ismafarsi 2

30
PERAN ISMAFARSI PADA KONDISI KESEHATAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) adalah organisasi mahasiswa yang terdiri dari lembaga-lembaga kemahasiswaan dari institusi farmasi di Indonesia dan merupakan organisasi intra universitas yang berbasis keprofesian, bertujuan untuk menyatukan opini dan ajang silaturahmi mahasiswa farmasi. Semenjak pertama kali dibentuk pada tahun 1955, kini ISMAFARSI beranggotakan 60 institusi farmasi di seluruh nusantara (Anonim,ismafarsi.org). Akibat adanya kebijaksanaan pemerintah tentang penataan kembali kehidupan kampus, dalam Instruksi Dirjen Dikti Nomor : 002 / Int / Dj / 1978, SK Mendikbud Nomor: 0230 / J / 1979, dan dengan adanya peraturan pemerintah Nomor : 5 tahun 1980, organisasi yang semula bernama Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (MAFARSI) yang telah didirikan pada tangal 22 Desember 1955 di Kaliurang Yogyakarta, mulai beralih nama menjadi Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) yang disahkan tepat pada tanggal 10 -19 Oktober di BukitTinggi. Di bentuknya organisasi ini didasari akan pentingnya mahasiswa farmasi Indonesia untuk menjalin komunikasi dalam memecahkan permasalahan yang ada di ruang lingkup kefarmasian. Kurangnya kesadaran para generasi farmasis dalam menyingkapi suatu system keorganisasian pada ISMAFARSI mengakibatkan kurang optimalnya peningkatan system organisasi

Upload: tamara-paramitha

Post on 18-Jan-2016

91 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISMAFARSI 2

PERAN ISMAFARSI PADA KONDISI KESEHATAN INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1    Latar Belakang

ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia)

adalah organisasi mahasiswa yang terdiri dari lembaga-lembaga

kemahasiswaan dari institusi farmasi di Indonesia dan merupakan

organisasi intra universitas yang berbasis keprofesian, bertujuan untuk

menyatukan opini dan ajang silaturahmi mahasiswa farmasi. Semenjak

pertama kali dibentuk pada tahun 1955, kini ISMAFARSI beranggotakan 60

institusi farmasi di seluruh nusantara (Anonim,ismafarsi.org).

Akibat adanya kebijaksanaan pemerintah tentang penataan kembali

kehidupan kampus, dalam Instruksi Dirjen Dikti Nomor : 002 / Int / Dj /

1978, SK Mendikbud Nomor: 0230 / J / 1979, dan dengan adanya

peraturan pemerintah Nomor : 5 tahun 1980, organisasi yang semula

bernama Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (MAFARSI) yang telah

didirikan pada tangal 22 Desember 1955 di Kaliurang Yogyakarta, mulai

beralih nama menjadi Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia

(ISMAFARSI) yang disahkan tepat pada tanggal 10 -19 Oktober di

BukitTinggi. Di bentuknya organisasi ini didasari akan pentingnya

mahasiswa farmasi Indonesia untuk menjalin komunikasi dalam

memecahkan permasalahan yang ada di ruang lingkup kefarmasian.

Kurangnya kesadaran para generasi farmasis dalam menyingkapi

suatu system keorganisasian pada ISMAFARSI mengakibatkan kurang

optimalnya peningkatan system organisasi maupun kinerja kegiatan

organisasi tersebut. Oleh karna itu dalam kegiatan Latihan Kader Nasional

pada Pramunas ISMAFARSI yang ke-XIV di Makasar diharapkan dapat

menjadi langkah awal dalam meningkatan kepedulian/kepekaan

mahasiswa farmasi dalam menyingkapi permasalahan kefarmasian secara

umum, demi diharapkannya kinerja ISMAFARSI yang akan semakin lebih

baik untuk kedepannya.

Page 2: ISMAFARSI 2

Latihan Kader NASIONAL diselenggarakan pada pramunas ISMAFARSI

ke-XIV di Makassar. kegiatan LK NASIONAL ini akan dilaksanakan pada

tanggal 20-23 januari 2012 di Universitas Hasanuddin Makassar. Dengan

tema: “Akselerasi Gerakan Intelektual ISMAFARSI; Upaya Menjawab

Problematika kesehatan bangsa Menuju Indonesia sehat”. Tema ini

dimaksudkan sebagai usaha penguatan intelektualisme ISMAFARSI secara

berkelanjutan, sehingga diharapkan kader-kader ISMAFARSI terus mampu

berbicara banyak di pentas dinamika kebangsaan, di tingkat lokal,

nasional, maupun mancanegara.

Tujuan dari LK NASIONAL ini mampu mendorong terbentuknya kader

ISMAFARSI yang berfikir kritis, cerdas, progresif-revolusioner. Sejatinya LK

NASIONAL Melahirkan Karakter individu menjadi kader yang mampu

melahirkan ide-ide/konsep pergerakan hingga akhirnya mampu serta

kompeten dalam “transfer ilmu” pada generasi ISMAFARSI selanjutnya

dan  menjadi kader yang diperhitungkan baik di tingkat universitas,

wilayah, nasional maupun internasional sehingga kader-kader ISMAFARSI

bisa setara dengan kader lulusan LKIII organisasi eksternal.

I.2     Rumusan Masalah

1.2.1.      Apa peran Farmasis dalam peningkatan mutu kesehatan di Indonesia?

1.2.2.      Bagaimana peran Mahasiswa Farmasis dalam pencapaian mutu

kesehatan Indonesia?

1.2.3.      Apa manfaat  yang didapat mahasiswa jika mengikuti organisasi

ISMAFARSI?

1.2.4.      Bagaimana ISMAFARSI berperan bagi peningkatan kondisi kesehatan

di Indonesia?

I.3    Tujuan

Menumbuhkan pemikiran baru mahasiswa farmasi akan suatu

pandangan baru yang kreativ dan inovativ pada suatu sistem

keorganisasian, khususnya pada organisasi ISMAFARSI.

I.4     Manfaat

·      Menciptakan generasi farmasi yang intelektual dan memiliki loyalitas

tinggi akan permasalahan kefarmasian (kesehatan) di masyarakat.

Page 3: ISMAFARSI 2

·      Mahasiswa farmasi dapat memahami akan pentingnya suatu system

organisasi khususnya ISMAFARSI dalam kehidupan bermasyarakat.

·      Menciptakan generasi farmasi yang berkompeten dalam dunia

kefarmasian maupun segala bidang, untuk dapat mengabdikan diri pada

masyarakat seutuhnya.

Page 4: ISMAFARSI 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia)

adalah organisasi mahasiswa yang terdiri dari lembaga-lembaga

kemahasiswaan dari institusi farmasi di Indonesia dan merupakan

organisasi intra universitas yang berbasis keprofesian, bertujuan untuk

menyatukan opini dan ajang silaturahmi mahasiswa farmasi. Semenjak

pertama kali dibentuk pada tahun 1955, kini ISMAFARSI beranggotakan 60

institusi farmasi di seluruh nusantara. Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi

Seluruh Indonesia (ISMAFARSI) merupakan kelanjutan dari organisasi

Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (MAFARSI) yang didirikan pada

tangal 22 Desember 1955, di Kaliurang – Yogyakarta. Kelahiran dari

organisasi ini dilandasi oleh kesadaran bahwa mahasiswa farmasi

Indonesia perlu menjalin komunikasi untuk memecahkan permasalahan

yang ada.

MAFARSI merupakan organisasi independen. Aktivitasnya terutama

menyangkut bidang kemahasiswaan dan kependidikan. Pada masa awal

berdirinya kegiatan MAFARSI berkisar pada perjuangan untuk

menyempurnakan kurikulum disamping kegiatan rutin kemahasiswaan

seperti diskusi , symposium, pengadaan diktat, dan lain-lain. Tetapi pada

tahap berikutnya, MAFARSI dipercaya terlibat dalam penyusunan UU.

Pokok Kesehatan dan UU Pokok Farmasi. Sementara kedudukan

mahasiswa di ikatan Apoteker Indonesia diperjelas dengan system

perwakilan dari MAFARSI. Tahun 1970, MAFARSI kembali mengadakan

kongres dan memilih Ilham Indradjaja sebagai Sekjen. Kemudian pada

periode ini kenggotaan MAFARSI merupakan lembaga Kemahasiswaan di

tiap Institut Farmasi, tidak lagi bersifat personal.

Pada tanggal 10 -19 Oktober di BukitTinggi tercatat peristiwa penting

Organisasi MAFARSI dengan pergantian nama menjadi ISMAFARSI. Hal ini

sebagai akibat kebijaksanaan pemerintah tentang penataan kembali

kehidupan kampus, yaitu melalui Instruksi Dirjen Dikti Nomor : 002 / Int /

Dj / 1978, SK Mendikbud Nomor : 0230 / J / 1979, dan peraturan

Page 5: ISMAFARSI 2

pemerintah Nomor : 5 tahun 1980. Dalam kongres terakhir MAFARSI atau

Munas I ISMAFARSI terpilih Tjeptjep Syaifulrahman sebagai

Sekjen .Selanjutnya dalam Munas II terpilih Pandaan Suharno sebagai

Sekjen yang karena tidak dapat aktif diganti oleh Muhammad Yamin

hingga berlangsungnya Munas III terpilih Paul Tetoprastawa (UGM)

sebagai Sekjen. Banyak perubahan – perubahan yang dilakukan pada

MUNAS III ISMAFARSI tersebut, diantaranya adalah pembentukan

koordinator wilayah yang dibagi menjadi empat Korwil.

Landasan hukum dalam struktur kinerjanya adalah:

1.         Anggaran Dasar ISMAFARSI Bab III Tujuan dan Usaha, Pasal 6

Organisasi ini bertujuan mewujudkan lembaga eksekutif mahasiswa

secara khususnya dan mahasiswa farmasi pada umumnya yang

bertanggung jawab, sadar dan mampu dalam menjunjung tinggi norma

dan etika profesi farmasi.

2.         Anggaran Rumah Tangga ISMAFARSI Bab I Keanggotaan, Pasal 1

Anggota ISMAFARSI adalah Lembaga Mahasiswa Farmasi Strata 1

Perguruan Tinggi di Indonesia yang ditetapkan dalam MUNAS atau Sidang

Khusus penetapan anggota yang dilaksanakan dalam setiap kegiatan

nasional ISMAFARSI.

3.         Anggaran Rumah Tangga ISMAFARSI Bab VIII Komisariat dan

Komisaris

3.1    Pasal 26

Komisariat adalah badan otonom atau badan semiotonom atau

merupakan bagian dari Lembaga Eksekutif Mahasiswa anggota ISMAFARSI

yang dipimpin oleh komisaris

3.2    Pasal 27

3.2.1.      Tugas dan wewenang

3.2.2.      Komisaris merupakan penanggung jawab ISMAFARSI di tingkat

komisariat

3.2.3.      Melakukan koordinasi terpadu dengan seluruh komisariat

3.2.4.      Komisaris memiliki otoritas dan otonomi dalam hal kegiatan

3.2.5.      Komisaris bertugas membantu Sekretaris Jendral dalam

mengkoordinasikan pelaksanaan GBHO

Page 6: ISMAFARSI 2

4.         Pertanggung jawaban

4.1.   Komisaris bertanggung jawab kepada Ketua Lembaga Eksekutif

Mahasiswa farmasi yang bersangkutan atau mahasiswa farmasi di

Institusi tersebut

4.2.   Apabila terjadi pergantian komisaris, maka institusi tempat komisaris

berasal harus menginformasikan pergantian tersebut kepada korwilnya

secara tertulis

Melihat dari namanya, ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi

Seluruh Indonesia) merupakan suatu forum komunikasi, koordinasi, dan

jaringan lembaga eksekutif mahasiswa farmasi seluruh Indonesia. Kata

“senat” mengandung arti lembaga eksekutif mahasiswa, karena saat

pergantian nama dari MAFARSI pada tahun 1981, lembaga eksekutif

mahasiswa disebut senat. Yang dimaksud dengan lembaga eksekutif

mahasiswa yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HMJ (Himpunan

Mahasiswa Jurusan), ataupun Himaprodi (Himpunan Mahasiswa Program

Studi).

Anggota dari ISMAFARSI adalah lembaga mahasiswa farmasi, hal ini

berarti lembaga eksekutif mahasiswa farmasi. Karena satu-satunya

lembaga yang mampu menaungi seluruh mahasiswa farmasi adalah

lembaga eksekutif mahasiswa farmasi, bukan badan otonom maupun

badan semi otonom, apalagi hanya sekedar menjadi bagian dari lembaga

eksekutif mahasiswa farmasi. Hal ini dipertegas pada tujuan organisasi

ISMAFARSI yaitu mewujudkan lembaga eksekutif mahasiswa secara

khususnya dan mahasiswa farmasi pada umumnya. Seandainya dalam

suatu perguruan tinggi yang mempunyai lembaga eksekutif mahasiswa

farmasi dan komisariat ISMAFARSI yang terpisah, menunjukkan bahwa

telah terjadi dualisme kepemimpinan. Karena komisaris yang merupakan

penanggung jawab di tingkat komisariat mempunyai hak dan kewajiban

yang sama dengan ketua lembaga eksekutif mahasiswa farmasi. Mulai

dari penyusunan struktur, pelaksanaan program kerja, sampai

pertanggungjawaban kepada mahasiswa farmasi.

Dalam 10 tahun terakhir tantangan yang dihadapi oleh profesi

farmasi cukup berat, apalagi dalam menyongsong era perdagangan bebas

Page 7: ISMAFARSI 2

(AFTA 2003 dan WTO 2010). Peran profesi farmasi yang semula hanya

bergerak dalam bidang packaging dan dispensing untuk obat bebas

maupun obat dengan resep menjadi harus bertanggungjawab terhadap

mutu komunikasi dan informasi obat kepada masyarakat serta yang lebih

penting adalah bekerjasama dengan profesi dokter dan petugas

kesehatan untuk meningkatkan mutu penggunaan obat di populasi.

Menurut Hepler dan Strand, 24 peran farmasis yang lebih ke arah

“pharmaceutical care” terdiri atas:

1.      Mengidentifikasi berbagai potensi terjadinya drug-related problems

(yang saat ini lebih dikenal sebagai medication error);

2.      Melakukan berbagai upaya yang diperlukan saat terjadi drug-related

problems;

3.      Mencegah terjadinya drug-related problems.

Dengan demikian maka sudah saatnyalah farmasis bekerja berdampingan

dengan profesi kesehatan lainnya (dokter, perawat, dokter gigi) dalam

upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, disini

kita mahasiswa ISMAFARSI untuk mulai belajar dalam memperdalam

pengetahuan dan pandangan tentang dunia kefarmasian yang ada di

Indonesia, sehingga kita dapat  bersaing dengan farmasis luar negri.

Page 8: ISMAFARSI 2

BAB III

PEMBAHASAN

Pekerjaan kefarmasian tidak hanya dilakukan di ruang hampa atau di

dalam ruangan, tapi dalam lingkungan kesehatan. Kesehatan adalah

suatu konsep luas dimana dapat menjadi suatu kisaran pengertian dari

teknis sampai moral dan filosofi. Definisi kesehatan menurut konsep

Konstitusi WHO tahun 1946 adalah keadaan sempurna fisik, mental dan

social, tidak adanya penyakit atau kelemahan. Setelah beberapa tahun

WHO mendiskusikan lagi dan mendefinisikan sebagai berikut, yaitu

keadaan dimana seorang individu atau kelompok dapat merealisasikan

aspirasinya dengan kebutuhan yang layak dan dapat melakukan

perubahan atau mengatasi kesukaran dari lingkungan. Kesehatan

merupakan suatu sumber daya yang paling penting dalam kehidupan

sehari hari, bukan objek kehidupan dan merupakan suatu konsep positive

yang mengutamakan sumber daya personal dan social.

Peran seorang farmasis terdapat dalam berbagai sector dunia,

keterlibatan seorang farmasis dalam dunia kefarmasian ada dalam dunia

riset dan pengembangan, formulasi, manufaktur, jaminan mutu, lisensi,

marketing, distribusi, penyimpanan, suplai, penyampaian informasi, yang

semuanya telah tercakup dalam pelayanan kefarmasian dan diteruskan

kedalam bentuk dasar dari praktek farmasi. Farmasis bekerja dalam

rangkaian variasi yang luas, dalam bentuk farmasi komunitas (retail dan

pelayanan kesehatan), farmasi rumah sakit (dalam berbagai entuk dari

rumah sakit kecil sampai rumah sakit besar), industry farmasi, dan

lingkungan akademis. Selain itu seorang farmasis juga dapat terlibat

dalam administrasi pelayanan kesehatan, penelitian, organisasi kesehatan

internasional dan organisasi non pemerintah.

Seorang tenaga profesi (Farmasis) adalah seorang pelayan

masyarakat.oleh karna itu misi farmasis/apoteker harus dialamatkan pada

kebutuhan masyarakat dan pasien individual. Tapi, tidak banyak saat ini

kita mendengar kasus medication error yang sering terjadi pada duni

kefarmasian.  Oleh karna itu, diharapkan dengan pembekalan dini pada

Page 9: ISMAFARSI 2

mahasiswa farmasi tetang issue issue seputar kefarmasian menjadikan

calon farmasis yang handal, dengan melalui organisasi yang bersifat

kefarmasian ataupun kesehatan, misalnya ISMAFARSI, HMF, ataupun JMKI.

Dalam system keorganisasian mahasiswa farmasi akan di didik dalam

memegang tanggung jawab mengelola terapi obat sehingga mereka

dapat memelihara dan mengembangkan posisinya dalam dunia kesehatan

dan untuk itu harus ada kompetensi atas peran mereka dalam

kefarmasian (pharmaceutical care). Dispensing harus menjadi tanggung

jawab seorang farmasis,, meskipun sedikit farmasis/apoteker yang terlibat

langsung dalam dispensing obat-obatan tetapi pada daerah pedesaan

apoteker harus memimpin proses dispensing dan bertanggung jawab atas

kualitas obat dan dampak dari pengobatan.

ISMAFARSI yang merupakan organisasi intra universitas yang

berbasis keprofesian, dibentuk tidak hanya berdiri hanya semata mata

kepentingan stu organisasi itu saja, melainkan di harapkan organisasi

tersebut akan dapat membawa dampak positive bagi masyarakat luas.

Dengan adanya suatu program kerja yang disusun dalam decade system

kepengurusan maka diharapkan progam kerja yang di emban

mendapatkan hasil optimal dengan adanya pengabdian maupun

pengembangan kualitas pribadi farmasis yang mandiri dalam masyarakat.

ISMAFARSI ini dibentuk bukan hanya sekedar organisasi yang berjalan

tanpa tujuan. Pastinya setiap organisasi memiliki visi dan misi tersendiri,

yaitu:

Visi : Terwujudnya Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia yang

Memiliki Integritas dan Daya Saing dalam Pembangunan Kesehatan

Bangsa Indonesia (Anonim,ismafarsi.org).

Misi :Terciptanya mahasiswa Farmasi Indonesia yang memiliki Integritas dan

Daya Saing melalui kegiatan-kegiatan ilmiah. Terlaksananya kegiatan

pengabdian masyarakat yang berbasis sumber daya mahasiswa Farmasi

Indonesia (Anonim,ismafarsi.org).

Dari Visi dan Misi yang dianut, jelas terlihat bahwa organisasi ini

mempunyai tujuan yang mulia dimana turut serta membentuk kader –

kadernya menjadi seorang farmasis yang bertanggung jawab dan beretika

Page 10: ISMAFARSI 2

profesi serta berkompeten. Tentu saja demi terwujudnya harapan tersebut

maka itu pun juga harus dibarengi dengan sederet rencana kegiatan yang

diharapkan dapat menjadi media pengembang bagi para kader-kader

penerus. Sebab, pada dasarnya setiap organisasi pasti mempunyai alur

kaderisasi yang jelas dan terarah. Begitu juga dengan ISMAFARSI yang

memiliki LK 1 yang dilaksanakan pada tataran komisariat, LK 2 pada

tingkat wilayah, dan LK 3 pada tingkat nasional.  Banyak hal yang

dilakukan dalam acara – acara tersebut yang mana selalu diisi dengan

pencerdasan diberbagai bidang, hampir bisa dipastikan bahwa setiap

acara tersebut menyajikan seminar yang menghadirkan tokoh – tokoh

farmasi baik dari Indonesia maupun luar negeri. Kaderisasi tidak hanya

berhenti pada tahap pembentukan kader (LK), tapi juga berlanjut pada

tahap pengkaryaan dan penjagaan kader. Selain itu, ada acara PIMFI yang

memacu kecerdasan mahasiswa farmasi dengan berbagai lomba yang

diadakan.Dengan terintegrasinya ISMAFARSI ke dalam lembaga eksekutif

mahasiswa, kedua tahapan tersebut akan lebih mudah untuk dijalankan.

Pada tahap pengkaryaan kader, dapat dilaksanakan dengan

pemberdayaan kader pada program kerja lembaga eksekutif mahasiswa

tersebut. Sedangkan pada tahap penjagaan, juga lebih mudah karena

lembaga eksekutif mahasiswa pasti mempunyai PSDM yang bertugas

untuk melakukan kontrol, monitor, dan evaluasi kinerja kader. Hal

tersebut diharapkan dapat menghasilkan kader-kader yang ada dapat

diawasi dengan baik, sehingga kader yang dipersiapkan untuk menjalani

LK 3 di tingkat wilayah akan lebih siap dan bukan kader karbitan.

Adapun acara yang penyelenggaraannya lebih spesifik untuk

membahas kondisi internal organisasi dalam ISMAFARSI yaitu melalui

kegiatan RAKERNAS, PRAMUNAS, dan MUNAS. Acara tersebut ditujukan

secara tidak lagsung turut membentuk karakter para kader ISMAFARSI

melalui berbagai rapat dan pembahasan yang dilakukan.

Dalam serangkaian kegiatan tersebut pastinya dibutuhkan

kepengurusan yang akan bertugas mengkordinir demi berjalan

optimalnya program kegiatan/acara yang diselenggarakan. Dalam

kepengurusan, baik staf ahli kesekretariatan, kaderisasi, professional

Page 11: ISMAFARSI 2

development, student exchange officer, media dan publikasi, advokasi,

external affair, keorganisasian, serta keungan pastinya memiliki tugas

maupun program kerja masing masing. Dimana program kerja yang

mereka usung pastinya juga memiliki manfaat tersendiri bagi para kader

kader ISMAFARSI, maupun masyarakat.

Misalnya pada devisi internal yang lebih berperan dalam pengadaan

kegiatan yang bersifat membangun keakraban dan kekeluargaan serta

pengadaan pelatihan yang dapat meningkatkan calon kader yang

berpotensi dalam bidang organisasi maupun profesi. Dimana dari kegiatan

tersebut akan menciptakan kekeluargaan antar anggota ISMAFARSI serta

membentuk kader yang mempunyai dedikasi dan loyalitas yang tinggi

pada masyarakat.

Pada devisi pengabdian masyarakat yang lebih berperan dalam

perencanaan peningkatan kegiatan social di lingkungan masyarakat serta

pemberian informasi pada masyarakat, sehingga eksistensi ISMAFARSI

pada masyarakat lebih terlihat karna profesi farmasi yang kurang di kenal

pada masyarakat sehingga perlunya pengenalan melalui serangkaiaan

kegiatan di masyarakat, serta meningkatkan loyalitas para kader

ISMAFARSI  pada masyarakat luar.

Pada devisi publikasi yang lebih berperan dalam pembuatan media

informasi,sehingga dapat membantu kita dalam penyediaan fasilitas

akademik maupun non akademik, serta mampu menjadikan wadah bagi

para anggota ISMAFARSI dalam menyampaikan aspirasi/pendapat seputar

permasalahan dalam dunia kefarmasian.

Devisi advokasi yang lebih berperan dalam menciptakan ide ide baru

yang kreativ dan intelektual pada farmasis, menganalisis kebijakan

pemerintah misalnya pada peraturan pemerintah (PP) seputar

kefarmasian maupun kesehatan, serta dalam advokasi masyarakat yang

lebih mengedepankan keahlian di bidang farmasi, sehingga kita dapat

meningkatkan pemikiran baru dan kreativitas dalam bidang advokasi

sehingga kita dapat memperoleh kepercayaan di masyarakat menjadi

salah satu profesi handal di bidang kesehatan.

Page 12: ISMAFARSI 2

Pada devisi eksternal, dimana lebih berperan dalam kegiatan farmasi

yang bersifat nasional yaitu dengan mengikuti kegiatan atau event

nasional di luar wilayah, sehingga kita dapat ikut berperan aktiv dalam

membawa nama baik ISMAFARSI, khususnya ISMAFARSI Komisariat UJ

(Jember) ke kedalam ruang lingkup wilayah maupun nasional, selain itu

mempererat tali kekerabatan antara anggota ISMAFARSI di luar wilayah.

Sebab, suatu organisasi dapat disebut eksis jika sering menampakkan jati

dirinya atau diketahui oleh khayalak ramai (civitas akademika). Terkait

masalah ini, bisa disiasati dengan selalu memunculkan logo ISMAFARSI di

setiap program kerja lembaga eksekutif mahasiswa tersebut, sehingga

pada nantinya civitas akademika akan tahu apa itu ISMAFARSI. Selain itu,

dengan mengambil momentum OSPEK, dapat juga dijadikan sebagai

ajang pengenalan ISMAFARSI kepada mahasiswa baru. Akan organisasi

yang melingkupi bidang Farmasi. Sedangkan untuk eksistensi ke

masyarakat luas, caranya yaitu dengan menyelenggarakan agenda yang

bekerja sama dengan komisariat lain, sehingga syiar ISMAFARSI akan

lebih terasa dan mengena.

Tak hanya itu saja manfaat yang akan dapat kita ambil, karna masih

banyak segudang manfaat yang bakal kita dapat, baik untuk saat ini

maupun untuk kehidupan kedepannya. Sebab masih banyak tenaga

kefarmasian di luar negri yang berperan aktiv dalam bidang kefarmasian

serta adanya peningkatan daya saing di dunia kerja, mengharuskan

adanya pendidikan dan pengkaderan terarah demi terciptanya para calon

tenaga farmasis yang handal. Sehingga para calon tenaga farmasis

Indonesia mampu bersaing dengan tenaga farmasis di luar negri. Hal ini

dilihat dari sisi positif yang akan didapatkan oleh para tenaga kefarmasian

di Indonesia. Sehingga nantinya akan memajukan para tenaga

kefarmasian di Indonesia dan menciptakan tenaga kefarmasian yang

mampu bersaing dengan tenaga kefarmasian dari luar negri.

Hal-hal yang akan dapat didapatkan dari kader kader muda dari

ISMAFARSI, diantaranya :

a.    Banyak ilmu yang akan didapat oleh tenaga kefarmasian selama lima

tahun terakhir dan diharapkan mereka mampu mengaplikasikannya

Page 13: ISMAFARSI 2

dalam bentuk ujian kompetensi untuk mengetahui seberapa jauh mereka

belajar dari dunia kerja mereka

b.   Seiring berjalannya waktu maka seiring itu pula akan ada perkembangan

ilmu dan teknologi di bidang kefarmasian dan penemuan sedian farmasi

yang baru, oleh karenanya para tenaga kefarmasian diharuskan untuk

memperbaharui ilmu mereka agar tidak tertinggal dengan negara lain

c.    Proses SKP yang dibebankan sebanyak 50 akan membuat mereka untuk

terus belajar dan mempergaharui informasi, sehingga mereka tidak

tertinggal informasi tentang dunia kefarmasian.

 

BAB III

PENUTUP

III. 1    KESIMPULAN

·         Seorang farmasis berpotensi dalam peningkatan dampak pengobatan

dan kualitas hidup masyarakat (pasien) dalam berbagai sumber dan

mempunyai posisi tersendiri dalam sistem pelayanan kesehatan.

·         Suatu organisasi dibentuk di harapkan dapat membawa dampak

positive bagi masyarakat luas.

·         Dari Visi dan Misi yang dianut, ISMAFARSI bertujuan untuk membentuk

kader – kadernya menjadi seorang farmasis yang bertanggung jawab dan

beretika profesi serta berkompeten.

·         Adanya sederet rencana kegiatan yang dibentuk diharapkan dapat

menjadi media pengembang bagi para kader-kader penerus ISMAFARSI.

·         Setiap devisi kepengurusan ISMAFARSI memiliki tujuan serta manfaat

tersendiri dalam mengembangkan potensi para kader ISMAFARSI.

·         Adanya peningkatan daya saing dunia kerja, mengharuskan kita para

calon tenaga kefarmasian untuk lebih aktiv dalam menyingkapi masalah

kefarmasian demi persaingan global yang lebih besar dengan tenaga

kefarmasian di luar negri.

·         Dalam organisasi ISMAFARSI diharapkan menjadi batu loncatan awal

para mahasiswa farmasi/ calon farmasis untuk menghasilkan profesi

farmasis yang berkompeten dalam melaksanakan asuhan kefarmasian.

III. 2    SARAN

Page 14: ISMAFARSI 2

Disini, diharapkan mahasiswa farmasi dapat menyatu karna pada

dasarnya segala sesuatu akan menjadi lebih kuat dan mudah apabila

sesuatu tersebut bersatu atau menyatu atau dipersatukan. Dan mungkin

ketidak berdayaan dalam menyatukan mahasiswa farmasi Indonesia inilah

yang juga membuat profesi farmasi sungguh tenggelam dalam peraturan

pembangunan bangsa Indonesia.

mewujudkan lembaga eksekutif mahasiswa secara khususnya dan mahasiswa farmasi pada

umumnya yang bertanggung jawab, sadar dan mampu dalam menjunjung tinggi norma dan

etika profesi farmasi. Dari tujuan tersebut jelas terlihat bahwa ISMAFARSI mempunyai

tujuan yang mulia untuk turut serta membentuk kader-kadernya menjadi seorang farmasis

yang bertanggung jawab dan beretika profesi. Karenanya, ISMAFARSI perlu membumikan

peran strategis berdaya guna, berkesinambungan, dan implementatif bagi rakyat Indonesia.

     Sebagai ikhtiar akan maksud di atas, ISMAFARSI bertekad mewujudkannya dalam usaha

konkret berupa PRA MUSYAWARAH NASIONAL (PRAMUNAS) XV yang dirangkaikan

dengan SEMINAR NASIONAL KEFARMASIAN dan LK III ISMAFARSI. Dalam  hal  ini, 

menjadi kehormatan besar Himpunan Mahasiswa Farmasi Aecus Prospisio Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya diamanahkan sebagai pelaksana kegiatan tersebut.

      Kali ini Pramunas XV Ismafarsi yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya mengangkat

sebuah tema besar “Pharmacy in The Sparkling of Nature”. Dengan harapan terwujudnya

insan peduli bangsa dengan tonggak mulia optimalisasi sumber daya alam yang mampu

memberikan output yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia melaui perbaikan paradigma

berfikir mahasiswa farmasi. Mahasiswa diharapkan benar-benar menjadi poros pergerakan

bangsa di era yang semakin modern ini. Acara yang akan dilaksanakan dengan total 11 hari

ini  melibatkan 80 orang panitia di jurusan farmasi FKUB. Selain sidang Pramunas XV

sendiri, acara ini juga dirangkaikan dengan kegiatan lain meliputi: LK III Ismafarsi, Seminar

Nasional Kefarmasian, FAMFI (Forum Aspirasi Mahasiswa Farmasi Indonesia), KIO

(Kampanye Informasi Obat) Nasional, dan Wisata Malang.

Kegiatan Utama dari Seminar Nasional dan PRAMUNAS XV ISMAFARSI adalah:

1. Sidang PRAMUNAS XV ISMAFARSI

Page 15: ISMAFARSI 2

     Sidang PRAMUNAS XV ISMAFARSI merupakan agenda utama event nasional ketiga

masa kepengurusan ISMAFARSI. Sidang ini bertujuan untuk membahas rekomendasi dan

aturan keorganisasian lainnya yang akan disahkan pada event nasional selanjutnya yaitu

MUNAS ISMAFARSI. Sidang ini dilaksanakan selama 3 hari pada Rabu, 29 Januari 2014 –

Jum’at, 31 Januari 2014 di aula besar Balai Diklat Provinsi Jawa Timur. Di sela-sela sidang

juga dilantik komisariat-komisariat yang menjadi anggota baru ISMAFARSI, serta presentasi

dari tuan rumah MUNAS Ismafarsi periode 2012-2014 yaitu UII Yogyakarta. Selain itu ada

juga tenderisasi tuan rumah RAKERNAS untuk periode selanjutnya dimana UIN Alaudin

Makassar berhasil memenangkannya.

     Sidang Pramunas dipimpin oleh 3 orang presidium dan diikuti oleh peserta sidang yang

terdiri dari Badan Pengurus Harian dan Badan Pengawas ISMAFARSI, serta 166 delegasi

yang berasal dari 45 Jurusan/Fakultas/Prodi Farmasi seluruh Indonesia. Sidang berhasil

terlaksana walaupun berjalan dengan alot dan suasana yang sedikit panas. Namun banyak

manfaat yang bisa diperoleh, diantaranya pelajaran mengenai bagaimana manajemen forum

khususnya forum nasional, banyak relasi dari berbagai pulau, serta diperoleh rekomendasi-

rekomendasi dan aturan keorganisasian lainnya yang akan disahkan pada MUNAS Ismafarsi.

      Pramunas XV Ismafarsi dibuka pada malam hari Selasa 28 Januari 2014 pada acara

Welcome Party Pramunas yang dihadiri oleh 135 peserta dari 166 total peserta. Acara diisi

oleh beberapa sambutan dari ketua pelaksana, ketua himpunan Farmasi FKUB, sekjen

ISMAFARSI dan perwakilan PD III FKUB, kemudian dilanjutkan dengan hiburan-hiburan

berupa penampilan tari tradisional Jawa Timur, penampilan biola, dan acara keakraban

berupa perkenalan serta penampilan dari tiap-tiap wilayah. Welcome party diakhiri dengan

sesi foto bersama antar peserta.

Page 16: ISMAFARSI 2

2. Latihan Kepemimpinan Tingkat Nasional (LK III) ISMAFARSI

     Latihan kepemimpinan tingkat 3 (LK III) merupakan sebuah rangkaian kaderisasi tingkat

nasional yang bertujuan untuk menyiapkan kader-kader yang mampu melahirkan ide/gagasan

atau konsep dalam pergerakan mahasiswa farmasi. Kegiatan LK III ini berlangsung selama 3

hari yaitu pada hari Sabtu, 25 Januari 2014 – Senin, 27 Januari 2014 di aula kecil Balai Diklat

Provinsi Jawa Timur dengan mengangkat tema “ISMAFARSI dalam Perspektif Global;

Menakar Gerakan Politik, Kesehatan, dan Media”. Peserta LK III adalah kader-kader

ISMAFARSI yang telah lulus LK tingkat wilayah. Jumlah peserta sebanyak 52 delegasi dari

30 Jurusan/Fakultas/Prodi Farmasi yang berbeda dari seluruh Indonesia.

     LK III Ismafarsi resmi dibuka pada hari Sabtu, 25 Januari 2014 dengan sambutan-

sambutan dari ketua pelaksana LK3 dan Pramunas XV Ismafarsi, ketua himpunan HMF

Aecus prospisio FKUB, sekjen ISMAFARSI, dan perwakilan ketua prodi Farmasi UB. Juga

diisi dengan penampilan video perkenalan farmasi UB dan kota Malang. Konsep acara LK III

kali ini berupa: (1) screening yang diikuti oleh seluruh peserta LK III yang bertujuan untuk

mengupas sejauh mana wawasan peserta; (2) pemberian materi berupa kuliah oleh pemateri-

pemateri ternama sesuai dengan susunan materi yang telah dirancang, dilanjutkan dengan

diskusi antar peserta dan pemateri; (3) FGD (focuss group discussion) yang membahas

sebuah tema khusus berupa diskusi berkelompok antar peserta untuk mengasah daya fikir,

nalar serta komunikasi peserta; (4) presentasi makalah oleh peserta yang telah dibuat

sebelumnya sebagai salah satu syarat mengikuti LK III; (5) one day with BP-BPH

Page 17: ISMAFARSI 2

ISMAFARSI, berupa sharing bersama antara peserta dengan BP BPH Ismafarsi mengenai

keISMAFARSIan; (6) pre test dan post test mencakup keseluruhan materi, bertujuan untuk

mengetahui tingkat perkembangan pengetahuan peserta sebelum dan setelah mengikuti LK

III; dan disempurnakan dengan (7) run away in Malang, berupa outbond keliling kota Malang

secara berkelompok sebagai kegiatan aplikatif dari keseluruhan materi yang telah diberikan

selama LK III.

Pemateri-pemateri yang dihadirkan untuk mengisi LK III Ismafarsi kali ini adalah:

1. Materi Motivasi

Pembicara: Jefri Hari Akbar, S.H. (Head HRD & GA HRD di PT Malindo Feedmill, Tbk

Plant Gres)

2. Materi 1: Motivasi dan Gaya Kepemimpinan

Pemateri: dr. Rachmad Sarwo Bekti, MD (Dosen Fak. Kedokteran Universitas Brawijaya)

3. Materi 2: Konstektualisasi Peran dan Partisipasi ISMAFARSI terhadap Peningkatan Mutu

Kefarmasian Indonesia

Pemateri: Prof. Elly Wahyuddin.,DEA.,Apt (Ketua APTFI)

4. Materi 3: Ideologi Politik Strategi dan Taktik (IDEOPOLSTRATA)

Pemateri: Awal Muhammad Rezki (mahasiswa Fak. Hukum Universitas Brawijaya)

5. Materi 4: Analisis Kondisi ISMAFARSI

Pemateri: Jefri Efranda (Sekjen ISMAFARSI periode 2012-2014)

6. Materi 5: Prospek Pergerakan Mahasiswa di Era Globalisasi

Pemateri: Makhyan Jibril Al Faraby (dokter muda Fak. Kedokteran Universitas Brawijaya)

7. Materi 6: SJSN; Antara Harapan dan Kenyataan

Pemateri: Dr. Drs Chazali H. Situmorang, MSc. Ph. Apt (Ketua DJSN)

8. Materi 7: Telaah Kritis Kebijakan Kesehatan Nasional

Pemateri: Nurul Falah Eddy Pariang (Sekretaris Jendral PP IAI)

9. Materi 8: Advokasi Media

Pemateri: Rohman Budijanto (Direktur eksekutif The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi

(JPIP))

     Secara keseluruhan, kegiatan LK III dapat berlangsung lancar dan mendapatkan kesan

yang baik dari pemateri karena antusiasme yang tinggi dari peserta dalam mengikuti acara

dari awal hingga akhir serta dapat membangun suasana yang baik antara pemateri dengan

para peserta.

Page 18: ISMAFARSI 2

3. Seminar Nasional Kefarmasian

     Seminar Nasional Kefarmasian yang mengangkat tema “The Role of Herbal Medicine to

Improve Better Health Care Based on Clinical and Technology” ini dilaksanakan pada hari

Sabtu, 1 Februari 2014 di gedung Graha Medika Fak. Kedokteran Universitas Brawijaya.

Seminar nasional ini bertujuan untuk membuka wawasan dan pengetahuan lebih dalam

kepada mahasiswa farmasi dan praktisi tentang urgensi pengembangan obat herbal di bidang

kesehatan, khususnya kefarmasian Indonesia. Peserta seminar ini bukan hanya berasal dari

delegasi Pramunas XV Ismafarsi, tapi juga mahasiswa farmasi non delegasi dan praktisi

farmasi/apoteker dengan jumlah total peserta sebanyak 254 peserta.

Pembicara tingkat nasional yang dihadirkan untuk mengisi seminar nasional ini

adalah:

1. Materi I: “Herbal medicine, standaritation, safety and formulation”

Pemateri: Prof.Dr. Suwidjiyo Pramono, DEA, Apt.

Isi Materi I :

1. Pengertian herbal medicine, formulasi, safety dan standarisasi

2. Perkembangan obat herbal di Indonesia dan di dunia

3. Tujuan dilakukannya formulasi

Page 19: ISMAFARSI 2

4. Formulasi yang saat ini sudah dilakukan (secara umum)

5. Tujuan dilakuknnya Standarisasi dan keamanan obat herbal

6. Formulasi dan standarisasi dalam pembuatan obat herbal

7. Kualitas dan ketersediaan obat herbal

8. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keamanan obat herbal

2. Materi II: “Pengembangan Teknologi Obat Herbal melalui Drug Targeting”

Pemateri: Dr. Sasanti Tarini Darijanto, MS

Isi Materi II:

1. Pengertian drug targeting

2. Perkembangan teknologi formulasi obat herbal di indonesia

3. Tujuan dilakukannya pengembangan teknologi formulasi obat herbal di Indonesia

4. Jenis pengembangan teknologi obat herbal yang sudah ada dan yang berpotensi untuk

dikembangkan di Indonesia

5. Di dalam mengembangkan tekologi formuasi hal-hal apa saja yang harus diperhatikan

6. Contoh tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan

7. Peran apoteker atau farmasis dalam mengembangakan teknologi formulasi

8. Output apa yang diharapkan dari pengembangan teknologi formulasi obat herbal

3. Materi III: “Peran farmasis dalam regulasi dan kontroling obat herbal pada poli

obat tradisional untuk meningkatkan efikasi dan keamanan”

Pemateri: dr. H. Arijanto Jonosewojo, Sp. PD., FINASIM

Isi Materi III :

Page 20: ISMAFARSI 2

1. Peraturan pemerintah tentang poli obat tradisional

2. Penerapan poli obat tradisional di Indonesia

3. Tujuan diadakannya poli obat tradisional

4. Manfaat dan kelemahan dari poli obat tradisional

5. Poli obat tradisional yang sudah perkembang dan diterapkan di Indonesia dimana saja

6. Mengapa poli obat tradisional belum banyak diterapkan di Indonesia

     Setelah seluruh materi seminar disampaikan, dilanjutkan dengan focus discussion.

Kegiatan ini berupa diskusi dengan pemateri secara langsung terhadap suatu isu atau

permasalahan terkait dengan 3 materi yang telah dibahas di sesi ceramah. Walaupun ada

beberapa kekurangan pada masalah teknis, namun secara keseluruhan pelaksanaan Seminar

Nasional Kefarmasian berjalan sukses dan mendapat tanggapan yang baik dari peserta.

Kegiatan Penunjang dari Seminar Nasional dan PRAMUNAS XV ISMAFARSI adalah:

1. Kampanye Informasi Obat Nasional (KIONAS)

     KIONAS merupakan kegiatan dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat mengenai

informasi obat. Kegiatan ini diikuti oleh delegasi PRAMUNAS XV ISMAFARSI dengan

tema “Penggunaan Obat Herbal yang Rasional”. KIONAS dilaksanakan di car free day

(CFD) kota Malang pada hari Minggu, 2 Januari 2014. Seluruh peserta dibekali dengan

Page 21: ISMAFARSI 2

spanduk dan leaflet berisi informasi obat herbal. Peserta diwajibkan memberikan penyuluhan

kepada masyarakat yang ada di area CFD. Karena bertepatan dengan adanya CFD dan Pasar

Minggu, area CFD sangat ramai sehingga merupakan momen yang sangat pas untuk

melakukan penyuluhan. Kegitan ini mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat

karena merasa mendapatkan manfaat berupa informasi gratis dari calon-calon apoteker masa

depan. Para peserta juga merasakan kepuasan tersendiri karena telah mengaplikasikan salah

satu tanggung jawab dan tugasnya sebagai apoteker dengan memberikan kampanye informasi

obat langsung ke masyarakat. Selain penyuluhan, kegiatan ini juga disertai dengan

pembagian jamu tradisioanal secara gratis. Kegiatan-kegiatan semacam ini sangat

direkomendasikan untuk dilaksanakan kembali di lain waktu.

2. Forum Aspirasi Mahasiswa Farmasi Indonesia (FAMFI)

     FAMFI merupakan forum aspirasi mahasiswa farmasi Indonesia yang dilaksanakan pada

hari Sabtu, 1 Januari 2014 di aula besar Balai Diklat Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini

merupakan gagasan baru yang baru pertama dilaksanakan di sepanjang sejarah event nasional

Ismafarsi. FAMFI bertujuan untuk membahas dan menyampaikan aspirasi dan solusi-solusi

terkait pembangunan kesehatan bangsa terkhusus di bidang kefarmasian kepada stakeholder

terkait yang sengaja didatangkan untuk kegiatan ini yaitu Bp. Noffrendi Roestam wakil

sekjen PP IAI. Peserta FAMFI terdiri dari seluruh peserta sidang pramunas XV Ismafarsi

serta BP BPH Ismafarsi. Tema yang dibahas pada forum ini adalah tentang (1) uji kompetensi

apoteker Indonesia (2) pemilihan ketua IAI. Mekanisme dari forum ini adalah diawali dengan

penyampaian materi singkat oleh Bp. Noffrendi tentang masing-masing tema, kemudian

waktu lebih banyak difokuskan pada diskusi antar peserta dan pemateri. Stakeholder berperan

Page 22: ISMAFARSI 2

sebagai penengah dalam diskusi, sehingga berbagai pertanyaan dapat terjawab, permasalahan

dapat ditemukan titik tengahnya, dan beberapa aspirasi dapat ditampung dan didiskusikan

kembali. Forum berhasil terlaksana dengan suasana yang kondusif dan menyenangkan.

Peserta sangat antusias dan aktif berinteraksi, sehingga nampak suasana forum yang hidup

dan menarik. Acara dimulai pukul 16.30 tanggal 1 Februari 2014 – 02.00 pagi tanggal 2

Februari 2014. Sebagian besar peserta menyatakan mendapatkan manfaat yang besar dari

FAMFI ini, yang tentunya menjadi poin plus lagi bagi rangkaian acara Pramunas XV

Ismafarsi kali ini.

3. Visit Malang/Eksplor Malang

     Eksplor Kota Malang dilaksanakan pada hari Minggu, 2 September 2014 setelah

pelaksanaan KIONAS. Kegiatan ini meliputi kunjungan ke salah satu tempat bersejarah yang

ada di Kota Malang yaitu Museum Brawijaya Malang. Tidak ada kendala bermakna dalam

acara ini.

4.  Post-Pramunas Tour

     Post-Pramunas Tour merupakan acara tambahan pada pramunas XV ini, hanya diikuti

oleh peserta yang ingin mengikutinya. Tempat wisata yang menjadi tujuan kami adalah Jatim

park 1 yang berada di Batu.

Page 23: ISMAFARSI 2

     Setelah mengikuti banyak rangkaian acara, akhirnya tiba di penghujung acara yaitu

penutupan (Farewell party) yang dilaksanakan pada hari Senin 3 Februari 2014. Farewell

party diawali dengan sambutan-sambutan dan penutupan resmi oleh ketua prodi Farmasi

FKUB. Dilanjutkan dengan pemutaran foto-foto dokumenter selama kegiatan dan acara tukar

cindera mata antara tuan rumah Universitas Brawijaya dengan seluruh Universitas yang

menjadi peserta. Farewell party diakhiri dengan saling bersalaman serta foto bersama.

Suasana haru dan senang menyelimuti hari itu. Walaupun masih terdapat banyak kekurangan,

namun semangat mahasiwa serta rasa kekeluargaan kami dapat menutupnya; sebagai

pelengkap dari dinamika proses belajar mahasiswa di universitas kehidupan. Tak ada gading

yang tak retak, karena itu adalah sebuah proses menuju sebuah kekukuhan. Begitu pula

rangkaian panjang pramunas XV Ismafarsi kali ini, akan menjadi sejarah terbentuknya

apoteker kokoh masa depan. Hidup Mahasiswa!