iv. bahan dan metode penelitian -...

7
FTIP001653/044 [2] [3] [1] HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan 32 IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2011 dan percobaan utama yaitu in vivo telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2012 dilakukan di Laboratorium Pascapanen, Pedca Utara dan Laboratorium Mikrobiologi Pangan Jurusan Teknologi Industri Pangan, Universitas Padjadjaran. 4.2 Bahan dan Alat Percobaan 4.2.1 Bahan Percobaan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bonggol pisang batu yang berwarna putih kecoklatan, tekstur kasar, dan keras yang diperoleh dari petani pisang batu Cikuda, Sumedang. Starter kering merk Yogoumert, susu segar dari peternakan sapi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, susu bubuk full cream merk Frisian Flag. Tikus putih galur Wistar yang didapat dari ITB, pakan tikus, air minum biasa, sekam padi, minuman probiotik komersial. Bahan kimia yang digunakan untuk analisis diantaranya adalah NaCl fisiologis 0,85%, alkohol 70%, aquades, media MRS, larutan TURK (larutan asam asetat 2% ditambahkan gentian violet 1%), indikator metal merah, metal biru, klorofom, larutan giemsa, dan methanol 90%.

Upload: vantruc

Post on 14-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2007/240210070003_4_7169.pdf · dan diferensiasi leukosit, sedangkan pada feses, dilakukan TPC

FTIP001653/044

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

32

IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus

2011 dan percobaan utama yaitu in vivo telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai

Febuari 2012 dilakukan di Laboratorium Pascapanen, Pedca Utara dan Laboratorium

Mikrobiologi Pangan Jurusan Teknologi Industri Pangan, Universitas Padjadjaran.

4.2 Bahan dan Alat Percobaan

4.2.1 Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bonggol pisang batu yang

berwarna putih kecoklatan, tekstur kasar, dan keras yang diperoleh dari petani pisang

batu Cikuda, Sumedang. Starter kering merk Yogoumert, susu segar dari peternakan

sapi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, susu bubuk full cream merk Frisian

Flag. Tikus putih galur Wistar yang didapat dari ITB, pakan tikus, air minum biasa,

sekam padi, minuman probiotik komersial.

Bahan kimia yang digunakan untuk analisis diantaranya adalah NaCl

fisiologis 0,85%, alkohol 70%, aquades, media MRS, larutan TURK (larutan asam

asetat 2% ditambahkan gentian violet 1%), indikator metal merah, metal biru,

klorofom, larutan giemsa, dan methanol 90%.

Page 2: IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2007/240210070003_4_7169.pdf · dan diferensiasi leukosit, sedangkan pada feses, dilakukan TPC

FTIP001653/045

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

33

4.2.2 Alat Percobaan

Alat yang digunakan dalam pembuatan dan analisis yoghurt sinbiotik adalah

pipet, tabung reaksi, pengaduk, termometer, cawan petri, pH meter, bunsen, gelas

ukur, erlenmeyer, timbangan, mikroskop, dan inkubator. Alat untuk pengujian in vivo

adalah sonde lambung, pipet leukosit, hemositometer, ose, vaquette antikoagulan

EDTA, suntikan, gunting bedah, pinset anatomi dan fisiologis, masker, sarung

tangan, bak pewarna, toples plastik, styrofoam, kandang tikus.

4.3 Metode Penelitian dan Rancangan Percobaan

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif tanpa

uji lanjutan, untuk data jumlah leukosit dan diferensiasi leukosit, sedangkan untuk

data TPC feses menggunakan Rancang Acak Kelompok (RAK). Metode ini

menggunakan lima jenis perlakuan dengan lima kali ulangan.

Perlakuan yang diujikan terhadap tikus putih adalah:

A = Pemberian air minum biasa sebanyak 1 ml (kontrol negatif)

B = Pemberian minuman probiotik komersial sebanyak 1 ml (kontrol positif)

C = Pemberian yoghurt sinbiotik bonggol pisang batu dengan konsentrasi starter

3% sebanyak 1 ml

D = Pemberian yoghurt sinbiotik bonggol pisang batu dengan konsentrasi starter

4% sebanyak 1 ml

E = Pemberian yoghurt sinbiotik bonggol pisang batu dengan konsentrasi starter

5% sebanyak 1 ml

Page 3: IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2007/240210070003_4_7169.pdf · dan diferensiasi leukosit, sedangkan pada feses, dilakukan TPC

FTIP001653/046

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

34

Metode linier dalam rancangan percobaan ini adalah:

Yij = µ + τi + βj + εij ; i = 1, 2, .., t

j = 1, 2, .., r

Dimana :

Yij = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j

µ = nilai tengah populasi

τi = pengaruh aditif dari perlakuan ke-i

βj = pengaruh aditif dari kelompok ke-j

εij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j

Dari model linier di atas dapat disusun tabel analisis sidik ragam sebagai berikut :

Tabel 6. Daftar Sidik RagamSumberRagam

DB JK KT Fhit F 0,05

Ulangan (U) 4 (∑Y.j)2/5 – Yij

2/25 JKU/4 KTU/KTG 3,01Perlakuan (P) 4 (∑Yi.)

2/5 – Yij2/25 JKP/4 KTP/KTG 3,01

Galat (G) 16 JKT – JKU- JKP JKG/16Total (T) 24 ∑(Yij)

2 – Yij2/25

Sumber : Gasperz (1991)

Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji F pada taraf nyata 5%.

Pengujian dilanjutkan terhadap nilai rata-rata tiap perlakuan dengan menggunakan

Uji Jarak Ganda Duncan. Rumus yang digunakan untuk Uji Jarak Ganda Duncan

adalah :

LSR = SSR x Sў dengan Sў = nKTgalat /

Tikus putih diberi asupan sesuai dengan perlakuan sebanyak dua kali dalam

sehari (pagi dan sore) dengan rentang waktu 6 jam, selama 7 hari. Setelah itu tikus

Page 4: IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2007/240210070003_4_7169.pdf · dan diferensiasi leukosit, sedangkan pada feses, dilakukan TPC

FTIP001653/047

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

35

dimatikan (dislokasi), kemudian dilakukan pembedahan untuk mengambil darah yang

terdapat pada pembuluh vena dan untuk mengambil feses yang terdapat pada usus

besar. Pada darah yang diambil, kemudian dilakukan penghitungan jumlah leukosit

dan diferensiasi leukosit, sedangkan pada feses, dilakukan TPC.

Data yang disajikan dalam bentuk diagram batang dan analisis statistik akan

menunjukkan yoghurt sinbiotik bonggol pisang batu dengan konsentrasi berapa yang

mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri asam laktat dalam sistem pencernaan dan

tingkat imunitas hewan percobaan yang paling baik.

4.4. Pelaksanaan Percobaan

4.4.1. Percobaan Pendahuluan

Percobaan pendahuluan telah dilakukan dalam 3 tahapan yaitu: 1) Pembuatan

tepung bonggol pisang; 2) Pembuatan yoghurt sinbiotik dengan perbandingan tepung

bonggol pisang dan susu full cream terbaik; 3) Mempelajari teknik pengujian secara

in vivo. Prosedur pelaksanaan percobaan pendahuluan beserta data pengamatan

disajikan pada Lampiran 1.

4.4.2 Percobaan Utama

Pelaksanaan percobaan utama terdiri dari 2 tahap, yaitu :

1. Pembuatan Yoghurt Sinbiotik Bonggol Pisang Batu

Tahap pertama adalah pembuatan yoghurt sinbiotik bonggol pisang batu

dengan perlakuan penambahan susu full cream dengan tepung bonggol pisang batu

Page 5: IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2007/240210070003_4_7169.pdf · dan diferensiasi leukosit, sedangkan pada feses, dilakukan TPC

FTIP001653/048

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

36

2,5:1(b/v). Perlakuan konsentrasi starter 3%; 4%; 5% (v/v) dengan menggunakan

starter kering merk Yogourmert dengan bakteri yang digunakan adalah S.

thermophilus, L. bulgaricus, dan L. acidophilus. Diagram proses pembuatan yoghurt

sinbiotik bonggol pisang batu seperti pada Gambar 9.

Gambar 9. Diagram Alir Pembuatan Yoghurt Sinbiotik pisang Batu dengan BerbagaiKonsentrasi Starter

(Emininta. 2011)

Pencampuran

PateurisasiT= 780C ± 20C; t= 30 menit

PendinginanT= 40C± 20C

InkubasiT= 420C; t= 5jam

Inokulasi

PendinginanT= 400C ± 20C

Yoghurt Sinbiotik Bonggol Pisang Batu

Starter 3%,4%, 5%

(v/v)

Susu SegarSusu bubuk fullcream : tepungbonggol pisang

batu 2,5 : 1(b/v)

Page 6: IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2007/240210070003_4_7169.pdf · dan diferensiasi leukosit, sedangkan pada feses, dilakukan TPC

FTIP001653/049

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

37

2. Pengujian Secara In Vivo

Pada penelitian ini tikus yang digunakan adalah tikus putih galur Wistar

jantan berumur kurang lebih 21 hari. Pemberian dilakukan secara per oral. Masa

perlakuan tikus adalah 7 hari, dengan masa adaptasi sebelum perlakuan selama 14

hari. Pada masa adaptasi tersebut tikus hanya diberi ransum standar sebagai

makanannya. Selama percobaan, masing-masing tikus ditempatkan dalam kandang

yang dilengkapi dengan botol minum.

Setelah masa perlakuan selesai, tikus dimatikan dengan cara dislokasi

cervicalis, kemudian dilakukan pembedahan untuk mengambil darah yang terdapat

pada pembuluh vena dan untuk mengambil feses yang terdapat pada usus besar. Pada

darah yang diambil, kemudian dilakukan penghitungan jumlah leukosit dan

diferensiasi leukosit, sedangkan pada feses, dilakukan TPC. Diagram alir proses

pengujian secara in vivo seperti pada Gambar 10.

Gambar 10. Modifikasi Diagram Alir Proses Pengujian secara In Vivo(Septiani, 2011)

Tikus Putih

Adaptasi(1-2 minggu )

Perlakuan(7 hari)

Pembedahan(dislokasi cervicalis)

Darah Feses

Uji Leukosit(Jumlah dan Diferensiasi)

Uji TPC

Page 7: IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2007/240210070003_4_7169.pdf · dan diferensiasi leukosit, sedangkan pada feses, dilakukan TPC

FTIP001653/050

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

38

4.5 Kriteria Pengamatan :

Pengamatan yang dilakukan pada percobaan utama meliputi pengamatan

terhadap darah dan feses hewan percobaan.

1. Pengamatan terhadap darah hewan percobaan (uji deskriptif) :

a) Perhitungan jumlah leukosit metode manual (Gandasoebrata, 2007)

b) Diferensiasi leukosit metode manual (Djojosoebagio, 1989 dikutip

Wattiheluw, 2007)

2. Pengamatan terhadap feses hewan percobaan (uji statistik) :

Analisis Mikrobiologi, meliputi perhitungan bakteri asam laktat pada feses

dengan metode TPC pada media agar MRS (Fardiaz, 1989)