isd

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan kesehatan tidak hanya berfokus pada perhatian masalah tepat obat, tepat waktu, tepat pasien, tepat dosis, dan tepat prosedur. Dalam pelaksanaanya, layanan kesehatan ini membutuhkan pengetahuan mengenai pentingnya pendekatan yang tepat. Hal ini terkait bahwa layanan kesehatan adalah satu praktik social yang memosisikan tenaga kesehatan berada di hadapan manusia utuh yang membutuhkan pendekatan kemanusiaan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai aspek- aspek social- budaya dalam peningkatan layananan kesehatan menjadi hal penting yang perlu dipahami oleh tenaga kesehatan. Pada konteks inilah, layanan kesehatan membutuhkan layanan yang tepat pendekatannya, yaitu pendekatan yang berwawasan social-budaya. Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya,sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 1

Upload: dani-redarmy

Post on 08-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Isd

TRANSCRIPT

Page 1: Isd

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Layanan kesehatan tidak hanya berfokus pada perhatian masalah tepat obat, tepat waktu,

tepat pasien, tepat dosis, dan tepat prosedur. Dalam pelaksanaanya, layanan kesehatan ini

membutuhkan pengetahuan mengenai pentingnya pendekatan yang tepat. Hal ini terkait bahwa

layanan kesehatan adalah satu praktik social yang memosisikan tenaga kesehatan berada di

hadapan manusia utuh yang membutuhkan pendekatan kemanusiaan. Oleh karena itu,

pengetahuan mengenai aspek- aspek social- budaya dalam peningkatan layananan kesehatan

menjadi hal penting yang perlu dipahami oleh tenaga kesehatan. Pada konteks inilah, layanan

kesehatan membutuhkan layanan yang tepat pendekatannya, yaitu pendekatan yang berwawasan

social-budaya.

Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat  memberikan peranan penting dalam mencapai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat

merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu

perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif

maupun negatif.

Hubungan antara budaya dan kesehatan  sangatlah erat hubungannya,sebagai salah satu

contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu

sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons

terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya.

Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi

juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana

meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 1

Page 2: Isd

1.1 Rumusan Masalah

1.1.1 Apa yang dimaksud dengan Sosial ?

1.1.2 Apa yang dimaksud dengan Kebudayaan ?

1.1.3 Apa pengaruh sosial budaya masyarakat dan kesehatan ?

1.3 Tujuan Penulis

1.3.1 Untuk Mengetahui apa yang dimaksud Sosial .

1.3.2 Untuk mengetahui apa yang diaksud dengan kebudayaan.

1.3.3 Untuk mengetahui pengaruh sosial budaya masyarakat dan kesehatan.

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 2

Page 3: Isd

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SOSIAL

Istilah sosial (social dalam bahasa inggris) dalam ilmu sosial memilki arti yang berbeda-

beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme dengan istilah Departemen Sosial, jelas kedua-

duanya menunjukkan makna yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekanto (1986: 11), apabila

istilah sosial dalam ilmu sosial menunjukkan pada objeknya, yaitu masyarakat, sosialisme adalah

suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum atas alat- alat produksi dan jasa- jasa

dalam bidang ekonomi (Fairchild, 1964:296). Sedangkan istilah sosial pada Departemen Sosial,

menunjukkan pada kegiatan-kegiatan di lapangan sosial. Artinya kegiatan- kegiatan yang

ditujukan untuk mengatasi persoalan- persoalan yang dihadapi masyarakat dalam

bidangkesehjtraan, seperti tuna karya, tuna susila, tuna wisma, orang jompo, anak yatim piatu

dan lain-lain. Selain itu Soekanto (1993:464) mengemukakan bahwa istilah sosial pun berkenan

dengan perilaku ineterpersonal, atau yang berkaitan dengan proses- proses sosial.

Begitupun tentang pengertian masyarakat(society), banyak sarjana terdahulu telah

mendefinisikan apa itu masyarakat. Max Iver dan Page, mengemukakan dalam society bahwa

masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerja sama antara

beberapa kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebiasaan- kebiasaan

manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan

jalinan hubungan sosial. Kemudian Ralph Linton dalam bukunya yang berjudul The Study Of

Man mengemukakan masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan

bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri

mereka suatu kesatuan sosial dengan batas- batas yang dirumuskan dengan jelas (Linton,

1984:118)

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 3

Page 4: Isd

Begitu pun Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang- orang yang

hidup bersama dengan menghasilkan kebudayaan (Soekanto, 1986:20)

2.2 PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan

dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal

dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah

tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa

Indonesia.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan

Bronislow Malinowski berpendapat bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat

ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu

adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun

temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu

pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi

segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Upacara

kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan

merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang

didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan

Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 4

Page 5: Isd

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu

sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,

sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan

kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang

berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,

bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan

untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.3 Pengaruh sosial budaya pada status kesehatan individu/masyarakat

Berdasarkan teori-teori tersebut diatas, lingkungan sosial budaya seseorang/masyarakat

sangat berpengaruh terhadap perilaku dan status kesehatannya. Beberapa fenomena sosial

budaya yang dapat diketahui hubungannya dengan status kesehatan baik individu maupun

masyarakat dapat kita lihat pada uraian berikut.

2.3.1 Stigma Sosial dan Kesehatan Individu.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional,2001), stigma

adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya.

Misalnya, karena disebut anak nakal, anak itu menjadi benar-benar anak nakal. Stigma sosial dan

kesehatan adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh

lingkungannya, dan akan memengaruhi kesembuhan seorang diri dari penyakitnya. Misalnya,

stigma masyarakat tentang seorang pecandu napza, stigma sosialnya “sekali pecandu selamanya

pecandu”. Sesungguhnya, setiap orang dapat berubah jika diberi kesempatan dan dukungan

untuk berubah, termasuk dukungan lingkungan yang positif dengan memberi terapi untuk

membuat mereka dicintai, dihargai, dan diberdayakan sesuai dengan bakat dan minatnya, akan

menjadikan berkelakuan mulia dan terpuji.

Demikian pula pada penderita gangguan jiwa yang telah dinyatakan sembuh dan

dikembalikan ke keluarganya, sering kambuh lagi karena adanya stigma masyarakat bahwa

mereka tidak dapat sembuh, mereka dikucilkan dari pergaulan di lingkungannya, tidak diberi

peran dan dukungan sosial, serta diejek.

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 5

Page 6: Isd

2.3.2 Pandangan kultur terhadap konsep sehat sakit

Dalam menentukansehat atau sakit, individu sati dengan yang lain sering tidak sama.

Artinya, hal ini sangan subjektif. Misalnya, ketika seseorang sedang mengalami diare, ia tetap

pergi kekantor atau bekerja karena merasa tidak terganggu, meskipun berkali-kali harus ke toilet

dan tidak merasa perlu pergi berobat. Apalagi bila diare itu menimpa belitanya, sering dikatakan

tidak apa-apa, karena diare berarti “ngentengi badan” dan dengan demikian balita akan

bertambah pintar. Sementara itu, orang lain akan mempunyai reaksi yang berbeda pula, yaitu

langsung meminum jamu/ obat tradisional, atau bahkan langsung minum oralit, lalu beristirahat.

Demikian pula bila sakit yang menimpanya diyakini karena adanya makhluk halus yang

masuk ketubuhnya sehingga mereka mencari pengobatan alternative yang diyakini dapat

menyembuhkan sakitnya.

Secara ilmiah, penyakit (disease) merupakan gangguan fisiologis sebagai akibat dari

adanya infeksi atau gangguan fungsi tubuh, yaitu yang terkait dengan ilmu kedokteran.

Sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap menderita suatu penyakit ditandai rasa

tidak enak pada tubuh,tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan medis, tidak ada kelainan dan

dinyatakan sehat. Untuk individu yang mengalami gangguan sakit dalam kategori illness, sering

mendapat kesembuhan dengan menggunakan jasa pengobatan alternative.

Pengaruh lingkungan maupun peranan masyarakat ikut diperhitungkan apabila ada suatu

pembahasan tentang illness. Illness tidak selalu bersifat disease, tetapi selalu mempunyai

hubungan dengan social dan budaya. Social budaya disini termasuk system ekonomi dan

pendidikan.

Pada masyarakat tertentu, mereka mempercayakan penyembuhannya dengan pengobat

(healer) yang sering melakukan penyembuhan dengan cara menyentuh spiritual dan rohani, yang

tidak dapat diberikan oleh obat modern. Misalnya, pecandu nabza yang diobati dipondok

pesantren suralaya, yaitu dengan penyembuhan dzikir dan ibadah secara teratur. Menurut solita,

dalam menganalisis kondisi tubuhnya, biasanya sakit dibagi menjadi dua tingkat, yaitu sebagi

berikut.

1. Sakit menurut orang lain, termasuk petugas medis.

2. Sakit menurut diri sendiri, termasuk keputusan untuk mencari pengobatan.

Misalnya, penduduk desa dengan golongan ekonomi kurang, rasa sakit (disease) sering

tidak dirasakan karena mereka memang harus bekerja. Apabila tidak bekerja, ia tidak akan

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 6

Page 7: Isd

makan. Selain factor ketidaktahuan, pada kenyataannya, mereka memang benar-benar sakit

menurut ilmu medis. Contoh yang lain adalah penderita penyakit gondok, mereka merasa tidak

sakit atau ada kelainan pada tubuhnya karena ia masih dapat mengikuti kegiatan apa saja dan

tidak merasa terganggu, meskipun secara medis mereka harus diobati.

Di Negara-negara berkembang termasuk Indonesia, respons atau perilaku individu

terhadap sakit ini sering menjadikan kondisi pasien semakin parah.ketika ia memutuskan untuk

berobat ke pelayanan kesehatan karena keterlambatan penanganan.misalnya, ketika akan

melahirkan, ibu-ibu muda/ pada kelahiran pertama atau pendarahan saat kehamilan sering

dianggap biasa, tidak segera mencari pertolongan kepada petugas kesehatan dan masih

melakukan aktivitas sehingga ketika datang di tempat pelayanan kesehatan, keadaanya sudah

terlambat untuk ditangani.

2.3.3 ASPEK SOSIAL-BUDAYA DALAM STATUS KESEHATAN

Menurut Hendrik L.Blum, status kesehatan individu atau masyarakat di tentukan oleh

beberapa factor, seperti lingkungan dan perilaku. Lingkungan ini termasuk lingkungan social

budaya, sementara perilaku adalah yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Social budaya di

sini termasuk bagaimana sistem pendidikan (formal maupun non formal), sistem religious,sistem

pemerintahan, sistem norma,sistem ekonomi/mata pencaharian,dll.perilaku sendiri sebenarnya

juga sangat di pengaruhi oleh sosial budaya tempat ia di besarkan. Oleh karena itu,perilaku dan

lingkungan sosial budaya adalah satu hal yang erat kitan nya dan saling mempengaruhi. Dari

berbagaiaspek sosial budaya tersebut,tentunya akan berdampak pada status kesehatan,baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Coba anda perhatikan beberapa contoh berikut. Pada daerah tertentu,seorang ibu yang

menyusui di larang memakan ikan atau daging karena di khawatirkan ASI nya berbau amis

sehinggabayi tidak mau menyusu atau bayi dapat muntah. Mereka sangat percaya akan hal itu

dan pengetahuan serta sikap ini di dapat secara turum menurun sehingga merreka tidak berani

melanggarnya. Bagaimana mutu asi dan kesehatan ibu menyusui baik,sementara mutu makanan

yang di makan ibu sangat terbatas atau kurang asupan gizinya?

Contoh yang lain adalah mencuci tangan sebelum makan yang belum membudaya. Hal ini

terjadi karena belum tentu sikap mencuci tangan akan menyebabkan diare,sementara diare masih

di anggap bukan penyakit bahkan di anggapdiare akan embuat anak jadi ringan dan dapat

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 7

Page 8: Isd

meningkatkan kemampuan yang lain. Ketika menyadari bahwa diarenya tidak sembuh,kndisi

anak sudah lemah,dehidrasi,dan kemungkinan terlambat untuk mendapat pertolongan.

Contoh di atas berkaitan langsung dengan status kesehatan, sedangakan yang berkaitan

tidak langsung,misalnya sistem pendidikan yang tidak merata sampai ke desa desa atau wanita

tidak mendapat prioritas pendidikan sehingga sulit mngadakan pendidikan kesehatan bagi warga

yang kesehatannya masih rendah.

2.3.4 ASPEK SOSIAL BUDAYA TERHADAP STATUS GIZI

Status gizi yang buruk merupakan pintu gerbang masuknya penyakit mnular dan

terganggunya perkembangan bayi maupun balita. beberapa penyakit kurang gizi yang banyk di

jumpai di masyaarakat adlah gizi buruk pada bayi dan balita,anemia zat besi pada ibu

hamil,ganguan akibat kurang yodium pada masyarakat di daerah tertentu,dan kurang fitamin A.

di daerah perkotaan sudah muncul status gizi berlebih atau yang di sebut obesitas karena

kelebhan gizi. Pada kasus penyakit menular (mis,tuberculosis) yang sudah di nyatakan

sembuh,serangan berulang biasanya terjadi karena status gizi buruk atau factor

lingkungan/sanitasi yang buruk.

Factor sosial budaya yang mempengaruhi status gizi buruk selain sosial ekonomi atau

ketidak mampuan secara ekonomi, pada daerah tertentu banyak dipengaruhi oleh ketidakmauan

dan ketidaktahuan. Kebiasaan tidak makan ikan pada daerah tertentu terjadi karena selain mahal

harganya, rasa amis yang dirasa dapat mengganggu nafsu makan, bahkan mereka percaya bila

balita makan daging atau ikan, akan menyebabkan cacingan. Didaerah lain, sayuran segar juga

menjadi kendala karena selain sulit didapat, mereka lebih menyukai sayuran yang dimasak

sampai matang karena anggapan bila sayuran yang dimasak belum empuk berarti belum matang

sehingga mereka tidak mau memakannya.

Ibu dipedesaan yang tidak bekerja mempunyai kebiasaan mendahulukan suaminya untuk

makan mereka beranggapan karena suami mencari makan dibutuhkan asupan gizi yang baik agar

tidak sakit. Masalah gizi buruk juga dapat disebabkan oleh kepercayaan, tantangan, dan upacara

tertentu yang menyebabkan orang tidak mengkonsumsi makanan yang disediakan. Selain itu,

gizi buruk dapat pula terjadi karena kebiasaan mengkonsumsi makanan yang hanya disukai saja.

Hal ini dikarenakan sulit beradaptasi dengan makanan dilingkungannya. Adanya peran gender,

ketidakmampuan pemerintah menyediakan pangan yang tidak cukup bagi masyarakat,

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 8

Page 9: Isd

pemahaman yang keliru terhadap makanan yang berasal dari Negara modern. Kasus penyakit

gondok, dijumpai pada sebagian besar pada wanita yang berada dalam daerah pegunungan. Ini

terjadi karena kurangnya konsumsi garam beryodium dan ikan. Pada laki-laki, penyakit ini lebih

sulit ditemukan karena mereka lebih banyak berpergian dan lebih banyak mengkonsumsi

makanan yang lebih berfariasi dari wanita yang hanya tinggal dirumah dan makan seadanya.

Dengan adanya globalisasi dan modernisasi semakin banyak ibu yang bekerja di luar

rumah dan semakin berubah pula pola makan penduduk Perkotaan. Mereka cenderung

mengonsumsi makanan cepat saji, yang di anggap praktis, enak, dan relative murah. Mereka

tidak mempertimbangkan nilai gizinya karena makanan jenis ini banyak mengandung lemak dan

sedikit serat. Gerak tubuh juga semakin berkurang karena adanya peningkatan di bidang

tekhnologi dan transportasi sehingga mengakibatkan semakin banyaknya penduduk dengan gizi

berlebih. Akibatnya, penyakit akibat kegemukan pun menjadi menngkat. Pendidikan tentang gizi

seimbang telah terkalahkan dengan pendidikan tentang hidup modern yang praktis dan

bergengsi.

Masalah ini yang sering timbul pada remaja putri akibat persepsi yang salah mengenai

bentuk tubuh adalah anemia nervosa dan bulimia. Upaya mendapatkan bentuk tuuh ideal sesuai

dengan pandangan masyarakat di capai dengan cara yang tidak tepat sehingga benyak remaja

putrid menderita anoreksia nervosa dan bulimia. Karakteristik penderita anoreksia nervosa,

antara lain tidak mengonsumsi makanan untuk mempertahankan berat badan minimal sesuai

dengan usia dan tinggi badan, rasa takut yang kuat terhadap peningkatan berat badan atau

kegemukan, malakukan upaya yang tidak sehat untuk memperoleh tubuh yang diinginkan, dan

tidak mengalami enstruasi sedikitnya tiga siklus. Lain halnya dengan bulimia, penderita biasanya

mengonsumsi makanan secara berlebihan (binge eating) dan berusaha mengeluarkan dengan

berbagai cara, antara lain dimuntahkan dan mengonsumsi pencahar atau obat- obatan tertentu.

Penyebab terjadinya gangguan makan ini, antara lain factor biologi, psikologi, lingkungan

keluarga, atau social-budaya. Petugas kesehatan sering menemukan pasien yang menderita

gangguan makan memiliki saudar, tante, atau ibu yang mengalami gangguan makan dan citra

tubuh. Angka kejadian anak gangguan makan meningkat jika mereka memilki tubuh yang

mengalami gangguan psikologis dalam keluarga , depresi, pasca-trauma, atau kekerasan dengan

gangguan pola makan.

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 9

Page 10: Isd

Remaja tumbuh dengan berbagai pandangan masyarakat dan keputusan terhadap dirinya.

Adanya tekanan dan keputusan pada remaja menyebabkan mereka memilih anoreksia sebagai

cara yang aman dalam berdiet. Anoreksia dapat menjadi reaksi psikmotorik pada anak yang

memiliki keluarga kurang harmonis ketika remaja, menggunakan masalah fisik yang terjadi

sehingga mengalihkan perhatian orang tua mereka terhadap masalah yang terjadi dalam

keluaarga. Di laporkan bahwa wanita yang mengalami bulimia memiliki anak yang menderita

berbagai gangguan. Beberapa temuan menunjukkan bahwa wanita tersebut tidak menyediakan

makanan yang dibutuhakan anak mereka karena ia mengontrol makanan yang terdapat di dalam

rumah. Beberapa memuntahkan makanan yang telah dimakan di depan anak- anak mereka dan

tidak mempedulikan anak- anak mereka.

Adanya berbagai jenis perlombaan yang mengilustrasikan bentuk tubuh proporsional

(mis., tubuh boneka Barbie) sebagai bentuk tubuh yang ideal yeng menyebabkan remaja tidak

puas dengan bentuk tubuh yang dimilkinya dan ingin menurunkan berat badannya. Keingginan

kuat untuk memilki tubuh yang kurus merupakan factor utama penyebab terjadinya gangguan

pola makan pada remaja.

Anoreksia nervosa dan bulimia merupakan gangguan makan yang dapat menimbulkan

berbagai dampak negative bagi kesehatan. Dampak utama yang ditimbulkan anoreksia nervosa

adalah penurunan berat badan tubuh kehilanangan lemak dan otot sehingga penderita semakin

kurus dan lemah. Tumbuhnya lanugo dan berhentinya menstruasi dapat terjadi. Depresi sering

pula ditemukan pada penderita anoreksia nervosa. Dampak jangka panjang yang dapat terjadi

adalah gangguan tumbuh-kembang, gangguan kesuburan dan osteoporosis akibat gagalnya tubuh

memproduksi hormone reproduksi wanita. Tidak berbeda dengan anoreksia nervosa, dampak

negative dari bulimia antara lain depresi, kelemahan, dehidrasi, dan gangguan keseimbangan

asam dan basa (Wahlqvist M., 1997).

Anemia merupakan masalah gizi bagi wanita Indonesia. Sekitar 63,5 % wanita hamil

diindonesia menderita anemia pada tahun 1995. Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya

kecukupan makanan dan kurangnya mengonsumsi sumber makanan yang mengandung zat besi

(mis., ht). penyebab lain adalah konsumsi makanan cukup, tetapi makanan memiliki

bioavaibilitas zat besi yang rendah sehingga zat besi yang diserap oleh tubuh kurang. Kebiasaan

penduduk Indonesia mengonkumsi teh juga merupakan factor yang menhambat penyerapan zat

besi denga baik (Junadi P., 1995).

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 10

Page 11: Isd

Walaupun emansipasi wanita dan penyataraan gender telah dicanangkan beberapa tahun

terakhir ini, saat ini masih terdapat pandangan masyarakat yang menganggap status wanita

sebagai makhluk yang memiliki status lebih rendah dalam keluarga. Sebagai contoh, rata-rata

pendidikan pria lebih tinggi di bandingkan wanita dan upah pekerja wanita lebih rendah

dibandingkan Pekerja pria di hampir seluruh lapangan kerja. Selain itu, ada kepercayaan bahwa

wanita wanita tidak boleh mengonsumsi makanan tertentu dan pengurangan makan pada usia

kehamilan trimester III agar bayi mudah dilahirkan, mengakibatkan wanita lebih mudah

menderita anemia. Lokasi geografis yang buruk dan sulit dicapai oleh petugas kesehatan atau

tingkat pendidikan dan ekonomi juga dapat menyebabkan kurangnya asupan zat besi. Untuk itu,

perlu berbagai upaya penanggulangan masalah kesehatan pada wanita anemia. Peningkatan

pendidikan, perbaikan upah, peningkatan status wanita dimasyarakat, dan perbaikan lingkungan

fisik dan biologis akan mendukung status kesehatan dan gizi masyarakat.

2.3.5 Aspek Sosial-Budaya dalam Program KB

Pada tahun 1980-1995, pemerintah membebaskan biaya penggunaan alat kontrasepsi

kepada seluruh masyarakat Indonesia, tetapi tidak semua dari penduduk Indonesia dapat

menikmati pelayanan gratis tersebut. Terutama masyarakat pedesaan yang lokasinya sulit

dijangkau dan beberapa lapisan masyarakat tertentu. Hal ini terjadi antara lain karena adanya

nilai dan norma di masyarakat yang belum dapat menerima program pengaturan kelahiran dan

menganggap hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini masyarakat, hal lain

adalah nilai-nilai yang diyakini masyarakat tentang alat kontrasepsi (kondom) yang belum lazim

bagi mereka.

Tindakan medis di rumah sakit masih menjadi hal (pengalaman) yang menakutkan bagi

sebagian masyarakat pedesaan. Selain itu, perilaku petugas kesehatan yang kurang informatif

tentang prosedur, jenis alat-alat KB serta efek sampingnya menjadikan program tersebut belum

diterima secara baik di masyarakat.

Di lain pihak, banyak wanita mengikuti program KB karena adanya paksaan dari petugas,

terutama untuk alat kontrasepsi tertentu. Pelaksanaannya pun dilaksanakan secara masal

sehingga kurang memerhatikan faktor-faktor psikologis dan quality of care. Kondisi ini terutama

terjadi pada tahun 1970-1980, tahap program KB saat itu masih bersifat management from the

people sehingga inisiatif pemerintah lebih banyak dalam melaksanakan program KB, partisipasi

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 11

Page 12: Isd

masyarakat masih sangat rendah, kurang demokratis , beorientasi pada target, dan terdapat

unsure pemaksaan (Hartanto H., 2003).

Permasalahan lain adalah sebagian alat kontrasepsi ditujukan untuk wanita, sementara

untuk pria hanya sedikit pilihannya. Hal ini karena adanya pendapat bahwa pilihan ber-KB

adalah untuk wanita, bukan untuk pria, karena yang melahirkan adalah wanita sehingga semua

orang berpendapat yang paling tepat ber-KB adalah wanita. Secara konkret, pihak yang paling

menderita oleh pelaksanaan progam KB adalah wanita. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa

memang wanita dijadikan tumpuan progam KB (Singarimbun dalam Dadang Yulianto, 2000).

Dalam buku yang sama juga disebutkan bahwa dalam system patriaki, ketika posisi wanita

tersubordinasi, wanita memang lebih mudah dikendalikan. Progam KB sesungguhnya

merupakan bentuk lain penindasan terhadap wanita, karena seorang istri yang ingin ber-KB dan

menentukan jenis KB yang akan digunakan harus seizing suami. Jika wanita tersebut tidak

mendapat izin dari suami, ia tidak akan melakukan pemasangan KB. Situasi ini memaksa istri

merasa tidak sanggup hamil dan melahirkan lagi, tetapi suami tidak mengizinkannya ber-KB,

istri tersebut tidak mampu menentukan pilihan apapun.

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 12

Page 13: Isd

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Sosial bisa di artikan dengan masyarakat, masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan

dan tata cara dari wewenang dan kerja sama antara beberapa kelompok dan penggolongan, dari

pengawasan tingkah laku serta kebiasaan- kebiasaan manusia. Kebudayaan adalah sistem

pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,

sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kebudayaan sangat erat

hubungannya dengan masyarakat. Lingkungan sosial budaya seseorang/masyarakat sangat

berpengaruh terhadap perilaku dan status kesehatannya. Salah satu pengaruhnya yaitu Stigma

sosial dan kesehatan, stigma sosial dan kesehatan adalah ciri negatif yang menempel pada

pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya, dan akan memengaruhi kesembuhan seorang

diri dari penyakitnya. Factor sosial budaya yang mempengaruhi status gizi buruk selain sosial

ekonomi atau ketidak mampuan secara ekonomi, pada daerah tertentu banyak dipengaruhi oleh

ketidakmauan dan ketidaktahuan.

3.2 Saran

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 13

Page 14: Isd

DAFTAR PUSTAKA

Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Dan Kesehatan Page 14