iv. hasil dan pembahasan · topografi lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan...

30
39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Lampung yang beribukota di Bandar Lampung. Penelitian meliputi areal dataran seluas 35.288,35 Km 2 . Secara geografis, Provinsi Lampung terletak pada : 103 0 40’ – 105 0 50’ Bujur Timur dan 6 0 45’ – 3 0 45’ Lintang Selatan. Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 (lima) unit topografi, yakni : 1) daerah berbukit sampai bergunung dengan kemiringan berkisar 25%, dan ketinggian rata-rata 300 m di atas permukaan laut; 2) daerah berombak sampai bergelombang dengan kemiringannya antara 8% sampai 15% dan ketinggian antara 300 m sampai 500 m dari permukaan laut; 3) daerah dataran alluvial dengan kemiringan 0% sampai 3%; 4) daerah dataran rawa pasang surut dengan ketinggian ½ m sampai 1 m; serta 5) serta daerah river basin. Vegetasi daerah dengan topografi berbukit umumnya didominasi oleh hutan primer dan sekunder yang menghijau sepanjang tahun. Kelompok lainnya adalah daerah perbukitan rendah dan dataran sempit dengan ketinggian 300-500 meter dari permukaan laut, terbentang di bagian barat Kabupaten Lampung Selatan. Daerah ini merupakan penghasil kopi dan cengkeh serta palawija. Kelompok dataran dengan elevasi 25-75 meter dari permukaan laut di bagian timur Lampung membatasi kelompok lain di Pantai Timur yang meliputi daratan rawa-rawa (flat marshes) pasang surut dengan elevasi 0,5-1 meter dari permukaan laut. Sebagian besar lahan di Provinsi Lampung merupakan kawasan hutan yaitu mencapai 833.847 Ha atau 25,26%. Selain itu merupakan daerah perkebunan (20,92%); tegalan atau ladang (20,50%); daerah pertanian, dan pemukiman. Provinsi Lampung beriklim tropis humid. Kelembaban udara rata-rata daerah ini berkisar 80-88 %. Pada bulan Nopember sampai Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat Laut. Sedangkan pada bulan Juli sampai Agustus angin bertiup dari arah Timur dan Tenggara. Suhu udara daerah Lampung pada ketinggian 30-60 meter rata-rata berkisar antara 26-28 o C untuk suhu maksimum adalah 33 o C, sedangkan suhu minimum adalah 22 o C. Beberapa lokasi atau daerah yang mempunyai iklim sejuk adalah : Kota Liwa, daerah perkebunan kopi

Upload: phungcong

Post on 24-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Lampung yang beribukota di Bandar

Lampung. Penelitian meliputi areal dataran seluas 35.288,35 Km2. Secara

geografis, Provinsi Lampung terletak pada : 103040’ – 105050’ Bujur Timur dan

6045’ – 3045’ Lintang Selatan.

Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 (lima) unit topografi, yakni : 1)

daerah berbukit sampai bergunung dengan kemiringan berkisar 25%, dan

ketinggian rata-rata 300 m di atas permukaan laut; 2) daerah berombak sampai

bergelombang dengan kemiringannya antara 8% sampai 15% dan ketinggian

antara 300 m sampai 500 m dari permukaan laut; 3) daerah dataran alluvial

dengan kemiringan 0% sampai 3%; 4) daerah dataran rawa pasang surut dengan

ketinggian ½ m sampai 1 m; serta 5) serta daerah river basin.

Vegetasi daerah dengan topografi berbukit umumnya didominasi oleh

hutan primer dan sekunder yang menghijau sepanjang tahun. Kelompok lainnya

adalah daerah perbukitan rendah dan dataran sempit dengan ketinggian 300-500

meter dari permukaan laut, terbentang di bagian barat Kabupaten Lampung

Selatan. Daerah ini merupakan penghasil kopi dan cengkeh serta palawija.

Kelompok dataran dengan elevasi 25-75 meter dari permukaan laut di bagian

timur Lampung membatasi kelompok lain di Pantai Timur yang meliputi daratan

rawa-rawa (flat marshes) pasang surut dengan elevasi 0,5-1 meter dari permukaan

laut. Sebagian besar lahan di Provinsi Lampung merupakan kawasan hutan yaitu

mencapai 833.847 Ha atau 25,26%. Selain itu merupakan daerah perkebunan

(20,92%); tegalan atau ladang (20,50%); daerah pertanian, dan pemukiman.

Provinsi Lampung beriklim tropis humid. Kelembaban udara rata-rata

daerah ini berkisar 80-88 %. Pada bulan Nopember sampai Maret angin bertiup

dari arah Barat dan Barat Laut. Sedangkan pada bulan Juli sampai Agustus angin

bertiup dari arah Timur dan Tenggara. Suhu udara daerah Lampung pada

ketinggian 30-60 meter rata-rata berkisar antara 26-28oC untuk suhu maksimum

adalah 33 oC, sedangkan suhu minimum adalah 22 oC. Beberapa lokasi atau

daerah yang mempunyai iklim sejuk adalah : Kota Liwa, daerah perkebunan kopi

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

40

& sayuran Sekincau Lampung Barat, dengan suhu sekitar 15-22 oC serta daerah

Talang Padang & Gisting terletak di kaki Gunung Tanggamus Kabupaten

Tanggamus (Pemda Provinsi Lampung, 2011).

Pengamatan lapang terbagi menjadi beberapa titik mewakili daerah yang

memiliki karakteristik lahan yang berbeda, antara lain : 4 titik di Lampung

Tengah, 7 titik di Lampung Timur, 6 titik di Lampung Utara, dan 5 titik di

Lampung Selatan. Selain memiliki karakteristk lahan yang berbeda daerah

pengamatan yang dipilih merupakan sentra produksi ubikayu.

4.1.1. Lampung Tengah

Lampung Tengah dengan ibukota Gunung Sugih meliputi areal dataran

seluas 4.789,62 Km². Secara geografis Lampung Tengah terletak pada : 104°35’

- 105°50’ BT dan 04°30’ - 05°15’ LS. Memiliki batas wilayah, antara lain :

Utara berbatasan dengan : Kabupaten Lampung Utara;

Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Pesawaran;

Timur berbatasan dengan : Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro;

Barat berbatasan dengan : Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung

Barat.

Secara umum Lampung Tengah beriklim Tropis Humid, curah hujan

cukup bervariasi, yaitu berkisar antara 2.000 –4.000 mm/tahun (Lampiran 8),

angin laut bertiup dari Samudera Indonesia dengan kecepatan rata-rata : 5.83 Km/

jam, dan temperatur rata-rata berkisar antara 26°C – 28°C. Topografi Lampung

Tengah dapat dibagi dalam 4 (empat) unit topografi, yakni : 1) daerah perbukitan

sampai dengan pegunungan; 2) daerah dataran aluvial; 3) daerah Rawa Pasang

surut; 4) daerah river basin, yaitu DAS Way Seputih dan Way Sekampung.

Geologi daerah penelitian ini sebagian besar didominasi oleh formasi Kasai (Qtk)

dan Terbaggi (Qpt) (Lampiran 9). Geomorfologi didominasi oleh Denudasional

(Lampiran 10). Jenis tanah yang mendominasi adalah asosiasi Hapludoxs dan

Dystrudepts (Lampiran 11). Ketinggian daratan rata-rata < 200 meter dpl.

Kemiringan lereng rata-rata 0-3%.

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

41

4.1.2. Lampung Timur

Lampung Timur dengan ibukota Sukadana meliputi areal dataran seluas

5.325.03 Km². Secara geografis Lampung Timur terletak pada : 104°15’ -

105°20’ BT dan 04°37’ - 05°37’ LS. Memiliki batas wilayah, antara lain :

Utara berbatasan dengan : Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten

Tulang Bawang;

Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Lampung Selatan;

Timur berbatasan dengan : Laut Jawa;

Barat berbatasan dengan : Kota Metro dan Kabupaten Lampung Tengah.

Kabupaten Lampung Timur terbagi menjadi lima unit topografi, antara

lain : 1) daerah perbukitan sampai dengan pegunungan ; 2) daerah berombak

sampai bergelombang dgn kemiringan 8-15% pada ketinggian 50-200 m dpl.; 3)

daerah Alluvial, ketinggian 25-75 m dpl, dengan kemiringan 0-3%; 4) daerah

Rawa pasang surut, dengan ketinggian 0.5-1 m dpl; 5) daerah Aliran Sungai

(DAS), yaitu Way Seputih, Way Sekampung dan Way Jepara. Ketinggian daratan

di daerah ini rata-rata <200 meter dpl dan memiliki lereng rata-rata 0-3%.

Temperatur rata-rata berkisar antara 23°C – 34°C, Curah hujan 2.800 – 2.900

mm/tahun (Lampiran 8). Geologi daerah penelitian ini sebagian besar didominasi

oleh formasi Qbs dan Terbanggi (Qpt) (Lampiran 9). Geomorfologi didominasi

oleh Denudasional dan Vulkanik (Lampiran 10). Jenis tanah yang mendominasi

adalah Asosiasi Hapludoxs & Dystrudepts dan Asosiasi Hapludults & Dystrudepts

(Lampiran 11).

4.1.3. Lampung Utara

Lampung Utara dengan ibukota Kotabumi meliputi areal dataran seluas

2.725.63 Km². Secara geografis Lampung Utara terletak pada : 104°30’ -

105°08’ BT dan 04°34’ - 05°06’ LS. Memiliki batas wilayah, antara lain :

Utara berbatasan dengan : Kabupaten Way Kanan;

Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Lampung Tengah;

Timur berbatasan dengan : Kabupaten Lampung Tengah;

Barat berbatasan dengan : Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Way

Kanan.

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

42

Kabupaten Lampung utara memiliki topografi yang merupakan rangkaian

Bukit Barisan yang terdiri dari Lereng-lereng curam dan terjal (7% dari luas

Kabupaten Lampung Utara) dengan ketinggian mulai dari 450-1.500 meter dpl.

Kawasan tersebut ditutupi oleh vegetasi hutan primer/sekunder. Di bagian Timur

tertutup vulkanis awan gelap, terbentang daerah persawahan dan perkebunan. Di

bagian utara terdapat lapisan sedimen vulkanis dan celah (fisaves errution) yang

menghasilkan minyak bumi di dalam 4 seri lapisan pelembang (Pelembang Bed)

yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. Temperatur rata-rata

berkisar antara 30°C, Curah hujan 2300 – 2400 mm/tahun (Lampiran 8), curah

hujan tertinggi di Kec. Bukit Kemuning dan terendah di Kecamatan Kotabumi

Utara. Geologi daerah penelitian ini sebagian besar didominasi oleh formasi Palau

Sebesi (Qhv) dan Kasai (Qtk) (Lampiran 9). Geomorfologi didominasi oleh

Denudasional dan Vulkanik (Lampiran 10). Jenis tanah yang mendominasi

adalah Asosiasi Hapludoxs & kandiudults dan Asosiasi Hapludoxs & Dystrudepts

(Lampiran 11).

4.1.4. Lampung Selatan

Lampung Selatan dengan ibukota Kalianda meliputi areal dataran seluas

2.109.74 Km². Secara geografis Lampung Selatan terletak pada : 105°08’-

105°45’ BT dan 05°15’-06º10’ LS. Memiliki batas wilayah, antara lain :

Utara berbatasan dengan : Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur;

Selatan berbatasan dengan : Selat Sunda.

Timur berbatasan dengan : Laut Jawa;

Barat berbatasan dengan : Samudera Hindia.

Kabupaten Lampung Selatan memiliki topografi yang dibagi menjadi 3

bagian : dataran rendah umumnya terletak di daerah sekitar pantai; Tanah rawa

terletak di daerah-daerah pesisir pantai Timur, dan pantai Timur Palas; Dataran

tinggi yang bergunung-gunung, hampir bagian terbesar terletak di sebelah Selatan.

Curah hujan rata-rata 2100 – 2800 mm/tahun (Lampiran 8). Geologi

daerah penelitian ini sebagian besar didominasi oleh formasi Lampung (QTI)

(Lampiran 9). Geomorfologi didominasi oleh Denudasional dan Fluvial

(Lampiran 10). Jenis tanah yang mendominasi adalah Asosiasi Hapludoxs &

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

43

Dystrudepts , Asosiasi Hapludoxs & Kandiudults, dan Asosiasi Hedraquents dan

Sulfaquents (Lampiran 11).

4.2. Analisis Usahatani

Analisis usahatani diperlukan agar mendapatkan titik impas atau Break

Event Point. Hal ini berarti pada produksi tersebut usaha budidaya tanaman

ubikayu tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Kondisi ini merupakan

batas bawah produksi dari kelas kesesuian lahan Sesuai Marjinal (S3). Asumsi

yang digunakan dalam usaha analisis ubikayu sebagai berikut :

Tabel 13. Analisis Usahatani Ubikayu Provinsi Lampung Biaya Produksi Harga satuan Jumlah unit Biaya Total

1 Sewa lahan/ha Rp 3.500.000 1 Rp 3.500.000

2 Bibit/stek Rp 50 10.000 Rp 500.000

3 Pupuk

- Organik ton/ha Rp 1.000.000 1.0 Rp 1.000.000

- Urea kg/ha Rp 2.000 200 Rp 400.000

- Sp-36 kg/ha Rp 2.500 100 Rp 250.000

- Kcl kg/ha Rp 3.500 150 Rp 525.000

4 Pestisida kg/ha Rp 50.000 2 Rp 100.000

5 Pajak dan peralatan Rp 500.000 1 Rp 500.000

6 Tenaga kerja

- Pengolahan lahan per hari kerja Rp 30.000 70 Rp 2.100.000

- Penanaman per hari kerja Rp 30.000 15 Rp 450.000

- Pemupukan per hari kerja Rp 30.000 35 Rp 1.050.000

- Penyiangan dan pembubunan per hari kerja Rp 30.000 40 Rp 1.200.000

Jumlah Biaya Produksi Rp 11.575.000

Pendapatan

Rata-rata produksi umbi aktual (ton/ha) Rp 800.000 21,98 Rp 17.581.091

Rata-rata produksi pati aktual (ton/ha) Rp 4.000.000 8,83 Rp 35.315.070

Produksi umbi teraan maksimum (ton/ha) 51,41 Rp 41.130.842

Produksi pati teraan maksimum (ton/ha) 13,77 Rp 11.016.934

Keuntungan Rp 29.555.842

Parameter Kelayan (B/C ratio) 2,55

BEP umbi (ton/ha) 14,47

BEP pati (ton/ha) 2,89

BEP umbi teraan maksimum (%) 28,14%

BEP pati teraan maksimum (%) 21,01% Berdasarkan perhitungan analisis usahatani ubikayu yang disajikan pada

Tabel 13 dapat diketahui bahwa persentase kelas kesesuaian lahan Sesuai

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

44

Marjinal (S3) untuk produksi umbi dan pati tidak jauh berbeda, yaitu 28,14% dan

21,01%. Nilai tersebut didapatkan dari hasil perbandingan tingkat titik impas

(BEP) dengan produksi teraan.

4.3. Hubungan antara Produksi dan Umur Contoh Tanaman

Adanya keragaman antara umur contoh tanaman dan produksi, sedangkan

produksi sebagai fungsi dengan umur, dimana produksi yang satu dengan yang

lainnya akan diperbandingkan yaitu sebagai dependent variabel, maka produksi

perlu ditera oleh umur tanaman. Hubungan antara produksi dan umur tanaman

digambarkan pada diagram sebar yang tertera pada Gambar 2. Grafik hubungan

ini didapatkan dari membandingkan data produksi aktual umbi dengan data

sebaran umur (Lampiran 3). Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

umur maka akan diketahui sebaran data yang diperoleh sehingga dapat diketahui

garis fungsi dari sebaran data tersebut. Peneraan dilakukan untuk membangun

model hubungan antara produktivitas ubikayu dengan karakteristik biofisik

lingkungan.

(a)

(b)

Gambar 2. Hubungan Produksi Umbi Aktual (a) dan Teraan Ubikayu (b) dengan Umur Tanaman.

y = 4,439x0,7676

R² = 0,056

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

0 2 4 6 8 10

Prod

uksi

um

bi (T

on/h

a)

Umur (bulan)

y = -0,483ln(x) + 25,061R² = 5E-05

0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,00

0 2 4 6 8 10

Prod

uksi

um

bi te

ra

(Ton

/ha)

Umur (bulan)

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

45

(a)

(b)

Gambar 3. Hubungan Produksi Pati Aktual (a) dan Teraan (b) Ubikayu dengan Umur Tanaman.

Dari Gambar 2a koefisien determinan R2 sangat kecil namun cenderung

produksi umbi dan pati dipengaruhi oleh umur dengan pola kurva kuadratik.

Sedangkan Gambar 2b menunjukan produksi umbi yang telah ditera dengan

umur, sehingga variasi produksi tidak dipengaruhi oleh umur namun dipengaruhi

oleh faktor lingkungan semata. Dengan menggunakan persamaan y = 4,439x0,7676

pada produksi, maka akan didapatkan produksi tera berdasarkan rumus :

Yti = 24,12 + ( Yi – 4,439x0,7676)

Yti = Produksi teraan ke- i

Yi = Produksi aktual pada umur ke- i

X = Umur (bulan)

Begitu juga untuk produksi pati tera Gambar 3a, dengan menggunakan

persamaan y = -0,483ln(x) + 25,061, maka didapat persamaan Yti = 8,83 + (Yi –

0,483ln(x) - 25,061). Gambar 3b menunjukan produksi pati yang telah ditera

y = 0,6956x2 - 8,2535x + 31,725R² = 0,3611

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

0 2 4 6 8 10

Prod

uksi

pat

i um

bi

(Ton

/ha)

Umur (bulan)

y = 0,0291ln(x) + 8,7714R² = 3E-06

0,00

5,00

10,00

15,00

0 2 4 6 8 10

Prod

uksi

pat

i ter

a (T

on/h

a)

Umur (bulan)

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

46

dengan umur. Hasil perhitungan produksi umbi dan pati teraan disajikan pada

Lampiran 3.

Untuk menentukan kualitas lahan yang dipersyaratkan untuk kesesuaian

lahan, maka sekat produksi umbi untuk Kelas S1 (sangat sesuai) adalah = 80%

dari produksi tera maksimum yaitu 41,13 ton/ha, sekat produksi untuk S2 (kelas

cukup sesuai) adalah = 60% dari produksi tera maksimum yaitu 30,85 ton/ha, dan

sekat produksi untuk S3 (kelas agak sesuai/sesuai marginal) adalah = 28,14% dari

produksi maksimum yaitu 18,08 ton/ha. Sedangkan untuk sekat produksi pati

Kelas S1 (sangat sesuai) adalah = 80% dari produksi tera maksimum yaitu 11,02

ton/ha, sekat produksi untuk S2 (kelas cukup sesuai) adalah = 60% dari produksi

tera maksimum yaitu 8,26 ton/ha, dan sekat produksi untuk S3 (kelas agak

sesuai/sesuai marginal) adalah = 21,01% dari produksi maksimum yaitu 7,26

ton/ha (Tabel 14). Kelas kesesuaian lahan didapatkan berdasarkan perhitungan

analisis usahatani yang dibatasi oleh S3 (kelas kesesuian lahan Sesuai Marjinal)

dengan nilai persentase umbi dan pati sebesar 28,14% dan 21,01%. Nilai tersebut

didapatkan dari hasil perbandingan produksi teraan dengan tingkat titik impas

(BEP).

Tabel 14. Sekat Produksi Umbi dan Pati untuk Batas Kelas Kesesuaian Lahan

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase Produksi Tera Ton/ha

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 41.13 11.02

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 30.85 8.26 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 18.08 7.26

4.4. Pengembangan Model Kesesuaian Lahan

Kualitas lahan yang akan dinilai dalam model kesesuaian lahan, yaitu :

1. Zona perakaran, meliputi : Tekstur.

2. Retensi hara, meliputi : KTK, pH tanah dan C-Organik.

3. Toxisitas, meliputi : Kejenuhan Al.

4. Ketersediaan hara, meliputi : P2O5, N-Total dan K2O.

5. Kondisi terain, meliputi : Lereng.

Model ini dikembangkan dari kerangka berpikir Walworth et al., (1986)

yang menjelaskan bahwa para peneliti/ahli tanah Amerika telah mencoba selama

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

47

bertahun-tahun untuk mengidentifikasi dan mengukur faktor-faktor yang

berhubungan dengan produksi tanaman. Mereka memiliki alasan jika suatu

hubungan yang unik antara faktor tumbuh tunggal dengan hasil panen atau

kualitasnya dapat ditentukan, maka dengan faktor yang optimal akan

mendapatkan produksi tanaman yang jauh lebih baik. Akan tetapi, kebanyakan

hubungan dengan penetapan nilai kritis untuk tujuan diagnosa seringkali berada

pada kondisi-kondisi yang tidak berbeda yaitu hanya satu faktor tumbuh yang

divariasikan sedangkan faktor lainnya sama. Oleh karena itu, penetapan dengan

nilai kritis tidak bersifat universal untuk diterapkan.

Upaya untuk mengatasi masalah tersebut digunakan persentase hasil

(produksi relatif), karena kombinasi hasil dari tanah yang berbeda atau tempat

yang berbeda lebih menunjukkan kompleksnya hubungan antara faktor tumbuh

tanaman dengan lingkungan. Jika satu satuan tentang berbagai variasi faktor

pertumbuhan yang dapat diatur pada banyak tempat, maka kumpulan data yang

ditemukan dari pengamatan bervariasi dapat dihasilkan. Diagram sebaran hasil

yang direncanakan untuk mengatasi faktor pertumbuhan tanaman untuk data

seperti itu pada umumnya mencapai puncak pada tingkat optimum dari faktor

tumbuhan tertentu. Hal tersebut harus cocok dengan garis yang membatasinya,

dengan begitu dapat memisahkan data dari situasi nyata (yang mungkin diperoleh)

dan tidak nyata (tidak mungkin diperoleh).

Garis Batas (Boundary Line) ini yang kemudian membatasi suatu kasus.

Penggambaran seperti ini akan sangat bermanfaat dalam mendiagnosa

kemungkinan perolehan produksi maksimum yang konsisten dengan nilai apapun

dari faktor pertumbuhan tertentu yang dapat ditentukan. Itu merupakan suatu hal

yang sederhana untuk menempatkan puncak dari garis tersebut, dimana sesuai

dengan tingkatan optimal dari faktor tumbuh yang sedang dinilai.

Pada hubungan produksi umbi dan kualitas lahan maupun hubungan antara

produksi biomassa pati dan kualitas lahan menunjukkan adanya keterkaitan yang

bersifat sangat nyata (**), nyata (*) dan tidak nyata. Penentuan keterkaitan ini

didasarkan pada jumlah nyata (N) pada masing-masing hubungan dan tabel nilai-

nilai nyata r dan R dalam Steel dan Torrie (1991) dengan satu peubah bebas,

dimana nilai R2 tergantung dari banyaknya N.

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

48

Dalam menetapkan Kelas Kesesuaian Lahan untuk tanaman Ubikayu,

diambil kriteria hubungan yang paling baik dari produksi terrain dan produksi pati

(pati) dengan Zona Perakaran, Retensi Hara, Ketersediaan Hara dan Kondisi

Terrain, yaitu kriteria yang dapat memenuhi kebutuhan minimal dari salah satu

produksi.

4.4.1. Hubungan antara Produksi dan Zone Perakaran

Hubungan antara produksi dan zone perakaran yaitu : kelas tekstur yang

tertera pada Gambar 4. Berdasarkan hubungan antara produksi dengan kelas

tekstur, didapat persamaan untuk produksi tera y = -0,483ln(x) + 25,061 dan

persamaan produksi pati tera y = 0,0291ln(x) + 8,7714, sedangkan sekat produksi

umbi untuk S1-S2 = 80%, S2-S3 = 60%, S3-N = 28%, dan sekat produksi pati

untuk S1-S2 = 80%, S2-S3 = 60%, S3-N = 21%. Pola yang didapatkan dari

hubungan produksi umbi ubikayu teraan dan produksi pati ubikayu teraan dengan

tekstur adalah parabola. Hal ini dikarenakan tekstur memiliki titik optimum.

Untuk hubungan antara produksi dengan tekstur, pada pasir di dapat

persamaan produksi tera y-left = 21,834ln(x) - 20,435 dan y-right = -0,8001x +

73,476, sedangkan persamaan produksi pati tera y-left = 1,4105x2 - 19,89x +

77,629 dan y-right = -1,0466x + 77,525. Pada liat persamaan produksi tera y-left

= 0,8695x + 2,8734 dan y-right = -0,0354x2 + 2,7564x + 8,133 sedangkan

persamaan produksi pati teranya y-left = 1,2395x0,6721 dan y-right = -0,4016x +

35,323. Sekat batas untuk tekstur berdasarkan produksi umbi disajikan pada

Tabel 15 dan 16.

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

49

Tabel 15. Selang nilai fraksi pasir dan liat untuk berbagai kelas kesesuaian lahan berdasarkan produksi umbi dan produksi pati ubikayu

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase Fraksi Pasir (%)

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 8 63 9 61

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 5 66 6 65 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 1 70 2 71

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase Fraksi Liat (%)

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 29 65 12 64

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 18 73 9 72 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 13 76 5 75

Tabel 16. Selang nilai tekstur untuk berbagai kelas kesesuaian lahan berdasarkan produksi umbi dan produksi pati ubikayu

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase Kelas Tekstur

Umbi Pati Umbi Pati

Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80%

C, SC, SiC, SiCL, Si, L,

CL

C, SC, SiC, SiCL, Si, L,

CL Cukup sesuai/Sesuai

marjinal S2/S3 60% 60% SCL, SL SCL, SL

Sesuai marjinal/ Tidak sesuai S3/N 28% 21% LS, C, S LS, C, S

Keterangan : C = Clay; L = Loam; S = pasir (Sand); Si = debu (Silt), SL = lempung berpasir (Sandy loam); pasir berlempung (Loamy Sand); SC = liat berpasir (Sandy Clay); SCL = Lempung Liat Berpasir; SiCL = Lempung Liat Berdebu; CL = Lempung Berliat; SiC = Liat Berdebu; SiL = Lempung berdebu.

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

50

(a)

(b)

Gambar 4. Hubungan antara Produksi Umbi Tera (a) dan Produksi Pati (b) Tera dengan Tekstur Pasir

(a)

(b)

Gambar 5. Hubungan antara Produksi Umbi Tera (a) dan Produksi Pati (b) Tera dengan Tekstur Liat

y = 21,834ln(x) - 20,435R² = 0,9809 y = -0,8001x + 73,476

R² = 0,9978

0,0010,00

20,0030,00

40,0050,00

60,00

0 20 40 60 80

Prod

uksi

um

bi t

eraa

n (T

on/h

a)Pasir (%)

y = 1,4105x2 - 19,89x + 77,629R² = 0,9058

y = -1,0466x + 77,525R² = 1

0,00

5,00

10,00

15,00

0 20 40 60 80

Prod

uksi

pat

i ter

aan

(Ton

/ha)

Pasir (%)

y = 0,8695x + 2,8734R² = 0,9974

y = -0,0354x2 + 2,7564x + 8,133R² = 0,9217

0,00

10,0020,00

30,0040,00

50,0060,00

0 20 40 60 80

Prod

uksi

um

bi t

eraa

n (T

on/h

a)

Liat (%)

y = 1,2395x0,6721

R² = 0,9905

y = -0,4016x + 35,323R² = 0,9724

0,00

5,00

10,00

15,00

0 20 40 60 80

Prod

uksi

pat

i ter

aan

(Ton

/ha)

Liat (%)

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

51

4.4.2. Hubungan antara Produksi dan Retensi Hara

Hubungan antara Produksi tanaman Ubikayu dan retensi hara seperti : C-

organik, pH H2O, dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) ditunjukkan Gambar 6,

Gambar 7, dan Gambar 8. Dengan metode yang sama seperti yang diterapkan

pada penetapan kriteria zona perakaran, maka didapatkan persamaan produksi tera

untuk C-organik y = 7,2525x2 + 28,925x - 16,578 dan produksi pati tera y = -

11,189x2 + 40,369x - 23,754. Hasil dari perhitungan mendapatkan sekat batas

produksi tera S1 dan S2 untuk C-organik adalah 1,01 %, S2 dan S3 adalah 0,40

%, dan S3 dengan N adalah 0 %. Sedangkan sekat batas produksi pati tera S1 dan

S2 adalah 1,08 %, S2 dan S3 adalah 0,53 %, S3 dan N adalah 0 % (Tabel 17).

Pola yang didapatkan dari hubungan produksi umbi ubikayu teraan dan

produksi pati ubikayu teraan dengan C-organik adalah berbanding lurus. Hal ini

dikarenakan pengaruh C-organik terhadap produksi adalah positif.

Pada pH, persamaan yang diperoleh untuk produksi umbi tera y-left =

31,274x - 119,34 dan y-right = -49,223x + 315,87, sedangkan produksi pati tera y-

left = -7,7428x2 + 83,507x - 211,16 dan y-right = -12,011x + 79,831. Hasil dari

perhitungan mendapatkan sekat batas produksi tera S1 dan S2 untuk pH adalah

4,71 atau 5,62, S2 dan S3 pada 4,47 atau 5,87, dan S3 dengan N 4,38 atau 5,97.

Sedangkan sekat batas produksi pati S1 dan S2 pada pH 4,77 atau 5,55, S2 dan S3

pada 4,54 atau 5,84, S3 dan N adalah 4,42 atau 5,95 (Tabel 18).

Pola yang didapatkan dari hubungan produksi umbi ubikayu teraan dan

produksi pati ubikayu teraan dengan pH adalah parabola. Hal ini dikarenakan pH

memiliki titik optimum.

Persamaan produksi tera untuk KTK adalah y = 8,0507x - 46,305 dan

produksi pati tera y = -0,1686x2 + 5,7096x - 27,644. Hasil dari perhitungan

mendapatkan sekat batas produksi tera S1 dan S2 untuk KTK adalah 9,33

me/100g, S2 dan S3 adalah 6,97 me/100g, S3 dan N adalah 3,67 me/100g,

sedangkan sekat batas produksi pati tera S1 dan S2 adalah 9,52 me/100g, S2 dan

S3 adalah 7,32 me/100g, dan S3 dengan N adalah 4,08 me/100g (Tabel 19).

Pola yang didapatkan dari hubungan produksi umbi ubikayu teraan dan

produksi pati ubikayu teraan dengan KTK adalah berbanding lurus. Hal ini

dikarenakan pengaruh KTK terhadap produksi adalah positif.

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

52

Tabel 17. Selang nilai C-organik untuk berbagai kelas kesesuaian lahan berdasarkan produksi umbi dan produksi pati ubikayu

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase C-org (%)

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 1,01 1,08

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 0,40 0,53 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 0,00 0,00

(a)

(b)

Gambar 6. Hubungan antara Produksi Umbi (a) dan Pati (b) Tera dengan C-Organik

Tabel 18. Selang nilai pH untuk berbagai kelas kesesuaian lahan

berdasarkan produksi umbi dan produksi pati ubikayu

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase pH

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 4,71 5,62 4,77 5,55

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 4,47 5,87 4,54 5,84 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 4,38 5,97 4,42 5,95

y = 7,2525x2 + 28,925x - 16,578R² = 0,9154

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

0 1 2 3 4 5 6

Prod

uksi

um

bi t

eraa

n (T

on/h

a)

C-org (%)

y = -11,189x2 + 40,369x - 23,754R² = 0,9334

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,0016,00

0 1 2 3 4 5 6Prod

uksi

pat

i ter

aan

(Ton

/ha)

C-org (%)

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

53

(a)

(b)

Gambar 7. Hubungan antara Produksi Umbi (a) dan Pati (b) Tera dengan pH

Tabel 19. Selang nilai KTK untuk berbagai kelas kesesuaian lahan

berdasarkan produksi umbi dan produksi pati ubikayu

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase KTK (me/100g)

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 9,33 9,52

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 6,97 7,32 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 3,67 4,08

y = 31,274x - 119,34R² = 0,9784

y = -49,223x + 315,87R² = 0,9862

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

4 4,5 5 5,5 6 6,5 7

Prod

uksi

um

bi t

eraa

n (T

on/h

a)

pH H2O

y = -7,7428x2 + 83,507x - 211,16R² = 0,977 y = -12,011x + 79,831

R² = 0,9622

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,0016,00

4 4,5 5 5,5 6 6,5 7Prod

uksi

pat

i ter

aan

(Ton

/ha)

pH H2O

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

54

(a)

(b)

Gambar 8. Hubungan antara Produksi Umbi (a) dan Pati (b) Tera dengan KTK

4.4.3. Hubungan antara Produksi dengan Ketersediaan Hara

Hubungan antara produksi Ubikayu dengan ketersediaan hara, yaitu : N

total, P-tersedia, dan K-dapat ditukar (K-dd) ditunjukkan Gambar 9, Gambar 10,

dan Gambar 11. Dengan metode yang sama seperti yang diterapkan pada

penetapan kriteria zona perakaran, maka didapat persamaan produksi tera untuk

N-total y = -4130x2 + 1816,7x - 128,17 dan produksi pati tera y = -437,56x2 +

209,62x - 9,7867. Hasil dari perhitungan mendapatkan sekat batas produksi tera

S1 dan S2 untuk N-total adalah 0,10 %, S2 dan S3 adalah 0,05 %, S3 dan N

adalah 0 %, sedangkan sekat batas produksi pati S1 dan S2 adalah 0,11 %, S2 dan

S3 adalah 0,06 %, S3 dan N adalah 0 % (Tabel 20). Untuk P-tersedia, persamaan

produksi tera y = 4,8122x + 10,199 dan produksi pati tera y = 3,2494x - 1,8877.

Hasil dari perhitungan mendapatkan sekat batas produksi tera S1 dan S2 untuk P-

tersedia adalah 5,63 ppm, S2 dan S3 adalah 4,17 ppm, S3 dan N adalah 2,68 ppm,

sedangkan sekat batas produksi pati S1 dan S2 adalah 5,93 ppm, S2 dan S3 adalah

4,44 ppm, S3 dan N 2,85 ppm (Tabel 21). Dan persamaan produksi tera K-dapat

y = 8,0507x - 46,305R² = 0,9579

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

0 5 10 15 20

Prod

uksi

um

bi t

eraa

n (T

on/h

a)

KTK (me/100g)

y = -0,1686x2 + 5,7096x - 27,644R² = 0,9606

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,0016,00

0 5 10 15 20Prod

uksi

pat

i ter

aan

(Ton

/ha)

KTK (me/100g)

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

55

ditukar y = 323,35x - 5,4651, sedangkan produksi pati tera y = 86,422x + 2,4597.

Hasil proyeksi perpotongan garis sekat produksi dengan garis batas, maka didapat

sekat batas produksi tera S1 dengan S2 untuk K-dapat ditukar adalah 0,15 %, S2

dan S3 adalah 0,06 %, S3 dan N adalah 0,02 %, sedangkan sekat batas produksi

pati tera S1 dan S2 adalah 0,17 %, S2 dan S3 adalah 0,07 %, S3 dan N adalah

0,02 % (Tabel 22).

Pola yang didapatkan dari hubungan produksi umbi ubikayu teraan dan

produksi pati ubikayu teraan dengan ketersediaan hara dalam hal ini N, P, dan K

adalah berbanding lurus. Hal ini dikarenakan pengaruh N, P, dan K terhadap

produksi adalah positif.

Tabel 20. Selang nilai N-total untuk berbagai kelas kesesuaian lahan berdasarkan produksi umbi dan produksi pati ubikayu

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase N-total (%)

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 0,10 0,11

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 0,05 0,06 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 0,00 0,00

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

56

(a)

(b)

Gambar 9. Hubungan antara Produksi Umbi (a) dan Pati (b) Tera dengan N-Total

Tabel 21. Selang nilai P-tersedia untuk berbagai kelas kesesuaian lahan berdasarkan produksi umbi dan produksi pati ubikayu

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase P-tersedia (ppm)

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 5,63 5,93

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 4,17 4,44 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 2,68 2,85

y = -4130x2 + 1816,7x - 128,17R² = 0,972

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50

Prod

uksi

um

bi t

eraa

n (T

on/h

a)

N-Total (%)

y = -437,56x2 + 209,62x - 9,7867R² = 0,9065

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,0016,00

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50Prod

uksi

pat

i ter

aan

(Ton

/ha)

N-Total (%)

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

57

(a)

(b)

Gambar 10. Hubungan antara Produksi Umbi (a) dan Pati (b) Tera dengan P-Tersedia

Tabel 22. Selang nilai K dapat ditukar untuk berbagai kelas kesesuaian lahan berdasarkan produksi umbi dan produksi pati ubikayu

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase K-dd (me/100g)

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 0,15 0,17

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 0,06 0,07 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 0,02 0,02

y = 4,8122x + 10,199R² = 0,994

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00

Prod

uksi

um

bi t

eraa

n (T

on/h

a)

P-Tersedia (ppm)

y = 3,2494x - 1,8877R² = 0,9728

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,0016,00

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00Prod

uksi

pat

i ter

aan

(Ton

/ha)

P-Tersedia (ppm)

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

58

(a)

(b)

Gambar 11. Hubungan antara Produksi Umbi (a) dan Pati Tera (b) dengan K-dapat ditukar

4.4.4. Hubungan antara Produksi dan Kondisi Terrain

Hubungan produksi Ubikayu dengan kondisi terrain, yaitu : lereng

ditunjukkan Gambar 12. Dengan cara yang sama seperti yang diterapkan pada

penetapan kriteria zona perakaran, maka didapat persamaan produksi tera untuk

lereng y = -0,8471x2 + 1,8465x + 50,554 dan produksi pati y = -0,5471x2 +

4,0007x + 8,019.

Hasil dari perhitungan mendapatkan sekat batas produksi tera S1 dan S2

untuk lereng adalah 4,22 %, S2 dan S3 adalah 8,86 %, S3 dan N 19,00 %,

sedangkan sekat batas produksi pati S1 dan S2 adalah 3,20 %, S2 dan S3 adalah

6,99 %, S3 dan N 15,86 % (Tabel 23).

Pola yang didapatkan dari hubungan produksi umbi ubikayu teraan dan

produksi pati ubikayu teraan dengan kemiringan lereng adalah berbanding

terbalik. Hal ini dikarenakan pengaruh kemiringan lereng terhadap produksi

adalah negatif.

y = 323,35x - 5,4651R² = 0,9485

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80

Prod

uksi

um

bi t

eraa

n (T

on/h

a)

K-dd (me/100g)

y = 86,422x + 2,4597R² = 0,9073

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,0016,00

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80Prod

uksi

pat

i ter

aan

(Ton

/ha)

K-dd (me/100g)

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

59

Tabel 23. Selang nilai lereng untuk berbagai kelas kesesuaian lahan berdasarkan produksi umbi dan produksi pati ubikayu

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase Lereng (%)

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 4,22 3,20

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 8,86 6,99 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 19,00 15,86

(a)

(b)

Gambar 12. Hubungan antara Produksi Umbi (a) dan Pati (b) Tera dengan Lereng

4.4.5. Hubungan antara produksi dan Toksisitas

Hubungan produksi Ubikayu dengan toksisitas, yaitu : ketersediaan Al

ditunjukkan Gambar 13. Dengan cara yang sama seperti yang diterapkan pada

penetapan kriteria zona perakaran, maka didapat persamaan produksi tera untuk

lereng y = -13,23x + 49,586 dan produksi pati y = -3,2588x + 13,278.

y = -0,8471x2 + 1,8465x + 50,554R² = 0,9597

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

0 2 4 6 8 10

Prod

uksi

um

bi te

raan

(Ton

/ha)

Lereng

y = -0,5471x2 + 4,0007x + 8,019R² = 0,9317

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

0 2 4 6 8 10Prod

uksi

pat

i ter

aan

(Ton

/ha)

Lereng

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

60

Hasil dari perhitungan mendapatkan sekat batas produksi tera S1 dan S2

untuk lereng adalah 2,30 me/100g, S2 dan S3 adalah 4,53 me/100g, S3 dan N 7,66

me/100g, sedangkan sekat batas produksi pati S1 dan S2 adalah 1,74 me/100g, S2

dan S3 adalah 3,39 me/100g, S3 dan N 5,81 me/100g (Tabel 24).

Pola yang didapatkan dari hubungan produksi umbi ubikayu teraan dan

produksi pati ubikayu teraan dengan ketersediaan Al adalah berbanding terbalik.

Hal ini dikarenakan pengaruh ketersediaan Al terhadap produksi adalah negatif.

Tabel 24. Selang nilai Al untuk berbagai kelas kesesuaian lahan berdasarkan produksi umbi dan produksi pati ubikayu

Kelas Kesesuaian Lahan Persentase Al (me/100g)

Umbi Pati Umbi Pati Sangat sesuai/Cukup sesuai S1/S2 80% 80% 2,30 1,74

Cukup sesuai/Sesuai marjinal S2/S3 60% 60% 4,53 3,39 Sesuai marjinal/Tidak sesuai S3/N 28% 21% 7,66 5,81

(a)

(b)

Gambar 13. Hubungan antara Produksi Umbi dan Pati Tera dengan Al

y = -13,23x + 49,586R² = 0,9791

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

Prod

uksi

um

bi t

eraa

n (T

on/h

a)

Al (me/100g)

y = -3,2588x + 13,278R² = 0,9753

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,0016,00

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3Prod

uksi

pat

i ter

aan

(Ton

/ha)

Al (me/100g)

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

61

4.5. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Ubikayu

Kriteria Kesesuaian Lahan untuk tanaman Ubikayu diambil berdasarkan

persyaratan tumbuh dan studi lapang dari produksi umbi yang disajikan pada

Tabel 25.

Tabel 25. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubikayu Berbasis Produksi Umbi Provinsi Lampung

Kualitas Lahan/ Karakter Lahan

Kelas Kesesuaian Lahan Sangat Sesuai

(S1) Cukup Sesuai

(S2) Agak Sesuai

(S3) Tidak Sesuai

(N)

Media perakaran (r )

- Tekstur C, SC, SiC, SiCL, Si, L,

CL SCL SL LS, S

Retensi hara (f)

- pH 4,71 - 5,62 4,47 - 4,71 atau 5,62 -

5,87

< 4,47 atau > 5,87 -

- KTK > 9,33 6,97 - 9,33 < 6,97 - - C-organik (%) > 1,01 0,40 - 1,01 < 0,40 - Toksisitas (x)

- Al-dd (me/100g) < 2,30 2,30 - 4,53 > 4,53 -

Hara tersedia (h)

- N total (%) > 0,10 0,05 - 0,10 < 0,05 - - P tersedia (ppm) > 5,63 4,17 - 5,63 < 4,17 - - K-dd (me/100 g) > 0,15 0,06 - 0,15 < 0,06 - Kondisi medan/ terrain (m) - Lereng (%) < 4,22 4,22 - 8,86 8,86 - 19,00 > 19,00

Keterangan : C = Clay; L = Loam; S = pasir (Sand); Si = debu (Silt), SL = lempung berpasir (Sandy loam); pasir berlempung (Loamy Sand); SC = liat berpasir (Sandy Clay); SCL = Lempung Liat Berpasir; SiCL = Lempung Liat Berdebu; CL = Lempung Berliat; SiC = Liat Berdebu; SiL = Lempung berdebu.

Sedangkan, Kriteria Kesesuaian Lahan untuk tanaman Ubikayu diambil

berdasarkan persyaratan tumbuh dan studi lapang dari produksi umbi yang

disajikan pada Tabel 26.

Page 24: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

62

Tabel 26. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubikayu Berbasis Produksi Pati Provinsi Lampung

Kualitas Lahan/ Karakter Lahan

Kelas Kesesuaian Lahan

Sangat Sesuai (S1)

Cukup Sesuai (S2)

Agak Sesuai (S3)

Tidak Sesuai (N)

Media perakaran (r )

- Tekstur C, SC, SiC, SiCL, Si, L,

CL

SCL SL LS, S

Retensi hara (f) - pH 4,77 - 5,55

4,54 - 4,77 atau 5,55 -

5,84

< 4,54 atau > 5,84 -

- KTK > 9,52 7,32 - 9,52 < 7,32 - - C-organik (%) > 1,08 0,53 - 1,08 < 0,53 - Toksisitas (x)

- Al-dd (me/100g) < 1,74 1,74 - 3,39 > 3,39 - Hara tersedia (h)

- N total (%) > 0,11 0,06 - 0,11 < 0,06 - - P tersedia (ppm) > 5,93 4,44 - 5,93 < 4,44 - - K-dd (me/100 g) > 0,17 0,07 - 0,17 < 0,07 - Kondisi medan/ terrain (m) - Lereng (%) < 3,20 3,20 - 6,99 6,99 - 15,86 > 15,86

Keterangan : C = Clay; L = Loam; S = pasir (Sand); Si = debu (Silt), SL = lempung berpasir (Sandy loam); pasir berlempung (Loamy Sand); SC = liat berpasir (Sandy Clay); SCL = Lempung Liat Berpasir; SiCL = Lempung Liat Berdebu; CL = Lempung Berliat; SiC = Liat Berdebu; SiL = Lempung berdebu.

Berdasarkan dua kriteria kesesuaian lahan yang telah dibuat (Tabel 25 dan

Tabel 26), dapat diketahui bahwa antara kriteria kesesuaian lahan berbasis

produksi umbi dan berbasis produksi pati ubikayu menunjukkan batas-batas kelas

kesesuaian yang tidak jauh berbeda dan relatif sama. Hal ini berarti antara

produksi umbi dan produksi pati ubikayu memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

4.6. Analisis Kesesuaian Lahan Penelitian Berdasarkan Kriteria Kesesuaian Lampung dan Jawa Barat Untuk Produksi Ubikayu

Setelah mendapatkan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman ubikayu

berdasarkan data beberapa sentra penghasil ubikayu di Provinsi Lampung maka

dicoba untuk diperbandingkan dengan sampel ubikayu pada beberapa lokasi di

Provinsi Lampung. Proses penilaian kesesuaian lahan yakni membandingkan

Page 25: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

63

antara sifat dan karakteistik tanah dengan persyaratan tumbuh tanaman, dimana

persyaratan yang digunakan berdasarkan kriteria yang telah dibuat dari penelitian

di Provinsi Lampung dan penelitian di daerah lainnya dalam hal ini daerah Bogor

dan sekitarnya (berdasarkan Hidayah, 2011). Proses penilaian kesesuaian lahan

yang dilakukan berfungsi untuk melihat kelas kesesuaian lahan dari beberapa titik

lokasi penelitian. Hal ini disajikan pada Tabel 27 dan Tabel 28.

Tabel 27. Kelas Kesesuaian Berdasarkan Kriteria Kesesuaian Lahan Penelitian Lampung

No Kode Lereng pH H2O C-org KTK Al Kelas Kesesuaian

1 L1 0,01 5,60 1,35 13,25 0,00 S1 2 L2 0,01 6,20 1,67 11,69 0,00 S3 (f) 3 L3 0,02 4,60 1,83 9,47 0,82 S2 (f) 4 L4 0,01 5,60 4,00 13,68 0,00 S1 5 L5 0,01 5,40 2,07 11,24 0,38 S1 6 L6 0,07 4,70 4,80 9,90 0,89 S2 (m) 7 L7 0,08 5,90 1,20 9,75 0,00 S3 (f) 8 L8 0,02 4,50 1,11 5,66 1,62 S3 (f) 9 L9 0,02 5,50 1,75 13,91 0,00 S1

10 L10 0,01 6,00 2,07 15,36 0,00 S3 (f) 11 L11 0,02 5,80 1,11 12,74 0,00 S2 (f) 12 L12 0,02 5,50 0,55 10,26 0,00 S2 (f) 13 L13 0,01 5,50 1,83 9,14 0,00 S2 (f) 14 L14 0,01 5,10 1,19 7,96 1,16 S2 (f) 15 L15 0,02 5,40 0,71 11,43 0,78 S2 (f) 16 L16 0,03 5,50 3,83 14,53 0,00 S1 17 L17 0,03 4,80 1,03 9,90 2,04 S1 18 L18 0,06 4,50 2,63 12,48 2,51 S2 (f,x,m) 19 L19 0,01 5,10 2,31 14,04 1,46 S1 20 L20 0,02 6,00 2,23 14,75 0,00 S3 (f) 21 L21 0,08 5,30 2,40 15,58 0,24 S2 (m) 22 L22 0,01 4,30 1,75 8,39 2,42 S3 (f)

Berdasarkan Tabel 27, dapat dilihat tanaman ubikayu mayoritas memiliki

kelas kesesuaian S2 dengan faktor pembatas retensi hara, kondisi terrain dan

toksisitas. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kelas kesesuaian

lahan dan produktivitas tanaman adalah dengan melakukan pengapuran dan

penambahan bahan organik. Sedangkan untuk lahan dengan kelas kesesuaian S3

Page 26: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

64

dengan faktor pembatas retensi hara usaha yang dapat dilakukan adalah dengan

pengapuran dan penambahan bahan organik dengan dosis yang lebih tinggi.

Tabel 28. Kelas Kesesuaian Berdasarkan Kriteria Kesesuaian Lahan Penelitian Jawa Barat

No KODE Lereng pH H2O C-org KTK Al Kelas Kesesuaian

1 L1 0,01 5,60 1,35 13,25 0,00 N (f) 2 L2 0,01 6,20 1,67 11,69 0,00 N (f) 3 L3 0,02 4,60 1,83 9,47 0,82 S3 (f) 4 L4 0,01 5,60 4,00 13,68 0,00 N (f) 5 L5 0,01 5,40 2,07 11,24 0,38 S3 (f) 6 L6 0,07 4,70 4,80 9,90 0,89 S3 (f) 7 L7 0,08 5,90 1,20 9,75 0,00 N (f) 8 L8 0,02 4,50 1,11 5,66 1,62 N (f) 9 L9 0,02 5,50 1,75 13,91 0,00 N (f)

10 L10 0,01 6,00 2,07 15,36 0,00 N (f) 11 L11 0,02 5,80 1,11 12,74 0,00 N (f) 12 L12 0,02 5,50 0,55 10,26 0,00 N (f) 13 L13 0,01 5,50 1,83 9,14 0,00 N (f) 14 L14 0,01 5,10 1,19 7,96 1,16 S3 (f) 15 L15 0,02 5,40 0,71 11,43 0,78 S3 (f) 16 L16 0,03 5,50 3,83 14,53 0,00 N (f) 17 L17 0,03 4,80 1,03 9,90 2,04 S3 (f) 18 L18 0,06 4,50 2,63 12,48 2,51 N (f) 19 L19 0,01 5,10 2,31 14,04 1,46 S1 20 L20 0,02 6,00 2,23 14,75 0,00 N (f) 21 L21 0,08 5,30 2,40 15,58 0,24 S1 22 L22 0,01 4,30 1,75 8,39 2,42 N (f)

Pada Tabel 28, dapat dilihat kelas kesesuaian lahan N yang didapatkan

dari kriteria penelitian lain mendominasi pada beberapa titik. Faktor pembatas

retensi hara menjadi faktor utama yang mempengaruhi kelas kesesuaian lahan dan

produktivitas tanaman. Agar didapatkan produktivitas tanaman dan kelas

kesesuaian lahan yang lebih baik dapat dilakukan usaha pengapuran dan

penambahan bahan organik dengan dosis yang cukup tinggi. Sedangkan untuk

lahan dengan kelas kesesuaian S3 dengan faktor pembatas retensi hara usaha yang

dapat dilakukan adalah dengan pengapuran dan penambahan bahan organik

dengan dosis yang lebih rendah dari titik-titik dengan kelas N.

Page 27: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

65

4.7. Peta Kelas Kesesuaian Lahan

Setelah didapatkan kriteria kesesuaian lahan tanaman ubikayu untuk

Provinsi Lampung, data tersebut dapat diaplikasikan kedalam peta menggunakan

Arcgis 9. Data dari beberapa lokasi penelitian diplotkan kedalam peta dan

dikelaskan menggunakan metode IDW (Inverse Distance Weighting) sehingga

menghasilkan peta sebaran kelas kesesuaian lahan untuk masing-masing kualitas

lahan yang akan dinilai (Lampiran 14 dan Lampiran 15). Metode IDW

digunakan dalam pembuatan peta ini karena untuk memperoleh sebaran kelas

kesesuaian lahan dengan data yang terbatas dan jarak titik yang kurang menyebar.

Untuk mengetahui sebaran kelas kesesuaian dengan kriteria kesesuaian lahan

berdasarkan sifat tanah yang relatif, maka pada Gambar 14 akan disajikan peta

kesesuaian lahan tanaman ubikayu berdasarkan kriteria kesesuaian lahan berbasis

produksi di Provinsi Lampung dan pada Gambar 15 akan disajikan peta

kesesuaian lahan tanaman ubikayu berdasarkan kriteria kesesuaian lahan yang

didapatkan dari data penelitian Hidayah (2011). Sedangkan Tabel 29 dan Tabel

30 merupakan tabel luas area & persentase sebaran kelas kesesuaian lahan dari

masing-masing peta.

Gambar 14. Peta Kesesuaian Lahan Penelitian Lampung

Page 28: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

66

Tabel 29. Luas dan Persentase Kelas Kesesuaian Berdasarkan Kriteria Kesesuaian Lahan Penelitian Lampung

NO Kelas Kesesuaian Lahan Luas area (Ha) Persentase 1 S1 201033 21,90% 2 S2 (f) 374707 40,90% 3 S2 (f,m) 140168 15,30% 4 S2 (f,x) 27504 3,00% 5 S2 (f,x,m) 3390 0,40% 6 S2 (m) 24582 2,70% 7 S3 (f) 18848 2,10% 8 S3 (f,m) 795 0,10% 9 S3 (m) 66469 7,30%

10 N (m) 58600 6,40% Berdasarkan Tabel 29 persentase luas area kelas kesesuaian lahan terluas

adalah kelas kesesuaian lahan S2 (f) dengan persentase sebesar 40,9%. Kelas

kesesuaian S2 (f) merupakan kelas yang cukup sesuai dengan faktor pembatas

retensi hara. Sedangkan persentase luas area kelas kesesuaian lahan terkecil

adalah S3 (f,m) dengan pesrsentase sebesar 0,1%. Kelas kesesuaian S3 (f,m)

merupakan kelas sesuai marjinal dengan faktor pembatas retensi hara dan kondisi

terain.

Gambar 15. Peta Kesesuaian Lahan Penelitian Lain Berdasarkan Data

Penelitian Hidayah, (2011)

Page 29: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

67

Tabel 30. Luas dan Persentase Kelas Kesesuaian Berdasarkan Kriteria Kesesuaian Lahan Penelitian Jawa Barat

NO Kelas Kesesuaian Lahan Luas area (Ha) Persentase 1 S1 9244 1,01% 2 S2 (f) 49508 5,40% 3 S2 (f,m) 2632 0,29% 4 S2 (m) 0 0% 5 S3 (f) 480465 52,45% 6 S3 (f,m) 22056 2,41% 7 S3 (m) 1924 0,21% 8 N (f) 346507 37,83% 9 N (f,m) 308 0,03% 10 N (m) 3407 0,37%

Berdasarkan Tabel 30 persentase luas area kelas kesesuaian lahan terluas

adalah kelas kesesuaian lahan S3 (f) dengan persentase sebesar 52,45%. Kelas

kesesuaian S3 (f) merupakan kelas sesuai marjinal dengan faktor pembatas retensi

hara. Sedangkan persentase luas area kelas kesesuaian lahan terkecil adalah S2

(m) dengan pesrsentase sebesar 0%. Kelas kesesuaian S2 (m) merupakan kelas

cukup sesuai dengan faktor pembatas kondisi terain.

4.8. Perbandingan Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Ubikayu

Kriteria kesesuaian lahan berbasis produksi yang telah diperoleh Tabel

25, diperbandingkan dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah dibuat

sebelumnya di daerah Bogor dan sekitarnya Lampiran 5 dengan memplotkan

kedua kriteria ini kedalam peta Gambar 14 dan Gambar 15. Terlihat perubahan

kelas kesesuaian lahan Tabel 31.

Page 30: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN · Topografi Lampung dapat dibagi dalam 5 ... yang ditandai dengan singkapan endapan tufa masam. ... Setelah mendapatkan gafik hubungan produksi dan

68

Tabel 31. Perbandingan Kelas Kesesuaian Berdasarkan Kriteria Kesesuaian Lahan Penelitian di Provinsi Lampung dan Penelitian Lain

NO Perbandingan Kriteria Luas area (Ha) Persentase Penelitian Penelitian lain 1 N N 7.639 0,83%

S3 49.109 5,36% S2 1.844 0,20% S1 0 0%

2 S3 N 27.764 3,03% S3 52.675 5,75% S2 5.348 0,58% S1 325 0,04%

3 S2 N 249.980 27,29% S3 282.376 30,83% S2 34.761 3,79% S1 3.206 0,35%

4 S1 N 64.838 7,08% S3 120.285 13,13% S2 10.187 1,11% S1 5.712 0,62%

Keterangan : Penelitian (berdasarkan data kriteria Lampung) dan Penelitian lain (berdasarkan data Kriteria Hidayah, 2011)

Berdasarkan Tabel 31 dapat diketahui perubahan kelas terbesar adalah

kelas S2 pada penelitian berdasarkan kriteria Lampung dengan kelas S3 pada

penelitian berdasarkan kriteria Hidayah (2011) yang memiliki luas area sebesar

282.376 Ha atau 30,83% dari total luas area penelitian. Kelas kesesuaian lahan

yang tidak mengalami perubahan atau memiliki kelas yang sama adalah seluas

100.786 Ha atau 11% dari total luas area penelitian.