iv. gen-gen penyandi sifat unggul dan...
TRANSCRIPT
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
63
IV. GEN-GEN PENYANDI SIFAT UNGGUL DANTANAMAN PRODUK REKAYASA GENETIK
YANG MEMBAWAGEN PENYANDI SIFAT UNGGUL
Dalam perakitan varietas unggul, teknologi DNA rekombinan atau
rekayasa genetik atau bioteknologi turut berperan dalam membangun atau
memperluas keragaman genetik. Untuk membangun atau memperluas
keragaman genetik menggunakan teknologi DNA rekombinan, gen sifat unggul
harus tersedia secara fisik berupa fragmen DNA. Jika posisi atau peta fisik suatu
gen dalam kromosom sudah diketahui, gen dapat dipisahkan atau diisolasi
menggunakan enzim restriksi untuk memotong DNA. Sebaliknya jika peta suatu
gen penyandi sifat unggul belum diketahui, perlu dilakukan pemetaan gen yang
dilanjutkan dengan isolasi gen.
Jika gen sudah berhasil diisolasi, gen bisa disisipkan atau ditransfer ke
dalam genom tanaman menggunakan prosedur transformasi genetik. Karena
prosedur transformasi genetik sebagian besar spesies tanaman sudah
dioptimalisasi, ketersediaan gen penyandi sifat unggul menjadi faktor penentu
kegiatan perakitan varietas unggul menggunakan teknologi DNA rekombinan.
Dengan demikian kegiatan pencarían gen-gen baru melalui kegiatan pemetaan
dan isolasi gen merupakan kegiatan yang sangat penting. Penemu gen berhak
atas paten untuk komersialisasi gen.
Bab ini menguraikan tentang beberapa gen penyandi sifat unggul atau gen
interes yang sudah diisolasi, ditransfer, dan/atau dikomersialisasikan dalam
pertanian. Gen-gen yang diuraikan meliputi gen penyandi toleransi terhadap
herbisida, ketahanan terhadap hama, ketahanan terhadap patogen, toleransi
terhadap cekaman abiotik, dan peningkatan kualitas produk.
Setyo Dwi Utomo
64
4.1 Gen penyandi toleransi terhadap herbisida
Di Amerika Serikat, penggunaan herbisida dalam pengendalian gulma
pada tanaman pertanian sudah sangat intensif, karena kerugian yang diakibatkan
oleh gulma rnencapai 3 – 4 miliar dolar AS (GEO-PIE,2003a dalam Herman,
2008). Penggunaan herbisida dapat menghemat biaya tenaga kerja dalam
pengendalian gulma. Berdasarkan saat pemberiannya (aplikasi), herbisida terdiri
atas herbisida pra-tumbuh dan pasca-tumbuh. Herbisida pra-tumbuh ber-
spektrum luas yang mematikan banyak/beberapa spesies gulma; sebaliknya
herbisida pasca-tumbuh ber-spektrum sempit atau spesifik untuk gulma tertentu.
Agar dapat mematikan beberapa spesies gulma, petani sering mencampur
herbisida pasca-tumbuh. Agar tanaman tidak mati atau tidak terganggu oleh
aplikasi herbisida pasca-tumbuh, diperlukan tanaman toleran terhadap herbisida;
dengan kata lain, tanaman yang toleran terhadap herbisida merupakan prasyarat
aplikasi herbisida pasca-tumbuh.
Perakitan varietas unggul tanaman toleran terhadap herbisida (TTH) sudah
dilakukan sebelum penerapan rekayasa genetika sehingga diperoleh varietas
kedelai toleran terhadap herbisida sulfonil urea, bunga matahari toleran terhadap
imazamox, dan jagung toleran terhadap imidazolinon (Thomson, 2006).
Setelah gen-gen TTH dikarakterisasi dan diisolasi secara fisik, dilakukan
perakitan varietas tanaman produk rekayasa genetik (TPRGTTH).
Toleransi varietas TPRGTTH diperoleh melalui salah satu dari dua
mekanisme yaitu a). Tanaman PRG rnemproduksi protein baru yang dapat
mendetoksifikasi herbisida; atau b) Protein di dalam tanaman yang menjadi
target kerja herbisida digantikan oleh protein baru yang tidak terpengaruh oleh
herbisida tersebut atau dengan kata lain menjadi toleran terhadap herbisida
tersebut (GEO-PIE, 2003b dalam Herman, 2008). Penelitian perakitan
TPRGTTH dirintis dan dilakukan oleh beberapa grup peneliti (Comai et al.,
1985; Della-Ciopaa et al., 1987; Mazur dan Falco 1989).
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
65
Comai el al. (1985) melaporkan hasil transformasi tanaman tembakau
toleran terhadap glifosat karena tanaman mengekspresikan gen aroA dari
Salmonella typhimurium. Tanaman tembakau PRG dapat tumbuh 70% pada 20
hari setelah penyemprotan glifosat dengan dosis 0,5 kg/ha dibandingkan dengan
hanya 10% tanaman kontrol (non-PRG). Gen EPSPS lainnya berhasil diisolasi
dari bakteri tanah Agrobacterium (Padgette et al., 1995) dan dari tanaman
jagung (Zenger, 1998; Office of Food Biotechnology - Health Canada, 1999).
Gen toleransi terhadap herbisida yang berhasil dikarakterisasi, diisolasi,
dan ditransfer ke dalam genom tanaman meliputi gen EPSPS (3-
enolpyruvylshikimate-5 –phosphate synthase) gen GOX (glyphosate
oxidoreducatuse) untuk toleransi terhadap glifosat dan gen bar untuk toleransi
terhadap glufosinat. Enzim EPSPS berperan dalam produksi asam amino
fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Inaktivasi enzim EPSPS berakibat
terhambatnya pertumbuhan atau kematian tanaman. Pada tanaman yang sensitif
terhadap glifosat, herbisida tersebut menghambat atau meng-inaktivasi enzim
EPSPS (Gambar 4.1 sebelah kiri). Isolasi, pemetaan dan karakterisasi sudah
dilakukan sehingga diperoleh gen EPSPS yang insensitif terhadap glifosat.
Transformasi genetik tanaman untuk mentransfer gen EPSPS insensitif ke dalam
genom tanaman menghasilkan tanaman yang toleran terhadap herbisida glifosat
(Gambar 4.1 sebelah kanan).
Gen EPSPS sudah diisolasi dari mutan Agrobacterium strain CP4. Gen
tersebut menyandikan enzim EPSPS yang insensitif atau toleran terhadap
glifosat. Gen tersebut berhasil ditransfer melalui proses transformasi genetik ke
dalam genom kedelai sehingga diperoleh tanaman jagung dan kedelai yang
toleran terhadap glifosat (Padgette et al., 1995; Clemente et al., 2000; Querci
dan Mazzara, tanpa tahun). Clemente et al. (2000) menunjukkan bahwa
tanaman kedelai transgenik yang berasal dari tunas yang tumbuh pada medium
seleksi mengandung glifosat juga toleran terhadap glifosat di lapang.
Setyo Dwi Utomo
66
Mutasi menggunakan site-directed mutagenesis telah dilakukan terhadap
gen EPSPS jagung asli (endogenous) sehingga diperoleh gen EPSPS yang tidak
sensitif terhadap inaktivasi oleh glifosat. Gen tersebut sudah diklon dan
ditransformasikan ke dalam genom jagung sehingga diperoleh varietas jagung
PRG toleran terhadap herbisida glifosat, yaitu GA 21 (Zenger, 1998).
Herbisida ammonium glufosinat dikonversi oleh tanaman menjadi
phosphinothricin (PPT) yang bersifat fitotoksin yaitu menghambat glutamine
synthase. Tanaman transgenik toleran glufosinat berhasil dirakit dengan cara
mentransfer gen bar yang menyandikan phosphinothricin N-acetyltransferase
(PAT) yang men-detoxify PPT dengan cara mengasetilisasi grup NH2 pada PPT.
Gen bar diisolasi dari bakteri Streptomyces hygroscopicus (Thompson et al.,
1987). Hinchee et al. (1993) melaporkan tanaman kentang, tembakau, dan
tomat PRG toleran terhadap herbisida glufosinat karena mengekspresikan gen
tersebut Penulis (Dr. Setyo Dwi Utomo) melakukan penelitian untuk merakit
tanaman kedelai dan jagung toleran terhadap herbisida glufosinat (Utomo,
2004; dan Kim et al., 2009). Utomo (2004) dan Marveldani et al., (2007)
melaporkan tanaman kedelai PRG yang membawa gen bar.
Penelitian Dr. Setyo Dwi Utomo untuk mendapatkan tanaman transgenik
toleran terhadap dilaksanakan melalui kerjasama dengan Dr. Pil Son Choi (Dept.
Medicinal Plant Resources Nambu University, Gwangju, Korea Selatan) pada
tahun 2008. Transformasi genetik jagung tersebut menggunakan vektor
pPTF102 mengandung gen bar untuk toleransi terhadap herbisida glufosinat dan
gen EPSPS untuk toleransi terhadap herbisida glifosat. Hasil penelitian tersebut
diterbitkan dalam salah satu jurnal internasional yaitu Plant Biotechnology
Report (Kim et al., 2009 ). Toleransi terhadap herbisida glufosinat didasarkan
pada leaf painting assay.
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
67
+ Glyphosate
X
Tanaman sensitif thd. Herbisida glifosat
X
X
Shikimic acid + Phosphoenol pyruvate
3-Enolpyruvyl shikimic acid-5-phosphate(EPSP)
EPSP synthasetanaman
Asam amino aromatik
Tanpa asam amino,tanaman mati X
EPSP synthasebakteri
Shikimic acid + Phosphoenol pyruvate
3-enolpyruvyl shikimic acid-5-phosphate(EPSP)
Asamamino
aromatik
Tanaman toleran thd. glifosat
+ Glyphosate
Adanya asam amino,tanaman hidup
RoundUp tidak berpengaruh;Enzim resistan thd. herbisida
Gambar 4.1 Sebelah kiri: tanaman sensitif terhadap herbisida glifosat;enzim EPSP sintase diikat oleh herbisida glifosat sehinggaEPSP tidak terbentuk dan selanjutnya asam aromatik juga tidakterbentuk. Gambar sebelah kanan: tanaman toleran terhadapglifosat karena keberadaan transgene EPSP sintase dari bakteriyang menyebabkan glifosat tidak dapat mengikat EPSP sintase,sehingga asam amino aromatik terbentuk dan tanaman tetaphidup (Sumber: McClean, tanpa tahun)
Setyo Dwi Utomo
68
4.2 Gen penyandi ketahanan terhadap hama
4.2.1 Gen cry
Salah satu gen penyandi ketahanan terhadap serangga yang banyak
digunakan dalam rekayasa genetik tanaman berupa gen cry (crystal protein).
Tanaman produk rekayasa genetik (PRG) yang membawa dan mengekspresikan
gen penyandi δ-endotoksin dari Bacillus thuringiensis menjadi tahan terhadap
ulat (serangga hama). Tanaman PRG tersebut menghasilkan toksin berupa
protein kristal (Toksin Bt) yang menyebabkan terbentuknya pori-pori pada
membran sel saluran pencernaan hama yang menyerang tanaman, sehingga
mengganggu keseimbangan osmotik sel. Terganggunya tekanan osmosis
menyebabkan sel menjadi bengkak dan pecah, sehingga serangga mati (Gill et
al., 1992; Hofte dan Whiteley, 1989). Toksin Bt sudah sejak lama dimanfaatkan
sebagai insektisida hayati. Gen penyandi toksin Bt dipetakan, dikarakterisasi,
dan diisolasi dari bakteri B. thuringiensis dan kemudian disisipkan ke dalam
genom tanaman. Varietas tanaman PRG tahan serangga yang membawa gen cry
yang sudah dikomersialkan tercantum pada Tabel 4.1.
4.2.2 Gen ketahanan terhadap hama selain cry
Selain cry, gen penyandi ketahanan terhadap serangga yang dapat
digunakan untuk memperoleh tanaman PRG meliputi proteinase inhibitor II
(pin-II), alpha amylase inhibitor, lectin, kitinase, dll (Tabel 4.2) (Slater et al.,
2008). Gen pin-II yang diisolasi dari tanaman kentang dan ditransfer ke dalam
genom tanaman tembakau melalui transformasi genetik meningkatkan
ketahanan tembakau PRG terhadap serangga Manduca sexta (Johnson et al.,
1989). Pardal et al. (2005) melakukan rekayasa genetika kedelai untuk
mentranser gen pin-II ke dalam genom kedelai, dalam rangka mendapatkan
kedelai PRG tahan terhadap hama penggerek polong. Tanaman kacang azuki
PRG yang tahan terhadap kumbang Bruchus (Bruchus pisorum) berhasil
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
69
diperoleh dengan cara men-transfer gen alpha amylase inhibitor yang diisolasi
dari kacang buncis (Phaseolus vulgaris) ke dalam genom kacang azuki
(Ishimoto et al., 1996).
Galanthus nivalis agglutinin (GNA) atau agglutinin dari tanaman
Galanthus nivalis (snowdrop)merupakan senyawa lektin. Lektin merupakan
sekelompok protein yang berfungsi sebagai pengikat karbohidrat. Lektin yang
diekspresikan tanaman menunjukkan aktivitas insektisida. Padi PRG yang
membawa gen GNA telah dirakit menggunakan prosedur transformasi biolistik
pada embrio muda dan elektroprasi pada protoplas. Berdasarkan bioasai,
tanaman padi PRG tersebut menurunkan tingkat hidup dan keperidian, serta
memperlambat pertumbuhan wereng coklat (Rao et al., 1998). Padi tahan
terhadap wereng coklat karena membawa gen snowdrop lectin sudah diuji di
fasilitas uji terbatas di Pusat Penelitian LIPI (Amirhusin et al., 2008).
Setyo Dwi Utomo
70
Tabel 4.1 Contoh tanaman PRG tahan terhadap hama serangga yangmembawa gen cry
Perusahaan Nama dagangvarietastanaman
Bt Protein Tanaman Serangga hama
Monsanto Bollgard cry1Ac Kapas Tobaccobudworm,Cottonbollworm,Pink bollworm
Monsanto Bollgard II cry1Ac+cry2Ab kapas Tobaccobudworm,Cottonbollworm,Pink bollworm
Dow WideStrike cry1Ac+cry1Fa kapas Tobaccobudworm,Cottonbollworm,Pink bollworm
Monsanto YieldGard cry1Ab Jagung European cornborer
Syngenta Agrisure CB cry1Ab Jagung European cornborer
Aventis Starlink(discontinued)
cry9C Jagung European cornborer
Mycogen(Dow) Pioneer(DuPont)
Herculex I cry1Fa Jagung European cornborer
Dow/Pioneer Herculex RW cry34Ab+cry35Ab
Jagung Corn rootworm
Dow/Pioneer HerculexExtra
cry1Fa/cry34Ab/cry35Ab
Jagung European cornborer + Cornrootworm
Monsanto YieldGardRootworm
cry3Bb Jagung Corn rootworm
Monsanto YieldGardPlus
cry1Ab+cry3Bb
Jagung European cornborer + Cornrootworm
Syngenta Agrisure RW mcry3Aa Jagung Corn rootworm
Sumber: Slater et al. (2008)
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
71
Tabel 4.2 Gen-gen ketahanan terhadap hama yang berasal dari tanaman(Slater et al., 2008)
Gen tanaman Protein yangdikode
Tanamanasal
Ordo seranggatarget
Tanaman PRG
Proteaseinhibitors
Inhibitedprotease
C-II Serineprotease
Kedelai Coleoptera,Lepidoptera
rape, kentang
Cme Trypsin Barley Lepidoptera tembakauCMTI Trypsin Labu Lepidoptera tembakaucpTI Trypsin Cowpea Coleoptera,
LepidopteraApel, letus, rape,kentang, padi,strawberi, tomat,tembakau, gandum
14K-CI Bifunctionalserine
Sereal Tembakau
MTI-2 Serineprotease,
Mustard LepidopteraArahidopsis
Tembakau
OC-1 Cysteineprotease
Padi Coleoptera,Homoptera
Oilseed rape,poplar, tembakau
PI-IV Serineprotease
Kedelai Lepidoptera Kentang, tembakau
Pot PI-1 Proteinase Kentang Lepidoptera,Orthoptera
Petunia, tembakau
Pot PI-II Proteinase Kentang Orthoptera Padi, tembakauKti3, SKTI Kunitz
trypsinKedelai Lepidoptera Padi, kentang,
tembakauPI-I Proteinase Tomat Lepidoptera Alfalfa, tembakau,
tomatPI-II Proteinase Tomat Lepidoptera Tembakau, tomat
Setyo Dwi Utomo
72
α-Amylase inhibitorsα – Al-PV α-Amylase Buncis Coleoptera Azuki bean, pea,
tembakauWMAI-I α-Amylase Sereal Lepidoptera Tembakau14K-CI Bifunctional
serine,protease, andα-Amylase
Sereal Tembakau
Lectins
GNA Lectin Snowdrop HomopteraLepidoptera
Kentang, padi, ubijalar, tebu, bungamatahari,tembakau, tomat
p-lec LectinPotato,
Pea Homoptera,Lepidoptera
Tembakau
WGA Agglutinin Wheat germ Lepidoptera,Coleoptera
Jagung
Jacalin Lectin Nangka Lepidoptera,Coleoptera
Jagung
Rice-lectin Lectin Padi Lepidoptera,Coleoptera
Jagung
Sumber: Slater et al. (2008)
4.3 Gen ketahanan terhadap virus patogen tanaman
Virus patogen tanaman menurunkan produktivitas tanaman melalui
penghambatan laju fotosintesis dan penurunan vigor pertumbuhan.
Pengendalian penyakit tersebut dapat dilakukan melalui penggunaan varietas
tanaman yang tahan. Review komprehensif tentang ketahanan tanaman terhadap
virus dilakukan oleh Scholthof et al. (1993) dan Goldbach (2003). Ketahanan
tanaman terhadap virus dapat diperoleh melalui pathogen-derived resistance
(PDR), yaitu bahwa tanaman yang membawa gen atau sekuen DNA dari
parasit/patogen akan terlindungi dari serangan patogen yang bersangkutan
(Scholthof et al., 1993). PDR terdiri atas proteksi yang di-mediasi protein
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
73
selubung (coat-protein-mediated protection = CPMP), replicase-mediated
protein, RNA antisense, dan RNA satelit (satRNA). Tanaman dapat dilindungi
dari serangan virus dengan cara tanaman diinfeksi strain virus yang lemah.
Mekanisme proteksi silang didasarkan pada prinsip bahwa infeksi virus tidak
akan terjadi jika tanaman sudah diinfeksi virus tertentu. Diduga protein
selubung (coat protein) berperan penting dalam mekanisme proteksi silang.
Tanaman PRG tahan terhadap virus patogen yang mengandung protein selubung
antara lain ketahanan tanaman tembakau terhadap tobacco mosaic virus (TMV)
(Powell-Abel et al., 1986), tomat terhadap TMV (Nelson et al., 1988), dan
kacang tanah terhadap virus belang (peanut stripe virus (PStV) (Hapsoro et al.,
2005, 2007, 2008). Tabel 4.3 mencantumkan beberapa spesies tanaman tahan
terhadap virus yang di-mediasi protein selubung (Slater et al., 2008).
Papaya ringspot virus (PRSV) merupakan salah satu patogen penyebab
penyakit utama tanaman pepaya. Gen penyandi protein selubung berhasil di-
klon dan transformasi genetik pepaya menggunakan biolistik berhasil dilakukan
sehingga diperoleh tanaman pepaya PRG tahan PRSV (Fitch et al., 1990).
Tanaman PRG tersebut diuji di lapangan uji terbatas di Hawaii tahun 1992 dan
dibudidayakan secara komersial mulai tahun 1999 (Gonsalves, 2004).
Setyo Dwi Utomo
74
Table 4.3 Contoh-contoh sumber gen protein selubung (coat protein) dari virusdan tanaman yang menunjukkan ketahanan terhadap virus
Tanaman Nama virus sebagai sumber gen Tanaman PRG tahanterhadap virus dalamkolom ini
Alfalfa Alfalfa mosaic virus (AIMV) AIMVJeruk Citrus tristeza virus (CTV) CTVPepaya Papaya ringspot virus (PRSV) PRSVKacang tanah Tomato spotted wilt virus (TSWV) (N
gene)TSWV
Kentang Potato virus X (PVX)Potato virus Y (PVY)Potato leafroll virus (PLRV)
PVX, PVYPVYPLRV
Padi Rice stripe virus (RStV)RSV (N gene)RFBV (Ngene)Rice yellow mottle virus (RYMV)
RStVRSVRFBVRYMV
Squash Cucumber mosaic virus (CMV)Watermelon mosaic virus-2 (WMV 2)
CMV
WMV 2Tembakau Tobacco mosaic virus (TMV)
(CMV)AIMV
TMV, PVX, CMV,AIMVCMVAIMV
Sumber: Slater et al. (2008)
4.4 Gen ketahanan terhadap cendawan patogen tanaman
Gen-gen anti-cendawan atau anti-mikroba sudah berhasil diisolasi dari
tanaman, hewan, dan jasad renik. Gen-gen tersebut menyandikan protein
pathogenesis-related (PR) (Tabel 4.4). Protein PR terdiri atas 14 famili. Gen-
gen PR sudah diklon dan digunakan dalam transformasi genetik tanaman untuk
mendapatkan tanaman PRG tahan terhadap pathogen. Tanaman PRG tahan
terhadap cendawan patogen pertama kali dilaporkan oleh Broglie et al. (1991).
Kelompok peneliti tersebut melakukan transformasi genetik tanaman tembakau
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
75
dan Brassica napus menggunakan gen kitinase (PR-3) dari kacang buncis
(bean). Enzim kitinase menghidrolisis atau merusak kitin yang menjadi
penyusun dinding sel cendawan. Tanaman tembakau dan Brassica PRG
menunjukkan peningkatan ketahanan terhadap Rhizoctonia solani. Datta et al.
(2001) melaporkan transformasi genetik padi indica menggunakan gen kitinase
yang diisolasi dari padi. Tanaman padi indica tersebut menjadi tahan terhadap
cendawan Rhizoctonia
Tabel 4.4 Tipe-tipe protein pathogenesis-related (PR) yang merupakansenyawa anti-microbial
Famili Anggota tipe Ciri-ciriPR-1 Tobacco PR-Ia Antifungal, 14—17 kDaPR-2 Tobacco PR-2 Class I, II, III endo-β- 1,3-
glucanases, 25—35 kDaPR-3 Tobacco P. Q Class I, II, and IV endochitinases,
30 kDaPR-4 Tobacco R Antifungal, win-like proteins,
endochitinase activity,similar to prohevein C-terminaldomain, 13—19 kDa
PR-5 Tobacco S Antifungal, thaumatin-like proteins,osmotins, zeamatins,permeartins, similar to a-amylase/trypsin inhibitors
PR-6 Tomato inhibitor1 Protease inhibitors, 6—13 kDaPR-7 Tomato P EndoproteasePR-8 Cucumber chitinase Class III chitinases,
chitinases/lsozymePR-9 Lignin-forming peroxidase Peroxidases, peroxidase-like
proteinsPR-10 Parsley PR- 1 Ribonucleases, Bet v 1-related
proteinsPR-11 Tobacco class V Endochitinase activity
chitinasePR-12 Radish Ps-AFP3 Plant defensinsPR-13 Arabidopsis THI2. 1 ThioninsPR-14 Barley LTP4 Non-specific lipid-transfer proteins
Sumber: Slater et al. (2008)
Setyo Dwi Utomo
76
solani, yang ditunjukkan oleh jumlah bercak yang lebih sedikit dan ukurannya
lebih kecil daripada bercak pada padi non-PRG.
Gen RIP (ribosome in-activating protein) merupakan salah satu gen
anti-cendawan. RIP menunjukkan aktivitas N-glycosidase dan dapat
memindahkan residu adenine dari 28S rRNA sehingga subunit 60S ribosomal
tidak dapat menempel pada perpanjangan faktor 2 yang berakibat proses
perpanjangan protein menjadi terhambat. Leah et al. (1991) melaporkan
penghambatan pertumbuhan cendawan secara in vitro oleh RIP barley yang
dimurnikan. Ekspresi gen RIP barley pada tanaman tembakau PRG
menurunkan tingkat serangan Rhizoctonia solani (Logemann et al., 1992);
demikian pula ekspresi gen RIP dari jagung pada tanaman tembakau PRG
(Maddaloni et al., 1997).
4.5 Gen ketahanan terhadap bakteri patogen tanaman
Gen ketahanan terhadap bakteri atau gen anti-bakteri antara lain terdiri
atas gen penyandi peptida dan penyandi lisozim. Gen-gen yang menyandikan
peptida untuk ketahanan terhadap bakteri (anti-bakteri) sudah berhasil diisolasi
dari berbagai organisme, antara lain dari mamalia, cendawan, serangga, dan
tanaman (Sagi, 2004; Mourgues et al., 1998). Gen penyandi lisozim diisolasi
dari bakteriofag dan telur ayam (Sagi, 2004).
Cecropin P1 merupakan salah satu peptida anti-bakteri yang diisolasi dari
mamalia. Zakharchenko et al. (2005) melaporkan transformasi genetik tanaman
tembakau yang mengekspresikan gen cecropin P1. Tanaman tembakau PRG
hasil transformasi menunjukkan peningkatan ketahanan terhadap bakteri
patogen Pseudomonas syringae, P. marginata, dan Erwinia carotovora.
Gen yang menyandikan glucose oxidase sudah berhasil diisolasi dari
cendawan Aspergillus niger. Glucose oxidase merupakan biokatalisator
proses oksidasi glucose menjadi asam gluconic dan hidrogen peroksida. Gen
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
77
tersebut sudah ditransfer ke dalam genom tanaman kentang sehingga
diperoleh tanaman kentang PRG yang tahan terhadap bakteri Erwinia
carotovora ssp. carotovora (Wu et al., 1995). Terdapat korelasi atau
hubungan yang positif bahwa peningkatan ketahanan terjadi bersamaan
dengan kenaikan konsentrasi hidrogen peroksida. Transformasi juga
dilakukan terhadap tanaman kubis sehingga diperoleh tanaman kubis PRG
yang tahan terhadap bakteri Xanthomonas campestris pv. campestris (Lee et
al., 2002).
Gen attacin yang diisolasi dari serangga yaitu ulat sutera raksasa
menyandikan peptida lytic. Transformasi genetik tanaman apel sudah dilakukan
untuk mentransfer gen attacin E (Norelli et al., 1994). Berdasarkan bioasai di
rumah kaca, tanaman apel PRG yang membawa gen attacin E tahan terhadap
patogen Erwinia amylovora, penyebab penyakit hawar api (fire blight). Jika
dibandingkan dengan control, gejala serangan salah satu tanaman apel PRG
berkurang sampai 50%.
Sebelas gen anti-bakteri sudah diisolasi dari tanaman yaitu: dua gen dari
padi (Xa21 dan XaI) enam gen dari Arabidopsis (RPS2, RPS4, RPS5, PBSI,
RPMI, dan RRSI –R), satu gen dari cabai (bs2), dan dua gen dari tomat (Prf dan
66 protein kinase). Gen Xa21 yang diisolasi dari padi (Song et al., 1995)
merupakan salah satu gen yang paling sukses dan banyak dimanfaatkan dalam
perakitan varietas padi tahan terhadap bakteri Xanthornonas oryzae pv. Oryzae.
Tanaman padi PRG dari eksplan varietas IR 72 dan lima varietas Cina sudah
dirakit dan menunjukkan ketahanan terhadap semua ras Xanthornonas oryzae pv.
Oryzae (Tu et al., 1998; Tu et al., 2000; Zhai et al., 2000; Zhai et al., 2002).
Lisozim adalah protein anti-bakteri yang dapat diperoleh dari putih telur
ayam (hen egg white lysozyme = HEWL). Serrano et al. (2000) melakukan
transformasi genetik kentang untuk mentransfer gen HEWL. Tanaman kentang
PRG yang diperoleh tahan terhadap Erwinia carotovora ssp. Atroseptica.
Setyo Dwi Utomo
78
4.6 Gen toleransi terhadap cekaman abiotik
4.6.1. Toleransi terhadap keracunan aluminium
Keracunan aluminium merupakan salah satu permasalahan utama dalam
budidaya tanaman di lahan bereaksi asam. Konsentrasi aluminium pada taraf
yang meracuni tanaman mengakibatkan terganggunya pertumbuhan akar dan
penyerapan unsur hara. Untuk merakit varietas unggul tanaman toleran
terhadap keracunan aluminium (TTKA), perlu diisolasi gen TTKA. Gen
TTKA yang pertama diisolasi adalah gen citrate synthase (CSb) dari bakteri
Pseudomonas aeruginosa (De la Fuente et al., 1997). Gen tersebut
ditransfer ke dalam genom padi dan jagung sehingga diperoleh tanaman padi
dan jagung PRG yang toleran terhadap keracunan aluminium. Asam sitrat
yang dihasilkan oleh tanaman PRG tersebut akan mengikat ion aluminium
sehingga ion tidak masuk ke dalam akar. Jika tanaman PRG ditanam pada
media tanam yang mengandung Al tinggi, pertumbuhan akar tanaman PRG
lebih baik daripada tanaman pembanding non-PRG. Ezaki et al. (2000)
melaporkan tranformasi genetik Arabidopsis untuk mentrasfer gen blue-
copper-binding protein (AtBCB) dari Arabidopsis, gen glutathione S-
transferase (parB) dari tembakau, gen peroxidase (NtPox) dari tembakau,
dan gen GDP-dissociation inhibitor (NtGDII) dari tembakau. Tanaman
Arabidopsis PRG menunjukkan toleransi terhadap keracunan Al; kandungan
Al dalam akar lebih rendah daripada tanaman non-PRG. Gen-gen yang juga
terinduksi atau terekspresi pada saat tanaman tercekam aluminium
dirangkum pada Tabel 4.5 (Prasetiyono dan Tasliah, 2003).
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
79
Tabel 4.5 Gen-gen yang diinduksi oleh stress Al dalam tanaman
No Gen Spesies
1 Phenylalanine ammonia lyase Gandum
2 Metallothionein-like protein gandum, Arabidopsis
3 Bowman-Birk proteinase inhibitors gandum, Arabidopsis
4 Phatogenesis- related protein (PR2) Gandum5 glucanase Gandum6 Auxin-induced gene (par A) tembakau,
Arabidopsis
7 Glutathione-s-transferase tembakau,Arabidopsis
8 Peroxidase Arabidopsis
9 Superoxidase dismutase Arabidopsis, gandum10 Blue-copper binding protein Arabidopsis
11 Reticuline oxygen: oxidoreductase Tembakau
Sumber: Prasetiyono dan Tasliah (2003)
4.6.2 Gen toleransi terhadap cekaman-cekaman abiotik lainnya
Toleransi terhadap kekeringan merupakan salah satu karakter agronomi
tanaman yang penting, dan menjadi semakin penting dengan adanya fenomena
perubahan iklim. Indikator tanaman yang toleran terhadap kekeringan
ditunjukkan oleh senyawa trehalose, poliamin, prolin, glisin betain, atau
karbohidrat (Jiban, 2001). Metabolit tersebut telah menunjukkan asosiasi dengan
toleransi kekeringan. Tanaman sumber gen toleransi terhadap kekeringan adalah
resurrection (Xerophyta viscosa). Tanaman tersebut dapat bertahan hidup
walaupun kehilangan 95% kandungan air selama berbulan-bulan. Jika
ketersediaan air normal kembali, tanaman akan bangkit dan hidup normal dalam
beberapa hari (Thomson, 2006).
Setyo Dwi Utomo
80
Trehalose termasuk kelompok gula sederhana yang secara alamiah
diproduksi oleh berbagai organisme. Dalam kondisi tercekam, kebanyakan
tanaman secara alamiah akan mengakumulasi trehalose dan memproduksi gula
yang melibatkan enzim trehalose-6 -phosphate synthase (TPS) dan enzim
trehalose-6 -phosphate phosphatase (TPP). Gen penyandi enzim tersebut sudah
diisolasi dan di-transfer ke dalam genom tanaman padi indica (USAID, 2004
dalam Herman, 2008).
Gen-gen penyandi toleransi terhadap cekaman abiotik sudah banyak
diisolasi, dikarakterisasi, dan di-transfer ke dalam genom tanaman untuk
mendapatkan tanaman PRG. Slater et al. (2008) merangkum tanaman PRG
toleran terhadap kekeringan, salinitas, dan suhu dingin (Tabel 4.6).
4.7 Gen peningkatan kandungan vitamin A
Pro-vitamin A (beta-karoten) disintesis secara alamiah oleh tanaman padi
di dalam jaringan vegetatif, tidak di dalam bulir padi. Menggunakan rekayasa
genetik, jalur biosíntesis tersebut dapat dilakukan di dalam endosperma padi
(Beyer et al., 2002). Dua gen yang berperan dalam pembentukan beta-karoten
sudah diisolasi, yaitu gen yang menyandikan phytoene synthase (psy) dan gen
yang menyandikan phytoene desaturase (crt I). psy diisolasi dari tanaman
daffodil, sedangkan crt I dari bakteri Erwinia uredovor. Rekayasa genetika
menggunakan bantuan Agrobacterium sudah dilakukan untuk mentransfer dua
gen tersebut dalam rangka merakit varietas padi PRG yang mengandung beta-
karoten pada endosperma (padi emas atau golden rice) (Ye et al., 2000).
Penambahan dua gen tersebut mengubah jalur biokimia pembentukan beta-
karoten sehingga senyawa tersebut dapat berakumulasi di dalam endosperma.
Akumulasi beta-karoten dan santofil dalam endosperma mengakibatkan
padi/beras berwarna kuning seperti emas (Schaub et al., 2005) (Gambar 4.2).
Kandungan beta-karoten sebesar 6 ug/g biji sehingga diharapkan dapat
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
81
memenuhi kebutuhan vitamin A yang direkomendasikan untuk anak-anak.
Untuk lebih meningkatkan kandungan beta-karoten, gen psy berhasil diisolasi
dari jagung dan padi. Payne et al. (2005) melaporkan tanaman padi PRG yang
mengekspresikan gen psy dari jagung; kandungan beta-karoten sebesar 37 ug/g.
Sumber: IRRI ( 2011)
Gambar 4.2 Padi emas PRG kaya beta-karoten (kanan atas)dibandingkan dengan padi non-PRG (kiri).
Setyo Dwi Utomo
82
Tabel 4.6 Tanaman PRG yang membawa gen toleransi terhadap cekamanabiotik
Senyawa Transgen Spesiestanaman
Tingkatakumulasisenyawa
Toleran terhadapcekaman
Polyamines Argininedecarboxylase
Padi kekeringan
S-Adenosylrnethioninedecarboxylase
Padi salinitas
Spermidine synthase Arabidopsis Suhu renda,salinitas, dankekeringan
Proline Mothbean P5CS Tembakau SalinitasPadi Kekeringan,
salinitas danoksidasi
Kedelai Tekanan osmotikdan suhu tinggi
P5CS (feedback-inhibition-insensitive)
Tembakau 4 mg/g bobotsegar
Salinitas
Anti- ProDH Arabidopsis 0,6mg/gBobot segar
Salinitas, suhurendah
Mannitol E coli mt1D Arabidopsis 10 μg/gbobot segar
Salinitas
Tembakau 6 μmol/gbobot segar
Salinitas
Sorbitol Apple s6pdh Tembakau Oxidative stressTrehalose Yeast tps1 Tembakau 3.2 μg/g
bobot keringKekeringan
Potato KekeringanE. coli otsA + otsB Tembakau 90 μg /g
bobot segarKekeringan
D-Ononitol Ice plant imtl Tembakau 35 μmol gbobot segar0.35 mgbobot segar
Kekeringan,Salinitas
Fructans Bacillus subtilis sacB Tembakau 5 mg/g DW KekeringanOsmotin Osm1 — Osm4 Tembakau Kekeringan,
salinitasSumber: Slater et al. (2008)
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
83
4.8 Gen penundaan kemasakan buah
Nilai ekonomi buah dapat ditingkatkan dengan cara mengatur saat
pemasakan misalnya ditunda waktu masak. Penundaan kemasakan buah
memungkinkan buah tidak masak dan selanjutnya membusuk pada masa
penanganan dan transportasi; atau pemasakan dilakukan pada saat sudah akan
diperlukan untuk konsumsi. Tahap-tahap pemasakan buah dimulai dari perubahan
dinding buah yang menjadi lunak, diiringi dengan produksi komponen warna,
perubahan kandungan gula, dan flavor. Dalam proses pemasakan, dihasikan gas
etilen yang dilepas ke udara. Gas tersebut memicu dan mempercepat pemasakan
buah mentah yang berdekatan dengan buah masak.
Rekayasa genetik tanaman untuk menunda kemasakan buah dapat
dilakukan dengan cara mentransfer gen antisense ACC synthase pada tanaman
pepaya (Magdalita et al., 2001). ACC synthase bertanggung jawab dalam
tahapan sintesis etilen. Gen antisense menghambat atau mengurangi aktivitas
gen tersebut. Pepaya PRG dengan sifat penundaan kemasakan sudah diuji di
lapangan uji terbatas di Malaysia (Muda et al. (2003) dalam Herman (2008).
Penundaan kemasakan juga dapat dilakukan dengan cara mentransfer gen
antisense polygalacturonase (PG). Enzim PG berperan penting dalam pelunakan
dinding buah selama proses pemasakan. Tanaman tomat PRG hasil trasformasi
menggunakan gen antisense PG diberi nama tomat Flavr Savr. Tomat tersebut
sudah mendapat sertifikat keamanan lingkungan dan pangan (GEO-PIE, 2004a
dalam Herman, 2008).
4.9 Gen pembentukan buah partenokarpi
Partenokarpi adalah gejala terbentuknya buah tanpa melalui proses
pembuahan inti generatif terhadap sel telur. Gejala partenokarpi menunjukkan
bahwa pembuahan merupakan salah satu, tetapi bukan satu-satunya pemicu
Setyo Dwi Utomo
84
pembentukan buah. Buah partenokarpi dipicu oleh zat pengatur tumbuh (ZPT)
yang terdapat dalam bunga. Gejala partenokarpi terdapat pada buah pisang,
ketimun, terong, nanas, pir, sukun, jambu-jambuan, dan sejumlah tumbuhan
budidaya lainnya. Semangka tanpa biji juga produk dari gejala ini. Partenokarpi
merupakan karakter yang diinginkan dan penting pada tanaman yang produk
komersialnya berupa buah karena buah menjadi tanpa biji atau berbiji lunak.
Salah satu cara merangsang pembentukan buah partenokarpi adalah
melalui aplikasi ZPT auksin pada kuncup bunga. Kandungan auksin yang tinggi
pada bunga menginduksi pembentukan buah partenokarpi; buah terbentuk tanpa
polinasi dan fertilisasi. Meskipun demikian cara tersebut kurang praktis dan
memerlukan banyak tenaga kerja khususnya pada perkebunan skala besar
(Donzela et al., 2000). Rekayasa genetik untuk merakit tanaman berbuah
partenokarpi merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Gen penyandi senyawa precursor pembentukan auksin, DefH9-iaaM,
telah diisolasi dan dikarakterisasi; gen DefH9 diisolasi dari bakteri
Pseudomonas syringae pv. savastanoi, dan gen iaaM dari tanaman Anthirrinum
majus. Gen iaaM menyandikan sintesis tryptophan monoxygenase dan
memproduksi indolacetamide yang kemudian berubah menjadi auxin indole-3-
acetic acid. Gen mengatur tempat ekspresi gen khususnya di dalam ovul dan
plasenta (Rotino et al., 1997). Tanaman tembakau dan terong PRG partenokarpi
(tanpa biji) dilaporkan oleh Rotino (1997). Menggunakan gen yang sama,
Retino et al. (2005) melaporkan tomat PRG partenokarpi. Perakitan galur atau
varietas tomat partenokarpi di Indonesia dilakukan oleh Purnamaningsih et al.
(2005) juga menggunakan gen DefH9-iaaM. Pada tahun 2007, pengujian tomat
PRG tanpa biji dilakukan di Fasilitas Uji Terbatas (FUT), BB-Biogen, Bogor.
Pardal et al. (2004) melaporkan regenerasi dan transformasi genetik salak
pondoh untuk mendapatkan salak partenokarpi.
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
85
Daftar Pustaka
Amirhusin, B. 2004. Perakitan tanaman transgenic tahan hama. Jurnal LitbangPertanian, 23(1). http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/p3231041.pdf,Diakses 20 Juni 2008
Amirhusin, B., E.M. Lokollo, Supriyati, and Sutrisno. 2008. The cost ofresearch and development for producing a transgenic crops and itsbiosafety regulation compliance in Indonesia. Asian Biotech. Dev. Rev.11(1):79-117.
Barinaga, M. 1997. Making plants alumunium tolerant. Science 276:1497.
Baulcombe, D.C. 1996. Mechanisms of pathogen-derived resistance to virusesin transgenic plants. Plant Cell 8:1833-1844.
Beyer, P., S. Al-Babili, X.Ye, P.Lucca, P.Schaub, R. Welsch, and I.Potrykus.2002. Golden Rice: Introducing the beta-carotene biosynthesis pathwayinto rice endosperm by genetic engineering to defeat vitamin A deficiency.J. Nutr. 132:506S-510.
Broglie K., I. Chet, M. Holliday, R. Cressman, P. Biddle, S. Knowlton, C.J.Mauvais, and R. Broglie. 1991. Transgenic plants with enhancedresistance to the fungal pathogen Rhizoctonia solani. Science 254:1194-1197.
Comai, L., D. Faccioti, W.R. Hiatt, G. Thompson, R.E. Rose, and D.M. Stalker.1985. Expression in plants of aroA gene from Salmonella tryphimuriumconfres tolerant to glyphosate. Nature 317:741-744.
Datta, K., J. Tu, N. Oliva, I. Ona, R. Valazhahan, T.W. Mew, S. Muthukrishnan,and S.K Datta. 2001. Enhanced resistance to shealth blight by constitutiveexpression of infection-related rice chitinase in transgenic elite indica ricecultivars. Plan Sci. 60:405-414.
De La Fuente, J.M., V. Ramirez-Rodriuez V., J.L. Cabrera-Ponce, and L.Herrera-Estrella. 1997. Alumunium tolerance in transgenic plants byalteration of citrate synthesis. Science 276:1566-1568
Della-Ciopaa, G., S.C. Bauer, M.L. Taylor, D.E. Rochester, B.K. Klein, D.M.Shah,R.T. Fraley, And G.M. Kishore. 1987. Targeting a herbicideresistance enzyme from Escherichia coli to chloroplast of higher plant.Bio/Technol. 5:579-584.
Donzela, G., A. Spena, and . I. Rotino. 2000. Transgenic parthenocarpiceggplants: superior germplasms for increased winter production. Mol.Breed. 6:79-86.
Setyo Dwi Utomo
86
Ezaki, B., R.C. Gardner, Y. Ezaki, and H. Matsumoto. 2000. Expression ofaluminum-induced genes in transgenic Arabidopsis plants can amelioratealuminum stress and/or oxidative stress. Plant Physiol. 122:657-666
Fitch, M.M., R.M. Manshardt, D. Gonsalves, J.L. Slightom, and J.C. Sanford.1990. Stable transformation of papaya via microprojectile bombardment.Plant Cell Rep. 9(4):189-194
Gill, S.S., E.A. Cowles, and F.V. Pietrantonio. 1992. The mode of action ofBacillus thuringiensis endotoxins. Annual Review of Entomology 37:615-636.
Goldbach, R., E. Bucher, and M. Prins M. 2003. Resistance mechanisms toplant viruses: an overview. Virus Res. 92:207–12
Gonsalves, D. 2004. Transgenic papaya in Hawaii and beyond. AgBioForum7(1-2):36-40.
Hapsoro, D., H. Aswidinnoor, Jumanto, R. Suseno, and Sudarsono. 2007.Transgene identity and number of integration sites and their correlationwith resistance to PStV in transgenic peanuts carrying Peanut Stripe Virus(PStV) coat protein gene. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika7(1):39-47.
Hapsoro, D., H. Aswidinnoor, Jumanto, R. Suseno, and Sudarsono. 2008.Inheritance of resistance to PStV in transgenic peanuts containing cp PStVgene. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika 8(1):31-38.
Hapsoro, D., H. Aswidinnoor, Jumanto, R. Suseno, and Sudarsono. 2005.Transformasi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan gen cpPStV dengan bantuan Agrobacterium. Jurnal Agrotropika 10(2):85-93.
Hemmenway, C., R.X. Fang, W.K. Kaniewksi, N.K. Chua, and N.E. Turner.1987. Analysis of the mechanism of protection in transgenic plantsexpressing the potato virus X coat protein or its antisense RNA. EMBO J.7:1273-1281.
Herman, M. 2008. Tanaman produk rekayasa genetik dan kebijakanpengembangannya. Vol. 1: teknologi rekayasa genetik dan statuspenelitiannya di Indonesia. Disunting oleh B. Purwantara dan M. Thohari.Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber DayaGenetik Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Deptan. 106 hlm.
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
87
Hofte, H. and H. R. Whiteley. 1989. Insecticidal crystal protein of BacillusIhuringiensis. Microbiol. Rev. 53:42-255
Huang, J., R. Hu, S. Rozelle, and C. Pray. 2005. Insect-resistant GM rice infarmers’ fields, assessing productivity and health effects in China. Science308:688-690.
IRRI. 2011. Golden rice. http://en.wikipedia.org/wiki/File:Golden_Rice.jpgAccessed 10 May 2012.
Ishimoto, M., J. Sato, M.J. Chrispeels, and K. Kitamura.v1996. v Bruchidsresistance of transgenic azuki bean expreesing seed α-amylase inhibitor inthe common bean. Entomol. Exper. Appl. 79:305-315.
James, C. 2010. Global Status of Commercialized Biotech/GM Crops: 2010.Presented by Randy A. Hautea in Public Forum on ScienceCommunication, April 6, 2011, Biopolis, Singapore www.isaaa.org/.../2011/ppts/Randy%20Hautea. Diakses 15 Maret 2012.
Jiban, M. 2001. Genetics ang genetic improvement of drought resistance incrop plants. Curr. Sci. 80(6):758-763.
Joko Prasetiyono dan Tasliah. 2003. Strategi pendekatan bioteknologi untukpemuliaan tanaman toleran keracunan aluminium. Ilmu Pertanian 10 (1):1-84
Kaniewski, W., C. Lawson, B. Sammons, L. Haley, J. Hart, X. Delannay, andN.E. Tunier. 1990. Field resistance of transgenic russet burbank potato toeffects of infection by potato virus X and potato virus Y. Bio/Technol.8:750-754.
Leah, R., H. Tommerup, I. Svendnsen and J. Mundy,. 1991. Biochemical andmolecular characterization of three barley seed proteins with antifungalproperties. J. Biol. Chem. 266:1464-1573.
Lee, Y.H., I.S. Yoon, S.C. Suh, and H.I. Kim. 2002. Enhanced resistance intransgenic cabbage and tobacco expressing a glucose oxidase gene fromAsperillus niger. Plant Cell Rep. 20:857-863.
Logemann, J., G. Jach, H. Tommerup, J. Mundy, and J. Schell. 1992.Expression of barley ribosom inactivating protein leads to fungalprotection in transgenic tobacco. Bio/Technol. 10:305-308.
Lucca, P., R.Hurrell, and I. Potrykus, 2001. Genetic engineering approaches toimprove the bioavailability and the level of iron in rice grains. Theor.Appl. Genet. 102: 392-397.
Setyo Dwi Utomo
88
Maddaloni, M., F. Forlani, V. Balmas, G. Donini, L. Stasse, L. Corazza, and M.Motto. 1997. Tolerance to the fungal pathogen Rhizoctonia solani AG4 oftransgenic tobacco expressing the maize ribosome-inactivating protein b-32. Transgenic Res. 6:393-402.
Magdalita, P.M., A.C. Laurena, B.M. Yabut-Perez, V.N. Villeas, E.M.T.Mendoza, and J.R. Botella. 2001. Progress in the development oftransenic papaya: Transformation of Solo papaya using ACC synthaseantisense construct. Acta Hort. 575:171-176.
Mazur, B.J. and S.C. Falco. 1989. The development of herbicide resistant crops.Annu. Rev. Plant Physiol. Plant Mol. Biol. 40:441-456.
McClean, P. Tanpa tahun. Biotechnology: Principles, Applications, and SocialImplications. From Protein to Product. The techniques used by thebiotechnology industry to modify genes and introduce them intotransgenic organisms. Power point. Department of Plant Science, NorthDakota State University. USA. www.ag.ndsu.nodak.edu/.../techniques-ofbiot. Diakses 15 Maret 2012.
Mourgues, F., M.N, Brisset, and E. Chevreau. 1998. Strategies to improveplant resistance to bacterial diseases through genetic engineering.TIBTECH 16:203-210.
Nelson R, S.M. McCormick , X. Delannay, P. Dube, J. Layton J, et al. 1988.Virus tolerance, plant growth and field performance of transgenic tomatoplants expressing the coat protein from tobacco mosaic virus.Bio/Technology 6:403–9.
Norelli, J.L., H.S. Aldwinckle, L. Destefano Beltran, and J.M. Jaynes. 1994.Transgenic ‘Mallling 26’ apple expressing the attacin E gene has increasedresistance to Erwinia amylovora. Euphtica 77: 123-128.
Office of Food Biotechnology-Health Canada. 1999. Glyphosate Tolerant Corn,GA21. www.hc-sc.gc.ca/fn-an/gmf-agm/appro/ofb-099-133-a-eng.php.Accessed 12 May, 2012.
Padgette, S.R., K.H. Kolacz, X. Delannay, D.B. Re, B.J. LaVallee, C.N.,Tinius,W.K. Rhodes, Y.I.Otero, G.F. Barry, D.A., Eichholtz, V.M., Peschke,D.L.,Nida N.B.Taylor, and G.M. Kishore. 1995. Development,identification, and characterization of a glyphosate-tolerant soybean line.Crop Sci. 35:1451–1461.
Paine, J.A., C.A. Shipton, S. Chaggar, R.M. Howells, M.J. Kennedy, G. Vernon,S.Y. Wright, E. Hinchliffe, J.L. Adams, A.L. Silverstone, and R. Drake.2005. A new version of golden rice with increased pro-vitamin A content.Nature Biotechnol. 23:482-487.
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
89
Pardal, S.J. , I. Mariska, E.G. Lestari, dan Slamet. 2004. Regenerasi tanamandan transformasi genetik salak pondoh untuk rekayasa buah partenokarpi(Plant regeneration and genetic transformation of salac cv. Pondoh forparthenocarpic fruits. Jurnal Biotek. Pertanian 9(2): 49-55.
Pardal, S.J., G.A. Wattimena, H. Aswidinnoor, dan M. Herman. 2005.Transformasi genetik kedelai dengan gen proteinase inhibitor IImenggunakan teknik penembakan partikel. Jurnal AgroBiogen 1(2):53-61.
Powell-Abel, P., R.S. Nelson, N. Hoffmann S.G. Rogers et al. 1986. Delayof disease development in transgenic plants that express the tobaccomosaic virus coat protein gene. Science 232:738–43.
Prasetiyono, J. dan Tasliah. 2003. Strategi pendekatan bioteknologi untukpemuliaan tanaman toleran keracunan aluminium. J. Ilmu Pertanian 10(1):81-84.
Querci, M. and M. Mazzara. No year. The analysis of food samples for thepresence of genetically modified organisms. Session 7. Characteristics ofRoundup Ready Soybean, MON810 Maize, and Bt-176 Maize. JRCEuropean Commission. www.gmo-crl.jrc.ec.europa.eu/capacitybuilding/manuals. Accessed 14 May 2012.
Rao, K.V., K. S. Rathore, T. K. Hodges, X. Fu, E. Stoger, D. Sudhakar, S.Williams, P. Christou, M. Bharati, D. P. Brown, K.S. Powell, J. Spence,A.M.R. Gatehouse, and J.A. Gatehouse. 1998. Expression of snowdroplectin (GNA) in transgenic rice plants confers resistance to rice brownplanthopper. Plant J. 15 (4):469-477.
Rotino, G.L., N. Acciarri, E. Sabatini, G. Mennella, R.L. Scalzo, A. Maestrelli,B. Molesini, T. Pandolfini, J. Scalzo, B. Mezzetti, and A. Spena. 2005.Open field trial of genetically modified parthenocarpic tomato:seedlessness and fruit quality. BMC Biotechnol. 5:32.
Sagi, L. 2004. Engineering resistance to pathogenic bacteria.http://www.promusa.org/research/genetic_transfo_strategies_bacteria.pdf.
Schaub, P., S. Al-Babili, R. Drake, and P.R. Beyer. 2005. Why is rice golden(yellow) instead of red? Plant Physiol. 138:441-450.
Scholthof, K.C., H.B. Scholthof, and A. O. Jackson. 1993. Control of PlantVirus Diseases by Pathogen-Derived Resistance in Transgenic Plants.Plant Physiol. 102: 7-12.
Setyo Dwi Utomo
90
Serrano, C., P. Arce –Johnson, H. Torres, M. Gebbauer, M. Gutierrez, M.Moreno, X. Jordana, A. Venegas, J. Kalazich, and L. Holoigue. 2000.Expression of the chichken lysozeme gene in potato enhances resistance toinfection by Erwinia carotobora subsp. Atroseptica. Amer. J. Potato Res.77:191-199.
Slater, A., N.W. Scott, and M. R. Fowler. 2008. Plant Biotechnology: theGenetic manipulation of Plants. Second Edition. Oxford Univ. Press.Oxford, United Kingdom.
Song, W. Y., G.L. Wang, L.L. Chen, H.S. Kim, L.Y. Pi, T. Holsten, J. Gardner,B. Wang, W.X. Zhai, L.H. Zhu, C. Fauquet, and P. Ronald. 1995. Areceptor kinase-like protein encoded by the rice resistance gene, Xa21.Science 270:804-1806
Thompson, C.J., N.R. Movva, R. Tizard, R. Crameri, J.E. Davies, M.Lauwereys, and J. Botterman. 1987. Characterization of the herbicide-resistance gene bar from Streptomyces hygroscopicus. EMBO J. 6:2519–2523.
Thomson, J.A. 2006. GM Crops: the Impact and the Potential. CSIRO Publ.,Collingwood, VIC, Australia.
Tu, J., K. Datta, G.S. Khush, Q. Zhang, and S.K. Datta. 2000. Field performanceof Xa21 transgenic indica rice (Oryza sativa L.), IR72. Theor. Appl.Genet. 101:15-20.
Tu, J., I. Ona, Q. Zhang, T.W. Mew, G.S. Khush, and S.K. Datta, 1998.Transgenic rice variety ‘IR72’ with Xa21 is resistance to bacterial blight.Theor. Appl. Genet. 97: 31036.
Wu, G., B.J. Shortt, E.B. Lawrenc, E. B. Levine, K.C. Fitzsimmons, and D. M.Shah. 1995. Disease resistance conferred by expression of a gene encodingH2O2-generating glucose oxidase in transgenic potato plants. Plant Cell7:1357-1368.
Xu, X., Q.Gan, R. C. Clough, K. M. Pappu, , J. A. Howard, J.A. Baez, K. Wang.2011. Hydroxylation of recombinant human collagen type I alpha 1 intransgenic maize co-expressed with a recombinant human prolyl 4-hydroxylase. BMC Biotechnology 11: 69-80.
Ye, X., Al-Babili, S., Kloeti, A., Zhang, J., Lucca, P., Beyer, P. & Potrykus, I.2000. Engineering provitamin A (b-carotene) biosynthetic pathway into(carotenoid-free) rice endosperm. Science 287:303-305.
Pemuliaan Tanaman Menggunakan Rekayasa Genetik
91
Zakharchenko, N.S., E.B. Rukavstova, A.T. Gudkov, and Y.I. Buryanov. 2005.Enhanced resistance to phytopathogenic bacteria in transgenic tobaccoplants with synthetic gene of antimicrobial peptide cecropin P1. RussianJ. Genetics 41(11): 1187-1193.
Zhai, W.X., W.M. Wang, Y.L.Zhou, X.B. Li, X.W. Zheng, Q. Zhang, G.L.Wang, and L.H. Zhu. 2002. Breeding bacterial blight-resistant hybrid ricewith the cloned bacterial blight resistance gene Xa21. Mol. Breed. 8:285-293.
Zhai, W.X., X.B. Li, W.Z. Tian, Y.L.Zhou, X.B. Pan, S.Y. Cao, X.F. Zhao, Q.Zhang, and L.H. Zhu. 2000. Introduction of a rice blight resistance gene,Xa21, into five Chinese rice varieties through an agrobacterium-mediatedsystem. Science in China Series C 43:361-368.