jakarta berketahananjakberketahanan.org/wp-content/uploads/2019/03/20190305_newsletter...dari...

5
JAKARTA bERKETAHANAN JAKARTA BERKETAHANAN Media Informasi Jakarta Berketahanan Newsletter/Oktober 2018 Upaya ini mendapatkan momentum baru ketika Jakarta terpilih dalam jejaring internasional 100 Resilient Cities (100RC) pada Mei 2016. Program 100RC memasilitasi 100 kota yang menjadi anggotanya untuk (i) menemukenali dan menganalisa permasalahan sosial, ekonomi, dan fisik kota; (ii) memasilitasi kota untuk mendapatkan bantuan jasa dari mitra 100RC dalam membangun ketahanan kota; (iii) meningkatkan pemahaman mengenai konsep ketahanan dan implementasinya. Visi ini selaras dengan keinginan Jakarta untuk menjadi kota yang lebih berketahanan. Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota Berketahanan, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui oleh DKI Jakarta, yaitu: (i) Tahap I: Membentuk Dasar untuk Membangun Ketahanan Kota dengan menyusun Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA) (ii) Tahap II: Analisis Peluang dan Kemitraan melalui penyusunan strategi (Developing Resilience Strategy); (iii) Tahap III: Kemitraan dan Implementasi (Partnerships and Implementation). Dengan melalui 3 (tiga) tahapan tersebut, Jakarta akan mampu membangun ketahanan kota untuk menghadapi guncangan/shocks dan tekanan/stresses yang sedang dan/atau akan dialami. Saat ini, Jakarta bersiap memasuki Tahap II. Jika tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, Tahap II akan berkenaan dengan Perumusan Strategi Ketahanan. Seluruh rangkaian kegiatan Program Jakarta Berketahanan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di Jakarta. Oleh karena itu, Sekretariat Jakarta Berketahanan juga berfungsi sebagai “hub” untuk menghubungkan berbagai pemangku kepentingan dalam membangun ketahanan kota. Kondisi Jakarta yang telah memiliki Desain Besar/Grand Design (GD) untuk beberapa isu strategis kota turut mempermudah upaya pelibatan pemangku kepentingan. Hal ini dikarenakan proses penyusunan GD dilakukan dengan pendekatan kolaboratif. Oleh karena itu, proses membangun ketahanan kota bisa lebih mudah dilaksanakan. “Terbentuk pada 6 September 2017, Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan” Upaya dalam membangun ketahanan kota (city resilience) Jakarta sudah dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan yang tinggal di dalamnya. Mulai dari pemerintah dengan berbagai program dan kebijakannya, pihak swasta dan organisasi sosial dengan berbagai kegiatannya, hingga para akademisi dengan berbagai riset yang dilakukan. Dalam upayanya membangun ketahanan kota Jakarta di bulan Oktober 2018, Sekretariat Jakarta Berketahanan telah melakukan dan turut serta di beberapa kegiatan yang dilakukan bersama para pemangku kepentingan berupa: (i) Audiensi Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan, dengan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) (ii) Tagging program/kegiatan yang bernilai ketahanan yang selaras dengan Kegiatan Strategis Daerah (KSD) dalam KUA PPAS 2018 bersama dengan Bappeda Provinsi DKI Jakarta. (iii) Lokakarya dengan tema “Peluang Mewujudkan Jakarta Berketahanan”. Ringkasnya, Sekretariat Jakarta Berketahanan turut fokus untuk melakukan pelibatan pemangku kepentingan dalam membangun ketahanan kota melalui pendekatan kolaboratif. Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Tel. (62-21) 389 01 802 Email : [email protected] www.jakberketahanan.org SEKERTARIAT JAKARTA BERKETAHANAN Jakarta Berketahanan JakBerketahanan jakberketahanan Audiensi Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan, dengan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Lokakarya dengan tema “Peluang Mewujudkan Jakarta Berketahanan” Tagging program/kegiatan yang bernilai ketahanan yang selaras dengan Kegiatan Strategis Daerah (KSD) dalam KUA PPAS 2018 bersama dengan Bappeda Provinsi DKI Jakarta.

Upload: dokiet

Post on 05-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JAKARTA bERKETAHANAN

JAKARTA BERKETAHANANMedia Informasi Jakarta Berketahanan

Newsletter/Oktober 2018

Upaya ini mendapatkan momentum baru ketika Jakarta terpilih dalam jejaring internasional 100 Resilient Cities (100RC) pada Mei 2016. Program 100RC memasilitasi 100 kota yang menjadi anggotanya untuk (i) menemukenali dan menganalisa permasalahan sosial, ekonomi, dan fisik kota; (ii) memasilitasi kota untuk mendapatkan bantuan jasa dari mitra 100RC dalam membangun ketahanan kota; (iii) meningkatkan pemahaman mengenai konsep ketahanan dan implementasinya. Visi ini selaras dengan keinginan Jakarta untuk menjadi kota yang lebih berketahanan.

Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota Berketahanan, terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus dilalui oleh DKI Jakarta, yaitu:

(i) Tahap I: Membentuk Dasar untuk Membangun Ketahanan Kota dengan menyusun Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA)(ii) Tahap II: Analisis Peluang dan Kemitraan melalui penyusunan strategi (Developing Resilience Strategy);(iii) Tahap III: Kemitraan dan Implementasi (Partnerships and Implementation).

Dengan melalui 3 (tiga) tahapan tersebut, Jakarta akan mampu membangun ketahanan kota untuk menghadapi guncangan/shocks dan tekanan/stresses yang sedang dan/atau akan dialami.

Saat ini, Jakarta bersiap memasuki Tahap II. Jika tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, Tahap II akan berkenaan dengan Perumusan Strategi Ketahanan. Seluruh rangkaian kegiatan Program Jakarta Berketahanan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di Jakarta.

Oleh karena itu, Sekretariat Jakarta Berketahanan juga berfungsi sebagai “hub” untuk menghubungkan berbagai pemangku kepentingan dalam membangun ketahanan kota.

Kondisi Jakarta yang telah memiliki Desain Besar/Grand Design (GD) untuk beberapa isu strategis kota turut mempermudah upaya pelibatan pemangku kepentingan. Hal ini dikarenakan proses penyusunan GD dilakukan dengan pendekatan kolaboratif. Oleh karena itu, proses membangun ketahanan kota bisa lebih mudah dilaksanakan.

“Terbentuk pada 6 September 2017, Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan”

Upaya dalam membangun ketahanan kota (city resilience) Jakarta sudah dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan yang tinggal di dalamnya. Mulai dari pemerintah dengan berbagai program dan kebijakannya, pihak swasta dan organisasi sosial dengan berbagai kegiatannya, hingga para akademisi dengan berbagai riset yang dilakukan.

Dalam upayanya membangun ketahanan kota Jakarta di bulan Oktober 2018, Sekretariat Jakarta Berketahanan telah melakukan dan turut serta di beberapa kegiatan yang dilakukan bersama para pemangku kepentingan berupa:

(i) Audiensi Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan, dengan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP)

(ii) Tagging program/kegiatan yang bernilai ketahanan yang selaras dengan Kegiatan Strategis Daerah (KSD) dalam KUA PPAS 2018 bersama dengan Bappeda Provinsi DKI Jakarta.

(iii) Lokakarya dengan tema “Peluang Mewujudkan Jakarta Berketahanan”.

Ringkasnya, Sekretariat Jakarta Berketahanan turut fokus untuk melakukan pelibatan pemangku kepentingan dalam membangun ketahanan kota melalui pendekatan kolaboratif.

Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9,

Jakarta 10110, Tel. (62-21) 389 01 802

Email : [email protected]

SEKERTARIATJAKARTA BERKETAHANAN

Jakarta Berketahanan

JakBerketahanan

jakberketahanan

Audiensi Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan, dengan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP)

Lokakarya dengan tema “Peluang Mewujudkan Jakarta Berketahanan”

Tagging program/kegiatan yang bernilai ketahanan yang selaras dengan Kegiatan Strategis Daerah (KSD) dalam KUA PPAS 2018 bersama dengan Bappeda Provinsi DKI Jakarta.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk mem-bahas Kemajuan dan keterkaitan Program Jakarta Berketahanan dengan permasala-han pesisir Jakarta yang tengah dibahas oleh TGUPP.

Pada pertemuan ini, CRO menyampaikan bahwa konsep mengenai Resilient City atau kota yang berketahanan menjadi semakin diperhatikan oleh dunia internasional dan dipandang penting untuk direalisasikan. Dalam memahami tantangan perkotaan berupa tekanan (stresses) dan guncangan (shocks), serta dalam membangun ketahanan kota, diperlukan partisipasi dan kerjasama yang inklusif dari berbagai pemangku kepentingan terkait yang juga meliputi kelompok rentan, yaitu kaum perempuan, pemuda dan anak-anak.

Jakarta sebagai kota metropolitan sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka membangun ketahanan kota, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentin-gan terkait. Upaya ini mendapatkan sebuah momentum baru, yaitu ketika Jakarta berg-abung menjadi anggota 100 RC.

Dalam pertemuan ini, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku CRO Jakarta Berketahanan turut menjelaskan bahwa terdapat 2 (dua) jenis keluaran dari Program Jakarta Berket-ahanan.

Pertama adalah keluaran normal yang berupa Strategi Ketahanan Kota yang akan menggambarkan langkah-langkah strategis Jakarta dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota berketahanan. Keldua adalah quick-wins yang berupa pilihan program prioritas dengan nilai ketahanan yang dilakukan dengan proses tagging program/kegiatan pada usulan program dan prioritas yang sudah diusulkan pada KUA PPAS 2018. Keluaran quick-wins ini dihasilkan dengan tujuan untuk mengarusutamakan konsep ketahanan kota ke dalam dokumen perencanaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku CRO Jakarta Berketahanan turut menjelaskan bahwa aspek ketahanan kota yang erat

kaitannya dengan permasalahan pesisir ibukota adalah Fokus Utama/DA: (i) Tata kelola dan manajemen kota; (ii) Budaya siap-siaga menghadapi guncangan; dan (iii) Tata kelola air bersih, air limbah dan sampah.

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku CRO Jakarta Berketahanan juga menjelaskan bahwa Kedeputian Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup juga telah menyusun 5 (lima) desain besar/grand design terkait beberapa isu utama di Jakarta yang berupaya untuk menyelesaikan isu dengan pendekatan kolaboratif. Beberapa desain besar tersebut berupa seperti Desain Besar Bangunan Gedung Hijau, Desain Besar Sistem Pengelolaan Sampah, Desain Besar Air Minum dan Limbah Domestik, Desain Besar Pertanian Perkotaan, Desain Besar Kota Layak Anak. Dan masih terdapat beberapa desain besar yang masih dalam tahap peny-usunan berupa, Desain yang berikatan dengan bencana, pengelolaan air tanah, dan masalah polusi udara

Sekretariat Jakarta Berketahanan bersama Mitra Penyusunan Strategis/Strategy Partner (SP) (PT. Jakarta Konsultindo dan Ruang Waktu) melakukan diskusi bersama dengan Bidang Perencanaan Pengemban-gan dan Pemantauan Pembangunan (PPPP) Bappeda Provinsi DKI Jakarta untuk memulai proses Penyelarasan Program Jakarta Berketahanan.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari beberapa kegiatan Tahap II Program Jakar-ta Berketahanan yang sudah dilaksanakan, yaitu: (i) Sesi Kerja Status Ketahanan Kota (23 Agustus 2018); (ii) Sesi Kerja Visi, Misi, dan Program (19 September 2018); (iii) Lokakarya Perdana Program Prioritas (26 September 2018); dan (iv) Lokakarya Peluang Mewujudkan Jakarta Berketa-hanan

Pertemuan ini bertujuan untuk melakukan validasi terkait tagging program/kegiatan prioritas DKI Jakarta (hasil dan keluaran dari rangkaian kegiatan Tahap II Program Jakarta Berketahanan) yang telah diselar-askan dengan 60 Kegiatan Strategis Daerah (KSD) Provinsi DKI Jakarta.

Sekretariat Jakarta Berketahanan dan Mitra Penyusunan Strategis/Strategy Partner (SP) (PT. Jakarta Konsultindo dan Ruang Waktu) menjelaskan bahwa telah ditemukenali (i) peta tantangan system di DKI Jakarta, dan (ii) skenario masa depan DKI Jakarta beserta daftar peluang yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan Jakarta yang berketahanan.

Dalam pertemuan ini, Bidang PPPP Bappe-da Provinsi DKI Jakarta menjelaskan bahwa keluaran dari rangkaian kegiatan Tahap II Program Jakarta Berketahanan ini dapat mendukung perkembangan Jakarta ke arah yang lebih baik dan perlu untuk diinternalis-asikan ke dalam dokumen perencanaan pemerintah.

Bidang PPPP Bappeda Provinsi DKI Jakarta juga menyarankan agar Sekretariat Jakarta Berketahanan juga melakukan roadshow ke 4 (empat) bidang Bappeda Provinsi DKI Jakarta (Bidang Pemerintahan, Bidang Ekonomi, Bidang SPKLH, dan Bidang PPPP) untuk proses tagging program/kegiatan pada usulan program dan prioritas yang sudah diusulkan pada KUA PPAS 2018.

Audiensi Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan, dengan Tim Gubernur Untuk

Percepatan Pembangunan (TGUPP)

TAGGING PROGRAM/KEGIATAN YANG BERNILAI KETAHANAN YANG SELARAS DENGAN KEGIATAN STRATEGIS DAERAH (KSD) DALAM KUA PPAS 2018 BERSAMA DENGAN BAPPEDA PROVINSI DKI JAKARTA

Kemajuan dan keterkaitan Program Jakarta Berketahanan dengan permasalahan pesisir

Jakarta yang tengah dibahas oleh TGUPP

Tindak lanjut dari beberapa kegiatan Tahap II Program Jakarta Berketahanan yang sudah dilaksanakan

29 OKTOBER 2018

26 OKTOBER 2018

Saat ini, Jakarta sedang berada pada Tahap II Program Jakarta Berketahanan yang bertujuan untuk menyusun Strategi Keta-hanan Kota Jakarta. Sejak Tahap I, upaya perwujudan Jakarta Berketahanan dilaku-kan dengan menggunakan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, beberapa kegiatan telah dilakukan untuk mewujudkan Jakarta Berketahanan. Dimulai dengan rangkaian kegiatan awal untuk menemukenali guncangan dan tekanan yang dinilai paling menjadi ancaman melalui sebaran kuesion-er daring dan luring yang ditindaklanjuti dengan sesi kerja dan lokakarya, Hasilnya adalah Penilaian Awal Ketahanan/Prelimi-nary Resilience Assessment (PRA) yang menyepakati 5 (lima) Fokus Utama/Discov-ery Area (DA) yaitu (1) Tata kelola dan manajemen kota; (2) Budaya siap-siaga menghadapi guncangan; (3) Tata kelola air bersih, air limbah dan sampah; (4) Konek-tivitas dan mobilitas; serta (5) Kohesi sosial.

Menindaklanjuti hasil PRA tersebut, pada bulan Agustus dan September 2018 telah pula dilakukan beberapa kegiatan untuk memulai Tahap II, yaitu: (i) Sesi Kerja Status Ketahanan Kota pada tanggal 23 Agustus 2018; (ii) Sesi Kerja Visi, Misi, dan Program pada tanggal 19 September 2018; serta (iii) Lokakarya Perdana Program Prioritas pada tanggal 26 September 2018.

Dalam rangka acara tindak lanjut dari Lokakarya Perdana Program Prioritas Jakarta Berketahanan yang telah dilaksana-kan sebelumnya, kali ini Sekretariat Jakarta Berketahanan kembali mengadakan “Lokakarya Peluang mewujudkan Jakarta Berketahanan” yang diadakan di Lantai 23 Blok G Gedung Balai Kota Provinsi DKI Jakarta. Pelaksanaan lokakarya ini dilaku-kan dengan dukungan dan kerja sama dengan Kedeputian Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dan Mitra Penyusunan Strategi/Strategy Partner (SP). Acara kali ini dihadiri sekitar 35 peserta pemangku kepentingan terkait yang akan membantu dalam menyalurkan ide atau masukan terkait isu ketahanan kota Jakarta.

Tujuan dari kegiatan Lokakarya adalah untuk memahami konteks eksisting termasuk tantangan yang dihadapi oleh DKI Jakarta melalui pendekatan sistem.

selain itu, pertemuan ini juga dimaksudkan untuk menemukenali dan mendiskusikan skenario masa depan dan peluang untuk mewujudkan Jakarta yang berketahanan. Sehingga akan dapat dihasilkan Peta tanta-ngan sistem di DKI Jakarta serta skenario masa depan DKI Jakarta beserta daftar peluang yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan Jakarta yang berketahanan.

Lokakarya diawali oleh paparan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup sebagai Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahananyang menjelaskan bahwa proses mewujudkan Jakarta Berketahanan telah melalui proses yang panjang dan kemudian dibagi menjadi 2 tahap: (i) Tahap I untuk menemukenali kondisi ketahanan kota Jakarta dan (ii) Tahap II untuk menyusun Strategi mewu-judkan Jakarta Berketahanan. Menjadi berketahanan juga sudah menjadi suatu keharusan di kota Jakarta ini. Dengan mengambil contoh Kota Palu yang telah di guncang gempa, bisa dibayangkan bagaimana bila Kota Jakarta diguncang gempa yang memiliki sekitar 700 gedung tinggi. Maka dari itu isu berketahanan ini menjadi sangat penting untuk kota seperti Jakarta. Jika gedung tidak berketahanan, maka hal ini bisa menimbulkan dampak yang sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa isu berketahan itu menjadi sangat penting, selain Berketahanan bukan hanya gempa bumi (shock) saja tetapi juga stress, seperti: kemacetan dan demonstrasi. Hara-pannya, di akhir lokakarya didapatkan champions dalam mewujudkan Jakarta berketahanan.

Lokakarya tersebut membahas 2 (dua) hal berupa: (i) memahami konteks kota Jakarta dengan membahas berbagai sistem yang ada di Jakarta, terutama terkait dengan Fokus Utama; dan (ii) menemukenali poten-si skenario masa depan Jakarta terkait kondisi sistem tersebut.

5 (lima) fokus utama Jakarta Berketahanan yang telah ditemukenali pada Tahap I Program Jakarta Berketahanan dikerucut-kan menjadi 3 (tiga) fokus pembahasan terkait: (i) Kesiapsiagaan Bencana (Fokus Utama/DA 2); (ii) Air Bersih dan Sanitasi (Fokus Utama/DA 3); dan (iii) Transportasi (Fokus Utama/DA 4).

Sedangkan, isu terkait Tata Kelola (Fokus Utama/DA 1) dan Kohesi Sosial (Fokus Utama/DA 5) akan tetap diperhatikan namun menjadi bagian dalam pembahasan ketiga sistem tersebut.

Lokakarya ini membagi peserta ke dalam 3 (tiga) kelompok yang masing-masing membahas fokus utama yang berbeda-be-da, yaitu: (i) budaya siap siaga menghadapi guncangan; (ii) tata kelola air, air limbah, dan sampah; serta (iii) masalah konektivitas dan mobilitas. Lokakarya ini turut mengevaluasi sistem yang berjalan terkait ketiga topik tersebut serta mendiskusikan skenario masa depan Jakarta.

Hasil dari diskusi kelompok 1 (budaya siap siaga menghadapi guncangan), lebih berfokus pada bagaimana menyiapkan masyakat yang tangguh dan siap mengh-adapi bencana lewat perbaikan infrastruk-tur, peningkatan kapasitas, serta kerjasama yang berkelanjutan.

Hasil dari diskusi kelompok 2 (tata kelola air, air limbah, dan sampah) lebih fokus pada perbaikan kualitas tata kelola air baik dari segi fisik dan nonfisik. Seperti penyediaan IPAL yang memadai, ketercukupan sumber air, serta adanya perbaikan sistem manaje-men air di Pemprov DKI Jakarta yang mana juga harus dimulai dengan kerjasama lintas daerah di kawasan metropolitan Jakarta.

Hasil dari diskusi kelompok 3 (konektivitas dan mobilitas) berfokus pada Sisten trans-portasi harus dapat melayani jumlah penduduk yang tinggal 100m dari transit angkutan masal. Perencanaan sistem trans-portasi harus terintegrasi dengan sistem Jakarta Smart City (JSC). Perlu konsistensi antara perencanaan tata ruang (terutama land-use) dan pembangunan yang terjadiPenegakan hukum harus diperkuat.

LOKAKARYA DENGAN TEMA “PELUANG MEWUJUDKAN JAKARTA BERKETAHANAN”

Tindak lanjut dari hasil Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA) yang menyepakati 5 (lima) Fokus Utama/Discovery Area (DA)

25 OKTOBER2018

PUSTAKABUKU - JURNAL - MAKALAH - PUBLIKASI TERKAIT KETAHANAN KOTA

PRODUK SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANANLAPORAN - DOKUMENTASI - STRATEGI

PENGELOLAAN PENGETAHUANKNOWLEDGE MANAGEMENT (KM)

Media Informasi Jakarta Berketahanan

Newsletter/Oktober 2018

Laporan Bulanan Sekretariat Jakarta Berketahanan Bulan Oktober 2018

Tautan Unduhan : http://jakberketahanan.org/2018/11/11/laporan-bu-lanan-sek-retariat-jakarta-berketahanan-bulan-oktober-2018/

Tautan Unduhan Buku 1 Pengantar : https://issuu.com/home/published/buku_1_sm-1_r

Buku 2 Perumahan dan Akses Pelayanan Dasar : https://issuu.com/home/published/buku_2_sm-1_r

Buku 3 Kebencanaan dan Lingkungan Perkotaan :https://issuu.com/home/published/buku_3_sm-1_r

Buku 4 Tata Kelola Perkotaan : https://issuu.com/home/published/buku_4_sm-1_r

Seri Buku Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan di Indonesia

PENGELOLAAN PENGETAHUAN

KLIPINGKUMPULAN BERITA TERKAIT JAKARTA BERKETAHANAN

KNOWLEDGE MANAGEMENT (KM)

Media Informasi Jakarta Berketahanan

Newsletter/Oktober 2018

City Wants Integration to Overcome Air Pollution04 Okt 2018 | Link : http://tarulh.com/2018/10/04/city-wants-integration-to-overcome-air-pollution/

Normalisasi Sungai, BBWSCC Pertanyakan Nasib Pembebasan Lahan oleh Pemprov DKI04 Okt 2018 | Link : http://tarulh.com/2018/10/04/normalisasi-sungai-bbwscc-pertan-yakan-nasib-pembebasan-lahan-oleh-pemprov-dki/

Jika Hibah Tak Cair, Pemkot Bekasi Ancam Larang Truk Sampah DKI Melintas15 Okt 2018 | Link : http://tarulh.com/2018/10/15/jika-hibah-tak-cair-pemkot-beka-si-ancam-larang-truk-sampah-dki-melintas/

Jelang Musim Hujan, 9 Waduk di Jakarta Barat Dinaturalisasi15 Okt 2018 | Link : http://tarulh.com/2018/10/15/jelang-musim-hujan-9-waduk-di-ja-karta-barat-dinaturalisasi/

Pengamat: Penanganan Sampah Bantargebang Hanya Berorientasi Proyek22 Okt 2018 | Link : http://tarulh.com/2018/10/22/pengamat-penanganan-sampah-ban-targebang-hanya-berorientasi-proyek/

Press Release Lokakarya Peluang Mewujudkan Jakarta Berketahanan25 Okt 2018 | Link : http://jakberketahanan.org/2018/10/26/press-release-lokakar-ya-peluang-mewujudkan-jakarta-berketahanan-25-oktober-2018/

Kali Semongol Atas Jadi Penyebab Banjir, Jalan Manyar Tegal Alur Ditinggikan25 Okt 2018 | Link : hhttp://tarulh.com/2018/10/25/kali-semongol-atas-jadi-penye-bab-banjir-jalan-manyar-tegal-alur-ditinggikan/