iv kondisi umum kabupaten musi rawas 4.1 4.1. stratif · letak geografis dan wilayah administratif...

19
IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1. Keadaan Alam 4.1.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, letaknya disebelah Barat hulu Sungai Musi dan sepanjang Sungai Rawas Kabupaten Musi Rawas beribukota di Muara Beliti berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2005, dengan ketinggian 129 meter dari permukaan laut (dpl) dan terletak pada 102º,07’- 103º,45,10” BT dan 2º,20’- 3º,38’ LS. Kabupaten Musi Rawas mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Barat : Provinsi Bengkulu dan Kota Lubuk Linggau Sebelah Utara : Provinsi Jambi Sebelah Timur : Kabupaten Musi Banyu Asin dan Kabupaten Muara Enim Sebelah Selatan : Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Lahat Gambar 5. Peta Orientasi Kabupaten Musi Rawas

Upload: buibao

Post on 24-Mar-2019

269 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

46

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS

4.1. Keadaan Alam

4.1.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif

Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Sumatera Selatan, letaknya disebelah Barat hulu Sungai Musi dan sepanjang

Sungai Rawas Kabupaten Musi Rawas beribukota di Muara Beliti berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2005, dengan ketinggian 129 meter dari

permukaan laut (dpl) dan terletak pada 102º,07’- 103º,45,10” BT dan 2º,20’-

3º,38’ LS. Kabupaten Musi Rawas mempunyai batas-batas wilayah sebagai

berikut :

Sebelah Barat : Provinsi Bengkulu dan Kota Lubuk Linggau

Sebelah Utara : Provinsi Jambi

Sebelah Timur : Kabupaten Musi Banyu Asin dan Kabupaten Muara Enim

Sebelah Selatan : Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Lahat

Gambar 5. Peta Orientasi Kabupaten Musi Rawas

Page 2: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

47

4.1.2. Topografi

Kabupaten Musi Rawas jika dilihat secara keseluruhan keadaan fisik

topografinya merupakan wilayah bergelombang dengan ketinggian antara 25

meter diatas permukaan laut sampai dengan 1.000 meter dpl. Luas tanah

berdasarkan ketinggian tempat dapat dilihat pada Tabel 11, dimana tabel tersebut

menunjukkan bahwa wilayah yang berada pada ketinggian 25 – 100 meter di atas

permukaan laut merupakan wilayah yang terluas, yaitu sebesar 650.901 Ha,

berlokasi di bagian tengah dan timur Kabupaten Musi Rawas.

Tabel 11. Luas Tanah Berdasarkan Ketinggian Tempat di Kabupaten Musi Rawas

No Ketinggian dpl (m) Luas (Ha) Lokasi

1 25 – 100 650.901 Bagian Tengah & Timur

2 100 – 500 296.234 Bagian Tengah

3 500 – 1000 144.998 Bagian Barat

4 > 1000 144.449 Bagian Barat Sumber : BPS dan BAPPEDA Kabupaten Musi Rawas, 2011

Luas wilayah dominan merupakan daerah potensial untuk pertanian,

selebihnya merupakan tanah perbukitan yang memiliki kemiringan yang sangat

curam dimana sebagian besarnya berupa Bukit Barisan yang memanjang dari

utara sampai selatan. Khusus di bagian barat wilayah ini termasuk ke dalam

wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang membentang luas ke dalam

empat propinsi. Tabel 12 dan Gambar 6. menunjukkan bahwa kemiringan lahan

bervariasi yaitu antara 0 - > 40 persen dan yang terluas adalah wilayah dengan

kemiringan lahan 2 – 15 persen, yaitu seluas 484.197 ha yang umumnya terdapat

di bagian Selatan dan diikuti wilayah dengan kemiringan lahan 0 – 2 persen, yaitu

seluas 462.938 ha yang terdapat di bagian Utara dan Selatan.

Tabel 12. Luas Tanah Berdasarkan Kemiringan Lahan di Kabupaten Musi Rawas

No Ketinggian (%) Luas (Ha) Lokasi

1 0 – 2 462.938 Bagian Selatan

2 2 – 15 484.197 Bagian Utara dan Selatan

3 15 – 40 144.998 Bagian Barat

4 > 40 144.449 Bagian Barat Sumber : BPS dan BAPPEDA Kabupaten Musi Rawas, 2011

Page 3: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

48

Gambar 6. Peta Kemiringan Lahan di Kabupaten Musi Rawas

4.1.3. Keadaan dan Jenis Tanah

Berdasarkan Gambar 7 dan Gambar 8, maka keadaan tanah dan jenis tanah

yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas terbagi atas tujuh jenis tanah, yaitu :

- Aluvial, dengan ciri warna coklat kekuningan. Terbentuk dari endapan liat dan

pasir, dijumpai di daerah Kecamatan Tugumulyo dan Muara Kelingi, tanah ini

sangat cocok untuk tanaman padi dan palawija.

- Litosol, cocok untuk tanaman keras, rumput-rumputan dan usaha ternak. Seluas

7,17 persen wilayah Kabupaten Musi Rawas merupakan jenis tanah ini.

- Asosiasi Latisol: hanya seluas 0,77 persen dari luas Kabupaten Musi Rawas

merupakan tanah jenis ini, terdapat di Kecamatan STL Ulu dan Rupit.

- Regosol, sangat cocok untuk padi sawah, palawija dan tanaman keras.

Luasnya sama dengan tanah jenis Asosasi Latisol yakni hanya sekitar 0,77

persen dari luas wilayah dan 55,89 persen berada di Kecamatan Muara Beliti

dan 13,34 persen di Kecamatan Rawas Ulu.

- Podsolik, tanah jenis ini seluas 37,72 persen dari luas kabupaten, merupakan

jenis tanah terluas di Kabupaten Musi Rawas, baik untuk tanaman padi sawah,

Page 4: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

49

padi ladang dan tanaman karet. Sebagian besar di Kecamatan Rupit, Rawas

Ulu, Muara Lakitan dan Jayaloka.

- Asosiasi Podsolik, hanya terdapat di Rawas Ilir dan Kecamatan Muara Lakitan

dengan luas keseluruhan 29,59 persen dari luas wilayah Kabupaten Musi

Rawas.

- Komplek Podsolik, hanya terdapat di Kecamatan Rawas Ulu.

Gambar 7. Keadaan tanah di Kabupaten Musi Rawas

Gambar 8. Jenis Tanah di Kabupaten Musi Rawas

Page 5: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

50

4.1.4. Curah Hujan dan Keadaan Iklim

Kabupaten Musi Rawas memiliki iklim tropis basah dengan kelembaban

udara 87,0 persen dan rata-rata penyinaran matahari sebesar 61,9 persen.

Temperatur maksimum 32,9oC dan temperatur minimum 19,6

oC. Sebagai daerah

tropis basah, rata-rata curah hujan di Kabupaten Musi Rawas cukup tinggi, yaitu

2.285 per tahun dan rata-rata hari hujan 116 hari hujan per tahun dengan bulan

kering hanya empat bulan (Juni, Juli, Agustus dan September), maka wilayah ini

termasuk dalam tipe curah hujan B (sangat basah). Tahun 2010 terjadi perubahan

iklim yang cukup ekstrim dimana bulan kering biasa terjadi pada bulan Juni

hingga September, di tahun 2010 ini bulan kering terjadi pada Bulan Oktober dan

Desember yang biasanya merupakan musim hujan. Curah hujan hampir merata

tinggi di sepanjang tahun. Kondisi iklim yang ekstrim tersebut berpengaruh

terhadap kondisi pertanian di Kabupaten Musi Rawas baik pertanian tanaman

pangan maupun perkebunan. Perbandingan kondisi curah hujan antara tahun 2009

dan 2010 dapat dilihat pada Gambar 9. berikut :

Gambar 9. Curah Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Musi Rawas

Tahun 2009 - 2010

4.1.5. Luas Wilayah dan Penggunaan

Kabupaten Musi Rawas memiliki luas sebesar 1.236.582,66 Ha.

Penggunaan wilayah di Kabupaten Musi Rawas bermacam-macam sesuai dengan

kebutuhan dan kesesuaian dari kemampuan wilayah tersebut. Untuk lebih jelasnya

mengenai penggunaan wilayah Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada Tabel

13. berikut ini.

Page 6: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

51

Tabel 13. Penggunaan Lahan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008-2010

No Macam Penggunaan

Tahun

2008 2009 2010

Luas (Ha) (%) Luas (Ha) (%) Luas (Ha) (%)

1. Luas Tanah Sawah 40.156 3,25 37.418 3,03 37.418 3,03

a. Sawah Irigasi

Teknis

6.952 0,56 6.952 0,56 6.952 0,56

b. Sawah Irigasi

Setengah Teknis

1,598 0,13 1.598 0,13 1.598 0,13

c. Sawah Irigasi

Sederhana

2.813 0,23 2.813 0,23 2.813 0,23

d. Sawah Irigasi Desa 3.234 0,26 3.295 0,27 3.295 0,27

e. Sawah Tadah

Hujan

11.721 0,95 12.383 1,00 12.383 1,00

f. Lebak 11.133 0,90 10.377 0,84 10.377 0,84

g. Kolam/Tambak 2.705 0,22

2. Luas Tanah Kering 1.196.427 96,75 1.196.427 96,75 1.196.427 96,75

a. Pekarangan/Bangu

nan

14.129 1,14 14.129 1,14 14.129 1,14

b. Perkebunan 317.890 25,70 317.890 25,71 317.890 25,71

c. Hutan 226.806 18,34 226.806 18,34 226.806 18,34

d. Lain-lain 637.601,66 51,57 637.602 51,56 637.602 51,56

Total 1.236.583 100,00 1.236.583 100,00 1.236.583 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011

Tabel 13. menunjukkan bahwa penggunaan wilayah di Kabupaten Musi

Rawas terbagi atas dua jenis yaitu tanah sawah dan tanah kering. Penggunaan

wilayah tanah sawah meliputi sawah irigasi teknis, setengah teknis, irigasi

sederhana, irigasi desa, tadah hujan, lebak dan kolam/tambak. Total luas tanah

sawah adalah 37.418 Ha (3,03 persen) dan penggunaan tanah kering seluas

1.196.427 Ha (96,75 persen). Penggunaan wilayah untuk tanah sawah yang

memiliki luas terbesar adalah sawah tadah hujan dengan luas 12.383 Ha (1,00

persen) terhadap luas total sedangkan penggunaan wilayah untuk tanah sawah

yang memiliki luas terkecil adalah sawah setengah teknis dengan luas 1.598 Ha

(0,13 persen) terhadap luas total. Penggunaan wilayah untuk tanah kering meliputi

pekarangan/bangunan, perkebunan, hutan dan lain-lain (rumah). Penggunaan luas

tanah kering terbesar adalah lain-lain (rumah) dengan luas 637.601,66 Ha (51,56

persen) terhadap luas total. Hal ini disebabkan adanya peningkatan jumlah

penduduk setiap tahun dan peningkatan jumlah rumah tangga baru yang menetap

di Kabupaten Musi Rawas. Penggunaan luas tanah kering terkecil adalah

pekarangan/bangunan dengan luas 14.129 Ha (1,14 persen) terhadap luas total.

Pembagian luas tanah kering untuk perkebunan adalah 317.890 Ha (25,71 persen)

Page 7: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

52

terhadap luas total dan luas tanah kering untuk hutan adalah 226.806 Ha (18,43

persen) terhadap luas total, seperti terlihat pada Gambar 10. dibawah ini..

Gambar 10. Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Musi Rawas

4.2. Keadaan Penduduk di Kabupaten Musi Rawas

4.2.1. Jumlah Penduduk

Pertambahan jumlah penduduk memiliki dua sisi pandangan, yaitu sisi

positif dan sisi negatif. Segi positifnya adalah bertambahnya jumlah penduduk

suatu wilayah akan meningkatkan jumlah konsumsi masyarakat sehingga akan

memacu kegiatan produksi dan menumbuhkan berbagai kegiatan ekonomi.

Sedangkan dari sisi negatif, jika potensi jumlah penduduk tidak dimanfaatkan

maka terjadinya pertambahan penduduk akan memungkinkan bertambahnya

masalah sosial, seperti pengangguran dan kemiskinan. Penduduk Kabupaten

Musi Rawas Tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 berjumlah

525.508 jiwa, sedangkan penduduk tahun 2009 berjumlah 505.940 jiwa,

meningkat 3,86 persen dari tahun 2009. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten

Musi Rawas tahun 2010 sebesar 104,27 persen, hal ini berarti bahwa dari setiap

100 orang penduduk perempuan terdapat 104 orang penduduk laki-laki. Hampir

Page 8: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

53

semua kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas memiliki rasio jenis kelamin

diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo

memiliki rasio lebih kecil yaitu 99,93 persen di Kecamatan Karang Dapo dan

98,78 persen di Kecamatan Rawas Ulu.

Secara administratif Kabupaten Musi Rawas terbagi menjadi 21

kecamatan yang meliputi 19 kelurahan dan 258 desa. Penduduk merupakan salah

satu faktor utama pembangunan, dengan jumlah penduduk yang banyak

merupakan potensi sumber daya untuk melakukan program pembangunan, tetapi

jumlah penduduk yang besar juga dapat menjadi beban pembangunan itu sendiri.

Jumlah penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 sebanyak 498.592 jiwa

yang terdiri dari 116.210 Kepala Keluarga (KK). Kepadatan penduduk Kabupaten

Musi Rawas pada tahun 2010 berdasarkan tiap kecamatan seperti terlihat pada

Tabel 14.

Pada Gambar 18. menunjukkan bahwa Kecamatan Megang Sakti

merupakan kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu 48.091

jiwa dan Kecamatan Ulu Rawas merupakan kecamatan yang jumlah penduduknya

paling sedikit yaitu sebanyak 10.772 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk

Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 adalah 42,50 jiwa/km2

dengan tingkat

kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Tugumulyo yaitu 637,09 jiwa/km2,

sedangkan Kecamatan Ulu Rawas merupakan kecamatan yang paling jarang

penduduknya yakni hanya 7,41 jiwa/km2. Kondisi seperti ini menjelaskan bahwa

penyebaran penduduk di Kabupaten Musi Rawas belum merata di tiap

kecamatannya, hal ini dipengaruhi oleh kelahiran, kematian dan migrasi

penduduk. Tingginya angka kelahiran disebabkan oleh rata-rata umur perkawinan

pertama wanita di Kabupaten Musi Rawas tergolong usia muda yaitu berusia 18

tahun. Semakin muda usia untuk menikah, wanita akan mempunyai rentang masa

subur yang panjang sehingga peluang untuk mempunyai anak besar. Berikut ini

disampaikan luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Musi

Rawas tahun 2010.

Page 9: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

54

Tabel 14. Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Musi

Rawas Tahun 2010

Kecamatan Luas Wilayah

(KM2)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/KM2)

Rawas Ulu 49.816,88 31.037 62,30

Ulu Rawas 145.287, 89 10.772 7,41

Rupit 40.975,73 31.602 77,72

Karang Jaya 140.803,48 27.855 19,78

STL Ulu 59.692,40 28.820 48,28

Selangit 71.733,91 17.866 24,91

Sumber Harta 10.378,03 16.892 162,77

Tugumulyo 6.770,91 43.137 637,09

Purwodadi 6.325,77 14.486 229,00

Muara Beliti 17.562,87 22.363 127,33

TP. Kepungut 32.642,43 11.704 35,86

Jayaloka 16.045,82 14.433 89,95

Suka Karya 12.153,13 12.852 105,75

Muara Kelingi 64.581,90 35.386 54,79

BTS Ulu 75.153,61 26.030 34,64

Tuah Negeri 26.345,09 25.042 95,05

Muara Lakitan 196.353,62 38.974 19,85

Megang Sakti 39.977,66 48.091 120,29

Rawas Ilir 108.813,45 28.178 25,90

Karang Dapo 54.875,51 17.720 32,29

Nibung 60.292,57 22.268 36,93

Jumlah 1.236.582,66 525.508 42,50

2009 1.236.582,66 505.940 40,91 Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011

4.2.2. Komposisi Penduduk

Menurut Jenis kelamin

Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan

langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Komposisi

penduduk menurut jenis kelamin dapat mempengaruhi besarnya tenaga kerja yang

dibutuhkan dalam pembangunan. Hal ini dikarenakan besarnya tenaga yang

dihasilkan antara laki-laki dan perempuan berbeda. Berdasarkan Tabel 14, dapat

diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan terkecil terjadi pada

tahun 2004 yaitu 465.682 penduduk dimana 244.094 untuk penduduk laki-laki

dan 221.558 untuk penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan pada tahun 2010 adalah jumlah penduduk yang terbesar yaitu 528.508

penduduk dimana 268.252 untuk penduduk laki-laki dan 257.256 untuk

Page 10: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

55

perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun 2004-2008 jumlah

penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Musi Rawas mengalami

peningkatan. Dilihat dari nilai sex ratio yang selalu diatas 100 persen seperti pada

tahun 2010 sebesar 104,27 persen artinya setiap 100 orang perempuan terdapat

104 orang laki-laki di Kabupaten Musi Rawas.

Tabel 15. Komposisi Penduduk Kabupaten Musi Rawas menurut Jenis Kelamin

Tahun 2004-2010

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

Sex Ratio (%) Laki-laki Perempuan Jumlah

2004 244.094 221.558 465.682 110,11

2005 247.163 231.026 478.189 106,98

2006 251.768 232.513 484.281 108,28

2007 257.605 234.832 492.437 109,69

2008 255.860 243.378 499.238 105,13

2009 259.202 246.738 505.940 105,05

2010 268.252 257.256 528.508 104,27 Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011

Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk di Kabupaten Musi Rawas menurut golongan umur

akan mempengaruhi keberhasilan dalam pertumbuhan penduduk. Penduduk

berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu

penduduk usia non produktif dan penduduk usia produktif. Penduduk usia non

produktif yaitu penduduk yang berusia 0-14 tahun (anak-anak) dan penduduk

yang berusia lebih dari 65 tahun (Lansia), sedangkan penduduk usia produktif

yaitu penduduk yang berusia 15-64 tahun. Penduduk dengan jumlah usia non

produktif lebih banyak dapat menghambat potensi penduduk usia produktif. Hal

ini dikarenakan penduduk produktif harus menanggung banyaknya penduduk non

produktif sehingga pendapatan yang seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan

yang lain harus digunakan untuk membiayai penduduk usia non produktif.

Komposisi penduduk Kabupaten Musi Rawas berdasarkan kelompok umur dapat

dilihat pada Tabel 15 berikut ini dimana terlihat bahwa jumlah penduduk usia

produktif sebanyak 311.821 orang dan jumlah penduduk usia non produktif

sebanyak 194.119 orang. Hal ini berarti jumlah penduduk usia produktif lebih

besar daripada jumlah penduduk usia non produktif. Angka beban tanggungan

lebih dikenal dengan dependency ratio (DR). Ukuran ini merupakan persentase

Page 11: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

56

antara jumlah penduduk usia non produktif yaitu usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke

atas per jumlah penduduk usia produktif yaitu usia 15-64 tahun. Nilai DR

menunjukkan banyaknya jumlah penduduk usia tidak produktif yang harus

ditanggung oleh 100 penduduk berusia produktif. Angka beban tanggungan

Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2010 adalah 38,36 persen. Hal ini berarti

setiap 100 orang penduduk produktif harus menanggung 38,36 (≈ 38 orang) yang

tidak produktif.

Tabel 16. Komposisi Penduduk Kabupaten Musi Rawas menurut Kelompok

Umur Tahun 2010

No. Umur (tahun) Jumlah (orang) Angka Beban Tanggungan (%)

1 0 – 14 175.693

2 15 – 64 311.821

3 > 65 18.426

Total 505.940 38,36 Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011

Menurut Lapangan Usaha

Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat

penyerapan tenaga kerja bagi penduduknya. Besarnya penyerapan tenaga kerja

dapat meningkatkan pendapatan per kapita penduduk dan pada akhirnya akan

menimbulkan kesejahteraan hidup penduduk suatu wilayah. Data distribusi

sektoral penyerapan tenaga kerja dapat digunakan sebagai salah satu indikator

guna melihat kemampuan sektor-sektor ekonomi dalam menyerap tenaga kerja

dan sebagai tolak ukur kemajuan perekonomian suatu daerah. Komposisi

penduduk di Kabupaten Musi Rawas menurut lapangan usaha dapat dilihat pada

Tabel 16 dimana dapat diketahui bahwa untuk tahun 2010, lapangan usaha

mayoritas penduduk yang bekerja di Kabupaten Musi Rawas adalah sektor

pertanian yaitu 75,40 persen atau 194.695 orang, baik sebagai petani sendiri

maupun buruh tani. Banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian

disebabkan karena kondisi alam yang mendukung dan tersedianya lahan pertanian

yang luas. Biasanya sektor pertanian lebih didominasi oleh pekerja keluarga,

kebanyakan pekerjaan tersebut dilakukan secara bersama-sama oleh anggota

keluarga itu sendiri sehingga sebagian penduduk yang bekerja pada sektor ini

berstatus sebagai pekerja tak dibayar. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk

Page 12: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

57

tersebut tidak mendapatkan pendapatan sebagaimana pekerja pada umumnya,

tetapi tetap dikategorikan sebagai penduduk yang bekerja.

Tabel 17. Komposisi Penduduk menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Musi

Rawas Tahun 2008 – 2010

No. Lapangan Usaha

Tahun

2008 2009 2010

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

persentase

(%)

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

persentase

(%)

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

persentase

(%)

1. Pertanian 186.940 78,44 177.169 74,00 194.695 75,40

2. Pertambangan

dan Penggalian

1.668 0,70 1.526 0,64 1.807 0,70

3. Industri

Pengolahan

7.960 3,34 6.580 2,75 5.252 2,04

4. Listrik, Gas dan

Air Minum

0 0 118 0,05 120 0,05

5. Bangunan 2.693 1,13 3.069 1,28 3.069 1,19

6. Perdagangan,

Hotel & Restoran

19.474 8,17 26.577 11,10 25.427 9,85

7. Angkutan &

Komunikasi

7.769 3,26 6.180 2,58 8.413 3,26

8. Keuangan,

Persewaan & Jasa

Perusahaan

405 0,17 848 0,35 1.028 0,40

9. Jasa-jasa 11.415 4,79 17.355 7,25 18.380 7,12

Jumlah Total 238.324 100,00 239.422 100,00 258.071 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011

Sektor lainnya yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor

perdagangan yaitu 9,85 persen atau 25.427 orang. Komposisi penduduk menurut

lapangan usaha di Kabupaten Musi Rawas yang terkecil adalah penduduk yang

bekerja pada sektor listrik, gas dan air minum yakni sebanyak 120 orang atau 0,05

persen. Hal ini dikarenakan belum berkembangnya lapangan usaha penduduk di

luar sektor pertanian sehingga penduduk Kabupaten Musi Rawas lebih banyak

menumpukan hidupnya pada sektor pertanian sebagai sumber pendapatan.

4.3. Keadaan Sosial

4.3.1. Pendidikan

Pencapaian pendidikan, terutama pendidikan dasar merupakan salah satu

cara untuk meningkatkan standar kehidupan di daerah berkembang dan juga

mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pendidikan juga menjadi

salah satu variabel yang bisa menggambarkan keadaan sosial penduduk di

Kabupaten Musi Rawas. Dalam bidang pendidikan ditampilkan variabel-variabel

Page 13: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

58

seperti jumlah sekolah, jumlah murid dan jumlah guru untuk melihat situasi

pendidikan salah satunya dengan menghitung rasio antara murid dan guru.

Gambar 12. Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Tingkat Pendidikan di

Kabupaten Musi Rawas, 2009/2010

Jika dilihat dari Gambar 12 diatas, pada tahun 2009/2010 untuk rasio

murid guru pada SD negeri sebesar 15,84, SD swasta sebesar 21,69. Pada tahun

yang sama rasio murid guru untuk SMP negeri sebesar 13,17 dan SMP swasta

sebesar 13,02. Untuk SMA Negeri sebesar 15,18 dan SMA swasta sebesar 19,98.

Jika dibandingkan dengan tahun ajaran 2008/2009, rasio guru-murid SMP Negeri,

SMP Swasta dan SMA Swasta meningkat, sebaliknya rasio ini menurun pada SD

Negeri, SD Swasta dan SMA Negeri. Pada tahun ajaran 2009/2010, Kabupaten

Musi Rawas memiliki gedung sekolah sebanyak 553 sekolah yang terdiri atas 427

Sekolah Dasar (SD), 90 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 36 Sekolah

Menengah Atas (SMA) termasuk kejuruan. Sekolah-sekolah tersebut terdiri atas

sekolah negeri dan swasta.

4.3.2. Kesehatan dan Keluarga Berencana

Fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, Puskesmas dan Puskesmas

pembantu merupakan salah satu variabel–variabel yang dapat menunjukkan

pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Musi Rawas. Tahun 2010,

jumlah rumah sakit di Kabupaten Musi Rawas berjumlah 2 buah rumah sakit

umum yang terletak di Kecamatan Muara Beliti dan Kecamatan Rupit. Fasilitas

kesehatan lainnya yaitu puskesmas sebanyak 27 buah dan puskesmas pembantu

sebanyak 145 buah. Perkembangan di bidang Keluarga Berencana (KB)

Page 14: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

59

mengalami kemajuan dimana dari target pencapaian peserta KB baru telah

terlampaui dengan persentase realisasi peserta KB baru sebesar 108,60 persen.

Dari 29.631 orang peserta KB baru sebagian besar peserta menggunakan alat

kontrasepsi jenis suntikan yaitu sebesar 40,59 persen disusul dengan jenis alat

kontrasepsi pil sebesar 28,70 persen dan jenis implant sebesar 16,98 persen.

4.3.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia merupakan indeks komposit dari tiga

indeks yang masing-masing mewakili dimensi pembangunan manusia. Indeks

harapan hidup dibentuk dari indikator angka harapan hidup. Indeks Pendidikan

dibentuk dari indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Indeks

daya beli dibentuk oleh indikator pengeluaran per kapita yang disesuaikan.

Berikut ini disampaikan nilai IPM Kabupaten Musi Rawas tahun 2009 sebagai

berikut.

Tabel 18. Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Musi Rawas, 2009

Angka Harapan

Hidup (e0)

Angka

Melek

Huruf

(AMH)

Rata-rata

Lama

Sekolah

Pengeluaran per

kapita

disesuaikan

(tahun) (%) (Tahun) (Rp.000)

64,44 96,51 7,05 603,49

Indek Pembangunan Manusia (IPM)

67,33 Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2010

4.4. Keadaan Perekonomian

4.4.1. Struktur Perekonomian

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2007 hingga tahun 2010

atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2000 di Kabupaten Musi Rawas untuk

setiap sektornya dapat dilihat pada Tabel 17, dimana terlihat bahwa besarnya

PDRB tahun 2009-2010 mengalami peningkatan. Sektor pertanian merupakan

sektor yang berada pada urutan pertama dalam pembentukan PDRB Kabupaten

Musi Rawas yaitu 40,01 persen untuk tahun 2009 dan 40,81 persen untuk tahun

2010. Hal ini dikarenakan sektor pertanian masih menjadi tumpuan hidup

sebagian besar penduduk Kabupaten Musi Rawas. Sektor pertambangan dan

Page 15: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

60

penggalian merupakan sektor yang berada pada urutan kedua yaitu 34,45 persen

pada tahun 2010. Bahan tambang yang menjadi andalan di kabupaten ini adalah

minyak dan gas bumi, selain itu potensi bahan tambang seperti batu bara yang

melimpah walaupun belum sampai tahap produksi.

Tabel 19. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan

(ADHK) Tahun 2000 Menurut Sektor Perekonomian Kabupaten Musi

Rawas Tahun 2007-2010 (Jutaan Rupiah)

Sektor Tahun

2007 2008 2009 2010

Pertanian 1.214.865 1.300.965 1.388.334 1.489.561

(38,84) (39,29) (40,01) (40,81)

Pertambangan dan Penggalian 1.153.732 1.200.986 1.230.250 1.257.378

(36,88) (36,26) (35,46) (34,45)

Industri Pengolahan 250.239 262.551 272.025 284.051

(8,00) (8,00) (7,84) (7,78)

Listrik, Gas dan Air Minum 2.499 2.680 2.848 3.051

(0,08) (0,08) (0,08) (0,08)

Bangunan 118.164 129.187 139.548 148.720

(3,77) (3,90) (4,02) (4,07)

Perdagangan, Hotel & Restoran 133.900 142.488 148.375 156.289

(4,30) (4,30) (4,28) (4,28)

Angkutan & Komunikasi 13.402 14.965 16.601 18.834

(0,43) (0,45) (0,48) (0,52)

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan

49.904 52.799 56.000 60.072

(1,60) (1,60) (1,61) (1,65)

Jasa-jasa 190.816 202,750 215.870 232.178

(6,10) (6,12) (6,22) (6,36)

Total 3.127.521 3.310.371 3.469.851 3.650.134

(100) (100) (100) (100) Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas, 2011

Keterangan : Angka dalam kurung merupakan persentase PDRB tiap lapangan

usaha terhadap total PDRB

4.4.2. Pendapatan Per Kapita

Pertumbuhan ekonomi akan selalu dikaitkan dengan pertumbuhan

penduduk. Meningkatnya nilai nominal PDRB selalu diikuti dengan

meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Musi Rawas. Pendapatan per

kapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat dinikmati oleh setiap

penduduk secara rata-rata selama satu tahun. Besaran ini terbentuk dari jumlah

pendapatan yang timbul dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Pendapatan per kapita akan semakin tinggi apabila pertumbuhan pendapatan

Page 16: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

61

diikuti dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin menurun. Pendapatan

per kapita Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2007 hingga tahun 2010 dapat

dilihat pada Tabel 20 berikut ini

Tabel 20. Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga

Konstan (ADHK) 2000 Tahun 2007 – 2010

Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010

PDRB (Jutaan Rp.) 3.127.521 3.310.371 3.469.851 3.650.134

Penduduk pertengahan

Tahun (Jiwa) 492.437 498.592 505.940 525.508

PDRB Per Kapita (Rp.) 6.351.109 6.639.439 6.858.226 6.945.915 Sumber : BPS dan BAPPEDA Kabupaten Musi Rawas, 2011

Berdasarkan Tabel 20 diatas, dapat diketahui bahwa pendapatan per kapita

Kabupaten Musi Rawas atas dasar harga konstan (ADHK) 2000 dari tahun 2007-

2010 mengalami peningkatan. Pendapatan per kapita Kabupaten Musi Rawas atas

dasar harga konstan 2000 meningkat dari Rp. 6.351.109,- pada tahun 2007

menjadi Rp. 6.945.915,- pada tahun 2010. Dilihat dari pendapatan perkapita

Kabupaten Musi Rawas yang terus meningkat, maka dapat diketahui bahwa

pembangunan wilayah yang dilakukan di Kabupaten Musi Rawas telah mampu

meningkatkan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Musi Rawas.

4.5. Keragaan Umum Sektor Perkebunan di Kabupaten Musi Rawas

Sektor pertanian sebagai sektor yang menjadi mata pencaharian dominan

masyarakat di Kabupaten Musi Rawas, dimana hampir 60 persen penduduknya

mengusahakan komoditas perkebunan. Komoditas perkebunan yang diusahakan

sebagian besar berupa tanaman karet. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan

luas areal tanaman perkebunan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 21. berikut

ini

Usaha perkebunan karet rakyat tersebar merata hampir di seluruh

kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas kecuali di wilayah Kecamatan

Tugumulyo dan Kecamatan Purwodadi. Pada tahun 2010, produksi karet rakyat

menghasilkan 245 ribu ton, dengan rata-rata produksi per hektar sebanyak 1,21

ton. Pengembangan kebun karet unggul di Musi Rawas, diusahakan oleh berbagai

Page 17: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

62

pihak. Selain dikembangkan secara swadaya petani juga dikembangkan oleh

pihak swasta antara lain oleh PT. Haruma Amin dan PT. Nibung Arta Mulya,

Tabel 21. Luas Areal, Produksi dan Jumlah Rumah Tangga Perkebunan Rakyat di

Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010

No Jenis

Tanaman

Luas Areal (Ha)

Produksi

(Ton)

Rata-rata

Produksi

(Ton/Ha)

Jumlah

KK /

Persh. Muda

(TBM)

Menghasil-

kan (TM)

Tdk

Menghasil

kan

(TR/TT)

Jumlah

A. Perkebunan Rakyat

1 Karet 72.840,50 202.481,50 54.199,50 329.521,95 245.003,15 1,21 126.527

2 K. Sawit 7.918,50 25.925,30 954,00 34.440,00 321.473,72 12,40 13.722

3 Kopi 1.103,50 2.056,15 841,00 40.006,00 2.076,71 1,01 3.717

4 Kelapa 381,91 1.882,95 175,90 2.340,75 2.223,90 1,18 25.716

5 Lada 3,50 0,00 0,00 3,50 0,00 0,00 35

6 K. Manis 63,00 48,25 3,00 114,25 52,30 1,08 155

7 Cengkeh 0,00 0,00 2,50 2,50 0,00 0,00 21

8 Pinang 63,70 110,45 20,70 194,85 78,58 0,71 1.069

9 Kakao 60,00 57,50 7,00 124,50 74,52 1,29 192

10 Kemiri 33,50 48,80 6,75 89,05 40,20 0,82 417

11 Mengkudu 3,00 5,00 0,00 8,00 10,00 2,00 25

12 Tembakau 0,00 2,50 0,00 2,50 1,25 0,50 36

13 Jahe 2,50 3,00 0,00 5,50 6,75 2,25 43

B Perkebunan Besar Swasta

1 Karet 18,00 40,00 62,00 120,00 31,20 0,78 -

2 K. Sawtit 0,00 138.042,77 0,00 138.041,77 880.722,92 6,90 19

Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas, 2011

Berdasarkan Tabel 22 dibawah. menunjukkan bahwa komoditas karet

menduduki nilai produksi urutan pertama pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 1,32

triliun atau sebesar 83,09 persen dari total nilai produksi tanaman perkebunan di

Kabupaten Musi Rawas dan dengan kemampuan menghasilkan produksi total

sebanyak 131 ribu ton. Adapun perusahaan perkebunan besar swasta komoditas

karet yang beroperasi di Kabupaten Musi Rawas adalah PT. Haruma Amin yang

memiliki luas lahan sebesar 120 hektar dan mampu mengelola produksi karet

sebanyak 31 ribu ton di Kabupaten Musi Rawas. Untuk komoditas kelapa sawit

memiliki nilai produksi tertinggi kedua pada sektor tanaman perkebunan yakni

sebesar Rp. 238,5 milyar atau 14,94 persen. Komoditas kelapa sawit merupakan

tumbuhan industri penting yang menghasilkan minyak kelapa sawit mentah untuk

diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Perusahaan perkebunan besar swasta

komoditas kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten Musi Rawas adalah PT.

Juanda Sawit Lestari yang mampu mengelola dan menghasilkan kelapa sawit

berupa tandan buah segar dan memproduksi CPO, secara keseluruhan Kabupaten

Page 18: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

63

Musi Rawas mampu menghasilkan lebih dari 35 ribu ton kelapa sawit dengan luas

tanam total sebesar 7.411 hektar. Selain kedua komoditas diatas, komoditas kopi

juga memiliki nilai produksi tertinggi ketiga yakni sebesar Rp. 27,59 milyar atau

sebesar 1,72 persen. Berikut ini disampaikan nilai produksi dari komoditas

perkebunan di Kabupaten Musi Rawas sebagai berikut.

Tabel 22. Nilai Produksi Komoditas Subsektor Tanaman Perkebunan di

Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 dan Tahun 2010 (Juta Rp.)

No. Nama Komoditas Nilai Produksi (Rp.)

2008 2010

1. Karet (Ficus elastica nois.x bl) 680.840,58 1.325.971,3

2. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) 202.151,90 238.501,43

3. Kelapa (Cocos Nucifera) 1.947,30 1.947,30

4. Kopi (Coffea arabiva I) 49.447,02 27.594,25

5. Kayu Manis (Cinnamomum burmani (nees) Bl.) 93,90 96,83

6. Kemiri (Aleurites moluccana) 219,82 219,82

7. Kakao (Theobroma cacao L.) 41,64 41.64

8. Aren (Arenga pinnata) 607,16 607,16

9. Tebu (Saccharum officinarum) 334,39 334,39

10. Pinang (Areca Catechu) 409,46 414,72

Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011

Komoditas perkebunan yang memiliki nilai produksi terkecil tahun 2010

adalah komoditas kakao dengan nilai produksi sebesar Rp 41,6 juta. Komoditas

kakao mampu menghasilkan jumlah produksi sebanyak 5.100 kg di Kabupaten

Musi Rawas . Tanaman kakao tidak saja mempunyai arti ekonomi, tetapi disisi

lain juga memiliki nilai tambah yaitu dapat dijadikan tanaman yang bermanfaat

untuk konservasi tanah khususnya untuk merehabilitasi lahan-lahan kritis. Selain

itu, komoditas kayu manis merupakan komoditas yang memiliki nilai produksi

terkecil kedua setelah komoditas kakao, kayu manis memiliki nilai produksi

sebesar Rp 96,8 juta dan menghasilkan sebesar 14 ton pada tahun 2010.

Kemampuan petani untuk meningkatkan mutu komoditas kayu manis masih

rendah, dimana rendahnya mutu kayu manis disebabkan dalam proses

pengeringan sering tidak sempurna sehingga kadar airnya tinggi dan terjadi

pelapukan.

Page 19: IV KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1 4.1. stratif · Letak Geografis dan Wilayah Administratif ... diatas seratus kecuali Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Karang Dapo memiliki

64

Sebagai suatu wilayah, Kabupaten Musi Rawas mempunyai karekteristik

yang menarik, hal ini disebabkan antara lain pertama, letaknya berada di ujung

barat Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Bengkulu dan Provinsi Jambi, dengan letak geografis tersebut maka Kabupaten

Musi Rawas merupakan pintu gerbang perekonomian Sumatera Selatan bagian

barat. Kedua, Kabupaten Musi Rawas mempunyai potensi besar untuk

mengembangkan perekonomiannya maupun untuk menarik daerah lainnya di

wilayah perbatasan. Sehubungan dengan itu, kondisi perekonomian dari

Kabupaten Musi Rawas masih relatif tertinggal dibanding daerah lainnya di

Sumatera Selatan, hal ini disebabkan daerah ini belum dapat memobilisasi

sumberdaya alam yang dimilikinya serta masih sangat tergantung dengan sektor

pertanian dalam struktur perekonomiannya. Salah satu strategi yang diambil

untuk memacu perkembangan perekonomian Kabupaten Musi Rawas adalah

dengan cara mengembangkan potensi-potensi lokal, yaitu mengembangkan

komoditas-komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan

kompetitif dibanding daerah lain di Sumatera Selatan. Sektor perkebunan

merupakan sektor yang mendapat prioritas tinggi dalam pembangunan

perekonomian Kabupaten Musi Rawas karena berdasarkan agroklimat dan kondisi

fisik geografis lainnya. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2011-2015, Pemerintah

Daerah Kabupaten Musi Rawas memiliki beberapa program kerja agar sektor

tanaman perkebunan tetap menjadi sektor penghasil pendapatan terbesar bagi

perekonomian dengan mengusahakan program kerja dan kegiatan antara lain:

a. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

b. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian / Perkebunan

c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

d. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

e. Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan