jaringan ikat

18
19 JARINGAN IKAT Adnan Biologi FMIPA UNM, 2010 Jaringan ikat atau jaringan penyambung bertanggungjawab untuk memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Karena mempunyai suatu fungsi mekanis. Mereka terdiri dari suatu matriks yang berfungsi memghubungkan dan mengikat sel dan organ dan pada akhirnya memberikan sokongan kepada tubuh. Berbeda dengan jaringan lain (epitel, saraf dan otot). Jaringan penyambung terutama berfungsi melalui komponen ekstra selnya. Gambar.2.1 Jaringan ikat beserta komponen-komponen penyusunnya Jaringan ikat berasal dari lapisan embrional mesoderem dengan beberapa pengecualian misalnya jaringan ikat pada sistem saraf seperti neuroglia berasal dari

Upload: adnanunm3177

Post on 20-Jun-2015

6.855 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

JARINGAN IKAT Adnan Biologi FMIPA UNM, 2010Jaringan ikat atau jaringan penyambung bertanggungjawab untuk memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Karena mempunyai suatu fungsi mekanis. Mereka terdiri dari suatu matriks yang berfungsi memghubungkan dan mengikat sel dan organ dan pada akhirnya memberikan sokongan kepada tubuh. Berbeda dengan jaringan lain (epitel, saraf dan otot). Jaringan penyambung terutama berfungsi melalui komponen ekstra selnya.Gambar.2.1 Jaringan ikat beserta komponen-

TRANSCRIPT

Page 1: JARINGAN IKAT

19

JARINGAN IKAT Adnan

Biologi FMIPA UNM, 2010 Jaringan ikat atau jaringan penyambung bertanggungjawab untuk memberikan

dan mempertahankan bentuk tubuh. Karena mempunyai suatu fungsi mekanis.

Mereka terdiri dari suatu matriks yang berfungsi memghubungkan dan mengikat sel

dan organ dan pada akhirnya memberikan sokongan kepada tubuh. Berbeda dengan

jaringan lain (epitel, saraf dan otot). Jaringan penyambung terutama berfungsi melalui

komponen ekstra selnya.

Gambar.2.1 Jaringan ikat beserta komponen-komponen penyusunnya

Jaringan ikat berasal dari lapisan embrional mesoderem dengan beberapa

pengecualian misalnya jaringan ikat pada sistem saraf seperti neuroglia berasal dari

Page 2: JARINGAN IKAT

20

ektoderm embrional. Ciri khas jaringan ikat adalah mempunyai komponen seluler

yang sedikit bila dibandingkan dengan substansi interselulernya. Dipandang dari segi

komposisi struktural, jaringan penyambung dibagi menjadi dua komponen yaitu sel

dan matriks ekstra sel. Matriks ekstra sel, terdiri atas (i) serabut-serabut protein, (ii)

zat dasar amorf, dan (iii) cairan jaringan. Cairan jaringan terutama terdiri atas air dan

zat-zat terlarut. Di dalam matriks ekstra sel terdapat jenis-jenis sel khusus jaringan

penyambung (lihat gambar 2.1)

A. FUNGSI JARINGAN PENYAMBUNG Jaringan penyambung dapat berfungsi sebagai penyokong, pengikat, pengisi,

pembungkus, penyimpanan, pertahanan, perbaikan, transportasi dan nutrisi pada

berbagai jenis hewan.

1. Penyokong, Pengikat, dan Pengisi Jaringan epitel, jaringan otot dan jaringan saraf satu sama lainnya

dihubungkan oleh jaringan penyambung. Selain itu jaringan penyambung mengisi

ruang-ruang diantara sel-sel. Tendo atau urat merupakan jaringan penyambung yang

menyokong atau menghubungkan antara jaringan otot dan tulang.

2. Pembungkus Jaringan ikat membungkus jaringan lain, biasanya merupakan bentuk selaput

atau kapsul yang mengelilingi organ tubuh misalnya kapsula dan ginjal dan meninges

yang membungkus otak.

3. Penyimpanan Berbagai jenis lipida yang penting sebagai cadangan makanan disimpan dalam

bentuk adipose yang kaya dengan glikosaminoglikan. Jaringan ikat kendur berfungsi

Page 3: JARINGAN IKAT

21

sebagai penyimpanan cadangan air dan elektrolit, terutama ion Na+. Sepertiga bagian

protein plasma tubuh disimpan dalam ruang-ruang intraseluler jaringan ikat.

4. Pertahanan Peranan jaringan peyambung dalam pertahanan tergantung pada komponen

selulernya. Jaringan penyambung mengandung sel-sel fagositik yang disebut

makrofag yang mampu memakan partikel-partikel dan mikroorganisme yang masuk

ke dalam tubuh. Sel plasma menghasilkan protein khusus yang disebut antibodi .

Antibodi penting untuk pertahanan tubuh. Selain itu komponen matriks jaringan

penyambung merupakan suatu rintangan fisik yang menghalangi penyebaran

mikroorgansime yang menembus rintangan epitel. Sel-sel limfosit dapat melintasi

kapiler darah dengan cara diapedisis dan berperan dalam perondaan tubuh.

5. Perbaikan (Reparasi) Kemampuan regenerasi jarigan ikat yang tinggi dapat dengan mudah

memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan (luka). Luka pada jaringan yang

selnya tidak mampu membelah diri lagi akan diisi oleh jaringan ikat dan membentuk

parutan.

6. Transportasi Ada hubungan yang erat antara kapiler darah, pembuluh darah dan jaringan

ikat. Kedua pembuluh ini selalu dihubungkan oleh jaringan penyambung yang

membantu membawa nutrisi dari pembuluh darah ke jaringan yang lain.

7. Nutrisi Matriks jaringan penyambung berfungsi sebagai media dimana nutrien dan

sampah metabolisme dipertukarkan diantara sel-sel dan suplai darah yang

mengandung zat-zat gizi.

Page 4: JARINGAN IKAT

22

B. KOMPONEN JARINGAN IKAT 1. Komponen Seluler a. Fibroblast

Fibroblast memiliki tonjolan-tonjolan sitoplasma yang tidak teratur, inti bulat

telur, besar, kromatin halus, dan memiliki nukleulus yang jelas. Di dalam sitoplasma,

terdapat R.E granuler dan badan golgi yang berkembang dengan baik.

Gambar 2.2 Fibroblas (kanan) dan Fibrosit (kiri)

Fibroblast adalah sel yang paling sering ditemukan dan paling penting dalam

jaringan ikat. Fibroblast berfungsi untuk mensintesis matriks ekstraseluler seperti

serabut kolagen, serabut elastis dan zat-zat amorf. Selain itu ia berperan mengikat

matriks ekstraseluler untuk membentuk jaringan dan mempercepat penyembuhan

luka.

Bentuk fibroblast bervariasi. Pada jaringan ikat padat teratur. Fibroblast

tampak berbentuk fusiformis diantara serabut-serabut jaringan. Pada jaringan ikat

longgar dijumpai berbentuk bintang atau stellata sebagai akibat serabut-serabut

jaringan ikat yang tidak teratur. Fibroblast yang dewasa disebut fibrosit.

Page 5: JARINGAN IKAT

23

Fungsi biologik fibroblast adalah berdifferensiasi untuk mensintesis dan

mensekresikan matriks ekstraseluler. Sintesis dan sekresi fibroblast mencakup

kolagen, fibronektin, glikoprotein dan proteoglikan. Fibroblast membantu mensintesis

glikokonyugat ekstraseluler. Fibroblast memiliki banyak mikrofilamen aktin serta

mikrotubul.

b. Makrofag

Dibedakan berdasarkan kesanggupannya yang besar untuk berpinositosis dan

fagositosis, bukan dengan sifat-sifat morfologinya, sebab bentuknya berubah-ubah

sesuai dengan keadaan fungsional dan lokasinya. Makrofag memiliki kemampuan

untuk mengembara dengan gerakan amoeboid.

Diameter makrofag berkisar 20 nm, nucleus satu dengan satu lekukan yang

jelas, banyak mengandung butir eukromatin. Sitoplasma mengandung banyak

vakuola fagositik dan lisosom primer. Fusi diantara keduanya membentuk fagosom.

Makrofag bekerja sebagai fagosit dan tersebar di seluruh bagian tubuh, mas

hidup yang panjang serta berhubungan dengan sistem fagosit monokuler seperti :

stem cell sumsum tulang belakang. Monosit dalam darah perifer, monoblast dalam

sumsum tulang, histosit dalam jaringan ikat. Sel kuffer dalam sinusoid hati, makrofag

alveolar dalam cairan serosa tubuh, mikroglia di dalam susunan saraf pusat, dan

osteoklas di dalam sel tulang.

Page 6: JARINGAN IKAT

24

Gambar 2. 3 Makrofag, L = lisosom sekunder, Nu= nukleulus

Fungsi biologis makrofag meliputi (i) fungsi fagositik non spesifik misalnya

sel makrofag alveolar yang terdapat di paru-paru dan berperan memfagositosis asap

rokok, polusi industri, debu dan sebagainya (ii) fungsi fagositik spesifik, dilakukan

oleh sel makrofag yang memiliki reseptor permukaan sel yang mengenal residu

protein dan karbohidrat tertentu dari dinding sel bakteri. Fagositosis spesifik terjadi

melalui cara opinasi dan sel memori. Opinisiasi yaitu proses dimana membran sel

mikroorganisme dilapisi oleh imunoglobin dan reseptor sel mengenal molekul

imunoglobin tersebut. Sel memori suatu prose fagositik dimana bakteri yang

memasuki tubuh menimbulkan respon imun karena sifat permukaan selnya dikenal

sebagai benda asing, (iii) makrofag juga bersifat kemotaksis yaitu meningkatkan

gradiensi konsentrasi sistem komplemen tertentu pada tempat peradangan, dan

meningkatkan sel fagositik pada tempat peradangan.

Page 7: JARINGAN IKAT

25

c. Sel Plasma

Sel plasma terdapat dalam jumlah yang sedikit di dalam jaringan ikat, namun

mereka banyak dijumpai pada tempat-tempat yang mudah dan sering ditembus

bakteri dan protein asing misalnya mukosa usus.

Sel plasma merupakan sel-sel yang besar, berbentuk bulat telur dan

mengandung banyak retikulum endoplasma kasar. Inti berbentuk speris dan

mengandung heterokromatin padat dan kasar.

Gambar 2.4 Ilustrasi sebuah sel plasma

Sel plasma berfungsi untuk sintesis antibody. Setiap antibody disintesis khas

untuk satu anti gen yang menyababkan produksi antibody yang bereaksi dengannya.

Proses sintesis antibody terjadi oleh adanya hubungan seluler antara makrofag yang

memfagosit antigen dengan sel plasma. Oleh sebab itu makrofag disebut sebagai

penyaji antigen (lihat gambar 2).

Dari gambar 2 menunjukkan bahwa makrofag yang telah memfagosit benda

asing akan (i) menginduksi munculnya sel plasma yang membentuk antiobodi khas

terhadap benda asing tersebut, dan (ii) mengeluarkan zat yang mengandung informasi

mengenai benda asing tersebut kepada sel plasma sehingga sel plasma membentuk

antibody khas terhadap benda asing tersebut.

Page 8: JARINGAN IKAT

26

d. Mast Cell

Sitoplasmanya mengandung butir-butir kromatin. Bentuk selnya bulat, inti

bulat dan terdapat di tengah, banyak dijumpai pada lamina propria di bawah mukosa

epitel dari organ-organ visera. Permukaan mast cell mengandung reseptor khusus

untuk IgE, sejenis imunoglobulin yang dihasilkan oleh selaput plasma. Mast cell

dapat melepaskan zat antikoagulan yaitu heparin. Selain itu juga menghasilkan

histamin yang dapat menyebabkan kontraksi otot polos, dilatasi kapiler serta

meningkatkan permiabilitas. Selain itu menghasilkan ECF.A (Eosinofil Chemotactic

Factor of Anaphylaxis) dan SRS. A (Slow Reacting Substance of Anaphylaxis) pada

kondisi tertentu.

Mast cell berfungsi mengikat IgE, dan berperan dalam reaksi alergi, menarik

eosinofil dan menyebabkan kontraksi otot polos.

e. Sel Lemak

Umum dijumpai pada jaringan ikat areolar, dapat sendiri-sendiri atau

berkelompok. Bila kelompok sel-sel tersebut besar, maka ia akan membentuk suatu

jaringan yang disebut jaringan lemak atau jaringan adipose. Biasanya dijumpai pada

bagian hypodermis kulit.

(a) (b)

Gambar 2.5 Sel-sel lemak pada jaringan adiposa

f. Leukosit

Salah satunya adalah jaringan limfosit. Limfosit ada yang berumur panjang

hingga beberapa bulan disebut limfosit T, dan ada yang berumur pendek disebut

Page 9: JARINGAN IKAT

27

limfosit B. limfosit T berperan dalam reaksi imun sedangkan limfosit B menghasilkan

sel plasma yang dapat membentuk antibody sesuai dengan antigen.

Eosinofil merupakan jenis leukosit yang sitoplasmanya banyak mengandung

granula (lisosom). Inti sel biasanya berlobus dua. Basofil adalah bentuk leukosit yang

mengandung granula dengan komposisi dan fungsi sama dengan mast cell.

Gambar 2.6. Beberapa jenis sel darah putih

g. Kromatofor (sel pigmen)

Kromatofor pada mamalia umumnya jarang dijumpai. Namun demikian ia

dapat dijumpai pada selaput pigmen pada mata, dan lapisandermis pada kulit. Sel ini

memiliki juluran sitoplasma yang panjang-panjang. Di dalam sitoplasmanya terdapat

butir-butir pigmen. Bila pigmen yang dikandungnya berwarna, misalnya melanin,

maka selnya disebut melanofor, bila pigmennya berwarna perak disebut guanofor,

bila warna merah disebut eritrofor, dan bila warna kuning disebut lipofor.

Sel-sel jaringan ikat berkembang dari sel-sel mesenkim, misalnya menajdi

mast sel, sel-sel endotel, dan sel lemak (gambar 1. 6)

Page 10: JARINGAN IKAT

28

Gambar 2.6. Perkembangan sel-sel jaringan ikat

Page 11: JARINGAN IKAT

29

2. Serabut Jaringan Ikat Ada tiga jenis serabut jaringan ikat yaitu serabut kolagen, serabut elastik, dan

serabut retikuler. Ketiga jenis serabut tersebut didistribusi secara seimbang diantara

berbagai jenis jaringan penyambung.

a. Serabut Kolagen

Merupakan serabut yang paling banyak dijumpai dalam jaringan ikat. Dalam

keadaan segar berupa benang-benang yang tidak berwarna. Tetapi bila terdapat dalam

jumlah besar, ia tampak berwarna putih misalnya pada tendon. Serabut kolagen juga

dapat dijumpai pada mesenterium dan terlihat sebagai struktur panjang silindris yang

berliku-liku dan memiliki garis-garis lngituginal. Diameter serabut kolagen berkisar 1

– 20 µm. terdiri atas fibril-fibril yang lebih halus dengan diameter berkisar 0,2 – 0,5

µm. dilihat dengan mikroskop cahaya, serabut kolagen berwarna merah dengan

pewarnaan eosin, dan biru dengan pewarnaan trikom Mallory, dan hijau dengan

pewarnaan trikom Massom.

b. Serabut Elastik

Serabut elastik mudah dibedakan dari serabut kolagen, sebab serabut elastik

lebih tipis dan tidak memiliki garis-garis longituginal. Selain itu serabut elastik

bercabang-cabang dan satu sama lainnya bersatu membentuk suatu jaringan yang

tidak teratur. Dalam keadaan segar dan dalam jumlah yang banyak tampak berwarna

kuning.

c. Serabut Retikuler

Serabut retikuler sangat halus dengan diameter kurang lebih sama dengan

fibril pada kolagen, dan terutama dijumpai pada organ-organ hematopoietik misalnya

lien, nodus limpatikus dan sumsum tulang merah.

Page 12: JARINGAN IKAT

30

Gambar 2.7 Serabut pada jaringan ikat longgar

C. PEMBAGIAN JARINGAN PENYAMBUNG Pembagian jaringan penyambung adalah sebagai berikut :

1. Jaringan ikat sesungguhnya

a. Jaringan ikat longgar = J.i. jarang = J.i areolar

b. Jaringan ikat padat

1) Jaringan adipodsa

2) Jaringan ikat padat tidak teratur

2. Jaringan ikat dengan sifat-sifat khusus

a. Jaringan adipose atau jaringan lemak

b. Jaringan retikuler

c. Jaringan hematopoietik

3. Jaringan ikat khusus atau jaringan penyokong

a. Tulang rawan

b. Tulang

1. Jaringan Ikat Areolar Sering disebut sebagai jaringan ikat longgar. Jaringan ikat longgar mengisi

ruang diantara serabut dan sarung otot, menyokong jaringan epitel. Dan membentuk

suatu lapisan yang mengelilingi pembuluh limfe dan pembuluh darah. Jaringan

penyambung longgar terutama dijumpai pada lapisan papilla dermis, di dalam

Page 13: JARINGAN IKAT

31

hypodermis, di dalam lapisan serosa kavum peritoneum dan pleura dan di dalam

kelenjar serta kavum peritoneum dan pleura dan di dalam kelenjar serta membran

mukosa (membran lembab yang melapisi organ berongga) yang

Gambar 7. Jaringan Ikat Longgar

Ciri khas jaringan ikat longgar adalah (i) elemen-elemen selulernya terletak

berjauhan oleh substansi intrasel, (ii) substansi dasar amorf merupakan unsur

pembentuk substansi intrasel utama. Komponen-komponen jaringan ikat longgar

meliputi (i) elemen-elemen seluler berupa fibrosit, sel mast, makrofag, leukosit dan

sebagainya (ii) serabut intra sel atau serat, ekstra seluler meliputi serabut kolagen,

serabut elastin, dan serabut retikuler. (iii) elemen intrasel atau substansi dasar amorf

atau substansi ekstra seluler terutama berupa proteoglikan dan glikoprotein.

Ada dua tipe jaringan ikat areolar yaitu (i) jaringan ikat gelatinosa dan (ii)

jaringan ikat embrional. Jaringan ikat gelatinosa yaitu jaringan ikat longgar dimana

substansi estraselulernya menyerupai sel. Matriks antar selnya disebut matriks

gelatinosa. Pada jaringan ikat ini terdapat banyak ruang intermolekuler yang berisi

cairan jaringan. Fungsi ruang intermolekuler dan cairan jaringan adalah (i)

memperlancar diffusi oksigen dan makanan dari kapiler di dalam jaringan ikat kepada

sel-sel, (ii) meningkatkan diffusi efektif produksi tambahan metabolic dari arah yang

berlawanan. Jaringan ikat gelatinosa terdapat pada funikulus umbilikalis. Di sini

jaringan ikat selain berfungsi seperti disebutkan di atas, juga berperan sebagai

Page 14: JARINGAN IKAT

32

bantalan untuk mencegah terjepitnya pembuluh darah yang terapit di dalam funikulus

umbilikus.

Gambar 8. Jaringan ikat embrional

2. Jaringan Ikat Padat Memiliki komponen-komponen yang kurang lebih sama dengan jaringan ikat

longgar, tetapi unsur serabutnya lebih dominan. Jaringan ikat padat memiliki jumlah

sel yang lebih sedikit dari pada jaringan ikat longgar. Fibroblas merupakan elemen

seluler yang paling banyak. Jaringan ikat padat kurang fleksibel, namun sangat

resisten terhadap stress.

Berdasarkan orientasi serabut-serabut penyusunnya, jaringan ikat padat terdiri

atas dua tipe yaitu (i) jaringan ikat padat teratur dan (ii) jaringan ikat padat dan tidak

teratur. Jaringan ikat padat teratur mengandung serbaut0-serabut dengan orientasi

yang teratur. Berdasarkan jenis serabut dominan yang menyusunnya, maka jaringan

ikat padat teratur dibagi menjadi dua tipe, yaitu jaringan ikat padat kolagen, dan (ii)

jaringan ikat padat elastin.

Jaringan ikat padat kolagen mempunyai serabut kolagen yang dominan dan

berjalan secara. Dijumpai antara lain pada tendon, dan ligemantum.

Page 15: JARINGAN IKAT

33

Gambar 8. Tendon

Tendon merupaka serabut kolagen yang berhimpitan padat dan berjalan secara

paralel dengan deretan inti fibrosit. Yang terjepit diantaranya. Pada tendon sel-sel

fibriosit, merupakan sel yang menghasilkan serabut kolagen. Diantara berkas serabut-

serabut kolagen terdapat pembuluh darah. Namun masih jarang terlihat.

Sejumlah tendon dibungkus oleh selubung yaitu pada tempat adanya gesekan

tulang atau benda lain. Pada dasarnya selubung tendon terdiri atas dua lapisan yaitu

(i) lapisan luar berupa tabung yang terdiri atas jaringan ikat yang melekat pada

jaringan di sekitarnya, (ii) lapisan dalam yang langsung membungkus tendon dan

melekat padanya. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat celah sempit yang berisi

cairan sinovial yang berfungsi sebagai peredam getaran. Permukaan dalam selubung

luar dan permukaan luar selubung dalam tidak dilapisi oleh sel-sel secara utuh dan

Page 16: JARINGAN IKAT

34

Gambar 10. jaringan ikat padat tidak tertur

hanya terdiri atas serabut kolagen sehingga permukaannya licin dan dapat saling

bergesekan.

Ligamen merupakan jaringan ikat padat teratur yang mengandung serabut

kolagen yang mengikat tulang dan sendi, terdiri atas berkas-berkas serabut intersel

yang bergabung padat dengan deretan fibrosit yang terjepit diantaranya. Serabut

longituginal pada kebanyakan ligamentum adalah serabut kolagen, namun

diantaranya terdapat serabut kolagen yang lebih halus dan sejumlah serabut elastis.

Jaringan ikat padat elastis merupakan jaringan ikat padat teratur yang terdiri

atas berkas-berkas serabut elastis yang tebal dan berjalan sejajar, dan diantara setiap

berkas tersebut terdapat (i) sedikit anyaman jaringan ikat longgar, (ii) fibroblast muda

yang mirip dengan fibroblast pada tendon, dan sedikit serabut kolagen.

Banyaknya serabut elastis menyebabkan jaringan ini berwarna kuning dan

memiliki elatisitas yang besar. Tipe jaringan ini jarang ditemukan, namun biasanya

dijumpai pada ligamen elastis seperti ligamen suspensorium penis, dan ligamen

kuning pada kolumna vertebrae.

Page 17: JARINGAN IKAT

35

D. JARINGAN ADIPOSA Jaringan adiposa merupakan jaringan ikat dengan sifat yang khusus, terdiri

atas sel-sel lemak yang disebut sel-sel adiposity yang menonjol. Sel-sel ini dapat

ditemukan senti-sendiri atau berkelompok-kelompok kecil di dalam jaringan ikat itu

sendiri, tetapi sebagian besar ditemukan di dalam jaringan adipose yang tersebar di

seluruh tubuh. Jaringan adipose penting sebagai suatu tempat penyimpanan lipida

yang merupakan sumber energi bagi tubuh.

E. JARINGAN RETIKULER Merupakan jaringan ikat dengan sifat khusus yang hanya terdapat pada limfa,

limfonodus, matriks tulang dan pembuluh darah hati. Jaringan retikuler terdiri atas

sel-sel retikuler dan serabut-serabut retikuler yang disintesis oleh sel-sel retikuler.

Oleh sebab itu jaringan retikuler dijumpai pada organ yang menghasilkan sel-sel

darah, dan ia berfungsi sebagai kerangka yang menyokong sel-sel bebas yang

ditemukan di dalam organ tersebut. Sel-sel retikuler memiliki tonjolan sitoplasma

yang panjang, inti bulat, besar dengan benang-benang kromatin yang halus. Nucleoli

satu atau dua.

Page 18: JARINGAN IKAT

36