isi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah pada era reformasi ini
sangat serius menangani bidang pendidikan, karena dengan menerapkan sistem
pendidikan yang baik serta ditunjang pula oleh guru yang bermutu dan profesional
diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan
diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dilandasi oleh semangat
keberagamaan.
Guru ataupun dikenali juga sebagai “pengajar”, “pendidik”, dan “pengasuh”
merupakan tenaga pengajar dalam institusi pendidikan seperti sekolah maupun tiusyen
(kelas bimbinangan) yang tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Sebagai tenaga kependidikan, guru tidak hanya berperan sebagai penyampai materi
pelajaran kepada peserta didik akan tetapi guru juga berperan sebagai pendidik, serta
harus memposisikan diri secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang tengah berkembang serta tuntutan
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendunia. Dengan kata lain bahwa guru memikul
tanggung jawab untuk membawa peserta didik, pada tingkat kedewasaan dengan
kematangan untuk mengantarkan peserta didik mencapai cita-cita yang di inginkan
dengan kecakapan khusus yang di kuasai sehingga menjadi generasi muda yang produktif
serta punya nilai jual.
Sejak dikeluarkan UU guru dan dosen tentang sertifikasi, sejak itu pula
guru mendapat predikat pendidik professional. Dengan kata professional guru
diberi kesejahteraan yang memedai oleh pemerintah. Dengan harapan bahwa
dengan sejahteranya guru maka peningkatan kemampuan megajar lebih
difokuskan di sekolah khususnya dala kelas. Diharapkan guru juga dapat
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 1
menciptakan proses belajar yang menyenangkan, kreatif dan inovatif. Namun
harapan ini belum dapat terwujud sepenuhnya sebagaimana dikatakan guru
professional.
Peningkatan kesejahteraan guru memiliki peran penting dalam usaha
memperbaiki pendidikan Indonesia yang sedang terpuruk. Bank Dunia memberikan mutu
guru guna memacu mutu pendidikan tidak akan berpengaruh maksimal jika kesejahteraan
tidak terpecahkan (Suroso. 2002). Selain itu, peningkatan kesejahteraaan bisa berdampak
positif pada usaha pemberantasan korupsi di sekolah. Sebab, korupsi yang dipraktekkan
guru umumnya didorong factor kebutuhan (corruption by need). Untuk menyiasati
kecilnya gaji, mereka mengutip berbagai biaya ekstra dari murid, seperti menjual soal
ujian atau mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam “proses pendidikan” yang bermutu, terlibat berbagai input, seperti bahan
ajar (kognitif, afektif dan psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan
guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya
lainnya serta menciptakan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah, dukungan kelas
berfungsi mensinkronkan berbagai input tersebut. Antara lain mensinergikan semua
komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana
pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik konteks kurikuler maupun ekstra-
kurikuler, baik dalam lingkup subtansi yang akademis maupun non akademis dalam
suasana yang mendukung proses pembelajaran.
Mutu dalam konteks “hasil Pendidikan” mengacu pada prestasi yang dicapai oleh
sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir semester, akhir
tahun, 2 tahun, atau 5 tahun bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan
(student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misal : ulangan
harian, ujian semester atau ujian nasional). Dapat pula prestasi di bidang lain seperti
prestasi di suatu cabang olahraga, seni atau keterampilan tambahan tertentu. Bahkan
prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti
suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan lain-lain.
Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan
tetapi agar proses yang baik itu tidak salah arah, maka mutu dalam artian hasil (output)
harus dirumuskan lebih dahulu oleh sekolah, dan harus jelas target yang akan dicapai
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 2
untuk setiap kurun waktu lainnya. Beberapa input dan proses harus selalu mengacu pada
mutu hasil (output) yang ingin dicapai. Dengan kata lain, tanggung jawab sekolah dlam
school based quality improvent bukan hanya pada proses, tetapi tanggung jawab akhirnya
adalah pada hasil yang dicapai. Untuk mengetahui hasil/prestasi yang dicapai oleh
sekolah terutama yang menyangkut aspek kemampuan akademik(kognitif) dapat
dilakukan benchmarking (menggunakan titik acuan standar nilai).
Secara umum guru merupakan factor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil
pendidikan. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil
pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan professional, factor kesejahteraan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari guru?
2. Apa saja tugas guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana peran guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan?
4. Apa saja peraturan pemerintah mengenai kompetensi guru?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan pengertian guru
2. Mengidentifikasi tugas guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan di
Indonesia
3. Mengidentifikasi peran guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan di
Indonesia
4. Mendeskripsikan pengaturan pemerintah tentang kompetensi pendidikan di Indonesia
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian guru
2. Untuk mengetahui tugas guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan di
Indonesia
3. Untuk mengetahui peran guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pendidikan di
Indonesia
4. Untuk mengetahui peraturan pemerintah tentang kompetensi guru di Indonesia
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru
Terdapat banyak pengertian guru. Dari segi bahasa, guru berasal dari bahasa
Indonesia yang berarti orang yang pekerjaannya mengajar. Menurut J.E.C. Gericke dan T.
Roorda yang dikutip oleh Ir. Poedjawijatna, menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa
Sansekerta, yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat dan juga berarti
pengajar.
Dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berdekatan artinya dengan
guru, kata teacher berarti guru, pengajar kata educator berarti pendidik, ahli mendidik
dan tutor yang berarti guru pribadi, atau guru yang mengajar di rumah, memberi les
(pelajaran).
Dalam pandangan masyarakat Jawa, guru dapat dilacak melalui
akronim gu dan ru. “Gu” diartikan dapat digugu (dianut) dan “ru” berarti bisa ditiru
(dijadikan teladan).
Dalam konteks pendidikan Islam banyak sekali kata yang mengacu pada
pengertian guru, seperti kata yang lazim dan sering digunakan diantaranya Murabbi,
Mu’allim, dan Mu’addib. Ketiga kata tersebut memiliki penggunaan sesuai dengan
peristilahan pendidikan dalam konteks pendidikan Islam. Disamping itu guru kadang
disebut melalui gelarnya, seperti al-Ustadz dan asy-Syaikh.
Dalam hal ini dibahas secara luas oleh Abudin Nata, yakni kata al -
Alim (jamaknya Ulama’) atau al-Muallim,yang berarti orang yang mengetahui dan kata
ini banyak dipakai para Ulama’ atau ahli pendidikan untuk menunjuk pada hati guru. al-
Mudarris yang berarti orang yang mengajar (orang yang memberi pelajaran). Namun
secara umum kata al -Muallim lebih banyak digunakan dari pada kata al-Mudarris. Dan
kata al -Muaddib yang merujuk kepada guru yang secara khusus mengajar di Istana.
Sedangkan kata Ustadzuntuk menunjuk kepada arti guru yang khusus mengajar dibidang
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 4
pengetahuan agama Islam. Selain itu terdapat pula istilah Syaikh yang digunakan untuk
merujuk pada guru dalam bidang tasawuf.
Ada pula istilah Kyai yang terkait dengan pengertian guru, yaitu suatu atribut bagi
tokoh Islam yang memiliki penampilan pribadi yang anggun dan disungkani karena
jalinan yang memadu antara dirinya sebagai orang alim, yang menjadi pemimpin
pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.
Adapun pengertian guru menurut istilah, guru dilihat sebagai seseorang yang
berdiri didepan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
Guru sebagai pengajar ialah orang yang memiliki kemampuan pedagogi sehingga
mampu mengutarakan apa yang ia ketahui kepada peserta didik sehingga menjadikan
kefahaman bagi peserta didik tentang materi yang ia ajarkan kepada peserta didik.
Seorang pengajar akan lebih mudah mentransfer materi yang ia ajarkan kepada peserta
didik, jika guru tersebut benar menguasai materi dan memiliki ilmu atau teknik mengajar
yang baik dan sesuai dengan karakteristik pengajar yang professional.
Sebagai pendidik, seorang guru harus memiliki kesadaran atau merasa
mempunyai tugas dan kewajiban untuk mendidik. Tugas mendidik adalah tugas yang
amat mulia atas dasar “panggilan” yang teramat suci. Sebagai komponen sentral dalam
system pendidikan, pendidik mempunyai peran utama dalam membangun fondamen-
fondamen hari depan corak kemanusiaan. Corak kemanusiaan yang dibangun dalam
rangka pembangunan nasional kita adalah “manusia Indonesia seutuhnya”, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya diri disiplin,
bermoral dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal itu, keteladanan dari seorang
guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan.
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 5
B. Tugas Guru
Sebagai seorang pendidik yang memahami fungsi dan tugasnya, guru khususnya
ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan
seperangkat latihan keterampilan keguruan dan pada kondisi itu pula ia belajar
memersosialisasikan sikap keguruan yang diperlukannya. Seorang yang berpribadi
khusus yakni ramuan dari pengetahuan sikap danm keterampilan keguruan yang akan
ditransformasikan kepada anak didik atau siswanya. Guru yang memahami fungsi dan
tugasnya tidak hanya sebatas dinding sekolah saja, tetapi juga sebagai penghubung
sekolah dengan masyarakat yang juga memiliki beberapa tugas menurut Rostiyah (dalam
Djamarah, 2000 : 36) mengemukakan bahwa fungsi dan tugas guru profesional adalah :
Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan
pengalaman-pengalaman Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita
dan dasar negara kita Pancasila Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai
dengan Undang-Undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. 2 Tahun 1983
Sebagai prantara dalam belajar Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak
didik ke arah kedewasaan.
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk
pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang
kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai
orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya.
Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya
terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal
akan tertanam dalam diri siswa.
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 6
C. Peran Guru
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru
yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias
dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar
kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
2. Guru Sebagai Pengajar
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi,
kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat
kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor
di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik.
Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan
terampil dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh
seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan,
Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan
kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk
mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada
perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus
senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah
dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu.
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 7
Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan
mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk
melaksanakan empat hal berikut :
Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi
yang hendak dicapai.
Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan
yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu
tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar.
Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.
4. Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik
intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.
Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena
tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan
tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan
materi standar.
5. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun
mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak
dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan
kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya.
Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara
lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan
mental.
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 8
6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang
bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas
antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua
memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar
sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus
dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan.
Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini
kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai
jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman,
guru harus menjadi pribadi yang terdidik.
7. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang
yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk
menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai
teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan
peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru :
Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman
dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis,
Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum perilaku guru sangat
mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya
hidup pribadinya sendiri.
Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan
dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang
bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak
mengulanginya.
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 9
8. Guru Sebagai Pribadi
Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik.
Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”.
Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk
dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Jika ada nilai yang
bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi
sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat
terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memiliki
kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain
melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus
dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang
bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.
9. Guru Sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan
penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai
penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang
pencari atau peneliti. Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa
yang belum diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan
tugas. Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang
harus dikerjakan, yakni penelitian.
10. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru
dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut.
Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek
dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan
menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang
atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru
senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 10
didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak
melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan
dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.
11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa,
mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk
memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada pesarta didiknya.
Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta
didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang
dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.
12. Guru Sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin
yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak
dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada
semua peranannya.
13. Guru Sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka
memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama
menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk
mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi
kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-
cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak
bermanfaat bagi peserta didiknya.
14. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 11
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan
keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaannya itu. Tidak
mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya dan berhubungan dengan
lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru
tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena
ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita adalah
cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa
mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya,
menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang
bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk
membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.
15. Guru Sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang
harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu
memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya
sehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan
inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang
actor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para
pendengar.
16. Guru Sebagai Emansipato
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik,
menghormati setiap insane dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan
“budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan
dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak
menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah
melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan
secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi
yang percaya diri.
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 12
17. Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks,
karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang
mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin
dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam
penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu
persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif.
18. Guru Sebagai Pengawet
Salah satu tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi
berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi
kehidupan manusia sekarang maupun di masa depan. Sarana pengawet terhadap apa
yang telah dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum. Guru juga harus mempunyai
sikap positif terhadap apa yang akan diawetkan.
19. Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal
hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap
kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui
kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai
evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu.
Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara
yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu
berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari
tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi
calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani
peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh.
Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 13
D. Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan
profesi keguruannya. Profesional adalah suatu bidang pekerjaan yang memerlukan
beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian
diaplikasikan bagi kepentingan umum. Dengan kata lain sebuah profesi rnemerlukan
kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Pekerjaan yang
bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
khusus dipersiapkan untuk itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka pengertian guru profesional
adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara
maksimaI. Dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih
dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memilki pendidikan
formal tetapi juga harus menguasai berbagai‚ strategi atau teknik dalam KBM serta
landasan-landasan kependidikan seperti tercantum dalam kompetensi guru dalarn
uraian selanjutnya. Dalam melakukan kewenangan profesionalismenya, guru dituntut
memiliki seperangkat kemampuan (kompetensi) yang beraneka ragam. Namun
sebelum sampai pada pembahasan kompetensi ada beberapa syarat profesi yang
harus dipahami terlebih dahulu.
Mengingat tugas guru yang demikian kompleksnya, maka profesi ini memerlukan
persyaratan khusus sebagai berikut:
1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu‚
pengetahuan yang mendalam
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 14
3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya.
Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk
memenuhi panggilan tugasnya, baik berupa in-service training (diklat/penataran)
maupun pre-service training (pendidikan keguruan secara formal).
Jenis-jenis Kompetensi
1. Kompentensi Pribadi
a. Mengembangkan Kepribadian‚
1) Bertaqwa kepada Allah SWT2) Berperan akkif dalam masyarakat3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru
b. Berinteraksi dan Berkomunikasi
1) Berinteraksi dengan rekan sejawat demi pengembangan kemampuan profesional
2) Berinteraksi dengan masyarakat sebagai pengemban misi pendidikan
c. Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan
1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar2) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus
d. Melaksanakan Administrasi Sekolah
1) Mengenal administrasi kegiatan sekolah2) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah
e. Melaksanakan penelitian Sederhana Untuk Keperluan PengajaranÂ
1) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah2) Melaksanakan penelitian sederhana
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 15
2. Kompetensi Profesional
a. Menguasai landasan kependidikan
1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan
dalam proses belajar mengajar.
b. Menguasai bahan pengajaran
1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dari menengah2) Menguasai bahan pengajaran.
c. Menyusun program pengajaran
1) Menetapkan tujuan pembelajaran2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran3) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai4) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.
d. Melaksanakan program pengajaran
1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat‚2) Mengatur ruangan belajar3) Mengelola interaksi belajar mengajar
e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Kompetensi Guru menurut Peraturan Pemerintah No 19 THN 2005
1. Kompetensi pedagogic
Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
2. Kompetensi kepribadian
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 16
Kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi professional
Kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan
4. Kompetensi sosial
Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
Guru sebagai pengajar ialah orang yang memiliki kemampuan pedagogi sehingga
mampu mengutarakan apa yang ia ketahui kepada peserta didik sehingga menjadikan
kefahaman bagi peserta didik tentang materi yang ia ajarkan kepada peserta didik.
Seorang pengajar akan lebih mudah mentransfer materi yang ia ajarkan kepada peserta
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 17
didik, jika guru tersebut benar menguasai materi dan memiliki ilmu atau teknik mengajar
yang baik dan sesuai dengan karakteristik pengajar yang professional.
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk
pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang
kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu
pngetahuan (transfer of knowledge) tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai (value)
serta membangun karakter (Character Building) peserta didik secara berkelanjutan dan
berkesinambungan.Kalau kita lihat secara terminology, peran guru merupakan
manifestasi dari sifat ketuhanan. Demikian mulianya posisi guru, sampai Tuhan, dalam
pengertian sebagai rabb mengidentifikasi diri-Nya sebagai rabbul’alamin “Sang Maha
Guru”, ”Guru seluruh jagad raya”.Oleh karena itu, kita sebagai hamba-Nya mempunyai
kewajiban yaitu belajar, mencari ilmu pengetahuan. Orang yang telah mempunyai ilmu
pengetahuan memiliki kewajiban mengajarkannya kepada orang lain.
Kompetensi Guru menurut Peraturan Pemerintah No 19 THN 2005
1. Kompetensi pedagogic
2. Kompetensi kepribadian
3. Kompetensi professional
4. Kompetensi sosial
B. Saran
Sekarang ini memang banyak menuntut perubahan ke sistem pendidikan nasional
yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang.
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 18
Kita harapkan Sistem pendidikan di Indonesia mampu meningkatkan mutu
pendidikan, dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia
yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini
bersaing secara baik dalam segala bidang di dunia internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjawijatno, 1995, Potret Guru, Pustaka Sinar Harapan : Jakarta
John M. Echols dan Hassan Shadily, 1992, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia :
Jakarta
Supeno, Hadi, 1995, Potret Guru, Pustaka Sinar Harapan : Jakarta
Nata, Abudin, 2001, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru Murid (Studi
Pemikiran Tasawuf Al-Ghozali), PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Dlofier, Zamakhsari, 1982, Tradisi Pesantren (Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai),
LP3ES : Jakarta
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 19
Purwanto, Ngalim, 2000, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT. Remaja Rosda
Karya: Bandung
Earl V. Pullias and James D. Young, 1968, A Teacher Is Many Things, Ladder Edition,
Indiana University Press : America
Tafsir, Ahmad, 1994, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (PT. Remaja Rosda
Karya : Bandung
Marimba, Ahmad, D, 1980, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, PT.Al-Ma’ arif :
Bandung
Daradjat, Zakiah, 2000, Ilmu Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara : Jakarta
Syaodih, S, Nana, 1997, Pengembangan Kurikulum ; Teori dan Praktik, PT. Remaja
Rosdakarya : Bandung
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Tugas dan Peran Guru dalam Meningkatkan Kompetensi Pendidikan | 20