analisis kasus nissan march uu perlindungan konsumen

18
VIVAnews - Pemilik Nissan March melayangkan gugatan ke Nissan Motor Indonesia (NMI) Badan Penyelesaian SengketaKonsumen (BPSK). Itu dilakukan lantaran Nissan dinilai melakukan kebohongan soal keiritan bahan bakar Nissan March melalui iklan. Kasus ini bermula ketika salah seorang pemilik Nissan !udmilla "rie# mengeluhkan k Nissan terkait konsumsi BBM Nissan March di se$umlah media dan brosur. mengklaim $ika konsumsi BBM March untuk &' kilometer hanya butuh & liter. al itu berbeda $auh ketika !udmilla menggunakan March ersi automatic di mana kon bahan bakarnya ternyata &*'. "rtinya setiap satu liter hanya mampu menempuh $arak +Klien saya komplain ke NMI dan meminta solusi kenapa March bisa tidak sesuai konsu bahan bakarnya. ,api menurut teknisi Nissan setelah dicek tidak ada masalah dan su standar+ kata kuasa hukum !udmilla %a id ,obing saat berbincang dengan VIVAnews K "pril /& .

Upload: nur-hani-maulida

Post on 05-Nov-2015

171 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Analisis Kasus Nissan March UU Perlindungan Konsumen

TRANSCRIPT

VIVAnews- Pemilik Nissan March melayangkan gugatan ke Nissan Motor Indonesia (NMI) di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). Itu dilakukan lantaran Nissan dinilai melakukan kebohongan soal keiritan bahan bakar Nissan March melalui iklan.

Kasus ini bermula ketika salah seorang pemilik Nissan, Ludmilla Arief mengeluhkan klaim Nissan terkait konsumsi BBM Nissan March di sejumlah media dan brosur. Di situ Nissan mengklaim jika konsumsi BBM March untuk 18 kilometer hanya butuh 1 liter.

Hal itu berbeda jauh ketika Ludmilla menggunakan March versi automatic, di mana konsumsi bahan bakarnya ternyata 1:8. Artinya setiap satu liter hanya mampu menempuh jarak 8 kilometer.

"Klien saya komplain ke NMI dan meminta solusi kenapa March bisa tidak sesuai konsumsi bahan bakarnya. Tapi menurut teknisi Nissan setelah dicek tidak ada masalah dan sudah sesuai standar," kata kuasa hukum Ludmilla, David Tobing saat berbincang denganVIVAnews, Kamis 4 April 2012.Karena merasa tidak ada penyelesaian, akhirnya kasus ini dibawa ke YLKI dan diselesaikan ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). Kasus itu kemudian diproses. Ludmilla menuntut Nissan untuk membeli kembali mobil miliknya yang dibeli pada 7 Maret 2011 di dealer Nissan Warung Buncit, Jakarta Selatan.Nissan menyetujui hal tersebut, hanya saja Nissan hanya mau membelinya dengan standar harga sebuah Nissan March bekas yang berada di angka Rp138 juta. Sementara Ludmilla mau Nissan membayar sesuai uang yang telah dia keluarkan untuk membeli mobil tersebut.

Akhirnya, setelah dimediasi BPSK, pada 16 Februari 2012 lalu jalan tengah pun diambil. Nissan harus membeli mobil Ludmilla kembali di atas harga pasaran mobil bekas tapi di bawah harga mobil baru. Angkanya Rp150juta.

Menurut David, BPSK menyatakan Nissan melanggar UU Perlindungan Konsumen No 8 Tahun 1999, pasal 9 ayat 1 huruf k yang berbunyi pelaku usaha dilarang menawarkan, memproduksikan, mengiklankan suatu barang atau jasa secara tidak benar. Kemudian menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti.

Selain itu Nissan juga melanggar pasal 10 huruf c, yang berbunyi pelaku usaha dalam menawarkan barang atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barang atau jasa.

Tapi alih-alih menuruti perintah BPSK, Nissan justru menggugat balik keputusan BPSK dan mengajukan banding ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan agar membatalkan keputusan BPSK, pada 1 Maret 2012.

Nissan lalu membeberkan sejumlah bukti yang melalui daftar bukti yang balik menyudutkan Ludmilla.

"Sudah diwakili oleh pengacara dari Nissan. Kami akan sampaikan bukti-bukti yang dimiliki Nissan soal March," kata Achmad Adhitya Zainudin, Communication Manager PT Nissan Motor Indonesia, kepadaVIVAnews.

Setelah sidang ini, Nissan juga akan menghadirkan saksi ahli dari salah satu media yang mendapatkan hasil uji konsumsi tersebut. Menurutnya NMI sudah melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan menanggapi kasus ini dari awal, melakukan pengujian bersama, dan menjelaskan tentang iklan tersebut.Tapi karena merasa dirugikan dan sangkaan yang tidak sesuai dari hasil BPSK, yaitu kesalahan iklan dan ketidaksesuaian produk, NMI naik banding. Sidang akan dilanjutkan selasa pekan depan dengan agenda mendengarkan jawaban dari pihak Nissan. (umi)

Iklan Nissan March Irit

Pemilik March 'Boros' Menang di MA, Apa Tanggapan Nissan?

Muhammad Ikhsan- detikOto

Selasa, 01/10/2013 13:01 WIB

Jakarta-Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi PT Nissan Motor Indonesia (NMI), yang digugat oleh konsumen Ludmilla Arif. Ludmilla dinyatakan menang dalam kasus iklan Nissan March. Bagaimana tanggapan NMI?

"Saat ini belum bisa ngomong apa-apa, lagi diskusi langkah-langkah apa yang mau diambil. Saat ini sedang diskusi dengan legal. Kita belum mengambil keputusan, lagi pelajari langkah selanjutnya apa," kata General Manager Marketing & Communication Strategy, PT Nissan Motor Indonesia Indrie Hadiwidjaja, Selasa (1/10/2013).NMI dinyatakan harus mengembalikan uang pembelian sebesar Rp 150 juta yang dikeluarkan Ludmilla Arif untuk membeli Nissan March.

Sebelumnya putusan ini diadili oleh hakim agung Djafni Djamal, hakim agung Syamsul Ma'arif, PhD dan hakim agung yang juga ketua majelis Prof Dr Valerine JL Kriekhoff. Hakim agung Prof Dr Valerina menggantikan hakim agung M Taufik karena M Taufik meninggal dunia pada 17 Desember 2012.

"Perkara diputus pada 26 Maret 2013," ujarnya.

Seperti diketahui, pada April 2012 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) menguatkan keputusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). BPSK dalam keputusan arbitrase pada 16 Februari 2012 lalu, meminta Nissan untuk membatalkan transaksi mobil milik Ludmilla Arif dan mengembalikan uang pembelian sebesar Rp 150 juta.

Perseteruan di meja hijau berakar dari iklan Nissan yang mengatakan bahwa varian city car tersebut mampu mengonsumsi satu liter BBM hingga 21,8 km.

Namun saat Ludmilla membeli dan mengendarainya, konsumsi bensin tidak sesuai yang diiklankan. Lantas Ludmilla mengajukan gugatan ke BPSK dan menang. Tak terima dengan putusan itu, PT Nissan Indonesia mengajukan kasasi.

ANALISA KASUS NISSAN MARCH DI INDONESIA

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Konsumsi, dari bahasa Belanda Consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.Asas Perlindungan Konsumen .Berdasarkan UU Perlindungan Konsumen pasal 2, adalimaasas perlindungan konsumen. Asas manfaatMaksud asas ini adalah untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Asas keadilanAsas ini dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat bisa diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. Asas keseimbanganAsas ini dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti material maupun spiritual. Asas keamanan dan keselamatan konsumenAsas ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Asas kepastian hukumAsas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta Negara menjamin kepastian hukum.Tujuan Perlindungan KonsumenDalam UU Perlindungan Konsumen Pasal 3, disebutkan bahwa tujuan perlindungan konsumen adalah sebagai berikut. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, dan menuntut hak- haknya sebagai konsumen. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha. Meningkatkan kualitas barang/jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.Kasus yang terjadi antara Nissan Motor Indonesia dengan konsumen (Ludmilla Arif)perihal iklan yang menyertakan informasi konsumsi BBM yang tidak sesuai kenyataan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi baik dari sisi konsumen maupun produsen. Beberapa faktor tersebut jika ditinjau dari sisi produsen diantaranya:

1. Beban psikologis yang ditanggung produk Nissan March.

Berikut ini sejarah Nissan march sampai dengan produk march yang di jual di Indonesia saat ini.Nissan Micra adalah sebuah mobil yang diproduksi oleh Nissan. Hal ini dikenal di Jepang dan Taiwan sebagai Nissan March. Mobil ini dibangun sejak tahun 1982 dan telah memiliki tiga generasi model yang berbeda. Mobil ini memiliki 3 dan 5 pintu. K10 (1982-1992) Micra yang asli, disebut juga K10, diperkenalkan pada bulan Oktober 1982 sebagai pesaing Honda City sangat sukses, ini dimaksudkan untuk menggantikan Cherry sebagai pesaing perusahaan dalam segmen supermini, sebagai model Cherry sendiri telah semakin menjadi lebih besar dengan setiap generasi berturut-turut. K11 (1992-2002) Generasi kedua Micra K11 adalah salah satu model pertama yang dibangun di pabrik Nissan Sunderland. Saat itu diluncurkan di Jepang sebagai March (yang dibangun di Jepang) pada awal tahun 1992, dan dirilis di Eropa pada kuartal keempat tahun ini. Di Taiwan, di mana mobil telah dijual sejak Februari 1995, K12 (2002-sekarang), diresmikan pada akhir tahun 2002 dengan peningkatan kapasitas mesin menjadi 1,2L (CR12DE) dan 1,4L (CR14DE)

Dari sejarah singkat akan kemunculan Nissan March dapat diketahui bahwa produk Nissan March telah memiliki beban psikologis untuk sukses di pasaran dengan mengemban tugas dapat memenangkan persaingan menghadapi produk Honda City, yang mana tugas ini sudah tertanam sejak cikal bakal (moyangnya) Nissan March di ciptakan (1982)2. Produsen melakukan pengujian yang pada umumnya dilakukan pihak indepen, seperti pihak media, komunitas, atau pengguna langsung. Yang mana terkadang disisipkan pesan titipan agarimagesuatu produk dapat terdongkrak dengan baik. Tapi hal ini harus dipelajari dengan baik dan dibuktikan kebenarannya dengan hati-hati dan bersifat netral. Tidak dapat langsung memberikan tudingan kepada semua pihak (pihak media, komunitas, pengguna langsung) yang melakukan pengujian suatu produk.3. Saat dilakukan pengujian terkadang kondisi saat pengujian tidak selalu sama dengan apa yang terjadi dalam kehidupan nyata. Terutama menyangkut konsumsi BBM sendiri, metode perhitungan ATPM tidak dapat dikatakan tidak akurat, tapi mungkin akan lebih bijak jika dikatakan kurang tepat karena bukan pada tempatnya. Seperti mobil City Car (Nissan March, apakah diuji dengan kondisi perkotaan yang dikenal macet. Penuh perjalananstop and go. Jalanan yang padat (uji kemampuan menyelip di jalanan yang padat). Atau dilakukan ala perjalanan luar kota. Kecepatan saat dilakukan pengujian apakah konstan dan ada batas kecepatan atau kecepatan dengan metode berhenti dan melaju yang merupakan karakteristik khas kemacetan yang merupakan habitat city car seperti Nissan March.

Hal ini pun harus diperjelas produsen saat mereka memaparkan bahasa mereka dalam iklan maupun secara verbal saat dilakukan pemasaran oleh tim marketing dari perusahaan yang bersangkutan. Agar konsumen mendapatkan informasi yang jelas dan sedetail-detailnya dan tidak akan merasa tertipu di kemudian hari. Demikian beban yang dibawa saat dilakukan pengujian apakah hanya seorang pengemudi dan tanpa beban tambahan apapun atau dengan beban dan kapasitas maksimal suatu mobil Nissan March. Dan masih banyak parameter yang menentukan konsumsi BBM suatu kendaraan sehingga dapat mencapai titik teririt nya. Dan sudah seharusnya pengujian yang dilakukan ATPM lebih mendekati keadaan nyata suatu kendaraan itu akan diperuntukan. Bukan dengan metode adu irit. Dan metode-metode pengujian yang dilakukan oleh produsen harus disampaikan secara jelas, terbuka, dan terperinci.

4. Tipe kendaraan yang digunakan. Biasanya suatu mobil memiliki berbagai macam tipe, baik itu yang bersifat mendasar seperti perbedaan transmisi (manual atau otomatis). Ataupun perbedaan tipe karena perbedaan aksesoris yang diusung dari masing-masing tipe. Tentunya konsumsi BBM pada tipe transmisi manual akan berbeda dengan tipe transmisi otomatis. Karena perbedaan karakteristik transmisi yang digunakan. Demikian juga dengan aksesoris juga dapat mempengaruhi konsumsi BBM yang digunakan, seperti akan berubahnya koofisien hambatan udara karena penggunaan aksesoris tertentu yang dapat menyebabkan perbedaan konsumsi BBM pada tiap-tiap tipe. Atau juga dikarenkan berat aksesoris yang digunakan, yang dapat menyebakan perbedaan konsumsi BBM untuk masing-masing tipe.

5. Faktor pengemudi saat dilakukan pengujian konsumsi BBM. Faktor ini juga cukup berperan penting pada saat pengujian konsumsi BBM, yang akan menjadi senjata ampuh dalam pemasaran suatu produk terutama kendaraan bermotor seperti mobil. Dalam pemasangan iklan atau bahasa verbal tim pemasaran, harus disampaikan juga informasi siapa yang melakukan pengujian suatu kendaraan, sehingga didapat angka rata-rata konsumsi suatu kendaraan (dalam hal Nissan march), apakah pengemudi yang melakukan test tersebut, termasuk kategori orang yang baru dapat mengendarai mobil, atau yang sudah mahir, dan juga tipe mengemudinya. Termasuk kategoriOffensive DrivingatauDefensive Driving.Karena dua tipe pengemudi diatas memiliki karakteristik yang saling bertolak belakang yang berimbas pada konsumsi BBM kendaraan yang dikemudikannya. Produsen tidak boleh menutup mata, bahwa dijalanan saat ini tidak sedikit (jika tidak ingin dikatakan banyak) pengemudi yang menganut paham Offensive Driving. Sehingga pihak produsen harus memaparkan juga hasil pengujian dari kedua model pengemudi diatas. Dimana nantinya akan berimbas positif bagi konsumen, untuk dapat mengukur apakah konsumen tersebut telah benar dan ramah lingkungan dalam mengemudikan kendaraan. Dan hal ini juga akan menjadi acuan toleransi nilai konsumsi BBM suatu kendaraan, karena akan didapatkan batas atas (Defensive Driving) dan batas bawah (Offensive Driving) konsumsi suatu BBM. Hal ini juga akan membantu mewujudkan kesadaran pengemudi dan diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan juga meningkatkan ketertiban berlalu lintas

Dalam beriklan, memang tidak diatur dalam undang-undang, tapi ada tata krama dalam periklanan Indonesia.Bahwa iklan itu tidak boleh menyesatkan. Dan kalau mereka menyebutkan angka mereka harus ada angka ilmiah. Janji-janji muluk produsen menurutnya harus disampaikan secara real dan benar.Pada kondisi saat ini zamannya sosial media, mereka akan dihukum sendiri. Jadi walau pun hasil penelitian mengatakan demikian mereka (pengiklan) harus lebih berhati-hati. Karena kondisi mesin, beban setiap kendaraan itu tidak sama. Oleh sebab itu iklan tersebut harus menerangkan kondisinya, pemakaian berapa kilometernya harus jelas. Hanya saja iklan itu harus menggunakan bahasa iklan. Selain itu untuk para agensi periklanan juga harus bijak dalam pembuatan iklan. Jangan hanya berdasarkan data yang diterima agensi periklanan. Namun pembuat iklan harus bijak, dengan melihat sendiri kenyataannya yang bisa di-deliver yang konsumen yang akan beli. Dan ini sangat mudah untuk diganggu.

Beberapa faktor yang menyebabkan kasus tersebut jika ditinjau dari sisi konsumen diantaranya:

1. Informasi yang dimiliki konsumen tergolong minim atau hanya mengandalkan informasi yang ada di iklan yang diterbitkan produsen. Selayaknya seorang konsumen sebelum menetapkan pilihan pada suatu produk/kendaraan mengantongi banyak informasi yang berkaitan dengan produk tersebut. Jika tidak maka konsumen akan terjebak dalam idiom membeli kucing dalam karung. Dalam batasan ini, yang dapat mengontrol dan memaksa konsumen untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya akan produk terkait hanyalah dari diri konsumen itu sendiri, akankah sang konsumen akan peduli pada produk yang dimaksud agar tidak terdapat penyesalan di kemudian hari.

2. Pada banyak kasus, BBM suatu kendaraan/mobil dapat menjadi boros jikalau pengemudi berlaku agresif dalam berkendara. Dalam hal ini pengetahuan pengemudi atau konsumen dalam berkendara yang tidak agresif (BerkendaraEco)mutlak dibutuhkan. Biasakan menginjak gas secara halus, baik dalam kondisi stop and go maupun jalan lenggang agar komputer mesin selalu dalam kondisiclose loop. Berkendaraecoyang wajar artinya, kendaraan tidak akan menggangu pengendara lain akibat kecepatan yang terlampau pelan. Bahkan angka 120 km/jam kerap tersentuh untuk mencapai kecepatan rata-rata yang ditentukan pada rute tol. Untuk itu, cukup membatasi putaran mesin dan injakan pedal gas agar komputer mesin selalu dalam kondisiclose loopsaat berkendaraeco. Hanya sesekali saja kondisiopen loopterjadi, seperti ketika menyalip atau mempercepat akselerasi.

Menurut Anjar Rosjadi,technical & warranty dept.technical service divisionPT. Astra Daihatsu Motor,open loopadalah satu kondisi mesin memerlukan tenaga, torsi ataupun fuel cutsaat deselerasi. Pada kondisi ini kontrol emisi diabaikan untuk mendapatkan performa mesin yang diinginkan pengemudi.Lalu kondisi kendaraan perlu tenaga atau torsi (akselerasi),suplaibahan bakar akan menyesuaikan dan kontrol emisi akan mengabaikan kondisi ideal bahan bakar. Begitupun saatfuel cutterjadi pada saat deselerasi mesin tidak memerlukansuplaibahan bakar. Kondisi ini kontrol emisi akan mengabaikan kondisi ideal bahan bakar. Secara keseluruhan pemakaian bahan bakar bisa dikontrol secara optimal mengikuti pola berkendara. Sedangkanclose loopyaitu pengontrolan sistemsuplaibahan bakar dengan memperhitungkan kontrol. Dimana close loopmengontrol campuran bahan bakar sesuai kondisi ideal, sehingga dicapai efisiensi maksimal dan kinerja catalytic converter untuk kontrol emisi kendaraan. Kondisi ini terjadi saatidleatau pengendara normal dengan batasan injakan pedal gas atau putaran mesin tinggi yang menjadi indikasi pengemudi perlu tenaga optimal.

Inti dari berkendaraecoadalah gas dan rem konstan. Saat menekan gas terlalu dalam, maka akan terjadi suplai berlebihan bensin ke mesin. Akselerasi memang meningkat, tapi tak sebanding dengan bbm yang terbuang. Boleh saja injak gas dalam saat diperlukan misalnya menyalip, tapi di keseharian lebih baik melaju konstan. Sedangkan mengerem mendadak memang tidak membutuhkan bbm, tapi berarti Anda akan butuh bbm ekstra untuk mengembalikan kecepatan semula.

Seperti yang kita ketahui bahwa pengujian yang dilakukan produsen pada umumnya menggunakan pengemudi yang telah memiliki pemahaman berkendara cukup tinggi dan professional bahkan beberapa diantaranya memiliki sertifikat karena pemahaman dan keprofesionalannya dalam keahlian mengemudi (berkendaraEco). Dan biasanya hasil dari pengujian inilah yang digunakan produsen untuk dimuat di iklan maupun media lain dalam mempromosikan kendaraan atau mobil yang akan dipasarkan. Sedangkan konsumen yang ada pada umumnya, tidak banyak yang memiliki kemampuan mengemudi (berkendaraEco) dengan baik. Kalaupun ada mungkin tidak akan sama persis dengan pengemudi yang melakukan pengujian yang diberdayakan oleh pihak produsen, hasilnya bisa lebih baik ataupun lebih buruk.3. Pada kasus ini, beban kendaraan juga berpengaruh pada konsumsi BBM Nissan March pada khususnya maupun pada mobil lain pada umumnya. Harus ditelaah ulang apakah kendaraan yang digunakan konsumen memiliki beban tambahan. Besar kemungkinan kendaraan yang digunakan pengujian oleh produsen memiliki beban kendaraan standar, artinya tidak membawa beban tambahan (bisa saja hanya terdapat pengemudi saja, saat pengujian) dan tidak ada beban tambahan lain, missal koper isi pakaian atau lainnya. Karena beberapa konsumen di Indonesia menganggap mobil merupakan rumah ke dua. Sehingga banyak barang-barang, yang dipaksakan masuk ke dalam mobil, padahal barang tersebut tidak selalu dipakai. Dalam kasus ini, dalam kesehariaannya juga perlu dilihat lagi apakah beban kendaraan yang digunakan konsumen sama dengan saat pengujian, misalnya kesehariannya hanya diisi pengemudi saja (sama seperti saat pengujian yang dilakukan produsen), tidak membawa penumpang lain, tidak membawa beban lain (hanya beban standar saja). Karena setiap kilogram yang ditambahkan di mobil akan menuntut kerja lebih dari mesin. Apalagi bila barang bawaan mencapai puluhan bahkan ratusan kilogram. Bawalah barang-barang yang penting saja, dan singkirkan yang tidak terlalu perlu. Hal ini juga akan membuat mobil lebih rapi sehingga moodmengemudi bisa membaik. Dengan mood baik, aksi penghematan bbm saat mengemudi bisa dilakukan lebih mudah.

4. Dari kasus diatas diketahui bahwa rute yang dilalui konsumen adalah Buncit-kuningan-Buncit selama satu bulan. Daerah ini merupakan daerah rawan macet yang rasanya tidak fair jikalau menghitung kilometer untuk tiap liternya, karena banyak bensin yang terbakar saat mobil dalam keadaan berhenti (macet). Mari kita tinjau apakah saat produsen melakukan pengujian kendaraannya menggunakan rute yang sama. Dari sumber yang didapat, klaim 21.8km/l didapat saat diadakan pengujian kendaraan menuju Yogyakarta, yang mana notabene kondisi jalannya sangat jauh berbeda dengan kondisi jalan Buncit-Kuningan. Jikalau ingin lebih adil dan bijak, ada baiknya konsumen pun mencoba rute yang sama pada saat produsen melakukan pengujian kendaraannya, atau bisa juga diperbaiki mekanisme pengujian produsen, dengan melakukan pengujian pada rute yang termasuk macet dalam kondisi harian. Karena umumnya kendaraan city car seperti Nissan march lebih diperuntukan penggunaannya dalam kota untuk menghadapi kemacetan, maka akan lebih adil rasanya jikalau pengujian yang dilakukan produsen juga ditempatkan didaerah perkotaan.

Diluar ini semua jikalau konsumen ingin merasakan setidaknya mendekati hasil pengujian produsen, konsumen dapat mengatur ulang rute, dengan cara menghindari rute padat dan jam sibuk, sehingga proses stop and go berkurang. Karena semakin tinggi kecepatan rata-rata di rute dalam kota akan membuat konsumsi BBM menjadi lebih hemat. Meskipun jaraknya agak jauh, rute yang lancar akan membuat mobil butuh bbm lebih sedikit ketimbang melewati kemacetan. Hal ini berpengaruh makin signifikan untuk mobil berkapasitas mesin lebih besar. Berdasarkan data yang dimiliki autobild Indonesia, saat mobil berhenti di kemacetan bisa menghabiskan 1,5 liter bensin per jam secara percuma. Menjaga mobil tetap bergerak merupakan kunci dasar penghematan bbm.

5. Pengaruh transmisi pada mobil juga berpengaruh pada konsumsi BBM. Pada kasus ini konsumen menggunakan mobil bertransmisi otomatis yang cendrung dinilai lebih boros dari transmisi manual dari mata orang awam. Padahal hal ini tidak sepenuhnya benar, jikalau dilakukan pengujian dengan satu pengemudi yang memahami karakter tranmisi otomatis dan mengendarai mobil bertransmisi otomatis dan dipertemukan dengan pengemudi yang tidak memahami cara mengendarai kendaraan transmisi manual. Tetapi jikalau kedua pengemudi memiliki kemampuan mengemudi yang sama baik transmisi manual maupun otomatis maka akan sedikit lebih irit transmisi manual, karena dapat mengontrol putaran mesin sesuai dengan yang diinginkan dan di kondisi yang paling hemat.

Dalam kasus ini pun rasanya perlu diteliti lebih dalam lagi, kendaraan yang diujicobakan oleh produsen menggunakan transmisi apa, sehingga dapat ditemukan titik pembandingnya, selain dari sisi pengemudi.

Apabila, konsumen biasa menggunakan mobil bertransmisi manual, maka akan perlu penyesuaian pada saat menggunakan mobil bertransmisi otomatis. Karena kedua transmisi ini terdapat perbedaan mencolok dalam perlakuannya untuk mendapatkan konsumsi BBM yang tidak boros. Jika mobil bertransmisi manual, perpindahan gigi sebaiknya dilakukan pada putaran mesin 2.500 3.000 rpm lantaran mesin sudah menghasilkan torsi yang cukup. Cepatnya frekuensi pembakaran sangat tergantung putaran mesin. Semakin tinggi putaran berarti semakin sering bbm dibakar, dan di putaran tinggi hambatan gesek komponen mesin bertambah besar. Sebaliknya, jika putaran terlalu rendah mesin tak memiliki porsi cukup untuk mempertahankan kecepatan. Paling ideal jika putaran dijaga pada 2.000-3.000 rpm saat melaju konstan

Sedangkan, untuk mobil bertansmisi otomatis, pindahkan ke posisi N saat berhenti di kemacetan parah atau menunggu ditraffic light. Pelan tidak selalu identik dengan irit BBM. Pada mobil bertransmisi otomatis, kecepatan rendah membuat komputer transmisi akan memerintahkan transmisi bekerja pada perbandingan gigi yang sesuai. Seperti pada Nissan March, bila kecepatan kurang dari 60 km/jam, maka transmisi akan mengunci di gigi 3 sehingga putaran mesin akan lebih tinggi ketimbang melewati kecepatan 60 km/jam. Dan kali ini pun pengetahuan konsumen akan cara mengemudi yang benar pun dituntut agar tidak terdapat perbedaan signifikan dengan pengujian yang dilakukan produsen, yang pengemudinya sudah terampil dan mengetahui karakter transmisi suatu kendaraan

6. Selain itu penggunaan aksesoris yang berlebihan yang meningkatkan koofisien gesek antara udara dengan mobil dan juga berkendara dengan jendela mobil tebuka akan menahan laju mobil yang akhirnya membuat bahan bakar lebih boros, terutama pada kecepatan di atas 80 km/jam.

Dapat dipastikan produsen tidak akan melakukan hal ini saat pengujian BBM kendaraan yang dimaksud untuk mencapai angka konsumsi BBM yang paling hemat, sedangkan pada konsumen, terkadang hal-hal seperti ini dapat terlewatkan dalam kesehariannya7. Hal yang juga perlu mendapat perhatian dalam kasus ini adalah perihal tekanan angin pada ban mobil yang digunakan konsumen dan produsen.

Ban dengan tekanan terlalu rendah meningkatkan hambatan gelinding (rollingresistance) dan membuat mesin harus mengeluarkan usaha lebih menjalankannya. Selain lebih boros bbm, kurangnya tekanan ban juga menimbulkan risiko pecah ban lebih besar. Untuk itu, sangat disarankan untuk mengecek kondisi tekanan ban secara visual setiap hari. Dan tiap minggu ukurlah tekanan ban di tempat terpercaya. Selalu setel tekanan ban sesuai rekomendasi pabrikan mobil.

Diketahui saat pengujian mobil yang dilakukan produsen hanya dilakukan satu kali jalan, artinya kondisi tekanan angin pada ban tidak banyak berubah sehingga mengurangi hambatan gelinding, sehingga mesin tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih untuk menjalankan kendaraan, yang akan berefek langsung pada konsumsi BBM.

Sedangkan pada konsumen, penghitungan BBM dilakukan dalam rentang 1 bulan. Dimana ada kemungkinan besar terjadi penurunan tekanan angin pada ban, yang dapat meningkatkan hambatan gelinding dan membuat mesin harus mengeluarkan usaha lebih unjutk menjalankan kendaraan dan berdampak langsung pada konsumsi BBM sehingga menjadi lebih boros. Hal ini juga perlu diselidiki lebih dalam pada kasus ini, apakah konsumen selalu menjaga tekanan angin pada bannya sesuai standar pabrikan, setiap kali konsumen akan menggunakan kendaraannya dalam rentang waktu 1 bulan (rentang waktu konsumen menghitung konsumsi BBM kendaraan yang digunakannya).

Penggunaan bahan bakar yang tepat juga berpengaruh pada konsumsi BBM. Umumnya semakin tinggi RON yang digunakan maka akan semakin baik pembakarannya, sehingga mengurangi bahan bakar yang tidak terbakar dengan sempurna. Maka gunakanlah bahan bakar yang sesuai rekomendasi produsen untuk memperoleh performa maksimal. Biasanya ini dapat diketahui di buku manual atau melihat angka kompresi mesin. Sebagai info, seluruh mobil produksi 2007 ke atas sudah merekomendasikan bahan bakar dengan minimum RON 90.Pada saat pengujian kendaraan yang dilakukan produsen juga harus diketahui produsen menggunakan BBM dengan tingkat RON berapa. Karena rasanya akan tidak adil jikalau produsen menggunakan RON 95 (pertamax plus) sedangkan konsumen melakukan pengujian selama 1 bulan hanya menggunakan RON 92 (pertamax) atau bahkan RON 88 (premium)Ada langkah yang cukup bijak yang dapat diambil konsumen agar dapat meminimalkan kerugian dalam memilih atau menggunakan suatu produk. Konsumen diharapkan teliti dan mau menggali informasi lebih banyak, berkaitan dengan kendaraan atau mobil yang akan dipilih atau digunakan. Sebetulnya saat ini tidak lah sulit mendapatkan informasi suatu produk, sebelum konsumen memutuskan untuk membeli atau menggunakan suatu produk. Informasi ini bisa didapat dari media massa, media cetak, media elektronik, mapun hasil uji oleh orang atau rekan yang telah menggunakan produk tersebut. Demikian juga untuk konsumsi BBM Nissan March, banyak media yang mengulas maupun melakukan pengujian terhadap kendaraan ini. Seperti yang dilakukan Autobild Indonesia. Media ini juga melakukan pengujian terhadap kendaraan Nissan March, media ini bersifat independen. Selain melakukan pengujian kendaraan, media ini juga memberikan penilaian suatu mobil dari berbagai sudut pandang, dan memaparkan keunggulan maupun kelemahan suatu mobil.Pada ulasan autobild tentang Nissan March tanggal 13 Januari 2011, menyampaikan bahwa konsumsi BBM Nissan March pada jalan bebas hambatan adalah sebesar 19.8 km/l sedangkan konsumsi BBM dalam kota sebesar 15.4 km/lKonsumsi BBM per literRute

Jalan Bebas HambatanDalam Kota

13 Januari 201119.815.4

12 Mei 201120.115.9

25 Mei 201119.8-

17 Oktober 2011-13.5

14 Juni 201216.9413.8

TabelPengujian konsumsi BBM Nissan March yang Dilakukan oleh Autobild Indonesia periode Januari 2011 Juni 2012Grafik Pengujian konsumsi BBM Nissan March yang Dilakukan oleh Autobild Indonesia periode Januari 2011 Juni 2012Perlu menjadi perhatian konsumen juga, bahwa pengujian yang dilakukan pihak media (khususnya media otomotif seperti autobild Indonesia) pada umumnya menggunakan pengemudi yang telah memiliki pemahaman berkendara cukup tinggi dan professional bahkan beberapa diantaranya memiliki sertifikat karena pemahaman dan keprofesionalannya dalam keahlian mengemudi (berkendaraEco), bukan pengemudi yang baru mengenal cara mengemudi. Jadi konsumen pun diharapkan lebih tau kondisi nyatanya untuk membandingkan pemakaian konsumsi BBM yang dihasilkan konsumen dengan yang ditulis media, bisa dapat sama, sedikit berbeda, atau sangat jauh berbeda. Dan hal ini pulalah yang harusnya juga menjadi salah satu pertimbangan sebelum ingin mempertanyakan apa yang tertera pada iklan suatu produk/kendaraan. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga pengemudi yang digunakan media untuk melakukan pengujian adalah dari kalangan masyarakat umum. Seperti pada ulasan Autobild Indonesia tanggal 17 Oktober 2011. Biasanya hal ini dilakukan media untuk mendapatkan kondisi nyata yang terjadi secara umum pada masyarakat.Kasus yang terjadi pada Ludmilla Arief yang menggunakan kendaraan Nissan March bertransmisi otomatis, dapat mengacu pada hasil pengujian media autobild Indonesia diatas. Dimana Ludmilla hanya mampu mencapai konsumsi BBM sebesar 7.9km/l hingga 8.2 km/l dengan rute dalam kota. Hal ini harusnya diteliti lebih lanjut seperti factor-faktor yang telah disampaikan sebelumnya, seperti kondisi kendaraan, kondisi lalulintas, dan faktor pengemudi. Pun demikian dengan iklan yang dibuat oleh Nissan, harus diteliti dengan baik, dengan menggunakan bukti-bukti dan saksi-saksi ahli sehingga didapat konsumsi 21km/l. Kelemahan iklan yang dimaksud tidak menjelaskan kondisi seperti apa yang terjadi saat dilakukan pengujian tersebut. Sehingga konsumen merasa tertipu, dengan menganggap kondisi yang dilakukan saat pengujian adalah sama dengan kondisi yang dialami konsumen dalam kesehariannyaDari kasus ini, diharapkan baik produsen maupun konsumen dapat saling memahami dan menghormati satu sama lain dalam memasarkan produk maupun memilih atau menggunakan produk. Dengan langkah seperti, berhati-hati menggunakan bahasa iklan, dan menjelaskan kondisi detail pengujian yang dituliskan di iklan. Konsumen pun berperan aktif mencari informasi dari produk atau kendaraan yang akan digunakan sebelum menetapkan pilihannya.Regulasi dari pemerintah mengenai periklanan juga harus lebih jelas agar pihak pemasar memiliki rambu-rambu yang jelas dalam melakukan kegiatan periklanan.