isi ta bab i-v/aplikasi... · metode harga pokok pesanan ini disinergikan dengan metode taksiran...
TRANSCRIPT
ABSTRAKSI
Maxima Creative adalah sebuah perusahan yang bergerak dalam bidang jasa desain, cetak, dan advertising. Dengan keputusan manajemen untuk melakukan diversifikasi produk akhirnya perusahaan ini menambah bidang usahanya berupa foto editing. Pengembangan foto editing merupakan pasar yang masih kosong di kota Solo sehingga hal ini sebagai langkah yang tepat untuk melakukan pengembangan usaha.
Penentuan harga yang diberikan kepada konsumen merupakan hal yang vital dalam menentukan keberhasilan suatu produk. Pembebanan harga kepada konsumen dilakukan oleh Maxima Creative dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Dengan metode ini terbukti efektif dalam pelaksanaan operasional usahanya. Metode harga pokok pesanan ini disinergikan dengan metode taksiran sehingga dapat diketahui secara jelas biaya-biaya yang timbul dalam mengerjakan suatu order. Aplikasi yang dilaksanakan lebih mengutamakan pada keputusan manajemen dan tidak hanya pada hasil analisis.
Penetapan harga pokok produk mengutamakan pada biaya bahan baku karena sebagai proses awal usaha, bahan bakulah yang utama dan perlu mendapat perlakuan biaya yang tepat dan teliti. Pencatatan biaya menggunakan kartu harga pokok efektif mengetahui arus biaya yang digunakan untuk proses produksi. Keputusan manajemen yang diambil banyak berupa keputusan jangka pendek untuk usaha awal suatu bidang dan tidak memfokuskan pada perencanaan jangka panjang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses manajemen perusahaan, penetapan atau pembebanan biaya
yang tepat bagi konsumen merupakan salah satu strategi vital untuk meraih
pasar. Proses penetapan biaya bagi konsumen terutama untuk perusahaan jasa
mayoritas menggunakan penetapan biaya berdasarkan pesanan. Dalam metode
penetapan biaya ini, biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan
harga produksi per satuan dihitung dengan membagi total biaya produksi
dengan kuantitas produksi. (Mulyadi 1997 : 37).
Penetapan biaya bagi konsumen menggunakan metode harga pokok
pesanan efektif bagi perusahaan jasa misalnya advertising. Tetapi dalam
aplikasi keseharian, metode harga pokok pesanan ini diaplikasikan oleh
manajer perusahaan berdasarkan keputusan manajemen dari tiap perusahaan.
Pada aplikasi tersebut item harga pokok pesanan dalam perusahaan yang
bergerak pada bidang yang sama seringkali berlainan antar perusahaan.
Maxima Creative merupakan salah satu perusahaan jasa dalam bidang
advertising dan foto editing. Metode harga pokok pesanan juga diaplikasikan
oleh perusahaan ini dalam rangka pembebanan biaya bagi konsumen. Foto
editing sebagai pasar yang masih kosong di kota Surakarta adalah pilihan yang
tepat yang dipilih oleh Maxima Creative dalam diversifikasi produknya.
B. Identifikasi Masalah
Aplikasi metode harga pokok pesanan untuk pembebanan biaya bagi
konsumen oleh Maxima Creative memerlukan teknik penghitungan yang
cermat dan teliti. Aplikasi ini juga berpengaruh pada sistem penjualan oleh
para free-lance. Bagi Maxima Ceative, keberadaan foto editing yang masih sepi
di kota Surakarta membuat teknik penghitungan ini terdiri dari spek yang
beraneka ragam. Aplikasi metode harga pokok pesanan menjadi fokus utama
dalam penelitian ini.
C. Tujuan Penulisan
a. Meningkatkan kemampuan pembaca dalam memahami metode harga pokok
pesanan.
b. Mengajak pembaca melihat foto editing sebagai bisnis yang masih sepi dan
hal ini merupakan bekal untuk mengembangkannya.
c. Meningkatkan peran mahasiswa dalam bisnis untuk lebih handal dan
produktif.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan ini ditujukan bagi pembaca yang menggemari usaha pribadi untuk :
a. Mengetahui aplikasi metode harga pokok pesanan untuk divisi foto editing
Maxima Creative sebagai sarana costumer service yang maksimal.
b. Memahami aplikasi metode harga pokok pesanan sebagai dasar inspirasi
pengembangan bisnis foto editing.
c. Melakukan analisis aplikasi metode harga pokok pesanan suatu perusahaan
dan melakukan perbandingan dengan teori yang telah diperoleh.
E. Metode Penelitian
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan :
a. Teknik observasi
Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti (Husaini Usman 2000 : 54). Teknik observasi
yang digunakan penulis menggunakan jenis observasi partisipasi. Dengan
menggunakan jenis ini penulis terlibat langsung secara aktif dalam objek
yang diteliti. Dari teknik observasi ini penulis memperoleh data-data :
a. Penghitungan rinci terhadap biaya bahan baku
b. Penghitungan biaya spek khusus dan biaya tenaga kerja
c. Penghitungan rugi laba
d. Penggunaan taksiran pada metode harga pokok pesanan
Data-data tersebut digunakan sebagai acuan penulis dalam penelitian yaitu
aplikasi metode harga pokok pesanan.
b.Teknik Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung (Husaini Usman 2000 : 57). Teknik ini digunakan sebagai
pelengkap dari teknik observasi dan mendapatkan data primer. Dengan teknik
ini penulis memperoleh data deskriptif tentang Maxima Creative.
Data tersebut berupa :
a. Latar belakang usaha meliputi sejarah, tujuan, pendirian, dan nama usaha
b. Letak dan lokasi
c. Struktur organisasi
d. Deskripsi jabatan
e. Bidang usaha
f. Permodalan
Dengan menggunakan kedua teknik tersebut penulis mengolah data secara
maksimal dengan tetap memfokuskan pada identifikasi masalah berupa
aplikasi metode harga pokok pesanan pada divisi foto editing Maxima
Creative.
BAB II
HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Usaha Maxima Creative
Maxima Creative pada awal usahanya bergerak dalam bidang jasa desain,
cetak , dan advertising. Bidang awal usaha ini mengalami perkembangan pesat
pada dua awal tahun pendiriannya. Setelah tahun tersebut, mengalami
penurunan order karena manajemen sendiri yang memutuskan untuk tidak
menerima segala order yang masuk dan berkreasi pada pengembangan produk
baru. Perkembangan advertising dan cetak yang sangat pesat juga membuat
penurunan order Maxima Creative. Keputusan manajemen untuk berkreasi
pada pengembangan produk baru terwujud dengan lahirnya divisi foto editing.
Kelahiran divisi foto editing merupakan bentuk deversifikasi produk yang
merupakan keputusan manajemen Maxima Creative. Diversifikasi produk bagi
Maxima Creative merupakan strategi yang tepat. Itulah sebabnya perusahaan
ini bergerak dalam divisi yang berbeda-beda. Mereka menggunakan saran
“Kamu ingin tahu sedikit dari apa yang banyak” ( Robert T Kiyosaki 2002 :
153).
Divisi foto editing diarahkan manajemen untuk :
a. Meramaikan pasar foto editing
b. Menawarkan produk Maxima Creative divisi foto editing
c. Memenuhi keinginan pasar
d. Memperluas bidang usaha
e. Peningkatan mutu sumber daya manusia
f. Memperluas jaringan pemasaran produk total
g. Membina relasi antar instansi
Maxima Creative didirikan pada tahun 2000 oleh Agung Martianus.
Pendirian pada awal usaha berupa jasa desain, cetak, dan advertising
merupakan penegasan atas divisi lain yaitu Maxima Computer yang didirikan
oleh Anton Maxima, adik kandung Agung Martianus. Pada awal pendirian,
kedua divisi berjalan dengan baik, tetapi seiring dengan perubahan manajemen
dari dua divisi ini akhirnya dua divisi ini terpisah secara manajemen tetapi
masih dalam satu lokasi. Setelah pemisahan manajemen tersebut, adik kandung
kedua Agung yaitu Andre Maxima mendirikan usaha yang bernama Komunika
Production yang bergerak dalam bidang Event Organizer, tour and travel,
advertising, dan photo editing. Tetapi karena manajemen sumber daya manusia
yang kurang sesuai akhirnya usaha ini tidak berkembang dan ditutup dalam
tempo 5 bulan. Dari sisa penutupan Komunika Production, Agung Martianus
menganalisis sumber daya manusia yang masih produktif dan handal. Agung
mengajak Andi dan Anung untuk tetap berproses dalam usaha ini, terutama
pada bidang advertising dan photo editing. Akhirnya ketiga orang ini mulai
berproses untuk menghidupkan usaha ini. Tetapi karena ingin pengembangan
profesional, Anung keluar sehingga tinggal Andi dan Agung. Mereka belajar
dan berproses bersama untuk saling menganalisis proses mereka. Akhirnya
pada bulan April 2003 mereka memutuskan untuk mendirikan usaha foto
editing dengan nama Bengkel Photo Maxima Creative.
B. Letak dan Lokasi
Maxima Creative berdiri pada dua tempat. Dua tempat tersebut di daerah
Mojosongo dan daerah Nusukan. Daerah Mojosongo tepatnya di jalan Malabar
Timur No 6 Perumnas Mojosongo digunakan sebagai tempat produksi foto
editing. Daerah Nusukan tepatnya di Jalan Ki Mangunsarkoro 13 digunakan
sebagai tempat produksi cetak dan advertising. Tetapi pada saat awal
pelaksanaan diversifikasi produk melalui divisi photo editing, pusat produksi
semua divisi ada di daerah Mojosongo.
C. Stuktur Maxima Creative
Maxima Creative sebagai perusahaan berkembang memiliki struktur
sederhana yang cukup untuk menjalankan usaha tersebut. Stuktur Maxima
Creative tersebut digambarkan pada diagram berikut ini :
D. Deskripsi Jabatan
a. Manajer umum (pemilik)
Manajer umum adalah pimpinan dari seluruh pelaksanaan operasional
usaha.
Tugas General Manajer :
a. Mengkoordinasi operasional kedua divisi
b. Memberikan dana awal usaha
c. Pelaksana marketing dan selling
d. Mengontrol kinerja manajer di bawahnya
b. Bendahara
Manajer Umum
Manajer desain, cetak, Adv
Manajer Keuangan
Manajer Photo Editing
Bendahara
Bagian Produksi
Bagian Free-Lance
Bendahara sebagai divisi terpisah, khusus menerima dan mengendalikan
arus kas.
Tugas Bendahara :
a. Menganggarkan dana awal usaha
b. Mengendalikan arus kas
c. Melakukan pembukuan atas total transaksi
c. Manajer keuangan
Manajer keuangan bertugas mengurusi masalah finansial perusahaan
terutama arus kas keluar dan arus kas masuk
d. Manajer desain cetak dan advertising
Manajer ini bertugas :
a. Merencanakan pelaksanaan order.
b. Menganggarkan dana operasional usaha.
c. Mengontrol kinerja produksi.
d. Pelaksana pemasaran.
e. Manajer foto editing
Manajer foto editing membawahi para free-lance sebagai salah satu sistem
pelaksanaan marketing.
Tugas manajer foto editing :
a. Merencanakan pelaksanaan order.
b. Menganggarkan dana operasional usaha.
c. Mengontrol kinerja free-lance.
d. Pelaksana produksi dan pemasaran.
f. Bagian Produksi
Bagian produksi sebagai bagian vital dalam perusahaan jasa bertugas
menerima perintah order dari manajer.
Tugas bagian produksi :
a. Melaksanakan perintah order
b. Melaporkan order yang bermasalah
g. Free-lance
Free-lance sebagai bagian sistem marketing melaksanakan marketing dan
selling. Bagian ini mengutamakan penjualan yang maksimal dengan
mendasarkan produksi yang baik atau memuaskan konsumen.
E. Penentuan biaya yang dibebankan kepada konsumen.
Hal ini merupakan keputusan manajemen yang dapat berubah sewaktu-waktu.
Ini juga merupakan bagian dari strategi marketing. Biaya adalah aliran keluar
atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya)
selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang,
penyerahan jasa , atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan
utama badan usaha (Zaki Baridwan, 1997:30).
Dengan mendasarkan pada definisi tersebut penentuan biaya merupakan bagian
penting agar aset mampu dioptimalkan untuk menghasilkan pemasukan. Biaya
dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang
yang telah terjadi atau memungkinkan untuk terjadi untuk tujuan tertentu
(Mulyadi 1997: 8). Untuk memantau biaya tersebut digunakan akuntansi biaya.
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok (Mulyadi, 1997 : 7).
Tiga tujuan akuntansi biaya :
a. Penentuan harga pokok produk sesuai metode
b. Pengendalian biaya
c. Pengambilan keputusan
Maxima Creative pada divisi foto editing mencapai atau menggunakan akuntansi
biaya untuk meraih tiga tujuan tersebut.
F. Penentuan harga pokok produk sesuai metode
Maxima Creative menggunakan metode harga pokok pesanan untuk
menentukan harga pokok poduksi. Ini merupakan metode yang efektif bagi
Maxima Creative karena :
a. Jelas diketahui biaya yang dikeluarkan untuk membuat satu jenis produk
atau order.
b. Pemasukan dari satu jenis order mampu dipantau dengan jelas
c. Rugi laba dari suatu order mampu diketahui secara pasti
Penentuan harga pokok produk dengan metode harga pokok pesanan
ditentukan oleh item-item berikut ini :
Biaya bahan baku
a. Biaya bahan baku merupakan biaya untuk memperoleh bahan dasar / teknik
dasar dalam proses foto editing.
Biaya bahan baku terdiri dari :
a. Biaya edit dan setting
Biaya edit dan setting ditentukan oleh :
a. Koreksi gambar
Tingkat kesulitan Ukuran jadi Tarif Biaya koreksi gambar
<50% P x L Rp 2,5 Rp xxx
>50% P x L Rp 5,0 Rp xxx
b. Koreksi warna
Tingkat kesulitan Ukuran jadi Tarif Biaya koreksi warna
<50% P x L Rp 2,5 Rp xxx
>50% P x L Rp 5,0 Rp xxx
c. Kreativitas
Jenis kreasi Tarif
Gabungan foto Rp 400,00 / 2 gabungan
Ganti background Rp 200,00
Tulisan Rp 200,00
Efek Rp 200,00
Penetapan tarif pada biaya edit dan setting merupakan penghitungan awal atau
dasar oleh Maxima Creative. Tarif tersebut bukan harga mati dalam setiap
penerimaan order. Semakin banyak order, biaya edit dan setting juga semakin
kecil.
b. Biaya cetak
Biaya cetak ditentukan secara langsung oleh pihak yang diajak bekerja
sama yaitu Sampurna dan Master Photo. Setiap perubahan yang terjadi
pada biaya cetak akan diikuti perubahan harga oleh Maxima Creative.
Besarnya biaya cetak :
Jenis Ukuran Biaya Cetak Tambahan
3 R 9 x 12 cm Rp 1.750,- Cass
4 R 10 x 15 cm Rp 2.000,- Cass
5 R 13 x 18 cm Rp 7.500,- Cass
6 R 15 x 20 cm Rp 10.000,- Cass
10 R 20 x 25 cm Rp 12.000,- Cass
10 Rlux 20 x 30 cm Rp 17.500,- Cass
10 RP 25 x 30 cm Rp 20.000,- Cass
10 RPLux 25 x 38 cm Rp 22.500,- Cass
Biaya Spesifikasi Khusus
Biaya spesifikasi khusus mendasarkan pada pesanan khusus dari
konsumen terhadap proses foto editing. Biaya ini misalnya output dimasukkan
dalam jam, output dimsukkan dalam kalender, output digabung dengan kartu
nama, membuat marketing book, output diberi pigura, dll.
Biaya spesifikasi khusus ditentukan oleh :
a. Kualitas bahan khusus yang digunakan
b. Kuantitas bahan khusus yang digunakan
Penentuan biaya spesifikasi khusus diamati melalui harga pasar dan
kondisi pasar karena bahan khusus tersebut diperoleh melalui pasar produsen.
Oleh karena itu biaya ini :
a. Mempunyai kualitas yang berubah-ubah
b. Mempunyai kuantitas yang berubah-ubah
c. Mempunyai harga yang berubah-ubah
Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja dihitung dengan cara :
Biaya edit dan setting Rp xxx
Biaya spesifikasi khusus Rp xxx
Total biaya produk awal Rp xxx
15 % total biaya produk awal adalah biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja ini adalah biaya tenaga kerja produksi / pembuat order.
Harga Pokok Pesanan dihitung dengan cara :
Biaya Bahan Baku Total Rp xxx
Biaya Spesifikasi Khusus Total Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Total Rp xxx
Harga Pokok Produk Rp xxx
Penghitungan dengan metode Harga Pokok Produk dilakukan dengan cara :
1. Mencatat biaya yang terjadi untuk menyelesaikan order
2. Mencatat biaya yang tak terduga atau biaya tambahan
3. Mengklasifikasikan biaya berdasar pada tiap jenisnya
Dalam penghitungan tersebut digunakan kartu harga pokok
G. Prosedur Penerimaan dan Penolakan Order
Suatu order dapat diterima ataupun ditolak oleh penerima order sekaligus
penanggungjawab order.
Faktor-faktor yang menentukan penerimaan dan penolakan order :
a. Jenis order
b. Waktu proses order
c. Harga yang diminta
Jenis Order
Jenis order harus berhubungan dengan foto editing. Tingkat kesulitan
pengerjaan telah memiliki kalkulasi tersendiri. Tetapi tidak semua order
dengan kesulitan yang telah dikalkulasi tersebut diterima. Ada kalanya order
ditolak karena :
1) foto yang akan diedit rusak parah atau tidak memungkinkan untuk
diperbaiki.
2) foto yang akan diedit memiliki ukuran terlalu kecil untuk diubah ke
ukuran foto yang lebih besar.
Waktu Proses Order
Proses pengerjaan oeder kurang lebih 3 hari. Hal itu didasarkan pada
jumlah order yang masuk dan efisienitas pada proses cetak. Order yang
ditolak sehubungan dengan waktu proses order :
1) Permintaan yang mendadak
2) Proses standar pengerjaan kurang lebih 3 hari, jika jumlah untuk siap
cetak masih kurang efisien, harus menunggu sampai jumlahnya efisien
untuk dicetak.
Faktor kedua ini bersifat sangat fleksibel dan tidak tertutup kemungkinan
hal tersebut bukan masalah untuk tetap menerima order.
Harga yang Diminta
Harga yang diinginkan konsumen dihitung dengan kalkulasi tersebut di
atas. Tetapi sering konsumen mematok harga sesuai keinginan mereka sendiri.
Oleh karena itu dibuat standar harga berdasarkan kalkulasi harga pokok
produk.
Standar harga yang ditetapkan :
Jenis Ukuran Biaya Cetak Tambahan
3 R 9 x 12 cm Rp 5.750,- Cass
4 R 10 x 15 cm Rp 6.500,- Cass
5 R 13 x 18 cm Rp 10.000,- Cass
6 R 15 x 20 cm Rp 13.000,- Cass
10 R 20 x 25 cm Rp 20.000,- Cass
10 Rlux 20 x 30 cm Rp 25.000,- Cass
10 RP 25 x 30 cm Rp 27.500,- Cass
10 RPLux 25 x 38 cm Rp 35.000,- Cass
Nb : Harga dapat berubah sewaktu-waktu.
Dengan standar harga konsumen tersebut, mempermudah konsumen untuk
memutuskan memasukkan order atau tidak.
H. Penggunaan sistem taksiran pada item harga pokok
Biaya taksiran merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan di
muka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilasanakan (Mulyadi
1997 : 381).
Maxima Creative menggunakan sistem biaya taksiran utnuk memberikan
harga awal. Harga awal ini juga digunakan untuk estimasi biaya yang harus
dikeluarkan dalam melaksanakan proses order.
Penghitungan dengan sistem biaya taksiran :
Biaya bahan baku taksiran Rp xxx
Biaya spesifikasi khusus taksiran Rp xxx
Biaya tenaga kerja taksiran Rp xxx
Harga pokok produk taksiran Rp xxx
Dengan diketahui harga pokok produk taksiran jumlah tersebut diberikan
oleh bendahara kepada penanggung jawab order untuk mengerjakan order
tersebut. Dalam sistem biaya taksiran, dasar yang digunakan dalam
penentuan aturan fisik terbatas pada pengalamam produksi masa lalu
(mulyadi 1997 : 382).
Dengan berdasar pada pengalaman produksi dapat dengan mudah
menentukan taksir biaya bahan baku. Untuk penentuan biaya spesifikasi
khusus taksiran dan biaya tenaga kerja taksiran lebih sulit karena biaya
spesifikasi yang baru sehingga harus mengetahui kondisi pasar.
Harga pokok produk taksiran Rp xxx
Biaya lain-lain taksiran Rp xxx
Biaya total taksiran Rp xxx
Laba yang diharapkan Rp xxx
Biaya bagi konsumen (Rp xxx)
Penaksiran pada biaya spesifikasi khusus menjadi perhitungan utama
karena bersifat lebih fleksibel dari biaya lainnya. Jika bahannya harus dibeli
dari waktu ke waktu dan harganya tergantung pada keadaan harga pasar
penaksiran dapat dilakukan \ didasarkan pada daftar harga yang
dipublikasikan.
Harga pokok produk taksian Rp xxx
Harga pokok produk sesungguhnya Rp xxx
Selisih lebih atau kurang Rp xxx
Dengan mendasarkan pada kartu harga pokok produk dapat diketahui
besarnya harga pokok produk sesungguhnya. Jika terjadi selisih pada modal
yang diberikan untuk pengerjaan order yang tertuang dalam harga pokok
produk taksiran maka selisih tersebut harus dikembalikan (jika selisih lebih)
dan diminta tambahan modal (jika selisih kurang).
I. Penghitungan rugi laba
Untuk mengetahui suatu order menghasilkan laba atau tidak, penggunaan
metode harga pokok pesanan sangat efektif melalui kartu harga pokok
produk
Harga jual pada konsumen Rp xxx
Total harga pokok produk (Rp xxx)
Rugi laba kotor Rp xxx
Biaya lain-lain (Rp xxx)
Rugi laba bersih Rp xxx
J. Contoh kasus operasional
Maxima Creative menerima order pembuatan jam oleh Universitas Setia
Budi Surakarta. Jumlah order tersebut dengan klasifikasi :
1. Jumlah 100 buah
2. Gambar ada dalam kertas foto
3. Waktu pengerjaan 2 minggu
4. Dana estimasi Rp 40.000,- / buah
Penghitungan :
Biaya bahan baku taksiran :
Biaya edit dan setting
Koreksi gambar (20 x 20 x 2,5) x 1 Rp 1.000,-
Koreksi warna (20 x 20 x 2,5) x 1 Rp 1.000,-
Kreasi (200 x 5) x 100 Rp 1.000,-
Total Rp 3.000,-
Biaya cetak
Cass Rp 5.000,-
Cetak (12.000 x 100) Rp 1,200.000,-
Total Rp 1.205.000,-
Biaya spesifikasi khusus taksiran
Jam (100 bh @ Rp 10.000,-) Rp 1.000.000,-
Aksesori (100 bh @ Rp 2.500, Rp 250.000,-
Total Rp 1.250.000,-
Biaya tenaga kerja taksiran (10 % x 2 biaya di atas) Rp 245.800,-
Taksiran harga pokok produk total Rp 2.703.800,-
Laba yang diharapkan Rp 270.380,-
Harga jual konsumen Rp 2.974.180,-
Total biaya taksiran sebesar Rp 1.842.500,- diberikan kepada penanggungjawab
order untuk dikerjakan.
Penghitungan :
Biaya bahan baku
Biaya edit dan setting
Koreksi gambar Rp 1.000,-
Koreksi warna Rp 1.000,-
Kreasi Rp 1.000,-
Total Rp 3.000,-
Biaya cetak
Cass Rp 4.000,-
Cetak Rp 1.200.000,-
Potongan 10 % (Rp 120.400,-)
Total Rp 1.083.600,-
Biaya spesifikasi khusus
Jam Rp 900.000,-
Potongan 5 % (Rp 45.000,-)
Aksesori jam Rp 100.000,-
Total Rp 955.000,-
Biaya tenaga kerja Rp 204.160,-
Harga pokok produksi total Rp 2.245.760,-
Harga pokok produksi taksir (Rp 2.703.800,-)
Selisih lebih Rp 458.040,-
Selisih lebih dikembalikan oleh penanggung jawab order pada bendahara dengan
disertai kartu harga pokok.
Harga jual konsumen Rp 2.974.180,-
Total harga pokok produk (Rp 2.245.760,-)
Rugi laba kotor Rp 728.420,-
Biaya lain-lain (Rp 50.000,-)
Rugi laba bersih Rp 678.420,-
BAB III
TEMUAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Penulis memperoleh
berbagai temuan sebagai berikut :
1. Maxima Creative menerapkan aplikasi metode harga pokok pesanan pada
divisi foto editing
2. Aplikasi metode harga pokok pesanan mendasarkan pada keputusan
manajemen.
3. Harga pokok produk tersebut terbagi dalam kategori taksiran dan asli.
4. Manajemen biaya mendasarkan pada proses order.
5. Pencatatan biaya berdasar pada kartu harga pokok produk
6. Otorisasi pengerjaan order diberikan pada satu orang selaku pelaksana /
penanggung jawab order.
7. Keputusan manajemen bersifat jangka pendek dalam pelaksanaan /
operasional usahanya.
KELEBIHAN
Dari temuan tersebut Penulis mencermati adanya kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut :
1. Aplikasi metode harga pokok pesanan yang didasarkan pada keputusan
manajemen lebih dapat menyesuaikan kondisi perusahaan tersebut.
2. Sistem otorisasi tunggal dalam pengerjaan order mampu secara cermat
mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses order yang
dilakukan.
3. Struktur organisasi terpusat pada Maxima Creative mempermudah
kontrol operasional usaha.
4. Sistem yang dijalankan Maxima Creative terutama dalam bidang foto
editing didukung dengan sistem kerja sama yang saling
menguntungkan.
5. Keputusan jangka pendek lebih tepat diarahkan pada produk baru
Maxima Creative pada bidang foto editing ini.
KEKURANGAN
1. Otorisasi tunggal sangat riskan terjadi penyimpangan dana yang
diberikan oleh bendahara kepada penanggungjawab order.
2. Pencatatan dilakukan hanya menggunakan kartu harga pokok produksi
sangat kurang dalam hal bukti transaksi ynag lain.
3. Biaya tenaga kerja yang hanya diutamakan pada bagian produksi sangat
memberatkan bagian yang lain seperti bagian akunting dan marketing.
4. Biaya selain biaya produksi selalu dimasukan dalan biaya lain-lain
sehingga kurang jelas pengertiannya.
5. Setiap rencana jangka pendek yang telah disusun tidak ditindaklanjuti
dengan rencana jangka panjang sehingga arah ke depan dalam
operasional usaha ini masih mengambang.
6. Sistem taksiran hanya ada pada harga pokok produksi tetapi tidak pada
biaya lain yang memungkinkan terjadi pembengkakan biaya karena
kondisi ekonomi yang labil.
BAB IV
PENUTUP
SARAN
Saran Penulis bagi Maxima Creative sebagai berikut :
1. Biaya tenaga kerja tidak hanya diutamakan pada bagian produksi tetapi
juga bagian marketing dan akunting.
2. Pencatatan tidak hanya berdasar pada kartu harga pokok tetapi ada bukti
pencatatan / transaksi lainnya.
3. Keputusan manajemen sebaiknya juga meluas pada keputusan jangka
panjang sepeti sistem marketing dan sistem sellingnya.