jalur magazine edisi 1 maret 2012

28
1 JALUR Edisi 1, Maret 2012

Upload: irwansahaja

Post on 04-Aug-2015

101 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

1JALUR Edisi 1, Maret 2012

Page 2: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 20122

Page 3: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

3JALUR Edisi 1, Maret 2012

REDAKSI

Fokus

SIMPING, Kecil Tapi Mendunia

Pariwisata Dan Kebudayaan

Sao Langke, Bukti Budaya Yang Penuh Arti

Kuliner

Kerupuk Basah

Usaha Kite

Warnet Menjamur, Bang Jack Tetap Bertahan

Sumber Jawi Pet Shop, Berawal Dari Hobi

Sajian Mie Ayam Gurih Ala Warung Mie Ayam Baro-kah Pontianak

Mitha Meubel, Hasilkan Ratusan Juta

Bergantung Hidup Dengan Kopra

Agronomi

Gaharu Sumber Penghasilan Masa Depan

Bisinis Online

e-Commerce Menjadi Idola Di Pontianak

Inspirasi

Cashflow Quadrant, Robert T. Kiyosaki

Analisa Pasar

Maret, Emas Melonjak 1800/ Troy Once

Profil Pengusaha

H. Yandi Abu Raihan Sukses Dengan Raihan Farfum

Daftar Isi

Diterbitkan Oleh: CV. Nada Indah Khatulistiwa

Pimred : Irwan Kurniawan

Sekred: Ignatius Noreng

Benred: Tiska Yunanda

Redaktur : Wahyu setiawan, M. Jimmy. T

Artistik & Layout: Ikur

Fotografer : Richo

Reporter: Lia, Asmadi, Andri Setiawan, Nabu, Nore

Page 4: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 20124

FOKUS

Selasa (14/2), Tim Jalur me-ngunjungi tempat wi sa -ta pu lau terkecil di dunia yang berada di Kota Sing-

kawang. Pukul 14:00 WIB kami tiba di Sedau, kami melihat sebuah papan nama yang bertuliskan Sinkazoo. Kami langsung bergegas masuk, melewati barisan pohon kelapa yang menjulang dan diselipi beberapa tumbuhan liar. Sekitar 10 menit akhirnya kami tiba di gerbang, penjaga tikets udah menunggu dan menyapa kami dengan senyuman. Cukup membayar Rp 10.000,- / orang kami siap menikmati keindahan pulau Simping.

Sungguh tak mengira bahwa pulau terkecil di dunia merupakan bagian dari wilayah Kalimantan Barat. Fakta itu telah tercatat dan dinyatakan oleh PBB. Simping, itu-lah nama pulau tersebut, berada di pesisir pantai Teluk Mak Jantuh yang merupakan kawasan wisata Sinka Is-land Park , Singkawang Selatan, Kali-mantan Barat. Dari Pusat Kota Sing-kawang, Simping dapat ditempuh dengan waktu sekitar 20 menit dan 3 – 4 jam dari Ibukota Kalimantan Barat, Pontianak. “ Pulau simping ini merupakan pulau terkecil di dunia, bahkan itu tercatat di PBB”, ungkap

Herry bagian humas wisata pulau Simping sambil tersenyum bangga saat ditemui tim Jalur.

Untuk harga tiket pada hari bi-asa, pengelola pulau Simping mem-berikan tarif sebesar Rp 10.000,-/ orang. Sedangkan pada hari libur maksimal Rp 20.000,-/ orang. Jadi, untuk harga pengunjung cukup ter-jangkau. Untuk fasilitas lain, mereka menyediakan kolam renang dan aneka makanan yang disediakan warung-warung pinggir pantai.

Pengunjung Simping bearasal dari berbagai daerah baik domes-tik maupun mancanegara. “ Wisa-tawan yang datang ke sini tidak han-ya dari dalam negeri, wisatawan dari luar negeri seperti Belanda, Canada pernah datang ke sini. Ada yang hanya sekedar liburan, ada juga yang melakukan penelitian di sini”, ujar Herry sambil menunjuk kearah pulau Simping.

Tidak hanya semata-semata un-tuk dinikmati saja, simping juga dija-dikan tempat syuting. “Trans 7 juga pernah syuting untuk acara si Bolang di simping dan baru-baru ini film Mba Mao Si Mei Mei juga syutingnya di

Pulau Simping ini”, kata Hery lagi.

Jalan ke pulau Simping, tampak di samping kiri, warung-warung minu-man dan makanan Tampak pada warung-warung tersebut, dereta kelapa muda yang tampak hijau segar dan siap diminum. Penduduk dan pemilik warung di sekitar pulau Simping dalam berkomunikasi meng-gunakan bahasa Melayu Sambas. Dengan ramah mereka menawar-kan minum di warung mereka. Se-dangkan di sisi kanan jalan tampak patung sio yang berjejer dengan guratan-guratan yang tampak nya-ta. Sekitar seratus meter kami sudah melihat pulau Simping yang menjadi tujuan utama tim Jalur berkunjung. Angin meniup tidak terlalu kencang, matahari pun sudah mulai meredup. Keindahan langit ketika itu semakin menambah suasana pantai menjadi semakin hidup.

Setibanya kami di jembatan yang menghubungkan pulau Simp-ing, kami di sambut oleh sebuah pa-pan pengumuman yang bertuliskan “ Tahukah Anda?? Pulau Simping adalah pulau terkecil di dunia dan telah di akui dan tercatat di PBB. Mari lestarikan alam kita…” . Tulisan itu

PULAU SIMPING,Kecil Tapi Mendunia

Page 5: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

5JALUR Edisi 1, Maret 2012

FOKUS

mengisyaratkan suatu kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat yang memiliki objek wisata berupa pulau terkecil yang terkenal di dunia. De-cak kagum pun terpancar dari wa-jah tim Jalur. Tiga orang Photografer tim Jalur siap mengeluarkan senjata andalannya untuk mengabadikan keindahan pulau Simping.

Jembatan panjang memben-tang hingga pulau Simping, pem-batas jembatan yang berwarna pu-tih semakin membuat cerah objek wisata itu. Empat orang pengunjung tampak sibuk merakit pancingnya. Ternyata pulau Simping juga menjadi tempat menuangkan hobi memanc-ing bagi para pengunjung. “Kami sering mancing sini! Ada lah! ikan-ikan kecil tapi kepuasan menikmati pantai itu yang utama”, kata Aliong dengan logat mandarinnya.

Cuaca memang sangat men-dukung, air sedang surut, batu ka-rang tampak indah di permukaan air laut yang dangkal. Debur ombak ke-cil yang mengalun membuat mata yang memandang terbuai. Buih-buih bekas benturan ombak dengan pan-tai atau karang menambah keinda-han air laut yang kebiru-biruan. Pan-tai ini merupakan pantai yang indah, pengelola wisata terlihat sangat menjaga kebersihan pantai, tampak tidak ada sampah yang berserakan di pantai.

Kami akhirnya menginjakkan

kaki di Pulau Simping untuk per-tama kalinya, masing-masing dari kami mencari posisi yang paling enak untuk menikmati indahnya panorama sekitar pulau Simping. Salah satu re-porter Jalur menaiki sebuah batu besar yang berada di tengah-tengah pulau Simping, dengan wajah berseri ia me-mandang ke arah lautan dan kapal nelayan yang tampak berbaris. Hanya ada bebera-pa pohon saja yang ada di Pu-lau ini, sebatang pohon kelapa dan beberapa pohon yang tingginya sekitar 6 meter. Tak Jauh dari pepo-honan di samping kanan pulau ada sebuah klenteng kecil tempat warga thionghoa bersembahyang. Dari Pu-lau ini terlihat tiga pulau kecil yang tidak begitu jelas, berlatarkan lan-git biru cerah dan awan putih yang menggumpal dengan bentuk yang tak tentu. Karang yang berada seki-tar lima puluh meter dari Simping ber-bentuk lingkaran, menambah keuni-kan panorama. kibasan angin laut memberi kesegaran bagi pengun-jung dan membuat pengunjung be-tah berada di Pulau Simping ini. Saat kami sedang asyik menikmati pan-orama dengan cara masing-masing, lima orang ibu-ibu berusia sekitar 40 tahun mendekati kami, seorang dari mereka meminta kami untuk men-gabadikan foto mereka dengan kamera telepon seluler atau HP. Se-nyuman hangat pun tampak ketika mereka berdiri sambil menatap ka-

mera dari photografer tim JALUR. ”Dua kali s e m i n g g u saya ke si ni” celetuk se-orang dari me reka.

B e r a -da di Pu-lau Simping m e m b u a t pengunjung tidak sadar akan waktu. Perut kami

sudah mulai keroncongan dan kami pun beranjak, untuk mengisi perut disalah satu warung di pesisir pantai Teluk Mak Jantuh. Saat beranjak me-ninggalkan pulau simping, pandan-gan kami tertuju pada bukit yang hijau, menambah kesegaran mata kami. Kami menghampiri warung yang tepat menghadap pulau simp-ing. “Ada makanan berat nda kak?” Tanya Riko photografer Tim JALUR.

“Makanan berat ade! Batu na-menye!” jawab Kakak pemilik wa-rung. Serentak kami tertawa ketika mendengar guyon si Kakak pemi-lik warung. Kami memesan empat porsi nasi goreng dan es kelapa muda dan sejenak beristirahat sam-bil berbincang-bincang mengenai pengalaman tadi. Berdasarkan ket-erangan si Kakak pemilik warung, ia sudah berjualan sejak objek wisata ini di buka. Untuk membuka usaha di sana, mereka hanya membayar sewa tempat seharga Rp 100.000,- dan Rp 160.000,- untuk sewa kursi sebanyak 6o kursi per bulannya un-gkap seorang pedangan yang kami sapa KAKAK itu. Sekitar 20 menit, empat porsi nasi goreng terhidang di hadapan kami.

Hari pun semakin gelap, sudah pukul 17:19 WIB. Tim JALUR pun harus meninggalkan kenangan terindah di pulau Simping ini. Tawa canda, kein-dahan pulau Simping sudah mem-benam di dalam ingatan. Kami pun melangkahkan kaki menuju parkiran. Sesekali kami memandang ke be-lakang, Pulau Simping semakin jauh. Terselip dalam benakku, suatu hari kami akan datang lagi menikmati pulau simping.

Page 6: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 20126

PARIWISATA & KEBUDAYAAN

Sinar Mentari mulai menyengat kulit, menembus jacket parasut yang saya kenakan, namun angin pedesaan terasa segar menerpa wajah saya yang heran memandangi sepanjang

jalan. Suasananya kini jauh berbeda dari waktu saya tinggalkan empat tahun silam. Sepeda motor yang saya tumpangi bersama Pak Beger melaju tenang di jalan raya Putussibau ke perkampungan tua nan penuh cerita Sungulo’ Apalin. “Jalan menuju Sungulo’ Apalin sekarang sudah mulus berlapis aspal sampai ke depan betang. “Cukup satu jam 15 menit saja dari Putussibau” kata Pak Beger yang berprofesi sebagai guru di Putussibau ini . Secara administratif, Dusun Sungulo’ Apalin merupakan satu dari 6 (enam) Dusun dalam Desa Tanjung Kerja, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat . Dusun Sungulo’ Apalin terletak pada Bujur 112′45° - 112′55° BT ; pada Lintang 1′2° - 1′12° LU. Karena letaknya yang relatif dekat dari Kota Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, sekitar satu jam perjalanan darat, membuat sao langke Sungolo’ Apalin cukup ramai dikunjungi wisatawan. Setiap pengunjung akan disambut ramah penghuni yang kebanyakan orang tua, tidak dipungut bayaran dan cukup mengisi buku tamu. Bila berkenan, pengunjung akan disuguhi minum tuak (minuman dari sari enau yang difermentasi), baram (minuman tradisional dari beras ketan) dan makan sirih karena dianggap menghargai budaya masyarakat lokal.

Setibanya di Betang, Baki’ Gunung (Baki’ sama dengan

kakek dalam bahasa Indonesia, dia satu di antara orang tua, warga Dusun Sungulo’ Apalin) langsung menyapa saya dan bercerita. “Dahulu transportasi menuju Sungulo’ Apalin menggunakan perahu bermesin tempel 40 pk. Dari Putuss-ibau sampai muara batang Apalin, Sungai Sungulo’ meng-habiskan bensin lebih dari 200 liter. Jika menggunakan pera-hu dayung, empat hari-empat malam”, tuturnya.

Sao Langke, Betang Khas Dayak Tamambaloh

Bentuk pemukiman khas suku dayak di pulau Kalimantan adalah rumah betang (rumah panjang) oleh Dayak Tama-mbaloh Apalin dikenal sebagai Sao Langke. Sao Langke Di-huni lebih dari 500 jiwa (150 – an kepala keluarga), sao langke yang panjangnya 268 meter, dengan tinggi tiang dari permu-kaan tanah sekitar 7 – 9 meter, dan memiliki 53 tindo’an (bilik rumah) selebar 4-6 meter. Di dalam tindo’an terdapat ruang tamu, kamar tidur, dan dapur ini tak diketahui persis pada ta-hun berapa pertama kali dibangun. Menurut penuturan Baki’ Gunung, Sao langke telah tiga kali berpindah lokasi. Perki-raan Baki’ rumah betang ini dibangun pada tahun 1800 – an dan pernah diperbaiki pada 1940 – an karena kebakaran. Dahulu sao langke sengaja dibuat tinggi sekitar 7 – 9 meter untuk menangkal tombak musuh atau benteng pertahanan saat perang antarsuku. Supaya mudah dalam penjagaan, tangga rumah hanya dibikin tiga yang letaknya berada di samping kanan, tengah dan kiri rumah. Setelah perang an-tarsuku usai, sao langke diturunkan lebih rendah, sekitar 5 – 6 meter dari atas permukaan tanah dan tangga rumah juga ada yang di belakang, yang dibangun sebagian masyara-kat secara swadaya.

Sao langke Sungulo’ Apalin didirikan di atas tiang pe-nyangga dari kayu tole’an (Belian,Eusideroxylon zwagerii) berusia lebih dari 200 tahun dengan diamater 50 sentimeter,

Sao Langke Bukti Budaya Yang

Penuh ArtiOleh : Ignatius Noreng

Page 7: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

7JALUR Edisi 1, Maret 2012

PARIWISATA & KEBUDAYAAN

dan beratapkan sirap. Pada bagian depan rumah terdapat pagar yang menyatu dengan sao langke. Pagar yang biasa disebut dengan Tanga’ Duan itu tersusun dari kayu-kayu bu-lat kecil. Pada bagian tengah ada yang namanya Tanga’ Sao (teras atau selasar), yakni ruangan yang cukup lebar dan memanjang dengan lantai terbuat dari kayu bulat kecil dari pohon jengger, tempat warga beraktivitas dan berkum-pul mengadakan berbagai pertemuan. Di Tanga’ Sao, ada tempat duduk yang panjangnya sekitar 2 – 4 meter, biasanya menempel di Tanga’ Duan yang disebut Tasu’. Selain meng-gunakan papan, dinding di depan tindo’an masih ada yang menggunakan kulit pohon meranti (Shorea sp). Dibagian bawah sao langke, terdapat lantai papan yang disusun se-rupa panggung yang disebut ando. Ando digunakan warga sebagai gudang tempat menyimpan berbagai peralatan dan tempat untuk manutuk (menumbuk) padi. Posisi ando ini persis dibagian bawah rumah/kolong dengan ketinggian sekitas satu meter dari permukaan tanah dengan tiang me-nyatu, menumpang pada tiang penyangga sao langke.

Meski bangunan sao langke terbuat dari bahan-bah-an pilihan, tetap saja bangunan itu adalah buatan tangan manusia. sao langke Sungulo’ Apalin terancam kepunahan dan mengalami kerusakan pada fisik bangunannya karena termakan usia . Rumah betang seperti sao Langke dapat di-jumpai di hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemuki-man suku dayak.

Kini selain sebagai tempat tinggal, rumah betang lebih berperan sebagai sarana pelestarian kebudayaan masyara-kat suku dayak. Rumah betang adalah jantung struktur sosial kehidupan suku dayak dan cerminan kebersamaan. Aturan di rumah betang dituangkan dalam hukum adat, seperti keamanan bersama, bergotong royong, tolong menolong, acara adat, dan acara kematian. Nilai utama yang menon-jol di rumah betang adalah nilai kebersamaan (komunal-isme). “Mereka waktu itu membutuhkan proses belajar ten-tang aturan, nilai, dan sistem yang telah berlaku lama di luar tetapi baru hendak mereka adopsi, sering terjadi criminal,” tutur Yulianus Lian, Guru SD setempat. “yang terutama dari

semua itu adalah proses belajar dalam pengelolaan usaha ekonomi,” sambungnya.

BUDAYA LISAN DI RUMAH BETANG : “kita semua ber-saudara”

Selain Suku Dayak Tamambaloh Apalin di sao langke terdapat pula suku lain seperti Suku Dayak Iban, Kantu’k, Kapuas, Kayaa’n, Kanayat’n (ahe), Jawa, dan Nusa Teng-gara Timur. Perbedaan suku ini tidak menjadi persoalan, akan tetapi adat istiadat yang digunakan tetap mengacu pada adat istiadat Suku Dayak Tamambaloh Apalin yang dipimpin oleh seorang tamanggung (tumenggung).

Tamanggung bersama-sama tua-tua adat, mengu-rusi berbagai masalah adat di dalam komunitas ini, seperti batas hak ulayat, hukum adat tradisi yang berlaku. Dahulu seorang kepala adat menjadi kepala pemerintahan (ketu-menggungan). Pada 1979, struktur pemerintahan adat ini menjadi pemerintahan desa yang dikepalai oleh kepala desa. tetapi masyarakat tetap mengakui keberadaan tu-menggung sebagai kepala adat. Kehidupan sehari-hari di sao langke, setiap warga saling membantu apabila ada keluarga yang mengalami musibah atau mengadakan pesta. Jika salah satu warga berburu dan mendapatkan hasil, maka ia membagikannya ke para tetangga. Saat berladang, dilakukan dengan gotong royong atau biasa disebut dengan suang baar.

Untuk mengawali aktivitas, warga sao langke biasan-ya melakukan pamindara (ritual atau upacara adat) dan mengamati tanda-tanda dan gejala alam seperti mimpi dan bunyi burung yang mereka kenal dengan sebutan beo’ (tanda alam). Dalam pembangunan rumah misalnya, masyarakat melakukan ritual, terutama saat penancapan pakayu (tiang pertama) yang diikat talayong (rancak dari bambu berisi sesajen) di atasnya. Kalau ada yang mening-gal atau terdengar bunyi burung yang tidak baik, pemban-gunan rumah tidak dilanjutkan. Biasanya untuk menghindari suara-suara burung, orang-orang memukul gendang sepanjang hari secara bergantian.

Sebelum memulai pembangunan sao langke, diada-kan sebuah upacara adat. Upacara ini diawali pada saat mencari kayu tole’an di hutan yang akan digunakan seb-agai tiang dan atap rumah. Upacara yang dilakukan beru-pa pemberian sesaji bagi roh-roh yang ada dihutan. Pada saat pendirian kaso (kasau) rumah, diadakan upacara malao’ kapas (menjatuhkan kapas) dari tempat yang tinggi dan disertai dengan pembacaan doa. Pada saat peresmi-an pemakaiannya kemudian, diadakan lagi sebuah acara mamasa’i sao, ditujukan sebagai pemberian penghargaan tertinggi terhadap bangunan sao langke sekaligus kepada para leluhur.

Kehidupan di sao langke tidak luput dari perselisihan antar-sesama warga. Kasus yang terjadi biasanya berkaitan dengan permasalahan lahan, pertengkaran anak muda, dan sebagainya. Akan tetapi, karena rasa persaudaraan masih kuat dan adat istiadat di rumah betang masih tetap terjaga dengan baik. Ketika ada warga berkelahi, atau merusak barang orang lain dan ada warga yang men-curi atau tidak memberitahukan pemakaian barang ke-pada orang lain, ia dapat dikenakan utangan (sangsi). Jika berkelahi sampai mengeluarkan darah, ia dikenakan pati. Sangsi yang diberikan biasanya berupa membayar denda. Denda diukur dengan satuan kaletau, yaitu barang antik yang telah disepakati nilai tukarnya.

Page 8: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 20128

Jika terjadi permasalahan, ada beberapa cara yang di-gunakan warga untuk menyelesaikannya. Caranya melalui penyelesaian secara kekeluargaan diantara kedua belah pihak yang berselisih, maupun dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat. Cara ini biasanya dikenal dengan nama panakara. Pada saat panakara, kedua belah pihak harus menghadirkan juru bicara yang biasanya diambil dari ketua adat atau tokoh masyarakat yang memahami hukum adat. Juru bicara ini yang saling beradu argumen membela orang-orang yang berselisih. Keputusan penyelesaian perkara di-tentukan oleh tamanggung setelah menimbang argumen dari kedua belah pihak.

Di rumah betang masih terdapat budaya koronangis, budaya basirang dan ule’ulean. Pada masyarakat Day-ak Tamambaloh Apalin, budaya koronangis merupakan senandung yang sarat akan kebijaksanaan, sindiran halus, petuah/ nasehat, yang dilantunkan dengan senandung yang khas. Budaya basirang merupakan budaya yang bersi-fat religius berupa rangkaian kata-kata, diucapkan dengan nada khas, dilaksanakan dalam upacara penyembuhan orang sakit yang dipimpin oleh balian (dukun), dan disebut upacara arabalian. Sedangkan budaya ule’ulean merupak-an cerita rakyat seperti Limang Takuan nana Basaladang, menceritakan kisah perjuangan, kepahlawanan heroik dan percintaan.

Masyarakat percaya bahwa Ukit Tailung (dunia arwah) merupakan tempat berkumpulnya semua sumangat (jiwa) orang yang sudah meninggal. Orang yang selama hidupnya selalu berbuat kebaikkan, sumangat nya menjelma men-jadi hantu baik yang selalu berusaha membantu manusia, terutama keluarga yang ditinggalkannya. Tetapi orang yang hidupnya tidak benar, maka sumangat nya akan menjelma menjadi hantu jahat, yang gentayangan dan suka meng-ganggu.

Seiring perjalanan waktu, perlahan-lahan sao langke mulai tidak menjadi pilihan pertama lagi untuk ditinggali oleh keluarga-keluarga baru. Pilihan pertama untuk tempat ting-gal sekarang ini adalah membangun rumah-rumah tunggal. Pilihan itu sesuai dengan keinginan pemerintah yang cen-derung mendorong keluarga-keluarga untuk membangun rumah tunggal yang lebih higienis. Pada akhirnya, dikhawat-irkan sao langke Sei Uluk Apalin semakin hari hanya menjadi simbol dari tradisi yang ditelan zaman. Ada beberapa tradisi ditinggalkan, ada pula yang dipertahankan. Yulianus Lian, guru Sekolah Dasar Sei Uluk Palin menjelaskan, ”Misalnya saja dalam penyelenggaraan perkawinan atau kepemilikan ladang, hukum adat tetap dibutuhkan. Begitu pula jika bi-cara tentang asal-usul. Di manapun anggota masyarakat ini berada, mereka akan kembali ke Betang untuk pulang kam-pung.”

Page 9: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

9JALUR Edisi 1, Maret 2012

KULINER

K erupuk Basah, adalah nama suatu penganan khas dari kabupaten

Kapuas Hulu dan berbahan dasar ikan air tawar biasanya Ikan Belida (Notopterus chitala H.B). Penganan yang berbahan dasar ikan ini, berbentuk bulat memanjang umumnya berwarna putih, kenyal ketika dikunyah hampir mirip Siomay Bandung atau Empek Empek Palembang.

Masyarakat Kapuas Hulu lebih familiar menyebut kerupuk basah dengan satuan lungkung seperti sosis dengan diameter lebih kurang 2-5 cm dan panjang 25 -30 cm per satuannya. Lungkung-lungkung itu kemudian di kukus sampai dirasa cukup matang merata. Menikmati kerupuk basah yang sudah masak bisa dimakan bersama sambal, agar terasa lebih nikmat. Bagi yang tidak terlalu menyukai aroma ikan yang menyengat, dapat menambahkan jeruk nipis atau jeruk lemon di sambalnya, dijamin pasti ketagihan. Proses pembuatannya hampir sama dengan pembua-tan kerupuk pada umumnya, hanya saja kerupuk basah disajikan langsung tanpa melalui proses dijemur dan digoreng.[ ]

RESEP KERUPUK BASAH

Bahan-Bahan :

1. 1 Kg Daging ikan belidak segar yang sudah digil-ing halus (dapat diganti dengan ikan air tawar lain sejenisnya, seperti patin, toman)

• 500 Gr Tepung sagu/kanji putih

• 6 Siung bawang putih ditumbuk halus

• ½ Sdm merica bubuk

• 3-4 Gelas air putih

• Garam secukupnya

• Penyedap rasa sesuai selera.

2. Cara membuat

• Ikan yang sudah digiling halus, dicampur dengan semua bumbu, di aduk/diadon hingga merata

• Adonan yang sudah dicampur, dibentuk meng-gumpal bulat memanjang kira-kira dengan diameter 3cm dan panjang 25-30cm (sesuai selera)

• Kukus adonan selama lebih kurang 40-60 menit

• Setelah dirasa matang merata, angkat dari kuku-san, siap dihidangkan. Lebih nikmat dihidangkan saat masih panas/hangat.

3. Bahan Sambal :

• 20 Buah cabe rawit merah segar

• 200 Gr kacang tanah goreng tanpa kulit

• Gula pasir secukupnya

• Garam secukupnya

• Penyedap rasa sesuai selera.

KERUPUK BASAH

Page 10: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 201210

Tepat di depan gedung instalasi Rumah Sakit Soedarso Pontianak, tampak sebuah warnet penuh dengan orang-orang yang sedang sibuk browsing atau hanya sekedar main

game online. Warnet Bang Jack, begitulah pelanggan warnet menyebutnya. Warnet yang berukuran tiga kali enam dengan 10 unit computer sekaligus tempat tinggal itu merupakan usaha Jacky Loe Karza bersama istrinya, Dika. Setelah beberapa lama menunggu dan menghabiskan secangkir kopi saya memperoleh kesempatan untuk berbincang dengan Bang Jack. Duduk beralaskan tikar plastik kemerah-merahan di ruang belakang yang berdinding putih, berhadapan langsung dengan sungai yang membentang dari Sungai Raya dan bermuara di sungai kapuas. Airnya kehitam-hitaman penuh dengan sampah yang mengapung.

Warnet Jack ini dimulai sejak 2008, dulunya tidak membuka usaha warnet, hanya usaha rental penge-tikan biasa saja dengan seorang teman bernama Roni. Usaha yang di jalani mereka bermodalkan keinginan ser-ta skill yang ada, kebetulan Jack dan Roni saat itu masih kuliah di Teknik Elektro, salah satu Universitas di Pontianak. Seiring berjalannya usaha rental ini, begitu banyak ken-dala yang dihadapi mereka dan mengalami kemeroso-tan sampai satu tahun saja usaha yang mereka geluti itu berjalan.”tutur Bang Jack, sambil melemparkan senyu-man ”.

Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan niat Bang Jack untuk memulai usaha kembali, prinsip yang Bang Jack terapkan dalam dirinya adalah sebuah kegagalan bukan berarti kekalahan tetapi kesuksesan yang tertun-

USAHA KITE

Usaha Warnet Menjamur , B A N G J A C K T ETA PB E R TA H A NOleh: Wahyu Setiawan

Page 11: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

11JALUR Edisi 1, Maret 2012

da. Bang Jack mendapatkan yaitu sebuah pengalaman yang begitu berharga di dunia usaha. Pada tahun 2009, Bang Jack kembali memulai usahanya bermodalkan tekad bulat, membuka usaha warnet bermodalkan pin-jaman kepada Orang Tua, dan tabungannya. Saat ini usaha Bang Jack begitu dikenal di lingkungan Soedarso tidak hanya di sekitar Soedarso bahkan sampai ke Ka-bupaten Kubu Raya dan Kabupaten lainnya Bang Jack memiliki relasi, serta pelanggan yang selalu setia berkun-jung di warnetnya.

Selain warnet berjumlah 10 unit komputer ini, Bang Jack membuka usaha lain yaitu usaha video suting dan editing serta jasa pengetikan skripsi dll. Dari usaha vidio suting pernikahan, Bang jack melanglang buana ke daerah-daerah bersama satu mitra kerjanya yang ber-nama Iin. Jasa pengetikan skripsi yang dilakoninya ini menjadi incaran mahasiswa terutama mahasiswa yang sedang skripsi.

“Kita mesti faham apa yang pelanggan inginkan, dan menjaga sebuah kepercayaan terhadap kon-sumen” tutur Bang Jack. Hal ini yang menjadi pegangan Bang Jack dalam berusaha terutama kepercayaan ser-ta pelayanan yang istimewa terhadap konsumen. Hing-ga menjadikan pelanggan warnet Bang Jack tidak mau berpindah bahkan bertambah lebih ramai. Sama halnya

yang di tuturkan Iin salah satu karyawan Bang Jack,” kita tetap memberikan yang terbaik untuk para pelanggan kita, dengan begitu mereka akan selalu respect dengan apa yang kita berikan”, katanya sambil melihat-lihat

Dalam berusaha bang jack punya kiat tersendiri agar pelanggannya tetap setia. ”Begitu banyak usaha warnet di Pontianak tetapi kita harus beda dari yang lainnya, beda dalam arti, bagaimana cara kita mem-buat pelanggan kita merasa nyaman dan puas atas ser-vis yang kita berikan,” ungkap Bang Jack sambil tertawa girang. Robi salah satu pelanggan warnet bang Jack menuturkan bahwa, “ saya selalu bermain game on line WAR di warnet ini, atau browsing dan download lancar katanya.”Sambil memperhatikan permainan Game per-ang yang ia mainkan. Selain Robi juga ada pelanggan lain, Paksu panggilannya. “ Saya merasa di rumah send-iri sebab jika haus saat bermain game on line Istri Bang Jack, Dika selalu memberikan air kepada pelangan-pelanggannya jadi betah bermain game on line disini”, tutur Paksu dengan logat daerahnya. pembaca yang ingin memerlukan jasanya di bidang video suting perni-kahan dapat menghubungi Bang Jack di 085750775985 dan 081256209327.[]

USAHA KITE

Page 12: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 201212

SUMBER JAWI PET SHOP, sebuah nama toko yang menjual berbagai macam jenis hewan peliharaan teru-tama berbagai jenis anjing pelihara-an. Toko bernomor 426 itu terletak di kawasan Sungai Jawi Pontianak, yang ditandai sebuah papan nama. Pemiliki Pet Shop (Toko Hewan Peli-haraan) bernama Tommy Limpah, yang akrab disapa, A Cheng, seka-ligus pengusaha distributor ayam, dan pemilik tunggal Sumber Jawi Farm. Saat ini Sumber jawi Pet Shop memiliki kurang lebih 50 ekor anjing yang di urus oleh lima orang dog keepers.

Bisnis pet shop di wilayah Pontianak tidak mudah, karena memerlukan suatu alasan yang mampu

membuat bisnis ini bertahan seperti alasan yang dikemukan oleh A Cheng. “Awal nya, saya tak pernah berniat untuk menjadikan ini sebagai ajang bisnis, karena memang dasarnya saya pecinta anjing”, tutur A Cheng dengan gaya santainya. “Tapi seiring waktu, kemudian berkembang menjadi Pet Shop”, sambungnya.

A walnya ia hanya memelihara seekor anjing great dane seperti tokoh film animasi scoby-doo yang ia beri nama Black. Black menarik perhatian teman-tamen

ACheng, mereka memintanya bantuan untuk mendatangkan anjing-anjing ras. Berbagai alasan yang melatarbelakangi teman-temannya untuk memiliki anjing ras seperti untuk menjaga gudang, tambak ikan arwana, dan sarang walet. Anjing yang di pesan teman-temannya itu misalnya german stephard atau herder, rottweiler, pitbull, dan dogo argentino. Terkadang ada juga temannya yang memesan jenis anjing hias atau anjing sahabat seperti golden retriever yang dikenal dengan nama buddy dalam film air bud, siberian husky, dan pomerian. “itulah yang membuat saya berpikir untuk membangun bisnis ini, di tambah banyak nya teman-teman yang mendukung” . cetus pak ceng sambil bermain dengan salah satu anjing great dane kesanyangan nya, Black.

Tetapi jalannya Sumber Jawi Pet Shop tidak selalu mulus, terkadang menemui masalah yang tidak terpikirkan sebel-umnya. “Pernah ada orang memesan, minta disediakan seekor anak anjing, tapi setelah pesanannya datang, orang itu tidak jadi mengambil-nya, namun tidak saya per-masalahkan. Anjing itu saya pelihara sendiri, karena memang pada dasarnya saya pecinta anjing,” papar A Cheng sambil tertawa lebar sembari menyulut sebatang rokok kretek dibibir nya dan menawarkan minuman kepada saya.

Sumber Jawi Pet Shop dilengkapi berbagai macam asessoris untuk hewan peliharaan seperti kalung leher ,tali penuntun , pemotong kuku, mainan, dan baju untuk anjing, kandang dan salon hewan pelihara-an terutama utuk anjing. Sumber Jawi Pet Shop juga menyediakan berb-agai ragam makanan untuk anjing, snack, shampoo, dan vitamin.[]

USAHA KITE

SUMBER JAWI PET SHOP,Berawal Dari Hobi

Oleh : Erwin Arahap

Page 13: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

13JALUR Edisi 1, Maret 2012

Oleh : Jimmy

Mau menikmati sajian mie gurih ber-campur ayam kecap yang dimasak khas? Anda bisa datang Warung Mie Ayam Barokah yang dominan berwarna merah di Jl. Gusti Hamzah no. 24 A tepatnya di persimpangan lampu merah Podomoro. Mie atau pangsit yang ditawarkan memang beda dengan mie pada umumnya. Menampilkan mie dengan tekstur mie yang lembut sehingga mudah hancur ketika dikunyah. Menawar-kan rasa manis ketika dinikmati dengan kuahnya.

Daging ayam sebagai bahan utama dimasak dengan teknik khas yang terasa guris dengan pedas lada dan manisnya kecap, menja-dikan irisan daging ayam berwarna hitam kecokelatan. Mie ayam terasa lebih bervariasi oleh kerupuk dan sayur mayor di dalamnya. Dengan menambahkan sedikit kecap, sam-bal dan jeruk sambal menambah lezat yang dirasakan oleh lidah yang menikmatinya.Warung yang berisikan delapan meja dan enam belas kursi ini setiap harinya penuh dengan konsumen yang terpuaskan oleh rasa mie ayam yang disediakan. Konsumen yang datang dengan latar be-

lakang yang berbeda seperti ma-hasiswa, pegawai kantoran sampai Ibu rumah tangga. “saya sering datang ke sini, Soalnya selain rasa mi enak, porsinya juga pas untuk kantong mahasiswa,” ungkap Leny , mahasiswi salah perguruan tinggi di Pontianak sambil tersenyum.

Harga yang ditawarkan berva-

riasi sesuai porsi dan tidak terlalu merogoh saku. “Porsi utama hanya Rp 8.000, sedangkan setengah porsinya Rp 5. 000 saja,” tutur Blacky, assiten pemilik Mie Ayam Barokah ini dengan wajah semangatnya. Warung Mie Ayam Barokah ini mem-pekerjakan enam orang karyawan, dua orang bertugas sebagai pelay-an dapur (menyediakan minuman dan mencuci) sedangkan empat orang melayani pesanan konsumen yang datang. “ Warung kami buka pukul 14: 30 WIB sampai pukul 21:00 WIB tergantung bahan mie ayam dan biasanya sekitar pukul 19:00 WIB adalah jam sibuk kami,” ung-kap Fadrun salah satu pegawai Mie Ayam Barokah sambil mencatat pesanan pelanggan.[]

Sajian Mie Ayam Gurih Ala Warung Mie Ayam Barokah Pontianak

Page 14: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 201214

USAHA KITE

Furniture dari kayu jati berbagai bentuk dengan ukiran-ukiran khas Jepara, seperti kursi dan meja, pot

bunga berbagai ukuran, dan lain-lain, berjejer didepan sebuah toko meubel sederhana yang berada di Jl. Dr. Sutomo No. 1 Pontianak tepatnya di persimpangan lampu merah Jl. dr. Wahidin dan Jl. Danau Sintarum. Toko Meubel ini dimiliki oleh Mitha yang berawal dari usaha keluarga. Keluarga Mitha sudah 15 tahun menggeluti bidang usaha ini. Melihat peluang usaha yang begitu menjanjikan Mitha, pada tahun 2010 ia membuka usaha meubel sendiri. “saya pernah buka usaha warung

makan dan salon tapi saya selalu gagal. Akhirnya saya mencoba usaha furniture ini,” ujarnya sambil memperlihatkan ukiran-ukiran di meubelnya.

Mitha tidak memiliki keterampi-lan khusus apalagi untuk ukiran Je-para ini, ia membuka usaha dengan modal nekat. Mitha memperkerjakan 3 orang karyawan yang memiliki ket-erampilan seni ukir, sedangkan untuk pengadaan barang, ia bekerjasama bersama anaknya yang berada di Jepara untuk mengirim barang beru-pa barang jadi dan barang seten-gah jadi. “Barang setengah jadi ini tu-juannya agar karyawan saya punya pekerjaan serta mengurangi modal,”

ungkap Mitha lagi sambil tersenyum. Barang setengah jadi yang datang akan dirakit di Meubel, ada yang di tambah dengan ornament lain sep-erti busa untuk kursi, penghalusan, dan pengecatan serta reparasi (per-baikan).

Untuk menghadapi persaingan pasar khususnya untuk usahanya, Ia sangat memperhatikan pelayanan, kualitas, dan garansi produk. Hasil-nya, para konsumen dengan sendir-inya mempromosikan meubel Mitha kepada sanak saudara maupun ke-nalan konsumen itu. Hal ini senada dengan Martono, salah satu kon-sumen yang datang kedua kalinya untuk membeli furniture di meubel

MITHA MEUBEL, HASILKAN RATUSAN JUTA

OLEH: JIMMY

FURNITURE MITHA MEUBEL, tampak dari depan toko, dengan berbagai jenis. Jimmy/ Jalur (3/2).

Page 15: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

15JALUR Edisi 1, Maret 2012

Mitha. “ Ketika saya memilih furniture yang akan saya beli, mbak Mitha memberikan saran-saran untuk me-milih furniture yang tepat agar cocok dengan bentuk ruangan. Misalnya sesuai warna dan besarnya ruan-gan.” Ungkap Martono dengan raut wajah tergesa-gesa. Furniture yang dibeli konsumen rusak dise-babkan kes-alahan atau atau ketidak-tahuan Mitha Meubel sep-erti rusak saat diantar atau ada cacat dari awal tapi ketika transaksi tidak diketahui, Mitha akan meng-gantinya dengan yang baru. “mer-eka puas dengan pelayanan kami! Sebab, saya ti-dak segan-segan mengganti barang yang rusak den-gan barang yang baru atau pelay-anan servis gratis,” ujar Mitha dengan bangga.“paling kon-sumen hanya mem- beri-kan uang rokok saja pada kary-awan saya, mereka akan melayani ke rumah konsumen, bahkan untuk bantuan pengecatan,” lanjut Mitha.

Omset yang didapat Mitha dari Meubelnya berkisar Rp 80 Juta – Rp 100 juta dalam satu

minggu. Sedangkan pada hari besar seperti idul fitri dan natal ia biasa meraup keuntungan hingga Rp 350 juta. Konsumen Mitha tidak hanya dari masyarakat umum tetapi juga pengusaha yang mempunyai toko mirip dengan usahanya. “toko-toko besar biasanya membeli barang-barang saya untuk di jual lagi apabila kehabisan stok,” kata Mitha sambil merubah posisi duduknya.

Pelayanan yang diberikan dan

kualitas produk tinggi dengan harga miring menjadi perbedaan mendasar dengan usaha yang sejenis di wilayah Pontianak. Barang-barang yang dijual bervariasi dari furnitur dalam hingga luar. Untuk memudahkan konsumen, meubel ini menyediakan katalog dan

memberikan kes-empatan kepada konsumen untuk mendesain gam-bar sendiri untuk ukiran pada fur-niture yang dipe-san. Untuk harga barang di meu-bel berkisar Rp 100.000 untuk pernak dalam – Rp 1.000.000 yang berupa dua kursi ter-as dan satu meja bergan-tung pada penamba-han orna-men sesuai d e n g a n selera kon-sumen, se-dangkan p e m e -

sanan ba-rang yang bernilai pulu-

han juta hingga ratusan juta dilayani melalui pemesanan barang langsung dari Jepara. Sebab, untuk barang-barang yang harganya mahal, pe-minatnya konsumen jarang, hanya orang tingkat ekonomi tinggi seperti artis, pengusaha dan pejabat. “tapi kami tidak mengecewakan pelang-gan, kami tetap menyediakan ba-rang itu dengan memesan dari Jepa-ra. Konsumen adalah raja” lanjutnya dengan penuh percaya diri.

Kiat-kiat usaha yang dilakukan oleh Mitha sangat inspiratif walau-pun Mitha tidak memiliki keterampilan khusus untuk seni ukir. Tapi, ia berani membuka usaha dan berhasil me-raup keuntungan yang lumayan be-sar dengan modal NEKAT dan KEYA-KINAN.

USAHA KITE

Page 16: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 201216

J alan yang penuh lubang dan berlubang ditambah teriknya matahari siang tak sepenuhnya

menyurutkan semangat perjalanan saya untuk menemui Petani Kopra di desa Sungai Kupah dan Desa Jeruju besar, Kubu Raya . Siapapun yang sedang berada di Jalan ini, akan merasa terlindungi oleh pohon-pohon kelapa yang berjejer di sisi badan jalan dari teriknya matahari. Begitu banyaknya pohon kelapa dan semilir angin menyebabkan perjalanan ini terasa ringan. Jangan heran jika melihat banyak pohon kelapa karena Jalan menuju sungai Berkat Laut desa ini merupakan lahan perkebunan kelapa untuk menghasilkan kopra. Kopra me rupa-kan penghasilan utama masyarakat dibeberapa desa di kecamatan Sui. Kakap, seperti desa Sui. Kupah dan desa jeruju Besar.

Saat tiba di sui Kupah, saya beristirahat sejenak sembari menyan-darkan badan di sebuah pohon ke-lapa dan meminum air kelapa muda yang disuguhkan pak Deli atau yang akrab di sapa bang Deli seorang pet-ani kopra yang telah saya hubungi sebelumnya. Ia ketika itu sedang memilah kelapa di sebuah langkau (pondok) tempatnya memang-gang kopra secara tradisional. Lebih kurang 20 meter dari langkau, ter-lihat rekan kerjanya yang sedang mengangkat kelapa dari parit serta beberapa orang yang sedang men-gupas kelapa. Menurut pengakuan bang Deli, Ia sudah bekerja lebih-kurang 13 tahun sebagai petani ko-pra. Ia salah satu petani kopra yang lumayan sukses yang ada desa Sui. Kupah. Ketika ditanya tentang kele-bihan dalam usaha kopra ini, ia

menjelaskan bahwa dalam usaha kopra kerugian jarang terjadi. “Jika harga kopra sedang turun, maka ke-lapa bisa ditampung sampai harga kopranya mulai stabil, setelah itu barulah diolah menjadi kopra”, un-gkapnya sembari tersenyum. Be-rangkat dari seorang pekerja yang mendapat upah dari petani kopra lain ia mendapatkan suatu pengala-man yang diterapkannya, membuat ia menjadi petani kopra yang sukses. “ Kopra yang saya olah, bisa saya jual sampai tiga kali dalam seming-gu” ucap deli. Jumlah produksinya mencapai satu ton setengah setiap kali penjualan, dan nominal yang di dapat kurang lebih Rp 6 juta dalam setiap kali penjualan. Untuk mendapatkan kopra sebanyak satu ton setengah dibutuhkan sebanyak 6 ribu buah kelapa.

Bergantung Hidup Dengan Kopra

USAHA KITE

OLEH: LIA

Page 17: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

17JALUR Edisi 1, Maret 2012

Potensi Usaha kopra juga disam-paikan oleh Asbar (28) penduduk Sui Kupah lainnya, yang kurang lebih delapan bulan memulai usahanya sebagai petani kopra.” Awalnya saya menjual kelapa dagang dan kadang menjualnya ke RRC ( cina), namun di sana tidak semua jenis kelapa dagang laku terjual, karena ukuranya ada yang besar dan kecil, ukuran kelapa yang kecil itulah yang diolah menjadi kopra” ujarnya. Pria yang juga mempunyai usaha toko di pasar jeruju besar ini juga menam-bahkan bahwa ia juga membeli ke-lapa dari beberapa petani kelapa seperti dari desa punggur dan Sui. Itik. Dalam usaha pembuatan kopra tentunya mengalami kendala seperti ketika musim hujan tiba dan juga ke-tika banjir, jelasya dengan ekspresi wajah yang serius.

Usaha yang serupa juga dige-luti oleh pak Masri (53) atau yang lebih dikenal dengan panggilan pak de engkong oleh penduduk setem-pat. “ saya mengawali usaha kopra sejak tahun 80an, awalnya hanya

sebagai petani padi, tapi sebagai petani padi dirasa kurang mendu-kung untuk masa depan, saya me-nambah usaha dengan membeli ke-lapa dari petani dan mengolahnya menjadi kopra, setelah usaha kopra itu menghasilkan saya kembangkan lagi menjadi usaha sebagai pembeli gula merah atau gula kelapa” ucap-nya dengan logat sambas bercam-pur melayu pontianak. Sekarang pak de lebih banyak mengolah kelapa sendiri dan mengurangi pembelian dari petani. Proses pengolahan ke-lapa menjadi kopra juga dikerjakan-nya bersama anggota keluarganya, tak kurang dari lima orang anaknya juga ikut membantu dalam proses pengolahanya.

Ketika beranjak ke desa Jeruju Besar saya menemui petani kopra yang merupakan orang nomor satu di desa ini, H. Abdurahman, SHi (49) namanya. Ia memilih usaha sebagai petani kopra karena melihat po-tensi desa Jeruju Besar yang banyak menghasilkan kelapa. Bukan hanya mengolah kelapa hasil kebun send-iri tetapi juga membeli kelapa dari petani di desanya, kemudian dio-lah menjadi kopra. Pak haji Remang begitu sapaan akrabnya, menceri-takan banyaknya kopra yang di-jualnya ke penampung tergantung banyaknya kelapa yang dibeli dari para petani dan kalau tidak ada hambatan seperti pasang surutnya air sungai, ia dapat menjual kopra sebanyak tiga kali disetiap minggun-ya. Setiap kali penjualan kopra yang dihasilkan sekitar satu ton setengah. Menurutnya, kelebihan usaha kopra jika dibandingkan dengan olahan kelapa lainya adalah jika mengolah kopra, tempurung kelapanya tidak dibuang karena bisa diolah menjadi arang briket. Disela-sela wawancara, ia juga menyampaikan harapanya kepada para pemuda Kalbar agar bisa memanfaatkan air kelapa yang terbuang sia-sia menjadi usaha yang bisa membantu perekonomian ma-syarakat petani kelapa.

Setelah mewawancarai pak Haji Remang, saya mendatangi se-buah tempat penampung kopra

yaitu gudang milik pak Heng Chui, yang letaknya di seberang pasar desa Jeruju Besar. Ketika itu saya ti-dak dapat bertemu dengan Pak Heng Chui, yang dapat saya temui hanya anaknya, yang dikerap di-panggil Aan. Ia menjelaskan bahwa usaha yang sudah 14 tahun digeluti oleh ayahnya ini, selain membeli kopra dari masyarakat desa Sui. Ku-pah dan Jeruju Besar juga membeli kopra dari daerah lain seperti Ka-kap, telok pakedai dan Segedong. Harga kopra yang dibeli berpato-kan dengan harga minyak mentah kelapa, yaitu harganya setengah dari harga minyak kelapa mentah. Ia menambahkan sedikitnya 15 ton kopra yang diangkut setiap harinya ke peniti menggunakan truk. Selain di jeruju Besar, pak heng chui juga mempunyai gudang di Tanjung dan Peniti. Gudang yang terletak di Peniti sekaligus menjadi pabrik penggilin-gan minyak mentah kelapa. Setelah menjadi minyak dikirim ke Siantan dan Jakarta. Tidak berhenti sampai disitu saja, ternyata kopra yang digil-ing menjadi minyak, menghasilkan limbah yang disebut dengan “bung-kil”. Bungkil juga dijual ke kuching sebagai makanan ayam atau babi. Ia juga menyampaikan harapanya kepada para petani kopra, agar dalam proses pemanggangan harus melewati beberapa kali pemang-gangan agar mendapatkan kopra yang berkualitas dan harga jualnya pun lebih tinggi.

Walaupun apa jenis usahanya, hendaknya kita lebih jeli melihat peluang usaha yang dapat kita kembangkan dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada disekitar kita. Usaha yang ulet serta semangat yang kuat adalah kunci menuju suk-ses dalam memulai usaha. Sehingga kita bisa berperan dalam memaju-kan perekonomian kalbar.

USAHA KITE

Page 18: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 201218

Indonesia telah dikenal sebagai salah satu Negara penghasil gaharu bahasa latinnya (Aqualiia sp) di dunia,

karena mempunyai lebih dari 25 jenis pohon penghasil gaharu. Gaharu merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang mempunyai peranan penting untuk meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar hutan. Lajunya perkembangan masa, pohon gaharu dihutan bahkan pohon gaharu yang termasuk CITES yang dilindungi semakin langka. Ternyata hal ini bisa di atasi kembali di tangan-tangan kelompok tani (kapoktan) Jeruju, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas dan menjadi sumber mata pencaharian yang mempunyai prospek bisnis yang menguntungkan.

Pilihan Sumber Penghasi-lan Masa Depan.

Gaharu ,

Oleh: Nabu

AGRONOMI

Page 19: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

19JALUR Edisi 1, Maret 2012

Dari kejauhan, Sekelompok petani dengan antusias-nya bekerja untuk membibitkan biji gaharu meski pa-nas matahari membakar kulit. Beberapa dari mereka menyeka keringat yang mengucur diwajah, membawa grobak berisi tanah, mengisi polibeg sambil berteduh dan ada juga yang mengangkut polibeg berisi tanah untuk pembibitan. Mereka adalah kelompok tani Jeruju, Desa Sebubus, Paloh Kabupaten Sambas yang berdiri empat tahun silam. “kelompok tani ini sudah berdiri sejak tahun 2008, terdiri dari seketaris Sarlianto, bendahara So-lihin dan 17 orang lainnya anggota dan mentargetkan penanaman 8000 batang,” Ungkap Aslian, ketua kelom-pok tani jeruju.

Dalam penyedian bibit sebanyak 8.000 batang, kelompok tani ini memperoleh bibit dari pemodal dan mendatangkan dari Sanggau Ledo. Aslian mengatakan bahwa bibit yang akan ditanam sebanyak 8.000 batang di pesan dari Sanggau Ledo melalui bibinya dan pemo-dal yang menginvestasikan 2000 bibit Pohon gaharu. “ soal dana sebenarnya dari Dinas Kehutanan sudah ada sebesar Rp 16.000.000,- untuk mengelola bibit gaharu ini dan sudah mengantongi surat izin”, tuturnya lagi dengan senyum simpulnya.

sudah sulit dicari. Kalau ada pun itu belum menghasilkan gubal (engkaras). “Karena harga engkarasnyalah yang mahal, kalau kualitas yang bagus bisa Rp 50.000.000,-/kg. Jadi dengan adanya kelompok tani yang mengem-bangkan gaharu ini, kami bisa menanam kembali dan hasilnya nanti bisa menjadi pendapatan”, ungkapnya.

BIBIT GAHARU berumur rata-rata 2 bulan, yang dikembangkan oleh Kelompok Tani Jeruju. Nabu/ Jalur (15/2).

BIBIT GAHARU yang baru disemai sekitar satu minggu dengan media kotoran sapi dan sekam. Nabu/ Jalur (15/2).

Ian, pembeli bibit gaharu mengatakan, untuk ga-haru sangat menjanjikan kedepannya. Karena yang saya rasakan, bahwa gaharu saya yang 2 batang yang sudah disuntik dengan jamur. Sudah orang beli 15 juta perbatang. “ Harapan saya masyarakat bisa menanam dan menjadikan pohon gaharu sebagai penghasilan masa depan, karena bukan main-main lagi harganya”, tuturnya.[]

Petani gaharu mengharapkan perkebunan mi-lik mereka dapat lebih berkembang. “ Harapan saya kedepan untuk pohon gaharu ini perlu dikembangkan dan dilestarikan. Soal penanam modal yang ingin terli-bat juga kami bisa terima. selain masyarakat yang di untungkan, pemerintah pun dapat untung”, kata Aslian mewakili petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Jeruju. Hal yang sama juga diungkapkan oleh masyara-kat setempat, sebut saja Rustan. “ Pohon gaharu dihutan

FOTO : NABU/ JALUR

FOTO

: N

AB

U/ J

ALU

R

AGRONOMI

Page 20: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 201220

Teknologi informasi sekarang ini sangat berkembang pesat, dan sedikit banyak memberikan dampak positif,

salah satunya informasi serta tidak luput juga di bidang bisnis seperti pembuatan situs perdagangan on line yang berisikan mengenai produk-produk serta sebagai media perluasan produk kepasaran luas. Sistem bisnis elektronik ini, diresmikan di Gedung Putih Amerika Serikat pada bulan juli 1997 yang dikenal dengan nama “ e- Commerce”. Di tenggarai sebagai model bisnis masa depan dan memicu banyak perusahaan untuk mengembangkan model bisnis secara on line.

Pontianak adalah salah satu pu-sat Kota perdagangan barang dan jasa. Dalam perkembangan media “ e- Commerce”, Ini sangat banyak dimanfaatkan oleh pengusaha-pen-gusaha di Kota Pontianak sebagai media untuk memperkenalkan jenis usaha mereka, baik usaha Besar dan UKM(Usaha Kecil Menengah). Menu-rut keterangan salah satu pengguna

seorang Pengusaha Jasa Konstruksi yang tidak mau disebutkan naman-ya, e-commerce sangat membantu dalam menyebarluaskan produk, dengan biaya murah hanya bayar kopi secangkir di tempat hospot, mudah berinteraksi dengan ban-yak orang. Tidak hanya pengusaha besar yang mengunakan media e- Commerce ini, tetapi warung kopi, rumah makan, konter Hp, Butik, Toko Baju, Toko Sepatu sampai pedagang eceran kecil menggunakan jasa “ e- Commerce” sebagai memperkenal-kan usaha mereka.

Gusriandi salah satunya Pen-gusaha Keripik Pisang GERAI-K, saat di wawancara a mengunakan me-dia on line/ e- Commerce jenis je-jaringan sosial untuk memasarkan produk keripik pisangnya. Ia ber-harap mendapatkan pelanggan serta link untuk membuka cabang usaha Keripik Pisang GERAI-K mi-liknya dengan media ini. “Kita men-gunakan salah satu jejaringan sosial dalam memperkenalkan usaha kita, selain kita kenalkan sendiri dengan

keluarga dan teman, ya kita ber-harap ada penampung yang bisa bekerjasama dalam bisnis kita ini atau bisa dikatakan seperti mitra bis-nis. “ tutur Guzriandi dengan senyum ringannya. Menjamurnya on line trading atau perdangan secara on line ini sangat di gemari di pontianak bisa kita liat dari menjamurnya bisnis media elektronik di pontianak dan ramainya pengguna internet/ media on line yang dikenal dengan nama e- Commerce, mulai dari berbisnis, bermain game, sampai pengerjaan tugas.

Sistem model bisnis “ e- Com-merce” berkembang sangat pesat di akibatkan banyaknya perusahaan yang berlomba-lomba membangun bisnis secara on line, mereka melihat pangsa pasar (konsumen) yang ber-prilaku semakin modern dan parktis sehingga bermunculan berbagai macam jenis sofware lunak yang tu-juannya untuk merebut bangsa pas-ar (konsumen) dalam penggunaan aplikasi dan memberdayakannya untuk kepentingan bisnis mereka.[]

e- Commerce,Menjadi Idola Di Pontianak

BISNIS ONLINE

Page 21: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

21JALUR Edisi 1, Maret 2012

Apakah teman ingin berwiraswasta/bisnis? Tapi selalu terkendala dengan modal. Tidak perlu khawatir, jika anda ada di posisi itu sama seperti saya dulu selalu berfikir bahwa jika harus memulai usaha harus dengan modal besar, padahal tidak

pada kenyataannya mungkin hanya dengan 100 ribu- 1 juta kita bisa memiliki usaha atau bahkan tanpa modal uang sepeserpun anda bisa mulai usaha.

Loh kok bisa ya? jelas bisa ini hanya masalah mindset atau pola pikir namun jika teman inginkan usaha “nyaman” saya rasa belum ada jawabannya. Yang namanya bisnis banyak tantangannya karena kita pasti tetap memberikan

servis kepada pelanggan kita, bisa jasa, barang dan lain-lain.

Lalu bagaimana yang dikatakan bisnis tanpa modal uang sepeserpun, caranya adalah anda main ke pasar lihat produk-produk yang menurut anda menarik dan anda yakin bisa laku di pasaran kemudian liat harganya dan hitunglah selisih untung yang anda inginkan jika dijual

nanti.

Setelah itu anda tinggal promosi saja lewat jejaring sosial atau blog, Sebab di era sekarang pemasaran secara online lebih mudah dengan banyaknya fasilitas yang familiar. Ini tergantung kemasan bahasa promosi teman-teman banyaklah browsing ke

situs-situs marketing lihat mereka memasang iklan cara, bahasanya anda bisa ikuti dan mulai belajar. Satu lagi pesannya adalah jangan takut tidak di beli, satai saja anggap setiap anda berjualan atau promosi adalah belajar.

BISNIS ONLINE

Memulai Sebuah Usaha “Tidak Sulit”Oleh : Andri SetiawanOwner : TokoHpMurah.com

Page 22: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 201222

Robert T. Kiyosaki adalah seorang pengusaha sukses di bidang Finansial. Ia menciptakan suatu konsep beru-pa arus kas atau yang dikenal dengan nama Cashflow Quadrant. Kegigihan Kiyosaki dalam usahanya dan ke-berhasilannya dalam menulis beberapa buku menjadi-kan ia diberi gelar sebagai Guru Bisnis.

Tahun 1985 adalah tahun terburuk dalam hidup Ki-yosaki dan istrinya yang bernama Kim. Mereka tidak mempunyai tempat tinggal, tidak punya pekerjaan dan hanya punya sedikit uang ditabungan. Mereka hidup di

dalam sebuah Toyota cokelat usang dengan kursi reclin-ing yang berfungsi sebagai tempat tidur. Meski mereka merupakan lulusan perguruan tinggi, untuk bertahan hidup mereka melakukan pekerjaan serabutan den-gan pendapatan beberapa dolar saja. Terbesit dipikiran mereka, untuk mencari sebuah pekerjaan yang ber-pendapatan besar. Tetai mereka harus terus berjuang tanpa dibawah tekanan orang lain. Lalu apa yang mereka cari? Pada tahun 1989 mereka sudah menjadi jutawan. Meskipun tampak berhasil secara finansial di mata orang, mereka tetap belum mencapai impian mereka. Mereka belum meraih kebebasan finansial yang sejati. Baru pada tahun 1994 ( Kiyosaki berusia 47 tahun dan Kim berusia 37), mereka memperoleh kebe-basan finansial yang artinya sudah tidak perlu lagi beker-ja seumur hidup mereka.Jadi, apa yang dibutuhkan un-tuk mencapai kebebasan finansial? Kiyosaki menjawab dalam bukunya “CASHFLOW Quadrant”. CASHFLOW Quadrant, merupakan pemaparan perbedaan tentang cara memproleh penghasilan. Menurutnya ada empat kuadran yang menjadi sumber penghasilan seseorang yaitu E, S, B, I.

Employed/ Pegawai (E)

Untuk mendapatkan uang dengan cara bekerja untuk orang lain atau perusahaan. Seorang “E” (pega-wai) bisa merupakan presiden direktur perusahaan atau tukang sapu perusahaan. Yang terpenting bukanlah apa yang mereka lakukan, tapi perjanjian mengikat yang mereka miliki dengan orang atau organisasi yang mempekerjakan mereka. Jika anda seorang di kuadran ini maka anda adalah pegawai yang bekerja untuk orang lain atau perusahaan.Self-Employed /Pekerja Lepas (S):

Untuk mendapatkan uang dengan cara bekerja un-tuk diri sendiri. Dalam kelompok “S” (pekerja lepas) kita menemukan “profesional” berpendidikan tinggi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di bangku seko-lah, seperti misalnya dokter, pengacara, dan akuntan. Jika anda seorang di kuadran ini maka anda orang yang terikat dengan pekerjaan anda.

Business Owner Pemilik Usaha (B) :

Untuk mendapatkan uang dengan cara memiliki usaha yang menghasilkan uang Kelompok ini meliputi wiraniaga dan pemilik bisnis kecil seperti pemilik toko eceran, pemilik restoran, kontraktor, konsultan, ahli ter-api, agen perjalanan, montir mobil, tukang ledeng, tu-kang kayu, pengkhotbah, tukang listrik, penata rambut, dan artis. Jika anda seorang di kuadran ini maka Anda memiliki sistem dan orang lain bekerja untuk AndaInvestor Penanam Modal (I)

mendapatkan uang dari berbagai investasi mereka dengan kata lain, uang menghasilkan uang yang lebih

CASHFLOW QUADRANT ROBERT T. KIYOSAKIOleh : Wahyu Setiawan

INSPIRASI

Page 23: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

23JALUR Edisi 1, Maret 2012

banyak atau membuat uang dengan uang. Mereka tak perlu bekerja karenauang mereka bekerja untuk mere-ka. Kuadran “I” adalah arena bermain golongankaya. Di kuadran manapun orang menghasilkan uang, jika berharap suatu hari akan kaya, mereka pada akhirnya harus memasuki kuadran “I”. Di dalam kuadran“I” inilah uang diubah menjadi kekayaan. Jika anda seorang di kuadran ini maka Uang bekerja untuk Anda.

Seiring dengan berkembangnya kecerdasan fi-nansial, banyak orang yang mulai menyadari kesulitan finansial, meskipun masyarakat menganggap mereka “normal secara finansial.” Ketika pemahaman itu timbul, anda harus mulai berpikir seperti orang kaya dan bu-kannya seperti pekerja keras kelas menengah. Dengan mengubah pola berpikir anda seperti pola berpikir ke-lompok kaya, anda akan mulai mencari pola cash flow. Maksudnya bukan menggunakan pemikiran di kuadran “E” dan “S”, tapi menggunakan pemikiran di kuadran “B” dan “I”. Inilah pola pemikiran mental yang diajarkan oleh Robert Kiyosaki. Ia tidak menyarankan Anda men-jadi kecanduan pekerjaan dengan bayaran tinggi, tapi agar anda mengembangkan pola pemikiran yang han-ya terpusat pada aset dan pemasukan dalam bentuk capital gain, deviden, pemasukan uang sewa, pemasu-kan residual bisnis, dan royalti atau passive income.

Dia menyarankan jalan seperti ini: Jalan yang juga di-ambil orang-orang seperti Ross Perot, Bill Gates, dan lain-lain. Robert tidak menyarankan untuk langsung mema-suki kuadran “I” karena kuadran ini mensyaratkan Anda mempunyai banyak uang dan waktu luang. Kenyata-annya adalah, investasi membutuhkan pengetahuan serta modal yang banyak. Kadang dibutuhkan banyak modal dan waktu untuk memperoleh pengetahuan itu. Jika Anda tidak mempunyai pengetahuan dan modal, mencoba menjadi investor adalah tindakan bunuh diri.

Di seluruh Quadrant dibutuhkan kecerdasan finan-sial. Jika ingin beroperasi di sisi kanan Quadrant, yaitu sisi “B” dan “I”, Anda harus lebih pandai daripada jika me-

milih diam di sisi kiri Quadrant sebagai “E” dan “S”. Untuk menjadi “B” atau “I”, anda harus bisa mengendalikan ke arah mana cash flow Anda mengalir. Saat pindah ke kuadran “B”, ingatlah bahwa tujuan Anda adalah me-miliki sebuah sistem dan melibatkan orang-orang yang akan menjalankan sistem itu untuk Anda. Ada tiga jenis utama sistem bisnis yang umum dipakai saat ini, yaitu:

1. Perusahaan tradisional jenis C (Corporate) - di mana Anda mengembangkan sistem Anda sendiri.

2. Bisnis waralaba (franchise) - di mana Anda membeli sebuah sistem yang sudah ada.

3. Network marketing (pemasaran jaringan) - di mana Anda membeli dan menjadi bagian sebuah sistem yang sudah ada.

“Mengapa kuadran “B” dulu?”. Robert memberikan dua alasan:

1. Pengalaman dan Pendidikan. Jika pertama-tama suk-ses sebagai seorang “B”, akan berkembang menjadi seorang “I” yang kuat. Mengembangkan naluri bisnis yang mantap dapat menjadi investor yang lebih baik. In-vestor sejati menanam modal pada “B” yang sukses den-gan sistem bisnis yang stabil. Sangat beresiko berinvestasi pada “E” atau “S” yang tidak mengetahui perbedaan antara sebuah sistem dan sebuah produk atau yang ti-dak mempunyai ketrampilan kepemimpinan yang baik. Ketrampilan menjadi “B” yang baik, adalah menyiapkan uang yang dibutuhkan untuk maju menjadi investor. Bis-nis yang Anda kembangkan sebagai seorang “B” akan memberi Anda uang kontan yang akan mendukung Anda ketika memperoleh pengetahuan untuk menjadi seorang I dan anda akan mengerti mengapa “Tidak se-lalu dibutuhkan uang untuk menghasilkan uang.” Cara Robert belajar menjadi seorang “B” adalah dengan magang. Cara itu disebut “on-the-job training.”Dengan cara inilah banyak kerajaan bisnis keluarga yang tertu-tup, diwariskan dari generasi ke generasi. Masalahnya, tidak banyak orang yang bisa, atau cukup beruntung untuk mempelajari aspek “di balik layar” untuk menjadi seorang “B”. Kebanyakan program pelatihan manaje-men korporat hanya sebatas itu - perusahaan hanya melatih Anda untuk menjadi seorang manajer. Hanya sedikit yang mengajarkancara menjadi seorang “B”. “B” yang sukses akan mengembangkan sebuah sistemyang bisa berjalan tanpa keterlibatan mereka.

2. Cash flow.

Jika memiliki bisnis yang berjalan baik, Anda berarti mempunyai waktu luang dan uang untuk menopang fluktuasi kuadran “I”. Banyak orang dari kuadran “E-S” yang keuangannya begitu terbatas hingga mereka tidak sanggup menanggung kerugian finansial dalam bentuk apa pun. Hanya dalam satu kali ayunan pasar mereka langsung bangkrut. Banyak investor sukses kehilangan waktu, dan juga uang, sebelum menang.

INSPIRASI

Page 24: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 201224

D i sudut kantor ber-din ding putih, berisi be berapa meja, be berapa LCD yang

digunakan sebagai media untuk analsis pasar komoditi , white board, serta beberapa hiasan dinding, duduk seorang pria

berbaju putih lengan panjang, celana kain kecoklatan bermerek Polo, berkacamata, tinggi sekitar

165 cm, berkulit putih dengan berat 45 kg,

berambut hitam dan berdarah Tionghoa. Pria itu bernama Fengky Lie yang merupakan seorang

Leader Financial (pemimpin keuangan) di perusahaan perdagangan berjangka di kawasan Pontianak Mall.

Saat itu hujan mengguyur lebat kota Pontianak (13/ 02), saya dan Fengky Lie sedang asyik membicarakan persoalan perdagangan komoditi (perdagangan ber-jangka) khususnya komoditi emas yang menjadi lindung nilai masyarakat. Menurutnya perdagangan berjangka sebenarnya hampir sama dengan perdagangan biasa hanya bentuk dan jenisnya yang di perdagangkan han-ya mengambil komoditi-komoditi yang tidak beragam. “ terhadap komoditi emas masyarakat lebih interest me-lindung nilai mereka dalam bentuk fisik padahal dalam lindung nilai dalam bentuk nyata akan mempunyai banyak resiko dan lebih mahal misalnya memudahkan akses kejahatan kriminal pencurian terhadap barang berharga”, penodongan, penjambretan dan lain-lain,” tambahnya, sambil membetulkan kaca matanya.

K omoditi emas saat ini, berada di posisi harga 1728/troy ounce emas akan terus beranjak naik pada sampai bulan maret, berdasarkan analisis fengky terhadap fundamental dan

teknikal yang terjadi. Secara fundamental tekanan bailout yunani mengakibatkan khusunya eropa membantu guncangan yang terjadi dengan memberikan bantuan pinjaman untuk menunjang perekonomian negara tersebut. Sehingga banyak investor yang melarikan aset mereka ke bentuk saham obligasi. Investor menyambut berita bahwa parlemen Yunani telah memilih putaran

M A R ET,EMAS MELONJAK 1800/TROY ONCE

Financial Cosultan

Wahyu Setiawan 085245505823Fengky lie 081933862783Anita 085215454789Mustofa 085245612981

baru langkah-langkah penghematan, tetapi rally bantuan kemungkinan akan mereda selama beberapa sesi mendatang karena keprihatinan yang lebih luas atas muncul kembali krisis utang-zona euro. Tetapi situasi ini di prediksi akan kembali normal. “ krisis akan segera menjadi jelas, dan investor masih sangat berhati-hati,” kata fengky. Perkiraan perdagangan berombak waktu dekat seperti emas masih sensitif terhadap perkembangan makro ekonomi di Eropa. Spot emas berada di $ 1.728 per troy ounce, naik $ 5,90 dari pemukiman sebelumnya. Analis mengatakan emas kemungkinan akan mendapat tekanan akhir pekan ini sebagai reda optimisme. “ Secara teknikal peredaran harga hampir mencapai garis resisten di 1729 sehingga bila mencapai kenaikan melewati garis resisten kemungkinan akan berlanjut terus mengalami kenaikan sampai di posisi 1800/troy ounce. Tetapi bila mengalami ke merosotan maka prediksi saya akan turun di posisi dikisaran 1707 tidak begitu jauh,”tutur fengky menjelaskan.

Sangat menguntungkan bila kita berada di pasar bursa keuntungan yang dapat kita peroleh di perdagan-gan yaitu dapat bertransaksi secara on line 24 jam, di karenakan untuk pasar eropa akan buka pada sesi 03.30 pm musim dingin sampai 04.30 pm, di lanjutkan ke sesi zona pasar asia pada siang hari dan tidak terbatasnya penjual atau pembeli di pasar global. Keuntungan juga di peroleh para pemain (treder) dalam transaksi terdapat dua arah yaitu pembelian (buy) dan pejualan (sell). Jika di pasar nyata barang terlebih dahulu dibeli baru dapat di jual tetapi di pasar berjangka dapat menjual terlebih dahulu tanpa harus membeli barang. “ Untuk komodi-ti emas dibutuhkan uang yang begitu banyak untuk mendapatkan emas seberat 31.11 kg gram, kurang lebih 1,2 milyar rupiah tetapi untuk di pasar bursa kita cukup membutuhkan kontrak sizenya 100 troy ounce artinya 10 juta/ lot kurang lebih sama dengan memiliki emas seber-at 31.11 kg gram,“ kata Fengky sambil meneguk air putih yang berada diatas meja kerjanya. Bagi yang tertarik tentang perdagangan berjangka ini dapat berinteraksi dengan financial consultan perusahaan tambahnya.

ANALISIS PASAR

Page 25: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

25JALUR Edisi 1, Maret 2012

PROFIL PENGUSAHA

Raihan Farfum, tidak asing lagi bagi kalangan ma-hasiswa dan mahasiswi serta para dosen di Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak. Raihan farfum yang ber-lokasi di jalan Muhammad Isya Komp Untan tidak jauh dari Mega Mall A. Yani Pontianak ini. milik seorang pen-gusaha muda yaitu H. Yandi Abu Raihan, Amd,

H. Yandi Abu Raihan membangun usahanya Be-rawal dari menjadi seorang sales di sebuah toko buku. Menjadi seorang sales menuntutnya harus berjalan ke-sana-kemari menawarkan barang bawaannya yang berupa buku-buku agama. Walau terik matahari yang menyilaukan mata keringat menetes deras dari dahinya, ia tetap senang dan penuh semangat menjalankan pe-kerjaannya itu.

Pekerjaannya itu dimulainya sejak awal ia menjadi seorang mahasiswa, yaitu mahasiswa di Universitas Poli-teknik Negeri Pontianak, Jurusan Teknik Elektro semester

tiga. Ketika itu usianya 20 tahun, ia sudah mampu hidup mandiri, dan membiayai kuliahnya sendiri. Ia ingin mem-bantu meringankan beban orang tuanya dan ingin be-lajar menjadi pengusaha sukses , menjadi alasan bekerja sebagai sales yang ditekuninya selama tiga tahun (2000 - 2004). Hasil kerja kerasnya, ia membeli sebuah comput-er, saat itu computer merupakan barang cukup mahal. “ saya sangat senang dan merasa ada kepuasan tersend-iri ketika saya bisa membeli sebuah computer dari hasil jerih payah saya sendiri’, ujar Haji Yandi sambil tersenyum dan ketawa kecil yang khas, terlihat dari kerutan dipip-inya.

Sejak ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan-nya sebagai sales tahun 2004 silam, ia mencoba mem-buka usaha sendiri mulai usaha isi ulang air galon, trans-port, hingga usaha jual minyak wangi, obat herbal, dan berbagai macam pakaian wanita beserta asesorisnya. Usaha yang dirintisnya banyak mengalami kendala, per-

H. Yandi Abu Raihan Sukses Dengan Raihan Farfum

Page 26: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 201226

nah mengalami kerugian yang san-gat besar. Tahun 2007, ia memutus-kan lebih focus ke usaha penjualan minyak wangi dan obat herbal, den-gan nama Raihan Farfum. Menurut-nya usaha itu sangatlah menjanjikan untuk dilakoni. “ Farfum dan obat herbal itu, orang memerlukannya se-tiap saat. Selain keuntungan berupa materi, obat herbal yang dijual juga mendapatkan pahala jika orang yang mengkonsumsinya sembuh dari penyakit yang ia derita”, ungkap Haji Yandi dengan penuh semangat.

Nama Raihan Farfum send-iri diambil dari anak pertamanya, yaitu M. Raihan Akbar. Raihan Far-fum miliknya mempekerjakan dua orang karyawan tetap, dan tiga orang karyawan freelancer (peker-ja Lepas), dengan upah karyawan diatas upah minimum, yaitu satu ± Rp 1juta/bulannya untuk karyawan tetap dan Rp 30 ribu/harinya untuk freelancer. Toko Raihan Farfum mulai bukanya dari pukul 07.30-17.00 WIB setiap harinya, kecuali hari minggu.

Sekarang Raihan Farfum se-makin berkembang, sering dikun-jungi pelanggan dan semakin hari pelanggannya semakin bertambah ramai. Selain harganya relatif mu-rah, produk yang dijual juga terja-min dari segi mutu, terutama produk obat herbalnya. “Saya lebih memilih

membeli disini dari pada ditempat lain, selain harganya relatif murah, juga barang-barang yang saya per-lukan, terutama obat herbal yang saya konsumsi, ada tersedia disini, dari segi mutu juga terjamin”, ujar Haryadi salah satu pelanggan tetap disana yang kebetulan sedang me-milih obat herbal.

Sebagai grosir, H. Yandi, mem-punyai cabang hampir disemua daerah yang ada di Kal-Bar. Untuk menjaga kualitas produk dan supa-ya para pelanggannya tidak bera-lih ke toko lain, ia membeli bahan baku dan produk herbalnya lang-sung kepabriknya yang ada di pulau jawa, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Menekuni usaha minyak wangi dan herbal, memberikan penghasi-lan yang lumayan besar. ia mam-pu menjalankan ibadah haji diusia muda, yaitu ketika pada saat itu usianya 30 tahun, bersama istrinya. Omset atau keuntungan yang ia pro-leh dari usahanya ini mencapai ± Rp 80 juta/bulannya, ±2-3 juta/hari, dari usaha yang didapat dari cabang-cabangnya dan ±100 ribu/harinya, dari usaha tetapnya.

Sekarang Pak Yandi menjadi pengusaha yang sukses karena

kegigihan, tekad yang kuat, pen-galaman serta semangat pantang menyerahnya. Baginya dalam men-jalankan usaha itu jangan ada kata menyerah. “ Menjalankan usaha jangan berbuat curang, carilah dan tekunilah usaha yang halal, walau-pun keuntungannya kecil, tapi den-gan usaha yang benar, insya Allah usaha itu akan berhasil dan diridhoi oleh Allah SWT ”, tukasnya sambil membetulkan posisi kopiahnya.

Ia juga menuturkan bahwa, alam menjalankan usaha juga ha-rus punya trik, adapun tips dan trik itu, pertama haruslah inovatif atau menghadirkan hal-hal yang baru dan bias juga beda dari yang lain, kedua jangan lupa bersedekah, karena dengan bersedekah akan mengundang rezeki, selanjutnya adalah jangan lupa menyantuni anak yatim dan yang terakhir jika pu-nya rezeki lebih, hendaknya menun-aikan ibadah haji atau umroh.

“Kunci dalam menjalankan usaha itu ialah jangan ada kata menyerah atau ulet dalam beker-ja, jangan banyak mikir dan berani mencoba serta bias memotivasi diri sendiri, agar tetap ulet dan seman-gat dalam menjalankan usahanya itu”, ujar H. Yandi.[]

PROFIL PENGUSAHA

Page 27: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

27JALUR Edisi 1, Maret 2012

Page 28: Jalur Magazine Edisi 1 Maret 2012

JALUR Edisi 1, Maret 201228