangan Sistem Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 - 2016;
DRAFT
2
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348);
3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementrian Negara;
4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126) ;
5. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.26/MEN/2011 tentang Unit Kliring Kementerian Kelautan dan Perikanan;
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Lingkungan Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1;
6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 31/KEPEMEN-KP/2013 tentang Sistem Informasi Kelautan dan Perikanan
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG MASTER PLAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015 - 2016.
3
Pasal 1
Master Plan Pengembangan Sistem Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2016 dimaksudkan sebagai acuan dan arah pengembangan sistem informasi di Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan serta sebagai penyempurnaan Rencana Induk Sistem Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan yang disusun tahun 2012.
Pasal 2
Master Plan Pengembangan Sistem Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2016 sebagaimana tersebut dalam Lampiran, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal ....
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd
SUSI PUDJIASTUTI
4
LAMPIRANPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIANOMOR ......./PERMEN-KP/2014TENTANGMASTER PLAN PENGEMBANGAN SISTEM INFOFRMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2016
MASTER PLAN PENGEMBANGAN SISTEM INFOFRMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2016
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dunia yang begitu cepat serta arus globalisasi semakin meluas menuntut pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan informasi yang handal yang mampu memacu pembangunan menuju terwujudnya masyarakat yang maju mandiri dan sejahtera.Oleh karena itu informasi sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup bagi masyarakat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan memerlukan informasi Kelautan dan Perikanan yang handal, untuk mendukung kegiatan operasional maupun untuk proses pengambil keputusan dengan tepat dan cepat, dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan bidang Kelautan dan Perikanan. Denganmakin kompleksnya masalah Kelautan dan Perikanan yang berimplikasi terhadap masalah kesejahteraan masyarakat dan perekonomian bangsa, maka menjadi keharusan bagi Kementerian Kelautan dan Perikananuntuk memecahkan masalah Kelautan dan Perikanan tersebut secara cepat dan tuntas, melalui penyusunan berbagai kebijakan, strategi, program dan kegiatan. Dalam rangka itu diperlukan dukungan data dan informasi Kelautan dan Perikanan yang berkualitas, mudah di akses dan tersedia tepat waktu.
5
Penyediaan data dan informasi Kelautan dan Perikanan yang berkualitas, tidak terlepas dari berbagai unsur pendukungnya, antara lain teknologi, kelembagaan dan sumberdaya manusia, kebijakan penatakelolaannya serta perencanaan dan alokasi penganggarannya. Seiring dengan hal tersebut pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-Government sebagai acuan dari penerapan teknologi komunikasi dan informasi pada pemerintahan. Menerapkan e-Goverment atau penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah akan dapat meningkatkan efisiensi internal dalam menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis sehingga dapat dicapai dukungan yang optimal dalam pelaksanaan tugas fungsi kementerian dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.
Pentingnya keberadaan data dan informasi kelautan dan perikanan dalam mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu prioritas dalam Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014 yang telah direvisi melalui Peraaturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3 tahun 2014 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014. Dalam sasaran strateagis pembangunan kelautan dan perikanan yang akan dicapai dari perspektif Learning and Growth adalah tersedianya Informasi yang valid, handal dan mudah diakses.
Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka perlu dibangun dan dikembangkan sistem informasi Kelautan dan Perikanan, yang mengacu kepada 5 (lima) pilar sistem informasi Kelautan dan Perikanan yaitu : kebijakan pembangunan dan pengembangan,infrastruktur,sumber daya manusia,aplikasi, danpengelolaan.
Melihat betapa luas dan pentingnya informasi di bidang Kelautan dan Perikanan yang harus dikelola dalam suatu Sistem Informasi, maka sudah sepatutnya kegiatan ini dilengkapi dengan suatu rencana yang sifat dan cakupannya global. Rencana seperti sangat diperlukan sebagai acuan dan pedoman dalam pembangunan dan pengoperasian sistem.Dalam kaitan itulah maka Master Plan ini disusun untuk menjadi acuan dan arah pengembangan system informasi di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan sekaligus dalam rangka mendorong terlaksananya e-government yang berkualitas dan handal.
B. Tujuan
Penyusunan Master Plan Sistem Informasi Kelautan dan Perikanan ini, dimaksudkan untuk menyempurnakan Rencana Induk Sistem Informasi Kelautan dan Perikanan yang disusun tahun 2012, dengan langkah-langkah sebagaiberikut:
1. Evaluasi kondisi sistem informasi Kelautan dan Perikanan dan analisis
6
berbagai kekuatan, peluang, dan tantangan yang dihadapi dalam rangka pembangunan dan pengembangan sistem informasi Kelautan dan Perikanan saat kini dan masa mendatang.
2. Sebagai acuan untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi Kelautan dan Perikanan di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.
3. Penetapan strategi mengenai kebijakan, infrastruktur, sumberdaya manusia, aplikasi dan pengelolaan sistem informasi Kelautan dan Perikanan.
4. Penetapan langkah-langkah yang efisien dan efektif untuk penyelenggaraan sistem informasi Kelautan dan Perikanan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui penggalangan kerjasama dengan stakeholder, integrasi sistem, pentahapan pelaksanaan, pengembangan teknologi informasi, sosialisasi dan pemeliharaan sistem informasi Kelautan dan Perikanan.
5. Mempersiapkan program dan rencana pelaksanaan pembangunan dan pengembangan system informasi kelautan dan perikanan baik menyangkut kebijakan sistem informasi, pengembangan infrastruktur, peningkatan kompetensi sumberdaya manusia, pengembangan aplikasi dan pengelolaan sistem informasi Kelautan dan Perikanan.
6. Menyelaraskan proses bisnis organisasi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunkkasi.
7
BAB IISISTEM INFORMASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
A. Kondisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Saat Ini
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyelenggarakan pembangunan dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dalam implementasinya disebut dengan nama/istilah Sistem Informasi Kementerian Kelautan Kelautan dan Perikanan (SI-KKP), yang merupakan pengembangan dari beberapa program sebelumnya yang dikembangkan sejak tahun 2002 yaitu Sistem Informasi Kelautan dan Perikanan Terpadu (SIKPT) dan Tahun 2004 menjadi Sistem Informasi Manajemen Departemen Kelautan dan Perikanan (SIM-DKP). Pelaksanaan Sistem Informasi Kelautan dan Perikanan (SI-KKP) ini juga telah didukung dengan terbitnya Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 31/KEPMEN-KP/2013 tentang Sistem Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menjadi dasar pelaksanaannya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara global saat ini sudah semakin maju. Dampak kemajuan itu terasa ke seluruh pelosok negeri, termasuk di Indonesia. Perkembangan TIK ini juga menyentuh aspek kepemerintahan baik untuk peningkatan kinerja internal organisasi, maupun dampaknya terhadap harapan peningkatan kualitas layanan publik. Peningkatan pelayanan publik dilaksanakan salah satunya dengan memanfaatkan peran teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Karena itulah maka peningkatan peran Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam pelayanan publik melalui konsep e-government saat ini merupakan suatu keniscayaan yang harus dilaksanakan.
Dalam mewujudkan harapan implementasi e-government, diperlukan adanya dukungan yang komprehensif meliputi pembangunan sistem, hardware, software, infrastruktur jaringan, sumberdaya manusia (SDM) dan data informasi.
1. Kondisi Umum TIK di Indonesia
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang paling luas dikenal
8
masyarakat adalah telepon yang terdiri dari telepon sambungan tetap (fix phone) maupun seluler. Hingga saat ini belum seluruh penjuru tanah air (Indonesia) terlayani oleh telekomunikasi telepon sambungan tetap. Hal ini kemudian dapat dilengkapi dengan keberadaan telepon seluler yang perkembangannya sangat pesat dan sudah menjangkau hampir seluruh penjuru tanah air.
Sambungan telepon dapat berfungsi sekaligus sebagai media penghantar data yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk internet. Semua jaringan seluler yang ada juga telah melayani Global Packet Radio System (GPRS) yang juga dapat difungsikan sebagai media penghantar data dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk sambungan internet juga. Teknologi yang paling aktual adalah teknologi 3G dan sekarang berkembang 3,5G dan sebentar lagi akan memasuki era 4G, yang tentunya menjadi media yang semakin baik dalam menghantarkan data sekaligus internet, namun sayangnya baru tersedia di wilayah perkotaan.
Layanan internet telah melingkupi wilayah yang dapat dijangkau oleh telepon kabel. Layanan internet nirkabel tersedia untuk wilayah-wilayah kota dan ibukota kabupaten. Pengguna internet semakin meningkat, terutama di perkantoran (pemerintah maupun swasta), lembaga pendidikan (sekolah dan perguruan tinggi), serta diikuti dengan meningkatnya jumlah warung internet (warnet).
Industri pengembang perangkat lunak (software) sangat minim. Masih sedikit organisasi (pemerintah dan swasta) yang menggunakan sistem informasi yang dibuat secara profesional. Hal ini mengakibatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan informasi secara umum di Indonesia masih terbatas. Hal ini berkonsekuensi dengan ketersediaan informasi mengenai keadaan Indonesia (pusat) dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota) menjadi terbatas, terutama yang berbentuk digital. Namun saat ini provinsi dan sebagian kabupaten/kota telah membangun situs internet (website) serta sumber informasi digital lainnya.
2. Kondisi Umum TIK di Kementerian Kelautan dan Perikanan
Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mulai dilaksanakan sejak berdirinya kementerian ini untuk mencapai implementasi e-goverment yang dapat memuaskan kebutuhan pelayanan utamanya pada masyarakat luas.Hal ini ditandai dengan mulai dipersiapkannya hardware, software, brainware, kebijakan dan peraturan (perundang-undangan) serta kesiapan implementasi e-government.Sebagai kementerian yang baru, masih dirasakan masih terbatasnya koordinasi pengembangan pada setiap unit kerja, sehingga pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara keseluruhan belum optimal di masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
9
Untuk saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan di pusat memiliki kapasitas bandwidth internet internasional sebesar 100 MBps dan internet lokal (IIX) 100 MBps dengan sambungan ke penyedia jasa internet (Internet Service Provider/ISP) menggunakan fiber optik berkapasitas 100 MBps. Bandwidth tersebut digunakan untuk Local Area Network (LAN) Gedung Mina Bahari-I, Gedung Mina Bahari-II dan Gedung Mina Bahari-III. Bandwidth tersebut juga masih disebarkan juga ke beberapa stasiun Metropolitan Area Network (MAN) untuk kantor unit kerja lingkup KKP di Jakarta untuk memenuhi kebutuhan LAN-nya masing-masing. Sambungan internet ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) KKP beberapa sudah dapat difasilitasi, namun belum seluruhnya. Sambungan internet ke kantorDinas Kelautan dan Perikanan Provinsi sebanyak 32 lokasi selain Jakarta sudah dapat difasilitasi. Model sambungan internet ke daerah disesuaikan dengan kondisi masing-masing area.
Aplikasi yang telah dikembangkan adalah kategori website, email, pendataan, operasional kedinasan, monitoring kapal, penunjang kontrol jaringan, pelayanan teknis dan beberapa sistem lainnya yang menunjang pelaksanaan tugas kementerian.
Sumberdaya manusia yang mendukung pengelolaan TIK di Kementerian Kelautan dan Perikanan masih dirasakan belum mencukupi.Di beberapa unit kerja telah memiliki tenaga khusus untuk pengelolaan jaringan lokal dan aplikasinya, namun masih belum memiliki kemampuan yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Untuk itu diperlukan strategi yang terpadu dan sinergi di Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi terutama dalam aspek pengembangan system, hardware, software, SDM, kebijakan, peraturan, dan kepemimpinan.Semua aspek harus dijalankan secara seimbang dan saling mendukung.
Selain beberapa peraturan pendukung yang sudah tersedia, saat ini sedang dirancang beberapa peraturan pendukung untuk mempercepat dan mempertegas implementasi teknologi informasi dan komunikasi menuju implementasi e-government.
Berdasarkan kondisi tersebut diatas masih terdapat berbagai kendala dalam pengembangan SI-KKP. Kendala tersebut diantaranya: (1) Sistem jaringan dan aplikasi yang belum terintegrasi total; (2) Suplai energi listrik yang tingkat kestabilannya belum 100%; (3) kurangnya sarana dan prasarana pendukung termasuk keterbatasan pemeliharaan jaringan; (4) lokasi unit kerja lingkup KKP yang sangat berjauhan dan terkadang berada pada topografi kawasan pantai yang tidak tersedia jaringan TIK atau tersedia jaringan tetapi kualitasnya tidak baik; (5) kesadaran pengelola terhadap kebutuhan TIK masih minim; (6) pengembangan aplikasi masih lemah; (7) masih minimnya jumlah dan kualitas SDM pengelola; (8) kepedulian dan pengetahuan tentang pentingnya TIK dari pengambil kebijakan masih
10
terbatas.
B. Dampak Perubahan Lingkungan Strategis terhadap TI
Komunikasi berbasis teknologi seluler diprediksi akan menjadi tulang punggung infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi di dunia termasuk di Indonesia di masa depan. 3G, 3.5G dan 4G akan semakin berkembang dan komunikasi berbasis fixed line akan berkembang ke arah fiber optic atau teknologi broadband lainnya. Perkembangan konten lokal akan semakin meningkat sehingga lalu lintas data lokal akan semakin padat. Komunikasi berbasis protokol internet akan semakin meningkat seperti IP-TV, IP-Phone/VoIP, Video On Demand (VoD), Teleconference dan lain-lainnya. Pertumbuhan pengguna akan berkembang tidak hanya pada perkantoran dan industri, tetapi akan meluas pada pengguna individual.
Seiring dengan perkembangan teknologi di atas maka kebutuhan akan perangkat lunak dan sistem informasi akan semakin tinggi, hal ini akan mendorong tumbuhnya industri pengembang perangkat lunak lokal. Sehingga kebutuhan akan SDM TIK akan meningkat pula. Kondisi ini akan menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan informasi dan hal ini akan ditandai dengan semakin banyaknya informasi berbentuk digital yang tersedia dan dapat di akses secara terbuka oleh publik. Keadaan ini menuntut Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mampu menyesuaikan dan meningkatkan kinerjanya sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terkini.
Untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengimplementasikan e-government di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan sesuai dengan perkembangan teknologi dewasa ini, maka terdapat beberapa tantangan yang harus dipersiapkan, antara lain adalah :
1. Regulasi
Belum lengkapnya perangkat peraturan/perundangan baik di tingkat nasional maupun kementerian dan sulitnya personal pejabat menyesuaikan dengan perkembangan TIK yang sangat cepat.Di tingkat operasional, standarisasi dan prosedur pelaksanaan kegiatan TIK masih perlu terus disempurnakan dan diperkuat.
2. Infrastruktur
Perkembangan teknologi yang cepat serta peningkatan kebutuhan pengguna yang semakin cepat mengakibatkan kapasitas infrastruktur yang tersedia perlu dilakukan upgrade serta perlu melakukan antisipasi terhadap tidak meratanya penetrasi penggunaan internet dan kepemilikan komputer sebagai sarana kerja oleh setiap pegawai. Keterbatasan infrastruktur dan biaya operasional serta dukungan kapasitas SDM yang memadai perlu mendapat perhatian serius..
11
3. Sumberdaya Manusia
Kemampuan untuk pemanfaatan TIK oleh stakeholders Kementerian Kelautan dan Perikanan masih sangat rendah, hal ini berimbas pada apresiasi stakeholders KKP terhadap manfaat TIK juga menjadi rendah.
4. Kelembagaan
Masih tersebarnya unit kerja yang mengembangkan dan mengelola TIK, walaupun telah dikhususkan penugasan pembangunan dan pengembangan TIK di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada Pusat Data, Statistik dan Informasi (PUSDATIN). PUSDATIN sebagai unit kerja dengan level eselon II selanjutnya perlu meningkatkan sinergi dan koordinasi melalui kelembagaan yang lebih memadai seperti menginisisasi pembentukan Komite Teknologi Informasi KKP.
5. Konten
Beragamnya tugas fungsi pembangunan kelautan dan perikanan mengakibatkan sulitnya membangun standarisasi baku interoperabilitas data dan konten sehingga dapat menjadi kendala dalam kerjasama dan keterpaduan sistem antar unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
C. Analisis SWOT
Ada beberapa komponen pokok yang akan dianalisis yaitu sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak/aplikasi, jaringan komputer/Internet, Data dan Informasi, pelayanan masyarakat, organisasi. Komponen tersebut dianalisis letak kekuatannya (Strengths), kelemahannya (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan tantangan (Threaths).Analisis SWOT ini dipakai sebagai dasar penentuan rencana pengembangan e-Government.
Dari analisis ini maka dapat dilakukan evaluasi diri untuk berbenah diri membangun sistem e-Government yang handal dan terpadu.Selain itu, dengan analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah utama yang perlu mendapatkan perhatian untuk dapat mencapai kondisi yang memungkinkan untuk membangun dan mengembangkan e-Government.Strategi pengembangan e-Government menurut prioritas selanjutnya dapat dibangun berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun, disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Berdasarkan kondisi dan tantangan yang di hadapi, maka hasil analisis SWOT yang dilakukan sesuai dengan ruang lingkup di atas.
1. Kekuatan
12
a. Sumberdaya finansial memungkinkan untuk ditingkatkan b. Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah mulai cukup
memadai c. Ketersediaan perangkat keras sudah mulai cukup memadai d. Akses internet telah tersedia e. Keinginan kuat KKP untuk mengembangkan TIK f. Telah ada organisasi khusus yaitu Pusat (eselon II) di bawah Sekretariat
Jenderal yang melakukan pengelolaan TIK
2. Kelemahana. Kuantitas dan kualitas SDM pengelola TIK yang rendah b. Lokasi UPT dengan kondisi topografi yang unik c. Komitmen pejabat belum cukup kuat d. Suplai energi listrik yang tidak 100% stabil e. Perangkat lunak masih belum cukup tersedia f. Keterbatasan regulasi yang mendukung perkembangan TIK g. Data dan informasi belum terpadu h. Kualitas pelayanan masyarakat masih rendah dan belum memanfaatkan
TIK secara optimal i. Belum adanya standar prosedur operasional pengelolaan TIK j. Belum adanya unit yang spesifik melakukan pengelolaan TIK pada unit
kerja teknis di lingkungan KKP k. Belum meratanya akses informasi dan komunikasi bagi stakeholders
KKP
3. Peluanga. Semakin turunnya harga Teknologi Informasi dan Komunikasi b. Diversitas masyarakat tinggi c. Lembaga pendidikan dan pelatihan TIK yang tumbuh berkembang d. Masih banyaknya potensi kelautan dan perikanan yang belum
terpromosikan e. Masih banyaknya informasi pengetahuan dan teknologi terbaru belum
dapat dikuasai oleh pengelola TIK dan pegawai KKP f. Semakin banyak investor yang memanfaatkan TIK dalam pengambilan
keputusan investasi g. Pembuatan peraturan berkaitan TIK masih memungkinkan
4. Ancamana. Kepedulian masyarakat kelautan dan perikanan rendah terhadap kinerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan b. Penerapan e-government sampai sekarang belum totalc. Semakin tingginya persaingan digital di tingkat global d. Tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan yang cepat, tepat dan
terpadu
13
Tabel 1. Matrik Analisis SWOT
14
EKSTERNAL
INTERNAL
Peluang (O):1. Semakin turunnya
harga Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Diversitas masyarakat tinggi
3. Lembaga pendidikan dan pelatihan TIK yang tumbuh berkembang
4. Masih banyaknya potensi kelautan dan perikanan yang belum terpromosikan
5. Masih banyaknya informasi pengetahuan dan teknologi terbaru yang belum dikuasai oleh pengelola TIK dan pegawai KKP
6. Semakin banyak investor yang memanfaatkan TIK dalam pengambilan keputusan investasi
7. Pembuatan peraturan berkaitan TIK masih memungkinkan
Tantangan (T):1. Kepedulian
masyarakat kelautan dan perikanan rendah terhadap kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan
2. Penerapan e-government sampai sekarang belum total
3. Semakin tingginya persaingan digital di tingkat global
4. Tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan yang cepat, tepat dan terpadu
Kekuatan (S):1. Sumberdaya
finansial memungkinkan untuk ditingkatkan
2. Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah mulai cukup memadai
3. Ketersediaan perangkat keras sudah mulai cukup
1. Membuat kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan dan pemanfaatan TIK
2. Mengembangkan organisasi dan tata kerja yang partisipatif, efisien dan efektif dengan pemanfaatan TIK.
1. Meningkatkan pelayanan dasar berupa infrastruktur dan akses jaringan komunikasi data bagi seluruh unit kerja dan pegawai secara merata dan proporsional
2. Mengembangkan dan menyediakan layanan akses
15
memadai 4. Akses internet telah
tersedia 5. Keinginan kuat DKP
untuk mengembangkan TIK
6. Telah ada organisasi khusus setingkat Pusat (eselon II) yang melakukan pengelolaan TIK
3. Meningkatkan penyediaan dan mengembangkan infrastruktur dan akses jaringan komunikasi data bagi masyarakat secara luas
4. Mendorong keikutsertaan dalam diklat TIK
5. Mendorong peningkatan akses internet bagi masyarakat
6. Menyediakan informasi sebanyak-banyaknya akan potensi kelautan dan perikanan
informasi untuk menciptakan masyarakat kelautan dan perikanan berdaya saing global
3. Mendorong percepatan pembangunan e-government
EKSTERNAL
INTERNAL
Peluang (O):1. Semakin turunnya
harga Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Diversitas masyarakat tinggi
3. Lembaga pendidikan dan pelatihan TIK yang tumbuh berkembang
4. Masih banyaknya potensi kelautan dan perikanan yang belum terpromosikan
5. Masih banyaknya informasi pengetahuan dan teknologi terbaru yang belum dikuasai oleh pengelola TIK dan pegawai KKP
6. Semakin banyak investor yang memanfaatkan TIK
Tantangan (T):1. Kepedulian
masyarakat kelautan dan perikanan rendah terhadap kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan
2. Penerapan e-government sampai sekarang belum total
3. Semakin tingginya persaingan digital di tingkat global
4. Tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan yang cepat, tepat dan terpadu
16
dalam pengambilan keputusan investasi
7. Pembuatan peraturan berkaitan TIK masih memungkinkan
(W): Kelemahan1. Kuantitas dan
kualitas SDM pengelola TIK yang rendah
2. Lokasi UPT dengan kondisi topografi yang unik
3. Komitmen pejabat belum cukup kuat
4. Suplai energi listrik yang tidak 100% stabil
5. Perangkat lunak masih belum cukup tersedia
6. Keterbatasan regulasi yang mendukung perkembangan TIK
7. Data dan informasi belum terpadu
8. Kualitas pelayanan masyarakat masih rendah dan belum memanfaatkan TIK secara optimal
9. Belum adanya SOP pengelolaan TIK
10. Belum adanya organisasi khusus yang melakukan pengelolaan TIK di seluruh unit kerja di lingkungan KKP
11. Belum meratanya akses informasi dan komunikasi bagi stakeholders KKP
1. Mengembangkan kapasitas SDM pegawai dan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK
2. Meningkatkan kestabilan suplai energi listrik hingga 100% stabil
3. Meningkatkan penyediaan dan mengembangkan infrastruktur dan akses jaringan komunikasi data bagi masyarakat secara luas
4. Menyediakan perangkat lunak legal
5. Menata dan mengelola data dan informasi menjadi terpadu
6. Mengembangkan regulasi dan SOP yang mendukung terlaksananya TIK
7. Menata keorganisasian pengelolaan TIK
1. Mengembangkan perangkat-perangkat lunak yang berdasarkan kebutuhan dan karakteristik lokal
2. Menghindari kelemahan sistem pengembangan perangkat lunak dan keras serta pengelolaan data yang belum terintegrasi dan handal untuk mengurangi ketidakpuasan masyarakat yang menginginkan pelayanan yang cepat, tepat dan terpadu, serta ketersediaan informasi yang akurat dan informatif
BAB IIIMASTER PLAN SISTEM INFORMASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
17
A. Visi dan Misi
Sesuai dengan sasaran strategis ke-10 yang telah dituangkan pada Rencana Strategis Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014 berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3 tahun 2013, yaitu Tersedianya Informasi yang valid, handal dan mudah diakses, maka visi pengembangan sistem Informasi kelautan dan perikanan telah diarahkan dalam rangka mencapai sasaran tersebut.
Visi Sistem Informasi KKP:
“Penyediaan Informasi yang valid, handal dan mudah diakses melalui penerapan e-goverment dalam mendukung pembangunan kelautan dan perikanan “
Misi Sistem Informasi KKP :
Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Pembangunan dan Pengembangan SI-KKP adalah :1. Membuat kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung
pengelolaan dan pemanfaatan TIK 2. Mengembangkan organisasi dan tata kerja pemerintah yang partisipatif,
efisien dan efektif dengan pemanfaatan TIK 3. Mengembangkan kapasitas SDM pemerintah dan masyarakat kelautan
dan perikanan dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK 4. Meningkatkan pelayanan dasar berupa infrastruktur dan akses jaringan
komunikasi data bagi seluruh pegawai KKP secara merata dan proporsional
5. Mengembangkan perangkat-perangkat lunak yang berdasarkan kebutuhan dan karakteristik lokal
6. Mengembangkan dan menyediakan layanan akses informasi untuk menciptakan masyarakat kelautan dan perikanan berdaya saing global
B. Kebijakan dan Strategi
1. Membuat kebijakan dan regulasi yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan dan pemanfaatan TIK
Kebijakan 1.1
Pengembangan regulasi dan kebijakan di bidang pengelolaan TIK
Strategi: Pembuatan regulasi pembangunan dan pengembangan e-government Pembuatan Standar Prosedur Operasional untuk pengelolaan TIK Pengembangan kriteria dan indikator keberhasilan pengelolaan TIK
18
Kebijakan 1.2
Pengembangan regulasi dan kebijakan di bidang pemanfaatan TIK
Strategi: Pengembangan kebijakan pendidikan dan pelatihan yang mendukung
pemanfaatan TIK Pengembangan kebijakan penerapan pertukaran data elektronik Pengembangan kebijakan yang menjamin adanya interaksi antara
pemerintah dan masyarakat menggunakan TIK Pengembangan monitoring dan evaluasi partisipatif terhadap proses
pembangunan dengan memanfaatkan TIK Peningkatan kerjasama multi pihak untuk pengembangan infrastruktur
TIK
2. Mengembangkan organisasi dan tata kerja yang partisipatif, efisien dan efektif dengan pemanfaatan TIK
Kebijakan 2.1
Pengembangan organisasi dan tata kerja untuk mendukung pelaksanaan tugas yang partisipatif, efisien dan efektif
Strategi: Pengembangan perangkat organisasi dan tata kerja yang mencakup
Government to Government (G2G) dan Government to Employee (G2E) Pelibatan para pihak (stakeholders) dalam proses pembangunan melalui
pemanfaatan TIK Kerjasama dengan lembaga lain dalam pengembangan TIK
3. Mengembangkan kapasitas SDM pegawai dan masyarakat kelautan dan perikanan dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK
Kebijakan 3.1
Peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia pegawai dan masyarakat kelautan dan perikanan dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK
Strategi: Meningkatkan keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan TIK yang
kuat dan berdaya saing global Pengembangan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola dan pengguna
sistem komunikasi dan informasi
19
Peningkatan kemanfaatan sistem komunikasi dan informasi oleh masyarakat kelautan dan perikanan termasuk industri kelautan dan perikanan
4. Meningkatkan pelayanan dasar berupa infrastruktur dan akses jaringan komunikasi data bagi pegawai KKP secara merata dan proporsional
Kebijakan 4.1Pengembangan Infrastruktur Komunikasi dan Informasi untuk melayani kebutuhan penyelenggaraan kedinasan dan pemberdayaan masyarakat
Strategi: Pembangunan infrastruktur dan akses komunikasi dan informasi yang
mencakup seluruh unit kerja lingkup KKP Integrasi dan optimalisasi infrastruktur komunikasi dan informasi ke
seluruh unit kerja di lingkup KKP Penyediaan akses komunikasi dan informasi bagi masyarakat kelautan
dan perikanan yang murah dan berkualitas Pengembangan pengelolaan pusat data yang memiliki jaminan terhadap
keamanan dan keberlangsungan data
Kebijakan 4.2Peningkatan kualitas pengelolaan sistem komunikasi dan informasi
Strategi: Pengembangan transparansi dan akuntabilitas sistem komunikasi dan
informasi Pengembangan prosedur perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sistem komunikasi dan informasi
5. Mengembangkan perangkat-perangkat lunak yang berdasarkan kebutuhan dan karakteristik lokal
Kebijakan 5.1
Pengembangan perangkat lunak aplikasi e-government dalam rangka efektifitas dan efisiensi proses pembangunan
Strategi: Identifikasi kebutuhan perangkat lunak dalam mewujudkan pemerintahan
yang baik dengan memanfaatkan TIK Pengembangan aplikasi layanan digital pemerintah yang mudah,
memudahkan dan memiliki tingkat keamanan yang handal Pengembangan integrasi aplikasi, interopabilitas sistem dan application
sharing
20
Pengembangan perangkat lunak yang terbuka dan tidak tergantung platform tertentu serta menghormati HAKI, berdasarkan kebutuhan dan karakteristik lokal
Evaluasi perangkat lunak secara periodik sesuai dengan perkembangan TIK dan kebutuhan pemerintahan
Mendorong pengembangan perangkat lunak dengan memanfaatkan sumberdaya lokal
6. Mengembangkan dan menyediakan layanan akses informasi untuk menciptakan masyarakat berdaya saing global
Kebijakan 6.1.
Penyediaan akses informasi bagi publik khususnya masyarakat kelautan dan perikanan
Strategi Pengembangan basis data dan basis pengetahuan yang terpadu dan
partisipatif serta dapat diakses publik Pengembangan dan koordinasi layanan informasi terpadu Penyediaan akses informasi untuk dunia pendidikan, masyarakat dan
dunia bisnis Meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat dalam menggunakan
layanan informasi terpadu Mendorong pertumbuhan pusat-pusat informasi lokal (unit kerja) yang
terpadu Menjalin kerjasama lintas daerah, regional dan internasional dalam
pengembangan layanan data dan informasi
21
BAB IVCETAK BIRU ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
A. Arahan Strategis Teknologi Informasi (TI)
Arahan Strategis penerapan sistem Informasi di Kementerian Kelautan dan Perikanandiimplementasikan dalam prinsip-prinsip teknologi informasi (IT Principle). IT Principle ini merepresentasikan peran strategis TI dalam konteks penyelenggaraan seluruh aktifitas dalam rantai nilai tugas fungsi kementerian. IT Principle diturunkan dari visi, misi dan tujuan.IT Principle yang disusun adalah sebagai berikut.
1. Membangun sistem informasi yang tersentralisasi (terintegrasi) di lingkungan KKP dengan menerapkan kebijakan “satu pintu”;
2. Mengembangkan jaringan sistem informasi yang mampu mendukung berbagai aktifitas pembangunan di lingkup sektor kelautan dan perikanan;
3. Pengembangan SI-KKP dilaksanakan secara sistematik melalui tahapan realistis dan terukur;
4. Terwujudnya implementasi e-Government di lingkungan KKP
B. Penggunaan Software
Penggunaan software dalam rangka pembangunan dan pengembangan aplikasi system informasi dan website di Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut :1. Dalam rangka menyukseskan program Pemerintah Republik Indonesia yaitu
Indonesia Go to Open Source (IGOS) maka pembangunan dan pengembangan Aplikasi Sistem Informasi dan Website dilaksanakan dengan menggunakan open source software (OSS) dan menggunakan prinsip high performance, low maintenance & low cost. Apabila Pemerintah Republik Indonesia belum menyediakan dan mewajibkan penggunaan open source software (OSS) tipe tertentu maka pembangunan dan pengembangan aplikasi system informasi dan website menggunakan software keluarga UNIX.
22
2. Aplikasi system informasi dan website yang telah dibangun dan dikembangkan sebelum ketetapan diatas dibuat maka pemilik atau wali aplikasi system informasi dan website diharuskan merubahnya menjadi berbasis open source software (OSS).
3. Software yang karena sifat dan peruntukannya tidak memungkinkan untuk dibuat atau dikembangkan dari software dasar sehingga tidak ada alternatif selain mengadakan atau membeli secara langsung maupun tidak langsung kepada pemilik atau perusahaan pembuat software, tetap memperhatikan prinsip high performance, low maintenance & low cost.
C. Penggunaan Nama Domain Aplikasi Sistem Informasi dan Website
Aplikasi Sistem Informasi & Website di Kementerian Kelautan dan Perikanan menggunakan domain sebaga berikut :1. Website yang sekaligus merupakan portal resmi Kementerian Kelautan dan
Perikanan menggunakan nama domain kkp.go.id.2. Seluruh Aplikasi Sistem Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan
pada yang pada dasarnya merupakan bagian dari SI-KKP menjadi sub domain kkp.go.id.
3. Website dan Aplikasi Sistem Informasi Unit Kerja Eselon I selain Sekretariat Jenderal menggunakan nama domain kkp.go.id/Nama Eselon I jika secara teknis memungkinkan. Jika secara teknis tidak memungkinkan menggunakan nama domain Nama Eselon I.kkp.go.id.
4. Website dan Aplikasi Sistem Informasi khusus menggunakan nama domain kkp.go.id/Nama Program jika secara teknis memungkinkan dan jika secara teknis tidak memungkinkan menggunakan nama domain Nama Program.kkp.go.id.
5. Aplikasi Sistem Informasi lainnya yang secara teknis tidak memungkinkan untuk mengikuti ketentuan diatas tetap menggunakan nama domain kkp.go.id.
6. Detail teknis penggunaan domain diatru dengan peraturan tersendiri atau pada pedoman tata kelola TIK lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.
D. Infrastruktur Dasar dan Penunjang Jaringan SI-KKP
1. Infrastruktur Dasar Jaringan SI-KKP
Infrastruktur dasar jaringan SI-KKP dibangun dan disediakan oleh Pusat Data, Statistik dan Informasi (PUSDATIN). Infrastruktur dasar tersebut terdiri dari jaringan Local Area Network (LAN), jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dan jaringan Wide Area Network (WAN) dengan lingkup kerja adalah Unit Kerja KKP di Pusat dan Unit Kerja KKP di Daerah. Jaringan MAN dan jaringan WAN dengan Kementerian/Lembaga Pemerintah lainnya, Lembaga Kepresidenan, Lembaga Tinggi Negara, Lembaga Nasional dan Internasional, Pemerintah Daerah, serta lembaga atau instansi yang diperlukan untuk dilaksanakan kerjasama, penyediaannya disesuaikan dengan kebutuhan.
23
2. Infrastruktur Penunjang Jaringan SI-KKP
Infrastruktur penunjang jaringan SI-KKP seperti komputer, notebook dan perlengkapan lainnya, hardware dan software alat pengolah data disediakan oleh Unit Kerja masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan.
E. Penatakelolaan Sistem Informasi KKP
Agar sistem informasi yang dibangun berjalan dengan baik maka perlu dikelola dengan baik dan benar, serta terus dikembangkan seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi serta perkembangan kebutuhan pengguna dalam hal ini khususnya para stakeholder.Strategi kebijakanpengelolaan sistem informasi dimaksud terutama mencakup aspek- aspek :
1. Kerja sama dengan pemangku kepentingan
StakeholderSistemInformasi Kelautan dan Perikanan perlu diketahui dengan jelas. Hal ini penting guna meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan kepada para pengguna informasi secara keseluruhan. Stakeholder tersebut bukan hanyakelompok pengguna informasi, melainkan segenap pihak yang terkait dengan sistem, baik langsung maupun tidak langsung. Tahapan mulai dari input – proses – output pada hakekatnya masing-masing mempunyai pemangku kepentingan. Namun demikian, pemangku kepentingantersebut hendaknya diklasifikasikan menurut tingkat urgensi keterlibatannya. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan identifikasi pemangku kepentingan dalamhal ini yang akan menjadi sumber data dan pemanfaat informasi kelautan dan perikanan.
2. Sistem dan jejaring terpadu
Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan dan operasionalisasi sistem yang terpadu dan berkesinambungan namun terdesentralisasi, baik dalam pengertian horizontal (antar unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan) maupun secara vertikal (antar daerah dan antar daerah dengan pusat). Keterpaduan tersebut diharapkan akan meliputi interkoneksi elektronik antar sub sistemsecara keseluruhan dimana pusat dan daerah mempunyai kewenangan untuk menyebarluaskan output informasi yang mempunyai cakupan sesuai wilayah tanggung jawabnya, dimana pusat memiliki tugas untuk rangkuman nasional sekaligus menjadi koordinator. Hal ini perlu untuk menjamin kualitas dan konsistensi sistem secara keseluruhan sekaligus untuk memelihara integrasi bangsa. Sedangkan desentralisasi dimaksudkan untuk melakukan pengelolaan secara mandiri tanpa bertentangan dengan kepentingan nasional.
3. Tahapan pelaksanan dan dukungan biaya
24
Pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Ketenagakerjaan memerlukan proses yang memerlukan waktu, dinamis dan berkesinambungan. Namun demikian, dalam konteks teknis pelaksanaan, perlu ditetapkan tahapan-tahapan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Untuk dapat tercapainya sasaran yang diinginkan melalui pelaksanaan program yang disusun, maka perlu adanya dukungan ketersediaanbiaya melalui APBN.
4. Pengembangan teknologi informasi
Pengembangan Sistem Informasi Kelautan dan Perikanan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi sebagai salah satu tulang punggung, dengan memperhatikan ketersediaan dan kemampuan dukungan biaya. Pengembangan teknologi meliputi teknologi perangkat keras termasuk komunikasi berbasis jaringan komputer, serta teknologi perangkat lunak.
5. Sosialisasi sistem informasi
Sasaran Sistem Informasi Kelautan dan Perikanandinilai berhasil apabila sistem informasi tersebut telah dimanfaatkan secara optimal oleh stakeholder dan mereka merasa puas terhadapnya. Selain untuk memperkenalkan diri, sosialisasi dimaksudkan pula untuk mendapatkan umpan balik untuk peningkatan kinerja dan mutu pelayanan. Untuk dapat dikenal dan dimanfaatkan, maka perlu disosialisasikan melalui metode dan berbagai teknologi media yang mungkin. Sosialisasiinternal KKP dilakukan melalui keputusan atau instruksi Menteri, forum rapat pimpinan dan sejenis, program-program diklat kedinasan maupun non- kedinasan, serta bimbingan teknis. Sosialisasi keluar (eksternal) dilakukan melalui jaringan komputer seperti website KKP dan linkage ke website lain baik pemerintah maupun non-pemerintah akan merupakan proporsi semakin besar untuk menekankan kepada efisiensi, ekonomis dan kualitas
data. Walaupun media masa elektronik dan cetak termasuk leaflet, buku poster dan sebagainya tetap dipergunakan sesuai dengan kebutuhan.
6. Pemeliharaan sistem informasi
Meningkatkan pemeliharaan dan perawatan Sistem Informasi Kelautan dan Perikanansecara keseluruhan yang meliputi semua komponen atau aspek yang terlibat seperti sumberdaya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, data dan lain sebagainya. Strategi ini sangat penting guna menjamin kelancaran operasional yang optimal dan berkesinambungan. Faktor pembinaan kemampuan SDM merupakan prioritas,sehingga dalam jangka panjang secara mandiri mampu melakukan pemeliharaan dan menjawab problem yang terjadi padaperangkatkeras, perangkat lunak dan data.dengan cepat dan baik.Dalam rangka pengelolaan dan pemeliharaan Sistem Informasi Kelautan dan Perikanan perlu diterapkan fungsi-fungsi manajemen
25
perencanaan, pengoranisasian, penyusunan staf, pengkoordinasian, pengarahan/pembinaan dan pengendalian.
Perencanaan : menyangkut penetapan kesepakatan tentang tujuan dan kebijakan, prosedur dan program-program.
Pengorganisasian : menyangkut pengelompokan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dan menetapkan bentuk serta hubungan keorganisasian untuk menjalankannya, serta penetapan mekanisme dan standar operasi dan prosedur.
Penyusunan Staf : menyangkut pemilihan, penempatan dan pelatihan staf untuk melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan sistem informasi ketenagakerjaan. Dalam kaitan ini maka perlu diperhatikan uraian pekerjaan spesifikasi jabatan yang berkaitan dengan teknis komputer dan analisis data ketenagakerjaan, serta kualifikasi untuk pemangkuan pekerjaan/jabatan struktural, non struktural dan fungsiona, serta karir ke masa depan.
Pengkoordinasian : berkaitan dengan kegiatan penjadwalan kegiatan-kegiatan dala urutan-urutan pembangunan dan pengembangan sistem informasi yang berkaitan dengan perangkat keras, lunak dan aplikasi sistem informasi ketenagakerjaan yang akan dibangun dan dikembangkan, termasuk pengkomunikasian perubahan kebutuhan yang didukung oleh teknologi informasi yang berkembang.
Pengarahan : menyangkut kepemimpinan, pemberian pedoman, pengarahan dan pemotivasian staf dalam organisasi.
Pengendalian : menyangkut pengukuran prestasi dan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengaturan dan perbaikan kegiatan atau perbaikan kebijakan, prosedur dan program.
F. Pentahapan Pengembangan (Rood Map)
BIDANG POKOK PENGEMBANGAN
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. KEBIJAKAN1.1. Pengembangan regulasi
dan kebijakan di bidang pengelolaan TIK- Pembuatan regulasi
pembangunan dan pengembangan e-government
- Pembuatan Standar Prosedur Operasional untuk pengelolaan TIK
- Pengembangan kriteria dan indikator keberhasilan pengelolaan TIK
26
1.2. Pengembangan regulasi dan kebijakan di bidang pemanfaatan TIK- Pengembangan
kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan yang mendukung pemanfaatan TIK
- Pengembangan kebijakan penerapan pertukaran data elektronik
- Pengembangan kebijakan yang menjamin adanya interaksi antara pemerintah dan masyarakat menggunakan TIK
- Pengembangan monitoring dan evaluasi partisipatif terhadap proses pembangunan dengan memanfaatkan TIK
- Peningkatan kerjasama multi pihak untuk pengembangan infrastruktur TIK
2. ORGANISASI dan TATA KERJA2.1. Pengembangan
organisasi dan tata kerja untuk mendukung pelaksanaan tugas yang partisipatif, efisien dan efektif- Pengembangan
perangkat organisasi dan tata kerja yang mencakup Government to Government (G2G) dan Government to Employee (G2E)
- Pelibatan para pihak (stakeholders) dalam
27
proses pembangunan melalui pemanfaatan TIK
- Kerjasama dengan lembaga lain dalam pengembangan TIK
3. SUMBERDAYA MANUSIA3.1. Peningkatan kuantitas
dan kualitas sumberdaya manusia pegawai dan masyarakat kelautan dan perikanan dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK- Pengembangan
kapasitas dan komitmen pengambil kebijakan dalam bidang TIK
- Meningkatkan keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan TIK yang kuat dan berdaya saing global
- Pengembangan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola teknis dan pengguna sistem komunikasi dan informasi
- Peningkatan pemanfaatan sistem komunikasi dan informasi oleh masyarakat kelautan dan perikanan termasuk industri kelautan dan perikanan
- Pengembangan komunitas/masyarakat kelautan dan perikanan dalam pengelolaan dan
28
pemanfaatan TIK4. INFRASTRUKTUR
4.1. Pengembangan Infrastruktur Komunikasi dan Informasi untuk melayani kebutuhan penyelenggaraan kedinasan dan pemberdayaan masyarakat- Pembangunan
infrastruktur dan akses komunikasi dan informasi yang mencakup seluruh unit kerja lingkup KKP
- Integrasi dan optimalisasi infrastruktur komunikasi dan informasi ke seluruh unit kerja lingkup KKP
- Penyediaan akses komunikasi dan informasi bagi masyarakat kelautan dan perikanan yang murah dan berkualitas
- Pengembangan pengelolaan pusat data yang memiliki jaminan terhadap keamanan dan keberlangsungan data
4.2 Peningkatan kualitas pengelolaan sistem komunikasi dan informasi- Pengembangan
transparansi dan akuntabilitas sistem komunikasi dan informasi
- Pengembangan
29
prosedur perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sistem komunikasi dan informasi
5. PERANGKAT LUNAK5.1. Pengembangan
perangkat lunak aplikasi e-government dalam rangka efektifitas dan efisiensi proses pembangunan- Identifikasi kebutuhan
perangkat lunak dalam mewu-judkan pemerintahan yg baik dengan memanfaatkan TIK
- Pengembangan aplikasi layanan digital pemerintah yang mudah, memudahkan dan memiliki tingkat keamanan yang handal
- Pengembangan integrasi aplikasi, interopabilitas sistem dan application sharing
- Pengembangan perangkat lunak yang terbuka dan tidak tergantung platform tertentu serta menghormati HAKI, berdasarkan kebutuhan dan karakteristik lokal
- Evaluasi perangkat lunak secara periodik sesuai dengan perkembangan TIK dan kebutuhan pemerintahan
- Mendorong
30
pengembangan perangkat lunak dengan memanfaatkan sumberdaya lokal
6. LAYANAN PUBLIK6.1. Penyediaan akses
informasi bagi public khususnya masyarakat kelautan dan perikanan- Pengembangan basis
data dan basis pengetahuan yang terpadu dan partisipatif serta dapat diakses publik
- Pengembangan dan koordinasi layanan informasi terpadu yang gradual dan berorientasi jangka panjang
- Penyediaan akses informasi untuk dunia pendidikan, masyarakat dan dunia bisnis
- Meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat dalam menggunakan layanan informasi terpadu
- Mendorong pertumbuhan pusat-pusat informasi lokal (unit kerja) yang terpadu
- Menjalin kerjasama lintas daerah, regional dan internasional dalam pengembangan layanan data dan informasi
1. Implementasi SOA sebagai Framework Sistem Informasi Terintegrasi
31
Integrasi aplikasi dan data merupakan kata kunci dari pengembangan aplikasi modern. Duplikasi fungsi aplikasi maupun data dalam sistem informasi yang berbeda-beda menunjukan kekurangmatangan dalam sisi pengelolaan teknologi informasi.
Dengan banyaknya aplikasi sistem informasi yang ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan, merupakan tantangan tersendiri bagi proses konsolidasi data untuk keperluan implementasi Data Warehouse dan Business Intelligence. Oleh karena itu, dalam Grand Design Data Warehouse dan Business Intelligence, KKP direkomendasikan untuk mengintegrasikan seluruh Aplikasi dan Database yang dimiliki. Hal ini sangat penting sekali, mengingat analisis dan modeling yang dilakukan dalam Data Warehouse dan Business Intelligence hanya akan bermanfaat dan menghasilkan output yang diharapkan ketika validitas dan reliabilitas data terjaga.
Integrasi aplikasi dan database bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah dengan mengimplementasikan Service Oriented Architecture (SOA). SOA sendiri dalam penerapannya memiliki beberapa tingkatan kematangan, dari mulai integrasi point-to-point sampai dengan integrasi pada level proses bisnis. Gambar xxx merupakan ilustrasi beberapa tingkat kematangan dalam implementasi SOA.
32
Gambar.1 Tingkat Kematangan Integrasi Aplikasi KKP
Saat ini tingkat kematangan integrasi aplikasi dilingkungan KKP masih menempati tingkat kematangan 1, dimana aplikasi-aplikasi yang ada terpisah-pisah dan belum diintegrasikan. Sementara kebutuhan untuk pelaporan masih bersifat manual, dimana PUSDATIN mendapatkan format laporan berupa file spreadsheet dan pdf dari setiap eselon 1.
Dengan inisiatif implementasi Data Warehouse dan Business Intelligence, sebaiknya KKP meningkatkan tingkat kematangan dalam integrasi aplikasinya dengan tingkat kematangan minimal 4. Dengan demikian maka proses pertukaran data sudah bisa dilakukan antar aplikasi, dan antara aplikasi dengan data staging database. Selain itu, dengan hilangnya campur tangan PUSDATIN dalam menginput ulang data yang diterima dari masing-masing aplikasi, dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan manusia, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat akurasi dan validias data.
G. Arsitektur Infrastruktur dan Teknologi
1. Arsitektur Sistem
Arsitektur sistem memberikan deskripsi tentang lapisan-lapisan logikal yang membentuk sistem TI secara keseluruhan, yaitu lapisan presentasi, lapisan aplikasi, lapisan data dan lapisan dasar.Arsitektur Sistem diperlihatkan oleh gambar berikut ini:
33
Gambar 2. Arsitektur Teknologi Informasi KKP Saat ini
2. Arsitektur Infrastruktur
a. Arsitektur Jaringan
Arsitektur jaringan di kementerian kelautan dan perikanan diarahkan menggunakan pendekatan layering berupa Core Network, Distribution Network, Access Network, yang diperkuat dengan perangkat dan setting yang memadai.Arsitektur jaringan yang dibangun meliputi tiga jenis dasar layanan, yang terdiri dari : LAN (local area network), MAN (Metropolitan area network) dan WAN (wide area network).
1) LAN terdiri dari dua atau lebih komputer di ruang yang sama dengan menggunakan fiber optik atau kabel Ethernet untuk menghubungkan komputer dalam sebuah jaringan LAN, jaringan pribadi dan jaringan LAN perkantoran, yang terdistribusi pada gedung pusat kementerian kelautan dan perikanan.
2) MAN jenis jaringan yang terdiri dari dua atau lebih komputer di dua lokasi geografis yang berbeda di kota yang sama. MAN dapat menggunakan (kabel fiber optik) atau nirkabel dan sejumlah perangkat komunikasi yang digunakan dalam sebuah jaringan MAN, yang merupakan kantor-kantor kementerian kelautan dan perikanan yang berada di kawasan Jakarta.
3) WAN terdiri dari dua atau lebih komputer di dua wilayah geografis yang berbeda (berbagai kota atau negara) dan dengan metode yang berbeda, untuk menghubungkan komputer dalam sebuah jaringan WAN dibutuhak provider yang menyewakan ( signal ISDN, gelombang radio, gelombang mikro, koneksi dial-up dan konektivitas melalui satelit). Lokasi-lokasi kantor dinas provinsi dan UPT KKP di daerah merupakan titik-titik koneksi jaringan WAN KKP.
b. Topologi Jaringan
KEBIJAKA
NPE
RUSA
HAAN
LAYA
NAN
KEAM
ANAN
LAYANANKONTROL AKSES
LAYANANDETEKSI
LAYANANBORDER PROTECTION
LAYANANKONTROL KONTEN
LAYANANAUDIT
LAYANANKRIPTOGRAFI
34
Gambar 3. Desain Topologi Jaringan SI-KKP3. Arsitektur Keamanan Teknologi Informasi
Layanan-layanan keamanan memberikan aspek assurance atas aset-aset informasi dan transaksi dalam rangka menjamin kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi dan sistem. Lingkup layanan keamanan diperlihatkan oleh gambar berikut :
Layanan Kontrol AksesLayanan akses kontrol bertanggung jawab dalam mengontrol akses pada lingkungan komputasi universitas berdasarkan identitas user (layanan otentikasi) dan akses kontrol untuk sumberdaya tertentu dalam lingkungan berdasarkan hak akses user.
User
Serverauthentikasi
Server LAN
ASETDAN
INFORMASI
User harus melakukan authentikasi untuk dapat
mengakses aset dan informasi
Database server mengkonfirmasi
authentikasi yang dilakukan user
Akses didasarkan identitas dan hak
akses user
35
BAB VCETAK BIRU TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
A. Pengelolaan TIK Leadership TI
1. Fungsi Komite TI
Dalam rangka mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan pembangunan kelautan dan perikanan diperlukan rencana TIK yang lebih harmonis, pengelolaan yang lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas investasi/belanja TIK dan pendekatan yang meningkatkan pencapaian nilai (value) dari implementasi TIK. Oleh karena itu, diperlukan tata kelola TIK untuk mendukung good governance di lingkungan Kementerian kelautan dan Perikanan.Berdasarkan pertimbangan tersebut telah perlu ditetapkan kelembagaan yang dapat membangun sinergisitas dalam pembangunan TI di lingkup Kementerian kelautan dan perikanan. Untuk itu perlu dibentuk Komite Teknologi Informasi sebagai entitas fungsional yang akan merealisasikan kelembagaan IT Leadership dalam rangka menjamin keselarasan Rencana dan Implementasi Inisiatif Strategis Teknologi Informasi. Komite TI KKP beranggotakan perwakilan unit-unit kerja eselon I lingkup KKP yang berperan melaksanakan perencanaan program di bidang TIK.
B. Pengelolaan Sumber Daya Manusia TI
1. Analisa Kompetensi TI
Manajemen Proyek
Quality Assurance
Pengembangan SDM TI, Manajemen Pengadaan dan Investasi TI
Sistem Intranet & Internet
Tata Kelola TI
SistemInformasi
Manajemen
Operasi danSystemSupport
TrainingPengguna
Akt
ifita
sP
rimer
Manajemen Desktop, Perangkat Perkantoran Berbasis Komputer
Akt
ifita
sS
ekun
der
Akuisisi danImplementasi
Manajemen Keamanan Informasi
36
Berikut ilustrasi lingkup kompetensi TI yang dipresentasikan dalam value-chain dimana aktifitas TI dibagi dalam dua kategori: Aktifitas Primer dan Aktifitas Sekunder :
Berdasarkan ilustrasi di atas, kompetensi inti Bagian TI terdiri dari aktifitas-aktifitas utama berikut ini:
1. Akuisisi dan Implementasi2. Training Pengguna3. Operasi dan System Support4. Sistem Informasi Manajemen5. Manajemen Keamanan Informasi6. Manajemen Proyek7. Quality Assurance
Berikut ini penjelasan umum terkait dengan masing-masing kompetensi di atas. Keberadaaan kompetensi-kompetensi ini akan menjadi dasar dalam penetapan struktur organisasi internal TI :
NO KOMPETENSI DESKRIPSI UMUM1. Akuisisi dan Implementasi Pengembangan dan/atau akuisisi,
implementasi dan pemeliharaan software aplikasi berdasarkan best practice
Akuisisi, implementasi dan pemeliharaan infrastruktur
Pengelolaan perubahan atas konfigurasi software aplikasi dan infrastruktur
2. Training Pengguna Training tentang SOP berbasis TI Training penggunaan sistem-sistem TI
kepada pengguna di unit bisnis terkait Training terkait dengan kemampuan-
37
kemampuan dasar dalam TI yang akan membantu peningkatan produktifitas pengguna dalam menjalankan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya dengan fasilitas lingkungan TI yang tersedia
Training awareness terkait keamanan dan risiko terkait dengan penggunaan sistem TI
3. Operasi dan System Support
Penerimaan pertanyaan, komplaian dan pengaduan oleh end-user
Penanganan permasalahan yang terjadi dalam operasi-operasi sistem TI
Penyelesaian insidenn TI untuk memastikan keberlangsungan layanan TI
Pengelolaan operasi-operasi infrastruktur, Data Center dan Disaster Recovery Center
Pengelolaan operasi database dan system software seluruh aplikasi TI
4. Sistem Informasi Manajemen
Memberdayakan data atau informasi yang telah terkumpul untuk memproduksi pelaporan dan analisa-analisa data bisnis yang akan menjadi konsumsi manajemen dan pimpinan perusahaan
Membantu manajemen menerbitkan laporan-laporan sesuai dengan kebutuhan spesifik manajemen berdasarkan data-data yang tersimpan dalam database atau datawarehouse
5. Manajemen Keamanan Informasi
Memastikan bahwa setiap pengembangan software aplikasi selalu memperhatikan aspek keamanan informasi dan mematuhi standar yang ada
Mengoperasikan layanan-layanan keamanan jaringan
Melakukam assessment secara reguler untuk mendapatkan profil keamanan informasi terkini
6. Manajemen Proyek Melakukan perencanaan sumberdaya SDM, finansial, waktu dan target-target pelaksanaan pekerjaaan
Melakukan pemantauan tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan
Melakukan evaluasi secara berkala pelaksanaan seluruh proyek TI
7. Quality Assurance Menetapkan standar Quality Plan untuk
38
pengembangan/akuisisi software aplikasi dan infrastruktur
Membantu tim pengembangan/akuisisi software aplikasi atau infrastruktur dalam mempersiapkan Quality Plan
Menjalankan fungsi Quality Assurance atas seluruh pengembangan/akuisisi software aplikasi dan infrastruktur
8. Pengembangan SDM TI Penyusunan program pengembangan SDM TI berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap personel TI terkait dengan posisinya dalam struktur
Evaluasi kinerja SDM TI 9. Manajemen Pengadaan
dan Investasi TI Melakukan pengadaan barang dan jasa
TI yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya
Melakukan evaluasi ketercapaian nilai atas investasi TI yang dilakukan
10. Manajemen Desktop Menyediakan workstation sebagai perangkat pemroses informasi yang akan membantu pengguna untuk melakukan transaksi-transaksi melalui software aplikasi yang telah dikembangkan
11. Perangkat Perkantoran Berbasis Komputer
Menyediakan perangkat-perangkat perkantoran berbasis komputer yang akan terintegrasi dengan jaringan komputer, seperti alat bantu produktifitas dan peripheral pendukung perkantoran
Melakukan pemeliharaan secara berkala12. Sistem Intranet dan
Internet Menyediakan fasilitas kolaborasi internal
antar pegawai yang akan mempermudah jalannya komunikasi dalam penyelesaian seluruh tugas, wewenang dan tanggung jawab
Menyediakan fasilitas konektifitas internet sebagai sumber informasi dan fasilitas komunikasi kepada seluruh pengguna yang relevan untuk menunjang tugas sehari-hari pengguna terkait
13. Proses Tata Kelola TI Penyusunan sistem prosedur pelaksanaan proses-proses tata kelola TI
Menjalankan proses-proses tata kelola yang telah ditetapkan sebelumnya
Melakukan review tingkat kematangan keberjalanan proses-proses tata kelola TI secara periodik
39
C. Rencana Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan
Untuk mewujudkan visi, misi, kebijakan dan strategi pengelolaan TIK di Kementerian Kelautan dan Perikanan diperlukan penjabaran lebih lanjut yang bersifat operasional di tingkat unit kerja yang disertai dengan rincian anggaran pelaksanaan dan sumber anggaran yang jelas.
Untuk menjaga integrasi serta keterkaitan antara program di setiap unit kerja, ditugaskan kepada Pusat Data, Statistik dan Informasi (PUSDATIN) sebagai Unit Kliring Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melakukan fungsi koordinasi dan fasilitasi antar unit kerja, sehingga didapatkan program kerja yang integratif dan berorientasi pada pencapaian visi dan misi TIK di KKP.
2. Indikator Keberhasilan
BIDANG POKOK PENGEMBANGAN
INDIKATOR KEBERHASILAN
1. KEBIJAKAN1.1. Pengembangan regulasi
dan kebijakan di bidang pengelolaan TIK
- Adanya Regulasi pengembangan e-government
- Tersedianya standar prosedur operasional
- Adanya kriteria dan indikator keberhasilan pengelolaan TIK
1.2. Pengembangan regulasi dan kebijakan di bidang pemanfaatan TIK
- Adanya kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan yang mendukung pemanfaatan TIK
- Adanya kebijakan untuk mendorong pemanfaatan TIK dalam mewujudkan e-government
- Adanya kebijakan penerapan pertukaran data elektronik
- Adanya kerjasama multi pihak untuk pengembangan infrastruktur TIK
- Adanya kebijakan yang menjamin interaksi antara DKP dan masyarakat kelautan dan perikanan menggunakan TIK
- Adanya alat monitoring dan evaluasi partisipatif terhadap proses pembangunan memanfaatkan TIK
40
2. ORGANISASI dan TATA KERJA2.1. Pengembangan
organisasi dan tata kerja untuk mendukung pelaksanaan tugas yang partisipatif, efisien dan efektif
- Tersedianya perangkat organisasi dan tata kerja yang mencakup Government to Government (G2G), dan Government to Employee (G2E)
- Dilibatkannya para pihak (stakeholders) dalam proses pembangunan melalui pemanfaatan TIK
- Terselenggaranya kerjasama dengan lembaga lain dalam pengembangan TIK
3. SUMBERDAYA MANUSIA3.1. Peningkatan kuantitas
dan kualitas sumberdaya manusia pegawai dan masyarakat kelautan dan perikanan dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK
- Adanya komitmen pengambil kebijakan dalam bidang TIK
- Terlaksananya keikutsertaan pengelola TIK untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan TIK yang kuat dan berdaya saing global
- Terlaksananya pendidikan dan pelatihan bagi pengelola dan pengguna sistem komunikasi dan informasi
- Meningkatnya kemanfaatan sistem komunikasi dan informasi oleh masyarakat kelautan dan perikanan termasuk industri
4. INFRASTRUKTUR4.1. Pengembangan
Infrastruktur Komunikasi dan Informasi untuk melayani kebutuhan penyelenggaraan kedinasan dan pemberdayaan masyarakat
- Tersedianya infrastruktur dan akses komunikasi dan informasi yang mencakup seluruh unit kerja lingkup KKP
- Terintegrasinya infrastruktur
41
komunikasi dan informasi dalam satu platform yang sama dan terkendali secara terpusat
- Tersedianya akses komunikasi dan informasi bagi masyarakat kelautan dan perikanan yang murah dan berkualitas
4.2 Peningkatan kualitas pengelolaan sistem komunikasi dan informasi
- Adanya sistem komunikasi dan informasi yang transparan dan akuntabel
- Adanya prosedur perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sistem komunikasi dan informasi
5. PERANGKAT LUNAK5.1. Pengembangan
perangkat lunak aplikasi e-government dalam rangka efektifitas dan efisiensi proses pembangunan
- Teridentifikasinya kebutuhan perangkat lunak dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dengan memanfaatkan TIK
- Adanya aplikasi layanan digital pemerintah yang mudah, memudahkan dan memiliki tingkat keamanan yang handal
- Adanya perangkat lunak yang terbuka dan tidak tergantung platform tertentu serta menghormati HAKI
- Adanya integrasi aplikasi, interopabilitas sistem dan application sharing
- Terlaksananya evaluasi perangkat lunak secara periodik sesuai perkembangan TIK dan kebutuhan pemerintahan
- Terlaksananya pengembangan perangkat lunak dengan memanfaatkan sumberdaya lokal
6. LAYANAN PUBLIK6.1. Penyediaan akses
informasi bagi public khususnya masyarakat kelautan dan perikanan
- Adanya basis data dan basis pengetahuan yang terpadu dan partisipatif serta dapat diakses publik
42
- Tersedianya layanan informasi terpadu
- Tersedianya akses informasi untuk dunia pendidikan, masyarakat dan dunia bisnis
- Meningkatnya minat dan partisipasi masyarakat kelautan dan perikanan dalam menggunakan layanan informasi terpadu
- Tumbuhnya pusat-pusat informasi lokal (unit kerja) yang terpadu
- Terjalinnya kerjasama lintas daerah, regional dan internasional dalam pengembangan layanan data dan informasi
3. Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara periodik dan terpadu yang melibatkan instansi perencanaan pembangunan, keuangan, pengawasan, pengelola TIK, kepada unit kerja yang melaksanakan program TIK.
Koordinasi pelaksanaan dan evaluasi pengelolaan TIK di lingkup KKP dilakukan minimal sekali dalam setahun untuk memperoleh masukan dan tindakan perbaikan serta menghindari terjadinya tumpang tindih program antar unit kerja.
Hasil monitoring dan evaluasi secara periodik digunakan sebagai dasar untuk penyusunan perencanaan program tahun berikutnya.
Individual
Transit
ion
Individual
Transit
ion Current
Condition
Lead
ing
Designing
EndingExploring
Begi
nnin
g
Leadership Capacity andStakeholeder Commitment
Individual andTeam Capacity
Change Architecture
Change andCultural Alignment
Organ
izatio
nal Tran
sition
Organ
izatio
nal Tran
sition
Organizational Designand Performance
Management
Communication Strategy
Realizing Vision for Change
Organizational Readinessand Business Case for
Change
FutureCondition
43
BAB VIMANAJEMEN PERUBAHAN
Pendekatan manajemen perubahan secara khusus terkait langsung dengan update/pengembangan software aplikasi, karena update/pengembangan aplikasi akan berkorelasi langsung dengan potensi perubahan proses bisnis, struktur organisasi dan/atau kebutuhan SDM. Pertimbangan ini menjadi dasar dalam menentukan pendekatan manajemen perubahan dalam kegiatan ini.
Framework yang akan kami gunakan untuk manajemen perubahan ditujukan untuk menyeimbangkan akan perubahan organisasi dan perubahan individu.1
Berikut ini adalah ilustrasi dari Framework Manajemen Perubahan tersebut:
1Diadopsi dari Framework Arthur Andersen Approach, dengan modifikasi disesuaikan dengan tahapan pekerjaan di PT.
44
Transisi Organisasi meliputi perubahan pada struktur, proses, sistem dan teknologi yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan implementasi visi dan strategi perusahaan. Transisi ini terdiri dari tiga tingkatan:
REALIZING = merealisasikan perubahan yang diinginkan, pengukuran hasil, dan identifikasi penyesuaian yang dibutuhkan dari rencana perubahan.
DESIGNING = penyusunan dan realisasi rencana perubahan (change plan) untuk menutup kesenjangan antara current state dan future state melalui pendefisinian aktifitas untuk periode transisi, dan menentukan struktur dan mekanisme-mekanisme manajemen untuk melaksanakan aktifitas tersebut.
LEADING = penyiapan organisasi untuk mendesain dan mulai merealisasikan outcome spesifik untuk visi bisnis
Transisi Individual mungkin merupakan elemen paling kritikal dalam proses perubahan. Hal ini merujuk kepada proses-proses psikologis yang akan dialami oleh SDM atas sebuah implikasi dari sebuah future state. Beberapa hambatan paling utama atas kesuksesan sebuah Enterprise System seperti SIM berbasis TI di perusahaan ini adalah ketidakcukupan perhatian atas aspek-aspek personal dari perubahan. Transisi ini terdiri dari tiga tahap:
ENDING = Proses untuk memahami dampak personal perubahan, dengan memperhatikan kondisi sebelumnya dan potensi-potensi kehilangan peran dan dampak psikologis.
EXPLORING = Proses untuk menanggulangi kegelisahan dan resistensi, terkait dengan perubahan dan kemungkinan peran baru.
BEGINNING = Proses untuk mengadopsi nilai, perilaku, dan identifitas baru dan melihat manfaat terukur dan perubahan yang telah diimplementasikan.
Kami akan menggunakan Best Practices berikut ini untuk merealisasikan Transisi Organisasi dan Transisi Individu :
a. Kesiapan Organisasi dan Business Case Perubahan – Kondisi eksisting organisasi mendefinisikan perubahan yang diinginkan, memverifikasi asumsi-asumsi awal dan membantu dalam identifikasi kebutuhan stakeholder kunci. Kapasitas dan kapabilitas eksisting organisasi untuk mengimplementasikan
LastingChange
No ActionNo Action
SupportingStructure,Culture &Process
BusinessCase forChange
ClearSharedVision
Change Plan
ManagementCommitment
&Behaviour
Communication& People
InvolvementPerformance
Measures
No DirectionNo Direction
No Role No Role ModelsModels
No No OwnershipOwnershipNo SystemicNo SystemicSolutionsSolutions
No ResultsNo Results
LASTINGLASTINGCHANGECHANGE
+ + + ++
45
perubahan akan digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang akan memfasilitasi atau menghalangi proses perubahan.
b. Visi Perubahan – Merealisasikan sharing visi untuk perubahan akan memberikan arahan untuk bagi seluruh pihak yang terkait dengan proyek untuk menyelaraskan aktifitas mereka untuk pencapaian obyektif-obyektif umum yang telah disepakati.
c. Arsitektur Perubahan – Arsitektur perubahan mempresentasikan lingkungan dan urutan aktifitas spesifik yang dibutuhkan untuk memfasilitasi proses perubahan. Dia memainkan peran sebagai roadmap untuk implementasi program perubahan untuk memindahkan individu dari Current State ke Future State yang diinginkan.
d. Komunikasi – Komunikasi yang efektif akan membangun awareness (kesadaran) akan perubahan dan tujuan perubahan, memberikan update kemajuan perubahan dan mendorong ownership (kepemilikan) kolektif atas proses perubahan dan tujuan yang diharapkan.
e. Desain Organisasi dan Sistem Manajemen SDM– Review job yang akan terpengaruh oleh perubahan, untuk mendefinisikan ulang peran dan tanggung jawab, demikian pula kemungkinan perubahan struktur organisasi. Proses-proses manajemen SDM seperti rekruitmen, training, pengukuran dan rewarding juga akan direview untuk mengarahkan perilaku baru untuk mendukung visi bisnis.
f. Penyelerasan Kultural – Assessment dampak atas kultur saat ini dengan adanya proses perubahan, seiring dengan pengembangan nilai kultur dan perilaku baru, untuk mendukung visi bisnis.
g. Kapasitas Leaderhip dan Komitmen Stakeholder – Penyelerasan nilai-nilai dan perilaku kepemimpinan dengan visi bisnis melalui assessment, training, dan feedback yang terus-menerus. Pimpinan unit kerja atau stakeholder akan mempengaruhi penerimaan SDM akan perubahan, dengan memperlihatkan komitmen mereka akan proses perubahan.
h. Kapasitas Individual dan Tim – Peningkatan kemampuan individu dan tim yang memungkinkan dan mendukung visi bisnis. Kesenjangan dalam kompetensi SDM dan tim harus ditutup dengan training dan komunikasi.
Berikut ini adalah risiko yang mungkin terjadi jika Best Practices di atas tidak sepenuhnya dipahami atau dilaksanakan :
46
Berikut ini merupakan pemetaan Best Practices ke dalam Tahapan Usulan, yang disertai dengan identifikasi kegiatan yang mendukungnya:
Kajian Dampak
Implementasi TI Atas
Manajemen
Pendekatan Pengembangan Aplikasi Integrasi dan
Pemeliharaan
Inception Elaboration
Construction
Transition
Kesiapan Organisasi & Business Case Perubahan
Change Readiness Assessment
Workshop & Presentasi Business Case
Visi Perubahan
Workshop untuk Visi Perubahan
Sosialisasi visi
Sosialisasi visi
Sosialisasi visi
Sosialisasi visi
Sosialisasi visi
47
Kajian Dampak
Implementasi TI Atas
Pendekatan Pengembangan Aplikasi Integrasi dan
Pemeliharaan
Inception Elaboration
Construction
Transition
Kapasitas Leadership dan Komitmen Stakeholder
Analisa stakeholder
Survey ABO
Survey ABO
Survey ABO
Survey ABO
Survey ABO
Survey ABO
Kapasitas Individual dan Tim
Pengembangan Tim
Rencana Transfer Knowledge
Pengembangan Tim
Transfer of Knowledge
Pengembangan Tim
Transfer of Knowledge
Pengembangan Tim
Transfer of Knowledge
Pengembangan Tim
Transfer of Knowledge
Pengembangan Tim
Transfer of Knowledge
Komunikasi
Penyusunan Rencana Komunikasi
Pelaksanaan Rencana Komunikasi
Pelaksanaan Rencana Komunikasi
Pelaksanaan Rencana Komunikasi
Pelaksanaan Rencana Komunikasi
Pelaksanaan Rencana Komunikasi
Desain Organisasi dan Sistem Manajemen SDM
Review Struktur Organisasi
Review Sistem SDM
Review Sistem SDM
Review Sistem SDM
Penyelerasan Kultural
Values survey
Arsitektur Perubahan
Penyusunan rencana Detail Perubahan
Pelaksanaan Rencana Perubahan dan monitor Implementasi
Pelaksanaan Rencana Perubahan dan Monitor Implementasi
Pelaksanaan Rencana Perubahan dan Monitor Implementasi
Pelaksanaan Rencana Perubahan dan Monitor Implementasi
Pelaksanaan Rencana Perubahan dan Monitor Implementasi
Berikut ini merupakan penjelasan untuk masing-masing rencana kegiatan dalam Best Practices yang dipetakan dalam matriks sebelumnya:
48
Best Practices
Kegiatan Penyusun Obyektif Key Tasks Deliveberales
Kesiapan Organisasi & Business Case Perubahan
Change Readiness Assessment
Mendapatkan pemahaman kesiapan saat ini tiap-tiap unit organisasi untuk meneriman dan mengimplementasikan perubahan
Survey dan observasi kesiapan perubahan
Focus group discussion dan interview terbatas
Identifikasi program perubahan dan intervensi yang mungkin dapat dilakukan
Hasil survey dan observasi kesiapan perubahan
Rekomendasi untuk Change Action Plan
Worskhop dan Presentasi Manajemen Business Case Perubahan
Penyusunan Business Case yang akan mengartikulasikan alasan-alasan dan obyektif yang akan dicapai dengan perubahan
Analisa dokumen dan interview kepada eksekutif dan manajemen senior untuk mengidentifikasi driver implementasi SIM berbasis TI
Pelaksanaan workshop dengan manajemen senior untuk penetapan Business Case
Mendokumentasikan Business Case untuk perubahan
Dokumentasi Business Case untuk perubahan (SIM Berbasis TI)
49
Best Practices
Kegiatan Penyusun Obyektif Key Tasks Deliveberales
Visi Perubahan
Workshop untuk Visi Perubahan
Seluruh anggota proyek tim dan individu yang terlibat langsung dengan implementasi SIM berbasis TI menyadari, menerima dan mengetahui apa yang harus dilakukan saat ini untuk membantu perubahan
Penyusunan visi perubahan melalui workshop dengan manajemen
Sharing visi yang telah disusun kepada seluruh stakeholder
Dokumentasi workshop penyusunan visi
Dokumentasi workshop sharing visi
Dokumentasi visi perubahan untuk proyek pengembangan SIM berbasis TI, ekspektasi dan deliverables
Kapasitas Leadership dan Komitmen Stakeholder
Analisa Stakeholder
Mendapatkan pemahaman siapa saja yang paling akan terpengaruh oleh perubahan, bagaimana dampak yang dialami, komitmen saat ini dan masa depan yang diinginkan, dan bagaimana
Analisa dokumen (struktur organisasi & job desc, struktur manajemen proyek, rencana proyek, dsj)
Interview dengan masing-masing stakeholder
Penentuan dampak untuk
Stakeholder analysis report
High-level Change Plan
50
Best Practices
Kegiatan Penyusun Obyektif Key Tasks Deliveberales
dia dapat dipengaruhi
masing-masing stakeholder
Interview lagi untuk menganalisa reaksi atas dampak
Penyusunan level dukungan dan komitmen yang dibutuhkan untuk tiap stakeholder
Penyusuan Change Plan high level
Survey ABO (awareness – Buy-in – Ownership)
Mengukur tingkat ownership stakeholder yang terlibat, dalam rangka menggeser tingkat ownership ke level minimal yang dibutuhkan
Pelaksanaan survey dan observasi ABO
Analisa hasil survey
Penilaian efektifitas kegiatan Manajemen Perubahan, dan penyusunan rencana perubahan dalam program jika dibutuhkan
Laporan hasil survey (contohnya dpt dilihat setelah tabel ini)
Kapasitas Individual dan Tim
Pengembangan Tim
Terealisasinya kerjasama dan kohesifitas antara Tim Konsultan ITB dengan Tim Pendamping dari PT
Penyusunan rencana kerja detail untuk tiap-tiap subtim
Penyusunan skenario kerja untuk masing-masing pihak secara detail
Dokumentasi aktifitas team building
51
Best Practices
Kegiatan Penyusun Obyektif Key Tasks Deliveberales
Transfer of Knowledge
Terealisasinya peningkatan knowledge dari manajemen TI perusahaan terkait dengan implementasi SIM berbasis TI
Penyusunan skenario transfer of knowledge
Pelaksanaan transfer of knowledge untuk aspek-aspek yang dibutuhkan dalam implementasi SIM berbasis TI
Pendampingan awal operasional SIM berbasis TI
Dokumentasi aktifitas transfer of knowledge
Komunikasi
Penyusunan Strategi Komunikasi
Tersusunnya strategi dan rencana komunikasi detail
Penyusunan strategi komunikasi
Penyusunan detail aktifitas komunikasi, metoda dan media yang realistis
Communication Plan
Pelaksanaan Strategi Komunikasi
Terkomunikasinnya seluruh obyektif, visi, dan rencana kerja implementasi SIM berbasis TI
Pelaksanaan detail aktifitas yang telah direncanakan sebelumnya
Dokumentasi pelaksanaan Communication Plan
Desain Organisasi dan Sistem Manajemen SDM
52
Best Practices
Kegiatan Penyusun Obyektif Key Tasks Deliveberales
Review Struktur Organisasi
Mendapatkan gambaran tentang dampak implementasi SIM berbasis TI atas struktur organisasi
Pelaksanaan job impact analysis
Review struktur organisasi dan identifikasi perubahan potensial struktur di unit yang terdampak langsung
Identifikasi kompetensi baru yang dibutuhkan untuk pelaksanaan struktur yang baru
Pelaksanaan workshop untuk perubahan yang akan dilaksanakan
Diskusi dan finalisasi struktur organisasi dan deskripsi kerja dengan Bagian SDM
Rekomendasi struktur organisasi untuk Unit Kerja yang terdampak
Daftar identifikasi kompentensi tambahan yang dibutuhkan oleh posisi-poisisi yang ada
Update jobdesc untuk posisi yang mengalami perubahan
Review Sistem SDM
Tersusunnya rekomendasi peningkatan sistem SDM perusahaan dengan memperhatikan pelaksanaan SIM berbasis TI
Review sistem rekruitmen, training, manajemen kinerja dan kompensasi eksisting
Penyusunan rekomendasi sistem SDM yang terkait langsung dengan
Rekomendasi high level untuk perbaikan sistem SDM dengan implementasi SIM berbasis TI
53
Best Practices
Kegiatan Penyusun Obyektif Key Tasks Deliveberales
implementasi SIM berbasis TI
Penyelerasan Kultural
Values Survey
Untuk mendapatkan profil tentang value organisasi yang ditetapkan dan dijalankan di lapangan, khususnya yg terkait langsung dengan SIM berbasis TI
Identifikasi value perusahaan kepada eksekutif dan manajemen senior
Identifikasi responden yang merepresentasikan unit kerja dan lokasi yang terkait langsung dengan implementasi SIM berbasis TI
Distribusi, pengumpulan dan analisa hasil kuesioner
Penilaian keselarasan value yang diharapkan oleh manajemen dengan yang diterima oleh responden
Penilaian tentang bagaimana value perusahaan dapat mendukung SIM berbasis TI
Penyusunan rekomendasi
Laporan Survey
54
Best Practices
Kegiatan Penyusun Obyektif Key Tasks Deliveberales
kepada Bagian SDM untuk memperkuat value yang akan mendukung SIM berbasis TI
Arsitektur Perubahan
Penyusunan rencana Detail Perubahan dan rencana monitoring
Tersusunnya rencana detail perubahan yang berisi urutan aktifitas-aktifitas yang dipetakan dalam kerangka waktu detail
Identifikasi aktifitas berdasarkan hasil analisa stakeholder dan assessment kesiapan perubahan
Penentuan urutan aktifitas dan pemetaan dalam kerangka waktu
Penyusunan rencana perubahan
Perbaikan rencana perubahan jika diperlukan
Rencana Perubahan Terintegrasi
Pelaksanaan Rencana Perubahan dan Monitor Implementasi
Terealisasinya rencana aktifitas sesuai dengan yang telah direncanakan, untuk memastikan perubahan dapat direalsasikan
Pelaksanaan lapangan aktifitas perubahan
Monitor pelaksanaan aktifitas oleh tim lain
Laporan monitoring kegiatan
55
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd
SUSI PUDJIASTUTI