isolasi dna bakteri
DESCRIPTION
praktikum biomolTRANSCRIPT
ISOLASI DNA
Oleh :
Nama : Putri Etty FerayantiNIM : B1J011060Kelompok : 2Rombongan : IIAsisten : Arthika Lovia Sari
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DNA adalah polimer nukleotida biasa. Satu gugusan fosfat dari setiap
trifosfat pelopor termasuk dalam polimer. Gugusan fosfat ini, yang terikat pada 5 ’-
karbon gula pentosa pada satu nukleotida, juga terikata secara kimiawi pada 3’-
karbon gula nukleotida kedua, sehingga suatu deret 5’-3’ pautan fosfat mengikat
nukleotida nukleotida itu menjadi satu sejauh panjangnya polimer. Ikatan ikatan
fosfat itu sangat kuat dan dikenal sebagai ikatan ikatan ester kovalen, atau ikatan
fosfodiester. Residu fosfat ( PO4- ) sepanjang rantai ini bersifat asam, sehingga
diberi nama asam nukleat ( Goodenough, 1988 ).
DNA pada organisme tingkat tinggi seperti manusia, hewan dan
tumbuhan terdapat di dalam inti sel, dan beberapa organ lain di dalam sel seperti
mitokondria dan kloroplast. Penyebutan nama DNA juga didasarkan pada lokasi
asalnya. DNA genome inti (nuclear DNA genome) berasal dari inti sel, DNA
genom mitokondria (mitochondrial DNA genome) berasal dari mitokondria, DNA
genom kloroplast berasal dari kloroplast. Organisme tingkat rendah, DNA
penyusun kromosom dan plasmid dibungkus oleh dinding sel (pada bakteri) atau
dibungkus oleh protein tertentu (pada virus). Kromosom eukariot berbentuk linear
sedangkan kromosom prokariot berbentuk sirkular. Selain itu prokariot juga
mengandung satu atau lebih plasmid. Plasmid merupakan mulekul DNA sirkular
dengan ukuran yang jauh lebih kecil dibanding kromosom (Purnawarman et al.,
2012).
DNA merupakan dasar secara kimiawi dari hereditas dan merupakan
polimer dari nukleotida-nukleotida yang dihubungkan satu dengan yang lainnya
oleh ikatan fosfodiester, yaitu ikatan yang terjadi antara nukleotida yang terdiri
dari sebuah gula pentosa (deoksiribosa), satu buah fosfat dan satu basa nitrogen.
Basa nitrogen tersebut berikatan dengan karbon pertama dari gula deoksiribosa,
sedangkan fosfat berikatan dengan karbon kelima dari gula yang sama. Basa
nitrogen yang menyusun nukleotida dikelompokan menjadi 2 yaitu purin (adenin
dan guanin) dan pirimidin (sitosin dan timin) (Priyani, 2004).
B. Tujuan
Tujuan dari acara praktikum kali ini adalah mengetahui prinsip dan proses
isolasi DNA kromosom dan melakukan isolasi DNA kromosom bakteri
Escherichia coli.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah isolat cair
Escherichia coli, buffer TAE 1x, aquades steril, 50 µl tenderizer 30%, etanol
absolut, alcohol 70% kloroform, akuades dan SDS 10%
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung
eppendorf, sarung tangan, seperangkat mikropipet beserta tipnya, freezer, labu
Erlenmeyer, incubator dan kamera digital.
B. Metode
1. Sebanyak 1,5 ml kultur hasil inkubasi semalam diambil dan dimasukkan ke
dalam tabung mikrosentrifuga kemudian dilakukan sentrifugasi dengan
kecepatan 5000rpm selama 3 menit dalam suhu ruang.
2. Kemudian supernatant dibuang lalu ditambahkan 1 ml akuades,
disentrifugasi dengan kecepatan 5000rpm selama 3 menit.
3. Supernatant dibuang, ditambahkan tenderizer 30% sebanyak 50 µL
kemudian diinkubasi selama 1 jam dalam suhu 37ºC.
4. Setelah itu ditambahan 50 µL SDS 10% kemudian dihomogenkan dan
disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm selama 10 menit.
5. Supernatan yang dihasilkan ditampung dalam tabung eppendorf baru lalu
ditambahkan kloroform dengan perbandingan 1:1 dari volume supernatant,
lalu dihomogenkan dengan disentrifugasi 10.000 rpm selama 10 menit.
6. DNA diambil dan dipindah ke tabung baru kemudian ditambahkan etanol
absolut dingin kemudian diendapkan selama 7x24 jam dalam lemari
pendingin (freezer).
7. Sentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm dilakukan selama 10 menit pada
suhu 4ºC. Supernatan yang terbentuk dibuang kemudian ditambahkan
alkohol 70% lalu disentrifugasi lagi dengan kecepatan 10000 rpm selama 10
menit.
8. Supernatan kembali dibuang, tabung dikeringkan, ditambahkan 50 µL TE
1x dan diresuspensi dengan cara membolak-balik. Suspense yang diperoleh
adalah suspensi DNA kromosom bakteri
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar. Hasil Isolasi DNA Kromosom Bakteri Escherichia coli
B. Pembahasan
DNA pada organisme tingkat tinggi seperti manusia, hewan dan tumbuhan
terdapat di dalam inti sel, dan beberapa organ lain di dalam sel seperti
mitokondria dan kloroplast. Penyebutan nama DNA juga didasarkan pada lokasi
asalnya. DNA genome inti (nuclear DNA genome) berasal dari inti sel, DNA
genom mitokondria (mitochondrial DNA genome) berasal dari mitokondria, DNA
genom kloroplast berasal dari kloroplast. Organisme tingkat rendah, DNA
penyusun kromosom dan plasmid dibungkus oleh dinding sel (pada bakteri) atau
dibungkus oleh protein tertentu (pada virus). Kromosom eukariot berbentuk linear
sedangkan kromosom prokariot berbentuk sirkular. Prokariot memiliki materi
genetik berupa DNA yang tidak dibungkus membrane inti DNA prokariotik
berbentuk sirkuler atau disebut nukleoid. Di luar nukleoid terdapat juga DNA
sirkuler lain yang lebih kecil disebut plasmid. Selain itu prokariot juga
mengandung satu atau lebih plasmid. Plasmid merupakan mulekul DNA sirkular
dengan ukuran yang jauh lebih kecil dibanding kromosom (Kimbal, 2005).
Pengecekan keberadaan E. colidi bagian usus karena, untuk megetahui jenis-jenis
E. coli apa saja yang hidup di usus dan tingkat resistensi terhadap antibiotik
(Medina et al., 2011).
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari
satu sel tunggal. Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu Isolasi sel, lisis
dinding dan membran sel, Ekstraksi dalam larutan, purifikasi dan presipitasi.
Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi dan
presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan
berat jenis molekul. Menjalankan prosedur dengan benar akan diperoleh DNA
kromosom dan plasmid dengan kemurniannya cukup tinggi, dapat dilihat dari
penampakan hasil elektroforesis yang baik. Ketelitian dan kecermatan dalam
pelaksanaan penelitian, sangat menentukan hasil kemurnian DNA kromosom dan
plasmid (Faatih, 2009).
Tahap-tahap isolasi DNA diawali dengan perusakan dan atau pembuangan
dinding sel, yang dapat dilakukan baik dengan cara mekanis seperti sonikasi,
tekanan tinggi, beku-leleh maupun dengan cara enzimatis seperti pemberian
lisozim. Langkah berikutnya adalah lisis sel. Bahan-bahan sel yang relatif lunak
dapat dengan mudah diresuspensi di dalam medium buffer non osmotik,
sedangkan bahan-bahan yang lebih kasar perlu diperlakukan dengan deterjen yang
kuat seperti triton X-100 atau dengan sodium dodesil sulfat (SDS). Pada eukariot
langkah ini harus disertai dengan perusakan membran nukleus. Setelah sel
mengalami lisis, remukan-remukan sel harus dibuang, biasanya pembuangan
remukan sel dilakukan dengan sentrifugasi. Protein yang tersisa dipresipitasi
menggunakan fenol atau pelarut organik seperti kloroform untuk kemudian
disentrifugasi dan dihancurkan secara enzimatis dengan proteinase. DNA yang
telah dibersihkan dari protein dan remukan sel masih tercampur dengan RNA
sehingga perlu ditambahkan RNAse untuk membersihkan DNA dari RNA.
Molekul DNA yang telah diisolasi tersebut kemudian dimurnikan dengan
penambahan amonium asetat dan alkohol atau dengan sentrifugasi kerapatan
menggunakan CsCl (Zubaidah, 2004).
Prinsisp isolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi dan presipitasi.
Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat
molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan
berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas
tabung. Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah,
yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah. Tahap presipitasi
dilakukan dengan cara meneteskan larutan presipitasi protein dan kemudian
divortex yang bertujuan untuk menghomogenkan larutan. Larutan presipitasi
protein terdiri atas amonium asetat yang jika berikatan dengan protein
mengakibatkan terbentuknya senyawa baru yang memiliki kelarutan yang lebih
rendah, sehingga menyebabkan protein mengendap (Jamilah, 2005).
Ekstraksi DNA dari organisme eukaryote (manusia, hewan dan tumbuhan)
dilakukan melalui proses penghancuran dinding sel (lysis of cell walls),
penghilangan protein dan RNA (cell digestion) dan pengendapan DNA
(precipitation of DNA) dan pemanenan. Berbagai teknik ekstraksi DNA telah
dikembangkan dari prinsip dasar tersebut, sehingga saat ini muncul berbagai
teknik ekstraksi dan purifikasi DNA. Prinsip dasar ekstraksi DNA adalah
serangkaian proses untuk memisahkan DNA dari komponen-komponen sel
lainnya. Hasil ekstraksi tersebut merupakan tahapan penting untuk langkah
berikutnya. Oleh sebab itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan baik
dan bebas kontaminasi (Lewis, 2003).
Secara kimiawi penghancuran sel dilakukan dengan memanfaatkan
senyawa kimia seperti EDTA (ethyllenediamine tetraacetic), dan SDS (Sodium
Dodecyl Sulfate). EDTA berfungsi sebagai perusak sel dengan cara mengikat ion
magnesium (ion ini berfungsi untuk mempertahankan integritas sel maupun
mempertahankan aktivitas enzim nuclease yang merusak asam nukleat). SDS
merupakan sejenis deterjen yang berfungsi merusak membrane sel. Enzim
proteinase K dapat digunakan untuk menghancurkan protein. Kotoran akibat lisis
sel dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Kemudian molekul nucleotida (DNA dan
RNA) yang telah dipisahkan dibersihkan dari protein yang masih ada dengan
menggunakan phenol. Proses ini sebagian kecil RNA juga dapat dibersihkan.
Sedangkan choloform digunakan untuk membersihkan sisa-sisa protein dan
polisakarida dari larutan. Enzim RNAase digunakan untuk menghancurkan RNA
sehingga DNA dapat diisolasi secara utuh. Pemurnian atau purifikasi DNA dapat
dilakukan dengan mencampur larutan DNA tersebut dengan NaCl yang berfungsi
memekatkan, memisahkan DNA dari larutan, dan mengendapkan DNA sewaktu
dicampur dengan ethanol. Proses sentrifugasi dengan kecepatan tinggi akan
mengendapkan tepung berwarna putih (DNA) dan menempel di dasar tabung
ependorf (Harisha, 2007).
Cara kerja isolasi DNA kromosom bakteri E.coli dan fungsinya adalah isolat
cair 1,5 ml kultur E. coli disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm, selama 3
menit. Supernatan dibuang, tambahkan 1 ml akuades steril disenrifugasi 5000 rpm
selama 3 menit, suhu 25 0C. Supernatan dibuang dan disuspensikan tenderizer
30% sabanyak 50 µl . Diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 0C. kemudian
ditambahakan SDS 10% brfungsi melisiskan sel dan sentrifugasi 10000 rpm
selama 10 menit suhu 25 0C. Supernatan dipindahkan ketabung baru dengan
penambahan kloroform berfungsi merusak protein 1:1 dan dikocok 20 kali.
Kemudian disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 10000 rpm selama 10
menit suhu 25 0C. Supernatan dibuang dan ditambahakan etanol absolute
berfungsi menggumpalkan DNA 1:1 dan diinkubasi dalam freezer 7 X 24 jam.
Disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 10000 rpm dengan suhu 4 0C.
Supernatan dibuang kemudian ditambahakan alkohol 70% untuk membersihkan
dari etanol absolut dan disentrifugasi 10000 rpm 10 menit suhu 4 0C. Supernatan
dibuang kembali kemudian ditambahkan TAE 1x sebanyak 50 µl untuk
melarutkan DNA kembali dan EDTA menjaga struktur DNA kemudian
disuspensikan secara bolak-balik.
Berdasarkan pengamatan dan pembahasan isolasi DNA kromosom bakteri
E.coli menunjukan hasil yang positif artinya berhasil mengisolasi DNA
kromosom bakteri tersebut. Isolat bakteri E.coli sebagai sumber DNA, DNA yang
berhasil diisolasi menunjukan seperti kabut putih. Menurut Kimball 2005), DNA
juga dapat diisolasi, baik pada manusia maupun pada tumbuhan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi dan
presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi
berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal
sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi
yang lebih ringan akan terletak di atas.
2. Proses pengisolasian DNA bakteri adalah isolasi isolat, perusakan dan
pembuangan dinding sel, pelisisan sel, pembuangan sisa remukan dengan
sentrifugasi, pembersihan protein sehingga didapatkan DNA murni.
B. Saran
Saran untuk praktikum isolasi DNA kromosom bakteri selanjutnya agar lebih
memperhatikan dalam penambahan – penambahan larutan serta dalam proses
sentrifugasi.
DAFTAR REFERENSI
Epplen, J.E. dan T. Lubjuhn. 1999. DNA Profiling and DNA Fingerprinting. Birhkhauser Verlag, Berlin.
Faatih, M. 2009. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 10 (1): 61 – 67.
Goodenough, Ursula. 1988. Genetics. Erlangga, Jakarta.
Harisha, S. 2007. Biotechnology Procedures and Experiments Handbook (An Introduction To Biotechnology).Infinity Science Press LLC, Canada.
Jamilah. 2005. Pengaruh Berbagai Macam Penambahan Enzim Terhadap Hasil Isolasi DNA Berbagai Macam Buah Sebagai Topik Praktikum Mata Kuliah Genetika. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Unoversitas Negeri Malang.
Kimball, J.W. 2005. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Lewis, R. 2003. Human genetics: Concepts and Applications. The McGraw-Hills Company, Inc.
Medina, M.M et al. 2009. Molecular Diversity of Escherichia coli in the Human Gut: New Ecological Evidence Supporting the Role of Adherent-Invasive E. coli (AIEC) in Crohn’s Disease. Inflamm Bowel Dis 2009;15:872– 882.
Purnawarman, T., Wibawan, I., Pasaribu, F. H., Setiyono, A. dan Saepulloh, M. 2012. Sensitivitas dan Spesifisits Nested Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk Mendeteksi DNA Coxiella burnetii. Jurnal Veteriner. 13(1).
Priyani, N. 2004. Sifat Fisik dan Kimia DNA. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.
Zubaidah, siti. 2004. Identifikasi, variasi genetik, distribusi dan upaya eliminasi bakteri penyebab CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Desertasi tidakl diterbitkan. Program pasca sarjana Universitas Brawijaya, Malang.