bab xiv-keskerja

68
Teknika Kapal Niaga BAB KESELAMATAN KERJA 1. Umum Keselamatan kerja dikapal merupakan suatu keharusan, bukan saja untuk kepentingan orang tersebut, tetapi sudah menjadi kepentingan umum, bahkan kepentingan dunia. Dari setiap kecelakaan kapal yang terjadi, yang rugi bukan hanya orang tersebut, tetapi juga kapal dimana orang tersebut bekerja, perusahaan, masyarakat, negara bahkan dunia ikut berkepentingan. Kapalnya menjadi rusak, sekurang-kurangnya terlambat beroperasi, sehingga perusahaan rugi. Masyarakat juga rugi karena setiap orang adalah warganya, dan negara rugi akibat lingkungan yang mungkin tercemar. Pencemaran laut adalah kepentingan dunia yang mengancam kehidupan manusia dimsa mendatang. Itulah sebabnya berbagai peraturan dan undang-undang diberlakukan yang untuk kapal, bahkan berlaku secara internasional. Pada dasarnya semua aturan-aturan keselamatan kerja, termasuk peraturan dalam hal kesehatan yang diberlakukan, adalah ditujukan untuk memaksa setiap PERUSAHAAN agar menyusun dan mengembangkan usaha dan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja, sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi terjadinya kecelakaan yang merugikan banyak pihak, terutama bagi pekerja. Dalam keselamatan kerja, faktor paling dominan yang paling terkait dengan orang atau pekerja adalah, kesehatan. Kesehatan seseorang akan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam bekerja. Itulah sebabnya dalam buku ini, kesehatan dimasukkan dalam pembahasan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan keselamatan kerja. Selanjutnya, dalam pembahasan kesehatan dan keselamatan kerja akan disingkat menjadi K-3. 1.1. Peraturan Keselamatan Kerja Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) di kapal antara lain: 1 UU NO.1 Th. 1970 (Depnaker RI) tentang Keselamatan Kerja

Upload: dwi-hari-budiono

Post on 17-Aug-2015

88 views

Category:

Healthcare


1 download

TRANSCRIPT

Teknika Kapal Niaga

BAB

KESELAMATAN KERJA

1. Umum

Keselamatan kerja dikapal merupakan suatu keharusan, bukan saja untuk kepentingan

orang tersebut, tetapi sudah menjadi kepentingan umum, bahkan kepentingan dunia. Dari

setiap kecelakaan kapal yang terjadi, yang rugi bukan hanya orang tersebut, tetapi juga kapal

dimana orang tersebut bekerja, perusahaan, masyarakat, negara bahkan dunia ikut

berkepentingan. Kapalnya menjadi rusak, sekurang-kurangnya terlambat beroperasi, sehingga

perusahaan rugi. Masyarakat juga rugi karena setiap orang adalah warganya, dan negara rugi

akibat lingkungan yang mungkin tercemar. Pencemaran laut adalah kepentingan dunia yang

mengancam kehidupan manusia dimsa mendatang.

Itulah sebabnya berbagai peraturan dan undang-undang diberlakukan yang untuk kapal,

bahkan berlaku secara internasional. Pada dasarnya semua aturan-aturan keselamatan kerja,

termasuk peraturan dalam hal kesehatan yang diberlakukan, adalah ditujukan untuk memaksa

setiap PERUSAHAAN agar menyusun dan mengembangkan usaha dan kegiatan keselamatan

dan kesehatan kerja, sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi terjadinya kecelakaan yang

merugikan banyak pihak, terutama bagi pekerja.

Dalam keselamatan kerja, faktor paling dominan yang paling terkait dengan orang atau

pekerja adalah, kesehatan. Kesehatan seseorang akan sangat mempengaruhi perilaku

seseorang dalam bekerja. Itulah sebabnya dalam buku ini, kesehatan dimasukkan dalam

pembahasan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan keselamatan kerja. Selanjutnya,

dalam pembahasan kesehatan dan keselamatan kerja akan disingkat menjadi K-3.

1.1. Peraturan Keselamatan Kerja

Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3) di

kapal antara lain:

1 UU NO.1 Th. 1970 (Depnaker RI) tentang Keselamatan Kerja

2 Peraturan Departemen Tenaga Kerja (Depnaker RI) no. 4 Tahun 1980 tentang syarat

pemasangan dan pemeliharan alat pemadam api ringan

3 SOLAS 1974 (IMO) tentang keselamatan kapal

4 STCW 1978/1995 (IMO) tentang standar pelatihan dan sertifikasi

5 ISM-Code, (IMO)mengenai kode manajemen keselamatan internasional

6 Occupational Health Th. 1950 (WHO) tentang kesehatan kerja

7 ILO Convention tentang jam kerja

Disamping itu, sebagai petunjuk dan pelaksanaan operasionalnya, didalam buku ini telah

mengadopsi :

International Code of Safe Working Practice (for Merchant Seamen)

Atau aturan internasional mengenai praktek keselamatan kerja untuk pelaut, yang

dikeluarkan oleh Maritime and Coast Guard Agency negara Inggris.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

1.2. Tujuan Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Terdapat berbagai tujuan kesehatan dan keselamatan kerja, yang walupun intinya sama,

tetapi ada beberapa perbedaan. Secara umum tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

adalah melindungi pekerja (karyawan), dalam hal ini pelaut yang bekerja di kapal-kapal,

dari berbagai jenis kecelakaan yang mungkin terjadi.

Adapun tujuan peraturan K-3 menurut UU NO. 1/1970 (11 Bab – 18 Pasal) meliputi:

Tujuan Umum

1. Memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja agar selalu dalam keadaan

selamat dan sehat dalam melaksanakan tugas, meningkatkan kesejahteraan

mereka, meningkatkan hasil produksi perusahaan dan produktivitas nasional.

2. Memberikan perlindungan terhadap orang lain yang berada di tempat kerja

agar tetap sehat dan selamat

3. Memberikan perlindungan terhadap setiap sumber produksi agar selalu dapat

dimanfaatkan secara aman dan efisien

Tujuan Khusus

1. Mencegah atau mengurangi tingkat kecelakaan dan akibat-akibatnya

2. Mengamankan instalasi mesin, pesawat/peralatan kerja, bahan dan hasil produksi

Sedangkan secara internasional, menurut ILO & WHO JOINT COMMITEE on

OCCUPATIONAL HEALTH (1950), tujuan peraturan K-3 adalah:

Meningkatkan dan memelihara kesehatan pelaut pada kondisi sebaik-baiknya

Menghindarkan pelaut dari gangguan kesehatan yang timbul akibat kerja

Melindungi pelaut dari tugas-tugas yang dapat mempengaruhi kesehatan

Pelaut terhindar dari tugas-tugas yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka

Menempatkan pelaut pada posisi sesuai kondisi sosiologis masing-masing.

1.3. Pihak-Pihak Terkait

Dalam setiap peristiwa kecelakaan, akan terlibat beberapa pihak, baik yang menjadi

pelaku, penyebab dan/atau korban yang menerima akibatnya, yaitu :

a. Pekerja/karyawan

b. Perusahaan / Majikan

c. Masyarakat

d. Pemerintah / negara

e. Lingkungan

Pekerja / Tenaga Kerja

Yang dimaksud disini bukan hanya mereka yang mengalami kecelakaan atau yang menjadi

penyebab saja, tetapi juga orang lain yang ada disekitarnya, baik yang menjadi korban

maupun tidak.

Pekerja selalu berada di “garis depan” dalam setiap kecelakaan, atau musibah, karena itu,

disamping mereka menerima akibatnya, mereka pulalah yang pertama-tama

14. 2 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

bertanggungjawab atas setiap pencegahan, selama kejadian kecelakaan dan

penanggulangannya. Untuk itu perlu ditekankan bahwa:

Setiap tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, adalah termasuk dan harus dimulai

dari pemahaman dan kepatuhan untuk mengikuti semua peraturan yang berlaku, baik lokal,

nasional maupun internasional.

Perusahaan (Employer)

Perusahaan bukan saja akan menanggung kerugian secara finansial, tetapi juga nama baik

yang merupakan akibat sampingan dimana produktivitas usahanya akan terganggu. Karena

itu perusahaan juga memiliki tanggung jawab yang sangat menentukan, yaitu menyusun

dan mengembangkan aturan-aturan keselamatan yang diberlakukan diseluruh bagian

perusahaan, yang harus ditaati oleh semua pekerja dan/atau staf perusahaan.

Disamping menyusun peraturan yang harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan

undang-undang dan peraturan pemerintah, perusahaan juga harus mengawasi dan

mengontrol terus menerus semua kegiatan staf/pekerjanya. Dengan berlakunya ISM-Code

untuk kapal-kapal diatas 500 GT sejak 2002, tanggungjawab dan peran perusahaan menjadi

lebih besar. Jelas hal ini bukan untuk kepentingan pekerja saja, tetapi justru menyangkut

kepentingan bisnis perusahaan itu sendiri. Perusahaan wajib menyediakan semua sarana

dan prasarana keselamatan untuk semua pekerjanya secara memadai dan mengontrolnya,

apakah semua sarana dan prasarana tersebut sudah digunakan semestinya.

Masyarakat

Walaupun tidak terlibat langsung dalam setiap kegiatan perusahaan, namun masyarakat

selalu menjadi korban, ikut menanggung akibat kecelakaan. Setiap pekerja adalah anggota

masyarakat, dimana jika terjadi kematian atau cacat, bahkan jika yang bersangkutan terkena

pemutusan hubungan kerja, akan mempengaruhi kehidupan sosial/ budaya keluarga dan

masyarakat terkait. Akibat susulan dari setiap kecelakaan adalah lingkungan, tempat dimana

masyarakat tinggal, yang rusak / tercemar. Kerusakan dan pencemaran lingkungan ini sering

demikian besar, dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pemulihannya.

Pemerintah / negara

Setiap pemerintah suatu negara wajib mengembangkan peraturan dan undang-undang yang

berkaitan dengan kesehatan dan keselamatn kerja karena secara umum akan berpengaruh

terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam kaitannya dengan

perekonomian. Yang pasti, ekonomi suatu negara akan sangat tergantung dari perolehan

pajak, yang hanya akan meningkat jika usaha-usaha perusahaan meningkat dan

berkembang. Sudah menjadi sifat umum, dimanapun adanya, tanpa “paksaan” dari

pemerintah yang berupa peraturan dan perundang-undangan, termasuk “law enforcement”,

jelas perusahaan dan pekerja “enggan” menerapkan K-3.

Lingkungan

Sebenarnya lingkungan bukan suatu “pihak”, namun harus ada pemahaman dan kepedulian

semua pihak. Karena, walaupun selalu “diam” dan tidak pernah bergerak maupun

berkomentar, lingkungan selalu menjadi “korban” dalam setiap kecelakaan yang terjadi,

sekecil apapun kecelakaan tersebut. Pada akhirnya, yang pertama-tama akan menanggung

akibatnya adalah masyarakat juga, yang terkena akibatnya secara langsung. Pentingnya

Teknika Kapal Penangkap Ikan

lingkungan perlu dilestarikan dan dijaga terus menerus bukanlah hal yang baru dan tidak

dapat dibantah lagi.

14.1.4 Akibat Kecelakaan

Setiap kecelakaan, disamping akan mengakibatkan kerusakan dan korban yang seringkali

fatal, juga akan menimbulkan kerugian atau tambahan biaya bagi pihak-pihak yang terkait

atau yang terkena musibah, yang terdiri dari:

Biaya Nyata

Biaya Titak Nyata

Biaya Nyata

1. Bagi pekerja / pelaut:

Kematian atau cacat permanen

Kejiwaan akibat cacat tetap

Kesedihan / penderitaan bagi keluarganya

Beban untuk masa depan

Bagi perusahaan

Biaya pengobatan dan kegiatan pertolongan

Ganti rugi

Upah dan lembur selama pekerja tidak bekerja

Hilangnya kepercayaan masyarakat

Penurunan produktifitas

Bagi masyarakat

Menimbulkan korban cacat/jiwa

Kerusakan lingkungan

Kerusakan harta / asset

Biaya Tidak Nyata

1. Biaya asuransi

2. Kerusakan harta yang tidak diasuransikan

3. Biaya lain yang tidak diasuransikan

14.2 Faktor-Faktor Keselamatan Kerja di Kapal

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan dikapal, akan selalu ada risiko dan faktor-faktor lain yang

perlu dipertimbangkan, antara lain:

14.2.1 Risiko

14. 4 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Bahaya adalah sumber atau situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan kerusakan;

dan salah satu kewajiban perusahaan adalah menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja

dan orang-orang lain yang ada ditempat kerjanya. Disamping menyusun dan menerapkan

peraturan-peraturan tertentu,perusahaan juga harus membuat evaluasi terhadap risiko yang

tidak terduga dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko-risiko tersebut. Karena

itu, perusahaan perlu membuat penilaian terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul yang

menyangkut kesehatan dan keselamatan pekerja yang sedang melakukan tugas / akitivitas

mereka sehari-hari, untuk mengetahui :

apakah ada sekelompok orang/pekerja yang akan/sedang melaksanakan tugasnya

mempunyai risiko tertentu

apakah ada tindakan tertentu yang harus diambil (untuk mengurangi atau mengjhilangkan

risiko tersebut) yang menjadi kewajiban.

Penilaian risiko merupakan proses yang berkelanjutan, dan dilakukan sebelum suatu

pekerjaan dimulai. Penilaian ini harus selalu diperbarui (up-date) untuk memastikan tetap

sesuai dengan setiap perubahan yang terjadi.

Penilaian yang dilakukan sebaiknya dicatat dan harus mencakup:

Bahaya dan kegiatan kerja

Pengontrolan di tempat kerja

Risiko terhadap orang-orang

Kemungkinan kecelakaan

Besarnya kecelakaan

Tingkat risiko (faktor-faktor risiko)

Tindak lanjut sesudah penilaian

Rincian administrasi seperti nama Asesor, tanggal dll.

Elemen-elemen risiko:

Klasifikasi kegiatan pekerjaan

Pengenalan bahaya dan risiko terhadap orang

Temuan risiko

Memutuskan apakah risikonya masih dapat ditolerir

Persiapan tindakan pencegahan (jika perlu)

Tinjauan ulang rancangan tindakan yang akan diambil

14.2.2 Pengamatan Kesehatan (Health Surveillance)

Perusahaan juga wajib “mengamati” kesehatan para pekerjanya berkaitan dengan risiko

terhadap kesehatan dan keselamatan yang diketahui dari hasil penilaian risiko. Pengamatan ini

ditujukan untuk mengetahui secara dini tindakan apa yang harus dilakukan untuk melindungi

orang dari kecelakaan lebih lanjut, misalnya:

Pekerja berhadapan langsung dengan zat-zat berbahaya yang berbatasan dengan

ketentuan, harus dipindahkan sebelum kecelakaan terjadi.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Jika ditemukan gejala awal (misalnya infeksi kulit / memerah), harus diambil tindakan untuk

mencegahnya dari masalah kesehatan selanjutnya.

Selanjutnya, hasil pengamatan kesehatan juga berarti:

Memeriksa apakah tindakan pengontrolan kesehatan berhasil.

Memberikan informasi umpan balik ketepatan penilaian risiko kesehatan

Mengetahui dan melindungi pekerja jika risikonya meningkat

Penerapan pengamatan kesehatan ini adalah untuk mengurangi risiko dimana dari hasil

penilaian risiko terlihat:

Adanya kegiatan tertentu yang menyebabkan kesehatan pekerja terganggu

Ada kemungkinan / gejala akan timbulnya penyakit atau kondisi kesehatan tertentu

sehubungan dengan tugas dan pekerjaan yang akan dilakukan

Perlunya dilakukan pengujian kesehatan dengan menggunakan metode tertentu untuk

mendeteksi penyakit atau kondisi yang sewaktu-waktu timbul misalnya audiometri

(pemeriksaan telinga/pendengaran), pemeriksaan kulit karena bahaya dermatitis, dan lain-

lain.

Adanya gejala akan timbulnya penyakit atau kondisi yang timbul berkaitan dengan kondisi-

kondisi pekerjaan tertentu

Adanya kebutuhan untuk memberikan perlindungan kesehatan ekstra bagi para pekerja

Tindak lanjut pengamatan kesehatan, jika sudah dianggap pasti terkena akibatnya, terhadap

pekerja terkait perlu dilakukan hal-hal berikut:

a. Pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi-kondisi yang sudah ditemukan oleh orang

yang ahli dan berpengalamaran (dokter, lab, dll).

b. Penyelidikan secara mendalam terhadap gejala-gejala yang ada

c. Pemeriksaan audiometri

d. Pemeriksaan kesehatan lanjutan

a. Pemeriksaan darah dan urine, dll

4.2.3 Pejabat Keselamatan

(Safety Official)

Secara umum, dalam peraturan dikatakan bahwa setiap orang di kapal (dalam hal ini awak

kapal) masing-masing mempunyai tanggungjawab dalam hal keselamatan, dimana dalam

menjamin kesehatan dan keselamatan kerja, setiap perusahaan memiliki tanggungjawab

bahwa keselamatan diatas kapal sudah diatur dan dikordinasikan secara baik. Namun untuk

mengatur dan menjamin terselenggaranya kesehatan dan keselamatan pekerja secara baik,

diperlukan personil yang bertanggung-jawab dalam hal keselamatan. Untuk itu, perusahaan

harus menunjuk personil (-personil) untuk melaksanakan tugas khusus dalam kesehatan dan

keselamatan kerja.

14. 6 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Di kapal, para personil dan kewajiban masing-masing pejabat adalah:

a. Nakhoda yang bertanggungjawab harian, disamping keselamatan pengoperasian kapal

secara umum, juga menjamin keselamatan di kapal.

b. Setiap Kepala Departemen bertanggungjawab atas kesehatan dan keselamatan anggota /

personil di departemennya

c. Setiap perwira atau pimpinan kerja bertanggungjawab atas kesehatan dan keselamatan

awak kapal yang berada dibawah pengawasannya dan atas orang lain yang terkena

akibatnya.

d. Masing-masing awak kapal bertanggungjawab atas kesehatan dan keselamatannya sendiri

Dalam peraturan yang berlaku untuk kapal-kapal niaga, ada tanggungjawab khusus yang

diberikan kepada seseorang yang ditunjuk untuk menjamin keselamatan diatas kapal. Secagai

contoh, dalam pelaksanaan ISM-Code, setiap perusahaan harus menunjuk DPA (Designated

Person Assign) untuk menangani dan mengawasi kapal-kapal dalam masalah keselamatan.

Disamping DPA untuk dikantor perusahaan, perusahaan juga menunjuk pejabat keselamatan

yang disebut Safety Officer. Safety officer mempunyai tanggungjawab atas pengawasan

sehari-hari masalah kesehatan dan keselamatan kerja di kapal. Selain DPA dan safety officer,

di kapal juga dibentuk “Komite Keselamatan” atau Safey Committee. Komite ini dibentuk oleh

perusahaan yang dipimpin nakhoda yang anggotanya terdiri dari safety officer dan beberapa

perwakilan keselamatan (safety representatives) yang ditunjuk atau dipilih oleh awak kapal.

Jumlah anggota Perwakilan keselamatan tergantung dari jumlah seluruh personil dikapal,

biasanya setiap 5 orang awak kapal dipilih satu wakil. Perwakilan Keselamatan ini akan selalu

menangani kasus-kasus keselamatan yang terjadi, membuat kajian setiap kejadian dan

membahasnya dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan secara berkala, dan membuat

rekomendasi agar peristiwa kecelakaan tidak terjadi lagi dan lain-lain.

Melalui semua jabatan dan personil-personil diatas, disamping bertujuan untuk meningkatkan

dan menjamin keselamatan kerja, diharapkan pada akhirnya tercipta dan dikembangkan

“budaya keselamatan” (safety culture), baik di kantor pusat maupun di kapal. Dan jika

keselamatan ini sudah membudaya, maka kesehatan dan keselamatan kerja akan terjamin,

tingkat kecelakaan menurun hingga “zero accident”. Dapat dipastikan bahwa dengan kondisi

demikian produksi perusahaan akan lebih meningkat.

Contoh inspeksi atau pemeriksaan yang harus dilakukan safety officer:

a. Jalan-jalan akses / keluar masuk, termasuk pintu / penutup dan tangga, yang harus selalu

bebas dan dapat dilalui serta tidak terhambat

b. Areal atau lingkungan kerja, apakah bersih, aman dan mudah dimasuki, apakah cukup

penerangan dan ventilasi?, dan apakah ada barang-barang berbahaya disekitarnya?

c. Kondisi dan perlengkapan kerja dalam keadaan baik, dan mempunyai perlindungan

cukup? Adakah tanda-tanda peringatan, dan apakah para pekerja sudah memakai alat-alat

perlindungan yang disyaratkan?

d. Secara umum memperhatikan apakah semua peraturan dan prosedur untuk keselamatan

sudah dipenuhi dan ditaati

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Untuk memudahkan pekerjaannya, Safety Officer menyusun check-list yang berkaitan dengan:

Umum

Jalan Akses (untuk keluar masuk)

Lingkungan dan kondisi kerja

14.3 Bahaya dan Kecelakaan Kerja

Bahaya-bahaya yang dapat terjadi dikapal dapat dikategorikan menjadi:

Bahaya terhadap kapalnya, yaitu tenggelam, tubrukan, kandas, kebakaran, dll.

Bahaya terhadap orang atau awak kapal dan penumpang meliputi jatuh kelaut, terpeleset,

kepala terbentur, kejatuhan benda dari atas, terbelit tali /tros, dll.

Bahaya terhadap mesin dan alat-alat kapal seperti meledak, rusak berat terbakar, hubungan

pendek arus listrik, dll.

Disamping itu, bahaya dan kecelakaan juga sering terjadi justru karena orang itu sendiri seperti

kelalaian, kelelahan, mengantuk dan lain-lain, yang dalam istilah sehari-hari disebut sebagai

human error. Human error ini adalah akibat tindakan yang tidak aman.

14.3.1 Tindakan-Tindakan Tidak Aman

Penyebab kecelakaan kerja yang terutama adalah adanya tindakan-tindakan tidak aman

(unsafe acts), yang dilakukan pekerja, antara lain:

Bekerja tanpa wewenang

Jika tidak terpaksa, atau dalam keadaan darurat, setiap pekerja dilarang mengerjakan

sesuatu yang bukan wewenangnya untuk melakukannya, misalnya menjalankan mesin,

menggunakan mesin bubut, mengelas, dll. Jika ada yang melakukan pekerjaan tersebut

tanpa ijin, maka orang yang melakukannya dapat dianggap melanggar aturan.

Gagal memberi peringatan

Penempatan tanda-tanda peringatan yang tidak tepat atau terhalang sehingga mereka yang

seharusnya mendapat peringatan tidak melihat atau tidak mengetahuinya. Atau, seseorang

yang melihat rekannya bekerja pada risiko tertentu, dan sudah memberi peringatan tetapi

tidak dimengerti atau diabaikan oleh orang yang diberi peringatan.

Bekerja dengan kecepatan salah

Melakukan tindak pekerjaan yang terlalu cepat atau terlalu lamban terutama yang

menggunakan mesin/alat-alat tertentu, sering berakibat celaka. Hal ini juga berlaku untuk

lokasi-lokasi pekerjaan yang kurang penerangan atau gelap yang seharusnya menunggu

hingga ada tambahan penerangan.

Menyebabkan alat pelindung tidak berfungsi

Peralatan pelindung yang sudah disediakan sering tidak digunakan dengan alasan

mengganggu atau tidak nyaman, atau karena alatnya kotor (misalnya kacamata yang buram

karena keringat atau debu.

Bekerja tanpa alat keselamatan

14. 8 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Karena dianggap tidak perlu atau malas mengambil alat keselamatan di tempat

penyimpanannya yang jauh.

Menggunakan alat yang rusak

Karena terlalu sering dipakai dan segan mengambil yang baru atau karena alat yang baik

tidak ada dan terpaksa memakai alat yang rusak.

Menggunakan alat secara tidak benar

Akibat tidak tahu cara pemakaiannya, atau karena merasa tidak nyaman atau terganggu,

yang dipakai asal memenuhi aturan saja.

Melanggar peraturan keselamatan kerja

Ini adalah bentuk pelanggaran yang harus tidak dilakukan dan perlu memberi peringatan

kepada yang bersangkutan, walaupun mungkin yang melanggar “belum” mengetahui

peraturan tersebut.

Bergurau di tempat kerja

Bentuk lain dari “pelanggaran” yang tidak seharusnya dilakukan, atau karena ybs tidak serius

dalam melakukan tugasnya.

Mabuk, ngantuk, dll.

Juga merupakan pelanggaran disiplin yang tidak dapat ditolerir, dan jika pengawas melihat

hal tersebut harus dicegah agar orang tsb. tidak diijinkan untuk melanjutkan pekerjaannya.

Beberapa contoh tindakan tidak aman atau unsafe acts:

Memakai alat keselamatan yang tidak seharusnya / memenuhi syarat

Memakai alat yang rusak / tidak dapat dipakai lagI

Bekerja di areal yang ventilasi / penerangannya kurang

Bekerja dilingkungan yang tidak nyaman (sesak, lembab, bising, dll)

Kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran / ledakan

Kurangnya sarana tanda peringatan

Udara mengandung gas beracun, debu atau uap.

Sebenarnya, tidak ada peraturan untuk mencegah agar pekerja tidak melakukan tindakan-

tindakan tidak aman tersebut, lebih-lebih jika terdapat kondisi tidak aman (unsafe condition),

sebagai akibat kesalahan peralatan, material dan lingkungan phisik. Walaupun demikian,

adalah kewajiban dari masing-masing yang terkait untuk selalu waspada dan tidak atau

menjauhkan diri dari melakukan tindakan-tindakan yang tidak aman tersebut, sekurang-

kurangnya untuk keselamatan diri sendiri.

14.3.2 Penyebab dan Usaha Penanggulangan Kecelakaan

Tindakan-tindakan unsafe acts ini pada umumnya disebabkan oleh:

a. Pekerja tidak tahu bagaimana melakukan tugas / pekerjaannya

b. Pekerja Tidak mau melakukan, atau bahkan sengaja tidak melakukan, walaupun sebenarnya

mengetahui peraturan dan bagaimana pekerjaan dilakukan serta bahaya apa saja yang

mungkin terjadi.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

c. Pekerja Tidak mampu melakukan pekerjaannya karena keterbatasan pengetahuan dan

keterampilan

Sudah sejak lama dan banyak usaha yang dilakukan untuk mencegah tindakan tidak aman

tersebut. Dimasa lalu, usaha keselamatan sebagian besar hanya untuk mengatasi unsafe act

dan unsafe condition, yang ternyata kemudian disadari bahwa usaha ini hanya untuk mengatasi

gejala adanya ketimpangan pada unsur-unsur sistem produksi. Usaha tersebut hanya

bersifat tambal sulam / tidak permanen. Usaha yang bersifat permanen dapat dicapai melalui

usaha bukan hanya terhadap gejalanya, tetapi pencegahan dan/ atau perbaikan terhadap

ketiga unsur sistem produksi, yang terdiri dari:

a. Manusia

b. Lingkungan phisik

c. Manajemen

Usaha ini bukan hanya efektif, bahkan mampu meningkatkan produksi.

Unsur Manusia

Usaha untuk mencegah dan memperbaiki tindakan tidak aman ditinjau dari unsur manusianya,

ditempuh dengan cara-cara:

a. Dari segi kemampuan:

Prinsip the right man in the right job, sehingga tugas dapat terlaksana dengan baik.

Uji kesehatan sebelum diterima sebagai pekerja

Uji kesehatan secara berkala (tahunan, bulanan dsbnya)

Pemilihan jabatan dan posisi

Pengamatan terhadap keterbatasan phisik.

Sistem pembinaan pekerja (pendidikan, pelatihan, karir dll)

b. Dari segi kemauan

Pemberian motivasi

Pemberian contoh dari pimpinan / pengawas / pejabat terkait

Komunikasi

Law enforcement dan program Reward and Award yang tepat.

c. Dari segi mental

Timbul terutama akibat ketegangan kerja (stress) sehingga emosi / marah sebagai akibat

kelemahan mental atau bioritmik. Hal ini diatasi melalui suatu perencanaan dan pengawasan,

sedemikian rupa, sehingga tercipta suasana kerja yang aman dan nyaman. Ini erat kaitannya

dengan unsur-unsur lainnya (lingkungan phisik dan manajemen).

14. 10 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Unsur Lingkungan Phisik

Ditujukan untuk menghilangkan atau mengendalikan atau mengurangi akibat timbulnya bahaya-

bahaya yang ada pada alat, bahan dan lingkungan kerja. Usaha ini meliputi:

Desain permesinan dan peralatan dari segi keselamatan

Desain peralatan dan lingkungan kerja yang disesuaikan dengan batas kemampuan pekerja

untuk menghindari ketegangan jiwa, badan maupun penyakit yang kemungkinan akan timbul.

Setiap pembelian atau pengadaan bahan / peralatan berdasarkan atas mutu dan memenuhi

persyaratan keselamatan kerja

Pengelolaan (pengangkutan, penyusunan, penyimpanan dll) yang memadai dan memenuhi

persyaratan kerja

Sistem pembuangan limbah (balas, sampah,got dll) sesuai aturan yang berlaku dan tidak

mengganggu aktivitas produksi sehari-hari.

Unsur Manajemen

Manajemen adalah unsur penentu dan dominan karena semua program kegiatan berpusat

disini. Oleh karena itu usaha pencegahan dan perbaikan untuk menghindari tindakan-tindakan

tidak aman harus dimulai dari segi manajemen melalui program yang tepat sesuai kondisi

perusahaan.

Program-program tsb. antara lain:

Kebijakan keselamatan kerja dan partisipasi manajemen

Pembagian tanggung-jawab (responsibility) dan pertanggung-jawaban (accountability)

dalam hal keselamatan kerja

Komite Keselamatan (safety committee)

Peraturan dan prosedur keselamatan kerja

Inspeksi dan analisa keselamatan dan kecelakaan kerja

Penilaian Efektifitas Program Keselamatan Kerja, melalui pencatatan dan analisa (record &

analyse), pelaporan dan audit kecelakaan (accident report & audit) serta perhitungan biaya,

dll.

Incident Recall Technique secara tehnik (Technical preventions)

Prosedur pemilihan (Choice procedures)

Program motivasi (Motivation programmes)

Penerapan dan pengawasan (Enforcement and supervision)

Rancangan Tindakan Keadaan Darurat (Emergency action plan)

Pengendalian kebakaran (Fire Control)

Tuntutan pengontrolan / ganti rugi

Disamping program-program tersebut diatas, program lain yang sebenarnya juga sangat efektif

adalah melalui pendidikan dan pelatihan, teori maupun praktek. Pendidikan dan pelatihan dapat

diselenggarakan sendiri atau melalui institusi pendidikan khusus yang ada.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

14.4 Peralatan Keselamatan Kapal

Bahwa setiap tenaga kerja wajib:

Memahami alat-alat pelindung diri

Memenuhi dan menaati semua syarat keselamatan dan kesehatan

Dalam peraturan keselamatan berbunyi:

“barang siapa yang akan memasuki tempat kerja, diwajibkan menaati semua petunjuk

keselamatan dan kesehatan kerja dan memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan”, dan

“setiap perusahaan diwajibkan secara cuma-cuma menyediakan semua alat pelindung diri yang

diwajibkan terhadap tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan bagi setiap orang lain

yang memasuki tempat kerja tersebut “.

Di kapal, yang secara relatif lebih berbahaya dibanding di darat, harus dilengkapi dengan alat-

alat keselamatan yang memadai, termasuk untuk mencegah pencemaran, yang secara umum

terdiri dari:

a. Alat pelindung / keselamatan Kapal,

b. Alat pelindung/keselamatan mesin

c. Alat pelindung / keselamatan orang

d. Alat-Alat Kerja

14.4.1 Alat-Alat Keamanan pada Permesinan

Setiap mesin atau alat-alat produksi dilengkapi dengan alat-alat keamanan, bukan saja untuk

keselamatan mesin atau alat itu sendiri, tetapi terutama adalah untuk melindungi keselamatan

operatornya. Alat-alat ini biasanya terdiri dari:

Penyekat atau alat pelindung bagian-bagian mesin yang bergerak atau berputar,

terutama yang berada di posisi strategis dimana orang sering ada untuk bekerja.

Contohnya roda gila (fly wheel), poros propeler, van-belt (sabuk putar), dll., yang diberi

pelindung pelat atau penyekat sehingga bagian-bagian tersebut tidak tersentuh oleh orang-

orang yang ada disekitarnya. Termasuk dalam kategori ini adalah pagar atau pembatas

atau riling yang gunanya untuk mencegah orang jatuh dari ketinggian.

Alat-alat kontrol dan Ukur seperti termometer, manometer, tachometer (penunjuk jumlah

putaran), amper-meter, volt-meter dan lain-lain, baik yang dapat dilihat secara langsung

maupun jarak jauh (remote sensing). Alat-alat tersebut, selain untuk memonitor kondisi

tehnis mesin dari segi keselamatan sangat penting agar jika terjadi hal-hal yang

mengancam keselamatan, dapat diambil tindakan sedini mungkin untuk menjamin tidak

terjadinya kecelakaan. Alat-alat ini sekarang telah berkembang sedemikian rupa dan

meliputi alat-alat deteksi dan monitor kondisi (condition monitoring) sehingga jika terjadi

14. 12 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

kerusakan dibagian-bagian tertentu, alat monitor dapat “memberitahu” lebih awal kondisi

alat yang dimonitor. Dengan demikian dapat segera diambil tindakan dan mencegah

terjadinya bahaya atau kerusakan yang lebih besar.

Alat Pemberi Peringatan (Alarm System), yang biasanya digabungkan atau

dikombinasikan dengan alat-alat kontrol dan ukur diatas. Alat pemberi peringatan ini

biasanya menggunakan tanda cahaya (lampu) atau suara (sirine). Jika terjadi kesalahan

atau kondisi tidak normal, tanda lampu/suara akan aktif atau berbunyi sendiri (otomatis).

Tujuannya adalah agar mereka yang berkepentingan mengetahui dan dapat mengambil

tindakan seperlunya.

Safety Valve, yaitu alat yang mencegah timbulnya tekanan yang melebihi batas keamanan

suatu bejana. Ini berkaitan dengan batas kemampuan, ketebalan dan konstruksi bahan,

yang akan meledak atau pecah jika menerima beban/tekanan berlebiahan. Alat ini bekerja

otomatis dan dilengkapi dengan alat pemberi peringatan (alarm, sinyal lampu dll).

Alat-alat pengaman instalasi listrik seperti isolator kabel, sekering (fuse), pemutus aliran

(circuit breaker), dan lain-lain. Alat-alat ini bukan hanya untuk melindungi orang dan kapal

dari sengatan arus listrik yang sangat berbahaya, tetapi juga melindungi instalasi listrik itu

sendiri.

14.4.2 Alat-Alat Pelindung Kerja Perorangan

Kewajiban perusahaan adalah melengkapi setiap pekerjanya dengan alat-alat perlindungan

perorangan yang memadai dan berfungsi baik, yang terdiri dari:

1. Pelindung kepala, muka

Helm

Topi Pelindung (bump caps)

Jaring rambut (hair nets)

Pelindung mata

Kacamata kerja (safety goggles)

Kacamata las(Welding caps) dan lain-lainya

2. Pelindung telinga (pendengaran)

Sumbat telinga (ear plug)

Penutup telinga (ear muffs)

3. Pelindung badan dan anggota badan

Boiler suits (baju kerja)

Sepatu kerja (safety shoes)

Berbagai jenis sarung tangan (gloves)

4. Pelindung pernapasan dan pelindung jantung

Masker mulut dan hidung (Respirators)

Oxygen Breathing Apparatus (OBA)

Teknika Kapal Penangkap Ikan

5. Pelindung terhadap jatuh

Sabuk pengaman (safety belt)

Tali pengaman

6. Pelindung terhadap tenggelam

7. Baju pelindung panas (Thermal Protective Clothing)

14.4.3 Peralatan dan Perlengkapan Kerja

Disamping alat dan perlengkapan keselamatan sebagaimana disebutkan diatas, perusahaan

juga wajib menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapannya yang memenuhi syarat dan dapat

diandalkan, antara lain untuk :

Alat-alat angkat (lifting plant and gear) baik yang portable dan sederhana seperti takel dan

dongkrak / jack hidrolis maupun yang permanen seperti derek/winch untuk muatan, mesin

jangkar dan kelengkapannya, maupun mooring winch (capstan) untuk sandar atau lepas

dermaga dll)

Alat-alat Bengkel (mesin bor, bubut, las dll, yang menggunakan tenaga listrik, hidrolik

maupun pneumatik)

Perkakas / kunci-kunci untuk membuka / memasang baut / mur mulai dari yang sederhana,

seperti obeng, tang, kunci pas, kunci ring hingga alat-alat khusus seperti untuk membuka

propeler, baik dengan tangan atau dengan mesin/alat pneumatik, hidrolik maupun listrik.

Selain itu, alat / perlengkapan kerja lain yang sering digunakan di kapal termasuk:

1. Tali / sling baja untuk mengikat atau menarik barang-barang berat dan berbagai kegiatan

sehari-hari di kapal.

2. Tangga portable (tidak termasuk gangways dan tangga-tangga yang permanen) seperti

tangga monyet yang dapat dipindah-pindahkan,

3. Peranca dan alat-alat sejenis lainnya untuk digunakan sebagai papan injakan agar dapat

bekerja ditempat ketinggian atau dilambung kapal,

4. Lubang dan akses atau jalan keluar masuk palka dan ruang-ruang muatan lain, baik yang

memerlukan tangga maupun yang tidak. Biasanya lubang dan akses ini dilengkapi dengan

penutup atau pintu yang kedap air, dan lain-lain.

Jika perusahaan wajib menyediakan semua peralatan diatas, adalah nakhoda dan seluruh

awak kapal berkewajiban untuk selalu menjaga dan merawat semua peralatan tersebut

sebaik-baiknya, sehingga sewaktu-waktu digunakan alat-alat tersebut berfungsi dengan baik.

14. 14 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

14.5 Kesehatan dan Keselamatan Personil (Personal Health and Safety)

Dalam pelaksanaan keselamatan, dan agar tercipta kondisi dan lingkungan yang aman, harus

dimulai dari pemahaman dan ketaatan dari setiap orang yang terlibat, terhadap peraturan

keselamatan yang berlaku. Peraturan yang berlaku, bukan hanya peraturan wajib yang

dikeluarkan oleh konvensi-konvensi IMO dan Badan-badan PBB lainnya (yang berlaku

internasional) dan pemerintah Indonesia (untuk kapal-kapal berbendera Indonesia) serta

pemerintah negara bendera (flag state) saja, tetapi juga peraturan yang dikeluarkan oleh

perusahaan pelayaran atau pencarter.

Perusahaan pelayaran bahkan wajib membuat peraturan sendiri yang berlaku di

perusahaannya, sepanjang peraturan tersebut sejalan dan tidak bertentangan dengan

peraturan-peraturan mandatori (dari IMO dan pemerintah). Peraturan perusahaan ini harus

“diinduksikan” kepada setiap pelaut yang baru direkrut, atau yang akan naik kapal. Walaupun

setiap pelaut sudah mendapat pelatihan dan praktek keterampilan dalam keselamatan (Basic

Safety Training), namun pengetahuan tersebut masih sangat mendasar, selain itu, setiap kapal

mempunyai karakter dan kondisi yang berbeda satu dengan lainnya.

Dalam “memasukkan” atau menyampaikan peraturan dan pengetahuan yang dibuat

perusahaan kepada para pekerja / pelaut, perusahaan perlu mempunyai program tertentu serta

menunjuk petugas-petugas khusus untuk itu, baik sewaktu masih di kantor pusat maupun

sesudah pelaut bersangkutan naik ke kapal.

Pokok-pokok materi dalam program induksi ini akan mencakup:

Pengetahuan Keselamatan (termasuk BST)

Pencegahan kebakaran

Prosedur Keadaan Darurat

Keamanan di Kapal (Security on board)

Hidup diatas Kapal (Living onboard ship)

Gerakan / tindakan yang aman (Safe Movement)

Kebersihan / House Keeping

Higiene dan Kesehatan

Penyajian dan Penanganan Makanan (Food Preparation and Handling)

Tanggungjawab Pencegahan Polusi, dan lain-lain

14.5.1 Keselamatan Umum diatas Kapal

Setiap awak kapal, menurut ketentuan yang terdapat dalam STCW 1978/1995, harus menjalani

pelatihan dasar-dasar keselamatan (basic safety training) di pusat-pusat pendidikan dan

pelatihan untuk pelaut yang memenuhi ketentuan, dimana dalam pelatihan tersebut mencakup:

Tehnik Penyelamatan Diri (Personal Survival Technique)

Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran (Fire Prevention and Fighting)

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (Elementary First Aid)

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Keselamatan Diri dan Tanggungjawab Sosial (Personal Safety and Social Responsibility)

Materi pengetahuan yang harus dimiliki setiap pelaut tersebut terdapat didalam Aturan STCW

Tabel 1-4. Walaupun pengetahuan dan keterampilan tersebut sudah diperoleh dari pendidikan

dan pelatihan, namun hal ini belum menjamin bahwa setiap pelaut mampu menerapkannya di

kapal milik perusahaan. Untuk itulah setiap perusahaan dianjurkan untuk merancang dan

melaksanakan program induksi standar untuk setiap kapalnya, dengan materi-materi yang

sudah disiapkan, termasuk tambahan materi yang menyangkut hal-hal yang dianggap perlu dan

penting sesuai kondisi masing-masing kapal (jenis, ukuran, daerah pelayaran).

Disamping pengetahuan dan ketentuan-ketentuan dalam hal keselamatan umum di kapal,

kepada pelaut yang baru naik juga wajib disampaikan tugas-tugas khususnya dalam setiap

keadaan darurat serta apa saja yang menjadi tanggungjawab masing-masing, termasuk alat-

alat keselamatan diri yang harus digunakan. Yang harus diingat, induksi keselamatan ini harus

dilakukan sebelum pelaut bersangkutan mulai melaksanakan tugasnya sehari-hari di

kapal sesuai jabatannya.

Materi induksi keselamatan mencakup, tetapi tidak terbatas pada:

o Konstruksi umum dan pengenalan lokasi-lokasi kerja, termasuk tempat-tempat / lokasi

berbahaya, jalan / akses keselamatan

o Jenis, alat-alat dan kelengkapan keselamatan kapal (pemadam kebakaran, sekoci, dll),

termasuk cara peluncuran dan menaikkan kembali

o Tugas dan tanggungjawab masing-masing, termasuk pakaian dan alat-alat keselamatan

yang harus dipakai sewaktu melakukan tugas tertentu

o Prosedur darurat termasuk jenis kode dan bunyi alarm, tugas masing-masing awak kapal

serta keanggotaan team-team darurat

o Cara naik dan turun dari kapal, baik melalui tangga maupun dengan choper

o Latihan keadaan darurat dan tugas masing-masing, dan lain-lain

14.5.2 Pencegahan kebakaran

Salah satu tugas setiap pelaut di kapal dalam hal keselamatan adalah pencegahan dan

pemadaman kebakaran. Kebakaran adalah salah satu bahaya yang sangat sering mengancam

keselamatan kapal, karena itu mencegah kebakaran adalah sangat penting dilakukan dan

benar-benar dipahami oleh setiap pelaut. Untuk itu, diatas kapal, setiap pelaut harus :

o mengetahui tugas masing-masing dalam kejadian kebakaran

o mengetahui cara-cara dan/atau tindakan pencegahan kebakaran

o mengetahui alat-alat pengaman atau pencegah kebakaran seperti safety valves, relief

valves, pipa ventilasi tangki-tangki bahan bakar dan balas, Inert Gas System (kapal tanker),

sekering (fuse) dan pemutus arus (circuit breaker) listrik, serta mampu merawatnya.

o mengetahui semua jenis alat pemadam api yang ada di kapal termasuk alat deteksi asap /

kebakaran, dan mengetahui lokasi dan prinsip kerjanya

14. 16 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

o mengetahui lokasi penyimpanan dan terampil menggunakan alat PK yang menjadi

pegangannya sesuai sijil / rol kebakaran, termasuk mengetahui apakah alat tersebut masih

masih valid atau sudah harus diganti.

o mengetahui tempat-tempat rawan kebakaran seperti dapur, kamar mesin, store cat, store

bahan-bahan kimia, dan tempat-tempat dimana ada larangan merokok atau membawa api

terbuka, dan lain-lain

o mengetahui jenis tindakan dan pekerjaan atau gerakan yang dapat menimbulkan

kebakaran (las, ketel, memasak, merokok dll)

o mengetahui bahan-bahan yang mudah terbakar, yang berkaitan dengan tugasnya sehari-

hari

o mengetahui penyebab kebakaran secara umum, dan mengetahui tanda atau gejala

timbulnya api seperti asap dan temperatur panas, termasuk alat-alat listrik.

o mengetahui tindakan yang harus diambil jika melihat api atau kebakaran

o mengetahui lokasi dan cara menggunakan alarm dan tanda-tanda peringatan bahaya

kebakaran, dan membedakan alarm-alarm ini untuk masing-masing keadaan darurat atau

bahaya dan lain-lain

14.5.3 Prosedur Keadaan Darurat

Ssetiap pelaut harus mengetahui tugas masing-masing jika terjadi keadaan darurat atau terjadi

kecelakaan. Perusahaan telah menyusun semua prosedur keadaan darurat, dan nakhoda serta

awak kapal melaksanakan semua prosedur tersebut. Untuk setiap jenis keadaan darurat,

biasanya sudah disiapkan daftar rol atau Muster List yang berisi tugas bagi masing-masing

awak kapal. Bahwa pentingnya setiap awak atau pekerja diatas kapal untuk disiplin dan selalu

mentaati setiap prosedur yang diberlakukan, tidak dapat dibantah lagi. Hal ini mutlak harus

dilakukan, termasuk dalam melakukan drill keadaan darurat.

Selain kebakaran dan penyelamatan diri dengan sekoci penolong, keadaan darurat lain

sebenarnya juga perlu dibuatkan muster list, antara lain:

a. Tubrukan

b. Kandas

c. Karam

d. Cuaca buruk

e. Orang jatuh ke laut

f. Kecelakaan yang mengakibatkan

cedera dan/atau kematian,

Beberapa kegiatan dikapal yang bersifat rutin, yang sering dilakukan dan dianggap kegiatan

“biasa”, sebenarnya dapat dikategorikan keadaan darurat, antara lain:

a. Olah gerak, tiba dan berangkat atau berlabuh jangkar.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Kejadian tidak terduga sering terjadi sewaktu kapal sedang mengolah gerak, misalnya

menabrak dermaga, kecelakaan akibat tros, dan lain-lain. Setiap awak kapal harus selalu

waspada dan siap bertindak sewaktu-waktu keadaan berbahaya terjadi.

b. Bunker (Pengisian bahan bakar)

Tidak jarang selama pengisian bahan bakar terjadi kecelakaan dimana bahan bakar

tumpah atau luber dari tangki melalui pipa udara, sehingga jatuh ke laut. Walau yang

melakukan pengisian awak kapal bagian mesin, tetapi awak kapal dek harus ikut stand by

dan mengawasi keadaan disekitar kapal.

Tergantung prioritas di kapal, pada dasarnya untuk setiap keadaan darurat di kapal seharusnya

dibuatkan “rol” tersendiri, seperti halnya rol sekoci dan kebakaran. Dan untuk setiap rol harus

harus dijadwalkan “latihan”nya, dimana setiap awak kapal mempunyai tugas masing-masing.

Namun tidak semuanya dapat dilakukan di kapal karena akan terlalu menyita waktu dan

mengurangi kegiatan utama atau operasi kapal. Bagaimanapun, hal ini perlu diketahui dan

diwaspadai oleh seluruh awak kapal, sehingga risiko akibat kejadian keadaan darurat dapat

dikurangi. Dan seperti dijelaskan diatas, disiplin dan kesadaran dari seluruh awak kapal untuk

selalu mengikuti dan mentaati semua peraturan dalam hal keadaan darurat sangat penting dan

perlu dibudayakan.

14.5.4 Keamanan diatas Kapal (Security on board)

Keamanan diatas kapal akhir-akhir menjadi sorotan dunia maritim, dan menjadi semakin

penting. Tindakan untuk “mengamankan” kapal ditujukan untuk mengurangi risiko terorisme,

perompakan, penyelundupan barang terlarang, penumpang gelap dan narkotika. Untuk

mengatasi hal-hal tersebut sering diperlukan kontrol dan tindakan yang keras terutama jika

berada didaerah pelayaran tertentu.

Awak kapal harus mengawasi dengan ketat dan keras semua akses atau jalan masuk ke

kapal, jika berada di laut. Dan menyeleksi orang-orang yang akan naik kapal, di pelabuhan.

Setiap orang yang tidak dikenal bukannya tidak mungkin akan dan dapat membahayakan

kapal. Untuk mencegah teroris internasional, walaupun kemungkinan untuk ini sangat kecil,

tetapi hal ini dapat muncul dimana saja dan menimpa siapa saja. Peraturan untuk melarang

orang-orang yang membawa senjata dan bahan peledak naik ke kapal perlu diberlakukan.

Untuk itu perlu ada peringatan tertulis di lokasi akses masuk ke kapal yang menyatakan bahwa

perugas security berhak memeriksa bawaan setiap orang yang mau naik kapal. Jika perlu

petugas dilengkapi alat-alat deteksi logam.

Jika diperkirakan ada penyelundupan atau penumpang gelap (stowaways) diatas kapal,

sebelum kapal berangkat perlu dilakukan pencarian. Jika sudah berada dilaut baru ditemukan,

yang paling mudah adalah mengirim kembali ke pelabuhan dimana mereka naik. Security atau

pihak keamanan kapal perlu mengetahui lokasi-lokasi dimana penumpang gelap biasa

bersembunyi.

14. 18 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Bajak laut (piracy) dan perompakan bersenjata (armed robbery) semakin sering terjadi, baik di

pelabuhan maupun selama pelayaran di daerah-daerah tertentu. Indonesia dan negara-negara

Asia Tenggara termasuk daerah yang dianggap rawan bajak laut. Badan-badan dunia

internasional semakin meng-kampanyekan hal ini.

Semua kapal yang berlayar di perairan yang dianggap rawan perompakan, harus menyusun

rancangan anti perompakan, yang antara lain meliputi:

adanya regu pengamat khusus yang dilengkapi dengan lampu sorot dan alat-alat deteksi

lain

tindakan-tindakan respon dari awak kapal untuk mempertahankan diri, kapal dan muatannya

jika diketahui akan ada serangan / perompakan

meminimalkan kemungkinan hilangnya muatan atau harta lain di kapal

menjaga keselamatan penumpang dan awak kapal

menjalankan prosedur komunikasi radio dan sistem alarm.

membuat laporan sesudah atau selama terjadi perompakan

Disamping rancangan dimana tercantum tugas masing-masing awak kapal dalam menghadapi

kemungkinan adanya perompakan, nakhoda dan awak kapal juga harus selalu waspada dan

melakukan tindakan-tindakan pencegahan, dan disarankan untuk melakukan hal-hal berikut :

Selalu waspada dan mencurigai setiap orang/kapal yang tidak dikenal yang berusaha

mendekat

Jaga terus menerus selama 24 jam sehari sampai dianggap aman

Memperkuat penjagaan di malam hari

Menutup rapat semua jalan masuk ke kapal

Menyiagakan radio VHF dan menjalin kontak antar awak kapal serta antar kapal dengan

kapal lain disekitarnya dan pihak otorita darat.

Menempatkan radio VHF jauh dari kamar nakhoda yang biasanya menjadi sasaran utama

perompak.

Menyiapkan lampu untuk penerangan diatas dek dan sekitar kapal.

Alat pemadam kebakaran disiagakan untuk mencegah orang yang dicurigai naik ke kapal.

Mengurangi kemungkinan barang / alat kapal yang berharga hilang

Menyiapkan ruang khusus yang aman untuk awak kapal, terutama dimana jumlah

perompak sangat banyak dan tidak mungkin dilawan, sebagai tempat berlindung dan

bertahan

Jika pada akhirnya perompak berhasil naik ke kapal, tidak dianjurkan untuk melawan

mereka, ikuti saja apapun perintah mereka, walaupun akan diperlakukan kasar. Ini demi

menghindari korban jiwa dan segera pulihnya kondisi kapal agar dapat segera

dioperasikan kembali.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

14.6. Kehidupan diatas Kapal (Life onboard ship)

Bab ini memberi anjuran untuk setiap awak kapal untuk menjaga kondisi dan kesehatannya

agar tetap fit dan dapat melakukan tugasnya dengan baik.

14.6.1 Anjuran menjaga diri

Menjaga kesehatan dan keselamatan adalah tanggungjawab setiap pekerja, karenanya

pertama-tama kebersihan harus dijaga.

Di kapal, infeksi sekecil apapun akan cepat menyebar ke orang lain, karena itu harus selalu

dijaga dan segera berobat jika terkenai.

Kesehatan tergantung pada diet makanan, cukup istirahat / tidur, dan menghindari obat-

obatan terlarang, rekreasi yang tidak sehat, alkohol dan rokok yang berlebihan. Olah raga

cukup akan membantu kesehatan.

Luka sekecil apapun harus segera diobati, dan dibersihkan untuk mencegah infeksi lanjutan.

Kalau perlu gunakan salep / cream untuk menjaga kulit tetap bersih dan mencegah infeksi

kulit (dermatitis).

Gunakan kelambu atau pelindung lain untuk mencegah gigitan serangga.

Jangan membunuh tikus dan lain binatang lain yang membawa bibit penyakit (kecoa dll)

dengan tangan telanjang.

Jika kondisi tidak fit atau dalam pengobatan sehingga dapat mempengaruhi tugasnya, harus

segera melaporkan kondisi ke pimpinan kerjanya atau ke perwira yang bertanggungjawab

sehingga dapat diganti

Jika berobat, hindari alkohol, karena obat-obat sejenis aspirin, antimo, anti malaria dan

kodein akan berbahaya jika tercampur dengan alkohol.

Setiap personil bertanggungjawab atas vaksinasi yang menjadi syarat dalam perjalanan

internasional yang masih berlaku dan pengobatan yang bersifat pencegahan seperti tablet

anti-malaria.

Setiap personil diatas kapal telah dilatih dan dilengkapi dengan perawatan awal dalam

masalah kesehatan yang mungkin timbul. Jika pekerja mengalami masalah kesehatan yang

serius atau menderita cedera, harus meminta bantuan melalui radio. Jika perlu, diusahakan

sarana transportasi untuk mengirim orang yang sakit ke darat untuk pengobatan lanjutan.

Tindakan dan saran selanjutnya dapat dilihat pada Ship Captain’s Medical Guide.

14.6.2 Bekerja di Udara Panas

Kelembaban tinggi dan panas dapat menyebabkan kelelahan dan sengatan panas.

Pernapasan adalah mekanisme pengontrol panas tubuh terbaik, tetapi keringat yang banyak

hilang yang terdiri dari garam dan air harus diganti. Jika bekerja ditempat demikian,

dianjurkan minum sedikitnya 4,5 liter air dingin (bukan air es) sehari. Sebaiknya diminum

sedikit-sedikit dengan rentang waktu tertentu. Garam dapat diambil dari makanan, atau dari

suplemen garam yang terkandung dalam minuman untuk mencegah kramp akibat panas.

14. 20 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Jika bekerja diruang tertutup, harus ada ventilasi cukup. Pakaian seringan dan setipis

mungkin, agar penguapan keringat menjadi banyak dan lancar.

Di daerah tropis, bekerja ditempat terbuka dan kena sinar matahari, terutama disiang tengah

hari, sedapat mungkin dihindari. Jika terpaksa, gunakan pakaian yang dapat melindungi

kepala dan badan. Pakaian katun yang ringan memantulkan panas dan membantu suhu

badan tetap dingin.

Jika bekerja ditempat yang amat sangat panas atau kelembaban udara sangat tinggi, atau

harus menggunakan alat bantu pernapasan, istirahatlah sekali-kali di udara segar atau yang

terlindung, secukupnya.

14.6.3 Pakaian Kerja

Pakaian harus sesuai dengan kondisi pekerjaan, harus dapat ditutup rapat (dengan kancing

atau ritsluiting) dimana kerah, kantong/saku atau dasi tidak terlepas atau terkelepak,

sehingga tidak akan terjepit atau terjerat oleh bagian-bagian mesin yang berputar atau yang

menghalang. Jika ada risiko terbakar, atau terkena tumpahan panas seperti di dapur, pakaian

harus dapat menutupi seluruh badan dan bahannya harus dari yang tidak mudah terbakar,

seperti katun atau campuran katun dengan terilin.

Baju atau pakaian kerja akan lebih baik melindungi badan jika mempunyai lengan panjang.

Lengan ini jangan digulung. Rambut panjang harus diikat kebelakang dan ditutupi. Sepatu

yang cocok (safety shoes) harus digunakan dengan benar.

14.6.4 Kebersihan diatas Kapal

Kebersihan (housekeeping) yang baik adalah elemen penting dalam meningkatkan

kesehatan dan keselamatan di kapal.

- Alat-alat dan item-item lain harus disimpan dengan baik dan aman. Ini bukan saja untuk

mengetahui jika ada kerusakan, tetapi juga agar mudah ditemukan.

- Pemasangan dan penempatan harus dijaga tetap baik

- Semua area kerja dan transit harus diberi penerangan cukup

- Beban listrik jangan berlebihan, terutama di kamar-kamar.

- Sampah dan kotoran harus segera dibersihkan dan dibuang

- Pintu-pintu dan laci harus terkunci dengan baik

- Pelat instruksi, tanda peringatan dan petunjuk pengoperasian harus jelas dan mudah

dibaca

Banyak jenis aerosol mengandung zat-zat berbahaya dan mudah terbakar, karena itu tidak

bolaeh disimpan didekat api terbuka atau sumber panas walaupun “kosong”. Kaleng bekas

dan kosong harus dibuang.

Semprotan fumigasi atau insektisida mengandung zat-zat yang dapat membahayakan

manusia yang akan mengurai jika terkena panas. Akan sangat berbahaya jika merokok

ditempat yang sedang ada penyemprotan.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

14.6.5 Zat yang Berbahaya terhadap kesehatan

Banyak zat-zat di kapal yang dapat merusak kesehatan orang-orang yang terkena. Bukan

hanya zat yang diketahui memang berbahaya saja seperti muatan berbahaya dan asbes,

tetapi juga zat-zat domestik di kapal. Contohnya kaustik soda dan bubuk pemutih atau

cairan yang dapat membakar atau menusuk kulit. Mereka dapat berreaksi secara berbahaya

dengan zat lain dan sebaiknya tidak dicampur.

Penilaian risiko perusahaan harus termasuk jika ada yang sedang bekerja dimana terdapat

zat yang berbahaya bagi kesehatan. Harus ditindak-lanjuti dengan mengontrol atau

mengurangi risiko.

Adalah penting untuk secara hati-hati membaca semua label pada peti-peti yang berisi

bahan kimia sebelum membukanaya, untuk mengetahui bahaya dari isinya. Bahan kimia

dari peti yang tidak berlabel jangan digunakan kecuali jelas diketahui apa isinya.

Berhadapan dengan minyak mineral dan deterjen yang lama akan merusak kulit. Semua

bekas minyak harus benar-benar dibersihkan dari kulit, dan harus menghindari larutan

hidrokarbon. Jika akibat kurang hati-hati terkena bahan kimia beracun atau zat berbahaya

lain, harus segera dilaporkan dan dilakukan perawatan secukupnya. Pakaian kerjanya harus

sering dicuci dan kain lap penuh minyak jangan ditaruh dikantong baju.

Batuk dan kerusakan paru-paru dapat diakibatkan oleh iritasi debu. Risikonya akan lebih

besar bagi orang yang merokok.

Jika suatu panel, pembungkus atau penyekat yang mengandung asbes mulai lepas atau

rusak, tunda perbaikan permanen, ujung atau permukaannya ditutup untuk mencegah debu

atau partikel-partikel asbes yang terlepas dan menyebar di udara.

Perusahaan perlu memberi instruksi, informasi dan latihan kepada semua personil sehingga

mereka memahami risiko yang dapat timbul akibat pekerjaannya, pencegahan yang harus

dilakukan dan hasil-hasil pengamatan yang pernah dilakukan.

Semua personil harus mengikuti setiap temuan hasil pengontrolan di tempat kerjanya, dan

memakai setiap pakaian pelindung dan peralatan yang diberikan.

Jika terjadi kegagalan sesudah mengikuti hasil temuan pengontrolan dan terjadi risiko yang

serius terhadap kesehatan, dan dimana kecukupan dan efisiensinya diragukan, harus

dilakukan health surveillance.

14.6.6 Cedera Umum pada Orang

Cedera tangan - Sarung tangan adalah alat bantu untuk menangani benda tajam atau

panas, tetapi mudah tersangkut di ujung drum atau permesinan. Sarung tangan yang

longgar mudah lepas dan tidak mampu untuk memegang erat anak tangga. Sarung tangan

yang basah dan berminyak sangat licin dan harus sangat hati-hati jika harus memakainya.

Cedera kaki - Sepatu yang tidak pas, sandal, plimsol dan flip-flop, hanya memberi

sedikit perlindungan jika ada risiko seperti terbakar atau panas, atau tergelincir jatuh. Harus

hati-hati dan selalu menjauhkan kaki dari bagian-bagian mesin yang berputar, tambang/ tali

dan rantai.

14. 22 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Cedera mata - Mata sangat rawan dan harus benar-benar dijaga. Gunakan kacamata

sewaktu bekerja dengan loncatan bunga api, (bubut, ketok/chipping dll), irisan kayu tajam,

logam dan benda berbahaya lain.

Cedera kepala - Harus selalu ingat untuk menunduk jika melangkah atau melalui pintu

atau lubang laluan yang rendah dan hindari benturan kepala dengan benda yang keras.

Teroris - Memakai pisau dan benda tajam lain harus hati-hati jangan sampai melukai

kulit dan harus ditaruh ditempat aman. Di dapur jangan menaruh pisau bersama-sama

barang-barang yang akan dicuci. Hati-hati terhadap pecahan kaca.

Merokok - Gunakan asbak secara semestinya, demikian juga korek api rokok jangan

dibuang ke laut karena kemungkinan akan tertiup kembali ke kapal. Jangan merokok

ditempat tidur, gunakan asbak yang aman.

Terbakar dan Panas - Ini disebabkan oleh pipa yang panas atau kompor dan api. Setiap

mesin yang panas dan kontainer yang berisi zat panas harus dianggap sebagai barang

berbahaya yang dapat mengakibatkan cedera, dan harus ada tindak pencegahan.

Alat listrik yang rusak juga dapat mengakibatkan terbakar seperti kena sengatan arus

listrik, karena itu alat listrik harus diperiksa apakah masih berfungsi atau dalam keadaan

rusak.

Di udara panas, harus hati-hati terhadap sinar matahari yang terik sehingga terhindar dari

serangan panas.

Salah pemakaian Alat - Salah menggunakan alat bisa berakibat cedera, karena itu

gunakan alat-alat sesuai fungsinya, dan dengan cara yang benar. Sesudah dipakai, alat

juga harus ditaruh ditempat aman, supaya tidak jatuh dan menimpa orang dibawahnya.

Mengangkat Barang berat dengan Tangan - Mengangkat barang dengan otot sangat

mudah, tetapi untuk barang yang berat harus hati-hati dan tepat untuk menghindari cedera

otot dan akibat lain seperti barangnya jatuh atau terlepas.

Kapal Tambat - Sewaktu kapal sedang melakukan operasi tambat, baik tiba maupun

berangkat, harus bertindak hati-hati dan tidak berdiri didekat tali atau sling yang sedang

ditarik / ulur, dan penggunaan blok atau rol tali harus dengan sangat hati-hati.

Listrik - Orang yang tidak berkompetensi tidak boleh menangani alat-alat listrik, dan

alat-alat listrik milik pribadi tidak boleh dipasang di listrik kapal tanpa ijin orang yang

bertanggungjawab.

Pakaian atau jemuran harus ditaruh ditempat yang sudah disediakan, bukan di kamar mesin

atau didekat pemanas atau bola lampu. Ini dapat menyebabkan aliran udara terhambat

sehingga terjadi panas berlebihan dan kebakaran.

Seterika listrik tidak boleh ditinggal sebelum dimatikan dan ditaruh ditempat semestinya.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

14.7 Gerakan / Tindakan Aman

(Safe Movement)

14.7.1 Petunjuk Umum

Setiap orang diingatkan untuk menjaga diri sewaktu berjalan / bergerak diatas kapal, terutama

dalam hal-hal sbb.:

berhati-hati terhadap bahaya tersandung benda-benda yang menonjol seperti pipa,

kerangka dan lain-lain

selalu waspada karena kapal sewaktu-waktu bergoyang atau miring dengan tiba-tiba

selalu menggunakan sepatu yang dapat melindungi kaki terhadap benda yang jatuh yang

dapat menimpa kaki dan jari-jari kaki, dan terhadap lantai yang mungkin licin, dan sol sepatu

harus dapat menempel keras tidak mudah tergelincir ke lantai atau anak tangga

sangat berbahaya jika berayun atau melompat diatas pegangan tangga atau riling atau pipa

melompat dari penutup palka atau dari ketinggian tertentu

lubang lalu orang atau lubang-lubang dek harus selalu tertutup jika tidak digunakan, dan jika

sedang bekerja dimana penyekat atau riling dibuka, harus diberi tanda peringatan.

Tumpahan minyak, gemuk atau sabun dan lain-lain harus segera dibersihkan dan di lap

kering

Lantai dan bagian areal lain yang tertutup salju harus ditaburi pasir atau bubuk lain agar

tidak licin

Jika terdapat jalan / pintu yang terhambat untuk sementara harus diberi tanda peringatan

Serpihan atau benda-benda lain yang bertaburan harus disingkirkan

Tros dan sling harus selalu digulung kembali

Harus memasang tali keselamatan (life-line) di dek sewaktu ombak besar

Semua tangga dan anak tangga harus dalam keadaan aman/baik.

14.7.2 Saluran pembuangan

(drainage)

Harus ada saluran pembuangan dari deck ke laut untuk membuang air pencuci dek atau air

hujan, dan lubang-lubang serta scupper-nya harus selalu dirawat dan dijaga tetap bekerja

dengan baik.

Saluran yang menembus dek atau lantai harus ditutup dan dilindungi secukupnya

Jika terdapat saluran pembuangan vertikal diluar bangunan sepanjang dinding, harus

dikonstruksi dengan kuat dan tidak goyang.

14.7.3 Area Transit

14. 24 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Dimana dianggap perlu, untuk keselamatan, jalan-jalan di dek harus diberi tanda, baik

dengan cat atau dengan cara lain. Jika terdapat area yang dalam keadaan normal tidak

aman, harus ditutup sampai areal tersebut sudah diamankan.

Permukaan areal transit seperti lantai didepan pintu, lantai bawah dan atas tangga, lantai

didepan lubang masuk palka, dll., harus diberi lapisan anti-slip. Minyak dan zat lain yang

membuat licin harus dibersihkan, dan jika licin karena salju atau hujan, harus ditaburi pasir

atau serbuk-serbuk lain.

Pada waktu cuaca bergelombang besar, harus dipasang tali-pengaman sepanjang dek.

Penutup lubang dek menuju kebawah harus dijaga dan selalu ditutup jika tidak digunakan

Bagian-bagian bangunan yang dapat membahayakan seperti pipa, anak tangga, rangka

pintu dan lain-lain, harus diberi cat atau tanda yang menyolok sehingga orang akan berhati-

hati waktu melewatinya.

Di laut, peralatan yang ditaruh didekat jalanan harus diikat kuat agar tidak tergeser jika

kapal oleng

Peralatan kerja jangan ditinggal ditempat sembarangan, tros dan sling harus digulung

sehingga tidak mengganggu.

Harus diperhatikan jalan-jalan dimana pekerja dari darat akan lewat sehingga mereka tidak

mendapat bahaya

Sewaktu mengikat dan lasing muatan di dek, harus ada jalan yang aman ke atas dan ke

sekitar muatan tersebut.

14.7.4 Penerangan

Penerangan harus diatur sedemikian rupa sehingga mampu melihat kebocoran atau

kerusakan paket yang harus dilihat. Jika perlu harus dapat membaca label atau

membedakan warnanya, atau harus disediakan penerangan khusus untuk itu.

Sedapat mungkin lampu-lampu penerangan diatur konstan dan tidak silau

Dalam situasi kabut, berdebu dan lain-lain sehingga penglihatan kurang, dianjurkan untuk

menambah penerangan

Fasilitas penerangan harus dirawat, jika rusak harus diperbaiki.

Waktu meninggalkan kamar, harus dipastikan tidak ada orang yang tertinggal diruangan,

jika penerangan dimatikan.

Lubang-lubang di dek yang tidak dijaga, harus diberi penerangan cukup atau diamankan

dulu

Jika menggunakan penerangan sementara atau lampu portabel, kabel atau alat-alat

penunjangnyaa harus diamankan, sedemikian rupa sehingga sehingga orang lain tidak

tersangkut atau terbentur atau bahkan terkena arus listrik dan bahaya-bahaya lainnya.

14.7.5 Penyekat dan Bukaan

Jalan masuk ke ruang muatan, dimana orang bisa jatuh atau tergelincir, harus ditutup

segera sesudah pekerjaan berhenti, kecuali hanya berhenti sebentar untuk istirahat atau

tidak dapat ditutup untuk keselamatan atau karena untuk mengatur trim kapal

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Ujung riling / pagar pengaman tidak boleh runcing dan selalu dijaga/rawat. Dimana perlu

dipasang pengunci dan pengaman lainnya

Riling pengaman harus terdiri dari bagian atas yang tingginya 1 meter

bukaannya merupakan akses permanen atau pekerjaan harus dilakukan tanpa riling

pengaman, maka riling bisa tidak dipasang selama istirahat tetapi harus diberi tanda

peringatan

14.7.6 Pintu Kedap Air

Semua awak kapal yang sering menggunakan pintu kedap air tertentu, harus diberitahu

cara penggunaannya.

Perhatian khusus harus diberikan terhadap pintu kedap air yang dapat dioperasikan dari

anjungan. Jika dapat dibuka secara lokal, otomatis akan tertutup kembali yang mungkin

dapat membahayakan orang dibelakangnya sewaktu pintu menutup. Pintu-pintu ini

sebaiknya ditunjang dengan sistem alarm yang dibunyikan jika akan ditutup atau dibuka.

Orang tidak boleh melewati pintu ini jika alarm berbunyi.

Harus diberi tanda peringatan jika pintu kedap air dapat dioperasikan secara lokal di kedua

sisi pintu

14.7.7 Kendaraan diatas Kapal

Kendaraan yang digerakkan mesin harus dioperasikan oleh orang yang dipilih dan terlatih,

demikian juga dengan alat-alat angkat yang bergerak.

Awak-awak kapal yang boleh mengoperasikan kendaraan tersebut harus didaftar, dan

daftar ini disiapkan jika diperlukan oleh pihak berwewenang.

Kendaraan-kendaraan ini harus dirawat sesuai buku petunjuk

Operator kendaraan tersebut harus ekstra hati-hati terutama waktu bergerak mundur

14.8 Penyajian dan Penanganan Makanan (Food Preparation and Handling)

14.8.1 Kesehatan dan Higiene

1. Staf katering harus memiliki dasar-dasar kesehatan dan higiene.

14. 26 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

2. Dilarang merokok di dapur / pantry dimana makanan sedang disiapkan

3. Tangan dan jari harus dicuci sebelum menghidangkan makanan dan menggunakan sabun

dari dispenser, lalu dikeringkan dengan handuk atau pengering tangan. Demikian juga

sesudah bersin atau dari toilet.

4. Teriris atau tergores, sekecil apapun, harus segera dilaporkan dan mendapat perawatan

medis untuk mencegah infeksi

5. Cedera akibat teriris yang cukup besar, atau tergores atau terbakar, harus ditutup dengan

perban yang berwarna dan tahan air yang harus diganti pada waktu-waktu tertentu. Untuk

sementara orang ini tidak boleh bekerja menyiapkan makanan sampai benar-benar sembuh.

6. Seseorang yang kena diare dan demam yang bertugas untuk menghidangkan makanan tidak

boleh bekerja sampai sembuh.

7. Staf katering harus berpakaian atau memakai pelindung yang bersih sewaktu

menghidangkan makanan dan tidak boleh memakai perhiasan

8. Aturan umumnya adalah, buah dan sayuran segar harus dicuci dengan air terlebih dulu

sebelum dihidangkan.

9. Kebersihan semua makanan, alat-alat potong, linen, komaliwan dan lemari penyimpan

makanan adalah vital. Pecah belah yang retak atau sompel harus disingkirkan agar

pecahannya tidak tercampur dengan makanan

3. Makanan dan minuman harus disimpan ditempat yang tidak bisa dimasuki kecoa atau

binatang kecil lainnya; makanan beku harus disimpan pada temperatur yang terkontrol dan

terpisah dengan makanan dingin lain.

4. Jangan sampai terjadi pencemaran antar berbagai jenis makanan, harus benar-benar

dibersihkan/dilepas dari pembungkusnya, dipisahkan dengan makanan lain, terutama antara

makanan mentah dengan yang dimasak.

5. Makanan mentah harus dipisahkan dengan makanan / minuman yang akan dihidangkan,

dan sedapat mungkin disimpan diruang pendingin yang berbeda (daging dengan milk dll).

6. Sedapat mungkin menggunakan papan dan telenan/baki yang berbeda untuk menyiapkan

makanan yang berbeda, terutama antara makanan yang langsung dimakan dengan yang

akan dimasak

7. Harus dipastikan semua makanan disimpan pada suhu yang tepat dan terlindung dari

bakteri.

8. Barang pecah belah tidak boleh ditinggal terendam didalam bak cuci karena akan mudah

pecah dan dapat melukai tangan. Sebaiknya pecah belah dicuci dengan air panas daripada

dengan air biasa

9. Beberapa bubuk pencuci lokal sering mengandung kaustik soda (sodium hydrochloride) dan

beberapa zat pembasmi kuman mengandung asam karbol (phenol). Zat-zat ini dapat

membakar kulit dan beracun jika tertelan. Untuk menggunakannya harus hati-hati, jangan

dicampur dan jangan melebihi anjuran. Jika terjadi akibat terkena zat tersebut, harus segera

dilaporkan dan diobati. Zat-zat pembersih harus disimpan tersendiri dan tidak boleh

dicampur dengan makanan.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

10. Sisa makanan, kaleng kosong serta sampah lain adalah sumber polusi dan penyakit,

karenanya harus dibuang ditempat yang terpisah dengan bahan makanan. Barang-barang

ini tidak boleh dibuang kelaut.

14.8.2 Bahaya licin dan kapal

goyang

Harus bersepatu dengan sol anti slip. Banyak crew bagian katering terluka kakinya karena

memakai sepatu yang tidak sesuai seperti sandal yang solnya tidak dapat melindunginya

dari tumpahan air panas dan tidak tahan minyak.

Lantai dek dan anak tangga harus dirawat dan dibersihkan dari gemuk/minyak dan/atau

pecahan kaca atau serpihan-serpihan tajam sehingga membahayakan jika orang melangkah

Permukaan lantai didepan pintu ruang pendingin dan ruang penyimpan makanan lain harus

diberi lapisan anti slip

Sewaktu membawa kotak atau peti, jangan sampai barang tersebut justru menghalangi

pandangan jalan yang dapat membuatnya terbentur

Injakan kaki / jarak anak tangga tidak boleh terlalu tinggi, dan jangan berdiri diatas benda

yang tidak aman jika meraih sesuatu diatas.

14.8.3 Kompor Dapur

Dapur yang menggunakan kompor minyak harus dioperasikan oleh orang yang sudah

terlatih dan sesuai prosedur pabrik pembuatnya

Staf katering tidak dibenarkan memperbaiki sendiri kompor dan alat-alat listrik yang

digunakan, harus melaporkannya ke petugas yang ahli.

Semburan air dari kran di bak cuci yang terlalu besar dapat berbahaya, terutama jika

didekatnya ada kontaktor listrik, karenanya, kontaktor harus dimatikan atau dijauhkan dari

bak cuci.

Sewaktu laut berombak, harus dipasang ril penahan panci / penggorengan sehingga air

atau minyaknya tidak tumpah keluar.

Semua staf katering harus tahu dan jangan sampai terkena panas akibat hot-plate atau alat-

alat yang panas lainnya di pantry atau di salon. Dalam menangani alat yang panas, harus

menggunakan sarung tangan yang panjang yang dapat melindungi seluruh lengan.

Alat-alat pemasak listrik dan/atau yang menggunakan uap / pemanas bertekanan, harus

dimatikan dulu sebelum dibuka untuk diperbaiki.

14.8.4 LPG untuk Masak

Harus ada alat deteksi kebocoran gas, baik dengan suara atau bunyi, yang ditempatkan

dibagian bawah dapur (LPG lebih berat dari udara), dan harus ditest secara berkala.

Jika untuk sementara tidak dipakai pasang alat penutup otomatis

Staf dapur harus tahu cara menggunakan dan tahu jika ada kerusakan / bocor dari mana,

namun tidak boleh memperbaiki sendiri jika rusak.

14.8.5 Pengorengan

14. 28 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Jangan memasukkan air ke penggorengan yang berisi minyak karena akan muncrat dan

dapat mengenai serta mencederai orang.

Jika minyaknya terbakar didalam panci, tutupi dengan selimut dan singkirkan panci dari

sumber api. Jika tidak ada, gunakan pemadam api ringan, jangan pakai air.

Kompor harus dilengkapi pengaman agar tidak bergerak jika kapal goyang

Untuk mengurangi risiko kebakaran akibat tidak berfungsinya thermostat, semua kompor

harus dilengkapi dengan thermostat cadangan untuk memutus arus listriknya.

Sesudah selesai digunakan, kompor listrik harus segera dimatikan.

Harus ada prosedur untuk membersihkan penggorengan, oven, pemanggang dll., sehingga

minyak / gemuk tidak terakumulasi

Titik nyala minyak yang digunakan memasak tidak boleh kurang dari 3150C.

14.8.6 Oven Microwave

Sewaktu menggunakan oven, penting diingat bahwa makanan dimasak secara menyeluruh

dan merata, khususnya untuk memanggang makanan yang masih beku. Harus ada petunjuk

khusus penggunaan oven tersebut.

Jangan menjalankan (switch ON) microwave jika pintunya masih terbuka atau jika pintunya

rusak. Jika rusak, diberi tanda peringatan untuk hal ini. Radiasi microwave harus diperiksa

secara berkala.

14.8.7 Alat-alat katering

Tanpa pengawasan orang yang berpengalaman, staf katering tidak boleh menggunakan

alat-alat tertentu, kecuali sudah mendapat latihan untuk itu.

Setiap bagian alat / mesin katering yang berbahaya harus diberi pelindung, dan

pelindungnya harus selalu terpasang jika digunakan

Jika ada bagian alat pelindung / pengaman yang rusak, harus dilaporkan untuk diperbaiki,

kontak listriknya harus dicabut sampai selesai perbaikan.

Jika mesin yang dijalankan dengan listrik akan dibersihkan atau macet, kontaknya harus

dimatikan dan diputus dengan sumber listrik. Sebagian alat masih berputar sebentar waktu

dimatikan, karenanya harus benar-benar yakin sudah berhenti, baru dilakukan pembersihan.

Prosedur dan petunjuk pembersihan alat/mesin katering yang aman harus ada. Harus

memperhatikan ujung / mata pisau / alat pemotong dan pelindungnya harus dipasang

kembali jika pembersihan selesai.

Bagi staf dibawah 18 tahun, tidak dibenarkan menggunakan alat-alat tertentu yang

digerakkan listrik maupun tangan yang mempunyai bagian berbahaya / tajam, dan yang

sewaktu-waktu berputar jika dibersihkan.

Masukkan bahan yang akan dipotong ke mesin, bukannya jari.

Tangan harus dikeringkan sebelum menggunakan mesin listrik, dan alat-alat listrik harus

diperiksa oleh mereka yang berkompeten.

14.8.8 Pisau dan Alat-alat Potong

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Alat yang tajam harus digunakan secara hati-hati dan semestinya. Tidak boleh ditaruh

sembarangan dan ditaruh menjadi satu dengan benda lain sehingga dapat membuat luka

orang lain, lebih-lebih di bak cuci.

Jika tidak digunakan, pisau tidak boleh ditaruh ditempat sembarangan

Untuk menggunakan pisau dan benda-benada tajam lainnya, harus selalu dijaga agar selalu

bersih dan tidak berminyak, ujungnya dijaga tetap tajam.

Mesin pemotong daging memerlukan perhatian tersendiri. Blok pemotong harus kuat, area

potong pada posisi yang tepat diblok, dan tangan maupun badan harus bebas dari garis

pemotongan. Harus ada ruang gerak yang cukup dan tidak ada hambatan pada arah

potongan, terutama waktu kapal dilaut dan berombak.

Memotong daging dan makanan lain dengan pisau jangan dengan jari-jari terbuka, harus

dikepalkan dengan ibu jari diatas jari telunjuk. Bagian tajam dari pisau diarahkan menyudut

dan jauh dari jari-jari.

Pisau yang jatuh jangan disambar, biarkan jatuh baru diambil.

Gergaji daging diarahkan dengan jari telunjuk tangan yang bebas diatas mata gergaji.

Pegangan gergaji harus mantap tetapi tidak boleh terlalu keras karena akan menyebabkan

getaran dan bisa melukai tangan

14.8.9 Ruang Pendingin Bahan

Makanan

Semua ruangan pendingin harus dapat dibuka dan dilengkapi alarm yang dapat dibunyikan

dari dalam. Mekanisme pembuka dan alarm ini harus diperiksa secara berkala sekurang-

kurangnya seminggu sekali.

Meraka yang bertugas di ruang pendingin harus terbiasa dan dapat membuka pintu dan

tahu posisi tombol alarm dalam keadaan gelap

Semua pintu ruangan pendingin harus dikonstruksi dengan kuat dan dilengkapi dengan alat

pengikat, baik waktu pintu terbuka atau tertutup. Pintu ini sangat berat sehingga akan

berbahaya jika menutup atau membuka sendiri dan mengenai orang.

Seseorang yang masuk kedalam ruangan pendingin harus mengambil gembok pintu yang

ada, dan harus memberitahu orang lain.

Jika diketahui ada kebocoran bahan pendingin (freon dsbnya), tidak boleh ada orang yang

memasukinya. Untuk ini harus diberi tanda yang diletakkan didepan pintunya.

Semua bahan yang disimpan didalam ruang pendingin harus disimpan dan diikat kuat

sehingga tidak bergerak jika kapal goyang.

Sewaktu membongkar kotak / peti, sisa tali dan bahan pengikat peti harus dibuang dan

disingkirkan agar tidak mengganggu dan aman.

Ganco atau kait besi yang tidak dipakai harus disimpan ditempat yang aman dan tidak

mengganggu.

14. 30 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

14.9 Pekerjaan-Pekerjaan Berbahaya

Walaupun sudah lama bekerja di kapal, seseorang belum tentu memahami benar jenis-jenis

pekerjaan apa saja yang mempunyai risiko tinggi dan dapat membuatnya celaka atau cedera.

Disamping pekerjaan rutin yang membuatnya sibuk setiap hari, seorang pelaut seringkali harus

melakukan suatu pekerjaan tertentu, yang jarang atau bahkan belum pernah dilakukannya.

Berikut adalah penjelasasan dan anjuran bagaimana melakukan tindakan yang harus diambil

untuk melindungi mereka yang akan dan sedang melakukan suatu pekerjaan tertentu yang

mempunyai risiko ditempat tertentu di kapal. Tindakan-tindakan ini seharusnya merupakan hasil

temuan penilaian risiko (risk assessment)

14.9.1 Sistem Keselamatan Kerja di Kapal

a. Bekerja ditempat ketinggian

Mereka yang bekerja diketinggian harus selalu ingat dan menjaga dirinya agar jangan sampai

jatuh. Harus mempersiapkan diri dengan menggunakan alat-alat pengaman yang memadai dan

ingat bahwa walaupun kapal sandar di pelabuhan, apalagi jika kapal dilaut, sewaktu-waktu

kapal dapat goyang. Jika perlu menggunakan tangga untuk mencapai tempat yang lebih tinggi.

Beberapa hal dibawah ini perlu diperhatikan:

Pekerja dibawah umur 18 tahun dan/atau pengalaman kurang dari 12 bulan, sebaiknya

tidak diberi pekerjaan di ketinggian kecuali ditemani dan dibawah pengawasan yang ketat.

Mereka yang bekerja di ketinggian (diatas 2 meter) harus menggenakan sabuk pengaman

dan tali penyelamat, jika perlu dibawahnya dipasang jaring pengaman. Jika ada personil

yang bekerja bergantung dilambung kapal, harus ada orang di dek yang mengawasi dan

memakai rompi apung dan life buoy disiapkan.

Jika tidak dalam keadaan darurat, tidak dibenarkan bekerja bergantung dilambung kapal,

jika terpaksa, sekoci penyelamat harus disiapkan dan diawasi dengan ketat dari dek.

Sebelum bekerja disamping suling kapal, sumber tenaga suling harus dimatikan dulu dan

diberi tanda peringatan di anjungan dan di kamar mesin dan sedapat mungkin mengurangi

emisi gas, uap dllnya.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Sebelum bekerja didekat cerobong, harus memberitahu masinis jaga

Jika bekerja didekat antena radio, harus diinformasikan ke perwira radio dan diberi tanda

peringatan di kamar radio. Demikian juga jika bekerja disekitar scanner radar, radarnya

harus diisolasi dulu.

Pekerjaan di ketinggian disekitar muatan sebaiknya dihindari, kecuali sangat penting, dan

harus ekstra hati-hati dan mengurangi risiko sebanyak mungkin. Alat-alat yang digunakan

dinaikkan dan diturunkan ditaruh dalam kotak / peti yang aman dan diikat dengan tali yang

kuat.

Setelah pekerjaan-pekerjaan seperti disebutkan diatas selesai, orang / pengawas yang

berkaitan diberitahu dan tanda peringatan disingkirkan.

Peralatan kerja harus ditaruh ditempat aman dan dijaga jangan sampai jatuh dan menimpa

orang dibawahnya. Peralatan ini sebaiknya juga diikat dan diberi pengaman seperlunya, dan

sewaktu menggunakannya, harus ekstra hati-hati, lebih-lebih jika tangan atau alatnya

berminyak / licin.

b. Tangga Portable

Tangga portable sebaiknya hanya dipakai jika tidak ada lagi sarana lain yang lebih aman, dan

yang penting, tangga ini harus selalu dirawat dan diperiksa kelayakannya oleh orang yang

berkompeten. Selanjutnya,

Tangga yang dibuat dari kayu jangan dicat, agar kelihatan jika ada yang rusak, dan jika

tidak dipakai harus disimpan ditepat kering dan diberi ventilasi serta jauh dari sumber panas.

Tangga portable harus dipuntir 600 dan 750 dari garis horisontal, dipasang pada dasar yang

kokoh, diikat kuat dan diulur sampai sekurang-kurangnya satu meter diatas lantai

pendaratan paling atas dan sebaiknya dipasang pegangan tangan yang sesuai.

Jika dipasang tangga sambungan, harus ada overlap yang cukup diantara sambungannya

Orang yang naik/turun dengan tangga ini sebaiknya tidak membawa alat atau barang dan

menggunakan kedua tangannya untuk berpegangan

Sebaiknya tangga ini tidak digunakan untuk bekerja, namun jika terpaksa, harus memakai

tali pengaman dan diikat dari atas posisi kerja.

c. Peranca

Lebar peranca tidak kurang dari 43 cm, dipasang ril / pagar pengaman yang kuat yang diikat

dengan tali setinggi 1 meter dari papan injakan. Papan injakan harus dari bahan yang juga

berfungsi sebagai penguat yang harus selalu diperiksa untuk menjamin kekuatannya dan tidak

rusak. Selanjutnya perlu diingat:

Kayu-kayunya harus disimpan ditempat kering dan berventilasi

Alat-alat pengikat seperti blok dan ring-ring tali harus diperiksa kondisinya

14. 32 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Jika digunakan untuk bergantung dilambung kapal, harus ada dua buah tali gantung dimana

salah satunya diulur sampai ke air untuk berjaga-jaga jika ada operator yang jatuh ke laut.

Disamping itu juga harus disiapkan pelampung cincin (ring buoy).

Tali gantung yang digunakan untuk bekerja di ketinggian tidak boleh digunakan untuk

maksud lain dan harus dijauhkan ujung-ujung yang tajam.

Titik-titik pengikat tali, blok dan ring tali harus cukup kuat dan jika mungkin, diikatkan ke

struktur kapal yang permanen. Ril pengaman portable atau tali pengikat tidak boleh

dijadikan titik pengikat, dimana titik-titik ini harus dianggap sebagai titik angkat dan harus

diperiksa dan dites.

Peranca dan papan-papannya harus dijaga jangan sampai goyang

Di kamar mesin, peranca tidak boleh dipasang pada permukaan yang panas dan bagian

mesin yang bergerak. Kran gantung tidak boleh dipakai untuk papan injak (platform) untuk

pembersihan dan mengecat.

Jika peranca harus dinaikkan dan diturunkan, harus benar-benar hati-hati agar gerakan

peranca sesedikit mungkin dan dikontrol dengan ketat.

d. Kursi Serang

Ini adalah kursi gantung yang biasa digunakan untuk bekerja dilambung atau dinding kapal,

yang harus benar-benar diperhatikan keamanannya. Tali-talinya harus diikat kuat demikian juga

dengan hook, segel atau kait-kaitnya, yang harus dipilih dari bahan yang memenuhi syarat,

atau yang dibuat khusus untuk itu.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

Dudukan, tali gantung, segel dan ikatan-ikatannya harus selalu diperiksa dengan teliti dan

diganti baru jika terdapat kerusakan. Kalau perlu dites/uji dengan beban empat kali

kapasitas yang dikehendaki.

Waktu digunakan, harus dipastikan sling yang digunakan benar-benar pada sisi busur

segel, bukan pada penanya. Pena segel harus benar-benar dibautkan sepenuhnya.

Jika ada orangnya, kursi serang ini harus ditarik dengan tangan, jangan menggnakan winch,

dan perhatian harus sepenuhnya diberikan sewaktu menurunkan atau menaikkan kursi

gantung ini.

e. Bekerja dari Rakit Apung

Sering sekali pelaut harus bekerja disamping / lambung kapal menggunakan rakit untuk

ketok atau mengecat. Yang pertama harus diperhatikan adalah, rakit ini harus stabil dan

tidak dipasang tambahan kayu untuk jembatan atau papan-papan lain yang tidak terikat

kuat. Sementara itu orang yang bekerja disini harus selalu waspada adanya ombak yang

sewaktu-waktu timbul baik karena lautnya berombak atau karena ada kapal / perahu yang

lewat.

Selanjutnya perlu diperhatikan :

Teknika Kapal Penangkap Ikan

jika bekerja di areal buritan disekitar posisi propeler dan daun kemudi, harus memberitahu

masinis jaga agar tidak memutar poros mesin induk, dan untuk itu dipasang tanda

peringatan di kamar mesin

Jika bekerja didekat lubang pembuangan air, perwira dek dan mesin juga harus diberitahu

agar lubang tersebut tidak digunakan atau tidak membuang air lewat lubang tersebut

sampai pekerjaan selesai dilakukan.

f. Bekerja di Kamar Mesin

Peraturan menyatakan bahwa setiap mesin atau bagian-bagian tertentu yang dapat berputar

harus dipasang penutup atau pelindung yang aman hingga tidak tersentuh oleh orang yang

lewat atau yang berada didekatnya. Jika karena suatu hal pelindung ini harus dibuka, harus ada

tanda peringatan atau dijaga agar tetap aman. Hal yang paling penting di kamar mesin adalah

kebersihan dan kerapian. Selanjutnya beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Pipa-pipa dan sambungan-sambungan yang berada dilokasi berbahaya, atau dimana orang

harus melewatinya, atau yang mempunyai suhu panas, harus diberi tanda yang jelas dan

diberi isolasi yang cukup dan aman.

Jika kamar mesin sangat bising, semua orang yang berada didalamnya harus memakai

pelindung telinga (ear plug). Jika tutup telinga ini dianggap mengganggu atau menghalangi

petugas jaga sehingga tidak bisa mendengar bunyi alarm, diusahakan agar tingkat

kebisingannya dikurangi atau sistem alarmnya dilengkapi sinyal lampu yang dapat berputar.

Jika terdapat kebocoran minyak, harus segera diperbaiki.

Tumpahan minyak tidak boleh dibiarkan didalam got atau diatas tangki; minyak kotor ini

harus segera dibuang atau dipindahkan ke tangki penampungan menurut aturan

pencegahan pencemaran. Got kamar mesin diusahakan tetap bersih dan kering, tidak ada

sampah atau lap / majun bekas yang tertinggal, sehingga jika ada kebocoran dapat segera

diketahui.

Dalam operasi pemindahan bahan bakar atau minyak jenis lain, harus benar-benar

diperhatikan dan dijaga agar tidak tumpah atau luber, terutama dijaga agar tidak terkena

pipa atau benda lain yang panas. Semua manhole di kamar mesin harus benar-benar

tertutup rapat agar tidak ada benda-benda atau cairan lain yang masuk tangki. Demikian

juga ujung pipa sounding yang ada di kamar mesin, jika tidak digunakan, handel penutupnya

harus ditaruh pada posisi tertutup agar isi tangki tidak meluap.

Pengontrol jarak jauh seperti katup-katup penutup cepat harus sering dites secara berkala

dan dijaga agar tetap berfungsi.

Jika menggunakan solven / larutan kimia, harus dilakukan menurut petunjuk pabrik /

pembuatnya.

Suku cadang dan bahan habis pakai maupun alat-alat harus disimpan dan dijaga

kebersihannya, agar sewaktu-waktu digunakan mudah didapat dan tetap berfungsi dengan

baik.

14. 34 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

g. Ketel Uap

Disamping panas, ketel uap termasuk sistem permesinan yang berbahaya, karenanya di ruang

ketel harus dipasang petunjuk pengoperasiannya, terutama untuk menyalakan api didapur

ketel. Untuk menghindari bahaya semburan balik dari dalam dapur ketel, dan bahaya-bahaya

lainnya, agar diperhatikan :

Jangan sampai ada tumpahan minyak dilantai dapur ketel

Temperatur bahan bakar disetel sesuai jenis bahan bakar yang dipakai

Ruang dapur dibilas dulu dengan udara agar bebas dari gas-gas minyak

Hanya menggunakan pembakar atau pemantik api yang ditentukan

Hati-hati sewaktu memasukkan api kedalam dapur ketel, jangan berdiri didepan lubang

pembakar untuk menghindari semburan balik.

Jika api tidak menyala sesudah bahan bakar dimasukkan ke pembakar (brander), dapur

harus dibilas lagi dengan udara sampai dapur benar-benar bersih dari gas minyak, baru

dilakukan usaha penyalaan lagi.

Katup bahan bakar harus benar-benar ditutup rapat jika tidak digunakan.

Hati-hati jika akan memperbaiki atau mengganti gelas penglihat. Sebaiknya ketel dimatikan

dulu dan katup-katupnya ditutup rapat.

h. Kamar Mesin Tanpa Awak

Kapal-kapal sekarang banyak yang menggunakan sistem kamar mesin tanpa awak

(Unmanned Machinery Space), dimana, terutama awak kamar mesin harus memahami

benar prosedur yang diberlakukan disini, yang biasanya akan berkaitan dengan :

Setiap awak kapal tidak diijinkan masuk atau tinggal diruang mesin tanpa ijin perwira mesin

jaga, terutama diluar jam-jam kerja harian. Untuk ini biasanya diberlakukan prosedur

masuk/keluar kamar mesin, termasuk kewajiban melaporkan keberadaannya di kamar

mesin setiap selang waktu tertentu, via telepon atau dengan cara lain yang ditentukan.

Bahkan jika dianggap perlu, harus ada ijin masuk kamar mesin seperti halnya ijin untuk

melakukan pekerjaan tertentu (permit to work).

Jika yang masuk ke kamar mesin adalah perwira mesin dan sendirian, harus melapor ke

anjungan.

Didepan setiap pintu masuk ke kamar mesin harus dipasang tanda peringatan secara jelas,

hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan didalam kamar mesin tanpa awak. Dalam hal

ini, terutama berkaitan dengan sering adanya mesin yang tiba-tiba jalan secara otomatis,

sehingga bagi yang tidak familiar atau siap, akan terkejut.

Kamar mesin tanpa awak harus selalu diberi penerangan cukup.

Jika mesin-mesin dibawah kontrol anjungan (under bridge control), pihak anjungan harus

selalu diberi informasi setiap kali ada perubahan atau penggantian mesin-mesin tertentu

seperti generator, pompa, termasuk jika kontrol akan dikembalikan ke kamar mesin.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

i. Mesin Pendingin

Untuk mesin-mesin pendingin harus ada informasi dan petunjuk mengenai pengoperasian,

perawatan dan keselamatan instalasi mesin pendingin, terutama untuk bahan pendingin yang

dipakai (jenis freon, amoniak, dll). Selanjutnya hal-hal berikut perlu diperhatikan:

Tidak boleh memasuki ruangan mesin pendingin tanpa ijin perwira yang bertanggungjawab.

Penerangan di ruang atau diplatform mesin pendingin harus cukup, demikian juga dengan

ventilasinya. Bahkan harus ada exhaust fan jika mesin pendingin harus jalan terus-menerus.

Jika diketahui atau dicurigai adanya kebocoran bahan pendingin, tidak boleh ada yang

masuk ke ruang mesin pendingin sebelum ada petunjuk dari perwira yang

bertanggungjawab. Jika perlu harus menggunakan OBA.

7.8 Perijinan untuk Melakukan

Pekerjaan (Permit for Work).

Berdasarkan hasil temuan penilaian risiko, harus diatur suatu cara untuk melindungi mereka

yang akan terkena akibat suatu pekerjaan yang dianggap berbahaya. Disini membahas

masalah perijinan yang harus diberlakukan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan

mereka.

Perijinan ini diberikan kepada seseorang (atau lebih) untuk melakukan suatu tugas /

pekerjaan, di lokasi tertentu, dan pada waktu tertentu. Tentunya ijin harus diberikan oleh

pimpinan tertinggi di kapal, atau setidak-tidaknya oleh perwira yang ditugaskan untuk itu,

setelah dilakukan pemeriksaan atau penyelidikan tertentu,

Jika ijin sudah diterbitkan, yang harus diingat adalah bahwa tidak berarti pekerjaan tersebut

aman atau sudah aman. Tindakan persiapan dan pencegahan harus dilakukan dengan benar

dan sesuai prosedur. Prinsip-prinsip berikut ini perlu diperhatikan:

a. Ijin hanya diberikan untuk pekerjaan yang relevan dan bukan untuk pekerjaan lain walaupun

ada kaitannya, dan harus disebutkan jenis pekerjaannya secara tepat dan akurat. Selain

disebutkan jenis dan lokasinya, juga dicantumkan hasil test yang sudah dilakukan

sebelumnya serta perlengkapan apa saja yang harus digunakan.

b. Waktu, batas dan tenggang waktunya disebutkan dan tidak melebihi 24 jam

c. Pimpinan atau perwira yang menandatangani ijin tersebut harus ikut langsung mengawasi

pekerjaan yang dilakukan, paling Kurang memberi tugas kepada orang lain untuk melakukan

pengawasan langsung.

d. Orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut harus ikut menandatangani surat ijin tersebut

sebagai bukti bahwa hal-hal yang tercantum didalamnya sudah dimengerti dan akan taat

untuk melaksanakan apa yang ditetapkan dalam ijin tersebut.

e. Sewaktu-waktu selama pekerjaan dilakukan, surat ijin dapat dicabut jika diketahui ada hal-hal

yang menyimpang atau berbahaya jika pekerjaan diteruskan.

f. Setelah selesai dilakukan, harus dibuat laporan secara tertulis kepada yang

bertanggungjawab dan surat ijin dapat dibatalkan.

14. 36 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

14.9.2 Memasuki Ruang Tertutup

Memasuki ruang tertutup atau yang sempit / terbatas adalah sangat berbahaya, karena

kemungkinan besar kekurangan oksigen dan/atau gas yang mudah terbakar atau gas/asap

beracun. Jika memungkinkan, pekerjaan sebaiknya dilakukan tidak ditempat tersebut. Oleh

karena itu jika menemukan suatu ruangan yang ventilasi kurang atau tidak ada sama sekali,

yang seharusnya diberi ventilasi terus menerus, maka ruangan tersebut dianggap ruangan

berbahaya. Demikian juga jika ada ruangan yang dicurigai kekurangan kandungan oksigen,

atau terdapat gas beracun, maka ruangan tersebut harus dihindari.

Hal-hal berikut harus diperhatikan sebelum memasuki ruangan tertutup, jika dicurigai adanya

potensi bahaya :

a. Orang yang berkompeten harus menilai risiko terhadap ruangan tersebut dan menunjuk

seorang perwira yang bertanggungjawab untuk melaksanakan pekerjaan yang akan

dilakukan.

b. Harus dicari potensi bahaya yang mungkin akan muncul

c. Ruangan disiapkan/diamankan agar tidak ada yang masuk

d. Udara didalam ruangan dites kandungannya

e. Aturan “ijin untuk bekerja” harus diberlakukan

f. Dibuat prosedur sebelum dan selama memasuki ruangan.

Jika prosedur diatas sudah diikuti dan dianggap ruangannya berbahaya, maka dilanjutkan

dengan ketentuan tambahan termasuk pemakaian OBA (alat bantu pernapasan) dan lain-lain

bagi orang yang akan masuk ke ruangan tersebut. Jika terjadi kecelakaan didalam, tidak boleh

ada usaha penyelamatan atau tindakan apapun tanpa ada tindakan pencegahan atau jaminan

keselamatan bagi orang yang akan memberi pertolongan.

Perwira yang ditunjuk untuk bertanggungjawab atas keselamatan dalam suatu pekerjaan

diruang tertutup, termasuk orang-orang yang bekerja didalamnya, termasuk yangme mbuat

penilaian risiko, haruslah orang yang benar-benar berkompeten dan mempunyai pengetahuan

cukup serta berpengalaman untuk itu. Jika perlu harus mencari tenaga dari tempat lain, tidak

harus awak kapal itu sendiri.

Perwira tersebut diatas harus memutuskan dasar-dasar prosedur penilaian risiko yang harus

diikuti untuk memasuki ruang tertutup yang berbahaya, dan tergantung dari apakah dari

penilaian tersebut terdapat:

a. Risiko terhadap kesehatan dan keselamatan orang yang akan masuk sesudahnya atau

diwaktu mendatang, walaupun sangat kecil.

b. Risiko terhadap kesehatan dan keselamatan yang baru muncul selama pekerjaan

berlangsung di ruang tersebut, atau

c. Risiko langsung terhadap jiwa dan kesehatan, begitu orang memasuki ruangan tersebut

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Jenis bahaya dalam ruang tertutup:

a. Kekurangan oksigen

Jika tangki kosong atau ruangan sudah ditutup beberapa lama, maka kandungan oksigennya

akan berkurang, yang disebabkan oleh :

timbulnya karat (reaksi antara besi dan oksigen),

bahan kimia yang dapat menyerap oksigen,

hidrogen yang timbul akibat katodik pelindung ditangki muatan yang digunakan untuk

balas, atau

oksigen yang terdorong akibat gas lembam yang dimasukkan ke tangki / ruangan.

b. Muatan minyak beracun

Gas hidrokarbon mudah terbakar sekaligus beracun dan muncul dalam tangki bahan bakar dan

muatan yang berisi minyak mentah atau hasil produknya. Gas ini juga dapat timbul diruang

pompa dan koferdam, atau ruang lain yang bersebelahan dengan tangki muatan akibat

kebocoran muatan. Kandungan-kandungan dalam gas beberapa muatan seperti bensin dan

hidrogen sulfat sangat beracun.

c. Zat-zat beracun

Beberapa zat yang dianggap berbahaya :

Muatan yang dibawa kapal pengangkut kimia atau gas sebagian besar beracun

Selalu ada kemungkinan drum atau kemasan bahan kimia dari muatan berbahaya bocor

akibat salah penanganan / penempatan atau rusak akibat cuaca buruk.

Kandungan-kandungan gas lembam (inert gas) seperti CO, SO2, NO dan lain-lain sangat

berbahaya

Campuran minyak sayur dan binatang atau kotoran orang dengan air laut akan membuat

lepasnya hidrogen sulfida yang sangat beracun. Zat ini juga dapat timbul dari sisa-sisa

muatan curah atau muatan sejenis yang tercampur atau terisap oleh sistem pompa got.

Pembersihan dengan bahan kimia, pengecatan atau perbaikan lapisan tangki dapat

melibatkan bebasnya uap/ gas yang melarut.

d. Zat yang mudah terbakar

Uap/gas yang mudah terbakar akan selalu ada dalam tangki muatan atau tangki lain yang

berisi minyak bersih atau muatan kimia dan gas. Sedangkan di koferdam dan ruangan lain

disebelahnya kemungkinan juga ada jika terjadi kebocoran.

Perlu diingat, bahwa walaupun biasanya udara yang tercemar masuk melalui pernapasan,

sebagia zat kimia dapat terhisap melalui kulit. Sementara itu sejumlah muatan yang diangkut

kapal kimia dan gas sangat mengganggu dan berkarat jika bersinggungan dengan kulit.

14. 38 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Gangguan karat dan sisa-sisa muatan binatang, sayur atau mineral, atau air yang dapat

menyelimuti zat-zat tersebut dapat menimbulkan zat-zat atau gas berbahaya.

14.9.3 Mempersiapkan dan mengamankan Ruangan untuk dimasuki.

Selain memperhatikan kebersihan dan kerapian serta kondisi ventilasi dan penerangan,

tindakan ini akan meliputi :

a. Tindakan pencegahan

Tindakan ini meliputi penilaian risiko, terutama mengenali potensi bahaya yang mungkin

terjadi, serta mencegah orang yang akan memasuki ruangan sebelum ijin diterbitkan

(termasuk dalam sistem perijinan kerja). Ruangan yang akan dimasuki diisolasi dan

diamankan dari masuknya zat-zat atau bahan yang berbahaya, termasuk menutup / blokir

pipa-pipa, katup dan lubang-lubang lain. Jika perlu, benda / zat yang mengganggu

disingkirkan dulu, dan gas-gas diblow-off dan ventilasi sepenuhnya dijalankan. Untuk ventilasi

ini, jangan menggunakan oksigen yang bertekanan.

b. Tes / uji kandungan udara didalam ruangan.

Tes ini harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan ahli serta menggunakan alat

yang relevan dan dapat dipercaya akurasinya (kalau perlu dikalibrasi dulu). Tes atau

pengukuran kadar oksigen ini dilakukan terhadap beberapa titik didalam ruangan dan tidak

hanya sebelum orang diijinkan memasuki ruangan saja, tetapi dilakukan secara berkala

(misalnya setiap 1 @ 2 jam), sampai pekerjaan selesai. Jika mungkin, dan ada alatnya, tes

dilakukan dari jarak jauh.

Kadar oksigen yang diijinkan minimal 20% dalam volume.

Untuk mencari kadar gas yang mudah terbakar, tidak dapat menggunakan alat deteksi

kadar oksigen, tetapi menggunakan alat khusus yaitu explosimeter, dan standar yang

digunakan untuk gas berbeda-beda, tergantung jenis gasnya. Untuk mengetahui standar

masing-masing, dapat dilihat dalam buku petunjuk explosimeter.

Untuk menguji apakah ada zat-zat beracun, terutama untuk kapal-kapal pengangkut kimia

dan gas, dapat menggunakan alat deteksi gas dan uap tetap maupun portable. Hasil

pembacaan dari alat deteksi dibandingkan dengan batas kandungan zat sebagaimana

yang terdapat dalam buku petunjuk keselamatan industri atau edisi terakhir Buku Catatan

EH-40 (Health and Safety Executive Guidance Note EH-40 Occupational Exposure Limits).

Dalam buku ini tercantum batas tingkat kandungan zat yang tidak boleh dilampui untuk

melindungi orang di dalamnya. Yang terpenting adalah, perlunya mengetahui untuk bahan

atau zat yang akan diuji

Jika ragu akan hasil tes atau pengujian kandungan zat-zat tersebut, atau tidak ada alat

yang sesuai, sebaiknya orang yang akan memasuki ruangan tertutup menggunakan OBA.

c. Menyusun prosedur memasuki ruangan tertutup

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Biasanya sudah ada prosedur standar untuk memasuki ruang tertutup yang digunakan di

kapal. Yang jelas, sistem “ijin kerja” harus diberlakukan, dan harus benar-benar dikontrol,

jangan sampai ada orang yang memasuki ruang tertutup tanpa memiliki ijin kerja. Yang

paling umum adalah, disamping ijin kerja, perwira yang bertugas menggunakan “check list”

dan mengawasi pelaksanaannya, sejak persiapan hingga pekerjaan selesai dilaksanakan.

d. Menyusun prosedur dan persyaratan tambahan

Seringkali, karena dalam penilaian risiko ditemukan risiko yang sangat besar, sedangkan

pekerjaan harus dilakukan, maka perlu dibuatkan syarat-syarat tambahan bagi orang yang

akan masuk ke ruang tertutup.

Syarat lain, harus memakai OBA, tidak boleh sendirian, ada orang yang selalu berjaga dan

terus menerus memonitor kondisi orang yang berada didalam, dan lain-lain.

e. Prosedur lanjutan

Yang dimaksud adalah, disamping prosedur persiapan sebelum memasuki ruang tertutup,

juga harus diatur prosedur selama pelaksanaan pekerjaan atau selama ada orang didalam

ruang tertutup. Demikian juga sesudah pekerjaan diselesaikan, baik waktu pekerjaan sudah

diselesaikan semua, atau hanya untuk sementara dimana orang yang didalam keluar untuk

istirahat.

Perlu ditegaskan kembali, bahwa baik prosedur maupun ijin kerja yang diterbitkan, harus

hanya berlaku paling lama 24 jam. Jika pekerjaan belum selesai dan harus dilanjutkan lagi,

prosedur harus diulang dan mulai dari awal kembali.

14.9.4 Tangga Naik ke Kapal

Salah satu lokasi yang perlu diperhatikan dalam hal keselamatan adalah tangga dan pintu-pintu

naik kapal, dimana baik sewaktu kapal sandar di pelabuhan maupun berlabuh jangkar, banyak

digunakan oleh bukan hanya awak kapal, tetapi juga orang lain yang mempunyai kepentingan

ke kapal. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar tangga naik kapal (biasa

disebut gangway) dapat dikatakan aman dan selamat.

Panjang gangway sekurang-kurangnya 30 meter dan tangga akomodasi harus dimiliki kapal

yang panjangnya lebih dari 120 meter. Selain konstruksi dan bahannya harus kuat, tangga ini

harus diberi tanda dengan jelas nama pabrik pembuat, nomer model, sudut maksimum yang

diijinkan dan beban maksimum, baik total maupun jumlah orangnya. Perlengkapan seperti tali

pegangan, gantungan tangga, jaring pengaman dan lain-lain harus selalu diperiksa dan dalam

kondisi baik. Disamping itu, gangway juga harus :

Jika terpasang, sudut kemiringan gangway dari sisi horisontal tidak boleh lebih 30O ,

sedangkan tangga akomodasi tidak lebih dari 55O. Kecuali, jika tangga tersebut memang

dirancang untuk digunakan sampai dengan sudut kemiringan tertentu.

Jika ujung tangga berakhir di bulwark atau pagar kapal, harus ada tangga di dek ke bulwark,

dan antara celah antara tangga dengan bulwark harus diberi pegangan atau pelindung

setinggi 1 meter.

14. 40 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Tangga atau gangway dan alat-alat lain untuk naik / turun kapal tidak boleh diikatkan ke

riling/pagar kapal kecuali rilingnya sudah diperkuat.

Sewaktu gangway terpasang, harus selalu diperiksa setiap saat karena akan terpengaruh

oleh gerakan air pasang surut

Disekitar ujung gangway harus disiapkan bui penolong (life buoy)

Disekitar ujung gangway tidak boleh terhambat oleh muatan atau barang-barang lain.

Selain hal-hal tersebut diatas, baik diujung maupun diseluruh area sekitar tangga-tangga kapal

harus diberi penerangan yang cukup dan memadai, baik dari kapal atau darat.

Ketentuannya adalah, sekurang-kurangnya 20 lux dihitung dari ketinggian 1 meter diatas dasar

tangga. Tetapi jika keadaan cuaca buruk atau berdebu atau sejenisnya, penerangan harus

diberikan minimum 30 lux.

Selanjutnya, disepanjang gangway dipasang jaring pengaman untuk mencegah orang jatuh

langsung ke laut atau ke dermaga. Jaring ini harus diikat.

Selain gangway, tangga jenis lain atau alat untuk naik kapal adalah tangga akomodasi, tangga

tali yang bisa dipindah-pindah serta tangga pandu (pilot ladder) dan derek. Tangga akomodasi

harus memenuhi ketentuan yang berlaku antara lain, harus dapat dipasang pas dan kuat pada

pagar atau dek kapal dengan sudut tidak lebih dari 55O. Demikian juga dengan anak-anak

tangga dan injakannya harus aman pada sudut tertentu. Pagar atau riling untuk pegangan

tangan harus kuat dan tidak rusak serta harus sering diperiksa.

Tangga pandu khusus untuk naik / turun pandu sewaktu kapal diperairan pelabuhan, dan harus

memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:

a. Harus diikatkan ke bagian kapal yang kuat yang dibuat khusus untuk itu seperti bolder,

sementara bagian bawahnya harus mencapai kapal pandu dan mudah diambil / pegang oleh

awak kapal pandu.

b. Tangganya harus dapat benar-benar menempel ke lambung kapal.

c. Ikatan tangga di area naik turun pandu harus diawasi oleh perwira yang bertanggungjawab

dan yang selalu mengadakan kontak dengan anjungan.

d. Selalu tersedia bui penolong disekitar tangga pandu, dan pada malam hari ada penerangan

yang cukup namun tidak menyilaukan pandangan pandu.

14.9.5 Memindahkan Barang

Memindahkan atau mengangkat barang yang dimaksudkan disini adalah secara manual atau

dengan tangan, tanpa alat. Hasil risk assessment menunjukkan adanya beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam melakukan pemindahan atau mengangkat barang secara manual.

Termasuk dalam pengertian memindahkan barang disini adalah memindahkan, menahan,

menaikkan atau mengangkat beban, mendorong, menurunkan, atau menggerakkan barang

dengan tangan atau dengan anggota badan lainnya. Ini ditujukan untuk melindungi otot dari

cedera ringan atau berat. Cedera ini timbul akibat tidak sengaja, salah penanganan atau

metoda kerja yang tidak tepat.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Dalam hal ini pengusaha (employer) harus berperan dan mengambil tindakan pencegahan atau

peringatan atau menyediakan alat-alat mekanis yang mungkin dapat digunakan pekerja agar

mereka tidak mengalami cedera. Contohnya adalah mengorganisasikan pekerjaan tersebut

atau mengadakan alat-alat otomatis atau alat-alat tertentu yang memungkinkan pekerja tidak

perlu menggunakan anggota seluruh anggota badan atau ototnya secara berlebihan, yang pada

posisi tertentu / tidak tepat menimbulkan cedera.

Selanjutnya, jika dianggap ada risiko, maka pengusaha harus :

Memperhitungkan faktor-faktor dan hal-hal tertentu, apakah dalam melakukan pekerjaan

tersebut ada risiko kecelakaan atau cedera

Mengambil langkah tertentu untuk mengurangi risiko

Memberikan informasi atau petunjuk kepada pekerja mengenai barang yang akan

dipindahkan, seperti berat, volume, jenis barang dan lain-lain, dan yang penting, dimana titik

beratnya, untuk memudahkan pemindahan.

Memberi pelatihan dan informasi kepada pekerja bagaimana menangani beban yang berat

dan apa saja risiko yang dapat terjadi terhadap kesehatan dan keselamatan mereka.

Dalam memerintahkan kerja, harus dipertimbangkan kondisi fisik pekerja, misalnya

kemampuannya untuk mengangkat beban.

Sementara itu, untuk pelautnya, harus benar-benar menggunakan sistem dan/atau alat /

fasilitas yang telah disediakan oleh perusahaan, dan :

Menggunakan alat-alat bantu mekanis yang disediakan perusahaan

Mengikuti instruksi yang diberikan

Mengambil tindak pencegahan untuk memastikan tidak terjadinya risiko cedera dari barang

yang dipindahkan dan menggunakan informasi yang didapat sebaik-baiknya, waspada

terhadap bagian-bagian yang tajam atau yang dapat melukai, bagian yang licin, kotor atau

sobek dll.

Memastikan tidak ada hambatan di lantai/dek atau di area dimana barang akan

dipindahkan.

Memperhatikan kondisi barang dan disesuaikan dengan cara memegang, pada

bagian/posisi mana yang harus dipegang / diangkat dll.

Jangan hanya menggunakan jari / tangan saja, gunakan seluruh anggota tubuh lain

sehingga seluruh kekuatan dapat dikerahkan,untuk mengurangi risiko cedera pada salah

satu bagian tubuh.

Jika harus atau perlu dilakukan oleh dua orang atau lebih, harus dengan orang yang

sebanding atau seimbang, dimana salah satu harus bertindak sebagai pimpinan dan

memberikan instruksi.

Usahakan agar pandangan tidak terhambat oleh barang yang dipindah atau diangkat,

sehingga gerakannya tidak berbahaya / salah, dan lain-lain

14.9.6 Menggunakan Peralatan Kerja

14. 42 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Yang dimaksud peralatan kerja adalah semua jenis fasilitas yang wajib disediakan pengusaha

(employer), baik yang menggunakan mesin (alat-alat listrik, pneumatik, hidrolik dll), maupun alat

tangan (palu, obeng, kikir dll). Peralatan ini juga termasuk alat-alat angkat seperti derek, takel,

dongkrak dan lain-lain, yang akan dibahas secara khusus.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah, alat-alat tersebut harus digunakan pekerja, sesuai

dengan fungsi alat tersebut. Menggunakan alat yang salah yang tidak pada tempatnya akan

mengacu ke kecelakaan dan menimbulkan cedera. Dan dalam menggunakan alat-alat tersebut,

sebaiknya pekerja memakai pakaian yang cocok dan tidak memakai perhiasan atau

perlengkapan yang lepas seperti kalung, cincin dan lain-lain yang mungkin akan tersangkut

oleh bagian-bagian mesin yang bergerak / berputar. Ini termasuk rambut panjang, yang

sebaiknya sebelum bekerja diikat dan ditutup dengan topi yang sesuai sesuai rambut tidak

terurai lepas.

Selanjutnya adalah, hanya mereka yang sudah terlatih atau diberi wewenang saja yang boleh

menggunakan alat-alat tertentu, lebih-lebih yang bermesin. Setiap alat memiliki ciri tersendiri,

dan pekerja harus tahu bagaiamana menggunakan, kapan, dimana, dan untuk apa alat

tersebut. Sesudah digunakan, alat-alat tersebut harus dibersihkan dan disimpan dengan baik,

tidak berantakan, dan bagian-bagian yang tajam harus ditutup/diamankan agar tidak melukai

orang.

a. Alat Kerja Tangan

Jangan menggunakan alat-alat yang rusak, ujung yang tajam ditumpulkan

Jauhkan dari badan jika menggunakannya, agar jika licin atau terlepas tidak mengenai

badan, lebih-lebih jika memotong atau menggunting, tangan harus dibagian belakang

pemotong pisau / gunting.

Pahat digenggam kuat antara ibu jari dan telapak tangan, sementara itu dalam meng-gergaji

tidak boleh dipaksa, dorong seperlunya saja.

a. Alat Kerja Bermesin

Alat kerja bermesin, baik untuk bor, memotong, memutar dll., dapat berbahaya, bukan saja

pekerjaan itu sendiri, tetapi juga dari sumber tenaganya seperti arus listrik atau udara/minyak

bertekanan. Karenanya hanya boleh digunakan oleh orang yang

berkompeten/berpengalaman.

Mata bor, pahat, bubut dan lain-lain harus terpasang dengan sempurna, demikian juga

dengan per dan dudukannya, klem, tuas pengunci dll., yang merupakan bagian dari mesin

tersebut. Jangan mengganti bagian / alat tersebut jika arus listriknya terpasang / on.

Sebelum digunakan, pastikan sumber tenaganya termasuk kabel/selang, dalam keadaan baik

dan terkontrol (tidak tergencet / terlipat dll).

Untuk arus listrik, sebaiknya menggunakan alat yang voltasenya rendah, paling tinggi 50 volts

AC dengan 30 volts ke arde atau 50 volts DC. Jika tidak ada, gunakan pemutus arus

kebocoran ke arde yang sangat sensitif yang dikenal dengan residual current device).

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Sebaiknya alat listrik di kapal menggunakan kabel berisolasi ganda, karena air atau uapnya

dapat membuat kontak antara kabel hidup dengan badannya, dan risiko tersengat arus listrik

menjadi besar.

Untuk alat hidrolis, sambungan selangnya diberi rantai atau pengikat lain, untuk mencegah

cambukan yang terjadi akibat lepasnya sambungan antara dua selang.

Getaran biasanya akan terjadi, dan bila berlebihan, akan menyebabkan jari-jari terlihat putih,

mati rasa, dan sangat sensitif terhadap dingin. Selanjutnya, tangan menjadi biru dan ujung

jari membengkak. Mereka yang tidak biasa, atau yang tidak berkompeten dilarang

mengguna-kannya. Penggunaan alat-alat ini sebaiknya tidak lebih dari 30 menit tanpa

istirahat.

Sebelum bekerja, semua alat dipasang dan disetel dengan sempurna. Hanya dibuka jika

sudah selesai, dan semuanya hanya dilakukan oleh orang yang berkompeten saja.

Sewaktu bekerja dengan alat-alat ini, penerangan harus cukup.

b. Alat-alat Angkat

Yang termasuk alat-alat angkat adalah takel, derek, dongkrak, lift dan lain-lain yang digunakan

untuk mengangkat atau menaikkan barang / orang. Seperti halnya alat-alat kerja bermesin,

sumber tenaganya (listrik, hidrolik, pneumatik) juga mengandung bahaya yang harus benar-

benar diperhatikan. Hal-hal penting yangharus diperhatikan a.l.:

Kondisi stabilitas kapal pada saat menggunakan alat-alat angkat. Seharusnya kapal dibalas

agar tidak miring dan trim sekecil mungkin.

Operator harus berkompeten / terlatih, dan didampingi seseorang yang dapat memberi aba-

aba dan mengontrol barang yang diangkat.

Kapasitas angkat tidak boleh dilampui

Perlengkapan angkat seperti jaring, sling, tali, hook, baut mata dll., harus baik dan tidak boleh

rusak dan sesuai dengan kapasitasnya.

Tidak boleh mengangkat orang kecuali alatnya khusus dibuat untuk itu, dan yang sudah

dilengkapi dengan alat pengaman tertentu.

Untuk alat-alat muat bongkat muatan, dan alat-alat angkat khusus lain, harus mengikuti

prosedur dan ketentuan dalam buku petunjuknya.

Untuk mengangkat barang-barang khusus / berat, harus dilengkapi dengan perlengkapan

yang sesuai untuk itu.

Perawatan terhadap alat-alat tersebut harus dilakukan secara berkala dan mengikuti petunjuk

dari pabrik pembuatnya, demikian juga dengan perlengkapan lainnya.

14.9.7 Perawatan / Perbaikan

Yang dimaksud dalam pembahasan disini adalah pekerjaan-pekerjaan di kapal untuk

perawatan dan/atau perawatan, seperti penggantian pelumas hingga pembongkaran mesin,

baik perbaikan yang dilakukan awak kapal maupun oleh kontraktor diatas kapal. Pada

dasarnya, setiap pekerjaan untuk perawatan harus mendapat ijin dari nakhoda dan/atau kepala

kamar mesin. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah, antara lain:

14. 44 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

Kebersihan dan kerapian sejauh mungkin diterapkan dan semua sistem alarm tidak boleh

diblokir dan harus bekerja semestinya.

Sistem pelindung mesin yang dibuka, termasuk lantai dan pagar/riling, harus dilakukan

dengan hati-hati dan dirapikan penyimpanannya, dan diberi tanda-tanda peringatan agar

tidak terjadi kecelakaan.

Kabel atau pipa-pipa yang dibuka, harus diamankan dan diblokir dari sumber tenaganya,

tidak boleh membahayakan orang dan kapal, termasuk listrik, uap, udara tekan dll.

Alat-alat pemadam kebakaran yang sesuai disiagakan dan bahan-bahan yang mudah

terbakar disingkirkan.

Perlu disiapkan jalan-jalan alternatif untuk akses keselamatan, dan tidak boleh memblokir

ruangan atau jalan lalu lintas orang.

Jika harus ada orang yang masuk kebagian dalam mesin seperti dapur ketel, ruang karter

mesin atau silinder, harus ada orang diluar yang standby dan siap menolong.

Jika harus menggunakan bahan-bahan kimia / solven yang berbahaya atau beracun, harus

menggunakan alat-alat keselamatan yang ditentukan dan dilakukan oleh orang yang

mengerti dan berkompeten.

Jika bekerja dimana terjadi banyak uap / gas yang membahayakan seperti amoniak, bahan

pendingin, gas bahan bakar dll., harus memakai masker atau alat keselamatan lain yang

disyaratkan.

Setiap orang yang bekerja harus diberi peringatan tentang bahaya-bahaya yang dapat timbul

selama pelaksanaan pekerjaan tersebut, dan harus selalu waspada dan hati-hati.

Jangan memaksakan diri untuk terus bekerja jika sudah letih, harus ada jeda waktu istirahat

sesudah beberapa waktu.

14.9.8 Pekerjaan Panas

Yang dimasudkan disini adalah pekerjaan yang menggunakan las (welding), baik listrik maupun

gas, termasuk pateri (timah). Untuk melaksanakan pekerjaan ini, harus ada persiapan yang

cukup dan kewaspadaan tinggi. Harus selalu diingat, bahwa pekerjaan panas ini (las dan api

terbuka), adalah pekerjaan yang baru dapat dilaksanakan jika sudah mendapat “ijin kerja” dari

nakhoda atau perwira yang ditugaskan untuk itu.

Disamping kebersihan dan kerapian lokasi kerja serta menyiapkan semua peralatan yang

diperlukan, juga harus disiapkan alat-alat pengamannya seperti alat pemadam kebakaran,

alarm, dan tanda-tanda peringatan. Demikian juga dengan orangnya, harus memakai alat

pengaman yang cukup seperti baju kerja, kacamata, sarung tangan, pelindung dada, sepatu dll.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

Untuk las listrik, kabel dan sambungan-sambungannya harus benar-benar aman dan tidak

ada yang terkelupas. Jika kabel harus melewati pintu, jaga agar kabel tidak tergencet. Kabel

yang ke bumi (arde) harus diperhatikan, jangan sampai kendor atau terlepas, atau menempel

di logam lain yang tidak semestinya.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Gunakan ukuran arus (besarnya ampere) dan ukuran elektroda yang tepat, jangan

berlebihan.

Jaga keselamatan mata, jangan melihat ke benda yang dilas tanpa kacamatan yang tepat.

Singkirkan benda-benda disekitar lokasi kerja, lebih-lebih yang mudah terbakar.

Untuk las dengan gas, seperti halnya las listrik, selang-selang harus diamankan, jangan

sampai tergencet atau bocor, dan sambungan harus dicheck setiap waktu.

Brander atau pembakar untuk las gas harus selalu dipastikan dalam keadaan baik, tidak

bocor atau tidak mampat. Perhatikan tekanan, baik oksigen maupun acetelinnya, jangan

melebihi yang ditentukan.

Prosedur penyalaan brander harus diikuti dengan benar.

14.9.9 Mengecat

Walaupun pekerjaan sederhana seperti cat, harus diperhatikan bahwa pekerjaan ini dapat

berbahaya, karena akan selalu berhubungan dengan zat-zat kimia yang mengandung racun

dan menyebabkan iritasi (mata), dan baunya sering tidak nyaman.

Cara-cara mengoleskan kuas harus diperhatikan, dan tidak mengambil cat yang berlebihan di

kuas yang akan dioleskan. Disamping kuas harus baik dan rata, kekentalan cat harus diatur

agar tidak terlalu encer atau terlalu kental, dan diaduk sampai merata terlebih dahulu.

Sebaiknya selama mengecat tidak merokok atau didekat api terbuka, lebih-lebih jika

menggunakan cat semprot. Minyak cat mudah terbakar dan partikel-partikel halus akibat

semprotan berbahaya untuk mata. Karena itu harus memakai masker dan kacamata untuk

melindungi mata dan pernapasan.

14.9.10 Berlabuh Jangkar, Tambat, dan Menunda

Tindakan hati-hati dan selalu awas harus dilakukan selama kapal berlabuh atau mengangkat

jangkar, tambat di sermaga atau menunda. Perhatian terutama disini adalah bahaya akibat

gerakan tali / tros atau sling baja yang sering sangat cepat. Awak kapal yang langsung

menangani dan langsung berhubungan dengan tali-tali maupun mesin-mesinnya, harus selalu

memperhatikan posisi dirinya, dan menjaga jarak dengan tali dan harus selalu mengantisipasi

kemana arah tali / tros bergerak.

Walaupun tali / tros / sling baja dianggap memiliki kekuatan yang cukup, namun sering tidak

cukup kuat menahan beban, jika dalam keadaan tertentu beban tiba-tiba menjadi sangat besar

sehingga tali / sling putus. Untuk itu semua awak kapal yang berada di selitar lokasi pekerjaan

harus selalu mewaspadainya, walaupun tidak langsung terlibat dalam pekerjaan tersebut.

14.9.11 Penutup dan Tangga Masuk Palka

Ini menyangkut pekerjaan muat bongkar muatan, dimana tutup palka harus dibuka dan ditutup,

termasuk pintu / tutup jalan atau akses dari dek ke dalam palka. Penutup palka, termasuk

papan dan boyo-boyo atau ponton yang sangat berat, akibat bentuknya yang memanjang, jika

14. 46 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

diangkat dengan derek sering melambung dan memuntir tidak terkendali. Dalam hal ini,

operator derek / winch harus benar-benar berpengalaman dan terlatih. Tidak boleh dilakukan

oleh awak kapal yang belum berpengalaman. Awak kapal lain yang memegang tali pengendali

arah gerakan boyo-boyo atau ponton sewaktu diangkat dengan derek, harus waspada dan

mampu mengendalikan gerakan dan arahnya dengan baik.

Prosedur pelaksanaan kerjanya untuk membuka dan menutup tutup palka harus diikuti dengan

benar dan seksama, demikian juga dengan penempatan papan-papan dan boyo-boyo diatas

dek, harus disusun sedemikian rupa, sehingga bukan saja tidak mengganggu pekerjaan muat

bongkar, tetapi juga tidak mengganggu gerakan orang-orang yang bekerja menangani muatan.

Untuk tutup palka mekanis seperti jenis mc gregor, disamping prosedur untuk membuka dan

menutupnya harus diikuti, harus diperhatikan trim kapal. Trim yang terlalu besar sangat

mempengaruhi gerakan tutup-tutup palka yang sangat berat dan dapat meluncur sendiri tanpa

terkendali. Perawatan rel-rel dan roda-rodanya sangat penting, demikian juga dengan tuas-tuas

pengunci yang harus selalu dalam keadaan baik dan terpasang dengan benar, agar berfungsi

sebagaimana mestinya.

14.9.12 Zat-zat Berbahaya

Di kapal banyak sekali jenis barang / benda yang berbahaya, bukan saja merusak kesehatan,

tetapi juga bagi kulit, penglihatan dan pernapasan. Dan pembahasan disini bukan hanya untuk

zat / benda yang berlabel berbahaya seperti muatan beracun atau bahan peledak, tetapi juga

termasuk debu, gas dan uap dari benda-benda tertentu serta akibat/pengaruh kegiatan di kapal.

Dalam hal ini perusahaan perlu memberikan informasi mengenai keberadaan zat-zat

berbahaya, memberikan instruksi-instruksi tertentu dan melakukan risk assessment untuk

mencegah kecelakaan/bahaya terhadap pekerja / orang-orang yang bekerja disekitar zat yang

dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan mereka, serta membuat evaluasi terhadap

setiap risiko yang mungkin terjadi.

Sebagai bahan acuan untuk mengetahui apakah suatu berbahaya atau tidak, dapat digunakan

buku IMDGC (International Maritime Dangerous Goods Code) atau lembaran-lembaran data

kimia yang terdapat didalam buku Petunjuk Keselamatan Kapal Tanker, Gas dan Kimia yang

dikeluarkan oleh ICS (international Chamber of Shipping). Informasi mengenai muatan

berbahaya yang diangkut kapal curah harus disediakan atau diadakan agar jika diperlukan

dapat membuat penilaian risiko.

Untuk store kapal, dapat menggunakan referensi buku petunjuk pabrik dan data-data yang

diberikan sewaktu penyerahan barang, atau dari publikasi-publikasi yang diterbitkan oleh

Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan Kerja didalam buku Control of Substances Hazardous to

Health Regulations.

Teknika Kapal Penangkap Ikan

Untuk mengontrol dan mencegah kecelakaan akibat barang berbahaya, hal-hal berikut

dianjurkan:

Menanganinya secara terpisah, sebagian atau seluruhnya

Untuk tumpahan, kebocoran asap debu dan uap, sebanyak mungkin dikurangi

penyebarannya dengan alat-alat yang khusus dibuat, menekan atau memasukkan ke ruang

tertentu.

Membatasi jumlah barangnya ditempat tertentu (lokasi kerja)

Orang yang bekerja disekitarnya seperlunya saja, dan mengurangi saat-saat berdekatan /

sentuhan, jangan makan dan minum sewaktu berada di lokasi tersebut.

Selesai kerja, semua pakaian dan alat-alat yang digunakan dicuci bersih

Semua barang/zat berbahaya harus diberi label / tanda peringatan

Dalam menangani zat/barang berbahaya, harus menggunakan alat-alat keselamatan yang

tepat dan sesuai, dan selanjutnya, demikian juga dalam membersihkan bekas-bekas benda/zat

tersebut.

14.9.13 Sinyal / Tanda Peringatan

Semua sinyal / tanda peringatan digunakan untuk memberi informasi kepada mereka yang

melihat atau berada ditempat yang berbahaya atau dapat membahayakan, untuk mengurangi

risiko kecelakaan. Tanda-tanda ini sangat banyak ragamnya, mulai dari kode gambar, warna,

hingga bunyi-bunyian seperti alarm. Berikut kode/tanda peringatan yang umum digunakan di

kapal:

Warna, merupakan tanda yang permanen, digunakan untuk larangan, peringatan dan

persyaratan wajib seperti menandakan lokasi pemadam api (merah), atau menandai rute

lolos dan fasilitas P3K (hijau). Secara umum warna merah menunjukkan larangan, stop,

tutup atau mematikan mesin dll. Warna juga digunakan untuk menunjukkan jenis zat yang

berada didalam suatu botol atau kontiner, atau yang mengalir dalam suatu pipa, misalnya

biru untuk air tawar, kuning untuk minyak lumas, hijau untuk air laut, dll.

Ada beberapa standar warna untuk berbagai jenis zat tersebut, yang berlaku dalam dunia

industri. Namun karena warna dalam suatu botol atau kontainer sering pudar atau bahkan

hilang warnanya, sebaiknya untuk mengetahui isi suatu botol atau tabung baca saja label

yang terdapat di masing-masing botol.

Gambar menunjukkan arah dan peringatan lain sesuai bentuknya, misalnya gambar panah

yang menunjukkan arah, gambar tengkorak untuk menunjukkan bahwa disitu ada bahaya

kematian, gambar gelas yang berarti isinya barang pecah belah dan lain-lain.

Sinyal lampu dan suara digunakan untuk kode sementara seperti alarm dan lampu

peringatan atau untuk komunikasi (morse). Sinyal-sinyal yang diwajibkan secara

internasional untuk berkomunikasi, baik melalui radio atau telepon, harus dipahami oleh

14. 48 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)

Teknika Kapal Niaga

perwira yang ditunjuk. Dulu kode atau sinyal-sinyal ini hanya dikuasai oleh Markonis, tetapi

karena sekarang ada GMDSS, dan dimana markonis sudah tidak dibutuhkan lagi, maka

semua perwira dek (Mualim) harus memahaminya (harus memiliki sertifikat ORU atau

GMDSS).

Tulisan dipeti atau kemasan atau ditempat-tempat tertentu digunakan sebagai informasi isi

didalamnya serta apa yang harus dilakukan terhadapnya (hati-hati, jangan dibalik, dsbnya)

Disamping sinyal untuk peringatan, ada juga sinyal untuk berkomunikasi. Sinyal atau kode

komunikasi dimaksud adalah antar grup mereka sendiri, dan yang mengetahui artinya terbatas.

Sinyal atau tanda yang berupa gerakan anggota tubuh atau tubuh itu sendiri, bisa bermacam-

macam, namun umumnya untuk melakukan berbagai kegiatan seperti buka atau katup, start

atau stop mesin, naik pelan-pelan atau cepat, jalan ke kiri atau kekanan dan sebagainya.

Tanda-tanda ini harus diperlajari dan didalami setiap naik kapal baru. Walau pada umumnya

sama, namun ada beberapa tanda atau kode yang berbeda, lebih-lebih jika dikapal yang awak

kapalnya terdiri dari berbagai etnis atau bangsa.