tugas 3 rangga fernando (1207154298)

25
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAU Kampus Bina Widya, KM 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru / TUGAS SISTEM TRANSPORTASI TEKNIK SIPIL – UNIVERSITAS RIAU 1. RANGGA FERNANDO 1207154298

Upload: ranggafernando

Post on 15-Nov-2015

225 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

...........................

TRANSCRIPT

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALJURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAUKampus Bina Widya, KM 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

/

TUGAS SISTEM TRANSPORTASI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS RIAU

1. RANGGA FERNANDO

1207154298

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAUPEKANBARU2015

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat sehat dan kesempatan serta rahmat dan hidayahnya yang senantiasa tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.

Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga saya dapat menyelesaikannya makalah ini dengan tepat waktu.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, Maret 2015

PenulisDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transportasi

2.2 Bentuk-bentuk kasus Masalah di Bidang Transportasi

2.2.1 Kasus masalah Transportasi Moda Air2.2.2 Kasus masalah Transportasi Moda Udara

2.2.3 Kasus masalah Transportasi Moda DaratBAB III PENUTUPKESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKABAB IPENDAHAHULUAN1. LATAR BELAKANG

Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian, yang sering disebut sebagai teori antrian (queuing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat berharga bagi manager operasi. Antrian (waiting linelqueue) adalah sebuah situasi yang umum-sebagai contoh, dapat mengambil bentuk deretan mobil yang menunggu untuk diperbaiki pada Midas Muffler Shop, pekerjaan fotokopi yang sedang menunggu untuk diselesaikan di took percetakan Kinko, atau orang-orang yang sedang berlibur menunggu untuk masuk ke wahana, Mr. Froggs Wild Ride di Disney. Model antrian sangat berguna baik dalam bidang manufaktur dan juga jasa. Analisis antrian dalam bentuk panjang antrian, rata-rata waktu menunggu dan faktor lain membantu untuk memahami sistem jasa (seperti kasir di bank), aktivitas pemeliharaan (mungkin berupa perbaikan mesin yang rusak), dan aktivitas pengendalian shop-floor. Sebetulnya, pasien yang sedang menunggu di ruang praktik dokter dan mesin bor yang sedang menunggu di bengkel untuk diperbaiki memiliki banyak kesamaan dari sisi MO. Keduanya menggunakan sumber daya peralatan dan manusia untuk mengembalikan aset produksi yang berharga (mesin dan orang-orang) ke kondisi yang baik.2. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:o Apa itu Model Antrian?

o Bagaimana Karakteristik Sistem Antrian?

o Bagaimana Biaya Antrian?

o Apa saja Keragaman Model Antrian?3. TUJUAN PENULISANMakalah ini dibuat agar mahasiswa mengerti mengenai Model Antrian, mulai dari karakteristik sistem antrian, biaya antrian, dan keragaman model antrian dan juga contoh-contohnya seperti apa.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Sejarah Teori Antrian

Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangattergantung kepada rata rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentangantrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmarkyang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukaneksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay)dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitungkesibukan beberapa operator. 2.2. Pengertian Antrian

Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yangmemerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistemantrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda beda di mana teori antrian dansimulasi sering diterapkan secara luas.

Antrian (waiting linelqueue) adalah sebuah situasi yang umum-sebagai contoh, dapat mengambil bentuk deretan mobil yang menunggu untuk diperbaiki pada Midas Muffler Shop, pekerjaan fotokopi yang sedang menunggu untuk diselesaikan di took percetakan Kinko, atau orang-orang yang sedang berlibur menunggu untuk masuk ke wahana, Mr. Froggs Wild Ride di Disney. 2.3. Karakteristik Sistem Antrian Terdapat tiga komponen dalam sebuah sistem antrian

1. Kedatangan atau masukan sistem. Kedatangan memiliki karakteristik seperti ukuran populasi, perilaku, dan sebuah sistribusi statistic.

2. Disiplin antrian, atau antrian itu sendiri. Karakteristik antrian mencakup apakah jumlah antrian terbatas atau tidak terbatas panjangnya dan materi atau orang-orang yang ada di dalamnya.

3. Fasilitas pelayanan. Karakteristiknya meliputi desain dan distribusi statistik waktu pelayanan.

2.3.1.Karakteristik KedatanganSumber input yang menghadirkan kedatangan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan memiliki tiga karakteristik utama:

1. Ukuran populasi kedatangan

2. Perilaku kedatangan

3. Pola kedatangan (distribusi statistik)

Ukuran populasi (Sumber) Kedatangan. Ukuran populasi dilihat sebagai tidak terbatas atau terbatas. Jika jumlah kedatangan atau pelanggan pada sebuah waktu tertentu hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan yang potensial, maka populasi kedatangan disebut sebagai populasi yang tidak terbatas (unlimited, or infinite, population). Contoh dari populasi yang tidak terbatas adalah mobil yang datang di sebuah tempat pencucian mobil, para pengunjung yang tiba disebuah supermarket, dan para mahasiswa yang datang untuk mendaftarkan diri pada sebuah universitas besar. Sebagian besar model antrian mengasumsikan populasi kedatangan tidak terbatas. Sebuah contoh populasi terbatas (limited, or infinite, population), ditemukan dalam sebuah took percetakan yang memiliki delapan mesin cetak. Setiap mesin cetak merupakan seorang pelanggan yang potensial yang mungkin rusak dan memerlukan pemeliharaan. Pola Kedatangan Pada Sistem. Pelanggan tiba di sebuah fasilitas pelayanan baik yang meiliki jadwal tertentu (sebagai contoh, 1 pasien datang setiap 15 menit atau 1 mahasiswa datang setiap setengah jam) atau yang datang secara acak. Kedatangan dianggap sebagai kedatangan tersebut tidak terikat satu sama lain dan kejadian kedatangan tersebut tidak dapat diramalkan secara tepat. Sering dalam permasalahan antrian, banyaknya kedatangan pada setiap unit waktu dapat diperkirakan oleh sebuah distribusi probabilitas yang dikenal sebagai distribusi Poisson (Poisson distribution). Untuk setiap kedatangan (seperti 2 pelanggan per jam atau 4 truk per menit), sebuah distribusi Poisson yang diskret dapat ditetapkan dengan rumus:

, Untuk x= 0,1,2,3,4,di mana P(x) = probabilitas kedatangan sejumlah x x = jumlah kedatangan per satuan waktu ( = tingkat kedatangan rata-rata

E = 2,7183 (dasar logaritma)Hal ini berarti bahwa jika rata-rata tingkat kedatangan adalah (= 2 pelanggan per jam, maka probabilitas 0 pelanggan tiba dalam jam manapun secara acak adalah sekitar 13%, probabilitas 1 pelanggan adalah sekitar 27%, 2 pelanggan sekitar 27%, 3 pelanggan sekitar 18%, 4 pelanggan sekitar 9% dan sterusnya. Kesempatan untuk 9 atau lebih pelanggan akan tiba hampir mendekati nol. Kedatangan, tentu saja, tidaklah selalu berdistribusi Poisson (mereka bisa saja mengikuti beberapa distribusi lain). Oleh karena itu, pola yang ada harus diuji untuk memastikan bahwa mereka benar-benar mendekati distribusi Poisson sebelum distribusi itu diterapkan. Perilaku Kedatangan . Hampir semua model antrian berasumsi bahwa pelanggan yang datang adalah pelanggan yang sabar. Pelanggan yang sabar adalah mesin atau orang-orang yang menunggu dalam antrian hingga mereka dilayani dan tidak berpindah garis antrian. Sayang sekali, pada kenyataannya hidup sangat rumit dengan adanya fakta bahwa orang-orang menolak dan membelot antrian. Pelanggan yang menolak tidak akan mau untuk bergabung dalam antrian karena merasa terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi keperluan mereka.Pelanggan yang membelot adalah mereka yang masuk antrian akan tetapi menjadi tidak sabar dan meninggalkan antrian tanpa melengkapi transaksi mereka. Pada kenyataannya, kedua situasi ini baru menyoroti kebutuhan akan analisis teori antrian saja. 2.3.2.Karateristik Antrian

Garis antrian itu sendiri adalah komponen yang kedua pada sebuah sistem antrian. Panjangnya sebuah baris bisa tidak terbatas atau terbatas. Sebuah antrian disebut terbatas jika antrian tersebut tidak bisa, baik oleh adanya peraturan maupun keterbatasan fisik, tidak dapat meningkat lagi tanpa batas, Sebagai contoh sebuah tempat pangkas rambut kecil, hanya akan memiliki jumlah kursi tunggu yang terbatas. Model antrian diperlakukan dalam modul ini dengan asumsi panjang antrian yang tidak terbatas. Sebuah antrian disebut tidak terbatas ketika ukuran antrian tersebut tidak dibatasi, seperti pada kasus pintu tol yang melayani mobil yang datang.

Karakteristik antrian yang kedua berkaitan dengan aturan antrian. Aturan antrian mengacu pada peraturan pelanggan yang mana dalam barisan yang akan menerima pelayanan. Sebagian besar sistem menggunakan sebuah aturan antrian yang dikenal sebagai aturan first-in, first-out (FIFO), bagaimanapun, dalam kamar darurat di rumah sakit atau kasir jalur cepat pada sebuah supermarket, beragam prioritas lain dapat memotong jalur FIFO. Pasien yang kritis terluka akan mendapatkan prioritas pengobatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dengan jari atau hidung patah. Pengunjung yang berbelanja kurang dari 10 jenis barang mungkin diizinkan untuk masuk dalam kasir jalur cepat (tetapi kemudian juga diberlakukan yang pertama datang, pertama dilayani- first-come, first-served). Program computer juga beroperasi di bawah penjadwalan dengan prioritas. Dalam hampir semua perusahaan besar, pada saat pembayaran karyawan, maka computer di bagian payroll akan mendapatkan prioritas paling tinggi. 2.3.3.Karakteristik Pelayanan

Komponen ketiga dari setiap antrian adalah karakteristik pelayanan. Dua hal penting dalam karakteristik pelayanan: (1) desain sistem pelayanan dan (2) distribusi pelayanan. Desain Dasar Sistem Antrian. Pelayanan pada umumnya digolongkan menurut jumlah saluran yang ada (sebagai contoh, jumlah kasir) dan jumlah tahapan (sebagai contoh, jumlah pemberhentian yang harus dibuat). Sebuah sistem antrian jalur tunggal (single-channel queuing system), dengan satu kasir biasanya merupakan bank kendara-lewat (drive-in bank) dengan hanya satu kasir yang dibuka. Pada sisi lain, jika bank memiliki beberapa kasir yang sedang bertugas, di mana setiap pelanggan yang menunggu dalam satu jalur antrian bersama untuk kasir pertama yang dapat melayani, maka disebutkan sistem antrian jalur berganda (multiple-channel queuing system). Sebagian besar bank pada saat ini menerapkan sistem antrian beberapa jalur, sebagaimana juga halnya tempat pangkas rambut besar, perusahaan penerbangan tiket, dan kantor pos.

Didalam sebuah sistem satu tahap (single-phase system), pelanggan menerima pelayanan hanya dari satu stasiun dan kemudian pergi meninggalkan sistem. Sebuah rumah makan cepat saji terdapat orang yang sama yang mengambil pesanan juga yang membawakan makanan sebuah sistem satu tahap. Tetapi, jika sebuah restoran meminta pelanggan untuk menempatkan pesanan pada statsiun, kemudian membayar pada statsiun kedua, dan mengambil makanan pada statsiun kedua, maka restoran ini menerapkan sistem tahapan berganda (multiphase system). Begitu juga halnya, pada agen pembuatan SIM yang besar dan sangat sibuk, maka pelanggan mungkin harus menunggu dalam satu jalur untuk melengkapi aplikasi (pelayanan pemberhentian pertama), kemudian mengantri lagi untuk diuji, dan akhirnya pergi ke counter ketiga untuk melakukan pembayaran. Distribusi Waktu Pelayanan . Pola pelayanan serupa dengan pola kedatangan dimana pola ini bisa konstan ataupun acak. Jika waktu pelayanan konstan, maka waktu yang diperlukan untuk melayani setiap pelanggan sama. Kasus ini terjadi dalam operasi pelayanan yang menggunakan mesin, seperti sebuah mesin cuci mobil otomatis. Yang lebih sering terjadi adalah waktu pelayanan yang terdistribusi secara acak. Dalam banyak kasus, dapat diasumsikan bahwa waktu pelayanan acak dijelaskan oleh distribusi probabilitas eksponensial negatif.2.3.4. Mengukur Kinerja Antrian

Model antrian membantu para manajer membuat keputusan untuk menyeimbangkan biaya pelayanan dengan menggunakan biaya antrian. Dengan menganalisis antrian akan dapat diperoleh banyak ukuran kinerja sebuah sistem antrian, meliputi hal berikut:1. Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh pelanggan dalam antrian2. Panjang antrian rata-rata3. Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh pelanggan dalam sistem (waktu tunggu ditambah waktu pelayanan)4. Jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem5. Probabilitas fasilitas pelayanan akan kosong6. Faktor utilisasi sistem7. Probabilitas sejumlah pelanggan berada dalam sistem2.4. Biaya Antrian

Para manajer harus memahami pilihan (trade-off) antara dua biaya: biaya untuk menyediakan pelayanan yang baik dan biaya yang terjadi jika pelanggan atau mesin harus menunggu. Para manajer menginnginkan antrian yang cukup pendek sehingga pelanggan tidak akan merasa kesal dan kemudian meninggalkan antrian tanpa membeli ataupun membeli tetapi tidak pernah kembali lagi. Bagaimanapun juga, para manajer masih dapat mentoleransikan adanya antrian, jika biaya antrian yang terjadi seimbang dengan biaya penghematan untuk menyediakan fasilitas pelayanan. Satu cara untuk mengevaluasi sebuah fasilitas pelayanan adalah dengan melihat biaya total yang diharpkam. Total biaya merupakan penjumlahan biaya pelayanan yang diharapkan ditambah dengan biaya menunggu yang diharapkan. Pelayanan dapat menukar kapasitas personil dan mesin yang tersedia. Yang ditugaskan ke statiun pelayanan tertentu untuk mencegah atau memendekkan antrian yang terlalu panjang. Sebagai contoh di toko eceran, para manajer dan pegawai gudang dapat membuka kasir tambahan. Dibank dan bandara, para karyawan paruh waktu dapat dipanggil untuk membantu. Bersamaan dengan meningkatnya tingkat pelayanan (yakni, lebih cepat) maka biaya yang dikeluarkan untuk menunggu dalam antrian akan berkurang. 2.5. Ragam Model Antrian Empat model yang paling sering digunakan memiliki tiga karakteristik umum dengan menggunakan asumsi yaitu:1. Kedatangan berdistribusi Poisson 2. Penggunaan aturan FIFO 3. Pelayanan satu tahap2.5.1. Model A: Model Antrian Jalur Tunggal Dengan Kedatangan Berdistribusi Poisson Dan Waktu Pelayanan Eksponensial.Permasalahan antrian yang paling umum mencakup jalur antrian jalur tunggal atau satu stasiun pelayanan. Dalam situasi ini, kedatangan membentuk satu jalur tunggal untuk dilayani oleh stasiun tunggal. Diasumsikan sistem berada dalam kondisi berikut:1. Kedatangan dilayani atas dasar first-in, first-out (FIFO) dan setiap kedatangan menunggu untuk dilayani, terlepas dari panjang antrian.2. Kedatangan tidak terikat pada kedatangan yang sebelumnya, hanya saja jumlah kedatangan rata-rata tidak berubah menurut waktu.3. Kedatangan digambarkan dengan distribusi probabilitas Poisson dan datang dari sebuah populasi yang tidak terbatas (atau sangat besar)4. Waktu pelayanan bervariasi dari satu pelanggan dengan pelanggan yang berikutnya dan tidak terikat satu sama lain, tetapi tingkat rata-rata waktu pelayanan diketahui. 5. Waktu pelayanan sesuai dengan distribusi probabilitas eksponensial negatif.6. Tingkat pelayanan lebih cepat daripada tingkat kedatangan.2.5.2. Model B: Model antrian jalur berganda

Sistem antrian jalur berganda di mana terdapat dua atau lebih jalur atau stasiun pelayanan yang tersedia untuk menangani pelanggan yang datang. Asumsi bahwa pelanggan yang menunggu pelayanan membentuk satu jalur dan akan dilayani pada stasiun pelayanan yang tersedia pertama kali pada saat itu. Bentuk antrian jalur berganda, satu tahap masih banyak ditemukan pada sebagian besar bank saat ini: sebuah jalur umum dibuat, dan pelanggan yang berada di barisan terdepan yang pertama kali dilayani oleh kasir. Sistem jalur berganda yang ditunjukkan dalam Contoh D3 mengasumsikan bahwa pola kedatangan mengikuti distribusi Poisson dan waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial negatif. Pelayanan dilakukan secara first-come, first served, dan semua stasiun pelayanan diasumsikan memiliki tingkat pelayanan yang sama. Asumsi lain yang terdapat dalam model jalur tunggal juga berlaku. 2.5.3. Model C: Model Waktu Pelayanan Konstan

Beberapa sistem pelayanan memiliki waktu pelayanan yang tetap, dan bukan berdistribusi eksponensial seperti biasanya. Di saat pelanggan diproses menurut sebuah siklus tertentu seperti pada kasus dari pencucian mobil otomatis atau wahana di taman hiburan, waktu pelayanan yang terjadi pada umumnya konstan.Oleh karena itu tingkat waktu yang konstan ini tetap, maka nilai-nilai Lq, Wq, Ls, dan Ws, selalu lebih kecil dari pada nilai-nilai tersebut dalam Model A, yang memiliki tingkat pelayanan bervariasi. Sesungguhnya, baik rata-rata panjang antrian dan rata-rata waktu menunggu dalam antrian separuh dari nilai tersebut dalam Model C. 2.5.4. Model D: Model Populasi yang Terbatas.Ketika terdapat sebuah populasi pelanggan potensial yang terbatas bagi sebuah fasilitas pelayanan, maka model antrian berbeda harus dipertimbangkan. Sebagai contoh model ini akan digunakan, untuk pekerjaan perbaikan peralatan dalam sebuah pabrik yang memiliki 5 mesin, untuk memelihara sebuah armada yang terdiri dari 10 buah pesawat terbang,atau untuk menjalankan sebuah rumah sakit yang memiliki 20 tempat tidur. Model populasi terbatas memungkinkan dipertimbangkannya sejumlah berapapun orang yang melakukan reparasi (pelayanan). Model ini berbeda dengan ketiga model antrian sebelumnya, karena saat ini terdapat hubungan saling ketergantungan antara panjang antrian dan tingkat kedatangan. Situasi ekstrim tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: sebuah pabrik memiliki lima mesin dan semuanya rusak dan sedang menunggu untuk diperbaiki, maka tingkat kedatangan akan jatuh menjadi nol. Jadi, secara umum, jika jalur antrian menjadi lebih panjang dalam model populasi yang terbatas, maka tingkat kedatangan mesin atau pelanggan menurun. 2.5.5.Pendekatan Antrian LainBanyak permasalahan antrian yang terjadi dalam sistem pelayanan memiliki karakteristik seperti empat model matematika yang telah diuraikan di atas. Bagaimanapun, sering kali variasi dari kasus spesifik ini ada dalam sebuah analisi. Sebagai contoh, waktu pelayanan disebuah bengkel perbaikan mobil cenderung mengikuti distribusi probabilitas normal dan bukan eksponensial. Sebuah sistem pendaftaran pada perguruan tinggi dimana mahasiswa senior boleh memilih mata kuliah dan jadwal terlebih dahulu dari pada mahasiswa lain adalah sebuah contoh model first-come, first served, dengan prioritas aturan antrian.Sebuah pengujian fisik bagi calon militer adalah sebuah contoh sebuah sistem tahapan berganda, yang berbeda dengan model satu tahap yang telah dibahas terlebih dahulu dalam modul ini. Para calon pertama kali mengantri untuk diambil darahnya pada satu stasiun, kemudian mengantri untuk pengujian mata pada stasiun berikutnya, bertemu dengan dokter jiwa pada stasiun ketiga dan diuji oleh seorang doctor untuk permasalahan medis pada stasiun yang keempat. Pada setiap tahapan, calon harus masuk dalam antrian yang baru dan menunggu untuk menghadapi situasi seperti ini.ANALISA ANTRIAN UNTUK TIKET MASUK

UNIVERSITAS RIAU

1. Lokasi

: Gerbang UNRI (dari Jalan SM.Amin, Panam)

2. Tanggal/Waktu survey: 7 April 2014 / 07.00 10.00 WIB

3. Durasi survey

: 6 jam (360 menit)

4. Jumlah surveyor

: 7 orang

5. Jumlah Gate

: 1 hingga 3 Gate

6. Kegiatan survey:

Mencacah jumlah kendaraan yang masuk ke UNRI melalui gerbang masuk yang sedang ditinjau.

Mengambil foto/dokumentasi berkaitan dengan situasi lokasi saat survey dilakukan.

Jumlah server bervariasi terhadap waktu, sehingga analisa antrian dibagi menjadi 3 periode, yaitu:

Tabel 2 Perhitungan Tingkat Pelayanan () tiap Gate

Gate 1

Gate 2

Gate 3

Tabel 3 Perhitungan Tingkat Kedatangan ()

Contoh perhitungan untuk Periode I (Multi Channel Single Phase):

Tingkat pelayanan rata-rata Gate (Gate 1 dan 2)

( = (2.23+5.49)/2 = 3.86 kend/menit

Jumlah Gate

( k = 2

Tingkat kedatangan kendaraan

( = 8.76 kend/menit

Intensitas lalu lintas ():

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan Transportasi atau perangkutan adalah perpindahandari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan(trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination).

Secara umumnya upaya penataan sistem transportasi yang diterapkan lebih banyak bertujuan memecahkan masalah yang timbul sekarang dan berjangka pendek, tanpa integrasi yang sesuai dengan perencanaan kotanya. Padahal tanpa perbaikan mendasar pada aspek perencanaan sistem transportasi secara menyeluruh, masalah-masalah yang timbul beserta implikasi dampaknya tak akan dapat terpecahkan dengan tuntas. Akibatnya bisa menimbulkan berbagai permasalahan.B. Saran Masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah tersebut, tidak hanya pemerintah saja yang harus mengatasinya tetapi juga masyarakatnya. Biarpun pemerintah sudah mengatasinya dengan memberikan kebijakan-kebijakan yang ada, tanpa adanya partisipasi dari masyarakat maka dalam mengatasi masalah tersebut tidak berjalan dengan baik. Untuk itu masalah transportasi umum yang terjadi di Indonesia, menjadi tanggumg jawab kita semua selaku masyarakat Indonesia.DAFTAR PUSTAKAMuftisany, H.2012, Kecelakaan Bus Maut Cisarua Diduga karena Rem Blong. Diakses pada tanggal 06 Juni 2012. http://www.republika.co.id/berita/regional/jabodetabek/KNKT, 2012. Rekomendasi Kecelakaan Cisarua, Bogor. Diakses pada tanggal 06 Juni 2012. http://www.dephub.go.id/knkt/ntsc_road/Recommendations/KNKT-001-2-II-REK.KJ-12.pdfLimantoro, E. 2012, Cara Jitu Atasi Rem Blong Saat Berkendara. Diakses pada tanggal 09 Juni 2012. http://www.tempo.co/read/newshttp://id.wikipedia.org/wiki/Musibah_KM_Dumai_Express_10https://sungaipakning.wordpress.com/2009/11/23/dumai-express-10-tenggelam-di-karimun-30-tewas/http://id.wikipedia.org/wiki/Adam_Air_Penerbangan_574Informasi Umum Survey

Perhitungan Parameter Antrian