iv. hasil dan pembahasan 4.1. gambaran umum … · mesin pembakaran terbesar dengan produksi lebih...
TRANSCRIPT
30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Honda Motor Company, Ltd atau Honda Technology Research Institute
Company, Limited adalah produsen mobil, truk, sepeda motor dan skuter asal
Jepang. Perusahaan ini juga membuat kendaraan segala medan, generator listrik,
mesin kelautan dan peralatan taman.
Honda didirikan pada tanggal 24 September 1948 oleh Soichiro Honda. Honda
merupakan produsen sepeda motor terbesar di dunia sejak 1959, dan juga produsen
mesin pembakaran terbesar dengan produksi lebih dari 14 juta unit tiap tahun.
Perusahaan Mobil Honda berhasil menggusur Nissan sebagai produsen mobil kedua
terbesar di Jepang tahun 2001. Honda juga menggusur Chrysler, untuk menjadi
pabrikan mobil terbesar keempat di pasar AS. Sekarang ini, Honda juga pabrikan
mobil terbesar keenam di dunia. Pada 2004, perusahaan ini mulai memproduksi
motor diesel, yang sangat tenang dan tidak membutuhkan penyaring untuk dapat
melewati standar polusi.
Honda merupakan pabrikan Jepang pertama yang meluncurkan merek mobil
mewahnya, menggunakan merk Acura untuk mobil mewahnya di Amerika Utara.
Mobil Honda terkenal dengan daya tahan dan jarang rusak. Penjualan Honda di
Indonesia paling terkenal dengan sepeda motornya. Honda Motor Company, Ltd
masuk Indonesia pada tanggal 11 Juni 1971, dimana saham terbesar dimiliki oleh PT.
Astra Internasional. (www.mobil-indonesia.com/sejarah-honda.html)
Salah satu pusat penjualan resmi mobil Honda adalah PT. Honda Mandiri
Prawira Raya Motor atau yang lebih dikenal dengan nama PT. Honda Mandiri Bogor
didirika pada tanggal 10 Juni 1987. Berlokasi di Jalan Pajajaran no. 27 Bogor, diatas
tanah seluas 3.300 m2. Sebagai satu – satunya tempat penjualan resmi Honda yang
berada di Kota Bogor, PT. Honda Mandiri Bogor melayani penjualan mobil,
perawatan kendaraan dan penyediaan suku cadang orisinil Honda. Pada Juni 2008,
PT. Honda Mandiri Bogor melakukan perluasan dengan membuka layanan khusus
31
perawatan dan penjualan suku cadang orisinil di Jalan Bina Marga I no.15 Bogor,
yang berdiri diatas tanah seluas 3.600m2.
4.1.2 Visi, Misi dan Moto Perusahaan
Honda Motor Company, Ltd beroperasi dengan prinsip dasar “Respect for the
Individual” dan “The Three Joys” yang mengekpresikan kesenangan dalam membeli,
kesenangan dalam menjual dan juga kesenangan dalam menciptakan. Sedangkan
“Respect for the Individual” merefleksikan keinginan untuk menghargai karakter dan
kemampuan yang unik pada setiap individu, mempercayai satu sama lain sebagai
rekan kerja untuk melakukan yang terbaik dalam segala situasi.
Prinsip dasar perusahaan yaitu menjaga pedapat pasar global untuk
menyediakan produk dengan kualitas terbaik, dengan harga yang sangat bersahabat
bagi pelanggan, dengan moto yang diusung “The Power of Dream”. Visi dari PT.
Honda Mandiri Bogor adalah memberi pelayanan yang terbaik. Sedangkan misi
yang dimiliki adalah memasarkan produk Honda dan memberikan pelayanan servis.
4.1.3 Produk – Produk Perusahaan
Sebagai pusat penjualan resmi Honda satu – satunya di Kota Bogor, PT. Honda
Mandiri Bogor memasarkan hampir seluruh produk mobil Honda serta suku cadang.
Beberapa produk yang dipasarkan oleh PT. Honda Mandiri Motor antara lain adalah:
1. Honda City, merupakan mobil sedan dengan 5 (lima) penumpang, tampil
dengan desain garis tegas dan interior yang modern memancarkan energi
yang dinamis serta performa yang handal. Honda City memiliki teknologi
efisiensi bahan bakar yang ramah lingkungan, ruang kabin yang lapang
sehingga memberikan rasa nyaman dalam berkendara. Honda City hadir
dengan kapasitas mesin 1500 cc dengan dimensi 4.385mm x 1.715mm x
1.470mm, adapun harga yang ditawarkan berkisar dari Rp 261.000.000 –
Rp 285.000.000.
2. Honda Civic, merupakan sedan kelas menengah dengan 5 (lima)
penumpang dengan eksterior yang stylish dan sporty serta kabin yang
eksklusif. Didukung dengan teknologi VSA (Vehicle Stability Assist) dan
Multiplex meter. Honda Civic merupakan salah satu sedan favorit di
kelasnya, dengan berbagai penghargaan yang bergengsi. Honda Civic
32
hadir dengan 2 (dua) type mesin yaitu 1800 cc SOHC dan 2000 cc DOHC,
dengan dimensi 4.540mm x 1.750mm x 1.435mm. Harga yang ditawarkan
oleh Honda adalah Rp 339.000.000 – Rp 352.000.000 untuk tipe 1800 cc
SOHC dan Rp 404.000.000 untuk tipe 2000 cc DOHC.
3. Honda Accord, merupakan sedan kelas premium atau mewah pada jajaran
mobil Honda. Sedan dengan moto “Unlimited Luxury” ini memiliki
kapasitas penumpang 5 (lima) orang dengan interior yang sangat mewah.
Honda Accord memiliki beberapa type mesin, 2.4 L VTi MT – 2.4 L VTi
AT – 2.4 L VTi-L AT – 3.5 L V6 AT, dengan dimensi 4.935mm x
1.845mm x 1.476mm. Adapun harga yang ditawarkan adalah Rp
428.500.000 – Rp 481.500.000 untuk type 2.4 L dan Rp 708.000.000
untuk 3.5 L V6.
4. Honda Jazz, merupakan city car yang diusung oleh Honda dengan desain
yang sporty dan efisiensi bahan bakar. City cay ini memiliki kapasitas
penumpang hingga 5 (lima) orang dengan interior yang canggih dan selalu
menjadi trendsetter di kelasnya. Honda Jazz hadir dengan kapasitas mesin
1500cc SOHC dengan dimensi 3.900mm x 1.695mm x 1.525mm, dan
harga yang dibandrol oleh Honda berkisar antara Rp 198.500.000 – Rp
224.000.000.
5. Honda Freed, merupakan salah satu produk teranyar dari Honda. Mobil
yang berada pada kelas MPV (Multy Purpose Vehicle) ini memiliki
kapasitas penumpang 7 (tujuh) orang dengan desain eksterior yang unik
dilengkapi dengan teknologi yang mutakhir. Mobil ini memiliki dimensi
4.215mm x 1.700mm x 1.735mm, Honda Freed hanya memiliki satu tipe
mesin yaitu 1.5 L SOHC, 4 silinder segaris i-VTEC. Adapun harga yang
ditawarkan oleh Honda berkisar antara Rp 219.000.000 – Rp 260.000.000.
6. Honda Oddysay, adalah salah satu tipe MPV (Multy Purpose Vehicle)
yang mewah dari Honda. Honda Oddysay memiliki motto “Excitement
Inside Sophiscation” atau bisa diartikan “Kegembiraan Dalam Hidup”
motto ini digunakan karena Honda Oddysay memiliki kesempurnaan
dalam berkendara. Didukung oleh eksterior yang elegan dan interior yang
mewah serta kenyamanan dalam berkendara, Honda Oddysay menjadi
33
mobil premium dikelasnya. Dengan dimensi 4.800mm x 1.800mm x
1.545mm, dengan mesin 2.4 L 4 silinder segaris Honda Odysay dibandrol
dengan harga Rp 529.000.000.
7. Honda CR-V, “Refinement of Style, Safety and Comfort” merupakan motto
dari SUV (Sport Utility Vehicle) keluaran Honda ini. Kesetabilan
berkendara, kenyamanan yang tiada duanya dalam kabin yang lapang dan
mewah, performa mesin yang responsive, serta teknologi keselamatan dan
fitur – fitur yang inovatif. Honda CR-V hadir dalam dua tipe mesin yaitu
i-VTEC 2.0 L SOHC dan i-VTEC 2.4 L DOHC, dengan dimensi 4.566mm
x 1.820mm x 1.680mm. Adapun harga yang dibandrol untuk kedua tipe
tersebut berkisar antara Rp 348.000.000 – Rp 359.000.000 untuk tipe i-
VTEC 2.0 L SOHC dan Rp 388.000.000 untuk tipe i-VTEC 2.4 L DOHC.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Analisis Kointegrasi
Menurut Chen dan Knez pada tahun 1995 dalam Lucey et al (2004) Sebelum
melakukan analisis dalam model VAR/VECM adalah uji kointegrasi, yaitu dapat
menjelaskan bahwa variabel yang diamati dalam penelitian ini akan stabil pada
jangka panjang. Esensi dari cointegration adalah bahwa series tidak dapat menyebar
ke segala arah jauh dari satu sama lain dan menjelaskan bahwa keberadaan hubungan
jangka panjang antara series ini dengan series yang lain dapat ditulis pada suatu
format Error Correction. Salah satu syarat agar tercapai keseimbangan jangka
panjang ad alah apabila pola data yang digunakan stasioner pada level nol maka
menggunakan metode VAR, dan apabila pola data yang digunakan tidak stasioner
pada level nol maka menggunakan metode VECM dalam menganalisa stasioneritas,
tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada tingkat signifikan 5 persen. Data
penjualan yang dianalisis adalah data penjualan bulanan City Car, Sedan, MPV dan
SUV yang diperoleh dari tahun 2008 sampai 2011.
4.2.2 Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas data pada seluruh variabel dengan Augmented Dickey-Fuller
Test (ADF) menggunakan perangkat lunak Eviews 6. Hasil pegujian stasioner dapat
dilihat pada table 2 berikut ini.
34
Tabel 2. Hasil Uji Stationer
Variabel Test Critical
Value (5%) T - Statistic Probability
City -2.948404 -5.358127 0.0001
Civic -2.954021 -3.663838 0.0096
Jazz -2.948404 -5.784174 0.0000
Freed -2.948404 -3.904217 0.0050
CR-V -2.948404 -4.018992 0.0037
Berdasarkan hasil Tabel 2 tersebut menunjukan bahwa semua variabel yang
digunakan dalam penelitian ini telah stationer, hal ini karena nilai nilai Test Critical
Values lebih kecil dari nilai t-statistic dengan nilai kritis pada taraf 5 persen.
Setelah uji stasioner sudah dilakukan dan menunjukan hasil yang stasioner
pada level, maka dapat menggunakan model VAR, dan apabila tidak semuanya
stasioner maka digunakan model VECM. Dengan data yang ditunjukan oleh tabel
diatas, dapat disimpulkan model yang digunakan adalah VAR dan dapat disimpulkan
pula bahwa terdapat hubungan diantara variabel – variabel tersebut dalam jangka
panjang.
4.2.3 Uji Kausalitas Granger
Uji kausalitas multivariate dilakukan untuk melihat hubungan kausalitas antara
variabel-variabel yang ada dalam model. Hubungan kausalitas antar variabel dapat
diketahui dengan melakukan Pairwise Granger Causality Test. Hipotesis nol ( )
yang diuji adalah tidak ada hubungan kausalitas dan hipotesis alternatifnya ( )
adalah adanya hubungan kausalitas. Nilai probability sebesar 5 persen digunakan
untuk menentukan apakah diterima atau ditolak. Apabila nilai probabilitasnya
kurang atau sama dengan 5 persen maka terima tolak , dan apabila nilai
probabilitasnya lebih dari 5 persen maka terima tolak . Hasil uji kausalitas
untuk produk City, Civic, Jazz, Freed dan CR-V dapat dilihat pada table 3 berikut
ini.
35
Tabel 3. Hasil Uji Kausalitas untuk produk City, Civic, Jazz, Freed dan CR-V
Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. CIVIC does not Granger Cause CITY 34 2.39333 0.1091
CITY does not Granger Cause CIVIC 1.63110 0.2132 CRV does not Granger Cause CITY 34 1.71391 0.1979
CITY does not Granger Cause CRV 3.89322 0.0318 FREED does not Granger Cause CITY 34 0.91566 0.4115
CITY does not Granger Cause FREED 3.01793 0.0645 JAZZ does not Granger Cause CITY 34 1.48401 0.2434
CITY does not Granger Cause JAZZ 0.40805 0.6687 CRV does not Granger Cause CIVIC 34 0.28207 0.7563
CIVIC does not Granger Cause CRV 2.37823 0.1106 FREED does not Granger Cause CIVIC 34 0.37016 0.6938
CIVIC does not Granger Cause FREED 3.66464 0.0381 JAZZ does not Granger Cause CIVIC 34 3.59395 0.0403
CIVIC does not Granger Cause JAZZ 2.40293 0.1082 FREED does not Granger Cause CRV 34 0.03269 0.9679
CRV does not Granger Cause FREED 0.10165 0.9037 JAZZ does not Granger Cause CRV 34 1.94242 0.1616
CRV does not Granger Cause JAZZ 1.13838 0.3342 JAZZ does not Granger Cause FREED 34 1.79114 0.1847
FREED does not Granger Cause JAZZ 3.22991 0.0541
Berdasarkan Tabel diketahui bahwa uji kausalitas Granger menunjukan hasil
variabel – variabel penjualan produk menunjukan hubungan satu arah antara city
dengan CRV, Civic dengan Freed dan Jazz dengan Civic. Hubungan tersebut dapat
diartikan bahwa permintaan City berpengaruh pada permintaan CRV dan permintaan
akan Civic berpengaruh juga pada permintaan Freed. Sama halnya dengan
permintaan Jazz yang juga mempengaruhi permintaan dari Civic.
4.2.4 Uji Lag Optimum
Pendekatan VAR VECM sangat sensitif terhadap jumlah lag yang digunakan,
maka perlu ditentukan panjang lag yang optimal. Penentuan panjang lag digunakan
untuk mengetahui lamanya periode keterpengaruhan suatu variabel terhadap variabel
masa lalunya maupun terhadap variabel endogen lainnya. Penentuan lag dapat
36
digunakan dengan beberapa pendekatan antara lain Likelihood Ratio (LR), Final
Prediction Error (FPE), Akaike Information Criterion (AIC) dan Schwarz Criterion
(SC). Hasil penentuan panjang lag secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil penentuan panjang lag Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 -484.4805 NA 2199347. 28.79297 29.01744* 28.86952*
1 -457.1140 45.07421* 1949435.* 28.65377* 30.00056 29.11306 2 -433.9642 31.32036 2406688. 28.76260 31.23171 29.60464 Berdasarkan hasil Tabel 4 dapat dilihat bahwa uji kestabilan yang telah
dilakukan ditunjukan bahwa model VAR dalam penelitian ini telah stabil pada lag
ke-2. Setelah dipastikan bahwa hasil estimasi VAR berada dalam kondisi stabil,
maka dapat dilakukan penetapan lag optimal. Lag optimal dihitung dengan
menggunakan AIC dengan mengambil nilai AIC yang paling kecil. Dari tabel
memperlihatkan bahwa dari 2 lag yang ada, lag yang bertanda asterisk (*) terdapat
pada lag pertama, hal ini menandakan bahwa lag optimal yang dipilih berdasarkan
AIC terdapat pada lag pertama.
4.2.5 Pemodelan VAR
Pengaruh variabel dapat dilihat dengan menggunakan analisis VAR,
interpretasi hasil dapat dilihat dengan membaca koefisien integrasi dan pembacaan
tanda terbalik dari tanda koefisiennya. Koefisien integrasi dinyatakan signifikan jika
nilai mutlak statisti lebih besar dari nilai tabel yaitu 1,96. Berikut ini merupakan
hasil estimasi VAR.
37
Tabel 5. Hasil Estimasi VAR CRV FREED CITY CIVIC JAZZ CRV(-1) 0.632257 0.183375 0.337285 0.011180 -0.100217 (0.22313) (0.33862) (0.09268) (0.06367) (0.36917) [ 2.83363] [ 0.54154] [ 3.63908] [ 0.17559] [-0.27147]
CRV(-2) -0.030468 0.101148 -0.227674 -0.002560 0.154307 (0.23524) (0.35700) (0.09772) (0.06713) (0.38921) [-0.12952] [ 0.28333] [-2.32994] [-0.03813] [ 0.39646]
FREED(-1) 0.052149 0.277635 0.031350 0.055230 0.372740 (0.12851) (0.19503) (0.05338) (0.03667) (0.21262) [ 0.40580] [ 1.42356] [ 0.58728] [ 1.50611] [ 1.75304]
FREED(-2) -0.119741 0.160558 0.052442 -0.026810 0.084146 (0.12866) (0.19526) (0.05345) (0.03671) (0.21288) [-0.93065] [ 0.82228] [ 0.98123] [-0.73024] [ 0.39528]
CITY(-1) -0.963300 -0.782434 0.154906 0.140582 0.552611 (0.40395) (0.61303) (0.16780) (0.11527) (0.66834) [-2.38471] [-1.27633] [ 0.92318] [ 1.21962] [ 0.82684]
CITY(-2) 0.301015 -1.065680 0.644992 0.132936 -0.453070 (0.49765) (0.75523) (0.20672) (0.14200) (0.82337) [ 0.60488] [-1.41107] [ 3.12018] [ 0.93615] [-0.55027]
CIVIC(-1) -1.015235 -0.385404 -0.903103 -0.041625 -1.024661 (0.84590) (1.28374) (0.35138) (0.24138) (1.39956) [-1.20018] [-0.30022] [-2.57018] [-0.17245] [-0.73213]
CIVIC(-2) 0.122678 1.855289 0.690052 0.035802 2.378125 (0.80351) (1.21942) (0.33377) (0.22928) (1.32943) [ 0.15268] [ 1.52146] [ 2.06745] [ 0.15615] [ 1.78883]
JAZZ(-1) -0.038180 -0.185678 -0.016403 -0.085542 -0.115044 (0.12461) (0.18912) (0.05176) (0.03556) (0.20618) [-0.30639] [-0.98182] [-0.31689] [-2.40565] [-0.55798]
JAZZ(-2) 0.138217 -0.027127 -0.018479 0.048146 0.065380 (0.13294) (0.20176) (0.05522) (0.03794) (0.21996) [ 1.03967] [-0.13446] [-0.33463] [ 1.26916] [ 0.29724]
C 9.349842 14.32077 -0.874476 1.645705 15.06053 (5.40297) (8.19957) (2.24433) (1.54174) (8.93934) [ 1.73050] [ 1.74653] [-0.38964] [ 1.06744] [ 1.68475]
Berdasarkan hasil estimasi VAR, dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh yang
ditunjukan oleh penjualan CR-V, penjualan tersebut dipengaruhi secara nyata oleh
penjualan CR-V pada lag pertama dan penjualan city pada lag pertama dan juga lag
kedua. Penjualan city dipengaruhi oleh penjualan CR-V pada lag pertama dan
dipengaruhi secara nyata oleh City itu sendiri pada Lag kedua. Pada penjualan Civic
38
dipengaruhi secara nyata oleh penjualan City pada lag pertama dan kedua.
Sedangkan untuk penjualan Jazz dipengaruhi secara nyata oleh penjualan City pada
Lag pertama. Berdasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa terjadi hubungan yang
signifikan antara City dengan CR-V, Civic, dan juga Jazz. Sedangkan untuk produk
Freed hubungan yang terjadi tidak terlalu signifikan.
4.2.6 Uji Stabilitas Model
Model dikatakan stabil apabila nilai modulus nya kurang dari satu.
Berdasarkan tabel, bahwa nilai akar karakteristik atau modulus semuanya
menunjukan nilai kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa model VAR
telah stabil
Tabel 6. Modulus
Modulus
0.411186
0.411186
0.260870
0.260870
0.151272
4.2.7 Analisis Impuls Response Function (IRF)
Analisis Impuls Respon pada penelitian ini akan dilakukan dengan cara
menganalisis masing-masing produk yaitu Civic, Jazz, Feed dan CR-V. Hasil
analisis dari produk-produk tersebut akan menggambarkan suatu dampak perubahan
dari suatu produk dan dapat mengetahui sebab akibat perubahan tersebut. Pada
Gambar 2 dibawah ini akan menganalisis antara kelima produk terhadap produk CR-
V.
39
-4
-2
0
2
4
6
8
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CRV to CRV
-6
-4
-2
0
2
4
6
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of FREED to CRV
-1
0
1
2
3
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CITY to CRV
-0.8
-0.4
0.0
0.4
0.8
1.2
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CIVIC to CRV
-4
0
4
8
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of JAZZ to CRV
Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Gambar 2. Grafik impuls respon terhadap CR-V
(1) (2)
(3) (4)
(5)
40
1. CR-V Terhadap CR-V
Berdasarkan Gambar 2 Respon CR-V terhadap CR-V dapat diketahui bahwa
respon yang diberikan oleh produk CR-V terhadap standar deviasi variabel itu
sendiri bernilai positif. Pergerakan respon pada grafik tersebut cenderung tidak
stabil, pada periode 1 nilai respon yang diberikan sebesar 60 persen, akan tetapi
pada periode ke 2 terjadi penurunan yang signifikan dari respon tersebut, pada
periode ke 2 respon yang dihasilkan adalah 5 persen. Setelah terjadi penurunan
pada periode ke 2, respon kemudian kembali menurun pada periode ke 3, dari
periode ke 3 sampai dengan periode ke 8 nilai respon tidak stabil dan kembali
stabil pada periode ke 10 dengan nilai respon nol persen. Selanjutnya untuk
periode 11 sampai 50 pergerakan respon cenderung stabil di nol persen.
2. Freed Terhadap CR-V
Dapat dilihat pada Gambar 2 bahwa terdapat nilai standar deviasi dari respon
Freed terhadap variabel CR-V yang bernilai positif, ketika variabel diimpuls
nilai respon meningkat pada periode pertama sampai dengan periode ke 4.
Pada periode pertama nilai respon yaitu 5 persen dan naik pada periode ke 3
menjadi 10 persen, akan tetapi dari periode ke 4 sampai dengan periode ke 12
terjadi penurunan dengan titik terendah dengan nilai 18 persen. Pada periode
ke 13 sampai dengan periode ke 50 cenderung stabil yaitu nol persen.
3. City Terhadap CR-V
Respon ketiga yang dianalisa adalah respon City terhadap CR-V, dari grafik
tersebut dapat diketahui bahwa respon yang diberikan oleh produk City
terhadap standar deviasi variabel itu sendiri bernilai positif. Pada periode ke 1
nilai respon yang diberikan sebesar 5 persen dan meningkat pada periode ke 2
menjadi 13 persen. Periode selanjutnya mengalami penurunan hingga akhirnya
stabil pada periode ke 11 sampai dengan 50 pada nilai nol persen.
4. Civic Terhadap CR-V
Respon keempat yang dianalisa adalah respon Civic terhadap CR-V. Pada
grafik tersebut, nilai standar deviasi dari respon Civic terhadap CR-V bernilai
positif, ketika variabel diimpuls nilai respon menurun pada periode ke 2 dan
kembali naik pada periode ke 3. Impuls yang dilakukan membuat ketidak
41
stabilan nilai pada periode ke 4 sampai dengan 12 dan akhirnya kembali stabil
pada periode ke 13 sampai dengan periode ke 50 dengan nilai nol persen.
5. Jazz Terhadap CR-V
Pada grafik kelima diatas dapat terlihat respon yang diberikan oleh Jazz
terhadap CR-V, respon yang diberikan Jazz pada perubahan standar deviasi
CR-V bernilai negatif. Pada periode pertama nilai respon yang diberikan yaitu
5 persen, selanjutnya pada periode kedua terjadi penurunan yaitu -10 persen.
Pada periode selanjutnya nilai respon naik lagi menjadi 30 persen. Periode
keempat nilai respon -5 persen sedangkan pada periode kelima responya
bernilai 10 persen. Nilai respon stabil pada periode ke 10 sampai dengan
periode ke 50 dengan nilai respon 0 persen. Gambar 3 menunjukan ketika
Freed diimpuls atau diguncangkan.
Setelah melakukan perbandingan analisis kelima produk terhadap CR-V,
kemudian melakukan kembali perbandingan dengan kelima produk akan tetapi pada
Gambar 3 dibawah ini kelima produk akan dibandingkan dengan produk Freed.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.
42
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CRV to FREED
-5.0
-2.5
0.0
2.5
5.0
7.5
10.0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of FREED to FREED
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CITY to FREED
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CIVIC to FREED
-4
-2
0
2
4
6
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of JAZZ to FREED
Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Gambar 3. Grafik impuls respon terhadap Freed
1. CR-V Terhadap Freed
Respon pertama yang dianalisis adalah respon CR-V terhadap Freed, pada
grafik tersebut nilai standar deviasi dari respon CR-V terhadap Freed bernilai
negatif. Ketika variabel diimpuls nilai respon pada periode pertama
menunjukan nilai 1 persen dan meningkat di periode kedua dengan nilai 5
(1) (2)
(3) (4)
(5)
43
persen. Pada periode berikutnya hingga periode kesepuluh nilai respon berada
ditingkat negatif dan kembali stabil pada nilai respon nol persen pada periode
kesebelas. Dengan nilai respon nol persen hal ini menunjukan bahwa variabel
CR-V tidak berpengaruh terhadap penjualan Freed.
2. Freed Terhadap Freed
Respon Freed terhadap Freed itu sendiri memiliki nilai standar deviasi dan
bernilai positif. Ketika variabel diimpuls nilai respon pada periode pertama
menunjukan nilai 75 persen, pada periode kedua turun menjadi 55 persen dan
terus menurun sampai dengan periode kelima. Lalu pada periode keenam
impuls menunjukan respon negatif dengan nilai -5 persen. Impuls dengan nilai
negatif terjadi dari periode keenam sampai dengan periode keempat belas dan
kembali stabil pada nilai nol persen pada periode kelimabelas.
3. City Terhadap Freed
Respon ketiga yang dianalisa adalah respon City terhadap Freed. Pada awal
grafik tersebut terlihat saat diimpuls respon yang ditimbulkan oleh City
terhadap Freed adalah negatif. Pada impuls pertama nilai respon yang
ditunjukan pada periode pertama adalah -6 persen, pada periode berikutnya
sampai dengan periode kesepuluh impuls menunjukan nilai positif dengan nilai
tertinggi 3 persen. Pada periode ketigabelas impuls menunjukan respon yang
stabil pada nilai nol persen sampai dengan periode kelimapuluh.
4. Civic Terhadap Freed
Respon keempat yang dianalisa adalah respon Civic terhadap Freed, dimana
nilai standar deviasi dari respon Civic terhadap Freed yang ditunjukan pada
grafik tidak stabil. Pada periode pertama nilai respon yang ditunjukan sebesar
4 persen dan menurun pada periode kedua menjadi 3 persen. Pada periode
ketiga terjadi penurunan yang drastis mencapai nilai -3 persen. Respon impuls
mulai stabil pada periode 13 hingga 50 dengan nilai respon nol persen.
5. Jazz Terhadap Freed
Pada grafik terakhir yang dianalisa adalah respon Jazz terhadap Freed, dimana
nilai standar deviasi dari respon Jazz terhadap Freed menunjukan nilai yang
positif. Pada periode pertama respon menunjukan nilai 10 persen lalu naik
pada periode kedua menjadi 20 persen dan meningkat menjadi 25 persen pada
44
periode keempat. Akan tetapi pada periode kelima terjadi penurunan menjadi -
1 persen dan terus tidak stabil sampai dengan periode kesepuluh. Pada periode
ke 11 sampai dengan 50 respon impuls mulai menunjukan nilai stabil dengan
nilai nol persen.
Pada Gambar 4 dibawah ini akan menjelaskan perbandingan kelima produk
terhadap produk City. Grafik tersebut akan memperlihatkan produk apa saja yang
akan saling mempengaruhi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.
45
-4
-3
-2
-1
0
1
2
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CRV to CITY
-8
-6
-4
-2
0
2
4
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of FREED to CITY
-1
0
1
2
3
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CITY to CITY
-0.8
-0.4
0.0
0.4
0.8
1.2
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CIVIC to CITY
-6
-4
-2
0
2
4
6
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of JAZZ to CITY
Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Gambar 4. Grafik impuls respon terhadap City
1. CR-V Terhadap City
Pada Gambar grafik 4, nilai standar deviasi dari respon CR-V terhadap City
bernilai negatif, ketika variabel diimpuls nilai respon menurun pada periode
pertama sampai dengan periode ke 13. Pada periode pertama nilai respon
(1)
(5)
(4) (3)
(2)
46
menunjukan nilai -1 persen dan terus menurun hingga periode ke 13 dengan
nilai terendah -20 persen pada periode ke 2. Pada periode ke 14 sampai dengan
periode ke 50 nilai respon cenderung stabil yaitu nol persen, dengan nilai
respon negatif hal ini menunjukan bahwa variabel CR-V tidaklah berpengaruh
terhadap naik dan turunnya penjualan City.
2. Freed Terhadap City
Respon kedua yang dianalisis adalah respon Freed terhadap City, pada grafik
tersebut nilai satandar deviasi dari respon Freed terhadap City bernilai negatif.
Ketika variabel diimpuls nilai respo menurun pada periode pertama sampai
dengan periode ke 10 dengan nilai terendah -16 persen. Selanjutnya pada
periode ke 11 sampaidengan periode ke 50 nilai respon stabil pada angka nol
persen. Dengan nilai tersebut berarti penjualan Freed tidak berpengaruh pada
penjualan City.
3. City Terhadap City
Respon ketiga yang dianalisis adalah respon City terhadap variabel itu sendiri.
Pada grafik tersebut nilai standar deviasi dari respon City terhadap variabel itu
sendiri bernilai positif, ketika variabel diimpuls nilai respon meningkat pada
periode pertama sampai dengan periode ke 9. Pada periode pertama nilai
respon sebesar 22 persen dan nilai respon terendah pada periode ke 7 yaitu 1
persen. Pada periode selanjutnya hingga periode ke 50 nilai respon cenderung
stabil yaitu nol persen, dengan nilai respon yang positif hal ini menunjukan
bahwa variabel City sangat berpengaruh terhadap naik dan turunnya penjualan
City itu sendiri.
4. Civic Terhadap City
Respon keempat yang dianalisis adalah respon Civic terhadap City, pada grafik
diatas dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi dari respon Civic terhadap City
bernilai positif. Ketika variabel diimpuls nilai respon meningkat dari periode
pertama sampai dengan periode ke 7 dengan nilai tertinggi sebesar 4 persen
pada periode ke 2 dan nilai terendah sebesar 1 persen pada periode ke 6. Pada
periode selanjutnya hingga periode ke 50 nilai respon cenderung stabil yaitu
nol persen, dengan nilai respon yang positif hal ini menunjukan bahwa variabel
Civic sangat berpengaruh terhadap naik dan turunnya penjualan City.
47
5. Jazz Terhadap City
Respon selanjutnya adalah analisis respon Jazz terhadap City dimana grafi
menunjukan nilai standar deviasi uang tidak stabil. Ketika variabel iimpuls
nilai respon menurun dengan nilai -10 persen pada periode pertama dan
menunjukan peningkatan pada periode kedua dengan nilai 17 persen. Pada
periode selanjutnya sampai dengan periode ke 10 respon menunjukan nilai
negatif dengan nilai terendah -17 persen dan kembali stabil pada periode ke 11
sampai dengan ke 50 dengan nilai nol persen, hal ini menunjukan bahwa
penjualan Jazz tidak terlalu berpengaruh pada variabel penjualan City.
Kemudian hal yang akan dianalisis yaitu kelima produk terhadap Civic, untuk
lebih jelas mengenai grafik perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
48
-4
-2
0
2
4
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CRV to CIVIC
-4
0
4
8
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of FREED to CIVIC
-3
-2
-1
0
1
2
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CITY to CIVIC
-1
0
1
2
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CIVIC to CIVIC
-4
0
4
8
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of JAZZ to CIVIC
Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Gambar 5. Grafik impuls respon terhadap Civic
1. CR-V Terhadap Civic
Respon pertama yang dianalisa adalah respon CR-V terhadap Civic, pada
grafik tersebut nilai standar deviasi dari respon CR-V terhadap Civic bernilai
positif. Pada periode pertama ketika variabel dimpuls nilai respon menurun
mencapai nilai -17 persen, pada periode berikutnya hasil nilai respon mulai
(1) (2)
(3)
(5)
(4)
49
meningkat yaitu 15 persen pada periode ketiga dan kembali menurun pada
periode berikutnya. Respon tersebut mulai stabil pada periode 11 sampai
dengan periode ke 50 dengan nilai nol persen, dengan demikian dapat diartikan
penjualan CR-V sedikit banyak mempengaruhi penjualan Civic.
2. Freed Terhadap Civic
Respon kedua yang dianalisa adalah respon Freed terhadap Civic, pada grafik
tersebut nilai standar deviasi dari respon Freed terhadap Civic bernilai positif.
Ketika variabel diimpuls nilai respon menurun pada periode pertama dan kedua
dengan nilai -1 persen, pada periode selanjutnya sampai dengan periode ke 10
respon meningkat dengan nilai tertinggi yaitu 3 persen. Pada periode
selanjutnya hingga periode ke 50 nilai respon cenderung stabil yaitu nol persen,
dengan nilai respon yang positif ini menunjukan bahwa variabel Freed cukup
berpengaruh terhadap naik dan turunnya penjualan Civic.
3. City Terhadap Civic
Respon ketiga yang dianalisa adalah respon City terhadap Civic, nilai yang
diperlihatkan oleh grafik tersebut menunjukan nilai standar deviasi dari respon
City terhadap Civic yang memiliki nilai tidak stabil. Pada periode pertama dan
kedua nilai yang ditunjukan adalah negatif dengan nilai terendah mencapai -11
persen, periode selanjutanya mulai meningkat dari periode ketiga sampai
dengan periode ke 10 dengan nilai tertinggi 5 persen. Pada periode selanjutnya
sampai dengan periode ke 50 nilai respon cenderung stabil yaitu nol persen,
dengan nilai respon tersebut dapat diketahui bahwa variabel penjualan City
terhadap Civic cukup berpengaruh.
4. Civic Terhadap Civic
Respon keempat yang dianalisa adalah respon Civic terhadap variabel itu
sendiri, pada grafik tersebut nilai standar deviasi dari respon Civic terhadap
variabel itu sendiri tidaklah stabil. Ketika variabel diimpuls nilai respon
menurun pada periode pertama dan kedua dengan nilai terendah -3 persen.
Pada periode selanjutnya nilai respon mulai menunjukan nilai positif dan mulai
stabil pada periode ke 14 sampai dengan periode ke 50 dengan nilai respon nol
persen, dengan respon yang positif ini menunjukan bahwa variabel Civic
berpengaruh terhadap penjualan Civic itu sendiri.
50
5. Respon terakhir yang dianalisa adalah respon Jazz terhadap Civic.
Berdasarkan grafik tersebut respon yang diberikan oleh Jazz terhadap standar
deviasi bernilai negatif, ketika variabel diimpuls terjadi respon negatif pada
periode pertama dan kedua dengan nilai -4 persen. Pada periode selanjutnya
standar deviasi bernilai positif, dengan nilai respon tertinggi sebesar 3 persen
dan terendah sebesar 1 persen pada periode ke 9. Untuk periode ke 10 sampai
dengan periode ke 50 respon yang diberikan stabil dengan nilai respon nol
persen. Dari hasil positif ini maka Jazz sangat berpengaruh terhadap penjualan
Civic.
Gambar 6 menunjukan ketika Jazz diimpuls atau diguncangkan.
51
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CRV to JAZZ
-6
-4
-2
0
2
4
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of FREED to JAZZ
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CITY to JAZZ
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of CIVIC to JAZZ
-5.0
-2.5
0.0
2.5
5.0
7.5
10.0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Response of JAZZ to JAZZ
Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Gambar 6. Grafik impuls respon terhadap Jazz
1. CR-V Terhadap Jazz
Respon pertama yang dianalisa adalah respon CR-V terhadap Jazz, dari grafik
tersebut terlihat bahwa respon yang diberikan oleh CR-V terhadap nilai standar
deviasi adalah positif. Nilai respon yang tidak stabil ini memiliki nilai respon
negatif pada periode pertama dan kedua yaitu mencapai -2 persen, nilai respon
mulai terlihat positif pada periode ketiga sampai dengan periode ke 10 dengan
(1) (2)
(3) (4)
(5)
52
nilai tertinggi yaitu 38 persen. Pada periode selanjutnya nilai respon mulai
stabil yaitu pada periode ke 11 sampai dengan ke 50 dengan nilai nol persen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika penjualan CR-V diimpuls
maka akan mempengaruhi penjualan Jazz.
2. Freed Terhadap Jazz
Grafik selanjutnya yaitu grafik kedua merupakan nilai respon yang ditunjukan
oleh Freed terhadap Jazz, pada grafik ini dapat dilihat nilai standar deviasi dari
respon Freed terhadap variabel Jazz tidaklah stabil. Ketika variabel diimpuls
nilai respon menurun, pada periode pertama sampai dengan periode kelima
respon menunjukan nilai negatif dengan nilai terendah -18 persen. Pada
periode selanjutnya respon mulai membaik dengan menunjukan nilai positif
sampai dengan periode ke 12 dan stabil pada nilai nol persen dari periode ke 13
sampai dengan ke 50. Meskipun memiliki respon yang tidak stabil dapat
disimpulkan bahwa ketika penjualan Jazz diimpuls maka akan mempengaruhi
penjualan Freed.
3. City Terhadap Jazz
Respon selanjutnya yang dianalisa adalah respon City terhadap Jazz, dimana
grafik menunjukan pergerakan yang tidak stabil pada awalnya yaitu negatif
pada periode pertama dengan nilai -12 persen, lalu positif pada periode ketiga
dengan nilai 3 persen. Ketidak stabilan ini terjadi secara terus menerus sampai
dengan periode ke 14 dan mulai stabil pada periode ke 15 sampai dengan ke 50
dengan nilai respon nol persen. Dengan respon yang ditunjukan ketika
penjualan Jazz diimpuls maka akan mempengaruhi penjualan City.
4. Civic Terhadap Jazz
Respon keempat yang dianalisa adalah respon Civic terhadap Jazz, dimana
grafik menunjukan pergerakan yang tidak stabil pada awalnya yaitu negatif
pada periode pertama dengan nilai -6 persen, lalu positif pada periode ketiga
dengan nilai 4 persen. Ketidak stabilan ini terjadi secara terus menerus sampai
dengan periode ke 13 dan mulai stabil pada periode ke 14 sampai dengan ke 50
dengan nilai respon nol persen. Dengan respon yang ditunjukan ketika
penjualan Jazz diimpuls maka akan mempengaruhi penjualan Civic.
53
5. Jazz Terhadap Jazz
Respon terakhir yang dianalisa adalah respon Jazz terhadap variabel itu sendiri,
dimana grafik menunjukan pergerakan yang tidak stabil pada awalnya yaitu
negatif. Ketika variabel diimpuls nilai respon menurun pada periode pertama
dengan nilai -5 persen, lalu positif pada periode ketiga dengan nilai 3 persen.
Ketidaksetabilan ini terjadi secara terus menerus sampai dengan periode ke 15
dan mulai stabil pada periode ke 16 sampai dengan ke 50 dengan nilai respon
nol persen. Dengan respon yang ditunjukan ketika penjualan Jazz diimpuls
maka akan mempengaruhi penjualan Jazz.
4.2.8 Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)
Hasil analisis FEVD akan ditunjukan dalam bentuk diagram, diagram tersebut
menunjukan hasil variasi masing – masing variabel baik endogen maupun eksogen.
Pada Gambar hasil analisis garis vertikal menunjukkan jumlah unit suatu produk
sedangkan untuk horizontal menunjukkan periode penjualan. Untuk hasil variance
decompotion CR-V akan ditunjukan pada Gambar 7 dibawah ini.
Gambar 7. Variance decomposition CR-V
Pada gambar 7, variance decomposition CR-V dapat diketahui bahwa
penjualan CR-V dari periode 1 sampai dengan periode 50 dipengaruhi oleh produk
CR-V itu sendiri, sedangkan variabel lain yang mempengaruhi penjualan CR-V
adalah produk City. Pada diagram tersebut terlihat bahwa variabel produk City lebih
54
berpengaruh dibandingkan dengan produk lainnya. Dari hasil analisis FEVD dapat
disimpulkan bahwa penjualan CR-V dipengaruhi oleh produk CR-V itu sendiri dan
juga produk City.
Gambar 8. Variance decomposition Freed
Pada gambar 8, variance decomposition Freed dapat diketahui bahwa
penjualan Freed dari periode 1 sampai dengan periode 50 dipengaruhi oleh produk
Freed itu sendiri, sedangkan variabel lain yang mempengaruhi penjualan Freed
adalah produk City. Pada diagram tersebut terlihat bahwa variabel produk City lebih
berpengaruh dibandingkan dengan produk lainnya. Dari hasil analisis FEVD dapat
disimpulkan bahwa penjualan Freed dipengaruhi oleh produk Freed itu sendiri dan
juga produk City.
55
Gambar 9. Variance decomposition City
Pada gambar 9, variance decomposition City dapat diketahui bahwa penjualan
City dari periode 1 sampai dengan periode 50 dipengaruhi oleh produk City itu
sendiri, sedangkan variabel lain yang mempengaruhi penjualan City adalah produk
Civic dan CR-V. Pada diagram tersebut terlihat bahwa variabel produk Civic dan
CR-V lebih berpengaruh dibandingkan dengan produk lainnya. Dari hasil analisis
FEVD dapat disimpulkan bahwa penjualan City dipengaruhi oleh produk City itu
sendiri dan juga produk Civic dan CR-V.
Gambar 10. Variance decomposition Civic
56
Pada gambar 10, variance decomposition Civic dapat diketahui bahwa
penjualan Civic dari periode 1 sampai dengan periode 50 dipengaruhi oleh produk
Civic itu sendiri, sedangkan variabel lain yang mempengaruhi penjualan Civic adalah
produk Jazz dan CR-V. Pada diagram tersebut terlihat bahwa variabel produk Jazz
dan CR-V lebih berpengaruh dibandingkan dengan produk lainnya. Dari hasil
analisis FEVD dapat disimpulkan bahwa penjualan Civic dipengaruhi oleh produk
Civic itu sendiri dan juga produk Jazz dan CR-V.
Gambar 11. Variance decomposition Jazz
Pada gambar 11, variance decomposition Jazz dapat diketahui bahwa penjualan
Jazz dari periode 1 sampai dengan periode 50 dipengaruhi oleh produk Jazz itu
sendiri, sedangkan variabel lain yang mempengaruhi penjualan Jazz adalah produk
Civic. Pada diagram tersebut terlihat bahwa variabel produk Civic lebih berpengaruh
dibandingkan dengan produk lainnya. Dari hasil analisis FEVD dapat disimpulkan
bahwa penjualan Jazz dipengaruhi oleh produk Jazz itu sendiri dan juga produk
Civic.
4.2.9 Hasil Peramalan
Berdasarkan hasil peramalan, diperoleh hasil perhitungan atau persamaan
regresi yang didapat. Dari hasil peramalan tersebut dapat dilihat bahwa untuk
periode 6 bulan kedepan forecast SE untuk CR-V akan meningkat pada bulan ke 42
dan cenderung stabil sampai dengan akhir periode. Nilai forecast penjualan CR-V
57
pada bulan ke 39 diramalkan akan menurun atau meningkat terlihat dari nilai
persamaan yang dapat menurun sebanyak 7 poin atau juga meningkat sebanyak 7
poin. Peramalan untuk penjualan CR-V sendiri dipengaruhi oleh variable City dan
juga CR-V itu sendiri. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil peramalan CR-V
Bulan Forecast SE Nilai Persamaan Nilai Forecast 37 5 15 10 20 38 6 13 7 19 39 7 12 5 19 40 7 14 7 21 41 7 15 8 22 42 7 16 9 23
Hasil peramalan untuk Freed ini menggunakan persamaan regresi dari Freed
sehingga akan didapatkan hasil peramalan untuk 6 bulan kedepan. Untuk peramalan
Freed hanya dipengaruhi oleh variable itu sendiri, sedangkan untuk variable yang
lain tidak terlalu berpengaruh, hal ini dikarenakan variable yang lain memberikan
respon yang negatif. Dari peramalan tersebut dapat dilihat pada bulan ke 40 forecast
mengalami kenaikan sebesar 11 poin, dimana dapat menjadi 24 penjualan atau
menurun menjadi 2 penjualan. Pada periode selanjutnya terjadi keanikan dan
cenderung stabil. Peramalan untuk penjualan Freed tidak dipengaruhi oleh variable
produk lain.
Tabel 8. Hasil peramalan Freed
Bulan Forecast SE Nilai Persamaan Nilai Forecast 37 8 10 2 18 38 8 15 7 23 39 10 16 6 26 40 11 13 2 24 41 11 17 6 28 42 11 15 4 26
Pada hasil peramalan City diperoleh hasil perhitungan data penjualan selama 6
bulan terakhir, sehingga diperoleh hasil peramalan untuk 6 bulan kedepan. Jika
dibandingkan dengan produk lainnya, peramalan penjualan produk City cenderung
kecil atau tidak sebanyak penjualan produk lain. Nilai persamaan paling kecil terjadi
58
pada bulan ke – 40 sehingga penjualan City akan menurun sebesar 0 sampai dengan
6 unit.
Tabel 9. Hasil peramalan City
Bulan Forecast SE Nilai Persamaan Nilai Forecast 37 2 5 3 7 38 3 4 1 7 39 3 4 1 7 40 3 3 0 6 41 3 4 1 7 42 3 4 1 7
Hasil peramalan untuk Civic menggunakan nilai waktu 6 bulan, sehingga dapat
diramalkan penjualan sampai dengan 6 bulan kedepan. Untuk peramalan penjualan
Civi dipengaruhi oleh variable City dan Jazz. Dari hasil peramalan tersebut dapat
terlihat bahwa pada bulan ke 38 meningkat dari 2 menjadi 3 poin sehingga peramalan
penjualan akan meningkat menjadi 4 unit atau turun menjadi nol unit, artinya bila
pada bulan tersebut terjadi penurunan maka tidak akan ada produk Civic yang terjual.
Tabel 10. Hasil peramalan Civic
Bulan Forecast SE Nilai Persamaan Nilai Forecast 37 1 2 1 3 38 2 2 0 4 39 2 3 1 5 40 2 2 0 4 41 2 2 0 4 42 2 2 0 4
Hasil peramalan Jazz diperoleh dari hasil data penjualan selama 6 bulan
terakhir, sehingga dapat diperoleh peramalan penjualan untuk 6 bulan kedepan. Jika
dibandingkan dengan ke empat produk lainnya untuk nilai persamaan produk Jazz
bernilai lebih besar, hal ini dikarenakan Jazz merupakan salah satu produk unggulan
Honda dan penjualan Jazz juga cenderung meningkat. Nilai persamaan paling besar
diperoleh pada bulan ke 42 sehingga penjualan diramalkan akan meningkat sebesar
37 unit atau menurun sebesar 15 unit.
59
Tabel 11. Hasil peramalan Jazz
Bulan Forecast SE Nilai Persamaan Nilai Forecast 37 8 27 19 35 38 9 21 12 30 39 10 21 11 31 40 11 22 11 33 41 11 25 14 36 42 11 26 15 37
4.3 Implikasi Manajerial
Setelah dilakukan analisis peramalan penjualan dengan metode kointegrasi
pada penelitian ini menghasilkan implikasi manajerial yang dapat menjadi saran dan
masukan untuk diterapkan pada PT Honda Mandiri. Perusahaan dapat membuat
keputusan manajerial seperti halnya melakukan promosi penjualan. Peramalan
merupakan masukan untuk langkah selanjutnya dalam menentukan perencanaan serta
target penjualan dengan melihat dan mengacu pada data dan informasi yang teraktual
dan relevan, maka dapat diketahui produk apa yang memberikan pengaruh positif
terhadap penjualan produk lainnya. Salah satu produk yang mempengaruhi
penjualan produk lainnya yaitu City, maka dari itu pihak PT Honda Mandiri dirasa
perlu mengutamakan penjualan produk tersebut, karna dengan meningkatnya
penjualan City maka akan meningkat pula penjualan produk lainnya.