isi lap mopk rs paru

Upload: angela-tria-j-nuaryta-yolanda-putry-saleha

Post on 08-Jan-2016

86 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

26

BAB IPENDAHULUANA. Gambaran Umum LokasiLOKASI Nama Instansi : Rumah Sakit Paru Dungus MadiunAlamat : Dungus, kel./kec. Wungu, Kabupaten MadiunTelp./ Faks : 0351-456735 / 0351-459746Email : [email protected]. Paru Dungus Madiun terletak di Dungus, kelurahan Wungu, kecamatan Wungu, kabupaten Madiun ( 13 km di sebelah Timur dari pusat kota Madiun) yaitu pada jalan antara kecamatan Wungu dan kecamatan Kare, berada pada ketinggian 80 m. diatas permukaan air laut yang terletak pada kaki Gunung Wilis.PROFIL RUMAH SAKIT PARU DUNGUS MADIUN1. SEJARAH BERDIRINYA RUMAH SAKITRS. Paru Dungus Madiun didirikan pada tanggal 5 Juli 1939 diatas tanah milik Pemerintah kolonial Belanda melalui direktur Van Economic Zaken seluas 12,5 ha. Konsep awal berdirinya RS. Paru Dungus Madiun adalah Sanatorium ( tempat peristirahatan / pengisolasian bagi penderita penyakit paru ), berdasarkan perkembangan jaman akhirnya sanatorium berkembang menjadi Rumah Sakit Paru dan sesuai Perda Nomor 37 Tahun 2000 serta Pergub. Nomor 26 tahun 2002 dikembangkan dengan memberikan pelayanan umum selain paru.2. VISI, MISI, NILAI, DAN MOTTOA. VISIVisi merupakan gambaran tentang masa depan ideal yang hendak diwujudkan, dengan demikian visi harus digali bersama, disusun bersama sekaligus di upayakan perwujudannya secara bersama, sehingga visi milik bersama yang disepakati oleh seluruh elemen organisasi dan pihak-pihak yang terkait. Visi yang tepat bagi masa depan suatu organisasi diharapkan akan mampu menjadi akselerator bagi upaya peningkatan kinerja organisasi, adapun visi dari Rumah Sakit Paru Dungus Madiun adalah : Menjadi Pilihan Utama Masyarakat Untuk dapat menangkap arti dan makna dari visi tersebut antara lain RS. Paru Dungus Madiun menjadi pilihan utama bagi masyarakat eks Karesidenan Madiun dalam upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya pernapasan. Hal tersebut dibuktikan dengan baik mutu kinerja, kualitas sumber manusia, kualitas sarana dan prasarana maupun kemampuan menejemennya sehingga Rumah Sakit Paru Dungus Madiun akan menjadi rumah sakit yang mampu memenuhi keinginan masyarakat.B. MISIDalam rangka mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi, adapun misi RS. Paru Dungus Madiun adalah : Memberikan pelayanan profesional Memberikan pelayanan yang terjangkau Meningkatkan Sumber Daya Rumah Sakit.Makna dalam rumusan misi tersebut antara lain : Pelayanan profisional maksudnya adalah memberikan pelayanan yang terbaik dengan segala kemampuan pada semua pelanggan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Pelayanan terjangkau disini yang dimaksud terjangkau dalam hal tarip karena tarip yang diberikan oleh RS. Paru Dungus Madiun paling rendah dibandingkan dengan rumah sakit yang ada di sekitar wilayah eks karesidenan Madiun khususnya pada pelayanan paru. Meningkatkan sumber daya rumah sakit adalah peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan termasuk SDM baik kualitas maupun kuantitas harus menjadi perhatian untuk ditingkatkan guna memenuhi tuntutan masyarakat dalam hal mendapatkan layanan sesuai yang diinginkan.C. NILAIDalam rangka mewujudkan visi dan misi nya RS. Paru Dungus Madiun memiliki Nilai Dasar dan Keyakinan Dasar yang merupakan budaya kerja dan menjadi pijakan, pegangan dan pedoman bagi Kepala UPT, Unit Kerja Pelayanan/Operasional dan seluruh karyawan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.Nilai Dasar yang dianut adalah : Cepat, tanggap dan peduli dalam memberikan pelayanan.Rumusan Nilai Dasar adalah seluruh jajaran RS. Paru Dungus Madiun tanpa terkecuali dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya memiliki budaya kerja yang cepat, tanggap dan peduli dalam memberikan pelayanan sebagai dasar serta semangat birokrasi-wirausaha yang berkeadilan dan terbuka disertai kepedulian yang tinggi terhadap tuntutan kepuasan pelanggan dalam upaya pencapaian visi dan misi rumah sakit.Keyakinan Dasar yang dianut adalah : Memberikan pelayanan dengan sentuhan nurani.Rumusan Keyakinan Dasar akan dapat diwujudkan apabila seluruh jajaran tanpa terkecuali mampu bekerja dalam suatu tim yang senantiasa dilandasi niat yang mengedepankan dan berpegang teguh pada nilai keikhlasan, kejujuran, dan keramahan, yang disertai semangat kemandirian dan optimisme yang tinggi dalam suasana kebersamaan dan saling ingat mengingatkan.D. MOTTOsenyummu harapanku, sembuhmu tujuanku3. JENIS PELAYANANSalah satu langkah strategis yang ditempuh dalam upaya memperbaiki kualitas pelayanan rumah sakit paru adalah dengan meningkatkan kinerja dan kapasitasnya. Rumah sakit harus dapat mengantisipasi penyakit paru, yang angka kejadian maupun jenisnya meningkat terus oleh karena banyak dipengaruhi oleh lingkungan, perilaku hidup serta kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tentunya memerlukan penanganan yang lebih serius oleh lembaga pelayanan rumah sakit, khususnya rumah sakit paru. Rumah sakit paru diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan paru secara paripurna dengan melaksanakan upaya-upaya promotif, diagnosis dini, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan paru yang diselenggarakan meliputi seluruh penyakit paru dan pernapasan, termasuk penyakit paru kronis dan degeneratif serta kanker. Disamping itu, rumah sakit paru juga harus mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan umum, terutama di instalasi gawat darurat. Hal ini perlu ditekankan agar rumah sakit paru dapat menjalankan perannya sebagai tempat rujukan, baik rujukan yang berasal dari pelayanan kesehatan dasar (puskesmas,klinik, dll.) maupun dari rumah sakit lain. Untuk dapat melaksanakan pelayanan-pelayanan tersebut diatas, rumahsakit perlu melengkapi diri dengan pelayanan pendukung seperti radiologi, laboratorium, pengolahan limbah, gizi, dll. Pelayanan rumah sakit paru tentu perlu pula dilaksanakan sesuai standar yang didukung dengan tercukupinya sumber daya manusia yang baik secara kualitas maupun kuantitas termasuk pengorganisasiannya serta sumber daya lainnya. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan paru paripurna dan sistem rujukan, adapun pelayanan pokok yang ada di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun terdiri dari:I. Pelayanan Medik, yang terdiri dari :a. Infeksi parub. Asma dan PPOKc. Onkologi parud. Faal paru klinike. Penyakit paru akibat kerjaf. Imonologi parug. Intervensi paruII. Pelayanan KeperawatanIII. Pelayanan Penunjang Medik (laboratorium, farmasi, radiologi, dan fisioterapi)PELAYANAN LABORATORIUM

13. Sitologi -14. Gram +15. Kultur + resistensi MO aerob -16. Kultur + resistensi MO anaerob -17. BTA mikrokopik biasa +18. BTA mikroskopik fluoresens -19. Kultur mikrobakterium -20. ELISA + imunologi test -21. ELISA rapid test +22. PCR -23. CD4 - CD8 -24. Jamur, amuba -25. Kultur jamur No. JENIS PEMERIKSAAN KONDISI KETERANGAN1. Hematologi rutin +2. Hematologi lengkap +3. Kimia kemih sederhana +4. Kimia kemih lengkap +5. Hemostatis lengkap +6. Hemostatis sederhana 7. Urine dan feses sederhana +8. Urine dan feses lengkap -9. Elektrolit sederhana (Na, K, Cl) -10. Elektrolit lengkap +11. Analisa gas darah -12. Analisa cairan tubuh +

4. SUMBER DAYA MANUSIASebagai tempat rujukan penyakit paru dan saluran pernapasan, rumah sakit paru (RSP) harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memadai untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan paru dan saluran pernapasan secara komprehensif dan holistic. Disamping pemberi pelayanan, rumah sakit paru juga harus dapat menjalankan peran sebagai tempat pendidikan, pelatihan dan penelitian serta pengembangan pelayanan kesehatan paru dan saluran pernapasan, serta penapisan teknologi. Berikut kondisi sumber daya RS. Paru Dungus Madiun sebagai standar minimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakatberdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :246/Menkes/SK/IV/2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Paru, adapun ke depan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun mempunyai tujuan menjadi rumah sakit paru kelas B dengan rujukan untuk wilayah Provinsi Jawa Timur Bagian Barat. Sumber Daya Manusia (SDM) Seperti rumah sakit rumah sakit lain, rumah sakit paru memiliki SDM yang terdiri atas tenaga medik, paramedik perawatan, paramedik non perawatan dan non medik dengan berbagai tingkat pendidikan. Secara fungsional SDM pada rumah sakit paru terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, tenaga kesehatan non perawatan serta tenaga non kesehatan. Berikut kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) pada Rumah Sakit Paru Dungus Madiun pada saat ini.JENIS KETENAGAANNo. JENIS KETENAGAANSTATUSKET.

B. TENAGA PARAMEDIS 36 32 681. Keperawatan Ruang Rawat Inap 12 20 322. Keperawatan Ruang Rawat Intensif - - -3.Keperawatan Ruang Gawat Darurat (per shift) 12 6 184. Keperawatan Ruang Rawat Jalan 12 6 18PNS PTT JMLA. TENAGA MEDIS 15 3 181. Dokter Spesialis Paru 1 1 2 KSO2. Dokter Spesialisasi Radiologi - 1 1 KSO 3. Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 - 14. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2 - 25. Dokter Umum 10 1 11

D. TENAGA PENUNJANG 30 14 441. S2 Perumahsakitan / Manajemen 1 - 12. Sarjana Ekonomi 2 3 53. Sarjana Hukum - - -4. Sarjana Administrasi - - -Sarjana Sosial 1 1Sarjana Komputer 1 - 15. Akademi Komputer - - 16. D3 / SLTA / STM 23 11 347. SLTP / SD 2 26. Dokter Gigi 1 - 1C. TENAGA KESEHATAN LAIN 10 9 191. Apoteker 1 1 22. SKM - - -3. S1 Keperawatan - - -4. SMF / SAA 3 1 45. AKSI / SPAG 2 - 26. ATRO / APRO 1 2 37. ATEM 1 - 18. Ahli Madya Kesehatan Lingkungan - 1 19. Ahli Madya Rekam Medis - 1 110. Fisioterapis - 2 211. Analis Ahli Kesehatan (AAK) 2 1 312. Perawat Anastesi - - -5. SARANA DAN PRASARANASarana, prasaran dan peralatan yang dimiliki oleh rumah sakit paru harus dapat memenuhi tuntutan perannya sebagai tempat rujukan (pasien dan spesimen), tempat pelayanan kesehatan paru dan pernapasan yang komprehensif dan holistik, tempat pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan kesehatan paru dan pernapasan. Disamping itu, sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit paru harus dapat mendukung terjaminnya kenyamanan dan keamanan pelayanan kesehatan serta kegiatan akademis pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan. Sarana dan prasarana fisik/ruangan rumah sakit paru terdiri atas bangunan utama dan bangunan penunjang, berikut adalah ruangan yang ada pada sarana dan prasarana fisik di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun.NO. NAMA RUANGAN KONDISI KETERANGAN

13. Ruang IRCU +14. Ruang Rehabilitasi Medik +15. Ruang Komite Medik +16. Ruang Diagnostik Central -17. Ruang Penyuluhan PKMRS +18. Ruang Pemulasaraan Jenazah +19. Dapur / Gizi +20. Loundry +21. IPSRS / Bengkel +22. IPLRS / Lab. IPAL +23. Ruang Perpustakaan +24. Ruang Diklat -25. Ruang Pertemuan +A. BANGUNAN UTAMA1. Ruang Administrasi +2. Ruang Rawat Jalan +3. Ruang Radiologi +4. Ruang Radiotherapy -5. Ruang Farmasi +6. Ruang Laboratorium +7. UGD +8. Ruang Perawatan Utama / VIP +9. Ruang Rawat Inap +10. Ruang Tindakan +11. Ruang Bedah +12. Ruang Pulih +

B. BANGUNAN PENUNJANG1. Ruang Generator +2. IPAL +3. Tempat pembuangan sampah sementara +3. PeralatanSementara itu, peralatan rumah sakit paru disusun berdasarkan instalasi yangterdapat di rumah sakit (IGD, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap,Instalasi Rawat Intensif, Ruang Isolasi, Instalasi Radiologi, Ruang Operasi, dll.)

PERALATAN

B. INSTALASI RAWAT JALAN1. Spirometer 12. Nebulizer 13. ECG 14. Bronchoscopy 15. Body Plathysmograph -6. Sleep Lab -7. Pulmonary Exercise Set -8. Brochial Provocation Test NO. NAMA RUANGAN KONDISI KETERANGANA. INSTALASI GAWAT DARURAT1. Bedside Monitor 52. Suction 53. Autoclave 14. Nebulizer 65. DG Shock 26. Resuscitation Kit 17. Ventilator

C. INSTALASI RAWAT INAPNO. NAMA RUANGAN KONDISI KETERANGAN1. Suction 1 / 6 TT2. Sterilizator 1 / RR3. Nebulizer 2 / 17 TT4. WSD (water seal drainage) 65. Troicard (20, 24, 28, 32) -

7. Resuscitation Kit -8. Continuous Suction -9. Infusion / Syringe Pump -10. DC Shock -11. Bronchoscopy -12. Mobile X-Ray (40 mA) -D. RUANG IRCU1. Oxygen Central -2. Nebulizer -3. Ventilator Mechanic -4. Anti Decubitus Mattras -5. Bedside Monitor -6. IRCU bed -E. INSTALASI RADIOLOGI1. X-Ray dengan Fluorocopy 12. Mobile X-Ray (100 mA) 13. Automatic Film Processor 14. CT Scan -5. USG 1 4 Dimensi6. C-Arm

2) Peralatan sedang:a. Binocular Microcope 4b. Sentifuge 3c. Incubator aerob 1d. Incubator anaerob -e. Autoclave -f. Perometer -g. Biosafety cabinet class II -h. Urine analyzer 1i. Inspisator -j. Refrigerator 1k.ELISA machine (washer + reader +incubator) 3) Peralatan sederhana:a. Rak dan tabung LED 2 rak + 20 tabungb. Haematologi Cell Counter 1c. Hb meter + Pipet eritrosit + Pipet leukosit + bilik kantongd. Glucose meter 3F. INSTALASI LABORATORIUM1) Peralatan canggih:a. Automatic Haematologi Analyzer 1b. Automatic Blood Chemistry Analyzer 2c. Blood Gas Analiyzer -d. Electrolit Analyzer 1e. ELISA automatic / semiautomatic -f. Flow Cytometer -g. PCR Machine -h. Fluoresence Microscope -i. Deepfreez Refrigerator (-200C) 1j. Coagulometer 1k. Hb A1C borronate 1l. LED Analyser Automatic 1G. INSTALASI BEDAH SENTRAL1. Anasthesi Machine -2. Patient Monitor -3. DC Shock -4. Meja Operasi -5. Lampu Operasi -6. Infusion / Syringe pump -7. Rescusitation Kit -8. Peralatan bedah paru / thoraks H. RUANG ISOLASI1. APB untuk petugas kesehatan:a. (masker, sepatu boots. Gaun/sarung tangan/kaos kaki disposable/kaca mata goggles, tutup muka, apron) lengkap

g. Basin +h. Mobile screen +i Bedpan +j. Bed linen +k. Disposable patient gowns +l. Alat makan disposable dan food box +2. Peralatan untuk pasien:a. Thermometer +b. Stetoscope +c. Sphygmomanometer +d. Toumiquet +e. IV set +f. Pole +I. INSTALASI REHABILITASI MEDIK1. Exercises treadmill 12. Static bicycle / ergocycle 13. Shortwave diathermy 14. Infra red 35. Nebulizer 2B.LandasanTeori1. TEORI RUMAH SAKITRumah Sakit (Menurut RUU Rumah Sakit) adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan.Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa : Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan. Sementara itu menurut WHO (1957) dalam Widyorini (1998) menyatakan bahwa: The hospital is an integral part of social and medical organization, the function of which is to provide for the population complete health care both curative and whose outpatient service reach out to the family and as home environment, the hospital is also a center for the training of health workers and for bio social research.Definisi menurut di WHO menyebutkan bahwa rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.Menurut Siregar (2003) menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.Klasifikasi Rumah Sakit Pengelompokan rumah sakit berdasar perbedaan tingkat kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan. Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 983. Menkes/SK/1992 tentang pedoman rumah sakit umum menyebutkan bahwa rumah sakit pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah sakit umum tipe A, B, C dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan yang dimiliki. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas. b. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas. c. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik dasar. d. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar. Fungsi Rumah Sakit Dalam Abdullah (2007) memaparkan bahwa fungsi rumah sakit adalah sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan medis. b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis. c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan. d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan. e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan. g. Menyelenggarakan administrasi umum. h. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Sementara itu dalam Sunaryo (1998) menyatakan bahwa fungsi rumah sakit sangat banyak dipengaruhi faktor internal maupun eksternal. Adapun faktor internal dan eksternal rumah sakit adalah sebagai berikut: 1. Faktor internal organisasi rumah sakit: Fungsi operasional dan pemasaran. Fungsi organisasi, manajemen dan sumber daya manusia. Fungsi keuangan, biaya, anggaran dan permodalan. 2. Faktor eksternal rumah sakit : Lingkungan umum usaha yang dimaksud adalah faktor sosial, budaya, kultur, ekonomi, politik dan demografi. Lingkungan khusus rumah sakit yakni adanya persaingan dengan rumah sakit baru disebabkan antara lain karena deregulasi perumahsakitan, perawat, dokter spesialis yang mana tenaga kerja ini sangat mempengaruhi keberhasilan rumah sakit. Oleh karena melalui jalur pendidikan yang panjang, maka dapat mengakibatkan tenaga tersebut rentan terhadap persaingan. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Tugas: Memberikan Pelayananan kesehatan paripurna, diklat, dapat juga melakukan penelitian, pengembangan serta penapisan tehnologi bidang kesehatan. Fungsi:1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan paripurna sekunder dan tersier.2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM dan pemberian pelayanan kesehatan.3. Dapat meyelenggarakan Penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan Pelayanan Kesehatan.Kewajiban Rumah Sakit1. Menjalankan Good Corporate Governance yang perlu penerapan fungsi-fungsi manajemen pengorganisasian yang baik dalam pengelolaan RS melalui hospital bylaws.2. Menjalankan Good Clinical Governance yang perlu penerapan fungsi-fungsi manajemen klinis yang baik sesuai standar pelayanan medis dan standar operating prosedur yang telah ditetapkan.

11. Perinatal Risiko Tinggi12. Pengendalian Infeksi13. Pelayanan Anestesi14. Rehabilitasi Medis15. Pelayanan Gizi16. Pelayanan Intensif17. Sterilisasi sentral18. Pemeliharaan Sarana19. Pelayanan lain20. Perpustakaan.Standar Pelayanan Rumah Sakit1. Administrasi & manajemen2. Pelayanan Medis3. Pelayanan Gawat Darurat4. Pelayanan Keperawatan5. Rekam Medis6. Pelayanan radiologi7. Pelayanan Laboratorium8. Kamar operasi9. Pelayanan Farmasi10. K-3Kebijakan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit1. RS dalam memberikan pelayanan kesehatan wajib melaksanakan good Corporate & good clinical governance yaitu: Mempunyai organisasi yang responsibel & akuntabel. Mempunyai hospital by laws & medical staff by laws. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar yan RS dan standar operasional prosedur. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar Pelayanan Rumah Sakit.dan standar operasional Prosedur. Memberinkan pelayanan dengan memperhatikan hak pasien, keamanandan keselamatan pasien. Melaksanakan program-program mutu & keselamatan pasien (Qualityand Safety). 2. RS Wajib mempunyai kemampuan pelayanan sesuai dengan kelas RS3. RS wajib memberikan pelayanan bagi keluarga miskin; di RS pemerintahdan RS Swasta yang ditunjuk pelayanan rawat inap kelas III Gratis4. RS wajib meningkatkan peran sertanya dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)5. RS Wajib meningkatkan kesiapannya sebagai tempat perawatan dan rujukan penyakit menular antara lain DBD, Antraks, HIV/AIDS, TB, SARS dan penyakit tidak menular.6. RS Wajib mengantisipasi tuntutan hukum terhadap dugaan kesalahan pelayanan.7. RS Wajib melaksanakan Infection Prevention dan Control (IPC).8. RS Pendidikan dan RS Khusus diarahkan untuk menjadi pusat unggulan dan penapisan iptek.9. RS Wajib melaksanakan : Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Peningkatan pelayanan life saving (IGD, ICU, ICCU, NICU/PICU). Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang medik (radiology, anestesi dan laboratorium). Pengembangan dan peningkatan profesionalisme SDM.10. Setiap RS harus memenuhi ketentuan perizinan (mendirikan dan penyelenggaraan) sebelum dioperasionalkan. RS Daerah : Izin mendirikan oleh Dinkes Kab/Kota Izin operasional sementara oleh Dinkes Propinsi Izin operasional tetap oleh Depkes RI ( UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan)11. Klasifikasi dan penetapan kelas rumah sakit berdasarkan SK Menkes untuk selanjutnya dapat di registrasi di Depkes.2. TEORI MANAJEMEN RUMAH SAKITPerkembangan rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan melaju demikian pesat. Situasi ini terjadi karena peran dan fungsi rumah sakit yang sangat dominan dalam menjaga status kesehatan masyarakat, mulai dari tingkat pencegahan sampai dengan rehabilitasi. Pelayanan rumah sakit, yang mendapat dukungan dari kemajuan teknologi, berkembang seiring dengan tuntutan modernisasi sehingga menjadi semakin bervariasi. Kualitas dan kapasitas pelayanan rumah sakit juga mengalami peningkatan sejalan dengan tuntutan pelanggan. Rumah sakit saat ini penuh dengan peralatan medis mutakhir untuk mendukung pelayanan medik, sementara itu di sisi administrasi era digital semakin kuat mengakar pada setiap komponen pelayanan non medik di rumah sakit. Pada sisi lain, pengguna rumah sakit mulai menuntut standar kualitas pelayanan yang mengedepankan keselamatan dan efisiensi. Pelanggan rumah sakit menjadi semakin kritis dan semakin well-informed atas semua jasa yang diterimanya serta kewajibannya untuk membayar biaya pelayanan. Sementara itu, sumber daya manusia yang ada di rumah sakit juga mengalami perkembangan dari sisi kuantitas dan kompetensi. Variasi jenis tenaga demikian besar karena kompleksnya jenis kegiatan di rumah sakit. Variasi ini bersifat horizontal, dimana banyak jenis profesi bekerja di tempat yang sama dan bersifat vertikal, dimana pada satu jenis profesi terdapat berbagai macam tingkat kompetensi. Perkembangan yang terjadi pada organisasi rumah sakit membawa konsekuensi pada sistem manajemen, baik manajemen pelayanan medik maupun manajemen administrasi. Sistem manajemen rumah sakit saat ini tidak dapat lagi bertumpu pada paradigma dan konsep manajemen di masa lampau. Diperlukan berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan manajemen terkini untuk mengelola rumah sakit, sehingga memberikan manfaat yang besar bagi penggunanya serta stakeholder kunci lainnya. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah program aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan kinerja para:1. Dokter dan Asisten Dokter2. Bidan dan Perawat3. Staff Administrasi dan Personalia4. Apoteker5. Logistik6. TOP ManagerialSehingga akan mendapatkan berbagai kemudahan selama mereka menjalankan operasional kerja sehari-hari. Melalui program aplikasi ini, seluruh pihak rumah sakit akan dapat dengan mudah, cepat, akurat dalam:1. Mengetahui dan menyajikan data-data pasien.2. Melakukan Pengolahan Data secara terintegrasi dari setiap unit3. Berkomunikasi dengan sub bagian lainnya Keep Up To Date dengan berbagai kegiatan maupun perkembangan di rumah sakit dimana mereka berada dan kapanpun mereka memerlukannya.Manfaat yang bisa diharapkan dari adanya berbagai fasilitas seperti yang disebutkan diatas adalah: 1. Meningkatnya tingkat kepuasan para pasien karena adanya berbagai fasilitas dan kemudahan yang mereka dapatkan mulai dari Pendaftaran sampai Pembayaran di kasir.2. Cepatnya proses pengolahan dan tingginya akurasi dalam perhitungan data-data karena semua proses dan perhitungan dilakukan secara terintegrasi dan otomatis.3. Akan meningkatkan kualitas para tenaga medis di rumah sakit karena kemampuan mereka di dalam menyiapkan dan memberikan layanan kesehatan akan benar-benar diuji.4. Tingginya kualitas layanan para karyawan rumah sakit karena mereka akan dituntut untuk bisa memberikan layanan dan informasi yang sifatnya Real Time.5. Meningkatnya citra Rumah Sakit sebagai The Leading Hospital di dalam memberikan Quality Health Services.Manajemen Pemasaran Usaha Kesehatan Dewasa ini banyak organisasi pelayanan kesehatan (balai pengobatan / klinik, rumah sakit dll) mulai bergeliat melakukan kegiatan pemasaran. Dahulu mereka merasa sebagai organisasi social merasa tidak etis melakukan kegiatan pemasaran itu sendiri. Anggapan ketidak etisan ini antara lain:1. Pemasaran dianggap tabu dan mengkomersialkan orang sakit.2. Pemasaran dianggap manipulaitif.3. Pemasaran dianggap instruktif.4. Pemasaran dianggap menghamburkan uang.5. Pemasaran dianggap menurunkan mutu pelayanan kesehatan (dengan image kalau organisasi pelayanan kesehatan melakukan kegiatan pemasaran dianggap tidak laku).6. Pemasaran dianggap membuat organisasi pelayanan kesehatan bersaing.7. Pemasaran dianggap mengarah kepada Consumer Ignorance atau memanfaatkan ketidaktahuan pasien akibat keawamannya.8. Pemasaran dianggap sama dengan atau mengarah pada orientasi penjualan.Hal ini yang seharusnya diluruskan bahwa pemasaran dirumah sakit bukan mengarah pada komersialisasi konsumen semata namun mengarah pada pemenuhan kebutuhan pasien dan masyarakat.Definisi Manajemen PemasaranManagemen pemasaran menurut Asosiasi pemasaran Amerika adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi dan penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi saran individu dan organisasi.Dalam definisi managemen pemasaran tersebut terdapat point-point penting antara lain:1. Fungsi managemen yaitu POAC atau planning (perencanaan), Organising (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), Controlling (pengawasan/evaluasi). Yang merupakan fungsi-fungsi penting dalam kesuksesan dan keteraturan strategi pemasaran.2. Strategi pemasaran yaitu melakukan modifikasi segmentasi (perancangan kelompok / segmen pasar), targeting (penentuan target pasar) dan positioning (penamaan image produk dibenak konsumen) dan modifikasi bauran pemasaran (marketingmix) yaitu produck (produk), price (harga), place (saluran distribusi), dan promotion (promosi).3. Konsep inti pemasaran yang mengarah kepada pemahaman dan pemenuhan kebutuhan, keinginan, permintaan akan barang dan jasa, pertukaran dan pasar.4. Sasaran yang merupakan tujuan yang hendak dicapai baik untuk pasien, masyarakat dan organisasi pelayanan kesehatan itu sendiri yang mengarah kepada pemenuhan kebutuhan beretika.Kearsipan Rumah SakitPengertian kearsipanArsip (record) yang dalam istilah bahasa Indonesia ada yang menyebutkan sebagaiwarkat, pada pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai : setiap catatan tertulis baikdalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatusubyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingatanorang (itu) pula.Atas dasar pengertian diatas, maka yang termasuk dalam pengertian arsip itu misalnya: surat-surat, kwitansi, faktur, pembukuan, daftar gaji, daftar harga, kartu penduduk, bagan organisasi, foto-foto dan lain sebaginya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b, menetapkan bahwa yang dimaksud dengan arsip adalah :a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-Lembaga Negara dan Badan-Badan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupunberkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan.b. Naskah-naskah yng dibuat dan diterima oleh Badan-Badan Swasta dan atauperorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupunberkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.Selain dari pengertian di atas, arsip dapat diartikan pula sebagai suatu badan (agency)yang melakukan segala kegiatan pencatatan penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat/warkat-warkat yang mempunyai arti penting baik ke dalam maupun ke luar; baik yang menyangkut soal-soal pemerintahan maupun non-pemerintahan, dengan menerapkan kebijaksanaan dan sistem tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan.Peranan KearsipanKearsipan mempunyai peranan sebagai pusat ingatan, sebagai sumber informasidan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangkakegiatan perencanaan. penganalisaan. pengembangan, perumusan kebijaksanaan,pengambilan keputusan, pembuatan laporan, pertanggungjawaban, penilaian danpengendalian setepat-tepatnya.Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pimpinanuntuk membuat keputusan dan merumuskan kebijakan,oleh sebab itu untuk dapat menyajikaninformasi yang lengkap, cepat dan benar haruslah ada sistem dan prosedur kerja yang baik dibidang kearsipan.Pada pasal 3 Undang-Undang No. 7 Tahun 1971, antara lain dirumuskan bahwatujuan kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasionaltentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untukmenyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemeritahan.Dari pengertian tersebut tampak bahwa arti pentingnya kearsipan ternyatamempunyai jangkauan yang amat luas, yaitu baik sebagai alat untuk membantu daya ingatanmanusia, maupun dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pelaksanaankehidupan kebangsaan. Selain itu kearsipan juga merupakan salah satu bahan untuk penelitian ilmiah.Beberapa Istilah Kearsipan Arsip dinamis: Arsip dinamis adalah arsip yang masih diperlukan secara langsung dalam perencanaa, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi Negara. Arsip dinamis dilihat dari kegunaannya dibedakan atas : Arsip aktif: adalah arsip yang secara langsung dan terus-menerus diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari sera masih dikelola oleh Unit Pengolah. Arsip Inaktif: adalah arsip yang tidak secara langsung dan tidak terus-menerus diperlukan dan digunakan dalam penyelenggaraan administrasi sehari-hari serta dikelola oleh PusatArsip. Arsip Statis: Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya, maupun untuk penyelenggaraan administrasi sehari-hari. Arsip statis ini berada di Arsip Nasional Republik Indonesia atau di Arsip Nasional Daerah. File: File dapat disamakan dengan pengertian berkas atau bendel yang merupakan satu kesatuan arsip tentang masalah tertentu dan disimpan berdasarkan pola klasifikasi. Indeks: Indeks adalah sarana penemuan kembali surat dengan cara mengidentifikasi suratmelalui penunjukan suatu tanda pengenal yang dapat membedakan surat tersebut denganyang lainnya. Tanda pengenal surat ini harus dapat diklasifikasikan dan merupakanpenunjuk langsung kepada berkasnya Kartu kendali: Kartu kendali adalah isian (kartu) untuk mencatat surat-surat yang masuk/keluar yang tergolong surat penting. Di samping berfungsi sebagai pencatat surat, kartu kendali dapat berfungsi pula sebagai alat penyampaian surat dan penemuan kembali arsip. Kartu kendali terdiri atas 3 (tiga) rangkap dan 3 (tiga) warna : putih, biru, dan merah.1. Kartu Kendali warna putih untuk pengarah surat sebagai alat kontrol.2. Kartu Kendali warna biru untuk penata arsip sebagai arsip pengganti, selama surattersebut masih berada pada file pengolah.3. Kartu Kendali warna merah untuk Tata Usaha Pengolah.Ukuran dari kartu kendali 10 x 15 cm. Kartu tunjuk silang: Kartu tunjuk silang adalah kartu (formulir) yang digunakan untuk memberikan petunjuk pada satu dokumen yang mempunyai lebih dari satu masalah. Kode: Kode adalah tanda yang terdiri atas gabungan huruf dan angka untuk membedakanantara beberapa masalah yang terdapat dalam Pola Klasifikasi Arsip. Lembar Disposisi: Lembar disposisi adalah lembaran untuk menuliskan disposisi suatu surat baik yang diberikan oleh atasan ke bawahan maupun sebaliknya. Lembar pengantar surat rutin: Lembar pengantar surat rutin adalah formulir yang dipergunakan untuk mencatat dan menyampaikan surat-surat biasa (tidak penting) dari Unit Kearsipan ke Unit Pengolah. Penerima surat: Penerima surat adalah Unit/Staf yang bertugas untuk melakukan penerimaan surat masuk baik dari Kurir maupun dari Pos. Pencatat surat: Pencatat surat adalah Unit/Staf yang bertugas untuk melakukan pencatatan surat baik untuk surat masuk maupun surat keluar. Pengarah surat: Pengarah surat adalah Unit/Staf yang bertugas untuk menentukan kepada pengolah mana surat yang bersangkutan harus disampaikan. Pengolah: Pengolah adalah Unit/Staf yang bertugas untuk melakukan penggarapan masalah isi surat. Unit Pengolah terdiri atas : 1. Pimpinan pengolah2. Tata usaha pengolah3. Pelaksana pengolah Penata arsip: Penata arsip adalah Staf yang bertugas menyimpan surat-surat (arsip) dan memelihara arsip. Pola klasifikasi arsip: Pola klasifikasi arsip adalah pengelompokan arsip berdasarkan masalah-masalah secara sistematis dan logis, serta disusun berjenjang dengan tanda-tanda khusus yang berfungsi sebagai kode. Pola klasifikasi merupakan salah satu sarana atau pedoman untuk penataan arsip. Surat penting: Surat penting adalah surat yang isinya mengikat dan memerlukan tindak lanjut atau merupakan kebijaksanaan Departemen, dan apabila terlambat penyampaiannya atau hilang akan mengganggu kelancaran pekerjaan. Surat biasa: Surat biasa adalah surat yang isinya tidak mengikat dan biasanya tidak membutuhkan tindak lanjut serta hanya berupa informasi dan suatu kegiatan. Surat biasa dicatat dalam lembar pengantar surat rutin dan disampaikan ke Unit Pengolah. Tata usaha pengolah: Tata Usaha Pengolah adalah Unit/Staf yang bertugas mengurus ketatausahaan pada Unit Pengolah. Formulir peminjaman arsip: formulir peminjaman arsip adalah formulir yang digunakan untuk meminjam arsip. Diisi rangkap 2 (dua), 1 (satu) disimpan untuk menggantikan arsip yang dipinjam dan 1 (satu) disimpan oleh petugas peminjaman arsip sebagai pengendalian peminjaman. Formulir penyalinan arsip: Formulir penyalinan arsip adalah formulir permohonan penyalinan arsip yang diisi oleh unit atau staf yang memerlukan informasi suatu arsip yang disalin. Indeks relatif: Indeks relative adalah daftar masalah yang terdapat dalam pola klasifikasi yang disusun secara abjad masalah dan kodenya. Indeks relative bertujuan untuk memudahkan menentukan kode surat yang akan disimpan menurut klasifikasi masalah yang terdapat dalam pola klasifikasi arsip, dan biasa digunakan juga dalam penemuan kembali arsip. Jadwal retensi arsip: Jadwal retensi arsip adalah pedoman tentang jangka waktu penyimpanan arsip sesuai dengn nilai kegunaannya dan sebagai dasar penyelenggaraan penyusutan, pemusnahan dan penyerahan arsip ke Arsip Nasional. Penyusutan arsip: Penyusutan arsip adalah proses kegiatan penyiangan arsip/berkas untuk memisahkan arsip aktif dari arsip inaktif serta menyingkirkan arsip-arsip yang tidak berguna berdasarkan jadwal retensi arsip. Penyerahan arsip: Penyerahan arsip adalah pengalihan wewenang penyimpanan, pemeliharaan dan pengurusan arsip statis dari Lembaga-Lembaga Negara, Badan Pemerintahan, Badan Swasta dan Perorangan kepada Arsip Nasional Republik Indonesia atau Arsip Nasional Daerah. Pemusnahan arsip: Pemusnahan arsip adalah proses kegiatan penghancuran arsip yang tidak diperlukan lagi baik oleh instansi yang bersangkutan maupun oleh Arsip Nasional. DASAR HUKUM DAN DASAR PERTIMBANGANA. Dasar HukumKetentuan-ketentuan pokok kearsipan di Indonesia ditetapkan dalam U.U. No. 7 Tahun1971 yang diundangkan dalam Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 32 pada tanggal 18 Mei 1971. U.U. No. 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan mencabut U.U. No. 19 Prps Tahun 1961 tentang Pokok-Pokok Kearsipan Nasional. U.U. No. 7 Tahun 1971 kemudian telah dilaksanakan dengan berbagai peraturan perundangan di bidang kearsipan.B. Dasar PertimbanganAdapun dasar pertimbangan Pemerintah dan DPR-GR untuk mengeluarkan U.U. No. 7Tahun 1971 ialah :a) Bahwa untuk kepentingan generasi yang akan datang perlu diselamatkan bahan-bahanbukti yang nyata, benar dan lengkap mengenai kehidupan kebangsaan BangsaIndonesia di masa yang lampau, sekarang dan yang akan datang, dan berhubungandengan itu perlu diatur ketentuan-ketentuan pokok tentang Kearsipan.b) Bahwa dipandang perlu meningkatkan penyempurnaan administrasi aparaturNegara, khususnya di bidang Kearsipan.Customer Service (Secara Umum)Customer Service merupakan suatu jasa pelayanan atau service adalah setiap kegiatan atau keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara essential tidak nampak (intangible) atau tidak menimbulkan kepemilikan sesuatu apapun.a) Sifat Layanan : 1) Sifat tidak nampak (intangible)Layanan mempunyai sifat tidak namapak, tidak dapat di lihat, dirasakan , diraba, di dengar, atau di cium, sebelum di produksi.Contoh: Pasien yang menjalani bedah kosmetik, tidak dapat melihat hasilnya sebelum melakukan pembedahan.2) Sifat tidak dapat dipisahkan Suatu layanan tidak dapat dipisahkan dari sumber yang memberi layanan.Contoh : apabila kita ingin berobat gigi di klinik gigi, pelayanan tidak dapat di lakukan apabila tidak ada Dokter giginya.3) Sifat tidak tahan lama (perishability)Suatu layanan tidak dapat di simpan.b) Klasifikasi Layanan1. Berdasarkan Orangnya (people based)Dapat di bagi menjadi : Pelayanan tenaga profesional (Dokter, Perawat, Pekerja social) Pelayanan yang tidak membutuhkan tenaga terampil atau tidak terampil (Penjaga kantor, pembantu, teknisi)2. Berdasarkan peralatannya (equipmentbased)Dapat di bedakan menjadi : Pelayanan Automatisasi (Analisa darah, mesin pengukur, tekanan darah) Peralatan yang dioperasikan oleh tenaga yang relative tidak terampil (Operator telepon, peralatan dapur) dan peralatan yang dioperasikan oleh tenaga terampil (alat ultra sound, dll). Layanan pelanggan yang lebih baik dapat di ungkapkan dalam suatu kata RESPEK. Organisasi pelayanan kesehatan harus menghormati waktu dan kepintaran pelanggan, menghargai keinginan mereka, untuk menentukan kemauan sendiri, harus mengerti bahwa pelanggan tak suka dengan ketidak pastian.c) Bentuk Layanan yang dapat di kembangkan untuk menciptakan superior customer service meliputi : Jaminan atau garansi Pelatihan Cara penggunan produk Konsultasi teknikal Saransaran pemakaian produk alternative Peluang untuk mengembalikan/menukar produk yang tidak memuaskan Reparasi komponenkomponen yang tidak cacat/rusak Informasi berkala dengan pelanggan Pemantauan dan penyesuaian produkuntuk memenuhi perubahan kebutuhan pelanggan.Dengan demikian dapat di simpulkan bahawa pelayanan kepada pelanggan yang baik akan membantu organisasi pelayanan kesehatan mencapai tujuan yang di tetapkan. Selain itu ada beberapa langkah yang harus dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan pelayanan prima di organisasi pelayanan kesehatan.Langkahlangkah mencapai pelayanan pada pelanggan yang prima: Komitmen manajemen total Kenali pelanggan Mengembangkan kualitas kinerja pelayanan standar Melakukan tindakan klinis yang sesuai prosedur dan mempertinbangkan hak hak pasien Merekrut, melatih, dan memberi penghargaan terhadap staff yang baikHambatan Dalam Memberikan Pelayanan: Adanya perbedaan individual Ketidakinginan untuk membayar harganyaCustomer Service atau pelayanan pasien yang baik/ prima (excellent) sepatutnya menjadi tujuan utama dari semua pemasok untuk memberikan kepada pasien. Ada 3 karakteristik yang harus dipenuhi agar pelayanan kepada pasien dikatakan baik/prima : 1. Responive (Umpan Balik / Respon Yang Cepat)Kecepatan dalam merespon pasien merupakan karakteristik yang penting dalam pelayanan kepada pasien. Jika kita terlambat dalam memberikan respon kepada pasien kita maka kita akan dapat kehilangan pasien dan bahkan kehilangan kepercayaan.2. Reliable (Dapat Dipercaya)Pelayanan pasien yanga baik harus secara konsisten memberikan respon yang cepat, perbaikan kualitas pelayanan secara kontinyu dan pada akhirnya pelayana yang diterima oleh pasien kualitasnya dapat sama atau melebihi apa yang menjadi harapan pasien.3. Respectful (Penuh Rasa Hormat)Kita harus memberikan pelayanan kepada pasien dengan penuh rasa hormat baik dalam memberikan pertanyaan, menjelaskan kepada pasien. Disamping itu juga harus dilakukan dengan penuh kesopanan (sopan santun) dan rasa ingin membantu pasien.Jadi pelayanan kepada pasien dapat dikatakan baik/prima jika dapat memenuhi ketiga karakteristik (responsive, reliable, dan respectful).Implementasi kualitas jasa yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah dengan memberikan kualitas pelayanan (service) yang terbaik bagi konsumen dengan tujuan untuk menciptakan kepuasan konsumen. Kualitas yang di berikan oleh perusahaan, akan menimbulkan persepsi konsumen terhadap kualitas yang diberikan kepadanya. Sering kali terdapat perbedaan antara harapan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap kualitas yang diberikan oleh perusahaan. Untuk mengetahui apakah perusahaan telah memberikan kualitas jasa yang sesuai dengan harapan konsumen, maka perlu dilakukan evaluasi dari konsumennya.Teori Kepuasan PelayananDi dalam suatu Instansi terutama instansi Kesehatan, kebutuhan akan pelayanan yang baik terhadap pasien sangatlah menjadi tolak ukur keberhasilan Instansi tersebut. Perbedaan antara pelayanan pelanggan yang berhasil dan yang gagal merupakan masalah kepekaan, ketulusan, sikap dan keahlian relasi antara manusia yang semuanya bisa dipelajari. Meski pelayanan pelanggan itu kasat mata dan seringkali sulit dipahami namun masih tetap dilihat, didengar dan dipahami pelanggan.Pelayanan pelanggan bermula hanya bisa dipahami dari sudut pandang pelanggan. Hanya bila pelanggan menganggap bahwa Instansi telah memberikan pelayanan pelanggan bermutu, maka barulah Instansi tersebut juga bisa menyatakan hal serupa.Pelanggan cenderung memberikan penilaian terhadap tingkat pelayanan yang Instansi tersebut sediakan dari dua dimensi : Dimensi Procedural : Mencakup sistem dan prosedur yang telah tertata guna menyampaikan produk atau pelayanan. Dimensi Pribadi : Bagaimana penyedia pelayanan (menggunakan sikap, perilaku dan kemampuan lisan) berinteraksi dengan pelanggan. Christopher lovelock (1994 : 100) menemukan bahwa konsumen mempunyai kriteria yang pada dasarnya identik dengan beberapa jenis jasa yang memberikan kepuasan kepada para pelanggan. Kriteria tersebut adalah:1. Reliability (Kehandalan)Kemampuan untuk memberikan jasa secara akurat sesuai dengan yang dijanjikan.2. Responsiveness (Cepat Tanggap)Kemampuan Karyawan untuk membantu Konsumen menyediakan jasa dengan cepat sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.3. Assurance (Jaminan)Pengetahuan dan kemampuan karyawan untuk melayani dengan rasa percaya diri.4. Emphaty (Empati)Karyawan harus memberikan perhatian secara individu kepada konsumen dan mengerti kebutuhan konsumen.5. Tangible (Kasat Mata)Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personal dan alat-alat komunikasi.Customer service adalah suatu tugas lain dari penjualan secara aktif, tugas termasuk dalam hubungan langsung dengan komsumen itu sendiri, atau melalui alat komunikasi, surat atau prooses otomatis. Ini dirancang, dilaksanakan dan dikomunikasikan dengan dua tujuan utama, yaitu produktivitas oprasional dan kepuasan konsumen. Menurut Kasmir (2003, 216) pengertian customer service secara umum adalah setiap kegiatan yang diperuntukan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah. Menurut Philip Kotler (2002,143) pelayanan atau service adalah setiap kegiatan atau mamfaat yang dapat diberikan suatu pihak kepada pihak lain nya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk pisik. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa customer service adalah orang yang bertugas untuk memberikan pelayanan informasi dan merupakan perantara antara bank dengan nasabah yang akan menggunakan produk bank tersebut, serta memberikan keuntungan bagin kedua belah pihak.Customer service adalah layanan yang diterima konsumen sebelum, selama, dan setelah pembelian. Ini adalah faktor utama yang menjadi penentu kepuasan pelanggan dan value yang diberikan, selain mutu produk itu sendiriPengertian Customer Service adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan. Pelayanan yang diberikan termasuk menerima keluhan / masalah yang sedang dihadapi.Customer Service di Instansi KesehatanMenurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo, pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Menurut levey dan loomba (1973), pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi,pelayanan kesehatan adalahsub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan, yang dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan adalah input, proses, output, dampak, umpan balik. Input adalah sub elemen sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga mengasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan. Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses. Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut. Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.Customer service adalah penyediaan pelayanan yang diberikan kepada pasien sebelum, selama dan setelah pemeriksaan atau pengobatan. Pelayanan yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien haruslah yang terbaik, agar pasien yang telah menjalani pemeriksaan dapat meninggalkan kesan positif terhadap suatu Instansi kesehatan.

BABIIHASILKEGIATAN1. DeskripsiKegiatana) RuangLingkupKegiatanMINGGU KEHARI/TGLBIDANG/BAGIANDESKRIPSI KEGIATANMAKSUD / TUJUAN

ISenin, 22 s/d Sabtu,27 Juni 2015Rekam Medis + Pendaftaran Perkenalan dengan seluruh petugas di Bag. RM (hari pertama). Membantu mengantar berkas RM pasien yang telah terdaftar ke ruang perawat / dokter (ruang periksa) / poli. Mencatat data pasien yang pulang atau telah meninggalkan RS, dilihat dari berkas RM, kemudian dicatat di buku MRS. Membantu dalam mencarikan berkas RM, mengambil, atau mengembalikan sesuai urutan ke rak filling. Membantu dalam kegiatan Assembling. Membantu dalam kegiatan koding kemudian entry data di komputer. Membantu melakukan pendaftaran untuk pasien rawat jalan dan pasien IGD melalui sistem Billing. Membantu dalam pembuatan SEP untuk pasien BPJS. Kitadapatmengetahuitata carapenyimpananberkas RM. DapatmengetahuipengolahandataRMsecarakomputerisasimaupunmanual. Mengetahuitata carapenomorandatarekammedis. Lebihmemahamiproses administrasiyangadadiRumahSakit. Mengetahui tata cara atau teknis dalam proses registrasi pasien rawat jalan maupun pasien IGD. Lebih memahami alur pendaftaran pasien, baik registrasi maupun transaksi.

IISenin, 29 Juni s/d Sabtu, 4 Juli 2015TU (Tata Usaha) + Kepegawaian Menerima dan mencatat surat-surat yang masuk yang ditujukan untuk RS Paru Dungus Madiun ke dalam buku Surat Surat Masuk 2015. Mencatat surat-surat yang keluar, yaitu Nota Dinas dll ke dalam buku Surat Surat Keluar 2015. Menerima telepon yang masuk. Menempel info-info penting. Fotokopi berkas yang dibutuhkan. Membantu menyusun & melengkapi dokumen kesekretariatan. Membantu dalam menyusun, merapikan, dan memperbaiki berkas / dokumen kepegawaian. Membuat / mengetik lembar orientasi pegawai. Memahamiproseskeluarmasuknyasuratbaiksuratformalmaupunnonformal. Memahamicarapenyimpanansuratsesuaidenganjenissurat. Mengetahui tugas-tugas dari bagian TU maupun kepegawaian.

IIISenin, 6 Juli s/d Sabtu, 11 Juli2015Farmasi / Apotik Membantu mengambilkan obat di rak obat/lemari obat membaca dari resep dokter. Memotong kertas etiket (kertas petunjuk minum obat yang telah di print. Membuat etiket (kertas petunjuk minum obat) kemudian di staples/klip/di isolasi/ dimasukkan ke dalam plastik obat. Membantu dalam pembuatan puyer maupun kapsul. Melipat / membungkus puyer dengan kertas pembungkus obat dan kemudian di masukkan ke dalam plastik. Menumbuk obat. Membantu memasukkan obat Aminophilin ke dalam plastik @ plastik isi 15 buah. Membantu menata obat-obat yang baru datang dan merapikan obat-obat yang sudah lama di lemari obat. Dapatmengetahuibeberapafungsiobatdanmanfaatnya. Memahamipembagianobatsecara(askes maupun umum) Dapatmemahamiprosesmeracikobatmulaidariobatygdibutuhkanolehpasienrawatinapmaupunpasienrawatjalan. Memahamiprosesadminis trasidiFarmasibaiksecarakomputerisasimaupunsecaramanual(stokObat).

b) Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Kegiatan Faktor Pedukung : Dokumetasi : Kamera HP Laporan : Laptop (Note Book) Lingkungan yang asri Pembimbing Lapangan : Mb. Rina Lokasi : Karena lokasi MOPK itu di daerah saya sendiri, jadi saya mempunyai kenalan di Puskesmas tersebut, ada beberapa petugas yang telah mengenal saya, jadi bisa lebih leluasa untuk bertanya tentang ruang lingkup RS Paru Dungus Madiun Dapatditerimaolehpihakrumahsakit Mendapatkanbimbinganyangcukup baikdisetiapbidangkerja Dapatberadapatasidenganpara karyawan di lingkunganrumahsakit Faktor Penghambat : Tidak ada motor (antar jemput) Belum ada Bag. Diklat (Pelatihan) dan Pengembangan yang khusus mengurus mahasiswa / pelajar lain yang praktek di rumah sakit, kadang sedikit merasa tidak terurus. Jadi, dari mahasiswa nya harus aktif atau menjemput bola, bukan menunggu bola. Karena sendiri, sedikit sulit untuk pendokumentasian, jadi harus mencari waktu-waktu luang untuk pengambilan gambar kegiatan Kurangnyafasilitasdirumahsakit Sebagianproseskerjamasihsecaramanual Kurangnyakekompakanantarrekankerja Kurangnyakedisiplinanwaktu Kurangnyainformasiygdidapatkan Kegiatan MOPK ini saya laksanakan sendirian jadi saya merasa sedikit kurang percaya diri (PD) pada saat hari-hari pertama Untuk pembimbing lapangan kurang bisa mengayomi, beliau selalu kelihatan sibuk, jadi terkadang enggan untuk bertanya secara detail kepada beliau. Sebagai mahasiswa yang melakukan pengabdian kerja disitu sering tidak terawasi, tidak diperhatikan dan kurang dibimbing dengan baik, untuk itu saya terus mencoba untuk selalu aktif walaupun terkadang sulit untuk menjalani.

2. Inventarisasi Masalah yang Ditemukan Pada Setiap Bagian Dalam KegiatanPENDAFTARAN Pasien BPJS tidak bisa melamar lagi sebelum habis periode (7x24 jam). Kemarin pasien pulang, hari ini melamar lagi, dalam 1 minggu lebih dari 1 periode belum boleh mendaftar. Pasien ingin melakukan terapi dengan menggunakan BPJS, akan tetapi tidak diperbolehkan, karena harusnya 1 paket (terapi dan layanan rawat inap) tidak boleh mengambil 1 saja, jadi harus sesuai jadwal pelayanannya. Ada pasien yang menunggu dokter spesialis paru janjian jam 10.00 ternyata jam 11.00 belum datang dikabarkan dokter sedang melakukan sidak, pasien kecewa karena sudah menunggu dari jam 07.00.REKAM MEDIS Berkas sempat sulit dicari akan tetapi ternyata ketemu, diketahui karena disebabkan tanggal dari bagian loket belum diganti yang seharusnya tgl 23, tapi untungnya jam nya masih pagi jadi belum banyak yang salah dan belum di print. Berkas yang dipinjam sering sekali belum dikembalikan, terutama oleh unit IGD, jadi mempersulit dalam pencarian berkas, harus dilacak dahulu.FARMASI Apotik tidak mempunyai masker dan sarung tangan ( saat membuat kapsul dan puyer) non APD Petugas yang shift hanya satu orangTU (TATA USAHA) KurangnyaSDM Lamanyaprosespelayanan Kinerjanyayangmasih kurang maksimalKEPEGAWAIAN Job disk kurang tersusun rapi Ruangan sempit dan berantakan Kurangnya komunikasi antar pegawaiBAB IIIPEMBAHASANAnalisa Masalah1. Inventarisasi MasalahUntuk melakukan analisis masalah yang di peroleh dari kegiatan MOPK di Instansi Kesehatan tepatnya di RS Paru Dungus Madiun, penulis mendapatkan beberapa inventarisasi masalah yaitu sebagai berikut :NoInventarisasi Masalah

1.Tingkat kedisiplinan waktu yang masih rendah

2.Penempatan SDM belum sesuai dengan profesi, kapasitas, dan lulusan akademik yang dimiliki

3.Job disk dari beberapa bagian belum tersusun rapi

4.Kinerja kurang maksimal

5.Terdapat beberapa karyawan yang kurang ramah pada pasien

6.Prasarana RS yang masih perlu dilengkapi

Reliability Tingkat kedisiplinan waktu yang masih rendah pada karyawan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Pelayanan tidak sesuai dengan jam praktek (tidak tepat waktu) Responsiveness Dokter dan perawat tidak dapat melayani pasien dengan maksimal ketika ia sedang sibuk Competence Penempatan SDM tidak sesuai dengan profesi, kapasitas, dan lulusan akademik yang dimiliki KurangyaTenagaMedis(DokterSpesialis Paru) Assurance Terdapat beberapa karyawan yang kurang ramah pada pasien terutama dibagian yang berhubungan langsung dengan pasien Emphaty Kurangnya perhatian khusus kepada setiap keluhan pasien Pelayanan yang masih memandang status sosial pasien Tangibles Fasilitas penunjang medis sudah lumayan canggih, tapi perlu dilengkapi Penampilan petugas kurang rapih (saat bekerja memakai sandal jepit) Ruang tunggu kurang luas Terbatasnya jumlah kursi tunggu Sistem penyimpanan rekam medis pasien yang masih perlu ditingkatkanANALISA SWOT (STRENGHT, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, THREATS)Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:1. Strengths (kekuatan)merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.2. Weakness (kelemahan)merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.3. Opportunities (peluang)merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.4. Threats (ancaman)merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.RUMAH SAKIT PARU DUNGUS MADIUNa) Kekuatan (Strenght)a. Gedung sudah sesuai dengan standar.b. Rumah sakit yang nyaman (Go green)c. Memiliki program kerja dan stuktur organisasi.d. Memiliki pelayanan yang cukup lengkap sebagai RS Negeri Tipe C.b) Kelemahan (Weaknesses)a. Kinerja kurang maksimal, pengoptimalan pelayanan yang dilakukan untuk pasien perlu ditingkatkanb. Tingkat kedisiplinan waktu yang masih rendah c. Penempatan SDM belum sesuai dengan profesi, kapasitas, dan lulusan akademik yang dimiliki d. Job disk dari beberapa bagian belum tersusun rapi e. Terdapat beberapa karyawan yang kurang ramah pada pasienf. Prasarana RS yang masih perlu dilengkapic) Kesempatan (Opportunities)a. Masyarakat bersedia diberi pelayanan kesehatan b. Rumah sakit paru-paru utama di daerah Madiunc. Berada di daerah pedesaan sehingga biasa menjadi pusat pelayanan gawat darurat bagi warga desa sekitard. Dengan tenaga SDM yang ada mengoptimalkan programd) Ancaman (Threats)a. Banyak berdiri Balai Pengobatan swasta yang memberikan pelayanan yang samab. Terjadinya Infeksi Nosokomial di sekitar daerah pedesaan yang dekat dengan RS ParuTabel IFAS ( Internal Factors Analysis Summary) / Ringkasan analisis faktor-faktor internalStrenght Skor Bobot Total

3 2 1

Gedung sudah sesuai dengan standarV

Rumah sakit yang nyaman (Go green)V

Memiliki program kerja dan stuktur organisasiV

Memiliki pelayanan yang cukup lengkap sebagai RS Negeri Tipe C V

2x3 = 62x2 = 40

Total Strenght+10

Keterangan: Skor: antara 1 10 ( diperoleh dari hasil identifikasi masalah, dari data-data)Bobot: antara 1 10 ( diperoleh dg cara membandingkan masalah 1 dengan masalah yang lain)Weakness Skor Bobot Total

3 21

Kinerja kurang maksimal, pengoptimalan pelayanan yang dilakukan untuk pasien perlu ditingkatkanV

Penempatan SDM belum sesuai dengan profesi, kapasitas, dan lulusan akademik yang dimiliki V

Tingkat kedisiplinan waktu yang masih rendah V

Job disk dari beberapa bagian belum tersusun rapi V

Terdapat beberapa karyawan yang kurang ramah pada pasienV

Prasarana RS yang masih perlu dilengkapiV

1x3 = 3 5x2 = 10 0

Total Weakness - 13

Selisih Total Strenght + Total Weakness = S + W = x

Lambang + dan pada total hasil menunjukkan sumbu dalam kuadran SWOTInternal, eksternal = ( x , y ) = (+1, -1)Tabel EFAS ( Eksternal Factors Analysis Summary) / Ringkasan analisis faktor-faktor eksternalOpportunity Skor Bobot Total

3 2 1

Masyarakat bersedia diberi pelayanan kesehatanV

Rumah sakit paru-paru utama di daerah MadiunV

Berada di daeah pedesaan sehingga biasa menjadi pusat pelayanan gwat darurat bagi warga desa sekitarV

Dengan tenaga SDM yang ada mengoptimalkan programv

3x3 = 91x2 = 20

Total Opportunity+ 11

Threath Skor Bobot Total

3 2 1

Banyak berdiri Balai Pengobatan swasta yang memberikan pelayanan yang sama di daerah Jawa Timur V

Terjadinya Infeksi Nosokomial di sekitar daerah pedesaan yang dekat dengan RS Paruv

01x2 = 2 1x1 = 1

Total Threath-3

Total Opportunity + Total Threath = O + T = y

IFAS= S + W = (+10) + (-13) = (-3) EFAS= O + T = (+11) + ( -3) = (+8) Kuadran III (negatif, positif)Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

2. Prioritas MasalahUntuk menentukan prioritas masalah tersebut, penulis menggunakan metode delbecq,Metode Delbecq Merupakan salah satu cara penentuan prioritas masalah berdasarkan 3 faktor, yakni :a) Besarnya masalah, ket : kecil besar skor ( 0 10 )Yaitu cara memprioritas masalah berdasarkan seberapa besar masalah tersebut sering ditemukan, ditinjau dari factor Man, Place and Time: b) Kemudahan, ket : sulit mudah diselesaikan skor ( 0 10 )Yaitu prioritas masalah ditinjau dari tingkat kemudahan dalam penanggulangannya yang meliputi (5M) :Man, Money, Methode, Material, Mechinec) Kegawatan, ket : ringan gawat skor ( 0 10 )Yaitu tingkat prevalensi/ kegawatan suatu masalah di tinjau dari seberapa besar masalah tersebut terjadi.NoIdentifikasi MasalahTekhnik Pemberian skor/bobot(1-10)TotalTingkat Prioritas

Besarnya MasalahKegawatanKemudahan

1Tingkat kedisiplinan waktu yang masih rendah 89623I

2Penempatan SDM belum sesuai dengan profesi, kapasitas, dan lulusan akademik yang dimiliki 98522II

3

Job disk dari beberapa bagian belum tersusun rapi 67619V

4

Kinerja kurang maksimal78621III

5Terdapat beberapa karyawan yang kurang ramah pada pasien57820IV

6Prasarana RS yang masih perlu dilengkapi67518VI

Dari analisa masalah yang telah diambil sebanyak 6 prioritas masalah yaitu1) Tingkat kedisiplinan waktu yang masih rendah 2) Penempatan SDM belum sesuai dengan profesi, kapasitas, dan lulusan akademik yang dimiliki 3) Kinerja kurang maksimal4) Terdapat beberapa karyawan yang kurang ramah pada pasien5) Job disk dari beberapa bagian belum tersusun rapi 6) Prasarana RS yang masih perlu dilengkapiKepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapanya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang diirasakan dengan harapan seseorang. Salah satunya adalah sikap sopan, ramah, dan terbuka. Selalu bertindak sopan, ramah dan berpikiran terbuka kepada semua orang merupakan salah satu kunci kesuksesan berhubungan dan melayani pelanggan dengan baik. Di RS Paru Dungus Madiun beberapa petugas melayani pasien dengan kurang prima karena mereka melayani tetapi kurang adanya komunikasi dengan pasien. Komunikasi pada intinya adalah penyampaian pesan, yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, termasuk komunikasi non verbal seperti kontak mata, ekspresi wajah, senyum, gerakan tubuh, dan sikap tubuh.

Kuadran I (positif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya. Kuadran III (negatif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri. 3. Alternatif Solusi Pemecahan Masalah 1) Tingkat kedisiplinan waktu yang masih rendah.Ketegasan dari pihak direktur atau manager, jika memang diperlukan dapat ditambah dengan pengenaan sanksi bagi yang melanggar.2) Penempatan SDM belum sesuai dengan profesi, kapasitas, dan lulusan akademik yang dimiliki.Diklat atau training bagi pegawai, selain itu dapat dengan diadakannya resufle kepengurusan untuk mengetahui tingkat etos kerjanya, kemudian jika diperlukan dapat mengadakan perekrutan pegawai baru yang lebih baik kualifikasinya.3) Kinerja kurang maksimal.Mengadakan diklat ataupun training atau dengan pelatihan motivasi, selain itu juga tetap perlu adanya controlling maupun pengawasan4) Terdapat beberapa karyawan yang kurang ramah pada pasien.Pemahaman dan penanaman sikap yang baik sesuai dengan standarisasi seorang customer service, perlu adanya penanam motivasi dan kemudian controlling.5) Job disk dari beberapa bagian belum tersusun rapi. Pengarahan dan pengendalian serta planning yang baik perlu di musyawarahkan kembali, kemudian tetap perlu adanya pemantauan dan pengawasan.6) Prasarana RS yang masih perlu dilengkapi.Bagian gudang atau logistik harus sering memantau perkembangan bahan atupun alat-alat yang ada di rumah sakit. Kemudian manajer juga perlu melakukan controlling di bagian logistik.

4. Pelaksanaan dan PenggerakanDalam kebijakan ini meliputi 5 unsur yang lebih dikenal dengan sebutan 5M:1) Man (manusia) Manusia disini disebutkan siapa-siapa yang harus dilibatkan dalam sebuah perencanaan untuk pemecahan masalah customer service, yaitu: seluruh karyawan yang bekerja di instansi tersebut, baik petugas medis maupun paramedis.2) Money (uang) Uang yang dimaksudkan adalah modal yang dikeluarkan untuk menambah atau memperbaiki fasilitas-fasilitas yang dianggap kurang atau belum ada di instansi tersebut, yaitu dapat dihasilkan dari dana pengajuan proposal.3) Methods (cara atau strategi) Metode yang dapat digunakan adalah menambah fasilitas-fasilitas yang dianggap kurang atau belum ada.4) Material (bahan yang digunakan)Material yang dimaksudkan adalah proposal yang akan diajukan kepada pemerintah untuk menambah atau memperbaiki fasilitas-fasilitas yang dianggap kurang atau belum ada.5) Machine (mesin/alat) Dalam hal ini alat yang diperlukan adalah berupa LCD dan komputer. Alat tersebut juga digunakan untuk pembuatan proposal.5. Pemantauan Pemantauan merupakan bagian yang penting, karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap kegiatan pengawasan terhadap pegawai Rumah Sakit tersebut. Evaluasi dilakukan terhadap 3 hal, yaitu evaluasi terhadap proses pelaksanaan kegiatan, evaluasi terhadap hasil kegiatan yang dilakukan dan evaluasi terhadap dampak dari kegiatan/intervensi tersebut.

6. Pengawasan dan PengendalianPengawasanAgar kegiatan pemantauan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan pengendalian atau pengawasan dari atasannya secara langsung. Kegiatan bimbingan tekhnis terhadap bawahan atau staff dapat digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap kelancaran kegiatan pemantauan. Dengan adanya pengawasan, pihak rumah sakit akan tahu apakah pegawainya menggunakan fasilitas yang sudah ada dengan baik atau tidak.

7. EvaluasiUntuk alternatif solusi pemecahan masalah yang telah didapatkan dari RS Paru Dungus Madiun memeng belum semuanya terlaksana, akan tetapi tetap ada usaha untuk selalu mengembangkan dan terus meningkatkan pelayanan yang baik agar sesui dengan yang diharapkan masyarakat.BAB IVPENUTUPA. KesimpulanDarihasilpembahasanyangada, diRSParu Dungus Madiun terdapat6masalahyang telah diurutkan berdasarkan tingkat prioritasnya adalah diantaranyasebagaiberikut:1. Tingkat kedisiplinan waktu yang masih rendah 2. Penempatan SDM belum sesuai dengan profesi, kapasitas, dan lulusan akademik yang dimiliki 3. Kinerja kurang maksimal4. Terdapat beberapa karyawan yang kurang ramah pada pasien5. Job disk dari beberapa bagian belum tersusun rapi 6. Prasarana RS yang masih perlu dilengkapiKemudian dari hasil analisa SWOT memperoleh hasil seperti berikut : IFAS= S + W = (+10) + (-13) = (-3) EFAS= O + T = (+11) + ( -3) = (+8)Kuadran III (negatif, positif) : Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.

B. SaranUntuk memperbaiki kinerja karyawan dan karyawati Rumah Sakit Paru Dungus Madiun, disini penulis menyarankan untuk perlu adanya : Penegakan disiplin waktu bagi para petugas agar terjadi efisiensi dan produktifitas kerja. Peraturan secara tertulis yang berisi tata tertib bagi setiap karyawan dan karyawati rumah sakit dan apabila melanggarnya harus ada sanksi yang tega. Adanya kotak saran terutama di tempat-tempat yang berhubungan langsung dengan pasien. Sering diadakannya pelatihan-pelatihan bagi para dokter dan perawat agar terwujudnya sumber daya manusia yang professional. Perbaikan dalam mengelola sistem rekam medis pasien agar rekam medis yang suatu ketika dibutuhkan pasien dapat terkelola dengan baik. PerluadaperbaikandariSDMdiRumahSakit Paru Dungus Madiun. PerluadanyapenambahanSDMyangberkompetensidibidangnyamasing-masing. PerluadanyapembesaranruanganterutamapadapenyimpananRekamMedis.DAFTARPUSTAKADR. Dr. Azrul Azwar M.P.H. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta : Bina Rupa Aksara, 1996Wijono, Djoko Haji. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan : Teori Strategi dan Aplikasi. Surabaya : Airlangga University Press, 1999Pohan, Imbalo S. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta : EGC, 2006Soeroso, Santoso. Manajemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit : Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003http://rekamkesehatan.wordpress.com/2009/02/25/definisi-dan-isi-rekam-medis-sesuai-permenkes-no-269menkesperiii2008/http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=148:pengembangan-pelayanan-rekam-medis-di-rumah-sakithttp://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-manajemen-rumah-sakit.htmlhttp://sisicia.wordpress.com/2010/10/28/instalasi-farmasi-rumah-sakit/

LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATANFARMASI / APOTIK TU (TATA USAHA) & KEPEGAWAIAN

PENDAFTARAN & REKAM MEDIS

MOPK_RS PARU DUNGUS MADIUN_2015