jawaban pertanyaan diskusi

4
1. Mengapa bakteri mempunyai kemampuan khusus? Jawab: Pada umumnya, bakteri tidak mempuyai kemampuan khusus untuk resisten terhadap suatu antibiotik. Namun terdapat bakteri yang tidak terkena oleh antibiotik atau terpapar oleh antibiotik namun tidak sampai membunuh bakteri tersebut. Sehingga bakteri tersebut dapat mengenali antibiotik dan melakukan replikasi agar kebal/tahan terhadap antibiotik tersebut. 2. Bagaimana mekanisme dari resisten? Apakah setiap obat yang digunakan mempunyai efek farmakologi yang sama? Jawab: Mekanisme resistensi yaitu Bakteri mensintesis suatu enzim inaktivator atau penghancur antibiotika. Misalnya Stafilokoki, resisten terhadap penisilin G menghasilkan beta-laktamase, yang merusak obat tersebut. Beta-laktamase lain dihasilkan oleh bakteri batang Gram-negatif. Bakteri mengubah permeabilitasnya terhadap obat. Misalnya tetrasiklin, tertimbun dalam bakteri yang rentan tetapi tidak pada bakteri yang resisten. Bakteri mengembangkan suatu perubahan struktur sasaran bagi obat. Misalnya resistensi kromosom terhadap aminoglikosida berhubungan dengan hilangnya (atau perubahan) protein spesifik pada subunit 30s ribosom bakteri yang bertindak sebagai reseptor pada organisme yang rentan. Bakteri mengembangkan perubahan jalur metabolik yang langsung dihambat oleh obat. Misalnya beberapa bakteri yang resisten terhadap sulfonamid tidak membutuhkan PABA ekstraseluler, tetapi seperti sel mamalia dapat menggunakan asam folat yang telah dibentuk. Bakteri mengembangkan perubahan enzim yang tetap dapat melakukan fungsi metabolismenya tetapi lebih sedikit dipengaruhi oleh obat dari pada enzim pada kuman yang rentan. Misalnya beberapa bakteri yang rentan terhadap sulfonamid, dihidropteroat sintetase, mempunyai afinitas

Upload: erwin-skilly

Post on 16-Sep-2015

211 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

jawaban pertanyaan diskusi

TRANSCRIPT

1. Mengapa bakteri mempunyai kemampuan khusus?Jawab:Pada umumnya, bakteri tidak mempuyai kemampuan khusus untuk resisten terhadap suatu antibiotik. Namun terdapat bakteri yang tidak terkena oleh antibiotik atau terpapar oleh antibiotik namun tidak sampai membunuh bakteri tersebut. Sehingga bakteri tersebut dapat mengenali antibiotik dan melakukan replikasi agar kebal/tahan terhadap antibiotik tersebut. 2. Bagaimana mekanisme dari resisten? Apakah setiap obat yang digunakan mempunyai efek farmakologi yang sama?Jawab: Mekanisme resistensi yaitu Bakteri mensintesis suatu enzim inaktivator atau penghancur antibiotika. Misalnya Stafilokoki, resisten terhadap penisilin G menghasilkan beta-laktamase, yang merusak obat tersebut. Beta-laktamase lain dihasilkan oleh bakteri batang Gram-negatif. Bakteri mengubah permeabilitasnya terhadap obat. Misalnya tetrasiklin, tertimbun dalam bakteri yang rentan tetapi tidak pada bakteri yang resisten. Bakteri mengembangkan suatu perubahan struktur sasaran bagi obat. Misalnya resistensi kromosom terhadap aminoglikosida berhubungan dengan hilangnya (atau perubahan) protein spesifik pada subunit 30s ribosom bakteri yang bertindak sebagai reseptor pada organisme yang rentan. Bakteri mengembangkan perubahan jalur metabolik yang langsung dihambat oleh obat. Misalnya beberapa bakteri yang resisten terhadap sulfonamid tidak membutuhkan PABA ekstraseluler, tetapi seperti sel mamalia dapat menggunakan asam folat yang telah dibentuk. Bakteri mengembangkan perubahan enzim yang tetap dapat melakukan fungsi metabolismenya tetapi lebih sedikit dipengaruhi oleh obat dari pada enzim pada kuman yang rentan. Misalnya beberapa bakteri yang rentan terhadap sulfonamid, dihidropteroat sintetase, mempunyai afinitas yang jauh lebih tinggi terhadap sulfonamid dari pada PABA Efek farmakologi yang dimiliki oleh antibiotik yang digunakan berbeda-beda. Seperti yang kita ketahui, bahwa berdasarkan aktivitasnya antibiotik dapat bersifat bakteriostatik (antibiotik yang dapat menghabat aktivitas bakteri) dan bakterisid (antibiotik yang dapat membunuh bakteri). Berdasarkan antibiotik yang kita gunakan, yang tergolong dalam bakteriostatik antara lain sulfonamid, rifampisin, tetrasiklin. Sedangkan antibiotik yang bersifat sebagai bakterisid yaitu penisilin dan turunannya, dimana turunan penisilin yang kita gunakan adalah ampicilin, dan amoxicillin.3. Apakah fungsi dari penambahan NaCl? Berapakah diameter zona hambat yang dapat dikatakan sensitif, resisten dan intermediet?Jawab: Fungsi penambahan NaCl yaitu sebagai larutan pensuspensi dalam pembuatan suspensi bakteri karena NaCl dapat mempertahankan struktur tubuh dari bakteri dalam keadaan yang normal. Sehingga apabila bakteri disuspensikan pada larutan yang tidak sesuai untuk bakteri, maka bakteri yang disuspensikan akan mengalami kerusakan baik bentuk sel yang mengkerut maupun bentuk selnya dapat pecah. Berdasarkan panduan CSLI (Clinical Laborator Standard Institue) dikatakan senstiitif apabila mempunyai zona hambat 19mm, dikatakan resisten apabila mempunyai zona hambat 14mm, dan dikatakan intermediet jika mempunyai zona hambat antara 14mm-19mm.4. Berdasarkan hasil yang anda peroleh, antibiotik apa yang mempunyai efek sensitivitas yang paling besar dan bagaimana mekanisme kerja dari antibiotik tersebut?Jawab:Antibiotik yang paling sensitif terhadap bakteri Staphylococcus aureus (SA) yaitu ampicillin dengan diameter zona hambat sebesar 12,8 cm, sedangkan antibiotik yang paling sensitif terhadap bakteri Pseudomonas aeruegenosa (PA) yaitu tetrasiklin dengan diameter zon hambat sebesar 1,9 cm. Antibiotik golongan tetrasiklin bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi dua proses dalam masuknya anti biotik ke dalam ribosom bakteri gram negative, pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk anti biotik berikatan secara revarsible dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan tRNA amino asil pada kompleks mRNA ribosom. Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya sintesis protein.Antibiotik golongan penisilin yakni ampisilin dan amoxicillin bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada ikatan penisilin-protein (PBPs Protein binding penisilins), sehingga menyebabkan penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis peptidoglikan dalam dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat dan sel bakteri menjadi pecah (lisis). Antibiotik rifampisin bekerja dengan cara menghambat sintesis RNA bakteri dengan mengikat subunit beta dari DNA-dependent RNA polymerase, menghambat transkripsi RNA.5. Bagaimana peran seorang farmasis tentang resistensi antibiotik?Jawab:Peran seorang farmasis dalam menanggulangi resistensi suatu entibiotik yaitu: Mencegah pemakaian antibiotik bila tidak jelas dibutuhkan Menghentikan penggunaan antibiotik pada infeksi ringan ringan atau sebagai obat luar Menggunakan antibiotik secara tepat dengan dosis yang tepatagar penyembuhan infeksi berlangsung segera dan optimal Menggunakan kombinasi antibiotik yang telah terbukti keefektifannya Menggunakan antibotik yang lain bila ada tanda-tanda bahwa suatu organisme akan menjadi resisten terhadap antibiotik yang digunakan semula6. Apabila suatu mikroorganisme telah sensitif terhadap suatu antibiotik, dan mikroorganisme yang sama masuk kedalam tubuh, apakah mikroorganisme tersebut masih dapat menimbulkan penyakit ataukah tidak?Jawab:Apabila suatu mikroorganisme yang telah sensitif, kemudian dengan mikroorganisme yang sama masuk ke dalam tubuh masih dapat menimbulkan suatu penyakit. Hal ini dikarenakan, salah satu aktivitas kerja antibiotic yaitu bersifat bakterisid (membunuh bakteri), sehingga jika tubuh terpapar kembali oleh mikroorganisme tersebut akan tetap menimbulkan suatu penyakit. Untuk menangani penyakit yang ditimbulkan kembali maka diperlukan penggunaan antibiotik kembali.