isi_lktm suramadu

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proyek jembatan Suramadu, yang menghubungkan antara Surabaya dan Madura telah selesai. Dengan selesainya proyek tersebut, maka tidak bisa dielakkan bahwa terbangunnya jembatan tersebut akan berdampak terhadap peradaban di Madura. Maka dari itu, setidaknya dampak yang akan timbal tidak berarti dampak negatif, melainkan dampak positip yang ada. Madura selama ini dikenal sebagai daerah yang ketinggalan diantara 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Pertumbuhan ekonomi di Pulau Garam selalu dibawah rata- rata (Detik Surabaya, 2009). Keberadaan Jembatan Suramadu diharapkan mengubah kondisi perekonomian Madura menjadi meningkat begitupula dengan pendidikan masyarakat di kawasan tersebut. Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit, dan bisa bersaing dengan daerah-daerah lain. Ditinjau dari segi ekonomi, Madura akan tambah berkembang pasca beroperasinya jembatan Suramadu, akan banyak para investor yang akan membangun dan membuka

Upload: m-nur-wahid-abdulloh

Post on 14-Jun-2015

871 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISI_LKTM Suramadu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proyek jembatan Suramadu, yang menghubungkan antara Surabaya dan Madura

telah selesai. Dengan selesainya proyek tersebut, maka tidak bisa dielakkan bahwa

terbangunnya jembatan tersebut akan berdampak terhadap peradaban di Madura.

Maka dari itu, setidaknya dampak yang akan timbal tidak berarti dampak negatif,

melainkan dampak positip yang ada.

Madura selama ini dikenal sebagai daerah yang ketinggalan diantara 38

kabupaten/kota di Jawa Timur. Pertumbuhan ekonomi di Pulau Garam selalu

dibawah rata-rata (Detik Surabaya, 2009). Keberadaan Jembatan Suramadu

diharapkan mengubah kondisi perekonomian Madura menjadi meningkat

begitupula dengan pendidikan masyarakat di kawasan tersebut. Jembatan

Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan

darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi

yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit, dan

bisa bersaing dengan daerah-daerah lain.

Ditinjau dari segi ekonomi, Madura akan tambah berkembang pasca

beroperasinya jembatan Suramadu, akan banyak para investor yang akan

membangun dan membuka usaha disana. Maka dari itu, masyarakat Madura harus

pintar-pintar membaca peluang ekonomi terkait adanya jembatan Suramadu ini.

Setidaknya masyarakat Madura tidak menjadi penonton ditengah industrialisasi.

Ekonomi akan meningkat jika pemerintah bisa menarik investor untuk membuka

lapangan pekerjaan dan juga lahan usaha yang sesuai dengan masyarakat lokal.

Industri garam yang saat ini sudah ada di Madura juga harus dikembangkan.

Sektor ini sudah sesuai dengan kondisi masyarakat di sana. Akan tetapi sektor lain

juga tetap dikembangkan oleh pemerintah. Dengan adanya industrialisasi tersebut,

pemerintah harus tetap memahami budaya setempat. Madura selama ini dikenal

dengan tingkat pendidikan yang masih rendah. Maka ketika industri dibuka dan

Page 2: ISI_LKTM Suramadu

dibangun maka yang menjadi pekerja adalah warga luar Madura. Hal ini bisa

menimbulkan persoalan, sehingga perlu diantisipasi sejak dini. Bukan hanya

pilihan investasi tapi juga harus memikirkan kebijakan yang berpihak pada

masyarakat. Ekonomi di Madura akan bisa sejajar dengan daerah lain dalam

jangka waktu 10-20 tahun (Detik Surabaya, 2009).

Adanya jembatan Suramadu, maka perubahahan akan banyak bergeser pada dunia

industri. Sehingga akan menghadirkan lapangan pekerjaan yang baru bagi

masyarkat Madura. Masyarakat Madura yang mayoritas petani sedikit banyak

akan ada yang beralih profesi. Warga yang mempunyai modal akan melirik

mempersiapkan diri untuk berbisnis. Oleh karena itu, menjadi penting untuk

membekali masyarakat Madura mengenai pengetahuan pendidikan bisnis. Dengan

hal tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat dalam sebuah karya tulis yang

berjudul pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan bisnis dalam

mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka masalah yang diangkat dalam karya

tulis ini adalah :

1. Bagaimana potensi sumber daya manusia di Madura?

2. Bagaimana dampak pasca-beroperasinya jembatan Suramadu bagi mayarakat

Madura?

3. Bagaimana cara mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu melalui

pendidikan bisnis?

4. Bagaimana penerapan pendidikan bisnis untuk masyarakat Madura?

C. Tujuan Penulisan

Secara umum, tujuan penulisan karya tulis ini adalah :

1. Untuk memaparkan bagaimana potensi sumber daya manusia di Madura.

2. Untuk memaparkan bagaimana dampak pasca-beroperasinya jembatan

Suramadu bagi mayarakat Madura.

Page 3: ISI_LKTM Suramadu

3. Untuk memaparkan bagaimana cara mengatasi dampak beroperasinya

jembatan Suramadu melalui pendidikan bisnis.

4. Untuk menjelaskan bagaimana penerapan pendidikan bisnis untuk masyarakat

Madura.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari karya tulis ini adalah :

1. Bagi Masyarakat Madura

Memberikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan bisnis dalam

mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu.

2. Bagi Pemerintah

Memberikan dukungan kepada masyarakat Madura untuk membantu

mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu melalui pendidikan

bisnis.

Page 4: ISI_LKTM Suramadu

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Jembatan Suramadu

Jembatan Suramadu adalah jembatan terpanjang di Indonesia saat ini, yang

menjadikannya salah satu landmark dan ikon Indonesia, khususnya masyarakat

Jawa Timur. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Rabu, 10 Juni 2009. Jembatan Suramadu memiliki panjang 5.438 m dan

menghubungkan pulau Jawa (di Surabaya) dan pulau Madura (di Bangkalan)

(Wikipedia.org, 2009).

Jembatan suramadu adalah buah pikiran Profesor Sedyatmo di tahun 1960-an.

Perencanaan dan pengembangan jembataan ini dimulai dari tahun 1965 namun

sempat tertunda oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia menjelang akhir

millenium, di tahun 1997. Dengan membaiknya keadaan ekonomi, Presiden

Megawati Soekarnoputri, melalui Keputusan Presiden Nomor 79 tanggal 27

Oktober 2003, menyatakan pembangunan jembatan Suramadu dapat dilanjutkan

kembali (Suramadu.com, 2009).

Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di pulau

Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif

tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Jembatan Suramadu terdiri

dari 3 bagian yaitu Jalan layang (causeway), Jembatan penghubung (approach

bridge) dan Jembatan utama (main bridge). Perkiraan biaya pembangunan

jembatan ini adalah Rp. 4,5 trilyun. Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga

sisi, baik sisi Madura maupun sisi Surabaya. Sementara secara bersamaan juga

dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan

approach bridge (Wikipedia.org, 2009).

Selama ini, Madura tertinggal jauh dibanding Surabaya. Dengan jumlah penduduk

sekitar 3,5 juta orang, jumlah uang berputar di Surabaya sekitar Rp 180 triliun per

tahun, sementara Madura dengan sekitar 4 juta penduduk, perputaran uang hanya

Page 5: ISI_LKTM Suramadu

Rp 25-30 triliun per tahun. Perdapatan per kapita Jawa Timur sekitar Rp 40 juta

per tahun, sementara Madura hanya sekitar Rp 7 juta per tahun (Timothy, 2009).

Jembatan Suramadu merupakan terpanjang di Indonesia yakni sekitar 5,4

kilometer dibangun dengan biaya kontruksi Rp4,528 triliun sumebr dana dari

APBN/APBD dan pinjaman bilateral dari China (Roll News, 2009).

Latar belakang ide membangun jembatan Suramadu yaitu berasal dari Prof Dr

Sedyatmo (almarhum) yang mengusulkan pembangunan jembatan yang

menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Tindak lanjutnya pada tahun

1965 dibuat uji coba desain jembatan Sumatera-Jawa (Jembatan Selat Sunda)

yang dibuat di ITB Bandung. Ide pembangunan jembatan yang menghubungkan

antarpulau di Indonesia itu hidup kembali pada Februari 1986. Pada waktu itu,

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bertemu dengan delegasi

dari perusahaan perdagangan Jepang. Delegasi Jepang menyatakan positif untuk

kerja sama dalam proyek hubungan langsung Jawa-Sumatera-Bali (Rohim, 2009)

Pada bulan Juni 1986, Presiden Soeharto menunjuk Menteri Negara Riset dan

Teknologi/Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) BJ

Habibie. Proyek ini diberi nama Tri Nusa Bima Sakti. Walaupun ide

pembangunan jembatan Suramadu ada sejak era rezim Orba Soeharto, tapi saat itu

ide masih sebatas gagasan di tingkat kajian teknis, sosiologis, dan kultural. Belum

ada langkah aksi bersifat teknis dan operasional untuk membangun jembatan

Suramadu. Baru pada bulan Agustus 2003, Presiden Megawati Soekarnoputri

mencanangkan pembangunan jembatan ini. Di era pemerintahan BJ Habibie dan

Gus Dur ide pembangunan jembatan Suramadu terus mendapat perhatian. Tapi,

hal itu tak bisa direalisasikan, karena Gus Dur turun dari tampuk kekuasaan di

tengah jalan pada tahun 2001 dan masa jabatan kepresidenan BJ Habibie sangat

pendek (19 bulan).

Page 6: ISI_LKTM Suramadu

B. Pendidikan Bisnis

Bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan

pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga

penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat

merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis

yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat

merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan

yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas

penyedia barang dan jasa.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta,

bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para

pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai

dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua

bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan

meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang

bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat (idonBIU, 2009).

Pendikan merupakan tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh

terhadap perkembangan pikiran, karakter dan kemampuan fisik individu.

Pendidikan juga didefinisiakan sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Suyanto, 2009).

Proses pendidikan tidak lepas dengan peroses pembelajaran. Pembelajaran adalah

suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi belajar siswa (Gagne

dan Briggs, 1974). Dari batasan ini tampak bahwa proses dalam belajar dan

pembelajaran sasaran utamanya adalah pada proses belajar sasaran didik atau

siswa. Demikian juga dalam Quantum Learning, maupun Revolusi Cara Belajar,

dalam pendidikan harus mengutamakan belajar siswa secara aktif. Degeng (2001)

Page 7: ISI_LKTM Suramadu

juga mengatakan bahwa sasaran pendidikan adalah belajar siswa, bukan semata-

mata pada hasil belajar siswa.

Pendidikan bisnis merupakan kemampuan menjalankan usaha (bisnis) untuk

dijadikan arah/pedoman dalam menyelenggarakan pendidikan bisnis itu sendiri,

sehingga terdapat kegunaan yang akan diperoleh dan tidak hanya dalam bentuk

ilmu pengetahuan atau keterampilan menjalankan usaha (bisnis) saja, akan tetapi

juga dalam bentuk lainnya, tergantung dari upaya yang mengarah ke tujuan

tersebut (Dani, 2007).

Proses pembelajaran dalam pendidikan bisnis harus diarahkan kepada

pemanfaatan pengetahuan dan kemampuan untuk bekal hidup sasaran didik di

tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk itu proses

pembelajaran harus memperhatikan keseimbangan faktor bawaan (minat,

motivasi, bakat) dan faktor lingkungan (masyarakat dan pendidikan). Lebih lanjut

Scharg dan Poland (1987), mengatakan bahwa pendidikan Bisnis menyiapkan

siswa untuk masuk dalam pekerjaan bisnis secara mahir, yang sama pentingnya,

menyiapkan siswa untuk memimpin persaingan binis yang mereka miliki, dan

sebagai konsumer yang pandai serta sebagai warga negara yang pandai dalam

ilmu ekonomi bisnis.

Dalam kaitannya dengan menyiapkan siswa sebagai pelaku bisnis, tidak lepas

dengan penciptaan wirausahawan. Schumpeter, sebagaimana dikutip Bygrave

(1996) dalam Entrepreneurship, mengatakan seorang wirausahawan adalah

individu yang memperoleh peluang dan menciptakan organisasi untuk

mengejarnya (mengejar peluang). Sedang Drucker (1996), mengatakan bahwa

wirausaha selalu mencari perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya

sebagai peluang. Oleh karena itu, dapatlah kita katakan bahwa seorang

entrepeneur adalah pribadi yang mencintai perubahan, karena dalam perubahan

tersebut peluang selalu ada. Ia akan selalu mengejar peluang tersebut dengan cara

menyusun suatu organisasi. Sebagai suatu proses kewirausahaan menyangkut

Page 8: ISI_LKTM Suramadu

segala fungsi, aktivitas, dan tidakan yang berhubungan dengan perolehan peluang

dan penciptaan organisasi untuk mengejarnya (Bygrave, 1996).

Menurut Scharg et. al. (1987) wirausahawan merupakan hasil belajar. Meskipun

jiwa wirausahawan mungkin juga diperoleh sejak lahir sebagai bakat, namun jika

tidak diasah melalui belajar dan dimotivasi dalam proses pembelajaran, mungkin

laksana pisau yang tumpul. Untuk mempertajam minat dan kemampuan

wirausahawan perlu ditumbuh-kembangkan memalui proses belajar dan

pembelajaran. Di sinilah letak dan pentingnya pendidikan wirausahawan dalam

pendidikan bisnis.

Sejak awal abad 19 Schumpeter (Budiono, 1999; Jinghan, 1999; Todaro, 1997)

dalam teori pertumbuhan ekonominya telah mengatakan, bahwa di samping stok

kapital dan teknologi telah membawa pertumbuhan ekonomi, satu hal lain yang

tidak kalah penting adalah wirausahawan. Ia berpendapat, bahwa di dunia telah

muncul pioner-pioner pertumbuhan ekonomi, yang dengan keahlian dan

kreativitasnya pertumbuhan ekonomi telah berkembang, yakni wirausahawan.

Banyak bermunculan wirausahawan kelas dunia telah lahir, yang dapat melakukan

perubahan tatanan perekonomian dunia. Selanjutnya ia berpendapat bahwa di

negara sedang berkembang umumnya kekurangan tenaga wirausahawan (Jinghan,

1999; Todaro 1997).

Sebagai negara sedang berkembang, Indonesia termasuk masih kekurangan

wirausahawan. Hal ini dapat dipahami, kerena kondisi pendidikan di Indonesia

masih belum menunjang kebutuhan pembangunan sektor ekonomi. Di satu sisi

institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan

wirausahawan. Di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang tidak dapat

mendorong semangat kerja masyarakat, misalkan kebijakan harga maksimum

beras, maupun subsidi yang berlebihan yang tidak mendidik perilaku ekonomi

masyarakat .

Page 9: ISI_LKTM Suramadu

C. Dampak pasca beropersasinya jembatan suramadu

Ada empat faktor yang bisa ditilik atas keberadaan infrastruktur hasil kerja sama

antara kontraktor Indonesia dan China itu, yaitu : (1) dilihat dari faktor lamanya

realisasi megaproyek yang digagas sejak 1960-an tersebut. Itu pun setelah 7 tahun

digarap, yakni sejak 2002, baru kini bisa dinikmati, (2) sisi teknologi dan dana,

jembatan Suramadu memiliki teknologi tinggi yang relatif belum pernah

digunakan di Indonesia, (3) sisi sosio kultural. Dengan beroperasinya jembatan itu

akan menjadi titik tolak proses modernisasi seta industrialisasi (4) terkait akan

terjadinya persaingan antara Jembatan Suramadu, yang dioperasikan sebagai jalan

tol dengan tarif relatif murah, dengan jasa kapal penyeberangan Ujung

(Surabaya)-Kamal (Bangkalan, Madura), di mana kapal feri berjenis roll on roll

off (ro-ro) telah menjadi tumpuan transportasi masyarakat di Jawa Timur dan

Madura sejak 1970-an (Jobs, 2009).

Selesainya proyek Suramadu, tidak bisa dielakkan bahwa terbangunnya jembatan

tersebut akan berdampak terhadap peradaban di Madura. Hal yang sangat

terancam pasca beroperasinya jembatan Suramadu ini, diantaranya : (1) akhlak

masyarakat Madura itu sendiri, (2) budaya khas Madura, seperti, budaya sapi

sonok (sapi yang didandani seindah mungkin dan dibuat jinak (toro’ ocak)

terhadap tuannya), Budaya ini sangat menarik ditonton dan patut dilestarikan, (3)

perubahan akan banyak bergeser pada dunia industri, sehingga akan

menghadirkan lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarkat Madura, khususnya

bangkalan (Basith, 2009).

Ditinjau dari segi Ekonomi dan teknologi Industri , pembangunan pabrik-pabrik

Industri atau proses industrilisasi di pulau Madura semakin berkembang dan

meningkat. Setiap orang asing  atau orang dari luar pulau Madura akan lebih

mudah berlalu lalang memasuki pulau Garam tersebut. Proses Industrilisasi dan

pembangunan objek-objek wisata akan semakin ditingkatkan dan berkembang.

Dampaknya budaya-budaya prostitusi (pelacuran) akan mudah memasuki pulau

tersebut dengan seiring terhubungnya pulau Jawa dan Madura melalui jembatan

Suramadu. Selain itu, proses masuknya budaya-budaya Barat semakin meningkat

Page 10: ISI_LKTM Suramadu

melalui kunjungan-kunjungan wisatawan asing dari mancanegara, sehingga terjadi

percampuran dan benturan budaya orang Madura yang agamis dengan budaya

Barat yang liberal dan bebas. Akibatnya nilai-nilai budaya ISlam dan norma-

norma kesusilaan  atau akhlaqul-Karimah mengalami degradasi atau penurunan

dalam pengamalannya. Terjadinya degradasi moralitas mengarah kepada

perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih konsumtif dan materialistik di

daerah-daerah industri dan objek-objek wisata di pulau Madura (Husein, 2009).

Jembatan Suramadu diharapkan dapat menjembatani percepatan pembangunan

yang ada di Pulau Madura dalam segala bidang. Karena kesan selama ini Pulau

Garam adalah pulau yang lamban membangun, monoton, dan terisolir. Harapan

akan adanya jembatan Suramadu adalah, menjadikan mobilitas yang tinggi dalam

semua sektor pembangunan, termasuk industrialisasi, sosial ekonomi, dan

pendidikan. Kekhawatiran akan dampak yang diluar jalur terhadap masyarakat

Madura yang berbudaya dan agamis itulah yang paling banyak menyedot

perhatian dan konsentrasi oleh para tokoh di Madura (Ramadhani, 2008).

Dalam dunia pendidikan, jembatan Suramadu seolah menjadi magnet dan tolak

ukur semua lembaga pendidikan untuk betul-betul melakukan perubahan,

terutama masalah peningkatan mutu pendidikan. Kesiapan itulah yang sedang

ditata oleh sejumlah institusi yang ingin betul-betul meningkatkan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang ada di Madura. Salah satu upaya yang dilakukan adalah,

bagaimana menyambut modernisasi pendidikan dan membuatnya bisa

berdampingan seiring sejalan dengan budaya lokal madura (Ramadhani, 2008).

Keberadaan jembatan Suramadu diharapkan lambat laun akan mengubah isolasi

Pulau Madura yang selama ini mempunyai kultur keras. Dengan akulturasi

budaya itu, Pulau Madura lebih cepat berkembang seiring dengan perkembangan

ekonomi yang terjadi di Surabaya pada khususnya dan Pulau Jawa pada

umumnya. Sehingga pertumbuhan ekonomi Jatim tak hanya terjadi dan dinikmati

warganya di kawasan Pantura dari Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik,

Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, hingga Mojokerto (Ainur, 2009).

Page 11: ISI_LKTM Suramadu

D. Masyarakat Madura

Madura merupakan pulau yang terpecah belah, Yang tampak ialah Gunung Geger

di daerah Bangkalan dan Gunung Pajudan didaerah Sumenep pada zaman

kerajaan yang bernama sangyangtunggal. Letaknya yang berada di sebelah utara

Pulau Jawa, Madura atau lebih dikenal dengan pulau garam, mempunyai

masyarakat sendiri, dalam arti, mempunyai corak, karakter dan sifat yang berbeda

dengan masyarakat jawa. Masyarakatnya yang santun, membuat masyarakat

Madura disegani, dihormati bahkan “ditakuti” oleh masyarakat yang lain (Madura,

2009).

Madura adalah pulau kecil yang kaya sumber daya alam dan kultur. Garam,

tembakau, dan perikanan menjadi lahan menyambung hidup bagi masyarakat.

Kerapan sapi menjadi simbol tradisi yang tiada-duanya. Masyarakat Madura

tergolong pada masyarakat maritim. Tekun dan ulet menjadi watak umum bagi

mayoritas penduduk pulau ini (Abdillah, 2009)

Sumber daya alam yang terpendam di pulau madura sebenarnya sangat banyak,

mulai dari hasil laut, pertanian, hutan, perkebunan dan perdagangan. Tidak jarang

banyak orang Madura yang sukses di daerahnya sendiri dengan memanfaatkan

sumber daya alam yang ada.

Dari hasil laut saja, banyak sumber alam yang belum dimanfaatkan oleh

masyarakatnya sendiri, seperti udang, kepiting, cumi-cumi, rumput laut, teripang,

dll. Mereka lebih memberikan kekayaan alam ini pada taipan dan konglomerat di

luar pulau Madura. Sehingga hasil yang diperoleh oleh masyarakat pribumi tidak

maksimal. Padahal hasil laut seperti diatas, merupakan hasil laut favorite untuk

Negara maju, Jepang contohnya.

Potensi Madura yang besar di sektor perkebunan adalah tembakau dan sumber

daya alam seperti minyak gas. Pemanfaatan lahan untuk wilayah industri akan

terjadi, karena di Surabaya sangat padat dan harganya mahal sehingga kalau

Page 12: ISI_LKTM Suramadu

dibentuk daerah kawasan industri sudah sulit. Sehingga perkembangan industri itu

bisa mengalir ke Madura dengan terbentuk kawasan industri (Roll News, 2009).

Melihat budaya Madura yang sangat kental dengan budaya pesantrennya—

terutama Bangkalan yang memang dikenal dengan Kota Pesantren dan Pamekasan

yang dikenal dengan Kota Pendidikan di Madura —maka, kayakya hal negatif

sulit untuk teraba. Namun, semua sesuatu bisa terjadi tanpa di duga—termasuk

hal yang tidak diharapkan masyarakat Madura setelah rampungnya jembatan

Suramadu.

Masyarakat yang terkenal dengan semboyan “bupap-babu’-guru-rato”. Semboyan

ini menujukkan bahwa masyarkat madura akan tunduk pertama kepada kedua

orang tua-guru (kiai)-baru terakhir pemimpin (rato) (Basith, 2009).

Secara kultural orang Madura mempunyai kewajiban untuk tetap menjaga dan

memelihara ikatan kekerabatan di antara sanak keluarganya di mana pun mereka

berada lebih-lebih di perantauan. Hal ini demi menjaga agar setiap dan sesama

anggota keluarga tidak akan kaelangan obur artinya tidak akan berada dalam

suasana kegelapan sehingga tidak tahu lagi siapa sanak keluarga atau kerabatnya.

Tersebarnya para perantau Madura di berbagai daerah di Indonesia dalam suasana

kehidupan yang rukun dan penuh kedamaian dengan penduduk setempat dalam

kurun waktu beberapa generasi membuktikan bahwa proses adaptasi dan integrasi

sosial orang Madura di perantauan cukup berhasil.

Kewajiban kultural tersebut semakin mendapat penguatan oleh luasnya cakupan

wilayah kerabat (taretan) dalam kehidupan masyarakat Madura. Konsep kerabat

atau sanak keluarga (taretan) pada masyarakat Madura selain mengacu pada

hubungan genealogis juga mengacu pada hubungan perkawinan (taretan ereng).

Yang perlu dipahami bahwa bagi masyarakat Madura konsep kerabat mencakup

sampai empat keturunan dari ego baik ke atas maupun ke bawah (ascending and

descending generations).

Page 13: ISI_LKTM Suramadu

Semua kerabat ini dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu taretan dalem (kerabat

inti atau core kin), taretan semma’ (kerabat dekat atau close kin) dan taretan jau

(kerabat jauh atau peripheral kin). Masing-masing kategori mempunyai tingkatan

kedekatan atau keakraban yang berbeda: kategori pertama sangat dekat atau akrab,

kemudian menjadi lebih longgar pada kategori-kategori berikutnya. Di luar ketiga

kategori ini barulah disebut sebagai oreng lowar (orang luar atau “bukan

saudara”).

Page 14: ISI_LKTM Suramadu

BAB III

METODE PENULISAN

A. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan analisis didapat dari:

1. Studi Pustaka ( library research )

Studi pustaka digunakan sebagai landasan teori dan pijakan penulis dalam

menganalisis masalah yang dikaji. Studi pustaka didapatkan dari teori dan

pendapat para ahli berupa pustaka cetak antara lain, dari buku, jurnal, skripsi,

surat kabar maupun hasil penelitian yang memiliki relevansi dengan

permasalahan yang dikaji serta dari media elektronik (data-data internet).

2. Pengamatan fenomena

Hasil pengamatan terhadap fenomena yang terjadi digunakan sebagai titik

tolak terhadap pembahasan suatu masalah, dan mencari masalah mana yang

paling penting sehingga layak untuk diangkat.

B. Metode Pengolahan Data

Penulisan karya tulis ini adalah dengan mengolah dan menulis semua data yang

diperoleh secara runtut dan sistematis menurut pedoman Lomba Karya Tulis

Mahasiswa (LKTM) tahun 2009 tentang dampak sosial, ekonomi, politik dan

ekologi beroperasinya jembatan Suramadu. Dalam upaya memperkuat

pemahaman terhadap permasalahan yang dikaji, penulisan karya tulis ini juga

didukung dengan data yang berasal dari diskusi, wawancara dan observasi.

C. Metode Analisis dan Sintesis

Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskriptif analitik,

yaitu menganalisis permasalahan yang ada dari hasil pengamatan atau identifikasi

dan studi kepustakaan tentang permasalahan serta hubungan antara masalah

tersebut yang didasarkan pada suatu teori atau konsep keilmuan yang relevan.

Kegiatan analisis dalam karya tulis ini meliputi mengerjakan data, menatanya,

membagi menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, melakukan sintesis, mencari

Page 15: ISI_LKTM Suramadu

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, selanjutnya

memutuskan apa yang dilakukan.

Analisis dan sintesis ini berusaha mengamati fenomena yang terjadi dipandang

dari segi teoritis dan praktis. Untuk itu, telaah kritis dapat diterapkan sebagai alat

bantu penelusuran makna kalimat dalam teks tersebut.

D . Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan yang

konsisten dengan analisis permasalahan. Kesimpulan yang diperoleh disesuaikan

dengan pembahasan dalam karya tulis.

E. Perumusan Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka penulis menyampaikan

rekomendasi berupa kemungkinan atau prediksi transfer gagasan. Penulis

menyarankan atau merekomendasikan kepada sekolah dan pendidik, orang tua,

masyarakat, dan pemerintah untuk bersama-sama mengatasi permasalahan free-

sex pada remaja yang melanda negeri ini.

Page 16: ISI_LKTM Suramadu

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

A. Analisis

Keberadaan Jembatan Suramadu diyakini akan meningkatkan kondisi

perekonomian Madura yang selama ini dikenal sebagai daerah paling tertinggal

diantara 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Peningkatan tersebut baru akan

dirasakan Madura dalam 5 sampai 7 tahun ke depan. Dalam jangka pendek

Surabaya yang akan lebih menikmati dampak pembangunan Suramadu.

Ditinjau dari sisi ekonomi, Surabaya merupakan sentral atau pusat dari

perekonomian di Jawa Timur. Pembangunan jalan tol yang menghubungkan

Surabaya dengan Madura tersebut akan berdampak pada tumbuhnya aktivitas

perekonomian masyarakat kedua wilayah. Untuk jangka pendek, dampak

pembangunan jembatan Suramadu akan dinikmati oleh Surabaya. Sektor-sektor

industri, bisnis, konstruksi, energi, transportasi, turisme, dan pemukiman di

Surabaya akan lebih maju akibat adanya jembatan tersebut. Sedangkan untuk

Madura baru akan merasakan dampak pembangunan jembatan tersebut dalam

waktu 5 sampai 7 tahun ke depan. Akan terjadi integrasi budaya dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan adanya percepatan pengembangan sumber daya

manusia di Madura. Untuk jangka pendek sektor pertanian dan peternakan yang

merupakan sektor primer akan berkembang. Namun dalam jangka panjang sektor

maritim, energi, transportasi, kontruksi, industri, bisnis, turisme dan pemukiman

seperti halnya yang terjadi di Surabaya akan meningkat seiring dengan

meningkatnya arus lalu lintas orang, barang, dan jasa di pulau Madura.

Kegiatan ekonomi Madura masih bertumpu pada sektor pertanian primer

diantaranya tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan.

Masyarakat Madura harus bisa memanfaatkan jembatan Suramadu untuk

kebaikan, karena kekayaan Jawa Timur juga banyak terdapat di Madura, misalnya

Page 17: ISI_LKTM Suramadu

minyak dan gas. Jika warga Madura tidak bisa mengambil manfaatnya dengan

cepat dan tanggap, potensi itu akan dimanfaatkan oleh orang luar Madura.

Dengan adanya Suramadu, mobilitas di Madura akan bertambah cepat dan

banyak. Baik mobilitas penduduk, pelaku ekonomi, maupun barang dan jasa.

Kebutuhan transportasi akan menjadi kebutuhan penting.

Dilihat dari segi wilayah, Madura memiliki banyak lahan yang bisa dimanfaatkan

untuk terminal transpotasi laut dan zona ekonomi ekslusif untuk investasi. Seperti

halnya Batam yang memanfaatkan kedekatannya dengan Singapura, Madura juga

harus memanfaatkan kedekatannya dengan Surabaya.

Dengan terbangunnya jembatan Suramadu, Jalur transportasi dan distribusi

semakin lancar dan tidak akan mengalami kemacetan lalu lintas seperti tahun-

tahun sebelumnya, ketika terjadi arus mudik atau arus balik lebaran (hari raya Idul

Fitri). Ditinjau dari segi Ekonomi dan teknologi Industri , pembangunan pabrik-

pabrik Industri atau proses industrilisasi di pulau Madura semakin berkembang

dan meningkat. Setiap orang asing  atau orang dari luar pulau Madura akan lebih

mudah berlalu lalang memasuki pulau Garam tersebut.

Pengembangan daerah industri membutuhkan beberapa faktor pertama modal,

sumber daya manusia apakah sudah siap untuk industrialisasi. Oleh karena itu,

diharapkan dengan dibangunnya jembatan Suramadu akan membuka isolasi

Madura akan menguntungkan dari aspek ekonomi. Secara sosial ekonomi akan

lebih banyak dampak positifnya. Selain itu, akan ada perubahan aspek lingkungan

dan akan terjadi konsentrasi dunia baru.

“Pembekalan” itu memang mutlak harus dilakukan, dan salah satu cara adalah

dengan menomorsatukan bidang pendidikan formal. Lembaga pendidikan

(sekolah) harus berani menerapkan program-program kerja yang terbalut dalam

Page 18: ISI_LKTM Suramadu

kurikulum yang sifatnya “terobosan”. Upaya peningkatan pola pikir melalui

pendidikan kadang harus diambil, mengingat adanya urgensi terhadap tuntutan

perkembangan IPTEK di segala bidang pasca pembangunan jembatan Suramadu

ini. Maka perihal pemerataan tingkat intelektualitas anak didik yang notabene

adalah calon pelaksana amanat di daerah lokal madura, sanggup untuk membuat

kemajuan dan kesejahteraan yang signifikan di pulau Madura kelak. Hal ini perlu

didukung oleh tersedianya segala sarana dan prasarana di sekolah yang

menyangkut pengenalan dan pengembangan IPTEK. Sehingga sekolah merupakan

tempat dimulainya realisasi proses inisiatif, imajinatif, dan kreatif, dari peserta

didiknya (murid). Dorongan semacam ini perlu dilakukan, mengingat citra

sekolah saat ini hanya sebatas memberi pengetahuan yang sifatnya mendikte, dan

cenderung membatasi ruang gerak untuk pencapaian proses kreatif para muridnya.

Mengingat pentingnya pendidikan itu, diharapkan lembaga pendidikan lebih

membuka jalan dan memberi kemudahan kepada masyarakat, khususnya kalangan

bawah untuk juga dapat menikmati pendidikan formal disekolah. Suksesnya

program Wajib Belajar (WAJAR) 12 tahun tidak lepas dari peran dan kebijakan

lembaga pendidikan sebagai penyelenggara keilmuan. Pendidikan

(formal,nonformal, dan informal) merupakan sebuah barometer utama dari

perkembangan masyarakat yang dinamis. Jangan sampai tuntutan akan

modernisasi di Madura tidak dapat ter-cover dari segi implementasi keilmuan,

sehingga tidak memberikan nilai lebih akan budaya madura yang agamis. Kepada

masyarakat juga diharapkan untuk terus selalu beradaptasi dengan pesatnya

perkembangan IPTEK saat ini, tentunya dengan selalu menjunjung tinggi nilai-

nilai keilmuan dan agama serta kultur yang humanis.

Memang untuk memperkenalkan atau bahkan menciptakan sebuah teknologi yang

efektif dan efisien tidaklah mudah. Perlu adanya riset/penelitian yang panjang,

serta dana atau biaya yang tidak sedikit. Namun jika kita berorientasi kepada

hasil, manfaat dari teknologi tampaknya sudah sangat cukup membayar semua

proses panjang penelitian dan biaya yang besar tadi. Secara otomatis, dampak

pesatnya industrialisasi terhadap permintaan tenaga kerja yang ada di pulau

Madura pasca pembangunan jembatan Suramadu, akan menyerap orang-orang

Page 19: ISI_LKTM Suramadu

dari daerah lokal, yang sebelumnya sudah terbekali dengan pengalaman dan

keilmuan yang profesional di bidangnya masing-masing. Hal ini tentunya akan

memutus rantai ketergantungan kita dengan “dunia luar” dalam hal ketersediaan

tenaga kerja. Maka, langkah itu setidaknya dapat mengurangi atau bahkan tidak

akan menyuburkan lagi proses urbanisasi oleh masyarakat madura yang merantau

ke luar, karena alasan ketidaksediaan lapangan pekerjaan tadi.

Terlepas dari semua persiapan diatas, perlu dipertimbangkan juga sikap

konservatisme yang proporsional dan realistis. Menurut teori yang dipaparkan

oleh Prof. Dr. S. Nasution, M.A., dalam bukunya, Asas-Asas Kurikulum, terbitan

CV JEMMARS Bandung, 1980, disebutkan, karena sifat konservatif, maka orang

berhati-hati menerima pembaruan-pembaruan yang belum diuji dan dicobakan

terlebih dahulu dengan hasil memuaskan. Pembaruan yang tergesa-gesa dicegah

dengan adanya sifat konservatisme ini sebagai faktor pengontrol. Hanya saja sifat

ini jangan terlalu berkuasa, sehingga pintu sekolah tertutup rapi untuk segala

sesuatu yang berbau pembaharuan pendidikan. Oleh karena itu, dinamika yang

terjadi di Pulau Madura saat ini dan kelak, jangan dihambat dengan sikap yang

terlalu berhati-hati (kolot) tanpa adanya sebuah studi pembanding sebagai media

penengahnya (Ramadhani, 2008).

Page 20: ISI_LKTM Suramadu

DAFTAR RUJUKAN

Abdillah, M. Masykur. 2009. Meraba Kelestarian Madura Pasca Suramadu. (Online, http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.meraba-kelestarian-madura-pasca-suramadu, diakses tanggal 11 Juni 2009)

Dani, M.A. 2007. Pendidikan Bisnis. (Online, http//:darultada.blogspot.com/2207/10/pendidikan-bisnis.html, diakses tanggal 18 Juni 2009)

Suramadu.com. 2008. Suramadu (Labang, Madura). (Online, http//:suramadu.com, diakses tanggal 11 Juni 2009)

Timothy, Andreas. 2009. Suramadu Tingkatkan Perekonomian Madura. (Online. http//:Mediaindonesia.com/suramadu/tingkatkan/perekonomian/madura, diakses tanggal 11 Juni 2009).

Wikipedia.org. 2009. Jembatan Suramadu. (Online, http//:id.wikipedia.org, diakses tanggal 11 Juni 2009).

Jobs, Marlina A. dan Yuristiarso Hidayat. 2009. Berharap Pada Kearifan Pemerintah di Suramadu. (Online, http//:www.bisnis.com/berharap-pada-kearifan-pemerintah-di-suramadu, diakses tanggal 11 Juni 2009).

Roll News. 2009. Jembatan Suramadu Percepat Perkembangan Ekonomi Madura. (Online, http://www.news.id.finroll.com/ekonomiakeuangan/66372-jembatan-suramadu-percepat-perkembangan-ekonomi-madura.html, diakses tanggal 11 Juni 2009).

Basith, Abd. 2009. Apa yang Harus Dipersiapkan Masyarakat Madura Menyambut Jembatan Madura?. (Online, http://www.imabasurabaya.co.cc/2009/04/apa-yang-harus-dipersiapkan-masyarakat.html., diakses tanggal 11 Juni 2009).

Ramadhani, Nilam. 2008. Budaya Lokal Madura, Modernisasi Pendidikan, dan Industrialisasi Pasca-Suramadu. (Online, http://nilam-ramadhani.blogspot.com/2008/08/budaya-lokal-madura-modernisasi.html., diakses tanggal 11 Juni 2009).

Rohim, Ainur. 2009. Suramadu, Jembatan Lima Presiden. (Online, http://www.suaramerdeka.com/adv/adclick.php?n=a7379795, diakses tanggal 11 Juni 2009).

Suyanto, M. 2009. Memulai Bisnis Dari Pendidikan, (Online, http://msuyanto.com/baru/?p=802, diakses tanggal 18 Juni 2009).

Page 21: ISI_LKTM Suramadu

Gagne, Robert M., dan Leslie J. Briggs, 1974. Principles of Instructional Design. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2002. Quantum Learning. Bandung : Kaifa.

Degeng, I Nyoman S., Prof. Dr, MPd. 2001. Kumpulan Bahan Pembelajaran. Malang : LP3-UM.

Scharg, Adele F dan Robert P. Poland, 1987. A System for Teaching Business Education. New York : McGraw-Hill Book Company.

Bygrave. 1996. Enterpreneurship (terjemahan). Jakarta : Binarupa Aksara.

Drucker, Peter F. 1996. Inovasi dan Kewiraswastaan :Praktek dan Dasar-Dasar (terjemahan). Jakarta : Erlangga.

Budiono, DR. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE

Jinghan, ML. 1999. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Todaro, Michael P. 1999. Ekonomi Pembangunan di Dunia ketiga. Jakarta: Erlangga.

idonBIU. 2009. Pengertian Bisnis Secara Etimologi. (Online, http://www.idonbiu.com/2009/05/pengertian-bisnis-secara-etimologi.html, diakses tanggal 18 Juni 2009).

Husen. 2009. Jembatan Suramadu hampir selesai, Dampak sosial keagamaan bagi masyarakat Madura yang Agamis. (Online, http://husen99.wordpress.com/2009/04/05/jembatan-suramadu-hampir-selesai-dampak-sosial-keagamaan-bagi-masyarakat-madura-yang-a, diakses tanggal 18 Juni 2009).

Madura. 2009. Keunikan Adat Istiadat Masyarakat Madura. (Online, http://www.kabarmadura.com/berita-madura/keunikan-adat istiadat-masyarakat-madura, diakses tanggal 18 Juni 2009).