isi
TRANSCRIPT
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 1/20
BAB I
PENDAHULUAN
Glukosa adalah suatu jenis gula yang ditemukan dalam aliran darah. Selama
kehamilan, glukosa dilewatkan kejanin dari ibunya melalui plasenta. Sebagian
glukosa disimpan sebagai glikogen didalam plasenta, dan kemudian didalam sel hati
janin, jantung dan otot. Deposit ini penting untuk mensuplai otak bayi selama
melahirkan, dan untuk cadangan setelah bayi lahir dan tergantung pada kadar glukosa
darah. Glukosa adalah sumber utama energi bagi fungsi organ. Walaupun semua
organ-organ dapat menggunakan glukosa, akan tetapi otak manusia menggunakannya
hampir secara eksklusif sebagai bahan baku untuk metabolisme energi. Otak karena
cadangan glikogen yang terbatas, pemeliharaan untuk pengiriman glukosa ke otak
adalah fungsi fisiologis yang sangat penting. Pada bayi yang baru lahir dapat
dikatakan kebutuhan akan glukosa lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas
produksi glukosa. Meskipun bahan bakar alternatif, seperti laktat dan keton tubuh,
dapat digunakan sebagai substrat untuk produksi energi, bayi yang baru lahir, belum
matang organnya untuk menanggapi dengan cepat counterregulasi. Dengan demikian, bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap kondisi apapun yang merusak
pembentukan homeostasis glukosa normal selama masa transisi dari rahim ke
kehidupan extrauterine independen.
Bila jumlah glukosa serum lebih rendah dari nilai normal disebut hipoglikemia.
Sekitar dua dari 1.000 bayi yang baru lahir memiliki hipoglikemia. Bayi yang
memiliki resiko lebih tinggi mengalami hipoglikemi, biasanya pada bayi yang lahir dari ibu diabetes, bayi yang kecil untuk usia kehamilan dan bayi prematur.
Pada neonatus tidak selalu ada korelasi yang jelas antara kadar glukosa darah dan
manifestasi hipoglikemi klasik. Tidak adanya gejala dan tanda-tanda tidak
menunjukkan kadar glukosa normal dan tidak turun dibawah kadar normal untuk
mempertahankan metabolisme otak.
1
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 2/20
BAB II
PEMBAHASAN
FUNGSI GLUKOSA
Glukosa ádalah sumber penting dan energi langsung bagi tubuh. Glukosa juga dapat
disimpan sebagai bentuk-bentuk lain dalam hati dan otot untuk digunakan kemudian
hari. Kelebihan glukosa akan diubah menjadi lemak. Glukosa adalah sumber utama
bahan bakar untuk otak, dan ini terutama penting bagi neonatus.
Pada penelitian invivo metabolisme otak, menunjukkan bahwa pada otak bayi dan
anak dapat menggunakan glukosa pada kecepatan melebihi 4-5 mg/100 g berat
otak/menit. Dengan demikian pada otak neonatus cukup bulan, berat otaknya sekitar
420 g pada bayi 3,5 kg, akan memerlukan glukosa dengan kecepatan sekitar 20
mg/menit, menggambarkan produksi glukosa sekitar 5-7 mg/kg berat badan/menit.
Karena otak tumbuh paling cepat selama umur 1 tahun pertama dan karena proporsi
pergantian glukosa lebih besar yang digunakan untuk metabolisme otak, hipoglikemia
yang terus menerus atau berulang pada bayi dan anak mempunyai pengaruh yang
besar pada keterlambatan perkembangan dan fungí otak.
Pada pertumbuhan otak yang cepat, glukosa dapat juga merupakan sumber síntesis
lipid dan protein membran, yaitu protein struktural dan mielinisasi, yang adalah
penting untuk maturisasi otak normal. Pada keeadaan hipoglikemia berat dan terus
menerus, substrat sturuktural otak ini dapat dipecah menjadi berbagai energi yang
dapat digunakan seperti laktat, piruvat, asam amino dan asam keton yang etdapat
mendukung metabolisme otak dengan mengorbankan pertumbuhan otak. Kapasitas
otak bayi baru lahir untuk mengambil dan mengoksidasi benda-benda keton, lima kali
lebih besar daripada otak dewasa. Namur kemampuan hati untuk mengambil dan
mengoksidasi mungkin terbatas pada periode bayi baru lahir.
Kehilangan sumber energi otak selama hipoglikemi dan ketersediaan bahan bakar
alternatif, mempunyai konsekuensi pada metabolisme dan pertumbuhan otak. Yang
2
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 3/20
dapat mengakibatkan penurunan konsumsi oksigen otak, kenaikan pemecahan
komponen-komponen struktural.
METABOLISME GLUKOSAPreterm
Glukosa adalah sumber energi utama untuk perkembangan janin. Homeostasis
glukosa selama hidup janin tergantung sepenuhnya pada transfer glukosa plasenta
berkelanjutan. Memang, tidak ada produksi glukosa janin yang signifikan telah
dibuktikan. Glukosa janin kolam berada dalam kesetimbangan dengan ibu
Lingkungan Endokrin Preterm dicirikan oleh insulin plasma yang tinggi dan rendahkadar glukagon plasma. Beredarnya insulin dapat terdeteksi setelah 13 minggu
kehamilan. Pankreas janin dapat melepaskan insulin sebagai respons terhadap glukosa
dan asam amino setelah minggu ke-20 kehamilan. Tindakan insulin dipengaruhi oleh
Glukokortikoid yang menginduksi ekspresi faktor-faktor transkripsi. Faktor-faktor ini
mengatur ekspresi enzim yang berkaitan dengan sintesis glikogen dan lemak. Insulin
tidak aktif sampai awal tindakan kortikoid pada trimester kedua. Hal ini menjelaskan
mengapa penyimpanan glikogen tidak terjadi sebelum minggu ke-27.
Sintesis glikogen dimulai pada usia kehamilan trimester kedua dan meningkat
perlahan-lahan sampai 36 minggu. Kemudian glikogen hepatik meningkat dengan
cepat sampai mencapai 50 mg/g jaringan. Meskipun kebanyakan enzim
glukoneogenik mempunyai kegiatan yang signifikan di hati janin ketika awal-awal
minggu janin, glukoneogenesis dihambat oleh kehadiran insulin tinggi dan tidak
fungsional dalam rahim. Insulin meningkatkan sintesis asam lemak di hati dan
ambilan glukosa dalam jaringan adiposa menuju sintesis trigliserida. Plasenta manusia
permeabel terhadap trigliserida, asam lemas bebas dan glicerol. Semester 3
kandungan lemak neonatus mencapai 16% dari berat badan saat lahir. Glikogen dan
lemak merupakan deposit glukosa untuk perubahan metabolik pada saat lahir.
3
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 4/20
Metabolisme Glukosa neonatus
Perubahan metabolik pada saat kelahiran diatur dalam rangka untuk memastikan
kelanjutan suplai bahan bakar ke otak dan organ vital sampai makan enteral
menyediakan kebutuhan energi yang memadai.
Respon endokrin ketika lahir
Suplai konstan glukosa dari ibu terganggu oleh terputusnya bagian tali pusat.. Hal ini
diikuti oleh respons stres endokrin yang ditandai dengan meningkatnya katekolamine
(× 3-10 pada plasma), peningkatan glukagon plasma (× 3-5) , glukagon reseptor dan
peningkatan tingkat kortisol plasma. Tingkat insulin plasma menurun dan mengarah
pada insulin rendah / rasio molar glukagon yang sangat penting untuk merangsang
hepatika glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glukagon dan katekolamine
mengaktifkan adenylsiklase yang menyebabkan peningkatan siklik AMP intraselular
dan mempromosikan Glikogenolisis, lipolysis dan glukoneogenesis.. Glukokortikoid
bertindak sinergi dengan glukagon dan katekolamine. pemecahan protein otot dan
lipolysis, sehingga meningkatkan ketersediaan substrat glukoneogenic.
Produksi Glukosa Hepatik
Tujuan dari homeostasis glukosa neonatal adalah memberikan otak dan organ vital
lain dengan cukup glukosa sebagai sumber energi utama. Glikogenolisis,
glukoneogenesis, lipolisis, oksidasi asam lemak dan proteolisis berkotribusi pd
homeostasis ini.
Keluaran glukosa hepatik melalui Glikogenolisis dan glukoneogenesis adalah satu-
satunya sumber makan. Produksi glukosa hepatik telah diperkirakan 4-6 mg / kg /
pada neonatus. Peningkatan glukagon plasma menyebabkan kerusakan glikogen cepat
melalui mengaktifkan glikogen fosforilase. Glikogen hati terkuras 50-55 mg / g dalam
waktu 12 jam kelahiran. Glukoneogenesis tidak aktif segera setelah lahir karena
aktivitas rendah sitosolik phosphoenolpyruvate carboxykinase (PEPCK), laju-enzim
pembatas jalur metabolisme ini. PEPCK dan aktivitas enzim sitosolik meningkat
tajam setelah lahir sebagai respons terhadap penurunan plasma rasio molar insulin /
glukagon. Glukagon dan lonjakan katekolamine meningkatkan cAMP intraselular
yang bekerja pada elemen respon cAMP (CRE) promotor dari gen PEPCK.
4
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 5/20
Demikian, sintesis mRNA PEPCK dimulai saat lahir . Glukosa diproduksi dengan
cara glukoneogenesis dimulai 2 jam setelah kelahiran dan pada puncaknya setelah 12
jam. Alanin yang dihasilkan dari pemecahan protein dan trigliserida gliserol yang
dihasilkan dari kerusakan adalah dua gluconeogenic utama substrat. Pengiriman asam
lemak ke hati dan oksidasi lebih lanjut merupakan dukungan mereka trehadap
glukoneogenesis dengan menyediakan ATP, asetil-KoA dan mengurangi setara
NAD / NADH
DEFINISI
Neonatal hipoglikemia tidak dapat didefinisikan dengan nilai tunggal klinis yang
dapat diterapkan pada semua situasi untuk semua bayi. Tampaknya bahwa bayi dapat
mengembangkan tanda-tanda hipoglikemi sugestif dari rentang kadar glukosa darah
yang secara substansial lebih rendah dari tingkat dewasa normal.
Urutan freekuensi gejala antara lain ada tremor, apatis, episode sianosis, kejang-
kajang, sebentar-sebentar apnoe atau takipnoe, lemah atau manamgis dengan nada
tinggi, kelesuan, kesulitan makan, dan mata bergulir. Episode berkeringat, tiba-tiba
pucat, hipotermia, dan serangan jantung dan kegagalan juga dapat terjadi.
Apa yang disebut kadar glukosa normal, tergantung pada ukuran bayi, kehamilan dan
kondisi klinis, serta kesediaan sumber energi dan kebutuhan energi yang
berkelanjutan. Definisi hipoglikemia harus cukup fleksibel.
Ada dua pendekatan untuk mendefinisikan rentang aman dlukosa darah.
1. menggunakan renatang normatif : studi ASI eksklusif, neonatus
cukup bulan, menunjukkan bahwa glukosa darah turun segera
setelah lahir sekitar 35mg/dl. Pada usia 1 hari, naik ketingkat 37
mg/dl yang kan bertahan selama 72 jam. Penting untuk dicatat
bahwa untuk neonatus cukup bulan , sesuai masa kehamilan dan
menyusui pada bayi yang baru lahir memiliki tingkat glukosa darah
kurang dari 50 mg/dl dalam tiga hari pertama kehidupan
5
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 6/20
2. menggunakan keberadaan atau ketiadaan sequele: sejumlah
penelitian dalam jangka beresiko, prematur dan kecil masa
kehamilan. Kadar glukosa darah kurang dari 50 mg/dl
Karena kekhawatiran kemungkinan ada sequle neuroligis, intelektual dan psikologis
dalam kehidupan sehari-har., banyak pakar sekarang yang mendesak bahwa pada
neonatus, kadar glukosa darah di bawah 45 mg/dl dipandang mencurigakan dan
diobati dengan sungguh-sungguh. Hal ini terutama dapat diterapkan sesudah umur 2-3
hari pertama, ketika secara normal glukosa telah mencapai titik terendahnya. Pada
bayi dan anak yang lebih tua, kadar glukosa darah kurang dari 45mg/dl
menggambarkan hipoglikemia yang berat.
Tabel 1. Nilai kadar glukose darah/plasma atau serum untuk diagnosis
Hipoglikemi pada berbagai kelompok umur anak
INSIDENSI
Di Indonesia masih belum ada data, secara umum insidens hipoglokemia pada bayi
baru lahir berkisar antara 1-5/100 kelahiran hidup. Pada bayi yang lahir dari ibu
diabetes 8%-25%, pada bayi preterm 15%, secara umum pada bayi resiko tinggi, 30%
terjadi hipoglikemia.
Kelompok
Glukosa (mg/dl)
serum
Bayi/anak
Neonatus
- BBLR/KMK
- NCB
0-3 hari
3 hari
<45mg/dl
<25mg/dl
< 30mg/dl
<45mg/dl
6
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 7/20
ETIOLOGI
Secara garis besar, maka hipoglikemi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: kelainan
yang menyebabkan glukosa berlebihan dan produksi glukosa kurang.
1. kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa ambilan berlebihan
a. Hiperinsulinisme ( bayi dari ibu penderita diabetes, hipoglikemia
hiperinsulinisme menetap pada bayi, tumor yang memproduksi
insulin). Hiperinsulinisme menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan terutama akibat rangsang ambilan glukosa oleh otot. Bayi
dari ibu penderiita diabetes, juga mempunyai kadar insulin yang tinggi
setelah lahir, karena tingginya paparan glukosa in utero akibat jeleknya
kontrol glukosa selama kehamilan, hal ini menyebabkana
hiperinsulinisme pada neonatus.
b. Defek pada pelepasan glukosa ( defek siklus krebs, defek respiratory c
hain). Kelainan ini sangat jarang mengganggu pembentukan ATP dari
oksidasi glukosa, disini kadar laktat sangat tinggi.
c. Defek pada produksi energi alternatif (defisiensi Carnitine acyl
transferase, defiensi HMG CoA) kelainan ini mengganggu penggunaan
lemak sebagai energi, sehingga tubuh sangat tergantung hanya pada
glukosa. Ini akan menyebabkan masalah jika puasa dalam jangka lama
yang sering kali berhubungan dengan penyakit gastrointestinal.
d. Sepsis atau penyakit hipermetabolik, termasuk hipertiroidisme
2. Kelainan yang menyebabkan kurangnya produksi glukosa
a. simpanan glukosa tidak adekuat ( bayi prematur, malnutrisi, KMK).
Kelainan ini sering sebagai penyebab hipoglikemi. Hal ini terjadi
karena terkait dengan penyimpanan glikogen hati, protein, lemak
badan yang tidak cukup yang dibutuhkan untuk memperthankan
substrat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Bayi-
bayi ini kecil karena prematuritas atau pemindahan nutrien plasenta
7
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 8/20
terganggu. Lagipula enzim untuk glikogenesis, tidak sepenuhnya
berkembang.
b. Kelainan pada produksi glukosa hepar, antara lain: defisiensi Glukose-
6-phospatase, defisiensi phospatase hepar, dll). Kelainan ini
menurunkan produksi glukosa melalui berbagai defek, termasuk
blokade pada pelepasan dan sintesis glukosa atau blokade
glukoneogenesis.
c. Kelainan hormonal (hipopituitarisme, defisiensi growth hormon,
defisiensi kortisol). Hal ini karena hormon pertumbuhan dan kortisol
berpern penting pada pembentukan energi alternatif dan merangsang
produksi glukosa.
FAKTOR RESIKO
Sebagian bayi lebih cenderung memiliki glukosa darah yang rendah dalam beberapa
jam atau hari kehidupan.
Bayi beresiko untuk glukosa darah yang rendah meliputi:
bayi prematur, lahir lebih dari 3 minggu lebih awal (kurang dari 37 minggu
usia kehamilan)
bayi yang kecil untuk usia kehamilan,
bayi yang besar untuk usia kehamilan
bayi lahir dari ibu yang menderita diabetes pada kehamilan
bayi yang lahir dari ibu untuk pengobatan tertentu, seperti obat untuk tekanandarah tinggi,steroid, beta simpatomimetik dan beta blocker
memiliki kesulitan bernapas pada saat lahir (RDS)
hipotermia
bayi puasa
bayi dengan polisitemia
bayi dengan eritoblastosis
8
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 9/20
PATOFISIOLOGI
Selama dalam kandungan, energi pokok yang digunakan janin adalah glukosa, asam
amini dan laktat. Glukosa merupakan 50 % dari energi yang dibutuhkan. Glukosa ibu
masuk melalui plasenta ke janin dengan difusi karena adanya perbedaan konsentrasi
pada ibu dan plasenta ke janin dalan jumlah yang proposional untuk kebutuhan energi
yang dibutuhkan janin dengan kecepatan 5-7gr/kgBB/menit, sesuai dengan kecepatan
produksi glukosa endogen setelah lahir. Untuk mempertahankan euglikemia, pada
saat lahir, tidak ada produksi glukosa oleh janin manusia, namun produksi glukosahepar dan glukoneogenesis telah dibuktikan ada dalam beberapa jam setelah lahir.
Pada bayi aterm sehat, yang sudah lepas dari ibunya dua jam pertama setelah lahir,
kadar glukosa darahnya tidak pernah dibawah 40mg/dl, pada usia 4-6 jam berkisar
antara 45-80mg/dl. Kadar glukosa setelah lahir dipertahankan dengan pemecahan
glikogen hepar (glikogenolisis) karena pengaruh epinefrin dan glukagon, dan
difasilitasi dengan turunnya insulin. Namun dalam waktu 8-12 jam pertama glikogen
berkurang, setelah itu, kadar glukosa dipertahankan oleh sintesis glukosa dari laktat,
gliserol dan alanin( glukoneogenesis). Dalam keadaan normal, tubuh
mempertahankan hipolikemia dengan menurunkan sekresi insulin dan meningkatkan
sekresi glukagon, epinefrin, hormon pertumbuhan dan kortisol. Perubahan hormonal
tersebut, dikombinasi dengan meningkatnya keluaran glukosa hepar,bahan bakar
alternatif yang ada dan penggunaan glukosa menurun. Respon pertama kali yang
terjadi adalah peningkatan produksi glukosa dari hepar dengan pelepasan cadangan
glikogen hepar disertai penurunan insulin dan peningkatan glukagon. Bila cadangan
glikogen habis, maka terjadi peningkatan kerusakan protein karena kortisol menigkat,
glukoneogenesis hepar diganti dengan glikogenolisis sebagai sumber produksi utama
glikosa. Kerusakan protein tersebut digambarkan dengan meningkatnya kadae asam
amino glukonegenik, alanin dan glutamine dalam plasma, yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif tubuh dan menghambat penggunaan glukosa. Kenaikan
keton urin dalam plasma menunjukkan penggunaan lemak sebagai sumber energi.
9
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 10/20
Asam lemak bebas juga merangsang produksi glukosa. Hipoglikemi terjadi bila salah
satu atau lebih mekanisme keseimbangan diatas gagal.
GEJALA KLINIS
Berbeda dengan kekerapan terjadinya hipoglikemia kimia, insiden terjadinya
hipoglikemia simptomatik, paling tinggi pada bayi kecil. Mulainya gejala bervariasi
dari beberapa jam sampai beberapa minggu setelah lahir. Gejala hipoglikemi pada
neonatus samar-samar dan tidak spesifik, akan tetapi pada neonatus normal, ternyata
dapat mentoleransi puasa sampai 24 jam tanpa gejala hipoglikemi, walaupun kadar
gula dalam darah <40mg/dl. Setelah itu, penurunan gula darah kurang dari 40 mg/dldapat menimbulkan rasa lapar dan dapat merangsang pelepasan epinefrin yang
berlebihan sehingga menyebabkan lemah, gelisah, keringat dingin, gemetar dan
takikardi.
Gejala hipoglikemi dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar, yaitu yang
pertama berasal dari sistem saraf otonom dan yang kedua berhubungan dengan
kurangnya suplai glukosa pada otak (neuroglikopeni). Gejala dari sistem saraf otonom
adalah berkeringat, gemetar, gelisah dan nausea. Akibat neuroglikopenia adalah
pening, bingung, rasa lelah, sulit bicara, sakit kepala, da tidak dapat konsentrasi.
Kadang disertai rasa lapar, pandangan kabur, mengantuk dan lemah. Pada neonatus,
tidak spesifik, antara lain tremor, peka rangsang, apnoe, sianosis, hipotonia, iritabel,
sulit minum, kejang, koma, tangisan nada tinggi nafas cepat, dan pucat. Namun hal ini
juga dapat terjadi pada bayi yang tidak hipoglikemi, misal kelainan pada bawaan
susunan saraf pusat, cedera lahir, mikrosefali, perdarahan dan kern ikterus.
Demikian juga dapat terjadi akibat hipoglikemia yang berhubungan dengan sepsis,
penyakit jantung bawaan disters respirasi, asfiksia dan defisiesi endokrin. Kadang
hipoglikemia juga asimtomatik, contohnya pada ”glycogen storage disease”tipe 1.
10
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 11/20
Pemeriksaan Laboratarium
Pemeriksaan Laboratariun yang di kombinasikan dengan riwayat klinis sangat penting
untuk menegakkan diagnosis hipoglikemia. Pemeriksaan kadar gula pertama yangdiambil pada saat ada gejala atau kecurigaan hipoglikemia, dan pemeriksaaan yang
lain adalah beta hidroksi butirat, asam laktat, asam lemak bebas, asam amino
(kuantitatif) dan elektrolit (untuk melihat anion gap). Pemeriksaan hormonal: Insulin,
Kortisol, hormon pertumbuhan. Pemeriksaan faal hepar. Pemeriksaan urin: keton dan
asam amino (Kuantitatif)
Apabila pada pemeriksaan awal tidak terdiagnosis atau pasien asimptomatik, makadilakukan pemeriksaan lanjutan. Bila berhubungan dengan puasa, maka pasien
dipuasakan dan di pantau dalam 24 jam selama puasa, atau bila ada indikasi puasa
dapat diperpanjang. Pemeriksaan ini harus dengan rawat inap, dipasang akses
intravena dan diberikan heparin pada jalur intervenanya untuk pengambilan sampel
darah dan bila perlu untuk pemberian dekstrose 25% bila timbul gejala hipoglikemia.
Diambil plasma darah secara sekuensial untuk pemeriksaan glukosa plasma, beta
hidroksibutirat, dan insulin pada jam 8,16 dan 20, kemudian diberikan glukagon 30 –
100 pg/kg BB intra muskuler sampel diambil setiap jam sampai pemeriksaan berakhir.
Sampel pertama dan terakhir harus diperiksa kadar hormon pertumbuhan dan kortisol.
Bila dicurigai defek pada ensim tertentu, maka diperlukan pemeriksaan analisa asam
organik plasma atau urin
Pemeriksaan lain yang diperlukan adalah tes stimulasi glukagon, tes toleransi leucine
untuk menentukan diet dikemudian hari dilakukan setelah pasien normoglikemi, tes
toleransi tolbutamide nilainya kurang untuk menemukan adenoma pankreas,
pemeriksaan fungsi adrenal.
11
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 12/20
DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis
1. Pada BBLR, Kadar Gula darah (KGD) < 25 mg/dl dalam 72 jam pertama
2. Pada Bayi Cukup Bulan , Kadar Gula darah (KGD) < 30 mg/dl dalam 72 jam
pertama ,dan < 45 mg/dl pada hari berikutnya
3. Didapati dalam 2 golongan :
a. Hipoglikemi Asimptomatik (tanpa gejala): hipoglikemi tanpa disertai gejala
klinik dan sering terjadi pada bayi sebelum berusia 12 jam b. Hipoglikemi Simptomatik (dengan gejala klinis)
4. Gejala Klinis: tidak mau minum/kesulitan minum, tangis lemah ataupun high
pitched cry, letargi, gemetar/tremor, takipnu, serangan sianosis dan apnu
intermitten, tangis lemah, apati, kejang ataupun tonus otot menurun sampai
kelumpuhan, gerakan bola mata tak terkoordinir/ gerakan putar mata, keringat
dingin, hipotermi, gagal jantung dan koma.
5. Ada faktor resiko:
a. Bayi dari Ibu Penderita Diabetes (IPD)
12
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 13/20
b. Faktor Resiko Lain seperti: bayi dari toksemia, prematur/dismatur, bayi besar,
bayi dengan infeksi berat/sepsis, bayi dengan Sindroma Gawat Napas (SGN),
hipotermi, asfiksia berat, dan perinatal stress.
6. Khusus bayi yang lahir dari IPD walaupun tanpa gejala (asimptomatik) dilakukan
pemeriksaan KGD seperti bayi dengan hipoglikemi yaitu:
a. Pemeriksaan pertama 1 (satu) jam setelah lahir.
b. Bila KGD normal dilakukan pemeriksaan ulang tiap 1-2 jam sampai usia 6-8
jam, bila KGD tetap normal pada setiap pemeriksaan lanjutkan sesuai huruf c.
c. Pemeriksaan tiap 4-6 jam pada 16-18 jam berikutnya, bila KGD tetap normal
juga pada setiap pemeriksaan lanjutkan sesuai huruf d.
Pemeriksaan tiap hari untuk hari ke-2 dan ke-3 kehidupan
Tatalaksana
a. Monitor
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu
dimonitor dalam 3 hari pertama :
• Periksa kadar glukosa saat bayi datang
• Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan
glukosa normal dalam 2 kali pemeriksaan
• Kadar glukosa ≤ 45 mg/dl atau gejala positif tangani
hipoglikemia
• Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3 hari
penanganan hipoglikemia selesai
b. Penanganan hipoglikemia dengan gejala :
Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan ml/menit
Pasang jalur iv D10% sesuai kebutuhan (kebutuhan infus glukosa
mg/kg/menit).
Contoh : BB 3 kg, kebutuhan glukosa 3 kg x 6 mg/kg/mnt = 18 mg/mnt
= 25920 mg/hari. Bila dipakai D 10% artinya 10 g/100cc, bila perlu
25920 mg/hari atau 25,9 g/hari berarti perlu 25,9 g/ 10 g x 100 cc= 259
cc D 10% /hari.
13
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 14/20
Atau cara lain dengan GIR
Konsentrasi glukosa tertinggi untuk infus perifer adalah 12,5%, bila
lebih dari 12,5% digunakan vena sentral.
Untuk mencari kecepatan Infus glukosa pada neonatus dinyatakan
dengan GIR.
Kecepatan Infus (GIR) = glucosa Infusion Rate
GIR (mg/kg/min) = Kecepatan cairan (cc/jam) x konsentrasi Dextrose
(%)
6 x berat (Kg)
Contoh : Berat bayi 3 kg umur 1 hari
Kebutuhan 80 cc/jam/hari = 80 x 3 = 240 cc/hari = 10 cc/jam
GIR = 10 x 10 (Dextrose 10%) = 100 = 6 mg/kg/min 6 x 3=18
Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam
Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala ulangi
seperti diatas
Bila kadar 25-45 mg/dl, tanpa gejala klinis :
- Infus D10 diteruskan
- Periksa kadar glukosa tiap 3 jam
- ASI diberikan bila bayi dapat minum
Bila kadar glukosa ≥ 45 mg/dl dalam 2 kali pemeriksaan
- Ikuti petunjuk bila kadar glukosa sudah normal (lihat ad d)
- ASI diberikan bila bayi dapat minum dan jumlah infus diturunkan
pelan-pelan
- Jangan menghentikan infus secara tiba-tiba
c. Kadar glukosa darah < 45 mg/dl tanpa GEJALA :
ASI teruskan
Pantau, bila ada gejala manajemen seperti diatas
Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau sebelum minum, bila :
Kadar < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala tangani hipoglikemi
(lihat ad b)
Kadar 25-45 mg/dl naikkan frekwensi minum
Kadar ≥ 45 mg/dl manajemen sebagai kadar glukosa normal
14
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 15/20
d. Kadar glukosa normal IV teruskan
IV teruskan
Periksa kadar glukosa tiap 12 jam
Bila kadar glukosa turun, atasi seperti diatas
Bila bayi sudah tidak mendapat IV, periksa kadar glukosa tiap 12
jam, bila 2 kali pemeriksaan dalam batas normal, pengukuran
dihentikan.
e. Persisten hipoglikemia (hipoglikemia lebih dari 7 hari)
konsultasi endokrin
terapi : kortikosteroid hidrokortison 5 mg/kg/hari 2 x/hari iv atau
prednison 2 mg/kg/hari per oral, mencari kausa hipoglikemia lebih
dalam.
bila masih hipoglikemia dapat ditambahkan obat lain :
somatostatin, glukagon, diazoxide, human growth hormon,
pembedahan. (jarang dilakukan)
15
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 16/20
Bagan Terapi Bayi Hipoglikemi
G D S<2 5m g/d l a t a u
t e r d a p a t t a n d a h i p o g l i k e m i
G D S<2 5m g/d l a t a u
t e r d a p a t t a n d a
h i p o g l i k e m iG D S2 5 – 4 5m g/d l t a n p a
h i p o g l i k e m i
G D S2 5 – 4 5m g/d l t a n p a
h i p o g l i k e m i G D SG D S N
P a s a n g J a l u r I VP a s a n g J
a l u r I VB i l a I V l i n e t i d a k
d a p a t t e r p a s a n g
d e n g a n c e p a t
B i l a I V l i n e t i d a k
d a p a t t e r p a s a n gd e n g a n c e p a t
- B o l u s p e l a n D1 0 2 – 4 m l/
K G d a l a m5 m e n i t- I n f u s D1 0s e s u a i k e b u t u h a n
(6-8 m g/k g/m e n i t)
- B o l u s p e l a n D1 0 2 – 4 m l/
K G d a l a m5 m e n i t
- I n f u s D1 0s e s u a i k e b u t u h a n
(6-8 m g/k g/m e n i t)
L a r G l u k o s a m e l a l u i
p i p a l a m b u n g d e n g a n
d o s i s y a n g s a m a
L a r G l u k o s a m e l a l u i
p i p a l a m b u n
g d e n g a nd o s i s y a n g s a m a
- A S I
- P a n t a u t a n d a h i p o g l i k e m i- P e r i k s a G D S d a l a m3 j a m
a t a u s e b e l u m p e m b e r i a n
- A S I
- P a n t a u t a n d a h i p o g l i k e m i
- P e r i k s a G D S d a l a m3 j a m
a t a u s e b e l u m p e
m b e r i a n
D a p a t C a i r a n iD a p a t C a i
r a n i V
G D S< 2 5m g/d lG D S< 2 5m g/d l
- G D S2 5 – 4 5m g/d l
- N a i k k a n F r e k u e n s iM i n u m
G D S>= 4 5m g/d lG D S>= 4 5m g/d l
T iT i d
G D S/1 2J a m s e la m ab a y i m a s i h p e r l u
G D S/1 2J a m s e l a m a
b a y i m a s i h p e r l u
- G D
p e- j i k
à h
- G D/
p e m
- j i k a
à h e
P e r ik s a G D S1 j a m s e t e l a h
b o l u s d a n t i a p3 j a m
P e r ik s a G D S1 j a m s e t e l a h
b o l u s d a n t i a p
3 j a m
- G D S2 5 – 4 5m g/d l
- G D S2 5 – 4 5m g/d l
- G D S> =4 5m g/d l d a l a m2x- G D S>=4 5m g/d l d a l a m2x
p e m e
r i k s a a n b e r t u r u t2
16
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 17/20
Prognosis
Tergantung penyebab yang mendasarinya untuk penyakit ”inborn erros of
metabolism” dan defesiensi hormonal, membutuhkan pengobatan selama hidup,sebaliknya hipoglikemia ketotik umumnya menghilang sekitar umur 5 tahun bila anak
diberikan nutrisi yang adekuat untuk mencegah hipoglikemia. Untuk
hiperinsulinemia, tergantung pada beratnya penyakit, respon terhadap pengobatan,
dan lesinya fokal atau difus. Pada lesi fokal umumnya dapat diobati dengan
pembedahan. Hiperinsulinisme ringan yang memberikan respon dengan diazoxide,
membutuhkan pengobatan jangka panjang, tetapi anak dapat hidup normal. Pada lesi
difus yang tidak memberikan respon dengan pengobatan, tidak sepenuhnya dapatdiobati dengan pankreatektomi dan akan timbul problem hipoglikemia dan gangguan
perkembangan yang berkelanjutan
17
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 18/20
BAB III
KESIMPULAN
Hipoglikemi adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukose darah kurang dari 45
mg/dL (2.6 mmol/L). Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena cadangan
glukosa rendah. Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin
sehingga respon insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir di mana jalur plasenta
terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi
(transient hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi. Hipoglikemi adalah masalah
serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat
terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan
pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian. Kejadian hipoglikemi lebih sering
didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes melitus. Glukosa merupakan sumber kalori
yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama
pasca lahir. Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena
meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi,
hipertermi, gangguan pernapasan.
Didapati dalam 2 golongan hipoglikemi pada neonatus anatara lain Hipoglikemi
Asimptomatik (tanpa gejala), merupakan hipoglikemi tanpa disertai gejala klinik dan
sering terjadi pada bayi sebelum berusia 12 jam dan Hipoglikemi Simptomatik
(dengan gejala klinis). Antara lain gejala klinisnya tidak mau minum/kesulitan
minum, tangis lemah ataupun high pitched cry, letargi, gemetar/tremor, takipnu,
serangan sianosis dan apnu intermitten, tangis lemah, apati, kejang ataupun tonus ototmenurun sampai kelumpuhan, gerakan bola mata tak terkoordinir/ gerakan putar mata,
keringat dingin, hipotermi, gagal jantung dan koma.
Ada beberapa faktor resiko pada bayi yang memungkinkan dapat mengalami
penurunan kadar gula dara; bayi dari ibu penderita diabetes (IPD) dan faktor resiko
lain seperti: bayi dari toksemia, prematur/dismatur, bayi besar, bayi dengan infeksi
berat/sepsis, bayi dengan Sindroma Gawat Napas (SGN), hipotermi, asfiksia berat,
dan perinatal stress.
18
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 19/20
Penatalaksanaan untuk Hipoglikemi asimptomatik diberikan pengobatan seperti
hipoglikemi simptomatik bila dengan 2 kali pemeriksaan dengan selang satu jam bayi
berada dalam keadaan hipoglikemi. Dan untuk Hipoglikemi simptomatik : bolus IV
larutan Dextrose 10% 2 ml/kgBB dilanjutkan dengan IVFD Dextrose 10% sesuai
kebutuhan rumatan. Harus dilakukan monitor KGD setelah 2 jam, bila tetap rendah,
bolus Dextrose 10% 2 ml/kgBB lagi dan lanjut dengan rumatan, dan selanjutnya
sesuai bagan terapi di bawah ini dan ASI tetap diberikan dengan mempertimbangkan
kemampuan minum bayi dan kondisi bayi.
Penyulit yang dapat terjadi bila penatalaksanaan yang tidak adekuat, atau diagnosis
yang lambat yang tersering antara lain hipoksia otak dan Kerusakan sistem saraf
pusat. Prognosisnya, jika hipoglikemi tidak diiobati dan pada hipoglikemi yang berat
dan berkepanjangan dapat menyebabkan kematian pada setiap golongan umur. Pada
neonatus, prognosisnya tergantung dari berat, lama, adanya gejala-gejala klinik dan
kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula dari etioligi, diagnosis dini dan
pengobatan yang adekuat.
19
5/10/2018 isi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi5571fc9e4979599169979cdd 20/20
DAFTAR PUSTAKA
1. Sperling Mark A. Hypoglcemia. Behrman E, Kliegman Robert M, Jenson Hal B.
Editors. Nelson textbook of pediatrics. 16 ed. Vol. I. United States Of America :
W>B Saunders Company; 2000.p.439-450
2. Diabetes & Other Endokrin dan Hypoglycemia in the Newborn.
www.healthsystem.virginia.edu/uvahealth/peds_diabetes/hyponew.cfm
3. Neonatal Hypoglycemia
http://pedsinreview.aappublications.org/cgi/content/full/20/7/e6
4. Pediatrics, Hypoglycemia http://emedicine.medscape.com/article/802334-
overview
5. J M Hawdon, A Aynsley-Green, M P Ward PlattNeonatal blood glucose
concentrations: metabolic effects of intravenous glucagon and intragastric. medium
chain triglyceride. Archives of Disease in Childhood, 1993
20