issn : 1979-9101 - stiekhad.ac.id locus of control dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada...
TRANSCRIPT
ISSN : 1979-9101
MELATI
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI
Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan
Lamongan JL. Ahmad Dahlan Lamongan Telp/Fax (0322) 315 987
Terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember): 1979-9101 berisi tentang hasil
penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, resensi buku dan tulisan praktis
dalam bidang Ilmu Ekonomi.
Pelindung/Penasehat
Drs. H. Munadji
(Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan)
Drs. H. Mustofa Nur, MM
(Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan)
Ketua Pengarah:
Dr. H. Masram, MM., M.Pd., MMKes
Drs. Arfian Mudayan, SE., M.Pd
Ketua Penyunting:
Dr. Hj. Mu’ah, MM., M.Pd
Penyunting Pelaksana:
Drs. Sugeng Utomo., M.Pd
Drs. Matali, MM
Annita Mahmudah, SE., S.Pd., M.Ak
Drs. Salamun, M.Pd
Drs. Maghfur, M.Pd
Drs. Sukahar, MM
Dra. Yulis Saidah, M.Pd
Heti Nur Aini, SE., M.Si
Drs. H. Muhammad Mahbub, MM
Penyunting Ahli/Mitra Bestari:
Dr. Supriyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Malang)
Dr. Anang Kistyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Surabaya
Alamat Penyunting Pelaksana dan Tata Usaha: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH.
Ahmad Dahlan Lamongan, JL. KH. Ahmad Dahlan Lamongan, Telp/Fax (0322) 315987.
Jurnal ini diterbitkan di bawah pembinaan Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan (Drs.
H. Munadji) dan Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan (Drs. H. Mustofa Nur, MM).
ISSN: 1979-9101
DAFTAR ISI
Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada 1
PT. Adira Cabang Gresik Tahun 2017
Erna Nur Faizah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Kualitas Produk Dan Strategi Pemasaran Terhadap Penyaluran Kredit (Loan) 9
Pada KSU.Central Artha Mandiri Unit Kedungpring
Ika Purwanti STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Locus Of Control Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada 18
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
Muhammad Dzikri Abadi, Masyita Dwi Retno STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi Dan Etika Kerja Terhadap Kualitas Audit Pada 25
PT Satria Niaga Utama Di Gresik
Evi Dwi Kartikasari STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap 34
Kinerja Karyawan Pada PT. Summit Oto Finance Lamongan
Mu’ad STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Penjualan Air Bersih Dan Biaya Operasional Terhadap Laba Pada 45
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2014 – 2016
Ninik Mas’adah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Profesionalisme, Komitmen Organisasi Dan Struktur Audit Terhadap 54
Kinerja Auditor Pada Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan
Annita Mahmudah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Teknologi Informasi, Etika Dan Pengendalian Internal Akuntansi 65
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. BPR Syari’ah Karya Mugi Sentosa Surabaya
Suryani Yuli Astuti STIE KH Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Pemberian Kompensasi Finansial Dan Nonfinansial Terhadap 74
Kinerja Karyawan PT. Lintech Duta Pratama Paciran Lamongan
Yulie Wahyuningsih STIE Muhammadiyah Paciran Lamongan
1
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA PT. ADIRA CABANG GRESIK
TAHUN 2017
ERNA NUR FAIZAH
ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Apakah ada pengaruh
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Adira Cabang Gresik?, 2)
Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.
Adira Cabang Gresik?,3) Adakah pengaruh lingkungan kerja dan motivasi
terhadap kinerja karyawan PT. Adira Cabang Gresik? Tujuan penelitian yang di
lakukan pada PT. Adira Cabang Gresik adalah sebagai berikut: 1) Untuk
mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.
Adira Cabang Gresik., 2) Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap
kinerja karyawan pada PT. Adira Cabang Gresik, 3) Untuk mengetahui
pengaruh lingkungan kerja dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT.
Adira Cabang Gresik. Berdasarkan penelitian dari 45 responden yang diperoleh
melalui data primer dan sekunder dari PT.Adira Cabang Gresik serta hasil
pengolahan data dengan Regresi Linier Berganda, diketahui bahwa lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Demikian juga hasil pengujian
secara simultan menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas secara
bersama-sama dapat mempengaruhi variabel terikat dengan signifikan. Variabel
lingkungan kerja memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,274 dengan
signifikansi sebesar 0,023 dan variabel motivasi memiliki koefisien regresi
sebesar 0,458 dengan signifikansi sebesar 0,014. Dengan demikian, antara kedua
variabel bebas, variabel motivasi memiliki pengaruh paling dominan terhadap
kinerja karyawan. Kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan variabel
terikatnya adalah sebesar 51,6%, sedangkan 48,4% lainnya dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak masuk dalam obyek penelitian.
Keyword: lingkungan kerja, motivasi dan kinerja karyawan.
2
PENDAHULUAN
PT.Adira Dinamika Multi Finance
tbk beroprasi pada layanan pembiayaan
konsumen 100% dari total pembiayaan,
tercatat pada segmen sepeda motor dan
mobil. Pada tahun 2012, Adira finance
menambah ruang lingkup kegiatannya
dengan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah, demi memberikan pengalaman
layanan pembiayaan maksimal.
Perusahaan pun mulai menyediakan
produk pembiayaan durabels bagi
konsumennya.
PT. Adira Dinamika Multi Finance
adalah menyediakan produk dan layanan
yang beragam sesuai dengan siklus
kehidupan pelangan, memberikan
pengalaman yang menguntungkan dan
bersahabat kepada pemangku kepentingan,
memberdayakan komunitas untuk
mencapai kesejahteraan. hingga tahun
2015, adira finance mengoprasikan 558
jaringan usaha di seluruh Indonesia
dengan didukung oleh lebih dari 21
ribu karyawan.
Salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan PT.
Adira Dinamika Multi Finance adalah
kinerja karyawannya. Kinerja karyawan
merupakan suatu tindakan yang
dilakukan karyawan dalam melaksanakan
pekerjaan yang diberikan perusahaan
(Handoko, 2001). Setiap perusahaan
selalu mengharapakan karyawannya
mempunyai prestasi, karena dengan
memiliki karyawan yang berprestasi
akan memberikan sumbangan yang
optimal bagi perusahaan. Dengan kata
lain kelangsungan suatu perusahaan itu
ditentukan oleh kinerja karyawannya
(Hasibuan, 2001).
Ada beberapa factor yang
mempengaruhi kinerja karyawan,
diantaranya yaitu gaji, lingkungan kerja,
budaya organisasi, kepemimpinan dan
motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan
kerja, komunikasi dan faktor-faktor
lainnya (Siagan, 2001). Namun yang
terjadi di PT. Adira Dinamika Multi
Finance Cabang Gresik diantara sekian
banyak factor yang mempengaruhi kinerja
karyawan, factor yang paling menonjol
adalah lingkungan kerja. Karyawan akan
bekerja dengan baik dan optimal
apabila ditunjang dengan lingkungan
kerja yang baik. Lingkungan kerja tidak
kalah penting dalam upaya
meningkatkan kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil observasi yang
telah di lakukan, kondisi lingkungan
kerja di PT. Adira Cabang Gresik belum
mendukung karyawan untuk bekerja
dengan nyaman. Hal itu terlihat dari
file-file yang berserakan di tempat kerja
karyawan dan brosur-brosur berserakan
di ruang pelayanan, suhu ruangan yang
belum menentu, hampir di seluruh ruang
kerja karyawan AC sering rusak dan
ventilasi udara yang terbatas. Selain itu
kinerja karyawan juga masih belum
sesuai dengan harapan perusahaan. Hal
ini ditunjukkan dengan adanya beberapa
karyawan yang tidak bisa memenuhi
target yang ditetapkan sesuai deadline,
perlunya waktu lama ketika ada
nasabah pada saat nasabah pelunasan
dan pengambilan BPKB. Tentunya
masalah-masalah seperti di atas harus
segera di perbaiki agar tidak
menghambat visi dan misi PT. Adira
Finance Cabang Gresik.
Lingkungan kerja adalah kekuatan
- kekuatan yang dapat mempengaruhi
kinerja karyawan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Maka dari itu,
organisasi harus mampu memberikan
lingkungan kerja yang memadai seperti
3
lingkungan fisik (ruangan yang nyaman,
bersih), serta lingkungan kerja non fisik
(suasana kerja karyawan, kesejahteraan
karyawan, hubungan karyawan dengan
karyawan, hubungan karyawan dengan
pimpinan dan tempat ibadah) (Terry,
2006). Lingkungan kerja yang baik akan
berdampak baik pula bagi kinerja
karyawan, sebaliknya apabila karyawan
merasa tidak nyaman secara langsung
maupun tidak langsung terhadap
lingkungan kerja, maka akan berdampak
buruk terhadap kinerja karyawan
tersebut (Kisworo, 2012).
Selain lingkungan kerja, faktor
motivasi juga berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Perusahaan tidak
hanya membutuhkan orang yang pintar,
cukup dan terampil melainkan juga
membutuhkan orang yang giat bekerja
dan berkeinginan untuk mengoptimalkan
kinerja mereka sesuai dengan visi dan
misi perusahaan tersebut. Dengan
demikian peran pemimpin sangat
dibutuhkan untuk dapat mengoptimalkan
dan memotivasi karyawan agar mereka
giat bekerja serta dapat mewujudkan
tujuan perusahaan dengan baik. Adapun
dampak buruk dari kurangnya motivasi
terhadap karyawan adalah meningkatnya
ketidakhadiran karyawan dan rasa malas
bekerja. Hal tersebut akan berdampak
pada menurunnya produktivitas kerja,
yang mengakibatkan penurunan target
perusahaan (Dharmawan, 2011). Motivasi
yang terus-menerus diberikan oleh
perusahaan kepada karyawanyan akan
lebih efektif dalam membangkitkan
kinerja karyawan dibanding motivasi
tersebut diberikan tidak secara
berkesinambungan. Oleh karena itu,
sangat penting bagi perusahaan untuk
melakukan kesinambungan memotivasi
dan membangkitkan semangat kerja
karyawan itu sendiri, yang dapat
berdampak positif bagi perusahaan
dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan di atas, penelitian ini
mengembangkan rumusan masalah: 1)
Apakah terdapat pengaruh lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan?, 2)
Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan?, 3) Apakah
terdapat pengaruh lingkungan kerja dan
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan?
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja terdiri dari
sistem kerja, desain pekerjaan, kondisi
kerja dan cara-cara dimana orang
diperlakukan di tempat kerja dengan
manajer mereka dan rekan kerja.
Sedarmayati (2001) mendefinisikan
lingkungan kerja adalah keseluruan alat
perkakas dan bahan yang di hadapi,
lingkungan sekitarnya di mana sesorang
bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
kerjannya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok. Sementara
menurut Siagan (2001) lingkungan kerja
adalah keseluruhan sarana prasarana kerja
yang ada di sekitar karyawan yang sedang
melaksanakan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan itu sendiri.
Teori Motivasi Kerja
Kata dasar dari motivasi yakni
motif yang berarti dorongan, sebab atau
alasan seseorang melakukan sesuatu.
Nawawi (2008) menyatakan bahwa
seseorang melakukan sesuatu kondisi
yang mendorong atau menjadi sebab
sesorang melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan, yang berlangsung secara sadar.
4
Dari pengertian tersebut berarti pula semua
teori motivasi bertolak dari prinsip utama
bahwa seseorang hanya melakukan suatu
kegiatan yang menyenangkan untuk di
lakukan. Prinsip itu tidak menutup kondisi
bahwa dalam keadaan terpaksa seseorang
mungkin saja melakukan sesuatu yang
tidak disukainya. Menurut Mangkunegara
(2011) motivasi seseorang terbentuk dari
sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi
merupakan kondisi yang menggerakan diri
pegawai yang terarah untuk mencapai
tujuan organisasi (tujuan kerja) (Mathis
dan Jackson, 2003).
Teori Kinerja Karyawan
Kinerja pada umumnya dikatakan
sebagai ukuran bagi seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaan. Kinerja
merupakan landasan bagi produktivitas
dan mempunyai kontribusi bagi
pencapaian tujuan organisasi.
Mangkunegara (2011) mengemukakan
bahwa kinerja karyawan merupakan hasil
kerja secara kualitas maupun kuantitas
yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Dalam upaya pencapaian kinerja
yang tinggi, setiap individu pada
perusahaan harus mempunyai kemampuan
yang tepat, bekerja keras dalam
pekerjaannya dan mempunyai kebutuhan
pendukung. Ketiga faktor tersebut penting,
karena kegagalan dalam satu faktor
tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kinerja serta terbatasnya pembentukan
standar kinerja (Kisworo, 2012).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode
survei, yang bertujuan untuk mendapatkan
penjelasan mengenai hubungan atau sebab
akibat diantara variabel yang ada melalui
pengujian hipotesis. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 45
responden dengan teknik simple random
sampling. Responden dalam penelitian ini
adalah karyawan di PT. Adira Finance
Cabang Gresik..
Penelitian ini menggunakan data
primer yang diperoleh langsung dari
responden. Proses pengambilan data
primer dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner. Setiap indikator pertanyaan dari
kuesioner diukur menggunakan skala
Likert dengan rentang nilai mulai dari 1
yang menunjukkan pernyataan sangat
tidak setuju hingga 5 yang menunjukkan
pernyataan sangat setuju. Suatu item
dikatakan valid, jika r hitung > r tabel.
Pengujian reliabilitas dilakukan melalui
nilai cranbach Alpha > 0,60 (Ghozali,
2011).
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Responden
Karakteristik responden dalam
penelitian ini dapat dilihat dari segi usia,
dimana responden terbanyak adalah
responden dengan rentang usia 46 – 55
tahun sebanyak 14 responden (35%).
Dilihat dari jenis kelamin, diketahui bahwa
responden terbanyak adalah laki-laki
(sebanyak 26 responden atau 57,78%).
Adapun untuk kategori pendidikan,
responden terbesar adalah berpendidikan
S1 dan S2 dengan jumlah yang sama yaitu
17 responden.
Deskripsi Variabel Penelitian
5
Variabel Lingkungan Kerja (X1)
Variabel lingkungan kerja pada
penelitian ini terdiri dari dua indikator,
yaitu: lingkungan kerja fisik dan
lingkungan kerja non fisik. Tanggapan
responden terhadap indikator lingkungan
kerja fisik sebesar 55,6% memberikan
tanggapan setuju. Tanggapan ini
menunjukkan bahwa kondisi lingkungan
kerja fisik (seperti kebersihan,
kenyamanan, AC, penataan ruangan,
penerangan, pewarnaan) di PT. Adira
Cabang Gresik sudah baik dan setuju
bahwa indicator lingkungan kerja fisik
mempengaruhi mereka dalam
meningkatkan semangat dan prestasi kerja
mereka.
Tanggapan responden terhadap
indicator lingkungan kerja non fisik
mayoritas memberikan jawaban setuju ().
Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan
kerja non fisik, seperti hubungan dengan
rekan kerja dan atasan yang terjalin
dengan baik memberikan pengaruh
terhadap peningkatan kinerja karyawan.
Secara keseluruhan nilai rata-rata
sebesar 38,2% responden memilih setuju
untuk variabel lingkungan kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Variabel Motivasi Kerja (X2)
Motivasi kerja dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai kondisi yang
mendorong atau menjadi sebab seseorang
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan,
yang berlangsung secara sadar. Adapun
indicator motivasi kerja meliputi:
kebutuhan fisiologi, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan social, kebutuhan penghargaan,
dan kebutuhan aktualisasi diri.
Pada penelitian ini sebanyak
31,86% responden memberikan tanggapan
tidak setuju bahwa motivasi kerja sangat
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
motivasi kerja para karyawan PT. Adira
Cabang Gresik belum dilakukan dengan
baik, sehingga banyak responden yang
memilih jawaban tidak setuju.
Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja karyawan pada penelitian
ini didefinisikan sebagai kemampuan
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan
seseorang serta pemahaman yang jelas
tentang apa yang akan dikerjakan dan
bagaimana cara mengerjakannya.
Indicator yang dikembangkan untuk
mengukur kinerja karyawan meliputi:
kuantitas, kualitas, keandalan karyawan,
dan kehadiran.
Berdasarkan hasil penelitian
terdapat 36,58% responden menyatakan
tidak setuju, yang berarti mereka tidak
merasakan bahwa kinerja karyawan yang
meningkat bukan dipengaruhi oleh
variabel lingkungan kerja dan motivasi
kerja.
HASIL UJI HIPOTESIS
Uji Parsial
Secara parsial variabel lingkungan
kerja (X1), diperoleh nilai t hitung sebesar
2,361 dengan nilai signifikansi 0,023.
Hasil analisis menunjukkan nilai t-hitung
> nilai t-tabel dan nilai signifikan lebih
kecil dari taraf 5%, dengan demikian
hipotesis pertama diterima. Artinya
variabel lingkungan kerja secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Secara parsial variabel motivasi
kerja (X2), diperoleh nilai t hitung sebesar
6
2,578 dengan nilai signifikansi 0,014.
Hasil analisis menunjukkan nilai t-hitung
> nilai t-tabel dan nilai signifikan lebih
kecil dari taraf 5%, dengan demikian
hipotesis kedua diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
motivasi kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan.
Uji Simultan
Dilihat dari hasil perhitungan nilai
F hitung = 22,409, dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara simultan
(bersamaan) variabel lingkungan kerja dan
motivasi kerja mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y)
PT. Adira Cabang Gresik Tahun 2017.
Uji Determinasi
Berdasarkan perhitungan analisis
regresi diperoleh koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,516 yang berarti 51,6%. Hal
ini menunjukkan bahwa bahwa
kemampuan variabel lingkungan kerja dan
motivasi dalam menjelaskan variabel
kinerja karyawan adalah sebesar 51,6%.
Sedangkan sisanya sebesar 48,4%
dijelaskan variabel lain di luar penelitian
ini.
PEMBAHASAN
Penelitian ini membahas bagaimana
respon karyawan untuk meningkatkan
kinerjanya terhadap stimulus-stimulus
berupa lingkungan kerja dan motivasi yang
diberikan perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lingkungan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Artinya bahwa karyawan akan merasa
nyaman dengan kondisi lingkungan kerja
yang kondusif. Namun, jika kondisi
lingkungan tersebut tidak kondusif, hal ini
dapat mengganggu mereka dalam bekerja.
Dengan lingkungan kerja yang baik,
karyawan dapat menyelesaikan banyak
pekerjaan dengan baik, sehingga kinerja
merekapun dapat dikatakan baik. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kerja mampu meningkatkan
kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rodi
Ahmad Ginanjar (2013) dimana terdapat
hubungan yang signifikan antara
lingkungan kerja dengan kinerja karyawan
pada dinas pendidikan pemuda dan olah
raga kabupaten Sleman.
Berdasarkan hasil uji hipotesis
menyatakan bahwa hipotesis kedua
diterima. Hal ini berarti motivasi kerja
mampu meningkatkan kinerja karyawan.
Pemberian motivasi yang dilakukan
dengan baik dan berkesinambungan dapat
memberikan kesempatan terhadap kinerja
karyawan yang menjadi bawahanya
sehingga karyawan bisa dan mampu
mengembangkan kemampuanya. Peranan
motivasi adalah untuk mengintensifikan
hasrat dan keinginan tersebut. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa usaha
peningkatan semangat kerja seseorang akan
selalu terkait dengan usaha memotivasinya,
sehingga pengadaan atau pemberian
motivasi yang baik merupakan kebutuhan
yang perlu diperhatikan oleh perusahaan.
Hasil penelitian hipotesis kedua
tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Aristartus Didinus Rumpak,
MSi (2014), dimana variabel motivasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan pada Bank Indonesia
.
Dari hasil uji f untuk variabel
lingkungan kerja (X1) dan motivasi (X2)
terhadap kinerja karyawan diperoleh hasil
7
nilai signifikansi 0.000 < 0.05, dan nilai F
hitung sebesar 22,409 > Ftabel (22,409 >
3.22), maka dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama variabel lingkungan
kerja dan motivasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti
PT. Adira Cabang Gresik dapat
meningkatkan lagi pengelolaan lingkungan
kerja dan pemberian motivasi kepada
karyawannya, sehingga dapat
meningkatkan kinerja karyawan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Lingkungan kerja mampu
meningkatkan kinerja karyawan pada
PT. Adira Cabang Gresik.
2. Motivasi kerja mampu meningkatkan
kinerja karyawan pada PT. Adira
Cabang Gresik.
3. Lingkungan kerja dan motivasi secara
bersama-sama mampu meningkatkan
kinerja karyawan pada PT. Adira
Cabang Gresik.
Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan berdasarkan penelitian ini
adalah:
Bagi PT. ADIRA sebaiknya dapat
lebih meningkatkan lagi pengelolaan
lingkungan kerjanya baik lingkungan fisik
maupun non fisik. Selain itu pemberian
motivasi kerja juga harus lebih
ditingkatkan lagi, mengingat kedua hal
tersebut mampu meningkatkan kinerja
karyawan.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait agar hasil
penelitiannya dapat lebih baik dan lebih
lengkap lagi. Dan peneliti selanjutnya juga
diharapkan lebih mempersiapkan diri
dalam proses pengambilan dan
pengumpulan dan segala sesuatunya
sehingga penelitian dapat dilaksanakan
dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dharmawan, Yusa. 2011. Pengaruh
Kompensasi dan Lingkungan Kerja
Non Fisik terhadap Disiplin dan
Kinerja Karyawan Hotel Nikki
Denpasar. Tesis. Universitas
Udayana Denpasar. Bali.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Handoko, T Hani. 2001. Manajemen
Personalia dan Sumberdaya
Manusia, Edisi Kedua. BPFE:
Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia. PT. Bumi
Aksara Jakarta..
Kisworo, Bagus. 2012. Hubungan Antara
Motivasi, Disiplin, dan Lingkungan
Kerja dengan Kinerja Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Sanggar
Kegiatan Belajar Eks Karisidenan
Semarang Jawa Tengah. Tesis.
UNY. Yogyakarta.
Mangkunegara, Prabu A. 2011.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. PT.Remaja Rosda
Karya: Bandung.
Mathis, Robert L. dan Jackson, John H.
2002. Human Resoursce
Management. Salemba Empat:
Jakarta.
Nawawi, Hadari. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis
8
Yang Kompetitif. Gadjah Mada
Univesity Press: Yogyakarta.
Sedarmayati. 2001. Sumber Daya Manusia
dan Produktivitas Kerja. Mandur
Maju: Jakarta.
Siagan, Sondang. 2001. Majamenen
Sumber Daya Manusia. PT. Bumi
Aksara Jakarta.
Terry, George. 2006. Prinsip-Prinsip
Manajemen. Bumi Aksara: Jakarta.
9
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN
TERHADAP PENYALURAN KREDIT (LOAN) PADA KSU.CENTRAL
ARTHA MANDIRI UNIT KEDUNGPRING
IKA PURWANTI
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of product quality and marketing
strategy on loan KSU. Central Artha Mandiri Unit Kedungpring. The research
sample is 50 respondents selected using simple random sampling. Data is
analyzed by Multiple Linear Regression. The results show that product quality has
significant effect on loan. Marketing strategy is related to loan. but has no
significant effect on financial performance. Product quality and marketing
strategy has significant effect on loan. This research implies that in order to
enhance loan in KSU Central Artha Mandiri Unit Kedungpring, the manager
should ensure that the firm has product quality and good marketing strategy.
Keywords: product quality, marketing strategy, loan
10
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dunia usaha di bidang
keuangan baik itu Koperasi, Bank, BPR
(Bank Perkreditan Rakyat), maupun
Pembiayaan (Finance) yang mencakup
pinjaman, deposito, tabungan maupun
produk lainnya saat ini mengalami
persaingan yang sangat ketat diantara
perusahaan-perusahaan sejenis yang
memasarkan produk maupun jasa
keuangan yang hampir sama.
Hal itu merupakan tantangan bagi
perusahaan keuangan agar produk jasa
keuangan yang telah mereka buat dapat
bertahan dan bersaing dengan para
kompetitor, terus meningkatkan lagi
penjualan kredit maupun peyaluran kredit
dan menjaga kolekbilitas kredit untuk
meminimalkan resiko timbulnya kredit
bermasalah di kemudian hari. Agar calon
pelanggan/ customer/ nasabah/ debitur
lebih tertarik terhadap produk maupun jasa
yang ditawarkan, perusahaan dituntut agar
selalu memberikan kualitas produk
keuangan yang efektif dari segi pelayanan
yang mencakup bunga, persyaratan
pengajuan kredit, maupun potongan
administrasi.
Penyaluran kredit berasal dari bahasa
latin creder yang berarti kepercayaan.
Maksudnya, kreditur percaya kepada
debitur bahwa kredit atau pinjaman yang
diberikan pasti akan dikembalikan sesuai
dengan perjanjian kedua belah pihak.
Masalah penyaluran kredit saling
berkesinambungan dengan kualitas produk
dan strategi pemasaran yang digunakan.
Berdasarkan observasi awal di KSU
Central Artha Mandiri unit Kedungpring,
didapatkan data penyaluran kredit dalam 3
bulan terakhir sebagai berikut:
Tabel 1 Penyaluran Kredit
KSU.Central Artha Mandiri 2017
Bulan Total Penyaluran
Kredit
September
2017 (per tgl
1-30)
Rp.743.000.000 /
akhir bulan
Oktober 2017
(per tgl 1-31)
Rp.631.000.000 /
akhir bulan
November
2017 (per tgl
1-30)
Rp.512.000.000 /
akhir bulan
Sumber: Data Penyaluran Kredit CAM periode
Sep-Nov 2017
Data pada Tabel 1 di atas
menunjukkan bahwa penyaluran kredit
KSU. Central Artha Mandiri unit
Kedungpring mengalami penurunan
selama 3 bulan terakhir (September –
November 2017).
Dalam pencapaian kesuksesan
penyaluran kredit, menyediakan produk
yang berkualitas dan merancang strategi
pemasaran sangatlah penting dalam
memenuhi kebutuhan nasabah. Dengan
mengembangkan strategi pemasaran,
manajer harus mempertimbangkan
untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan
konsumen saja, melainkan juga posisi
bank tersebut. Manajer pemasaran harus
mendesain strategi pemasaran yang
kompetitif yang sepadan dengan posisi dan
secara terus menerus menyesuaikan
strategi-strategi dengan pesaing yang terus
mengalami perubahan.
Kualitas produk didefinisikan
sebagai kemampuan sebuah produk dalam
memperagakan fungsinya, hal itu termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas,
ketepatan, kemudahan pengoperasian dan
reparasi produk juga atribut produk
lainnya (Kotler dan Amstrong, 2014).
Sementara Strategi pemasaran
merupakan strategi untuk melayani pasar
11
atau segmen pasar yang dijadikan target
oleh sebuah perusahaan. Oleh karena itu
strategi pemasaran merupakan kombinasi
dari bauran pemasaran yang akan
diterapkan oleh perusahaan untuk
melayani pasarnya (Kotler dan Keller,
2012).
Dengan demikian masalah kualitas
produk dan pemasaran bisa dikaitkan
dengan penyaluran kredit pada tempat
tersebut. Kualitas produk maupun jasa
yang memuaskan serta didukung
pelayanan yang optimal maka nasabah
pasti merasa puas dengan produk maupun
jasa yang ditawarkan sehingga banyak
yang mengajukan kredit dan otomatis nanti
mempengaruhi jumlah penyaluran kredit
perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan
beberapa penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Sasnelwati (2014), Rasdini
(2012), Roisah dan Iskandar (2013), Dewi
dan Sudiarta (2018) menemukan bahwa
kualitas produk kredit dan strategi
pemasaran berpengaruh terhadap
pemberian kredit pada lembaga perbankan.
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan di atas, penelitian ini
mengembangkan rumusan masalah: 1)
Apakah terdapat pengaruh kualitas produk
terhadap penyaluran kredit?, 2) Apakah
terdapat pengaruh strategi pemasaran
terhadap penyaluran kredit?, 3) Apakah
terdapat pengaruh kualitas produk dan
strategi pemasaran terhadap penyaluran
kredit?
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh kualitas
produk dan strategi pemasaran terhadap
penyaluran kredit pada KSU.Central Artha
Mandiri unit Kedungpring
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Kualitas Produk
Kualitas produk menurut Kotler dan
Amstrong (2014) adalah “the ability of a
product to perform its functions, it
includes the product’s overall durability,
reliability, precision, ease of operation
and repair, and other valued attribute”.
yang artinya “kemampuan sebuah produk
dalam memperagakan fungsinya, hal itu
termasuk keseluruhan durabilitas,
reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian dan reparasi produk juga
atribut produk lainnya”.
Menurut Assegaf (2009) definisi
kualitas produk jasa adalah ukuran sejauh
mana suatu pelayanan yang diberikan
dapat memenuhi harapan pelanggan. Jasa
adalah produk yang tidak berwujud, yang
biasanya berupa pelayanan yang
dibutuhkan konsumen. Perusahaan yang
memasarkan jasa antara lain Lembaga
keuangan baik Bank maupun non Bank,
Universitas, Salon kecantikan, Rumah
sakit, Biro konsultasi manajemen, dsb.
Kualitas tidak hanya menekankan
pada hasil akhir, yaitu produk dan jasa
tetapi menyangkut kualitas manusia,
kualitas proses, dan kualitas lingkungan.
Dalam menghasilkan suatu produk dan
jasa yang berkualitas melalui manusia dan
proses yang berkualitas demi memenuhi
harapan pelanggan atau konsumen.
Adapun Indikator dari kualitas
produk Tjiptono dan Chandra (2012)
terdapat 5 indikator pokok dalam kualitas
produk atau jasa yaitu: 1) Reliabilitas
(Reliability), 2) Daya tanggap
(Responsiveness), 3) Jaminan (Assurance),
4) Empati (Emphaty), dan 5) Bukti Fisik
(Tangibles).
Teori Strategi Pemasaran
12
Strategi pemasaran pada umumnya
menpunyai peranan yang sangat
penting untuk menghadapi lingkungan
yang dinamis dan pada akhirnya
memperoleh keunggulan tertentu. Strategi
pemasaran yang diterapkan harus ditinjau
dan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan pasar dan lingkungan pasar
tersebut. Dengan demikian strategi
pemasaran harus mendapatkan
gambaran yang jelas dan terarah apa yang
akan dilakukan perusahaan dalam
menggunakan setiap kesempatan atau
peluang pada beberapa pasar sasaran.
Menurut Assauri (2008), strategi
pemasaran adalah serangkaian tujuan dan
sasaran, kebijakan dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha
pemasaran perusahaan dari waktu ke
waktu, pada masing-masing tingkatan dan
acuan serta alokasinya, terutama sebagai
tanggapan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan dan keadaan persaingan yang
selalu berubah.
Bauran Pemasaran
Dalam pemasaran terdapat salah
satu strategi yang disebut bauran
pemasaran (marketing mix). Menurut
Gitosudarmo (2008). Bauran pemasaran
sebagai alat bagi perusahaan untuk
menpengaruhi nasabah agar nasabahnya
dapat menjadi kenal kemudian
menyenangi dan kemudian melakukan
transaksi pembelian serta akhirnya
nasabah itu menjadi puas. Bauran
pemasaran produk barang mencakup 4P:
product, price, place dan promotion.
a) Strategi Produk
Produk perbankan adalah instrumen
atau perangkat yang dibeli dan dijual
oleh bank. Produk yang ditawarkan
oleh bank sangatlah banyak
jumlahnya, karena bank dapat
menciptakan berbagai jenis produk
sesuai dengan keinginan nasabah.
Strategi produk yang dapat dilakukan
oleh perbankan dalam
mengembangkan suatu produk adalah
sebagai berikut: menciptakan merek,
menciptakan kemasan dan keputusan
lebel.
b) Strategi Harga
Harga merupakan salah satu aspek
terpenting dalam kegiatan marketing
mix, mengingat harga menentukan
laku atau tidaknya produk dan jasa
perbankan. bagi perbankan yang
prinsip konvensional harga adalah
bunga, biaya administrasi, biaya
provisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya
sewa dan biaya-biaya lainnya.
Sedangkan harga bagi bank yang
berprinsip syariah adalah bagi hasil.
c) Strategi Tempat
Lokasi beserta sarana dan prasaran
pendukung menjadi cabang pembantu
kegiatan pemasaran yang ketiga yaitu
penentuan lokasi. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan dan
penentuan lokasi suatu bank adalah
pertimbangan, yaitu apakah dekat
dengan kawasan industri atu
pabrik, dekat dengan lokasi
perkantoran, dekat dengan pasar,
dekat dengan lokasi perumahan serta
mempertimbangkan jumlah pesaing
yang ada disuatu lokasi.
d) Strategi Promosi
Promosi merupakan elemen terakhir
dari kegiatan marketing mix. Dalm
kegitan ini setiap bank berusaha
mempromosikan seluruh produk dan
jasa yang dimilikinya baik langsung
maupun tidak langsung. Salah satu
tujuan promosi bank adalah untuk
menginformasikan segala jenis
produk yang ditawarkan dan berusaha
13
menarik perhatian calon nasabah
yang baru. Paling tidak ada 4 sarana
promosi yang dilakukan oleh setiap
bank dalam mepromosikan
produk/jasanya yaitu dengan cara
periklanan, promosi penjualan,
publisitas serta penjualan pribadi.
Teori Penyaluran Kredit (Loan)
Menurut Rivai (2013) pengertian
kredit adalah penyerahan barang dan jasa
atau uang dari satu pihak (kreditur/atau
pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan
kepada pihak lain (nasabah atau
pengutang/ borrower) dengan janji
membayar dari penerima kredit kepada
pemberi kredit pada tanggal yang telah
disepakati kedua belah pihak.
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998, “Kredit adalah
penyediaaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain
yang diwajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga”.
Penyaluran kredit merupakan kegiatan
usaha yang mendominasi pengalokasian
dana Lembaga keuangan. Penggunaan dan
untuk penyaluran kredit ini 70%-80% dari
volume usaha Lembaga keuangan. Oleh
karena itu, sumber utama pendapatan
Lembaga keuangan berasal dari kegiatan
penyaluran kredit dalam bentuk fasilitas
pinjaman dengan harapan mendapatkan
laba melalui pendapatan yang dimaksud
jasa, bagi hasil dan bunga atau sejenisnya.
Menurut Kamsir (2011), beberapa
indikator yang perlu diperhatikan untuk
mengukur penyaluran kredit adalah 1)
kepercayaan, 2) kesepakatan, 3) jangka
waktu, 4) risiko, dan 5) balas jasa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode
survei, yang bertujuan untuk mendapatkan
penjelasan mengenai hubungan atau sebab
akibat diantara variabel yang ada melalui
pengujian hipotesis. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 50
responden dengan teknik simple random
sampling. Responden dalam penelitian ini
adalah Nasabah Aktif KSU.Central Artha
Mandiri unit Kedungpring dengan kategori
pinjaman diatas Rp. 75.000.000 (per tgl 12
Januari 2018).
Penelitian ini menggunakan data
primer yang diperoleh langsung dari
responden. Proses pengambilan data
primer dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner. Setiap indikator pertanyaan dari
kuesioner diukur menggunakan skala
Likert dengan rentang nilai mulai dari 1
yang menunjukkan pernyataan sangat
tidak setuju hingga 5 yang menunjukkan
pernyataan sangat setuju. Suatu item
dikatakan valid, jika r hitung > r tabel.
Pengujian reliabilitas dilakukan melalui
nilai cranbach Alpha > 0,60 (Ghozali,
2011).
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel Kualitas Produk (X1)
Tanggapan responden terhadap
variabel kualitas produk rata-rata 19 atau
38 % responden memilih Setuju (S) yang
paling besar untuk variabel Kualitas
Produk berpengaruh terhadap Penyaluran
Kredit. Sedangkan rata-rata 1,2 atau 2,4%
responden memilih Sangat Tidak Setuju
(STS) perolehan jawaban yang paling kecil
untuk variabel Kualitas Produk
berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit.
Variabel Strategi Pemasaran (X2)
Pada penelitian ini rata-rata 20,5 atau
41,1% responden menjawab Setuju (S)
untuk variabel Strategi Pemasaran
berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit.
14
Sedangkan rata-rata 1 atau 2 % responden
memilih Sangat Tidak Setuju (STS) untuk
perolehan jawaban yang paling kecil untuk
variabel Pemasaran berpengaruh terhadap
Penyaluran Kredit. Hal ini menunjukkan
bahwa strategi pemasaran di KSU Central
Artha Mandiri unit Kedungpring sudah
dilakukan dengan cukup baik, sehingga
responden yang memilih jawaban tidak
setuju paling sedikit.
Variabel Penyaluran Kredit (Y)
Berdasarkan hasil penelitian terdapat
rata-rata 20,6 atau 41,2 % responden
memilih Setuju (S) untuk variabel
Penyaluran Kredit. Sedangkan rata-rata 2,7
atau 4,8% % responden memilih Sangat
Tidak Setuju (STS) untuk perolehan
jawaban yang paling kecil variabel
Penyaluran Kredit karena pengaruh
Kualitas Produk dan Strategi Pemasaran.
HASIL UJI HIPOTESIS
Uji Parsial
Secara parsial variabel kualitas
produk (X1), diperoleh nilai t hitung
sebesar 2,402 dengan nilai signifikansi
0,020. Hasil analisis menunjukkan nilai t-
hitung > nilai t-tabel dan nilai signifikan
lebih kecil dari taraf 5%, dengan demikian
hipotesis pertama diterima. Artinya
variabel kualitas produk secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
penyaluran kredit.
Secara parsial variabel strategi
pemasaran (X2), diperoleh nilai t hitung
sebesar 4,288 dengan nilai signifikansi
0,000. Hasil analisis menunjukkan nilai t-
hitung > nilai t-tabel dan nilai signifikan
lebih kecil dari taraf 5%, dengan demikian
hipotesis kedua diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
strategi pemasaran berpengaruh signifikan
terhadap penyaluran kredit.
Uji Simultan
Dilihat dari hasil perhitungan nilai
F hitung = 34,297, dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara simultan
(bersamaan) variabel kualitas produk dan
strategi pemasaran mempunyai pengaruh
signifikan terhadap penyaluran kredit (Y)
KSU Central Artha Mandiri unit
Kedungpring.
Uji Determinasi
Berdasarkan perhitungan analisis
regresi diperoleh koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,593 yang berarti 59,3%. Hal ini
menunjukkan bahwa bahwa kemampuan
variabel kualitas produk dan strategi
pemasaran dalam menjelaskan variabel
penyaluran kredit adalah sebesar 59,3%.
Sedangkan sisanya sebesar 40,7%
dijelaskan variabel lain di luar penelitian
ini.
PEMBAHASAN
Penelitian ini membahas bagaimana
respon nasabah untuk menyalurkan kredit
terhadap stimulus-stimulus berupa kualitas
produk dan strategi pemasaran yang
diberikan KSU Central Artha Mandiri unit
Kedungpring.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas produk berpengaruh
signifikan terhadap penyaluran kredit.
Artinya bahwa nasabah akan merasa
nyaman dengan produk jasa (keuangan)
yang berkualitas. Implikasinya kualitas
produk jasa yang diberikan oleh KSU
Central Artha Mandiri unit Kedungpring
15
dapat menciptakan suatu persepsi positif
dari nasabah terhadap koperasi tersebut
serta mampu meningkatkan penyaluran
kredit. Dengan produk yang berkualitas,
nasabah dapat melakukan transaksi dengan
nyaman, sehingga penyaluran kredit di
KSU Central Artha Mandiri unit
Kedungpring dapat berjalan dengan baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kualitas produk mampu
meningkatkan penyaluran kredit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kurnia
(2016); Dewi dan Sudiartha (2018) pada
nasabah Bank BUMN membuktikan bahwa
kualitas produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan nasabah yang
selanjutnya dapat meningkatkan pemberian
kredit. Suchanek et al. (2014) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa derajat
kepuasan nasabah dapat dilihat dengan
melakukan perbandingan dengan produk
pesaing. Indikasi dari penelitian tersebut
yaitu ketika kualitas produk yang
ditawarkan Bank baik maka nasabah akan
merasa puas dan meningkatkan kepuasan
nasabah secara keseluruhan dan melakukan
penggunaan ulang (penyaluran kredit).
Berdasarkan hasil uji hipotesis
menyatakan bahwa hipotesis kedua
diterima. Hal ini berarti strategi pemasaran
mampu meningkatkan penyaluran kredit.
Strategi pemasaran yang dilakukan dengan
baik dan berkesinambungan dapat
mengedukasi atau memberikan rangsangan
terhadap para nasabah untuk dapat
melakukan transaksi (penyaluran kredit).
Peranan strategi pemasaran adalah untuk
mengintensifikan hasrat dan keinginan
nasabah agar mau membeli produk yang
ditawarkan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa semakin baik strategi
pemasaran akan membuat penyaluran
kredit meningkat, semakin buruk strategi
pemasaran akan membuat penyaluran
kredit menurun. Sehingga strategi
pemasaran yang baik merupakan
kebutuhan yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan (khususnya lembaga
keuangan).
Hasil penelitian hipotesis kedua
tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Roisah dan Iskandar (2013),
Rasdini (2012), Fitria dan Sari (2012)
membuktikan bahwa strategi pemasaran
sangat berpengaruh signifikan terhadap
pemberian kredit. Semakin baik strtaegi
pemasaran yang digunakan, maka semakin
tinggi penyaluran kredit kepada nasabah.
Dari hasil uji f untuk variabel
kualitas produk (X1) dan strategi
pemasaran (X2) terhadap penyaluran kredit
(Y) diperoleh hasil nilai signifikansi 0.000
< 0.05, dan nilai F hitung sebesar 34,297>
F tabel (22,409 > 3.22), maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama
variabel kualitas produk dan strategi
pemasaran berpengaruh signifikan terhadap
penyaluran kredit. Hal ini berarti KSU
Central Artha Mandiri unit Kedungpring
dapat meningkatkan lagi pengelolaan
produknya lebih berkualitas dan
pelaksanaan strategi pemasaran, sehingga
dapat meningkatkan penyaluran kredit.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas produk mampu
meningkatkan penyaluran kredit KSU
Central Artha Mandiri unit
Kedungpring.
2. Strategi pemasaran mampu
meningkatkan penyaluran kredit pada
16
KSU Central Artha Mandiri unit
Kedungpring..
3. Kualitas produk dan strategi
pemasaran secara bersama-sama
mampu meningkatkan penyaluran
kredit pada KSU Central Artha
Mandiri unit Kedungpring.
Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan berdasarkan penelitian ini
adalah:
Bagi KSU Central Artha Mandiri
unit Kedungpring sebaiknya dapat lebih
meningkatkan lagi pengelolaan jasa
keuangan. Selain itu strategi pemasaran
juga harus lebih ditingkatkan lagi,
mengingat kedua hal tersebut mampu
meningkatkan penyaluran kredit.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat meneliti lebih jauh mengenai factor
lain yang berpengaruh, seperti people,
process, kualitas layanan.
DAFTAR PUSTAKA
Assuari, S. 2008. Manajemen Pemasaran,
edisi kedua, cetakan kedelapan.
Jakarta: Raja Grafindo.
Assegaf, M. 2009. Pengaruh Kualitas
Pelayanan terhadap Kepuasan
Pelanggan (Studi pada Perusahaan
Penerbangan PT. Garuda di Kota
Semarang). Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 10 (2).
Dewi, C.I.A.K. dan Sudiartha, I.G.M.
2018. Pengaruh Kualitas Layanan
dan Kualitas Produk terhadap
Kepuasan Nasabah PT. Bank
Pembangunan Daerah Bali. E-Jurnal
Manajemen Unud, 7 (8). 4539 –
4569.
Fitria, N. dan Sari, L. 2012. Analisis
Kebijakan Pemberian Kredit dan
Pengaruh Non Performing Loan
terhadap Loan to Deposit ratio pada
PT. bank Rakyat Indonesia
(Persero), TBK Cabang Rantau,
Aceh Tamiang (Periode 2007-2011).
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 1
(1). 88 – 101.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Gitosudarmo, I. 2008. Manajemen
Pemasaran, edisi kedua, cetakan
keenam. Semarang: Universitas
Diponogoro
Kotler dan Keller. 2012. Manajemen
Pemasaran. Edisi 12. Jakarta:
Erlangga.
Kotler, P. dan Amstrong, G. 2014.
Prinsip-prinsip Manajemen
Pemasaran. Edisi 14. Jakarta:
Erlangga.
Kurnia, Dandy. 2016. Pengaruh Kualitas
Produk Terhadap Loyalitas Nasabah
Melalui Kepuasan Nasabah, Nilai
Bagi Nasabah, dan Reputasi
Perusahaan Pada Bank BUMN. UG
Jurnal, 10 (12):5-8.
Rasdini, R.H. 2012. Analisis Pengaruh
Bauran Pemasaran terhadap Volume
Penjualan PT. BPR Trihasta Prasojo
Karanganyar. Universitas Sebelas
Maret Sukarta. Program DIII
Manajemen Pemasaran.
Rivai, Veitzhal Dkk. 2013. Commercial
Bank Manajemen: Manajemen
Bank Dari Teori Ke Praktik. Edisi
1. Cetakan 1. Jakarta: Rajawali
Pers.
Roisah, R. dan Iskandar, I. 2013. Pengaruh
Strategi Pemasaran terhadap
Kepuasan Nasabah pada PT Bank
Tabungan Negara KCP Kopo. Jurnal
Ecodemica: Jurnal Ekonomi,
17
Manajemen, dan Bisnis, 1 (2). 23 –
32.
Sasnelwati. 2014. Analisa Kepuasan
Konsumen dan Pengaruhnya
terhadap Penyaluran Kredit (Kasus:
PT. Pegadaian Kota Padang). UNP
Putra Indonesia YPTK Padang.
Fakultas Ekonomi.
Suchánek, Petr, Jiří Richter, Maria
Králová. 2014. Customer
Satisfaction, Product Quality and
Perfomance of Companies. Review
Of Economic Perspectives –
Národohospodářský Obzor, 14
(4):329–344.
Tjiptono, F dan Chandra, G. 2012.
Pemasaran Strategik. Yogyakarta,
ANDI.
18
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
Oleh:
Muhammad Dzikri Abadi
Masyita Dwi Retno
ABSTRACT
This study aims to test and analyze how the influence of Locus Of Control and
Job Satisfaction affect partially or simultaneously on Employee Performance at
MuhammadiyahLamongan Hospital. Based on research from 86 respondents
obtained through primary and secondary data from Muhammadiyah Lamongan
Hospital and the result of data processing with t test, F test and Multiple Linear
Regression known that Locus Of Control and Job Satisfaction have partial influence
to employee performance. Similarly, the test results simultaneously show that each
independent variable can together influence significantly bound variables. The
contribution of independent variables in explaining the dependent variable is 89.0%
while the other 11.0% is explained by other variables that are not included in the
research object in the research by the researchers.
Keywords: Locus Of Control, Job Satisfaction and Employee Performance
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis bagaimana pengaruh
Locus Of Control dan Kepuasan Kerja berpengaruh secara parsial maupun simultan
Terhadap Kinerja Karyawan pada Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Berdasarkan penelitian dari 86 responden yang diperoleh melalui data primer dan
sekunder dari Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan serta hasil pengolahan data
dengan uji t, Uji F dan Regresi Linier Berganda diketahui bahwa Locus Of Control dan
Kepuasan Kerja memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan.
Demikian juga hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa masing-masing
variable bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variable terikat dengan
signifikan. Kontribusi variable bebas dalam menjelaskan variable terikatnya adalah
sebesar 89.0% sedangkan 11,0% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk
dalam obyek penelitian yang di teliti oleh peneliti.
Kata Kunci: Locus Of Control, Kepuasan Kerja dan Kinerja karyawan.
19
PENDAHULUAN
Pertumbuhan rumah sakit dewasa
ini berkembang amat pesat dengan
jumlah yang terus meningkat di tiap
tahunnya. Hasil data rumah sakit online
di tahun 2017 menunjukkan jumlah
rumah sakit di indonesia telah tercatat
mencapai 2629 unit, dan lebih dari
setengahnya adalah rumah sakit swasta.
(sirs.yankes.kemkes.go.id, 2017) Oleh
karena itu RS Muhammadiyah
Lamongan yang merupakan Amal Usaha
Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Lamongan di Bidang Kesehatan harus
mampu bersaing dalam upaya
peningkatan kualitas di setiap pelayanan
sektor kesehatan yang ada. Persaingan
antar rumah sakit baik pemerintah
maupun swasta serta asing akan semakin
keras untuk merebut pasar yang semakin
terbuka bebas. Selain itu, masyarakat
menuntut rumah sakit harus dapat
memberikan pelayanan yang one stop
services, artinya seluruh kebutuhan
pelayanan kesehatan dan pelayanan
terkait pasien harus dapat di layani oleh
Rumah Sakit secara cepat, akurat,
bermutu dan terjangkau. Sehingga
mampu meningkatkan kepercayaan
masyarakat.
Tuntutan perkembangan rumah
sakit yang pesat tersebut perlu di dukung
oleh kualitas sumber daya manusia
(SDM) yang profesional sehingga dapat
menjawab tantangan bisnis yang
semakin kompetitif di masa depan. Tak
terkecuali Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan yang berlokasi di Jalan
Agung Suprapto 76 Lamongan yang
bertipe B dengan jumlah layanan 17 dan
jumlah SDM 639 orang. Adapun visi
Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan adalah “Menjadi rumah sakit
yang unggul, mandiri dan berdaya saing
tinggi, berbasis penolong kesengsaraaan
umum sebagai perwujudan imam dan
ibadah kepada Allah SWT”.
(www.rsmlamongan.com, 2017)
Di sisi lain, perusahaan juga harus
menjalankan fungsi sosial secara
internal dan eksternal untuk dapat
bersaing dengan industri yang
sejenis lainnya juga menjamin
kesejahteraan para karyawan /
anggotanya yang berdampak pada
kelangsungan hidup perusahaan.
karyawan merupakan asset penting
perusahaan tak terkecuali bagi Rumah
Sakit Muhammadiyah Lamongan
karyawan merupakan aset penting yang
dimiliki dan sangat diperhatikan oleh
managemen. Sebab sebuah organisasi
memerlukan manusia sebagai sumber
daya pendukung utama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Sumber
daya manusia yang berkualitas akan turut
memajukan organisasi sebagai suatu
wadah peningkatan produktivitas kerja
demi mencapai keselarasan tujuan
organisasi dibutuhkan kinerja
pegawai yang sesuai dengan
standar dan norma organisasi.
Kinerja merupakan tindakan atau
pelaksanaan tugas yang diselesaikan
dalam kurun waktu tertentu. Kinerja
berkaitan dengan hasil dari perilaku
anggota organisasi di mana
tujuan yang dicapai adalah
dengan adanya capaian tindakan atau
perilaku. Kinerja pegawai banyak
didukung oleh kombinasi kemampuan
locus of control dan kepuasan kerja pada
para anggota organisasinya. Hasibuan
(2011) menjelaskan bahwa kinerja
merupakan hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas–
tugas yang dibebankan kepadanya
didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan dan waktu.
Karena organisasi merupakan
lembaga yang digerakkan oleh manusia
maka kesesuaian perilaku karyawan
dengan standar kerja akan
menghasilkan kinerja yang diharapkan.
Locus of control dan kepuasan menjadi
faktor penentu kinerja individu selain
varibel kemampuan pribadi lainnya,
20
dipilihnya variabel locus of control
karena objek studynya sama, yaitu
manusia sebagai tenaga kerja yang
memiliki faktor kepribadian yang
beraneka ragam.
Sedangkan menurut Robbins
dalam Soegandhi, Sutanto, dan
Setiawan, (2013), kepuasan kerja adalah
suatu sikap umum terhadap pekerjaan
seseorang, selisih antara banyaknya
ganjaran yang diterima seorang pekerja
dan banyaknya yang mereka yakini
seharusnya mereka terima. Kepuasan
terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan
individu sudah terpenuhi dan terkait
dengan derajat kesukaan dan
ketidaksukaan dikaitkan dengan
karyawan; merupakan sikap umum yang
dimiliki oleh karyawan yang erat
kaitannya dengan imbalan-imbalan yang
mereka yakini akan mereka terima
setelah melakukan sebuah pengorbanan.
Oleh karena itu demi
meningkatkan kepercayaan masyarakat
dan menjawab tuntutan perkembangan
rumah sakit yang kian pesat dan dapat
bersaing dengan industri sejenis lainnya
tanpa harus mengesampingkan
kepentingan para karyawan /
anggotanya. Karena organisasi jasa ini
merupakan lembaga yang di gerakkan
oleh manusia maka kesesuaian perilaku
karyawan lewat motivasi dari adanya
kepribadian locus of control dan
kepuasan akan mampu mencapai standar
kerja optimal dan menghasilkan kinerja
yang diharapkan demi tercapainya
sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas profesional dan responsive
yang berdampak langsung pada
kelangsungan hidup organisasinya.
Maka pada penelitian kali ini akan di
angkat tema pengaruh kepribadian locus
of control dan kepuasan kerja terhadap
tingkat keberhasilan kinerja karyawan.
Adapun judul penelitian ini adalah
“Pengaruh Locus Of Control Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan.”
RUMUSAN MASALAH
Masalah-masalah penelitian yang
dapat dirumuskan berdasarkan latar
belakang yang dikemukakan
sebelumnya, sebagai berikut :
1. Apakah locus of control berpengaruh
terhadap kinerja karyawan di Rumah
Sakit Muhammadiyah Lamongan?
2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan di
Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan?
3. Apakah locus of control dan
kepuasan kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini sebagai
berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh
Locus Of Control terhadap kinerja
karyawan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan.
2. Untuk menganalisis pengaruh
Kepuasan Kerja terhadap kinerja
karyawan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan.
3. Untuk menganalisis pengaruh Locus
Of Control dan Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan di
Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif, dengan populasi seluruh
karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan sejumlah 635 karyawan.
Sampel sejumlah 86 karyawan yang
ditetapkan secara Probability Sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan
angket atau kuesioner.
21
Item-item pengukuran dalam
kuesioner terdiri dari 2 indikator
Kepuasan Kerja yang diadopsi dari
Crider (2003), 5 indikator Kepuasan
Kerja yang diadopsi dari Cellucci & De
Vries (dalam Huang, 2012), serta 5
indikator Kinerja yang diadopsi dari
Robbins (2006). Setelah semua item
pengukuran valid dan reliabel, data
kemudian dianalisis menggunakan
analisis regresi linier berganda dengan
software SPSS 16.0 for windows.
Berdasarkan faktor-faktor yang
diindikasikan berpengaruh terhadap
kinerja, maka kerangka konsep
penelitian ini ditunjukkan oleh gambar
berikut:
H1: Pengaruh Locus Of Control (X1)
secara Parsial terhadap Kinerja (Y)
H2: Pengaruh Kepuasan Kerja (X2)
secara Parsial terhadap Kinerja (Y)
H3: Pengaruh Locus of Control (X1)
dan Kepuasan Kerja (X2) secara
Simultan terhadap Kinerja (Y).
HASIL PENELITIAN
Dari 86 responden yang menjadi
populasi penelitian telah berhasil
dihimpun data hasil kuesioner sebagai
berikut :
1. Locus Of Control
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Locus Of Control
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat
diinterpretasikan bahwa rata-rata 36.775
% responden memilih Setuju (S) untuk
variabel Locus Of Control berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan.
2. Kepuasan Kerja
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Kepuasan Kerja
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat
diinterpretasikan bahwa rata-rata 38.03
% responden memilih Sangat (S) untuk
variabel kepuasan kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.
3. Kinerja Karyawan
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Kinerja Karyawan
Jml katagori persen
Ttl STS TS N S SS
1 10.5 8.2 30.2 30.2 20.9 100
2 2.3 16.3 22.1 32.6 26.7 100
3 9.3 7 22.1 45.3 16.3 100
4 1.2 12.8 38.4 32.6 15 100
5 9.3 11.6 29.1 36 14 100
6 1.2 17.4 40.7 32.6 8.1 100
7 7 7 30.2 43 12.8 100
8 0 15.1 25.6 41.9 17.4 100
rata 5.1 11.925 29.8 36.775 16.4 100
Jumlah
Katagori persen Tot
al STS TS N S SS
1 10.5 8.1 38.4 25.6 17.4 100
2 0 20.9 24.4 44.2 10.5 100
3 9.3 9.3 22.1 43 16.3 100
4 2.3 15.1 32.6 34.9 15.1 100
5 8.2 10.5 26.7 43 11.6 100
6 1.2 17.4 27.9 41.9 11.6 100
7 11.6 8.2 26.7 37.2 16.3 100
8 1.2 12.8 30.2 31.4 24.4 100
9 7 12.8 37.2 37.2 5.8 100
10 3.5 16.3 23.3 41.9 15 100
Rata-rata 5.48 13.14
28.9
5
38.0
3 14.4 100
22
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat
diinterpretasikan bahwa rata-rata 39.76
% responden memilih Setuju (S).
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Locus Of Control dan
Kepuasan Kerja secara parsial
terhadap Kinerja Karyawan pada
Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan
a. Locus Of Control terhadap
Kinerja Karyawan
Dari hasil olah data untuk variabel
Locus Of Control (X1) terhadap Kinerja
Karyawan diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0.000 < 0.10
dan thitung sebesar 4.418 dan ttabel
sebesar 1.6632. Dari data tersebut di
dapat nilai thitung > ttabel (4.418 >
1.6632), yang artinya bahwa secara
parsial variabel Tingkat Bagi Hasil
berpengaruh signifikan terhadap Kinera
Karyawan.
Hasil penelitian di atas sejalan
dengan penelitian oleh wuryaningsih dl
dan rini Saputra (2013) berjudul
Pengaruh Locus of Control Terhadap
Kinerja dan Kepuasan Kerja Internal
Auditor dengan Kultur Lokal Tri Hita
Karana Sebagai Variabel Moderasi.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh locus of control
terhadap kinerja individu dan kepuasan
kerja auditor. Sample penelitian tersebut
adalah 62 auditor internal di hotel
berbintang di Bali. Teknik pengambilan
sampel digunakan proportionate stratifi
ed random sampling. Uji instrument
digunakan uji CFA dan cronbach alpha
serta uji normalitas data dengan uji
kolmogorof smirnov. Uji hipotesis
dengan uji t melalui regresi. Hasil uji
menunjukkan bahwa locus of control
berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
b. Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan
Dari hasil uji t untuk variabel
Kepuasan Kerja (X2) terhadap Kinerja
Karyawan diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0.000 < 0,10
dan thitung sebesar 7.522 dan ttabel
sebesar 1.6632. Dari data tersebut di
dapat nilai thitung > ttabel (7.522 >
1.6632). Maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel Kepuasan Kerja
berpengaruh signifikan Terhadap Kinerja
Karyawan.
Hasil penelitian di atas sejalan
dengan penelitian oleh Shaju dan
Shubbashini (2016) dengan judul a Study
on the Impact of Job Satisfaction on Job
Performance of Employees Working in
Automobile Industry, Punjab, India.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan. Hipotesis pertama
menguji apakah kepuasan kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Data penelitian dikumpulkan dari hasil
responden dan dianalisis dengan regresi
linier, uji kelayakan model, koefisien
determinasi, uji t dan uji analisis jalur
(Path Analisys) . Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh langsung terhadap kinerja
karyawan secara positif dan signifikan.
kepuasan kerja berpotensi membawa
kinerja organisasi yang tinggi pada
perusahaan Automobile di Punjab India.
c. Pengaruh Locus Of Control dan
Kepuasan Kerja secara simultan
Jumlah
Kategori persen
Total STS TS N S SS
1 3.5 10.5 33.7 36 16.3 100
2 2.4 11.6 20.9 47.7 17.4 100
3 2.3 11.6 32.6 38.4 15.1 100
4 3.5 9.3 27.9 37.2 22.1 100
5 3.5 10.5 29 38.4 18.6 100
6 1.2 8.1 31.4 37.2 22.1 100
7 2 18.6 24.4 39.5 15.5 100
8 5.8 8.2 29.1 39.5 17.4 100
9 3.5 8.2 33.7 33.7 20.9 100
10 3.5 11.6 20.9 50 14 100
Rata 3.12 10.82 28.36 39.76 17.94 100
23
terhadap Kinerja Karyawan pada
Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan
Uji hipotesis secara simultan atau
yang dinotasikan dalam bentuk uji F
menyatakan bahwa ada secara
bersama-sama terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Locus Of
Control dan Kepuasan terhadap variabel
Kinerja Karyawan yang terjadi di Rumah
Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Sebagaimana yang telah dibahas dalam
item uji hipotesis simultan diatas, Tabel
diatas menunjukkan bahwa nilai
signifikansi 0.000 < 0.10, dan sedangkan
nilai Fhitung sebesar 336.035 dan Ftabel
adalah 2,37. Dari data tersebut di dapat
nilai Fhitung > Ftabel (336.035 > 2,37),
maka dapat disimpulkan bahwa secara
bersama-sama variabel Locus Of Control
dan Kepuasan Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Titik Rosita dan wuryaningsih dl
dan rini kuswati (2013) dimana dari dua
variabel Locus Of Control dan Kepuasan
Kerja yang diuji secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel Kinerja Karyawan Pada Rumah
Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Robbins 2006 dalam Indrawati, (2013)
juga menyatakan bahwa karyawan yang
puas akan mampu meningkatkan
kepuasan dan kesetiaan pelanggan.
Tidak bisa dipungkiri organisasi
jasa seperti Rumah Sakit merupakan
lembaga yang digerakkan oleh manusia
maka kesesuaian perilaku karyawan
dengan standar kerja akan
menghasilkan kinerja yang diharapkan.
Karena dalam organisasi jasa, kesetiaan
dan ketidaksetiaan pelanggan sangat
tergantung pada cara karyawan
berhubungan dengan pelanggan. Locus
of control dan kepuasan menjadi faktor
penentu kinerja individu selain varibel
kemampuan pribadi lainnya, Hal ini
terjadi karena Karyawan yang puas dan
memiliki locus of control internal yang
tinggi cenderung lebih ramah, ceria,
responsive yang pasti akan dihargai
pelanggan. Dan Karyawan yang puas
memiliki kemungkinan kecil untuk
mengundurkan diri, sehingga pelanggan
lebih sering menjumpai wajah-wajah
akrab dan menerima layanan yang
berpengalaman. Ciri-ciri tersebut
membangun kepuasan dan kesetiaan
pelanggan. objek study variabel locus of
control yaitu manusia sebagai tenaga
kerja yang memiliki faktor kepribadian
yang beraneka ragam. Perilaku manusia
di pelajari dalam manajemen sumber
daya manusia dan berkaitan dengan
psikologi industry dan organisasi.
Banyak topik yang sama di bahas oleh
psikologi industri dan organisasi yang
akan sangat berperan membantu dalam
aspek aspek seperti seleksi tenaga kerja
dan pelatihan pekerjaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Pada bagian akhir skripsi ini,
peneliti akan memaparkan beberapa
kesimpulan yang dapat diambil dan saran
yang didasarkan pada temuan hasil
penelitian. Dengan melihat hasil
penelitian yang telah dibahas mengenai
pengaruh Locus Of Control dan
Kepusaan terhadap Kinerja Karyawan
pada Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel Locus Of Control
terhadap variabel Kinerja Karyawan.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan pada
Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel kepuasan terhadap
variabel kinerja karyawan. Hal ini
bisa terjadi dikarenakan jika
kepuasan yang dimiliki para
karyawan tinggi maka akan
24
berdampak pada meningkatnya
kinerja karyawan.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel Locus Of Control
dan Kepuasan kerja secara simultan
terhadap kinerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Bernardin, H.J. and Russel, J.E.A.
1998. Human Resource
Management 2nd Edition – An
Experiental Approach. Singapore:
McGraw-Hill
http://sirs.yankes.kemkes.go.id/rsonline/
data_list.php?pagesize=30 diakses
tanggal 17 Februari 2017
Hasibuan. 2010. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara
Soegandhi, V.M., Susanto, E.M. &
Setiawan. R. 2013. Pengaruh
Kepuasan Kerja dan Loyalitas
Kerja Terhadap Organizational
Citizenship Behavior Pada
Karyawan PT. Surya Timur Sakti
Jatim, Jurnal Agora,Vol. 1 No. 1.
Chun-Chen Huang. 2012. A
Multidimensional Analysis Of
Ethical Climte, Job Satisfaction,
Organizational Comitmen, And
Organizational Citizenship
Behavior. Nursing Ethic. Vol. 19.
No. 4
Shaju, M and Shubbashini, D. 2016. a
Study on the Impact of Job
Satisfaction on Job Performance of
Employees Working in Automobile
Industry, Punjab, India. Jurnal of
Management Research, Vol. 9. No.
1
Saputra, Komang Adi Kurniawan. 2012.
Pengaruh Locus of Control
Terhadap Kinerja dan Kepuasan
Kerja Internal Auditor dengan
Kultur Lokal Tri Hita Karana
Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal
Akunttansi Multiparadigma. Vol. 3.
No. 1.
25
PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN ETIKA KERJA
TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PT SATRIA NIAGA UTAMA DI GRESIK
EVI DWI KARTIKASARI
ABSTRACT
This study aims to explain the effect of work experience, independence and work ethics on
audit quality at PT Satria Niaga Utama Gresik. This research uses quantitative method. Research
data obtained through questionnaires distributed to respondents who work as internal auditors
in PT Satria Niaga Utama Gresik. The research questionnaire was measured using Likert scale.
The data were analyzed by using multiple linear regression analysis and tested by classical test
using SPSS version 22 software. The results of this study indicate that work experience has no
positive and partially significant effect on audit quality. While independence and work ethics have
a positive and significant influence partially on audit quality. Work experience, independence and
work ethic have a positive and significant influence simultaneously on audit quality at PT Satria
Niaga Utama Gresik.
Keywords: work experience, independence, work ethic, audit quality.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh pengalaman kerja, independensi dan
etika kerja terhadap kualitas audit pada PT Satria Niaga Utama Gresik. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Data penelitian diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan
kepada responden yang bekerja sebagai auditor internal di PT Satria Niaga Utama Gresik.
Kuesioner penelitian ini diukur menggunakan skala likert. Data dianalisis dengan menggunakan
analisis regresi linear berganda dan diuji dengan uji klasik dengan menggunakan software
SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja tidak mempunyai
pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kualitas audit. Sedangkan independensi
dan etika kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kualitas audit.
Pengalaman kerja, independensi dan etika kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara
simultan terhadap kualitas audit pada PT Satria Niaga Utama Gresik.
Kata kunci: pengalaman kerja, independensi, etika kerja, kualitas audit
PENDAHULUAN
Perusahaan adalah suatu lembaga
yang melakukan kegiatan usaha baik
memproduksi barang maupun jasa untuk
dikonsumsi oleh masyarakat yang bertujuan
untuk memperoleh laba yang sebesar-
besarnya. Setiap perusahaan pasti melakukan
transaksi. Setiap transaksi yang terjadi dalam
perusahaan tersebut harus dicatat dengan
baik dan benar sesuai bukti-bukti yang ada.
Proses pencatatan transaksi tersebut disebut
sebagai proses akuntansi. Akuntansi
mempunyai peranan penting dalam
perusahaan, kemajuan suatu perusahaan
dapat dilihat dari proses akuntansi perusahan
tersebut.
26
Sistem informasi mengandung tiga
aktivitas dasar didalamnya, yaitu: aktivitas
masukan (input), pemrosesan (processing),
dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini
menghasilkan informasi yang dibutuhkan
organisasi untuk pengambilan keputusan,
pengendalian operasi, analisis permasalahan,
dan menciptakan produk atau jasa baru.
Masukan berperan di dalam pengumpulan
bahan mentah, baik yang diperoleh dari
dalam maupun dari lingkungan sekitar
orgnaisasi. Pemrosesan berperan untuk
mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk
yang lebih memiliki arti. Sedangkan keluaran
dimaksudkan untuk menstransfer informasi
yang diproses kepada pihak-pihak yang akan
menggunakan (Alfanur,2011).
PT Satria Niaga Utama adalah
perusahaan yang bergerak di bidang
penyaluran tenaga kerja. Perusahaan tersebut
cukup berkembang dan melakukan kerja
sama dengan perusahaan yang besar, yaitu
PT Petrokimia Gresik. Dimana dalam
melakukan kerja sama perusahaan harus
memberikan sistem informasi keuangan yang
baik terhadap mitra perusahaan tersebut.
Agar dalam pelaporan output perusahaan
dapat memberikan informasi terkait dengan
aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Dalam menjalankan keuangan
perusahaan saat ini masih belum sepenuhnya
dijalankan sesuai dengan tata kelola
perusahaan yang baik. Seperti kasus yang
belakangan ini sedang ramai dikalangan
tenaga outsourcing yang ditempatkan pada
PT Petrokimia Gresik. Yakni adanya
perubahan kebijakan alokasi dana
tahunan/pesangon yang secara tidak
langsung merugikan tenaga outsourcing.
Karena kebijakan tersebut tidak sesuai aturan
perusahaan dan merugikan karyawan yang
berdampak pada kerugian perusahaan.
Dimana dalam penggantian kebijakan tanpa
adanya transparansi atau keterbukaan tentang
keuangan perusahaan. Hal tersebut akan
berdampak pada tugas auditor internal dalam
perbaikan sistem ataupun siklus keuangan
perusahaan.
Dalam rangka mewujudkan siklus
akuntansi yang baik di lingkungan
perusahaan, perusahaan harus melakukan
reformasi dalam segala aspek pengelolaan
keuangan. Salah satu langkah yang harus
dilakukan perusahaan adalah melakukan
reformasi audit baik internal maupun
eksternal dalam penyelenggaraan sistem
keuangan.
Melalui reformasi audit ini
diharapkan kegiatan audit di lingkungan
perusahaan dapat berjalan lebih maksimal,
sehingga dapat mengurangi terjadinya
kesalahan prosedur dan tindak pidana yang
sering dilakukan auditee, yang berdampak
pada kerugian perusahaan. Berdasarkan
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
audit yang dilaksanakan auditor dikatakan
berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau
standar pengauditan. Standar pengauditan
mencakup mutu profesional, auditor
independen, pertimbangan (judgement) yang
digunakan dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporan audit.
Dalam Penelitian yang dilakukan
Harvita Yulian Ayuningtyas (2012),
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
pengalaman kerja terhadap kualitas audit.
Auditor yang tidak berpengalaman akan
melakukan atribusi kesalahan lebih besar
dibandingkan dengan auditor yang
berpengalaman. Penelitian yang dilakukan
oleh Elisha Muliani Singgih (2010),
mengenai Pengaruh Independensi,
Pengalaman, Due professional care dan
akuntabilitas terhadap kualitas audit
menentukan bahwa auditor yang
berpengalaman (expertise), akan lebih jelas
merinci masalah yang dihadapi dibandingkan
auditor yang kurang berpengalaman. Hal ini
dipertegas oleh Ruslan Ashari (2011) yang
menunjukkan bahwa pengalaman audit yang
dipunyai auditor ikut berperan dalam
menentukan pertimbangan (judgement) yang
27
diambil sehingga dapat meningkatkan
kualitas audit.
Sikap mental independen sama
pentingnya dengan keahlian dalam bidang
praktek akuntansi dan prosedur audit yang
harus dimiliki oleh setiap auditor. Menurut
Mulyadi dan Puradiredja (1998:25) bahwa
“independensi berarti sikap mental yang
bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh
pihak lain, dan tidak tergantung pada orang
lain”. Independensi juga berarti adanya
kejujuran pertimbangan yang objektif tidak
memihak dalam diri auditor dalam
merumuskan dan menyatakan pendapatnya
dalam diri auditor dalam mempertimbangkan
fakta. Etika secara umum didefinisikan
sebagai perangkat prinsip moral atau nilai.
Etika bertujuan membantu manusia untuk
bertindak secara bebas tetapi dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa keahlian (kompetensi),
independensi, dan etika merupakan faktor-
faktor yang sangat berpengaruh dalam
menentukan kualitas audit dalam rangka
mewujudkan sistem pengawasan yang baik
sesuai dengan apa yang telah diamanatkan
dalam undang-undang. Penelitian yang
dilakukan oleh Ruslan Ashari (2011)
mengenai pengaruh keahlian, independensi
dan etika terhadap kualitas auditor,
menentukan bahwa etika dan indepedensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
auditor. Hal ini dipertegas oleh Ayu Dewi
yang menunjukan bahwa etika dan
independensi ikut berperan dalam
meningkatkan kualitas audit.
Dalam studi ini kualitas audit
dihubungkan dengan pengalaman kerja,
independensi dan etika kerja karena ketiga
hal ini dianggap dapat mempengaruhi
kualitas audit. Hal itulah yang menarik
perhatian peneliti untuk melakukan analisis
terhadap pengalaman kerja, independensi,
dan etika kerja terhadap kualitas audit.
METODE PENELITIAN
Jenis metode penelitian yang
digunakan adalah jenis penelitian
kuantitatif. Pengumpulan data dalam
penelitian ini yakni dengan studi satu tahap
(cross-sectional study). “Penelitian yang
pengumpulan datanya dilakukan hanya satu
kali, dalam periode hari, minggu, atau bulan
untuk menjawab suatu pertanyaan
penelitian” (Sekaran dan Roger, 2009: 119).
Penelitian ini menggunakan skala likert
(likert scale) sebagai skala pengukuran.
Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner
(angket) yang diberikan kepada responden.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis yang diberikan kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011:
142). Kuesioner yang diberikan kepada
responden dalam penelitian ini berupa
pertanyaan-pertanyaan yang digunakan
untuk memperoleh data primer.
Populasi dalam penelitian ini adalah
auditor yang bekerja pada PT Satria Niaga
Utama Gresik. Jenis sampling yang
digunakan peneliti ialah jenis total sampling
atau sampling jenuh. Total Sampling atau
Sampling jenuh merupakan teknik
penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 2011: 125), yang dijadikan
responden dalam penelitian ini adalah
auditor internal pada PT Satria Niaga
Utama Gresik dengan jumlah auditor
sebanyak 32 orang. Sehingga, jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 32 orang juga.
HASIL PENELITIAN
a. Data Variabel Bebas
1) Pengalaman Kerja
28
Sumber : Hasil Data SPSS Diolah (2018)
Dari tabel dapat diinterprestasikan
bahwa rata-rata 39,075% responden memilih
Setuju (S) untuk variabel tingkat pengalaman
kerja terhadap kualitas audit.
2) Independensi
Sumber : Hasil Data SPSS Diolah (2018)
Dari tabel 4.5 dapat diinterprestasikan
bahwa rata-rata 36,9% responden memilih
Setuju (S) untuk variabel tingkat
Independensi terhadap Kualitas Audit.
3) Etika Kerja
N
o
Kuesion
er
Presentase
Total ST
S TS N S SS
1 X3.1 0 3,1 18,8 40,6 37,5 100
2 X3.2 3,1 15,
6 21,9 43,8 15,6 100
3 X3.3 3,1 18,
8 18,8 31,3 28,1 100,1
4 X3.4 0 9,4 15,6 50 25 100
5 X3.5 0 3,1 21,9 46,9 28,1 100
6 X3.6 0 21,
9 18,8 28,1 31,3 100,1
Rata-Rata 3,1 17,
2
20,3
5
37,5
5
21,8
5
100,0
5
Sumber : Hasil Data SPSS Diolah (2018)
Dari tabel 4.6 dapat diinterprestasikan
bahwa rata-rata 37,55% responden memilih
Setuju (S) untuk variabel tingkat Etika Kerja
terhadap Kualitas Audit.
b. Data Variabel Terikat
Kualitas Audit
Sumber : Hasil Data SPSS Diolah (2018)
Dari tabel dapat diinterprestasikan
bahwa rata-rata 37,55% responden memilih
Setuju (S) untuk variabel tingkat Kualitas
Audit terjadi karena Pengalaman Kerja,
Independensi dan Etika Kerja.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Uji t dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh variabel bebas dengan
variabel terikat baik secara parsial.
Diketahui df (n-k-1) adalah 32 dan
signifikansi adalah 5%, maka dapat diketahui
t-table adalah 2.042. Hasil analisis uji
hipotesis antara variabel bebas X1 dan X2
terhadap Y diperoleh hasil sebagai berikut.
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
t Sig
Collinearity
Statistics Coefficients
B Std.
Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 0,770 1,101 0,700 0,490
PENGALAMAN KERJA 0,104 0,062 0,120 1,674 0,105 0,336 2,792
INDEPENDENSI 0,334 0,122 0,315 2,729 0,011 0,129 7,726
ETIKA KERJA 0,540 0,086 0,590 6,318 0,000 0,197 5,072
Sumber : Hasil Pengelolaan Data SPSS
Diolah (2018)
No Kuesioner Presentase
Total STS TS N S SS
1 X1.1 0 18,8 12,5 31,3 37,5 100,1
2 X1.2 0 12,5 12,5 53,1 21,9 100
3 X1.3 0 25 9,4 34,4 31,3 100,1
4 X1.4 0 9,4 18,8 37,5 34,4 100,1
Rata-Rata 0 16,425 13,3 39,075 31,275 100,075
No Kuesioner Presentase
Total STS TS N S SS
1 Y1.1 6,3 15,6 15,6 43,8 18,8 100,1
2 Y1.2 3,1 25 9,4 31,3 31,3 100,1
3 Y1.3 0 21,9 9,4 34,4 34,4 100,1
4 Y1.4 0 18,8 12,5 37,5 31,3 100,1
5 Y1.5 0 25 12,5 31,3 31,3 100,1
6 Y1.6 0 12,5 21,9 34,4 31,3 100,1
Rata-Rata 4,7 20,3 12,5 37,55 25,05 100,1
No Kuesioner
Presentase
Total STS TS N S SS
1 X2.1 0 12,5 12,5 43,8 31,3 100,1
2 X2.2 0 21,9 18,8 37,5 21,9 100,1
3 X2.3 0 9,4 25 43,8 21,9 100,1
4 X2.4 0 21,9 21,9 34,4 21,9 100,1
5 X2.5 0 18,8 21,9 25 34,4 100,1
6 X2.6 0 0 6,3 78,1 15,6 100
Rata-Rata 0 16,9 20,02 36,9 26,28 100,1
29
Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan progam SPSS dapat
diketahui bahwa :
a. Pengaruh Pengalaman kerja terhadap
Kualitas Audit
Dari hasil uji t untuk variabel
Pengalaman kerja (X1) terhadap Kualitas
Audit diperoleh hasil thitung sebesar 1,674
dan ttabel sebesar 2,042. Dari data tersebut
di dapat nilai thitung < ttabel (1,674 <
2,042), maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel Pengalaman kerja
tidak berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas audit.
b. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas
Audit
Dari hasil uji t untuk variabel
Independensi (X2) terhadap Kualitas Audit
diperoleh hasil thitung sebesar 2.729 dan
ttabel sebesar 2,042. Dari data tersebut di
dapat nilai thitung > ttabel (2.729 > 2,042).
Maka dapat disimpulkan bahwa secara
parsial variabel Independensi berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas Audit.
c. Pengaruh Etika Kerja terhadap Kualitas
Audit
Dari hasil uji t untuk variabel Etika
Kerja (X₃) terhadap Kualitas Audit
diperoleh hasil thitung sebesar 6.318 dan
ttabel sebesar 2,042. Dari data tersebut di
dapat nilai thitung > ttabel (6.318 >
2,042). Maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel Etika Kerja
berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Audit.
UJI HIPOTESIS II
Pengujian terhadap variabel
independen secara simultan (uji F) dilakukan
guna mengetahui apakah variabel independen
(tingkat bagi hasil dan pendapatan nasabah)
secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (pembiayaan
bermasalah) serta untuk mengetahui apakah
model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau tidak.
Dari kriteria pengujian statistik
diperoleh hasil sebagai berikut:
df (n1) = k – 1 jadi 4 – 1 = 3
df (n2) = n – k jadi 32 – 3 = 29
Taraf signifikan = 5% atau 0,05
Maka diperoleh F tabel sebesar 2,93
Hasil analisis uji hipotesis antara
variabel bebas X1, X2 dan X3 terhadap Y
diperoleh hasil sebagai berikut:
Model
Sum of
Df Mean
Square F Sig Square
s
Regressio
n
191,20
8 3 63,736
184,60
1
0,00
0
Residual 9,667 28 0,345
Total 200,87
5 31
Sumber : Hasil Pengelolaan Data SPSS
Diolah (2018)
Tabel di atas menunjukkan bahwa
nilai Fhitung sebesar 184,601 dan Ftabel adalah
2.93. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung
> Ftabel (184,601> 2.93), maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama
variabel Pengalaman Kerja, Independensi,
Etika Kerja berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas audit pada PT Satria
Niaga Utama Gresik.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh pengalaman kerja
terhadap kualitas audit pada PT
Satria Niaga Utama Gresik.
Dari hasil olah data di atas,
didapatkan nilai thitung untuk
pengalaman kerja adalah 1,674 dan
ttabel adalah 2,042. Karena thitung
adalah 1,674, yang artinya thitung <
ttabel, dan nilai signifikan adalah 0,105
< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
pengalaman kerja secara parsial tidak
30
berpengaruh terhadap Kualitas Audit
pada PT Satria Niaga Utama Gresik.
Dalam Penelitian yang dilakukan
Harvita Yulian Ayuningtyas (2012),
menunjukkan bahwa variabel
pengalaman kerja terhadap kualitas
audit tidak memiliki pengaruh yang
signifikan.
Dengan banyaknya pengalaman
kerja, auditor dapat melaksanakan
tugasnya dengan maksimal sehingga
menghasilkan laporan audit yang
berkualitas. Lamanya bekerja membuat
pengalaman kerja semakin banyak,
sehingga memperluas pengetahuannya
yang dapat meningkatkan kualitas
audit. Penggunaan pengalaman
didasarkan pada asumsi bahwa tugas
yang dilakukan secara berulang-ulang
memberikan peluang untuk belajar
melakukan yang terbaik sehingga
pengalaman dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja pengambilan
keputusan. Hal Ini berarti bahwa
hubungan pengalaman searah dengan
kualitas audit tersebut. Karena semakin
tinggi tingkat pengalaman mengaudit
yang dimiliki oleh seorang auditor
maka kualitas audit yang dihasilkan
juga akan semakin baik.
2. Pengaruh independensi terhadap
kualitas audit pada PT Satria Niaga
Utama Gresik.
Dari hasil uji t untuk variabel
Independensi (X2) terhadap Kualitas
Audit diperoleh hasil thitung sebesar
2,729 dan ttabel sebesar 2,042. Dari data
tersebut di dapat nilai thitung > ttabel
(2,729 > 2,042). Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Independensi berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas Audit.
Penelitian yang dilakukan oleh
Ruslan Ashari (2011) mengenai
pengaruh keahlian, independensi dan
etika terhadap kualitas auditor,
menentukan bahwa etika dan
indepedensi berpengaruh signifikan
terhadap kualitas auditor.
Dengan independensi seorang
auditor dapat mengasilkan hasil audit
yang dapat dipercaya. Karena
independensi merupakan syarat yang
paling penting bagi auditor untuk
menyajikan data hasil audit yang dapat
dipertanggungjawabkan pada pihak
pemakai informasi. Sikap independensi
yang tinggi, seorang auditor dapat
dipercaya oleh publik dan
kredibilitasnya akan meningkat. Dan
dengan independensi seorang auditor
dapat memperoleh kepercayaan dari
pihak perusahaan dan pemakai lporan
keuangan. Hal Ini berarti bahwa
hubungan independensi searah dengan
kualitas audit tersebut. Karena semakin
tinggi tingkat independensi yang
dimiliki oleh seorang auditor maka
kualitas audit yang dihasilkan juga
akan semakin baik dan dapat dipercaya.
3. Pengaruh etika terhadap kualitas
audit pada PT Satria Niaga Utama
Gresik.
Dari hasil uji t untuk variabel
Etika Kerja (X₃) terhadap Kualitas
Audit diperoleh hasil thitung sebesar
6.318 dan ttabel sebesar 2,042. Dari data
tersebut di dapat nilai thitung > ttabel
(6.318 > 2,042). Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Etika Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas Audit.
Penelitian yang dilakukan oleh
Ayu Dewi (2013) yang menunjukan
bahwa etika dan independensi ikut
berperan dalam meningkatkan kualitas
audit.
Auditor harus mematuhi kode
etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit
harus mengacu pada standar audit ini,
31
dan auditor wajib mematuhi kode etik
yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari standar audit. Kode
etika ini dibuat bertujuan untuk
mengatur hubungan antara : (1) Auditor
dengan rekan sekerjanya, (2) Auditor
dengan atasannya, (3) Auditor dengan
auditan (objek pemeriksanya) serta (4)
Auditor dengan masyarakat. Dengan
mematuhi kode etik auditor yang sudah
ditentukan maka dapat mendukung
auditor dalam penyusunan laporan
keuangan. Hal diatas menunjukkan
hubungan etika kerja searah dengan
kualitas audit tersebut. Karena semakin
mematuhi kode etik auditor maka
kualitas audit yang dihasilkan juga
akan semakin baik.
4. Pengaruh pengalaman kerja,
independensi dan etos kerja
terhadap kualitas audit pada PT
Satria Niaga Utama Gresik.
Dari hasil uji F untuk variabel
Pengalaman Kerja, Independensi, Etika
Kerja terhadap Kualitas audit diperoleh
Fhitung sebesar 184,601 dan Ftabel adalah
2.93. Dari data tersebut di dapat nilai
Fhitung > Ftabel (184,601> 2.93), maka
dapat disimpulkan bahwa secara
bersama-sama variabel Pengalaman
Kerja, Independensi, Etika Kerja
berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas audit pada PT Satria Niaga
Utama Gresik.
Penelitian yang dilakukan oleh
Nungky Nurmalita Sari (2011) yang
menyatakan bahwa secara bersama-
sama seluruh variabel independen
tersebut berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di
PT Satria Niaga Utama Gresik dangan judul
“Pengaruh Pengalamn Kerja, Independensi
dan Etika Kerja Terhadap Kualitas Audit
pada PT Satria Niaga Utama Gresik.” Dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Pengalaman kerja secara parsial
(individu) tidak berpengaruh terhadap
Kualitas Audit pada PT Satria Niaga
Utama Gresik. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai t hitung variabel
Pengalaman Kerja sebesar1,674 lebih
kecil daripada nilai t tabel sebesar
2,042 serta dengan nilai signifikan
0,105 yang lebih besar dari 0,05. Nilai
koefisien regresi sebesar 0,104 yang
berarti setiap kenaikan variabel
Pengalaman Kerja sebesar satu satuan
maka variabel Kualitas Audit akan naik
sebesar 0,104 satuan dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
2) Independensi secara parsial (individu)
berpengaruh terhadap Kualitas Audit
pada PT Satria Niaga Utama Gresik.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai t
hitung variabel Independensi sebesar
2,729 lebih besar daripada nilai t tabel
sebesar 2,042 serta dengan nilai
signifikan 0,011 yang lebih kecil dari
0,05. Nilai koefisien regresi sebesar
0,334 yang berarti setiap kenaikan
variabel Independensi sebesar satu
satuan maka variabel Kualitas Audit
akan naik sebesar 0,334 satuan dengan
asumsi variabel yang lain tetap.
3) Etika Kerja secara parsial (individu)
berpengaruh terhadap Kualitas Audit
pada PT Satria Niaga Utama Gresik.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai t
hitung variabel Etika Kerja sebesar
6,318 lebih besar daripada nilai t tabel
sebesar 2,042 serta dengan nilai
signifikan 0,000 yang lebih kecil dari
0,05. Nilai koefisien regresi sebesar
0,540 yang berarti setiap kenaikan
variabel Etika Kerja sebesar satu satuan
maka variabel Kualitas Audit akan naik
32
sebesar 0,540 satuan dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
4) Pengaruh pengalaman kerja,
independensi dan etos kerja secara
simultan (bersam-sama) berpengaruh
terhadap kualitas audit pada PT Satria
Niaga Utama Gresik. Hal ini
dibuktikan dengan nilai f hitung
sebesar 184,601 lebih besar dari pada
nilai f tabel 2,93 dengan nilai signifikan
0,000 lebih kecil dari 0,05.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah disajikan, maka
selanjutnya peneliti menyampaikan saran-
saran yang kiranya dapat memberikan
manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas
hasil penelitian ini. Adapun saran-saran yang
dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Auditor PT Satria Niaga Utama Gresik
harus tetap mempertahankan
Pengalaman Kerja, Independensi dan
Etika kerja yang di miliki, kemudian
mampu meningkatkan agar menjadi
lebih baik lagi sehingga dapat
menghasilkan hasil audit yang baik dan
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa
menambah ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan tentang auditing.
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
mengkaji lebih banyak sumber maupun
referensi yang terkait agar hasil
penelitiannya dapat lebih baik dan lebih
lengkap lagi.
3. Agar dapat dijadikan literatur untuk
penelitian selanjutnya tentang Kualitas
Audit.
4. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan
auditor dalam penyusunan laporan
keuangan agar dapat lebih memahami
informasi yang lebih jelas tentang tugas-
tugas auditor internal dan kode etik
auditor. Sehingga dapat lebih baik dalam
meningkatkan kualitas audit.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman, (1995), Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
Arikunto dan Suharsimi, 1990, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto dan Suharsimi, 2002, Prosedur
Suatu Penelitian : Pendekatan
Praktek, Edisi Kelima, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
Azwar dan Syaifudin, 2010, Metode
Penelitian, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Elisha, M.S., 2010, Pengaruh Independensi,
Pengalaman, Due Profesional Care
dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas
Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big
Four” di Indonesia),
(http://blog.umy.ac.id/ervin/files/2012/
05/AUD_11.pdf, di akses pada 21
Desember 2017).
Harvita, Y.A., 2012, Pengaruh Pengalaman
Kerja, Independensi, Obyektivitas,
Integritas dan kompetensi Terhadap
Kualitas Audit (Studi Kasus Pada
Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten di
Jawa Tengah),
(http://eprints.undip.ac.id/36161/1/AY
UNINGTYAS.pdf, di akses pada 21
Desember 2017).
Iqbal, Hasan, 2006, Analisis Data Penelitian
Dengan Statistik, Jakarta : PT Bumi
Aksara.
M. Nizarul, A, Trisna, H, Liliek, P., 2007,
Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit
Dengan Etika Auditor Sebagai
Variabel Moderasi,
(https://s3.amazonaws.com/academia.e
33
du.documents/30901360/AUEP08.pdf
?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYY
GZ2Y53UL3A&Expires=1516937329
&Signature=T3ziRTZAgY0ZW6qtW
KZtj9ohYTY%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%
3DPengaruh_Kompetensi_dan_Indepe
ndensi_ter.pdf, di akses pada 21
Desember 2017).
Ruslan, A., 2011, Pengaruh Keahlian,
Independensi dan Etika Terhadap
Kualitas Auditor Pada Inspektorat
Provinsi Maluku Utara,
(https://s3.amazonaws.com/academia.e
du.documents/44917242/Skripsi_Rusl
an_Ashari.pdf?AWSAccessKeyId=A
KIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expir
es=1516936725&Signature=Xo68oY
HF%2FbS3Z5oElEFJogON1%2Bo%3
D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%
3DSkripsi_Ruslan_Ashari.pdf, di akses
pada 21 Desember 2017).
Santoso, Singgih, 2012, Panduan Lengkap
SPSS Versi 20, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis,
edisi 1, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian
Kuantitatif, kualitatif dan R.,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&B.,
Bandung: Alfabeta.
Website akuntansi terapan, 2010, Standar
Profesional Akuntan Publik (online)
(https://akuntansiterapan.com/2010/06/
15/standar-profesional-akuntan-
publik/, diakses pada 20 Januari 2018).
http://herukusumanto.weebly.com/satuan-
pengawas-intern.html
https://hasim319.wordpress.com/2012/04/05
/tugas-wewenang-tanggung-jawab-
dan-etika-direktur-utama/
https://int.search.tb.ask.com/search/GGmain
.jhtml?searchfor=tugas+dan+fungsi+
manajer+barang+bekas&n=783adac
4&p2=%5EBBQ%5Expu016%5ETTA
B02%5Eid&ptb=8420F7E9-1DCD-
4E26-8E01-
963D7CCCDD78&qs=&si=adwordsl
k-
43392070ded3d66a5d94aadc2d95ccb
4&ss=sub&st=sb&tpr=sbt&ts=15227
47591380
https://www.kutipkata.com/motto-hidup-
singkat-bermakna-berbagai-tokoh-
dunia/
34
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
PT. SUMMIT OTO FINANCE LAMONGAN
MU’AD
ABSTRACT
This study aims to know the influence of variable participation budget and
responsibility accounting partially or simultaneously, and to know the dominant variable affecting
employee performance at PT. Summit Oto Finance Lamongan. The type of research used is
explanatory or known as hypothesis testing to determine the effect of budget participation and
accountability to the dependent variable of employee performance by using a quantitative
approach. In the data collection, the technique used is the distribution of questionnaires with a
sample of 35 employees. Analyzer used is multiple linear regression. To test the hypothesis used
t test and F test.
The results of multiple regression analysis indicate that budgetary participation and
responsibility accounting simultaneously affect employee performance. In addition, results for
budget participation and responsibility accounting have a significant partial effect on employee
performance. Of the two independent variables that have a dominant influence on employee
performance is responsibility accounting variables. Judging from the value of Adjusted R Square
shows that the magnitude of influence between variables of 0.817 which means that there is
influence between budget participation and responsibility accounting to employee performance of
82.8% while the remaining 17.2% explained by other variables not examined in this study. One of
them is the reporting system.
Keywords: Budgetary Participation, Responsibility Accounting, Employee Performance.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel partisipasi anggaran
dan akuntansi pertanggungjawaban secara parsial maupun simultan, serta untuk mengetahui
variabel yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Summit Oto Finance
Lamongan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penjelasan atau dikenal sebagai pengujian
hipotesis untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban
terhadap variable terikat yaitu kinerja karyawan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam pengumpulan data, teknik yang digunakan adalah penyebaran kuesioner dengan sampel
sebanyak 35 karyawan. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Untuk
pengujian hipotesis digunakan uji t dan uji F.
Hasil dari analisis regresi berganda menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan
akuntansi pertanggungjawaban secara simultan berpengaruh pada kinerja karyawan. Selain itu
didapat hasil untuk partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Dari kedua variabel bebas tersebut yang
memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan yaitu variabel akuntansi
pertanggungjawaban. Dilihat dari nilai Adjusted R Square menunjukkan bahwa besarnya pengaruh
antar variabel sebesar 0.817 yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara partisipasi anggaran dan
akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja karyawan sebesar 82,8% sedangkan sisanya
35
17,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Salah satunya yaitu
sistem pelaporan.
Kata kunci : Partisipasi Anggaran, Akuntansi Pertanggungjawaban, Kinerja Karyawan.
PENDAHULUAN
Banyaknya perusahaan yang berdiri
di Indonesia, menjadikan suatu perusahaan
saling bersaing dalam dunia bisnis.
Perusahaan yang akan memenangkan
persaingan dalam dunia bisnis harus
mempunyai keunggulan kompetitif melalui
produk dan jasa yang dihasilkan. Untuk
mencapai hal tersebut suatu perusahaan
membutuhkan sumber daya manusia yang
baik, dalam hal ini yaitu karyawan.
Karyawan perusahaan merupakan motor
operasi perusahaan. Kinerja karyawan yang
baik akan menghasilkan kinerja perusahaan
yang baik pula.
Untuk itu, merupakan suatu
keharusan bagi suatu perusahaan untuk
memiliki karyawan yang produktif dan
inovatif. Hal ini tentu saja diperoleh melalui
proses rekrutmen yang ketat. Namun, tidak
ada jaminan bahwa mereka yang berhasil
melewati proses rekrutmen akan
memperlihatkan kinerja yang maksimal bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
harus selalu melakukan pengukuran kinerja
secara periodik. Tujuan dari pengukuran ini
tidak hanya untuk menilai kinerja karyawan,
tetapi menemukan hal-hal yang dapat
mempengaruhi kinerja, dan pada akhirnya
menemukan solusi untuk meningkatkan
kinerja tersebut.
Anggaran merupakan salah satu
elemen penting dalam perencanaan dan
pengendalian perusahaan. Perusahaan akan
berupaya seoptimal mungkin untuk mencapai
tujuan yang telah mereka rencanakan, baik
itu tujuan jangkan pendek maupun jangka
panjang. Untuk mengkoordinasikan kegiatan
perusahaan dalam mencapai tujuannya,
dibutuhkan strategi-strategi sebagai petunjuk
dalam pencapaian tujuan tersebut. Anggaran
disusun untuk membantu manajemen
mengkomunikasikan tujuan organisasi semua
manajer pada unit organisasi dibawahnya.
Proses penyusunan anggaran merupakan
kegiatan penting dan melibatkan berbagai
pihak bagi manajer tingkat atas maupun
tingkat bawah yang memainkan peranan
dalam mempersiapkan dan mengevaluasi
berbagai alternatif dan tujuan anggaran.
Anggaran senantiasa digunakan sebagai tolok
ukur terbaik kinerja manajemen. Agar tujuan
tersebut dapat dicapai secara efektif maka
perlu memperhatikan partisipasi dalam
penyusunan anggaran.
“Partisipasi anggaran adalah
pendakatan penganggaran yang
memungkinkan para manajer yang akan
bertanggungjawab atas kinerja anggaran,
untuk berpartisipasi dalam pengembangan
anggaran, partisipasi anggaran
mengkomunikasikan rasa tanggung jawab
kepada para manajer tingkat bawah dan
mendorong kreativitas.” (Hansen dan
Mowen, 2013). Partisipasi anggaran
dilakukan dengan tujuan agar anggaran yang
ditetapkan nantinya bisa sesuai dengan
keadaan yang terjadi. Dengan demikian
penyusunan anggaran secara partisipatif
diharapkan dapat meningkatkan kinerja para
manajer maupun pegawai yang didasarkan
pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan
yang akan dirancang secara partisipatif
disetujui, maka memiliki rasa tanggung
jawab pribadi untuk mencapainya karena
mereka ikut serta terlibat dalam proses
penyusunan anggaran yang akan berpengaruh
pula pada tingkat kinerja.
Anggaran yang telah disusun secara
partisipatif kemudian disahkan oleh manajer
dari setiap divisi dan pusat
pertanggungjawaban. Akuntansi
pertanggungjawaban memainkan peran
36
dalam mengukur pelaksanaan anggaran yang
telah disusun dari setiap pusat
pertanggungjawaban. Menurut Hansen dan
Mowen (2009), “Akuntansi
pertanggungjawaban adalah alat fundamental
untuk pengendalian manajemen dan
ditentukan melalui empat elemen penting,
yaitu pemberian tanggung jawab, pembuatan
ukuran kinerja atau benchmarking,
pengevaluasian kinerja, dan pemberian
penghargaan. Akuntansi
pertanggungjawaban bertujuan untuk
memengaruhi perilaku dalam cara tertentu
sehingga seorang atau kegiatan perusahaan
akan disesuaikan untuk mencapai tujuan
bersama.” Dalam hal tanggung jawab di
sebuah perusahaan, akuntansi
pertanggungjawaban ini merupakan sistem
pengendalian manajemen yang hendaknya
mampu mengukur dan mengevaluasi
aktivitas perusahaan secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan dari
perusahaannya.
Salah satu faktor yang memiliki
pengaruh positif, dalam hal ini meningkatkan
kinerja karyawan adalah partisipasi anggaran
dan akuntansi pertanggungjawaban.
Partisipasi anggaran dan akuntansi
pertanggungjawaban akan memberikan
kesempatan kepada para bawahan untuk
terlibat dalam penyusunan anggaran dan
bentuk pertanggungjawabannya. Kinerja
pegawai akan meningkat apabila mereka
terlibat secara aktif dan merasa ikut
bertanggungjawab dalam proses penyusunan
anggaran dan bentuk
pertanggungjawabannya pada perusahaan
tempat mereka bekerja (Beby dkk, 2016).
PT. Summit Oto Finance Lamongan
merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang usaha lembaga pembiayaan, yaitu
pengkreditan kendaraan bermotor baik baru
maupun bekas. Setiap tahun kepala manajer
PT. Summit Oto Finance Lamongan
bersama-sama dengan seluruh karyawan
menyusun Rancana Kerja Anggaran
Perusahaan (RKAP). RKAP memuat
program kegiatan perusahaan selama satu
tahun penuh, berikut sumber biaya dan
jumlah biaya yang diperlukan untuk
membiayai pelaksanaan program dalam
mencapai sasaran yang ditetapkan.
Penyusunan RKAP dilaksanakan
pada awal tahun, sehingga laporan
pertanggungjawaban penggunaan dana
dilakukan pada akhir tahun. Baik manajer
maupun pegawai juga dituntut untuk
memahami langkah-langkah penyusunan
RKAP. Sehingga RKAP dapat berfungsi
dengan baik bagi perusahaan sendiri sebagai
pedoman kerja atau kerangka dalam
pengembangan perusahaan, sekaligus
sebagai pembenahan untuk langkah
perusahaan ditahun berikutnya.
Salah satu alat ukur kinerja yang baik
di sebuah perusahaan dapat dilihat dari sejauh
mana perusahaan tersebut meminimalkan
biaya seefektif dan seefisien mungkin tanpa
mengurangi kualitas pelayanannya terhadap
konsumen. Partisipasi anggaran dan
akuntansi pertanggungjawaban merupakan
dua unsur penting dalam proses penyusunan
anggaran karena dengan adanya dua unsur
tersebut yang efektif, maka akan timbut
usaha untuk mencapai target yang telah
disusun sehingga dapat tercapai kinerja yang
baik dalam perusahaan. Dengan ini peneliti
tertarik untuk mengkaji lebih mendalam, dan
ingin mengadakan penelitian dengan judul
Pengaruh Partisipasi Anggaran dan
Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap
Kinerja Karyawan pada PT. Summit Oto
Finance Lamongan.
METODE PENELITIAN
Jenis metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian survey.
Dimana menurut Sugiyono (2013) penelitian
survey adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga
37
ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi, dan hubungan-hubungan antar
variabel.
Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan yang bekerja pada PT. Summit Oto
Finance Lamongan yang berjumlah 35
karyawan. Dalam melakukan pengambilan
sampelnya, metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel yaitu total sampling.
Total sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan
populasi. Alasan mengambil total sampling
karena menurut Sugiyono (2007) jumlah
populasi yang kurang dari 100 seluruh
populasi dijadikan sampel penelitian
semuanya. Sedangkan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data diperoleh melalui kuesioner yang
langsung disebarkan kepada karyawan yang
bekerja pada PT. Summit Oto Finance
Lamongan.
HASIL PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL
PENELITIAN
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Variabel Partisipasi Anggaran (X1)
Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Variabel Partisipasi
Anggaran
No
FREKUENSI
TOTA
L
PERSENTASE (%)
TOTA
L (%) S
S S N
T
S
S
T
S
5 4 3 2 1
P1 6 1
5 4 9 1 35
17,
1
42,
9
11,
4
25,
7
2,
9 100
P2 4 1
8 7 6 0 35
11,
43
51,
43 20
17,
14 0 100
P3 9 1
2 8 5 1 35
25,
7
34,
3
22,
8
14,
3
2,
9 100
P4 4 1
9 7 4 1 35
11,
4
54,
3 20
11,
4
2,
9 100
P5 1
0
1
4 6 5 0 35
28,
6 40
17,
1
14,
3 0 100
P6 1
3
1
2 5 5 0 35
37,
1
34,
3
14,
3
14,
3 0 100
Sumber : Data Primer, diolah 2018
Pada Tabel menunjukan bahwa dapat
diketahui variabel partisipasi anggaran (X1)
diukur dengan menggunakan enan buah
pernyataan, seluruh tanggapan responden
yang terkumpul untuk variabel partisipasi
anggaran adalah sebanyak 210 pernyataan,
yang berasal dari 35 responden dengan enam
buah pernyataan. Apabila ditinjau dari
jawaban responden yang sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak
setuju sebanyak 210 atau 100%.
2. Akuntansi Pertanggungjawaban (X2)
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Variabel Akuntansi Pertanggungjawaban
No
FREKUENSI
TOTAL
PERSENTASE (%) TOTAL
(%)
SS S N TS ST
S 5 4 3 2 1
P1 10 12 7 5 1 35 28,5
7
34,2
9 20
14,2
9
2,8
5 100
P2 5 19 6 4 1 35 14,3 54,3 17,1 11,4 2,9 100
P3 10 14 6 5 0 35 28,6 40 17,1 14,3 0 100
P4 14 12 4 5 0 35 40 34,3 11,4 14,3 0 100
Sumber : Data Primer, diolah 2018
Pada Tabel 4.5 di atas menunjukan
bahwa dapat diketahui variabel akuntansi
pertanggungjawaban (X2) diukur dengan
menggunakan empat buah pernyataan,
seluruh tanggapan responden yang terkumpul
untuk variabel akuntansi pertanggung
jawaban adalah sebanyak 140 pernyataan,
yang berasal dari 35 responden dengan empat
buah pernyataan. Apabila ditinjau dari
jawaban responden yang sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak
setuju sebanyak 140 atau 100%.
3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Kinerja Karyawan (Y)
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kinerja
Karyawan
38
No
FREKUENSI
TOTA
L
PERSENTASE (%)
TOTA
L (%) S
S S N
T
S
S
T
S
5 4 3 2 1
P1 6 1
5 4 9 1 35
17,
1
42,
9
11,
4
25,
7
2
,
9
100
P2 4 1
8 7 6 0 35
11,
43
51,
43 20
17,
14 0 100
P3 9 1
2 8 5 1 35
25,
7
34,
3
22,
8
14,
3
2
,
9
100
P4 4 1
9 7 4 1 35
11,
4
54,
3 20
11,
4
2
,
9
100
P5 1
0
1
4 6 5 0 35
28,
6 40
17,
1
14,
3 0 100
Sumber : Data Primer, diolah 2018
Pada Tabel 4.6 di atas menunjukan
bahwa dapat diketahui variabel kinerja
karyawan (Y) diukur dengan menggunakan
lima buah pernyataan, seluruh tanggapan
responden yang terkumpul untuk variabel
kinerja karyawan adalah sebanyak 175
pernyataan, yang berasal dari 35 responden
dengan lima buah pernyataan. Apabila
ditinjau dari jawaban responden yang sangat
setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat
tidak setuju sebanyak 175 atau 100%.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Uji ini digunakan untuk mengetahui
signifikan dari suatu pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen
secara individual dan menganggap dependen
yang lain konstan.
Adapun kriteria daerah penolakan dan
penerimaan hipotesis adalah:
1) Ho ditolak dan Ha diterima yaitu jika
thitung>ttabel artinya variabel bebas
secara parsial mempengaruhi variabel
terikat.
2) Ho diterima dan Ha ditolak yaitu jika
thitung<ttabel artinya variabel bebas
secara parsial tidak mempengaruhi
variabel terikat.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil
uji t dan besarnya t tabel:
Tabel 4.11
Hasil Uji Parsial (Uji T)
Sumber: Output SPSS 22
Dengan analisis sebagai berikut:
1) Partisipasi Anggaran
Dari hasil uji t diperoleh t hitung senilai
2,561 lebih besar dari pada t tabel 2,036
, sehingga thitung>ttabel maka Ho ditolak
yang berarti ada pengaruh yang
signifikan antara variabel X1 dan
variabel Y, yang artinya bahwa ada
pengaruh yang signifikan variabel
partisipasi anggaran terhadap kinerja
karyawan pada PT. Summit Oto Finance
Lamongan.
2) Akuntansi Pertanggungjawaban
Dari hasil uji t diperoleh t hitung senilai
6,157 lebih besar dari pada t tabel 2,036
, sehingga thitung>ttabel maka Ho ditolak
yang berarti ada pengaruh yang
signifikan antara variabel X2 dan
variabel Y, yang artinya bahwa ada
pengaruh yang signifikan variabel
akuntansi pertanggungjawaban terhadap
kinerja karyawan pada PT. Summit Oto
Finance Lamongan.
Coefficientsa
Model
Unstandardize
d Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) 3,25
4
1,229
2,648 ,012
PARTISIPASI ANGGARAN
,213 ,083 ,283 2,561 ,015 ,441
2,26
7
AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
,697 ,113 ,679 6,157 ,000 ,441
2,26
7
a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN
39
UJI HIPOTESIS II
Uji ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh bersama-sama variabel bebas
(independen) terhadap variabel terikat
(dependen).
Tabel 4.12
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on 349,108 2 174,554
77,11
4 ,000b
Residual 72,435 32 2,264
Total 421,543 34
a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN
b. Predictors: (Constant), AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN,
PARTISIPASI ANGGARAN
Sumber: Output SPSS 22
Dari tabel diatas diperoleh Fhitung
sebesar 77,114 sedangkan Ftabel sebesar 3,29.
Karena Fhitung>Ftabel maka Ho ditolak artinya
bahwa variabel bebas (partisipasi anggaran
dan akuntansi pertanggungjawaban) secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan pada
PT. Summit Oto Lamongan.
PEMBAHASAN
1. Variabel partisipasi anggaran secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
Hasil pengujian hipotesis
pertama (H1) diterima, artinya penelitian
ini menunjukkan bahwa partisipasi
anggaran secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel partisipasi anggaran sebesar
2,561 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
2,036 serta dengan nilai signifikansi
0,015 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil
pengujian hipotesis ini sejalan dengan
hasil penelitian Dian Sari (2013) dan
Diah (2016) yang menunjukkan bahwa
partisipasi anggaran berpengaruh positif
terhadap kinerja manajerial.
Hal ini juga didukung oleh teori
menurut M. Nafarin (2012), “Partisipasi
anggaran adalah tingkat seberapa jauh
keterlibatan dan pengaruh individu di
dalam menentukan dan menyusun
anggaran yang ada di dalam divisi atau
bagiannya, secara periodik maupun
tahunan.” Ini menunjukkan bahwa
partisipasi anggaran merupakan sebuah
proses dimana karyawan dapat terlibat
secara aktif dalam penyusunan anggaran.
Keterlibatan yang dimaksud meliputi
partisipasi dalam pemberian pendapat,
pertimbangan, dan usulan dari karyawan
kepada pimpinan dalam penyusunan dan
merevisi anggaran. Adanya
keikutsertaan seluruh karyawan dalam
penyusunan anggaran, mampu membuat
karyawan akan mempunyai rasa dihargai
dan dihormati, serta memiliki rasa
tanggung jawab dalam diri mereka untuk
memenuhi target yang telah ditentukan
anggaran. Dengan begitu, kinerja para
karyawan akan meningkat serta
kemajuan perusahaan.
2. Variabel akuntansi pertanggungjawaban
secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
Hasil pengujian hipotesis kedua
(H2) diterima, artinya penelitian ini
menunjukkan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel akuntansi pertanggungjawaban
sebesar 6,157 lebih besar dari nilai t tabel
sebesar 2,036 serta dengan nilai
signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
0,05. Hasil pengujian hipotesis ini
sejalan dengan hasil penelitian Dian Sari
(2013) dan Diah (2016) yang
menunjukkan bahwa akuntansi
40
pertanggungjawaban berpengaruh
positif terhadap kinerja manajerial.
Hal ini juga didukung oleh teori
menurut Hansen dan Mowen (2013),
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah
sistem yang mengukur berbagai hasil
yang dicapai oleh setiap pusat
pertanggungjawaban menurut informasi
yang ditentukan oleh para manajer untuk
mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka.”
Akuntansi pertanggungjawaban sangat
dibutuhkan perannya dalam memajukan
perusahaan, dikarenakan akuntansi
pertanggungjawaban memiliki beberapa
manfaat dalam perusahaan. Akuntansi
pertanggungjawaban adalah suatu sistem
akuntansi untuk menentukan pembagian
tugas dan tanggung jawab seluruh
karyawan, serta sebagai pengendalian
manajemen dalam mencapai tujuan
perusahaan. Akuntansi
pertanggungjawaban dapat digunakan
sebagai dasar penyusunan anggaran,
sebagai tolak ukur dalam penilaian
kinerja karyawan, serta sebagai
motivator pimpinan dalam melakukan
tindakan koreksi atas penyimpangan atau
prestasi yang tidak memuaskan.
3. Partisipasi anggaran dan akuntansi
pertanggungjawaban secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Hasil pengujian hipotesis ketiga
(H3) diterima. Penelitian ini
menunjukkan nilai F hitung sebesar
77,114 lebih besar dari nilai F tabel
sebesar 3,29 serta dengan nilai
signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti bahwa partisipasi
anggaran dan akuntansi
pertanggungjawaban secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini
sejalan dengan hasil penelitian Dian
Sari (2013) dan Diah (2016) yang
menunjukkan bahwa partisipasi
anggaran dan akuntansi
pertanggungjawaban secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja
manajerial.
Hal ini juga didukung oleh teori
menurut Anwar Prabu Mangkunegara
(2009), yang mengemukakan bahwa
“Kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.” Kinerja karyawan
merupakan hasil kerja dari seseorang
yang bekerja agar tercipta kemajuan
dan tujuan perusahaan.
Untuk dapat mencapai hasil atau
target yang di inginkan dan sesuai
dengan visi dan misi perusahaan, maka
diperlukan langkah-langkah yang tepat
oleh manajemen perusahaan agar
kinerja karyawan bisa melakukan
tugasnya dengan baik. Yaitu
melibatkan karyawan akan penyusunan
anggaran dan memberikan
tanggungjawab disetiap tingkatan.
Dengan demikian karyawan akan
memberikan kinerja yang diharapkan
pimpinan dan memberikan kemajuan
bagi perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada penelitian ini, peneliti
dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Secara parsial partisipasi anggaran
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis
dengan nilai t hitung variabel partisipasi
anggaran sebesar 2,561 lebih besar dari
nilai t tabel sebesar 2,036. Serta nilai
koefesien regresi sebesar 0,213 yang
berarti setiap kenaikan partisipasi
anggaran satu satuan maka variabel
41
kinerja karyawan akan naik sebesar
0,213 satuan dengan asumsi variabel
yang lain tetap.
2. Secara parsial akuntansi
pertanggungjawaban berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Hal ini
ditunjukkan dari hasil uji hipotesis
dengan nilai t hitung sebesar 6,157 yang
lebih besar dari t tabel 2,036. Serta nilai
koefisien regresi sebesar 0,697 yang
berarti setiap kenaikan akuntansi
pertanggungjawaban satu satuan maka
variabel kinerja karyawan akan naik
sebesar 0,697 satuan dengan asumsi
variabel yang lain tetap.
3. Terdapat pengaruh partisipasi anggaran
dan akuntansi pertanggungjawaban
secara simultan terhadap kinerja
karyawan. Hal ini dibuktikan dari hasil
uji hipotesis dengan nilai F hitung
sebesar 77,114 yang lebih besar dari F
tabel 3,29.
4. Terdapat faktor yang paling dominan
mempengaruhi kinerja karyawan adalah
variabel akuntansi pertanggungjawaban,
terbuktikan dari nilai hasil koefesien
variabel-variabel bebas tersebut, nilai
koefesien variabel X2 mempunyai nilai
0,697 dan lebih besar dibandingkan
dengan koefesien variabel partisipasi
anggaran X1 yang hanya mempunyai
nilai yaitu 0,213.
SARAN
Berdasarkan hasil analisis,
pembahasan dan kesimpulan adapun saran
yang dapat diberikan yaitu :
1. Bagi PT. Summit Oto Finance
Lamongan, disarankan untuk
mempertimbangkan hasil penelitian ini
sebagai acuan dalam menganalisis
kinerja karyawan agar menjadi lebih
baik lagi. Serta selalu memperhatikan
perkembangan dari aspek partisipasi
anggaran dan akuntansi
pertanggungjawaban pada karyawan
guna memperoleh kinerja karyawan
yang bagus untuk kemajuan perusahaan.
2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya
meneliti faktor lain yang diduga
memiliki pengaruh terhadap kinerja
karyawan. Mengingat variabel
independen dalam penelitian ini
memberikan kontribusi sebesar 82,8%
sisanya 17,2% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak termasuk dalam variabel
penelitian ini. Misal pengaruh pemberian
insentif atau sistem pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, M. Burhan. (2008). Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana
Media.
Deddi. Ayuningtyas. (2011). Akuntansi
Sektor Publik. Jakarta: Salemba
Empat.
Dharmanegara. (2010). Penganggaran
Perusahaan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Rochaety, Ety. (2007). Metode Penelitian
Berbasis dengan Aplikasi SPSS.
Jakarta: Mitra Walana Media.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Hansen, D. R, Mowen, Maryanne, M.
(2013). Akuntansi Manajerial 1.
Jakarta: Salemba Empat.
42
Hansen, D. R. dan Mowen, Maryanne, M. M.
(2009). Akuntansi Manajerial.
Jakarta: Salemba Empat.
Ikhsan dan Ishak. (2008). Akuntansi
Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Empat.
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian
Pendidikan dan Sosial. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Lubis, Arfan Ikhsan. (2009). Akuntansi
Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Empat.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2009).
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2010).
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Andi.
Mardiasmo. (2011). Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Andi.
Mulyadi. (2009). Sistem Akuntansi.
Yogyakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2010). Sistem Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat.
Nafarin, M. (2012). Penganggaran
Perusahaan. Jakarta: Salemba
Empat.
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan
Metode Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Rahayu, Sri. Rochman, Andry Arifian.
(2013). Penyusunan Anggaran
Perusahaan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku
Organisasi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Rochaety, Ety. (2007). Metode Penelitian
Berbasis dengan Aplikasi SPSS.
Jakarta: Mitra Walana Media.
Rudianto. (2013). Penganggaran. Jakarta:
Erlangga.
Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber
Daya Manusia, Revormasi
Birokrasi Dan Manajemen Pegawai
Negeri Sipil. Bandung: Refika
Aditama.
Sugiyono. (2007). Metodologi Penelitian
Bisnis. Jakarta: Gramedia.
Sugiyono. (2012). Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Beby. Risma, Dwi. (2016). Pengaruh
Partisipasi Anggaran dan Akuntansi
Pertanggungjawaban Terhadap
Kinerja Pegawai pada badan
pengelola keuangan aset daerah
kota balikpapan. Jurnal Ekonomi
dan Keuangan Vol.13 no.2
Hartini, Diah Sri. (2016). Pengaruh
Partisipasi Anggaran dan Akuntansi
Pertanggungjawaban Terhadap
Kinerja Keuangan pada PT. Telkom
Indonesia Devisi Regional VII
Makasar.
Sari, Dian. (2013). Pengaruh Partisipasi
Anggaran dan Akuntansi
Pertanggungjawaban Terhadap
Kinerja Manajerial PT. Pos
Indonesia.
Tin. Taufik, Hidayat. (2012). Analisis
Pengaruh Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Terhadap
43
Kinerja Manajer Pusat Laba di
Warung Paskal Bandung. Jurnal
Akuntansi Vol.4 No.2 (November)
187-199
45
PENGARUH PENJUALAN AIR BERSIH DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP
LABA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURYA SEMBADA
KOTA SURABAYA TAHUN 2014 – 2016
NINIK MAS’ADAH
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of sales of clean water and operational costs to
profit in drinking water company (PDAM) Surya Sembada Surabaya. These factors are interrelated
to generate profits in the company because the costs incurred will affect the basic water tariff to
be determined, then the water base rate will also affect the volume of water sales to the company.
From the stipulation in determining the basic tariff of water, it is known that the volume of water
released by the company to the public will be constant or can also increase in every year.
population in this study is the annual financial statements in 2014 - 2016. The sample in this study
is the monthly financial report from 2014 to 2016, which is 36 research samples. the data used is
secondary data. Statistical method used is multiple linear regression analysis. calculation of
significance value 0.000 <0.05, and while Fcount is 15,634 and Ftabel is 3.28. From the data
obtained value Fcount> Ftable (15.634> 3.28), which means that H3 states there is influence
between sales variables clean water and operating costs have a significant effect on earnings. From
result of data for variable of Sales of Clean Water (X1) to Profit (Y) obtained result of level of
significance that is equal to 0.000 <0.05 and t count 5,310 and ttabel equal to 2,032. From the data
can be tcount> ttable (5,310> 2.032), so it can be concluded that H1 accepted which means there
is a significant influence partially variable Sales Water Supply to Profit. From the results if data
for the variable Operational Cost (X2) to Profit (Y) obtained the results of significance levels of
0.214> 0.05, and tcount of 1.266 and ttable of 2.032. From the data in can tcount value <ttable
(1,266> 2,032). Then it can be concluded that H2 is not accepted which means partially
Operational Cost variable has no significant effect to Profit
Keyword : Selling, Operational Costing, Profit
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penjualan air bersih dan biaya
operasional terhadap laba pada perusahaan air minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya.
Faktor – faktor tersebut saling berkaitan untuk menghasilkan laba pada perusahaan karena biaya
yang dikeluarkan akan mempengaruhi tarif dasar air yang akan ditetapkan, kemudian tarif dasar
air tersebut juga akan mempengaruhi besarnya volume dari penjualan air pada perusahaan. Dari
ketentuan dalam menetapkan tarif dasar air tersebut maka diketahui volume air yang dikeluarkan
perusahaan kepada masyarakat akan menjadi konstan atau dapat juga mengalami peningkatan
disetiap tahunnya. populasi dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan tahunan pada tahun 2014
- 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perbulan dari tahun 2014 - 2016,
yaitu 36 sampel penelitian. data yang digunakan adalah data sekunder. Metode statistik yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda. perhitungan nilai signifikasi 0.000 < 0.05, dan
sedangkan nilai Fhitung sebesar 15,634 dan Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut didapat nilai Fhitung
> Ftabel (15,634 > 3.28), yang artinya H3 yang menyatakan ada pengaruh antara variabel penjualan
46
air bersih dan biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba. Dari hasil data untuk
variabel Penjualan Air Bersih (X1) terhadap Laba (Y) diperoleh hasil tingkat signifikansi yaitu
sebesar 0.000 < 0.05 dan thitung sebesar 5,310 dan ttabel sebesar 2,032. Dari data tersebut dapat nilai
thitung > ttabel (5,310 > 2,032), sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang artinya
terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial variabel Penjualan Air Bersih terhadap Laba. Dari
hasil olah data untuk variabel Biaya Operasional (X2) terhadap Laba (Y) diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0,214 > 0,05, dan thitung sebesar 1,266 dan ttabel sebesar 2,032. Dari data
tersebut di dapat nilai thitung < ttabel (1,266 > 2,032). Maka dapat disimpulkan bahwa H2 tidak
diterima yang artinya secara parsial variabel Biaya Operasional tidak berpengaruh signifikan
terhadap Laba
Kata Kunci : Penjualan, Biaya Operasional, Laba
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan ini air merupakan
sumber daya alam yang mutlak diperlukan
oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dalam semua aktivitas kehidupan ini
manusia membutuhkan air baik untuk rumah
tangga maupun dalam dunia usaha. Jika
ketersediaan air bersih tidak memadai dengan
baik, maka dapat menyebabkan munculnya
berbagai permasalahan di masyarakat seperti
kegiatan rumah tangga terganggu,
perusahaan yang membutuhkan supply air
tidak dapat melaksanakan kegiatan usahanya
dan pelayanan bagi masyarakat lainnya
menjadi terganggu. Maka dari itu air
memiliki peranan penting bagi berbagai
sektor kehidupan sehingga air merupakan
bagian dari manusia yang tidak dapat
dipisahkan dalam kesehariannya.
Sesuai dengan ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air, diamanatkan
bahwa pengembangan sistem penyediaan air
minum merupakan tanggung jawab
Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang
diselenggarakan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dengan menjamin
standar kebutuhan pokok air minum bagi
masyarakat yang memenuhi syarat kualitas,
kuantitas dan kontinuitas. Demikian pula
dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah,
pelayanan air minum kepada masyarakat
merupakan urusan wajib yang menjadi
tanggung jawab Pemerintah Kabupaten /
Kota dan kebijakan pelaksanaannya
dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM), sehingga Pemerintah
Kabupaten / Kota adalah regulator dalam
penyediaan kebutuhan air minum kepada
masyarakat sedang Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) adalah selaku operator.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
selaku operator dengan misi utama
menyediakan pelayanan air minum kepada
masyarakat yang memenuhi syarat kualitas,
kuantitas dan kontinuitas sesuai dengan
standar kesehatan yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan RI, yaitu Kep No.
492/MENKES/PER/IV/2010,Tanggal 19
April 2010 Tentang persyaratan kualitas air
minum yang harus dikelola dengan baik
sesuai prinsip-prinsip ekonomi perusahaan
dan good corporate governance agar dapat
menghasilkan tingkat keuntungan yang
mencukupi guna menjaga kesinambungan
dan secara terus - menerus meningkatkan
kuantitas, kualitas dan kontinuitas pelayanan
kepada masyarakat dengan tetap
memperhatikan fungsi sosial. Keberadaan air
bersih yang memenuhi syarat kualitas
maupun kuantitasnya sangat dibutuhkan
untuk menunjang peningkatan derajat
kesehatan masyarakat serta mendorong
terhadap pertumbuhan ekonomi disuatu
47
wilayah. Berdasarkan Peraturan Daerah No.
7 tahun 1976 tanggal 30 Maret 1976,
Pemerintah Daerah telah menetapkan bahwa
perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Surya Sembada merupakan lembaga yang
bertanggung jawab untuk mengelola air
bersih guna memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan mengemban 2 (dua)
fungsi utama, yaitu : 1. Fungsi Sosial, yaitu
memberikan pelayanan air minum yang
memenuhi standar kualitas, kuantitas dan
kontinuitas kepada masyarakat dengan harga
yang terjangkau. 2. Fungsi Ekonomi, yaitu
merupakan salah satu sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dan sarana
pengembangan dalam rangka pembangunan
daerah (muftiadi, 2012). Dari uraian tersebut
terlihat bahwa perusahaan memiliki tugas
pokok untuk dapat menyediakan kebutuhan
air untuk masyarakat yang mencakup aspek
sosial, kesehatan dan pelayanan umum
lainnya.
Seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan kebutuhan masyarakat akan
air bersih yang semakin meningkat dari tahun
ke tahun, maka perusahaan idealnya akan
mampu meningkatkan penjualan air bersih
dan pada gilirannya nanti perusahaan dapat
memperoleh keuntungan yang besar dari
penjualan air tersebut. Perolehan pendapatan
yang bertambah maka laba yang akan
dihasilkan perusahaan juga seharusnya
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa laba
merupakan topik yang sangat sering
diperbincangkan karena laba merupakan
ukuran dari pencapaian tujuan perusahaan.
Untuk itu perusahaan harus dapat
meningkatkan perolehan laba supaya
kelangsungan perusahaan dapat tetap
dilaksanakan, karena walaupun
kenyataannya Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) merupakan perusahaan milik
pemerintah daerah yang bertujuan untuk
melayani kepentingan publik tidak menutup
kemungkinan bagi perusahaan untuk
mencapai tujuan lainnya yaitu untuk
mendapatkan laba yang lebih optimal, sebab
dengan perolehan laba yang optimal tersebut
selain menjadi pemasukan daerah juga dapat
memacu pertumbuhan usahanya.
Penjualan dan biaya sangatlah
berpengaruh terhadap laba. Penjualan
merupakan salah satu fungsi pemasaran yang
sangat penting bagi perusahaan dalam
mencapai sebuah tujuan perusahaan yaitu
memperoleh laba untuk menjaga
kelangsungan hidup perusahaan (Suzanti,
2009). Penjualan yang meningkat mestinya
berpengaruh terhadap peningkatan laba yang
diperoleh oleh perusahaan dan demikian pula
sebaliknya. Seperti pendapat Budi Rahardjon
(2007) bahwa adanya hubungan yang erat
mengenai penjualan terhadap peningkatan
laba perusahaan, dalam hal ini dapat dilihat
dari laporan laba – rugi perusahaan, karena
dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan
produk lebih besar dibandingkan dengan
biaya – biaya yang dikeluarkan, jika
sebaliknya penjualan lebih kecil
dibandingkan dengan biaya – biaya yang
akan dikeluarkan maka akan timbul kerugian.
Faktor utama yang mempngaruhi besar
kecilnya laba adalah pendapatan, pendapatan
dapat diperoleh dari hasil penjualan barang
dagangan serta biaya.
Faktor yang mempengaruhi laba
berikutnya adalah biaya, dengan
mengefesiensikan biaya operasional yang
dikeluarkan oleh perusahaan dengan asumsi
pendapatan operasional tetap atau bahkan
meningkat maka laba yang optimal akan
dapat diperoleh perusahaan, besar kecilnya
biaya yang digunakan oleh perusahaan dalam
menjalankan kegiatannya sangat
berpengaruh terhadap laba. Semakin biaya itu
bisa ditekan mestinya akan sangat
berpengaruh terhadap peningkatan laba
perusahaan dan semakin biaya itu
dikeluarkan tidak sesuai dengan target
penjualan maka perusahaan akan mengalami
kerugian. Seperti pendapat Jopie Yusuf
48
(2006) bahwa, bila perusahaan dapat
menekan biaya operasional, maka
perusahaan akan dapat meningkatkan laba,
demikian juga sebaliknya bila terjadi
pemborosan biaya akan mengakibatkan
menurunnya laba atau mengakibatkan rugi.
Salah satunya yang dapat digunakan untuk
memperoleh laba adalah dengan
memperhatikan penjualan serta menekan
biaya – biaya operasional yang akan
dikeluarkan perusahaan. Biaya operasional
merupakan biaya usaha pokok perusahaan
selain harga pokok penjualan atau semua
biaya yang berhubungan langsung dengan
kegiatan usaha. Biaya usaha sendiri tediri
dari biaya penjualan, biaya administrasi dan
umum (margaretha 2007 : 24) yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.
Faktor – faktor tersebut saling
berkaitan untuk menghasilkan laba pada
perusahaan karena biaya yang dikeluarkan
akan mempengaruhi tarif dasar air yang akan
ditetapkan, kemudian tarif dasar air tersebut
juga akan mempengaruhi besarnya volume
dari penjualan air pada perusahaan. Namun
pada kenyataannya dalam menentukan tarif
dasar air tidak dapat ditentukan oleh
perusahaan karena perusahaan merupakan
perusahaan milik daerah,. Selain itu,
penentuan tarif dasar air juga harus melihat
faktor kondisi masyarakat sendiri karena
tidak semua kalangan masyarakat yang
memakai jasa Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) berekonomi menengah ke atas,
artinya jika perusahaan akan menaikan tarif
dasar air memerlukan pertimbangan –
pertimbangan tertentu mulai dari faktor
internal maupun eksternal. karena jika salah
satu dalam mempertimbangkan kondisi
internal maupun eksternal belum tentu
dengan menaikan tarif dasar air pemakaian
air oleh pelanggan akan bertambah. Hal
tersebut tentu berhubungan dengan volume
air yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dari
ketentuan dalam menetapkan tarif dasar air
tersebut maka diketahui volume air yang
dikeluarkan perusahaan kepada masyarakat
akan menjadi konstan atau dapat juga
mengalami peningkatan disetiap tahunnya.
METODE PENELITIAN
Jenis peneliti menggunakan jenis
Deskriptif Kuantitatif yaitu hasil penelitian
yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
diambil kesimpulan, artinya penelitian yang
dilakukan adalah penelitian yang
menekankan analisisnya pada data - data dan
angka. Dengan menggunakan metode
penelitian ini akan dapat diketahui hubungan
yang signifikan antara variabel bebas dan
terikat sehingga menghasilkan kesimpulan.
Kasus yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
tentang masalah penjualan air bersih dan
biaya operasional terhadap Laba.
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data Laporan Laba Rugi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2014 –
2016 sebagai objek penelitian secara
keseluruhan. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif, dengan
menggunakan variabel bebas yaitu penjualan
air bersih dan biaya operasional serta variabel
terikat yaitu laba. Sampel dalam penelitian
ini adalah data laporan laba rugi Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada
Kota Surabaya Tahun 2014 – 2016.
HASIL PENELITIAN
ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
49
Gambar 4.2 Grafik
Probability Plot
Dari gambar normal Probability
Plot dapat dilihat bahwa sebaran data yang
berbentuk lingkaran mengikuti garis normal
searah vertikal, maka dengan demikian hasil
data terdistribusi normal dan telah memenuhi
asumsi klasik sehingga layak untuk di
gunakan.
b. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3 Scatterplot
Dari Gambar 4.3 Scatterplot dapat
dilihat bahwa data masih menyebar acak,
tidak memperlihatkan sebuah pola tertentu
dan dapat disimpulkan bahwa data bebas dari
masalah heteroskedastisitas.
2. Uji F (Simultan)
Pengujian terhadap variabel
independen secara simultan (uji F) dilakukan
guna mengetahui apakah variabel independen
(Penjualan Air Bersih dan Biaya
Operasional) secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (Laba) serta untuk mengetahui
apakah model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau tidak.
Dari kriteria pengujian statistik
diperoleh hasil sebagai berikut:
df (n1) = k – 1 jadi 3 – 1 = 2
df (n2) = n – k jadi 36 – 3 = 33
Taraf signifikan = 5% atau 0,05
Maka diperoleh F tabel sebesar 3,28
Hasil analisis uji hipotesis antara
variabel bebas X1 dan X2 terhadap Y
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Secara
Simultan (Uji F) Residual Ftabel Taraf
Signif
ikan
Fhit
ung
Signif
ikan
21975600
907284,25
8
3,28 0,05 15,
634
0,000
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan nilai Fhitung sebesar 15,634 dan
Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut di dapat
nilai Fhitung > Ftabel (15,634 > 3.28). sedangkan
nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka
nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama - sama
variabel (Penjualan Air Bersih dan Biaya
Operasional) berpengaruh signifikan
terhadap Laba.
3. Uji t (Parsial)
Diketahui df (n-k-1) adalah 36 dan
signifikansi adalah 5%, maka dapat diketahui
t-table adalah 2.032. Hasil analisis uji
50
hipotesis antara variabel bebas X1 dan X2
terhadap Y diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Secara
Parsial (Uji t) Model Ttabel Taraf
Signifikan
Thitung Signifikan
Penjualan
Air Bersih
2.032 0,05 5,310 0,000
Biaya
Operasional
2.032 0,005 1,266 0,000
Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan progam SPSS dapat diketahui
bahwa :
a. Pengaruh Penjualan Air Bersih
terhadap Laba
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan nilai Thitung sebesar 5,310 dan
Ttabel adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat
nilai Fhitung > Ftabel (5,310 > 2,032). sedangkan
nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka
nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
Penjualan Air Bersih berpengaruh signifikan
terhadap Laba.
b. Pengaruh Biaya Operasional
terhadap Laba
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan nilai Thitung sebesar 1,266 dan
Ttabel adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat
nilai Fhitung < Ftabel (1,266 < 2,032). sedangkan
nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka
nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
Biaya Operasional tidak berpengaruh
signifikan terhadap Laba.
HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
H1 : Diduga ada pengaruh penjualan air
bersih terhadap laba pada
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Surya Sembada Kota
Surabaya Tahun 2014 – 2016.
H2 : Diduga ada pengaruh biaya
operasional terhadap laba pada
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Surya Sembada Kota
Surabaya Tahun 2014 – 2016.
H3 : Diduga ada pengaruh penjualan air
bersih dan biaya operasional
terhadap laba pada Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Surya
Sembada Kota Surabaya Tahun
2014 – 2016.
PEMBAHASAN
Dari uji yang dilakukan Uji F
menunjukkan nilai Fhitung sebesar 15,634 dan
Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut di dapat
nilai Fhitung > Ftabel (15,634 > 3.28). sedangkan
nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka
nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama - sama
variabel (Penjualan Air Bersih dan Biaya
Operasional) berpengaruh signifikan
terhadap Laba.
Uji T menunjukkan nilai Penjuaan
Air Bersih Thitung sebesar 5,310 dan Ttabel
adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai
Fhitung > Ftabel (5,310 > 2,032). sedangkan nilai
signifikansi menunjukkan 0.000, maka nilai
signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
Penjualan Air Bersih berpengaruh signifikan
terhadap Laba.
Uji T menunjukkan nilai Biaya
Operasional Thitung sebesar 1,266 dan Ttabel
adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai
Fhitung < Ftabel (1,266 < 2,032). sedangkan nilai
signifikansi menunjukkan 0.000, maka nilai
signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
Biaya Operasional tidak berpengaruh
signifikan terhadap Laba.
KESIMPULAN DAN SARAN
51
KESIMPULAN
Dari penelitian tentang Pengaruh
Penjualan Air Bersih dan Biaya Operasional
terhadap laba pada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Surya Sembada Tahun 2014
- 2016, penelitian ini memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh penjualan
air bersih terhadap laba pada
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Surya Sembada Kota
Surabaya Tahun 2014 – 2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh biaya
operasional terhadap laba pada
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Surya Sembada Kota
Surabaya Tahun 2014 – 2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh penjualan
air bersih dan biaya operasional
terhadap laba pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Surya Sembada
Kota Surabaya Tahun 2014 – 2016.
Dari uji yang dilakukan Uji F
menunjukkan nilai Fhitung sebesar 15,634 dan
Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut di dapat
nilai Fhitung > Ftabel (15,634 > 3.28). sedangkan
nilai signifikansi menunjukkan 0.000, maka
nilai signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama - sama
variabel (Penjualan Air Bersih dan Biaya
Operasional) berpengaruh signifikan
terhadap Laba.
Uji T menunjukkan nilai Penjuaan Air
Bersih Thitung sebesar 5,310 dan Ttabel adalah
2,032. Dari data tersebut di dapat nilai Fhitung
> Ftabel (5,310 > 2,032). sedangkan nilai
signifikansi menunjukkan 0.000, maka nilai
signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
Penjualan Air Bersih berpengaruh signifikan
terhadap Laba.
Uji T menunjukkan nilai Biaya
Operasional Thitung sebesar 1,266 dan Ttabel
adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai
Fhitung < Ftabel (1,266 < 2,032). sedangkan nilai
signifikansi menunjukkan 0.000, maka nilai
signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel
Biaya Operasional tidak berpengaruh
signifikan terhadap Laba.
SARAN 1. Harus ada keseimbangan antara target
pendapatan dengan manajemen biaya
pada PDAM Surya Sembada Kota
Surabaya. Artinya, biaya yang telah
dikeluarkan untuk produksi dan
distribusi air ke pelanggan tidak
melebihi target pendapatan dan
pendapatan yang diperoleh sesuai
dengan biaya yang digunakan untuk
produksi dan distribusi ke pelanggan
sehingga keuntungan dapat meningkat.
Untuk itu perusahaan harus dapat
meningkatkan perolehan laba supaya
kelangsungan perusahaan dapat tetap
dilaksanakan, karena walaupun
kenyataannya Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) merupakan perusahaan
milik pemerintah daerah yang bertujuan
untuk melayani kepentingan publik tidak
menutup kemungkinan bagi perusahaan
untuk mencapai tujuan lainnya yaitu
untuk mendapatkan laba yang lebih
optimal, sebab dengan perolehan laba
yang optimal tersebut selain menjadi
pemasukan daerah juga dapat memacu
pertumbuhan usahanya.
2. Untuk penulis selanjutnya adalah dengan
menambah variabel. Penjualan
merupakan salah satu fungsi pemasaran
yang sangat penting bagi perusahaan
dalam mencapai sebuah tujuan
perusahaan yaitu memperoleh laba untuk
menjaga kelangsungan hidup
perusahaan. penjualan terhadap
peningkatan laba perusahaan, dalam hal
ini dapat dilihat dari laporan laba – rugi
perusahaan, karena dalam hal ini laba
akan timbul jika penjualan produk lebih
besar dibandingkan dengan biaya – biaya
yang dikeluarkan, jika sebaliknya
52
penjualan lebih kecil dibandingkan
dengan biaya – biaya yang akan
dikeluarkan maka akan timbul kerugian.
yang mempengaruhi laba berikutnya
adalah biaya, dengan mengefesiensikan
biaya operasional yang dikeluarkan oleh
perusahaan dengan asumsi pendapatan
operasional tetap atau bahkan meningkat
maka laba yang optimal akan dapat
diperoleh perusahaan, besar kecilnya
biaya yang digunakan oleh perusahaan
dalam menjalankan kegiatannya sangat
berpengaruh terhadap laba. Semakin
biaya itu bisa ditekan mestinya akan
sangat berpengaruh terhadap
peningkatan laba perusahaan dan
semakin biaya itu dikeluarkan tidak
sesuai dengan target penjualan maka
perusahaan akan mengalami kerugian.
DAFTAR PUSTAKA
Basu, Swastha. 2004. Manajemen
penjualan. Edisi tiga penerbit
Liberty. Yogyakarta.
Basu, Swastha. 2009. Manajemen
Penjualan. BPFE. Yogyakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis
Kritis atas Laporan Keuangan.
Rajawali Pers. Jakarta.
Margaretha, Farah. 2007. Manajemen
Keuangan bagi Industri Jasa.
Grasindo. Jakarta.
Mulyadi,2006, Akuntansi Biaya ,Edisi ke- 6,
STIE YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Salemba
Empat, Yogyakarta.
Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan
Keuangan Proyeksi dan
Valuasi Saham. Salemba
Empat. Jakarta.
Niswonger, C. Rollin, Cal S Warren, Reeve,
M. J. And Phillip E. Fess.
2005. Pengantar Akuntansi,
edisi kedua puluh satu,
terjemahan Aria Farahmita,
Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan dan
Akuntansi untuk Manajer Non
Keuangan. Graha Imu.
Yogyakarta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian
Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Tjiptono, Fandy. 2007. Pemasaran
Strategik. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Agung Gunawan S. 2013. “ Pengaruh Biaya
Operasional terhadap Laba
(studi kasus pada Perusahaan
Darah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Purwakarta Periode
Tahun 2006-2010).
Erlis Yunita, Indah Lia Puspit dan Eka
Sariningsih 2015. “Pengaruh
Penjualan Air Bersih dan Biaya
Operasional terhadap Rugi
Bersih pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirta Jasa
Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2009 – 2013”.
Burhanuddin, Afid,2013, Pengumpulan Data
dan Instrumen Penelitian,
http://afidburhanuddin.word
press.com/2013/05/21/pengu
mpulan- data-
dan-instrumen-penelitian,
diakses tanggal 2 januari
2018 pukul 15.40.
Rayendar,2013, Metode Penelitian Menurut
Sugiyono.
53
http://rayendar.blogspot.co.id
/2015/06/metode-penelitian-
menurut- sugiyono-
2013.html?m=1,diakses
tanggal 3 januari 2018 pukul
09.30.
Junaidi
(http://junaidichaniago.wordpress.com),
2010
54
PENGARUH PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI DAN STRUKTUR
AUDIT TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR INSPEKTORAT DAERAH
KABUPATEN LAMONGAN
ANNITA MAHMUDAH
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kompetensi dan etika auditor terhadap
kualitas audit pada Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Data penelitian diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan
kepada responden yang bekerja di Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan. Kuesioner
penelitian ini diukur menggunakan skala likert. Data dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda dan diuji dengan uji klasik dengan menggunakan software SPSS versi
22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profesionalisme, Komitmen Organisasi dan Struktur
Audit mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara parsial maupun simultan terhadap
Kinerja Auditor pada Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan.
Profesionalisme secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Auditor pada Kantor
Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung variabel
Kompetensi sebesar 9,419 lebih besar dari pada nilai t tabel sebesar 2,034 serta dengan nilai
signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Komitmen secara parsial (individu) berpengaruh
terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Inspektorat Daerah Kabupaten Lamongan. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai t hitung variabel Komitmen sebesar 2, 093 lebih besar dari pada nilai t
tabel sebesar 2,034 serta dengan nilai signifikansi 0,044 yang lebih kecil dari 0,05. Struktur Audit
secara parsial (individu) berpengaruh terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Inspektorat Daerah
Kabupaten Lamongan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung variabel Struktur Audit sebesar
2,411 lebih besar dari pada nilai t tabel sebesar 2,034 serta dengan nilai signifikansi 0,020 yang
lebih kecil dari 0,05. Profesionalisme, Komitmen Organisasi dan Struktur Audit secara simultan
(bersama-sama) berpengaruh terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Inspektorat Daerah
Kabupaten Lamongan. Hal ini dibuktikan dengan nilai f hitung sebesar 110,794 lebih besar dari
pada nilai f tabel 2,90 dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Kata kunci: Profesionalisme, Komitmen Organisasi, Struktur Audit dan Kinerja Auditor
PENDAHULUAN
Audit pemerintahan merupakan salah
satu elemen penting dalam penegakan good
government. Namun demikian, praktiknya
sering jauh dari yang diharapkan. Terdapat
beberapa kelemahan dalam audit
pemerintahan di Indonesia, seperti tidak
tersedianya indikator kinerja yang memadai
sebagai dasar pengukur kinerja pemerintahan
baik pemerintah pusat maupun daerah dan hal
tersebut umum dialami oleh organisasi publik
karena output yang dihasilkan yang berupa
pelayanan publik tidak mudah diukur.
Dengan kata lain, ukuran kualitas audit masih
menjadi perdebatan.
Audit pada sektor publik sama dengan
audit yang dilakukan pada sektor swasta.
55
Perbedaan Audit yang dilakukan pada sektor
publik pemerintah dengan yang dilakukan
pada sektor swasta disebabkan oleh adanya
perbedaan latar belakang institusional dan
hukum, dimana audit sektor publik
pemerintah mempunyai prosedur dan
tanggung jawab yang berbeda serta peran
yang lebih luas dibanding audit sektor
swasta. Audit sektor publik harus melaporkan
korupsi yang ada, serta berusaha mencegah
hal tersebut terjadi.
Profesi Akuntan Publik merupakan
sebuah profesi kepercayaan masyarakat
bisnis, dimana eksistensinya dari waktu ke
waktu semakin diakui oleh masyarakat bisnis
itu sendiri. Dari profesi akuntan publik,
masyarakat mengharapkan penilaian bebas
dan tidak memihak terhadap informasi yang
disajikan oleh manajemen perusahaan dalam
laporan keuangan. Profesi akuntan publik
bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat
keandalan laporan keuangan perusahaan,
sehingga masyarakat memperoleh informasi
keuangan yang andal sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Penggunaan Dana Desa (DD) di
beberapa desa di kabupaten Lamongan
banyak dilaporkan masyarakat. Berbagai
indikasi dilakukan oleh kepala Desa dalam
penggunaan dana desa tahun anggaran 2016.
Kepala Inspektorat Kabupaten Lamongan,
Drs. H. Agus Suyanto, MM mengakui
pihaknya telah menerima sejumlah laporan
penggunaan dana desa. Terutama terkait
dugaan penyelewengan dana desa yang
dilaporkan oleh BPD ke Inspektorat
Lamongan. Hanya saja, ia belum mengetahui
laporan hasil pengecekan di lapangan, karena
pihaknya tidak melakukan monitoring secara
keseluruhan (bangsaonline, 2016).
Audit/pemeriksaan Salah satunya
yang melakukan audit terhadap pemerintah
daerah adalah inspektorat daerah. Inspektorat
daerah mempunyai tugas menyelenggarakan
kegiatan pengawasan umum pemerintah
daerah dan tugas lain yang diberikan kepala
daerah, Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 60 Tahun 2008 tentang sistem
pengendalian intern pemerintah, pelaksanaan
pengendalian intern tersebut dilaksanakan
oleh aparat pengawasan intern pemerintah
(APIP) yaitu Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat
Jenderal, Inspektorat Provinsi, dan
Inspektorat Kota.
Inspektorat sebagai salah satu
pelaksana tugas pengendalian internal
pemerintah, mempunyai tugas melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan keuangan
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pengawasan internal
yang dilakukan oleh inspektorat menekankan
pada pemberian bantuan kepada unit kerja
perangkat daerah dalam melakukan
pengelolaan risiko-risiko yang dapat
menghambat pencapaian misi dan tujuan,
sekaligus memberikan alternatif peningkatan
efisiensi dan efektivitas serta pencegahan
atas potensi kegagalan sistem manajemen
pemerintahan daerah (Machmud, 2006).
Dalam menjalankan fungsi audit
tersebut, maka inspektorat perlu didukung
oleh kinerja auditornya. Auditor memiliki
peran penting dalam menjalankan fungsi
pemeriksaan. Auditor dituntut harus
memiliki keahlian dan pelatihan yang cukup.
Auditor harus memiliki pengetahuan
mengenai metode dan teknik audit serta
segala hal yang menyangkut pemerintahan
seperti organisasi, fungsi, program dan
kegiatan pemerintahan. Keahlian auditor
dapat diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan yang berkelanjutan serta
pengalaman yang memadai dalam
melaksanakan audit (Tampubolon, 2005).
Oleh karena itu seorang auditor harus mampu
menerapkan kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman (Marganingsih dan Sri martani,
2009).
Kinerja auditor merupakan
perwujudan kerja yang dilakukan dalam
rangka mencapai hasil kerja yang lebih baik
56
atau lebih menonjol ke arah tercapainya
tujuan organisasi. Pencapaian kinerja auditor
yang lebih baik harus sesuai dengan standar
dan kurun waktu tertentu (Goldwasser,1993),
yaitu: (1) kualitas kerja yaitu mutu
penyelesaian pekerjaan dengan bekerja
berdasar pada seluruh kemampuan dan
keterampilan, serta pengetahuan yang
dimiliki oleh auditor; (2) kuantitas kerja yaitu
jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan
dengan target yang menjadi tanggung jawab
pekerjaan auditor, serta kemampuan untuk
memanfaatkan sarana dan prasarana
penunjang pekerjaan; (3) ketepatan waktu
yaitu ketepatan penyelesaian pekerjaan
sesuai dengan waktu yang tersedia.
Pengertian Kinerja Auditor Menurut
Kalbers dan Forgaty (1995) dalam Zaenal
Fanani (2008) “Kinerja Auditor merupakan
hasil kerja yang dicapai oleh seseorang
auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggungjawab yang diberikan
padanya, dan menjadi salah satu tolak ukur
yang digunakan untuk menentukan apahkah
suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik
atau sebaliknya”
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif. Pengumpulan data dalam
penelitian Ini yakni dengan studi satu tahap
(cross-sectionalstudy). “Penelitian yang
pengumpulan datanya dilakukan hanya satu
kalidalam periode hari, minggu,atau bulan
untuk menjawab suatu pertanyaan
penelitian” (Sekaran dan Roger,2009:119) .
Penelitian ini menggunakan skala
likert (likertscale) sebagai skala
pengukuran. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
koesioner (angket) yang diberikan kepada
responden. Koesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis yang diberikan
kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono,2011:142). Koesioner yang
diberikan kepada responden dalam
penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan
yang digunakan untuk memperoleh data
primer.
Populasi dalam penelitian ini adalah
auditor internal pada Kantor Inspektorat
Daerah Kabupaten Lamongan. Dikarenakan
jumlah populasi yang terlalu banyak
sehingga tidak memungkinkan untuk
mengumpulkan seluruh elemen populasi
maka penulis mengambil sampel dari
populasi tersebut. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode convenience
sampling (pemilihan sampel berdasarkan
kemudahan), sehingga peneliti mempunyai
kebebasan untuk memilih sampel yang
paling cepat dan mudah. Yang dijadikan
responden dalam penelitian ini adalah
auditor internal Kantor Inspektorat Daerah
Kabupaten Lamongan dengan jumlah
auditor sebanyak 36 orang. Sehinggajumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 36 orang juga.
HASIL PENELITIAN
a. Tanggapan Responden atas Variabel
Bebas (X)
1. Profesionalisme (X1)
Adapun hasil jawaban responden
dapat disajikan dalam tabel 4.5
berikut:
N
o.
Skor To
tal
Presentase Tota
l 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 1
2
5 6 4 0 36
2.8
%
69.
4%
16.
7%
11.
1%
0.0
%
100.
0%
2
1
8
1
3 5 0 0 36
50.
0%
36.
1%
13.
9%
0.0
%
0.0
%
100.
0%
3 0
1
7
1
4 5 0 36
0.0
%
47.
2%
38.
9%
13.
9%
0.0
%
100.
0%
4 0
1
9
1
5 2 0 36
0.0
%
52.
8%
41.
7%
5.6
%
0.0
%
100.
0%
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan SPSS versi 22
Dari tabel 4.5 di atas
menunjukan bahwa responden
menjawab Sangat Setuju berjumlah
57
19 orang, menjawab Setuju berjumlah
74 orang, menjawab Netral berjumlah
40 orang, menjawab Tidak Setuju
berjumlah 11 orang dan menjawab
Sangat Tidak Setuju berjumlah 00
orang. Hal ini menunjukan bahwa
Auditor Kantor Insperktorat
Kabupaten Lamongan memenuhi
profesionalisme yang baik dan
berusaha mengerjakan pekerjaan
dengan baik sebagai wujud tanggung
jawab setiap masing-masing pegawai
2. Komitmen Organisasi (X2)
Adapun hasil jawaban
responden Kantor Insperktorat
Kabupaten Lamongan dapat disajikan
dalam tabel berikut:
No.
Skor
Total
Presentase
Total
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 1 25 6 4 0 36 2.8% 69.4% 16.7% 11.1% 0.0% 100.0%
2 2 24 10 0 0 36 5.6% 66.7% 27.8% 0.0% 0.0% 100.0%
3 4 18 8 6 0 36 11.1% 50.0% 22.2% 16.7% 0.0% 100.0%
4 0 19 15 2 0 36 0.0% 52.8% 41.7% 5.6% 0.0% 100.0%
5 0 4 25 7 0 36 0.0% 11.1% 69.4% 19.4% 0.0% 100.0%
6 1 18 12 5 0 36 2.8% 50.0% 33.3% 13.9% 0.0% 100.0%
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan SPSS versi 22
Dari tabel 4.6 di atas
menunjukan bahwa responden
menjawab Sangat Setuju berjumlah 8
orang, menjawab Setuju berjumlah
108 orang, menjawab Netral
berjumlah 76 orang, menjawab Tidak
Setuju berjumlah 24 orang dan
menjawab Sangat Tidak Setuju
berjumlah 00 orang. Hal ini
menunjukan bahwa Auditor Kantor
Insperktorat Kabupaten Lamongan
berkomitmen organisasi yang baik
dan merasa nyaman dengan
Oragnisasi yang saat ini dijalankan
dengan keyakinan dan rasa tanggung
jawab dengan Organisasi.
3. Struktur Audit (X3)
Adapun hasil jawaban
responden Kantor Insperktorat
Kabupaten Lamongan dapat
disajikan dalam tabel berikut:
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan SPSS versi 22
Dari tabel 4.7 di atas
menunjukan bahwa responden
menjawab Sangat Setuju
berjumlah 09 orang, menjawab
Setuju berjumlah 75 orang,
menjawab Netral berjumlah 52
orang, menjawab Tidak Setuju
berjumlah 08 orang dan menjawab
Sangat Tidak Setuju berjumlah 00
orang. Hal ini menunjukan bahwa
Auditor Kantor Insperktorat
Kabupaten Lamongan
mengerjakan tugas dan pekerjaan
sesuai dengan Struktur Audit yang
telah ditetapkan baik dari instansi
maupun pedoman yang telah
digunakan atau ditetapkan.
b. Tanggapan Responden atas Variabel
Terikat (Y)
1. Kinerja Auditor (Y)
Adapun hasil jawaban
responden Kantor Insperktorat
Kabupaten Lamongan dapat
disajikan dalam tabel berikut:
No.
Skor
Total
Presentase Total
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 0 18 13 5 0 36 0.0% 50.0% 36.1% 13.9% 0.0% 100.0%
2 0 18 15 3 0 36 0.0% 50.0% 41.7% 8.3% 0.0% 100.0%
3 4 20 12 0 0 36 11.1% 55.6% 33.3% 0.0% 0.0% 100.0%
4 5 19 12 0 0 36 13.9% 52.8% 33.3% 0.0% 0.0% 100.0%
58
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS
versi 22
Dari table 4.8 tersebut
menunjukan bahwa responden
Kantor Insperktorat Kabupaten
Lamongan menjawab Sangat
Setuju berjumlah 24 orang,
menjawab Setuju berjumlah 124
orang, menjawab Netral
berjumlah 52 orang, menjawab
Tidak Setuju berjumlah 12 orang
dan menjawab Sangat Tidak
Setuju berjumlah 04 orang. Hal
ini menunjukan bahwa Auditor
atau responden Kantor
Insperktorat Kabupaten
Lamongan melaksanakan
Kinerja Auditor dengan sangat
baik. Yang dapat dinilai dengan
Kualitas Audit yang dilakukan,
Efisiensi waktu dalam
pengerjaan dan dengan
tanggungjawab yang diberikan
dapat dikerjakan sesuai dengan
ketentuan.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Hasil uji parsial (t-test) yang
dilakukan pada responden dapat dilihat pada
tabel berkut ini :
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan SPSS versi 22
Hasil uji parsial (t-test) dengan
jumlah sampel sebanyak 36 responden dan
jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam
maka untuk nilai t tabel sebesar 2,034 dengan
nilai signifikansi 0,05. Dalam hal ini dapat
dijabarkan hasil dari tabel di atas sebagai
berikut :
a) Variabel profesinalisme menghasilkan
nilai t hitung 9,419 dimana nilai t hitung
lebih besar dari nilai t tabel 2,034 serta
nilai signifikansi 0,000 dimana lebih
kecil dari 0,05 Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel Profesionalisme secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
auditor.
b) Variabel komitmen organisasi
menghasilkan nilai t hitung 2,093
dimana nilai t hitung lebih besar dari
nilai t tabel 2,034 serta nilai signifikansi
0,044 dimana lebih kecil dari 0,05.
Sehingga dapat diartikan bahwa variabel
komitmen organisasi secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja auditor.
c) Variabel struktur audit menghasilkan
nilai t hitung 2,441 dimana nilai t hitung
lebih besar dari nilai t tabel 2,034 serta
nilai signifikansi 0,020 dimana lebih
kecil dari 0,05. Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel struktur audit secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
auditor.
UJI HIPOTESIS II
Uji simultan (F-test) dilakukan
dengan bantuan software SPSS versi 22 yang
hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
:
No.
Skor
Total
Presentase
Total
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 1 25 6 0 4 36 2.8% 69.4% 16.7% 0.0% 11.1% 100.0%
2 18 13 5 0 0 36 50.0% 36.1% 13.9% 0.0% 0.0% 100.0%
3 0 17 14 5 0 36 0.0% 47.2% 38.9% 13.9% 0.0% 100.0%
4 0 19 15 2 0 36 0.0% 52.8% 41.7% 5.6% 0.0% 100.0%
5 4 25 7 0 0 36 11.1% 69.4% 19.4% 0.0% 0.0% 100.0%
6 1 25 5 5 0 36 2.8% 69.4% 13.9% 13.9% 0.0% 100.0%
No. Variabel t
hitung
t
tabel
Sig Keterangan
1 Profesionalisme 9,419 2,034 0,000 Signifikan
2 Komitmen
Organisasi
2,093 2,034 0,044 Signifikan
3 Struktur Audit 2,441 2,034 0,020 Signifikan
59
Model
Sum of
Square
s df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on 301.906 3 100.635
110.79
4 .000b
Residual 29.066 32 .908
Total 330.972 35
Hasil uji simultan (F-test) dengan
jumlah sampel sebanyak 36 responden dan
jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam dan
variabel bebas 1 macam maka untuk nilai F
tabel sebesar 2,90 dengan nilai signifikansi
0,05. Dalam tabel dapat dilihat bahwa nilai F
hitung sebesar 110,794 lebih besar dari nilai
F tabel 2,90 dengan nilai signifikan 0,000
lebih kecil dari 0,05 yang artinya bahwa
variabel profesionalisme, komitmen
organisasi dan struktur audit secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja auditor.
PEMBAHASAN
1. Profesionalisme dalam pelaksanaan
tugas audit tetap secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa profesionalisme dalam
pelaksanaan tugas audit tetap secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
auditor. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
t hitung variabel profesionalisme sebesar
9,419 lebih besar dari pada nilai t tabel
sebesar 2,034 serta dengan nilai
signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
0,05.
Menurut Ancok (2000),
pengukuran profesionalisme sebagai
berikut “Kemampuan
beradaptasi,kemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan fenomena
global dan fenomena nasional mengacu
kepada misi dan nilai (mission&values
driven professionalism). Birokrasi
memposisikan diri sebagai pemberi
pelayanan kepada publik dan dalam
mewujudkan tujuan organisasi yang
berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai organisasi.
Dalam penelitian ini konsep
profesionalisme yang digunakan adalah
konsep untuk mengukur bagaimana para
profesional memandang profesi mereka
yang tercermin dalam sikap dan perilaku
mereka. Dengan anggapan bahwa sikap
dan perilaku mempunyai hubungan
timbal balik. Perilaku profesionalisme
merupakan cerminan dari sikap
profesionalisme, demikian pula
sebaliknya sikap profesional tercermin
dari perilaku yang profesional.
2. Komitmen organisasi dalam pelaksanaan
tugas tetap secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa komitmen organisasi dalam
pelaksanaan tugas audit secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel komitmen organisasi sebesar
2,093 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
2,034 serta dengan nilai signifikansi
0,044 yang lebih kecil dari 0,05.
Menurut Karsono (2008:157)
Komitmen organisasi adalah komitmen
pada organisasi secara global. Komitmen
ini menggambarkan perasaan untuk tetap
bersama organisasi yang diwarnai
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
b. Predictors: (Constant), Struktur Audit, Komitmen Organisasi, Profesionalisme
Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 22
60
dengan kesetujuannya dengan tujuan,
dan nilai yang dimiliki organisasi.
Menurut Setiawan dan Ghazalli
(2006:193), konsep komitmen organisasi
didasarkan pada premis bahwa
individual membentuk suatu keterikatan
(attachment) terhadap organisasi. Secara
historis komitmen organisasional
merupakan perspektif yang bersifat
keperilakuan komitmen diartikan
sebagai perilaku konsisten dengan
aktivitas(consistent lines of activity).
Komitmen akan menimbulkan
rasa ikut memiliki (sense of belonging)
bagi karyawan terhadap organisasinya.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh
Trisnaningsih(2007). Komitmen
merupakan sebuah sikap dan perilaku
yang mendorong (reinforce) antara satu
dengan yang lain. Karyawan yang
komitmen terhadap organisasi akan
menujukkan sikap dan perilaku yang
positif terhadap lembaganya, karyawan
akan memiliki jiwa untuk membela
organisasinya, berusaha meningkatkan
prestasi dan memiliki keyakinan yang
pasti untuk membantu mewujudkan
tujuan organisasi. Komitmen karyawan
terhadap organisasinya adalah kesetiaan
karyawan terhadap organisasinya,
disamping juga akan menumbuhkan
loyalitas serta mendorong keterlibatan
diri karyawan dalam mengambil
berbagai keputusan dalam pelaksanaan
tugas.
3. Struktur audit dalam pelaksanaan tugas
audit tetap secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pengalaman dalam mengelola
pelaksanaan tugas audit secara parsial
berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel kompetensi sebesar 2,441lebih
besar dari nilai t tabel sebesar 2,034 serta
dengan nilai signifikansi 0,020 yang
lebih kecil dari 0,05.
Zaenal Fanani (2008)
menyatakan bahwa:“Struktur Audit
merupakan Sebuah pendekatan
sistematis terhadap auditing yang
dikarakteristikkan oleh langkah- langkah
penentuan audit, prosedur rangkaian
logis, keputusan, dokumentasi, dan
menggunakan sekumpulan alat-alat dan
kebijakan audit komprehensif dan
terintegrasi untuk membantu auditor
melakukan audit”.
Menurut (Bowrin1998) Struktur
audit adalah sebuah pendekatan
sistematis terhadap auditing yang
dikarakteristikkan oleh langkah-langkah
penentuan audit, prosedur rangkaian
logis, keputusan, dokumentasi dengan
menggunakan sekumpulan alat-alat,
kebijakan audit yang komprehensif dan
terintegrasi untuk membantu auditor
melakukan audit.
Penggunaan struktur audit dapat
membantu auditor dalam melaksanakan
tugasnya menjadi lebih baik, sehingga
dapat meningkatkan kinerja auditor. Staf
audit yang tidak memiliki pengetahuan
tentang struktur audit yang baku
cenderung mengalami kesulitan dalam
menjalankan tugasnya. Hal ini berkaitan
dengan koordinasi arus kerja, wewenang
yang dimiliki, komunikasi dan
kemampuan beradaptasi Fanani et al
(2008).
4. Profesionalisme, komitmen organisasi
dan struktur audit dalam pelaksanaan
tugas audit secara simultan berpengaruh
terhadap kinerja auditor .
Hasil penelitian ini
menunjukkan nilai F hitung sebesar
110,794 lebih besar dari pada nilai F
tabel sebesar 2,90 serta dengan nilai
signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti bahwa
61
profesionalisme, komitmen organisasi
dan struktur audit dalam pelaksaan tugas
audit tetap secara simultan berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Kinerja Auditor adalah akuntan
publik yang melaksanakan penugasan
pemeriksaan secara objektif atas laporan
keuangan suatu perusahaan atau
organisasi lain dengan tujuan untuk
menentukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi berlaku umum,
dalam semua hal yang material, posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Seorang auditor yang mempunyai
kemampuan dalam hal auditing maka
akan cakap dalam menyelesaikan
pekerjaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan penelitian yang berjudul
Pengaruh Profesionalisme, komitmen
organisasi dan struktur audit dalam
Pelaksanaan Tugas Audit Terhadap Kinerja
Auditor dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Profesionalisme dalam pelaksanaan
tugas audit tetap secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
profesionalisme dalam pelaksanaan
tugas audit tetap secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel profesionalisme sebesar 9,419
lebih besar dari pada nilai t tabel sebesar
2,034 serta dengan nilai signifikansi
0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
2. Komitmen organisasi dalam pelaksanaan
tugas tetap secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
komitmen organisasi dalam pelaksanaan
tugas audit secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja auditor. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel komitmen organisasi sebesar
2,093 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
2,034 serta dengan nilai signifikansi
0,044 yang lebih kecil dari 0,05.
3. Struktur audit dalam pelaksanaan tugas
audit tetap secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengalaman dalam mengelola
pelaksanaan tugas audit secara parsial
berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel kompetensi sebesar 2,441lebih
besar dari nilai t tabel sebesar 2,034 serta
dengan nilai signifikansi 0,020 yang
lebih kecil dari 0,05.
4. Profesionalisme, komitmen organisasi
dan struktur audit dalam pelaksanaan
tugas audit secara simultan berpengaruh
terhadap kinerja auditor .
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai F
hitung sebesar 110,794 lebih besar dari
pada nilai F tabel sebesar 2,90 serta
dengan nilai signifikansi 0,000 yang
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
bahwa profesionalisme, komitmen
organisasi dan struktur audit dalam
pelaksaan tugas audit tetap secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja
auditor.
SARAN
Berdasarkan hasil analisis,
pembahasan dan kesimpulan adapun saran
yang dapat diberikan yaitu :
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai pembelajaran yang dapat
memberikan pengetahuan dan
pemahaman terhadap profesionalisme,
62
komitmen organisasi dan struktur audit
terhadap kinerja auditor pemerintah.
2. Bagi Inspektorat Daerah Kabupaten
Lamongan.
Hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk meningkatkan Profesionalisme,
Komitmen Organisasi dan Struktur
Audit yang di miliki agar lebih memiliki
kemampuan dalam menjalankan Kinerja
Auditor, dengan cara melakukan
evaluasi agar tidak terjadi penurunan
terhadap kinerja auditor Kantor
Inspektorat Daerah Kabupaten
Lamongan.
3. Bagi STIE KH Ahmad Dahlan
Lamongan.
Sebagai bahan masukan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi K H Ahmad Dahlan
Lamongan.
4. Bagi Perpustakaan /Penelitian
Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan rujukan maupun referensi
dalam melakukan penelitian selanjutnya
di dunia akuntansi dan auditing, yang
diduga memiliki pengaruh terhadap
kinerja auditor.
DAFTAR PUSTAKA
Riris Rotua Sitorus dan Lenny Wijaya, 2016. :Pengaruh Profesionalisme dan Etika
Profesi Terhadap Kinerja Auditor
dengan Struktur Audit Sebagai
pemoderasi” (online), Fakultas
Ekonomi dan BisnisUniversitas 17
Agustus 1945 Jakarta, Indonesia
Arens, Alvin A., Randal J.E, dan Mark S.B.
2003. Auditing dan Pelayanan
Verifikasi, Pendekatan Terpadu. Jilid
1, Edisi Kesembilan. Jakarta : PT.
Indeks.
Fanani, Zaenal. 2008. “Pengaruh Struktur
Audit, Konflik Peran dan
Ketidakjelasan Peran Terhadap
Kinerja Auditor”. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Indonesia, Volume 5,
Nomor 2.
Gautama, Ibnu dan Muhammad Arfan. 2010.
"Pengaruh Kepuasan Kerja,
Profesionalisme, dan Penerapan
Teknologi Informasi Terhadap Kinerja
Auditor". Jurnal Telaah & Riset
Akuntansi, Vol. 3, No. 2.
Maulana, Ichwan. 2012. “Pengaruh Struktur
Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan
Peran dan Locus of Control Terhadap
Kinerja Auditor”. Jurnal Ilmiah. Riau :
Universitas Riau.
Mulyadi. 2002. Auditing, Buku 1 Edisi 6,
Jakarta : PT. Salemba Empat.Muslim,
A. Djalil. 2002. “Persepsi Auditor
Tentang Pengaruh Struktur Audit dan
Prinsip Organisasional Terhadap
Konflik dan Ambiguitas Peran”.
Lembaga Penelitian Universitas Syah
Kuala.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku
Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta :
PT Indeks.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi.
Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Sumirat. 2006. Pengaruh Profesionalisme
dan Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Internal Auditor, dengan
Kepuasan Kerja sebagai Variabel
Intervening. Tesis. Semarang :
Universitas Diponegoro.
63
Suryana. 2013. Pengaruh Struktur Audit,
Komitmen Organisasi, Konflik Peran
dan Efektivitas Penggunaan Teknologi
Sistem Iinformasi Akuntansi Terhadap
Kinerja Auditor. Skripsi. Jakarta : UIN
Syarif Hidayatullah.
Trisnaningsih, Sri. 2007. “Independensi
Auditor dan Komitmen Organisasi
sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman
Good Governance, Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Auditor”. Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi X.
Karsono. “Pengaruh Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja dengan Motivasi dan
Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Pemoderasi”, Jurnal Akuntansi dan
Bisnis, Vol 8, No. 2, Agustus 2008.
Muslim A. Djalil, “Persepsi Auditor Tentang
Pengaruh Struktur Audit 18dan Prinsip
Organisasional Terhadap Konflik dan
Ambiguitas Peran”, Lembaga
Penelitian Universitas Syah Kuala,200
Septiawan, Ade. 2013. “Pengaruh Struktur
Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan
Peran, dan Kecerdasan Emosional
Terhadap Kinerja
Auditor”Sugiyono,Agus. 2010.
Diagnosis Perilaku Organisasi.
Erlangga, Jakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Suryana, Fajar Hadi. 2013. “Pengaruh
Struktur Audit, Komitmen Organisasi,
Konflik Peran dan Efektivitas
Penggunaan Teknologi Sistem
Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja
Auditor”. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Tampubolon, R. 2005. Risk and Systems-
Based Internal Audit. Penerbit Elex
Media Komputindo. Jakarta
19Trisnaningsih, Sri. “Independensi Auditor
dan Komitmen Organisasi sebagai
Mediasi Pengaruh Pemahaman Good
Governance, Gaya Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi TerhadapKinerja
Auditor”. Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi X, 2007.
Umbara, Hidayat dan Michell Suharli. 2006.
“Pengaruh Orientasi Profesional,
Locus Of Control, Konflik Peran, dan
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Empiris Pada
Karyawan Bank)”. Simposium
Nasional Akuntansi.
Wati, Elya, Lismawati, Nila Aprilla. 2010.
“Pengaruh Independensi, Gaya
Kepemimpinan, Komitmen Organisasi,
dan Pemahaman Good Governance
Terhadap Kinerja Auditor
Pemerintah”. SNA XIII Purwokerto.
Wibowo. “Manajemen Kinerja”,PT Raja
Grafindo Persada,Jakarta, 2007.
Wibowo. 2009. Pengaruh Independensi
Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya
Kepemimpinan, Pemahaman Good
Governance Terhadap Kinerja Auditor
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan
Publik di daerah Istimewa
Yogyakarta). Skripsi. Universitas
Islam Indonesia.
Yunilma, 2000. Persepsi Auditor Tentang
Pengaruh Struktur Audit dan Prinsip
Organisasi Terhadap Konflik Peran dan
Ketidakjelasan Peran Serta Konse
kuensinya. Tesis Msi UGM.
64
Zoraifi, Renata. 2005. Pengaruh Locus of
Conrol, Tingkat Pendidikan,
Pengalaman Kerja dan Pertimbangan
Etis terhadap Perilaku Auditor dalam
Situasi Konflik Audit. Jurnal Akuntansi
dan Bisnis Vol.5, No.1
Wati, Elya. 2010. "Pengaruh Independensi,
Gaya Kepemimpinan, Komitmen
Organisasi, dan Pemahaman Good
Governance Terhadap Kinerja Auditor
Pemerintah". Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi XIIII
Santoso, Singgih, 2012, PanduanLengkap
SPSS Versi 20, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sekaran, U.,dan Bougie, R., 2009,Research
Methods for Business: A Skill Bulidin
gApproach (5thed.), United Kingdom:
John Wiley & Sons Ltd.
Sugiyono, 1999, Statistik Nonparametris
Untuk Penelitian, Penerbit CV Alfabeta
: Bandung.
Sugiyono, 2003,MetodePenelitian Bisnis,
edisi 1, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2007,Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2010,Metode Penelitian Bisnis,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2011,Metode Penelitian
Kuantitatif, kualitatif dan R.,
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&B.,
Bandung: Alfabeta
Sularso, S., 2003/2004, Buku Pelengkap
Metode Penelitian Akuntansi: Sebuah
Pendekatan Replikasi, Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA.
Website akuntansiterapan,
2010,StandarProfesionalAkuntanPubli
k (online)
(https://akuntansiterapan.com/2010/06/
15/standar-profesional-akuntan-
publik/, diaksespada 02 Januari 2018).
65
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, ETIKA DAN PENGENDALIAN INTERNAL
AKUNTANSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR SYARI’AH
KARYA MUGI SENTOSA SURABAYA
SURYANI YULI ASTUTI
ABSTRACT
Performance is the result of work in quality and quantity achieved by an employee in
performing his duties in accordance with the responsibilities given to him. All activities undertaken
to achieve the goal must be supported by facilities in the employee's own work as well as good
management as a manager. Management organizations are also required to maintain a balance
between goals, objectives, and performance controls in order to run properly. With the increasingly
sharp and global environment the company is required to improve employee performance in
managing the company to achieve the desired goals.
This study aims (1) to determine the effect of Information Technology on employee
performance at PT. BPR Syari'ah Karya Mugi Sentosa Surabaya (2) to know the effect of Ethics
on Employee performance at PT. BPR Syari'ah Karya Mugi Sentosa Surabaya (3) to know the
influence of Internal Control of Accounting on Employee performance at PT. BPR Syari'ah Karya
Mugi Sentosa Surabaya (4) to know the influence of Information Technology, Ethics and Internal
Control of Accounting to Employee Performance at PT. BPR Syari'ah Karya Mugi Sentosa
Surabaya.
From the results of this study proves that (1) Information Technology influence on
employee performance at PT. BPR Syari'ah Karya Mugi Sentosa Surabaya with value> (2,354>
2,037) and significance level 0,025 <0,05 (2) Ethics influence to Employee performance at PT.
BPR Syari'ah Karya Mugi Sentosa Surabaya with value> (4,730> 2,037) and signification level
0,000 <0,05 and, (3) Internal Control of Accounting affect on Employee performance at PT. BPR
Syari'ah Karya Mugi Sentosa Surabaya with value> (2,861> 2,037) and significance level 0,007
<0,05. Thus, the variables of Information Technology, Ethics and Internal Control of Accounting
affect the performance of employees.
Keywords: Influence of Information Technology, Ethicsand Internal Control of Accounting and
Performance
ABSTRAK
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Segala aktifitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan harus didukung oleh fasilitas dalam bekerja
karyawan itu sendiri maupun manajemen yang baik sebagai pengelola. Organisasi manajemen juga
dituntut untuk menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran, pengendalian kinerja supaya bisa
berjalan sebagaimana mestinya. Dengan lingkungan yang semakin lama semakin tajam dan
bersifat global perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam mengelola
perusahaan untuk mecapai tujuan yang diinginkan.
Penelitian ini bertujuan (1)untuk mengetahui pengaruh Teknologi Informasi terhadap
kinerja Karyawan pada PT. BPR Syari’ah Karya Mugi Sentosa Surabaya (2)untuk mengetahui
pengaruh Etika terhadap kinerja Karyawan pada PT. BPR Syari’ah Karya Mugi Sentosa Surabaya
66
(3)untuk mengetahui pengaruh Pengendalian Internal Akuntansi terhadap kinerja Karyawan pada
PT. BPR Syari’ah Karya Mugi Sentosa Surabaya (4)untuk mengetahui pengaruh Teknologi
Informasi, Etikadan Pengendalian Internal Akuntansi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. BPR
Syari’ah Karya Mugi Sentosa Surabaya.
Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1)Teknologi Informasi berpengaruh
terhadap kinerja Karyawan pada PT. BPR Syari’ah Karya Mugi Sentosa Surabaya dengan nilai >
(2,354>2,037) dan taraf signifikasi 0,025 < 0,05 (2)Etika berpengaruh terhadap kinerja Karyawan
pada PT. BPR Syari’ah Karya Mugi Sentosa Surabaya dengan nilai > (4,730>2,037) dan taraf
signifikasi 0,000 < 0,05 dan, (3)Pengendalian Internal Akuntansi berpengaruh terhadap kinerja
Karyawan pada PT. BPR Syari’ah Karya Mugi Sentosa Surabaya dengan nilai > (2,861>2,037)
dan taraf signifikasi 0,007 < 0,05. Maka dengan demikian variabel Teknologi Informasi, Etikadan
Pengendalian Internal Akuntansi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Kata Kunci : Pengaruh Teknologi Informasi, Etikadan Pengendalian Internal Akuntansi dan
Kinerja
PENDAHULUAN
Teknologi informasi sangat penting
bagi kehidupan manusia. Kegiatan manusia
dapat dipermudah dengan bantuan
Teknologi. Peningkatan kualitas hidup
semakin menuntut manusia untuk melakukan
berbagai aktifitas yang dibutukan dengan
mengoptimalkan sumber daya yang
dimilikinya. Tanpa disadari, sebagian
aktifitas yang dilakukan oleh manusia telah
didukung oleh Teknologi Informasi.
Perkembangan globalisasi yang pesat
telah menghadirkan evolusi teknologi yang
demikian dahsyat, salah satunya adalah
Teknologi Informasi. Saat ini keberadaan
Teknologi Informasi tidak dapat dipungkiri
lagi telah memasuki dalam berbagai sektor
bidang kehidupan. Kemajuan Teknologi
Informasi telah dimanfaatkan mulai dari
keperluan pribadi, keperluan bidang
pendidikan hingga bisnis dalam suatu
perusahaan atau organisasi untuk mendukung
kegiatannya. Teknologi Informasi bukan
hanya diperlukan oleh perusahaan berskala
besar dalam suatu bisnis, tetapi juga
digunakan dalam perusahaan berskala sedang
maupun kecil dalam dunia bisnis, bahkan
bisnis pribadipun juga tidak ketinggalan
dalam memanfaatkan Teknologi Informasi.
Pada era millennium sekarang ini
Teknologi Informasi tidak dapat dipisahkan
dengan proses manajemen, hal ini
dikarenakan hampir setiap keputusan
manajemen selalu membutuhkan dukungan
Teknologi Informasi termasuk dalam
manajemen keuangan. Teknologi Informasi
dapat digunakan oleh manajer untuk
mengendalikan operasi, startegi, perencanaan
jangka panjang, perencanaan jangka pendek,
pengendalian manajemen dan pemecahan
masalah khusus. Kurangnya pemanfaatan
Teknologi Informasi dapat menyebabkan
proses pengambilan keputusan terhambat dan
tidak efektif. Keputusan-keputusan yang
dibuat untuk memecahkan masalah dan
memberi kontribusi besar bagi kinerja
organisasi serta mengalokasikan sumberdaya
semuanya didukung dengan teknologi
informasi.
Perkembangan teknologi informasi
berdampak luas pada aktivitas organisasi
terutama organisasi bisnis. Teknologi
informasi dalam hal ini merupakan pemampu
(enabler) keberhasilan praktik bisnis tersebut.
Semakin pentingnya teknologi informasi bagi
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
memperluas peran sistem informasi. Fungsi
sistem informasi perlu lebih dilibatkan dalam
67
perumusan strategik perusahaan. Dalam
konteks sistem informasi, kebutuhan
pengguna akan sistem informasi harus
dideteksi dengan baik oleh perancang sistem
termasuk dalam departemen sistem informasi
agar kebutuhan pengguna dapat terpenuhi
dengan baik oleh sistem informasi.
Pemenuhan kebutuhan pengguna tersebut
nantinya akan memberikan kepuasan bagi
para pengguna sistem informasi dan
memotivasi mereka untuk melakukan
pekerjaan secara optimal.
Reformasi sektor publik yang disertai
adanya tuntutan demokratisasi menjadi suatu
fenomena global termasuk di Indonesia.
Tuntutan demokratisasi ini menyebabkan
aspek kinerja menjadi hal penting dalam
kesuksesan suatu perusahaan.
Salah satu informasi yang dibutuhkan
oleh manajemen adalah informasi mengenai
pengelolaan keuangan dalam bentuk
pelaporan keuangan. Laporan keuangan
merupakan bagian dari pelaporan keuangan.
Laporan keuangan disusun untuk
menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan.
Laporan keuangan terutama digunakan untuk
membandingkan realisasi baik dari segi
pendapatan, belanja, transfer maupun
pembiayaan dengan anggaran yang telah
ditetapkan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu
entitas pelaporan, dan membantu
menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan. Pelaporan keuangan
tidak hanya meliputi komponen laporan
keuangan, tetapi juga meliputi laporan-
laporan lain yang diperlukan.
Dalam penyajian laporan keuangan,
harus disadari bahwa banyak pihak yang akan
mengandalkan informasi dalam laporan
keuangan tersebut. Salah satu tujuannya
adalah sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, informasi yang
tersaji dalam laporan keuangan tersebut harus
bermanfaat bagi para pemakai. Informasi
akan bermanfaat apabila informasi tersebut
dipahami dan dapat digunakan oleh pemakai
dan pemakai mempercayai informasi
tersebut. Bermanfaat atau tidaknya informasi
hanya dapat ditentukan secara kualitas dalam
hubungannya dengan keputusan pemakai dan
keyakinan pemakai terhadap informasi yang
disajikan tersebut.
Teknologi informasi sangat
dibutuhkan dalam peningkatan kinerja
karyawan, selain itu etika dari seorang
akuntan juga berperan didalamnya. Etika
dalam perspektif umum adalah suatu hal
tentang tingkah laku perbuatan manusia
dipandang dari segi baik buruk dan sejauh
mana yang dapat ditentukan oleh akal sehat.
Di dalam akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen sangat berhubungan erat dengan
orang lain seperti investor dan kreditor,
dengan kata lain etika pun menjadi hal utama
yang harus di prioritaskan untuk pencapaiaan
tujuan organisasi. Etika menjadi suatu hal
yang penting dalam setiap proses yang terjadi
dalam akuntansi keuangan maupun
manajemen. Apabila etika yang dilakukan
sesuai dengan aturan yang buat, maka proses
pencapaiaan tujuan organisasi tidak akan
mengalami hambatan.
Laporan keuangan dibuat dengan
tujuan untuk mempertanggung jawabkan
tugas-tugas yang dibebankan sehingga
menghasilkan informasi bagi pihak-pihak
terkait. Etika menggambarkan prinsip moral
atau peraturan perilaku individu atau
kelompok individu yang mereka akui. Etika
ini berlaku ketika seseorang harus
mengambil keputusan dan beberapa alternatif
menyangkut prinsip moral.
Selain dari pengaruh Teknologi
Informasi dan Etika, Pengendalian Internal
Akuntansi juga diperlukan guna terwujudnya
Kinerja yang optimal untuk karyawan bagi
perusahaan. Secara umum, Pengendalian
Intern Akuntansi merupakan bagian dari
68
masing-masing sistem yang dipergunakan
sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan
operasional perusahaan atau organisasi
tertentu.
Di lingkungan perusahaan,
pengendalian intern didifinisikan sebagai
suatu proses yang diberlakukan oleh
pimpinan atau dewan direksi dan
management secara keseluruhan, dirancang
guna memberi suatu keyakinan akan
tercapainya tujuan perusahaan.
METODE PENELITIAN
Jenis peneliti menggunakan jenis
Deskriptif Kuantitatif yaitu hasil penelitian
yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
diambil kesimpulan, artinya penelitian yang
dilakukan adalah penelitian yang
menekankan analisisnya pada data - data dan
angka. Dengan menggunakan metode
penelitian ini akan dapat diketahui hubungan
yang signifikan antara variabel bebas dan
terikat sehingga menghasilkan kesimpulan.
Kasus yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
tentang masalah penjualan air bersih dan
biaya operasional terhadap Laba.
Populasi yang digunakan dalam
proposal penelitian ini adalah pihak-pihak
yang terlibat diantaranya 35 orang karyawan
pada PT. BPR Syari’ah Karya Mugi Sentosa
Surabaya.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif, dengan
menggunakan variabel bebas yaitu teknologi
informasi, etikda dan pengendalian internal
serta variabel terikat yaitu kinerja karyawan.
sampel pada penelitian ini adalah 35
karyawan pada PT. BPR Syari’ah Karya
Mugi Sentosa Surabaya yang dilakukan
dengan menggunakan teknik total sampling.
HASIL PENELITIAN
ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 4.2 Grafik
Probability Plot
Pada gambar di atas sebaran titik-titik
mendekati atau rapat pada garis lurus
(diagonal) sehingga dapat dikatakan bahwa
data residual terdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3 Scatterplot
Dari gambar di atas terlihat bahwa
sebaran titik tidak membentuk suatu
pola atau alur tertentu, sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi
heteroksedasitas. Asumsi klasik
tentang heteroksedasitas dalam model
ini terpenuhi, yaitu terbebas dari
heteroksedasitas.
69
2. Uji F (Simultan)
Hasil uji simultan (F-test) dengan
jumlah sampel sebanyak 35 responden dan
jumlah variabel sebanyak 4 macam maka
untuk nilai F tabel sebesar 2,91 dengan nilai
signifikansi 0,05. Dalam tabel dapat dilihat
bahwa nilai F hitung sebesar 19,748 lebih
besar dari nilai F tabel 2,91 dengan nilai
signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang
artinya bahwa variabel teknologi informasi,
etika dan pengenalian internal akuntansi
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
3. Uji t (Parsial)
Hasil uji parsial (t-test)
dengan jumlah sampel sebanyak 35
responden dan jumlah variabel bebas
sebanyak 3 macam maka untuk nilai t
tabel sebesar 2,037 dengan nilai
signifikansi 0,05. Dalam hal ini dapat
dijabarkan hasil dari tabel di atas
sebagai berikut :
a. Variabel teknologi informasi
menghasilkan nilai t hitung 2,354
dimana nilai t hitung lebih besar dari
nilai t tabel serta nilai signifikansi 0,025
dimana lebih kecil dari 0,05 Sehingga
dapat diartikan bahwa variabel teknologi
informasi secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.
b. Variabel etika menghasilkan nilai t
hitung 4,730 dimana nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel serta nilai
signifikansi 0,000 dimana lebih kecil
dari 0,05. Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel etika secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
c. Variabel pengendalian internal
akuntansi menghasilkan nilai t hitung
2,861 dimana nilai t hitung lebih besar
dari nilai t tabel serta nilai signifikansi
0,007 dimana lebih kecil dari 0,05.
Sehingga dapat diartikan bahwa variabel
pengendalian internal akuntansi secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
karyawan.
Dari perhitungan dengan
menggunakan aplikasi SPSS tersebut dapat
diketahui bahwa diantara variabel teknologi
informasi, etika dan pengenalian internal
akuntansi. Variabel etika merupakan variabel
yang paling dominan atau lebih besar
pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
PEMBAHASAN
1. Teknologi informasi secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa teknologi informasi secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada
PT. BPR Syari’ah Karya Mugi Sentosa
Kantor Pusat Surabaya. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai t hitung variabel teknologi
informasi sebesar 2,354 lebih besar dari nilai
t tabel sebesar 2,037 serta nilai signifikansi
0,025 dimana lebih kecil dari 0,05.
2. Etika secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
etika secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja pegawai. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai t hitung variabel etika sebesar
4,730 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
70
2,0370 serta dengan nilai signifikansi
0,000 dimana lebih kecil dari 0,05.
3. Pengendalian Internal Akuntansi
secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengendalian internal akuntansi secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai t hitung variabel pengendalian
internal akuntansi sebesar 2,861 lebih
besar dari nilai t tabel sebesar 2,037 serta
dengan nilai signifikansi 0,007 yang lebih
kecil dari 0,05.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan penelitian yang berjudul
pengaruh teknologi informasi, etika dan
pengendalian internal akuntansi terhadap
kinerja karyawan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Secara parsial teknologi informasi
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung
variabel teknologi informasi sebesar
2,354 lebih besar dari nilai t tabel
sebesar 2,037 serta nilai signifikansi
0,025 dimana lebih kecil dari 0,05. Nilai
koefisien regresi sebesar 0,218 yang
berarti setiap kenaikan variabel
teknologi informasi sebesar satu satuan
maka variabel kinerja akan naik sebesar
0,218 satuan dengan asumsi variabel
yang lain tetap.
2. Etika secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Hal ini
dibuktikan dengan nilai t hitung variabel
etika sebesar 4,730 lebih besar dari nilai
t tabel sebesar 2,037 serta dengan nilai
signifikansi 0,000 dimana lebih kecil
dari 0,05. Nilai koefisien regresi sebesar
0,520 yang berarti setiap kenaikan
variabel etika sebesar satu satuan maka
variabel kinerja akan naik sebesar 0,520
satuan dengan asumsi variabel yang lain
tetap.
3. Pengenalian internal akuntansi secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Hal ini dibuktikan dengan
nilai t hitung variabel pengendalian
internal akuntansi sebesar 2,861 lebih
besar dari nilai t tabel sebesar 2,030 serta
dengan nilai signifikansi 0,007 yang
lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien
regresi sebesar 0,292 yang berarti setiap
kenaikan variabel pengenalian internal
akuntansi sebesar satu satuan maka
variabel kinerja akan naik sebesar 0,292
satuan dengan asumsi variabel yang lain
tetap.
4. Terdapat pengaruh teknologi informasi,
etika dan pengendalian internal
akuntansi secara simultan terhadap
kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan
dengan nilai F hitung sebesar 19,748
lebih besar dari nilai F tabel sebesar 2,91
serta dengan nilai signifikansi 0,000
yang lebih kecil dari 0,05.
B. SARAN Berdasarkan hasil analisis,
pembahasan dan kesimpulan adapun saran
yang dapat diberikan yaitu :
1. Bagi PT. Bank Syariah Karya Mugi
Sentosa Surabaya, disarankan untuk
mempertimbangkan hasil penelitian ini
sebagai acuan dalam menganalisis kinerja
karyawan agar menjadi lebih baik lagi.
2. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya
meneliti faktor lain seperti kemampuan
teknik personal, dukungan manajemen
puncak, program pelatihan dan
pendidikan pengguna yang diduga
memiliki pengaruh terhadap kinerja
sektor publik. Mengingat variabel
independen dalam penelitian ini
memberikan kontribusi sebesar 65,6%
sedangkan sisanya 34,4% dipengaruhi
71
oleh faktor lain yang tidak termasuk
dalam variabel penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ma’ruf., 2014, Manajemen dan
Evaluasi Kinerja Karyawan,
Yogyakarta, Aswaja Pressindo.
Achmadi dan Narbuko. 2009. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Bumi
Aksara
Agoes, S. dan I Cenik, A., 2009, Etika
Bisnis dan Profesi: Tantangan
Membangun Manusia
Seutuhnya, Jakarta, Salemba
Empat.
Agoes, Sukrisno. 2012. “Auditing Petunjuk
Praktis Pemeriksaan Akuntan
oleh Akuntan Publik”, Jilid I,
Edisi Keempat, Jakarta:
Salemba Empat.
Aksoy, P.dan DeNardis, L., 2008,
“Information Technology in
Theory”, Canada, Course
Technology.
Al Haryono, Jusup, 2014, Auditing
(Pengauditan Berbasis ISA).
Yogyakarta.
Alannita, Ni Putu dan Suaryana. I. G., 2014.
Pengaruh Kecanggihan
Teknologi Informasi,
Partisipasi Manajemen, dan
Kemampuan Teknik Pemakai
Sistem Informasi Akuntansi
pada Kinerja Individu. ISSN:
2302-8556 E-Jurnal Akuntansi, Bali, Universitas Udayana.
Arens, Alvin A., et al. 2011. Auditing dan
Jasa Assurance, Jakarta,
Erlangga. Alih Bahasa:
Herman Wibowo. Editor: Wibi
Hardani, dan Suryadi Saat.
Arikunto, Suharsimi, 2010,
ProsedurPenelitian Sutu
PendekatanPraktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2009. Metode Penelitian.
Yogyakarta: PustakaPelajar.
Caidir M., 2012, “Pengaruh Etika Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan
Dinas Pendapatan Daerah
(DISPENDA)”, Jurnal
Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas
Tanjungpura – Volume 2
Nomor 2
Darmawan, D. 2012, “Pendidikan Teknologi
Informasi dan Komunikasi”.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Febriyanto, D.S., 2012, "Pengaruh Etika
Kerja Islam, Komitmen
Organisasi terhadap Kinerja
Manajerial". Artikel Ilmiah.
Ghozali, Imam., 2012. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
IBM SPSS 20. Semarang:
Badan Penerbit – Universitas
Diponegoro.
Herlambang R., 2013, "Pengaruh Etika
Kerja terhadap Kinerja
Manajerial". Skripsi:
Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Ishak, 2008, “Pengelolahan Perpustakaan
Berbasis Teknologi Informasi”,
Jurnal, Volume 04 Nomor 02,
Desember 2008.
Iskandar, 2008, Metodologi Penelitian
Pendidikan dan Sosial
(Kuantitatif dan Kualitatif),
Jakarta: GP Press.
72
Maharani, F. L., Maria, S., dkk, 2015,
“Pengaruh Pengendalian
Internal Terhadap Kinerja
Karyawan pada Divisi
Pelayanan Medis di Rumah
Sakit Jember”, Jurnal
Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Jember – Volume
13 Nomor 12 Desember 2015.
Mangkunegara. A.P., 2009, Evaluasi Kinerja
Sumber Daya Manusia.
Bandung, Refika Aditama.
Nasir A., Oktari R., 2011, “Pengaruh
Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Pengendalian
Intern Terhadap Kinerja
Instansi Pemerintah (Studi
Pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Kampar)”,
Jurnal Ekonomi Volume 19
Nomor 02.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2009,
“Pengembangan Sumber Daya
Manusia”, Jakarta, : PT.
Rineka Cipta
O’brien, James, A., Marakas, dan George,
P., 2008, “Management
Information Systems”, Eight
Edition, New york: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Sedarmayanti, 2011, “Manajemen Sumber
Daya Manusia, Reformasi
Birokrasi dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (cetakan
kelima)”, Bandung, PT. Refika
Aditama.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung, Alfabeta.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, Bandung, Alfabeta.
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung, Alfabeta.
Sujoko Efferin ; Hadi Darmadji, Stevanus ;
Tan, Yuliawati. 2012. Metode
Penelitian Akuntansi
Pengungkap Fenomena dengan
Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif. Yogyakarta.
GrahaIlmu.
Suryabrata, 2010, Metodologi Penelitian.
Jakarta: Rajawali Pers.
Suryabrata, sumadi. 2012. Metodologi
penelitan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sutarman, 2009, “Pengantar teknologi
Informasi”, Jakarta : Bumi
Aksara
Taradipa P. S., 2017, “Pengaruh
Pengendalian Intern Terhadap
Kinerja Karyawan Studi pada
PT. Bank Panin Cabang
Kendari”, Jurnal Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Halu Oleo Kendari,
Sulawesi Tenggara.
Theodorus M. Tuanakotta, 2013, Audit
Berbasis ISA. Jakarta, Salemba
Empat.
Wibowo, 2010, “Manajemen Kinerja; Edisi
Ketiga”. Jakarta, PT. Raja
Grafindo Prasada.
73
Wijana, Nyoman,. 2007. “Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan
Pengaruhnya pada Kinerja
Individual pada Bank
Perkreditan Rakyat di
Kabupaten Tabanan. Jurnal.
Universitas Udayana Bali.
Winidyaningrum, Celviana, dan Rahmawati,
2010, “Pengaruh Sumber Daya
Manusia dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi terhadap
Keterandalan dan
Ketepatwaktuan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah
dengan Variabel Intervening
Pengendalian Intern Akuntansi
(Studi Empiris di Pemda
Subosoka Wonosraten)” Tugas
Akhir, Simposium Nasional
Akuntansi XIII – Purwokerto.
74
PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI FINANSIAL DAN NONFINANSIAL
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. LINTECH DUTA PRATAMA
PACIRAN LAMONGAN
YULIE WAHYUNINGSIH
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Paciran Lamongan
ABSTRACT
Resources are the main assets for the companies to achieve their goals. Those resources can be
categorized as two; physical resource and non physical resource. The physical resource consists of
financial, logisticgoods (physical), human resource, and technology. While the non physical ones are
informations and methods. The balance of both sides resources are very important for the companies to
developalso to fulfill both company vision and mission. This study aims to find out the impact of
financial and non financial compensation on the employees working performance. The total of study
population is 186 people with samples given randomly to 50 emplooyes of PT. LINTECH DUTA
PRATAMA, Paciran, Lamongan. From the result, it's shown that financialcompensation-in the form of
incentives giving of salary bonus to every employee who works overtime, and nonfinancially by
improving the loyality to all the employees and providing best facilities-all of them can give out positive
effects on the employees working performance. That means those two forms of compensation could
help to improve the employees working performance to be better.
ABSTRACT
Sumber daya merupakan aset perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang
dimiliki perusahaan dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaiku sumber daya fisik dan sumber daya
nonfisik, sumber daya fisik meliputi finansial, fisik, manusia dan teknologi sedangkan sumber daya non
fisik yaitu informasi atau metode. Keseimbangan antara sumber daya fisik dan nonfisik sangatlah
penting untuk menumbuhkembangkan perusahaan mencapai visi, misi dan tujuannya. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apa pengaruh dari pemberian kompensasi finansial dan nonfinansial
terhadap kinerja yang terbentuk. Populasi penelitian berjumlah 186 orang dan sampel sebanyak 50
responden yang disebar secara acak kepada karyawan PT.LINTECH DUTA PRATAMA Paciran
Lamongan, Dari hasil penelitian menunjukkan kompensasi finansial yang berupa pemberian insentif
uang tambahan atau bonus kepada setiap karyawan yang bekerja lebih dari jam kerja yang ditetapkan
dan nofinansial dengan meningkatkan loyalitas dan pemberian fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh
karyawan sama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan artinya kedua bentuk kompensasi
ini mampu meningkatkan kinerja karyawan menjadi lebih tinggi.
Keyword: Kompensasi Finansial, Kompensasi Nonfinansial, Kinerja Karyawan
PENDAHULUAN
Dunia usaha dibangun dari berbagai macam
sumber daya, untuk menjadi tumbuh dan
berkembang sumber daya tersebut harus dapat
dioptimalkan. Dari berbagai macam sumber
daya yang digunakan,sumber daya manusia
merupakan sektor sentral dan penting dalam
rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Tekonologi merupakan unsur penunjang
penting untuk mempermudah jalannnya usaha
sedangkan informasi atau metode merupakan
aktivitas untuk mengidentifikasi, memperoleh
dan mengelola sumber daya untuk memenuhi
keperluan pemakai.
75
Untuk mewujudkan pencapaian tujuan
perusahaan secara optimal maka perusahaan
memerlukan karyawan yang kompeten dalam
bidangnya masing-masing dan ditunjang
dengan karakter dasar yang dapat membantu
peningkatan kinerja yaiutu dengan sifat jujur,
inovatif, kreatif dan bertanggung jawab
sehingga mampu menghasilkan kinerja yang
maksimal.
Menurut Sedarmayanti (2011:260)”Kinerja
merupakan terjemahan dari performance yang
berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah
proses manajemen atau suatu organisasi secara
keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus
dapat ditunjukkan buktinya secara konkret dan
dapat diukur (dibandingkan dengan standart
yang telah ditentukan)”
Setiap organisasi ataupun perusahaan akan
berusaha meningkatkan kinerja karyawan
untuk mencapai tujuan organisasi ataupun
perusahaan yang telah ditetapkan. Berbagai
cara akan ditempuh perusahaan untuk
meningkatkan kinerja karyawan, misalnya
dengan memberikan pelatihan dan pendidikan,
pemberian kompensasi dan inovasi, serta
lingkungan pekerjaan yang baik, nyaman dan
kondusif. Upaya-upaya untuk meningkatkan
kinerja karyawan merupakan tantangan yang
serius bagi manajemen karena keberhasilan
untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup
perusahaan tergantung pada kualitas kera dan
sumber daya yang ada didalam perusahaan
tersebut. Apabila kinerja karyawan dan sumber
daya bagus maka berpengaruh positif bagi
perusahaan secara optimal.
Hubungan kerja yang saling menguntungkan
antara perusahaan dan keryawan sangat
diperlukan untuk mendorong semangat kerja
karyawan. Seorang karyawan akan
memberikan prestasi terbaiknya untuk
kemajuan perusahaan, sedang perusahaan
memberikan penghargaan, kompensasi kepada
karyawan sesuai prestasi kerja yang telah
diberikan seorang karyawan terhadap
perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
beberapa permasalahan diperusahaan yaitu
didapatkan bahwa kinerja karyawan
PT.LINTECH DUTA PRATAMA Paciran
Lamongan belum optimal terlihat masih banyak
karyawan yang tidak bisa menyelesaikan
pekerjaan pada waktu yang telah ditentukan,
hal ini disebabkan oleh kurangnya kompensasi
yang diterima karyawan dari PT.LINTECH
DUTA PRATAMA, maka secara langsung atau
tidak langsung berdampak pada proses aktivitas
kerja yang akan mempengaruhi kegiatan
pelaksanaan kerja sehari-hari karena karyawan
tidak termotivasi dalam menjalankan
dikarenakan kompensasi yang diterimanya
belum bisa meningkatkan mendapatan dan
memperbaiki kesejahteraannnya.
Handoko (2014:155) dalam bukunya
mengemukaan “Apabila kompensasi diberikan
terhadap karyawan secara benar, para karyawan
akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk
mencapai sasaran-sasaran organisasi”
Berdasarkan uraian-uraian diatas peneliti
tertarik umtuk meneliti tentang pengaruh
pemberian kompensasi finansial dan
nonfinansial terhadap kinerja karyawan dengan
mengambil obyek penelitian pada
PT.LINTECH DUTA PRATAMA Paciran
Lamongan
Agar permasalahan dalam penelitian ini terarah
dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah
ditetapkan, maka perlu diadakan pembatasan
kerja terhadap ruang lingkup penelitian. Dalam
penelitian ini penulis membatasi hanya pada
maslah yang berkaitan dengan kompensasi
finansial dan nonfinansial terhadap kinerja
karyawan pada PT.LINTECH DUTA
PRATAMA Paciran Lamongan yang bergerak
dibidang manajemen proyek, rekayasa
perancangan, pengadaan dan kegiatan
konstruksi untuk struktur baja, baja keras,
konveksi sabuk, pelaratan karet, gas alam cair,
minyak dan gas, kilang, kimia, petrokimia, dan
tenaga penanam.
76
Untuk mengetahui bagaimana kompensasi
finansial yang berupa upah, insentif atau bonus
dan tunjangan yang diberikan PT.LINTECH
DUTA PRATAMA terhadap karyawan
Untuk mengetahui bagaimana kompensasi
nonfinansial yang berupa fasilitas dan
lingkungan kerja yang terdapat pada
PT.LINTECH DUTA PRATAMA terhadap
karyawan.
Untuk mengetahui bagaimana kinerja
karyawan yang ada pada PT.LINTECH DUTA
PRATAMA Paciran Lamongan.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian
kompensasi finansial dan nonfinansial terhadap
kinerja karyawan pada PT.LINTECH DUTA
PRATAMA Paciran Lamongan.
Dependability : Kesadaran untuk dapat
dipercayadalam hal kehadiran dan penyelesaian
kerja (g).Initiative : Semangat untuk
melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya (h). Personal
Quantities : Menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramahtamahan, dan
integritas pribadi
Ada tiga jenis kriteria dalam penilaian kinerja
karyawan yaitu : 1. Kriteria berdasarkan sifat :
(a).kemampuan (b). Loyalitas (c). Kejujuran
(d). Kreativitas (e) Kemampuan memimpin. 2.
Kriteria berdasarkan perilaku : (a).
Melaksanakan tugas (b). mengikutu instruksi
(c). melaporkan permasalahan (d). Memelihara
peralatan (e). Memelihara administrasi (f).
Mengikuti aturan-aturan (g). Mengajukan usul
atau saran. 3. Kriteria berdasarkan hasil : (a).
Hasil yang dicapai sesuai perencanaan (b).
kualitas pekerjaan (c). pekerjaan yang tersisa
(d). Memperbaiki peralatan.
Landasan teori inilah yang yang dijadikan dasar
dalam perumusan “Pengaruh Pemberian
Kompensasi Finansial dan Nonfinansial
terhadap Kinerja Karyawan PT.LINTECH
DUTA PRATAMA Paciran Lamongan.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas,
kompensasi finansial meliputi upah,insentif,
tunjangan dan fasilitas, juga kompensasi
nonfinansial meliputi lingkungan kerja dan
pekerjaan akan mempengaruhi kinerja
karyawan
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
H1 : Diduga Kompensasi finansial berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan
Finansial (X1) 1. Upah
2. Insentif
3. Tunjangan
4. Fasilitas
Nonfinansial (X2)
Kinerja Karyawan
1. Lingkungan
Kerja
2. Pekerjaan
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
77
H2 : Diduga Kompensasi nonfinansial
berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan
H3 : Diduga Kompensasi finansial dan
nonfinsial berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan
METODOLOGI
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif.sebab data yang saya
peroleh dari responden atas pertanyaan-
pertanyaan yang saya ajukan dengan standar
pengukuran pada setiap pertanyaan. Sugiono
(2010: 115) mengemukakan bahwa”Penelitian
kuantitatif adalah penelitian dengan
memperoleh data yang berbentuk angka atau
data kuantitatif yang diangkakan”. Obyek
penelitian ini berada pada PT.LINTECH
DUTA PRATAMA Paciran Lamongan, dengan
populasi seluruh karyawan PT.LINTECH
DUTA PRATAMA Paciran Lamongan dan
sampel dalam penelitian ini menggunakan 50
responden. Sugiono (2010:116)
mengemukakan “ Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu . apa yang terjadi dari
sampel itu kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi”.
Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik Simple Random Sampling yang
dilakukan dengan carapengambilan anggota
sampel secara acak tanpa memandang strata
yang ada
Teknik pengumpulan data yang saya gunakan
adalah wawancara dan kuesioner. Dengan
teknik wawancara ini kita dapat bertanya secara
langsung mengenai hal-hal yang ingin kita
ketahui, dan dari wawancara ini pula kita
dapatkan informasi yang berkaitan dengan apa
yang ingin kita teliti. Menurut Sugiyono
(2010:199) “kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden yang
harus dijawab”. Kuesioner ini kita gunakan
untuk mengetahui yang diteliti yaitu
kompensasi finansial, kompensasi nonfinansial,
dan kineja karyawan.
Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel
independent ( X ) yaitu Kompensasi finansial (
X1 ) dan Kompensasi Nonfinansial ( X2 ), dan
variabel dependent ( Y ) yaitu Kinerjja
Karyawan
Pengukuran variabel menggunakan skala likert
yaitu dengan memberikan penilaian angka 1
sampai 5 pada setiap pertanyaan yang diajukan.
Angka 5 menunjukkan arti sangat setuju, angka
4 setuju, angka 3 kurang setuju, angka 2 tidak
setuju,dan angka 1 sangat tidak setuju
Untuk mengetahui pengaruh kompensasi
finansial dan kompensasi nonfinalsial terhadap
kinerja karyawan PT.LINTECH PRATAMA
Paciran Lamongan digunakan anlisis rentang
skala dan analisis regresi linier berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT.LINTECH DUTA PRATAMA berlokasi di
Jl. Mastrip 70 Wirajatim Industrial Estate
Karang Pilang Surabaya Jawa Timur.
PT.LINTECH DUTA PRATAMA didirikan
pada tahun 1998 sebagai sebuah perusahaan
yang didukung oleh sumber daya yang
profesional yang berkualifikasi dan sangat
berpengalaman dari berbagai bidang industri,
pabrikasi desain atau manufactur dan lapisan
karet untuk pertambanga, minyak, gas, dan
konstruksi.
PT. LINTECH DUTA PRATAM memberikan
layanan rekayasa dan desain sipil (Pillingatau
foundatin, pekerjaan tanah, beton), struktur
baja, mekanikal dan elektrikal (kekuasaan dan
kontrol sistem),fabrikasi untuk karbon,
stainless dan logam eksotis lainnya distruktur
78
baja,platework dan pipa. Tanaman konstruksi
(sipil, struktur mekanik, pipa, listrik,
instrumentasi) dan commisioning works.
Dengan service clien yang meliputi beberapa
perusahaan seperti oil dan gas, pertambangan,
powerplant, pabrik semen dan aneka industri.
Sebagai perusahaan yang memiliki lebih dari
satu bidang usaha taentunya banyak
menggunakan jasa dari dalam maupun luar
negeri yang biasa disebut rekanan
PT. LINTECH DUTA PRATAMA memiliki
cabang atau anak perusahaan y ng terletak
dipantai Paciran Lamongan Jawa Timur, Km 80
barat dari Surabaya dan diberi nama LSF (
LINTECH SEASIDE FACILITY) dengan
fasilitas fabrikasi terdiri dari 65.659 sqm tanah
dengan 7 meter air depan lengkap dengan 1500
ton bongkar atau muat dermaga dan lokakarya
tertutup6.892 sqm. Halaman daerah kurang
lebih16.2 acers
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
dan pengembangan maka PT.LINTECH DUTA
PRATAMA melakukan program-program
perbaikan guna meningkatkan kinerja
karyawan diantaranya adalah dengan
pemberian kompensasi baik finansial maupun
nonfinansial
Situasi kerja pada PT.LINTECH DUTA
PRATAMA secara keseluruhan menggunakan
SOP (Standart Operasional Prosedur) yaitu
melakukan pekerjaan dengan cara atau metode
yang sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
tanpa adanya penyimpangan dan sasaran
rejestion rate (rata-rata reject) dapat ditekan
lebih kecil 10 % dari yang diproyeksikan
Pembahasan
Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur
ketepatan suatu sistem khususnya penelitian
yang menggunakan kuesioner, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan
dalam mengukur apa yang ingin
diukur.pengujian validitas data dalam
penelitian ini menggunakan metode bevariate
pearson (korelasi pearson produk moment).
Priyatno mengemukakan bahwa “ analisis ini
dilakukan dengan cara mengkorelasikan
masing-masing skor item dengan skor total.
Skor total adalah penjumlahan dari seluruh
item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi
signifikan dengan skor total menunjukkan item
tersebut mampu memberikan dukungan dalam
mengungkap apa yang ingin diungkap”
Nilai uji dibuktikan dengan menggunakan uji
dua sisi pada taraf signifikansi 0,05. Dengan
kriteria pengujiannya adalah jika r hitung ≥ r
tabel, maka item-item pada pertanyaan
dinyatakan berkorelasi signifikan terhadap skor
total item tersebut, maka dinyatakan valid.
Jumlah data (n) = 50 dan didapat r tabel sebesar
0,279.
Tabel 1
Hasil Uji Validitas X1 (Kompensasi
Finansial)
No.
Item
Soal
Correct
Item-Total
Correlation
r
Tabel
Keterangan
1 0.760 0.279 Valid
2 0.726 0.279 Valid
3 0.808 0.279 Valid
4 0.770 0.279 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah (Lampiran).
Tabel 2
Hasil Uji Validitas X2 (Kompensasi
Nonfinansial)
No.
Item
Soal
Correct
Item-Total
Correlation
r
Tabel
Keterangan
1 0.866 0.279 Valid
2 0.775 0.279 Valid
3 0.888 0.279 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah (Lampiran).
79
Tabel 3
Hasil Uji Validitas Y (Kinerja Karyawan)
No.
Item
Soal
Correct
Item-Total
Correlation
r
Tabel
Keterangan
1 0.766 0.279 Valid
2 0.800 0.279 Valid
3 0.717 0.279 Valid
4 0.725 0.279 Valid
5 0.728 0.279 Valid
6 0.800 0.279 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah (Lampiran).
Uji Reliabilitias
Dari perhitungan data yang penulis peroleh,
hasil uji reliabilitas untuk variabel kompensasi
finansial sebesar 0.744 , untuk variabel
kompensasi nonfinansial sebesar 0.793
sedangkan untuk variabel kinerja karyawan
sebesar 0.843 oleh sebab itu penelitian ini dapat
dikatakan reliable sebab nilai dari Crombanch`s
Alpha lebih besar dari 0.6.
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbanch’s
Alpha
Keterangan
Kompensasi
Finansial
0.744 Reliabel
Kompensasi
Nonfinansial
0.793 Reliabel
Kinerja
Karyawan
0.843 Reliabel
Sumber : Data Primer yang Diolah
Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan
Kolmogorof-smirnov,diperoleh nilai Z hitung
1.234 lebih kecil dari Ztabel 1.920 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.095 lebih besar
dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
data tersebut berdistribusi normal
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Hipotesis 1, 2 dan 3.
No Variabel Koefisien
1 Kompensasi
Finansial
26.863
2 Kompensasi
Nonfinansial
0.713
3 Kinerja
Karyawan
0.353
Sumber : Data Primer yang Diolah
Dari hipotesis pertama (H1) dapat dinyatakan
bahwa kompensasi finansial berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan karena nilai t
hitung > t tabel (4.277 >2.011) dan nilai
signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi
(0.000 < 0.05).
Hipotesis kedua (H2) dapat dinyatakan bahwa
kompensasi nonfinansial berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan karena nilai t hitung
> t tabel (2.809 > 2.032) dan nilai signifikansi
lebih kecil dari taraf signifikansi (0.008 < 0.05
)
Dan hipotesis ketiga dalam penelitian ini (H3)
menyatakan bahwa kompensasai finansial dan
nonfinansial berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan, dengan nilai F hitung > dari
F tabel ( 5.292 > 3.20 ) dan nilai signifikansi <
taraf signifikansi (0.008 < 0.05 ).
SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan teori-teori yang
telah dikemukakan mengenai pengaruh
kompensasi finansial dan nonfinansial terhadap
kinerja karyawan maka dapat disimpulkan
bahwa :
Kompensasi finansial berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat
dari nilai t Hitung > dari t Tabel (4.277 > 2.011)
dan nilai signifikansi < dari pada taraf
signifikansi
Kompensasi nonfinansial berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan . hal ini dapat dilihat
80
dari nilai F hitung sebesar 5.292, sedangkan
nilai F tabel sebesar 3.20, selain itu nilai
signifikansinya sebesar 0.008 lebih kecil dari
taraf signifikansi yaitu o.5 (0.008 < 0.05)
Artinya untuk mendapatkan kinerja karyawan
secara maksimal, maka hendaknya perusahaan
senatiasa memperhatikan kompensasi yang
diberikan kepada karyawan, baik berupa
finansial maupun nonfinansial yang harus
didapatkan karyawan agar dapat memotivasi
karyawan menjadi lebih baik, lebih maksimal
dan lebih produktif dalam bekerja
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Sanusi , 2004. Metodologi Penelitian
Praktis, untuk Ilmu Sosial Dan Ekonomi,
buntoro Media. Malang
D.R. Rahadi. 2010. Manajemen Kinerja Daya
Manusia. Tunggal Mandiri Publishing. Malang.
Hadari Nawawi. 2008. Manajemen Sumber
Daya Manusia : Untuk Bisnis yang
Kompetitif. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Handoko T. Hani. 2014. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Cetakan Kedua puluh Satu. BPEE Press.
Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. PT
Bumi Aksara. Jakarta.
http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian
-strategi-pemasaran-definisi.html.15 April
2017 (20:15).
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2013.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cetakan Kesebelas. PT Remaja
Posdakarya. Bandung.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik
Data dengan SPSS. Cetakan Pertama.
Mediakom. Yogyakarta.
Sadli Samsuddin. 2006. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Cetakan Pertama. Pustaka
Setia. Bandung.
Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Cetakan kelima. PT Aditama. Bandung.
Simamora Henry. 2006. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi 3. STIE YKPN.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono,2010. Statistik untuk Penelitian.
Alfabeta. Bandung