isi

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah pada era reformasi ini sangat serius menangani bidang pendidikan, karena dengan menerapkan sistem pendidikan yang baik serta ditunjang pula oleh guru yang bermutu dan profesional diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dilandasi oleh semangat keberagamaan. Guru ataupun dikenali juga sebagai “pengajar”, “pendidik”, dan “pengasuh” merupakan tenaga pengajar dalam institusi pendidikan seperti sekolah maupun tiusyen (kelas bimbinangan) yang tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Sebagai tenaga kependidikan, guru tidak hanya berperan sebagai penyampai materi pelajaran kepada peserta didik akan tetapi guru juga berperan sebagai pendidik, serta harus memposisikan diri secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 1

Upload: chris-munandar

Post on 19-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia

menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah pada era reformasi ini

sangat serius menangani bidang pendidikan, karena dengan menerapkan sistem

pendidikan yang baik serta ditunjang pula oleh guru yang bermutu dan profesional

diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan

diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dilandasi oleh semangat

keberagamaan.

Guru ataupun dikenali juga sebagai “pengajar”, “pendidik”, dan “pengasuh”

merupakan tenaga pengajar dalam institusi pendidikan seperti sekolah maupun tiusyen

(kelas bimbinangan) yang tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

Sebagai tenaga kependidikan, guru tidak hanya berperan sebagai penyampai materi

pelajaran kepada peserta didik akan tetapi guru juga berperan sebagai pendidik, serta

harus memposisikan diri secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga

professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang tengah berkembang serta tuntutan

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendunia. Dengan kata lain bahwa guru memikul

tanggung jawab untuk membawa peserta didik, pada tingkat kedewasaan dengan

kematangan untuk mengantarkan peserta didik mencapai cita-cita yang di inginkan

dengan kecakapan khusus yang di kuasai sehingga menjadi generasi muda yang produktif

serta punya nilai jual.

Sejak dikeluarkan UU guru dan dosen tentang sertifikasi, sejak itu pula

guru mendapat predikat pendidik professional. Dengan kata professional guru

diberi kesejahteraan yang memedai oleh pemerintah. Dengan harapan bahwa

dengan sejahteranya guru maka peningkatan kemampuan megajar lebih

difokuskan di sekolah khususnya dala kelas. Diharapkan guru juga dapat

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 1

Page 2: Isi

menciptakan proses belajar yang menyenangkan, kreatif dan inovatif. Namun

harapan ini belum dapat terwujud sepenuhnya sebagaimana dikatakan guru

professional.

Peningkatan kesejahteraan guru memiliki peran penting dalam usaha

memperbaiki pendidikan Indonesia yang sedang terpuruk. Bank Dunia memberikan mutu

guru guna memacu mutu pendidikan tidak akan berpengaruh maksimal jika kesejahteraan

tidak terpecahkan (Suroso. 2002). Selain itu, peningkatan kesejahteraaan bisa berdampak

positif pada usaha pemberantasan korupsi di sekolah. Sebab, korupsi yang dipraktekkan

guru umumnya didorong factor kebutuhan (corruption by need). Untuk menyiasati

kecilnya gaji, mereka mengutip berbagai biaya ekstra dari murid, seperti menjual soal

ujian atau mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.

Dalam “proses pendidikan” yang bermutu, terlibat berbagai input, seperti bahan

ajar (kognitif, afektif dan psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan

guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya

lainnya serta menciptakan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah, dukungan kelas

berfungsi mensinkronkan berbagai input tersebut. Antara lain mensinergikan semua

komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana

pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik konteks kurikuler maupun ekstra-

kurikuler, baik dalam lingkup subtansi yang akademis maupun non akademis dalam

suasana yang mendukung proses pembelajaran.

Mutu dalam konteks “hasil Pendidikan” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh

sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir semester, akhir

tahun, 2 tahun, atau 5 tahun bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan

(student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misal : ulangan

harian, ujian semester atau ujian nasional). Dapat pula prestasi di bidang lain seperti

prestasi di suatu cabang olahraga, seni atau keterampilan tambahan tertentu. Bahkan

prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti

suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan lain-lain.

Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan

tetapi agar proses yang baik itu tidak salah arah, maka mutu dalam artian hasil (output)

harus dirumuskan lebih dahulu oleh sekolah, dan harus jelas target yang akan dicapai

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 2

Page 3: Isi

untuk setiap kurun waktu lainnya. Beberapa input dan proses harus selalu mengacu pada

mutu hasil (output) yang ingin dicapai. Dengan kata lain, tanggung jawab sekolah dlam

school based quality improvent bukan hanya pada proses, tetapi tanggung jawab akhirnya

adalah pada hasil yang dicapai. Untuk mengetahui hasil/prestasi yang dicapai oleh

sekolah terutama yang menyangkut aspek kemampuan akademik(kognitif) dapat

dilakukan benchmarking (menggunakan titik acuan standar nilai).

Secara umum guru merupakan factor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil

pendidikan. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil

pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan professional, factor kesejahteraan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari guru?

2. Apa saja tugas guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan di Indonesia?

3. Bagaimana peran guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan?

4. Apa saja peraturan pemerintah mengenai kompetensi guru?

C. Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan pengertian guru

2. Mengidentifikasi tugas guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan di

Indonesia

3. Mengidentifikasi peran guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan di

Indonesia

4. Mendeskripsikan pengaturan pemerintah tentang kompetensi pendidikan di Indonesia

D. Manfaat Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian guru

2. Untuk mengetahui tugas guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan di

Indonesia

3. Untuk mengetahui peran guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan di

Indonesia

4. Untuk mengetahui peraturan pemerintah tentang kompetensi guru di Indonesia

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 3

Page 4: Isi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru

Terdapat banyak pengertian guru. Dari segi bahasa, guru berasal dari bahasa

Indonesia yang berarti orang yang pekerjaannya mengajar. Menurut J.E.C. Gericke dan T.

Roorda yang dikutip oleh Ir. Poedjawijatna, menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa

Sansekerta, yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat dan juga berarti

pengajar.

Dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berdekatan artinya dengan

guru, kata teacher berarti guru, pengajar kata educator berarti pendidik, ahli mendidik

dan tutor yang berarti guru pribadi, atau guru yang mengajar di rumah, memberi les

(pelajaran).

Dalam pandangan masyarakat Jawa, guru dapat dilacak melalui

akronim gu dan ru. “Gu” diartikan dapat digugu (dianut) dan “ru” berarti bisa ditiru

(dijadikan teladan).

Dalam konteks pendidikan Islam banyak sekali kata yang mengacu pada

pengertian guru, seperti kata yang lazim dan sering digunakan diantaranya Murabbi,

Mu’allim, dan Mu’addib. Ketiga kata tersebut memiliki penggunaan sesuai dengan

peristilahan pendidikan dalam konteks pendidikan Islam. Disamping itu guru kadang

disebut melalui gelarnya, seperti al-Ustadz dan asy-Syaikh.

Dalam hal ini dibahas secara luas oleh Abudin Nata, yakni kata al -

Alim (jamaknya Ulama’) atau al-Muallim,yang berarti orang yang mengetahui dan kata

ini banyak dipakai para Ulama’ atau ahli pendidikan untuk menunjuk pada hati guru. al-

Mudarris yang berarti orang yang mengajar (orang yang memberi pelajaran). Namun

secara umum kata al -Muallim lebih banyak digunakan dari pada kata al-Mudarris. Dan

kata al -Muaddib yang merujuk kepada guru yang secara khusus mengajar di Istana.

Sedangkan kata Ustadzuntuk menunjuk kepada arti guru yang khusus mengajar dibidang

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 4

Page 5: Isi

pengetahuan agama Islam. Selain itu terdapat pula istilah Syaikh yang digunakan untuk

merujuk pada guru dalam bidang tasawuf.

Ada pula istilah Kyai yang terkait dengan pengertian guru, yaitu suatu atribut bagi

tokoh Islam yang memiliki penampilan pribadi yang anggun dan disungkani karena

jalinan yang memadu antara dirinya sebagai orang alim, yang menjadi pemimpin

pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.

Adapun pengertian guru menurut istilah, guru dilihat sebagai seseorang yang

berdiri didepan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.

Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

Guru sebagai pengajar ialah orang yang memiliki kemampuan pedagogi sehingga

mampu mengutarakan apa yang ia ketahui kepada peserta didik sehingga menjadikan

kefahaman bagi peserta didik tentang materi yang ia ajarkan kepada peserta didik.

Seorang pengajar akan lebih mudah mentransfer materi yang ia ajarkan kepada peserta

didik, jika guru tersebut benar menguasai materi dan memiliki ilmu atau teknik mengajar

yang baik dan sesuai dengan karakteristik pengajar yang professional.

Sebagai pendidik, seorang guru harus memiliki kesadaran atau merasa

mempunyai tugas dan kewajiban untuk mendidik. Tugas mendidik adalah tugas yang

amat mulia atas dasar “panggilan” yang teramat suci. Sebagai komponen sentral dalam

system pendidikan, pendidik mempunyai peran utama dalam membangun fondamen-

fondamen hari depan corak kemanusiaan. Corak kemanusiaan yang dibangun dalam

rangka pembangunan nasional kita adalah “manusia Indonesia seutuhnya”, yaitu manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya diri disiplin,

bermoral dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal itu, keteladanan dari seorang

guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan.

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 5

Page 6: Isi

B. Tugas Guru

Sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya

ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan

seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar

memersosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi

khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm keterampilan keguruan yang akan

ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya. Guru yang memahami fungsi dan

tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja, tetapi juga sebagai penghubung

sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki beberapa tugas menurut Rostiyah (dalam

Djamarah, 2000 : 36) mengemukakan bahwa fungsi dan tugas guru profesional adalah :

Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan

pengalaman-pengalaman Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita

dan dasar negara kita Pancasila Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai

dengan Undang-Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983

Sebagai prantara dalam belajar Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak

didik ke arah kedewasaan.

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk

pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang

kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai

orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya.

Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya

terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal

akan tertanam dalam diri siswa.

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 6

Page 7: Isi

C. Peran Guru

Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru

yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias

dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Guru Sebagai Pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para

peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar

kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

2. Guru Sebagai Pengajar

Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi,

kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat

kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor

di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik.

Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan

terampil dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh

seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan,

Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan

kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk

mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada

perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus

senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah

dimilikinya ketika mempelajari materi standar.

3. Guru Sebagai Pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan

pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu.

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 7

Page 8: Isi

Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan

mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.

Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk

melaksanakan empat hal berikut :

Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi

yang hendak dicapai.

Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan

yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu

tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.

Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar.

Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.

4. Guru Sebagai Pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik

intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.

Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena

tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan

tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan

materi standar.

5. Guru Sebagai Penasehat

Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun

mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak

dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan

kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya.

Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara

lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan

mental.

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 8

Page 9: Isi

6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang

bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas

antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua

memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar

sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus

dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.

Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini

kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai

jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman,

guru harus menjadi pribadi yang terdidik.

7. Guru Sebagai Model dan Teladan

Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang

yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk

menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai

teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan

peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau

mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru :

Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman

dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis,

Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum perilaku guru sangat

mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya

hidup pribadinya sendiri.

Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan

dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang

bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak

mengulanginya.

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 9

Page 10: Isi

8. Guru Sebagai Pribadi

Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik.

Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”.

Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk

dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.  Jika ada nilai yang

bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi

sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat

terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memiliki

kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain

melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus

dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang

bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.

9. Guru Sebagai Peneliti

Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan

penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai

penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang

pencari atau peneliti. Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa

yang belum diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan

tugas. Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang

harus dikerjakan, yakni penelitian.

10. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas

Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru

dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut.

Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek

dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan

menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang

atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru

senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 10

Page 11: Isi

didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak

melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan

dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.

11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan

Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa,

mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk

memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada pesarta didiknya.

Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta

didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang

dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.

12. Guru Sebagai Pekerja Rutin

Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin

yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak

dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada

semua peranannya.

13. Guru Sebagai Pemindah Kemah

Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka

memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama

menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk

mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi

kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-

cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak

bermanfaat bagi peserta didiknya.

14. Guru Sebagai Pembawa Cerita

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 11

Page 12: Isi

Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan

keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaannya itu. Tidak

mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya dan berhubungan dengan

lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru

tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena

ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita adalah

cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa

mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya,

menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang

bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk

membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.

15. Guru Sebagai Aktor

Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang

harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu

memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya

sehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan

inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang

actor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para

pendengar.

16. Guru Sebagai Emansipato

Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik,

menghormati setiap insane dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan

“budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan

dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak

menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah

melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan

secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi

yang percaya diri.

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 12

Page 13: Isi

17. Guru Sebagai Evaluator

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks,

karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang

mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin

dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam

penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu

persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif.

18. Guru Sebagai Pengawet

Salah satu tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi

berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi

kehidupan manusia sekarang maupun di masa depan. Sarana pengawet terhadap apa

yang telah dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum. Guru juga harus mempunyai

sikap positif terhadap apa yang akan diawetkan.

19. Guru Sebagai Kulminator

Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal

hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap

kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui

kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai

evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu.

Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara

yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.

Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu

berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari

tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi

calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani

peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh.

Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 13

Page 14: Isi

D. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan

profesi keguruannya. Profesional adalah suatu bidang pekerjaan yang memerlukan

beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian

diaplikasikan bagi kepentingan umum. Dengan kata lain sebuah profesi rnemerlukan

kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Pekerjaan yang

bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang

khusus dipersiapkan untuk itu.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka pengertian guru profesional

adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang

keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara

maksimaI. Dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih

dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.

Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memilki pendidikan

formal tetapi juga harus menguasai berbagai‚ strategi atau teknik dalam KBM serta

landasan-landasan kependidikan seperti tercantum dalam kompetensi guru dalarn

uraian selanjutnya. Dalam melakukan kewenangan profesionalismenya, guru dituntut

memiliki seperangkat kemampuan (kompetensi) yang beraneka ragam. Namun

sebelum sampai pada pembahasan kompetensi ada beberapa syarat profesi yang

harus dipahami terlebih dahulu.

Mengingat tugas guru yang demikian kompleksnya, maka profesi ini memerlukan

persyaratan khusus sebagai berikut:

1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu‚ 

pengetahuan yang mendalam

2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang

profesinya.

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 14

Page 15: Isi

3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang

dilaksanakannya

5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya.

Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk

memenuhi panggilan tugasnya, baik berupa in-service training (diklat/penataran)

maupun pre-service training (pendidikan keguruan secara formal).

Jenis-jenis Kompetensi

1.         Kompentensi Pribadi

a.         Mengembangkan Kepribadian‚

1) Bertaqwa kepada Allah SWT2) Berperan akkif dalam masyarakat3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru

b.         Berinteraksi dan Berkomunikasi

1) Berinteraksi dengan rekan sejawat demi pengembangan kemampuan profesional

2) Berinteraksi dengan masyarakat sebagai pengemban misi pendidikan

c.         Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan

1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar2) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus

d.         Melaksanakan Administrasi Sekolah

1) Mengenal administrasi kegiatan sekolah2) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah

e.         Melaksanakan penelitian Sederhana Untuk Keperluan PengajaranÂ

1) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah2) Melaksanakan penelitian sederhana

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 15

Page 16: Isi

2.         Kompetensi Profesional

a. Menguasai landasan kependidikan

1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan

dalam proses belajar mengajar.

b.         Menguasai bahan pengajaran

1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dari menengah2) Menguasai bahan pengajaran.

c.         Menyusun program pengajaran

1) Menetapkan tujuan pembelajaran2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran3) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai4) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

d.         Melaksanakan program pengajaran

1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat‚2) Mengatur ruangan belajar3) Mengelola interaksi belajar mengajar

e.         Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Kompetensi Guru menurut Peraturan Pemerintah No 19 THN 2005

1. Kompetensi pedagogic

Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

2. Kompetensi kepribadian

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 16

Page 17: Isi

Kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi professional

Kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan

4. Kompetensi sosial

Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

Guru sebagai pengajar ialah orang yang memiliki kemampuan pedagogi sehingga

mampu mengutarakan apa yang ia ketahui kepada peserta didik sehingga menjadikan

kefahaman bagi peserta didik tentang materi yang ia ajarkan kepada peserta didik.

Seorang pengajar akan lebih mudah mentransfer materi yang ia ajarkan kepada peserta

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 17

Page 18: Isi

didik, jika guru tersebut benar menguasai materi dan memiliki ilmu atau teknik mengajar

yang baik dan sesuai dengan karakteristik pengajar yang professional.

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk

pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang

kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu

pngetahuan (transfer of knowledge) tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai (value)

serta membangun karakter (Character Building) peserta didik secara berkelanjutan dan

berkesinambungan.Kalau kita lihat secara terminology, peran guru merupakan

manifestasi dari sifat ketuhanan. Demikian mulianya posisi guru, sampai Tuhan, dalam

pengertian sebagai  rabb mengidentifikasi diri-Nya sebagai rabbul’alamin “Sang Maha

Guru”, ”Guru seluruh jagad raya”.Oleh karena itu, kita sebagai hamba-Nya mempunyai

kewajiban yaitu belajar, mencari ilmu pengetahuan. Orang yang telah mempunyai ilmu

pengetahuan memiliki kewajiban mengajarkannya kepada orang lain.

Kompetensi Guru menurut Peraturan Pemerintah No 19 THN 2005

1. Kompetensi pedagogic

2. Kompetensi kepribadian

3. Kompetensi professional

4. Kompetensi sosial

B. Saran

Sekarang ini memang banyak menuntut perubahan ke sistem pendidikan nasional

yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang.

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 18

Page 19: Isi

Kita harapkan Sistem pendidikan di Indonesia mampu meningkatkan mutu

pendidikan, dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia

yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini

bersaing secara baik dalam segala bidang di dunia internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Poedjawijatno, 1995, Potret Guru, Pustaka Sinar Harapan : Jakarta

John M. Echols dan Hassan Shadily, 1992, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia :

Jakarta

Supeno, Hadi, 1995, Potret Guru, Pustaka Sinar Harapan : Jakarta

Nata, Abudin, 2001, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru Murid (Studi

Pemikiran Tasawuf Al-Ghozali), PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Dlofier, Zamakhsari, 1982, Tradisi Pesantren (Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai),

LP3ES : Jakarta

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 19

Page 20: Isi

Purwanto, Ngalim, 2000, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT. Remaja Rosda

Karya: Bandung

Earl V. Pullias and James D. Young, 1968,  A Teacher Is Many Things, Ladder Edition,

Indiana University Press : America

Tafsir, Ahmad, 1994, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (PT. Remaja Rosda

Karya : Bandung

Marimba, Ahmad, D, 1980, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, PT.Al-Ma’ arif :

Bandung

Daradjat, Zakiah, 2000,  Ilmu Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara : Jakarta

Syaodih, S, Nana, 1997, Pengembangan Kurikulum ; Teori dan Praktik, PT. Remaja

Rosdakarya : Bandung

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 20