isolasi_senyawa_antioksidan_dari_daun_si.pdf

Upload: sam-fuad

Post on 28-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Isolasi_Senyawa_Antioksidan_dari_Daun_Si.pdf

    1/7

    Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

    ISBN : 978-602-19655-0-4 327

    Isolasi Senyawa Antioksidan dari Daun Sirih Merah (Piper Crocatum)

    Iis Sutji Rachmawati* dan Ciptati

    Abstrak

    Daun sirih merah (Piper crocatum) adalah salah satu tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat untukmengobati berbagai macam penyakit karena mengandung senyawa yang bersifat antioksidan. Aktivitasantioksidan dari daun sirih merah ini dapat ditentukan dengan metoda peredaman radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa dariektrak etil asetat dan ekstrak etanol daun sirih merah, mengetahui aktivitas peredaman radikal bebas DPPH(IC50) oleh ekstrak kasar n-heksana, etil asetat, dan ekstrak etanol daun sirih merah dibandingkan terhadapasam askorbat (vitamin C). Ekstraksi senyawa aktif daun sirih merah dilakukan dengan menggunakanmetoda soxhlet. Identifikasi golongan senyawa dilakukan dengan uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis(KLT). Isolasi ekstrak etil asetat dilakukan dengan metoda kromatografi gravitasi dilanjutkan dengankromatografi radial. Penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi hasil pemurnian merupakan golongan alkaloid

    dan senyawa neolignan dengan rumus molekul C25H32O8, menurut sistem IUPAC namanya adalah 1-allyl-3,5-dimethoxy-7-methyl-oxo-6-(3,4,5trimethoxyphenyl)bicyclo[3,2,1]oct-2-en-8-yl acetate. Kandungansenyawa ekstrak etanol antara lain golongan flavonoid, alkaloid, fenolik, saponin dan steroid. Aktivitasantioksidan dilakukan dengan peredaman warna radikal bebas DPPH menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Nilai IC50 dengan metoda DPPH terhadap fraksi ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksana berturut-turutadalah 94,6 ; 127,74 ; 134,29 ppm, sedangkan nilai IC50 asam askorbat sebagai kontrol positif adalah 3,61ppm. Nilai IC50 senyawa golongan alkaloid adalah 50,91 ppm, sedangkan senyawa neolignan tidak aktifsebagai antioksidan.

    Kata kunci: sirih merah (piper crocatum), antioksidan, DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), ekstraksibertahap

    Pendahuluan

    Saat ini masyarakat dunia mengutamakanpenggunaan obat dari bahan alam (back tonature). Indonesia sebagai negara tropismemiliki beraneka tumbuhan yang dapatdimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Salahsatu tanaman obat yang banyak tumbuh diIndonesia dan akhir-akhir ini banyakdimanfaatkan adalah sirih merah (Pipercrocatum). Sirih merah yang juga dikenalsebagai tanaman hias yang eksotis, ternyatabermanfaat untuk mengobati berbagai macampenyakit. Sirih merah secara empiris dapatdigunakan untuk mengobati asam urat, diabetes,

    hipertensi, kanker payudara, peradangan,hepatitis, ambeien, tukak lambung, batuk, lukadan lain-lain. Pemanfaatan sirih merah dilakukandengan cara mengkonsumsi daunnya, ataudiekstrak terlebih dahulu untuk mengambilbahan aktifnya [1, 2].

    Penelitian dengan menggunakan daun sirihmerah belum banyak dilaporkan. Dari beberapaliteratur diketahui bahwa daun sirih merahmengandung senyawa alkaloid, flavonoid,saponin, tanin, dan minyak atsiri yangmerupakan senyawa yang bersifat antioksidan.Komponen senyawa ekstrak etanol 70% daunsirih merah dengan GC-MS diketahui

    mengandung senyawa asam lemak, terpenoid,flavonoid, minyak atsiri, pirimidin, polifenol,

    steroid, alkaloid dan vitamin E [3].

    Antioksidan adalah senyawa kimia yangdapat menyumbangkan satu atau lebih elektronkepada radikal bebas, sehingga radikal bebastersebut dapat diredam [4]. Berdasarkan sumberperolehannya ada dua macam antioksidan, yaituantioksidan alami dan antioksidan buatan(sintetik) [5]. Tubuh manusia tidak mempunyaicadangan antioksidan dalam jumlah berlebih,sehingga jika terjadi paparan radikal berlebihmaka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen.Adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek

    samping yang belum diketahui dari antioksidansintetik menyebabkan antioksidan alami menjadialternatif yang sangat dibutuhkan [6, 7].

    Antioksidan merupakan senyawa yang dapatmenghambat oksidasi dengan cara bereaksidengan radikal bebas reaktif membentukmolekul tak reaktif yang relatif stabil. Senyawafenolik dan flavonoid merupakan sumberantioksidan alami yang biasanya terdapat dalamtumbuhan. Daun sirih merah (Piper crocatum)merupakan salah satu tanaman yang berkhasiatdalam pengobatan dan mengandung senyawa

    fenolik dan flavonoid. Adanya kandunganalkaloid dan flavonoid dalam sirih merah tersebutmendorong untuk melakukan pengujian antivitas

  • 7/25/2019 Isolasi_Senyawa_Antioksidan_dari_Daun_Si.pdf

    2/7

    Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

    ISBN : 978-602-19655-0-4 328

    antioksidan sehingga dapat digunakan sebagaiantioksidan alami.

    Untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun sirihmerah sebagai antioksidan digunakan metodaDPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).

    Pengukuran antioksidan secara Efekperedaman radikal bebas DPPH merupakanmetoda pengukuran antioksidan yang sederhana,cepat dan tidak membutuhkan banyak reagen.Hasil pengukuran menunjukkan kemampuanantioksidan sampel secara umum tidakberdasarkan jenis radikal yang dihambat. Padametoda ini, DPPH berperan sebagai radikalbebas yang diredam oleh antioksidan dari bahanuji, dimana DPPH akan bereaksi denganantioksidan tersebut membentuk 1,1-difenil-2-pikril hidrazin. Reaksi ini menyebabkanterjadinya perubahan warna yang dapat diukur

    dengan spektrofotometer sinar tampak padapanjang gelombang 517 nm, sehingga aktivitasperedaman radikal bebas oleh sampel dapatditentukan.

    Metode yang digunakan

    Bahan

    Bahan- bahan yang digunakan padapenelitian ini adalah pelarut-pelarut teknis yaitun-heksana, etil asetat, etanol, metanol, kloroform,toluena yang sebelumnya didistilasi terlebih

    dahulu, aqua dm, aseton dan silika gel MerckGF254 (230-400 mesh). Plat KLT yangdigunakan adalah plat aluminium berlapis silikagel Merck kiesel gel 60 GF254 dengan ketebalan0,25 mm. Bahan-bahan yang digunakan untukuji fitokimia adalah asam asetat glasial, asamsulfat pekat untuk uji Liebermann-Berchard, HClpekat, logam/serbuk Mg, asam asetat glasial,anhidrida asetat. Pengukuran spektroskopi IRmenggunakan KBr. Pengukuran spektroskopi1H-NMR dan 13C-NMR dengan pelarut CDCl3.Untuk uji antioksidan dengan metoda DPPHdigunakan larutan DPPH yang dilarutkan dalam

    metanol, larutan buffer asetat pH 5,5 dan asamaskorbat sebagai kontrol positif.

    Peralatan

    Peralatan yang digunakan pada penelitian iniadalah peralatan yang umumnya digunakan diLaboratorium Kimia Organik, yaitu pipet tetes,gelas kimia, gelas ukur, corong pisah, batangpengaduk, labu takar, botol vial, corong gelas,kolom kromatografi, kromatografi radial,seperangkat alat distilasi soxhlet, vacum rotatoryevavorator, plat KLT (Kromatografi Lapis Tipis),lampu UV, neraca analitis Ohaus Explorer,

    pemanas listrik dan melting point John Fischer.

    Peralatan yang digunakan untuk karakterisasipada penelitian ini adalah spektrofotometer IRBuck Scientific 500 yang terdapat di laboratoriumKimia Organik, spektrometer Nuclear MagnetikResonance (NMR) JEOL ECP 400 yangberoperasi pada frekuensi 500 MHz yang

    terdapat di Puslit Kimia LIPI Serpong, Tangerang.Peralatan yang digunakan untuk pengukuran

    kapasitas antioksidan menggunakan DPPHadalah neraca analitik, gelas ukur, gelaspengaduk, kertas saring, labu takar, tabungreaksi bertutup, mikro pipet 10 1000 L ,vortex, kuvet, dan spektrofotometer.

    Cara kerja

    Persiapan bahan

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah bagian daun tumbuhan sirih merah. Daunsirih merah ini dikumpulkan dari Bandung danLembang. Berat sampel segar yang digunakanadalah 121,83 g. Sebelum diisolasi daun sirihmerah dicuci bersih dan dikeringkan denganoven pada suhu 50oC, kemudian sampel dibuatserbuk dengan cara digiling sehingga diperolehbubuk sampel kering sebanyak 36,53 g,selanjutnya diekstraksi dengan metoda soxhletmenggunakan pelarut dengan kepolaranmeningkat (pelarut n-heksan, etil asetat, etanol).

    Ekstrak n-heksana Daun Sirih Merah

    Sampel yang telah ditimbang dimasukkandalam kantong dari kertas saring dan diikatdengan tali kemudian dimasukkan dalam labualas bulat, ditambahkan pelarut n-heksanasebanyak 400 mL menggunakan alat soxhlet.Proses soxhletasi dilakukan 20 kali sirkulasisampai filtrat mendekati bening. Filtratdipekatkan dengan vacuum rotary evaporatorsehingga didapat ekstrak n-heksana daun sirihmerah dan ditimbang.

    Penyiapan ekstrak etil asetat daun sirihmerah

    Ampas/residu diangin-anginkan agarterbebas dari n-heksana. Residu keringditimbang dan dimasukkan dalam kantong darikertas saring dan diikat dengan tali laludimasukkan dalam labu alas bulat ditambahkanpelarut etil asetat sebanyak 400 mLmenggunakan alat soxhlet. Proses soxhletasidilakukan 20 kali sirkulasi sampai filtratmendekati bening. Filtrat dipekatkan denganvacum rotary evaporator sehingga didapatekstrak etil asetat daun sirih merah danditimbang.

    Fraksinasi ekstrak kasar etil asetat (A)

  • 7/25/2019 Isolasi_Senyawa_Antioksidan_dari_Daun_Si.pdf

    3/7

    Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

    ISBN : 978-602-19655-0-4 329

    Ampas/residu diangin-anginkan agarterbebas dari etil asetat. Residu kering ditimbangdan dimasukkan dalam kantong dari kertassaring dan diikat dengan tali lalu dimasukkandalam labu alas bulat ditambahkan pelarutetanol sebanyak 400 mL menggunakan alat

    soxhlet. Proses soxhletasi dilakukan 20 kalisirkulasi sampai filtrat mendekati bening. Filtratdipekatkan dengan vacum rotary evaporatorsehingga didapat ekstrak etanol daun sirihmerah dan ditimbang.

    Fraksinasi ekstrak kasar etil asetat (A)

    Ekstrak kasar etil asetat hasil ektraksisoxhlet sebanyak 0,2092 gram dipisahkandengan teknik kromatografi gravitasi (KG)dilanjutkan dengan kromatografi radial (KR)dengan eluen n-heksana : etil asetat denganperbandingan 7 : 3 dan 6 : 4. Penetapan

    golongan senyawa hasil isolasi dari daun sirihmerah (Piper crocatum) yang diperolehberdasarkan hasil KLT, kemudian disemprotdengan pereaksi Dragendorf dan analisis dataspektroskopi yaitu meliputi data spektroskopi UV,IR, 1H-NMR , 13C-NMR.

    Fraksinasi ekstrak kasar etil asetat (B)

    Ekstrak kasar etil asetat hasil ektraksisoxhlet sebanyak 0,5097 gram dipisahkandengan teknik kromatografi gravitasi (KG)dilanjutkan dengan kromatografi radial (KR)dengan eluen n-heksana : etil asetat dengan

    perbandingan 7 : 3 dan 6 : 4. Struktur senyawayang berhasil diisolasi ditentukan berdasarkananalisis data spektroskopi yaitu meliputi dataspektroskopi UV, FTIR, 1H-NMR , 13C-NMR,HMBC dan HMQC. Kemudian diuji juga titiklelehnya. Data spektrum UV ditujukan untukmengetahui jenis kromofor, data spektrum FTIRuntuk mengetahui gugus fungsi yang ada padasenyawa, data 1H-NMR , 13C-NMR untukmenentukan unit-unit struktur, dan dataspektrum 2D untuk mengidentifikasi proton-proton yang memiliki kedekatan ruang.

    Uji aktivitas antioksidan secara kualitatifekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol

    Ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanoldilakukan KLT menggunakan campuran pelarutn-heksana dan etil asetat. Perbandingan pelarutn-heksana dan etil asetat adalah 7 : 3. Setelahelusi selesai, lempeng dikeringkan dandisemprot dengan larutan 0,05 mM DPPH dalammetanol. Uji positif yang bersifat anti radikalbebas menghasilkan bercak kuning dengan latarbelakang ungu dalam waktu 20 menit.

    Uji Aktivitas Antioksidan secara kuantitatif

    Larutan kontrol dibuat dari radikal DPPHdalam larutan metanol p.a (1x10-4M; 0,5 mL),

    metanol p.a (1 mL), larutan buffer asetat (pH 5,5;1 mL), kemudian diinkubasi pada suhu kamardan diukur absorbansinya pada panjanggelombang 517 nm.

    Larutan induk sampel 2500 ppm dibuatdengan menimbang 8 mg sampel yang

    dilarutkan dengan 3,2 mL metanol. Kemudiandibuat seri pengenceran larutan sampel dengankonsentrasi 62,5; 125; 187,5; 250; 500; 750;1500; 2000; 2500 ppm. Radikal DPPH dalamlarutan metanol p.a (1x10-4M; 0,5 mL), larutansampel (1 mL), larutan buffer asam asetat (pH5,5; 1 mL) dicampurkan sehingga didapatkonsentrasi sampel dalam larutan 25, 50, 75,100, 200, 300, 600, 800, 1000 ppm, kemudiandiinkubasi pada suhu kamar dan diukurabsorbansinya pada panjang gelombang 517 nm.

    Ditentukan aktivitas antioksidan dengan

    membuat grafik hubungan % inhibisi (dayahambat) sebagai y (ordinat) dan konsentrasisampel sebagai x (absis).

    Absorbansi (kontrol - Ekstrak)% Daya Hambat = 100%

    Absorbansi kontrolx

    Hasil dan diskusi

    Ekstraksi daun sirih merah

    Penelitian ini menggunakan metoda ekstraksisoxhlet untuk mendapatkan ekstrak daun sirihmerah. Metoda ini merupakan pengembangan

    dari metoda meserasi dengan kelebihan antaralain penggunaan jumlah pelarut yang sedikit,ekstrak langsung terpisah dari sampel, waktuyang relatif singkat13.

    Ekstraksi sampel dilakukan secara bertahapmenggunakan tiga pelarut dengan kepolaranmeningkat, yaitu n-heksana, etil asetat danetanol. Setiap tahapan ekstraksi diharapkandapat mengekstrak senyawa-senyawa yangmempunyai kepolaran sesuai dengan kepolaranpelarut, yaitu menurut kaidah like dissolve like.Pelarut yang keluar dari ekstraktor sudah relatif

    bening ( 20 sirkulasi) sehingga komponen yangdapat diekstrak diharapkan semaksimal mungkin.Pelarut n-heksana merupakan pelarut non polar,dilanjutkan dengan etil asetat yang mempunyaikepolaran sedang (semi polar) dan terakhirpelarut etanol yang bersifat polar.

    Ekstraksi dengan pelarut n-heksana, etilasetat dan etanol dengan rendemen masing-masing 3,69%, 12,52% dan 9,08% terhadapberat kering. Berat sampel segar yangdigunakan adalah 121,8296 g. Sampeldikeringkan dan dihaluskan sehingga diperolehbubuk sampel kering sebanyak 36,5323 g.

    Ekstrak n-heksana berbentuk gel berwarna hijau,ekstrak etil asetat berbentuk gel berwarna hijau

  • 7/25/2019 Isolasi_Senyawa_Antioksidan_dari_Daun_Si.pdf

    4/7

    Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

    ISBN : 978-602-19655-0-4 330

    dan ekstrak etanol berbentuk gel berwarna hijau-coklat.

    Kandungan senyawa metabolit sekunderdaun sirih merah

    Penelitian terhadap kandungan metabolit

    sekunder dari ekstrak n-heksana, etil asetat danetanol daun sirih merah (Piper crocatum) dapatdilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Uji fitokimia ekstrak daun sirih merah(Piper crocatum) [8].

    Hasil EkstrakNo GolonganSenyawa Air n-

    heksanaEtil

    asetatetanol

    1. Flavonoid + - + +2. Alkaloid + - + -3. Steroid/Terpenoid - + - -4. Saponin + - - -

    5. Tannin - - - +Keterangan: (+) tedeteksi; (-) tidak terdeteksi

    Dari Tabel 1 terlihat bahwa setelah dilakukanuji fitokimia terhadap keempat ekstrakdidapatkan ekstrak air mengandung senyawaflavonoid, fenolik dan saponin, ekstrak n-heksana mengandung senyawa steroid danfenolik bebas, ekstrak etil asetat mengandungsenyawa flavonoid dan alkaloid, dan ekstraketanol mengandung senyawa flavonoid dan tanin.

    Fraksinasi ekstrak etil asetat

    Pemisahan 0,2 gram fraksi etil asetat (A)dengan kromatografi gravitasi (KG)menghasilkan 24 fraksi. Fraksi ke-19; 20; 23; 24dimurnikan lagi dengan kromatografi radial (KR)menghasilkan fraksi yang positif golonganalkaloid, tetapi strukturnya belum bisa ditetapkankarena masih belum murni. Pemisahan dari 0,5gram fraksi etil asetat (B) dengan kromatografigravitasi (KG) menghasilkan 37 fraksi. Fraksi ke-24 s.d. ke-28 dimurnikan lagi dengankromatografi radial (KR) menghasilkan fraksiyang murni berupa serbuk berwarna kuningpucat dengan t.l. 160-162oC yang setelah di

    elusidasi dengan UV-Vis, FT-IR, 1D (1H-NMR,13C-NMR), 2D (HMBC, HMQC) merupakansenyawa golongan neolignan dengan rumusmolekul C25H32O8. Nama senyawa menurutsistem IUPAC adalah 1-allyl-3,5-dimethoxy-7-methyl-oxo-6- (3,4,5trimethoxyphenyl) bicyclo[3,2,1]oct-2-en-8-yl acetate.

    Gambar 1. Kromatogram fraksi ke-24 s.d. ke-28hasil kromatografi gravitasi (KG).

    Gambar 2. KR fraksi ke-24 s.d. ke-28.

    Gambar 3. Kromatogram fraksi hasilkromatografi radial (KR).

    Gambar 4. Senyawa golongan neolignan.

  • 7/25/2019 Isolasi_Senyawa_Antioksidan_dari_Daun_Si.pdf

    5/7

    Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

    ISBN : 978-602-19655-0-4 331

    OMe

    MeO

    MeO

    H2C

    Me

    AcO

    OMe

    O

    H

    OMe

    1'

    2'

    3'

    4'

    5'

    6'

    12

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    Gambar 5 Struktur senyawa neolignan.

    Tabel 2. Data1H NMR dan

    13C NMR (500 MHz,

    CDCl3).

    NomorAtom C

    H, ppm(multiplicity, J

    dalam Hz,integrasi)

    C, ppm

    C-1C-2C-3C-4C-5C-6C-7C-8C-9

    C-10C-11

    C-1C-2C-3C-4C-5C-6Me-7

    OMe-3OMe-5

    OMe-3OMe-4O-Me-5O-Ac-8O-Ac-CH3

    6,17, s, 1H---

    3,32, d, 1H2,28, m

    5,34, s, 1H2,33, m, 1H2,44, m, 1H

    5,83, m, 1H, J=7,8;9,755,22, d, 1H5,20, s, 1H

    -6,25, s, 1H

    ---

    6,25, s, 1H1,26, d, 3H

    -3,29, s, 3H

    3,77, s, 3H3,77, s, 3H3,77, s, 3H

    -2,24, s, 3H

    48,18124,61152,69191,6594,8659,8048,9677,4535,21

    133,86119,56

    133,16105,99152,96137,14152,96105,9917,40152,6955,19

    55,9660,8455,95169,5721,20

    Dari hasil uji kualitatif dapat disimpulkanbahwa ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat danekstrak etanol memberikan reaksi positif sebagaiperedaman radikal DPPH dan memberikanwarna noda kuning. Uji aktivitas secara kualitatif

    terhadap ketiga ekstrak kasar daun sirih merah

    menunjukkan bahwa ketiga ekstrak dapatmeredam radikal bebas DPPH 0,05 mM.

    Gambar 6. Uji kualitatif DPPH.

    Uji antioksidan dengan metode DPPH secarakuantitatif

    Aktivitas antioksidan dari daun sirih merah

    (Piper crocatum) secara kuantitatif dilakukandengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan penentuan IC50. Senyawapembanding yang digunakan adalah asamaskorbat (vitamin C) [9-12]. Uji aktivitas secarakuantitatif menunjukkan bahwa ekstrak kasar n-heksana, etil asetat dan etanol memiliki aktivitasantioksidan yang dinyatakan dengan IC50diberikan pada Tabel 3.

    Gambar 7. Uji kuantitatif fraksi etil asetat.

    Gambar 8. Aktivitas antioksidan fraksi n-heksana.

  • 7/25/2019 Isolasi_Senyawa_Antioksidan_dari_Daun_Si.pdf

    6/7

    Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

    ISBN : 978-602-19655-0-4 332

    Gambar 9. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat.

    Gambar 10. Aktivitas antioksidan fraksi etanol.

    Tabel 3. Nilai IC50 hasil pengujian aktivitaspenangkap radikal DPPH.

    No. Fraksi Sampel IC50(ppm)1. Asam askorbat 3,61

    2. n-heksana 134,29

    3. Etil asetat 127,74

    4. Etanol 94,63

    5. Senyawa alkaloid 50,91

    6. Senyawa neolignan Tidak aktif(>1000 ppm)

    Dari ketiga fraksi ekstrak kasar yang diuji,fraksi etanol mempunyai aktivitas antioksidan

    paling tinggi. Senyawa hasil fraksinasi etil asetat(A) golongan alkaloid mempunyai aktivitasantioksidan yang lebih tinggi dibandingkanterhadap ekstrak kasarnya. Hal ini karenasenyawa alkaloid yang dihasilkan sudah tidakmengandung senyawa-senyawa yang dapatmenghambat peredaman radikal bebas terhadapantioksidan.

    Hasil uji aktivitas antioksidan dengan DPPHmenunjukkan bahwa setiap ekstrak daun sirihmerah mempunyai kemampuan menghambatradikal bebas DPPH. Hal ini terjadi karena nilaiabsorbansi setiap ekstrak daun sirih merah lebih

    kecil dibandingkan dengan kontrol negatif(larutan DPPH tanpa ekstrak).

    Rendahnya nilai IC50 (InhibitionConcentration 50) untuk ekstrak kasardibandingkan terhadap asam askorbat (vitaminC) karena ekstrak kasar sirih merah bukansenyawa murni seperti asam askorbat. Hal inikarena terdapat senyawa-senyawa yang tidak

    memiliki aktivitas antioksidan menghambatreaksi antioksidan seperti senyawa karbohidrat,protein dan lemak.

    Nilai IC50 uji aktivitas antioksidan ekstrakdaun sirih merah dengan DPPH tertinggi dariberbagai ekstrak adalah fraksi etil asetat(senyawa golongan alkaloid hasil pemurnian),ekstrak kasar etanol, ekstrak kasar etil asetat,ekstrak kasar n-heksana. Hal ini menunjukkanbahwa semakin kecil nilai IC50 suatu senyawauji maka senyawa tersebut semakin aktif sebagaiantioksidan. Ekstrak-ekstrak kasar n-heksana,etil asetat dan etanol termasuk mempunyaiaktivitas antioksidan yang kuat, karena menurutHanani9 ekstrak yang memiliki nilai IC50 kurangdari 200 ppm tergolong mempunyai aktivitasantioksidan yang kuat. Apabila dibandingkandengan aktivitas antioksidan BHT yangmempunyai nilai IC50 sebesar 12,23 ppm(Hanani9), aktivitas antioksidan ekstrak kasardaun sirih merah masih lebih rendah. Walaupunaktivitas antioksidan pada BHT (antioksidansintetik) lebih tinggi dari pada aktivitasantioksidan ekstrak kasar daun sirih merah akantetapi apabila aktivitas antioksidan kurang dari200 ppm merupakan antioksidan kuat, makasemua ekstrak kasar daun sirih merah dapatdigunakan untuk mengganti antioksidan sintetik.

    Ekstrak kasar etanol mempunyai aktivitasantioksidan tertinggi dibandingkan denganekstrak kasar lainnya diduga karena adanyakandungan senyawa aktif dari beberapagolongan antioksidan, yaitu senyawa golonganflavonoid, tanin dan alkaloid, dimana golongantersebut dapat berfungsi sebagai antioksidandengan menyumbangkan atom hidrogennyapada radikal DPPH menjadi DPPH-H yangdiamagnetik karena adanya pasangan elektron.

    Dengan keadaan yang diamagnetik pada DPPH-H maka tidak menjadi radikal bebas lagi. Begitujuga dengan ekstrak kasar n-heksana danekstrak kasar etil asetat. Semua ekstrakmempunyai aktivitas antioksidan baik daripelarut polar maupun non polar. Perbedaanaktivitas pada ekstrak kasar tersebutkemungkinan disebabkan adanya perbedaanbeberapa kandungan senyawa aktif yangterdapat dalam ekstrak dan jumlahnya, sehinggaaktivitas antioksidannya dalam menangkapradikal bebas DPPH hasilnya juga berbeda.

    Dari hasil fraksinasi ekstrak etanol diketahuibahwa sirih merah mengandung senyawakuercetin yang merupakan golongan flavonoid.

  • 7/25/2019 Isolasi_Senyawa_Antioksidan_dari_Daun_Si.pdf

    7/7

    Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

    ISBN : 978-602-19655-0-4 333

    Reaksi antara antioksidan kuersetin denganmolekul DPPH adalah sebagai berikut [9,12]:

    O

    OH

    OH O

    HO

    OH

    OH

    O

    OH

    OH O

    HO

    O

    O

    DPPH

    O

    OH

    OH O

    O

    O

    O

    O

    OH

    OH O

    O

    O

    O

    O

    OH

    O O

    HO

    O

    O

    O

    OH

    O O

    HO

    O

    O

    DPPH. DPPH2

    DPPH2

    Gambar 11. Reaksi kuersetin dengan DPPH.

    Kesimpulan

    Ekstraksi bertahap dari daun sirih merahdapat memfraksinasi kandungan senyawa sirihmerah sesuai kepolarannya. Harga IC50 darifraksi ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksana

    berturut-turut adalah 94,63 ppm, 127,74 ppmdan 134,29 ppm sedangkan asam askorbatsebagai pembanding positif mempunyai hargaIC50 3,61 ppm. Senyawa golongan alkaloid hasilfraksinasi ekstrak kasar etil asetat (A) aktifsebagai antioksidan dan mempunyai nilai IC5050,91 ppm, sedangkan senyawa hasil fraksinasidari ekstrak etil asetat (B) merupakan golonganneolignan dengan rumus molekul C25H32O8(1-allyl-3,5-dimethoxy-7-methyl-oxo-6-(3,4,5trimethoxyphenyl)bicyclo[3,2,1]oct-2-en-8-ylacetate), tidak aktif sebagai antioksidan.

    Ucapan terima kasihTerima kasih kami sampaikan kepada

    Sekolah Pasca Sarjana ITB yang telahmemberikan beasiswa kepada penulis pertamauntuk melanjutkan pendidikan MagisterPengajaran di Institut Teknologi Bandung.

    Referensi

    [1] Bayoo, Sembuh Bukan Sekedar Impian,http://Trubus-online.com [diakses 26Agustus 2006]

    [2] B. Sudewo, Basmi Penyakit dengan Sirih

    Merah, PT. Agromedia Pustaka, Jakarta,2007

    [3] M. Alfarabi, Aktivitas Antioksidan EkstrakDaun Sirih Merah, Skripsi Sarjana, InstitutPertanian Bogor, 2008

    [4] E. Suhartono, Fujiati, and I. Aflanie,Oxygen Toxycity by Radiation and Effect ofGlutamic Piruvat Transamine (GPT) Activity

    Rat Plasma After Vitamine C Treatment,International Seminar on EnviromentalChemistry and Toxicology, Yogyakarta,2002

    [5] S. Dalimartha dan M. Soedibyo, AwetMuda dengan Tumbuhan Obat dan DietSuplemen, Trubus Agriwidya, Jakarta,1999, p. 36-40

    [6] D. Rohdiana, Aktivitas Daya TangkapRadikal Polifenol Dalam Daun Teh,Majalah Jurnal Indonesia 12 (1), 53-582001

    [7] T. Sunarni, Aktivitas Penangkap Radikal

    Bebas Beberapa Kecambah dari BijiTanaman Familia Papilinaceae, JurnalFarmasi Indonesia 2 (2), 53-61 (2005)

    [8] J. B. Harborne, Metode Fitokimia:Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan, Penerjemah: K. Padmawinata, I.Sudiro, Terjemahan dari: PhytochemicalMethod, Insitut Teknologi Bandung,Bandung, 1987

    [9] E. Hanani, dkk., Identifikasi SenyawaAntioksidan dalam Spons callispongia Sp.,dari Kepulauan Seribu, Majalah IlmuKefarmasian, Vol. II No. 3, 2005, p. 127-

    133[10] P. Molyneux, The Use of Stable Free

    Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) forEstimating Antioxidant Activity,Songklanakarin J. Sci. Technol. 26 (2), 211-219 (2004)

    [11] A. N. Kristanti, dkk., Buku Ajar Fitokimia,Laboratorium Kimia Organik, JurusanKimia, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Airlangga,Surabaya, 2008, p. 47-50

    [12] Suratmo, Potensi Ekstrak Daun SirihMerah (Piper Crocatum) Sebagai

    Antioksidan, Skripsi Sarjana, JurusanKimia, Fakultas MIPA, UniversitasBrawijaya Malang, Indonesia, 2009

    Iis Sutji Rachmawati*SMA Negeri 23 BandungJl. Malangbong Raya Antapani [email protected]

    CiptatiKK Kimia Organik Prodi Kimia FMIPAInstitut Teknologi [email protected]

    *Corresponding author