penyakit jaringan ikat

65
PENYAKIT JARINGAN IKAT RIZKA NOVITA INDRIANI 20050310014

Upload: ninafitriana1

Post on 05-Jul-2015

1.279 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYAKIT JARINGAN IKAT

PENYAKITJARINGAN IKAT

RIZKA NOVITA INDRIANI

20050310014

Page 2: PENYAKIT JARINGAN IKAT

KLASIFIKASI PENYAKIT JARINGAN IKAT

SLE DLE Dermatomiositis Dermatokalazia Sindroma Ehler-

Danlos Skleredema

Skleroderma sirkumskripta

Skleroderma sistemik

Liken Sklerosis et Atrofikus

Pick-Herxheimer Pseudoxantoma

elastikum

Page 3: PENYAKIT JARINGAN IKAT

LUPUS ERITEMATOSUS Merupakan penyakit yang menyerang sistem

konektif dan vaskuler Merupakan penyakit autoimun. Ada banyak

anggapan bahwa penyakit ini disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor genetik dan imunologik, selain faktor genetik ada faktor infeksi (virus) dan faktor hormonal.

Penyakit dapat pula diinduksi oleh obat, misalnya prokainamid, hidantoin, griseofulvin, fenilbutazone, penisilin, streptomisin, tetrasiklin, dan sulfonamida dan disebut Systemic L.E.-like syndrome

Page 4: PENYAKIT JARINGAN IKAT

PATOGENESIS

Kedua bentuk lupus eritematosus dimulai dengan mutasi somatik pada sel asal limfositik (lymphocytic stem cell) pada orang yang mempunyai predisposisi.

Gejala-gejala pada kedua bentuk memberi sugesti bahwa keduanya merupakan varian penyakit yang sama. Kelainan-kelainan hematologik dan imunologik pada DLE lebih ringan daripada SLE

Page 5: PENYAKIT JARINGAN IKAT

PERBEDAAN SLE DAN DLE

SLE DLE

Wanita jauh lebih banyak daripada pria, umumnya terbanyak sebelum usia 40 tahun (antara 20-30 tahun)

Insidensi pada wanita lebih banyak daripada pria, usia biasanya lebih dari 30 tahun

Kira-kira 5% berasosiasi dengan atau menjadi DLE

Kira-kira 5% mempunyai lesi-lesi kulit SLE

Lesi mukosa lebih sering, terutama pada L.E.S akut

Gejala konstitusional jarang

Kelainan laboratorik dan imunologik sering

Kelainan laboratorik dan imunologik jarang

Fenomena sel L.E. 90% positif Fenomena sel L.E. 1-2 % positif

Antibodi antinuklear > 90% Antibodi antinuklear 35%

Wanita : pria = 8 : 1 Wanita : pria = 2 : 1

Page 6: PENYAKIT JARINGAN IKAT

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (SLE)

Definisi : merupakan penyakit sistemik yang menyerang sistem jaringan ikat dan vaskular dengan karakteristik adanya antinuklear antibodi (AAN).

Penyebab : dimasukkan ke dalam golongan penyakit autoimun, diduga faktor genetik memiliki peranan penting oleh karena di dalam serum penderita dapat terjadi fenomena sel LE, karena ada faktor LE. Di dalam sel darah didapati AAN dan serum komplemen glomerulus yang memperkuat konsep adanya gangguan imunologi dalam penderita LES.

Page 7: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Faktor yang mempengaruhi : sinar matahari sering menjadi faktor pencetus (fotosensitivitas). Obat seperti antibiotika dapat menjadi faktor penyebab timbulnya penyakit. Kehamilan kadang memberi perubahan pada perjalanan penyakit, hanya pada pascapartum dapat timbul kembali.

Gejala penyakit : Dimulai dengan gejala konstitusi (malaise, febris, BB

turun) Pada sendi dapat timbul atritis dan atralgia (terutama

pada sendi-sendi kecil) Kelainan ginjal (hematuria, proteinuria,tanda-tanda

sindrom nefrotik)

Page 8: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Kelaina kardiovaskuler (endokarditis akut, subakut, fenomena Raynaud)

Pada paru-paru dapat timbul pneumonia dan pleuritis Gangguan saluran pencernaan mual, diare, nyeri

pada perut atas Kelainan pada sistem kelenjar limfe

hepatosplenomegali Kelainan sistem saraf psikosis (terutama pada masa

eksaserbasi) Mata udem dis ekitar mata, konjungtivitis Darah serologis sifilis positif semu

Page 9: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Predileksi : kedua pipi, batang hidung, dada, lengan, pangkal jari-jari tangan, telapak tangan dan punggung tangan, mukosa mulut, faring dan vagina.

UKK : Eritem pada kedua pipi dan batang hidung butterfly

appereance eritem pada lengan, dada, punggung, telapak tangan

yang besarnya milier-numuler, batas tegas dan pada tepinya tampak hiperpigmentasi dan telangiektasi

Eritem dapat juga terjadi pada pangkal kuku (periungual erithema)

Skuma yang halus terdapat di atas daerah eritem

Page 10: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Makulopapular yang eritem dapat mengenai kepala, hingga menimbulkan alopesia permanen

Krusta menutupi lesi eritem disertai atrofi kulit Ulkus dan vaskulitis pada sisi eksternal jari-jari tangan Bula sering ditemukan apabila berhubunga dengan

fotosensitivitas Ulkus-ulkus pada mukosa palatum, dan faring yang

asimtomatis Ulkus juga dapat terjadi pada tungkai bawah sekitar

maleolus yang besarnya lentikuler sampai numuler dengan rasa sakit yang hebat

Petikie dan ekimosis lengan, dada, badan akibat trombositopenia

Page 11: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 12: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 13: PENYAKIT JARINGAN IKAT

KRITERIA DIAGNOSTIK) Eritema fasial (butterfly

rash) Lesi diskoid Sikatrik hipotrofik Fotosensitivitas Ulserasi di mulut dan

rinofaring Artritis (non erosif,

mengenai 2 atau lebih sendi perifer)

Serositis (pleuritis, perikarditis)

Kelainan ginjal (proteinuria > 0,5 g/hari, cellular casts)

Kelainan neurologik (kelelahan, psikosis)

Kelainan darah,yakni anemia hemolitik, leukopenia (< 4000/µl), limfopenia, atau trombositopenia (<100.000/µl)

Gangguan imunologik {( sel L.E, anti DNA, anti-Sm (antibodi terhadap antigen anti otot polos) atau positif semu tes serologik untuk sifilis)}, antibodi antinuklear.

Page 14: PENYAKIT JARINGAN IKAT

PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan laboratorium Fenomena sel S.E. dan tes sel L.E. Antibodi antinuklear (AAN) Lupus band test Anti-ds-RNA Anti-Sm

Page 15: PENYAKIT JARINGAN IKAT

DIAGNOSIS

Diagnosis dapat dibuat, bila kriteria dari A.R.A. dipenuhi. Harus diingat, bahwa pengumpulan berbagai gejala di semua alat dan kelainan laboratorik serta imunologik harus diadakan untuk memastikan SLE

DD : Artritis reumatika Sklerosis sistemik Dermatomiositis Purpura trombositopenik.

Page 16: PENYAKIT JARINGAN IKAT

PENATALAKSANAAN

Kortikosteroid sistemik merupakan indikasi, bila penderita sakit kritis, misalnya terdapat krisis lupus nefritis, pleuritis, perikarditis atau mengalami banyak hemoragi. Prednison 1 mg/kg BB atau 60-80 mg sehari.

Kemudian diturunkan 5 mg/minggu dan dicari dosis pemeliharaan yang diberikan selang sehari.

Obat-obat antibiotik, antiviral dan antifungal harus diberikan, bila terdapat komplikasi, misalnya infeksi sekunder, pneumonia bakterial atau infeksi virus, dan mikosis sistemik.

Page 17: PENYAKIT JARINGAN IKAT

DISKOID LUPUS ERITEMATOSUS

Kelainan biasanya berlokalisasi simetrik di muka (terutama hidung dan pipi), telinga atau leher. Lesi terdiri atas bercak-becak (makula merah atau bercak meninggi), berbatas jelas dengan sumbatan keratin pada folikel-folikel rambut (follicular plugs). Bila lesi-lesi di atas hidung dan pipi berkonfluensi dapat berbentuk seperti kupu-kupu (butterfly erythema).

Page 18: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Penyakit ini dapat meninggalkan sikatriks atrofik, kadang-kadang hipertrofik, bahkan distorsi telinga dan hidung

Hidung dapat berbentuk seperti paruh kakatua. Bagian badan yang tidak tertutup pakaian, yang terkena sinar matahari lebih cepat beresidif daripada bagian-bagian lain.

Lesi-lesi dapat terjadi di mukosa, yakni di mukosa oral dan vulva, atau di konjungtiva.

Klinis nampak deskuamasi, kadang-kadang ulserasi dan sikatrisasi.

Page 19: PENYAKIT JARINGAN IKAT

VARIAN KLINIS DLE

Lupus eritematosus tumidusBercak-bercak eritematosa coklat yang meninggi terlihat di muka, lutut, dan tumit. Gambaran klinis dapat menyerupai erisipelas atau selulitis.

Lupus eritematosus profundaNodus-nodus terletak dalam, tampak pada dahi, leher, bokong, dan lengan atas. Kulit di atas nodus eritematosa, atrofik atau berulserasi.

Page 20: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Lupus hipotrofikusPenyakit sering terlihat di bibir bawah dari mulut, terdiri atas plak yang berindurasi dengan sentrum yang atrofik.

Lupus pernio s.chilblain lupus (Hutchinson)Penyakit terdiri atas bercak-bercak eritematosa yang berinfiltrasi di daerah-daerah yang tidak tertutup pakaian, memburuk pada hawa dingin.

Page 21: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Predileksi : wajah (pipi kiri dan kanan) simetris, telinga kiri dan kanan, dada, lengan, dan kepala di belakang telinga.

UKK : makula eritematosa, makula hiperpigmentasi numular sampai plakat dengan gambaran kupu-kupu. Sekitar lesi dadapati telangiektasia dan pada bagian tengan didapati sumbatan folikular (folicullar plug).

Gambaran histopatologi : gambaran lesi yang khas (wire loop) yaitu penebalan membran basalis dan sumbatan folikuler. Terdapat degenerasi jaringan ikat berupa hialinisasi, edema dan parubahan fibrinoid pada sel-sel di bawah epidermis.

Page 22: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 23: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Pemeriksaan Lab : Pemeriksaan darah untuk melihat perbandingan

albumin dan globulin (rasio A/G), laju endap darah untuk leukositosis, serta melihat sel LE (dengan pewarnaan Romanovsky).

Urinalisis DD :

Psoriasis : penyakit kronik residitif dengan skuama tebal berwarna putih mengkilat.

Dermatitis seboroik : biasanya menyerang daerah kepala yang berambut dengan skuama berminyak dan gatal

Tinea fasialis : dibedakan dengan pemeriksaan KOH dan biopsi kulit

Page 24: PENYAKIT JARINGAN IKAT

PENATALAKSANAAN Penderita harus menghindarkan trauma fisik, sinar

matahari, lingkungan yang sangat dingin, dan stress emosional.

Sistemik diberikan obat antimalaria, misalnya klorokuin. Dosis inisial ialah 1-2 tablet (@ 100 mg) sehari selama 3-6 minggu, kemudian 0,5-1 tablet selama waktu yang sama. Obat hanya dapat diberikan maksimal selama 3 bulan agar tidak timbul kerusakan mata

Topikal : preparat kortikosteroid (hidrokortison 1-2%, betametason propionat, triamsinolon asetonida)

Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada DLE dengan lesi-lesi yang diseminata. Dosis kecil diberikan secara intermiten misalnya prednison 30 mg.

Page 25: PENYAKIT JARINGAN IKAT

DERMATOMIOSITIS Merupakan penyakit

inflamatorik dan degeneratif dengan angiopatia di kulit, subkutis dan otot.

Kelainan tersebut mengakibatkan perasaan lemah dan atrofi pada otot, terutama di sekitar pinggul.

Page 26: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Etiologi Penyebab dermatomiositis belum diketahui, namun

disangka penyakit auto-imun. Beberapa penyelidik memikirkan virus sebagai penyebabnya.

Insidensi Penyakit tidak terlalu jarang, insidensi lebih kecil

daripada SLE atau skleroderma sistemik, tetapi lebih sering daripada poliarteritis nodosa.

Rasio pria dan wanita ialah 1 : 2. Penyakit terdapat pada semua usia, tetapi usia paling

sering ialah anak antara 5-15 tahun dan dewasa antara 40-60 tahun.

Page 27: PENYAKIT JARINGAN IKAT

GEJALA KLINIS

Penyakit mulai dengan

perubahan khas pada muka

(terutama pada palpebra),

yakni terdapat eritem dan

edema, berwarna merah ungu

( lila disease) kadang-kadang

juga livid.

Pada palpebra terdapat

telengektasia, disertai

paralisis otot-otot ekstra-

okular. Fase ini berlangsung

beberapa bulan.

Page 28: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Pada fase selanjutnya

timbul perubahan-

perubahan kutan yang

menetap dan menyerupai

lupus eritematosus.

Kelainan di muka menjalar

ke leher, toraks, lengan

bawah, dan lutut.

Papul-papul datar di atas

sendi-sendi tangan (tanda

Gotron) merupakan tanda

patognomonis untuk

dermatomiositis. Fase ini

disertai demam intermiten,

takikardi, hiperhidrosis, dan

penurunan berat badan.

Page 29: PENYAKIT JARINGAN IKAT

KELAINAN DI LUAR KULIT

Kelainan otot dapat bersifat berat. Kelemahan otot yang ekstensif disertai pembengkakan akut dan nyeri. Otot-otot yang terserang biasanya simetris dan terutama berlokalisasi di pinggang, juga di bahu dan tangan.

Kelainan mata terutama terdapat pada retina, berupa perdarahan dan bercak-bercak seperti serat wol atau katun.

Penyakit asosiasi kadang-kadang ada Scleroderma lokalisata dapat timbul bersama-sama dermatomiositis dan disebut sklerodermatosis

Page 30: PENYAKIT JARINGAN IKAT

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan enzim serum dengan elektromiografi tampak kreatinin fosfokinase meningkat

ElektromiografiPemeriksaan darah : LED naik,

anemia, eosinofilia dan kreatinuria serta pemeriksaan albuminuria

Pemeriksaan Rontgen

Page 31: PENYAKIT JARINGAN IKAT

DD : SLE, skleroderma Komplikasi :

Dapat terjadi deformitas jari tangan dan kaki Nyeri abdominal Kardiomiopati oleh karena terjadi degenaerasi otot

jantung Gagal nafas karena saluran nafas menjadi kaku

sklerosis otot pernafasan Wajah sedih

Page 32: PENYAKIT JARINGAN IKAT

PENATALAKSANAAN

Istirahat total Kortikosteroid sistemik diberikan dalam dosis

supresif (60 mg prednison sehari) dan kemudian diturunkan sampai pada dosis pemeliharaan.

Bila perlu diberi obat-obat imunostatik, seperti metotreksat atau azatioprin.

Sebagai adjuvan diberikan vitamin E dan asam para-aminobenzoat.

Page 33: PENYAKIT JARINGAN IKAT

DERMATOKALASIA (KUTIS LAKSA)

Kutis laksa bentuk generalisata kongenital jarang terjadi. Elastisitas kulit berkurang, longgar, dan tidak kembali ke posisi normal. Bentuk setempat sedikit lebih sering dijumpai, misalnya pada blefarokalasia. Bentuk didapat dapat dilihat pada penderita yang semula kegemukan setelah mengalami penurunan berat badan, sehingga kulit perut berkerut. Dermatokalasia dapat juga disebabkan oleh obat-obatan (penisilin, penisilinamin)

Page 34: PENYAKIT JARINGAN IKAT

SINDROM EHLER-DANLOS

Sinonim : Kutis Hiperelastika/ Kulit Karet Indian

Etiologi : suatu kelompok yang diturunkan oleh jaringan kolagen jarang terjadi

Page 35: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Gambaran klinis : ditandai dengan kulit lunak, kenyal dan hiperekstensi, sendi hipermobil atau ‘double-jointed‘. Kutis laksa dapat terjadi. Kulit rapuh dan mudah terjadi memar; jaringan parut atrofidan luas. Sklera biru.

Page 36: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Penatalaksanaan : tidak ada terapi khusus,

tetapi beri perhatian khusus jika terjadi

laserasi, agar jaringan parut yang terbentuk

kecil.

Page 37: PENYAKIT JARINGAN IKAT

SKLEREDEMA ADULTORUM(PENYAKIT BUSCHKE)

Adalah infiltrasi seperti skleroderma yang

terutama mengenai wajah, leher, dan badan.

Juga dapat mengenai lengan dan kadang-

kadang tungkai. Kulit menjadi keras dan tidak

dapat ditekan. Skleredema seringkali

menyertai penyakit infeksi dan sering

dihubungkan dengan diabetes.

Page 38: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 39: PENYAKIT JARINGAN IKAT

SKLERODERMA SIRKUMKRIPTA

Skleroderma ialah kolagenosis kronis dengan gejala khas bercak-bercak putih kekuning-kuningan dan keras, yang seringkali mempunyai halo ungu di sekitarnya. Penyakit mulai dengan stadium inisial yang inflamatorik, yang kemudian memasuki fase sklerodermatik.

Sinonim: skleroderma lokalisata atau morfea.

Page 40: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Etiologi Belum diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor

familial. Kehamilan dapat menyebabkan presipitasi atau agravasi pada morfea.

Insidensi Wanita menderita tiga kali lebih banyak daripada pria. Usia yang paling sering terserang adalah antara 20-40

tahun. Bentuk linear lebih predominan pada anak. Bila timbul

pada orang dewasa bentuk linear mulai pada usia lebih muda daripada bentuk lain.

Page 41: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Patogenesis Patogenesisnya belum jelas

Kemungkinan ada trofonerosis sebagai faktor yang mendasari, sebab penyakit dapat timbul sesudah terdapat kelainan kelenjar tiroid atau penyakit Raynaud.

Penyakit dapat timbul sesudah terdapat faktor-faktor provokatif, yakni trauma di kepala, penyakit infeksi (virus atau yang lain), atau intoksikasi.

Penyakit dapat sebagai manifestasi gangguan psikosomatik, yang menyebabkan spasme vaskuler.

Page 42: PENYAKIT JARINGAN IKAT

GEJALA KLINIS Morfea Soliter (morfea en plaque)

Lesi terdiri atas sebuah bercak sklerotik yang numuler atau sebesar telapak tangan. Bercak biasanya berbentuk bulat, berbatas jelas, dan berkilat seperti lilin. Warna bercak merah kebiru-biruan, kadang-kadang seperti gading dengan halo ungu (violaceus lila ring). Hal tersebut berarti lesi masih inflamatorik (aktif). Bagian tengah bercak berwarna putih kuning seperti gading.

Di dalam lesi rambut berkurang, begitu juga respons keringat menurun. Bercak atau plak tersebut keras dan berindurasi, tetapi tidak melekat erat pada jaringan di bawahnya.

Page 43: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Morfea Gutata Bentuk ini sangat jarang. Lesi terdiri atas bercak kecil

dan bulat yang atrofik. Di sekitarnya terdapat halo ungu kebiru-biruan. Beberapa lesi berkelompok, lokalisasi biasanya di dada atau leher.

Skleroderma linear (skleroderma en coup de sabre) Lesi solitar dan unilateral. Biasanya lesi di kepala, dahi

atau ekstremitas. Pada lesi terdapat atrofi dan depresi. Berbeda dengan morfea biasa, yang terletak superfisial, maka skleroderma linear menyerang lapisan-lapisan kulit dalam.

Page 44: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Morfea segmental Bentuk ini dapat berlokalisasi di muka dan

menyebabkan hemi-atrofi. Bila berada di sebuah atau lebih dari sebuah ekstremitas, di samping ada indurasi ada pula atrofi pada lemak subkutis dan otot. Akibatnya ialah kontraktur otot dan tendon, serta ankilosis pada sendi tangan dan kaki.

Morfea generalisata Bentuk tersebut merupakan kombinasi empat bentuk

di atas. Morfea tersebar luas dan disertai atrofi otot-otot, sehingga timbul disabilitas. Lokalisasi terutama di badan bagian atas, abdomen, bokong, dan tungkai.

Page 45: PENYAKIT JARINGAN IKAT

SKLERODERMA DIFUSA PROGRESIVA

Penyakit ini seperti skleroderma sirkumskripta, tetapi secara berturut-turut alat-alat viseral juga dikenai.

Sinonim: skleroderma sistemik/ sklerosis sistemik

Etiologi dan patogenesis seperti pada skleroderma sirkumskripta.

Page 46: PENYAKIT JARINGAN IKAT

GEJALA KLINIS

Penyakit ini melalui tiga stadium, yaitu Menyerupai morbus Raynaud, Mukosa terserang, Alat-alat dalam terkena pula.

Page 47: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 48: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Stadium I Kelainan vasomotorik sebagai akrosianosis dan

akroasfiksi, terutama pada jari tangan. Di muka terdapat teleangiektasi. Kemudian tampak bercak-bercak yang indurasi yang berwarna agak kekuning-kuningan.

Pengerasan kulit dan keterbatasan pergerakan berakibat timbul muka topeng, mikrostomia, sklerodaktil pada jari tangan dengan ulserasi pada ujung, akrosklerosis dengan hiperpigmentasi dan depigmentasi serta atrofi, mulut kantong tembakau.

Stadium II Mukosa oral terkena : terdapat indurasi di lidah dan

gigi, serta terdapat paroksisma vasomotor dan kelainan sensibilitas

Page 49: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Stadium III Alat-alat visera terserang. Disfungsi dan penurunan motilitas esofagus Lambung dan usus mengalami kelainan yang sama Fibrosis paru Perikarditis dan efusi perikardium Penurunan fungsi ginjal

Sindrom C.R.S.T. (calcinosis cutis, Raynaud phenomenon, sclerodactily and telangiectasis syndrome) merupakan bentuk ringan skleroderma sistemik. Hanya esofagus terkena, alat-alat dalam lain tidak. Pada bentuk ini survival rate dalam 10 tahun adalah 93%.

Page 50: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 51: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 52: PENYAKIT JARINGAN IKAT

DIAGNOSIS

Kadang-kadang baru dapat dibuat setelah observasi penderita cukup lama.

DD Kelainan kulit mula-mula dapat menyerupai

mikosis atau lupus eritematosus diskoid. Sklerodaktili harus dibedakan dengan lesi pada

lepra, siringomieli dan penyakit Raynaud. Bentuk ini harus didiagnosis banding dengan penyakit Raynaud dan miksedema.

Page 53: PENYAKIT JARINGAN IKAT

PENATALAKSANAAN

Sampai kini belum ada obat spesifik untuk skleroderma. Tetapi harus ditujukan pada alat-alat yang terkena.

Penderita harus dilindungi terhadap kedinginan, bila terdapat fenomena Raynaud. Vasodilatansia dapat diberikan bila terdapat gejala-gejala vasomotorik.

Kortikosteroid (triamsinolon asetonid) dapat dipakai sebagai pengobatan, disuntikkan intralesi seminggu sekali. Efektivitas obat yang diberi sulit dinilai, sebab penyakit cenderung membaik secara spontan.

Page 54: PENYAKIT JARINGAN IKAT

LIKEN SKLEROSIS ET ATROFIKUS

Kelainan ini, seringkali dimulai dengan papul kecil berwarna merah yang segera berubag menjadi seperti porselen.

Meskipun kulit tampak atrofik, sebenarnya mungkin tidak mengalami atrofi. Papul-papul tersebut dapat bergabung membentuk fokus yang lebih besar, yang seringkali disertai sumbat keratin folikular.

Page 55: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Daerah genital seringkali terkena dengan

pengerutan jaringan dan pruritus vulva yang hebat

(kraurosis vulva, kraurosis penis). Meatus uretra

dapat mengalami penyempitan, khususnya pada

pria.

Gambaran histologis yang khas pada liken

sklerosus ialah destruksi serat elastik (berbeda

dengan skleroderma). Pada badan, lesi skleroderma

sirkumkripta dapat menyerupai liken sklerosus.

Page 56: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 57: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 58: PENYAKIT JARINGAN IKAT

AKRODERMATITIS KRONIKA ATROPIKA

Sinonim : pick Herxhaimer Definisi : merupakan kondisi dermatologis

kronik progresiv dan akhirnya menyeabkan atropi kuat pada kulit. Menyerang sistem saraf perifer (polineuroaphati)

Penyebab : kerusakan kulit yang progresiv diikuti oleh infeksi spirocheta Borrelia afzelii

Page 59: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Ruam kulit biasa terjadi pada ekstremitas atau tungkai diawali dengna stdium inflamasi dengan warna merah kebiruan dan pembengkakan kutis atrofi (bulan/tahun). Plakat sklerotik mungkin terjadi.

Apabila acrodermatitis kronika atropika semakin terjadi kulit akan menjadi berkerut (seperti kertas rokok)

Page 60: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Apabila sudah terjadi selama bertahun-tahun, akan menyebabkan atropi kulit, pada beberapa pasien akan terjadi keterbatasan gerak ekstremitas atas dan bawah

Terapi yang diberikan termasuk antibiotik seperti doksisiklin dan penisilin sampai 4 minggu pada fase akut.

Terapi sulit dilakukan apda pasien fase atrofi kronik.

Page 61: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 62: PENYAKIT JARINGAN IKAT

PSEUDO XANTHOMA ELASTICUM

Etiologi : gangguan yang disebabkan oleh jaringan elastik, jarang terjadi

Gambaran klinis : lesi kulit jelas, perubahan retina dan gangguan vaskular. Kulit lunak, lentur dan berkeriput disertai papula kekuningan berpola retikular atau berbentuk plak, sehingga tampaknya seperti kulit ayam atau “peau d’orange”. Keadaan ini khas terlihat pada kulit leher, aksila, fossa antekubiti.

Page 63: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Garis angioid keabuan terlihat terlihat pada

retina . Jika arteri juga terkena akan mudah terjadi

perdarahan baik dari usus atau tempat-tempat

lain. Sering juga ada hipertensi.

Penatalaksanaan : hindari olahraga/hobi atau

peerjaan yang mudah menimbulkan trauma

sehingga terjadi kerusakan mata.

Page 64: PENYAKIT JARINGAN IKAT
Page 65: PENYAKIT JARINGAN IKAT

Alhamdulillah…