isolasi dan identifikasi dasar mikroba

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita, mereka ada pada tubuh kita, di dalam tubuh kita dan di sekeliling kita, contohnya pada air (Dwidjoseputro, 1988). Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi air juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air, antara lain bakteri, fungi, mikroalga, protozoa, dan virus (Dwidjoseputro, 1988). Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Di habitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Di dalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara. Beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan. Hal inilah yang melatarbelakangi praktikan untuk mengidentifikasi mikroba (jamur dan bakteri) dengan cara isolasi dasar (Dwidjoseputro, 1988).

Upload: dwi-septy-maulidiya

Post on 04-Aug-2015

205 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita, ada

beberapa diantaranya bermanfaat dan ada pula yang merugikan. Mikroorganisme

terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita, mereka ada pada tubuh kita, di

dalam tubuh kita dan di sekeliling kita, contohnya pada air (Dwidjoseputro, 1988).

Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan

tetapi air juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air,

antara lain bakteri, fungi, mikroalga, protozoa, dan virus (Dwidjoseputro, 1988).

Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Di habitat

alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis

mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Di dalam komunitas

ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara.

Beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan. Hal inilah yang

melatarbelakangi praktikan untuk mengidentifikasi mikroba (jamur dan bakteri)

dengan cara isolasi dasar (Dwidjoseputro, 1988).

Hal yang melatarbelakangi dari praktikum ini adalah mengetahui

bagaimana karakteristik koloni mikroorganisme atau bentuk-bentuk koloni bakteri

tersebut.

1.2. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui apa saja yang dilakukan agar pertumbuhan koloni bakteri

tumbuh dengan baik.

2. Mengetahui mengapa pertumbuhan koloni bakteri bermacam-macam

bentuknya dan jumlahnya.

3. Mengetahui faktor-faktor perbedaan dari pertumbuhan koloni bakteri.

Page 2: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mikroba didalam air

Air tanah mangandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik yang

merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan

mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme). Mikroorganisme yang autotrof

merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat anorganik. Sel-

sel yang mati merupakan bahan organik yang memungkinkan kehidupan

mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur juga ikut menentukan populasi

mikroorganisme didalam air. Pada temperatur sekitar 30oC merupakan temperatur

yang baik bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan maupun

manusia. Sinar matahari (terutama sinar ultraviolet) memang dapat mematikan

bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet ke dalam air tidak maksimal. Air

yang berarus deras kurang baik bagi kehidupan bakteri. Hal ini berkaitan dengan

tidak maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena kebanyakan bakteri

memerlukan media/substrat yang tenang untuk perkembangbiakannya (Anonim b,

2010).

Kandungan mikroorganisme dalam air alami sangat berbeda tergantung

pada lokasi dan waktu. Apabila air merembes dan meresap malalui tanah akan

membawa sebagaian mikroorganisme bagian tanah yang lebih dalam. Air tanah

pada umumnya paling sedikit mengandung mikroorganisme dan air tanah yang

terdapat pada bagian yang dalam sekali hampir tidak mengandung

mikroorganisme. Sebaliknya air permukaan sering banyak mengandung

mikroorganisme yang berasal dari tanah dan dari organisme yang terdapat di

danau-danau dan sungai-sungai. Kehadiran mikroba di dalam air akan

mendatangkan keuntungan dan kerugian (Anonim, b 2010).

2.2. Isolasi Mikroba

Untuk meneliti sifat-sifat mikroorganisme, mikroorganisme tersebut perlu

dibiakan terlebih dahulu dalam biakan murni yang terbebas dari jenis-jenis bakteri

Page 3: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

lain. Oleh karena itu, sel dari sel-sel yang lain dan dibiakan sedemikian rupa

sehingga turunannya juga tetap terpisah dari bakteri-bakteri lain (Entjang, 1998).

Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umumnya

dilakukan dengan biakan murni. Biakan murni hanya mengandung satu jenis.

Untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua

prosedur yaitu : metode agar cawan dengan goresan dan metode agar tuang

(Entjang, 1998).

Biakan adalah medium yang mengandung organisme hidup. Medium itu

menyediakan zat makanan untuk pertumbuhan bakteri. Berbagai resep ramuan

untuk membuat media telah dibuat untuk memungkinkan tumbuhnya jenis-jenis

tertentu. Medium pilihan dan diferensial bermanfaat untuk memisahkan beberapa

jenis (Entjang, 1998).

Identifikasi jenis menggunakan semua sifat yang berkaitan dengan jenis.

Hal ini mencakup morfologi, daya gerak, sifat biokimianya, kebutuhan akan

oksigen, reaksi pewarnaan gram, dan beberapa diantaranya sifat kekebalan.

Dalam pemeliharaan kultur terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi

sehingga tidak hanya mempertahankan sel agar tetap hidup, tetapi dapat juga

mempertahankan sifat-sifat genotip dan fenotipnya (Dwidjoseputro, 1998).

2.3. Pertumbuhan dan Multiplikasi

Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen

seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti

pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan

parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau

pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba (Anonim,

2007).

Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang

berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase

stasioner dan fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada

kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat

dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau radiasi (Anonim, 2007).

Page 4: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

Metode pengukuran pertumbuhan yang sering digunakan adalah dengan

menentukan jumlah sel yang hidup dengan jalan menghitung koloni pada pelat

agar dan menentukan jumlah total sel/jumlah massa sel. Selain itu dapat dilakukan

dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam menentukan

jumlah sel yang hidup dapat dilakukan penghitungan langsung sel secara

mikroskopik, melalui 3 jenis metode yaitu metode: pelat sebar, pelat tuang dan

most-probable number (MPN). Sedang untuk menentukan jumlah total sel dapat

menggunakan alat yang khusus yaitu bejana Petrof-Hausser atau hemositometer.

Penentuan jumlah total sel juga dapat dilakukan dengan metode turbidimetri yang

menentukan : Volume sel mampat, berat sel, besarnya sel atau koloni, dan satu

atau lebih produk metabolit. Penentuan kuantitatif metabolit ini dapat dilakukan

dengan metode Kjeldah (Anonim, 2007).

2.4. Isolasi Bakteri

Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita, ada beberapa

diantaranya bermanfaat dan adapula yang merugikan. Salah satu teknik untuk

membiakan (menumbuhkan) bakteri, yang menjadi padat dan tetap tembus

pandang pada suhu inkubasi. Media yang baik adalah agar, dapat dilarutkan dalam

larutan nutrien dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam kisaran

temperatur yang luas (Pelezar, 1988).

Mikroorganisme terdapat dimana-mana di dalam lingkungan kita mereka

ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan

komponen penting dalam ekosistem. Di habitat alamiahnya, mereka hidup dalam

suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama

spesies-spesies biologi lainnya. Di dalam komunitas ini, satu spesies mikroba

dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat

menguntungkan beberapa merugikan (Pelezar, 1988).

Page 5: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

BAB III

METODE KERJA

3.1. Waktu dan tempat praktikum

Praktikum Isolasi dan Identifikasi Dasar Mikroba kali ini dilakukan pada

hari senin tanggal 4 April 2011 pukul 15.00-17.30 WITA di Laboratorium

Mikrobiologi dan Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat-alat yang digunakan, antara lain :

- Laminar air flow cabinet

- Cawan petri

- Lampu bunsen

- Pipet tetes

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Inkubator

- Inoculation box

3.2.2. Bahan yang digunakan, antara lain :

- Media NA (Nutrien Agar)

- Media PDA (Potato Dextrose Agar)

- Sampel (Air PDAM)

- Aqua destilata

- Alkohol 70%

- Kertas HP

3.3. Cara kerja

1. Disiapkan 3 tabung reaksi yang telah diisi aqua destilata dan disterilkan

tangan praktikan dengan alkohol 70 %.

Page 6: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

2. Dibuat pengenceran sampel (air bendungan) sampai 10-3 dengan cara

dimasukan satu pipet sampel ke dalam tabung reaksi yang berisi aqua

destilata, kemudian dihomogenkan, begitu seterusnya sampai 10-3.

3. Diambil 1 pipet dari pengenceran 10-2 dan 1 pipet dari pengenceran 10-3

secara aseptis, lalu masing-masing dituangkan pada cawan petri, kemudian

dituangkan media NA sampai dasar cawan petri tertutup media. Proses ini

dilakukan di dekat api lampu spiritus.

4. Diberi label pada tiap-tiap cawan petri.

5. Diputar masing-masing cawan petri dengan membentuk angka 8.

6. Diambil 1 pipet dari pengenceran 10-2 dan 1 pipet dari pengenceran 10-3

secara aseptis, lalu masing-masing dituangkan pada cawan petri, kemudian

dituangkan media PDA sampai dasar cawan petri tertutup media. Proses

ini dilakukan di dekat api lampu spiritus.

7. Diputar masing-masing cawan petri dengan membentuk angka 8.

8. media NA diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar (350C-370C) dan

media PDA selama 48 jam pada suhu 30oC

9. Dilakukan pengamatan mikroba yang tumbuh pada masing-masing cawan

petri.

10. Dicatat semua bentuk koloni dari mikroba yang tumbuh yaitu bentuk

koloni dari pengamatan secara vertikal ataupun horizontal kemudian

dilaporkan dalam lembar laporan praktikum sementara.

BAB IV

HASIL DAN PENGAMATAN

Page 7: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

4.2. Pembahasan

Pada percobaan isolasi dan identifikasi dasar mikroba kali ini digunakan

sampel berupa air bendungan, media dasar NA untuk membiakan bakteri dan

media dasar PDA untuk membiakan jamur. Dalam pengerjaannya, pertama tangan

praktikan disterilkan dengan etanol 70% agar bebas dari segala bentuk kehidupan

terutama mikroba sebelum kontak langsung dengan alat dan bahan yang

digunakan dalam praktikum, kemudian dilakukan pengenceran sampel air

bendungan sebanyak 1 pipet, pengenceran dilakukan sebanyak tiga kali.

Pengenceran ini bertujuan agar meminimalkan jumlah sampel sehingga

memudahkan dalam mengisolasi bakteri yang ada dalam sempel tersebut. Berbeda

dengan pengenceran yang dilakukan pada sampel tanah, untuk sampel air

bendungan ini cukup dilakukan sampai dengan 10-3 saja karena mikroba dalam air

lebih sedikit dibandingkan dengan mikroba yang hidup di dalam tanah. Hal ini

dikarenakan pada tanah lebih banyak mengandung mineral dan nutrisi yang

diperlukan untuk pertumbuhan bakteri dibandingkan ketersediaan nutrisi dan

mineral di dalam air. Berbicara mengenai sampel yang kami gunakan dalam

praktikum, sampel ini di ambil dari bendungan dengan arus yang cukup deras.

Sedangkan dari literatur yang kami dapat menjelaskan bahwa air yang berarus

deras kurang baik bagi kehidupan bakteri. Hal ini berkaitan dengan tidak

maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena kebanyakan bakteri memerlukan

media/substrat yang tenang untuk perkembangbiakannya (Anonim, 2010c).

Sehingga mikroba (bakteri maupun jamur) yang hidup di dalam sampel yang kami

gunakan tidak terlalu banyak, dan setelah kami melakukan pengamatan pada hasil

akhir isolasi, hanya ada beberapa bakteri dan jamur yang ditemukan pada media

NA maupun PDA. Media NA (Nutrien Agar) sebagai media pertumbuhan bakteri

terdiri dari beef ekstrak, pepton, dan agar. Sedangkan media PDA (Potato Dextose

Agar) sebagai media pertumbuhan jamur terdiri dari ekstrak kentang, gula

golongan dektrosa, dan agar.

Pengenceran dilakukan dengan cara diambil 1 pipet sampel dan

dipindahkan ke tabung reaksi 1 yang telah berisi aquades kemudian

Page 8: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

dihomogenkan agar sampel tercampur merata dengan aquades, dengan kata lain

mikroba yang terdapat dalam sampel menyebar merata dengan akuades.

Selanjutnya, diambil 1 pipet dari pengenceran pertama dan dipindahkan ke tabung

reaksi 2 yang telah berisi aquades, lalu dihomogenkan. Terakhir, diambil 1 pipet

dari pengenceran kedua dan dipindahkan ke tabung reaksi 3 yang juga telah berisi

aquades kemudian dihomogen. Volume aquades yang dimasukan pada tabung

reaksi 1, 2, dan 3 adalah sama banyak. Langkah berikutnya, tuangkan hasil

pengenceran sampel 10-2 ke dalam dua cawan petri masing-masing 1 pipet. Cawan

petri 1 dituang dengan media NA yang telah dicairkan sedangkan cawan petri 2

dituang dengan media PDA yang telah dicairkan. Kemudian dilakukan penandaan

pada masing-masing cawan dengan keterangan pengenceran 10-2 pada media NA

dan pengenceran 10-2 pada media PDA. Langkah berikutnya, tuangkan hasil

pengenceran sampel 10-3 ke dalam dua cawan petri masing-masing 1 pipet. Cawan

petri 1 dituang dengan media NA yang telah dicairkan sedangkan cawan petri 2

dituang dengan media PDA yang telah dicairkan. Kemudian dilakukan penandaan

pada masing-masing cawan dengan keterangan pengenceran 10-3 pada media NA

dan pengenceran 10-3 pada media PDA. Penambahan media baik NA maupun

PDA pada cawan petri cukup sampai menutupi dasar cawan saja. Penanaman

sampel pada media NA dan PDA menggunakan pengenceran 10 -2 dan 10-3 karena

kadar bakteri maupun jamur pada pengenceran ini tidak terlalu banyak

dibandingkan dengan mikroba yang ada pada pengenceran 1 atau bahkan yang

tidak diencerkan sama sekali, sehingga mempermudah dalam proses isolasi dan

identifikasi mikroba. Setelah masing-masing cawan dituang dengan media NA

dan PDA, kemudian dihomogenkan dengan cara memutar seperti angka delapan,

agar sampel dan media tercampur homogen atau merata. Proses dari awal

pengenceran sampai pada pemutaran angka delapan, dilakukan di dalam laminar

air flow cabinet agar proses berjalan dalam keadaan steril. Selain itu, segala

proses baik dalam hal pengenceran sampai pada penuangan media ke dalam

peridish, dilakukan dengan mendekatkan mulut tabung reaksi, pepet dan cawan

petri pada api yang dihasilkan oleh lampu bunsen. Hal ini bertujuan agar tidak ada

mikroba yang mengkontaminasi proses isolasi dan identifikasi mikroba ini. Media

Page 9: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

ini diinkubasikan secara terbalik agar uap air yang terbentuk pada tutup cawan

tidak menetes ke media dan cawan tertutup lebih rapat. Juga supaya bakteri dan

jamur dapat tumbuh dengan cepat dan pada saat pendinginan terjadi penguapan di

dalam cawan petri yang menyebabkan air menetes dan mengakibatkan

kontaminasi terhadap media. Pada media NA diinkubasi selama 24 jam pada suhu

kamar yaitu 35-37°C, didapatkan beberapa bentuk koloni bakteri, antara lain

koloni bakteri dengan form circular, irregular, dan filamentous, koloni bakteri

dengan margin entire, filamentous, dan lobate, koloni bakteri dengan elevation

convex dan flat, koloni bakteri yang berwarna putih dan kuning serta koloni

bakteri dengan permukaan rata dan cembung. Sedangkan pada media PDA

diinkubasi selama 48 jam pada suhu 370C. Diperoleh beberapa bentuk koloni

jamur dengan form circular dan punctiform, koloni jamur dengan margin entire,

koloni jamur dengan elevation convex dan flat, koloni jamur yang berwarna putih

dan kuning serta koloni jamur dengan permukaan rata dan cembung.

Waktu yang diperlukan untuk membiakan bakteri dan jamur dalam proses

isolasi berbeda. Waktu untuk membiakan bakteri lebih cepat dibandingkan waktu

yang diperlukan untuk membiakan jamur, karena bakteri lebih cepat tumbuh

dibandingkan jamur. Hal ini disebabkan bakteri memiliki kemampuan untuk

menggandakan diri secara eksponensial dikarenakan sistem reproduksinya adalah

pembelahan biner melintang, di mana tiap sel membelah diri menjadi dua sel.

Sedangkan jamur melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi

secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur

uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan

spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara

seksual dilakukan oleh spora seksual (Anonim, 2010a). Selain itu, alat yang

digunakan untuk inkubasi bakteri dengan media NA berbeda dengan alat inkubasi

jamur dengan media PDA. Alat yang digunakan untuk inkubasi bakteri dengan

media NA menggunakan alat yaitu inkubator, sedangkan alat yang digunakan

untuk inkubasi jamur dengan media PDA menggunakan alat yaitu inoculation

box.

Page 10: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

Setelah dilakukan pengamatan terhadap sampel, dapat disimpulkan bahwa

mikroba yang tumbuh pada pengenceran 10-2 lebih banyak ditemukan

dibandingkan pada cawan dengan pengenceran 10-3. Hal ini dikarenakan pada

pengenceran 10-2 mengandung lebih banyak bakteri dibandingkan pengenceran

10-3. Tujuan dari pengenceran itu sendiri adalah meminimalkan jumlah sampel

sehingga memudahkan dalam mengisolasi bakteri yang ada dalam sempel

tersebut.

Page 11: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum isolasi dan identifikasi mikroba, kami

dapat menarik suatu kesimpulan, antara lain :

- Isolasi dan identifikasi dasar mikroba dapat dilakukan dengan

menggunakan metode cawan tuang dengan tingkat pengenceran sample

tertentu.

- Isolasi mikroba dilakukan dengan penanaman sampel pada media. Sampel

jamur pada media PDA dan sampel bakteri pada media NA.

- Identifikasi mikroba dilakukan melalui pengamatan bakteri dan jamur

yang tumbuh pada masing-masing pengenceran.

- Pada media NA dengan inkubasi 24 jam diperoleh koloni bakteri.

- Pada media PDA dengan inkubasi 48 jam diperoleh koloni jamur.

- Semakin tinggi tingkat pengenceran maka jumlah mikroba yang ada

semakin sedikit dan sebaliknya.

- Mikroba yang tumbuh pada pengenceran 10-2 lebih banyak ditemukan

dibandingkan pada cawan dengan pengenceran 10-3.

5.2. Saran

Page 12: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

Diharapkan agar praktikan benar-benar menjaga kesterilan proses isolasi

dan identifikasi dasar agar tidak terjadi kegagalan dalam praktikum ini

dikarenakan kontaminasi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan kehadirannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2007.Pertumbuhan Bakteri. Http://google.com.Diakses 18 / 03 / 2010.

Anonim.2009a.Tekhnik Dasar Isolasi Mikrobiologi. Http://blogger.com. Diakses

18/03/2010.

Anonim.2009b. Isolasi Bakteri. Http://iqbalali.com. Diakses 18/03/2010.

Anonim.2010a.Fungi. Http://fungi_blog.com.Diakses 20/03/2010.

Anonim.2010b.Kehidupan Mikroorganise Dalam Air. Http://brawijaya.com.

Diakses 20/03/2010.

Anonim.2010c. Mengenal Media pertumbuhan Mikrobial. Http://diantika.com.

Diakses 17/03/2010.

Anonim.2010d. Pembuatan Media PDA. Http://google.com. Diakses 17/03/2010.

Hadioetomo, R.S. 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia: Jakarta.

Page 13: Isolasi Dan Identifikasi Dasar Mikroba

Nurwatoro dan Siregar A.1997. Mikrobiologi Pangan Hewan dan Nabati.

Kanisius: Yogyakarta.

Pelczar,M. 2006. Mikrobiologi Dasar. Universitas Indonesia Press: Jakarta.