itpt buat tanya jawab

5
Daya Kecambah Beberapa Jenis.Biji Legum Pohon Tropik (The Germination of Some Species Tropical Legume Seeds) -. -. Eko Poetri dan Marsetyo Pro<rrrrrr Sfudi Nrrfrisi rlorr A4akorzatz Terank, Frrkullos Pcrlarrinrr Univcrsifas Trrdrrlako, Prrlu Abstract A study to evaluate the seed gemiination of 1,eur.m~m pallih under climatic and soil conditions in Palu was conducted in village of Taipa, Sub district of Nonli Pal% District of Palu. To compare with other species of legume trees however. this study involved Lerrcoom le~ieocephalacv Tarramba, Lerrcae17o lerrcocephala cv Gumph arid Gliricidia macrrlala. This experiment used conipletely randomized design with species of tropical tree legumes as treatment. Each treatment was replicated fivc times. Each experimental unit consisted of one tray (size 12.5 x 25 cm) and planted by 20 seed. Each tray was tilled with soil while the seeds were planted one cm deep. All seeds werc immersed in warm water ( 6 0 ' ~ )for live minutes before planted. The base of the trays were drilled to create sorile holes for water to drain out. The trays were sprayed twice daily (07.00 am and 03.00 pm) to keep the soil to bc moist using a very smooth sprayer. The variables recorded included the initiation time of germination, the range time of germination and the percentage of seed germination. The data obtained were analyses using the Minitab 11. Least significance difference was used to tcst for pussible differences between treatment means. The result revealed that initiation time of gemination and the range of germination were not wried (P>O.Oj) among the seeds tested. The initiation time of germination ranged between 9 to 12 d after sowing. Gliricidia nraczrlara seed has the shortca period to germinate (12-16 d after sowing), meanwhile Lerrcaena lerrcocephala cv. Tanamba appear to be the longest (9-17 d after sowing). The highest seed viability was 60% in Lerrcaena lerrcocephala, cv Gump while the lowest was found in Gliricidia nraculala (29%). In addition, both Lerrcaerra pallida and Lezrcaena le~rcocephala cv Tammba had medium . seed germination (40% and 53% respectively). Key Words: Seed, Germination, Tropical Leguminous Pendahuluan Pemanfaatan legum pohon sebagai sumber hijauan pakan ternak sudah tidak asing lagi bagi masyarakat petani di Indonesia. Hal ini disebabkan ole11 karena hijauan yang bersumber dari legum pohon metnpunyai beberapa keunggulan dibandingkan hijauan yang bersum6er dari rumput. Adapun keunggulan tersebut menurut Minson (1981) meliputi (1) hijauan legum sangat palatable bagi ternak ruminansia (2) hijauan legum mengandung nilai nutrisi yang tinggi (tinggi kandungan protein kasarnya dan rendah kandungan serat kasarnya) (3) nilai pakan (kecernaan dan konsumsi) dari hijauan legum cukup tinggi (4) hijauan legum tersedia secara kontinyu karena tanaman legum biasanya merupakan bagian dari pola kehidupan masyarakat (sebagai pagar hidup, sutnber kayu bakar dan sebagai tanaman pelindung). Beberapa keunggulan tanaman legum khususnya lamtoro (Leucaena leucocephala) sering dihambat oleh adanya serangan hama berupa kutu loncat (Hele~opsylla cubana) yang menghisap batang muda dan menyebabkan kerusakan daun hingga 95% bahkan dapat menyebabkan laju pertumbuhan tanaman berhenti dan mati. Berdasarkan laporan Djogo (1992) serangan kutu loncat di wilayah Indonesia bagian Timur dapat menurunkan produksi hijauan sampai 38%. Serangan kutu loncat pada umumnya terjadi pada pertengahan dan akhir musim penghujan, karena temperatur dan kelembaban udara pada saat itu cocok untuk perkembangbiakan kutu. Siklus hidup kutu loncat dari telur sampai dewasa berkisar - Animal Prorluction, Vol. 7, No. 3, September 2005: 156- 160 156

Upload: devi-novita

Post on 24-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

itpt

TRANSCRIPT

  • Daya Kecambah Beberapa Jenis.Biji Legum Pohon Tropik (The Ge rmina t i on o f S o m e Species T r o p i c a l L e g u m e Seeds)

    -.

    - .

    Eko Poetri dan Marsetyo

    Pro

  • antara 10-20 hari, namun populasinya dapat berkembang menjadi dua kali lipat daalm kurun waktu tiga hari (Djogo, 1992).

    Introduksi legum pohon yang tahan terhadap serangan kutu loncat di Indonesia merupakan sebuah kebutuhan yang mendesak. Leucaeiia pallida adalah sata d~antara jenis legum pohon tropik yang cocok untuk dikembangkan di Indonesia, karena legum tersebut di samping tahan terhadap serangan kutu loncat juga mampu beradaptasi terhadap perubahan cuaca (Shelton dan Jones, 1994). Namun spesies ini belum banyak dibudidayakan di Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah. Oleh karena itu Leucaena pallzda perlu dikembangkan di Sulawesi Tengah untuk memperkaya keaneka-ragaman spesies legum pohon sekaligus untuk mendukung sumber pakan ternak di daerah tersebut.

    Salah satu metode pengembangbiakan tanaman pakan adalah dengan melihat karakteristik perkecambahan biji yang ditanam. Memperbanyak tanaman dengan biji merupakan cara yang praktis untuk diadopsi khususnya pada areal yang has. Infor~nasi mengenai daya perkecambahan dari Lezrcaena pallida terhadap iklim dan tauah di Sulawesi Tengah belum ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai daya perkecambahan benih Leucaeria pallida terhadap kondisi iklim dan tanah di Palu. Untuk menguji daya perkecambahan biji Leucaerza pallida digunakan biji Leucaena leucoceplzala cv Gump, Gliricidia niaculata (keduanya diambil dari Palu) dan Leucaena leucocephala cv Tarramba (dari Australia) sebagai pembanding.

    Metode Penelitian

    Rancangan Penelitian d a n Pe r l akuan Metode penelitian yang digunakan adalah

    metode experimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian

    terdiri atas empat perlakuan (benih dari empat jenis leg~nn pobon tropik) dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima kali, dalam satu nampan yang ditanami masing-masing 20 biji. Adapun benih dari keempat jenis legu~ll pollon tropik (sebagai perlakuan) yang digunakan meliputi : a. Leucaena pallida dari Commonwealth

    Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) Australia

    b. Leucaena leucocep/?ala cv. Taramba dari CSlRO Australia

    c. Lezrcaena leucocephala cv. Gump dari Palu

    d. Gliricidia riiaculata dari Palu Proses pembenihan biji dilakukan di

    rumah kaca. Sebelum proses penanaman biji pada media percobaan, terlebih dahulu dilakukan pengacakan terhadap perlakuan. Benih yang digunakan untuk penelitian mempunyai kemurnian biji 100% dengan bentuk, ukuran dan tingkat kemasakan benih yang seragam untuk masing-masing spesies. Biji yang sudah disiapkan terlebih dahulu dilakokan peretasan untuk membantu proses pembenihan. Biji tersebut dicelupkan ke dala~n air panas dengan suhu 60C selama 5 menit. Setelah proses peretasan selesai, b i j ~ tersebut ditanam ke dalam tanah (I cm d a r ~ permukaan tanah). Tanah yang digunakan sebagai media perkecambahan diayak terlebili dahulu (0 1 mm). Nampan sebagai media percobaan terlebih dahulu dilubangi di bagian dasarnya untuk metnungkinkan keluarnya air dari nampan bila telah dilakukan penyiraman. Untuk menjaga kelembaban tanah sebagai media dilakukan penyemprotan dengan pancaran air yang sangat halus setiap hari dua kali (jam 07.00 dan15.00). Volume air yang digunakan untuk penyemprotan adalah sebanyak 100 ml untuk setiap nampan dan setiap penyemprotan.

    P e u b a b y a n g Diamat i Pengamatan dilakukan semenjak

    penanaman hingga 20 hari setelah tanam.

    157 Lk~ycr Kecrrnthnh B e b c r c ~ p Jeriis (Eho Poctri don Mrrrsetyo)

    AcerD270Highlight

  • Adaptin pengamatan tersebut meliputi : a. Awal perkecambahan, yaitu saat biji

    pertalna kali mengalami perkecambahan sejak ditanam

    b. Waktu perkecambahan, adalah waktu yang dihitung saat biji pertama kali mengalami perkecambahan sampai dengan biji yang terakhir kali menunjukkan proses perkecambahan. Daya perkecambahan adalah persentase

    biji yang mengalami perkecambahan pada media tertentu dan dalam waktu tertentu.

    Analisis Data

    Data tentang awal, waktu dan daya perkecambahan yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan analisis ragam menggcinakan program Minitab I I (McKenzie el a/., 1990). Apabila terdapat pengaruh yang nyata dari perlakuan, maka dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT) untuk melihat perbedaan rataan antar perlakuan.

    H a d dan Pembahasan

    Berdasarkan liasil pengukuran kondisi lingktrnali di rumah kaca menimjt~kkan temperatur udara berkisar antara 22,9-29,4'~. Rataan kelembaban udara sebesar 76%. Sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah kaca

    sepanjang hari, namun tidak dilakukan . pengukuran terhadap intensitas cahaya yang

    masuk ke dalam rumall kaca. Jenis tanah yang digtinaka11 sebagai media perkecam- bahan adalah entisol. Hasil analisis kimia tanali tertera pada Tabel 1 .

    Tabel I . Komposisi kilnia tanah yang digunakan sebagai media

    Analisis Kimia Nilai PH 7,72 Carbon organik, % 2,09 Nitrogen total, % 1,16 Pl~osplior total, % 0,001 KTK, Me11 00 g 0,50 Al-dt, Me1100 g 0,27 H-dt, Met100 g 0,29

    KTK = kapasitas tukar kation Al-dt =aluminium dapat tukar H-dt = hidrogen dapat tukar

    Hasil pengamatan karakteristik perkecam- bahan terhadap keempat jenis legum pohon tercantum pada Tabel 2. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa spesies legum tidak berpengaruh (P>0,05) terliadap variabel awal perkecambahan. L.leucoceplzala menu~ijukkan awal perkecambahan yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan jenis legtnn pohon yang lain. Legum pohon tersebut mulai berkecambah pada hari ke sembilan. sedangkan tiga jenis legum lainnya mulai menampakkan awal perkecambahnya pada hari ke sepuluh atau lebih setelah tanam.

    Tabel 2. Awal, waktu dan daya perkecambahan dari empatjenis legum pohon tropik

    Jenis legum Awal perkecambahan Waktu perkecambahan Daya (hst) ( k t ) perkecambahan (%) Lez~caena pallida 10" 10-14" 4O,0Oa L. lezrcocephala cv Gump 10" L.Ieucocephala cv. 9" Tarramba Gliricidia n~ac~rlata 12"

    Keterangan : hst = hari setelah tanam Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan ada perbedaan pada P< 0,05

    Aninzul Protlrrctio~?, Vol. 7, No. 3, September 2005: 156 - 160 158

  • Spesies legum juga tidak berpengaruh vats terhadap waktu perkecambahan. Leguln Leucaena pallida dan Gliricidia maculara menunjukkan waktil perkecambahan yang pendek yaitu lima hari inasing-masing adalah 10-14 hst dan 12-16 hst. Sedangkan L.leucocephala menu~ijukkan waktu perkecambahan yang lebih panjang (sekitar 9- 17 hst) (Tabel 2).

    Daya perkecambahan dari jenis legum pohon yang dicobakan menunjukkan perbedaan yang nyata (P

  • d i tanam y a n g berk isar antara 12-16 l is t pada ben i l i G l i r i c i d i u m u c ~ r l a l u dan 9- 17 l is t pada ben i l i L e ~ r c a e n a l c . ~ / c o c ~ . p h a h cv. Tarramba. D a y a perkecambahan p a l i n g t i n g g i d icapa i o l eh ben ih Le l tcaena l e ~ r c o c e p h a l a c v G u m p (60%) d a r ~ p a l i n g rendah ada lah ben i l i G l i r i c i r i i a I I I I 3 Sedangkan

    . ben ih - Le l rcaenu lcucoc~?p l7a la c v T a r r a m b a dun L e l t c a r n a p r r i i i d u m e m i l i k i dnya perkecsnbahan sedang, mas ing-mas ing adalah 533% dan 40%. K e d u a j e n i s ben i l i l e g u m y a n g d isumbangkan o l e h S C I R O Aus t ra l i a tersebut mempunya i po tens i u n t u k d ikembangkan di w i l a y a h Su lawes i Tengal i . N a n i u n u n t u k men ingka t kan daya perkecambahan d a r i kedua j e n i s l e g i m tersebut pe r l u d i l akukan upaya peretasan sebelum di tanam.

    Daftar Pustaka

    Amar. A.L.. E. Poetri dan P. Mulyati. 2002. Pcngaruh perlakuan skarifikasi air panas terhadap perkecambahan benih Desn~anlh~is r.i,ga/r~s dwr rl.locroplilirrnr awoprrrpii,errn~. J. /Igrisairrs. 3: 52- 61.

    Cabrales, R. and J. Bernel, 1981. Effect 01' diCkrcnl systems of seed treatment. packing and storagc on vigor and germination of five tropical forage legumes. Proceedings of the XIV. International Grassland Congress June 15-24. Held at Lexington. Kentucky. Westwe\\ I'rcss. Colorado. pp.263-265.

    Copeland. 1.0.. and M.B. McDonald, 1995. Principles o f Seed Science and Technology. Chapman and Hall. New York.

    Crawley, M.J., and M. Nacliapong, 1985. The establishment o f seedling from primary and regrowth see& o f ragwort (Senecio jacobeo). Journal of Ecology 73: 255-26 1.

    Djogo, A.P.Y., 1992. The possibilities o f using local drought resistant multipurpose tree species as

    alternative lo lanilow ( l - e r ~ ~ ~ m leircocepl~nla) fbr z~grohrcsin and social foresir! in Wcst l i i i u r . \\'orkin$ papcr No.32. EAP-l%st Wcst Ccnlcr. IHonolulu. lla\vaii. pp.41-43.

    llor&ilz. h.1. and R.13. I'a!lorson. 1985. Behaviour o f - . lhard a n d pcrmcahlc sccds of .Ohr, r i lo~sl ieopl~r~~s~i . .

    t~rfr l ic (\-cl\.el'lcal'l. ilkerl-Re.sem.c/r j : 36;-372.

    McKcnzie, J., R.L. Schaefer and E. Farber; 1990. Minitab I I for \Vindo\\s. Statistical Sotbare Adapled ibr 1:ducatiun. Addison-Wesley Publishing Conipany. Inc.

    Minson, D.J.. 1981. Characteristies o r the nutritionally ideal grazing plant. In. J.L. Wheeler and R.D. Mochrie (eds.). Forage Evaluation and Techniques. American l'oragr and Grasslands Council and C~~iiirnon!vcitlth Scicntilic and Industrial Rescilrch Oryiisation. Australia. pp.543-550.

    Mott. J.J.. G.M. McKeon. and C.J. Moore. 1976. Ell'ccts o f seed bed conditions on the germination o f b u r Srylosanrl~es species in the Northern Territor). Arrsrralian J o ~ r ~ i a l of .igricvlreral Research 27: 81 1-823.

    Mujica. M.M., and C.P. Runii. 1993. Efl'ect o f chemical and mechanical scaritication o f Lorrrs ter~rris seeds on germination. Lolrrc-Ne~rsleller 24: 32- -34.

    Nasir, A.M., 1999. Perkecambahan Benih Lamtoro Min i &an Siratro dengan Ucrbagui I'crlakuan Suhu A i r Panas dan i.a~na I'erendaman. Skripsi Jurusan Petemakan. Fakultas I'enanian. Universitas Tadulako. Palu.

    Shelton. 1-I.M. and R.J. Jones. 1994. Opportunities and Limitations in Leucaena. In: H.M. Shelton. C.M. Piggin. and J.L. Brewbaker (Eds.). Leucaena-Opponunities and Limitations. pp.16- 23. Proceedings o f a workshop held i n Bogor. Indonesia 24-29 Januay 1994.

    Uzun, F., and I. Aydin, 2004. Improving germination rate o f Medicago and Trilblium species. Asiarr Jotrrnal of P l m t Sciences 3: 714-717.

    160 A17irnnl Prodrrct ior~, Vn1. 7, No. 3, S q m r n b e r 20115: 156 - 16/1