issn: 1979-9101 - stiekhad.ac.id · (ketua bph pt muhammadiyah lamongan) ... menurut kamah...

53

Upload: dinhdiep

Post on 23-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISSN: 1979-9101

DAFTAR ISI

Pengaruh Pelayanan Petugas Dan Fasilitas Yang Disediakan Perpustakaan 1

Terhadap Kepuasan Mahasiswa Stie KH. Ahmad Dahlan Lamongan.

Darianto STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Promosi Terhadap Keputusan 10

Pembelian Produk Pada Klinik Kecantikan Dr. Has Skin Care Lamongan

Erna Nur Faizah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Marketing, Promosi Terhadap Tingkat Penjualan Saldo All Operator 19

Pada CV. Tsabitah Telecom Lamongan.

Ninik Masadah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Capital Leasing Terhadap Penilaian Barang Modal Di Pt. Sfi 26

Cabang Lamongan Tahun 2013 – 2015

Annita STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Rekrutmen Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Dikoperasi Jasa 33

Keuangan Syariah Ben Iman Lamongan

Abdul Majid STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Tax Amnesty, Pertumbuhan Ekonomi, Kepatuhan Wajib Pajak, 42

Dan Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan

Pajak Tahun Pajak 2015 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lamongan

Rina STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

ISSN : 1979-9101

MELATI

JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI

Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan

Lamongan JL. Ahmad Dahlan Lamongan Telp/Fax (0322) 315 987

Terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember): 1979-9101 berisi tentang hasil

penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, resensi buku dan tulisan praktis

dalam bidang Ilmu Ekonomi.

Pelindung/Penasehat

Drs. H. Munadji

(Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan)

Drs. H. Mustofa Nur, MM

(Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan)

Ketua Pengarah:

Dr. H. Masram, MM., M.Pd., MMKes

Drs. Arfian Mudayan, SE., M.Pd

Ketua Penyunting:

Dr. Hj. Mu’ah, MM., M.Pd

Penyunting Pelaksana:

Drs. Sugeng Utomo., M.Pd

Drs. Matali, MM

Annita Mahmudah, SE., S.Pd., M.Ak

Drs. Salamun, M.Pd

Drs. Maghfur, M.Pd

Drs. Sukahar, MM

Dra. Yulis Saidah, M.Pd

Heti Nur Aini, SE., M.Si

Drs. H. Muhammad Mahbub, MM

Penyunting Ahli/Mitra Bestari:

Dr. Supriyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Malang)

Dr. Anang Kistyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Surabaya

Alamat Penyunting Pelaksana dan Tata Usaha: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH.

Ahmad Dahlan Lamongan, JL. KH. Ahmad Dahlan Lamongan, Telp/Fax (0322) 315987.

Jurnal ini diterbitkan di bawah pembinaan Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan (Drs.

H. Munadji) dan Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan (Drs. H. Mustofa Nur, MM).

1

PENGARUH PELAYANAN PETUGAS DAN FASILITAS YANG DISEDIAKAN

PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA STIE KH. AHMAD

DAHLAN LAMONGAN

DARIANTO

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelayanan dan fasilitas terhadap

kepuasan pengguna perpustakaan. Tingkat kualitas pelayanan dan fasilitas dijadikan latar

belakang masalah dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan metode kuesioner dengan

jumlah sampel 54 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan Total sampling dan

metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, uji

validitas dan reliabilitas, analisis regresi linier berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan

uji F, serta analisis koefisien determinasi (R2).

Data-data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik diolah

sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut:

Y= -2,662+0,479X1+0,547X2+e

Dimana variabel Kepuasan Pengguna (Y), variabel Kualitas Pelayanan (X1) dan

variabel Fasilitas (X2). Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa kedua

variabel independen yang diteliti terbukti secara signifikan berpengaruh secara parsial

terhadap variabel dependen Kepuasan Pengguna. Kemudian melalui uji F dapat diketahui

bahwa kedua variabel independen yang diteliti secara simultan berpengaruh terhadap variabel

dependen Kepuasan Pengguna. Angka R Square sebesar 0.971 menunjukkan bahwa 97,1

persen variabel Kepuasan Pengguna dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen dalam

persamaan regresi. Sedangkan sisanya sebesar 2,9 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar

kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Kata kunci : Pelayanan, Fasilitas, dan Kepuasan Pengguna

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses

yang dialami dalam kehidupan manusia

yang berlangsung secara terus menerus

dimanapun manusia itu tinggal seperti

yang dikemukakan oleh Driyarkara ( Dwi

Siswoyo, dkk, 2007: 62) dimana ada

kehidupan manusia, disitu pasti ada

pendidikan. Teori ini menjukkan betapa

pentingnya peranan pendidikan dalam

kehidupan manusia baik secara individu

maupun dalam kehidupan sosial. Dalam

kehidupan manusia, pendidikan memiliki

fungsi sebagai penyiapan diri seseorang

untuk menjadi manusia secara utuh,

sehingga akan memberikan perubahan

yang lebih baik dan hidup wajar sebagai

manusia serta mampu menunaikan tugas-

tugas dalam kehidupannya (Dwi Siswoyo,

dkk, 2007: 83).

Pendidikan memiliki tujuan

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

UU tentang tujuan pendidikan Nasional

(dalam Dwi Siswoyo dkk, 2007: 87)

adalah untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional tersebut tentu saja harus diikuti

peningkatan sumber-sumber penunjang

pelaksanaan pendidikan salah satunya

dengan kelengkapan dan kualitas sumber

belajar.

2

Buku menjadi salah satu sumber

belajar yang paling sering digunakan

sebagai penunjang proses pendidikan

karena peranan buku secara aktif dalam

memudahkan peserta didik menambah

wawasan dan pengetahuanya, serta

sebagai jendela dunia. Hal ini

menunjukkan betapa besar peranan buku

dalam peningkatan kualitas pendidikan

yang akan berimbas pada peningkatan

kualitas hidup manusia.

Membaca merupakan aktivitas

yang sangat penting dalam belajar dan

langkah awal membina minat baca.

Artinya setiap proses belajar didasarkan

pada kemampuan membaca. Melalui

membaca , informasi atau ilmu apapun

bisa didapat. Tanpa membaca, proses

pembelajaran dan pendidikan tidak akan

mampu berlangsung dengan baik dan

maksimal. Dengan membaca pula, ilmu

pengetahuan dapat bertambah dan

wawasan berfikir juga menjadi luas.

Membaca berarti melakukan

berbagai kegiatan yang dapat memperkaya

pengetahuan serta memperluas wawasan

untuk dapat membentuk watak dan sikap

yang menyebabkan pengetahuan seseorang

bertambah (Kamah, 2001:53). Masih

menurut Kamah (2001:53), seseorang yang

sering membaca, lambat laun akan

tertanam suatu keadaan atau perasaan

selalu ingin tahu. Apabila perasaan ingin

tahu tersebut mendapatkan dorongan yang

kuat dalam batin mulai timbullah minat

baca.

Setelah minat baca timbul pada

diri seseorang, dan apabila aktivitas

membaca dilakukan secara rutin, maka

akan timbul budaya baca dengan

sendirinya. Namun fenomena minat dan

budaya baca hingga saat ini masih

memprihatinkan karena membaca belum

menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat

Indonesia. Menurut Ariningsih (2006:31),

angka melek huruf (literacy rate) di

Indonesia masih belum tinggi, yaitu baru

88%. Menurut Ariningsih (2006:31),

United Nations Development Programme

(UNDP) telah menetapkan bahwa angka

melek huruf dijadikan salah satu indikator

untuk mengukur kualitas suatu bangsa.

Tinggi rendahnya angka melek huruf

menetukan tinggi rendahnya indeks

pembangunan manusia atau human

development index ( HDI). Tinggi

rendahnya HDI menetukan kualitas suatu

bangsa. Menurut Sidik (2006:1), kemajuan

suatu bangsa terletak pada SDM bangsa itu

sendiri. Sementara itu menurut HDI dalam

Sidik (2006:1) Indonesia menempati

peringkat ke 112 dari 175 negara yang

disurvei tiga tingkat dibawah Vietnam.

Menurut Kompas (17 Mei 2004),

dalam Ariningsih (2006:32), Mayoritas

masyarakat Indonesia termasuk anak-anak

usia sekolah belum melakukan kegiatan

membaca secara intens sebagai kebutuhan

hidup. Bahkan dilingkungan sekolah

kegiatan membaca yang sudah masuk

dalam kurikulum, minat baca siswa juga

belum menggembirakan. Dalam sebuah

penelitian, daya baca masyarakat

Indonesia berada diperingkat ke-39 dari 41

negara. Sampai saat ini masyarakat

Indonesia belum menganggap bahwa

membaca buku sebagai kebutuhan primer.

Berdasarkan survey yang telah

diuraikan tersebut, jelas sekali bahwa

kualitas bangsa Indonesia masih belum

maksimal dan masih rendah yang berarti

bahwa minat dan kebiasaan membaca

masyarakat Indonesia masih rendah.

Tinggi rendahnya tingkat minat

baca seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor baik faktor dari dalam maupun dari

luar orang yang bersangkutan. Faktor dari

dalam yang memengaruhi minat baca

seseorang diantaranya yaitu rasa ingin tahu

yang tinggi dan berprinsip hidup bahwa

membaca merupakan kebutuhan rohani.

Sedangkan faktor dari luar yang dapat

mempengaruhi minat baca seseorang

diantaranya yaitu keadaan lingkungan fisik

yang memadai, dalam artian tersedianya

bahan bacaan yang menarik , berkuwalitas

dan beragam. Selanjutnya, yaitu keadaan

sosial yang kondusif untuk membaca baik

3

lingkungan keluarga maupun lingkungan

masyarakat sekitar (Sutarno, 2003:21).

Menurut Sidik (2006:3),

pembinaan minat baca disekolah maupun

madarasah belumlah cukup. Pembudayaan

minat baca harus berumpuh pada tiga pilar

utama, yaitu keluarga, sekolah dan

lingkungan masyarakat. Lingkungan

keluarga menjadi pilar utama

menumbuhkan minat membaca.

Keteladanan orang tua dalam membaca

turut menentukan perkembangan minat

baca anak. Oleh karena itu budaya

membaca perlu perlu dibina dan

dibudayakan sejak dini dari lingkungan

keluarga yang dimuali dari kita-kita

sendiri. Orang tua yang setiap harinya

membiasakan dirinya membaca, secara

tidak langsung akan memberikan motivasi

dan contoh terhap anak-anaknya akan

pentingnya membaca sehingga munculah

sebuah gerakan, yaitu gerakan membaca.

Buku sebagai salah satu sumber

informasi merupakan salah satu sarana

yang sangat penting dalam menumbuhkan

minat baca. Untuk mengembangkan minat

baca, kesenangan membaca, kebiasaan

membaca dan menciptakan budaya

membaca, selain dilakukan secara terus

menerus, juga diperlukan ketersediaan

bahan bacaan yang memadai, baik jenis,

jumlah dan kualitasnya. Mesti demikian,

menumbuhkan minat baca tidak hanya

mengandalkan ketersedianya koleksi tetapi

juga kesadaran atas pentingnya membaca

dan menanamkan kecintaan membaca

yang dimulai dari diri sendiri ( Sutarno,

2006:109).

Perpustakaan sebagai pengelola

informasi bertugas mengumpulkan,

mengelolah, menyajikan, serta merawat

koleksi untuk dimanfaatkan oleh

pemustaka dalam waktu yang telah

ditentukan secara efektif dan efesien.

Peran perpustakaan memiliki peran yang

sangat sentral dalam membina dan

menumbuhkan minat baca karena kegiatan

membaca tidak akan mungkin dilepaskan

dengan keberadaan koleksi yang secara

pasti telah disediakan oleh perpustakaan.

Menurut Bafadal (2006:189),

penyelenggaraan perpustakaan sekolah

bukan hanya untuk mengumpulan dan

menyimpan bahan-bahan pustaka saja,

tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah

diharapkan murid-murid secara lambat

laun memiliki kesenangan membaca yang

merupakan alat yang fundamental untuk

belajar, baik disekolah dan luar sekolah.

Lembaga pendidikan wajib untuk

memiliki dan menggunakan buku sebagai

sumber belajar. Buku-buku yang

disediakan di tiap-tiap lembaga pendidikan

yang dikumpulkan secara rapi dalam

sebuah tempat khusus yang dinamakan

perpustakaan. Bahkan perpustakaan juga

telah menjadi lembaga khusus dalam

pendidikan.

Perpustakaan merupakan tempat

dimana sumber belajar yang berupa buku-

buku itu berada, itulah mengapa

keberadaan perpustakaan itu dinilai sangat

penting dan wajib di setiap lembaga

pendidikan. Akan tetapi, keberadaan

perpustakaan bisa tidak berarti apabila

perpustakaan tidak berpengunjung.

Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan

dan lembaga penyedia informasi akan

memiliki kinerja yang baik apabila

didukung dengan manajemen yang

memadai, sehingga seluruh aktivitas

lembaga akan mengarah pada upaya

pencapaian tujuan yang telah dicanangkan.

Pengelolaan atau manajemen

perpustakaan ini sesuai dengan teori

manajemen juga harus tertata baik secara

administratif, kelengkapan,

pengorganisasian dan pelayanan.

Manajemen atau pengelolaaan

perpustakaan itu sendiri akan sangat

mempengaruhi minat baca para

pengunjungnya, karena minat baca

seseorang itu tergantung pada kepuasan

yang mereka dapatkan saat saat

berkunjung ke perpustakaan tersebut.

Manajemen perpustakaan ini akan

berfungsi secara baik apabila dilaksanakan

dengan menyesuaikan terhadap kebutuhan,

4

kenyamanan dan kepuasan para

pengunjungnya. Sehingga eksistensi

keberadaan perpustakaan tersebut akan

semakin meningkat dan semakin

bermanfaat bagi pendidikan. Perpustakaan

di STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

dibangun untuk melayani seluruh

mahasiswa dan untuk memperlancar

proses perkuliahan. Tetapi pada

kenyataannya perpustakaan di STIE KH.

Ahmad Dahlan Lamongan belum

maksimal digunakan oleh mahasiswa.

Perpustakaan dilihat dari jumlah

pengunjung perhari masih kurang, ini

dibuktikan oleh peneliti pada saat

berkunjung langsung ke perpustakaan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

adalah pendekatan kuantitatif atau

kualitatif research yaitu jenis penelitian

yang berusaha menentukan teori, yaitu

teori subtantif atau formal, yang semuanya

jelas berasal dari data (Sadjana, 1996:160).

Data penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode

statistik deskriptif ialah statistik yang

digunakan untuk menganalisa data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi (Sugiyono, 2008:147).

Penelitian deskriptif disini menggunakan

metode survei yaitu penyelidikan yang

diadakan untuk memperoleh fakta-fakta

dari gejala-gejala yang ada dan mencari

ketrangan-keterangan secara faktual, baik

tentang institusi sosial, ekonomi atau

politik dari suatu kelompok ataupun suatu

daerah (Nazir, 1988:65).

Populasi dalam penelitian ini adalah

pengunjung perpusakan Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi KH Ahmad Dahlan

Lamongan semester 8. Tehnik penganbilan

sampel menggunakan total sampling

sebanyak 54 mahasiswa.

HASIL PENELITIAN

DISKRIPSI VARIABEL

PENELITIAN

1. Tanggapan Responden terhadap

Variabel Pelayanan (X1)

Tabel Tanggapan Responden

terhadap Variabel Pelayanan (X1)

Tabel menunjukkan bahwa

sebagian besar mahasiswa yang

memberikan tanggapan tentang

pelayananperpustakaan STIE KH.

Ahmad Dahlan Lamongan

memberikan pelayananyang baik,

mahasiswa menilai karakteristik

pelayanan petugasdalam pembuatan

kartu yang mudah, menanggapi

keluhan mahasiswa, menanggapi

pertanyaan mahasiswa, kesabaran

petugas, dan ketenangan di ruang

baca masing-masing berjumlah

55,5% dengan frekuensi 29

mahasiswa. Kemudian ketersediaan

koleksi uku, kecakapan petugas

perpustakaan, dan keramahtamahan

masing – masing berjumlah 53,78

dengan frekuensi 32 mahasiswa.

Kemudian petugas menjaga dengan

baik barang mahasiswa diloker

penitipan berjumlah 80% dengan

frekuensi 45 mahasiswa dan terakhir

kebersihan dan kerapian

perpustakaan berjumlah 87,62%

dengan frekuensi 46 mahasiswa.

2. Tanggapan Responden Terhadap

Variabel Fasilitas (X2)

Tabel tanggapan responden

terhadap variabel fasilitas (X2)

5

T

Tabel diatas menunjukkan

bahwa sebagian besar mahasiswa

yang memberikan tanggapan bahwa

Pepustakaan STIE KH. Ahmad

Dahlan Lamongan memberikan

fasilitas yang baik kepada para

mahasiswa berupa letak

perpustakaan yang dekat dengan

fasilitas umum berjumlah 50,2%

yang memiliki frekuensi user 29

mahasiswa, kemudian ketersediaan

ruang baca yang memadai, koleksi

skripsi banyak di perpustakaan,

koleksi buku tertata rapi,

penampilan baju petugas yang tertata

rapi berjumlah 53,8% degan

frekuensi user 32 mahasiswa,

kemudian ruang perpustakaan yang

luas dan tidak pengap, pengaturan

suhu ruang yang baik berjumlah

63,9% dengan frekuensi 35

mahasiswa, ketersediaan buku asing

diperpustakaan berjumlah 75,8%

dengan frekuensi user 43 mahasiswa

, layout penataan buku memberikan

kemudahan pengguna , keberadaan

perpustakaan di tempat yang

strategis berjumlah 80 % dengan

frekuensi 45 mahasiswa, kemudian

keberadaan perpustakaan yang bebas

banjir dan ketersediaan komputer

untuk pencarian data berjumlah

87,6% dengan frekuensi 46

mahasiswa. Dengan demikian dapat

menunjukkan pengakuan yang baik

mengenai kualitas fasilitas yang diberikan

sediakan oleh perpustakaan STIE KH.

Ahmad Dahlan Lamongan. Maka

mahasiswa akan merasa nyaman

berkunjung ke perpustakaan.

3. Tanggapan Responden Terhadap

Variabel kepuasan mahasiswa (Y)

Tabel tanggapan responden terhadap

variabel kepuasan mahasiswa (Y)

Tabel menunjukkan bahwa

mahasiswamemberikan tanggapan

yang baikterhadap kenyamanan dan

perlakuan yang sopan petugas

perpustakaan berjumlah 50,22%

dengan frekuensi 29 mahasiswa,

keinginan berkunjung kembali

berjumlah 53,78% dengan frekuensi

32 mahasiswa. Mahasiswa merasa

mendapatkan informasi yang

diperlukan setelah mengujungi

perpustakaan berjumlah 63.93%

dengan frekuensi 35 user.

Mahasiswa ingin merekomendasikan

No SKOR

Total PERSENTASE

Total 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

P1 9 45 0 0 0 225 20 80 0 0 0 100

P2 22 32 0 0 0 238 46.218 53.8 0 0 0 100

P3 9 45 0 0 0 225 20 80 0 0 0 100

P4 1 46 7 0 0 210 2.381 87.6 10 0 0 100

P5 1 46 7 0 0 210 2.381 87.6 10 0 0 100

P6 11 43 0 0 0 227 24.229 75.8 0 0 0 100

P7 22 32 0 0 0 238 46.218 53.8 0 0 0 100

P8 22 32 0 0 0 238 46.218 53.8 0 0 0 100

P9 3 32 19 0 0 200 7.5 64 28.5 0 0 100

P10 20 29 5 0 0 231 43.29 50.2 6.49 0 0 100

P11 11 35 8 0 0 219 25.114 63.9 11 0 0 100

P12 11 35 8 0 0 219 25.114 63.9 11 0 0 100

6

ke teman-teman untuk berkunjung

keperpustakaan berjumlah 80%

dengan frekuensi user 45 mahasiswa

HIPOTESIS

UJI HIPOTESIS I

Untuk menguji pengaruh variabel pelayaan

dan fasilitas terhadap kepuasan mahasiwa

pengguna perpustakaan STIEKHAD.

Dengan menggunakan uji t atau parsial.

Apabila nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Sebaliknya apabila thitung <

ttabel maka Ho diterima Ha ditolak maka

pengujian hiposesis secara parsial dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Variab

el

t

hitun

g

t table Keterang

an

X1 10,71

1

2,0066

5

Signifikan

X2 12,24

7

2,0066

5

Signifikan

Adapun langkah – langkah dalam uji t

adalah :

a) Pengaruh Pelayanan

Petugas(X1)terhadap Kepuasan

Mahasiswa(Y)

1. Nilai thitung = 10,711

Tingkat signifikan =5%

dengan derajat bebas (degree of

freedom/df) = (n-2) = 54-2 = 52

Ttabel = 2/ = 0,05/2 = 0,025

2. Kesimpulan :

Karena thitung lebih besar dari ttabel

pada tingkat = 5% maka H0

ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel

pelayanan petugas (X1) secara

parsial berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan mahasiswa

(Y).

b) Pengaruh Kualitas (X2)

Terhadap Kepuasan Mahasiswa

(Y)

1. Nilai thitung = 5.112

Tingkat signifikan = 5%

dengan derajat bebas (degree of

freedom/df) = (n-2) = 54-2 = 52

Ttabel = 2/ = 0,05

2. Kesimpulan :

Karena thitung lebih besar

dari ttabel pada tingkat = 5%

maka H0ditolak dan H1 diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa

variabel fasilas (X2) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan mahasiswa (Y).

UJI HIPOTESIS II

Untuk menguji pengaruh variabel pelayaan

dan fasilitas terhadap kepuasan

perpustakaan. Dengan menggunakan uji F

Atau simultan. Apabila nilai Fhitung > Ftabel

maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel maka Ho

diterima Ha ditolak maka pengujian

hiposesis secara simultan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regress

ion 276.926 2 138.463

839.9

39 .000a

Residu

al 8.407 51 .165

Total 285.333 53

a. Predictors:

(Constant), X2, X1

b. Dependent

Variable: Y

Dilihat dari tabel diatas diperoleh

gambaran bahwa nilai Fhitung

sebesar 839,939 sedangkan nilai

Ftabel sebesar 3,18. Angka ini

didapat dari tabel F dengan nilai v1

sebesar 2 sebagai residual dan v2

sebesar 51 sebagai df (derajat

kebebasan) dengan taraf kesalahan

0,05 (5%). Oleh karena Fhitung lebih

besar dari Ftabel pada tingkat =

5% (839,939 > 3,18) maka H0

7

ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel X1

dan X2 secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap

(Y).

Adapun langkah – langkah

dalam uji F adalah :

1. Nilai Fhitung = 839,939

Ftabel (df pembilang/k ; df

penyebut/ n-(k+1)

Ftabel (2 ;51 ; 0.05%) = 3,18

2. Kesimpulan

Karena Fhitung lebih besar dari

Ftabel pada tingkat = 5%

(839,939> 3.18) maka H0

ditolak dan H1 diterima. Hal

ini menunjukkan bahwa

variabel X1pelayanan petugas,

X2 fasilitas, secara simultan

berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan mahasiswa

(Y).

PEMBAHASAN

Dilihat dari variabel penyusun

Kepuasan yang di teliti di atas didapat nilai

R .0,971 atau sekitar 97,1%. Sedangkan

sisanya disebabkan oleh faktor yang lain.

Dilihat dari model pengujian anova

dapat dianalisis bahwa seluruh variabel

yang menjadi penyusun penggerak

Kepuasan yang terdapat dalam penelitian

ini secara keseluruhan dinilai mampu

menerangkan pergerakan Kepuasan, hal ini

dapat dijelaskan karena nilai signifikan

dari pengujian secara keseluruhan atau

simultan mempunyai nilai < 0,05. Dari

model ini didapat kesimpulan bahwa

model ini dinilai layak untuk menyusun

laju Kepuasan. menunjukkan tingkat

signifikan masing – masing variabel

melalui uji t. Pada variabel pelayanan

menunjukkan bahwa variabel pelayanan

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan.

Hal ini dikarenakan thitung lebih besar

dari ttabel pada tingkat = 5% maka H0 dit

olak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel Pelayanan (X1) secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap

Kepuasan (Y). Pada variabel Fasilitas

menunjukkan bahwa variabel fasilitas

berpengaruh terhadap kepuasan. Hal ini

dikarenakan Karena thitung lebih besar dari

ttabel pada tingkat = 5% maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel Fasilitas (X2) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan

(Y).

Dapat dilihat dari variabel

Pelayanan dan Fasilitas, ada dua yang

signifikan terhadap pergerakan Kepuasan,

sehingga dapat dijelaskan tiap-tiap variabel

sebagai berikut:

1. Dari variable tingkat Pelayanan

terdapat pengaruh positif terhadap tingkat

kepuasan pengguna perpustakaan yang

berarti dengan meningkatnya variabel

Pelayanan sebesar satu poin maka

kepuasan akan naik sebesar 0,479 poin

dengan catatan variabel fasilitas tetap. Hal

ini sesuai dengan teori dari Tjiptono yaitu

dengan definisi “kualitas pelayanan

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen serta ketepatan

penyampaiannya dalam mengimbangi

harapan konsumen. Konsumen akan

merasa puas jika suatu perusahaan /

instansi memberikan pelayanan dengan

baik” (Tjiptono, 2004). Tujuan

perpustakaan memberikan pelayanan

kepada para pembaca ialah agar bahan

pustaka yang telah dikumpulkan dan

diolah sebaik – baiknya itu dapat sampai

ke tangan pembaca. Bahan – bahan

pustaka yang dikumpulkan itu terutama

dimaksudkan agar dapat dipakai oleh

pembaca. Variable pelayanan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

kepuasan pengguna perpustakaan. Tingkat

pelayanan meningkat sehingga

mempengaruhi kepuasan terhadap

pengguna perpustakaan. Dengan

meningkatnya pelayanan yang diberikan

kepada penguna maka akan mempengaruhi

tingkat kepuasan seseorang terhadap

pelayanan yang diberikan. Berdasarkan

hasil penelitian ini, jika nilai pelayanan

meningkat, maka maka tingkat kepuasan

akan naik dan sebaliknya. Variabel

8

pelyanan berpengaruh secara signifikan

terhadap pergerakan kepuasan.

2. Dari variable tingkat fasilitas

terdapat pengaruh positif terhadap

kepuasan yang berarti dengan

meningkatnya variable Fasilitas sebesar

satu poin maka kepuasan akan naik sebesar

0,547 poin dengan catatan variable

pelayanan tetap. Hal ini sesuai dengan

teori Suhaisimi Arikunto “fasilitas dapat

diartikan sebagai segala sesuatu yang

dapat memudahkan dan memperlancar

pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun

yang dapat memudahkan dan

memperlancarkan usaha ini dapat berupa

benda – benda maupun uang”. Peningkatan

fasilitas berarti mencerminkan tingkat

keinginan masyarakat dalam menggunakan

fasilitas dalam sarana dan prasarana yang

disediakan oleh pemerintah dalam

meningkatkan masyarakat gemar membaca

dengan adanya fasilitas yang ada di

perpustakaan umum. dengan demikian

dapat memberikan kepuasan terhadap

pengguna perpustakaan. Variable Fasilitas

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pengguna perpustakaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan yang dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Hasil uji statistik menunjukkan

bahwa variabel pelayanan memiliki

pengaruh positif terhadap kepuasan

pengguna perpustakaan. Hal ini

memberikan bukti bahwa pelayanan

dari penyedia jasa yang ditunjukkan

dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat akan menentukan

kepuasan pengguna perpustakaan.

Hasil dari Regresi linier berganda

menunjukkan bahwa variabel

pelayanan memberikan pengaruh

signifikan terhadap kepuasan

pengguna perpustakaan.

2. Hasil uji statistik menunjukkan

bahwa variabel Fasilitas memiliki

pengaruh positif terhadap kepuasan

pengguna. Hal ini memberikan bukti

bahwa dengan adanya fasilitas yang

memadai akan mempengaruhi tingkat

kepuasan pengguna perpustakaan.

Hasil regresi linier berganda

menunjukkan bahwa variabel fasilitas

berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan pengguna perpustakaan.

3. Secara bersama – sama, variabel

pelayanan dan fasilitas memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat kepuasan pengguna

perpustakaan.

SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan yang dilakukan, maka

saran yang diajukan adalah sebagai

berikut :

1. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa

menurut responden, pelayanan yang ada

di Perpustakaan Umum sudah baik.

Oleh karena itu penulis menyarankan

supaya perpustakaan umum tetap

menjaga kualitas pelayanan dengan

baik agar pengguna perpustakaan

umum merasa puas terhadap pelayanan

yang diberikan, seperti

keramahtamahan petugas, jam

pelayanan, menjaga sopan santun dalam

memberikan pelayanan kepada

masyarakat, serta mengucapkan

terimakasih karena telah berkunjung

dan menggunakan fasilitas yang ada di

perpustakaan umum.

2. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa

menurut responden, fasilitas yang ada

pada perpustakaan umum sudah baik.

Oleh sebab itu, perpustakaan umum

tetap menjaga fasilitas yang ada dan

menambah fasilitas guna untuk

menunjang kebutuhan masyarakat

dalam memperoleh informasi, seperti

menambah koleksi buku, teknologi

informasi (OPAC) yang digunakan

untuk memudahkan mencari buku yang

dicari pengguna perpustakaan.

9

Sehingga pengunjung / pengguna

perpustakaan akan merasa nyaman

berada di perpustakaan umum karena

adanya fasilitas yang memadai dan

merasa puas terhadap fasilitas yang

tersedia.

3. Bagi peneliti lain masih terbuka

peluang dan disarankan untuk

menambah variabel-variabel lain yang

lebih banyak seperti variabel promosi

dan variabel SDM dan adanya variabel

lingkungan kerja sehingga penelitian

dapat berkembang dan dapat

mengungkap lebih banyak

permasalahan yang dapat

mempengaruhi kepuasan pengguna

perpustakaan umum.

DAFTAR PUSTAKA

Ariningsih, 2006. “Minat dan Kebudayaan

Membaca Masyarakat Jawa Timur”.

Dalam Jurnal FKP2T (Forum

Komunikasi Perpustakaan Peguruan

Tinggi Negeri) Tahun 1 No. 1.

Arikunto,Suharsimi. Prosedur

Penelitian.Cet. VIII; Jakarta:

Rineka Cipta, 1992.

Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengelolaan

Perpustakaan Sekolah. Jakarta:

Bumi Aksara.

Halim, Delia. 2006. “Analisis Faktor-

faktor yang Mempengaruhi

Kepuasan Konsumen Restoran

Miramar Medan”. Skripsi.

Irawan, Handi. 2002. 10 Prinsip Kepuasan

Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia.

Kamah, Idris. 200. Pola dan Strategi

Pengembangan Perpustakaan dan

Pembinaan Minat Baca . Jakarta:

Perpustakaan Nasioanl Republik

Indonesia.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2001.

Manajemen Pemasaran Jasa di

Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

----------------, Gary. 2008. Prinsip-prinsip

Pemasaran Edisi 12”. Jakarta:

Erlangga.

Mirmani, Anomi. 2009. Pengantar

Kearsipan. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Siregar, A.Ridwan. 2008. Aspek

Pengelolaan Perpustakaan dan Unit

Informasi. Departemen Studi dan

Informasi: Universitas Sumatera

Utara.

Suciati, Asih. 2009. “Pengaruh Harga,

Lokasi dan Kenyamanan terhadap

Loyalitas Konsumen Menggunakan

Kolam Renang Tirtonirmolo”.

Skripsi.

Supranto, Johanes. 2006. Pengukuran

Tingkat Kepuasan Pelanggan,

Jakarta: Rineka Cipta.

W. T., Amin. 1993. Manajemen,

Suatu Pengantar. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Sutarno. 2003. Perpustakaan dan

masyarakat . Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

W., Erwan. 2007. Manajemen Kualitas

Produksi dan Jasa. Edisi Kesatu.

Ekonisia: Yogyakarta.

Widiasa, I Ketut. 2007. “Manajemen

Perpustakaan Sekolah”. Jurnal

Perpustakaan Sekolah. Tahun 1

Nomor 1 –April 2007, hal 1-14.

10

PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN PROMOSI

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PADA KLINIK KECANTIKAN

DR. HAS SKIN CARE LAMONGAN

ERNA NUR FAIZAH

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kualitas prodak, kualitas pelayanan

dan promosi dijadikan latar belakang masalah dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan metode kuesioner dengan

jumlah sampel 80 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan simpel randem

sampling dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi

klasik, uji validitas dan reliabilitas, analisis regresi linier berganda, pengujian hipotesis

melalui uji t dan uji F, serta analisis koefisien determinasi (R2).

Dimana variabel Kepuasan Pembelian (Y), variabel Kualitas prodak (X1) variabel

kualitas pelayanan (X2). Dan variabel promosi (X3)Pengujian hipotesis menggunakan uji t

menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang diteliti terbukti secara signifikan

berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen Kepuasan Pengguna. Kemudian

melalui uji F dapat diketahui bahwa kedua variabel independen yang diteliti secara simultan

berpengaruh terhadap variabel dependen Kepuasan Pembelian prodak. Angka R Square

sebesar 0.985 menunjukkan bahwa 98,5

Kata kunci: kualitas produk kualitas pelayanan, promosi dan keputusan pembelian

pruduk.

PENDAHULUAN

Keinginan perempuan untuk

mempercantik diri seringkali mendominasi

isi kepala kaum wanita saat ini. Mereka

yang terlalu mengejar sisi kecantikan

lahiriah, menyebabkan wanita menjadi

sangat terobsesi pada penampilan yang

cantik, sehingga banyak sekali upaya yang

dilakukan untuk mempercantik diri.

Seiring dengan perkembangan ekonomi,

teknologi dan budaya di era modern ini,

perawatan kecantikan telah menjadi

kebutuhan yang dianggap penting bagi

sebagian masyarakat khususnya untuk

kaum wanita. Fenomena tersebut

mendukung munculnya banyak klinik-

klinik kecantikan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan perawatan

kecantikan.

Klinik-klinik kecantikan yang muncul

saat ini tidak hanya menawarkan jasa

perawatan yang dapat dilakukan konsumen

saat berada di klinik saja, akan tetapi juga

menawarkan produk- produk sebagai

kelanjutan dari perawatan yang dilakukan

di klinik agar konsumen mendapatkan

hasil sesuai dengan yang diinginkannya.

Produk tersebut biasanya berupa obat-

obatan yang dikemas dalam berbagai

macam bentuk kosmetik untuk digunakan

sehari-hari oleh konsumen.

Kosmetik merupakan produk yang

unik karena selain produk ini memiliki

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

mendasar wanita akan kecantikan, produk

ini juga sesungguhnya memiliki risiko

pemakaian yang perlu diperhatikan

mengingat kandungan bahan-bahan kimia

yang tidak selalu memberi efek yang sama

untuk setiap konsumen (Ferrinadewi,

2005). Kondisi tersebut menyebabkan

klinik-klinik kecantikan dituntut untuk

memperhatikan apa yang dibutuhkan dan

diinginkan konsumen, karena pada

dasarnya konsumen akan membeli suatu

produk yang dapat memuaskan

keinginannya tidak hanya dalam bentuk

11

fisik, tetapi juga manfaat produk itu

sendiri. Usaha tersebut dilakukan dengan

menciptakan inovasi-inovasi dalam

menghasilkan barang dan jasa yang

berkualitas dan berbeda dari produk-

produk klinik kecantikan sejenis.

Kemajuan tekhnologi dan informasi yang

semakin berkembang membuat klinik-

klinik kecantikan berusaha meningkatkan

kualitas produknya menjadi lebih baik.

Menurut Kotler dan Amstrong

(2012:283) Kualitas produk adalah

kemampuan suatu produk untuk

melaksanakan fungsinya, meliputi daya

tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan

operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai

lainnya. Banyaknya persaingan klinik

kecantikan saat ini memaksa setiap

produsen pandai dalam memilih produk

yang dihasilkan, Persaingan bisnis

kecantikan tersebut mengharuskan

perusahaan meningkatkan kinerja

produknya untuk meningkatkan

keputuasan pembelian produk. Produk

yang berkualitas berperan penting dalam

membentuk keputusan pembelian produk,

selain itu juga erat kaitannya dalam

menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

Semakin berkualitas suatu produk

yang diberikan oleh perusahaan maka

keputusan pembelian produk oleh

konsumen akan tinggi. Pada dasarnya

keputusan pembelian ialah suatu tindakan

atau perilaku konsumen jadi atau tidaknya

melakukan suatu pembelian atau transaksi,

banyak tidaknya jumlah konsumen dalam

mengambil keputusan menjadi salah satu

penentu tercapai atau tidaknya tujuan

perusahaan. Konsumen sering dihadapkan

dengan beberapa pilihan dalam

menggunakan suatu produk. Hal tersebut

menyebabkan konsumen harus

mempertimbangkan baik-baik sebelum

mengambil keputusan untuk membeli.

Keputusan pembelian adalah

tindakan dari konsumen untuk mau

membeli atau tidak terhadap suatu produk

(Kotler, 2002). Dalam era kepedulian

perawatan kecantikan saat ini konsumen

tentunya dalam melakukan keputusan

pembelian juga mempertimbangkan faktor

yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Faktor yang perlu diperhatikan oleh

perusahaan seperti kualitas produk,

kualitas pelayanan, dan promosi agar dapat

mempengaruhi konsumen untuk

melakukan keputusan pembelian atas

produknya.

Faktor lain yang mempengaruhi

keputusan pembelian adalah kualitas

pelayanan. Pelayanan yang baik juga

merupakan kunci penting dalam

kesuksesan suatu bisnis atau perusahaan.

Menurut Lovelock (dalam Tjiptono, 2001:

58) mengemukakan bahwa kualitas

pelayanan merupakan tingkatan kondisi

baik buruknya sajian yang diberikan oleh

perusahaan jasa dalam rangka memuaskan

konsumen dengan cara memberikan atau

menyampaikan jasa yang melebihi harapan

konsumen. Jadi penilaian konsumen

terhadap kualitas pelayanan merupakan

refleksi persepsi evaluatif terhadap

pelayanan yang diterimanya pada waktu

tertentu.

Persaingan antar klinik

kecantikan saat ini semakin sengit dimana

muncul berbagai klinik-klinik kecantikan

baru, masing-masing klinik menawarkan

berbagai macam produk kecantikan yang

berkualitas dan diskon yang tinggi untuk

menarik minat beli konsumen. Untuk

memenangkan persaingan dalam dunia

perawatan kecantikan kulit perlu

diterapkan strategi pemasaran yang tepat.

Selain itu, klinik kecantikan harus mampu

mengembangkan berbagai kegiatan

pemasarannya agar tujuan dan sasaran

yang diinginkan tercapai dengan baik,

salah satunya yaitu dengan mengadakan

kegiatan promosi. Menurut Tjiptono

(2002), Promosi merupakan bentuk

komunikasi pemasaran, artinya aktivitas

pemasaran yang berusaha menyebarkan

informasi, mempengaruhi/membujuk, dan

atau mengingatkan pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli dan loyal pada produk

yang ditawarkan perusahaan yang

12

bersangkutan.

Untuk menarik minat konsumen

membeli produk yang ditawarkan maka

dibutuhkan adanya promosi yang efektif,

kualitas produk yang bermutu dan juga

kualitas pelayanan yang mampu menarik

minat konsumen dalam memutuskan

pembelian. Menariknya promosi yang

ditawarkan akan mempengaruhi minat

konsumen untuk mencoba memakai

produk tersebut. Maka dengan demikian

produsen akan terus terpacu untuk

membuat iklan dan promosi yang menarik

agar dapat mempengaruhi konsumen untuk

membeli produknya. Setelah melihat

adanya promosi yang menarik, maka

dengan sendirinya konsumen akan

mencoba membandingkan produk yang

ditawarkan oleh perusahaan tersebut

dibandingkan dengan produk yang

ditawarkan oleh pesaing. Hal yang

kemudian diperhatikan oleh konsumen

setelah mengetahui secara spesifik suatu

produk adalah bagaimana kualitas dari

produk yang mereka beli setelah mencoba

produk tersebut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

survei, dalam penelitian survei, informasi

yang dikumpulkan dari responden dengan

menggunakan kuesioner. Menurut

Sugiyono (2009: 13) “Bahwa metode

survey digunakan untuk mendapatkan data

dari dempat tertentu yang alamiah (bukan

buatan),

Data penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif deskriptif. Metode

statistik deskriptif ialah statistik yang

digunakan untuk menganalisa data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi (Sugiyono, 2008:147).

Penelitian deskriptif disini menggunakan

metode survei yaitu penyelidikan yang

diadakan untuk memperoleh fakta-fakta

dari gejala-gejala yang ada dan mencari

ketrangan-keterangan secara faktual, baik

tentang institusi sosial, ekonomi atau

politik dari suatu kelompok ataupun suatu

daerah (Nazir, 1988:65).

Populasi dalam penelitian ini adalah

pengunjung sebanyak 80 orang. Tehnik

penganbilan sampel menggunakan Sipel

random sampling.

HASIL PENELITIAN

DISKRIPSI VARIABEL PENELITIAN

1. Tanggapan Responden terhadap Variabel kualitas prodak (X1)

Tabel Tanggapan Responden terhadap Variabel kualitas prodak

NO SKOR PRESENTASE (%)

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

P1 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00

P2 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00

P3 12 68 0 0 0 15,00 85,00 0,00 0,00 0,00

P4 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00

P5 12 68 0 0 0 15,00 85,00 0,00 0,00 0,00

P6 2 69 9 0 0 2,50 86,25 11,30 0,00 0,00

P7 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00

P8 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00

RATA-

RATA 155 428 57 0 0 24,22 66,88 8,91 0,00 0,00

Tabel menunjukkan bahwa

sebagian besar responden menjawab

yang menyatakan sangat setuju

24,22%, menjawab setuju 66,88% ,

yang menjawab ragu-ragu 8,91%,

yang menjawab tidak setuju 0%, yang

menjawab sangat tidak setuju 0%. Hal

ini menunjukan bahwa pelanggan

13

memiliki pemahaman dan

menggambarkan bahwa kualitas

produk dibutuhkan dalam menunjang

produktivitas dan keputusan

pembelian oleh konsumen.

2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel kualitas pelayannan (X2)

Tabel tanggapan responden terhadap variabel kualitas pelayannan (X2)

NO SKOR PRESENTASE (%)

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

P1 2 69 9 0 0 2,50 86,25 11,30 0,00 0,00

P2 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00

P3 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00

P4 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00

P5 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00

P6 12 68 0 0 0 15,00 85,00 0,00 0,00 0,00

P7 2 69 9 0 0 2,50 86,25 11,30 0,00 0,00

P8 21 58 1 0 0 26,30 72,50 1,25 0,00 0,00

RATA-

RATA 131 442 67 0 0 20,47 69,06 10,47 0,00 0,00

Tabel menunjukkan bahwa

sebagian besar responden menjawab

yang menyatakan sangat setuju

20,47% , menjawab setuju 69,09% ,

yang menjawab ragu-ragu 10,47% ,

yang menjawab tidak setuju 0%, yang

menjawab sangat tidak setuju 0%. Hal

ini menunjukan bahwa pelanggan

memiliki pemahaman dan

menggambarkan bahwa kualitas

pelayanan dibutuhkan dalam

menunjang produktivitas dan

keputusan pembelian oleh konsumen.

3. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Promosi (X3)

Tabel tanggapan responden terhadap variabel Promosi(X3)

NO SKOR PRESENTASE (%)

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

P1 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00

P2 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00

P3 4 51 25 0 0 5,00 63,75 31,30 0,00 0,00

P4 31 44 5 0 0 38,80 55,00 6,25 0,00 0,00

P5 15 52 13 0 0 18,80 65,00 16,30 0,00 0,00

P6 15 52 13 0 0 18,80 65,00 16,30 0,00 0,00

P7 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00

P8 15 65 0 0 0 18,80 81,25 0,00 0,00 0,00

RATA-

RATA 162 398 80 0 0 25,31 62,19 12,50 0,00 0,00

Tabel menunjukkan bahwa

sebagian besar responden menjawab

yang menyatakan sangat setuju 25,31%,

menjawab setuju 62,19% , yang

menjawab ragu-ragu 12,50%, yang

menjawab tidak setuju 0%, yang

menjawab sangat tidak setuju 0%. Hal

ini menunjukan bahwa pelanggan

memiliki pemahaman dan

menggambarkan bahwa promosi

dibutuhkan dalam menunjang

produktivitas dan keputusan pembelian

oleh konsumen.

14

4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan pembelian (Y)

Tabel tanggapan responden terhadap variabel Keputusan pembelian (Y)

NO SKOR PRESENTASE (%)

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

P1 29 46 5 0 0 36,30 57,50 6,25 0,00 0,00

P2 15 52 13 0 0 18,80 65,00 16,30 0,00 0,00

P3 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00

P4 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00

P5 12 68 0 0 0 15,00 85,00 0,00 0,00 0,00

P6 2 69 9 0 0 2,50 86,25 11,30 0,00 0,00

P7 12 44 24 0 0 15,00 55,00 30,00 0,00 0,00

P8 35 45 0 0 0 43,80 56,25 0,00 0,00 0,00

RATA-

RATA 152 413 75 0 0 23,75 64,53 11,72 0,00 0,00

Tabel menunjukkan bahwa

responden memberikan tanggapan yang

sangat baik terhadap pengenalan

kebutuhan sebelum melakukan

pembelian dengan menjawab yang

menyatakan sangat setuju 23,75% ,

menjawab setuju 64,53% , yang

menjawab ragu-ragu 11,75% , yang

menjawab tidak setuju 0%, yang

menjawab sangat tidak setuju 0%.

HIPOTESIS

UJI HIPOTESIS I

Untuk menguji pengaruh variabel kualitas

produk, kualitas pelayanan dan promosi.

Dengan menggunakan uji t atau parsial.

Apabila nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Sebaliknya apabila thitung <

ttabel maka Ho diterima Ha ditolak maka

pengujian hiposesis secara parsial dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Dilihat dari tabel diatas,

menunjukkan bahwa X1, X2, dan

X3memiliki t hitung > t tabel. Dapat

disimpulkan bahwa X1, X2 dan

X3berpengaruh signifikan terhadap Y

secara parsial. Adapun langkah – langkah

dalam uji t adalah:

a) PengaruhKualitas

Produk(X1)terhadapKeputusanP

embelian(Y)

1. Nilai thitung = 3.359

Tingkat signifikan =5% dengan

derajat bebas (degree of

freedom/df) = (n-3) = 80-3 = 77

Ttabel = 2/ = (0,025 : 77)≈1,992

2. Kesimpulan :

Karena thitung lebih besar dari

ttabel pada tingkat = 5% maka H0

ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel

kualitas produk X1) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian (Y).

b) Pengaruh Kualitas Pelayanan

(X2) Terhadap Keputusan

Pembelian (Y)

1. Nilai thitung = 5,101

Tingkat signifikan =5% dengan

derajat bebas (degree of

freedom/df) = (n-3) = 80-3 = 77

Variabel t

hitung

t

table Keterangan

X1 3,359 1,992 Signifikan

X2 5,101 1,992 Signifikan

X3 10,298 1,992 Signifikan

15

Ttabel = 2/ = (0,025 : 77) ≈1,992

2. Kesimpulan :

Karena thitung lebih besar dari

ttabel pada tingkat = 5% maka

H0ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel

kualitas pelayanan (X2) secara

parsial berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian (Y).

c) Pengaruh Promosi (X3)

Terhadap Keputusan

Pembelian (Y) 1. Nilai thitung = 10,298

Tingkat signifikan =5%

dengan derajat bebas (degree of freedom/df) = (n-3) = 80-3 = 77

Ttabel = 2/ = (0,025 : 77) ≈

1,992

2. Kesimpulan :

Karena thitung lebih besar dari

ttabel pada tingkat = 5% maka

H0ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel

promosi (X3) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian (Y).

UJI HIPOTESIS II

Untuk menguji pengaruh variabel variabel

kualitas produk, kualitas pelayanan dan

promosi. Dengan menggunakan uji F Atau

simultan. Apabila nilai Fhitung > Ftabel maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya

apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima Ha

ditolak maka pengujian hiposesis secara

simultan dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Dilihat dari tabel diatas

diperoleh gambaran bahwa nilai Fhitung

sebesar 1728,472 sedangkan nilai Ftabel

sebesar 2,72. Angka ini didapat dari

tabel F dengan nilai v1 sebesar 3

sebagai residual dan v2 sebesar 76

sebagai df (derajat kebebasan) dengan

taraf kesalahan 0,05 (5%). Oleh

karena Fhitung lebih besar dari Ftabel

pada tingkat = 5% (1728,472

>2,72) maka H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel X1,X2dan X3 secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap (Y).

Adapun langkah – langkah dalam uji F

adalah :

1. Nilai Fhitung = 1728,472

Ftabel (df pembilang/k ; df penyebut/ n-

(k+1)

Ftabel (3 ; 76 ; 0.05%) = 2,72

2. Kesimpulan

Karena Fhitung lebih besar dari

Ftabel pada tingkat = 5%

(1728,472>2,72) maka H0 ditolak dan

H1 diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel X1Kualitas Produk,

X2 Kualitas Pelayanan, X3 Promosi,

secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap keputusan

pembelian (Y).

PEMBAHASAN

Dilihat dari variabel penyusun

Kepuasan yang di teliti di atas sesuai

dengan tabel didapat nilai R 0,985 atau

sekitar 98,5%. Sedangkan sisanya

disebabkan oleh faktor yang lain.

Dilihat dari model pengujian anova

pada tabel dapat dianalisis bahwa seluruh

variabel yang menjadi penyusun

penggerak Kepuasan yang terdapat dalam

penelitian ini secara keseluruhan dinilai

mampu menerangkan pergerakan

Keputusan pembelian, hal ini dapat dijelaskan karena nilai signifikan dari

pengujian secara keseluruhan atau

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 897,730 3 299,243 1728,4

72

,000a

Residual 13,158 76 ,173

Total 910,888 79

a. Predictors: (Constant), Promosi (X3), Kualitas

Pelayanan (X2), Kualitas Produk (X1)

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

16

simultan mempunyai nilai < 0,05. Dari

model ini didapat kesimpulan bahwa

model ini dinilai layak untuk menyusun

laju Kepuasan. menunjukkan tingkat

signifikan masing – masing variabel

melalui uji t.

Dapat dilihat dari variabel

kualitas produk, kualitas pelayanan, dan

promosi , ada tiga yang signifikan

terhadap pergerakan keputusan

pembelian, sehingga dapat dijelaskan

tiap variabel sebagai berikut :

1. Dari variabel kualitas produk terdapat

pengaruh positif terhadap keputusan

pembelian terhadap keputusan

pembelian produk pada klinik

kecantikan DR. HAS SKIN CARE

Lamongan yang berarti dengan

meningkatnya variabel kualitas produk

sebesar satu poin maka keputusan

pembelian akan naik 0.257poin, dengan

asumsi variabel bebas yang lain

tetap.Sesuai dengan teori Kotler dan

Amstrong (2008) menyatakan kualitas

produk adalah salah satu yang paling

diandalkan oleh seorang pemasar dalam

memasarkan suatu produk. Menurut

Kotler dan Amstrong (2008)

menyebutkan bahwa semakin baik

kualitas produk yang dihasilkan maka

akan memberikan kesempatan kepada

konsumen untuk melakukan

pembelian.Ketika konsumen akan

mengambil suatu keputusan pembelian,

variabel produk merupakan

pertimbangan paling utama, karena

produk adalah tujuan utama bagi

konsumen untuk memenuhi

kebutuhannya. Konsumen

menginginkan produk yang dibelinya

sesuai dengankeinginannya atau produk

tersebut berkualitas. Semakin tinggi

kualitas suatu produk, maka semakin

tinggi keputusan konsumen untuk

melakukan pembelian. Berdasarkan

penelitian ini menunjukkan bahwa

kualitas produk berpengaruh terhadap

keputusan pembelian, semakin

baik/tinggi kualitas produk maka

keputusan pembelian terhadap produk

semakin tinggi pula.

2. Dari variabel kualitas pelayanan

terdapat pengaruh yang positif terhadap

keputusan pembelian itu berarti dengan

meningkatnya variabel kualitas

pelayanan sebesar satu poin maka

keputusan pembelian akan naik sebesar

0.375 poin,dengan asumsi variabel

bebas yang lain tetap.Menurut J. Paul

Peter dan Jerry C. Oleson (2000:142)

mendefinisikan pelayanan adalah

perilaku penjual kepada pembeli

dengan memberikan kepuasan kepada

konsumen, agar konsumen merasa

dihargai dan mendapatkan barang atau

jasa sesuai dengan keinginannya.Salah

satu faktor yang menentukan tingkat

keberhasilan perusahaan adalah

kemampuan perusahaan dalam

memberikan kualitas pelayanan kepada

pelanggan. Kualitas pelayanan yang

baik sangat penting dalam industri

kecantikan sehingga pelanggan akan

menyukai pelayanan yang diberikan

oleh klinik tersebut dan pada akhirnya

membeli produk dan pelanggan akan

datang kembali ke klinik

tersebut.Dengan adanya kualitas

pelayanan yang baik, maka pelanggan

akan memperoleh barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhannya sehingga

meningkatkan keputusan pembelian

produk pada konsumen.

3. Dari variabel promosi terdapat

pengaruh positif terhadap keputusan

pembelian produk pada klinik

kecantikan DR. HAS SKIN CARE

Lamonganyang berarti dengan

meningkatnya variabel promosi

penjualan sebesar satu poin maka

keputusan pembelian akan naik 0.453

poin,dengan asumsi variabel bebas yang

lain tetap.. Menurut Fajar Laksana

(2008:134) promosi penjualan adalah

suatu kegiatan komunikasi yang dapat

membentuk kesadaran informasi

tertentu, dan selanjutnya memberikan

pengaruh untuk melakukan sesuatu

yang diharapkan seperti realisasi

17

pembelian. Promosi merupakan salah

satu faktor penentu keberhasilan suatu

program pemasaran. Bagaimanapun

berkualitasnya suatu produk, bila

konsumen belum pernah mendengarnya

dan tidak yakin bahwa produk itu akan

berguna bagi mereka, maka mereka

tidak akan pernah membelinya.

Sehingga secara individual variabel

promosi berpengaruh terhadap

keputusan pembelian. Semakin tinggi

promosi maka semakin besar konsumen

dalam keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian ini, jika

nilai promosi penjualan meningkat

maka tingkat keputusan pembelian akan

naik.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

variabel kualitas produk, kualitas

pelayanan dan promosi secara parsial

berpengaruh positif atau signifikan

terhadap keputusan pembelian produk.

2. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

variabel kualitas produk, kualitas

pelayanan dan promosi secara

simultanberpengaruh positif atau

signifikan terhadap keputusan

pembelian produk.

3. Dari hassil uji statistik menunjukan

bahwasanhya variabel promosi

mempunyai pengaruh yang paling

signifikan

SARAN

1. Promosi merupakan variabel yang

paling berpengaruh jadi dalam

meningkatkan jumlah penjualan

prodak perlu ditingkatkan frekuaensi

promosi

2. Kualias prodak perlu ditingkatkan

sehingga mampu menarik para

pembeli prodak.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian

Suatu Pndekatan Praktik, Ed

Revisi VI, Penerbit PT Rineks

Cipta, Jakarta.

Assael, Henry. 2001. Cunsomer

Behavior 6th Edition. New

York: Thomson-

Learning.

Boyd, harper W,dkk, 2000, Manajemen

Pemasaran, Edisi Kedua, Erlangga,

Jakarta.

Dwi Priyatno. 2009. 5 Jam Belajar Oleh

Data dengan SPSS 17. Yogyakarta

: Andi

Ferrinadewi, Erna, 2005. Atribut Produk

yang Dipertimbangkan dalam

Pembelian Kosmetik dan

Pengaruhnya pada Kepuasan

Konsumen di Surabaya.

Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan, Vol. 7. No. 2

pp. 139-151.

Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2000.

Consumer behavior: Perilaku

Konsumen Dan Strategi

Pemasaran Jilid 1. Edisi

Keempat. Jakarta : Erlangga.

Kotler, Philip, 2002, “Marketing

Management: Analysis,

Planning,Implementation,

and Control, Tenth Edition”,

Prentice Hall

Kotler, Philip., and Kevin Lane Keller.

2009. Manajemen Pemasaran.

Edisi Kedua Belas. Jilid 2. Jakarta :

PT. Indeks.

Kotler, Philip. Marketing Management,

11th Edition. Prentice Hall Int’l,

New Jersey, 2003, p.84

Kotler, Philip dan Amstrong Gary. (2008).

Prinsip-Prinsip Pemasaran. Alih

bahasa Bob Sabran M.M. Edisi

Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2.

Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip, 2008. “Marketing

Management: Analysis,

Planning,Implementation, and

Control, Tenth Edition”,

Prentice Hall

International, Inc., New

Jersey.

Kotler, Philip, 2000, Manajemen

18

Pemasaran. Edisi milenium.

Jakata: Salemba Empat

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen

Pemasaran Jasa. Edisi Pertama.

Salemba Empat: Jakarta

Nabhan Faris dan Kresnaini Enlik, 2005.

Faktor-faktor yang

Berpengaruh Terhadap

Keputusan Konsumen dalam

Melakukan PembelianRumah

Makan dikota Batu. Jurnal

Umum dan Manajemen

volume 6 Nomor 3. Malang:

Fakultas Ekonomi Gajayana.

Riduwan. (2010_. Skala Pengukuran

Variabel-variabel Penelitian.

Bandung : ALFABETA

Santoso, Singgih. 2001. Mengolah Data

Statistik Secara Profesional. PT.

Alex Media Komputindo.

Jakarta.

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku

Konsumen. Kencana. Jakarta.

Sevilla, Consuelo G. et. Al (2007).

Research Methods. Rex Printing

Company. Quezon City.

Sugiyono. 2008. Statistik Untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Bisnis

(Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian

Kualitatif’. Bandung :

ALLFABETA.

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan

Komunikasi Pemasaran.

Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Stanton, William J. 1993. Prinsip

Pemasaran. Jakarta: Edisi ke

Tujuh, Alih Bahasa Y. Lamarto,

Erlangga.

Swastha dan Irawan. 2000. Manajemen

Pemasaran Modern, (Edisi II,

Get. VHI): Liberty Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 2000.Strategi

Pemasaran.Penerbit Andi Yogyakarta.Hal

57

Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi

Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.

Tjiptono,Fandy, 2009, Strategi Pemasaran,

edisi kedua, cetakan ketujuh,

Yogyakarta : Andi Offset

Tedjakusuma, R., dkk. 2001. “Analisis

Faktor-faktor yang

mempengaruhi Per Minum

Mineral di Kotamadya

Surabaya”. Jurnal Penelitin

dinamika Sosial, Vol.2,No. 3

Hlm. 48-58.

19

PENGARUH HARGA DAN PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN

DI UD “MIXMEX” LAMONGAN

NINIK MAS’ADAH

ABSTRAK

Sesuai masalah pokoknya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

harga dan promosi terhadap volume penjualn di UD “MIXMEX” Lamongan, serta

untuk mengetahui signifikan diantara variabel-variabel yang paling mempengaruhi

volume penjualan di UD “MIXMEX” lamongan.

Sejalan dengan masalah tersebut maka peneliti dalam penelitiannya

menganalisis data menggunakan pendekatan penelitian dengan metode kuantitatif yang

bersifat deskriptif yang diolah menggunakan menggunakan program SPSS for windows

18.

Berdasarkan analisis tersebut diperoleh analisa Regresi Linier Berganda, dengan

persamaan regresi sebagai berikut : Y = 8117,708+ 053+ 009+ e.Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa secara parsial Harga dan promosi berpengaruh terhadap Volume

Penjualan, Harga dibuktikan dengan perhitungan statistik uji t yang menunjukan tingkat

signifikan (sig) 0,001< 0,05. Promosi dibuktikan dengan uji t yang menunjukan tingkat

signifikan (sig) 0,001< 0,05.

Harga, Promosi, Volume Penjualan

PENDAHULUAN

Pada masa ini dunia usaha

memasuki era globalisasi, dimana

semua pihak dapat secara bebas

memasuki setiap pasar yang

dikehendaki baik dalam negeri maupun

luar negeri tanpa ada batas lagi. Melihat

kondisi yang demikian ini untuk

mengatasi persaingan perusahaan harus

secara jelas menetapkan kearah mana

aktivitas usahanya dijalankan dan

pihak-pihak mana yang akan menjadi

sasaran usahanya, dalam perusahaan

strategi pemasaran sangat penting dalam

mencapai keberhasilan usahanya.

Karena dalam perusahaan pemasaran

adalah sebagai ujung tombak bisnis

melalui kegiatan pemasaran akan

mendapatkan uang, mampu

meningkatkan pendapatan, maka dari

itu seorang manajer pemasaran harus

berhati-hati dan menggunakan analisa

yang tepat dalam mengantisipasi segala

pemasalahan yang mungkin timbul

dalam proses pemasaran.

Pemasaran menurut Kotler dan

Kevin Keller (2008 : 5) pemasaran

adalah sebuah proses kemasyarakatan

dimana individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan

dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan dan secara bebas

mempertahankan produk dan jasa yang

bernilai dengan orang lain.

Menurut Basu Swastha (2008 :

5) pemasaran merupakan kegiatan

manusia yang diarahkan pada usaha

untuk memuaskan keinginan dan

kebutuhan manusia melalui proses

pertukaran.

Menurut William J. Stanton

dalam buku Manajemen Pemasaran

Modern (2008 : 5) menyatakan bahwa

pemasaran adalah suatu sistem

20

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan

bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan

barang dan jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang

ada maupun pembeli potensial.

Definisi pemasaran yang

dikemukakan oleh para ahli tersebut

dapat diketahui bahwa pemasaran

merupakan suatu sistem dari kegiatan

bisnis yang saling berhubungan dan

ditunjukkan untuk merencanakan,

mendistribusikan, dan mempromosikan

barang dan jasa yang dilakukan oleh

perusahaan untuk memenuhi keinginan

dan kebutuhan konsumen.

Pemasaran juga dapat diartikan

sebagai salah satu kegiatan yang

mengusahakan agar produk yang

dipasarkannya dapat diterima

masyarakat sehingga masyarakat bisa

kenal dan nantinya akan tercipta

kepercayaan dan akan menjadikan suatu

pembelian atas produk yang ditawarkan.

Dalam kegiatan pemasaran ada

lima bauran pemasaran yaitu produk,

harga, promosi, distribusi, riset. Yang

mana ke lima unsur tersebut merupakan

suatu sarana pemasaran perusahaan

yang dapat mempengaruhi konsumen

menjadi tertarik dan pada akhirnya mau

membeli produk yang diproduksi dan

dipasarkan oleh perusahaan yang

akhirnya dapat menumbuhkan rasa

kepercayaan tersendiri atas produk yang

ditawarkan kemasyarakat dan nantinya

pemasaran atas produk kita akan dapat

tempat dihati masyarakat.

Salah satu unsur terpenting

dalam pemasaran adalah harga, dimana

harga juga dapat mempengaruhi volume

penjualan. Dalam kebijakan dan

penetapan harga, perusahaan harus

menentukan harga dasar dari

produknya, kemudian menentukan

kebijaksanaan menyangkut potongan

harga, pembagian ongkos kirim dan hal-

hal lain yang berhubungan dengan

harga.

Menurut Basu Swastha (2008 :

137) harga adalah sejumlah uang yang

dibutuhkan untuk mendapat sejumlah

kombinasi dari barang beserta

pelayanannya.

Menurut Buchari Alma (2006 :

169) mendefinisikan “harga sebagai

nilai suatu barang yang dinyatakan

dengan uang”.

Dari pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa harga merupakan

suatu nilai yang melekat pada suatu

barang dan nilai tersebut dinyatakan

dengan alat tukar.

Faktor lain yang dapat

berpengaruh adalah promosi. Dalam

kegiatan pemasaran, promosi sangat

perlu dilakukan oleh perusahaan yaitu

untuk mempengaruhi konsumen agar

tertarik pada produk yang ditawarkan

agar dapat meningkatkan volume

penjualan.

Menurut Hariani (2008:71)

berpendapat bahwa “promosi adalah

sasuatu tahap satu bentuk komunikasi,

yaitu suatu tahap khusus dimaksudkan

untuk merebut kesediaan menerima dari

orang lain atas ide, barang dan jasa”.

William J. Stanton dalam Basu

Swastha dan Irawan (2003 : 349)

mengungkapkan bahwa “ promosi

adalah arus informasi atau persuasi satu

arah yang dibuat untuk mengarahkan

seseorang atau organisasi kepada

tindakan yang menciptakan pertukaran

dalam pemasaran. Kegiatan promosi

dapat dilakukan antara lain dengan cara

periklanan, promosi penjualan, personal

selling dan publisitas”.

21

METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2010:2)

menjelaskan bahwa “Metode Penelitian

pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu”. Metode

penelitian merupakan sekumpulan

peraturan kegiatan dan prosedur yang

digambarkan oleh pelaku disiplin ilmu,

metode merupakan suatu cara

pemecahan masalah yang sistematis.

HASIL PENELITIAN

DISKRIPSI VARIABEL

PENELITIAN

a. Data Variabel Harga (X1)

Harga dilakukan untuk

mengukur seberapa besar harga jual

sebuah produk shuttlecock di UD

“MIXMEX” dengan melihat biaya

produksi yang dikeluarkan untuk

memproduksi suatu pruduk tersebut,

sehingga nantinya harga jual yang

ditentukan bisa sesuai dengan selera

konsumen dan tidak menimbulkan

kerugian pula dipihak produsen.

BULAN

HARGA

(Rupiah)

2012 2013 2014

Januari 90000 46000 90000

Februari 90000 46000 80000

Maret 90000 46000 50000

April 70000 46000 90000

Mei 50000 75000 50000

Juni 40000 45000 50000

Juli 42000 45000 50000

Agustus 43000 35000 90000

September 70000 55000 90000

Oktober 70000 80000 95000

Nopember 80000 70000 80000

Desember 70000 40000 80000

b. Data variabel Promosi X2

Promosi yang dilakukan oleh

UD “MIXMEX” Lamongan adalah

bertujuan untuk memperkenalkan

produk shuttlecock kepada

masyarakat luas untuk menarik

perhatian serta minat konsumen agar

konsumen tertarik untuk melakukan

pembelian shuttlecock di UD

“MIXMEX” Lamongan.Promosi

22

yang dilakukan melalui program

periklanan yang dilakukan saat ada

pertandingan badminton di berbagai

wilayah selain itu perusahaan juga

menyebarkan brosur-brosur ke

berbagai pihak konsumen yang

bekerjasama dalam setiap turnamen

badminton.

C. Volume Penjualan Y

Untuk memperlancar dalam

proses analisa data, maka

penulis akan menyajikan tabel

data tentang volume penjualan

antara bulan januari 2012 -

desember 2014 yang diperoleh

UD “MIXMEX Lamongan :

BULAN

PROMOSI

(Rupiah)

2012 2013 2014

Januari 400000 560000 700000

Februari 400000 560000 700000

Maret 500000 570000 550000

April 520000 400000 700000

Mei 520000 425000 700000

Juni 500000 560000 720000

Juli 500000 400000 720000

Agustus 550000 620000 720000

September 550000 650000 720000

Oktober 550000 650000 740000

Nopember 500000 650000 760000

Desember 560000 700000 760000

Jumlah 6050000 6745000 8490000

BULAN VOLUME PENJUALAN

2012 2013 2014

Januari 15.000 15.000 18.700

Februari 15.000 15.100 18.200

Maret 17.000 15.500 14.500

April 16.000 12.800 20.100

Mei 17.000 13.300 14.700

Juni 16.000 16.200 14.700

Juli 17.000 14.000 16.110

Agustus 17.000 15.120 21.400

September 18.850 17.950 19.950

Oktober 19.000 16.110 17.000

Nopember 19.500 17.600 19.550

Desember 18.500 16.050 22.800

Jumlah 205.850 184.730 217.710

23

HIPOTESIS I

Untuk menguji hubungan antar variabel dalam

penelitian ini di gunakan uji t

Model

Unstandard

ized

Coefficient

s

Stan

dardi

zed

Coef

ficie

nts

t Sig. B

Std.

Erro

r Beta

1 (Cons

tant)

8117

,708

1627

,982

4,98

6

,000

Harga ,053 ,015 ,449 3,54

9

,001

Prom

osi

,009 ,003 ,459 3,63

4

,001

a. Dependent Variable: Penjualan

a. Pengaruh Harga terhadap Volume

Penjualan

1) Tingkat signifikansi diperoleh

dengan menggunakan statistik uji t

Berdasarkan tabel 4.5, Harga

berpengaruh terhadap volume penjualan

hal ini dibuktikan dengan tingkat

signifikansi (Sig) 0,001 < 0,05.

2) Hipotesis berdasarkan daerah penerimaan

dan daerah penolakan

Berdasarkan tabel 4.5, harga berpengaruh

terhadap volume penjualan dibuktikan

dengan thitung (3,549) >ttabel (2,03).

b. Pengaruh Promosi terhadap Volume

Penjualan

1) Tingkat signifikansi diperoleh dengan

menggunakan statistik uji t

Berdasarkan tabel 4.5, Promosi

berpengaruh terhadap Volume Penjualan

hal ini dibuktikan dengan tingkat

signifikansi (Sig) 0,001< 0,05.

2) Hipotesis berdasarkan daerah penerimaan

dan daerah penolakan

Berdasarkan tabel 4.5, Promosi

berpengaruh terhadap Volume penjualan

dibuktikan dengan thitung (3,634) >ttabel

(2,03).

HIPOTESIS II

Dalam hipotesis II untuk menguji hubungan

semua variabel secara besama digunakan uji F

1) Tingkat signifikansi diperoleh dengan

menggunakan statistik uji f

Berdasarkan tabel 4.6harga dan

promosiberpengaruh terhadap volume

penjualan dibuktikan dengan tingkat

signifikansi (Sig) 0,000 < 0,05.

2) Hipotesis berdasarkan daerah

penerimaan dan daerah penolakan

Berdasarkan tabel 4.6, Harga dan

Promosi terhadap Volume Penjualan hal

ini dibuktikan dengan fhitung (15,974)

>ftabel (3,31).

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Harga terhadap Volume

Penjualan

Dari hasil penelitian yang peneliti

lakukan, menurut tingkat signifikansi yang

diperoleh dengan menggunakan statistik

uji t (parsial) yaitu 0,001< 0,05, maka H0

ada pada daerah penolakan yang berarti Ha

diterima atau Hargaberpengaruh terhadap

volume penjualan di UD “MIXMEX”

Lamongan.

Menurut hipotesis berdasarkan daerah

penerimaan dan daerah penolakan yaitu thitung (3,549) >ttabel (2,03), maka H0 ada

pada daerah penolakan yang berarti Ha

diterima atau harga berpengaruh terhadap

Model Sum

of

Square

s Df

Mean

Squar

e F Sig.

1 Regres

sion

8,951

E7

2 4,476

E7

15,97

4

,000a

Residu

al

9,246

E7

33 2801

817,1

33

Total 1,820

E8

35

a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga

b. Dependent Variable: Penjualan

24

volume penjualan di UD “MIXMEX”

Lamongan.

Hargamempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Volume Penjualan di

UD “MIXMEX” Lamongan dikarenakan

harga yang dapat mempengaruhi tingkat

signifikansi volume penjualan, melainkan

ada beberapa faktor diantaranya, strategi

pemasaran, faktor lingkungan, faktor

pemerintaha. hal tersebutdi

kemukakanoleh Philip Kotler dan

Amstrong (2008:442).

Karena Harga sangat berpengaruh

terhadap volume penjualan maka

perusahaan harus mampu memberikan

harga yang tepat sesuai dengan kualitas

barang yang diproduksi.

2. Pengaruh Promosi terhadap Volume

penjualan

Dari hasil penelitian yang peneliti

lakukan, menurut tingkat signifikansi yang

diperoleh dengan menggunakan statistik

uji t (parsial) yaitu 0,001< 0,05, maka H0

ada pada daerah penolakan yang berarti Ha

diterima atau promosi berpengaruh

terhadap Volume Penjualan di UD

“MIXMEX” Lamongan.

Menurut hipotesis berdasarkan daerah

penerimaan dan daerah penolakan yaitu

thitung (3,643) >ttabel (2,03), maka H0 ada

pada daerah penolakan yang berarti Ha

diterima atau Promosi berpengaruh pada

Volume Penjualan di UD “MIXMEX”

Lamongan.

Promosi merupakan salah satu bentuk

komunikasi, yaitu suatu tahap khusus

dimaksudkan untuk dapat merebut

kesediaan menerima dari orang lain atas

ide, barang dan jasa. Hal tersebut

dikemukakan oleh Hariani (2008 : 71).

Promosi dapat mempengaruhi volume

penjualan dikarenakan semakin sering

promosi dilakukan maka semakin meningkatkan Volume Penjualan di UD

“MIXMEX” Lamongan.

3. Pengaruh Harga dan Promosi terhadap

Volume Penjualan

Dari hasil penelitian yang peneliti

lakukan, menurut tingkat signifikansi yang

diperoleh dengan menggunakan statistik

uji f (simultan) yaitu 0,000< 0,05, maka h0

ada pada daerah penolakan yang berarti

haditerima atau Harga dan Promosi

berpengaruh terhadap Volume Penjualan di

UD “MIXMEX” Lamongan.

Menurut hipotesis berdasarkan daerah

penerimaan dan daerah penolakan yaitu

fhitung (15,974) > ftabel (3,31), maka h0 ada

pada daerah penolakan yang berarti ha

diterima atau Harga dan Promosi

berpengaruh terhadap Volume Penjualan di

UD “MIXMEX” Lamongan.

Dengan demikian Semakin tepat

Harga dan Promosi yang diberikan oleh

perusahaan maka Volume penjualan akan

semakin meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan yang

diangkat oleh peneliti yaitumengenai pengaruh

Harga dan Promosi terhadap Volume Penjualn

di UD “MIXMEX” Lamongan. Dari hasil uji

statistik diperoleh kesimpulan bahwa :

1) Harga berpengaruh terhadap Volume penjualan

dibuktikan dengan tingkat signifikasi yang

diperoleh dengan menggunakan uji t (parsial)

yaitu 0,001<0,05, maka H0 ada pada daerah

penolakan yang berarti Ha diterima.

2) Promosi berpengaruh terhadap volume

penjualan dibuktikan dengan tingkat

signifikansi yang diperoleh dengan

menggunakan uji t (parsial) yaitu 0,001<0,05,

maka H0 ada pada daerah penolakan yang

berarti Ha diterima.

3) Harga dan Promosi berpengaruh terhadap

volume penjualan diperoleh dengan

menggunakan uji f (simultan) yaitu 0,000<0,05,

maka H0 ada pada daerah penolakan yang

berarti Ha diterima.

SARAN

Setelah mengetahui hasil analisa tersebut

diatas, maka penulis akan mengemukakan

saran-saran yang mungkin bermanfaat dan

25

dapat dijadikan pertimbangan oleh UD

“MIXMEX” Lamongan rangka mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

1. Perusahaan harus menetapkan harga jual yang

tepat sebelum produk di pasarkan ke konsumen

agar perusahaan dapat meningkatkan volume

penjualan dan mendapatkan laba yang sesuai.

2. Perusahaan harus selalu meningkatkan promosi

kepada masyarakat, karena dengan kegiatan

promosi masyarakat semakin menggenal

produk yang dipasarkan oleh UD “MIXMEX”

Lamongan sehingga dapat membantu

meningkatkan volume penjualan.

3. Karena harga dan promosi mempunyai

pengaruh yang besar terhadap volume

penjualan maka UD “MIXMEX” Lamongan

harus selalu memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi harga agar dapat meminimalkan

biaya dan memperoleh harga jual yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan pandji, 2005, Kamus

Akuntansi, CV. Yrma Wudya,

Bandung.

Alma Buchari, 2006, Manajemen Pemasaran

Dan Jasa, Alfa Beta, Bandung.

Assaury Sofjan, 2009, Manajemen Produksi

F.E.U.I, Jakarta.

Assegaf Abdullah, 2006, Kamus Akuntansi, PT.

Mario Grafik, Jakarta.

Hariono Agus, 2014,”Pengaruh kualitas dan

harga barang toko tiga nada

Lamongan.Skripsi.STIE KH. Akhmad

Dahlan, Lamongan.

Kotler, Philip dan Amstrong, 2008, Prinsip-

prinsip Pemasaran, Eirlangga, Jakarta.

Kotler, Philip dan Keller Lana Kevin, 2008,

Manajemen Pemasaran, Eirlangga,

Jakarta.

Maftukha, 2013,”Pengaruh Penetapan Harga

dan Promosi Terhadap Volume

Penjualan di UD NIZAS

Lamongan.Skripsi. STIE KH. Akhmad Dahlan, Lamongan.

Rangkuti Fredy, 2009, Analisis SWOT Teknik

Membedah Kasus Bisnis, Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Stanton William J, 2008, Manajemen

Pemasaran Modern Jilid 2, Erlangga,

Jakarta.

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, CV

AlfaBeta, Bandung. Sugiyono, 2011.

Statistika untuk Penelitian. Cetakan Ke-

19, Alfa Beta, Bandung.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Cetakan

Kedelapan, Alfa Beta, Bandung.

Swastha, Basu, 2003, Asas-asas Marketing,

Liberty, Yogyakarta

Swastha, Basu dan Irawan, 2003, Manajemen

Pemasaran Modern, Liberty,

Yogyakarta.

Swasta, Basu dan Irawan, 2008, Manajemen

pemasaran modern, Liberty,

Yogyakarta.

Tanujaya, Lim,2004, Promosi Dan Penjualan,

Salemba Empat, Jakarta.

26

PENGARUH CAPITAL LEASING TERHADAP PENILAIAN BARANG MODAL

DI PT. SFI CABANG LAMONGAN TAHUN 2013 – 2015

ANNITA

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prosedur pencatatan transaksi kas dan transaksi

bank dapat menunjang efektifitas pengendalian intern aktiva lancar pada toko Mitra Surya Computindo Lamongan.

Variabel independent dalam penelitian ini adalah prosedur pencatatan transaksi kas dan transaksi bank, dengan

pengendalian intern aktiva lancar sebagai variabel dependent. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif kualitatif dengan mengamati situasi sosial yang ada di tempat penelitian kemudian menentukan

beberapa narasumber sebagai sumber data dan informasi mengenai obyek penelitian dengan memberikan beberapa

pertanyaan yang relevan dengan variabel independent dan variabel dependent, jawaban yang didapatkan kemudian

dianalisa menggunakan skala Guttman.

Perhitungan koefisien reprodusibilitas dan skalabilitas pada variabel prosedur pencatatan transaksi kas

menunjukkan bahwa prosedur pencatatan transaksi kas yang diterapkan oleh toko Mitra Surya Computindo lamongan

telah sesuai dengan standar prosedur pencatatan ilmu akuntansi sebagaimana mestinya. Perhitungan koefisien

reprodusibilitas dan skalabilitas pada variabel prosedur pencatatan transaksi bank menunjukkan bahwa prosedur

pencatatan transaksi bank yang diterapkan oleh toko Mitra Surya Computindo lamongan telah sesuai dengan standar

prosedur pencatatan ilmu akuntansi sebagai mana mestinya. Pada variabel terikat dalam pengujian skala koefisien

reprodusibilitas dan skalabilitas menunjukkan hasil bahwa pengendalian intern aktiva lancar dalam kondisi yang baik.

Ini berarti bahwa “ Prosedur pencatatan transaksi kas dan transaksi bank yang diterapkan oleh toko Mitra Surya

Computindo Lamongan dapat menunjang efektifitas pengendalian intern aktiva lancar”.

Kata Kunci : Prosedur Pencatatan Transaksi Kas, Prosedur Pencatatan transaksi Bank, Pengendalian Intern Aktiva

Lancar.

ABSTRCT

The purpose of this research was to determine does the procedure of recording cash transactions and bank

transactions to support the effectiveness of internal control liquid assets of Surya Mitra Computindo Lamongan.

Independent variable in this research is a procedure of recording cash transactions and recording bank transactions,

internal control current assets as the dependent variable. The research method that used is descriptive qualitative with

the social situation be object observed in the research, and then determine some sources as a source of data and

information regarding the object of research by providing some relevant questions to the independent variable and its

dependent variable, of the answers had obtained be continue analyzed using Guttman scale. Calculating the coefficient

of reproducibility and scalability at a variable cash transaction recording procedure shows that the procedure of

recording cash transactions are implemented by Mitra Surya Computindo lamongan stores in accordance with the

standard procedures of accounting records as it should. Calculating the coefficient of reproducibility and scalability at

variable procedure of bank transaction records showed that the bank transaction recording procedures adopted by Surya

Mitra Computindo lamongan stores in accordance with the standard procedures of accounting records as it should. On

the dependent variable in the testing of the scale coefficient of reproducibility and scalability results show that the

internal control liquid assets is good condition.

Keyword : "The procedure of recording cash transactions and bank transactions are implemented by Mitra Surya

Computindo Lamongan could support the effectiveness of internal control current assets".

PENDAHULUAN

Perusahaan dalam menjalankan usaha

membutuhkan aktiva tetap dan untuk memperolehnya

perusahaan dapat menggunakan cara yang berbeda–

beda. Salah satu yang paling mudah adalah dengan cara

membelinya memperoleh aktiva tetap dengan cara

pembelian menimbulkan berbagai keuntungan dan

kerugian bagi perusahaan dan memerlukan berbagai

pertimbangan. Perusahaan perlu memikirkan apakah

dana yang ada mencukupi atau diperlukan suatu

pinjaman, dan resiko lain seperti ketinggalan zaman

sehingga tidak ekonomis lagi bila dipakai atau ada

resiko kegagalan memakai serta kemungkinan biaya

pemeliharaan yang terlalu tinggi.

Aktiva yang dapat diterapkan adalah cara leasing

berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih

27

umum diartikan sewa menyewa yaitu pembiayaan

peralatan atau barang modal untuk digunakan pada

proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Industri leasing menciptakan

konsep baru untuk mendapatkan barang modal serta

menggunakan sebaik mungkin tanpa harus membeli

atau memiliki barang tersebut. Ditinjau dari ekonomi,

leasing dapat pula dikatakan sebagai salah satu cara

untuk menghimpun dana yang terdapat didalam

masyarakat dan menginvestasikan kembali dalam

sektor-sektor ekonomi tertentu yang dianggap

produktif karena itu sarana leasing merupakan

alternatif yang baik bagi perusahaan yang kurang

modal atau hendak menghemat pemakaiaan tanpa harus

kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi

kembali dalam sektor-sektor ekonomi tertentu yang

dianggap produktif.

Perkembangan perekonomian sumber pembiayaan

tidak hanya berasal dari pinjaman kredit. Dengan

lahirnya leasing di indonesia pada tahun 1974 leasing

telah menjadi salah satu sumber pendanaan yang sangat

penting karena dengan adanya leasing suatu perusahaan

dapat memperoleh dan menggunakan alat-alat produksi

dan barang-barang modal tanpa harus membeli atau

memilikinya. Dalam realitasnya, leasing merupakan

suatu akad untuk menyewa suatu barang dalam kurung

waktu tertentu, leasing ini ada dua kategori global,

yaitu operating lease dan finansial lease. Operating

lease merupakan suatu proses menyewa suatu barang

untuk mendapatkan nilai manfaat barang yang

disewanya, sedangkan barangnya itu sendiri tetap

merupakan milik bagi pihak pemberi sewa-sewa jenis

pertama ini berpandangan dengan konsep sejarah di

dalam syariah islam yang secara hukum islam

diperbolehkan dan tidak ada masalah.

Financial leasing merupakan suatu bentuk sewa

dimana kepemilikan barang tersebut berpindah dari

pihak pemberi sewa kepada penyewa. Bila dalam masa

akhir sewa pihak menyewa tidak dapat melunasi

sewanya, barang tersebut tetap merupakan milik

pemberi sewa (perusahaan leasing) akadnya dianggap

sebagai akad sewa. Sedangkan bila pada masa akhir

sewa pihak penyewa dapat melunasi cicilannya maka

barang tersebut menjadi milik penyewa, biasanya

pengalihan pemilikan ini dengan alasan hadiah pada

akhir penyewaan, pemberian cuma-cuma atau janji dan

alasan lainnya. Intinya, dalam financial lease terdapat

dua proses akad yaitu akad sewa sekaligus beli dan

inilah sebabnya mengapa leasing bentuk ini disebut

sebagai sewa-beli leasing dalam tulisan ini

dikhususkan pada pembahasan financial leasing atau

sewa-beli ini. Leasing atau sewa guna usaha adalah

setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk

penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh

suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Dengan

melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh

barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat

langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur

setiap bulan triwulan atau enam bulan sekali kepada

pihak lessor. Munculnya lembaga leasing merupakan

alternatif yang menarik bagi para pengusaha karena

mereka saat ini cenderung menggunakan dana rupiah

tunai untuk kegiatan oprasional perusahaan. Melalui

leasing mereka bisa memperolah dan untuk membiayai

pembelian barang-barang modal dengan jangka waktu

pengembalian antara 3-5 tahun atau lebih.

Pengusaha juga memperoleh keuntungan lainnya

seperti kemudahan dalam pengurusan dan adanya hak

opsi. Suatu keuntungan lain jika ditinjau dari laporan

keuangan fiskal adalah transaksi capital lease

diperhitungkan sebagai, pembayaran lease dianggap

sebagai biaya mengurangi pendapatan kena pajak tetapi

tidak begitu halnya jika ditinjau dari segi komersial.

METODE PENELITIAN

Pengertian Penelitian dan Jenis Penelitian

1. Pengertian Penelitian

Menurut Sanapiah Faisol (2006), penelitian

adalah kegiatan untuk memeriksa masalah dengan

menggunakan metode ilmiah dalam cara yang teratur

dan sistematis untuk menemukan pengetahuan baru

bahwa kebenaran.

Menurut Narbuko dan Achmadi (2010)

mendefinisikan, penelitian adalah suatu kegiatan

untuk mencari, mencatat menganalisis sampai

menyusun laporannya.

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis data dan analisisnya metode

penelitian diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

a) Metode penelitian yang bersifat kuantitatif

Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2011),

disebut sebagai positivistic karena berlandaskan pada

filsafat positivistic. Metode ini juga dikenal sebagai

metode ilmiah atau metode scientific karena telah

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris,

objektif, terukur, rasional, dan sistematis, karena

proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola).

b). Metode penelitian yang bersifat kualitatif

Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono

(2011), sering disebut metode penelitian naturalistic

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang

ilmiah, metode ini lebih banyak digunakan untuk

penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode

kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya

lebih bersifat kualitatif .

28

Y = a + b1X1 + e

Kerangka Kerja

Gambar 2.1 Kerangka Kerja

Penentuan Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010) menerangkan bahwa

terdapat perbedaan yangmendasar dalam pengertian

antara populasi dan sampel dalam penelitian

kuantitatif dan kualitatif.

Menurut Jogianto (2007), Terdapat dua jenis

populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tak

terbatas (tak terhingga). Populasi terbatas yaitu

mempunyai sunber data yang jelas batasnya secara

kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.

Sedangkan populasi tak terbatas yaitu sumber datanya

tidak dapat di tentukan batasan-batasannya sehingga

relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.

2. Sampel

Menurut Wahyudi (2010), sampel merupakan

bagian populasi yang terwakili dan akan diteliti

atau sebagian jumlah dari karakteristik yang

dimiliki oleh populasi yang terwakili, dimana

criteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya

sampel yang akan digunakan. Kriteria inklusi

merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat

mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi

syarat sebagai sampel.

Variabel Penelitian

Variabel

Menurut Sekaran ( 2005 ), variabel adalah

apapun yang dapat membedakan atau membawa

variasi nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai

waktu untuk obyek atau orang yang sama, atau

pada waktu yang sama,Variabel yang digunakan

oleh peneliti dalam judul “Pengaruh Capital Leasing

Terhadap Penilaian Barang Modal Pada PT. SFI

Cabang Lamongan adalah:

a. Independent Variabel (X)

Independent variabel (X) atau variabel bebas adalah

variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi

variabel yang lain. Dalam penelitian ini ada satu

variabel bebas yaitu: Capital Leasing (X).

b. Dependent Variabel (Y)

Dependent variabel (Y) atau variabel terikat adalah

variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh

variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat satu

variabel terikat yaitu: Penilaian Barang Modal (Y).

Variabel Operasional

Gambar 2.2 Variabel Operasional

Metode Analisa Data

Uji Statistik

Analisa Regresi sederhana

Sugiono (2007) Uji Regresi sederhana digunakan

untuk mengukur pengaruh lebih dari satu variabel

predictor (variabel bebas) dan terhadap variabel

terikat.

Rumus :

Dimana :

Y = Penilaian Barang Modal

29

a = Konstanta

b1 = Koefisien Korelasi

X = Capital Leasing

Untuk memperkuat pelaksanaan perhitungan regresi

linier sederhana tersebut diatas maka perlu dilakukan

beberapa uji hipotesis yaitu uji t.

a. Uji t

Sugiono (2007) Digunakan untuk mengetahui apakah

secara individu variabel bebas mempunyai pengaruh

yang nyata atau tidak terhadap variabel terikat.

Rumus :

t hitung = ai

Sai

Dimana:

ai = Koefisien Regresi

Sai = Standart eror Koefisiensi Regresi

Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:

Rumus hipotesisnya:

Ho = r = 0, tidak ada pengaruh antara X terhadap Y.

HI = r ≠ 0, ada pengaruh antara X dan Y.

Kreteria pengujian

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan HI

diterima.

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan HI

ditolak.

Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Kuncoro (2011) Uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel dependen memiliki distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah data normal

atau mendekati normal. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji P-P Plot.

Pengambilan keputusan mengenai normalitas

adalah sebagai berikut :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak

mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi tidak normalitas.

b) Uji Heteroskedastisitas

Kuncoro (2011) Uji heteroskedastisitas

bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Untuk uji heteroskedastisitas pada

penelitian ini dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel dependen dengan residualnya, dengan

dasar analisis sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar, kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu

Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Taraf Signifikan (α)

Untuk menentukan penerimaan atau penolakan H0

didasarkan pada taraf signifikan (α) 5% dengan

kriteria:

a. H0 tidak dapat ditolak atau diterima apabila taraf

signifikan > 0,05. Hal ini berarti hipotesis

alternatif ditolak (hipotesis yang menyatakan

variabel bebas berpengaruh terhadap variabel

terikat ditolak).

b. H0 ditolak apabila taraf signifikan < 0,05. Hal ini

berarti hipotesis alternatif diterima atau hipotesis

yang menyatakan variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat diterima.

Pembacaan Uji Statistik

a. Pengaruh variabel independent dan variabel

dependen diuji dengan tingkat kepercayaan

(convidence interval) 95 % atau α =5 %

b. Jika t hitung < t tabel , maka H0 diterima dan Ha

ditolak, dan

Jika t hitung > t tabel , maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

HASIL PENELITIAN

Penyajian Data

Data Variabel Bebas (X)

Dalam penelitian ini Capital Leasing dianalisis

mulai tahun 2013-2015 dan tiap tahunnya diperinci

menjadi 12 bulan sesuai tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Data Variabel Bebas (X)

Data Variabel Terikat (Y)

30

Dalam penelitian ini Barang Modal dianalisis

mulai tahun 2013-2015 dan tiap tahunnya diperinci

menjadi 12 bulan sesuai tabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Data Variabel Terikat (Y)

Analisis Data

Hasil dari uji statistik pada laporan leasing dan laporan

baranng modal PT. SFI Cabang Lamongan dari tahun

2013-2015 (36 bulan) dapat dilihat pada tabel dibatwah

ini :

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Sebagai dasar bahwa uji t mengasumsikan

bahwa nilai residu mengikuti distribusi normal.

Gambar 3.1 P-P Plot of Regression Standardized

Residual

Berdasarkan gambar 3.1 P-P Plot of Regression

Standardized Residual Dependent Variable dapat di

lihat bahwa data menyuebar dan mengikuti garis

diagonal, maka dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data menunjukkan pola distribusi normal. Maka

model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variabel dari residual satu pengamatan kepengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan

kepengamatan yang lain tetap maka disebut

homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas

dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik

scatterplot.

Dasar analisis heteroskedastisitas adalah jika ada

pola tertentu, titik-titik membentuk pola tertentu yang

teratur, maka terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak

ada pola titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka

nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas

Gambar 3.2 Scatterplot Dependent Variable

Berdasarkan gambar 3.2 Scatterplot Dependent

Variable diatas dapat dilihat titik-titik tidak

membentuk pola tertentu dan titik-titik menyebar diatas

dan dibawah angka nol pada sumbu Y sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini

tidak mengandung heteroskedastisitas.

Regresi Linier Sederhana

Uji Hipotesis t

31

No Indikator

Pertanyaan

Koefisi

en

Regresi

(B)

T

hitung

Ttabel Sig

1 Constanta (a) 19.977 3,4

36

2,03

2

0,0

02

2 Capital

Leasing

0,547 3,5

02

2,03

2

0,0

01

Tabel 4.3 Uji Hipotesis t pengaruh capital leasing

terhadap penilaaian barang modal

Dari hasil olah data pada tabel 4.3 diketahui

thitung yang diperoleh sebesar 3,502 dan ttabel sebesar

2,032 dimana thitung>ttabel dan tingkat signifikasi

adalah 0,001<0,05 Ha diterima dan Ho ditolak

sehingga capital leasing mempunyai pengaruh terhadap

penilaian barang modal.

Tingkat signifikan uji tadalah Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti capital leasing berpengaruh

terhadap penilaian barang modal.

PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan peneliti dengan

menggunakan metode kuantitatif statistik dan

perhitungan analisis regresi liniear sederhana melalui

uji t.

Nilai thitungyang diperoleh sebesar 3,502 dan ttabel

sebesar 2,032 dimana thitung>ttabel dan tingkat signifikasi

adalah 0,001 <0,05Ha diterimadan Ho ditolak sehingga

capital leasing mempunyai pengaruh terhadap

penilaian barang modal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh capital

leasing terhadap penilaian barang modal di PT. SFI

cabang Lamongan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti pada kantor Suzuki Finance Indonesia

Cabang Lamongan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

Berdasarkan uji hipotesis t diketahui thitung yang

diperoleh sebesar 3,502 dan ttabel sebesar 2,032 dimana

thitung>ttabel dan tingkat signifikasi adalah 0,001 < 0,05

Ha diterima dan Ho ditolak sehingga capital leasing

mempunyai pengaruh terhadap penilaian barang modal.

Saran

Saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian yang

didapat sebagai berikut :

1. Barang modal yang di lease tidak dapat

dicantumkan sebagai unsur aktiva untuk tujuan

“Collateral Credit” dari bank, yaitu “Trade

Creditor” mungkin akan menilai perusahaan

tersebut memiliki posisi keuangan yang lemah.

Untuk itu Perusahaan Leasing dalam pelaporan dan

pengungkapan transaksi capital leasing harus sesuai

dengan PSAK No 30.

2. Resiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya

tanggung jawab yang menuntut pihak ketiga jika

terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang orang

lain yang disebabkan oleh “lease property”

tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin bahwa

barang lease tersebut bebas dari berbagai ikatan

atau kepentingan-kepentingan lainnya. Untuk itu

Perusahaan Leasing harus menggunakan kebijakan-

kebijakan untuk mencegah terjadinya kerugian.

DAFTAR PUSTAKA

Albertus. 2006. Pendidikan Karakter Stategi Mendidik

Anak di Zaman Global. PT. Grasino.

Jakarta.

Amin Wijaya. 2005. Aspek Yuridis Dalam Leasing.

Rineka Cipta. Jakarta.

Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan. Edisi Keempat . BPFE.

Yogyakarta.

Fauzi. 2013. Libatkan Rakyat dalam Pengambilan

Kebijakan. Forum.LSM. Yogyakarta.

Fred Skousen .2006. Akuntansi Manajemen, Informasi

untuk Pengambilan Keputusan

Manajemen. Gramedia. Jakarta.

Gendro, Wiyono. 2006. Merancang penelitian bisnis

dengan alat analisis. TIM

YKPN.Yogyakarta.

Hidayat. 2007. Cara Praktis Membangun Website

Gratis. PT Elex Media Komputindo

Kompas, Granedia. Jakarta.

James D. 2004. Akuntansi Intermediate, Edisi Lima

Belas. Salemba Empat. Jakarta.

M Hanafi. 2005.Analisis Laporan Keuangan. Edisi

Ketiga. Upp Stim Ykpn. Yogyakarta.

M Smith. 2005. Intermediate Accountin. Eight Edition.

South Western Publishing Company,

Cincinnati, Ohio.

Notoadmodjo. 2006. Metodologi penelitian kesehatan.

Rineka cipta. Jakarta.

R. Subekti. 2005. Jaminan-Jaminan Untuk

Memberikan Kredit Menurut Hukum

Indonesia. Citra Aditya Bakti. Jakarta.

32

S Munawir. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Edisi

Kedua. YPKN. Yogyakarta.

Sanapiah Faisol. 2006. Format-format penelitian

social. Raja grafindo persada. Jakarta.

Sekara. 2005. Research Methods For Business. A Skill

Building Approach, Secon Edition,

John Willey & Sons, Inc. New York.

Stice. 2007. Akuntansi Keuangan Intermediate

Accounting. Edisi Enam Belas.

Salemba Empat. Jakarta.

Sri Soedewi. 2005. Beberapa Masalah Pelaksanaan

Lembaga Jaminan Khususnya Fidusia

di Dalam Praktek dan Pelaksanaannya

di Indonesia. Fakultas Hukum UGM.

Yogyakarta.

Sugiyono. 2011. Metode penelitian pendekatan

kuantitatif ,kualitatif dan R&D.

Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi.

Alfabeta. Bandung.

Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga

Keuangan Lain. Salemba empat. Jakarta.

33

` PENGARUH REKRUTMEN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIKOPERASI

JASA KEUANGAN SYARIAH BEN IMAN LAMONGAN

ABDUL MAJID

ABSTRAK

Rekrutmen adalah proses menarik orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas

pekerjaan yang belum terisi. Kompensasi adalah semua jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan uang yang

diberikan kepada karyawan secara layak dan adil atas jasa mereka dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan

mengetahui pengaruh rekrutmen dan kompensasi terhadap kinerja karyawan maka pihak manajemen akan mampu

mengidentifikasi sistem rekrutmen dan pemberian kompensasi mana yang akan mendorong dan menurunkan kinerja

karyawan. Contohnya seperti pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Ben Iman Lamongan.

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel rekrutmen dan

kompensasiterhadapkinerja karyawan KJKS BEN IMAN Lamongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan KJKS BEN

IMAN Lamongansebanyak 23 orang. Jumlah sampel penelitian yang digunakan sebanyak 23 orang dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan skala likert. Analisis data

menggunakan uji korelasi ganda dan uji asumsi klasik.

Hasil penelitian pada analisis data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara rekrutmen

terhadap kinerja karyawan dengan thitung < ttabel (1,056<2,079) dan taraf signifikansi 0,298> 0,05. Terdapat hubungan

yang signifikan antara kompensasi terhadap kinerja karyawan dengan thitung > ttabel(4,282>2,079) dan taraf

signifikansi 0,000< 0,05. Kemudian rekrutmen dan kompensasi terhadap kinerja karyawan dapat diketahui

bahwafhitung > ftabel (11,429>3,49) dan taraf signifikansi 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwarek rutmen

dan kompensasi secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan KJKS BEN IMAN Lamongan.

Kata kunci: rekrutmen, kompensasi, dan kinerja karyawan.

PENDAHULUAN

Keberhasilan ataupun kegagalan suatu organisasi

atau unit kerja melaksanakan tugas dan fungsinya

sangat berhubungan erat dengan pelaku-pelaku

organisasi tersebut, atau dengan kata lain sumber daya

manusia mempunyai peran strategis sebagai penentu

berhasil tidaknya pencapaian kinerja dalam suatu

organisasi.

Menurut Sukirno (2004:98) Recruitment

(Pengadaan) adalah proses menarik orang-orang yang

memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas

pekerjaan yang belum terisi.

Program rekrutmen yang dirancang dengan baik

akan dapat memberikan pengaruh positif terhadap

peningkatan komitmen pegawai, peningkatan

produktivitas pegawai dan kualitas kerja. Dalam al-

qur’an telah diterangkan bahwa dalam menyeleksi para

calon tenaga kerja haruslah memilih mereka yang

memiliki kekuatan, baik kekuatan fisik maupun non

fisik tergantung jenis pekerjaan dan memiliki sifat

amanah (dapat dipercaya).

Menurut Hasibuan (2012:118), kompensasi

adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang

langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan

sebagai imbalan balas atas jasa yang diberikan kepada

perusahaan. Program kompensasi harus ditetapkan atas

asas adil dan layak serta dengan memperhatikan

undang-undang perburuhan yang berlaku.

Menurut Sutrisno (2010:187), Kompensasi adalah

semua jenis penghargaan yang berupa uang atau bukan

uang yang diberikan kepada karyawan secara layak dan

adil atas jasa mereka dalam mencapai tujuan

perusahaan

Dengan mengetahui pengaruh rekrutmen dan

kompensasi terhadap kinerja karyawan maka pihak

manajemen akan mampu mengidentifikasi sistem

rekrutmen dan pemberian kompensasi mana yang akan

mendorong dan menurunkan kinerja karyawan.

Perusahaan jasa dibidang keuangan merupakan usaha

yang terkait langsung dengan usaha jasa pelayanan dan

produk. Dan tentu akan lebih banyak dan lebih

komplek hal yang mempengaruhi kinerja karyawannya

contohnya seperti pada Koperasi Jasa Keuangan

Syariah Ben Iman Lamongan.

KJKS Ben Iman merupakan institusi keuangan

yang berskala lokal dengan orientasi kegiatan bisnis

yang lebihdiarahkan kepada usaha berskala mikro kecil

dan menengah pada berbagai sektor, sesuai misi

pendirian. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Ben Iman

34

terletak di pusat kota Lamongan yakni di JalanVeteran

no.80Lamongan.

Sasaran utama kegiatan Koperasi Jasa Keuangan

Syariah Ben Iman Lamongan berupa pengumpulan

maupun penyaluran dana kepada masyarakat di sekitar

lokasi usaha KJKS Ben Iman baik muslim maupun non

muslim yang terdiri dari masyarakat golongan ekonomi

lemah, pengusaha menengah dan kecil, tokoh

masyarakat dan Ulama juga masyarakat potensial

lainnya

METODE PENELITIAN

Pengertian Penelitian dan Jenis Penelitian

Pengertian Penelitian

Menurut Yvonne dan Robert (2013:5) penelitian

adalah sebuah aktivitas yang memberikan kontribusi

dalam memahami fenomena yang menjadi perhatian.

Menurut Sugiyono (2011:1) mengatakan bahwa

penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Jenis Penelitian

Menurut Lexy J., Moleong, (2000:44) jenis-jenis

penelitian data ada dua yaitu :

a. Penelitian kuantitatif adalah analisa yang

menggunakan alat analisa bersifat kuantitatif, dimana

alat yang digunakan berupa model-model (ex.

Matematika) dengan hasil yang disajikan berupa

angka-angka yang kemudian diuraikan/dijelaskan atau

diinterpretasikan dalam suatu uraian.

b. Penelitian kualitatif adalah analisa kualitatif

terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti

pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar

membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka

yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan

penafsiran.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah jenis penelitian menggunakan deskriptif

kuantitatif yaitu mempelajari fakta-fakta yang sudah

ada. Prosesnya berupa mendeskripsikan dengan cara

menginterpretasikan data yang telah diolah.

Kerangka Kerja

Menurut Sugiyono (2008:246) kerangka kerja

adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja

yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan

bagaimana hubungan diantara variabel-variabel

tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan

indikator untuk mengukur variabel-variabel yang

bersangkutan.

Gambar 2.1 Kerangka Kerja

Penentuan Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono berpendapat (2012:117) bahwa populasi

merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan menurut Arikunto (2006: 108)

populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat dipahami

bahwa populasi adalah keseluruhan objek atau subjek

yang mempunyai karakter atau sifat yang dimiliki oleh

objek atau subjek tersebut yang kemudian ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik suatu

kesimpulan tertentu mengenai sekumpulan objek yang

lengkap”.

2. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2012:81) Teknik Sampling

adalah merupakan teknik pengambilan sampel secara

tepat untuk tujuan penelitian. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik total sampling yaitu

teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel

sama dengan populasi.

35

Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81), sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Penelitian dilakukan terhadap sampel

yang mewakili populasinya.

Variabel Penelitian

Variabel

Menurut Sugiyono (2012:61) Variabel penelitian

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Untuk memberikan penjelasan yang kongkrit

terhadap variabel yang digunakan, maka dilakukan

identifikasi variabel yang terdapat dalam model

analisis sebagai berikut:

a. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel terikat.

Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini

adalah:

X1 = Rekrutmen

X2 = Kompensasi

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah Y = Kinerja karyawan

Metode Analisa Data

Uji Statistik

1. Analisa Regresi Linier Berganda

Uji Regresi Linier Berganda digunakan

untuk mengukur pengaruh lebih dari satu variabel

predictor (variabel bebas) dan terhadap variabel

terikat.

Rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana

Y = Kinerja Karyawan

a = Konstanta

b1b2 = Koefisien Korelasi

X1 = Rekrutmen

X2 = Kompensasi

e = Faktor Pengganggu

Untuk memperkuat pelaksanaan perhitungan regresi

linier berganda tersebut di atas maka perlu

dilakukan beberapa uji hipotesis sebagai berikut :

a. Uji F

Digunakan untuk mengetahui pengaruh secara

keseluruhan dari variabel bebas terhadap variabel

terikat.

b. Uji t

Digunakan untuk mengetahui apakah secara

individu variabel bebas mempunyai pengaruh yang

nyata atau tidak terhadap variabel terikat.

c. Uji Asumsi Klasik

Digunakan agar dapat menghasilkan estimator

linier yang akurat dan mendekati atau samadengan

kenyataan.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Sebagai

dasar bahwa uji t dan uji F mengasumsikan

bahwa nilai residu mengikuti distribusi normal.

Jika asumsi ini dilanggar maka model regresi

dianggap tidak valid dengan jumlah sampel

yang ada. Untuk menguji normalitas model

regresi tersebut yaitu dengan analisis grafik

(normal P-P plot) dan analisis statistik (analisis

Z skor skewness dan kurtosis) one sample

Kolmogorov-Smirnov Test.

2) Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dimaksudkan

untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara

anggota serangkaian data yang diurutkan

menurut waktu atau ruang. Hal ini mempunyai

arti bahwa suatu tahun tertentu dipengaruhi oleh

tahun sebelumnya menyebabkan uji F dan uji t

menjadi tidak akurat. Gejala autokorelasi

mengakibatkan hasil analisis regresi tidak lagi

efisien atau varian tidak lagi maksimum. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi,

dapat dilakukan uji “Durbin Watson” dengan

ketentuan sebagai Berikut :

D – W < 1,08 = terdapat autokorelasi

1,08 < D – W < 1,66 = tanpa kesimpulan

1,66 < D – W < 2,34 = tidak terdapat

autokorelasi

2,34 < D – W < 2,92 = tanpa kesimpulan

D – W > 2,92 = terdapat autokorelasi

3) Uji Heterokedastisitas

Gejala heterokedastisitas terjadi

sebagai akibat ketidaksamaan data, atau

bervariasinya data yang diteliti. Salah satu cara

untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya

gejalah tersebut adalah dengan menggunkan uji

korelasi rank spearman dengan teknik pengujian

menggunakan uji t. Apanila nilai t hitung lebih

kecil daripada t tabel, berarti tidak terjadi gejala

36

heterokedastisitas. Sebaliknya apabila t hitung

lebih besar dari t tabel, berarti terjadi gejala

heterokedastisitas.

4) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas menunjukkan korelasi

antar variabel bebas dalam persamaan regresi

yang menyebabkan standar error menjadi tinggi

dan sensitive terhadap perubahan data, sehingga

koefisien regresi menjadi kurang teliti dan

tingkat signifikansi yang salah juga semakin

besar. Cara mengetahui ada atau tidaknya

gejalah multikolinieritas antara lain dengan

melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF),

apabila VIF kurang dari 10 maka dinyatakan

tidak multikolinieritas.

Taraf Signifikan (α)

Untuk menentukan penerimaan atau penolakan H0

didasarkan pada taraf signifikan (α) 5% dengan

kriteria:

a. H0 diterima apabila taraf signifikan > 0,05. Hal

ini berarti hipotesis alternatif ditolak atau

hipotesis yang menyatakan Rekrutmen dan

Kompensasi berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan Pada KJKS Ben Iman Lamongan

ditolak.

b. H0 ditolak apabila taraf signifikan < 0,05. Hal

ini berarti hipotesis alternatif diterima atau

hipotesis yang menyatakan Rekrutmen dan

Kompensasi berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan Pada KJKS Ben Iman Lamongan

diterima.

Pembacaan Uji Statistik

a. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan

diterima atau ditolak digunakan statistik F (F

test) , jika Fhitung < Ftabel ,maka H0 diterima dan

Ha ditolak ini berarti Rekrutmen dan

Kompensasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan Pada KJKS Ben Iman Lamongan,

dan Jika Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak dan Ha

diterima ini berarti Rekrutmen dan Kompensasi

berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Pada

KJKS Ben Iman Lamongan.

b. Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan Ha

ditolak ini berarti Rekrutmen dan Kompensasi

tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Pada KJKS Ben Iman Lamongan, dan Jika thitung

> ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima ini

berarti Rekrutmen dan Kompensasi berpengaruh

terhadap Kepuasan Konsumen Pada Distro

Oldcity Lamongan.

Piranti Alat yang Digunakan Untuk Menganalisis

Untuk perhitungan penelitian ini peneliti menggunakan

bantuan program SPSS (Statistical Package for Social

Science) for windows versi 18.0.

HASIL PENELITIAN

Penyajian Data

Tanggapan Responden

Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang

disebarkan adalah 23 eksemplar kuesioner kepada

karyawan dan menghasilkan data sebagai berikut:

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jeni Kelamin Jumlah

(orang)

%

1 Laki-Laki 14 59,5%

2 Perempuan 9 40,5%

Jumlah 23 100%

Tabel 3.1 Data Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden

yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang dan

yang berjenis perempuan berjumlah 9 orang. Dari

keterangan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden adalah laki-laki.

Data Responden Berdasarkan Usia

Hasil penelitian berdasarkan mengenai data pribadi

responden berdasarkan usia akan disajikan pada tabel

dibawah ini:

No Usia Jumlah

(Orang)

%

1 20 -30 10 54,8

2 31 – 40 9 33,3

3 41 – 50 4 11,9

Jumlah 23 100

Tabel 3.2 Data Responden Berdasarkan Usia

Dari tabel 3.2 diatas, diketahui bahwa dari 23

responden pada usia 20 – 30 tahun 10 orang, usia 31 –

40 tahun sebanyak 9 orang dan yang diatas usia 40

tahun 4 orang. Dapat diambil gambaran secara umum

dari bagian besar responden berada pada usia 20 – 30

tahun.

37

Tanggapan Responden atas Variabel Bebas

1. Rekrutmen (X1)

Tabel 3.3 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban

Responden Variabel Rekrutmen

Dari tabel 3.3 di atas menunjukkan rata-rata prosentase

responden yang menjawab sangat setuju sejumlah 31%,

menjawab setuju sejumlah 45%, menjawab netral

sejumlah 24%. Hal ini menunjukkan bahwa Rekrutmen

di Koperasi Syariah BEN IMAN tergolongbaik.

2. Kompensasi (X2)

Tabel 3.4 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden

Variabel Kompensasi

Dari tabel 3.4 di atas menunjukkan bahwa rata-rata

prosentase responden menjawab sangat setuju

berjumlah 47%, menjawab setuju berjumlah 43%,

menjawab netral berjumlah 10%. Hal ini menunjukkan

bahwa Kompensasi di Koperasi Syariah BEN IMAN

tergolong sangat baik.

1. Keputusan Pembelian

Tabel 3.5 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Responden

Variabel Keputusan Pembelian

Dari tabel 3.5 di atas menunjukkan rata-rata

prosentase responden yang menjawab sangat setuju

sejumlah 48%, menjawab setuju sejumlah 18%,

menjawab netral sejumlah 33%. Hal ini menunjukkan

bahwa Kebijakan Harga di JS Komputer tergolong

baik.

Analisis Data

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisa regresi linier berganda menggunakan

program SPSS untuk mengukur ada tidaknya pengaruh

antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan

persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Kinerja Karyawan = 4,949+ 0,161X1 + 0,606X2+ e

Dari persamaan hasil regresi di atas mempunyai

arti yang dapat disampaikan sebagai berikut :

X1 (Rekrutmen) = 0,161

Artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel

Rekrutmen dalam satu satuan, maka dapat

meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 0,161 dimana

faktor lainnya dalam keadaan konstan atau nol.

X2 (Kompensasi) = 0,606

Artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel

Kompensasi dalam satu satuan, maka dapat

38

meningkatkan Kinerja Karyawan sebesar 0,606 dimana

faktor lainnya dalam keadaan konstan atau nol.

Uji F

Digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan tabel diatas nilai fhitung > ftabel

(11,429> 3,49) dan taraf signifikansi 0,000< 0,05 maka

Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa ada

pengaruh Rekrutmen dan Kompensasi terhadap Kinerja

Karyawan.

Uji t

Digunakan untuk mengetahui apakah secara

parsial variabel bebas mempunyai pengaruh yang nyata

atau tidak terhadap variabel terikat.

df = n - 2

df : degree of freedom

n : jumlah sampel

maka df = 23 – 2 = 21

a. Pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan tabel diatas nilai thitung < ttabel

(1,056<2,079) dan taraf signifikansi 0,298> 0,05 maka

Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya bahwa tidak

ada pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan.

b. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja

Karyawan

Berdasarkan tabel diatas nilai thitung > ttabel

(4,282 >2,079) dan taraf signifikansi 0,000< 0,05 maka

Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa ada

pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan.

Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal.

Gambar 3.1 P-P Plot of Regression Standardized

Residual

Dari gambar normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual DependentVariable dapat di

lihat bahwa sebaran data membentuk satu garis lurus

diagonal, maka dengan demikian dapat di simpulkan

bahwa data terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adannya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel

independen.Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat

dari nilai tolerance dan Varince Inflation Factor (VIF),

jika nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF> 10 berarti

terdapat multikolinieritas.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai

Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing

variabel independent tidak memiliki nilai yang lebih

dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model

regresi dalam penelitian ini tidak mengandung

multikolinearitas.

39

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap.

Gambar 3.2 Scatterplot Dependent Variable Y

Dari gambar Scatterplot Dependent Variable

dapat di lihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada

sumbu Y, maka dengan demikian dapat di simpulkan

bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan peneliti dengan

menggunakan metode kuantitatif statistik dan

perhitungan analisis regresi liniear berganda melalui uji

f dan uji t, dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan.

Berdasarkan olah data diatas nilai thitung < ttabel

(1,056<2,079) dan taraf signifikansi 0,298> 0,05 maka

Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya bahwa tidak

ada pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan.

Pendapat Schuler (1987) yang mengemukakan

bahwa efektivitas rekrutmen atau kegiatan rekrutmen

yang dilakukan dengan baik akan membantu

lembaga/sekolah dalam memperoleh tujuan umum

yang meliputi produktivitas kerja, kualitas kehidupan

kerja dan kepatuhan kerja. Pengaruh yang dihasilkan

oleh variabel rekrutmen adalah sebesar 23.3%,

menunjukkan bahwa variabel rekrutmen bukan satu-

satunya faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

kepala sekolah, tetapi masih ada faktor atau variabel

lain yang mempengaruhinya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ari Kusyono dengan judul “Pengaruh

Rekrutmen dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan”

pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Rekrutmen

dinyatakan tidak berpengaruh terhadap kinerja

karyawan PT. Personal Alin Daya wilayah Sumbagut

Sumatra Utara.

Dari hasil olah data dan pembahasan dari teori

peneliti berpendapat bahwa semakin banyaknya

karyawan menyebabkan kinerja karyawan semakin

menurun.

2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan.

Berdasarkan olah data diatas nilai thitung >

ttabel(4,282>2,079) dan taraf signifikansi 0,000< 0,05

maka Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa

ada pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja

Karyawan.

3. Pengaruh Rekrutmen dan Kompensasi Terhadap

Kinerja Karyawan.

Berdasarkan olah data diatas nilai fhitung > ftabel

(11,429>3,49) dan taraf signifikansi 0,000< 0,05 maka

Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya bahwa ada

pengaruh Rekrutmen dan Kompensasi Terhadap

Kinerja Karyawan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh Rekrutmen Terhadap Kinerja

Karyawan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BEN

IMAN Lamongan.

2. Ada pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja

Karyawandi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BEN

IMAN Lamongan.

3. Ada pengaruh Rekrutmen dan Kompensasi

Terhadap Kinerja Karyawandi Koperasi Jasa

Keuangan Syariah BEN IMAN Lamongan.

Saran

Saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian

yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan Rekrutmen terus ditingkatkan dengan

pemberian motivasi sehingga dapat meningkatkan

Kinerja Karyawan.

2. Hasil penelitian ini supaya bias memberikan

pengetahuan tentang penerapan pengaruh

rekrutment dan kompensasi terhadap kinerja

karyawan, dan mengimplementasikan pendidikan

yang didapat di perguruan tinggi.

3. Hasil penelitian ini semoga bias sebagai penerapan

pengaruh rekrutment dan kompensasi terhadap

kinerja karyawan bagi mahasiswa dan juga dapat

dijadikan sebagai tambahan referensi

perpustakaan.

40

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, 2005, Metodologi Penelitian

kuantitatif, Kencana Prenadamedia Group,

Jakarta.

Desler, Gary, 2009, Manajemen Sumber Daya

Manusia, PT. Indeks Anggota IKAPI, Jakarta.

Dharmawan, I Made Yusa, 2011, Pengaruh

Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Non Fisik

Terhadap Disiplin Dan Kinerja Karyawan

Hotel Nikki Denpasar, Tesis, Jurusan

Manajemen Universitas Udayana Denpasar.

Dito, Anoki Herdian, 2010, Pengaruh Kompensasi

Terhadap Kinerja Karyawan PT. Slamet

Langgeng Purbalingga Dengan Motivasi

Kerja Sebagai Variabel Intervening, Skripsi,

Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro.

Fuadina, Nur, 2014, Pengaruh Rekrutmen Dan

Pengembangan Karyawan Terhadap

Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan

Kjks Bmt Muamalat Limpung, Skripsi, Jurusan

Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam UIN Walisongo Semarang.

Handoko, T. Hani, 1988, Manajemen Personalia dan

Sumber Daya manusia, BPFE, Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu S.P, 2000, Manajemen Sumber

Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Kasenda, Ririvega, 2013, Kompensasi Dan Motivasi

Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan

Pada PT. Bangun Wenang Beverages

Company Manado, Jurnal EMBA Vo.1 No.3

ISSN 2303-1174.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2013, Manajemen

Sumber Daya Manusia perusahaan, PT.

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mangkuprawira, Sjafri, 2002, Manajemen Sumber

Daya Manusia Strategik, Ghalia Indonesia,

Bogor.

Manullang, Marihot, 2001, Manajemen Personalia,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Martoyo, Susilo, 1994, Manajemen Sumber Daya

Manusia, BPFE, Yogyakarta.

Mathis, Robert L, 2011, Human Resource Management

(Manajemen Sumber Daya Manusia),

Salemba Empat, Jakarta.

Meldona, 2012, Perencanaan Tenaga Kerja Tinjauan

Integratif, UIN Maliki Press,Malang.

Moehariono, 2010, Pengukuran Kinerja Berbasis

Kompetensi, Ghalia Indonesia, Bogor.

Mondiani, Tria, 2012, Pengaruh Kepemimpinan

Transformasional Dan Kompensasi Terhadap

Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) UPJ

Semarang, Jurnal Administrasi Bisnis Volume

I Nomor 1.

Mondy, Wayne R, 2008, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Erlangga, Jakarta.

Muryanto, Eko, 2011, Pengaruh Kompensasi Terhadap

Kinerja Dengan Motivasi Kerja Sebagai

Variabel Moderating pada kantor

pengawasan dan pelayanan bea dan cukai tipe

Madya Se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

Yogyakarta, Skripsi, Jurusan Akutansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Patimah, Siti, 2003, Pengaruh rekrutmen dan seleksi

terhadap kinerja kepala madrasah ibtidaiyah

negeri (min) sekota bandar lampung, Jurnal

Ilmiah PEURADEUN Vol.3 No.1, Januari

2015 ISSN 2338-8617.

Prawirosentono, Suyadi, 1999, Manajemen Sumber

Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan,

BPFE, Yogyakarta.

Priyatno, Dwi, 2008, Mandiri Belajar SPSS,

MediaKom, Yogyakarta.

Rahmawati, Kartika Tri, 2009, Pengaruh Kompensasi

Terhadap Kinerja Karyawan Pada Asuransi

Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912

Cabang Pasuruan Kota, Skripsi, Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi UIN Maulana

Malik Ibrahim Malang.

Riani, Asri Laksmi, 2011, Budaya Organisasi, Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Ristiana, Nunung, 2012, Pengaruh Kompensasi,

Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Guru Tidak Tetap

(GTT)pada SD/MI Kabupaten Kudus, Skripsi,

41

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

Saydam, Gouzali, 1996, Manajemen Sumber Daya

manusia, Djambatan, Jakarta.

Schuler, Randall S, 1996, Manajemen Sumber Daya

Manuisa, Erlangga, Jakarta.

Siagian, Sondang P, 1997, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Siregar, Syofian, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif:

di lengkapi dengan perbandingan perhitungan

manual & SPSS, Kencana Prenadamedia

Group,Jakarta.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta,

Bandung.

Sugiyono, 2012, Metode Pendidikan Pendekatan

Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Alfabeta, Bandung.

Sutrisno, Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya

Manusia, Kencana Prenadamedia Group,

Jakarta.

Wibawanti, Vina Rani, 2009, Pengaruh Gaji Terhadap

Motivasi Kerja Karyawan pada Karyawan

Home Industri Kripik Buah ‘’Aisyah’’ Batu,

Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang.

Wibowo, 2011, Manajemen Kinerja, PT. RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

42

Uraian

PENGARUH TAX AMNESTY, PERTUMBUHAN EKONOMI, KEPATUHAN WAJIB

PAJAK, DAN TRANSFORMASI KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL

PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK TAHUN PAJAK 2015

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LAMONGAN

RINA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan membuktikan secara empiris pengaruh tax amnesty, pertumbuhan ekonomi, kepatuhan

wajib pajak, dan transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak terhadap penerimaan pajak. Penelitian

ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dan diukur

dengan menggunakan skala likert. Populasi penelitian adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Lamongan sebanyak 47.528 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin

diperoleh jumlah minimal sampel wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

lamongan sebanyak 100 orang. Metode pemilihan sampel menggunakan insidental sampling, yaitu siapa yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti digunakan sebagai sampel serta cocok sebagai sumber data. Teknik analisis data

yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial dan simultan tax amnesty, pertumbuhan ekonomi,

kepatuhan wajib pajak, dan transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan pajak.

Kata Kunci: tax amnesty, ekonomi, pajak, transformasi kelembagaan.

PENDAHULUAN Pajak merupakan sumber pendapatan

negara yang sangat penting bagi

pelaksanaan dan peningkatan

pembangunan nasional untuk mencapai

kemakmuran dan kesejahteraan

masyarakat. Menurut Mardiasmo (2009),

pajak diartikan sebagai pungutan yang

dilakukan oleh negara kepada warga

negaranya berdasarkan undang-undang,

dimana atas pungutan tersebut negara tidak

memberikan kontraprestasi langsung kepada

warga negaranya. Dominasi pajak dalam

penerimaan negara harus disambut baik,

karena melalui pajak kemandirian negara

dalam membiayai pembangunan dan

pemerintahannya diharapkan dapat

tercapai. Segala biaya pembangunan dan

pengembangan yang dilakukan oleh negara

berasal dari masyarakat sendiri, bukan dari

bantuan negara lain. Keadaan ini

berdampak pada kemandirian negara yang lebih

kuat sehingga negara tidak

bergantung pada negara lain dalam

pembiayaan pembangunan dalam

negaranya. Hal ini menunjukkan bahwa

penerimaan pajak memiliki peran strategis

sehingga harus mendapatkan perhatian penting

dari pemerintah.

Penerimaan negara dari sektor pajak

adalah penerimaan negara yang paling

besar. Hal ini dibuktikan pada Anggaran

Penerimaan Negara dalam APBN 2015

seperti yang tampak pada Tabel 1.

Tabel 1. Anggaran Penerimaan Negara dalam APBN 2015

Jumlah

(dalam Trilyun Rupiah) Presentase

Pajak 1.489,3 83,0% Pendapatan Negara Bukan Pajak 269,1 15,0% Hibah 3,3 0,2%

Total 1.793,6 100%

43

Data pada Tabel 1 menunjukkan

bahwa penerimaan negara dari sektor pajak

memberikan kontribusi sebesar 83% pada

keseluruhan anggaran penerimaan negara atau

senilai Rp 1.489,3 Trilyun. Penerimaan

pajak dalam APBN 2015 sebesar Rp

1489,3 Trilyun merupakan peningkatan

sebesar 29.9% dibandingkan realisasi penerimaan pajak tahun 2014 seperti yang

tampak pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Penerimaan Pajak dari tahun 2010-2015

Tahun Jumlah

(dalam Trilyun Rupiah

Kenaikan

(dalam Trilyun Rupiah) Persentase

Kenaikan

2010 649,0 - -

2011 837,9 188,8 20,8%

2012 980,5 142,6 12,2% 2013 1.077,3 96,8 9,9%

2014 1.146,5 69,2 9,9%

2015 1.489,3 342,8 29,9%

Sumber : Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015

Data pada Tabel 2 menunjukkan

bahwa kenaikan penerimaan pajak sebesar

29,9% merupakan kenaikan target penerimaan

pajak terbesar dalam 5 tahun terakhir. Kenaikan

target penerimaan sebesar 29,9% tersebut

dikarenakan kebutuhan pendanaan pemerintah

saat ini untuk menjalankan kebijakan

pemerintahan Presiden baru.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo

mempunyai beberapa program baru, yaitu Kartu

Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, alokasi

dana Desa, dan peningkatan pembangunan

infrastruktur. Hingga tanggal 31 Desembe 2015

realisasi penerimaan pajak nasional tercapai

sebesar Rp 1.155 trilyun atau 89% dari target

penerimaan pajak dalam APBN

2015.

Pemerintah harus dapat mencapai target

penerimaan pajak yang ditetapkan. Apabila

pemerintah gagal dalam mencapai target

penerimaan pajak, maka akan menyebabkan

kegagalan mengelola APBN 2015 yang akan

berpengaruh terhadap pengelolaan APBN tahun

berikutnya. Dengan kata lain, kegagalan

mencapai target penerimaan APBN

2015 akan berdampak pada bertambahnya

defisit utang pada APBN 2016. Salah satu lembaga atau instansi

terkait dan berperan penting dalam

penerimaan pajak pusat masyarakat adalah

Kantor Pelayanan Pajak. Kantor Pelayanan

Pajak berperan penting dalam memberikan

pelayanan pajak kepada wajib pajak yang

membutuhkan bantuan jika terjadi suatu

masalah dalam proses menghitung, menyetor,

dan melaporkan pajak terutangnya. Kantor

Pelayanan Pajak mengupayakan

pelaksanaan semua ketentuan dan aturan

yang telah ditetapkan atau diinstruksikan oleh

Direktorat Jenderal Pajak dengan efektif,

antara lain dengan penyediaan beberapa

fasilitas-fasilitas untuk mempermudah wajib

pajak dalam urusan perpajakannya khususnya

urusan penyampaian Surat Pemberitahuan

Tahunan (SPT). SPT merupakan bahan

masukan pelaporan kepada pemerintah

mengenai penerimaan negara khususnya dari

sektor pajak. Data perkembangan pelaporan

SPT wajib pajak orang pribadi yang

dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama .

METODE Penelitian dilaksanakan pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Lamongan.

Rancangan penelitian menggunakan

penelitian kuantitatif. Variabel bebas penelitian

adalah tax amnesty, pertumbuhan

ekonomi, kepatuhan wajib pajak, dan

transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal

Pajak. Sedangkan, variabel terikat adalah

penerimaan pajak.

Populasi penelitian adalah wajib pajak

orang pribadi yang terdaftar di KPP

Pratama Lamongan sebanyak 47.528 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (dalam Sugiyono, 2013) diperoleh jumlah minimal sampel wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Lamongan sebanyak 100 orang. Metode pemilihan sampel menggunakan insidental sampling, yaitu siapa

44

yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti digunakan sebagai sampel serta cocok sebagai sumber data.

Teknik pengumpulan data penelitian

adalah teknik kuesioner. Skala yang

digunakan dalam penyusunan kuesioner

penelitian ini adalah skala likert. Skala likert

yaitu skala yang digunakan untuk

mengukur, sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Setiap pernyataan

disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu

sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak

setuju (TS), dan sangat tidak setuju

(STS). Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah (1) uji kualitas data

yang terdiri dari uji validitas dan uji

reliabilitas, (2) Uji hipotesis menggunakan uji

regresi linier berganda dengan uji asumsi

klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL Pada Tabel 4 hasil uji normalitas data

menggunakan statistik Kolmogiorov-

Smirnov menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig.

(2-tailed) sebesar 0,467. Nilai tersebut lebih

besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria uji

normalitas, data berdistribusi normal jika nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa sebaran data

berdistribusi normal.

Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data

tax amnesty, pertumbuhan ekonomi, kepatuhan

wajib pajak, transformasi kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak, dan penerimaan

pajak berdistribusi normal. Pada Tabel 5 hasil

pengujian multikolinieritas mengunakan Variance

Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF

dari masing-masing variabel bebas lebih kecil

dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1.

Berdasarkan nilai VIF dan tolerance,

korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan

mempunyai korelasi yang lemah. Dengan

demikian, tidak terjadi multikolinearitas

pada model regresi linier

Pada penelitian ini diajukan lima

hipotesis. Pengujian hipotesis digunakan analisis

regresi linier ganda. Hasil regresi berganda

antara tax amnesty, pertumbuhan ekonomi,

kepatuhan wajib pajak, dan

transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal

Pajak terhadap penerimaan pajak secara parsial

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji t

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -8,710 3,924 -2,219 0,029

X1 0,405 0,124 0,269 3,267 0,002 X2 0,312 0,135 0,193 2,315 0,023 X3 0,361 0,105 0,272 3,433 0,001

X4 0,472 0,125 0,316

3,781 0,000 a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 7

dapat diinterpretasikan sebagai berikut.

1. Variabel tax amnesty (X1) memiliki

koefisien 0,405 dengan nilai signifikansi 0,002. Nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas α = 0,05, maka dapat

dinyatakan bahwa tax amnesty (X1)

berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan pajak (Y). Sedangkan, nilai

koefisien regresi positif menunjukkan

bahwa tax amnesty (X1) berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak (Y).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa H1

diterima sehingga tax amnesty

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan pajak

2. Variabel pertumbuhan ekonomi (X2)

memiliki koefisien 0,312 dengan nilai

signifikansi 0,023. Nilai signifikansi lebih

kecil dari nilai probabilitas α = 0,05,

maka dapat dinyatakan bahwa

pertumbuhan ekonomi (X2) berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak (Y).

Sedangkan, nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi (X2) berpengaruh

positif terhadap penerimaan pajak (Y).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa H2

diterima sehingga pertumbuhan

45

ekonomi berpengaruh positif signifikan

terhadap penerimaan pajak.

3. Variabel kepatuhan wajib pajak (X3)

memiliki koefisien 0,361 dengan nilai

signifikansi 0,001. Nilai signifikansi lebih

kecil dari nilai probabilitas α = 0,05,

maka dapat dinyatakan bahwa

kepatuhan wajib pajak (X3) berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak (Y).

Sedangkan, nilai koefisien regresi positif

menunjukkan bahwa kepatuhan wajib

pajak (X3) berpengaruh positif terhadap

penerimaan pajak (Y). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa H3 diterima sehingga

kepatuhan wajib pajak

berpengaruh positif signifikan terhadap

penerimaan pajak. 4. Variabel transformasi kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak (X4) memiliki

koefisien 0,472 dengan nilai signifikansi

0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas α = 0,05, maka dapat

dinyatakan bahwa transformasi

kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak (X4)

berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan pajak (Y). Sedangkan, nilai

koefisien regresi positif menunjukkan

bahwa transformasi kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak (X4) berpengaruh positif terhadap

penerimaan pajak (Y). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa H4 diterima

sehingga transformasi kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh

positif signifikan terhadap penerimaan

pajak.

Hasil analisis pengaruh tax amnesty, pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib

pajak, dan transformasi kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak terhadap

penerimaan pajak secara simultan dilihat dari

nilai probabilitas pada uji F. Hasil uji F dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 350,866 4 87,717 21,382 0,000

Residual 389,724 95 4,102 Total 740,590 99 (Sumber: data diolah 2016)

Berdasarkan Tabel 8 ditunjukkan

bahwa nilai F sebesar 21,382 dengan nilai

signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000

lebih kecil dari 0,05, sehingga H0 ditolak

dan H5 diterima. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa secara simultan tax amnesty,

pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib

pajak, dan transformasi kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak.

PEMBAHASAN

Pengaruh Tax Amnesty terhadap

Penerimaan Pajak

Hasil pengujian hipotesis H1

mengenai pengaruh tax amnesty terhadap

penerimaan pajak menunjukkan

nilai t sebesar 3,267 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,002. Oleh karena

itu, hipotesis H1 dalam penelitian ini diterima.

46

Hal ini menunjukkan bahwa tax amnesty

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penerimaan pajak. Menurut Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang

Pengampunan Pajak, pengampunan pajak atau

tax amnesty adalah penghapusan pajak yang

seharusnya terutang, tidak dikenai

sanksi administrasi perpajakan dan sanksi

pidana di bidang perpajakan, dengan

cara mengungkap harta dan

membayar uang tebusan sebagaimana

diatur dalam undang-undang ini. Menurut

Undang-undang Republik Indonesia Nomor

11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, pengampunan pajak atau tax

amnesty bertujuan untuk: (1) mempercepat

pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi

melalui pengalihan harta, yang antara lain akan

berdampak terhadap peningkatan

likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar

rupiah, penurunan suku bunga, dan

peningkatan investasi, (2) mendorong

reformasi perpajakan menuju sistem

perpajakan yang lebih berkeadilan serta

perluasan basis data perpajakan yang lebih

valid, komprehensif, dan terintegrasi, dan (3)

meningkatkan penerimaan pajak, yang antara

lain akan digunakan untuk

pembiayaan pembangunan. Hal ini sesuai dengan

teori legitimasi bahwa legitimasi organisasi

dapat dilihat sebagai sesuatu yang

diberikan masyarakat kepada

perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau

dicari perusahaan dari masyarakat (O’Donovan

dalam Hadi, 2011). Jika dikaitkan

dengan teori legitimasi,

pemerintah menginginkan pencapaian

target penerimaan pajak dengan melakukan

kebijakan tax amnesty. Penerapan

kebijakan tax amnesty diharapkan dapat

meningkatkan kemauan masyarakat untuk

membayar pajak. Tax amnesty

dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum,

keadilan, kemanfaatan, dan

kepentingan nasional. Dengan demikian,

penerapan tax amnesty dapat

meningkatkan penerimaan pajak.

Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Ngadiman dan Huslin (2015), yang

menunjukkan bahwa secara parsial tax

amnesty berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian

lainnya dilakukan oleh Pratiwi (2016), yang

menunjukkan bahwa secara parsial tax

amnesty berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak.

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi

terhadap Penerimaan Pajak

Hasil pengujian hipotesis H2

mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi

terhadap penerimaan pajak menunjukkan

nilai t sebesar 2,315 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,023. Oleh karena itu,

hipotesis H2 dalam penelitian ini diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan

ekonomi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penerimaan pajak. Menurut Untoro (2010), pertumbuhan

ekonomi adalah perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang menyebabkan

barang dan jasa yang diproduksi dalam

masyarakat bertambah dan kemakmuran

masyarakat meningkat dalam jangka

panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah

satu indikator yang sangat penting dalam

melakukan analisis tentang

pembangunan ekonomi yang terjadi pada

suatu negara. Pertumbuhan ekonomi pada

umumnya digambarkan oleh pertumbuhan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

PDRB telah menjadi pendekatan model yang

sering digunakan banyak negara

sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan,

ekonomi penduduk, sehingga ada

kecenderungan pendapatan penduduk

meningkat. Jika pendapatan penduduk

meningkat, maka akan mengubah pola

konsumsinya yang kemudian akan

berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

Menurut Hanif (2005), jika PDRB suatu

daerah meningkat, maka kemampuan daerah

dalam membayar pajak (ability to pay) juga

akan meningkat. Jika dikaitkan dengan

teori legitimasi, legitimasi

perusahaan akan diperoleh apabila

terdapat kesamaan antara hasil dengan yang

diharapkan oleh masyarakat dari

perusahaan, sehingga tidak ada tuntuntan dari

masyarakat (Deegan, 2002). Hal ini

menunjukkan bahwa jika pendapatan

masyarakat mengalami peningkatan, maka

syarakat akan melakukan pembayaran pajak

sehingga penerimaan pajak juga meningkat.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi

berpengaruh positif terhadap penerimaan

pajak.

Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Triastuti (2015), yang menunjukkan bahwa

47

secara parsial pertumbuhan ekonomi

berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan pajak.

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak

terhadap Penerimaan Pajak Hasil pengujian hipotesis H3

mengenai pengaruh kepatuhan wajib pajak

terhadap penerimaan pajak menunjukkan nilai

t sebesar 3,433 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,001. Oleh karena itu,

hipotesis H3 dalam penelitian ini diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan

wajib pajak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penerimaan pajak.

Menurut Rahman (2010) kepatuhan

perpajakan dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana wajib pajak memenuhi

semua kewajiban perpajakan dan

melaksanakan hak perpajakannya. Menurut

Nasucha (2004) kepatuhan wajib pajak dapat

diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak

dalam mendaftarkan diri, kepatuhan

untuk menyetorkan kembali Surat

Pemberitahuan, kepatuhan dalam

penghitungan dan pembayaran pajak

terutang dan kepatuhan dalam pembayaran

tunggakan. Jadi, kepatuhan wajib pajak

adalah ketika wajib pajak memenuhi semua

kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak

perpajakannya, kewajiban perpajakan meliputi

mendaftarkan diri, menghitung dan membayar

pajak terutang, membayar tunggakan

dan menyetorkan kembali surat pemberitahuan.

Tinggi rendahnya penerimaan pajak dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang

sangat besar pengaruhnya pada penerimaan

pajak adalah kepatuhan wajib pajak. Menurut

Torgler (2005), salah satu masalah yang paling

serius bagi para pembuat keputusan

kebijakan ekonomi adalah

mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak.

Kepatuhan perpajakan sangat

dibutuhkan untuk mengoptimalkan

penerimaan pajak di Indonesia. Menurut

Hasan (2008), kepatuhan perpajakan dapat

dikatakan sebagai tulang punggung self

assessment system, dimana dibutuhkan suatu

kerelaan dari wajib pajak itu sendiri untuk

melaksanakan kewajibannya

sehingga sistem tersebut dapat

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini

sesuai dengan teori legitimasi, yang

menyatakan bahwa organisasi adalah bagian

dari masyarakat sehingga harus

memperhatikan norma-norma sosial

masyarakat karena kesesuaian dengan

norma sosial (Ghozali dan Chariri, 2007).

Teori legitimasi sangat berpengaruh

terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dan

pembayaran wajib pajak. Teori legitimasi

merupakan suatu kondisi dimana suatu

sistem nilai institusi sejalan dengan sistem nilai

dari sistem sosial yang lebih besar dimana

institusi merupakan bagiannya. Dalam hal

kepatuhan wajib pajak atas pembayaraan

pajak dan pelaporan SPT, wajib pajak harus

mengikuti atau sejalan dengan suatu sistem

dimana wajib pajak merupakan bagian

di dalamnya, yaitu kebijakan

atas kewajiban perpajakan. Dengan

demikian, wajib pajak diharapkan dapat

mengikuti kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah, yakni kewajiban

perpajakan yang salah satunya adalah patuh

dalam membayar pajak. Peningkatan

penerimaan pajak disebabkan tingkat

kepatuhan wajib pajak yang melapor.

Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Divianto (2013), yang menunjukkan bahwa

secara parsial kepatuhan wajib pajak orang

pribadi berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan pajak penghasilan. Penelitian

lainnya dilakukan oleh Sari (2012), yang

menunjukkan bahwa secara parsial

kepatuhan wajib pajak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak

penghasilan. Pengaruh Transformasi Kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak terhadap

Penerimaan Pajak

Hasil pengujian hipotesis H4

mengenai pengaruh transformasi

kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak

terhadap penerimaan pajak menunjukkan nilai

t sebesar 3,781 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena itu,

hipotesis H4 dalam penelitian ini diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa transformasi

kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penerimaan pajak.

Pemerintah melakukan perubahan

organisasi dan pembaharuan proses bisnis

dalam rangka mencapai target penerimaan pajak

melalui Transformasi Kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan PMK

No.260.2/PMK/2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Menurut Central

48

Transformation Organization Kementerian Keuangan (2015), perubahan organisasi

Direktorat Jenderal Pajak ini merupakan

bagian dari transformasi kelembagaan yang

dijalankan Kementerian Keuangan sebagai

jawaban organisasi terhadap tuntutan

publik terhadap kinerja organisasi.

Perubahan Organisasi Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama sebagaimana

tercantum dalam PMK No.260.2/PMK/2015

meliputi: (1) pemisahan fungsi account

representative menjadi fungsi pelayanan dan

konsultasi, (2) account representative fungsi

pengawasan dan penggalian potensi, pengalihan

fungsi penyuluhan di seksi

ekstensifikasi, pengalihan fungsi

pengawasan wajib pajak baru di seksi

ekstensifikasi, pengalihan fungsi kepatuhan

internal di bagian sub bagian umum dan

kepatuhan internal. Langkah-langkah

tersebut diharapkan dapat mewujudkan

arah kebijakan fiskal 2015 berdasarkan

Undang-Undang APBN dengan mencapai

target penerimaan penerimaan dari sektor

pajak yang dibebankan Undang-Undang. Hal

ini sesuai dengan teori legitimasi bahwa

legitimasi masyarakat merupakan faktor

strategis bagi perusahaan untuk

mengonstruksi strategi perusahaan

terutama terkait dengan upaya

memposisikan diri di tengah lingkungan

masyarakat yang semakin maju (Hadi,

2011). Transformasi kelembagaan Direktorat Jenderal Pajak merupakan bagian dari proses reformasi pajak

sehingga dapat mengoptimalkan

penerimaan pajak.

Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fujihana (2012), yang menunjukkan bahwa

secara parsial reformasi pajak berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Penelitian lainnya dilakukan oleh

Madayanto (2015), yang menunjukkan bahwa

secara parsial Reformasi

administrasi perpajakan melalui payment

online system berpengaruh terhadap

Kepatuhan wajib pajak PPh badan.

Pengaruh Tax Amnesty, Pertumbuhan

Ekonomi, Kepatuhan Wajib Pajak, dan

Transformasi Kelembagaan Direktorat

Jenderal Pajak terhadap Penerimaan

Pajak. Hasil pengujian hipotesis H5

mengenai pengaruh tax amnesty,

pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib

pajak, dan transformasi kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak terhadap

penerimaan pajak menunjukkan nilai F

sebesar 21,382 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,000. Oleh karena itu, hipotesis H5

dalam penelitian ini diterima.

Menurut Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, pengampunan pajak atau

tax amnesty bertujuan untuk: (1) mempercepat

pertumbuhan dan restrukturisasi

ekonomi melalui pengalihan harta, yang antara

lain akan berdampak terhadap peningkatan

likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar

rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan

investasi, (2) mendorong reformasi perpajakan

menuju sistem perpajakan yang lebih

berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan

yang lebih valid, komprehensif, dan

terintegrasi, dan (3) meningkatkan penerimaan

pajak, yang antara lain akan digunakan

untuk pembiayaan pembangunan. Pengampunan

pajak dilaksanakan berdasarkan asas

kepastian hukum, keadilan, kemanfaatan, dan

kepentingan nasional. Dengan

demikian, penerapan tax amnesty dapat

meningkatkan penerimaan pajak.

Pertumbuhan ekonomi pada

umumnya digambarkan oleh pertumbuhan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

PDRB telah menjadi pendekatan model

yang sering digunakan banyak negara

sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan,

ekonomi penduduk, sehingga ada

kecenderungan pendapatan penduduk

meningkat. Jika pendapatan penduduk meningkat, maka akan mengubah polan

onsumsinya yang kemudian

akan berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Menurut Hanif (2005), jika PDRB

49

suatu daerah meningkat, maka

kemampuan daerah dalam membayar pajak

(ability to pay) juga akan meningkat. Hal ini meningkatkan daya pajaknya agar

penerimaan pajak meningkat.

Tinggi rendahnya penerimaan pajak

dapat dipen.garuhi oleh beberapa fa.ktor, faktor yang sangat besar pengaruhnya

pada penerimaan pajak adalah kepatuhan wajib

pajak. Menurut Torgler (2005), salah satu masalah yang paling serius bagi para

pembuat keputusan kebijakan ekonomi

adalah mendorong tingkat kepatuhan wajib

pajak. Kepatuhan perpajakan sangat

dibutuhkan untuk mengoptimalkan

penerimaan pajak di Indonesia. Menurut

Hasan (2008), kepatuhan perpajakan dapat

dikatakan sebagai tulang punggung self

assessment system, dimana dibutuhkan suatu

kerelaan dari wajib pajak itu sendiri untuk

melaksanakan kewajibannya

sehingga sistem tersebut dapat

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

Peningkatan penerimaan pajak disebabkan

tingkat kepatuhan wajib pajak yang melapor

pada KPP Pratama.

Pemerintah melakukan perubahan

organisasi dan pembaharuan proses bisnis

dalam rangka mencapai target penerimaan

pajak melalui Transformasi Kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan PMK

No.260.2/PMK/2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal

Pajak dan melaksanakan tax

amnesty yang diatur sesuai Peraturan

Menteri Keuangan No. 91/PMK.03/2015

tentang pengurangan atau penghapusan

sanksi administrasi atas keterlambatan

penyampaian surat pemberitahuan. Melalui

langkah-langkah tersebut diharapkan

Direktorat Jenderal Pajak dapat

mewujudkan arah kebijakan fiskal 2015

berdasarkan Undang-Undang APBN

dengan mencapai target penerimaan

penerimaan dari sektor pajak yang

dibebankan Undang-Undang.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

(1) Tax amnesty berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penerimaan pajak, yang

ditunjukkan dengan koefisien regresi yang

positif 0,405 dengan nilai signifikansi uji t

0,002 lebih kecil dari α = 0,05. (2)

Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penerimaan pajak, yang

ditunjukkan dengan koefisien regresi yang

positif 0,312 dengan nilai signifikansi uji t

0,023 lebih kecil dari α = 0,05. (3)

Kepatuhan wajib pajak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penerimaan pajak, yang

ditunjukkan dengan koefisien regresi yang

positif 0,361 dengan nilai signifikansi uji t

0,001 lebih kecil dari α = 0,05. (4)

Transformasi kelembagaan Direktorat

Jenderal Pajak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penerimaan pajak, yang

ditunjukkan dengan koefisien regresi yang

positif 0,472 dengan nilai signifikansi uji t

0,000 lebih kecil dari α = 0,05. (5) Tax

amnesty, pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib pajak, dan transformasi kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan pajak, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji F

0,000 lebih kecil dari α = 0,05.

Saran

Saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut. (1) Bagi manajemen KPP Pratama

Lamongan disarankan perlu adanya analisa dan

tindak lanjut mengenai tax amnesty,

pertumbuhan ekonomi, kepatuhan wajib pajak,

dan transformasi kelembagaan Direktorat

Jenderal Pajak karena sangat penting dalam

peningkatan penerimaan pajak

sehingga pembangunan nasional dapat

berjalan dengan baik. (2) Bagi peneliti

selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji

aspek yang serupa, yaitu

pengaruh tax amnesty, pertumbuhan

ekonomi, kepatuhan wajib pajak, dan

transformasi kelembagaan Direktorat

Jenderal Pajak terhadap penerimaan pajak

diharapkan untuk mengembangkan

penelitian ini dengan menggunakan

populasi dan sampel yang lebih luas agar hasil

penelitian lebih teruji keandalannya. Di

samping itu, diharapkan untuk menguji

variabel lainyang diduga kuat dapat

mempengaruhi penerimaan pajak seperti

pemahaman perpajakan, tarif pajak, dan

ketepatan pengalokasian.

50

DAFTAR PUSTAKA Deegan, C. 2002. Introduction: The

Legitimising Effect of Social and

Environmental Disclosure: A

Theoritical Foundation. Accounting,

Auditing, and Accountability Journal,

Vol. 5, No. 3, Hal. 282-311.

Divianto. 2013. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap

Penerimaan Pajak Penghasilan KPP

Pratama Baturaja. Jurnal Ekonomi

Dan Informasi Akuntansi, Vol. 3, No.

3, Hal 317-333.

Fujihana, Yuli. 2012. Pengaruh Reformasi

Pajak dan Sistem Administrasi

Perpajakan Modern Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak (Survei pada

KPP Pratama Kota Bandung di Kanwil

DJP Jabar 1). Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer

Indonesia.

Ghozali, Achmad dan Anis Chariri. 2007.

Teori Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social

Responsibility.Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Hanif, Nurcholis. 2005. Teori dan Praktek

Pemerintahan dan Otonomi Daerah.

Jakarta: Grasindo.

Hasan, Dahliana. 2008. Pelaksanaan Tax

Compliance Dalam Upaya

Optimalisasi Penerimaan Pajak di

Kota Yogyakarta. Mimbar Hukum

Journal, Vol. 20, No. 2, Hal. 193-410.

Madayanto, Enrico. 2015. Analisis

Pengaruh Reformasi Administrasi

Perpajakan Melalui Payment Online

System Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Badan di KPP Pratama

Manado. Jurnal Berkala Ilmiah

Efisiensi, Vol. 15, No. 4, Hal. 221-229.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan Indonesia.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi

Administrasi Publik. Jakarta: PT.

Grasindo.

Ngadiman dan Daniel Huslin. 2015.

Pengaruh Sunset Policy, Tax

Amnesty, dan Sanksi Pajak Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal

Akuntansi, Vol. 19, No. 2, Hal. 225-

241.

Purnamawati, I Gusti Ayu. 2014.

Pelaksanaan Peraturan Daerah

Nomor 7 Tahun 2011Dalam Menunjang Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Retribusi Parkir

Kendaraan Roda Dua. Pandecta

Journal, Vol. 9, No. 1, Hal. 142-153.

Pratiwi, Ratna. 2016. Pengaruh Reinventing

Policy, Tax Amnesty, Sanksi Pajak, dan

Kepercayaan Terhadap Sistem

Pemerintahan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak. Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Sultan

Agung.

Rahman, Abdul. 2010. Panduan

Pelaksanaan Administrasi Pajak

Untuk Karyawan, Pelaku Bisnis, dan

Perusahaan. Bandung: Nuansa.

Sari, Maria M. Ratna. 2012. Pengaruh

Kepatuhan Wajib Pajak dan

Pemeriksaan Pajak Terhadap

Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib

Pajak Badan Pada KPP Pratama

Denpasar Timur. Skripsi. Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Udayana.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis.

Bandung: CV. Alfabeta.

Togler, B. 2005. Taxs Moral and Direct

Democrasy. Eropean Jurnal of

Political Economi, Vol. 21, No. 2, Hal.

525-531.

Triastuti, Dian. 2015. Pengaruh

Pertumbuhan Ekonomi, Belanja

Pembangunan/Modal, dan Tingkat

Inflasi Terhadap Penerimaan Pajak

Daerah (Studi Pada Pemerintah

Daerah Kota Bandung Periode 2007-

2014). Skripsi. Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Telkom.

Untoro, Joko. 2010. Ekonomi. Jakarta:

Kawahmedia.