jawaban final xiv

26
JAWABAN ATAS SURAT GUGATAN DENGANNOMOR REGISTER PERKARA: 16/PDT.G/2014/PN.YYK YANG DIAJUKAN OLEH PT. SATRIA PARAMARTHA KEPADA PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 13 JANUARI 2014

Upload: wahyu-arthaluhur

Post on 10-Jul-2016

225 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jawaban Final XIV

JAWABANATAS SURAT GUGATAN

DENGANNOMOR REGISTER PERKARA:

16/PDT.G/2014/PN.YYK

YANG DIAJUKAN OLEH PT. SATRIA PARAMARTHA

KEPADA PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA

PADA TANGGAL 13 JANUARI 2014

Page 2: Jawaban Final XIV

Kepada:

Yth. Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Perdata

Nomor Perkara: 16/Pdt.G/2014/PN Yyk

Pada Pengadilan Negeri Yogyakarta

Di Jalan Kapas Nomor 10, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

Hal : Jawaban atas gugatan wanprestasi

Lampiran : Surat Kuasa Khusus Nomor 22/SKK/IV/PDT.G/NDP/2014 tertanggal 7 Januari

2014

_______________________________________________________________________________

Jakarta, 9 Januari 2014

Dengan hormat

Yang bertandatangan di bawah ini:

1. Radifan K. Nawir, S.H., LL.M.

2. Dian Puspita Sari, S.H., LL.M.

Advokat pada Kantor Pengacara Nawir Dian & Partners berkantor di The Indonesia Stock

Exchange Building, Tower II, 24th Floor, Sudirman Central Business District Jalan Jendral

Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, Indonesia, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor

22/SKK/IV/PDT.G/NDP/2014 tertanggal 7 Januari 2014 (telampir), secara sendiri-sendiri

ataupun bersama-sama selaku kuasa hukum bertindak untuk dan atas nama:

1. GARAY PAATH, INC., berkedudukan di 333 Orchard Road, Singapore

yang dalam hal ini memilih tempat kediaman hukum (domisili) di tempat kuasa

hukumnya tersebut di atas dan selanjutnya disebut TERGUGAT I, dan;

2. PT. GARAY PAATH INDONESIA, berkedudukan di Yogyakarta, Daerah

Istimewa Yogyakarta, Indonesia

yang dalam hal ini juga memilih tempat kediaman hukum (domisili) di tempat kuasa

hukumnya tersebut di atas dan selanjutnya disebut TERGUGAT II.

1

Page 3: Jawaban Final XIV

Dengan ini mengajukan Jawaban terhadap Gugatan tertanggal 5 Januari 2014 yang didaftarkan di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Yogyakarta di bawah register perkara Nomor

16/PDT.G/2014/PN.Yyk oleh:

PT. SATRIA PARAMARTHA

yang berkedudukan di tempat kuasa hukumnya, yang dalam hal ini diwakili oleh kuasa

hukumnya Samuel Surbakti, S.H., LL.M. dan Clinton Sirait, S.H., LL.M.. Selanjutnya disebut

PENGGUGAT.

Bahwa terhadap dalil-dalil yang telah PENGGUGAT sampaikan dalam Gugatan,

TERGUGAT I dan TERGUGAT II menyatakan secara tegas menolak seluruh dalil-dalil

PENGGUGAT dalam gugatan, kecuali dalam hal-hal yang secara tegas diakui kebenarannya

oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II.

I. Legal Standing TERGUGAT I

- Bahwa TERGUGAT I yang berkedudukan di 333 Orchard Road, Singapore adalah

suatu perusahaan yang bergerak dalam produksi olahan makanan ringan, berbentuk

Company Limited by Shares Incorporation yang tunduk pada Hukum Singapura dan

Anggaran Dasarnya tertuang dalam Memorandum and Articles of Association Nomor

31 tertanggal 7 November 1990 (vide bukti T-1) dan telah disahkan oleh Registrar of

Companies and Businessess Singapore dengan dikeluarkannya Certificate of

Incorporation of Public Company No. 2000002672 (vide bukti T1-2),

- Bahwa menurut Art. 4 Part I Singapore Company Act Chapter 50, Company Limited

by Sharesadalaha company formed on the principle of having the liability of its

members limited by the memorandum to the amount, if any, unpaid on the shares

respectively held by them

terjemahan tidak resminya ;

Company Limited by Shares adalah suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan

prinsip bahwa tanggung jawab para pemegang saham dibatasi oleh jumlah saham

dalam yang mereka miliki yang tercantum dalam Anggaran Dasar.

- Bahwa Anggaran Dasar TERGUGAT I telah beberapa kali mengalami perubahan

dengan perubahan terakhir perihal perubahan komposisi pemegang saham yang

tertuang dalam Ammendment of Memorandum of Assocation No. 87 tertanggal 25

Agustus 2009 (vide bukti TI-4);

- Bahwa dalamArt. 398 Singapore Companies Act Chapter 50disebutkan bahwa A

certificate of incorporation under the hand and seal of the Registrar issued under this

Act in force before the date of commencement of section 8 of the Companies

2

Karin, 11/11/14,
GPS ini gak ada siup atau semacamnya? Kalian dapet klasifikasi kayak gini dasarnya apa?
Page 4: Jawaban Final XIV

(Amendment) Act 2002, a notice of incorporation issued by the Registrar under this

Act, and a certificate of confirmation of incorporation under the hand and seal of the

Registrar issued under this Act, shall each be conclusive evidence that all the

requirements of this Act in respect of registration and of matters precedent and

incidental thereto have been complied with, and that the company referred to therein

is duly incorporated under this Act.

terjemahan tidak resminya :

Sertifikat Pendirian Perusahaan diterbitkan dan di stempel Registrar Companies and

Business Singapore yang dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang ini berlaku

sebelum tanggal dimulainya bagian 8 dari Companies (Amandemen) Act 2002.

Pemberitahuan Pendirian ( notification of incorporation ) dan Sertifikat Konfirmasi

Pendirian (Certificate of Incorporation) yang diterbitkan dan distempel oleh Registrar

Companies and Business Singapore dan dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang

ini , masing-masing akan menjadi bukti yang meyakinkan bahwa semua persyaratan

Undang-Undang ini dalam hal pendaftaran dan hal-hal preseden dan insidental hal

tersebut telah dipenuhi, dan bahwa perusahaan dimaksud perusahaan telah didirkan

sebagaimana mestinya sesuai ketentuan dalam Undang-Undang ini.

- Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Art. 398 Singapore Companies Act yang telah

disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa berdasarkan Certificate of Incorporation a

quo,TERGUGAT secara tegas diakui sebagai badan hukum yang sah oleh undang-

undang berdasarkan hukum Singapura;

- Bahwa dalam Art. 3 Memorandum of Associationa quo disebutkan “GARAAY PATH

INC is subject to the provisions of the Singapore Companies Act. and any other

wiritten law and the Company shall have full capacity to carry on and undertake any

business or activity to do all things, any act or enter into any transaction and shall

have full power to exercise all or any of the powers, rights, and privileges thereof“

terjemahan tidak resminya : GARAY PAATH INC tunduk pada pengaturan

Singapore Companies Actdan peraturan tertulis lainnya dan Perusahaan mempunyai

kapasitas penuh untuk membuat dan menjalankan bisnis dan kegiatan perusahaan

lainya atau masuk dalam suatu transaksi dan mempunyai hak penuh untuk

memanfaatkan kewenangan, hak, dan hak istimewa lainnya

Bahwa dalam Art. 148 (b) Memorandum of Association a quo, disebutkan Subject to

the provisions of and so far as may be permitted by the Statutes, every Director, Chief

Executive Officer, Auditor, Secretary or other officer of the Company shall be entitled

to represent the company and defending any proceeding whether civil or criminal

relating to the affairs of the Company.

3

Karin, 11/11/14,
Gw baca Singapore Companies Actnya tadi isinya ada yang beda dengan apa yang kalian kutip ini coba perbaiki dan terjemahkan yang rapi ya
Page 5: Jawaban Final XIV

terjemahan tidak resminya :

Setiap Direktur, Chief Executive Officer, Auditor, Sekretaris atau pejabat lain dari

Perusahaan tunduk pada ketentuan-ketentuan yang diizinkan oleh Anggaran Dasar

berhak untuk mewakili dan membela kepentingan Perusahaan di Pengadilan, baik

dalam perkara perdata atau pidana yang berkaitan dengan urusan Perusahaan.

- Bahwa diatur dalam Pasal 110 RV (s.d.u dg. S 1915-299, 642) “Seorang asing bukan

penduduk bahkan tidak berdiam di Indonesia, dapat digugat dihadapan hakim

Indonesia untuk perikatan-perikatan yang dilakukan di Indonesia atau dimana saja

dengan warga negara Indonesia” (ISR, 136, AB, 3; Rv 99, 761)

- Bahwa dengan demikian, TERGUGAT I sebagai badan hukum asing memiliki hak

dan kepentingan hukum untuk mengajukan jawaban atas gugatan yang diajukan oleh

PENGGUGAT yang akan diuraikan di bawah ini

II. Legal Standing TERGUGAT II

- Bahwa TERGUGAT II yang berkedudukan di Jalan Ibda Tut Harsono No. 45, Kel.

Majamuju, Kec. Umbulharjo, Yogyakarta adalah suatu perusahaan yang bergerak

dalam industri makanan, berbentuk Perseroan Terbatas dan didirikan berdasarkan

Hukum Negara Republik Indonesia, yang Anggaran Dasarmya tertuang dalam Akta

Pendirian Nomor 30 tertanggal 11Oktober 2010 yang dibuat di hadapan notaris

Amanda Delia, S.H., M.Kn. (videbuktiTII-1) dan telah disahkan oleh Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-C425KT.01.01.TH.2010

0064633.AM.01.09 (vide bukti TII-2), lalu diumumkan dalam Lembaran Berita

Negara Republik Indonesia Nomor 086 tertanggal 11 Januari 2011 (vide bukti TII-3);

- Bahwa TERGUGAT II telah memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha

perdagangan melalui Surat Izin Usaha Perdagangan tertanggal 2 Februari 2011 No.

09301/547.3/PB/XII/2008 oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi

Yogyakarta (vide bukti TII-4);

- Bahwa TERGUGAT II telah mendapatkan surat tanda pengesahan sebagai Perseroan

Terbatas yang telah terdaftar dalam daftar perusahaan melalui Tanda Daftar

Perusahaan Nomor 09.03.1.70.54987 tertanggal 14Februari 2009 (vide bukti TII-5);

- Bahwa menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas menyatakan bahwa “Perseroan Terbatas, yang selanjutnya

disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,

didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar

4

Page 6: Jawaban Final XIV

yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya”;

- Bahwa menurut Pasal 7 ayat (4) Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas menyatakan bahwa, “Perseroan memperoleh status badan hukum

pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum

Perseroan”;

- Bahwa menurut ketentuan isi Pasal 1 ayat (1) jo. Pasal 7 ayat (4) Pasal Undang-

undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang telah disebutkan di

atas, dapat diketahui bahwa Tergugat secara tegas diakui sebagai badan hukum yang

sah oleh undang-undang;

- Bahwa Pasal 1655 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa,

“para pengurus badan hukum, bila tidak ditentukan lain dalam akta pendiriannya,

dalam surat perjanjian atau dalam reglemen berkuasa untuk bertindak demi dan atas

nama badan hukum itu, untuk mengikatkan badan hukum itu kepada pihak ketiga

atau sebaliknya, dan untuk bertindak dalam sidang Pengadilan baik sebagai

PENGGUGAT maupun sebagai tergugat.”;

- Bahwa dengan demikian, TERGUGAT II memiliki hak dan kepentingan hukum

terhadap perbuatan-perbuatan hukum untuk mengajukan jawaban atas gugatan yang

diajukan oleh PENGGUGAT.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut TERGUGAT I dan TERGUGAT II memiliki hak dan

kepentingan hukum untuk mengajukan jawaban atas gugatan yang diajukan oleh PENGGUGAT

yang akan diuraikan di bawah ini:

III. EKSEPSI

1. Gugatan tidak cermat, tidak jelas, dan tidak lengkap (obscuur libel);

1.1 Bahwa berdasarkan pendapat M. Yahya Harahap, S.H. yang ditulisnya pada

halaman 448 buku Hukum Acara Perdata tertulis “Yang dimaksud dengan

obscuur libel, surat gugatan PENGGUGAT tidak terang atau isinya gelap

(onduidelijk). Disebut juga formulasi gugatan tidak jelas. Padahal agar gugatan

dianggap memenuhi syarat formil, dalil gugatan harus terang dan jelas atau

tegas (duidelijk)”.Hal ini merujuk pada Pasal 8 Rv yang menegaskan bahwa

pokok-pokok gugatan harus disertai kesimpulan yang jelas dan tertentu, demi

kepentingan beracara (process doelmatigheid);

1.2 Bahwa selanjutnya, merujuk kepada kaidah hukum Yurisprudensi Mahkamah

Agung Republik Indonesia (RI) No. 1149 K/Sip/1975 tertanggal 17 April 1979

menyebutkan bahwa, “Gugatan PENGGUGAT harus jelas dan lengkap, karena

5

Page 7: Jawaban Final XIV

apabila tidak jelas dan lengkap, maka gugatan harus dinyatakan ditolak atau

setidaknya gugatan tidak dapat diterima.”, adapun gugatan yang diajukan

PENGUGGAT telah tidak cermat, jelas, dan lengkap, dan berikut ini adalah

uraiannya:

TIDAK CERMAT

1.2.1 Bahwa PENGGUGAT telah tidak cermat dengan meminta

TERGUGAT I untuk membayar ganti rugi yang bukan disebabkan

oleh tindakannya;

1.2.1.1 Bahwa pada tanggal 10 Januari 2000 di Singapura, PENGGUGAT

dengan diwakili Viona Ansila, S.E., M.B.A. dan TERGUGAT I

dengan diwakili Mrs. Khatrine Lie, M.Sc. telah menyepakati suatu

perjanjian kerjasama distribusi dan kemudian dituangkan dalam

Akta Perjanjian Distribusi Nomor VII, yang dibuat dihadapan

Notaris Amanda Delia S.H., M.Kn., dimana dalam perjanjian

tersebut disepakati bahwa PENGGUGAT merupakan distributor

dari TERGUGAT I (vide bukti TI-3 (Perjanjian Distribusi Nomor

VII);

1.2.1.2 Bahwa dalam pasal XX Perjanjian Distribusi a quo ditentukan

bahwa TERGUGAT I wajib untuk mengirimkan barang kepada

PENGGUGAT sesuai dengan pesanan PENGGUGAT (vide bukti

TI-3(Perjanjian Distribusi Nomor VII));

1.2.1.3 Bahwa pada tanggal 16 Febuari 2011 disepakati Addendum

Perjanjian yang merubah Perjanjian Distribusi Nomor VII

Tertanggal 10 Maret 2000;

1.2.1.4 Bahwa Pasal 8 ayat (2) Addendum Perjanjian distribusi nomor VII

mengubah ketentuan mengenai pengiriman barang dalam pasal XX

Perjanjian Distribusi Tertanggal 10 Januari 2000, sehingga

semenjak Addendum Perjanjian tersebut disepakati, Perjanjian

Distribusi Tertanggal 10 Januari 2000 juga mengikat TERGUGAT

II, dimana TERGUGAT II ditentukan untuk selanjutnya menjadi

pihak yang wajib melakukan pengiriman barang kepada

PENGGUGAT;

1.2.1.5 Bahwa dalam poin 1.25 surat gugatan PENGGUGAT mendalilkan

“Bahwa karena TERGUGAT II menghentikan pengiriman

produk kepada PENGGUGAT, dengan demikian TERGUGAT I

telah melakukan perbuatan wanprestasi atas Pasal 8 ayat (2)

6

Page 8: Jawaban Final XIV

Perjanjian”, dan kemudian dalam poin 3.4 surat gugatan

PENGGUGAT juga mendalilkan “Ba hwa akibat dari perbuatan

wanprestasi dari TERGUGAT I dan TERGUGAT II tersebut,

PENGGUGAT telah menerima kerugian materiil, sehingga

TERGUGAT I dan TERGUGAT II harus dihukum untuk

membayar ganti rugi kepada PENGGUGAT, secara tunai dan

tanggung renteng sebagaimana diuraikan di bawah ini”;

1.2.1.6 Bahwa seperti yang diuraikan di atas PENGGUGAT meminta

agar TERGUGAT I membayar ganti rugi yang timbul akibat dari

suatu pihak lain yang tidak memenuhi kewajibannya, yaitu

TERGUGAT II, yang tidak melakukan pengiriman barang kepada

PENGGUGAT;

1.2.1.7 Bahwa pasal 1239 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

menyatakan “Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau

untuk tidak berbuat sesuatu, apabila si berutang tidak memenuhi

kewajibannya, mendapatkan penyelesaiannya dalam kewajiban

memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga”;

1.2.1.8 Bahwa berdasarkan pasal 1239 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata telah jelas bahwa penggantian kerugian atas tidak

terpenuhinya kewajiban dalam suatu perikatan haruslah dibayarkan

oleh pihak yang tidak melaksanakan kewajibannya tersebut;

1.2.1.9 Bahwa berdasarkan uraian tersebut telah jelas bahwa pengiriman

barang BUKANLAH merupakan kewajiban dari TERGUGAT

I, sehingga PENGGUGAT telah tidak cermat dengan mendalilkan

bahwa TERGUGAT I juga harus membayar ganti rugi atas tidak

dipenuhinya kewajiban TERGUGAT II perihal pengiriman barang

kepada PENGGUGAT, karena berdasarkan pasal 1239 ganti rugi

hanya perlu dibayarkan oleh pihak yang melanggar kewajiban

dalam perjanjian;

TIDAK JELAS

1.2.2 Bahwa PENGGUGAT telah tidak jelas dalam mendalilkan

TERGUGAT I telah wanprestasi padahal PENGGUGAT sendiri yang

mendalilkan bahwa TERGUGAT II-lah yang tidak melaksanakan

kewajibannya untuk mengirimkan barang kepada PENGGUGAT;

1.2.2.1 Bahwa seperti yang telah diuraikan dalam poin 1.2.1.4 eksepsi di

atas, semenjak disepakatinya Addendum Nomor XX atas

7

Page 9: Jawaban Final XIV

Perjanjian Distribusi Tertanggal 10 Januari 2000, pengiriman

barang menjadi kewajiban dari TERGUGAT II;

1.2.2.2 Bahwa pada faktanya TERGUGAT II-lah yang menjadi pihak

yang wajib melakukan pengiriman barang, yang kemudian tidak

melaksanakan kewajibannya dengan tidak melakukan pengiriman

atas pemesanan PENGGUGAT pada tanggal 2 Desember 2013,

1.2.2.3 Bahwa hal ini pun diakui oleh PENGGUGAT namun walaupun

begitu PENGGUGAT tetap mendalilkan bahwa TERGUGAT I

telah wanprestasi yang dapat dilihat dari dalilnya dalam poin 1.25

surat gugatan yang menyatakan “Bahwa karena TERGUGAT II

menghentikan pengiriman produk kepada PENGGUGAT,

dengan demikian TERGUGAT I telah melakukan perbuatan

wanprestasi atas Pasal 8 ayat (2) Perjanjian”;

1.2.2.4 Bahwa berdasarkan uraian di atas gugatan PENGGUGAT telah

tidak jelas, dimana PENGGUGAT mendalilkan bahwa

TERGUGAT II telah menghentikan pengiriman barang kepada

PENGGUGAT, padahal TERGUGAT I-lah yang didalilkan

melakukan wanprestasi, disini terlihat PENGGUGAT telah

konsisten dan tidak jelas dalam menguraikan gugatan;

TIDAK LENGKAP

1.2.3 Bahwa PENGGUGAT telah tidak lengkap dalam menguraikan harta

benda TERGUGAT I dan/atau TERGUGAT II yang ingin

dimintakan sita jaminan, sehingga menyebabkan obyek gugatan

kabur;

1.2.3.1 Bahwa dalam poin 3.8 surat gugatan, PENGGUGAT mendalilkan

“…mohon agar diletakkan sita jaminan terhadap harta bergerak

maupun tidak bergerak milik TERGUGAT I dan/atau TERGUGAT

II secukupnya…”;

1.2.3.2 Bahwa berdasarkan uraian diatas, PENGGUGAT tidak

menguraikan secara lengkap harta bergerak maupun tidak bergerak

yang mana saja dari TERGUGAT I dan/atau TERGUGAT II untuk

diletakkan sita jaminan,

1.2.3.3 Bahwa tidak terdapat ukuran yang jelas atas permintaan harta

benda “secukupnya” yang dimintakan sita jaminan oleh

8

Page 10: Jawaban Final XIV

PENGGUGAT, sehingga hal ini menyebabkan kaburnya obyek

yang dimintakan sita jaminan tersebut;

1.3 Bahwa meskipun dalam HIR atau Rbg hanya diatur mengenai cara mengajukan

gugatan saja, namun dalam pasal 8 angka 3 Reglement Op de Burgerlijke Rechts

Vordering (“Rv”) telah dijelaskan persyaratan-persyaratan mengenai isi gugatan

yang pada pokoknya harus memuat dalil-dalil yang konkret dalam posita gugatan

tentang adanya hubungan hukum yang merupakan dasar serta alasan-alasan

daripada tuntutan sehingga surat gugatan dapat dipahami semua pihak;

1.4 Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas jelas dan nyata gugatan yang diajukan

PENGGUGAT telah tidak terinci secara cermat, jelas, dan lengkap.

2. Berdasarkan uraian-uraian tesebut telah sangat jelas bahwa gugatan

PENGGUGAT sudah sepantasnya ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan

tidak dapat diterima.

IV. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa apa yang tercantum dalam Eksepsi termasuk juga dalam Pokok

Perkara;

2. Bahwa TERGUGAT I dan TERGUGAT II menolak seluruh dalil-dalil yang

tercantum di dalam surat gugatan kecuali yang nyata-nyata diakui secara tegas;

3. BAHWA TERGUGAT I DAN TERGUGAT II TIDAK MELAKUKAN

WANPRESTASI TERHADAP PERJANJIAN DISTRIBUSI NOMOR VII DAN

ADDENDUM PERJANJIAN DISTRIBUSI TERTANGGAL 16 FEBRUARI

TAHUN 2011

3.1. Bahwa PENGGUGAT telah melepaskan haknya sebagai distributor

tunggal sebagai satu-satunya pihak yang berhak memasarkan Produk di

Indonesia

3.1.1. Bahwa TERGUGAT I dan TERGUGAT II menolak dalil PENGGUGAT

pada poin 1.22 dan 1.24 Surat Gugatan yang pada pokoknya menyatakan

“bahwa dengan memasarkan Produk secara langsung kepada key accounts

TERGUGAT I dan TERGUGAT II telah melanggar Pasal 3 Perjanjian

Distribusi”;

3.1.2. Bahwa benar seperti yang diuraikan dalam poin 2.2.1.1 eksepsi, pada

tanggal 10 Januari 2000 di Singapura, PENGGUGAT dengan diwakili

Viona Ansila, S.E., M.B.A. dan TERGUGAT I dengan diwakili Mrs.

Khatrine Lie, M.Sc. telah menyepakati suatu perjanjian kerjasama

9

Page 11: Jawaban Final XIV

distribusi untuk memasarkan sejumlah produk-produk antara lain:

“Hanan” Chocolate Bar, “Kebi” Candies, “Andiati” Wheat Porridge,

“Aunt Mey” Rice Crackers dan “Herwinda’s” Cookie Bar (“Produk”) dan

kemudian dituangkan dalam Akta Perjanjian Distribusi Nomor VII, yang

dibuat dihadapan Notaris Amanda Delia S.H., M.Kn. (vide bukti TI-3

(Perjanjian Distribusi Nomor VII));

3.1.3. Bahwa perjanjian didefinisikan dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata sebagai berikut: “Suatu perjanjian adalah suatu

perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang lain atau lebih.”;

3.1.4. Bahwa pada Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang

menentukan empat syarat sahnya suatu perjanjian menyatakan sebagai

berikut ”Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat: 1.

sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2. kecakapan untuk membuat

suatu perikatan; 3. suatu hal tertentu; 4. suatu sebab yang halal.”;

3.1.5. Bahwa berdasarkan uraian diatas, PENGGUGAT dan TERGUGAT I

mengikatkan diri terhadap satu sama lain dalam perjanjian distribusi a quo

yang telah memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian menurut Pasal 1320

Kitab Undang-undang Hukum Perdata sehingga benar bahwa Perjanjian

Distribusi a quo merupakan perjanjian yang sah dan menimbulkan

perikatan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT I;

3.1.6. Bahwa pada tanggal 26 November 2010 di kantor pusat PENGGUGAT di

Yogyakarta, diadakan rapat antara PENGGUGAT dan TERGUGAT I

(vide bukti MoM TERGUGAT I dan PENGGUGAT) dimana

TERGUGAT I memberitahukan kepada PENGGUGAT bahwa akan

didirikan anak perusahaan di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan

produksi di Indonesia sehingga biaya produksi menjadi lebih ekonomis

serta harga produk dapat lebih bersaing dan dapat diterima oleh

masyarakat Indonesia.

3.1.7. Bahwa pada tanggal 10 Oktober 2010, TERGUGAT II didirikan di

Indonesia sebagai anak perusahaan dari TERGUGAT I, berdasarkan Akta

Pendirian Nomor XXX tertanggal 11 Oktober 2010 yang dibuat di

hadapan notaris Amanda Delia, S.H., M.Kn. dan telah disahkan oleh

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Nomor AHU-C425KT.01.01.TH.2010 0064633.AM.01.09 (vide bukti TII-

2), lalu diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia

10

Page 12: Jawaban Final XIV

Nomor 086 tertanggal 11 Januari 2011 (vide bukti TII-3) (vide bukti T II-

1 (Akta Pendirian));

3.1.8. Bahwa pada tanggal 16 Febuari 2011 disepakati addendum perjanjian

yang merubah Perjanjian Distribusi Nomor VII antara PENGGUGAT dan

TERGUGAT I yang tercantum dalam Addendum Perjanjian Distribusi No

XXX; (vide bukti TII-6 addendum perjanjian distribusi);

3.1.9. Bahwa adapun yang disepakati dalam Addendum Perjanjian Distribusi

Nomor XXX adalah (vide bukti TII-6 addendum perjanjian distribusi);

3.1.10. Bahwa TERGUGAT I menunjuk TERGUGAT II untuk melakukan

produksi dan melakukan pengiriman barang yang akan didistibusikan oleh

PENGGUGAT di Indonesia;

3.1.11. Bahwa frekuensi pemesanan barang yang dilakukan per 4 (empat) bulan

diubah menjadi per 1 (satu) bulan;

3.1.12. Bahwa pembayaran atas pengiriman Produk yang sebelumnya dilakukan

dengan sistem pembayaran tunai dengan pembukaan Letter of Credit

kepada Tergugat I diganti dengan sistem pembayaran tunai dengan

metoder transfer kepada rekening Tergugat II;

3.1.13. Bahwa Tergugat II mempunyai hak yang sama dengan Tergugat I dalam

hal untuk melakukan inspeksi gudang Penggugat dan menerima laporan

penjualan atas distribusi yang dilakukan Penggugat;

3.1.14. Bahwa dalam pasal XX Addendum Perjanjian Distribusi Nomor XXX,

TERGUGAT II terikat sah sebagai pihak yang akan melaksanakan

kewajiban TERGUGAT I untuk mengirimkan Produk kepada

PENGGUGAT sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam Perjanjian

Distribusi Nomor VII;

3.1.15. Bahwa berdasarkan pasal 1338 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata “suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan

sepakat para pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang

dinyatakan oleh itu” sehingga karena para pihak telah sepakat untuk

mengadakan perubahan atas satu perjanjian, maka perubahan yang telah

disepakati tersebut mengikat para pihak yang terikat dalam perjanjian;

3.1.16. Bahwa dengan disepakatinya Addendum Perjanjian Distribusi seperti yang

diuraikan dalam poin 3.1.9 di atas oleh PENGGUGAT dan TERGUGAT I

yang merupakan pihak-pihak asli dalam Perjanjian Distribusi Nomor VII,

maka perubahan tersebut telah memenuhi ketentuan dalam Pasal 1338

11

User, 11/16/14,
Ini dalam pasal apa sih dan seperti apa bunyi pasalnya sehingga kalian bisa berkesimpulan kayak gini, karena kalo sekilas dibaca kayak gini adanya dan gw juga masih gatau isi pasalnya kayak apa, poin dalil kalian terutama bagian ini gak jelas. Coba ditambahkan pasalnya atau isi pasalnya kayak apa ya
Page 13: Jawaban Final XIV

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sehingga semenjak disepakatinya

Addendum Perjanjian Distribusi Nomor XX pada 16 Februari 2010,

TERGUGAT II secara sah terikat kepada Perjanjian Distribusi Nomor

VII;

3.1.17. Bahwa pada 21 Desember 2012 diadakan rapat akhir tahun yang dihadiri

PENGGUGAT dan TERGUGAT II untuk membahas Rencana Pemasaran

tahun 2013 terkait akan diluncurkanya produk baru, dimana disepakati

target penjualan untuk tahun 2013 adalah 15.000.000.000 produk/tahun

dengan target penjualan minimum 1.250.000 produk/bulannya ; (Vide

Bukti TII-7 MoM akhir tahun)

3.1.18. Bahwa pada kenyataannya, semenjak Perjanjian Distribusi disepakati pada

tahun 2000 hingga tahun 2012, PENGGUGAT hanya mampu untuk

memasarkan Produk di wilayah Jakarta, Yogyakarta, Bali dan beberapa

key accounts ( vide bukti TI-6) laporan penjualan per tahun 2000-2010

dan vide bukti TII-8 dan TII-9 laporan penjualan 2011-2012) padahal

PENGGUGAT adalah distributor yang telah diberikan wilayah pemasaran

yang sangat besar yaitu seluruh wilayah Republik Indonesia, seperti yang

ditentukan dalam pasal 7 Perjanjian Distribusi (vide bukti TI-1 (Perjanjian

Distribusi Nomor VII));

3.1.19. Bahwa TERGUGAT I dan TERGUGAT II menolak dalil poin1.28 Surat

Gugatan, yang menyatakan “bahwa karena TERGUGAT II telah

memasarkan / menjual sendiri Produk di Indonesia, dengan demikian

TERGUGAT I telah melakukan perbuatan wanprestasi atas Pasal 3

Perjanjiani”

3.1.20. Bahwa yang dimaksud dengan wanprestasi menurut J. Satrio adalah

“Suatu keadaan di mana debitur tidak memenuhi janjinya atau tidak

memenuhi sebagaimana mestinya dan kesemuanya itu dapat

dipersalahkan kepadanya”

3.1.21. Bahwa pada Januari 2013, TERGUGAT I dan TERGUGAT II dengan

itikad baik menawarkan untuk merubah sistem pendistribusian menjadi

sistem multi distributor, karena sistem distributor tunggal tidak mungin

lagi diterapkan melihat kinerja dan kapasitas pemasaran PENGGUGAT

yang hanya mampu memasarkan Produk di wilayah-wilayah yang telah

disebutkan dalam poin 3.1.13 jawaban (vide bukti TII-10 penanawaran

SMD)

12

Page 14: Jawaban Final XIV

3.1.22. Bahwa atas tawaran tersebut, pada tanggal 10 Januari 2013 PENGGUGAT

melalui surat jawabannya (vide bukti TII-11 surat balasan SMD)

menyatakan bahwa tidak bersedia untuk menjadi distributor dibawah

sistem multi distributor, karena merasa masih mampu untuk menjadi

distributor tunggal;

3.1.23. Bahwa pada bulan 30 Januari 2013, pada kenyataannya PENGGUGAT

gagal dalam memenuhi target penjualan yang telah ditetapkan (vide bukti

TII-12 laporan penjualan SP bulan febuari)

3.1.24. Bahwa pada tanggal 1 Februari 2013, diadakan rapat direksi TERGUGAT

I dan TERGUGAT II yang membahas bahwa karena keterbatasan

PENGGUGAT dalam memasarkan produk dan melakukan perluasan

wilayah pemasaran, maka pada bulan Februari 2013 TERGUGAT II

terpaksa untuk melakukan pemasaran di wilayah-wilayah yang tidak

mampu dijangkau oleh PENGGUGAT untuk meningkatkan volume

pemasaran produk yang karena keterbatasannya sebagai distributor, tidak

dapat dilakukan oleh PENGGUGAT; (vide bukti TII-13 MOM rapat

direksi TERGUGAT II untuk melakukan pemasaran sendiri);

3.1.25. Bahwa pada tanggal 4 Februari 2013, TERGUGAT II mulai memasarkan

Produk di wilayah Medan, Makassar, dan Bandung (vide bukti TII-14

Lapoaran penjualan GPI);

3.1.26. Bahwa hingga bulan Oktober 2013, tidak pernah ada keberatan dari

PENGGUGAT atas pemasaran yang telah dilakukan oleh TERGUGAT II

di wilayah Medan, Makassar dan Bandung sejak Februari 2013;

3.1.27. Bahwa pada tanggal 1 November 2013, PENGGUGAT melalui Surat No.

11/SP/XI/2013, mengirimkan somasi yang pada pokoknya meminta

TERGUGAT II untuk menghentikan pemasaran secara langsung di

Bandung, Makassar, dan Medan mengingat status PENGGUGAT sebagai

distributor tunggal di Indonesia serta meminta TERGUGAT II untuk

membayar denda sebesar Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) sesuai

dengan Pasal 20 ayat (1) Perjanjian (Vide Bukti TII-6 XX);

3.1.28. Bahwa pasal 1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan “Si

berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan

sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya

sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berutang harus dianggap

lalai dengan lewatnya jangka waktu yang ditentukan” bahwa

13

Page 15: Jawaban Final XIV

TERGUGAT I dan TERGUGAT II baru dapat dinyatakan lalai apabila

terdapat pernyataan somasi dari PENGGUGAT;

3.1.29. Bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor

186 K/Sip/1959 tanggal 1 Juli 1959 mengenai penggantian kerugian

karena tidak dipenuhinya perikatan memberikan kaedah hukum bahwa

“Apabila dalam perjanjian ditentukan dengan tegas kapan pihak yang

bersangkutan harus melaksanakan sesuatu dan setelah lampa waktu yang

ditentuan ia belum juga melaksanakannya, ia menurut hukum belum dapat

dikatakan alpa memenuhi kewajiban perjanjian selama hal tersebut belum

dinyatakan kepadanya secara tertulis oleh pihak lawan” sehingga

TERGUGAT I dan TERGUGAT II baru dapat dinyatakan lalai setelah

terdapat pernyataan tertulis dari pihak PENGGUGAT atas kelalaian

tersebut

3.1.30. Bahwa berdasarkan Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

“penggantian biaya, rugi, dan bunga karena tak dipenuhinya suatu

perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila si berutang, setelah

dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya.”

Sehingga penggantian biaya, rugi, dan bunga karena tak dipenuhinya suatu

perikatan baru dapat diminta saat TERGUGAT I dan TERGUGAT II telah

dinyatakan lalai oleh PENGGUGAT;

3.1.31. Bahwa pada faktanya TERGUGAT II telah melakukan pemasaran Produk

tanpa melalui PENGGUGAT sejak bulan Febrari 2013 hingga November

2013, namun PENGGUGAT sendiri baru mengirimkan pernyataan

lalai atau somasi kepada TERGUGAT II pada tanggal 10 Desember

2013 (vide bukti TII-15 (surat somasi));

3.1.32. Bahwa J. Satrio dalam bukunya Wanprestasi menurut KUHPerdata,

Doktrin, dan Yurisprudensi menyebutkan bahwa terdapat keadaan

tertentu dimana seseorang tidak dapat dikatakan wanprestasi/lalai yaitu

dalam hal terjadi keadaan memaksa (overmacht), salah satu pihak telah

wanprestasi terlebih dahulu (exceptio non adimplati contractus), dan salah

satu pihak telah melepaskan haknya untuk menuntut sesuatu

(rechtsverwerking)

3.1.33. Bahwa menurut Subekti dalam bukunya Hukum Perjanjian, “pelepasan

hak atau rechtsverwerking dapat dilihat dari sikap pihak kreditur dari

mana pihak debitur boleh menyimpulkan bahwa kreditur itu sudah tidak

akan menuntu ganti rugi” maka pelepasan hak dapat dilihat apabila

terdapat sikap PENGGUGAT yang membuat TERGUGAT I dan

14

Page 16: Jawaban Final XIV

TERGUGAT II menyimpulkan bahwa PENGGUGAT tidak akan

menuntut ganti rugi;

3.1.34. Bahwa menurut H. Riduan Syahrani S.H. dalam bukunya Seluk Beluk

dan Asas-Asas Hukum Perdata yang dimaksud dengan pelepasan hak

atau (rechtsverwerking) adalah “sikap dari pihak kreditur baik berupa

pernyataan secara tegas maupun secara diam-diam bahwa ia tidak

menuntut lagi terhadap debitur apa-apa yang merupakan haknya.” Maka

pelepasan hak dapat terjadi apabila terdapat pernyataan baik secara

tegas atau diam-diam bahwa PENGGUGAT tidak menuntut lagi

terhadap TERGUGAT I dan TERGUGAT II apa yang menjadi

haknya;

3.1.35. Bahwa dengan baru mengirimkan somasi dan meminta ganti kerugian

kepada TERGUGAT I dan TERGUGAT II pada November 2013, yaitu

setelah 10 bulan setelah TERGUGAT II melakukan penyempitan wilayah,

maka PENGGUGAT telah melepaskan haknya untuk meminta ganti rugi

denda atas penyempitan wilayah yang dilakukan TERGUGAT II sejak

Februari 2013;

3.1.36. Bahwa karena PENGGUGAT telah melepaskan haknya untuk menuntut

ganti kerugian atas penyempitan wilayah, maka tidak ada kewajiban

TERGUGAT I dan TERGUGAT II untuk membayarkan ganti kerugian

yang didalilkan oleh PENGGUGAT;

4. BAHWA TERGUGAT I DAN TERGUGAT II TIDAK BERKEWAJIBAN

UNTUK MEMBAYAR GANTI KERUGIAN SEPERTI YANG DIDALILKAN

PENGGUGAT;

4.1. Bahwa seperti yang telah diuraikan dalam poin 3 pokok perkara jawaban,

PENGGUGAT telah melakukan pelepasan hak (rechtsverwerking) atas

haknya sebagai distributor tunggal yang diatur dalam pasal 8 ayat (2)

Addendum Perjanjian Nomor XX atas Perjanjian Distribusi Tertanggal 20 Januari

2000, dengan berdiam diri dan tidak melakukan peneguran kepada TERGUGAT

II, ketika TERGUGAT II melakukan pemasaran sendiri tanpa melalui

PENGGUGAT semenjak Februari 2013;

4.2. Bahwa pada halaman 58 buku Hukum Perjanjian, Prof. Subekti, S.H.

menjelaskan “Alasan ketiga yang dapat membebaskan si debitur yang dituduh

lalai dari kewajiban mengganti kerugian dan memberikan alasan untuk

menolak pembatalan perjanjian, adalah yang dinamakan pelepasan hak atau

rechtsverwerking pada pihak kreditur. Dengan ini dimaksudkan suatu sikap

15

Page 17: Jawaban Final XIV

pihak kreditur dari mana pihak debitur boleh menyimpulkan bahwa kreditur itu

sudah tidak akan menuntut ganti rugi. Misalnya, si pembeli, meskipun barang

yang diterimanya tidak memenuhi kwalitas atau mengandung cacad yang

tersembunyi, tidak menegor si penjual atau mengembalikan barangnya, tetapi

barang itu dipakainya. Atau juga, ia pesan lagi barang seperti itu. Dari sikap

tersebut (barangnya dipakai, pesan lagi) dapat disimpulkan bahwa barang itu

sudah memuaskan si pembeli. Jika ia kemudian menutut ganti rugi atau

pembatalan perjanjian, maka tuntutan itu sudah selayaknya tidak diterima

oleh hakim.”;

4.3. Bahwa berdasarkan doktrin tersebut jelas bahwa kreditur yang telah

melakukan pelepasan hak dalam suatu perjanjian, tidak dapat menuntut

ganti rugi kepada debitur yang tidak melaksanakan kewajibannya namun tidak

ditegur oleh si kreditur;

4.4. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut dalil PENGGGUGAT dalam

poin 2.4 hingga 2.10 surat gugatan yang pada pokoknya menyatakan bahwa

PENGGUGAT telah mengalami kerugian dengan jumlah sebesar Rp.

45.275.000.000 (empat puluh lima miliar dua ratus tujuh puluh lima juta rupiah)

dikarenakan TERGUGAT I dan TERGUGAT II telah melakukan wanprestasi,

dan TERGUGAT I dan TERGUGAT II harus membayar gantinya, adalah TIDAK

BERDASAR DAN SANGAT MENGADA-ADA;

4.5. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut telah sangat jelas bahwa

PENGGUGAT sebagai pihak yang telah melepaskan haknya sebagai

distributor tunggal, tidaklah dapat meminta penggantian atas kerugian yang

tercipta akibat dari tindakan TERGUGAT II yang melakukan

pendistribusian secara langsung tanpa melalui PENGGUGAT;

PRIMAIR

A. DALAM EKSEPSI

1. Menerima dan mengabulkan seluruh eksepsi TERGUGAT I dan TERGUGAT II.

2. Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima (niet otvankelijk verklaard).

B. DALAM POKOK PERKARA

1. Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya, atau setidak-tidaknya dinyatakan

tidak dapat diterima.

2. Menyatakan TERGUGAT I dan TERGUGAT II tidak melakukan wanprestasi.

16

Page 18: Jawaban Final XIV

3. Menyatakan dan menetapkan bahwa Putusan dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun.

ada upaya hukum, perlawanan, banding, dan kasasi serta peninjauan kembali.

4. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar seluruh biaya perkara.

SUBSIDAIR

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta yang memeriksa, mengadili dan

memutus perkara ini berpendapat lain, kami memohon putusan yang seadil-adilnya.

Hormat kami,

Radifan K. Nawir, S.H., LL.M. Dian Puspita Sari, S.H., LL.M.

17