islam yatahadda

28
ISLAM YATAHADDA AL QURAN; FIRMAN ALLAH Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Pendidikan Islam Kontemporer Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Sanusi Uwes, M. Pd Disusun Oleh: Deni Nursamsi

Upload: deni-nursamsi

Post on 01-Feb-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Islam Berkemajuan

TRANSCRIPT

Page 1: Islam Yatahadda

ISLAM YATAHADDA

AL QURAN; FIRMAN ALLAH

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Pendidikan Islam Kontemporer

Dosen PengampuProf. Dr. H. Sanusi Uwes, M. Pd

Disusun Oleh:Deni Nursamsi

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG2013

Page 2: Islam Yatahadda

AL QURAN; FIRMAN ALLAH

A. Kilas Biografi

Wahiduddin Khan lahir di Azamgarh, Uttarprades, India, pada 1 januari

1925, tercatat sebagai aktifis Islam yang masih hidup sampai sekarang.

Wahiduddin Khan adalah seorang pemikir Islam, abad modren. Ia selalu

mengkaitkan penafsiran al Qur'an dengan Sains modren. Ia berpendapat alam ini

sangat teratur, dan dipenuhi ketentuan-ketentuan yang akurat, yang ia tafsirkan

sebagai sunnatullah. Pemikirannya hampir mirip dengan pemikiran Abul A'la Al

Maududi, seorang pemikir dan pejuang Islam di India, Sekarang jadi Pakistan.

Pemikiran Wahiduddin Khan banyak mengkritik pemikiran Islam yang taklid buta

dan tidak sesuai lagi dengan zaman modren sekarang.

Pengalaman da’wah yang panjang membuatnya yakin bahwa aktifitas

pemikiran adalah satu-satunya jalan untuk dapaat membina perasaan (tarbiyatul

Syu’ur) dan membangkitkan kesadaran kaum muslimin baik dalam skala individu

maupun kolektif. Karena untuk sampai pada tingkat aktualisasi (amali) mustahil

dapat dilakukan tanpa adanya perubahan pemikiran. Dan perubahan dalam skala

kolektif (jama’i) hanya dapat didahului dengan perubahan dalam skala individu

dan tidak sebaliknya. Oleh karena itu ia selalu menyerukan pentingnya

pembangunan umat dari dalam (tarbiyatul dakhiliyah). Tarbiyah ini merupakan

metode yang paling memungkinkan untuk merealisasikan tujuan diatas. Tarbiyah

yang dimaksud adalah tarbiyatul syu’ur (pembangunan perasaan) atau yang

klebih tepat Itiqazul Wa’yi (membangun kesadaran).

Page 3: Islam Yatahadda

Ia melihat bahwa umat Islam memiliki potensi-potensi pemikir yang

sangat besar dalam skala individu. Tetapi potensi individu belum berubah menjadi

kekuatan yang menyatu (amal jama’i / aktaualisasi kolektif). Padahal tanpa itu

mustahil didapat karya yang besar. Salah satu penyebab utamanya adalah

kepekaan yang tidak perlu terhadap kritik. Padahal kritik adalah syarat utama bagi

lahirnya suatu masyarakat sehat. Jadi menurutnya umat harus menghilangkan

kepekaan yang berlebihan terhadap kritik, apalagi mematikan kritik itu sendiri.

Tentang penemuan-penemuan ilmiyah modern, menurutnya jika umat

Islam dapat memamfaatkan penemuan-penemuan ilmiyah modern untuk

kepentingan Islam, maka akan muncul Ilmu Kalam baru yang sekarang

dibutuhkan. Ilmu kalam yang lama telah membuktikan kebenaran-kebenaran

ajaran Islam melalui pemakaian metode logika analisa. Sedangkan ilmu

pengetahuan modern akan membuktikan kebenaran ajaran-ajaran Islam dalam

konteks kebenaran ilmu yang eksak dan dapat diterima secara ilmiyah.

B. Alasan Ilmiah tentang Firman Allah

Perkara yang tidak mungkin sampai kepada Muhammad Saw melalui

kecerdasan fitrah dan akal yang cemerlang adalah perkara ilmiah yang tertera di

dalam Al Qur’anul Karim. Perkara-perkara ilmiah itu membuktikan kebenaran

Kitab Suci tersebut dan membuktikan secara umum bahwa Al Qur’an memang

benar-benar diwahyukan dari sisi Allah Azza wajalla. Sekalipun Al Qur’an turun

berabad-abad sebelum ilmu pengetahuan modern namun tidak ada seorangpun

Page 4: Islam Yatahadda

yang mampu menetapkan satu kesalahan ilmiah yang ada di dalamnya.

Seandainya Al Qur’an ucapan manusia biasa tentu sesuatu yang mustahil.

Pemikiran-pemikiran manusia pada jaman Muhammad Saw tentang

masalah alam dan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain akan merupakan

suatu permainan yang batil seandainya diterapkan melalui kacamata ilmu

pengetahuan modernsekarang ini.

1. Informasi Allah tentang Bersatu-padunya Alam pada Awalnya

Allah Swt berfirman :

“Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulunya adalah sesuatu yang padu kemudian Kami pisahkan antara keduanya.” (Al Anbiya 30)

Berdasarkan tafsir ayat tersebut diatas, maka alam pada mulanya bersatu

padu, kemudian terpisah dan terhampar di angkasa raya. Ini adalah suatu teori

ilmiah modern tentang alam. Para ilmuwan berpendapat , berdasarkan

penyelidikannya terhadap penomena alam berpendapat, pada mulanya “bendanya”

pada, tidak bergerak, berbentuk gas panas dan tebal serta bersatu padu. Dalam

alam ini telah terjadi suatu ledakan teramat dahsyat, minimal sebelum

5.000.000.000.000 tahun. Kemudian baru terpisah dan saling berjauhan

bagianbagiannya. Hal itu menghasilkan gerakan benda tersebut menjadi sesuatu

yang harus tetap berlanjut sesuai dengan hukum alam yang mengatakan bahwa

kekuatan gravitasi yang terdapat di dalam bagian-bagian benda tersebut berkurang

secara bertahap karena saling berjauhan. Oleh karena jaraknya menjadi luas. (Al

Islam Yatahadda: 214)

Page 5: Islam Yatahadda

Barangkali saja dalam hal ini adalah tafsiran ayat kauniyah: “Dan langit itu

Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan sesungguhnya Kami benar-benar

telah meluaskannya”.(Adz Dzariyat 47). Maksudnya, Allah Azza Wajalla telah

menjadikan langit itu luas atau dia memperluas di dalamnya , Wallahu A’lam.

2. Informasi Allah tentang Pergantian yang Cepat Antara Siang dan

Malam.

Allah Swt berfirman:

“Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat.” (Al

A’raf 54)

Maksud ayat di atas adalah bahwa siang dan malam , masing2 mengikuti

secara cepat dengan tidak terputus. Ayat tsb mengandung suatu isyarat tentang

rotasi bumi yang menyebabkan datangnya siang dan malam. Ayat ini sesuai

dengan ilmu pengetahuan modern kita. Demikian pula firman Allah Swt:

“Dia menutupkan malam kepada siang dan menutupkan siang kepada malam.” (Az Zumar 5)“Dia memasukkan malam kedalam siang dan memasukkan siang ke dalam

malam.” (Faathir 13)

“Dan Dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masingmasing beredar pada garis edarnya.” (Al Anbiya 33)

Seorang angkasawan Rusia, Gagarin setelah terbang ke angkasa sekitar

bumi mengatakan bahwa dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri pergiliran

gelap dan cahaya yang cepat dipermukaan bumi karena adanya rotasi bumi. (Al

Islam Yatahadda 213)

Page 6: Islam Yatahadda

3. Informasi Allah tentang Tiang Langit yang Tak Terlihat

Allah Swt berfirman:

“Allah lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat.” (Ar Ra’ad 2)

Ayat tersebut sesuai dengan pendapat orang dahulu bahwa dia pernah

menyaksikan alam yang besar yang berdiri tegak di angkasa raya yang terdiri dari

matahari, bulan dan planet-planet, namun dia tidak melihat satu tiang pun. Di

dalam ayat tsb orang modern mendapatkan tafsiran penyelidikannya yang

menetapkan bahwa benda2 langit berdiri tegak tanpa tiang di angkasa. Hanya saja

disana ada “tiang yang tak terlihat” yang etrcermin di dalam hukum gravitasiyaitu

yangmembantu setiapbenda tsb untuk tetap berada pada tempatnya yang telah

ditentukan. (AL Islam Yatahadda: 212)

Al Hafidzh Ibnu KatsirRahimahullah berkata dalam tafsir ayat tersebut,

“Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas, Mujahid, Hasa, dan Qotadah mengatakan

bahwa langit mempunyai tiang namun tidak terlihat.” (Tafsir Ibnu Katsir surat Ar

Ra’ad 2).

Cobalah anda perhatikan persesuaian antara tafsir lama tersebut dengan

apa yang di tetapkan oleh penemuan ilmiah modern.

4. Informasi Allah tentang Tekanan Udara

Allah Swt berfirman:

“Dan barangsiapa yang di kehendaki Allah kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit.” (Al An’am 125)

Page 7: Islam Yatahadda

Sekarang ini yang kami ketahui, gas oksigen yang amat penting untuk

bernafas dan hawa udara (secara umum) semakin jauh dari permukaan bumi

semakin berkurang. Oleh karena itu menusia akan merasakan sesak bila

naiksemakin tinggi, bahkan bias mengakibatkan pingsan. Ayat tsb mengandung

suatu dalil nubuwah dan sebagai bukti bahwa Al Qur’an berasal dari sisi Robb

langit dan bumi. Pada jaman Muhammad Saw ilmu tsb tidak dikenal, baik oleh

orang alim maupunjahil. Ilmu ini hanya diketahui setelah manusia naik ke tingkat

udara yang lebih tinggi pada jaman modern. Maha benar Allah dengan

Firmannya:

“Katakanlah:”Al Qur’an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia langit dan bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Furqan 6)

5. Informasi Allah tentang Peredaran Bumi

Allah Swt berfirman:

“Dan kamu lihat gunung- gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An Naml 88)

Demi jiwaku yang ada di tangan Nya. Ayat tersebut merupakan ayat yang

paling agung yang menunjukan kebenaran Rasulullah Saw dalam hal bahwa Al

Qur’an adalah firman Allah, bukan ucapan manusia. Seperti yang telah diketahui

sekarang ini, bumi berputar pada garis edarnya secara sempurna setiap 24 jam.

Hal ini (Wallahu’alam) sesuai dengan yang disyariatkan Allah Swt dalam ayat

diatas. Orang yang melihat ke gunung secara dekat mengira gunung tetap pada

tempatnya, tidak bergerak. Tetapi seorang antariksawan memastikan bahwa

Page 8: Islam Yatahadda

sekalipun gunung tersebut dilihatnya tetap pada tempatnya namun sebenarnya dia

berjalan seperti jalannya awan. Maha Suci Allah Yang Maha Mengetahui segala

sesuatu. Sesungguhnya Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

6. Informassi Allah tentang Fungsi Angin bagi Tumbuhan.

Allah Swt berfirman

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuhtumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpan nya.” (Al Hijr 22)

Orang2 dahulu berpendapat, kalau awan tebal maka akan turun hujan,

Namun sekarang sudah maklum. Ketebalan uap air dalam bentuk titik-titik hujan

tidak akan menimbulkan hujan sekalipun kadar kelembaban yang ada di dalam

gumpalan udara tsb mencapai 400 % kalau tidak mengandung unsur garam atau es

yang sangat kecil. Sesungguhnya anginlah berperan memindahkan unsur2 tsb

sampai apabila bertemu dengan ijin Allah di gumpalan udara yang lembab terjadi

kondensasi kemudian turun hujan. Angin juga berperan membentuk awan yang

berguruh. Angin memindahkan udara panas yang sangat lembab dari permukaan

bumi ke tingkat udara yang tertinggi yang sangat dingin. Kemudian uap air yang

dibawanya berkondensi membentuk awan yang berguruh, lalu turun hujan dengan

ijin Allah. Disamping itu angina juga memindahkan tepung2 sari dari bunga

jantan ke bunga betina, yang kemudian dengan ijin Allah menghasilkan buah.

Ilmu semacam ini bagaimana terlintas di akal orang-orang buta huruf?

7. Informasi Allah tentang Angin Pembawa Hujan

Page 9: Islam Yatahadda

Allah Swt berfirman:

“Dan Dia lah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rachmat-Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu.” (Al A’raf 57)

Ini adalah yang kita lihat sekarang melalui foto bumi dan awan yang ada

di atasnya, dan yang di siarkan pula oleh satelit buatan sehari-hari. Kemudian kita

lihat, suhu yang rendah dan awan yang dikandungnya yang ada di atas Aljazair di

ujung barat mulai bergerak menuju arah timur melalui timur afrika, lalu ke Mesir,

jazirah Arab, kemudian ke Negara Persi. Ini semua dalam rangka memberi hujan

yang telah ditakdirkan Allah Bagi daerah-daerah tersebut. Demikianlah Allah Swt

mengendalikan awan mendung. Semua ini tidak diketahui oleh orang2 terdahulu

yang ada di wilayah timur, seperti jazirah Arab, pada musim dingin langit cerah

apabila angina barat laut. Namun mendekatidaerah2 yang bersuhu rendah sampai

angina tersebut beralih menuju barat daya, langit berawan, kemudian turunlah

hujan. Angin tersebut pembawa berita gembira akan turunnya hujan. Maha Suci

Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu.

8. Informasi Allah tentang Langit Sebagai “Atap”

Allah Swt berfiman:

“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (Al Anbiya 32)

Para ilmuwan sekarang menjelaskan kepada kita bahwa udara yang

bertumpuktumpuk di atas bumi, seandainya ketinggiannya lebih rendah dari yang

ada maka berjutajuta meteor yang setiap hari terbakar di angkasa akan jatuh

Page 10: Islam Yatahadda

mengenai seluruh bagian bola bumi dan mungkin akan membakar segala sesuatu.

Namun karena langit adalah atap yang kokoh maka bumi dan segala isinya

terpelihara dari meteor-meteor tersebut.

9. Informasi Allah tentang Jarak Antar Planet

Allah Swt berfirman:

“Maka Aku bersumpah dengan letak planet-planet, sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.” Al Waqiah 75-76)

Orang2 dahulu jika melihat langit dan segala planet yang ada di dalamnya

seperti melihat lampu2, namun mereka belum mengetahui jarak masing2 antara

planet itu dan berapa besarnya planet-planet tersebut. Akalnya tidak mengetahui

berapa jarak antara planet-planet tersebut. Mereka hanya mengatakan bahwa

jaraknya mencapai batas yang hayali. Maka selayaknyalah jika Allah bersumpah

dengannya karena keagungannya (karena sangat jauhnya). Kelompok planet yang

paling dekat saja dengan kita jaraknya sekitar 700.000 tahun cahaya, padahal satu

tahun cahaya sama dengan 10.000.000.000.000 km (sepuluh Triliun km).

Abul Hasan Al Mawardi Rahimahullah berkata di dalam A’lamun

Nubuwah, “Apabila telah terbukti kemukjizatan Al Qur’an dari segi ini secara

keseluruhan, maka masingmasing layak untuk menjadi mukjizat. Kalau AL

Qur’an mencakup seluruhnya maka kemukjizatannya berarti lebih kuat, hujjah-

hujjahnya lebih jelas, dan seolah-olah seperti membelah lautan dan menghidupkan

orang mati.” (A’lamun Nubuwah: 73). Namun saya berpendapat, Al Qur’an lebih

besar dan lebih jelas dari pada itu karena Al Qur’an adalah mukjizat yang tetap

Page 11: Islam Yatahadda

ada sampai sekarang dan seterusnya, sekalipun mukjizat para Rasul yang

terdahulu telah lenyap dengan kematian mereka.

C. Implikasinya Terhadap Ilmu Pendidikan

Sejak awal kelahirannya Islam baik secara normatip filosopis maupun

aplikatif telah memberikan perhatian yang besar terhadap pentingnya sains dan

teknologi. Ayat yang pertama kali turun yaitu ayat 1-5 surat Al-alaq (96) antara

lain perintah membaca dan menulis dalam arti yang seluas-luasnya. Kata

“membaca” yang diulang sebanyak dua kali (ayat 1-3) bukan hanya berarti

membaca rangkaian huruf menjadi kata-kata, atau rangkaian kata-kata menjadi

kalimat sebagaimana yang umumnya dipahami orang kebanyakan, melainkan juga

berarti meneliti, mengobservasi, menelaah, mengklasifikasi, membandingkan,

menyimpilkan dan mengverifikasi. Semua kegiatan yang terdapat dalam arti

membaca ini merupakan kegiatan dalam rangka menghasilkan sain dan teknologi.

Selain itu, kata kerja perintah (bacalah), sebagaimana terdapat dalam surat Al-alaq

tersebut tidak memiliki maf’ul (objek). Menurut para mufasir, kata kerja perintah

(fi’il Amar) yang tidak memiliki maf’ul (objek) tersebut menunjukan bahwa yang

dibaca itu amat luas, yakni selain Al-Qur’an, juga fenomena atau ayat-ayat tuhan

yang terdapat dalam jagat raya (sunattullah) ayat-ayat Tauhan yang terdapat pada

masyarakat (ayat insaniyah), tanda-tanda zaman, dan lain sebagainya.

Demikian pula kata menulis (al-qalam) sebagaimana yang tedapat pada

ayat 4 surat al-alaq tersebut, tidak hanya berarti menulis, sebagaimana yang

umumnya dipahami, yakni menulis huruf-huruf, kata-kata atau kalimat, melainkan

Page 12: Islam Yatahadda

juga membuat rekaman, foto, gambar, menggambar, menyimpannya dalam disket,

VCD, dan lain sebagainya.semua kegiatan ini amat erat kaitannya dengan kerja

sais dan teknologi.

Selanjutnya islam juga mengajarkan bahwa dengan bantuan sain dan

teknologi seseorang akan dapat menyelsaikan dan memecahkan masalah keduiaan

dan akhirat. Karenanya setiap pekerjaan dalam Islam harus berbasis sains dan

teknologi. Pekerjaan dalam Islam harus memanfaatkan dan motivasi yang tulus

karena panggilan tuhan. Namun dalam dalam mengerjakan pekerjaan tersebut

harus memanfaatkan sains dan teknologi. Pekerjaan, bahkan ibadah dalam Islam

tidak akan diterima Tuhan jika tidak disertai ilmu pengetahuan. Pekerjaan yang

didasarkan pada iman dan ilmu  pengetahuan itu lah yang memiliki nilai disisi

tuhan.

Selanjutnya, Al-Qur’an mengunakan kata ilmu dalam berbagai bentuk dan

artinya  sebanyak 854 kali, dengan arti antara lain sebagai “Proses pencapaian

pengetahuan dan objek pengetahuan (QS Al-baqarah [2]: 31-32). Pembicaraan

tentang ilmu mengantarkan kita kepada pembicaraan tentang sumber-sumber ilmu

disamping klasifikasi dan ragam disiplinnya.

Namun demikian, harus diingat bahwa membahas antara Al-Qur’an dan

ilmu pengetahuan bukan dengan melihat, misalnya adakah teori relativitas atau

komsep tentang angkasa luar; atau adakah ilmu komputer tercantum dalam Al-

Qur’an; tetapi yang lebih utama adalah melihat adakah jiwa ayat-ayatnya

menghalangi ilmu pengetahuan atau sebaliknya, serta adakah ayat Al-Qur’an yang

bertentangan dengan penemuan ilmiah yang telah mapan? Dengan kata lain,

Page 13: Islam Yatahadda

meletakannya pada sisi “social psycology” (psikologi sosial) bukan pada sisi

“history of scientific progress” (sejarah perkembangan ilmu pengetahuan).

Anggaplah bahawa setiap ayat dari 6.226 ayat yang tercantum dalam Al-

Qur’an(menurut perhitungan ulama kufah) mengandung suatu teori ilmiah ,

kemudian apa hasilnya? Apakah keuntungan dengan mengetahuai teori-teori

tersebut bila masyarakat tidak diberi “hidayah” atau petunjuk guna kemajuan ilmu

pengetahuan atau menyingkirkan hal-hal yang dapat menghambatnya?

Sejarah membuktikan bahwa Galileo, ketika mengungkapkan penemuannya

bahwa bumi ini beredar, tidak mendapat counter (penolakan) dari suatu lembaga

ilmiah . tetapi masyarakat tempat ia hidup malah memberikan tantangan

kepadanya atas dasar-dasar kepercayaan dogma, sehingga akhirnya menjadi

korban tantangan tesebut atau korban penemuannya sendiri. Hal ini adalah akibat

dari belum terwujudnya syarat-syarat sosial dan psikologis yang diebutkan diatas.

Dari segi inilah kita dapat menilai hubugan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan.

Salah satu faktor terpenting yang dapat menghalangi perkembangan ilmu

pengetahuan terdapat dalam diri manusia sendiri. Para psikolog menerangkan

bahwa tahap-tahap perkembangan kejiwaan dan alam fikiran manusia dalam

menilai suatu ide umumnya melalui tiga fase. Fase pertama, menilai baik

buruknya suatu ide dengan ukuran yang mempunyai hubungan dengan alam

kebendaan (materi) atau berdasarkan pada pancaindera yang timbul dari

kebutuhan-kebutuhan primer. Fase kedua, menilai idfe tersebut dari penjelmaan

diri pribadi seseorang. Ia menjadi baik, bila tokoh A yang melakukan atau

menyatakannya baik, dan menjadi buruk bila dinyatakannya buruk. Fase ketiga,

Page 14: Islam Yatahadda

(fase kedewasaan) adalah suatu penilaian tentang ide yang didasarkan atas nilai-

nilai yang terdapat pada unsur-unsur itu sendiri, tanpa terpengaruh oleh faktor-

faktor eksternal yang menguatkan atau melemahkannya (materi dan pribadi). Hal

ini sejalan dengan pernyataan Rasulullah SAW. Lihatlah apa yang dikatakan , dan

jangan lihat orang yang mengatakannya. (HR Abu Hurairah). Dengan demikian,

secara normatif, (berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah), bahwa ajaran Islam

memiliki tingkat berfikir yang sangat dewasa yang selanjutnua menjadi salah satu

syarat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya, secara historis umat Islam selain sangat berjasa dalam

menyelamatkan ilmu pengetahuan dari kepunahan sebagai akibat dari

pertentangan politik dan ideologis, juga telah memberikan sumbangan yang besar,

baru, dan orisinal dalam bidang ilmu pengetahuan. Sejarah mencatat bahwa

pengetahuan pernah berkembang di Yunani, Romawi, Cina, India dan Persia.

Namun, ilmu pengetahuan tersebut, pada saat Islam datang, sedang berada

diambang kehancuran. Umat Islam lah yang menyelamatkan warisan ilmu

pengetahuan tersebut, dengan cara menumbuhkan kembali semangat dan jiwa

meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan, serta memberikan apresiasi dan

penghargaan yang tinggi bagi orang yang melakukannya. Apresiasi yang

diberikan Islam ini merata diseluruh wilayah kekuasaan Islam pada masa itu,

seperti di Baghdad (Irak), Cardova (Spanyol), Mesir, Persia (Iran sekarang) dan

sebagainya. Beberapa khalifah berusaha memberikan dukungan dan fasilitas yang

cukup besar bagi kegiatan tersebut. Berbagai warisan ilmu pengetahuan tersebut

telah diolah, disegarkan, didialektikan, dan diberikan spirit dan jiwa sesuai dengan

Page 15: Islam Yatahadda

karakter ajaran Islam yang memadukan antara iman, ilmu dan amal, material dan

spiritual; transedenental dan profan; kebutuhan individu dan masyarakat,

keterbukaan, objektivitas, berbasis riset dan penalaran, dan seterusnya. Melalui

proses ini umat Islam berhasil memelihara, menumbuhkan dan mengembangkan,

menciptakan dan menemukan temuan-temuan yang baru yang bukan hanya dalam

bidang ilmu agama Islam seperti tafsir, hadis, fikih, kalam, filsafat dan tasawuf,

melainkan juga dalam bidang matematika, fisika, kimia, biologi, pertanian,

astronomi, kedokteran, dan sebagainya. Berbagai hasil usaha dan nkerja keras

umat Islam masa lalu hingga saat ini masih dapat dijumpai dengan mudah

diberbagai belahan dunia, yaitu pada berbagai perpustakaan Universitas, pusat-

pusat riset, kajian dan sebagainya.

Dengan mengemukakan informasi normatif dan historis tersebut diatas,

kiranya dapat dikatakan, bahwa umat Islam bukanlah penghambat perkembangan

ilmu pengetahuan, malah justru sebaliknya sebagai penggagas, pelopor, pioner,

pengembang, penemu, dan sekaigus pengguna ilmu pengetahuan. Melalui proses

ini umat Islam tampil sebagai pengawal jalan sejarah dan peradaban umat manusia

selama kurun waktu lebih dari tujuh abad (mulai dari abad ke 7 s.d 13 masehi).

Spanyol (Andalus) pada masa itu tak ubahnya seperti America Serikat pada zaman

sekarang. Demikian pula Baghdad pada masa itu tak ubahnya seperti Jerman dan

Itali; dan Mesir pada masa itu tak ubahnya seperti Jepang dimasa sekarang.

            Mulai abad ke 14, ilmu pengetahuan tersebut terlepas dari gemgaman umat

Islamdengan segala akibatnya berupa keterbelakangan dalam bidang politik,

ekonomi, kebudayaan, sosial, dan lain sebagainya.dan mulai abad ke- 20 timbul

Page 16: Islam Yatahadda

kembali kesadaran dari sebagian kecil umat Islam untuk merebut kembali

kejayaaan Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dengan jalan selain mengambil

alih ilmu pengetahuan Islam yang telah diambil oleh Erofa dan barat dengan cara

terlebih dahulu di Islam-kan, juga dengan cara menumbuhkan kreativitas dan

pradigma baru dalam ilmu pengetahuan sesuai dengan ajaran Islam. Berbagai

studi dan kajian tentang sebab-sebab kemerosotan umat Islam dalam bidang ilmu

pengetahuan masih terus dikaji hingga sekarang. Hasilnya antara lain, karena

umat islam lebih berorientasi pada akhirat, agama, moral, akhlak, tasawuf, dan

hati nurani tanpa mengimbanginya dengan orientasi keduniaan, ilmu pengetahuan,

keberanian berijtihad, dan menggunakan akal fikiran. Sebab lainnya, karena sikap

aprirori dan buruk sangka terhadap segala sesuatu yang berasal dari asing

(khususnya dari Erofa dan Barat) , karena Erofa dan Barat pernah menjajah umat

Islam. Sebab lainnya, adalah mereka tidak mau peduli terhadap berbagai problema

yang dihadapi masyarakat.

Pemahaman terhadap ayat-ayat al Qur'an dalam hubungannya dengan

pengembangan ilmu pengetahuan tersebut amat erat kaitannya dengan kegiatan

pendidikan. Keterkaitan ini dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:

1. Tujuan dari pendidikan adalah mengubah sikap mental dan perilaku tertentu

yang dalam konteks Islam adalah agar menjadi sorang muslim yang terbina

seluruh potensi dirinya sehingga dapat melaksanakan fungsinya sebagai

khalifah dalam rangka beribadah kepada Allah, namun dalam proses menuju ke

arah tersebut diperlukan adanya upaya pengajaran. Dengan kata lain

pengajaran adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan.

Page 17: Islam Yatahadda

2. Bahwa dalam kegiatan pengajaran tersebut, seorang guru mau tidak mau harus

mengajarkan ilmu pengetahuan, karena dalam ilmu pengetahuan itulah akan

dijumpai berbagai informasi, teori, rumus, konsep-konsep dan sebagainya yang

diperlukan untuk untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Dari proses

pengajaran yang demikian akan terciptanya pemahaman, penghayatan, dan

pengalaman.

3. Bahwa melalui pendidikan diharapkan pula lahir manusia yang kreatif,

sanggup berfikir sendiri, walaupun kesimpulannya lain dari yang lain, sanggup

mengadakan penelitian, penemuan dan seterusnya. Sikap yang demikian itu

sangat dianjurkan dalam al Qur'an.

4. Bahwa dalam pelaksanaan pendidikan harus mempertimbangkan prinsip

pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan petunjuk al Qur'an. Yaitu

mengembangkan ilmu pengetahuan yang ditujukan bukan semata-mata untuk

pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, melainkan untuk membawa

manusia semakin mampu menangkap hikmah di balik ilmu pengetahuan, yaitu

rahasia keagungan Allah SWT. Maka ilmu pengetahuan tersebut akan

memperkokoh akidah, meningkatkan ibadah, dan akhlak mulia.

5. Pengajaran berbagai ilmu pengetahuan dalam proses pendidikan yang sesuai

dengan ajaran al Qur'an, akan menjauhkan manusia dari sikap takabur, sekuler,

dan ateistik, sebagaimana yang dijumpai pada pengembangan ilmu

pengetahuan di Barat.

6. Pendidikan harus mampu mendorong anak didik agar mencitai ilmu

pengetahuan, yang terlihat dari ciptaannya semangat dan etos keilmuan yang

Page 18: Islam Yatahadda

tinggi, memelihara, menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang

dimilikinya, bersedia mengajarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya itu

untuk kepetingan dirinya, agama, bangsa, dan negara

Wallahu A’lam