pengujian efisiensi pasar modal bentuk lemah...
TRANSCRIPT
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR MODAL BENTUK LEMAH
PADA SAHAM-SAHAM SEKTOR TELEKOMUNIKASI
DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Yohanes Baptista Aldo Riyano
NIM : 152214202
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR MODAL BENTUK LEMAH
PADA SAHAM-SAHAM SEKTOR TELEKOMUNIKASI
DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Yohanes Baptista Aldo Riyano
NIM : 152214202
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Skripsi
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR MODAL BENTUK LEMAH
PADA SAHAM-SAHAM SEKTOR TELEKOMUNIKASI
DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Yohanes Baptista Aldo Riyano
NIM : 152214202
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Lukas Purwoto, M.Si. Tanggal : 13 Maret 2019
Pembimbing II
Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si. Tanggal : 2 April 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Skripsi
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR MODAL BENTUK LEMAH
PADA SAHAM-SAHAM SEKTOR TELEKOMUNIKASI
DI BURSA EFEK INDONESIA
Dipersiapkan dan Ditulis oleh :
Yohanes Baptista Aldo Riyano
NIM: 152214202
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 15 Mei 2019
Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat
Yogyakarta, 31 Mei 2019
Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A.
Susunan Dewan Penguji
Jabatan Nama Lengkap Tanda
Tangan
Ketua Dr. Lukas Purwoto, M.Si.
Sekretaris Maria Theresia Ernawati, S.E., M.A.
Anggota Dr. Lukas Purwoto, M.Si.
Anggota Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si.
Anggota Ferrynela Purbo Laksono, M.M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Today is cruel. Tomorrow is crueler. And the day after tomorrow is beautiful.
Most people die when it is "tomorrow evening", and don't get a chance to see the
sunrise.
-Jack Ma-
Skripsi ini dipersembahkan kepada
Papa dan Mamaku tercinta,
Serta kedua adikku
Atas curahan segala kasih dan perhatiannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi
dengan judul :
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR MODAL BENTUK LEMAH
PADA SAHAM-SAHAM SEKTOR TELEKOMUNIKASI
DI BURSA EFEK INDONESIA
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 15 Mei 2019 adalah hasil karya saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau
sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru
dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau
pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan
saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin,
saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan
(disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut
maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar
akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan
perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta, 31 Mei 2019
Yang membuat pernyataan,
Yohanes Baptista Aldo Riyano
NIM: 152214202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yohanes Baptista Aldo Riyano
NIM : 152214202
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR MODAL BENTUK LEMAH
PADA SAHAM-SAHAM SEKTOR TELEKOMUNIKASI
DI BURSA EFEK INDONESIA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Mei 2019
Yang menyatakan
Yohanes Baptista Aldo Riyano
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengujian Efisiensi
Pasar Modal Bentuk Lemah Pada Saham-Saham Sektor Telekomunikasi di Bursa
Efek Indonesia. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai
pihak. Untuk itu penulis perlu mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen,
Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan
dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.
3. Ibu Dr. Caecilia Wahyu Estining Rahayu, M.Si., selaku dosen pembimbing II,
yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini
menjadi lebih sempurna.
4. Bapak/Ibu selaku anggota tim penguji yang telah memberi masukan yang
sangat berguna.
5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
6. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan dan
kepercayaan padaku.
7. Teman-teman seperjuangan yang selalu mendukungku dan orang yang
kusayangi.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Yogyakarta, 31 Mei 2019
Penulis
Yohanes Baptista Aldo Riyano
NIM: 152214202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN .........................................................vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 8
A. Konsep dan Teori .............................................................................................. 8
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 47
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 48
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 50
A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 50
B. Metode Penentuan Sample ............................................................................ 50
C. Variabel Penelitian .......................................................................................... 50
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 51
E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 51
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................................... 55
A. BEI – Bursa Efek Indonesia .......................................................................... 55
B. Sektor Telekomunikasi ................................................................................... 58
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................................. 71
A. Analisis Data ................................................................................................... 72
B. Pembahasan ..................................................................................................... 83
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ............................... 90
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
IV.1 Sektor Telekomunikasi 58
V.1 Hasil Run Test XL Axiata Tbk 73
V.2 Hasil Korelasi XL Axiata Tbk 74
V.3 Hasil Autokorelasi XL Axiata Tbk 74
V.4 Hasil Run Test Smartfren Telecom Tbk 75
V.5 Hasil Korelasi Smartfren Telecom Tbk 76 V.6 Hasil Autokorelasi Smartfren Telecom Tbk 77
V.7 Hasil Run Test Indosat Tbk 78
V.8 Hasil Korelasi Indosat Tbk 78
V.9 Hasil Autokorelasi Indosat Tbk 79
V.10 Hasil Run Test Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 80
V.11 Hasil Korelasi Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 81
V.12 Hasil Autokorelasi Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 82
V.13 Hasil Run Test Perusahaan Sektor Telekomunikasi 83
V.14 Hasil Korelasi Perusahaan Sektor Telekomunikasi 84
V.15 Hasil Autokorelasi Perusahaan Sektor Telekomunikasi 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR GAMBAR
No. Nama Gambar Halaman
II.1 Sekuritas di Pasar Modal Indonesia 16
II.2 Proses Investasi 28
II.3 Proses Penyesuaian Harga Saham Terhadap Informasi 40
II.4 Himpunan Informasi Bagi Suatu Saham 43
IV.1 Produk dan Jasa XL Axiata 63
IV.2 Produk dan Jasa Group Telkom 70
V.1 Diagram Scatterplot XL Axiata Tbk 85
V.2 Diagram Scatterplot Smartfren Telecom Tbk 86
V.3 Diagram Scatterplot Indosat Tbk 87 V.4 Diagram Scatterplot Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR MODAL BENTUK LEMAH
PADA SAHAM-SAHAM SEKTOR TELEKOMUNIKASI
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yohanes Baptista Aldo Riyano
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pasar Modal di
Indonesia (khususnya saham-saham sektor telekomunikasi) sudah efisien dalam
bentuk lemah atau belum. Populasi dalam penelitian ini adalah Indeks Sektoral
yang ada di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel menggunakan
metode purposive sampling suatu teknik sampling non random sampling dimana
peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus
yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian. Sampel yang digunakan adalah lima perusahaam yang
termasuk kedalam sektor telekomunikasi. Data yang digunakan adalah data harga
saham harian periode 2014-2018 perusahaan sektor telekomunikasi. Data diambil
dari website www.yahoofinance.com. Teknik analisis data dalam penelitian ini
adalah uji run test, korelasi dan autokorelasi dengan menggunakan software IBM
SPSS Statistics 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasar Modal di Indonesia
(khususnya saham-saham sektor telekomunikasi) sudah efisien dalam bentuk
lemah.
Kata kunci: pasar modal, efisiensi pasar, bentuk lemah, run test, korelasi,
autokorelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
TESTING WEAK FORM EFFICIENCY OF TELECOMMUNICATIONS
SECTOR SHARES IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE
Yohanes Baptista Aldo Riyano
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2019
This study aims to determine whether the Capital Market in Indonesia
(especially stocks of the Telecommunications sector) has been efficient in the weak
form or not. The population in this study is the Sectoral Index on the Indonesia
Stock Exchange. The sampling technique uses a purposive sampling method, a non
random sampling technique in which the researcher determines the sampling by
specifying specific characteristics that are suitable with the objectives of the study
so that it is expected to answer the research problems. The sample used was five
companies included in the Telecommunications Sector. The data used are the 2014-
2018 period daily stock price data of the Telecommunications Sector company. The
data are taken from the website www.yahoofinance.com. The data analysis
technique in this study is run test, correlation, and autocorrelation using IBM SPSS
Statistics software 23. The results of the study show that the Capital Market in
Indonesia (especially the Telecommunications sector shares) is already efficient in
the weak form.
Keywords: capital market, market efficiency, weak form, run test, correlation,
autocorrelation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli (permintaan
dan penawaran) atas suatu instrumen keuangan jangka panjang yang pada
umumnya berumur lebih dari satu tahun. Instrumen yang diperjualbelikan adalah
saham atau obligasi. Pihak penjual adalah perusahaan yang membutuhkan dana
dengan menerbitkan sahamnya di pasar modal, sedangkan pihak pembeli adalah
investor yang membeli saham suatu perusahaan dengan harapan memperoleh
keuntungan (capital gain).
Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah pasar modal yang berada di Indonesia.
Bursa Efek Indonesia sudah berdiri sejak 1912 di Batavia (www.idx.co.id).
Seiring bertambahnya usia, Bursa Efek Indonesia terus mengalami
pertumbuhan, dilihat dari kapitalisasi pasar yang terus mengalami peningkatan,
dikutip dari (www.ekonomi.kompas.com) dari sisi nilai kapitalisasi, pasar modal
Indonesia telah tumbuh sebanyak 2,52 juta kali. Kepala Eksekutif Pengawas
Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menyatakan bahwa nilai
kapitalisasi Pasar Modal Indonesia pada 1977 hanya sebesar Rp 2,73 miliar.
"Namun, per 8 Agustus 2018 nilai kapitalisasinya telah mencapai Rp 6.870,7
triliun," kata Hoesen di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (10/8/2018). Sementara itu,
lanjut Hoesen, IHSG tumbuh 6.119 persen sejak 1977 yang hanya 98 poin
menjadi 6.094,83 pada 8 Agustus 2018. Oleh karena itu, dalam memperingati 41
tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia, para Self-Regulatory
Organization (SRO) bertekad menjadikan Pasar Modal Indonesia menjadi pasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
modal modern untuk menyambut dan bertahan di era ekonomi digital. Menurut
Hoesen, para SRO yang ada seperti Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) telah berperan dalam menyokong infrastruktur di bidang teknologi dan
digital melalui perkembangan sistem utamanya masing-masing sepanjang 2018.
Informasi merupakan faktor kunci bagi para investor di pasar modal untuk
mewujudkan tujuannya yaitu memperoleh capital gain. Dengan informasi yang
didapatkan tersebut, investor dituntut untuk mengambil sebuah keputusan,
apakah akan melakukan keputusan beli atau jual. Karena banyaknya investor
yang akan melakukan keputusan jual atau beli di pasar modal maka harga saham
cenderung akan naik turun.
Pasar modal dikatakan efisien jika harga semua sekuritas yang
diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hal
ini, informasi relevan yang tersedia bisa meliputi semua informasi yang tersedia
baik informasi di masa lalu (misalkan laba perusahaan tahun lalu), maupun
informasi saat ini (misalkan rencana kenaikan dividen tahun ini), serta informasi
yang bersifat sebagai pendapat/opini rasional yang beredar di pasar yang bisa
mempengaruhi perubahan harga (misal, jika banyak investor di pasar
berpendapat bahwa harga saham akan naik, maka informasi tersebut nantinya
akan tercemin pada perubahan harga saham yang cenderung naik) (Tandelilin,
2017:224).
Konsep pasar efisien ini memang menarik untuk dibahas ataupun diteliti
karena merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sebagaimana mekanisme harga yang terjadi di pasar. Untuk memudahkan
penelitian tentang efisiensi pasar kita dapat membedakan bentuk pasar yang
efisien ke dalam tiga efficient market hypothesis (EMH) yaitu efisiensi dalam
bentuk lemah (weak form), efisiensi dalam bentuk agak kuat (semi strong form),
dan efisiensi dalam bentuk kuat (strong form). Bentuk lemah berarti harga saham
sudah mencerminkan seluruh informasi yang dapat diperoleh dengan memeriksa
data perdagangan pasar semisal riwayat harga di masa lalu, volume
perdagangan, atau suku bunga jangka pendek. Bentuk setengah kuat berarti
seluruh informasi yang tersedia secara umum mengenai prospek perusahaan
harus sudah tercermin dalam harga saham. Informasi tersebut meliputi, sebagai
tambahan atas harga di masa lalu, data pokok mengenai merek produk
perusahaan, kualitas manajemen, susunan neraca, paten yang dipegang,
peramalan keuntungan, dan praktik pelaporan. Bentuk kuat berarti harga saham
mencerminkan seluruh informasi yang relevan pada perusahaan, bahkan
termasuk informasi yang hanya tersedia bagi orang dalam perusahaan (Bodie et
all, 2014:364).
Penelitian yang dilakukan oleh Khajar (2008) yang menguji efisiensi pasar
modal bentuk lemah pada 10 saham yang tergabung dalam indek LQ45 pada
tahun 2006, data saham yang digunakan adalah saham bulanan dan dengan
menggunakan uji run test dan autokorelasi menunjukkan bahwa kondisi pasar
modal Indonesia telah efisien dalam bentuk lemah.
Penelitian yang dilakukan oleh Nasruldin (2011) juga menguji kondisi
pasar modal Indonesia dengan menggunakan uji korelasi seri dan run test, data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang digunakan adalah harga saham harian yang masuk dalam Indeks LQ45 dan
terus tetap ada di tahun 2009-2010. Berdasarkan pada pengujian dengan
menggunakan run test dapat disimpulkan bahwa harga saham harian pada tahun
2009 dan tahun 2010 bersifat acak, dan dengan menggunakan uji korelasi seri
terbukti bahwa tidak ada korelasi (hubungan) antar harga saham harian pada
periode 2009 dan 2010. Sehingga berdasarkan hasil kedua pengujian tersebut,
Bursa Efek Indonesia telah efisien dalam bentuk lemah pada periode 2010.
Satria (2017) juga melakukan penelitian mengenai efisiensi pasar modal
dalam bentuk lemah. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 4 metode yaitu
uji korelasi seri, uji run, day of the week effect, month of the year effect. Data
yang digunakan adalah data return indeks IHSG dan LQ45 pada periode 2012-
2016. Pada penelitian ini tidak ditemukan bahwa return dapat diprediksi secara
konsisten menggunakan informasi historis sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasar modal Indonesia telah efisien dalam bentuk lemah.
Penelitian ini sejenis dari ketiga penelitian di atas tentang efisiensi pasar
modal bentuk lemah. Perbedaaannya adalah pada data yang digunakan yaitu data
return saham harian yang ada pada sektor telekomunikasi di Bursa Efek
Indonesia. Alasan menggunakan sektor telekomunikasi sebagai sampel karena
ketiga penilitian di atas sama sama menggunakan saham yang berada pada
indeks LQ 45 sebagai dasar, sehingga penelitian ini ingin mencoba
menggunakan data yang berbeda, selain itu karena pada era globalisasi ini
teknologi semakin berkembang dan dengan adanya internet maka informasi akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
sangat mudah didapatkan, hal ini tentunya juga akan mempengaruhi harga
saham di pasar modal, khususnya sektor telekomunikasi.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menguji efisiensi pasar
modal bentuk lemah pada sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia agar
para investor yang tertarik dengan sektor ini bisa mendapatkan informasi yang
relevan agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Alasan lain menggunakan
sektor telekomunikasi sebagai sampel adalah karena sektor ini yang
pertumbuhannya paling cepat dan menurut Muhammad Nafan Aji, analis dari
Binaartha Sekuritas, mengatakan bahwa sejumlah sektor saham akan menjadi
menarik untuk diperhatikan pada tahun pemilu ini karena daya beli konsumen
akan meningkat dan salah satunya adalah sektor telekomunikasi. “Saham sektor
ini, lanjut Nafan, akan menarik lantaran pemilu legislatif dan eksekutif akan
mendorong kenaikan trafik internet. Pasalnya, media sosial akan digunakan
secara masif untuk kampanye politik” (https://ekonomi.kompas.com). Selain
pernyataan tersebut, hal ini juga didukung dengan oleh para Self-Regulatory
Organization (SRO) yang didalamnya juga termasuk Bursa Efek Indonesia yang
bertekad menjadikan pasar modal Indonesia menjadi pasar modal modern untuk
menyambut dan bertahan di era ekonomi digital.
B. Rumusan Masalah
Apakah pasar modal di Indonesia (khususnya saham-saham sektor
telekomunikasi) sudah efisien dalam bentuk lemah ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Pembatasan Masalah
1. Perusahaan yang terdaftar di sektor telekomunikasi Bursa Efek Indonesia
yang mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap setiap tahun selama
masa periode penelitian.
2. Data yang digunakan adalah return saham harian periode 2014-2018.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah pasar modal di Indonesia (khususnya saham-saham
sektor telekomunikasi) sudah efisien dalam bentuk lemah.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi para investor agar
mendapatkan informasi yang relevan dan tidak salah dalam menggambil
keputusan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan bagi
mahasiswa lain yang tertarik terhadap topik ini dan menambah referensi bagi
perpustakaan Universitas terutama dalam bidang keuangan yang berkaitan
dengan efisiensi pasar modal.
3. Bagi Peneliti/Akademisi
Penelitian ini dapat digunakan menjadi gambaran tentang kondisi pasar
modal di Indonesia pada tahun ini dan diharapkan dapat dijadikan sumber
referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperdalam ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama kuliah khususnya tentang efisiensi pasar
modal yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
investasi di pasar modal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep dan Teori
1. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya
antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka
panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar
modal sebagai “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”
(Samsul, 2015:57).
Sedangkan menurut Tandelilin (2017:25), pasar modal adalah
pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjual-belikan sekuritas. Pasar
modal juga dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan
sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti
saham, obligasi, dan reksa dana.
Dari beberapa pengertian mengenai pasar modal di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pasar modal adalah tempat bertemunya para penjual
dan pembeli atas instrumen keuangan jangka panjang yang umurnya lebih
dari satu tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Fungsi Pasar Modal
Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries).
Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang
perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana.
Disamping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana
yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang
kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang
memberikan return yang paling optimal. Asumsinya, investasi yang
memberikan return relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif
yang ada di pasar. Dengan demikian, dana yang berasal dari investor dapat
digunakan secara produktif oleh perusahaan-perusahaan tersebut
(Tandelilin, 2017:26).
c. Kategori dan Mekanisme Perdagangan yang terjadi di Pasar Modal
Menurut Samsul (2015:61-65), pengertian pasar modal dapat
dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu: (1) pasar pertama (perdana), (2)
pasar kedua (sekunder), (3) pasar ketiga, (4) pasar keempat.
1) Pasar Pertama (Pasar Perdana)
Pasar pertama atau pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi
perusahaan yang pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke
masyarakat umum. Dikatakan tempat, sebab secara fisik masyarakat
pembeli dapat bertemu dengan penjamin emisi maupun agen penjual
untuk menempatkan pesanan sekaligus membayar uang pesanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dikatakan sarana, sebab si pembeli dapat memesan melalui telepon dari
rumah untuk memesan dan membayar dengan cara mentransfer uang
melalui bank ke rekening agen penjual. Dikatakan pertama kali karena
sebelumnya perusahaan ini milik perorangan atau keluarga, atau milik
beberapa pihak saja, dan sekarang menawarkan sebagian hak
kepemilikan itu kepada masyarakat umum.
Pasar pertama ini sering disebut juga dengan penawaran umum
perdana (initial public offering – IPO). Penawaran umum perdana ini
mengubah bentuk perusahaan dari perseroan tertutup menjadi
perseroan terbuka (Tbk.). Terbuka disini berarti bahwa perseroan dapat
dimiliki oleh masyarakat luas dan perseroan mempunyai kewajiban
untuk membuka semua informasi kepada para pemegang saham dan
masyarakat, kecuali yang bersifat rahasia untuk menjaga persaingan.
Penawaran umum didefinisikan oleh UUPM tahun 1995: “Kegiatan
penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini
dan peraturan pelaksanaannya.”
2) Pasar Kedua (Pasar Sekunder)
Pasar kedua atau pasar sekunder adalah tempat atau sarana
transaksi jual-beli efek antar investor dan harga yang dibentuk oleh
investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat karena secara fisik
para perantara efek berada dalam satu Gedung di lantai perdagangan
(trading floor) seperti di Bursa Efek Indonesia. Dikatakan sarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
karena para perantara efek tidak berada dalam satu gedung, tetapi dalam
satu jaringan sistem perdagangan dan kantor perantara efek tersebar di
beberapa kota.
Harga pasar terbentuk oleh tawaran jual dan tawaran beli dari para
investor disebut juga dengan istilah order driven market. Sistem
perdagangan di bursa efek yang ada di Indonesia sudah terintegrasi
dengan sistem penyelesaian yang ada di central clearing yaitu Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan central custodian/central
depository yaitu Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
3) Pasar Ketiga
Pasar ketiga (third market), atau yang biasa disebut dengan over
the counter market (OTC market) adalah sarana transaksi jual-beli efek
antara pedagang efek (biasa disebut market maker) dan investor ,
dimana harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat memilih
market maker yang memberi harga terbaik. Market maker adalah
anggota bursa. Pada market maker ini akan bersaing dalam penetapan
harga saham karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu
market maker.
Misalnya, jenis saham “ABC” dipasarkan oleh 50 market maker,
sedangkan jenis saham “RST” dipasarkan oleh 30 market maker. Setiap
market maker dapat memasarkan lebih dari satu jenis saham. Investor
dapat melihat harga yang ditawarkan oleh market maker pada komputer
perdagangan yang ada di perusahaan efek yang tersebar di kota-kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
besar di seluruh negeri. Sampai saat ini di Indonesia belum memiliki
pasar ketiga/OTC.
4) Pasar Keempat
Pasar keempat (fourth market) adalah sarana transaksi jual-beli
antara investor jual dan investor beli tanpa lewat perantara efek.
Transaksi dilakukan langsung tatap muka antara investor beli dan
investor jual untuk saham atas pembawa. Mekanisme ini pernah terjadi
pada awal-awal perdagangan efek di abad ke-17. Dengan kemajuan
teknologi mekanisme ini dapat dilakukan melalui electronic
communication network (ECN), asalkan para pelaku memenuhi syarat
memiliki efek dan dana di central custodian dan anggota central
clearing. Pasar keempat ini hanya dilaksanakan oleh para investor besar
karena dapat menghemat biaya transaksi, daripada jika ditransaksikan
di pasar kedua/ sekunder.
Sedangkan menurut Tandelilin (2017:27-28), pengertian pasar
modal dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu, pasar perdana dan pasar
sekunder.
1) Pasar Perdana
Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual
sekuritas baru kepada investor. Sebelum menawarkan saham di pasar
perdana, perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi
mengenai perusahaan secara detail (disebut juga prospektus).
Prospektus berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
perusahaan kepada para calon investor, sehingga dengan adanya
informasi teresebut maka investor akan dapat mengetahui prospek
perusahaan di masa datang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli
sekuritas yang diterbitkan emiten.
2) Pasar Sekunder
Setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana, sekuritas emiten
tersebut kemudian dapat diperjualbelikan antar investor di pasar
sekunder. Dengan adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan
perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena
itu, pasar sekunder memberikan likuiditas kepada investor, bukan
kepada perusahaan seperti dalam pasar perdana. Pasar sekunder
biasanya dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa, saham
preferen, obligasi, waran maupun sekuritas derivatif (opsi dan futures).
Sedangkan untuk kasus di Indonesia, sekuritas yang umumnya
diperdagangkan di pasar sekunder adalah saham biasa, saham preferen,
obligasi, obligasi konversi, waran, bukti right, dan reksa dana.
Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu
pasar lelang (auction market) atau pasar negosiasi (negotiated market).
a) Pasar Lelang (auction market)
Pasar sekunder yang merupakan pasar lelang adalah pasar
sekuritas yang melibatkan proses pelelangan (penawaran) di mana
pembeli (buyer) melakukan penawaran beli (competitive bid) dan
penjual (seller) melakukan penawaran jual (competitive ask) pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
waktu yang sama. Harga saham yang terbentuk mencerminkan harga
tertinggi yang bersedia dibayar oleh pembeli dan harga terendah
yang bersedia dijual oleh penjual. Transaksi antara pembeli dan
penjual menggunakan perantara broker yang mewakili masing
masing pihak pembeli atau penjual. Dengan demikian, investor tidak
dapat secara langsung melakukan transaksi, tetapi dilakukan melalui
perantaraan broker.
b) Pasar Negosiasi (negotiated market)
Berbeda dengan pasar lelang, pasar negosiasi terdiri atas
jaringan berbagai dealer yang menciptakan pasar tersendiri di luar
lantai bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dari dan menjual
ke investor. Tidak seperti broker dalam pasar lelang, dealer di pasar
negosiasi mempunyai kepentingan pada transaksi jual beli karena
sekuritas yang diperdagangkan adalah milik dealer tersebut dan
mereka mendapatkan return dari selisih harga jual beli yang
dilakukannya. Pasar negosiasi juga sering disebut dengan istilah
over the counter market (OTC) atau di Indonesia dikenal sebagai
bursa paralel. Transaksi yang dilakukan di bursa paralel tersebut
tidak ditangani oleh suatu organisasi perdagangan yang terorganisir
seperti BEI, New York Stock Exchange, Tokyo Stock Exchange, dan
bursa efek lainnya tetapi terjadi di luar bursa dan terhubung secara
elektronis di antara berbagai dealer yang terlibat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Instrumen Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2017:29-31), instrumen pasar modal dalam
konteks praktis lebih banyak dikenal dengan sebutan sekuritas. Sekuritas
(securities) atau juga disebut efek atau surat berharga, merupakan aset
finansial (financial asset) yang menyatakan klaim keuangan. Undang-
Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 mendefinisikan efek sebagai surat
berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Sekuritas
diperdagangkan di pasar finansial (financial market), yang terdiri atas
pasar modal dan pasar uang.
1) Pasar Uang
Pasar uang (money market) pada dasarnya merupakan pasar untuk
sekuritas jangka pendek baik yang dikeluarkan oleh bank dan
perusahaan umumnya maupun pemerintah. Di pasar uang, sekuritas
yang diperjualbelikan antara lain adalah Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), surat berharga pasar uang, commercial paper, promissory notes,
call money, repurchase agreement, banker’s acceptence, surat
perbendaharaan negara, dan lain-lain.
2) Pasar Modal
Pasar modal (capital market) pada prinsipnya merupakan pasar
untuk sekuritas jangka panjang baik berbentuk utang maupun ekuitas
(modal sendiri) serta berbagai produk turunannya. Berbagai sekuritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
jangka panjang yang saat ini diperdagangkan di pasar modal Indonesia
antara lain adalah saham biasa dan saham preferen, obligasi korporasi
dan obligasi konversi, obligasi negara, bukti right, waran, kontrak opsi,
kontrak berjangka dan reksa dana. Sekuritas di pasar modal ini
mempunyai karakteristik berjatuh tempo lebih dari satu tahun untuk
secara mudahnya dibedakan dengan sekuritas di pasar uang yang
berjatuh tempo kurang dari satu tahun.
Gambar II.1 Sekuritas di Pasar Modal Indonesia
Sumber: Tandelilin, 2017: 30
Gambar di atas memperlihatkan berbagai jenis sekuritas di pasar
modal Indonesia yang dikelompokkan ke dalam: (1) sekuritas di pasar
ekuitas, (2) sekuritas di pasar obligasi, (3) sekuritas di pasar derivative,
dan (4) reksa dana. Sekuritas yang diperdagangkan di pasar bersifat ekuitas
Seku
rita
s Sekuritas jangka pendek (Pasar Uang)
Sekuritas jangka panjang (Pasar Modal)
Sekuritas di Pasar Ekuitas
Saham biasa
Saham preferen
Bukti right
Waran
Sekuritas di Pasar Obligasi
Obligasi dan Sukuk Pemerintah
Obligasi Korporasi, Sukuk, dan EBA
Sekuritas di Pasar Derivatif
Kontrak berjangka
Kontrak opsi
Reksa dana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Indonesia adalah saham baik saham biasa maupun saham preferen serta
bukti right dan waran. Dari keempat sekuritas ekuitas ini, saham biasa
merupakan sekuritas yang terpenting dan paling dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Oleh karenanya, sebutan pasar ekuitas sering kali dimengerti
sebagai pasar saham dan sebutan saham sering dimaksudkan sebagai
saham biasa.
Sedangkan menurut Samsul (2015:59-60), bentuk instrumen di pasar
modal disebut efek, yaitu surat berharga berupa: saham, obligasi, bukti
right, bukti waran, serta produk turunan atau biasa disebut derivative.
1) Saham
Saham adalah tanda bukti kepemilikan perusahaan. Pemilik
saham disebut juga pemegang saham (shareholder atau stockholder).
Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai
pemegang saham adalah apabila seseorang atau suatu pihak sudah
tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut daftar
pemegang saham (DPS). Pada umumnya DPS disajikan beberapa hari
sebelum rapat umum pemegang saham (RUPS) diselenggarakan dan
setiap pihak dapat melihat DPS tersebut. Bukti bahwa seseorang adalah
pemegang saham juga dapat dilihat pada lembaran saham di halaman
belakang saham di mana namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan
(emiten).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a) Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih
dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak
kumulatif dimaksudkan bahwa hak laba yang tidak didapat pada
suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada
tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan
menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada
pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dana ke
sewaktu perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
b) Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan
menerima laba setelah bagian laba saham preferen dibayarkan.
Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang
menderita terlebih dahulu. Perhitungan indeks harga saham
didasarkan pada harga saham biasa.
2) Obligasi
Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang
jangka panjang kepada masyarakat, yaitu di atas 3 tahun. Pihak yang
membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder). Pemegang
obligasi menerima respon sebagai pendapatan dari obligasi yang
dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali. Pada saat pelunasan
obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan menerima kupon dan
pokok obligasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3) Bukti Right
Bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang
saham lama. Harga tertentu artinya harga sudah ditetapkan dimuka
biasa disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike price atau
exercise price). Umumnya strike price dari bukti right dibawah harga
pasar saat diterbitkan. Sementara jangka waktu tertentu berarti
waktunya kurang dari 6 bulan sejak diterbitkan sudah harus
dilaksanakan. Apabila pemegang saham lama yang menerima bukti
right tidak mampu atau tidak berkehendak untuk menurkarkan bukti
right dengan saham, maka bukti right tersebut dapat dijual di bursa efek
melalui pialang/broker efek. Apabila pemegang bukti right lalai tidak
menukarkannya dengan saham dan waktu penukaran sudah kadaluarsa,
maka bukti right tersebut tidak berharga lagi, atau pemegang bukti right
pasti menderita rugi.
4) Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu
dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada
pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang
obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan
menerbitkan obligasi. Harga tertentu berarti harganya sudah ditetapkan
di muka di atas harga pasar saat diterbitkan. Jangka waktu tertentu
berarti setelah 6 bulan, dapat juga setelah 3, 5, atau 10 tahun. Pemegang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
waran tidak akan menerima kerugian apa pun seandainya waran itu
tidak dilaksanakan. Pada saat harga pasar melebihi strike price waran,
maka waran sudah saatnya untuk ditukar dengan saham. Namun
pemegang saham masih dapat menunggu sampai harga saham
mencapai nilai yang dianggap tinggi sepanjang waktu berlakunya
belum kadaluarsa. Apabila pemegang waran tidak ingin menebusnya,
maka waran dapat dijual di bursa efek melalui broker efek. Apabila
waktu sudah kadaluarsa dan pemegang waran lalai menebusnya, maka
waran tersebut menjadi kertas yang tidak bernilai lagi.
5) Derivatif
Contoh produk derivatif di pasar modal adalah indeks harga
saham dan indeks obligasi. Indeks saham dan indeks obligasi adalah
angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung
nilai (hedging). Perdagangan tidak memerlukan penyerahan barang
secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih
antara harga beli dan harga jual. Berbeda dengan saham, obligasi, bukti
right, dan waran, maka indeks saham dan indeks obligasi
diperdagangkan secara berjangka. Mekanisme perdagangan produk
derivatif ini dilakukan secara future dan option.
2. Pasar Modal di Indonesia
Menurut Tandelilin (2017:63-64), pasar modal Indonesia memiliki
peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital
market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan
memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang
memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan
proyek-proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar modal,
perusahaan dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya dan pemerintah
dapat membiayai berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan
perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas. Uraian pendahuluan
ini mengimplikasikan bahwa ada tiga pihak yang terutama terlibat dalam
perdagangan sekuritas di pasar modal Indonesia, yaitu perusahaan (dan
pemerintah), bursa efek, dan investor. Akan tetapi kegiatan yang
berhubungan dengan pasar modal Indonesia sesungguhnya dilakukan oleh
banyak pihak terkait. Menurut Tandelilin (2017:64-77), pihak-pihak yang
terkait dengan pasar modal adalah sebagai berikut :
a. Otoritas Jasa Keuangan
Berdasarkan UU RI No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), pemerintah menetapkan pembentukan OJK yang
berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
Pemberlakuan UU RI No. 21 Tahun 2011 menetapkan OJK menggantikan
peran Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-
LK). Sejak 31 Desember 2012, OJK mengambil alih tugas Bapepam-LK.
Kewenangan OJK memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan
Bapepam-LK. Selain bidang pasar modal dan jasa keuangan, OJK juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mencakup pengaturan dan pengawasan pada sektor perbankan. Pasal 5 UU
RI No. 21 Tahun 2011 menyatakan bahwa OJK berfungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
b. Emiten
Emiten merupakan sebutan bagi perusahaan yang menerbitkan
saham atau obligasi (bond) dan pembelinya adalah masyarakat umum.
Emiten saham menjual saham melalui penawaran umum baik penawaran
umum perdana (initial public offering, IPO) kepada investor publik,
penawaran kepada pemegang saham yang ada (right issue), maupun
penawaran saham berikutnya (seasoned equity offering). Emiten obligasi
menjual obligasi melalui penawaran umum baik IPO maupun penawaran
obligasi berikutnya.
c. Bursa Efek
Setelah melakukan penawaran umum, emiten dapat mencatatkan
saham atau obligasinya di bursa efek. Di bursa efek, saham dan obligasi
serta sekuritas jangka panjang lainnya diperdagangkan antar investor.
Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan
bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek antara mereka.\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
d. Self Regulatory Organizations (SRO)
Self Regulatory Organizations (SRO) adalah organisasi yang
mempunyai kewenangan untuk membuat peraturan yang berhubungan
dengan kegiatan usahanya. Saat ini SRO terdiri atas tiga pihak, yaitu bursa
efek (BEI), Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP).
1) Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan transaksi bursa agar
terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien. Pada tahun 2006, lembaga
yang telah memperoleh izin usaha sebagai LKP oleh Bapepam adalah
hanya satu, yaitu PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
2) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah pihak yang
menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian,
perusahaan efek, dan pihak lain. Pada tahun 2006, lembaga yang telah
memperoleh izin usaha sebagai LPP oleh Bapepam hanya satu, yaitu
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
e. Perusahaan Efek
Perusahaan efek atau disebut perusahaan sekuritas (securities companies)
adalah perusahaan yang memiliki satu atau gabungan tiga kegiatan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1) Penjamin emisi efek
Penjamin emisi efek (underwriter) adalah salah satu aktivitas pada
perusahaan efek yang melakukan kontrak dengan emiten untuk
melaksanakan penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk
membeli sisa efek yang tidak terjual (full commitment and non full
commitment). Contohnya adalah PT Indonesian Investments
International (Indovest).
2) Perantara dagang efek
Perantara dagang efek (broker dealer) atau perusahaan pialang, adalah
salah satu aktivitas pada perusahaan efek yang melakukan kegiatan
usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Di BEI,
perusahaan efek yang telah memiliki izin usaha dari sebagian perantara
pedagang efek inilah yang menjadi anggota bursa setelah memperoleh
persetujuan. Perusahaan pialang membeli dan menjual efek di lantai
bursa atas perintah atau permintaan (order) investor. Akan tetapi,
perusahaan pialang juga dapat melakukan jual beli efek untuk dan atas
nama perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari investasi portofolio
mereka. Contohnya adalah Bahana Securities, Bhakti Investama, dan
sebagainya. Contoh lain adalah PT Danareksa Sekuritas dan PT Nikko
Securities Indonesia yang memiliki kegiatan tidak hanya sebagai
perantara pedagang efek tetapi juga sebagai penjamin emisi efek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3) Manajer Investasi
Manajer investasi (investment manager) adalah pihak yang kegiatan
usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola
Portofolio Investasi Kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Orang yang bertindak untuk mengelola portofolio tersebut disebut
sebagai Wakil Manajer Investasi (WMI)
f. Investor
Investor atau sering juga disebut pemodal adalah pihak yang
menginvestasikan dana pada sekuritas. Investor dapat dibedakan ke dalam
investor perseorangan (individual investor) atau investor institusi
(institutional investor). Investor perseorangan mewakili dirinya sendiri
dan dari berbagai profesi seperti karyawan, pengusaha, ibu rumah tangga,
dan sebagainya. Sedangkan contoh investor institusi adalah asuransi, dana
reksa, dana pension, dan sebagainya.
Menurut Tandelilin (2017:93-97), informasi mengenai kinerja pasar
saham sering kali diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar
saham (stock market indexes). Indeks pasar saham merupakan indikator yang
mencerminkan kinerja saham-saham di pasar. Karena merupakan indikator
yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham, maka indeks pasar
saham juga disebut indeks harga saham (stock price index).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a. Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite stock price index
menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen penghitungan
indeks. Masing-masing pasar modal memiliki indeks yang dibentuk
berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam perhitungan
indeks harga.
b. Indeks LQ45
Indeks LQ45 terdiri atas 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi
dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa
kriteria pemilihan.
c. Indeks Harga Saham Lainnya
Selain IHSG dan indeks LQ45, BEI juga mengeluarkan beberapa indeks
harga saham lainnya yang meliputi: Indeks Kompas 100, Indeks Sektoral,
Jakarta Islamic Index, dan Indeks Papan Utama dan Indeks Papan
Pengembang.
1) Indeks Sektoral
Indeks Sektoral BEI merupakan sub indeks dari IHSG. Indeks
sektoral menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-
masing sektor. Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 Januari
1996 dengan nilai awal indeks 100 untuk setiap sektor dan
menggunakan hari dasar tanggal 28 Desember 1995.
Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 9
sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEJ, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
diberi nama JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial
Classification) Selain 9 sektor tersebut, BEI juga menghitung indeks
industri manufaktur (industri pengolahan) yang merupakan indeks
gabungan dari tiga sektor industri. Hasilnya adalah 10 indeks sektoral.
a) Pertanian (agri)
b) Pertambangan (mining)
c) Industri dasar dan kimia (basic-ind)
d) Aneka industri (misc-ind)
e) Industri barang konsumsi (consumer)
f) Properti dan estat real (property)
g) Transportasi dan infrastruktur (infrastructure)
h) Keuangan (finance)
i) Perdagangan, jasa, dan investasi (trade)
j) Manufaktur (manufacture)
3. Investasi
a. Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin (2017:2), investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang
investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh
keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa
yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait
dengan investasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil (tanah, emas, mesin atau
bangunan), maupun asset finansial (deposito, saham, reksa dana, sukuk,
ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan.
Bagi investor yang lebih pintar dan lebih berani menanggung resiko,
aktivitas investasi yang mereka lakukan juga bisa mencakup investasi pada
aset-aset finansial lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option,
dan futures maupun ekuitas internasional (Tandelilin, 2017:2).
b. Jenis Investasi
Menurut Hartono (2017:7-11), investasi dibagi kedalam dua jenis,
yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung.
Gambar II.2 Proses Investasi
Sumber: Hartono, 2017: 7
1) Investasi Langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market),
pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan. Aktiva keuangan yang
tidak dapat diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui bank
komersial. Aktiva-aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau
sertifikat deposito.
Macam-macam investasi langsung dapat disarikan sebagai berikut ini.
a) Investasi langsung yang tidak dapat diperjual-belikan.
(1) Tabungan
(2) Deposito
b) Investasi langsung dapat diperjual-belikan.
(1) Investasi langsung di pasar uang.
(a) T-bill.
(b) Deposito yang dapat dinegosiasi
(2) Investasi langsung di pasar modal
(a) Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income
securities).
- T-bond
- Federal agency securities
- Municipal bond
- Corporate bond
- Convertible bond
(b) Saham-saham (equity securities)
- Saham preferen (preferred stock)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
- Saham biasa (common stock)
(3) Investasi langsung di pasar turunan.
(a) Opsi
- Waran (warrant)
- Opsi put (put option)
- Opsi call (call option)
(b) Futures contract
2) Investasi Tidak Langsung
Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat
berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual
sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk
diinvestasikan ke dalam portofolionya. Ini berarti bahwa perusahaan
investasi membentuk portofolio (diharapkan portofolionya optimal)
dan menjualnya eceran kepada publik dalam bentuk saham-sahamnya.
Investasi tidak langsung lewat perusahaan investasi ini menarik
bagi investor paling tidak karena dua alasan utama, yaitu sebagai
berikut.
a) Investor dengan modal kecil dapat menikmati keuntungan karena
pembentukan portofolio. Jika investor ini harus membuat portofolio
sendiri, maka dia harus membeli beberapa saham dalam jumlah yang
cukup besar nilainya. Investor yang tidak mempunyai dana cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
untuk membentuk portofolio sendiri dapat membeli saham yang
ditawarkan oleh perusahaan investasi ini.
b) Membentuk portofolio membutuhkan pengetahuan dan pengalaman
yang mendalam. Investor awam yang kurang mempunyai
pengetahuan dan pengalaman tidak akan dapat membentuk
portofolio yang optimal, tetapi dapat membeli saham yang
ditawarkan oleh perusahaan investasi yang telah membentuk
portofolio optimal.
c. Proses Investasi
Menurut Husnan (2015:39-41), proses investasi menunjukkan
bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas,
yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut
dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan
tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan kebijakan investasi
Disini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan
berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan
yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal
tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ia harus menyadari bahwa
ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus
dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pemodal yang bersedia menanggung risiko lebih besar (dan
karenanya mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih
berisiko). Dengan demikian portofolio investasinya mungkin akan
terdiri dari saham dan bukan obligasi. Sahampun akan dipilih dari
saham dari perusahaan yang mempunyai risiko tinggi. Sebaliknya
untuk pemodal yang tidak bersedia menanggung risiko yang tinggi
mungkin akan memilih sebagian besar investasinya pada obligasi dari
perusahaan-perusahaan yang dinilai aman. Dengan demikian preferensi
risiko perlu dipertimbangkan dalam proses investasi
2) Analisis Sekuritas
Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual (atau
sekelompok) sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis
sekuritas. Pertama, adalah mereka yang berpendapat bahwa ada
sekuritas yang mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi,
mungkin terlalu rendah), dan analis dapat mendeteksi sekuritas-
sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini,
tetapi pada garis besarnya nampaknya cara-cara tersebut bisa
dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental.
Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa
yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa
yang akan datang. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasi
prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor-faktor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa
yang akan datang. Kedua, adalah mereka yang berpendapat bahwa
harga sekuritas adalah wajar. Kalaupun ada sekuritas yang mispriced,
analis tidak mampu mendeteksinya. Pada dasarnya mereka yang
menganut pendapat ini berpendapat bahwa pasar modal efisien. Dengan
demikian pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas faktor mispriced,
tetapi didasarkan atas preferensi risiko pada pemodal (pemodal yang
bersedia menanggung risiko tinggi akan memilih saham yang lebih
berisiko), pola kebutuhan kas (pemodal yang menginginkan
penghasilan yang ajeg akan memilih saham yang membagikan dividen
dengan stabil), dan sebagainya. Keuntungan yang diperoleh oleh
pemodal, sesuai dengan pendapat ini, adalah sesuai dengan risiko yang
mereka tanggung.
3) Pembentukan portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut
identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa
portofolio dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas
tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal
melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang
ditanggung. Sebagaimana telah disebutkan di atas, pemilihan sekuritas
dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas,
status pajak, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4) Melakukan revisi portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap
sebelumnnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan
terhadap portofolio yang telah dimiliki. Kalau dirasa bahwa portofolio
yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan
preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan
terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
5) Evaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja
(performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang
diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu
portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih
baik dari portofolio lainnya. Faktor risiko perlu dimasukkan. Karena itu
diperlukan standar pengukurannya.
4. Return dan Risiko
Menurut Tandelilin (2017:9), alasan utama orang berinvestasi adalah
untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat
keuntungan investasi disebut dengan return. Suatu hal yang sangat wajar jika
investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah
diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang
dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity
cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-
tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang
harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar resiko yang harus
ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar resiko, maka
semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Penelitian terhadap return
saham dan obligasi di Amerika yang dilakukan oleh Siegel (1992)
menemukan bahwa dalam periode 1802-1990, return saham jauh melebihi
return obligasi. Kelebihan return saham atas return obligasi tersebut disebut
juga sebagai equity premium. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya
fenomena equity premium tersebut adanya fakta bahwa resiko saham lebih
tinggi dari risiko obligasi (Tandelilin, 2017:10).
a. Return
Menurut Tandelilin (2017:9), dalam konteks manajemen investasi,
perlu dibedakan antara return yang diharapkan atau return harapan
(expected return), return minimum yang diharapkan (required return) dan
return yang terjadi (realized return). Return harapan merupakan tingkat
return yang diantisipasi investor di masa datang. Return minimum yang
diharapkan merupakan tingkat return yang diisyaratkan investor dengan
mempertimbangkan risiko untuk melakukan investasi. Sedangkan return
yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return yang telah
diperoleh investor pada masa lalu. Ketika investor menginvestasikan
dananya, dia akan mensyaratkan tingkat return tertentu dan jika periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
investasi telah berlalu, investor tersebut akan dihadapkan pada tingkat
return yang sesungguhnya dia terima.
Menurut Zubir (2011:4), return saham terdiri dari capital gain dan
dividend yield. Capital gain adalah selisih antara harga jual dan harga beli
saham per lembar dibagi dengan harga beli, dan dividend yield adalah
dividen per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar.
Investor dalam menghitung nilai return aktual yang diperoleh, dapat
menggunakan persamaan return total yang merupakan penjumlahan dari
yield dan capital gain. Nilai yield untuk suatu saham dapat diperoleh dari
besaran dividen yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham.
Sedangkan untuk capital gain (loss) dapat diperoleh dari return saham,
yang dapat diperoleh oleh investor pada saat melakukan transaksi jual beli
saham. Adapun perhitungan nilai capital gain (loss) suatu investasi dalam
pasar modal dapat dirumuskan sebagai berikut (Suteja & Gunardi,
2016:23)
Keterangan :
Rit = Return sekuritas i
Pt = Harga saham pada waktu t
Pt-1 = Harga saham pada waktu t-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Risiko
Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang
bebeda dengan return yang diharapkan. Secara spesifik, mengacu pada
kemungkinan realisasi return aktual lebih rendah dari return minimum
yang diharapkan. Return minimum yang diharapkan sering kali juga
disebut sebagai return yang disyaratkan (required rate of return). Dalam
ilmu ekonomi pada umumnya, dan ilmu investasi pada khususnya terdapat
asumsi bahwa investor adalah makhluk yang rasional. Investor yang
rasional tentunya tidak akan menyukai ketidakpastian atau risiko. Investor
yang mempunyai sikap enggan terhadap risiko seperti ini disebut sebagai
risk-averse investors. Investor seperti ini tidak akan mau mengambil
resiko suatu investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan
return yang layak seperti kompensasi terhadap risiko yang harus
ditanggung investor tersebut (Tandelilin, 2017:10).
Sedangkan menurut Halim (2018:57-58), risiko merupakan besarnya
penyimpangan antara tingkat imbal hasil yang diharapkan (expected
return) dengan tingkat imbal hasil yang dicapai secara nyata (actual
return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat
risikonya. Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang
diperoleh bisa menyimpang dari hasil yang diharapkan, digunakan ukuran
penyebaran. Alat statistik yang digunakan sebagai ukuran penyebaran
tersebut adalah varian atau deviasi standar. Semakin besar nilainya, berarti
semakin besar penyimpangannya (risikonya semakin tinggi). Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, risiko dibedakan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker)
Risk seeker merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua
pilihan investasi yang memberikan tingkat imbal hasil yang sama
dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil
investasi dengan risiko yang lebih besar. Biasanya investor jenis ini
bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.
2) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality)
Risk neutrality merupakan investor yang akan meminta kenaikan
tingkat imbal hasil yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor
jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati (prudent)
dalam mengambil keputusan investasi.
3) Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter)
Risk averter merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua
pilihan investasi yang memberikan tingkat imbal hasil yang sama
dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil
investasi dengan risiko yang lebih kecil. Biasanya investor jenis ini
cenderung selalu mempertimbangkan secara matang dan terencana atas
keputusan investasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
5. Efisiensi Pasar
a. Konsep Pasar Modal Efisien
Menurut Tandelilin (2017:224), pasar modal dikatakan efisien jika
harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua
informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi relevan yang tersedia
bisa meliputi semua informasi yang tersedia baik informasi di masa lalu
(misalkan laba perusahaan tahun lalu), maupun informasi saat ini
(misalkan rencana kenaikan dividen tahun ini), serta informasi yang
bersifat sebagai pendapat/opini rasional yang beredar di pasar yang bisa
mempengaruhi perubahan harga (misal, jika banyak investor di pasar
berpendapat bahwa harga saham akan naik, maka informasi tersebut
nantinya akan tercemin pada perubahan harga saham yang cenderung
naik). Konsep tersebut menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian
harga sekurits menjuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respon atas
informasi baru yang masuk ke pasar. Meskipun proses penyesuaian harga
tidak harus berjalan dengan sempurna, tetapi yang dipentingkan adalah
harga yang terbentuk tersebut tidak bias. Dengan demikian, pada waktu
tertentu pasar bisa overadjusted atau underadjusted ketika bereaksi
terhadap informasi baru, sehingga harga baru yang terbentuk tersebut bisa
jadi bukan merupakan harga yang mencerminkan nilai intrinsik dari
sekuritas tersebut. Jadi hal yang penting dari mekanisme pasar efisien
adalah harga yang terbentuk tidak bias dengan estimasi harga
keseimbangan. Harga keseimbangan akan terbentuk setelah investor sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sepenuhnya menilai dampak dari informasi tersebut. Gambar berikut akan
memberi ilustrasi mengenai konsep pasar yang efisien.
Gambar II.3 Proses Penyesuaian Harga Saham Terhadap Informasi
Sumber: Tandelilin, 2017: 225
Menurut Tandelilin (2017:225), gambar di atas memberi gambaran
mengenai proses penyesuaian harga suatu saham perusahaan ketika
terdapat informasi baru mengenai perusahaan tersebut. Pada saat informasi
tersebut diumumkan (t=0) harga saham berada pada posisi Rp 1.000. Jika
pasar efisien maka informasi tersebut akan dengan cepat menyesuaikan
harga saham sesuai dengan nilai saham yang baru. Misalnya karena adanya
informasi baru masuk ke pasar, dan menyebabkan nilai baru dari saham
adalah Rp 1.200, maka dalam pasar yang efisien harga saham akan naik
dengan cepat ke nilai Rp 1.200.
Tetapi jika proses penyesuaian harga pasar saham tersebut tidak
berjalan dengan efisien maka akan ada lag dalam proses tersebut dan hal
ini ditunjukkan oleh garis putus-putus pada gambar di atas. Walaupun
akhirnya harga saham akan berada pada Rp 1.200, tetapi hal itu akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
memakan waktu tertentu. Oleh karena itu, hal penting yang perlu
diperhatikan adalah bahwa lamanya waktu penyesuaian yang dibutuhkan
pada proses tersebut tidak dapat diperkirakan dengan pasti sebelumnya,
dan garis putus-putus pada gambar di atas hanya sebagai ilustrasi guna
menjelaskan konsep pasar yang efisien (Tandelilin, 2017:225).
Menurut Tandelilin (2017:225), ada beberapa kondisi yang harus
terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien.
1) Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan
profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar
dengan menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham. Di
samping itu, mereka juga merupakan price taker, sehingga tindakan dari
satu investor saja tidak akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas.
2) Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama
dengan cara yang murah dan mudah.
3) Informasi yang terjadi bersifat acak
4) Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga
sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat
informasi tersebut.
Jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk pasar di
mana investor-investor dengan cepat bisa bereaksi melakukan penyesuaian
harga sekuritas ketika terdapat informasi baru di pasar (informasi ini
terjadi secara acak), sehingga harga-harga sekuritas di pasar tersebut akan
sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia. Karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
informasi yang mempengaruhi harga sekuritas tersebut terjadi secara acak
maka perubahan harga yang terjadi akan bersifat independent satu dengan
yang lainnya dan bergerak secara acak pula. Artinya, perubahan harga
yang terjadi hari ini tidak tergantung kepada perubahan harga yang terjadi
di waktu yang lalu karena harga baru tersebut berdasarkan pada reaksi
investor terhadap informasi baru yang terjadi secara acak (Tandelilin,
2017:226).
b. Hipotesis Pasar Efisien
Telah disebutkan pada uraian sebelumnya bahwa pasar yang efisien
adalah pasar yang harga sekuritasnya sudah mencerminkan semua informasi
yang ada. Oleh karena itu, aspek penting dalam menilai efisiensi pasar adaah
seberapa cepat suatu informasi baru diserap oleh pasar yang tercermin dalam
penyesuaian menuju harga keseimbangan yang baru. Pada pasar yang efisien,
harga sekuritas akan dengan cepat terevaluasi dengan adanya informasi
penting yang berkaitan dengan sekuritas tersebut. Sedangkan pasar yang
kurang efisien harga sekuritas akan kurang bisa mencerminkan semua
informasi yang ada, atau terdapat lag dalam proses penyesuaian harga,
sehingga akan terbuka celah bagi investor untuk memperoleh keuntungan
dengan memanfaatkan situasi lag tersebut. Dalam kenyataannya sulit sekali
ditemui baik itu pasar yang benar-benar efisien ataupun benar-benar tidak
efisien. Pada umumnya pasar akan efisien tetapi pada tingkat tertentu saja
(Tandelilin, 2017:226).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar II.4 Himpunan Informasi Bagi Suatu Saham
Sumber: Tandelilin, 2017: 227
Gambar di atas memperlihatkan himpunan informasi bagi suatu saham.
Lingkaran pertama (1) mempresentasikan informasi apapun yang relevan
bagi penilaian saham yang dapat dipelajari dengan analisa sejarah harga pasar
saham. Contohnya: apakah harga saham telah meningkat atau menurun dan
apakah ini berimplikasi di masa mendatang? Lingkaran (1) merupakan bagian
dari lingkaran kedua (2) yang menyatakan informasi yang tersedia pada
publik, misalnya publikasi perusahaan serta informasi mengenai industri dan
perekonomian. Selanjutnya lingkaran (2) merupakan bagian dari lingkaran
ketiga (3), yang menyatakan seluruh informasi yang juga meliputi informasi
rahasia orang dalam. Masing-masing ketiga bentuk efisiensi pasar berikut ini
mengasumsikan jenis informasi yang berbeda dalam merefleksikan harga
saham (Tandelilin, 2017:226-227).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Konsep pasar efisien ini memang menarik untuk dibahas ataupun
diteliti karena merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami
bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar. Untuk
memudahkan penelitian tentang efisiensi pasar, Fama (1970), dalam
Tandelilin (2017:227-228) mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke
dalam tiga efficient market hypothesis (EMH) sebagai berikut :
1. Efisien dalam bentuk lemah (weak form). Pasar efisien dalam bentuk
lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) telah tercermin dalam
harga yang terbentuk sekarang. Oleh karena itu, informasi historis tersebut
(peristiwa masa lalu, termasuk historis perkembangan harga dan volume
perdagangan di masa lalu) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi
perubahan harga di masa yang datang, karena sudah tercermin pada harga
saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi
nilai pasar saham di masa datang dengan menggunakan data historis.
2. Efisien dalam bentuk setengah kuat (semi strong). Pasar efisien dalam
bentuk setengah kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang
telah mencerminkan informasi historis ditambah dengan semua informasi
yang dipublikasikan (seperti earning, dividen, pengumuman stock split,
penerbitan saham baru, kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, dan
peristiwa-peristiwa terpublikasi lainnya yang berdampak pada aliran kas
perusahaan di masa datang). Pada pasar efisien bentuk setengah kuat,
return tak normal hanya terjadi di seputar pengumuman (publikasi) suatu
peristiwa sebagai representasi respon pasar terhadap pengumuman. Suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
pasar dinyatakan efisien dalam bentuk setengah kuat bila informasi
terserap atau direspon dengan cepat oleh pasar (dalam satu hingga dua spot
waktu atau hari di seputar pengumuman). Return tak normal yang terjadi
berkepanjangan (lebih dari tiga spot waktu) mencerminkan sebagian
respon pasar terlambat dalam menyerap atau menginterpretasi informasi,
dan dengan demikian dianggap pasar tidak efisien dalam bentuk setengah
kuat.
3. Efisien dalam bentuk kuat (strong form). Pasar efisien dalam bentuk
kuat berarti harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah
mencerminkan informasi historis ditambah informasi yang dipublikasikan
ditambah dengan informasi yang tidak dipublikasikan. Pada pasar efisien
bentuk kuat, tidak akan ada seorang investor pun yang bisa memperoleh
return tak normal.
c. Teori Random Walk
Menurut Samsul (2015:226), hasil penelitian Maurice Kendall pada
tahun 1953 menyatakan bahwa pola harga saham tidak dapat diprediksi
(unpredictable), tampaknya harga saham bergerak secara acak (random
walk). Pada awalnya, hasil penelitian Kendall mengganggu pemikiran para
ahli ekonomi keuangan. Memang pasar saham banyak dipengaruhi oleh
psikologi pasar atau “animal spirit” yang mengikuti aturan yang tidak logis.
Akhirnya, para ekonom dapat memahami penafsiran hasil studi Kendall
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Harga pasar bergerak secara acak diartikan bahwa naik turunnya harga
saham tergantung informasi baru (new information) yang akan diterima.
Informasi baru adalah informasi yang akan diterima, dan tidak diketahui
kapan diterimanya, oleh karena itu informasi baru dan harga saham disebut
unpredictable. Apakah informasi tersebut merupakan kabar buruk (bad news)
ataukah kabar baik (good news) juga tidak diketahui. Apabila informasi itu
sudah diketahui maka disebut informasi sekarang (today’s information) dan
segera akan mempengaruhi harga saham sekarang. Akan tetapi tidak satupun
pihak yang dapat menebak dengan benar terus-menerus harga saham pada
hari esok karena informasi baru untuk hari esok tidak dapat diketahui pada
hari ini. Prakiraan harga saham esok hari dapat dilakukan pada hari ini
berdasarkan informasi hari ini, tetapi tidak ada jaminan mengenai
kebenarannya (Samsul, 2015:226)
Bad news berarti informasi akan berdampak negatif terhadap harga
saham, yaitu penurunan harga saham. Beberapa contoh bad news antara lain:
kenaikan drastis tingkat bunga bank, kenaikan drastis harga bahan bakar,
kenaikan tajam inflasi, penurunan tingkat bunga kredit, dan perluasan usaha.
Informasi dapat bersifat mendua tergantung bidang usahanya, misalnya:
kenaikan kurs valuta asing dipandang menguntungkan bagi perusahaan
dibidang ekspor, tetapi merugikan dibidang impor atau debitor valuta asing.
Harga saham di pasar bukan saja dipengaruhi oleh psikologi massa investor,
bad news, good news, tetapi juga oleh hasil analisis para investor (Samsul,
2015:226).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Harga saham di pasar tidak lain adalah harga konsensus antarinvestor,
dan harga pasar suatu saham dapat terjadi beberapa kali dalam satu hari
dengan rentang lebar antara harga pasar terendah dan harga pasar tertinggi.
Rentang harga pasar harian yang lebar antara harga terendah dan harga
tertinggi merupakan indikasi bahwa pasar tidak efisien (Samsul, 2015:226).
Dalam pasar yang efisien fluktuasi harga harian di antara harga
terendah dan harga tertinggi sangat tipis. Perbandingan antara harga saham di
pasar dan nilai intrinsik saham mencerminkan tingkat efisiensi pasar. Dalam
pasar efisien kuat (strong efficient market) para investor memiliki informasi
yang relatif tidak banyak berbeda sehingga tawaran harga beli dan tawaran
harga jual hanya berbeda sedikit karena analisis dilakukan berdasarkan
fundamental yang rasional. Sebaliknya dalam pasar efisiensi lemah (weak
efficient market) perbedaan antara harga pasar dan nilai intrinsik relatif besar,
karena terbentuknya harga pasar banyak dipengaruhi oleh faktor emosional
investor yang irasional dan informasi yang terbatas. Pasar sempurna (perfect
market) hanya ada dalam teori, bahwa harga pasar sama dengan nilai intrinsik
perusahaan. Dalam praktik tidak akan pernah ada harga pasar yang sama
dengan nilai intrinsik perusahaan dari waktu ke waktu (Samsul, 2015:226).
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Khajar (2008) yang menguji efisiensi pasar
modal bentuk lemah pada 10 saham yang tergabung dalam indek LQ45 pada
tahun 2006, data saham yang digunakan adalah saham bulanan dan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
menggunakan uji run test dan autokorelasi menunjukkan bahwa kondisi pasar
modal Indonesia telah efisien dalam bentuk lemah.
Penelitian yang dilakukan oleh Nasruldin (2011) juga menguji kondisi
pasar modal Indonesia dengan menggunakan uji korelasi seri dan run test, data
yang digunakan adalah harga saham harian yang masuk dalam Indeks LQ45 dan
terus tetap ada di tahun 2009-2010. Berdasarkan pada pengujian dengan
menggunakan run test dapat disimpulkan bahwa harga saham harian pada tahun
2009 dan tahun 2010 bersifat acak, dan dengan menggunakan uji korelasi seri
terbukti bahwa tidak ada korelasi (hubungan) antar harga saham harian pada
periode 2009 dan 2010. Sehingga berdasarkan hasil kedua pengujian tersebut,
Bursa Efek Indonesia efisien bentuk lemah pada periode 2010.
Satria (2017) juga melakukan penelitian mengenai efisiensi pasar modal
dalam bentuk lemah. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 4 metode yaitu
uji korelasi seri, uji run, day of the week effect, month of the year effect. Data
yang digunakan adalah data return indeks IHSG dan LQ45 pada periode 2012-
2016. Pada penelitian ini tidak ditemukan bahwa return dapat diprediksi secara
konsisten menggunakan informasi historis sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasar modal Indonesia telah efisien dalam bentuk lemah.
C. Hipotesis Penelitian
Menurut Bodie et all (2014:364) dan menurut Fama (1970) dalam
Tandelilin (2017:227-228), pasar yang efisien dapat dibedakan menjadi tiga
bentuk yaitu efisiensi dalam bentuk lemah (weak form), efisiensi dalam bentuk
setengah kuat (semi strong form), dan efisiensi dalam bentuk kuat (strong form).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Ketiga macam bentuk efisiensi pasar ini bersifat komulatif. Bentuk lemah
berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercemin dalam harga yang
terbentuk sekarang (random walk). Bentuk setengah kuat berarti harga yang
terbentuk sekarang telah mencerminkan semua informasi historis ditambah
dengan semua informasi yang dipublikasikan. Bentuk kuat berarti harga yang
terbentuk sekarang telah mencerminkan semua informasi historis ditambah
dengan semua informasi yang dipublikasikan ditambah dengan informasi yang
tidak dipublikasikan (privat). Berdasarkan hasil penelitian dari ketiga penelitian
terdahulu yang menguji efisiesi pasar bentuk lemah di atas, maka penulis
membuat hipotesis :
H0 : Pasar modal di Indonesia (khususnya saham-saham sektor
telekomunikasi) sudah efisien dalam bentuk lemah.
Ha : Pasar modal di Indonesia (khususnya saham-saham sektor
telekomunikasi) belum efisien dalam bentuk lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh
Sugiyono (2014: 8) yaitu : “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan”.
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang merupakan
salah satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai
dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan
penelitian (www.statistikian.com).
Berdasarkan data perusahaan yang tergabung dalam Indeks Sektoral yaitu
sektor telekomunikasi, maka penulis memilih sample sebanyak 5 perusaaan yang
termasuk kedalam sektor telekomunikasi. Data return saham yang digunakan
adalah return harian pada periode 2014-2018.
C. Variabel Penelitian
Karena penelitian ini tidak meneliti hubungan kausal dari beberapa
variabel maka penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu return saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang akan dianalisis menggunakan teknik statistik dengan bantuan software
IBM SPSS Statistics 23. Variabel utama dalam penelitian ini adalah return
saham harian dari 5 perusahaan yang termasuk dalam sektor telekomunikasi
pada periode 2014-2018.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut
Sugiyono (2014:402) data sekunder adalah data yang tidak secara langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
dokumen. Data yang digunakan didapatkan dengan cara mengunduh dari situs
www.yahoofinance.com di internet.
E. Metode Analisis Data
1. Return Saham
Variabel utama dalam penelitian ini adalah return harian dari 5
perusahaan yang berada dalam sektor telekomunikasi periode 2014-2018
yaitu selisih antara harga saham hari ini dengan harga saham kemarin yang
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
Rit = Return sekuritas i
Pt = Harga saham pada waktu t
Pt-1 = Harga saham pada waktu t-1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Run Test
Uji run menentukan apakah data berbentuk ordinal yang kita gunakan
untuk penelitian merupakan data random atau tidak random, karena salah satu
asumsi statistik adalah data atau peristiwa harus random. Dalam penilitian ini
penulis menggunakan uji run test untuk mengetahui apakah harga-harga
saham berjalan secara acak (random) atau tidak (Sunyoto, 2013:21)
Menurut Hartono (2017: 636-637), suatu runtun (run) adalah urutan
tanda yang sama dari perubahan-perubahan nilai. Misalnya perubahan-
perubahan harga sekuritas yang meningkat diberi tanda positif (+), perubahan
harga yang menurutn diberi tanda negatif (-) dan harga sekuritas yang tidak
berubah diberi tanda nol (0). Perubahan-perubahan harga sekuritas sebagai
berikut : +++00+----- terdiri dari 4 runtun, yaitu runtun pertama berupa tiga
perubahan bentuk positif yang sama (+++), runtun kedua berupa dua
perubahan bentuk nol yang sama (00), runtun ketiga berupa satu perubahan
bentuk positif yang sama (+) dan runtun keempat berupa lima perubahan
bentuk negatif yang sama (-----).
Jika perubahan harga sekuritas berkorelasi secara positif dari waktu ke
waktu (yang berarti perubahan tanda akan sama dari waktu ke waktu), maka
diharapkan akan terjadi sedikit perubahan tanda atau akan terjadi runtun yang
sedikit. Sebaliknya jika perubahan harga sekuritas berkorelasi secara negatif
dari waktu ke waktu, maka akan banyak terjadi perubahan tanda dari negatif
ke positif atau dari positif ke negatif atau akan terjadi banyak runtun
(Hartono, 2017:637).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Uji Korelasi
Pengujian efisiensi pasar modal bentuk lemah ini dilakukan dengan
menggunakan uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara harga atau
return sekuritas masa lalu dengan harga atau return sekarang atau mendatang.
Korelasi sederhana merupakan suatu teknik statistik yang dipergunakan
untuk mengukur kekuatan hubungan antara 2 variabel dan juga untuk dapat
mengetahui bentuk hubungan keduanya dengan hasil yang bersifat
kuantitatif. Kekuatan hubungan antara 2 variabel yang dimaksud adalah
apakah hubungan tersebut erat, lemah, ataupun tidak erat (ciputrauceo.net).
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan
untuk mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi
dengan perubahan waktu. Oleh karena itu, apabila asumsi autokorelasi terjadi
pada sebuah model prediksi, maka nilai disturbance tidak lagi berpasangan
secara bebas, melainkan berpasangan secara autokorelasi. Uji autokorelasi di
dalam model regresi linear, harus dilakukan apabila data merupakan data time
series atau runtut waktu. Sebab yang dimaksud dengan autokorelasi
sebenarnya adalah: sebuah nilai pada sampel atau observasi tertentu sangat
dipengaruhi oleh nilai observasi sebelumnya (www.statistikian.com).
Autokorelasi adalah terjadi korelasi antara observasi ke-i dengan
observasi ke-i-1. Contohnya yaitu: misalkan sampel ke-20, nilainya
dipengaruhi oleh sampel ke-19. Sampel ke-19, nilainya dipengaruhi oleh
sampel ke-18, dan seterusnya. Salah satu cara melakukan uji autokorelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson. Uji Durbin Watson akan
menghasilkan nilai Durbin Watson (DW) yang nantinya akan dibandingkan
dengan dua (2) nilai Durbin Watson Tabel, yaitu Durbin Upper (DU) dan
Durbin Lower (DL). Dikatakan tidak terdapat autokorelasi jika nilai DW >
DU dan (4-DW) > DU atau bisa dinotasikan juga sebagai berikut: (4-DW) >
DU < DW. (www.statistikian.com)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. BEI – Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) yang disingkat BEI
merupakan lembaga yang mengelola pasar modal di Indonesia. BEI
menyediakan infrastruktur bagi terselenggaranya transaksi di pasar modal. Pasar
modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia meliputi: 1. Transaksi
Saham 2. Transaksi Surat Hutang (obligasi swasta maupun obligasi pemerintah)
(www.sahamok.com).
Menurut website BEI di internet, secara historis, pasar modal telah hadir
jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak
jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal
ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun
1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia
ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek
tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia
mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun
kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif
dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Menurut (www.idx.co.id), secara singkat tonggak perkembangan pasar
modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
• Desember 1912 (Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda).
• 1914-1918 (Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I).
• 1925-1942 (Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya).
• Awal 1939 (Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang
dan Surabaya ditutup).
• 1942-1952 (Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia
II).
• 1956 (Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
tidak aktif).
• 1956-1977 (Perdagangan di Bursa Efek vakum).
• 10 Agustus 1977 (Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go
public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama).
• 1977-1987 (Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen pasar modal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
• 1987 (Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia).
• 1988-1990 (Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat).
• 2 Juni 1988 (Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer).
• Desember 1988 (Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public
dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal).
• 16 Juni 1989 (Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya).
• 13 Juli 1992 (Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ).
• 22 Mei 1995 [Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)].
• 10 November 1995 (Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996).
• 1995 (Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
• 2000 (Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia).
• 2002 [BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading)].
• 2007 [Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)].
• 02 Maret 2009 (Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa
Efek Indonesia: JATS-NextG) (www.idx.co.id).
B. Sektor Telekomunikasi
Sampel dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam
sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Di dalam Bursa Efek Indonesia
terdapat 5 perusahaan yang termasuk kedalam sektor telekomunikasi.
Tabel IV.1 Sektor Telekomunikasi
Sumber: Data dari www.idx.co.id dan www.idnfinancials.com yang telah
diolah, 2018
1. Bakrie Telecom Tbk.
PT Bakrie Telecom Tbk didirikan pertama kali dengan nama PT Radio
Telepon Indonesia pada tahun 1993. Pada tahun 2013 perseroan berubah
nama menjdi PT Bakrie Telecom Tbk. Pada awal tahun berdiri perseroan
menyediakan layanan telekomunikasi berbasis teknologi E-TDMA dengan
No Kode Nama Tanggal
Pencatatan
Kapitalisasi
Pasar (Juta IDR)
1 BTEL Bakrie Telecom Tbk. 03-Feb-06 1.838.650
2 EXCL XL Axiata Tbk. 29-Sep-05 27.144.980
3 FREN Smartfren Telecom Tbk. 29-Nov-06 44.489.640
4 ISAT Indosat Tbk. 19 Okt 1994 20.102.100
5 TLKM Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk. 14-Nov-95 383.369.940
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
merek Ratelindo. Pada tahun 2003 perseroan menyediakan layanan
telekomunikasi fixed wireless acces (FWA) yang mengusung teknologi
CDMA, dengan merek Esia. Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia pada bulan Februari 2006 dengan kode saham BTEL. Pada tahun
2012, perseroan meluncurkan produk modem ESIA Max-D. Per 31 Desember
2017 komposisi pemegang saham perseroan sebagai berikut: PT Huawei
Tech Investment (16,83%), PT Mahindo Agung Sentosa (12,60%), PT Era
Bhakti Persada (5,47%), Raiffeisen Bank Internasional AG (6,02%), PT
Bakrie & Brothers Tbk. (0,12%), dan publik (57,96%).
2. XL Axiata Tbk.
a. Profil Perusahaan
1) Nama Perusahaan : PT XL Axiata Tbk
2) Nama Perusahaan : PT Grahametropolitan Lestari (1989)
Sebelumnya PT Excelcomindo Pratama (1996)
3) Pembentukan : 6 Oktober 1989
4) Bidang Usaha : Penyelenggaraan jasa telekomunikasi
dan/atau jaringan telekomunikasi
dan/ataumultimedia.
5) Pemegang Saham : Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd.
66.4% , Masyarakat/publik 33,6%.
6) Modal Dasar : Terbagi atas 22.650.000.000 saham masing-
masing bernilai Rp.100
7) Jumlah Modal : Saham atau dengan nilai nominal sebesar
Rp.1.068.796.042.300
8) Kode Saham : EXCL
9) Alamat Kantor : XL Axiata Tower
Jl. H.R Rasuna Said X5
Kav.11-12, Kuningan Timur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Setiabudi Jakarta Selatan 12950
Telp. : +62 21 576 1881
Fax. : +62 5761880
e-mail: [email protected]
www.xl.co.id
b. Sejarah
Memulai usaha sebagai perusahaan dagang dan jasa umum pada
tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari. Pada
tahun 1996, perseroan memasuki sektor telekomunikasi setelah
mendapatkan izin operasi GSM 900 dan secara resmi meluncurkan
layanan GSM. Dengan demikian, XL Axiata menjadi perusahaan swasta
pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telepon seluler. Di
kemudian hari, melalui perjanjian kerjasama dengan grup Rajawali dan
tiga investor asing (NYNEX, AIF dan Mitsui), nama Perusahaan diubah
menjadi PT Excelcomindo Pratama.
Pada September 2005, Perusahaan melakukan penawaran Saham
Perdana (IPO) dan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
yang sekarang dikenal sebagai Bursa efek Indonesia (BEI). Pada saat itu,
Perusahaan merupakan anak perusahaan Indocel Holding Sdn. Bhd., yang
sekarang dikenal sebagai Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd., yang
seluruh sahamnya dimiliki oleh TM International Sdn. Bhd. (“TMI”)
melalui TM International (L) Limited. Pada tahun 2009, TMI berganti
nama menjadi Axiata group Berhad (“Axiata”) dan di tahun yang sama PT
Excelcomindo Pratama Tbk berganti nama menjadi PT XL Axiata Tbk.
untuk kepentingan sinergi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Saat ini, mayoritas saham XL Axiata dimiliki oleh Axiata melalui
Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd (66,4%) dan sisanya dipegang
oleh publik (33,6%). Dengan demikian, XL Axiata merupakan anak
perusahaan dari Axiata group (“Group”) yang merupakan grup di bidang
telekomunikasi terbesar di Asia. Adapun beberapa anak perusahaan
maupun asosiasi lainnya yang tergabung dalam grup adalah Celcom
(Malaysia), Dialog (Sri Lanka), Robi (Bangladesh), Smart (Cambodia),
Ncell (Nepal), Idea (India), dan M1 (Singapore).
Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi seluler terkemuka di
Indonesia, melalui jangkauan jaringan dan layanan yang luas di seluruh
Indonesia, XL Axiata menyediakan layanan bagi pelanggan ritel dan
menawarkan solusi bisnis untuk pelanggan korporat. Layanan-layanan ini
meliputi Data, Voice, SMS, dan layanan bernilai tambah telekomunikasi
seluler lainnya. XL Axiata mengoperasikan jaringan pada teknologi GSM
900/DCS 1800 dan IMT-2000/3G.
XL Axiata juga memegang Izin Penyelenggaraan Jasa Penyediaan
Konten, Izin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (ISP), Izin
Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet (NAP), Izin penyelenggaraan
Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (VoIP), Izin
Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup (Closed Fixed Network/Leased
Line) serta Izin Penyelenggaraan Jasa Pengiriman Uang dan Izin Penerbit
e-money dari Bank Indonesia yang memungkinkan XL Axiata untuk dapat
menyediakan jasa pengiriman uang kepada pelanggannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
XL Axiata terus menyediakan kualitas layanan data terbaik bagi
pelanggan dengan meluncurkan dan meningkatkan jaringannya. Jumlah
BTS XL Axiata telah mencapai 101.000 BTS dengan layanan 4G-LTE
yang saat ini tersedia di hampir 360 kota dan wilayah Indonesia dengan
lebih dari 17.000 4G BTS.
XL Axiata terus berinovasi dan merupakan operator telekomunikasi
pertama di Indonesia yang meluncurkan 4,5G Siap dengan spektrum 1.800
MHz.
c. Kegiatan Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan XL
Axiata adalah untuk melakukan kegiatan dalam usaha penyelenggaraan
jasa telekomunikasi dan/atau jaringan telekomunikasi dan/atau
multimedia. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, XL Axiata dapat
melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menjalankan kegiatan dalam usaha penyediaan
sarana dan penyelenggaraan jasa dan/atau jaringan telekomunikasi
termasuk namun tidak terbatas pada penyelenggaraan jasa telepon dasar
dan jasa multimedia dan penyelenggaraan jaringan bergerak seluler dan
jaringan tetap tertutup.
2) Menyelenggarakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang
melalui jaringan telekomunikasi dan informatika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar IV.1 Produk dan Jasa XL Axiata
Sumber: www.idx.co.id (EXCL Annual Report 2017), 2018
3. Smartfren Telecom Tbk.
PT Smartfren Telecom Tbk didirikan pada tanggal 2 Desember 2002
dengan nama PT Mobile-8 Telecom. Perseroan berubah nama mejadi PT
Smartfren Telecom Tbk ada tahun 2011. Saham perseroan tercatat di Bursa
Efek Indonesia pada tanggal 29 November 2006 dengan kode saham FREN.
Per 31 Desember 2017, mayoritas saham perseoran dimiliki oleh PT Bali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Media Telekomunikasi (31,1%), diikuti oleh PT Wahana Inti Nusantara
(29,7%), PT Global Nusa Data (27,4%) dan sisanya dimiliki oleh publik
(11,8%). Perseroan bergerak di bidang penyedia jasa telekomunikasi berbasis
teknologi 4G LTE. Pada tahun 2013, perseroan meluncurkan produk
Prabayar berbasis jaringan CDMA 2000-1X dengan merk FREN. Kemudian
menyudul produk Pascabayar di tahun berikutnya. Perseroan meluncurkan
layanan 3G di bulan Mei 2006. Pada tahun 2009, perseroan meluncurkan
FWA Paskabayar yang disebut Fren Duo. Tahun berikutnya, perseroan
meluncurkan 2 perdana baru yaitu Fren Extra dan Fren Jos. Pada tahun 2011,
perseroan meluncurkan USB Modem. Kemudian pada tahun 2012 perseroan
meluncurkan produk telepon gengam X-Stre@m EVDO Hotspot dan Jambu.
Di tahun yang sama perseorang juga meluncurkan berbagai varian produk
seperti mini router, wireless router, Smartfren Connex EVO. Tahun 2013,
perseroan meluncurkan produk Smartphone Andromax dan layanan data
paket Smart Plan. Tahun 2015, perseroan meluncurkan layanan $G LTE
Advanced dan Smartphone Andromax 4G LTE serta router MiFi. Tahun
2016, perseroan meluncurkan layanan VoiceOverLTE (VoLTE). Tahun
2017, perseroan meluncurkan kartu perdana 4G GSM+ dan perseroan juga
menjadi official telco partner untuk produk iPhone di Indonesia dengan
melakukan penjualan iPhone 7 resmi di Indonesia pada bulan Maret.
4. Indosat Tbk.
PT Indosat Tbk didirikan pada tanggal 10 November 1967 sebagai
perusahaan penanaman modal asing yang menyediakan layanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
telekomunikasi internasional di Indonesia. Indosat menyediakan layanan
seluler, data tetap dan layanan broadband nirkabel serta layanan
telekomunikasi tetap, sambungan tetap nirkabel serta saluran telepon tetap,
dan layanan digital. Tahun 1980 Indosat dinasionalisasi dan menjadi Badan
Usaha Milik Negara. Tahun 1994, Indosat menjadi perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham ISAT dan New York
Stock Exchange. Tahun 1995, Indosat mendirikan Telkomsel, perusahaan
patungan bersama dengan PT Telkom. Tahun 2001, masuk dipasar Indonesia
melalui akuisisi mayoritas saham Satelindo dan pendirian PT Indosar
Multimedia Mobile (IM3). Tahun 2008, Ooredo mengakuisisi kepemilikan
STT di PT Indosat Tbk. Tahun 2013, penghapusan pencatatan dari Bursa Efek
New York dan hanya tercatat di Bursa Efek Indonesia. Tahun 2014,
peluncuran Layanan Digital Indosat. Tahun 2015, peluncuran indentitas baru
menjadi Indosat Ooredoo dan peluncuran layanan komersial 4G LTE. Produk
dan layanan Indosat antara lain IM3 Ooredoo prabayar dan pascabayar,
outbound roamers, IDD 001, IDD 008, Flat Call 01016, IMX (Indonesia
Mobile Exchange), dan Ideabox dan Ideabox Ventures. Per 31 Desember
2017, mayoritas saham dimiliki oleh Ooredoo Asia Pte. Ltd (65%), publik
(20,71%) dan Republik Indonesia (14,29%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
5. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
a. Profil Perusahaan
PT Telkomunikasi Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang telekomunikasi dan informasi Media dan
edutaiment Infrastruktur Telekomunikasi. PT Telkomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk berdiri pada tanggal 19 November 1991. Perusahaan milik
BUMN ini telah menjadi perusahaan terbuka (IPO) pada tanggal 14
November 1995. Status kepemilikannya sebesar 52,09% milik Pemerintah
Republik Indonesia dan 47,91% milik publik. PT Telkomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk memiliki kode saham TLKM dalam Bursa Efek
Indonesia dan TLK dalam New York Stock Exchange. PT Telkomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk memiliki 11 anak perusahaan antara lain, PT
Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Telkom Akses (Telkom Akses),
PT Graha Sarana Duta (GSD), PT Patra Telekomunikasi Indonesia
(Patrakom), PT Multimedia Nusantara (Telkom Metra), PT Dayamitra
Telekomunikasi (Mitratel), PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), PT
Telekomunikasi Indonesia International (Telin), PT Metranet (Metranet),
PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (Telkom Infra), PT PINS
Indonesia (PINS).
b. Sejarah
Telkom didirikan pada 23 Oktober 1856 oleh Pemerintah Belanda,
dengan nama “Post en Telegraafdienst”, kami awalnya merupakan institusi
yang melayani jasa pos dan telegraf. Kehadiran telepon kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
menyaingi layanan pos dan telegraf, sehingga kami menjadi Djawatan Pos,
Telegraf dan Telepon (Post, Telegraph en Telepjone Dienst) yang
melayani jasa pos dan telekomunikasi. Sejak 1892, layanan telepon kami
sudah mulai digunakan untuk interlokal dan pada 1929 layanan telepon
kami terkoneksi dengan jaringan internasional.
Institusi kami sebagai Djawatan Pos, Telegraf dan Telekomunikasi
kemudian diambil alih Pemerintah Indonesia dari Belanda setelah
kemerdekaan pada tahun 1945. Melalui Perpu No.19 tahun 1960 dan PP
No.240 tahun 1961, kami berubah bentuk menjadi Perusahaan Negara Pos
dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian melalui PP No.30 tahun 1965,
kami berubah lagi menjadi Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN
Telekomunikasi). Selanjutnya, melalui PP No.36 tahun 1974, kami
menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi Indonesia (Perumtel).
Pada tahun 1991, dengan terbitnya PP No.25 tahun 1991, kami
berubah status menjadi Perusahan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi
Indonesia. Perubahan ini merupakan langkah awal kami menjadi
perusahaan publik. Pada tahun 1995, kami terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan New York Stock Exchange (NYSE). Pada tahun yang
sama, kami mendirikan Telkomsel untuk merespon maraknya penggunaan
teknologi GSM di tanah air melalui peluncuran Kartu Halo pascabayar.
Pada 1997, Telkomsel telah berhasil membangun jaringan GSM di seluruh
provinsi di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Sepanjang tahun 2000-an, seiring dengan berkembangnya over the
top application (OTT) atau aplikasi digital berbasis internet, kami
melakukan transformasi revolusioner untuk menghadapi disrupsi digital
melalui berbagai pendekatan. Beberapa hal strategis yang kami lakukan
yaitu perubahan portofolio produk dari infoComm ke TIMES, membangun
customercentric organization, mengembangkan infrastruktur,
meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia, dan melakukan inovasi
model bisnis.
Pasar ICT (information and communications) tanah air kian ramai
diperebutkan oleh kompetitor global. Telkom menginisiasi International
Expansion (InEx) sebagai strategi ekspansi bisnis global untuk mencari
sumber pertumbuhan baru di Luar Negeri. Telkom menetapkan footprint
di 11 negara dan melakukan aliansi bisnis dengan perusahaan global.
Kami terus bertransformasi dan berkembang menjadi perusahaan
telekomunikasi berbasis digital (digital telecommunication company)
untuk merespon peluang dan risiko disrupsi di era digital. Disruptive
competitive growth atau pertumbuhan berbasiskan daya saing yang
inovatif dan di luar kebiasaan menjadi landasan strategi kami saat ini dan
untuk tahun-tahun yang akan datang. Hal ini tercermin dari pengembangan
produk dan jasa kami berdampak pada disrupsi industri telekomunikasi,
khususnya yang berbasiskan pada layanan digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Kegiatan Usaha
Anggaran dasar PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dengan akte
No.16 tanggal 16 Mei 2017 menyebutkan maksud dan tujuan kegiatan
usaha, yaitu melakukan usaha di bidang penyelenggaraan jaringan dan jasa
telekomunikasi, informatika serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya
yang dimiliki Perseroan. Sejalan dengan maksud dan tujuan tersebut, maka
kegiatan usaha kami mencakup :
1) Merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,
mengoperasikan, memasarkan/menjual/menyewakan dan memelihara
jaringan telekomunikasi dan informatika dalam arti yang luas dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundangan.
2) Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan/menjual
dan meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan informatika dalam
arti yang luas dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-
undangan
3) Melakukan investasi termasuk penyertaan modal pada perusahaan
lainnya sejalan dengan dan untuk mencapai maksud dan tujuan
Perseroan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar IV.2 Produk dan Jasa Group Telkom
Sumber: www.idx.co.id (TLKM Annual Report 2017), 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Variabel dalam penelitian ini adalah return saham harian dari kelima
perusahaan sektor telekomunikasi periode 2014-2018. Data harga saham diambil
dari website www.yahoofinance.com yang kemudian diolah menggunakan
Microsoft Excel menjadi return saham. Dari 5 tahun periode ditemukan sebanyak
1.238 hari perdagangan. Return saham inilah yang akan digunakan dalam pengujian
yaitu uji run test, korelasi dan autokorelasi.
Uji run test digunakan untuk mengetahui apakah return saham beregerak
secara acak atau tidak dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 23,
return saham dikatakan bergerak secara acak jika nilai sig lebih besar dari 5% dan
bergerak secara tidak ajak jika nilai sig lebih kecil dari 5%.
Uji korelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara harga
saham periode t dengan harga saham pada periode t-1 (sebelumnya). Perhitungan
uji korelasi dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan bantuan
software IBM SPSS Statistics 23. Dasar pengambilan keputusannya adalah apabila
nilai signifikan (tingkat sig. < 5%) maka berkorelasi dan harga saham bergerak
secara tidak acak, dan sebaliknya apabila nilai signifikan ( tingkat sig. > 5%) maka
tidak berkorelasi dan harga saham bergerak secara acak. Kemudian untuk pedoman
derajat hubungan, jika nilai korelasi berkisar antara 0,00 s/d 0,20 maka tidak ada
korelasi, 0,21 s/d 0,40 korelasi lemah, 0,41 s/d 0,60 korelasi sedang, 0,61 s/d 0,80
korelasi kuat, dan 0,81 s/d 1,00 berkorelasi sempurna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Sedangkan uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi
antara harga saham periode t dengan harga saham pada periode t-1 (sebelumnya).
Perhitungan uji autokorelasi dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 23. Data return saham
dikatakan tidak terdapat autokorelasi jika nilai DW > DU dan (4-DW) > DU atau
bisa dinotasikan juga sebagai berikut: (4-DW) > DU < DW.
A. Analisis Data
Data harga saham diambil dari website www.yahoofinance.com
dengan mengunduh file berekstensi .csv yang kemudian diubah ke file
excel. Data harga saham yang diambil adalah harga saham harian
sebanyak 1.238 hari yang terhitung mulai tanggal 3 Januari 2014 hingga
31 Desember 2018. Setelah data harga saham sudah dalam bentuk excel
langkah selanjutnya adalah menghitung return saham dengan rumus,
harga saham saat ini dikurangi dengan harga saham kemarin dan dibagi
dengan harga saham kemarin. Hasil dari return saham inilah yang akan
digunakan untuk olah data dalam uji run test, korelasi dan autokorelasi
dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 23.
Dari kelima perusahaan sektor telekomunikasi ini ternyata saham
dari Bakrie Telecom Tbk merupakan saham tidur. Harga saham yang
tidak pernah berubah sejak Desember 2012 ini biasa disebut dengan
saham yang tertidur. Oleh karena itu disini peneliti tidak memasukkan
Bakrie Telecom Tbk kedalam analisis data sehingga hanya ada empat
perusahaan yang akan dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
1. XL Axiata Tbk.
Dari sebanyak 1.238 hari perdagangan dapat diketahui bahwa
harga rata-rata saham XL Axiata Tbk adalah Rp 3.572,031 per lembar,
dan harga tertinggi pada Rp 6.830,76 per lembar serta harga terendah
pada Rp 1.750 per lembarnya. Berikut ini adalah hasil uji menggunakan
software IBM SPSS Statistics 23.
Tabel V.1 Hasil Run Test XL Axiata Tbk
EXCL
Test Valuea .00
Cases < Test Value 590
Cases >= Test Value 648
Total Cases 1238
Number of Runs 632
Z .761
Asymp. Sig. (2-tailed) .446
a. Median
Sumber : Output SPSS (2019)
Tabel V.1 di atas merupakan hasil output dari uji run test
perusahaan XL Axiata Tbk. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa nilai
dari asymp sig (2-tailed) adalah 0,446. Hasil asymp sig (2-tailed) ini
lebih besar dari 5% yang menunjukkan bahwa return saham XL Axiata
Tbk bergerak secara acak (random).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel V.2 Hasil Korelasi XL Axiata Tbk
t EXCL t-1 EXCL
Pearson
Correlation 1 0.008
t EXCL
Sig. (2-tailed) 0.766
N 1238 1238
t-1 EXCL Pearson
Correlation 0.008 1
Sig. (2-tailed) 0.766
N 1238 1238
Sumber : Output SPSS (2019)
Sedangkan Tabel V.2 di atas merupakan hasil output dari uji
korelasi perusahaan XL Axiata Tbk. Olah data dari return saham
periode t dengan periode t-1 menghasilkan nilai korelasi 0,008, nilai Sig
(2-tailed) 0,766 dari data (N) sebanyak 1.238. Hasil uji menunjukkan
bahwa nilai Sig (2-tailed) lebih besar dari 5% yang berarti tidak adanya
hubungan antara return saham periode t dengan periode t-1 dan nilai
korelasinya berada diantara 0,00 s/d 0,20 yang juga menunjukkan
bahwa tidak ada korelasi diantara keduanya.
Tabel V.3 Hasil Autokorelasi XL Axiata Tbk
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .008a .000 -.001 .02848 1.999
a. Predictors: (Constant), t-1 EXCL
b. Dependent Variable: t EXCL
Sumber : Output SPSS (2019)
Tabel V.3 di atas merupakan hasil output dari uji autokorelasi
perusahaan XL Axiata Tbk. Output SPSS tersebut menghasilkan nilai
Durbin Watson (DW) sebesar 1,999. Nilai Durbin Watson tabel untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
N=1.250 (hasil pembulatan N=1.238), K=2, adalah DU= 1,90678 dan
DL= 1,90542. Hasil uji di atas menunjukkan bahwa nilai DW= 1,999
lebih besar dari nilai DU dan (4-DW)= 2,001 lebih besar dari nilai DU
atau nilai 2,001 > 1,90678 < 1,999. Berdasarkan uji Durbin Watson ini
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi yang
menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara return saham XL
Axiata Tbk periode t dengan periode t-1.
2. Smartfren Telecom Tbk.
Dari sebanyak 1.238 hari perdagangan dapat diketahui bahwa
harga rata-rata saham Smartfren Telecom Tbk adalah Rp 65 per lembar,
dan harga tertinggi pada Rp 162,36 per lembar serta harga terendah
pada Rp 49,805 per lembarnya. Berikut ini adalah hasil uji
menggunakan software IBM SPSS Statistics 23.
Tabel V.4 Hasil Run Test Smartfren Telecom Tbk
FREN
Test Valuea .00
Cases < Test Value 364
Cases >= Test Value 874
Total Cases 1238
Number of Runs 487
Z -1.915
Asymp. Sig. (2-tailed) .056
a. Median
Sumber : Output SPSS (2019)
Tabel V.4 di atas merupakan hasil output dari uji run test
perusahaan Smartfren Telecom Tbk. Hasil uji menunjukkan bahwa
nilai dari asymp sig (2-tailed) adalah 0,056. Hasil asymp sig (2-tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
ini lebih besar dari 5% yang menunjukkan bahwa return saham
Smartfren Telecom Tbk bergerak secara acak (random).
Sumber : Output SPSS (2019)
Sedangkan Tabel V.5 di atas merupakan hasil output dari uji
korelasi perusahaan Smartfren Telecom Tbk. Olah data dari return
saham periode t dengan periode t-1 menghasilkan nilai korelasi negatif
(-0,100), nilai Sig (2-tailed) 0,000 dari data (N) sebanyak 1.238. Hasil
uji menunjukkan bahwa nilai Sig (2-tailed) lebih kecil dari 5% yang
berarti adanya hubungan antara return saham periode t dengan periode
t-1 dan nilai korelasinya berada diantara 0,81 s/d 1,00 yang juga
menunjukkan adanya korelasi sempurna diantara keduanya. Tanda
negatif dalam nilai korelasi menunjukkan adanya hubungan berlawanan
arah. Berdasarkan uji korelasi ini maka dapat disimpulkan bahwa return
saham Smartfren Telecom Tbk periode t dengan periode t-1 berkorelasi.
Tabel V.5 Hasil Korelasi Smartfren Telecom Tbk
t FREN t-1 FREN
t FREN Pearson Correlation 1 -.100**
Sig. (2-tailed) 0
N 1238 1238
t-1 FREN Pearson Correlation -.100** 1
Sig. (2-tailed) 0
N 1238 1238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Sumber : Output SPSS (2019)
Tabel V.6 di atas merupakan hasil output dari uji autokorelasi
perusahaan Smartfren Telecom Tbk. Output SPSS tersebut
menghasilkan nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,988. Nilai Durbin
Watson tabel untuk N=1.250 (hasil pembulatan N=1.238), K=2, adalah
DU= 1,90678 dan DL= 1,90542. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai
DW= 1,988 lebih besar dari nilai DU dan (4-DW)= 2,012 lebih besar
dari nilai DU atau nilai 2,012 > 1,90678 < 1,988. Berdasarkan uji
Durbin Watson ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi yang menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara
return saham Smartfren Telecom Tbk periode t dengan periode t-1.
3. Indosat Tbk.
Dari sebanyak 1.238 hari perdagangan dapat diketahui bahwa
harga rata-rata saham Indosat Tbk adalah Rp 4.843,587 per lembar, dan
harga tertinggi pada Rp 7.500 per lembar serta harga terendah pada di
Rp 1.685 per lembarnya. Berikut ini adalah hasil uji menggunakan
software IBM SPSS Statistics 23.
Tabel V.6 Hasil Autokorelasi Smartfren Telecom Tbk
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
.100a 0.01 0.009 0.03358 1.988
a. Predictors: (Constant), t-1 FREN
b. Dependent Variable: t FREN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel V.7 Hasil Run Test Indosat Tbk
ISAT
Test Valuea .00
Cases < Test Value 543
Cases >= Test Value 695
Total Cases 1238
Number of Runs 568
Z -2.464
Asymp. Sig. (2-tailed) .014
a. Median
Sumber : Output SPSS (2019)
Tabel V.7 di atas merupakan hasil output dari uji run test
perusahaan Indosat Tbk. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai dari asymp
sig (2-tailed) adalah 0,014. Hasil asymp sig (2-tailed) ini lebih kecil dari
5% yang menunjukkan bahwa return saham Indosat Tbk tidak bergerak
secara acak (random).
Sumber : Output SPSS (2019)
Sedangkan Tabel V.8 di atas merupakan hasil output dari uji
korelasi perusahaan Indosat Tbk. Olah data dari return saham periode t
dengan periode t-1 menghasilkan nilai korelasi 0,039, nilai Sig (2-
tailed) 0,170 dari data (N) sebanyak 1.238. Hasil uji menunjukkan
Tabel V.8 Hasil Korelasi Indosat Tbk
t ISAT t-1 ISAT
t ISAT Pearson
Correlation 1 0.039
Sig. (2-tailed) 0.17
N 1238 1238
t-1 ISAT Pearson
Correlation 0.039 1
Sig. (2-tailed) 0.17
N 1238 1238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
bahwa nilai Sig (2-tailed) lebih besar dari 5% yang berarti tidak adanya
hubungan antara return saham periode t dengan periode t-1 dan nilai
korelasinya berada diantara 0,00 s/d 0,20 yang juga menunjukkan
bahwa tidak ada korelasi diantara keduanya. Berdasarkan uji Korelasi
ini maka dapat disimpulkan bahwa return saham Indosat Tbk periode t
dengan periode t-1 tidak berkorelasi.
Tabel V.9 Hasil Autokorelasi Indosat Tbk
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
.039a 0.002 0.001 0.01919 2.002
a. Predictors: (Constant), t-1 ISAT
b. Dependent Variable: t ISAT
Sumber : Output SPSS (2019)
Tabel V.9 di atas merupakan hasil output dari uji autokorelasi
perusahaan Indosat Tbk. Output SPSS tersebut menghasilkan nilai
Durbin Watson (DW) sebesar 2,002. Nilai Durbin Watson tabel untuk
N=1.250 (hasil pembulatan N=1.238), K=2, adalah DU= 1,90678 dan
DL= 1,90542. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai DW= 2,002 lebih
besar dari nilai DU dan (4-DW)= 1,998 lebih besar dari nilai DU atau
nilai 1,998 > 1,90678 < 2,002. Berdasarkan uji Durbin Watson ini maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi yang
menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara return saham
Indosat Tbk periode t dengan periode t-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Dari sebanyak 1.238 hari perdagangan dapat diketahui bahwa
harga rata-rata saham Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk adalah
Rp 3.464,895 per lembar, dan harga tertinggi pada Rp 4.800 per lembar
serta harga terendah pada Rp 2.070 per lembarnya. Berikut ini adalah
hasil uji menggunakan software IBM SPSS Statistics 23.
Sumber : Output SPSS (2019)
Tabel V.10 di atas merupakan hasil output dari uji run test
perusahaan Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Hasil uji
menunjukkan bahwa nilai dari asymp sig (2-tailed) adalah 0,764. Hasil
asymp sig (2-tailed) ini lebih besar dari 5% yang menunjukkan bahwa
return saham Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk bergerak secara
acak (random).
Tabel V.10 Hasil Run Test
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
TLKM
Test Valuea .00
Cases < Test Value 516
Cases >= Test Value 722
Total Cases 1238
Number of Runs 608
Z .301
Asymp. Sig. (2-tailed) .764
a. Median
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel V.11 Hasil Korelasi
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
t TLKM t-1 TLKM
t TLKM Pearson
Correlation 1 -0.034
Sig. (2-tailed) 0.233
N 1238 1238
t-1 TLKM Pearson
Correlation -0.034 1
Sig. (2-tailed) 0.233
N 1238 1238
Sumber : Output SPSS (2019)
Sedangkan Tabel V.11 di atas merupakan hasil output dari uji
korelasi perusahaan Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Olah
data dari return saham periode t dengan periode t-1 menghasilkan nilai
korelasi -0,034 , nilai Sig (2-tailed) 0,233 dari data (N) sebanyak 1.238.
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai Sig (2-tailed) lebih besar dari 5%
yang berarti tidak adanya hubungan antara return saham periode t
dengan periode t-1 dan nilai korelasinya berada diantara 0,00 s/d 0,20
yang juga menunjukkan bahwa tidak ada korelasi diantara keduanya.
Berdasarkan uji Korelasi ini maka dapat disimpulkan bahwa return
saham Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk periode t dengan
periode t-1 tidak berkorelasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel V.12 Hasil Autokorelasi
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson
.034a 0.001 0 0.01618 2.010
a. Predictors: (Constant), t-1 TLKM
b. Dependent Variable: t TLKM
Sumber : Output SPSS (2019)
Tabel V.12 di atas merupakan hasil output dari uji autokorelasi
perusahaan Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Output SPSS
tersebut menghasilkan nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,006. Nilai
Durbin Watson tabel untuk N=1.250 (hasil pembulatan N=1.238), K=2,
adalah DU= 1,90678 dan DL= 1,90542. Hasil uji menunjukkan bahwa
nilai DW= 2,010 lebih besar dari nilai DU dan (4-DW)= 1,99 lebih
besar dari nilai DU atau 1,99 > 1,90678 < 2,010. Berdasarkan uji Durbin
Watson ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi
yang menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara return saham
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk periode t dengan periode t-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
B. Pembahasan
1. Run Test
Tabel V.13 Hasil Run Test Perusahaan Sektor Telekomunikasi
No Kode Nama Asymp Sig. (2-tailed)
1 EXCL XL Axiata Tbk. 0,446
2 FREN Smartfren Telecom Tbk. 0,056
3 ISAT Indosat Tbk. 0,014
4 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 0,764
Sumber: Output SPSS yang telah diolah (2019)
Tabel V.13 di atas merupakan hasil run test mengenai uji random
walk dari keempat perusahaan yang termasuk dalam sektor
telekomunikasi periode 2014-2018.
Tabel di atas menunjukkan bahwa XL Axiata Tbk memiliki nilai
signifikansi 0,446, Smartfren Telecom Tbk 0,056, Indosat Tbk 0,014
dan Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 0,764. Dari keempat
perusahaan sektor telekomunikasi di atas, dapat dilihat bahwa hanya
Indosat Tbk yang memiliki nilai signifikansi dibawah 5%. Hasil ini
menunjukkan bahwa return saham pada perusahaan Indosat Tbk
bergerak secara tidak acak, sedangkan ketiga perusahaan lainnya
memiliki nilai signifikansi di atas 5% yang menunjukkan bahwa return
saham bergerak secara acak. Dari kedua penjelasan ini maka dapat
disimpulkan bahwa kondisi pasar modal di Indonesia (khususnya
saham-saham sektor telekomunikasi) sudah efisien dalam bentuk
lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
2. Korelasi
Tabel V.14 Hasil Korelasi Perusahaan Sektor Telekomunikasi
No Kode Nama Sig (2-tailed)
1 EXCL XL Axiata Tbk. 0,766
2 FREN Smartfren Telecom Tbk. 0,000
3 ISAT Indosat Tbk. 0,170
4 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 0,233
Sumber: Output SPSS yang telah diolah (2019)
Tabel V.14 di atas merupakan hasil korelasi yang menunjukkan
apakah terdapat korelasi antara harga saham periode t dengan harga
saham pada periode t-1 dari keempat perusahaan yang termasuk dalam
sektor telekomunikasi periode 2014-2018.
Tabel di atas menunjukkan bahwa XL Axiata Tbk memiliki nilai
signifikansi 0,766, Smartfren Telecom Tbk 0,000, Indosat Tbk 0.170,
dan Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 0,233. Dari keempat
perusahaan sektor telekomunikasi di atas, dapat dilihat bahwa hanya
Smartfren Telecom Tbk. yang memiliki nilai signifikansi dibawah 5%.
Hasil ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara return saham
periode t dengan periode t-1 Smarfren Telecom Tbk yang berarti return
saham bergerak secara tidak acak, sedangkan ketiga perusahaan lainnya
memiliki nilai signifikansi di atas 5% yang menunjukkan bahwa tidak
adanya hubungan antara return saham periode t dengan periode t-1
yang berarti return saham dari ketiga perusahaan ini bergerak secara
acak.
Selain itu untuk meyakinkan hasil dari uji korelasi ini juga dapat
dilihat melalui diagram scatterplot sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar V.1 Diagram Scatterplot XL Axiata Tbk
Sumber: Output SPSS (2019)
Gambar V.1 di atas merupakan diagram scatterplot XL Axiata
Tbk. Hasil scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik dalam
gambar tersebut membentuk pola yang mengumpul dan tidak
menujukkan adanya pola berbentuk garis. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak adanya korelasi antara return saham periode t dengan periode t-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar V.2 Diagram Scatterplot Smartfren Telecom Tbk
Sumber: Output SPSS (2019)
Gambar V.2 di atas merupakan diagram scatterplot Smartfren
Telecom Tbk. Hasil scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik
dalam gambar tersebut membentuk pola yang mengumpul dan ada
sebagian titik-titik yang membentuk pola garis dari kiri atas kekanan
bawah. Jika dilihat dari hasil korelasi sebelumnya, pola yang
membentuk garis ini memang mendukung hasil korelasi negatif 0,1
yang menunjukkan adanya hubungan yang terbalik. Namun pola garis
ini tidak terlalu jelas jika dibandingkan dengan titik-titik yang
membentuk pola mengumpul ditengah. Oleh karena itu jika dilihat
menggunakan diagram scatterplot ini cenderung menunjukkan bahwa
tidak adanya korelasi antara return saham periode t dengan periode t-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar V.3 Diagram Scatterplot Indosat Tbk
Sumber: Output SPSS (2019)
Gambar V.3 di atas merupakan diagram scatterplot Indosat Tbk.
Hasil scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik dalam gambar
tersebut membentuk pola yang mengumpul dan tidak menujukkan
adanya pola berbentuk garis. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya
korelasi antara return saham periode t dengan periode t-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar V.4 Diagram Scatterplot Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk
Sumber: Output SPSS (2019)
Gambar V.4 di atas merupakan diagram scatterplot Indosat Tbk.
Hasil scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik dalam gambar
tersebut membentuk pola yang mengumpul dan tidak menujukkan
adanya pola berbentuk garis. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya
korelasi antara return saham periode t dengan periode t-1.
Dari berbagai penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kondisi pasar modal di Indonesia (khususnya saham-saham sektor
telekomunikasi) sudah efisien dalam bentuk lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Autokorelasi
Tabel V.15 Hasil Autokorelasi
Perusahaan Sektor Telekomunikasi
No Kode Nama Durbin-
Watson
1 EXCL XL Axiata Tbk. 1,999
2 FREN Smartfren Telecom Tbk. 1,988
3 ISAT Indosat Tbk. 2,002
4 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 2,010
Sumber: Output SPSS yang telah diolah (2019)
Tabel V.15 di atas merupakan hasil autokorelasi yang
menunjukkan apakah terdapat autokorelasi antara harga saham
periode t dengan harga saham pada periode t-1 dari keempat perusahaan
yang termasuk dalam sektor telekomunikasi periode 2014-2018.
Tabel di atas menunjukkan nilai Durbin Watson dari keempat
perusahaan sektor telekomunikasi. XL Axiata Tbk memiliki nilai DW
1,999, Smartfren Telecom Tbk 1,988, Indosat Tbk 2,002, dan
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 2,010. Dari hasil di atas dapat
dilihat bahwa keempat perusahaan tersebut memiliki nilai DW lebih
besar dari pada DU dan nilai (4-DW) lebih besar dari pada DU atau (4-
DW) > DU < DW. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi antara return saham periode t dengan periode t-1.
Berdasarkan hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa kondisi pasar
modal di Indonesia (khususnya saham-saham sektor telekomunikasi)
sudah efisien dalam bentuk lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Penelitian tentang Pengujian Efisiensi Pasar Modal Bentuk Lemah pada Saham-
Saham Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018
dengan menggunakan 3 metode yaitu run test, korelasi, dan autokorelasi.
a. Berdasarkan hasil uji menggunakan run test dengan data return saham
keempat perusahaan telekomunikasi periode 2014-2018, hanya perusahaan
Indosat Tbk yang return sahamnya bergerak secara tidak acak. Hasil ini
menunjukkan bahwa saham-saham sektor telekomunikasi bergerak secara
acak. Maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal di Indonesia (khususnya
saham-saham sektor telekomunikasi) sudah efisien dalam bentuk lemah.
b. Berdasarkan hasil uji menggunakan uji korelasi dengan data return saham
keempat perusahaan telekomunikasi periode 2014-2018, hanya Smartfren
Telecom Tbk yang return saham periode t dan t-1 memiliki hubungan. Jika
dilihat menggunakan diagram scatterplot keempat perusahaan ini cenderung
menunjukkan tidak adanya hubungan antara return periode t dengan periode
t-1. Hasil ini menunjukkan bahwa saham-saham sektor telekomunikasi pada
periode t dengan periode t-1 tidak berkorelasi. Maka dapat disimpulkan
bahwa pasar modal di Indonesia (khususnya saham-saham sektor
telekomunikasi) sudah efisien dalam bentuk lemah.
c. Berdasarkan hasil uji menggunakan uji autokorelasi dengan data return
saham keempat perusahaan telekomunikasi periode 2014-2018, seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
perusahaan memiliki nilai DW lebih besar dari DU dan (4-DW) lebih besar
dari pada DU atau (4-DW) > DU < DW. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi antara return saham periode t dengan periode t-1. Maka
dapat disimpulkan bahwa pasar modal di Indonesia (khususnya saham-saham
sektor telekomunikasi) sudah efisien dalam bentuk lemah.
B. Saran
a. Penelitian sejenis selanjutnya diharapkan menggunakan alat analisis yang
yang lebih banyak dan bervariasi yang tidak terdapat dalam penelitian ini
seperti studi peristiwa.
b. Penelitian sejenis selanjutnya juga diharapkan menggunakan sampel
perusahaan yang sedang diminati dan lebih banyak karena jika ingin
menyimpulkan berdasarkan rata-rata maka hasilnya akan menjadi kurang
meyakinkan, misalnya sektor perbankan atau sektor barang konsumsi.
C. Keterbatasan
Keterbatasan pada penelitian ini adalah jumlah sampel perusahaan yang berada
pada sektor telekomunikasi yang seharusnya ada lima hanya menjadi empat
karena data perusahaan yang tidak lengkap sehingga hasil penelitian kurang
mencerminkan sektor tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
DAFTAR PUSTAKA
Bodie, Zvie. Alex, Kane, & Alan J. Marcus. 2014. Manajemen Portofolio dan
Investasi. Edisi 9. Jakarta Selatan: McGraw-Hill Education (Asia) dan
Salemba Empat.
Halim, Abdul. 2018. Analisis Investasi dan Aplikasinya. Edisi 2. Jakarta Selatan:
Salemba Empat.
Hartono, Jogiyanto. 2017.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kesebelas.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Husnan, Suad. 2015. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi 5.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Khajar, Ibnu. 2008. “Pengujian Efisiensi dan Peningkatan Efisiensi Bentuk Lemah
Bursa Efek Indonesia pada saat dan Sesudah Krisis Moneter pada Saham-
saham LQ-45”. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. Tahun 1. No 3.
Nasruldin. 2011. Pengujian Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah Pasar Modal di
Indonesia Periode 2009-2010. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Samsul, Mohamad. 2015. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Edisi 2. Jakarta:
Erlangga.
Satria, Muhammad. 2017. Pengujian Efisiensi Pasar Modal Bentuk Lemah di
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks LQ-45. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Data Ekonomi Dengan Menggunakan SPSS.
Jakarta: PT Indeks.
Suteja, Jaja, & Ardi, Gunardi. 2016. Manajemen Investasi dan Portofolio.
Bandung: Refika Aditama
Tandelilin, Eduardus. 2017. Pasar Modal : Manajemen Portofolio & Investasi.
Yogyakarta: PT Kanisius.
Zubir, Zalmi. 2011. Manajemen Portofolio Penerapannya Dalam Investasi Saham.
Jakarta: Salemba Empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Bimo, Suseno. 2012. “Uji Runs Test”. www.statistikolahdata.com. diakses pada 26
Februari 2019.
Bursa Efek Indonesia. 2018. “Sejarah dan Milestone”. www.idx.co.id. diakses pada
8 Oktober 2018.
Ciputrauceo. 2016. “Pengertian Korelasi dan macam-macam Korelasi”.
www.ciputrauceo.net. diakses pada 26 Februari 2019.
Damanik, Caroline. 2018. “Tahun Politik, Saham-saham Apa Saja yang Perlu
Dicermati?”. ekonomi.kompas.com. diakses pada 8 Oktober 2018.
Hidayat, Anwar. 2017. “Penjelasan Teknik Purposive Sampling”.
www.statistikian.com. diakses pada 17 Oktober 2018.
Hidayat, Anwar. 2017. “Pengertian dan Penjelasan Uji Autokorelasi Durbin
Watson”. www.statistikian.com. diakses pada 18 Maret 2019.
Pitoko, Ridwan Aji. 2018. “Ulang Tahun Ke-41, Kapitalisasi Pasar Modal
Indonesia Tembus Rp 6.870,7 Triliun”. ekonomi.kompas.com. diakses
pada 8 Oktober 2018.
Raharjo, Sahid. 2013. “Uji Analisis Korelasi dengan Program SPSS”.
www.konsistensi.com. diakses pada 26 Februari 2019.
Raharjo, Sahid. 2014. “ Analisis Korelasi dengan SPSS”. www.spssindonesia.com.
diakses pada 26 Februari 2019
Sahamok. 2019. “BEI”. www.sahamok.com. diakses pada 17 Februari 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI