implementasi peraturan menteri pendidikan dan …repository.uinjambi.ac.id/1879/1/skripsi neisa...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NO 44 TAHUN 2012
TENTANG PUNGUTAN DAN SUMBANGAN
PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR
DI SMP N KEC. KARANG DAPO KAB. MUSI RAWAS UTARA
PROVINSI. SUMATERA SELATAN.
SKRIPSI
NESIA
SIP.152036
PEMBIMBING:
Dr. ROBI’ATUL ADAWIYAH, S.HI.,M.HI
ULYA FUHAIDAH, S.Hum,M.SI
KOSENTRASI MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1440 H / 2019 M
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nesia
NIM : SIP 152036
Jurusan/Kosentrasi : Ilmu Pemerintahan/Manajemen Pembangunan Daerah
Fakultas : Syari’ah
Alamat : Rt 16, Blok A, Desa Mendalo Darat. Kec. Jambi Luar
Kota, Kab. Muaro Jambi
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Menyatakan dengan sesugguhnya, bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi
Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No 44
Tahun 2012 Tentang Punggiutan Dan Sumbanggan Pada Satuan Pendidikan
Dasar SMP N Kec Karang Dapo Kec Musi Rawas Utara Prov Sumatra
Selatan” adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagisme dan tidak
berisi yang dipublikasikan atau di tulis oarang lain, kecuali kutipan yang telah di
sebutkan sumbernya sesuai ketentuan yang dibenarkan secara ilmiah.
Apabila peryataan ini tidak benar, maka penulis siap untuk bertanggung jawabkan
sesuai dengan hukuman berlaku dan ketentuan UIN Sultan Tha ha Saifudin
Jambni, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh di skripsi ini.
Jambi, Oktober 2019
iii
iv
v
MOTTO
لكم وإذا قيل اوشزوا فاوشزوا يا أيها الذيه آمىىا إذا قيل لكم تفسحىا في المجالس فافسحىا يفسح الل
بما تعملىن خبيز الذيه آمىىا مىكم والذيه أوتىا العلم درجات والل ع الل يزف
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.1.
1 Qs. Al-Mujadillah (58): 11
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin... Akhirnya saya bisa sampai ke titik ini,
sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya Rabb
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb.
Serta shalawat dan salam kepada idola ku Rasulullah SAW dan para sahabat yang mulia
Semoga sebuah karya saya ini menjadi kebanggaan bagi keluarga tercinta.
Ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi
Ibunda Terkasih (Nur Asia) dan Ayahanda Tercinta ( Hasan Azhari) Sebagai tanda
bakti, hormat dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini
kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih sayang segala dukungan, dan cinta
kasih sayang yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan
selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi
langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karena kusadar, selama ini belum
bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan
selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku, menjadi
lebih baik.
Terimakasih Ibu... Terimakasih Ayah.
Terimakasih juga kepada kedua Wawakku (Edi Siswanto) dan (Susulawati) yang
merupakan orangtua kedua bagiku, termikasih banyak atas kebaiakan kalian.
Untuk Adikku (Handayani) dan serta sepupu-sepupu yang lain terimakasih tiada tara
atas segala support yang telah dinerikan selama ini dan semoga kalian tercinta dapat
menggapaikan keberhasilan juga dikemudiah hari. Buat sahabat-sahabatku terimkasih
juga yang selalu memberi bantuan, motivasi, semangat dalam berjuang hingga
sampailah ke titik ini.
vii
ABSTRAK
Nesia (Sip.152036), Skripsi ini berjudul Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia No 44 Tahun 2012 Tentang Pungutan dan
Sumbangan Pada Satuan Pendidikan Dasar Di SMP N Kec. Karangdapo Kab. Musi
Rawas Utara Prov. Sumatera Selatan.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan pungutan SPP di SMP N Karang
dapo, serta implikasi pelaksanaan pungutaan terhadap Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia No 44 Tahun 2012 Tentang Pungutan dan
Sumbangan Pada Satuan Pendidikan Dasar. Skripsi ini menggunakan pendekatan
yuridis empris, jenis-jenis data, data primer dan data sekunder, teknik analisis data,
reduksi data, penyajian data, penarikan data, dengan metode pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumen. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan penulis, diperoleh hasil dan kesimpulan: Pertama, pelaksanaan pungutan SPP
di SMP N Karang dapo telah meresahkan wali siswa pungutannya melebihi batas
kemampuan wali siswa. Kedua, kendala dan upaya dalam pelaksanaan pungutan ialah
keselahan dalam penerbitan kartu pembayaran SPP yang terterang atas nama sekolah
hal ini terjadi karena tidak adanya komunukasi terlebih dahulu antara ketua komite
dengan kepala sekolah. Upaya yang dilakukan terhadap pelanggaran dalam pelaksanaan
pungutan yang dilakukan oleh SMP N Karang dapo, dimulai dari Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kecamatan
Karang dapo yang mengambil tindakan dengan melaporkan hal itu kepada Dinas
Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Musi Rawas Utara. Ketiga,
pungutan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 44 Tahun 2012 dan ini
berimplikasi terhadap PERMENDIKBURI NO44/2012 yang belum terimplementasi
dengan baik di SMP N Kecamatan Karangdapo.
Kata Kunci: Implementas, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 44
Tahun 2012. Pungutan dan Sumbangan.
viii
ABSTRACT
Nesia (Sip.152036), This thesis is titled Implementation of the Regulation of the Minister of
Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 44 of 2012 Concerning Levies and
Donations at the Basic Education Unit at SMP N Kec. Karangdapo Regency Musi Rawas
Utara Prov. South Sumatra.
This thesis aims to determine the implementation of SPP levies in SMP N Karang Dapo, as
well as the implications of the implementation of levies on the Minister of Education and
Culture Regulation of the Republic of Indonesia No. 44 of 2012 concerning Fees and
Contributions to the Basic Education Unit. This thesis uses an empirical juridical approach,
types of data, primary data and secondary data, data analysis techniques, data reduction, data
presentation, data withdrawal, with data collection methods carried out by observation,
interviews and documents. Based on the research conducted by the author, the results and
conclusions are obtained: First, the implementation of tuition fees in SMP N Karang dapo has
disturbed the student guardians' exceeds the limits of the ability of student guardians.
Secondly, the obstacle and effort in the implementation of levies was the disruption in the
issuance of SPP payment cards which were explained in the name of the school. This
happened because there was no prior communication between the committee chairman and
the school principal. Efforts made against violations in the implementation of the levies
carried out by SMP N Karang Dapo, starting from the Technical Implementation Unit of the
Department of Culture of Youth and Sports Education in Karang Dapo District who took
action by reporting the matter to the Department of Culture of Youth Education and Sports
Musi Regency Rawas Utara. Third, the levies carried out are not in accordance with the
procedures stipulated in the Republic of Indonesia's Minister of Education and Culture
Regulation No. 44 of 2012 and this has implications for PERMENDIKBURI NO44 / 2012
which have not been implemented properly in SMP N Karangdapo District.
Keywords: Implementation, Republic of Indonesia's Minister of Education and Culture
Regulation No. 44 of 2012. Levies and Donations.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr,Wb.
Alhamdullah puji syukur atas hadirat Allah SWT yang mana dalam penulisan
skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu tidak lupa pula sholawat serta
salam penulis sampaikan pada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah memberi
kita petunjuk dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang terang benderang,
sebagaimana yang kita rasakan saat ini, yang disinari iman dan islam.
Skripsi ini berjudul “Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 44 Tahun 2012 Tentang Pungutan Dan
Sumbangan Pada Satuan Pendidikan Dasar Studi Di SMPN Kecamatan Karang Dapo
Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan” yang mana bertujuan untuk
mengetahui kendala dan upaya dalam melaksanakan pertaturan menteri pendidikan dan
kebudayaan republik indonesia.
Dalam penulisan skripsi ini penulis akui tidak sedikit hambatan dan rintangan
yang dilalui namun berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan. Penulis berharap semoga dapat bermanfaat khususnya bagi diri penulis
dan umumnya bagi seluruh pembaca serta memberikan kontribusi positif bagi dunia
pendidikan, pemerintahan serta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang turut berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini, dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada yang terhormat:
x
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, lc. M. HI,. Ph.D selaku Wakil Dekan I Fakultas Syariah
bidang Akademik dan Kelembagaan.
4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, M.HI selaku Wakil Dekan II Fakultas Syariah bidang
Administrasi Umum, Keuangan dan Perencanaan.
5. Ibu Dr. Yuliatin, M. HI selaku Wakil Dekan III Fakultas Syariah bidang
Kemahasiswaan dan Kerja Sama.
6. Ibu Mustiah RH, S.Ag., M. Sy dan ibu Tri Endah Karya Lestiani, S. IP., M. IP
selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Sayariah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
7. Ibu Dr. Robiatul Adawiyah, S.Ag,M.SI selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini
8. Ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
membantu dalam pembuatan skripsi ini.
9. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen, staf, karyawan/i dilingkungan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan pelayanan dan bantuan
serta bimbingannya selama perkuliahan.
10. Pimpinan pustaka serta karyawan/i UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
11. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang senantiasa mendo’akan, mendukung serta
memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
xi
12. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Ilmu Pemerintahan dan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang ikut serta memberikan perhatian dan partisipasinya dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari
kekurangan dan kekeliruan, baik dari segi teknis penulisan analisis maupun dalam
mengagungkan adanya tanggapan dan masukan berupa kritik dan saran dari semua
pihak demi kebaikan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan tercatat sebagai amal jariah
disisi Allah SWT, dan mendapat pahala atau ganjaran yang sepantasnya.
Jambi, Oktober, 2019
Penyusun
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERNYATAAN .................................................................................... i
PERAETUJUANPEMBIMBING ............................................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA .......................................................................................... iii
MOTTO ......................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ......................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 8
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................... 9
E. Kerangka Teori ............................................................................................. 10
F. Tinjuan Pustaka ............................................................................................. 17
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 21
B. Pendekatan Yuridis ....................................................................................... 21
C. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 23
D. Teknik Analisis Data .................................................................................... 25
E. Sistematika Penelitian ................................................................................... 27
F. Jadwal Penelitian .......................................................................................... 28
BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat SMP Negeri Karang Dapo .................................................. 30
B. Letak Geografis Sekolah SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo ................ 30
C. Visi SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo.................................................. 32
D. Misi SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo ................................................. 33
E. Tujuan Sekolah ............................................................................................. 35
F. Struktur Kepegawaian Sekolah ..................................................................... 38
G. Keadaan Kepala Sekolah dan Wakilnya ....................................................... 39
H. Jumlah Siswa ................................................................................................ 41
I. Komite Sekolah ............................................................................................. 43
xiii
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Pungutan di SMPN Kecamtan Karang Dapo ........................... 45
B. Kendala dan Upaya Yang Dilakukan Dalam Pelaksanaan
Pungutan Di SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo .................................... 51
C. Implikasi Pelaksanaan Pungutan Terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 44 Tahun 2012 .............................. 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulam .................................................................................................. 64
B. Saran ............................................................................................................. 65
C. Penutup ......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jadwal Penelitian ............................................................................................ 27
Tabel 3.1 Data Umum Sekolah....................................................................................... 29
Tabel 3.2 Data Umum Pegawai ..................................................................................... 37
Tabel 3.3 Data Umum Siswa .......................................................................................... 40
Tabel 4.1 Data Analisa Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil .............................................. 45
Tabel 4.2 Data Prestasi Siswa Tahun 2017-2018 ........................................................... 50
Tabel Data Analisis Kebutuhan Sarana Pendukung Pembelajaran ................................ 52
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Strukutur Organisasi SMP Negeri Karang Dapo ........................................ 36
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Komite Sekolah ......................................................... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, masyarakat yang dimaksud
adalah penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat,
peserta didik, orang tua atau wali peserta didik atau pihak lain yang mempunyai
perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan, Terkait pungutan dan sumbangan
biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar sudah diatur dalam Permendikbud
Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan Pada
Satuan Pendidikan Dasar. Dalam Permendikbud tersebut dijelaskan bahwa
pungutan adalah penerimaan biaya pendidikan baik berupa uang dan/atau
barang/jasa pada satuan pendidikan dasar yang berasal dari peserta didik atau
orangtua/wali secara langsung yang bersifat wajib, mengikat, serta jumlah dan
jangka waktu pemungutannya ditentukan oleh satuan pendidikan dasar.
Pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, demikian definisi pendidikan yang diatur
dalam Pasal 1 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dari definisi tersebut maka dalam pemenuhan hak dasar warga negara
2
terhadap pendidikan perlu diupayakan secara sadar dan terencana, termasuk
didalamnya dalam rencana anggaran untuk pendidikan.1
Kewajiban untuk memperhatikan pendidikan telah terdapat dalam al-
qur’an dengan dijanjikan-Nya kedudukan yang tinggi bagi orang yang beriman
dan memiliki ilmu pengetahuan. Berikut firman Allah SWT tentang pentingnya
pendidikan:
Surah Al-Mujadilah ayat 11.
لكم وإذا قيل اوشزوا يا أيها الهذيه آمىىا إذا قيل لكم تفسهحىا في المجالس فافس حىا يفسح الله
بما تعملىن خ بيز الهذيه آمىىا مىكم والهذيه أوتىا العلم درجات والله ع الله فاوشزوا يزف
Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.2
Pemahaman tentang ayat ini menjeleskan bahwa pendidikan itu sangat
penting bagi setiap umat manusia dengan adanya pendidikan dapat merubah
kelakuan manusia yang tidak baik menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik
lagi pendidikan juga mampu meninggikan derajat manusia menyanjung
kedudukan para ulama dan keutamaan mereka, serta ketinggian derajat mereka
bila kalian diminta agar sebagian dari kalian melapangkan majelis untuk sebagian
1https://ombudsman.go.id/pengumuman/r/artikel--pungutan-dan-sumbangan-biaya-
pendidikan-bolehkah.html, ( di akses tgl 21 Agustus jam 23.20 WIB). 2 Q.S Al-Mujadilah (58): 11.
3
yang lain, maka lakukanlah, niscaya Allah akan melapangkan kalian di dunia dan
akhirat. Bila kalian (wahai orang-orang yang beriman) diminta agar bangkit dari
majelis kalian untuk suatu hajat yang mengandung kebaikan bagi kalian, maka
bangkitlah. Allah akan meninggikan kedudukan orang-orang beriman yang ikhlas
di antara kalian. Allah meninggikan derajat ahli ilmu dengan derajat-derajat yang
banyak dalam pahala dan derajat meraih keridhaan. Allah Mahateliti terhadap
amal-amal kalian, tidak ada sesuatu yang samar bagiNya, dan Dia akan membalas
kalian atasnya.
Pendidikan juga merupakan prioritas utama bagi pemerintah, hal ini
dibuktikan melalalui alenia ke empat Pembukuaan Undang-Undang Dasar 1945
“dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia...” Pendidikan tersebut dapat ditempuh
melalui berbagai jenjang, salah satunya ialah melalui pendidikan daasar.
Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendikan formal
yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang di selengagarakan pada
satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk
lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan
pendidikan yang berbentuk sekolah menegah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah ,
atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan juga merupakan suatu pelayanan yang
dilaksanakan oleh pemerintah untuk memenuhi hak setiap warga negara, seperti
yang tercantum dalah Pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945, bahwa:
1. Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan
4
2. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelanggarakan satu sistem pendidikan
Nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangkah mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-
Undang.
4. Negara memprioritaskan anggaran pendiidkan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelanggara
pendidikan Nasional.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahtraan umat manusia.
Berdasarkan bunyi pasal tersebut, sangat jelas disebutkan bahwa pemerintah
telah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan bagi setiap warga
negara indonesia. Bahkan pemerintah telah menetapkan anggaran dana yang tidak
sedikit untuk melaksanakan pelayanan di bidang pendidikan dasar melalui dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam memenuhi pelayanan
dibidang pendidikan, khususnya pendidikan tingkat dasar ialah dengan
menetapkan beberapa kebijakan terkait penyelanggaraan program wajib belajar
sembilan tahun. Menurut Miram Budiarjo, kebijakan atau policy merupakan
kumpulan keputusan yang diambil oleh kelompok yang berwenang sebagai usaha
memilih tujuan dan cara agar tujuan tersebut dapat tercapai dan pada prinsipnya,
pembuat kebijakan memiliki kekuasaan untuk melaksanakannya.3 Upaya tersebut
diwujudkan dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang pernah berlaku
di Indonesia, seperti:
3Miram Budiarjo, Dsar-dasar ilmu Politik, cet. Kee-4, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2010), hal. 20.
5
1. Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tantang pendanaan Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 44
Tahun 2012 Tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada satuan
Pendidikan Dasar.
Berbagai persoalan yang muncul dikalangan masyarakat, menurut
pemerintah untuk lebih cermat dalam merumuskan kebijakan terkaiat persoalan
publik, khususnya pelayanan dibidang pendidikan tingkat dasar. Mengingat apa
yang telah diamatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia,
bahwa pendidikan dasar itu adalah hak setiap rakyat indonesia dan Pemerintah
wajib menyelanggrakan mulai dari menaglokasikan dan hingga menetapkan
peraturan perundang-undangan yang mendukung pelaksanaan pendidikan tingkat
dasar itu.
Secara konseptual, kabutuhan setiap warga negara Indonesia akan
pendidikan dasar adalah menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun, fakta yang
terjadi adalah sekolah tingkat dasar itu tidak mutlak bebas dari tanggung jawab
orang tua siswa dalam membayai atau mendanai pendidikan anaknya. Bahkan
dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun
6
2003 mengemukakan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.4
Biaya pendidikan seperti yang dimaksud diatas adalah sumber daya
keuangan yang disediakan dan atau diperlukan untuk biaya satuan pendidikan,
biaya penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, serta biaya pribadi peserta
didik sesuai peraturan Perundang-undangan. Biaya pendidikan dapat bersumber
dari pemerintah maupun pihak lain. Biaya pendidikan meliputi:5
1. Biaya satuan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi lahan dan dan selain
lahan pendidikan, biaya operasi personalia dan non porsonalia, bantuan biaya
pendidikan, serta beasiswa.
2. Biaya penyelanggraan dan/atau pengelolaan pendidikan yang terdiri atas biaya
investasi lahan dan selain lahan pendidikan, serta biaya operasi porsonalia dan
3. Biaya pribadi peserta didik.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2012 merupakan suatu peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah untuk mengatur masalah pungutan dan sumbangan biaya pendidikan
pada satuan pendidikan dasar. Pada Pasal 9 Ayat 2 PERMENDIKBUDRI/44/2012
disebutkan bahwa:
Satuan pendidikan dasar yang diselanggarakan oleh masyarakat yang
mendapatkan bantuan pemerintah dan/atau pemerintah daerah pada tahun
ajaran berjalan, dapat memungut biaya pendidikan yang digunakan untuk
memenuhi kekurangan biaya investasi dan operasi.
Menurut bunyi pasal tersebut, satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh
masyarakat apabila terjadinya kekurangan anggaran untuk kebutuhan sekolah
4Dikutip oleh Syaiful Segala, Administrasi Pendidikan Konteporer,cet. Ke-5, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm.140 5Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat 1 Tentang Pendanaan
Pendidikan
7
maka satuan pendidikan dasar boleh mengadakan pungutan terhadap wali siswa
jika terjadinya kekurangan anggaran dalam biaya investasi dan oporasional
sekolah. Hal ini berbanding terbalik dengan aturan kenaikan SPP di SMP N
Kecamtan Karang Dapo.
Keterbatasan tenaga pendidik yang berstatus PNS menuntut SMP Negeri
Kecamatan Karang Dapo untuk menggunakan tenaga honorer yang dipekerjakan
demi mengisi beberapa mata pelajaran. Banyaknya tenaga honorer yang
dipekerjakan, membuat sekolah mengalami minus anggaran untuk membayar gaji
honorer tersebut, sehingga hal ini terjadinya peningkatan atau kenaikan SPP.
Pelaksana pungutan SPP sudah berjalan semenjak awal tahun 2017 di tahun 2017
SPP di pungut sebanyak dua puluh lima ribu rupiah namun pada tahun 2018 SPP
di tambah sebanyak tujuh puluh lima ribu rupiah menjadi seratus ribu rupiah jadi
dengan adanya kenaikan drastis pungutan SPP yang dilaksanakan atas nama
sekolah, membuat keresahan dikalangan murid dan wali murid, karena pungutan
melebihi batas kemampuan wali mirid, dan tidak mampu secara ekonomis.
Pungutan SPP yang dilaksanakan oleh SMP N Karang Dapo juga bertentangan
dengan isi pasal didalam permendikbud tidak sesuai dengan prosedur yaitu
terdapat pelanggaran di Pasal 11 poin b yang menyatahkan “Pungutan tidak boleh
dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian
hasil belajar peserta didik, dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
dasar” yang terjadi di SMP N karang dapo apabila tidak mebayar pungutan SPP
tersebut maka anak-anak tidak diikutkan ujian hal ini di kategorikan suatu
pelanggaran oleh pihak pelaksana dalam melakukan pungutan.
8
Terkait dengan ancaman dan keresahan yang terjadi dikalangan murid maka
pungutan yang berupa SPP tersebut hanya berjalan sebentar saja, berdasarkan latar
belakang masalah ini, peneliti tertarik untuk mengupas permasalahan ini dalam
suatu penelitian yang bersifat ilmiah. Penelitian ini dimaksudkan agar diperoleh
hasil yang bersifat fakta dari
“Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No 44 Tahun 2012 Tentang Pungutan Dan Sumbangan
Pada Satuan Pendidikan Dasar Studi (Di SMP N Kecamatan Karang Dapo
Kabupaten Musi Rawas Utara”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka obyek pembahasan dan masalah
yang ingin dicari jawabannya dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan pungutan SPP di SMP N Kecamatan Karang Dapo ?
2. Bagaimana kendala dan upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pungutan di
SMP N Kecamatan Karang Dapo?
3. Bagaimana implikasi peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik
indonesia nomor 44 tahun 2012 terhadap pungutan di SMP N Karang Dapo ?
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini lebih fokus serta tidak
menyimpang dari ruang lingkup penelitian, maka peneliti membatasi kajian
penelitian ini yaitu bagaimana pelaksanaan pungutan di SMP N Kecamatan
Karang Dapo Pada Priode 2017-2018, kendala dan upaya yang dilakukan dalam
9
pelaksanaan pungutan, serta implikasinya terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2012.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui bagaimana implementasi Permendikbud di SMP N Karang
Dapo.
2. Ingin mengetahui kendala dan upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan
pungutan di SMP N Karang Dapo.
3. Ingin mengetahui implikasi peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
republik indonesia nomor 44 tahun 2012 terhadap pungutan di SMP N Karang
Dapo.
b. Kegunaan penelitian
Lebih jauh, penelitian ini diharapkan dapat mencapai kegunaan yang
bersifat teoritas dan juga praktis, yaitu:
1. Dari aspek keilmuan, penelitian ini diharapkan menjadi media untuk
mengaplikasikan berbagai teori yang telah dipelajari, sehingga selain berguna
untuk membangun pemahaman, penalaran dan pengalaman penulis, juga
berguna bagi pengembangan ilmu pemerintahan khususnya dalam
implementasi Peraturan Pemerintah.
2. Sebagai sumber informasi kepada masyarakat tentang prosedur pungutan yang
dilakukan oleh komite sekolah.
10
3. Sebagai solusi dalam menanggapi pungutan biaya yang dilakukan oleh komite
sekolah tingkat satuan pendidikan dasar.
4. Untuk mengembangkan wawasan penulis dalam membuat dan menyusun
karya ilmiah yang baik dan benar.
5. Sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Serjana Strata satu (S.1) pada
Fakultas Syariah jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Islam Negri Sultan
Thaha saifuddin Jambi.
E. Kerangka teori
1. Implementasi Kebijakan
a. Konseptual Implementasi Kebijakan
Menurut Miram Budiardjo, kebijakan atau policy merupakan kumpulan
keputusan yang diambil oleh kelompok yang berwenang sebagai usaha memilih
tujuan dan cara agar tujuan tersebut dapat tercapai dan pada prinsipnya, pembuat
kebijakan memilki kekuasaan untuk melaksanakannya.6 Kebijakan dibidang
pendidikan diartikan oleh Finer sebagai suatu langkah politik dalam arti ia
merupakan penyelesaian resmi yang mengikat antara kepentingan dan tujuan yang
bersaing dalam situasi yang memerlukan keputusan bersama.7
Kebijakan yang telah ditetapkan, selanjutnya dapat diimplementasikan.
Menurut Dwiyanto Indiahono, implementasi kebijakan ialah mengarah kepada
aktivitas menjalankan kebijakan dalam lingkungan yang sebenarnya, baik yang
6Miram Budiardjo, Dasar-dasar..., hlm. 20.
7Dikutip oleh C.E. Beeby dalam Assesment of Indonesia Education: A Guide in
Planning, alih bahasa BP3K & YIIS, Pendidikan di Indonesia : Penilaian dan Pedoman
Perencanaan, cet. Ke-2, hlm.276.
11
dilakukan oleh lembaga pemerintah maupun para pihak yang telah ditentukan
dalam kebijakan. Implementasi kebijakan sendiri biasanya ada yang disebut
sebagai pihak implementor, dan kelompok sasaran. Implementor kebijakan adalah
individu/lembaga yang diakui secara resmi dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan program di lapangan. Kelompok sasaran adalah menunjuk para pihak
yang dijadikan sebagai objek kebijakan.8
b. Indikator yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Implementasi merupakan tahap yang paling penting dalam suatu kebijakan
karena suatu kebijakan ditetapkan untuk mengatur suatu tatanan yang dianggap
penting bagi masyarakat luas. Dwiyanto Indiahono mengartikan implementasi
kebijakan sebagai tahap yang penting dalam kebijakan. Tahap ini menentukan
apakah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah benar-benar diterapkan di
lapangan dan berhasil untuk menghasilkan Output dan outcomes seperti yang
telah direncanakan. Output adalah keluaran kebijakan yang diharapkan dapat
muncul sebagai keluaran langsung dari kebijakan. Output biasanya dapat dilihat
dalam waktu yang singkat setelah kebijakan itu diimplementasikan. Outcomes
adalah dampak dari kebijakan, yang diharapkan dapat timbul setelah keluarnya
Output kebijakan. Outcomes biasanya diukur setelah keluarnya Output atau dalam
waktu yang lama setelah implementasi kebijakan dan diharapkan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan.9
8Dwiyanto Indiahono, kebijakan publik berbasis Dyinamic Policy Analisys, (Yogyakarta:
Gava Media,2009), hlm.143. 9Dwiyanto Indiahono, Kebijakan Publik Berbasis Dyinamic Policy Analisys hlm.144
12
Menurut Sabatier,10
ada enam variabel utama yang dianggap memberi
kontribusi keberhasilan atau kegagalan implementasi. Enam Variabel tersebut
adalah:
1. Tujuan atau sasaran kebijakan yang jelas dan konsisten
2. Dukungan teori yang kuat dalam merumuskan kebijakan
3. Proses implementasi memiliki dasar hukum yang jelas sehingga menjamin
terjadi keputusan para petugas dilapangan dan kelompok sasaran
4. Komitmen keahlian pelaksanaan kebijakan
5. Dukungan para stakeholder
6. Stabilitas kondisi sosial, ekonomi dan politik
Menurut Budi Winarno, kebijakan yang didesentralisasikan seringkali
menghadapi masalah dalam pengimplementasinya. Implementasi yang
didesentralisasikan berarti melibatkan banyak orang, seperti bantuan-bantuan
pendidikan pemerintah. 11
Budi Winarno juga menambahkan dua masalah dasar
yang timbul dari tipe kebijakan terdesentaralisasi, pertama persoalan komunikasi
dan kedua, persoalan pengawasan. Kebijakan yang didesentralisasikan, terkendala
dengan banyaknya garis koordinasi lembaga yang menjalankan kebijakan
sehingga, komunikasi yang tidak efektif sering terjadi pada pelaksanaan kebijakan
10
Erwan Agus Purwanto & Dyah Ratih Sulistyastuti, Implementasi Kebijakan Publik
Konsep dan aplikasinya di Indonesia, (Yogyakarta: Gava Media, 2012), hlm.19. 11
Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori, Proses, dan Studi Kasus, (Yogyakarta: CPAS,
2012), hlm. 216.
13
terdesentralisasi ini. Selain itu, banyaknya pihak yang terlibat dalam implementasi
kebijakan berdampak pula pada pengawasannya.12
2. Peraturan Perundang-undangan
a. Definisi dan Dimensi Peraturan
Menurut penjelasan Pasal 7 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2004, disebutkan jenis peraturan perundang-undangan yang diakui keberadaan
dan mempunyai kekuatan hukum mengikat dimaksud, antara lain:13
“...peraturan
yang dikeluarkan oleh Majlis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan
Rakyat, Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konsitusi, Badan Pemeriksa
Keuangan, Bank Indonesia, Menteri...”
Peraturan perundang-undangan adalah suatu keputusan dari satu lembaga
negara atau lemabaga pemerintah yang dibentuk berdasarkan atribusi dan
delegasi. Dalam rumusan lain dapat juga diartikan, bahwa peraturan
perundang-undangan adalah peraturan yang tertulis yang dibentuk oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.14
Pada pasal 5 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 memberi penjelasan
bahwa dalam menbentuk peraturan perundang-undangan harus didasarkan pada
asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, yaitu:15
1. Asas “ Kejelasan tujuan” adalah bahwa setiap pemebentukan peraturan
perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak di capai.
12
Budi Winarno, Kebijakan Publik.., hlm. 218 13
Yuliandri, Asas-asas Pembentukan Praturan Perundang-undangan yang Baik,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.67 14
Ibid, hlm.41 15
Ibid, hlm.52
14
2. Asas “ kelambangan atau organ pembentukan yang tepat” adalah bahwa setiap
jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga/pejabat
pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang. Peraturan
perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, bila
dibuat oleh lembaga/ pejabat yang tidak berwenang.
3. Asas “ kesesuaian antara hierarki, jenis, dan materi muatan” adalah bahwa
dalam pembentukan peraturan perundang-undangan setiap hierarki, jenis, dan
materi muatan harus diperhatikan dengan seksama. Terdapat prinsip-prinsip
dalam hierarki peraturan perundang-undangan yang harus dipenuhi oleh
peraturan perundang-undangan. Ketika di antara hierarki, jenis, dan materi
muatan ini tidak bersesuaian, maka praturan perundang-undangan dapat
dicabut dari pemeberlakuaanya.
4. Asas “ dapat dilaksanakan” adalah bahwa suatupraturan perundang-
undangan harus realitas alias sesuai dengan kenyataan sehingga harus dapat
dilaksanakan. Agar dapat dilaksanakan, maka lembaga atau orang yang
membuat peraturan perundang-undangan tersebut ditengah masyarakat, baik
secara yuridis, sosiologis, maupun fisiologis.
5. Asas “ kedayagunaan dan kehasilgunaan” adalah bahwa setiap praturan
perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan
bermenfaat dalam menagtur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
6. Asas “ kejelasan rumusan” adalah bahwa setiap praturan perundang-
undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan praturan
15
perundang-undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta
bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan
sebagai macam interperstasi dalam pelaksanaannya.
7. Asas “keterbukaan” adalah bahwa dalam proses pembentukan peraturan
perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, dan
pembahasan bersifat transfaran dan terbuka. Dengan demikian, seluruh
lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk
memberikan masukan dalam proses pembuatan peraturan perundang-
undangan.
b. Materi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2012
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2012 merupakan salah satu bentuk kelonggaran yang diberikan oleh
pemerintah kepada pelaksana pendidikan pada satuan pendidikan dasar dalam
meningkatkan sistem pendidikannya, keluasan tersebut diatur dalam pasal 8
PERMENDIKBUDRI/44/2012, yang menyatakan:
1. Pungutan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan
oleh masyarakat wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Didasarkan pada perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas dan
tuangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran
tahunan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan;
b. Perencanaan investasi dan/atau oporasi sebagaimana dimaksud pada huruf a
diumumkan secara transfaran kepada pemangku kepentingan satuan
pendidikan terutama orang tua/walisiswa peserta didik, komite sekolah, dan
penyelanggaraan satuan pendidikan dasar;
c. Dimusyawarahkan melalui rapat komite sekolah; dan
16
d. Dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan pendidikan dasar
terpisah dari dana yang diterima dari penyelanggara satuan pendidikan dasar
dan disimpan dalam rekening atas nama satuan pendidikan dasar.
2. Pungutan harus digunakan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) butir b, dan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari total dana
pungutan peserta didik atau orang tua/walinya digunakan untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Berdasarkan isi pasal tersebut, suatu pendidikan dasar yang dibentuk oleh
masyarakat diperoleh untuk melaksanakan pungutan terhadap sisiwa/siswi.
Namun pelaksanaan nya harus sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam
peraturan ini. Selain itu, pelaksanaannya pun harus disesuai dengan setiap pasal
yang terdapat dalam peraturan ini maupun dalam peraturan perundang-undangan
lainnya. Agar tidak memberatkan wali siswa, pemerintah lebih lanjut mengatur
prosedur pelaksanaan pungutan tersebut dalam pasal berikutnya, yaitu pasal 11
PERMENDIKBUDRI/44/2012, yang berbunyi:
Pungutan tidak boleh:
a. Dilakukkan kepada peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu
secara ekonomis
b. Dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan untuk penerimaan
peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/ atau kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan; dan/ atau
c. Digunakan untuk kesejahtraan anggota komite sekolah atau lembaga
represetansi pemangku kepentingan satuan pendidikan baik langsung maupun
tidak langsung.
Tujuan ditambahkannya pasal ini adalah untuk mencegah tidak terjadinnya
putus sekolah bagi anak-anak yang menempuh pendidikan tingkat dasar yang
orang tuanya berada pada status ekonomi mengengah kebawah atau tidak mampu
secara ekonomi sedangkan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada
17
pemerintah agar memberikan hak setiap warga negara atas pendidikan dasar.
Pemerintah bahkan mengatur lebih lanjut dalam pasal 13, yaitu yang berbunyi:
1. Menteri dapat membatalkan pungutan dan/ atau sumbangan apabila
penyelenggara dan/atau satuan pendidikan melanggar peraturan perundang-
undangan atau dinilai meresahkan masyarakat.
2. Pemerintah daerah sesuai kewenangannya dapat membatalkan pungutan
dan/atau sumbangan apabila penyelenggara dan/atau satuan pendidikan
melanggar peraturan perundang-undangan atau dinilai meresahkan
masyarakat.
Kekhawatiran pemerintah akan pelaksanaan peraturan ini dibuktikan dengan
isi pasal di atas. Untuk mengantisipasi terjadinya pelaksanaan yang tidak sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan dan berimbas pada sikap masyarakat dalam
menilai kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah secara negatif maka isi pasal
diatas diharapkan mampu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun sebuah proposal skripsi, tinjuan pustaka sangat
dibutuhkan dalam rangka menambah wawasan terhadap masalah yang akan
dibahas oleh peneliti dalam sebuah skripsi dan sebelum peneliti melangkah lebih
lanjut dalam permasalahan yang peneliti bahas. Peneliti melakukan tinjuan
pustaka pada penelitian-penelitian yang dibuat oleh maha siswa/ mahasiswi yang
lebih dulu membahas tentang dana pada satuan pendidikan dasar.
Dari beberapa penelitian yang membahas tentang dana pada satuan
pendidikan dasar, peneliti mengambil titik tolak dari penelitian tentang dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang menurut peneliti lebih erat kaitannya
18
dengan peneliti yang dilakukan. Dari berbagai penelitian tentang dana BOS,
berikut beberapa penelitian yang bahasannya mungkin hampir sama dengan
yang akan peneliti teliti. Penelitian-penelitian tersebut antara lain:
Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Andi Anisa Tenri Bintoeng
mahasiswa Universitas Hasanuddin angkatan 2018 dengan judul penelitian
“Tinjaun Kriminologis Terhadap Pungutan Liar Oleh Penyelenggara Pendidikan
di Sekolah Menengah Atas” Tujuan penelitian yang ia lakukan ialah masalah
pungutan liar (pungli) disekolah.Pungutan liar banyak terjadi terutama dalam
penerimaan siswa baru. Akhir-akhir ini pungutan liar disekolah dengan berbagai
modus operadinya sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat dan hal ini
sulit dicegah karena sudah menjadi stekeholdrs bagi lembaga tersebu, pungutan
yang diberlakukan pihak sekolah ialah untuk keperluan seragam, operasional
bangunan, buku, dana koordinasi, internet, koperasi, amal jariyah, formulir
pendaftaraan, perpisahan guru, praktek, sumbangan penyelanggaraan pendidikan
(SPP), ekstrakulikuler, uang pangkal dan pungutan liar lainnya.16
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Tika Dwi Wahyuningsih
mahasiswa Universitas Negri Yogyakarta angkatan 2016 dengan judul penelitian
“Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Di SMP Negri 2
Gombong Kabupaten Kebumen” Tujuan dari penelitian yang yang dilakukan oleh
Tika Dwi Wahyuningsih ialah, pentingnya pengelolaan BOS yang baik akan
mampu membantu ketercapaian dari program BOS dan sekolah dapat
16
Andi Anisa Tenri Bintoeng “Tinjaun Kriminologis Terhadap Pungutan Liar Oleh
Penyelenggara Pendidikan di Sekolah Menengah Atas” Skripsi Universitas Hasan Nuddin (2018),
hlm.44.
19
memanfaatkan dana BOS untuk meningkatkan kualitas sekolah yang efektif dan
efisien. Kesalah pemahaman pengelolaan BOS dari prosedur pengelolaan,
penggunaan, dan sasaran dana BOS dapat menyebabkan ketidaksesuaian dengan
petunjuk teknis penggunaan dan BOS.17
Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Yudithia mahasiswa Universitas
Yogyakarta angkatan 2014 dengan judul penelitian “Pengaruh pembiayaan
pendidikan sekolah terhadap kompetensi siswa kelas XII pada kelompok mata
pelajaran produktif program keahlian teknik instalasi tenaga listrik (TITL). Di
SMK 1 SEDAYU” Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh yudithia ingin
mengetahui ialah, adakah pengaruh pembiayaan pendidikan sekolah terhadap
kompetensi siswa kelas XII pada kelompok mata pelajaran produktif program
keahlian TITL di SMK N Sedayu, dari permasalahan peneliti tersebuat adalah
kurangnya tanggung jawab oknum-oknum pegawai sekolah terhadap pelaksanaan
dana pembiayaan pendidkan sekolahnya, dan adanya kasus pemotongan alokasi
dana dari pemerintah oleh penerintah kabupaten di salah satu wilayah indonesia,
kemudian mahalnya penyelenggaraan pembelajaran praktik dibandingkan dengan
penyelenggraan pembelajaran teori jadi banyak biaya yang dikeluarkan, kurang
meratanya anggaran subsidi yang diberikan ke SMKN oleh pemerintah.18
Dari beberapa penelitian penulis memang menemukan hasil penelitian
yang membahas tentang biaya pada satuan pendidikan yang menurut peneliti
17
Tika Dwi Wahyu Ningsih “Pengolaan Dana Bantuan Oporasional Sekolah Di SMP
Negeri 2 Gombang Kabupaten Kabume” Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta (2016), hlm. 3-4. 18
Yudithia, “Pengaruh pembiayaan pendidikan sekolah terhadap kompetensi siswa kelas
XII pada kelompok mata pelajara produktif program keahlian teknik instalasi tenaga listrik
(TITL). Di SMK 1 SEDAYU”Skripsi Universitas Yogyakarta (2014), hlm. 4
20
berkaitan dengan yang ingin di teliti oleh peneliti yaitu yang peratama masalah
pungutan (pingli) yang diminta oleh pihak sekolah kepada wali siswa dalam
penerimaan siswa baru, yang kedua ketidak sesuaian dalam mengolahkan Dana
Bantuan Oporasional untuk meningkatkan kualitas sekolah yang efektif dan
efesien, ketiga pengaruh pembiayaan pendidikan sekolah terhadap kompetensi
siswa kurang meratanya anggaran subsidi yang diberikan ke SMKN oleh
pemerintah, sehingga hal ini berpengaruh kepada kompetensi siswa.
Berkaitan dengan pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
serta pembiayaan pada satuan pendidikan dasar tersebut, maka peneliti yang
peneliti lakukan, ialah berfokus kepada kemampuan dan pemahaman pihak
pelaksana pungutan di SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo dalam
melaksanakan pungutan yang di latar belakangi oleh minus anggaran dari dana
(BOS) yang diterima oleh sekolah.
21
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Metode kualitatif merupakan sebuah metode yang
menekankan pada aspek pemahaman lebih mendalam terhadap suatu masalah dari
pada melihat sebuah permasalahan.
Penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian riset yang sifatnya deskripsi,
cendrung menggunakan analisis dan lebih menampakkan proses maknanya.
Sementara metode deskriftif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek/objek
penelitian ( seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya.19
B. Pendekatan Yuridis
1. Jenis data
Adapun sumber dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam
mendukung penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data Primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang
diperoleh secara langsung sumbernya ataupun lokasinya objek penelitian, atau
keseluruhan data hasil penelitian yang diporoleh dilapangan.20
Data primer adalah
19
Amaruddin, Metode Penelitian Sosial, ( Yogyakarta : Parama Ilmu, 2016), hlm 98 20
Ibid, hlm.46.
22
data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang
melakukan penelitian atau orang bersangkutan yang memerlukannya.21
Data
primer ini disebut juga data asli atau data baru.22
Adapun yang menjadi sumber
data primer dari penelitian ini adalah informen yaitu orang yang merespon atau
yang menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun
lisan.23
Dalam hal ini menjadi data primer yaitu:
1. Kepala Sekolah SMP Negeri Karang Dapo
2. Pegawai Honor SMP negeri Karang Dapo
3. Ketua Komite SMP Negeri karang Dapo
4. Pejabat Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
5. Wali Siswa.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara
tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini diperoleh dengan cara
mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat authentic, karena sudah
diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya. Sumber data sekunder dalam
penelitian skripsi ini ialah data yang berasal dari beberapa literatur dan peraturan
perundang-undangan.
21
Ibid, hlm.19 22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif Pendidikan, (Bandung :
Alfabeta, 2011), hlm.7-8. 23
Ibid, hlm.23
23
2. Sumber Data
Menurut Lofland sumber data penelitian kualitatif ini adalah kata-kata dan
tindakan orang yang akan di wawancari merupakan sumber data utama.24
Sumber
data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.25
Adapun yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Kepala Sekolah SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo : Wanti S.Pd.
b. Pegawai Honor SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo : Ratih Juniarsih
c. Guru SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo : Elvi Yeni S.Pd.
d. Ketua Komite SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo : Pepi Arianto, S.Sos
e. Dinas Pendidikan Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kecamatan
Karang Dapo : Bapak M. Arif S.H
f. Wali Siswa Desa karang Dapo : Bapak M. Abas
C. Instrumen Pengumpulan Data
a. Pengamatan/Observasi
Observasi, atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukakan
pengukuran. Akan tetapi observasi atau pengamatan di sini diartikan lebih sempit
yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak
mengajukan pertanyaan-pertanyaan.26
Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan secara sistematis terhadap gejala-gejala
24
Ibid, hlm. 145 . 25
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), hlm. 114. 26
Irwan Soeharto, Metode Penelitian Sosial; Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 69
24
yang sedang terjadi. 27
Peneliti telah melakukan peninjauan pendahuluan atau
peninjaun di lapangan mengenai sikap wali siswa dalam merespon pungutan yang
dilakukan oleh pihak sekolah.
b. Wawancara
Wawancara ialah suatu proses interaksi dan komunikasi untuk
mendapatkan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan cara bertanya
langsung kepada responden.28
Dalam wawancara semi terstuktur ini, peneliti akan
mewawancarai dari berbagai pihak, yaitu kepala sekolah dan pegawai honorer
SMP N Kecamatan Karang Dapo,, ketua komite SMP N Karang Dapo dan, wali
siswa, serta pejabat Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karang Dapo utuk memperoleh
informasi dan respon dari pihak tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode atau teknik pengumpulan data dari beberapa
dokumen yang bersifat resmi dan diakui seperti memo, buku, surat kabar, dan
sebagainya.29
Langkah awal yang peneliti lakukan ialah dengan mengumpulkan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti
serta mengumpulkan teori dari berbagai literatur.
27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R&D
cet.Ke-19, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 203. 28
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, cet.Ke-19, ( Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia, 2008), hlm.192. 29
Suharsimi, Methode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm.240.
25
D. Teknik Analisis Data.
Dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh dari berbagai sumber
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan
dilakukan secara berkala atau terus menerus. Teknik analisis data penelitian
menjelaskan tentang alat-alat analisis, perspektif dan modal analisis. Untuk data
kualitatif terutama data dokumen, naskah atau liniatur lainnya, analisis dapat
menggunakan analisis model analisisi isi dan analisis wacana.30
Teknik analisis
data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam sutu
pola, kategori dan satuan uraian dasar yang membedahkannya dengan penafsiran
yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola
uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.31
Untuk
menganalisis data yang diperoleh dari lapangan maka hasil penelitian akan penulis
analisis dengan menggunakan analisis kualitatif, analisis ini penulis lakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Proses reduksi data ini berarti kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan pola dari
data-data yang peroleh dari lapangan.32
Dalam hal ini penulis merangkum data
yang diperoleh dari hasil observasi dari lapangan dan wawancara dengan pihak
pelaksana dalam pungutan serta yang terkait dalam pungutan. Dalam hal ini
peneliti mengambil hal yang pokok mengenai pelaksanaan pungutan dan mencari
30
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulis Skripsi, Cet 1 ( Jambi : Fakultas Syariah IAIN STS
Jambi dan Syariah Press, 2012), hlm.68. 31
Ibid, hlm. 280. 32
Ibid, hlm.181.
26
kendala-kendala dalam pelaksanaan pungutan sehingga mendapat data yang,
menunjang penelitian dari wawancara kepada kepala sekolah SMP Negeri Karang
Dapo dan wali siswa.
b. Data Display ( Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagian, hubungan antara kategori, dan sejenisnya. Setealah data
awal yang dapat dirangkum maka selanjutnya penulis akan menuliskan uraian-
uraian mengenai data-data yang diperolehnya. Maksud dalam data display adalah
setelah peneliti mendapatkan uraian singkat teantang prosedur pelaksanaan
pungutan SPP ini maka peneliti menguraikan kembali data-data yang didapat
sehingga menjadi uraian yang sesuai dengan maksud penelitian.
c. verification (Kesimpulan)
Proses analisis ini yang menarik kesimpulan merupakan bagian dari
penelitian sebagai konfigurasi yang utuh. Kesimpulan atau verifikasi dilakukan
selama penelitian ini berlangsung.33
Kesimpulan ini dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal. Adapun tahap terakhir ini penulis menarik
kesimpulan untuk selanjutnya dapat dibuat setelah seluruh data dianalisis
mengenai implementasi peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik
indonesia no 44 tahun 2012 tentang pungutan dan satuan pada satuan pendidikan
dasar di SMP Negeri karang dapo.
33
Ibid, hlm.182.
27
E. Sistematika Penelitian
Untuk memudahkan penulisan, maka peneliti klasifikasikan skripsi ini
menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, bagian isi dan penutup. Sedangkan untuk
mengetahui secara keseluruhan dari skripsi ini, maka penulis terangkan dalam.
beberapa bab yaitu:
BAB I: Bab ini membahas mengenai pendahuluan yang mencakup latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan
masalah, kerangka teori, dan tinjauan pustaka.
BAB II: Bab ini membahas mengenai Metode Penelitian yang mencakup
tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,
instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, sistematika penulisan, dan
jadwal penelitian.
BAB III: Bab ini membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian
yang mencakup lokasi sekolah, visi, misi dan tujuan sekolah, status kepegawaian
sekolah, jumlah siswa, serta komite SMP N Kecamatan Karang Dapo.
BAB IV: Bab ini membahas tentang pembahasan dan hasil penelitian yang
mencakup pelaksanaan pungutan di SMP N Kecamatan Karang Dapo, kendala
dan upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pungutan, serta implikasi
pelaksanaan pungutan SPP di SMP N Kecamatan Karang Dapo terhadap
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2012.
28
BAB V: Bab ini adalah bab penutup yang di dalamnya berisi kesimpulan
dari hasil penelitian, saran yang penulis berikan terkait hasil temuan pada saat
penelitian, serta kata-kata penutup.
F. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan,
maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal
penelitian sebagai berikut: Tabel 2.1 Jadwal Penelitian.
Tabel. 01 Jadwal Penelitian
N0
Kegiatan
Tahun 2018-2019 November Desember Januari Febuari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Pengajuan Judul x
2. Pembuatan
Proposal
x x
3. Perbaikan
Proposal Dan
Seminar
x
4. Surat Izin Riset x
5. Pengumpulan
Data
x x
6. Pengolahan
Data
x x
N0
Kegiatan
Tahun 2019
Mei Juni Juli Agustus September Oktober
29
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Pembuatan
Laporan
x x
2. Bimbingan dan
Perbaikan
x x
3. Agenda dan
Ujian Skripsi
4. Perbaikan dan
Penjilidan
30
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat SMP Negeri Karang Dapo
Sekolah SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo ini sudah lumayan lama
didirikan SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo ialah merupakan salah satu
sekolah Menengah Pertama yang ada di Karang Dapo banyak sekali para pendidik
yang bersekolah di SMP Negeri Karang Dapo karna di kecamatan karang dapo
cuma ada dua tempat sekolah SMP yang pertama terdapat di karang dapo dan
yang ke dua terdapat di desa tran subur yaitu yang bernama SMP Bina Karya.
SMP Negeri Karang Dapo ini Sekolah nya didirikan pada tahun 1985, dan mulai
operasi proses belajar mengajar pada tahun Pada tahun 1986 yang menjabat
sebagai kepala sekolah di pegang oleh laki-laki yang bernama Muhammad Aripin,
Masa pendidikan sekolah di SMP Negeri ditempuh dalam waktu tiga tahun
pelajaran, mulai dari kelas VII sampai kelas XI.
B. Letak Geografis Sekolah SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo
Gedung SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo beralamat jalan Silampari
Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara. Dengan perbatasan
wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan raya rumah penduduk
b. Disebelah Barat berbatasan dengan sekolah MIN Karang Dapo
c. Disebelah Utara berbatasan dengan gedung serbaguna
31
d. Disebelah selatan berbatasan dengan kebun karet34
Dari lokasi tersebut, SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo Musi Rawas
Utara memiliki iklim belajar yang kondusif, karena jarak antara jalan raya pusat
dengan sekolah cukup jauh, sehingga suara lalu lalang mobil tidak begitu
terdengar, karena jalan yang terdapat didepan sekolah cukup sepi, kondisi ini
mampu mendukung proses pembelajaran untuk lebih tenang dan kondusif.
Tabel . 02 Data Umum Sekolah
NO URAIAN DATA
1 Nama Sekolah SMP Negeri Karang Dapo
2 Nomor Induk Statistik Sekolah
3 Nomor Pokok Sekolah 10610346
4 Status Sekolah Negeri
5 Bentuk Pendidikan SMP
6 Jenjang Akreditasi/ Nilai 2008/B
7 Waktu Penyelenggaraan Pagi
8 Alamat Sekolah Karang Dapo, RT/RW 0/0,
Dsn. Desa Karang Dapo,
Ds./Kec Karang Dapo 1, Kec.
Karang Dapo, kab. Musi
Rawas Utara, Prov. Sumatera
Selatan
9 Kecamatan Karang Dapo
10 Kabupaten Musi Rawas Utara
11 Provinsi Sumatera Selatan
34
Rupika Marsiani, Tata Usaha SMP Negeri Karang Dapo, Wawancara , 04 Maret 2019
32
12 Kode Pos 31658
13 Tanggal SK Pendirian 1985-11-22
14 Tahun Didirikan 1985
15 Tanggal Penegrian 18 juli 1985
16 Tanggal Peresmian 18 juli 1985
17 Luas Tanah Milik 18060
18 Status Gedung/Bangunan Milik Sendiri
Sumber Dokumentasi SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo35
C. Visi Sekolah
Visi SMP. Kec Karang Dapo yaitu, Berprestasi, Trampil, Teladan, dalam
prilaku Berdasarkan Ilmu Teknologi, Iman dan Taqwa dengan indikator sebagai
berikut:
1. Meningkatkan pengembangan kurikulum
2. Meningkatkan proses pemebelajaran
3. Terwujudnya sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Terjalin program penggalangan pembiayaan sekolah
5. Terwujudnya rencana induk pengembangan serana dan prasarana
pendidikan
6. Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik
maupun non akademik
7. Terwujudnya pelaksanaan manajemen barbasis sekolah dan peningkatan
mutu kelembagaan
35
Dokumentasi SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo, 15 April 2019
33
8. Unggul dalam prestasi akademik, non akademik, iman dan taqwa, serta
ilmu pengetahuan teknologi
9. Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif dan imtaq
10. Menciptakan generasi muda yang bertaqwa.
D. Misi Sekolah
Agar visi tersebut dapat terwujud, maka SMP Negeri Kecamtan Karang
Dapo mempunyai misi sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengembangan kurikulum:
a. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan
b. Pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua mata pelajaran
c. Pengembangan silabus
d. Pengembangan rencana pembelajaran
e. Pengembangan sistem penilaian
2. Melaksanakan pengembangan tenaga kependidikan:
a. Pengembangan profesionalitas guru
b. Peningkatan kompetensi guru
c. Meningkatkan tata usaha dan tenaga kependidikan
d. Monitoring dan evaluasi kepada guru, tata usaha, dan tenaga kependidikan
lainnya
3. Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran:
a. Pengembangan metode pembelajaran
b. Pengembangan strategi pembelajaran
c. Pengembangan strategi penilaian
34
d. Pengembangan bahan ajar/ sumber pembelajaran
e. Pengembangan karya inovasi
4. Melaksanakan rencana induk pengembangan fasilitas:
a. Mengadakan media pembelajaran
b. Mengadakan sarana prasaran pendidikan
c. Menata lingkungan belajar sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kodusif
5. Melaksanakan pengembangan/peningkatan standar ketuntasan dan
keluasan
6. Melaksanakan pengembangan kelembagaan dan manajemen berbasis
sekolah
a. Mengadakan kelengakapan administrasi sekolah melalui sistem
administarsi sekolah terpadu
b. Manajemen berbasis sekolah
c. Monitoring dan evaliuasi
d. Supervisi klinis
e. Menyusun rencana pengembangan sekolah
7. Melaksanakan program penggalangan pembiayaan sekolah
a. Usaha peningkatan penghasilan sekolah
b. Pendayagunaan potensi sekolah
c. Program subsidi silang
8. Melaksanakan pengembangan pendidikan
a. Pengembangan perangakat/model-model pembelajaran
35
b. Program evaluasi pembelajaran
c. Menyiapkan siswa melalui kegiatan pengembangan bidang akademis, non
akademis, iman dan taqwa, seta ilmu pengetahuan teknologi
d. Mengikuti kegiatan lomba akademis, non akademis, dan keagamaan.36
E. Tujuan Sekolah
Secara umum, tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, berdasrkan tujuan tersebut, maka secara
umum sistem pendidikan yang dilaksanakan SMP NEGERI Kecamatan Krang
Dapo memiliki tujuan untuk:
1. Sekolah mengembangkan dan memiliki dokumen Kurikulum Satuan
Tingkat Pendidikan (KSTP) dan Kurikulum Nasional yang diadopsi dari
sekolah Berstandar Nasional (SSN)
2. Sekolah mengembangkan dan memiliki dokumen pemataan SK, indikator
dan aspek yang dikembangkan berdasarkan Kurikulum Nasional
3. Sekolah mengembangkan dan memiliki dokumen RPP untuk semua mata
pelajaran Berstandar Nasional
4. Sekolah memiliki sistem penilaian yang Berstandar Nasional untuk semua
mata pelajaran
5. Sekolah mampu mengakrabkan, menghayatkan, dan menerapkan nilai-nilai
(religi, ekonomi, solidaritas, serta teknologi mutakhir dan canggih), norma-
norma untuk mengkonkretisasikan nilai-nilai tersebut, standar-standar, dan
36
Tim Sekolah, Arsip Sekolah SMP N Krang Dapo 15 April 2019
36
etika global yang menuntut kemampuan bekerjasama lintas budaya dan
bangsa
6. Sekolah memiliki/mencapai standar isi (kurikulum): Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), silabus lengkap, model/sistem penilaian lengkap
dan RPP yang telah dikembangkan melalui adopsi atau adaptasi baik dari
dalam maupun luar negeri yang diakui secara nasional
7. Sekolah mencapai standar proses pembelajaran, melaksanakan strategi
pemebelajaran yang relevan : CTI, pembelajaran tunas, pembelajaran
bermakna
8. Sekolah memiliki atau mencapai standar serana prasarana/fasilitas sekolah,
meliputi: semua serana praserana, fasilitas peralatan, dan perawatan yang
Berstandar Nasional
9. Sekolah memiliki atau mencapai standar pengelolaan sekolah, meliputi:
pengelolaan pembelajaran, kurikulum, sarana prasarana, SDM, kesiswaan,
administrasi sesuai dengan Standar Nasional
10. Sekolah memiliki dan mengembangkan kegiatan bidang agama
11. Sekolah memiliki dan mengembangkan kegiatan bidang tata krama
12. Sekolah memiliki dan mengembangkan kegiatan bidang kesenian
13. Sekolah memiliki dan mengembangkan kegiatan bidang kesehatan sekolah
14. Sekolah memiliki dan mengembangkan kegiatan bidang olahraga
15. Sekolah memiliki dan mengembangkan kegiatan bidang pramuka.37
37
Tim Sekolah, Arsip Sekolah, 17 April 2019
37
Berdasarkan tujuan, visi, dan misi SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo di
atas, terdapat beberapa aspek yang menjadi katagori utama dari sistem pendidikan
yang dilaksanakan yaitu, kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dan akhlak mulia
bagi para siswa. Selain itu aspek keterampilan juga merupakan katagori yang
penting bagi sekolah ini untuk meningkatkan kemandirian para siswa, dari semua
visi, misi, dan tujuan sekolah SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo tersebut
semua nya berkualitas tinggi dan ingin membuat para siswa berprstasi di
bidangnya masing-masing.
38
F. Struktur Kepegawaian Sekolah
Gambar 1
Strukutur Organisasi SMP Negeri Karang Dapo
Ketua Komite
Pepi Rianto, S.Sos
Kepala Sekolah
Wanti S.Pd.
Waka Kurikulum
M. Hatta, S.Pd
Waka Kesiswaan
Elvi Yeni S.Pd
Kepala TU
Karyadi
Pembina OSIS
Geri S.Pd
Pembina UKS 1
Al-Musnah, S Pd
Pembina UKS 2
Ratih Purwasih, S .Pd
Pembina pramuka
Irna Damai Yanti
S,Sos
Pelaksana TU
Lili Apriani
S.Pd
Kepala
Perpustakaan
Yusmanidar
Pelaksana TU
Ratih Juniarsih
SSSS.Pd
Pelaksanaan
Perpustakaan
Esti Hastuti S.Pd
39
G. Keadaan Kepala Sekolah dan Wakilnya
Kepala sekolah SMP Negeri Kecamtan Krang Dapo Kabupaten Musi Rawas
Utara Wanti S.Pd, sedangkan wakil kepala sekolah di SMP Negeri Kecamatan
Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara ada tiga yaitu sebagai berikut:
Wakil Kepala Sekolah/Kurikulum : Dahniar, S.Ag
Wakil Kesiswaan / Humas : Elvi Yeni, S.Pd
Wakil Sarana Dan Prasarana : Muhammad Hatta, S.Pd
Tabel. 03
Data Umum Pegawai
No Nama/Nip Jebatan Tugas Keterangan
1 Wanti, S.Pd
Nip1996602121919870 32004 Kepala Sekolah PNS
2 Dahniar, S.Ag
Nip 19720414200604 2 009 Wakil Kepala Sekolah PNS
3 M. Hatta, S.Pd
Nip 19650319200701 1 004 Waka Serana Dan
Prasarana
PNS
4
Elvi Yeni, S Pd
Nip 19831202 200903 2 003
Waka Kesiswaan
PNS
6 Sahrul Bahria, S.Ag Guru Bidang Studi
PNS
7 Rohmi Cahyati S.Pd Guru Bidang Studi
PNS
40
8 Kamaruzaman Guru Bidang Studi PNS
9 Arnis, S.Pd Guru Bidang Studi PNS
10 Siti Amninah Guru Bidang Studi PNS
11
Milya Yeni, S.Pd.I
Guru Bidang Studi
PNS
12
Dodi, S.Pd
Guru Bidang Studi
NON PNS
13
Yopi, S.Pd
Guru Bidang Studi
NON PNS
14
Basirullah, S.Pd
Guru Bidang Studo
PNS
15
Sangkut, S.Pd
Guru Bidang Studi
PNS
16
Geri Afrianto, S.Pd
Guru Bidang Studi
PNS
17
Al-Musnah, S. Pd
Guru Bidang Studi
PNS
18 Ratih Juniarsih, S.Pd Guru Bidang Studi
NON PNS
34 Irda Haniza, S.Pd.I Guru Bidang Studi
NON PNS
35 Randy Guwanda, S.Pd Guru Bidang Studi
NON PNS
35 Randy Guwanda, S.Pd Guru Bidang Studi
NON PNS
36 Helda, S.Pd Guru Bidang Studi
NON PNS
37 Duwi Sartika, S.Pd Guru Bidang Studi NON PNS
38 Zahra Nur Jannah Guru Bidang Studi NON PNS
41
39 Nurhasanah Guru Bidang Studi NON PNS
40 Leni Komala Sari Bidang Kesenian NON PNS
41 Pramita ayu Bidang Kesenian NON PNS
42 Rismawati Guru Bidang Studi NON PNS
Sumber : Dokumentasi SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo38
Berdasarkan tabel diatas, jumlah tenaga pengajar yang di pekerjakan di
SMP N Kecamatan Karang Dapo sebanyak 42 orang baik yang berstatus PNS
maupun NON PNS. Dari hasil data di atas dapat kita ketahui bahwa guru yang
mengajar di SMP N Kecamatan Karang Dapo rata rata berijazah Stara1 (S1)
dibidang pendidikan. Tujuannya ialah untuk memaksimalkan sistem pendidikan
yang dilaksanakan sekolah agar tumbuh para siswa unggul dan berprestasi, yang
berpendidikan akhir S.1 sebanyak 31 orang adapun yang sudah menjadi PNS
sebanyak 15 orang dan yang masih honorer sebanyak 27 orang di pekerjakan
untuk mengisi beberapa mata pelajaran.39
H. Jumlah Siswa
Demi kelancaran proses pembelajaran, dibutuhkan ruang kelas yang
memadai serta dengan jumlah siswa yang dapat disusuaikan dengan kondisi
ruangan yang ada. Tujuannya ialah agar tercipta suasana yang kondusif dalam
proses pembelajaran. Berikut adalah data umum siswa SMP Negeri Kecamatan
Karang Dapo berdasrkan laporan tahun 2018.
38
Dokumentasi SMP Negeri Kecamatan Karang Dap, 15 April 2019 39
Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri Karang Dapo, Pada Tanggal 16 April 2019
42
Tabel. 04
Data Umum Siswa
NO KELAS LK PR JUMLAH
1 VII.1 22 18
191
2 VII.2 25 16
3 VII.3 22 14
4 VII.4 22 15
5 VII.5 23 14
6 VIII.1 22 13
165
7 VIII.2 25 18
8 VIII.3 28 18
9 VIII.4 26 15
NO KELAS LK PR JUMLAH
11 IX.1 28 13
172 12 IX.2 25 16
13 IX.3 28 18
14 IX.4 26 18
Jumlah
322
206
Jumlah Seluruhnya
528
43
SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo memiliki siswa lima ratus dua puluh
delapan orang yang terdiri atas seratus sembilan puluh satu orang siswa kekas VII
( tujuh ), seratus enam puluh lima orang siswa kelas VIII (delapan), dan seratus
tujuh puluh dua orang siswa kelas IX (sembilan) Penempatan para siswa tersebut
disesuaikan dengan tiga belas ruang kelas yang ada, agar para siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran yang kondusif.40
I. Komite Sekolah
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia
Nomor 44 Tahun 2012 Pasal 1 Butir 1 satuan pendidikan dasar adalah satuan
pendidikan penyelenggara program wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan)
tahun yang meliputi Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama termasuk
Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, dan Sekolah
Menengah Pertama Terbuka. Satuan pendidikan dasar ini ada yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan ada yang diselenggarakan oleh masyarakat.
SMP Negeri Kecamtan Karang Dapo merupakan satuan pendidikan dasar
yang diselenggarakan oleh pemerintah bersama masyarakat melalui suatu
organisasi yang dibentuk oleh beberapa wali siswa atau yang lebih dikenal dengan
istilah komite sekolah.
Pada tahun ajaran 2017-2018, SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo
membentuk komite sekolah yang beranggotan sebagian kecil dari wali siswa.
Tujuan mendasar dibentuknya komite sekolah ini adalah untuk mendukung
40
Dokumentasi SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo, Tanggal 15 April 2019
44
kelancaran program yang dilaksanakan oleh sekolah. Berikut adalah struktur
organisasi komite sekolah SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo tahun ajaran
2017-2018.
Gambar 02
Struktur Organisasi Komite Sekolah
BAB IV
Ketua Komite
Pepi Arianto, S. Sos
Wakil Ketua
M. Rahmat
Seretaris
Yusmanidar
Bendahara
Hesti
45
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Pungutan di SMP N Kecamtan Karang Dapo
Pungutan, dapat dilaksanakan oleh satuan pendidikan dasar berdasarkan
ketentuan yang terdapat dalam Pasal 9 Ayat 2 PERMENDIKBUDRI/44/2012
yang disebutkan bahwa:
Satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
mendapatkan bantuan pemerintah dan/atau pemerintah daerah pada tahun
ajaran berjalan, dapat memungut biaya pendidikan yang digunakan untuk
memenuhi kekurangan biaya investasi dan biaya operasi.
Berdasarkan isi pasal diatas, satuan pendidikan dasar yang mengalami
kekurangan dana operasional sekolah, dapat melaksanakan pungutan apabila dana
yang diterima dari berbagai sumber itu, tidak bisa mencukupi kebutuhan sekolah.
Salah satunya sumber dana pendidikan yang diterima oleh sekolah tingkat dasar
berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Akan tetapi, dana yang
diterima oleh sekolah belum cukup untuk menutupi kebutuhan sekolah. Salah satu
diantaranya adalah yang terjadi di SMP N Kecamatan Karang Dapo yang
mengalami persoalan tersebut. Pada tahun ajaran 2017 sekolah sudah mulai
mengadakan pungutan berupa iuran wali siswa sebesar dua puluh lima ribu rupiah
perbulannya namun di awal tahun 2018 pungutan itu di naikan sebanyak tujuh
puluh lima ribu rupiah menjadi seratus ribu rupiah perbulan karena pungutan di
tahun 2017 yang diminta sebanyak dua puluh lima ribu rupiah masih belum cukup
untuk memenuhi kurangnya kebutuhan disekolah ketua komite sekolah
menyatakan:
46
Pada rapat awal tahun ajaran 2017 berdasarkan kesepakatan anggota komite
sekolah, ditetapkan iuran sebesar dua puluh lima ribu rupiah untuk setiap
bulannya atas nama komite sekolah, kemudian pada awal tahun 2018 iuran
di naikan sebesar tujuh puluh limah ribu rupiah dan menjadi seratus ribu
rupiah karena untuk menutupi kekurangan biaya operasional sekolah.41
Kepala SMP N Kecamatan Karang Dapo juga menyatakan:
Pada tahun 2017 kemarin sudah ada iuran wali siswa sebesar dua puluh lima
ribu rupiah perbulannya atas nama komite sekolah dan pada awal tahun
2018 iuran spp di naikan menjadi seratus ribu rupiah uang nya itu digunakan
untuk menutupi kekurangan dari dana BOS yang minus anggaran untuk
membayar gaji guru honor, karena pungutan yang sejumlah dua puluh lima
ribu rupiah itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sekolah maka dari
itu kami tambahkan.42
Selaian itu, pihak wali siswa juga membenarkan adanya pungutan tersebut,
berikut pernyataannya:
Dulu pada awal tahun 2017 di adakan iuran murid sebesar dua puluh lima
ribu rupiah setiap bulannya, dan pada awal tahun 2018 semester awal iuran
tersebut di naikan banyak sekali menjadi seratus ribu rupiah katanya uang
itu untuk membayar gaji honor.43
Berdasarkan keterangan diatas, menunjukan bahwa sekolah mengalami
minus anggaran untuk membayar gaji tenaga honorer sehingga hal ini terjadinya
kenaikan pungutan bagi wali siswa. Banyaknya tenaga honorer yang dipekerjakan
oleh sekolah merupakan imbas dari sedikitnya tenaga pengajar yang berstatus
PNS di beberapa mata pelajaran yang dibutuhkan oleh sekolah.
Berikut adalah tabel data kebutuhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) SMP
Negeri Karang Dapo berdasarkan laporan tahun 2018.
41
Wawancara dengan Ketua Komite SMPN Karang Dapo, 20 April 2019 42
Wawancara dengan SRO, Kepala Sekolah SMPN Karang Dapo 20 April 2019 43
Wawancara dengan Wali Murid 21 April 2019
47
Tabel 05
Data Analisa Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil
NO MATA PELAJARAN KEADAAN PEGAWAI
Butuh Ada Lebih Kurang
A. PENDIDIKAN
1 Pendidikan Agama Islam 1 2 - 1
2 Pendidikan Kewarganegaraan 1 2 - -
3 Bahasa Indonesia 2 2 - -
4 Bahasa Inggris 2 1 - 1
5 Matematika 1 2 - 1
6 Ilmu Pengetahuan Alam 2 3 1 -
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 1 - 1
8 Seni Budaya 1 1 - 1
9 Penjas Orkes 1 - - 1
10 Pengembangan Diri 1 - - 1
11 Teknologi Informasi Komunikasi 1 1 - 1
12 Muatan Lokal 2 - - 2
13 Bimbingan Konseling 3 1 - 3
Jumlah
20 16 1 12
48
B TENAGA KEPENDIDIKAN Butuh Ada Lebih Kurang
1 Kepala Tenaga Administrasi 1 1 - -
2 Pelaksana Urusan Administrasi 2 1 - 1
3 Petugas Pustaka 1 - - 1
4 Tenaga Kebersihan 2 - - 2
5 Penjaga Sekolah 1 - - 1
6 Satpam 1 - - 1
Jumlah 8 2 6
Jumlah Seluruhnya 28 18 7 12
Sumber : Dokumentasi SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo44
Berdasarkan data di atas, sekolah mengalami kekurangan tenaga PNS
dibeberapa mata pelajaran, bahkan terjadi hingga di sektor tenaga kependidikan.
Beberapa mata pelajaran seperti, seni budaya, penjas orkes, pengembangan diri,
muatan lokal, dan konseling, bahkan tidak ada satupun tenaga PNS yang memang
ada di mata pelajaran tersebut, sekolah kemudian mengambil keputusan atau
kebijakan dengan menggunakan tenaga honorer meskipun alokasi dana untuk
membayar gaji tenaga honor sekolah sangat tidak memadai untuk menambah
jumlah yang dipekerjakan.
Satuan pendidikan dasar yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama
masyarakat memang dapat memungut biaya pendidikan dari wali siswa untuk
memenuhi biaya investasi dan operasional sekolah. Namun, pelaksanaannya harus
sesuai dengan ketentuan Pasal 8 PERMENDIKBUDRI/44/2012 berbunyi:
44
Dokumentasi SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo, Tanggal 15 April 2019
49
1. Pungutan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dasar yang
diselenggarakan oleh masyarakat wajib memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. didasarkan pada perencanaan investasi dan/atau oporasi yang jelas dan
dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta
anggaran tahunan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan;
b. perencanaan investasi dan/atau operasi sebagaimana dimaksud pada
huruf a diumumkan secara transparan kepada pemaku kepentingan
satuan pendidikan terutama orang tua/wali peserta didik, komite
sekolah, dan penyelenggara satuan pendidikan dasar;
c. dimusyawarahkan melalui rapat komite sekolah; dan
d. dana yang diperolaeh dibukukan secara khusus oleh satuan pendidikan
dasar terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara satuan
pendidikan dasar dan disimpan dalam rekening atas nama satuan
pendidikan dasar.
2. Pungutan harus digunakan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) butir b, dan sekurang-kurang nya 20% (dua puluh
persen) dari total dana pungutan peserta didik atau orang tua/ walinya
digunakan untuk peningkatan mutu pendidikan.
Pungutan terhadap wali siswa sudah diadakan sejak awal tahun 2017 pada
tahun ajaran 2017 pungutan diminta sebanyak dua puluh lima ribu rupiah
perbulannya, namun pada awal tahun 2018 SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo
sempat meresahkan wali siswa karena pungutan tersebut dinaikan secara derastis
ditambahkannya sebanyak tujuh puluh lima ribu rupiah menjadi seratus ribu
rupiah maka dari itu pungutan ini sudah membebankan dan membuat keresahan di
kalangan para wali murid karena pungutan dinaikan secara drastis akibat dari
kenaikan pungutan yang dilaksankan sekolah telah menimbulkan keresahan
dikalangan wali murid karena iuran wali siswa terlalu banyak di pungut, dan tidak
diumumkan secara transparan kepada pemaku kepentingan satuan pendidikan
terutama orang tua/wali peserta didik.
50
Terkait dengan keresahan wali murid. Hal ini juga dibenarkan oleh salah
satu wali murid menyatakan:
Mengenai dengan kenaikan SPP sebanyak itu kami tidak tau sama sekali
karena pihak sekolah tidak ada mengadakan rapat terlebih dahulu masalah
kenaikan pungutan itu tiba-tiba saja anak saya bilang SPP sudah di tambah
menjadi seratus ribu rupiah.45
Dari hasil wawancara di atas, pungutan yang dilaksanakan atas nama
sekolah, tentu saja bertentangan dengan bunyi Pasal 8
PERMENDIKBUDRI/44/2012. Tidak sesuai prosedur pelaksanaan pungutan
yang dilakukan di SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo dengan prosedur yang
ditetapkan dalam Pasal 8 PERMENDIKBUDRI/44/2012 dapat dikategorikan
sebagai suatu pelanggaran.
Selain itu, terdapat fakta lain yang terjadi dalam pelaksanaan pungutan ini.
Berikut adalah pernyataan wali siswa:
Dulu awal tahun 2017 memang sudah ada iuran sebesar dua puluh lima ribu
rupiah setiap perbulannya dan awal tahun 2018 spp/iuran tersebut dinaikan
menjadi seratus ribu rupiah setiap perbulannya dan kami diwajibkan
membayar iuran tersebut. Jika iuran tersebut tidak dibayar, maka anak-anak
tidak bisa mengikuti ujian semester karena kalau tidak bayar, nomor
ujiannya pun tidak akan diberikan. Walaupun ekonomi lagi sulit, tetap
diusahakan bayar juga dari pada anak-anak tidak bisa ikut ujian.46
Terkait dengan ancaman dan keresahan terhadap wali murid yang dilakukan
dalam proses pelaksanaan pihak pelaksana pungutan biaya terhadap wali siswa
tidak sesuai dengan prosedur PERMENDIKBUDRI NO44/2012 yang menyatakan
45
Wawancara dengan Tamrin, Wali Siswa Desa Aringin 21 Maret 2019 46
Wawancara dengan FRA, Wali Siswa, 24 Maret 2019
51
pungutan tidak boleh dilakukan kepada peserta didik atau orang tua/walinya yang
tidak mampu secara ekonomis dan tidak boleh disertai dengan persyaratan
akademik akan tetapi yang dilakukan oleh sekolah, apabila peserta didik tidak
membayar maka kartu ujian tidak dibagikan, hal yang sama juga dinyatakan oleh
wali murid lainnya:
Jika iuran tersebut tidak dibayar, maka anak-anak tidak bisa mengikuti ujian
semester karena tidak mendapatkan nomor ujian. Oleh karena itu iuran
tersebut tetap dibayar, meskipun keadaan ekonomi saat itu sedang tidak
stabil.47
Menurut Pasal 11 butir b PERMENDIKBUDRI/44/2012, pungutan tidak
boleh “dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik,
penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik, dari satuan
pendidikan,” berdasrkan bunyi pasal tersebut dan hasil wawancara diatas,
pelaksanaan pungutan yang dilakukan oleh SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo
juga bertentangan dengan isi peraturan ini dan bahkan dapat dikategorikan sebagai
suatu pelanggaran.
B. Kendala dan Upaya yang dilakukan dalam Pelaksanaan Pungutan.
1. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Pungutan.
Kendala yang dihadapi satuan pendidikan dasar tentu saja menjadi
hambatan dalam pelaksanaan pungutan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
pungutan ialah pihak pelaksana kurang memahami isi dari PERMENDIKBUDRI
NO 44/2012 sehingga dalam pelaksanaan pungutan tidak sesuai dengan prosedur,
adapun kendala lainnya ialah masalah penerbitan kartu pembayaran SPP yang
47
Wawancara dengan Hamido, Wali Siswa Desa Karang Dapo, 24 Maret 2019
52
baru terterang atas nama sekolah hal ini terjadi karena tidak adanya komuniksi
terlebih dahulu antara ketua komite dengan kepala seklolah untuk menerbitkan
kartu pembayaran pungutan SPP tersebut. Terjadinya kendala tentu saja
berpengaruh terhadap prestasi peserta didik juga karena pungutan itu untuk
memenuhi kebutuhuan sekolah dan fasilitas peserta didik karena masih banyak
sarana dan prasarana yang masih kurang.
SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo merupakan salah satu sekolah tingkat
dasar sekolah menengah pertama yang berada di Kecamatan Karang Dapo cukup
banyak murid yang menuntut ilmu di SMP N Karang Dapo, di kecamatan karang
dapo masih kurang jenjang pendidikan tingkat dasar sekolah menengah pertama
atau disebut sekolah SMP terdapat dua desa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
kecaman karang dapo, pertama yaitu terdapat di desa tran subur SP5 yang
bernama Sekolah SMP N Bina Karya Kecamatan Karang Dapo dan yang kedua
terdapat di Desa Karang Dapo yang bernama SMP Negeri Kecamatan Karang
Dapo. Ditingkat kabupaten SMP N Karang Dapo ini cukup terkenal hal ini
didukung oleh beberapa prestasi dibidang akademik maupun non akademik yang
di raih oleh para siswa baik ditingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten SMP
N Karang Dapo termasuk sekolah yang aktif mengadakan kegiatan-kegiatan dan
mengikuti perlombaan antar kecamatan dan kabupaten. Berikut merupakan tabel
data prestasi siswa dibidang akademik dan non akademik tahun 2017-2018.
53
Tabel 06
Data Prestasi Siswa Tahun 2017-2018
NO JENIS LOMBA TINGKAT PERINGKAT
1. Tari Kreasi Kabupaten Musi Rawas Utara 2
2. Seni Lukis Kecamatan Karang Dapo 3
3. Cipta Lagu Kabupaten Musi Rawas Utara 3
4. Vokal Group Kabupaten Musi Rawas Utara 2
5. Baca Puisi Kecamatan Karang Dapo 1
6. Cipta Cerpen Kecamatan Karang Dapo 2
7. Cipta Puisi Kabupaten Musi Rawas Utara 2
8 Sepak Bola
Kabupaten Musi Rawas Utara 3
9 Tenis Meja
Kabupaten Musi Rawas Utara 2
10 Vokal Group Kecantan Karang Dapo 1
11 Baca Puisi
Kabupaten Musi Rawas Utara 1
12 Sepak Takraw Kabupaten Musi Rawas Utara 2
13 Tari Tangai
Kabupaten Musi Rawas Utara 3
14 Cipta Lagu Kecamatan Karang Dapo 1
15 Cipta Cerpen
Kabupaten Musi Rawas Utara 3
Hanya dalam kurun waktu dua tahun, siswa/siswi SMP Negeri Kecamatan
Karang Dapo telah mampu bersaing dengan sekolah lainnya. Selain mampu
bersaing dengan sekolah ditingkat yang sama, sekolah ini juga unggul diberbagai
bidang dengan diraihnya peringkat kedua pada perlombaan ditingkat kabupaten,
54
tidak adanya pengajar yang berstatus PNS dibidang seni dan olahraga, menuntut
sekolah untuk menggunakan tenaga honorer dan akhirnya berimbas pada anggaran
yang minus untuk membayar gaji tenaga honorer tersebut.
Keberagaman prestasi yang dimiliki oleh para siswa juga membutuhkan
sarana yang mendukung dalam proses pembelajaran. Tujuan diadakannya sarana
pendukung ini ialah untuk meningkatkan kemampuan para siswa dibidang yang
mereka kuasai. Berikut tabel kebutuhan sarana pendukung pembelajaran
berdasarkan laporan pada tahun 2017.
Tabel 07
Data Analisis Kebutuhan Sarana Pendukung Pembelajaran
NO
JENIS KEBUTUHAN
JUMLAH
ADA BUTUH KURANG
1 Lemari Peralatan 1 10 9
2 Lemari File TU 2 5 3
3 Komputer TU 3 6 3
4 Sarana Olahraga
1. Lap. Tenis Meja 1 2 1
2. Matras (Senam) 3 10 7
3. Futsal 2 6 4
4. Bola Tangan 2 6 4
5. Catur 1 4 3
6. Takraw 2 4 2
55
5 Labor Komputer 1 2 1
6 Labor Bahasa 1 2 1
7 Peralatan Labor Biologi - 1 1
8 Peralatan Labor Kimia - 1 1
9 Maubelir Labor IPA
1. Meja Praktek 2 4 2
2. Lemari Peralatan 1 2 1
10
Peralatan Perpustakaan
1. Buku Bacaan 1506
2. Buku Paket 3010
3. Buku Penunjang 85
4. 4. Lemari Buku 2 4 2
5. Meja dan Kursi Siswa 20 50 30
6. Meja dan Kursi Penjaga 2 4 9
11 Infokus 2 12 10
Berdasarkan data di atas, sekolah SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo
masih banyak sarana pendukung pembelajaran yang masih kurang terutama
lemari peralatan dan peralatan perpustakaan. Peningkatan prestasi dan bakat-
bakat yang dimiliki siswa tentu akan berpengaruh jika fasilitas yang menunjang
56
proses pembelajaran dapat terpenuhi dengan maksimal48
. Namun, pemenuhan
tersebut terkendala oleh dana dari pemerintah yang masih sangat terbatas.
Siswi yang berprestasi, ditunjang dengan kelengkapan sarana yang
mendukung dalam proses pembelajaran, tentunya membutuhkan tenaga pengajar
yang memiliki kemampuan dibidangnya masing-masing. Kekurangan tenaga
pengajar yang berstatus PNS dibeberapa mata pelajaran seperti yang telah
dijelaskan pada tabel di atas, memuntut sekolah untuk menggunakan tenaga
honorer yang berkompetensi dibidang yang dibutuhkan. Banyaknya tenaga
honorer yang bekerja di sekolah, maka semakin banyak anggran dana yang
dibutuhkan untuk membayar gaji honorer tersebut.
Kurangnya anggaran dari dari dana BOS membuat sekolah bersama
komite sekolah mengadakan pungutan terhadap wali siswa pungutan yang
berupa SPP sudah ada semenjak awal tahun 2017 dan pada awal tahun 2018
sekolah dan komite sekolah menaikan pembayaran SPP tersebut dan terterang
didalam penerbitan kartu pembayaran SPP atas nama sekolah, kenaikan
pungutan SPP yang baru berlangsung selama satu semester telah memunculakan
keresahan dikalangan wali siswa. Salah satu wali siswa yang menyatakan:
Sekarang katanya sekolah mulai dari SD sampai SMP sudah gratis tapi
kenapa di SMP Karang Dapo ini masih ada pungutan uang SPP nya.
Seharusnya tidak harus dibayar lagi, bahkan bukannya di hilangkan
pembayaran SPP yang adanya malah dinaikan.49
Kepala sekolah memberikan keterangan terkait dengan keresahan wali siswa
tersebut, beliau menyatahkan:
48
Dokumentasi, SMP Negeri Kecamatan karang Dapo, 15 April 2019 49
Wawancara, dengan Muhammad Abas, Wali Siswi 18 April 2019
57
Sejak awal saya sudah bilang kegunaan uang SPP tersebut untuk
menambahkan gaji honorer dan untuk kebutuhan sekolah karena dana
Biaya Operasional Sekolah BOS masih kurang terjadinya kenaikan itu
karena pungutan yang diminta sebanyak dua puluh lima ribu rupiah belum
cukup untuk memenuhi kebutuhan sekolah.50
Ketua komite sekolah juga memberikan keterangan terkait dengan keresahan
masalah penerbitan pembayaran SPP tersebut, beliau menyatahkan:
Sudah saya bilang kalau pungutan itu atas nama komite sekolah bukan atas
nama sekolah tapi pada saat saya melihat dikartu pembayaran SPP malah
atas nama sekolah.51
Berdasarkan keterangan yang yang diberikan oleh komite sekolah, peneliti
menanyakan tentang faktor yang melatarbelakangi terjadinya kesalahan dalam
penerbitan kartu pembayaran SPP. Berikut pernyataan ketua komite sekolah:
Sebelum penerbitan kartu pembayaran SPP saya sebutkan kalau itu
pungutan wali siswa atas nama komite sekolah. Saya juga terkejut saat
melihat kartu bukti pembayarannya atas nama sekolah. Memang tidak
sempat di rapatkan dulu pada saat itu kan waktunya sudah sangat
mendesak para siswa sudah masuk sekolah dan mulai membayar iuran
makanya kartu itu langsung diterbitkan. Memang pihak sekolah yang
menerima uangnya dari wali siswa, tapi semua uang itu disetorkan ke
pengurus komite.52
Terjadinya hal seperti ini berdasarkan hasil wawancara diatas, pemahaman
peneliti terdapat indikasi bahwa pihak pelaksana pungutan di SMP N Kecamatan
Karang Dapo ini belum siap untuk melaksanakan pungutan sehingga hal ini
terjadi kesalahan dalam penerbitan kartu pembayaran SPP tidak adanya
komunikasi yang intensif antara ketua komite dengan pihak sekolah untuk
penerbitan kartu pembayaran SPP dulu pihak pelaksana pungutan sudah
50
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP N Karang Dapo 18 April 2019 51
Wawancara dengan Ketua Komite SMP N Kecamatan Karang Dapo 18 April 2019 52
Wawancara dengan Ketua Komite SMP N Kecamatan Karang Dapo 18 April 2019
58
mengadakan rapat namun itu sadanya saja rapat yang dilakukan oleh pihak
pelaksana dengan ketua komite hanya membahas tentang besarnya pungutan
atau kenaikan SPP yang dibebankan kepada wali siswa dan menetapkan waktu
dimulainya pungutan sedangkan prosedur untuk pungutannya, tidak dibahas
dalam rapat tersebut masalah kartu SPP dan juga tidak dikomunikasikan secara
intensif antar pihak sekolah dengan pihak komite sehingga terjadi kesalahan
dalam penerbitan kartu bukti pembayaran iuran tersebut. Kurangnya pemahaman
pihak sekolah mengenai prosedur pelaksanaan pungutan yang sesuai dengan isi
pasal 8 PERMENDIKBUDRI/44/2012, dikuatkan oleh hasil wawancara yang
telah dilakukan berdasarkan keterangan Kepala Sekolah, yang menyatakan:
Sosialisasi memang sudah dilakukan oleh dinas kabupaten. Tapi
seadanya saja. Itu juga diluar bidang yang kami kuasai. Jadi
pemahamannya pun seadanya saja.53
Dari hasil wawancara diatas, diketahui bahwa pihak yang terkait
langsung dalam pelaksanaan pungutan di SMP N Kecamatan Karang Dapo,
belum memahami isi dari PERMENDIKBUDRI/44/12. Hal ini juga menjadi
indikasi terkendalanya implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 44 Tahun 2012.
2. Upaya Yang Dilakukan Dalam Pelaksanaan Pungutan
Memiliki fungsi sebagai badan yang mengawasi satuan pendidikan
dasar ditingkat kecamatan, tentunya SMP N Karang Dapo tidak luput dari
pengawasan unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pendidikan
53
Wawancara dengan,Kepala Sekolah SMPN Karang dapo, 19 April 2019
59
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga memaksimalkan untuk mengawasi program
dan sistem pendidikan yang dijalankan oleh sekolah.
Terkait keresahan dikalangan wali siswa mengenai pungutan SPP yang
cuma berjalan sebentar yang dilaksanakan oleh sekolah, UPTD Dinas
Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karang Dapo
mengambil tindakan yang berupa laporan kepada dinas Pendidikan Kebudayaan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Musi Rawas Utara. Wakil kepala UPTD Dinas
Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karang Dapo
menyatakan:
Mengenai masalah kenaikan SPP di SMP Negeri Karang dapo ini, kami
sudah laporkan ke dinas kabupaten, dan hanya tindakan itu yang bisa
kami lakukan, karena kami tidak memiliki wewenang untuk memberikan
sanksi.54
Laporan yang telah masuk ke Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Musi Rawas Utara kemudian diproses lebih lanjut dengan
memanggil kepala SMP Negeri Karang Dapo, ketua komite sekolah menyatakan:
Dulu kepala sekolah memang sempat dipanggil orang dinas kabupaten
untuk dimintai keterangan mengenai pungutan itu. Tapi, karena itu
pungutan sejak dari awalkan memang atas nama komite, intinya cuma
salah paham saja terhadap kartu bukti pembayaran jadi disuruh ganti
saja.55
Berdasarkan hasil wawancara diatas, Dinas Pendidikan Kebudayaan
Pemuda dan Olahraga Kabuputen Karang Dapo untuk mengalihkan pungutan
54
Wawancara dengan, WAKA UPTD Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga Kecamatan Karang Dapo 19 April 2019 55
Wawancara dengan, Pepi Ketua Komite SMPN Karang dapo, 19 April 2019
60
tersebut menjadi atas nama komite sekolah. Berdasarkan bunyi Pasal 13 Ayat 2
PERMENDIKBUDRI/44/2012, bahwa:
Pemerintah daerah sesuai kewenangan nya dapat membatalkan
pungutan/sumbangan apabila penyelenggara dan/atau satuan pendidikan
melanggar peraturan perundang-undangan atau dinilai meresahkan
masyarakat.
Pemerintah daerah dinas pendidikan kebudayaan pemuda dan olahraga
kecamatan karang dapo memiliki wewenang untuk membatalkan pungutan
tersebut langsung memang tidak ada lagi pungutan karena telah meresahkan wali
siswa. Pada tahun ajaran berikutnya, iuran SPP tidak lagi dilaksanakan oleh
sekolah karena sudah meresahkan masyarakat. Tenaga honorer SMP N Karang
Dapo menyatakan:
Sekarang gaji guru honor sudah dikurangkan karena sama sekali tidak lagi
diminta iuran oleh para wali siswa pada awal tahun 2018 gaji guru honorer
memang lumayan besar karena sekolah meminta iuran kepada wali siswa
untuk membayar gaji honor56
Kepala Sekolah SMP Negeri Karang Dapo memberikan keterangan mengenai hal
ini. Berikut pernyataannya:
Sekarang sudah tidak ada lagi iuran wali siswa. Kita mempertimbangkan
keadaan ekonomi saat ini, karena rata-rata wali siswa disini dari golongan
menengah ke bawah.57
Hal ini juga diperkuat oleh komite sekolah, berikut pernyataannya:
sekarang tidak ada lagi iuran wali siswa, kami mempertimbangkan
keadaan ekonomi saat ini. Ekonomi masyarakat saat ini kan lagi susah
ditambah karet ngak ada harga nya. Jadi iuran tidak lagi dilaksanakan.58
56
Wawancara dengan Yusmanidar, Guru Honor SMP Negeri Karang Dapo, 19 April 2019 57
Wawancara dengan, Kepala Sekolah SMP Negeri Karang Dapo, 19 April 2019 5858
Wawancara dengan, Ketua Komite SMP Negeri Karang Dapo, 19 April 2019
61
Berdasarkan hasil wawancara diatas, pungutan tidak lagi dilakukan oleh
SMPN Karang Dapo ialah atas kebijakan sekolah itu sendiri, karena faktor
ekonomi masyarakat khususnya para wali siswa yang sedang mengalami kesulitan
di bidang ekonomi. Seharusnya Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Musi Rawas Utara sesuai wewenang yang dimilikinya, dapat
membatalkan pungutan tersebut karena telah meresahkan wali siswa.
C. Implikasi Pelaksanaan Pungutan Terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 44 Tahun 2012.
Peraturan merupakan aturan diberbagai kehidupan manusia guna mengatur
jalannya kehidupan agar tidak mengalami penyimpangan, kekacauan, dan ketidak
harmonisan setiap pemangku yang menjalankan harus mengikuti aturan yang
berlaku yang sesuai dengan prosedur yang telah dibuat oleh pemerintah salah
satunya adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 44/2012 yang sudah mengatur masalah pungutan di satuan
pendidikan dasar. Permendikbud memperbolehkan pungutan apabila kurangnya
anggaran yang diterima oleh sekolah, akan tetapi pungutan harus sesuai dengan
prosedur yang telah dibuat oleh pemerintah apabila aturan tidak dijalnkan, tidak
dipatuhi dan tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, ada banyak akbiat,
diantaranya:
1. Mendapatkan timbal balik yang negatif baik bagi diri sendiri, dan orang lain.
2. Ketidak patuhan terhadap peraturan mendatangkan teguran, sanksi, bahkan
hukuman.
62
3. Menimbulkan ketidak harmonisan di ruang lingkup masyarakat dan hidup
menjadi tidak tenang dan tentram.
Untuk mengetahui apakah peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2012 dapat atau tidak terimplementasi di
SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo. Dianalisa berdasarkan teori yang dicetus
oleh Dwiyanto Indiahono yang mengartikan implementasi kebijakan sebagai
tahap yang penting dalam kebijakan. Tahap ini menentukan apakah kebijakan
yang ditempuh oleh pemerintah benar-benar diterapkan dilapangan dan berahsil
untuk menghasilakan Output dan Outcomes seperti yang telah direncanakan.
Output adalah keluaran kebijakan yang diharapkan dapat memuncul sebagai
keluaran langsung dari kebijakan. Output biasanya dapat dilihat dalam waktu yang
singkat setelah kebijakan itu di implementasikan yang dalam hal ini adalah
pungutan yang dilaksanakan oleh SMP Negeri Karang Dapo. Sedangkan
Outcomes adalah dampak dari kebijakan, yang diharapkan dapat timbul setelah
keluarnya Output kebijakan. Outcomes biasanya diukur setelah keluarnya Output
atau dalam waktu yang lama setelah implementasi kebijakan dan diharapkan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan yang dalam hal ini adalah implikasi
pelaksanaan pungutan. Berdasarkan Output dan Outcomes inilah dapat dilihat
apakah Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI Nomor 44 Tahun 2012
dapat terimplementasi atau tidak di SMP Negeri Kecamtan Karang Dapo.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, telah dibahas sebelumnya bahwa
pelaksanaan pungutan Output Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI
Nomor 44 Tahun 2012 di SMP Negeri Karang Dapo tidak sesuai dengan prosedur
63
yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI karena
terdapat pelanggaran di dua Pasal, yaitu Pasal 8 Ayat 1 poin d, dan Pasal 11 Ayat
b, Pasal 8 Ayat 1 poin d PERMENDIKBUDRI/44/2012 dikatakan bahwa “ dana
yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan pendidikan dasar terpisah
dari dana yang diterima dari penyelenggara satuan pendidikan dasar dan disimpan
dalam rekening atas nama satuan pendidikan dasar.” Berdsarkan isi pasal tersebut,
pungutan harus atas nama komite sekolah sedangkan yang terjadi di SMP Negeri
Karang Dapo yang terterang di buku bukti pembayaran ialah atas nama sekolah.
Selanjutnya, dalam pasal 11 poin b PERMENDIKBUDRI44/2012
dijelaskan bahwa pungutan tidak boleh “ dikaitkan dengan persyratan akademik
untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan” Pasal ini menjelaskan bahwa
pungutan tidak boleh dikaitkan dengan sanksi akademik, tetapi di SMP Negeri
Kecamatan Karang Dapo pungutan disertai dengan ancaman berupa tidak akan
diberikan nomor ujian kepada peserta didik yang tidak membayar pungutannya
dalam arti memaksakan terhadap pungutan itu tidak peduli keadaan ekonomi
sekalipun. Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan siswi maupun para wali
siswi yang merupakan outcomes dari pugutan yang dilaksanakan oleh SMP
Negeri Kecamatan Karang Dapo. Pungutan yang dilaksanakan oleh sekolah tidak
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 44 Tahun 2012 dan ini berimplikasi terhadap Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 44 Tahun 2012 yang belum
terimplementasi dengan baik di SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pungutan yang dilaksanakan oleh SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo telah
meresahkan para wali siswa karena pelaksananya tidak sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan da Kebudayaan Republik
Indonesia. Terdapat pelanggaran di dua pasal, yaitu Pasal 8 Ayat 1 poin d, dan
Pasal 11 poin b. Pungutan memang boleh diadakan oleh satuan pendidikan
dasar. Tetapi dengan syarat harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah, pugutan atas nama sekolah yang dilakukan oleh SMP Negeri
Karang Dapo jelas bertentangan dengan isi pasal 8 Ayat 1 poin d
PERMENDIKBUDRI/44/2012 yaitu dana diperoleh dibukukan secara khusus
oleh satuan pendidikan dasar terpisah dari dana yang diterima dari
penyelenggara satuan pendidikan dasar dan disimpan dalam rekening atas
nama satuan pendidikan dasar, selain itu, dalam pelaksanaan pungutan tidak
boleh disertai dengan ancaman yaitu yang dilakukan oleh sekolah ancaman
berupa tidak diberikannya nomor ujian bagi siswa yang tidak membayar uang
SPP pelanggaran tersebut bertentangan dengan bunyi Pasal 11 poin b
PERMENDIKBUDRI/44/2012 yaitu “dikaitakan dengan persyaratan
akademik.
2. Kendala dan upaya yang dilakukan dalam pelaksanan pungutan yaitu:
a. Kendala dihadapi dalam pelaksanaan pungutan disebabkan oleh
ketidaksiapan pihak pelaksana untuk mengadakan pungutan karena belum
65
direncanakan dengan baik, komunikasi yang tidak intensif antara pihak
sekolah dengan pengurus komite dan wali peserta didik.
b. Upaya yang dilakukan terhadap pelanggaran dalam pelaksanaan pungutan
yang dilakukan oleh SMP Negeri Kecamatan Karang Dapo, membuat Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga Kecamatan Karang Dapo mengambil tindakan dengan melaporkan
hal itu, ialah prosedur pelaksanaan pungutan yang dilaksanakan oleh SMP
Negeri Karang Dapo kepada Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Musi Rawas Utara agar mengganti pelaksanaan tersebut
dengan dinamakan atas nama komite sekolah.
3. Pelaksanaan pungutan (output Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI Nomor/44/2012) yang dilaksanakan oleh SMP Negeri Karang Dapo telah
menimbulkan keresahan dikalangan wali siswa yang merupakan outcomes dari
pungutan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No 44 Tahun 2012 dan ini berimplikasi terhadap Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 44 tahun 2012 yang belum
terimplementasi dengan baik di SMP Negeri Karang Dapo.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian, peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Pungutan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan dasar harus dikelola
dengan bijak semata-mata untuk meningkatkan mutu pendidikan
66
2. Satuan pendidikan dasar harus benar-benar memahami prosedur
pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan seperti Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 44 Tahun 2012.
3. Apabila terdapat pelanggaran terhadap pasal-pasal yang ada dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 44 Tahun 2012, pemerintah
daerah ( Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Musi
Rawas Utara beserta jajarannya) dengan wewenangnya sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, diharapkan bertindak sesuai dengan
otoritas yang dimiliki.
4. Dalam hal implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2012, pemerintah daerah (Dinas
Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Musi Rawas Utara
dan beserta jajarannya harus lebih aktif lagi dalam mengawasi pelaksanaan
pungutan pada satuan pendidikan dasar.
C. Kata Penutup
Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini dengan judul skipsi Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2012 Tentang Pungutan dan
Sumbangan Pada Satuan Pendidikan Dasar Di SMP N Kecamatan Karang Dapo.
Alhamdulillah tentunya berkat kepada kedua pembimbing yang telah
membimbing dalam penulis penyempurnaan skripsi ini dan tidak lupa pula
67
terimakasih yang sebanyak-banyak nya kepada Bapak Ibu Dosen dan serta semua
pihak yang telah memberikan motivasi masukan dan dukungan.
Terimaksih juga saya ucapkan kepada kedua orangtua tercinta yang tidak
henti-hentinya memberikan semangat, dukungan moril maupun materil serta
do’anya, sehingga sampailah ke bab terakhir penyusun skripsi ini, semoga skripsi
yang sederhana ini dapat memberi manfaat umumnya bagi para pembaca. Semoga
Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat, Taufik, Hidayah, Serta Inayah-Nya
kepada kita semua. Aamiin ya Rabbal’ Alamiin.
Jambi, , Oktober 2019
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
A. Literature
Al-Quran Terjemahan. 2014. Mushaf Standar Indonesia Kementerian Agama RI.
Banjarsari: Abyan.
Budi Winarno, Kebijakn Publik: Teori, Proses, dan Studi Kasus, Yogyakarta:
CPAS, 2012.
Dwiyanto Indiahono, kebijakan publik berbasis Dyinamic Policy Analisys,
Yogyakarta: Gava Media,2009.
Erwan Agus Purwanto & Dyah Ratih Sulistyastuti, Implementasi Kebijakan
Publik Konsep dan aplikasinya di Indonesia, Yogyakarta: Gava Media,
2012.
Irwan Soeharto, Metode Penelitian Sosial; Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008.
Miram Budiarjo, Dsar-dasar ilmu Politik, cet. Kee-4, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2010.
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, cet.Ke-19, Jakarta:
Pustaka LP3ES Indonesia, 2008.
Suharsimi, Methode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sayuti Una (Editor), Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi, Revisi, Jambi: Fakultas
Syari’ah Iain sts Jambi dan Syari’ah Press, 2012.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
R&D cet.Ke-19, Bandung: Alfabeta, 2014.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, cet. Ke-2, Jambi: Syariah Press, 2014
Yuliandri, Asas-asas Pembentukan Praturan Perundang-undangan yang Baik,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1995
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2012 Tentang Pungutan Dan Sumbangan Biaya Pendidikan Pada Dasar
Satuan Pendidikan Dasar .
C. Lain-lain
https://ombudsman.go.id/pengumuman/r/artikel--pungutan-dan-sumbangan-biaya-
pendidikan-bolehkah.html
http://jasapengetikancibinong.blogspot.com/2015/10/makalah-pentingnya-
pendidikan.html
Andi Anisa Tenri Bintoeng “Tinjaun Kriminologis Terhadap Pungutan
Liar Oleh Penyelenggara Pendidikan di Sekolah Menengah Atas” Skripsi
Universitas Hasan Nuddin 2018
Tika Dwi Wahyuningsih Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) Di SMP Negri 2 Gombong Kabupaten Kebumen” Skripsi Universitas Negri
Yogyakarta 2016
Yudithia, “Pengaruh pembiayaan pendidikan sekolah terhadap
kompetensi siswa kelas XII pada kelompok mata pelajara produktif program
keahlian teknik instalasi tenaga listrik (TITL). Di SMK 1 SEDAYU”Skripsi
Universitas Yogyakarta 2014.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar 1. Lokasi penelitian. Sekolah SMPN Kecamatan Karang Dapo.
Gambar 2. Kondisi dan proses pembelajaran siswi SMPN Karang Dapo
Gambar 3. Wawancara dengan Kepala Sekolah SMPN Karang Dapo
Gambar 4. Siswi SMPN Karang Dapo dalam rangka kegiatan lomba nari di
tingkat kabupaten
CURRICULUM VITAE
Nama : Nesia
Tempat/Tgl Lahir : Aringin, 15 Juni 1997
Email/Surel : [email protected]
Alamat : Mendalo Darat, Perumahan
Aurduri Permai
Nama Ortu :
Ayah : Hasan Ashari
Ibu : Nur Asia
Motto Hidup : Di rendahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung
tidak mungkin jadi rembulan. Maka, jangan risaukan
omongan orang. Teruslah melangkah selama masih dijalan
yang benar, meski terkadang kebaikan tidak selalu
dihargai. Tetaplah mejadi yang terbaik dari yang lebih
baik.
RIWAYAT PENDIDIKAN
TAHUN PENDIDIKAN
2003 - 2009 Sekolah Dasar Negeri Aringin Kecamtan Karang Dapo
2009 - 2012 Sekolah Madrasah Tsanawiyah Al-Azhaar Lubuk Linggau
2012 - 2015 Sekolah Madrasah Aliyah Al-Azhaar Lubuk Linggau