ISU PER BIDANGPADASIDANG KOMISI

Komisi Bidang Penguatan Kelembagaan

dan Pengawasan Koperasi

Tim:

1. Deputi Bidang Pengawasan (Koordinator);

2. Deputi Bidang Kelembagaan;

3. Biro Perencanaan (Bagian Data dan Bagian

Koordinasi Penyusunan Perundang-Undangan);

4. Perwakilan unit Deputi/BLU.

3

Advokasi OPD dan Gerakan Koperasi1

a. Penyampaian perkembangan RUU Koperasi;b. Antisipasi penyusunan dan harmonisasi peraturan perundangan

terkait RUU Koperasi;c. Antisipasi Sosialisasi RUU Koperasi;d. Memepercepat gerakan koperasi: pilot project koperasi Apartemen.

Penyempurnaan, harmonisasi regulasi dantindaklanjut penerapan OSS untuk Koperasi dan IUMK

2

a. Usulan perbaikan mekanisme OSS untuk koperasi dan IUMK;b. Harmonsisasi Regulasi sebagaimana diamanatkan PP No. 24 Tahun 2018;c. Pertukaran data;d. Kegiatan Sosialisasi kepada koperasi dan masyarakat .

4

Kebijakan/regulasi untuk meningkatkankoordinasi dalam bidang pengawasan Koperasi

3

a. Usulan harmonisasi regulasi kususnya terkait Koperasi simpan pinjam danfintech antara Pemerintah dengan OJK;

b. Mekanisme untuk meningkatkan koordinasi Kementerian KUKM denganInstansi Terkait dan Daerah;

c. Sosialisasi regulasi dan mekanisme pengawasan kepada Pemerintah daerahdan dunia usaha.

Komisi Bidang Peningkatan

Akses Pembiayaan

Tim:

1. Deputi Bidang Pembiayaan (Koordinator);

2. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga;

3. LPDB-KUMKM;

4. Perwakilan unit Deputi/BLU.

6

Peningkatan Akses Pembiayaan dan Perluasan Skema PembiayaanKUMKM melalui Kredit Program dengan Subsidi Bunga dan Penjaminan(KUR)

1

a. KUR salah satu contoh yang berhasil dengan pola skema subsidi bunga danpenjaminan;

b. Koperasi dan UMKM terdiri dari beragam sector dan skala serta tersebardipelosok tanah air, bagaimana skema inovasi regulasi pembiayaan denganmempertimbangkan kondisi tersebtu baik konvensional maupun prinsipsyariah;

c. Apa yang perlu dilakukan pemerintah untuk memperluas skema subsidibunga dan penjaminan melalui LKB dan LKBB termasuk Koperasi ?

d. Mekanisme restrukturisasi apa yang perlu dilakukan pemerintah untukKUMKM yang menurun usahanya baik karena gagal usaha ataupunbencana?

7

Peningkatan Peran KSP/USP-Koperasi dan KSPPS/USPPS-Koperasidalam Akses Pembiayaan UMKM

2

Upaya apa yang perlu dilakukan pemerintah dalam mewujudkan:

a. Standarisasi Mutu, baik SDM, Manajemen, dan proses layanan bisnisnya;

b. Platform Digital Teknologi menjadi keharusan yang perlu dikembangkan;

c. Regulasi yang sesuai dengan kebutuhan (Review/Baru);

d. Membangun basis data KSP/USP-Koperasi dan KSPPS/USPPS-Koperasi;

e. Mitigasi Risiko.

8

Akses Pembiayaan UMKM melalui LPDB-KUMKM3

Dalam rangka efektifitas penyaluran dana bergulir, intervensi apa yang perludilakukan oleh pemerintah, agar :

a. Pinjaman/pembiayaan yang disetujui LPDB-KUMKM tepat sasaran, tepatmanfaat, dan tepat pengembalian;

b. Mendukung bisnis start up dan UMKM naik kelas;

c. Pemerintah Daerah mendukung KUKM dalam mengakses LPDB-KUMKM(konsultasi/pendampingan bagi calon mitra LPDB-KUMKM).

9

Penumbuhan dan Penguatan Lembaga Pendukung dan ProteksiPembiayaan KUKM

4

a. Peran BLUD dan PPKD yang masih belum optimal, sebagian besardisebabkan karena keterbatasan APBD dan kebijakan daerah tidakmendukung. Upaya apa yang diperlukan pemerintah pusat dan daerahuntuk menumbuhkan dan memperkuat lembaga pendukung pembiayaandimaksud?

b. Terbatasnya Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS) dalam Standarisasi KompetensiPengelola Koperasi (SKKNI).

10

Pengembangan Modal Pembiayaan UMKM melalui Skema Non Kredit (Modal Ventura, Resi Gudang, Pasar Modal, Pegadaian, dll)

5

a. Skema Non Kredit belum dioptimalkan pemanfaatannya oleh KUKM, sepertiModal Ventura, Resi Gudang, Pasar Modal, Crowd Funding, dan pegadaian;

b. Perkembangan pembiayaan mengarah ke fintech, dimana dalam penyaluranpembiayaan menggunakan suatu system IT, tidak lagi memerlukan interaksiterlalu banyak tenaga manusia dan lokasi tertentu. Langsung secara cepatdiputus kredit dan disalurkan ke rekening masing-masing;

c. Upaya apa yang perlu dilakukan pemerintah pusat dan daerah untukmendorong Skema Non Kredit dan Fintech bagi KUKM ?

Komisi Bidang Peningkatan

Produktivitas dan Daya Saing

Tim:

1. Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran (Koordinator);

2. Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Daya Saing;

3. LLP KUKM;

4. Perwakilan unit Deputi/BLU.

12

Strategi Kemitraan Komperhensif 1

a. Mengembangkan pola kemitraan yang diharapkan memberikan nilai tambah bagi koperasiutamanya dan juga bagi UKM;

b. Mengembangkan upaya-upaya yang mampu memposisikan mitra kerja pada porsi yang dapatmendorong koperasi mampu berperan dalam mengembangkan rangkaian usaha yang dimitrakan

c. Menyelaraskan semua aturan-aturan yang berkaitan dengan urusan kemitraan koperasi, dengantujuan meninimumkan dampak negatif bagi perkembangan kemitraan itu sendiri;

d. Memepercepat gerakan koperasi agar dapat mengembangkan pilot project yang fokus mendukungsemua upaya kemitraan yang dikembangkan di berbagai bidang usaha, sesuai dengan komoditasmaupun wilayah kerja bersangkutan;

e. Mengembangkan evaluasi kemitraan yang lalu untuk menemukan dan mempertajam ketentuan-ketentuan kemitraan yang baru.

13

Strategi pengembangan dukunganprogram kemitraan inklusif

2

a. Strategi diarahkan untuk mendukung dan memantapkan kemitraan dengan industri-industri besardan untuk komoditas yang strategis, sesuai dengan kondisi waktunya seperti Gula Rafinasi,Pengolahan kelapa, pengembangan industri beras, pengembangan industri mozarella, sebagaipilihan

b. Dukungan lain berupa pengembangan insentif yang sifatnya dapat mendorong peningkatankualitas dan kapasitas serta kompetensi Koperasi sebagai contoh pemberian sertifikat danstandarisasi kualitas mutu sesuai tuntutan lapangan

c. Dalam hal ini Pemerintah pusat bertindak sebagai inisiator dengan didukung secara operasionaloleh Pemda yang memiliki peluang untuk mengembangkan program kemitraan sebagaimanadimaksud

d. Menyusun sistem pemantauan dan mengaplikasikan secara konsisten sesuai dengan hal-halterkait seperti OSS, daftar potensi Koperasi per wilayah termasuk pihak swasta yang potensial siapbermitra.

14

Peningkatan investasi pengembanganpasar dan pemantapan kawasan PKL

a. Mengembangkan pasar sesuai dengan kebutuhan lokal, memenuhi kebutuhan wilayahnya danmengembangkan temanya;

b. Menetapkan model integrasi tanggung jawab antara pusat dan daerah dalam pengembanganpasar yang bersangkutan;

c. Mengembangkan kemungkinan keterkaitan antar pasar yang baru dengan pasar existing sehinggabisa saling melengkapi;

d. Khusus untuk UKM dilakukan pengembangan pasar yang hendaknya dapat terkait dengankebutuhan lokal maupun peluang yang tersedia dari pasar-pasar sekitarnya.

3

15

Layanan Promosi dan E-commerce

a. Penentuan tema promosi, evennya dan potensi keikutsertaan daerah;

b. Pengembangan E-commerce oleh SMESCO dan kerjasama e-commerce/market place swasta danyang dikembangkan Daerah;

c. Dukungan daerah untuk membantu mendorong UKM Go Online;

d. Peningkatan kerjasama dengan PLUT di daerah.

4

Pengembangan kluster UKM berbasisIndustri

a. Mendorong daerah-daerah potensial untuk mengembangkan kluster UKM, kesiapan sertadukungan Pemerintah Daerah;

b. Mendorong pemerintah daerah agar berpihak pada UKM melalui pengembangan wilayah industriuntuk UKM;

c. Pengembangan rencana insentif bagi kluster UKM yang berhasil (award).

5

Komisi Bidang Peningkatan SDM

KUMKM

Tim:

1. Deputi Bidang Pengembangan SDM (Koordinator);

2. Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha;

3. DEKOPIN;

4. Perwakilan unit Deputi/BLU.

17

Penerapan Standar Kuantitas dan Kualitas DiklatPerkoperasian dan UMKM melalui Revitalisasi Balatkop

1

a. Penataan dan Penguatan Program Pengembangan SDM KUKM;

b. Penerapan Norma Standar Prosedur dan Kriterian (NSPK) Diklat Perkoperasiandi Pusat dan Daerah;

c. Pemetaan Data Potensi SDM KUMKM;

d. Peningkatan Jangkauan Akses Pelatihan Koperasi dan UKM ke Masyarakat:

1) Penguatan Program, Kurikulum dan Modul;

2) Pemenuhan dan peningkatan kompetensi widyaiswara (sertifikasi);

3) Akreditasi lembaga diklat (UPTD) dan spesialisasi UPTD (focusing)

18

Penumbuhan dan Pengembangan Kewirausahaan3

a. KUKM sebagai Leading Sector dan Koordinator Kewirausahaan Nasional;

b. Master Plan penumbuhan dan pengembangan kewirausahaan;

c. Database pengembangan kewirausahaan (Wirausaha Pemula).

Pengembangan Pelatihan Vocational bagi SDM Koperasidan UMKM

2

a. Pemetaan Potensi Peluang dan Pengembangan Usaha KUMKM;

b. Identifikasi Pelatihan Vocational;

c. Panduan Pelatihan Vocational;

d. Optimalisasi Potensi Sumber Daya bagi Penyelenggaraan Pelatihan Vocational

19

Peningkatan Kapasitas Aparatur Pembina KUMKM5

a. Kebutuhan Aparatur Pembina yang Kompeten;

b. Penguatan Aparatur Pembina sesuai Tuntutan Pembinaan KUMKM Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota;

c. Koordinasi Kementerian Dalam Negeri.

Optimalisasi DAK Nonfisik PK2UKM4

a. Melaksanakan amanat UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah terkaitKewenangan Penugasan Pelatihan dan Pendidikan Perkoperasian (Provinsi danKab/Kota);

b. Pengalokasian DAK Nonfisik PK2UKM (Kriteria, Syarat dan MetodePenghitungan);

c. Pemanfaatan DAK Nonfisik PK2UKM (Pelatihan dan Pendampingan);

d. Penguatan dan Pembinaan Pendamping;

e. Penguatan Basis Data melalui sistem informasi berbasis online peserta pelatihandan pendamping DAK Nonfisik PK2UKM.

20

PLUT1

a. Tujuan dan Sasaran PLUT;

b. Kualitas dan Kuantitas;

c. Optimalisasi Pemanfaatan.

Tenaga Pendamping2

a. Rekruitmen Tenaga Pendamping;

b. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Pendamping;

c. Pemenuhan Standar Kompetensi Tenaga Pendamping PLUT.

PLUT dan Pendampingan KUMKM

21

Kewajiban Pendidikan Anggota1

a. Database SDM Koperasi;

b. Koperasi Penyelenggara Pendidikan Anggota;

c. Optimalisasi dana pendidikan Koperasi;

Pemberdayaan Lapenkop2

a. Wilayah Kerja Lapenkop (Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota);

b. Peta sebaran Lapenkop (Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota);

c. Optimalisasi Sumber Daya;

DEKOPIN: PENDIDIKAN ANGGOTA KOPERASI (1)

22

Tenaga Pemandu3

a. Potensi (Jumlah dan sebaran, spesialisasi dan pengkaderan);

b. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Pemandu;

c. Pemenuhan Standar Kompetensi Tenaga Pemandu.

DEKOPIN: PENDIDIKAN ANGGOTA KOPERASI (2)

Komisi Bidang Kebijakan

Ekonomi Makro

Tim:

1. Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro

(Koordinator);

2. Staf Khusus Menteri;

3. Peneliti Utama;

4. Perwakilan unit Deputi/BLU.

24

Evaluasi terhadap target Renstra 2014-20191

a. Capaian target Renstra 2014 – 2019;

b. Target yang masih relevan dan sesuai rentang kendali institusi dandatanya baik sekunder maupun primer dapat diperoleh real time;

c. Komitmen dan kontribusi daerah atas capaian target.

Evaluasi terhadap program/kegiatan Renstra 2014 – 2019 untuk Renstra 2020 – 20242

a. Program kegiatan mana saja yang masih relevan/perlu ditingkatkanpada Renstra 2020 – 2024;

b. Dukungan program apa yang perlu ditambahkan dan mendukungdaerah.

25

Regulasi terkait perbaikan iklim usaha 3

a. Deregulasi dan harmonisasi peraturan perundangan yang diperlukanuntuk meningkatkan iklim usaha;

b. Kebijakan untuk penguatan koordinasi mancapai sasaran Renstra danRPJMN 2020 – 2024.

www.depkop.go.id

@Kemenkopukm

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAHREPUBLIK INDONESIA

BIRO PERENCANAANJL. H.R RASUNA SAID, KAV 3-4 JAKARTA SELATAN, 12940