jamur, mikroalga, protozoa
DESCRIPTION
Mikrobiologi LingkunganTRANSCRIPT
-
PERCOBAAN 17
KURVA TUMBUH BAKTERI
I. TUJUAN
1. Mengetahui dinamika pertumbuhan populasi suatu kultur bakteri
2. Membuat kurva pertumbuhan dan menentukan waktu generasi
kultur bakteri
3. Menentukan secara kuantitatif jumlah sel yang hidup/jumlah total
sel pada kultur mikroba
II. PRISIP PERCOBAAN
Mempelajari pertumbuhan populasi bakteri dapat dilakukan dengan
cara menginokulasikan sel hidup pada media kadlsu steril kemudian kultur
diinkubasi pada suhu, pH, dan kondisi gas optimum. Dalam kondisi
tersebut, sel akan melakukan distribusi dengan cepat dan dinamika
pertumbuhan mikroba dapat digambarkan dalam bentuk kurva
pertumbuhan populasi dengan memplot penambahan jumlah sel versus
waktu inkubasi. Kurva tersebut menggambarkan fase siklus pertumbuhan
dan memfasilitasi perhitungan jumlah sel.
III. TEORI DASAR
Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan
jumlah atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan
merupakan suatu proses kehidupan yang irreversible, artinya tidak dapat
dibalik kejadiannya. Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan
kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan
dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel,
pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil
pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel
maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba. Pertumbuhan mikroba dalam
suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut
-
disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase
kematian.
Untuk mempelajari kurva petumbuhan populasi bakteri didapatkan
dengan melakukan inokulasi sel hidup pada media kaldu steril dimana
kemudian kultur diinkubasi pada pH, temperatur, dan kondisi gas yang
optimum. Dalam kondisi optimum tersebut, sel akan melakukan
reproduksi dengan sangat cepat dan dinamika pertumbuhan mikroba dapat
digambarkan dalam grafik kurva pertumbuhan populasi, yang dibuat
dengan memplot penambahan jumlah sel versus waktu inokulasi. Kurva
yang dibuat juga dapat digunakan untuk menggambar fase siklus
pertumbuhan. Selain itu juga dapat memfasilitasi penghitungan jumlah sel
dan laju pertumbuhan organism tertentu di bawah kondisi standar yang
dinyatakan dengan waktu generasi, waktu yang dibutuhkan populasi
mikroba untuk memperbanyak jumlahnya dua kali lipat.
Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola
pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan. Kurva tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Fase Lag
Setelah inokulasi, terjadi peningkatan ukuran sel, mulai
pada waktu sel tidak atau sedikit mengalami pembelahan. Fase ini,
ditandai dengan peningkatan komponen makromolekul, aktivitas
metabolik, dan kerentanan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Fase
lag merupakan suatu periode penyesuaian yang sangat penting
Gambar 3.1. Kurva Pertumbuhan Populasi
-
untuk penambahan metabolit pada kelompok sel, menuju tingkat
yang setaraf dengan sintesis sel maksimum.
2. Fase Log/Pertumbuhan Eksponensial
Pada fase eksponensial atau logaritmik, sel berada dalam
keadaan pertumbuhan yang seimbang. Selama fase ini, masa dan
volume sel meningkat oleh faktor yang sama dalam arti rata-rata
komposisi sel dan konsentrasi relatif metabolit tetap konstan.
Selama periode ini pertumbuhan seimbang, kecepatan peningkatan
dapat diekspresikan dengan fungsi eksponensial alami. Sel
membelah dengan kecepatan konstan yang ditentukan oleh sifat
intrinsic bakteri dan kondisi lingkungan. Dalam hal ini terdapat
keragaman kecepatan pertumban berbagai mikroorganisme. Waktu
lipat dua untuk E. coli dalam kultur kaldu pada suhu 37oC, sekitar
20 menit, sedangkan waktu lipat dua minimal sel mamalia sekitar
10 jam pada temperatur yang sama.
3. Fase Stasioner
Pada saat digunakan kondisi biakan rutin, akumulasi
produk limbah, kekurangan nutrien, perubahan pH, dan faktor lain
yang tidak diketahui akan mendesak dan mengganggu biakan,
mengakibatkan penurunan kecepatan pertumbuhan. Selama fase
ini, jumlah sel yang hidup tetap konstan untuk periode yang
berbeda, bergantung pada bakteri, tetapi akhirnya menuju periode
penurunan populasi. Dalam beberapa kasus, sel yang terdapat
dalam suatu biakan yang populasi selnya tidak tumbuh dapat
memanjang, membengkak secara abnormal, atau mengalami
penyimpangan, suatu manifestasi pertumbuhan yang tidak
seimbang.
4. Fase Kematian
Pada saat medium kehabisan nutrien maka populasi bakteri
akan menurun jumlahnya, Pada saat ini jumlah sel yang mati lebih
banyak daripada sel yang hidup. Untuk mendapatkan kurva seperti
gambar di atas, dilakukan pengukuran populasi bakteri dalam
-
Erlenmeyer yang dikocok, dalam interval waktu inkubasi. Dan
sesuai dengan sesi praktikum, maka mungkun hanya fase log dan
lag yang dapat diamati. Kurva kemudian di plot pada kertas
semilog dengan dua nilai pengukuran pertumbuhan. Metode
langsung menghitung sel hidup pada satu seri pengenceran dari
sampel yang diambil setiap 30 menit. Metode tidak langsung
dengan melakukan pengukuran kekeruhan spektrofotometer setiap
30 menit, untuk indeks peningkatan massa sel.
Pengukuran kuantitatif pupolasi mikroorganisme seringkali amat
diperlukan di dalam berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Pada
hakikatnya terdapat dua macam pengukuran yang paling umum, yaitu
pengukuran jumlah sel dan pengukuran massa sel. Pertumbuhan sel juga
dapat ditentukan dengan mengukur jumlah kehadiran beberapa konstituen
penting sel seperti RNA, DNA atau protein, atau juga produk metabolit
seperti asam organik. Setiap metode mempunyai keuntungan dan
kelemahan yang berbeda-beda, karena itu kadang seorang ahli
menggunakan gabungan dari beberapa metode untuk mendapatkan
pengukuran kuantitatif. Secara mendasar, penghitungan mikroorganisme
secara kuantitatif dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Waktu generasi juga dapat dihitung baik dengan metode langsung
ataupun tidak langsung menggunakan data kurva pertumbuhan. Metode
tidak langsung dengan menggunakan ekstrapolasi sederhana dari fase log.
Pilih dua titik pada skala optical density, seperti 0.2 dan 0.4, yang
menggambarkan penggandaan turbiditas (kekeruhan). Dengan
menggunakan penggaris, ekstrapolasi dilakukan dengan menggambar garis
antara setiap optical density yang ditentukan dengan garis ordinat dan
kurva tumbuh. Kemudian tarik garis lagi dari titik akhir terakhir tersebut
ke arah absis.
-
Waktu generasi dapat ditentukan dengan :
Waktu generasi = t(OD 0,4) t(OD 0,2)
= 90 menit-60 menit= 30 menit
Sementara bila dengan metode langsung menggunakan log jumlah sel pada
kurva tumbuh dengan rumus sebagai berikut :
Waktu generasi =
Dimana :
t = waktu dalam jam atau menit antara b dan B
B = jumlah suatu bekteri pada suatu titik selama fase log
b = jumlah suatu bekteri pada suatu titik selama fase log
Spektrofotometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding
dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Gambar 3.3. Alat Spektrofotometer
Gambar 3.2. Metode Tidak Langsung untuk Menntukan Waktu Generasi
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Absorbansi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kuarsahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kuvet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Cahayahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konsentrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kuvet&action=edit&redlink=1 -
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat:
Inkubator
Sprektrofotometer
Pembakar Bunsen
Colony counter
24 cawan petri steril
Pipet steril 1 ml & 10 ml
shaker
Bahan:
Kultur biakan Escherechia coli (berumur 10-12 jam). Pertumbuhan
dihentikan di tengah fase log dengan menaruh pada water bath
berisi es
Per kelompok: 100 ml kaldu nutrisi dalam erlenmeyer 250 ml, 18
botol berisi akuades steril 99 ml, dan 4 botol berisi 100 ml medium
agar nutrisi.
V. HASIL DAN PENGAMATAN
No. WAKTU HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
1 t = 0
menit
10-4
; 1 ml
Bakteri : Eschericia coli
Kondisi : 37oC
Medium : Agar nutrisi dalam cawan
petri
Waktu inkubasi: 24 jam
Sumber : Kelompok 03 (Kamis)
Tanggal : 20 Maret 2015
Keterangan :
Dari pengenceran sebanyak
10-4
diambil 1 ml bakteri. Setelah
diinokulasi dengan metode pour plate
dan diinkubasi selama 24 jam pada
suhu37oC, terlihat bintik putih
-
sebanyak lebih dari 300 koloni.
2 t = 0
menit
10-5
; 0.1 ml
Bakteri : Eschericia coli
Kondisi : 37oC
Medium : Agar nutrisi dalam cawan
petri
Waktu inkubasi: 24 jam
Sumber : Kelompok 03 (Kamis)
Tanggal Pengamatan : 20 Maret 2015
Keterangan:
Dari pengenceran sebanyak 10-4
diambil 0,1 ml bakteri. Setelah
diinokulasi dengan metode pour plate
dan diinkubasi selama 24 jam pada
suhu37oC, terlihat bintik putih
sebanyak 173 koloni
3 t = 0
menit
10-6
; 1 ml
Bakteri : Eschericia coli
Tanggal Pengamatan : 20 Maret 2015
Sumber :Kelompok 2 (Kamis)
Inkubasi : 37 oC selama 24 jam
Kondisi : kaldu pengenceran 10-6
Media : NA
Keterangan :
Terlihat bintik bintik sangat kecil
yang diduga sebagai koloni bakteri
sejumlah 49 koloni.
4 t = 0
menit
10-7
; 0.1 ml
Bakteri : Eschericia coli
Inkubasi: 37oC 24 jam
Medium: Agar nutrisi dalam cawan
petri
Sumber: Kelompok 03
Tanggal pengamatan: 20 Maret 2015
Keterangan: Dari pengenceran
sebanyak 10-6
diambil 0,1 ml bakteri.
Setelah diinokulasi dengan metode
pour plate dan diinkubasi selama 24
jam pada suhu 37oC, terlihat bintik
putih sebanyak 2 koloni.
-
No. WAKTU HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
1 t = 30
menit
10-4
; 1 ml
Bakteri: E. coli
Media :
Agar nutrisi pada cawan petri
Metode :
Pour plate
Waktu Inkubasi: 24 jam
Tanggal Pengamatan: 20 Maret
2015
Pengamatan :
Setelah diinkubasi selama 24 jam,
didapatkan jumlah koloni sebanyak
192
Sumber :
Kelompok 4 Shift Kamis
2 t = 30
menit
10-5
; 0.1 ml
Bakteri: E. coli
Media :
Agar nutrisi pada cawan petri
Metode :
Pour plate
Waktu Inkubasi: 24 jam
Tanggal Pengamatan: 20 Maret
2015
Pengamatan :
Setelah diinkubasi selama 24 jam,
didapatkan jumlah koloni sebanyak
134
Sumber :
Kelompok 4 Shift Kamis
3 t = 30
menit
10-6
; 1 ml Bakteri: E. coli
Media :
Agar nutrisi pada cawan petri
Metode :
Pour plate
Waktu Inkubasi: 24 jam
Tanggal Pengamatan: 20 Maret
2015
Pengamatan :
Setelah diinkubasi selama 24 jam,
didapatkan jumlah koloni sebanyak
109
Sumber :
Kelompok 4 Shift Kamis
-
4 t = 30
menit
10-7
; 0.1 ml
Bakteri: E. coli
Media :
Agar nutrisi pada cawan petri
Metode :
Pour plate
Waktu Inkubasi: 24 jam
Tanggal Pengamatan: 20 Maret
2015
Pengamatan :
Setelah diinkubasi selama 24 jam,
didapatkan jumlah koloni sebanyak 7
Sumber :
Kelompok 4 Shift Kamis
No. WAKTU HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
1 t = 60
menit
10-4
; 1 ml
Percobaan: 17
Spesimen: E.coli
Kondisi: Dengan konsentrasi 10-
4, diambil sampel 1 ml
Medium: agar nutrisi yang
dicairkan
Gambar hari ke 1
Tanggal: 20 Maret 2015
Sumber: Kelompok 08 Shift
KamisKeterangan: terdapat bintik
-
bintik putih. Jumlah koloni
terhitung lebih dari 300.
2 t = 60
menit
10-5
; 0.1 ml
Percobaan: 17
Spesimen: E.coli
Kondisi: Dengan konsentrasi 10-4
,
diambil sampel 0.1 ml sehingga
konsentrasi menjadi 10-5
Medium: agar nutrisi yang
dicairkan
Gambar hari ke 1
Tanggal: 20 Maret 2015
Sumber: Kelompok 08-Shift
Kamis
Keterangan: terdapat bintik bintik
putih. Jumlah koloni terhitung 2
3 t = 60
menit
10-6
; 1 ml
Media :
Agar nutrisi pada cawan petri
Kondisi diencerkan: 106 kali
Waktu Inkubasi : 24 jam
Metode :
Pour plate
Pengamatan :
terdapat 4 koloni kecl berbentuk
bulat Sumber :
Kelompok 9 Shift Kamis
4 t = 60
menit
10-7
; 0.1 ml
Media :
Agar nutrisi pada cawan petri
Kondisi diencerkan: 107 kali
Metode :
Waktu Inkubasi : 24 jam
Pour plate
Pengamatan :
terdapat 4 koloni besar dan 40
koloni kecil Sumber :
Kelompok 9 Shift Kamis