isbn : 978-979-8257-63-6 · 2018-11-01 · prosiding rapat kerja pusat penelitian dan pengembangan...

24
ISBN : 978-979-8257-63-6

Upload: duongdung

Post on 01-Jul-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISBN : 978-979-8257-63-6

PROSIDING RAPAT KERJA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Bogor, 14 -16 April 2016

“PENAJAMAN PROGRAM PENELITIAN DAN PERCEPATAN

HILIRISASI INOVASI PROSPEKTIF HORTIKULTURA”

Penanggung Jawab :

Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc.

Penyunting: Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc.

Prof. Dr. I Djatnika

Prof. Dr. Budi Marwoto

Dr. Idha Widi Arsanti

Dian Kurniasih, MP.

Penerbit :

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Jl. Tentara Pelajar, No : 3C, Kampus Penelitian Pertanian, Cimanggu, Bogor

Telp : 0251-8372096, Fax : 0251-8387651

Email : [email protected]; [email protected]

Prosiding Rapat Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hortikultura “Penajaman Program Penelitian dan Percepatan

Hilirisasi Inovasi Prospektif Hortikultura” Bogor, 14 -16 April 2016

Penanggung Jawab : Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc.

Penyunting:

Prof. Dr. I Djatnika

Prof. Dr. Budi Marwoto

Dr. Idha Widi Arsanti

Dian Kurniasih, MP.

Redaksi Pelaksana :

Djoko Mulyono, MP.

Adhitya Marendra Kiloes, MM.

Ir. Nurmalinda, MSi.

Chitra Priatna, MP.

Dessy Seftiany, SE.

Penerbit : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Jl. Tentara Pelajar, No : 3C, Kampus Penelitian Pertanian, Cimanggu, Bogor

Telp : 0251-8372096, Fax : 0251-8387651

Email : [email protected]; [email protected]

ISBN :

Cetakan Pertama : April 2017

Hal Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun

tanpa izin tertulis dari penerbit

User
Typewritten text
User
Typewritten text
978-979-8257-63-6

v

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

RUMUSAN RAPAT KERJA PUSLITBANG HORTIKULTURA 2016 ............. 1

SAMBUTAN PEMBUKAAN KEPALA PUSLITBANG HORTIKULTURA

PADA RAPAT KERJA PUSLITBANG HORTIKULTURA ............................... 7

KEBIJAKAN PENAJAMAN PROGRAM PENELITIAN DAN PERCEPATAN

HILIRISASI INOVASI PROSPEKTIF HORTIKULTURA (M. Prama Yufdy,

Adhitya Marendra Kiloes) .................................................................................... 11

MENGGAPAI ASA PETANI DENGAN INOVASI HORTIKULTURA (Idha

Widi Arsanti, Nurmalinda) ................................................................................... 19

METODE DISEMINASI VEGIMPACT (Witono Adiyoga, Nikardi Gunadi) .... 31

MEMBERDAYAKAN PETANI MELALUI APLIKASI ANDROID RUMAH

PINTAR PETANI (Jamhari, Rizka Amalia Nugrahapsari) ................................. 45

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA GENETIK DAN BENIH SUMBER

HORTIKULTURA (Idha Widi Arsanti, Andy Pramurjadi)................................. 55

PERCEPATAN HILIRISASI INOVASI TEKNOLOGI PROSPEKTIF DAN

PENAJAMAN PROGRAM PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (Catur

Hermanto, Bagus Kukuh Udiarto, Darkam Musaddad) ....................................... 65

INOVASI PROSPEKTIF TANAMAN BUAH TROPIKA: MENJAWAB

TANTANGAN MEA (Mizu Istianto, Ellina Mansyah, Djoko Sudarso) ............. 81

PERCEPATAN HILIRISASI TEKNOLOGI INOVASI UNTUK MEMACU

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI FLORIKULTURA (Rudy

Soehendi, Budi Marwoto, Kurniawan Budiarto, Indijarto Budi Rahardjo, Kurnia

Yuniarto, Evi Dwi Sulistya Nugraha, Yadi Supriyadi, Asep Saepulloh, Wisnu

Adi Pratama) ........................................................................................................ 95

POTENSI ADOPSI DAN UMPAN BALIK TEKNOLOGI TANAMAN

SAYURAN (Nur Khaririryatun, Catur Hermanto, Puspitasari) ......................... 113

POTENSI ADOPSI DAN UMPAN BALIK TEKNOLOGI TANAMAN BUAH

TROPIKA (Panca Jarot, Agus Sutanto, Noflindawati, Dian Kurniasih) ........... 125

vi

POTENSI ADOPSI DAN UMPAN BALIK TEKNOLOGI LITBANG

TANAMAN JERUK (Djoko Mulyono, Agus Sugiyatno, Chitra Priyatna) ....... 137

KESEPAKATAN KERJASAMA SEBAGAI TINDAK LANJUT HILIRISASI

INOVASI HORTIKULTURA (Rima Setiani, Turyono, Sulusi Prabawati) ...... 149

POHON MASALAH LITBANG HORTIKULTURA (Dian Kurniasih, Idha Widi

Arsanti) ............................................................................................................... 163

PRIORITY SETTING PROGRAM LITBANG HORTIKULTURA (Adhitya

Marendra Kiloes, Nurmalinda, Djoko Mulyono) ............................................... 175

ANALISIS JABATAN DAN BEBAN KERJA PEGAWAI MENDUKUNG

HILIRISASI INOVASI TEKNOLOGI HORTIKULTURA (Guntur Irianto,

Chitra Priatna, Nurmalinda) ............................................................................... 187

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Term of Reference Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016 ...... 203

Lampiran 2. Dokumentasi Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016 .............. 212

Lampiran 3. Daftar Peserta................................................................................. 217

viii

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,

Tuhan yang Maha Kuasa bahwa Rapat Kerja

Puslitbang Hortikultura tahun 2016 yang

diselenggarakan pada tanggal 14-16 April 2016 di

Padjajaran Suite Resort and Convention Hotel, Bogor,

telah terlaksana dengan baik dan telah dituangkan ke

dalam Prosiding Rapat Kerja.

Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2016 ini

mengambil tema “Penajaman Program Penelitian

dan Percepatan Hilirisasi Inovasi Prospektif Hortikultura”. Berbeda dengan

Rapat Kerja yang dilakukan sebelumnya, Rapat Kerja kali ini dilaksanakan

dengan metode yang baru yang lebih interaktif. Stakeholders Litbang

Hortikultura seperti Direktorat Jenderal Hortikultura, Bank Indonesia,

Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perdagangan, IPB, UGM,

Asosiasi Perbenihan, Eksportir dan Importir Hortikultura, Dinas-dinas Pertanian,

Penangkar benih, dan lain sebagainya dilibatkan secara aktif untuk memberi

masukan dalam menyusun program dan proses hilirisasi inovasi teknologi yang

dihasilkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna.

Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada seluruh pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura tahun 2016 dan

penyelesaian prosiding Rapat Kerja ini. Semoga kinerja kita dapat bermanfaat

bagi perbaikan penyusunan program dan diseminasi inovasi teknologi ke

depannya.

Bogor, Agustus 2016

Kepala Pusat

Dr. M. Prama Yufdy, MSc.

Priority Setting Program Litbang Hortikultura

Adhitya Marendra Kiloes, Nurmalinda, dan Djoko Mulyono

175

PRIORITY SETTING PROGRAM LITBANG HORTIKULTURA

Adhitya Marendra Kiloes, Nurmalinda, Djoko Mulyono

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Jl. Tentara Pelajar No. 3C,

Kampus Penelitian Pertanian, Cimanggu, Bogor 16111

Email: [email protected]

Abstrak

Terbatasnya sumberdaya penelitian mengharuskan manajemen lembaga penelitian untuk

memprioritaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. Pengambilan keputusan mengenai

kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan harus dilakukan secara obyektif dan

memperhatikan beberapa kriteria yang ada. Dalam mengambil keputusan tersebut

manajemen harus menetapkan kriteria-kriteria tertentu untuk memilih alternatif-alternatif

kegiatan mana yang akan dilaksanakan. Penggunaan Analystical Hierarchy Process

(AHP) dapat membantu manajemen dalam menentukan prioritas kegiatan penelitian dan

pengembangan yang akan dilakukan beradasarkan kirteria-kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya.

Kata kunci: Prioritas; kriteria; alternatif; AHP.

I. PENDAHULUAN

Tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh sub-sektor hortikultura

adalah bagaimana kesiapannya menuju kemandirian dalam menghadapi era MEA

2015.Tantangan lain ialah soal meningkatkan nilai tambahbagi petani dan dapat

meningkatkan daya saing komoditas hortikultura di sektor hilir. Pembangunan

hortikultura harus dilaksanakan dengan mengikuti pola kawasan yang

mengintegrasikan semua segmen usaha dari hulu hingga ke hilir dengan

memperhatikan pembangunan wilayah yang didukung infrastruktur dasar,

penyediaan sarana produksi pascapanen, pemasaran dan pendukung lainya.

Untuk itu kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura diarahkan pada

pengembangan kawasan dan sentra-sentra produksi hortikultura melalui

pengelolaan sumberdaya genetik hortikultura sebagai materi perakitan varietas

unggul baru adaptif daerah tropis pada berbagai agroekosistem dengan berbagai

keunggulan seperti: umur pendek (genjah), rasa enak tanpa biji, bentuk yang

menarikdan sedang digemari (trendsetter). Hal ini diharapkan akan mengurangi

volatilitas harga dan memecahkan permasalahan distribusi terutama pada

komoditas hortikultura yang bulky dan voluminous. Di samping itu, penelitian

dan pengembangan inovasi teknologi modern yang efektif, efisien dan ramah

lingkungan berbasis sumberdaya lokal yang dapat mengantisipasi perubahan

iklim, menanggulangi permasalahan organisme pengganggu tanaman (OPT)

terutama di lahan sub optimal, serta pengelolaan limbah (zero waste) mendukung

bioindustri pertanian menjadi kegiatan yang juga diprioritaskan.

Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan

pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Puslitbang Hortikultura

telah menetapkan Rencana Strategis 2015-2019.Renstra Puslitbang Hortikultura

Prosiding Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016

176

merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran

strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan

pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Puslitbang

Hortikultura selama lima tahun ke depan. Rencana strategis Puslitbang

Hortikultura tersebut mengacu kepada Rencana Strategis Badan Litbang

Pertanian dan juga Rencana Strategis Kementerian Pertanian. Muara dari rencana

strategis tersebut adalah suatu bentuk dukungan terhadap sembilan agenda pokok

pembangunan atau Nawa Cita.

Keberhasilan program penelitian dan pengembangan dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya organisasi, sumberdaya manusia, anggaran, dan

sarana prasarana. Beberapa faktor tersebut akan menentukan sukses tidaknya

kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan, di mana semua faktor

tersebut harus berjalan dan tersedia dengan sinergi. Permasalahannya adalah

suatu institusi litbang sama seperti organisasi yang lainnya memiliki keterbatasan

yang membatasi sehingga tidak semua kegiatan litbang dapat dilakukan. Perlu

dilakukan sebuah analisis untuk mengambil keputusan prioritas kegiatan litbang

mana yang akan dilakukan berdasarkan kondisi yang ada terkait dengan efisiensi

dan efektivitas pemanfaatan sumberdaya yang tersedia. Pengambilan keputusan

yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik karena setiap

keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat

menyelesaikan masalahnya, mengerahkan sumberdaya yang dimilikinya, dan

mencapai tujuan-tujuannya.

Namun seringkali pengambilan keputusan tidak berdasarkan kepada

kaidah-kaidah yang perlu dipertimbangkan. Bahkan pengambilan keputusan

seringkali hanya memenangkan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan

sehingga akan merugikan pihak yang lain. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu

proses pengambilan keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan

memperhatikan seluruh suberdaya dan pihak-pihak yang terlibat dalam

pengambilan keputusan tersebut.

Makalah ini akan memberikan gambaran mengenai proses pemilihan

keputusan untuk menentukan prioritas kegiatan penelitian dan pengembangan

pada Pusat Peneltian dan Pengembangan Hortikultura menggunakan alat analisis

ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

II. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Keputusan secara harfiah berarti pilihan dari dua atau lebihkemungkinan,

atau dapat dikatakanpula sebagai keputusan dicapai setelah dilakukan

pertimbangan dengan memilih satu kemungkinan pilihan. Dengan kata lain

keputusanterkait dengan ketetapan atau penentuan suatu pilihanyang diinginkan

(Gitosudarmo, 2000).Shull, Delbecq & Cummings (dalam Taylor, 1994)

mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu kesadaran dalam proses

manusia, menyangkut individu dan fenomena sosial, berdasarkan hal-hal yang

fakta dan aktual yang menghasilkan pilihan dari satu aktivitas perilaku yang

berasal dari satu atau lebih pilihan. Dalam keberlangsungan setiap kegiatan

berorganisasi, pasti akan menemui sebuah situasi di mana harus dilakukannya

Priority Setting Program Litbang Hortikultura

Adhitya Marendra Kiloes, Nurmalinda, dan Djoko Mulyono

177

sebuah atau lebih suatu pengambilan keputusan. Keputusan tersebut merupakan

proses pemilihan antara berbagai alternatif. Baron & Byrne (2005) menyatakan

bahwa pengambilan keputusan merupakan tindakan menggabungkan dan

mengintegrasikan informasi yang ada untuk memilih satu dari beberapa

kemungkinan tindakan. Dari beberapa pendapat mengenai pengambilan

keputusan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengambilan keputusan

adalah sebuah tindakan yang diambil dengan sengajadengan memilih berbagai

alternatif yang tersedia dengan penentuan yang matang dengan tujuan

menyelesaikan suatu permasalahan. Pengambilankeputusan yang tepat akan

membawa suatu organisasi ke arah yang lebih baik, tetapi sebaliknya

pengambilankeputusan yang salah akan berdampak buruk bagi organisasidan

juga proses yang terjadi di dalamnya (Anwar, 2014).

Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan

banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian

mana organisasi harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian

organisasi mana keputusan tersebut difokuskan. Secara garis besar keputusan

digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan yang tidak rutin. Keputusan

rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya telah

dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya. Keputusan tidak rutin

adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.

Dalam mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada

dua metode yang digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional, di mana

pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode

yang kedua adalah metode modern, di mana pengambilan keputusan didasarkan

pada perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern,

seperti komputer dan perhitungan statistik.

Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajerial.

Kegiatan ini memegang peranan penting terutama bila manajer melaksanakan

fungsi perencanaan. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-

tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya yang akan digunakan, dan

siapa yang akan melaksanakan tugas tersebut (Handoko, 2009). Pengambilan

keputusan dalam organisasi merupakan proses pemilihan antara berbagai

alternatif (Shull, Delbecq, & Cummings, 1970). Pengambilan keputusan

merupakan hasil proses komunikasi dan partisipasi yang terus-menerus dari

organisasi secara keseluruhan dan melibatkan sebanyak-banyaknya pihak yang

terkait. Pada dasarnya bentuk pemilihan dari berbagai alternatif yang dipilih di

mana prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan mendapatkan hasil

yang terbaik bagi organisasi. Pengambilan keputusan adalah hasil pemecahan

masalah yang didasari atas logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik,

dan harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan.

Contoh dari pengambilan keputusan yang ada dalam dunia penelitian dan

pengembangan di Puslitbang Hortikultura adalah bagaimana alokasi sumberdaya

dapat dibagi ke beberapa komoditas yang menjadi mandat Puslitbang

Hortikultura. Telah dikatakan sebelumnya bahwa salah satu metode untuk

mengambil keputusan adalah menggunakan metode tradisional. Metode ini

dikhawatirkan bersifat subyektif karena kurang memperhitungkan secara

Prosiding Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016

178

kuantitatif kondisi yang ada dalam organisasi. Seorang penguasa dalam

organisasi yang memiliki akses dalam mengatur sumberdaya akan lebih mudah

mengatur alokasi sumberdaya untuk kepentingan pribadinya, tanpa

memperhitungkan nilai strategis dari kepentingan yang lainnya dalam organisasi.

Seseorang pengambil keputusan dalam organisasi dikhawatirkan cenderung akan

mementingkan komoditas yang ditanganinya agar dapat memperoleh alokasi

sumberdaya yang lebih dari yang komoditas lainnya tanpa memperhatikan nilai

strategis semua komoditas yang ada.

III. ANALISIS MULTI-KRITERIA DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif

terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu

cara pemecahan masalah (Steiner, 1998). Proses pengambilan keputusan sebagai

salah satu bagian dari riset operasi diharuskan untuk dapat secara optimal

mengambil suatu keputusan. Termasuk dengan memperhatikan bahwa ada

kriteria-kriteria tertentu untuk mengambil keputusan tersebut (Triantaphyllou et

al. 1998).

Pendekatan pengambilan keputusan menggunakan kriteria-kriteria

tertentu tersebut biasa disebut dengan Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA).

Keeney dan Raiffa (1993) mengatakan bahwa MCDA merupakan perluasan dari

teori pengambilan keputusan yang mencakup pengambilan keputusan dengan

beberapa tujuan. Dari beberapa tujuan yang akan diambil tentunya akan dipilih

mana yang lebih prioritas dengan berdasarkan kepada kriteria-kriteria yang

terlebih dahulu disepakati bersama. Kriteria-kriteria tersebut yang nantinya akan

menjadi dasar pengambilan keputusan termasuk pemilihan mana yang paling

prioritas diantara beberapa alternative yang tersedia.

IV. PENGAMBILAN KEPUTUSAN PRIORITAS KEGIATAN

LITBANG HORTIKULTURA

Pada institusi penelitian seperti Puslitbang Hortikultura, proses

pengambilan keputusan juga dapat diterapkan berdasarkan kriteria-kriteria yang

telah disepakati sebelumnya. Pengambilan keputusan terutama berkaitan dengan

prioritas kegiatan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan. Karena

keterbatasan yang dimiliki baik itu fasilitas, dana, sumberdaya manusia dan lain-

lainnya, Puslitbang Hortikultura harus menentukan prioritas kegiatan penelitian

dan pengembangan yang akan dilakukan.

Dalam kaitannya dengan penentuan prioritas kegiatan penelitian dan

pengembangan, Mills dan Mbabu (1998) mengemukakan bahwa output yang

paling sering digunakan dalam penentuan prioritas kegiatan penelitian adalah

daftar peringkat dari program atau tema dari penelitian yang akan dilaksanakan.

Priority Setting Program Litbang Hortikultura

Adhitya Marendra Kiloes, Nurmalinda, dan Djoko Mulyono

179

Mills & Mbabu (199(8)

Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan pada Kegiatan Penelitian dan

Pengembangan

Dari Gambar 1. dapat dilihat bahwa perencanaan suatu kegiatan

penelitian di suatu organisasi riset harus memperhatikan alokasi sumberdaya

yang tersedia. Proses evaluasi proposal oleh evaluator RPTP/RDHP harus

memperhatikan hal-hal tersebut. Langkah-langkah evaluasi tersebut dimulai

dengan membuat daftar alternatif-alternatif kegiatan penelitian dan

pengembangan apa saja yang akan dilakukan oleh suatu insititusi riset. Setelah

teridentifikasi alternatif-alternatif yang akan dikerjakan tersebut kemudian harus

dilakukan identifikasi kriteria-kriteria yang akan digunakan untuk memilih satu

atau beberapa alternatif yang akan dikerjakan. Kriteria-kriteria yang telah

teridentifikasi tersebut nantinya akan membantu untuk memilih alternatif

kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan skala kepentingannya. Hasil akhir

yang akan diperoleh adalah urutan peringkat dari alternatif-alternatif kegaitan

penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan bersarkan kepentingan.

Proses ini merupakan proses yang dapat dipertanggungjawabkan dan adil karena

dilakukan menggunakan pendekatan ilmiah kuantitatif.

Salah satu metode untuk pengambilan keputusan adalah menggunakan

metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang diperkenalkan oleh Saaty tahun

1988 (Xu and Yang 200(1). Metode AHP adalah metode pengambilan

keputusanyangmultikriteria. Dengan melihat adanya kriteria-kriteria yang

dipergunakan untuk mengambil keputusan, maka akan sangat cocok untuk

menggunakan metode AHP dengan multi kriteria. Permasalahan multikriteria

yang ada dalam pengambilan keputusan disederhanakan menjadi tiga komponen

utama yang terdiri dari tujuan/goal, kriteria, serta alternatif yang akan dipilih,

walaupun di kasus yang lain jumlah komponen dapat berjumlah lebih dari tiga.

Prosiding Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016

180

Gambar 2. Model AHP yang paling sederhana

Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan menggunakan AHP

adalah dengan pertama-tama melakukan tujuan dilakukannya proses

pengambilan keputusan menggunakan AHP ini. Setelah itu dilakukan identifikasi

alternatif-alternatif apa saja yang akan diambil. Setelah itu dilakukan identifikasi

mengenai kriteria-kriteria dari pengambilan keputusan tersebut. Setelah

permasalahan multikriteria dimodelkan dalam diagram hierarki, maka dapat

dimulai tahapan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) untuk

menentukan bobot dari seluruh kriteria. Tahap perbandingan berpasangan ini

akan digunakan pada saat menghitung bobot kriteria dan bobot alternatif untuk

setiap kriteria penilaian. Perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan

preferensi subyektif dari pengambil keputusan dengan menggunakan Skala

Perbandingan 1-9 Saaty.

Tabel 1. Skala kepentingan dalam AHP

Skala Keterangan

1 Sama penting

2 Rata-rata

3 Sedikit lebih penting

4 Rata-rata

5 Lebih penting

6 Rata-rata

7 Sangat penting

8 Rata-rata

9 Mutlak sangat penting

Matriks perbandingan berpasangan ini kemudian akan diterjemahkan ke

dalam bentuk matriks untuk kemudian dilakukan perkalian matriks. Namun saat

ini sudah tersedia beberapa software untuk membantu perhitungan diantaranya

software “Expert Choice” dan “Super Decisions”.

Sebuah simulasi untuk memahami konsep AHP ini telah dilakukan bagi

para koordinator program Balai Penelitian Lingkup Puslitbang

Hortikulura.Dalam simulasi ini ditetapkan bahwa tujuan dilakukannya proses

pengambilan keputusan menggunakan AHP ini adalah untuk memilih prioritas

kegiatan penelitian dan pengembangan di Puslitbang Hortikultura. Setelah tujuan

ditetapkan langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi alternatif-alternatif

Priority Setting Program Litbang Hortikultura

Adhitya Marendra Kiloes, Nurmalinda, dan Djoko Mulyono

181

kegiatan yang akan dilakukan serta kriteria-kriteria pemilihan alternatif yang ada

tersebut. Simulasi dilakukan untuk memilih kegiatan penelitian yang menjadi

prioritas di Puslitbang Hortikultura. Beberapa kriteria yang diambil diantaranya

bahwa penelitian di Puslitbang Hortikultura (1) harus dapat mendukung

peningkatan daya saing, (2) dapat mendukung program pertanian modern, (3)

harus dapat menungkatkan perekonomian masyarakat tani, (4) dapat memenuhi

target IKU, (5) dapat mengantisipasi perubahan iklim, dan (6) harus dapat

mendukung pemanfaatan lahan sub optimal. Sedangkan alternatif kegiatan

penelitian yang dapat dipilih diantaranya (1) pengendalian HPT, (2) Sosial

ekonomi, (3) bioteknologi, (4) perbanyakan massal, (5) Panen dan pascapanen,

(6) Teknologi budidaya, (7) penelitian lahan sub optimal, dan (8) perakitan

varietas.Beberapa kriteria tersebut kemudian diterjemahkan kedalam bentuk

kuesioner yang diisi oleh beberapa pemangku kepentingan dalam kegiatan

penelitian dan pengembangan hortikultura. Data-data dari kuesioner yang

terkumpul kemudian ditabulasi dan dimasukkan ke dalam software “Super

Decision” untuk dihitung mana alternatif yang paling prioritas untuk

dilaksanakan. Dalam pengolahan menggunakan software terlebih dahulu dibuat

model AHP yang akan digunakan.

Pemrosesan metode AHP menggunakan software Super Decision

dimulai dengan menjalankan software yang dimaksud kemudian membuat file

baru. Setelah nama file baru disimpan kemudian dibuatlah “cluster” dan “node”

yang merupakan bagian dari model. Untuk membuat cluster yang terdiri dari

“Goal”, “Kriteria”, dan “Alternatives” klik bagian “Design”. Begitu pula untuk

membuat node yang terdiri dari alternatif dan kriteria. Hanya saja beberapa

alternatif dan kriteria tersebut disesuaikan dengan di mana cluster-nya berada.

Gambar 3. Membuat cluster dan node

Prosiding Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016

182

Gambar 3. Model AHP yang dirancang menggunakan software Super Decision

Setelah model AHP selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah

membandingkan antar kriteria yang sudah disepakati sebelumnya. Dalam tahap

ini antar kriteria akan diperbandingkan mana yang paling penting dibandingkan

kriteria yang lainnya, serta seberapa penting kriteria tersebut terhadap kriteria

yang lainnya. Perbandingan kriteria ini berdasarkan kuesioner yang telah

disebarkan kepada beberapa orang pemangku kepentingan.

Gambar 4. Perbandingan kriteria

Setelah antar kriteria diperbandingkan maka langkah selanjutnya adalah

memperbandingkan antar alternatif yang ada berdasarkan kriteria yang telah

disepakati sebelumnya. Misalnya dari kriteria “harus mendukung peningkatan

daya saing” manakah yang lebih penting antara penelitian HPT dan penelitian

sosek.

Priority Setting Program Litbang Hortikultura

Adhitya Marendra Kiloes, Nurmalinda, dan Djoko Mulyono

183

Gambar 5. Perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria

Dalam hal ini akan diperoleh informasi dari setiap kriteria mana

alternatif yang paling priortias untuk dilaksanakan yang dapat dilihat pada kolom

“3. Result”. Hasil akhir yang dapat diperoleh adalah prioritas alternatif mana

yang memiliki skor paling tinggi yang kemudian akan dipilih sebagai prioritas

kegiatan yang akan dilaksanakan.Untuk melihat hasil akhir setelah seluruh data

dimasukkan maka pemrosesan dilanjutkan dengan memproses data menggunakan

fungsi computation dan full report pada software Super Decision.

Gambar 6. Hasi akhir simulasi pemilihan prioritas kegiatan penelitian dan

pengembangan hortikultura

Jika dilihat pada hasil akhir yang diperoleh dari simulasi maka penelitian

prioritas yang harus dilakukan di Puslitbang Hortikultura adalah penelitian

Prosiding Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016

184

mengenai Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) dengan skor tertinggi sebesar

0,0767 (Gambar 6). Kriteria dan alternatif diatas hanya merupakan suatu simulasi

untuk memahami cara kerja pengambilan keputusan menggunakan AHP, bukan

merupakan acuan sesungguhnya dalam mengambil keputusan untuk kegiatan

penelitian dan pengembangan di Puslitbang Hortikultura.

Selain memilih prioritas kegaitan, penggunaan AHP sebagai alat untuk

menentukan priortas ini juga dapat berguna untuk menentukan besarnya alokasi

sumberdaya yang akan dibagi kepada beberapa kegiatan penelitian dan

pengembangan. Skor yang diperoleh dari perhitungan menggunakan AHP dapat

dijadikan persentase untuk menentukan besarnya alokasi sumbedaya yang dapat

digunakan. Kegiatan dengan skor paling tinggi selain menjadi priortas kegaitan

yang akan dilakukan juga akan mendapatkan alokasi sumberdaya yang paling

besar. Sebagai contoh dalam simulasi yang dilakukan penelitian tentang HPT

dapat memperoleh alokasi sumberdaya sebesar 15,33% dari total sumberdaya

yang dimiliki oleh Puslitbang Hortikultura, penelitian mengenai perbanyakan

massal akan memperoleh 13,62% dari total sumberdaya yang dimiliki oleh

Puslitbang Hortikultura dan seterusnya.

V. PENUTUP

Penggunaan Analityc Hierarchy Process (AHP) dalam menentukan

prioritas kegaitan litbang hortikultura sangat berguna untuk menghindari

subjektifitas para penentu kebijakan di Puslitbang Hortikultura. Keputusan yang

diambil dapat dipertanggung jawabkan karena sudah memperhatikan beberapa

hal baik itu dari sisi sifat strategis kegiatan dan ketersediaan sumberdaya.

Kriteria-kriteria program yang sudah ditentukan oleh program utama

Kementerian Pertanian dan Badan Litbang Pertanian dapat menjadi pembatas

untuk kegiatan lain yang bukan prioritas untuk dilaksanakan. Hal ini tentunya

untuk mencapai tujuan dari organisasi Puslitbang Hortikultura yang memegang

peranan penting untuk kemajuan hortikultura nasional.

PUSTAKA

1. Taylor, R. N. 1994. Behavioral Decision Making. Scott, Foresman

Company, London

2. Baron & Byrne. 2005. Social Psychology (10th ed). Pearson Education, Inc.

3. Anwar, H. 2014. Proses pengambilan keputusan untuk mengembangkan

mutu madrasah. Jurnal Pendidikan islam Vol. 8 No. 1: 37-56

4. Mills, B and Mbabu, B. The role of and levels for agricultural research

priority setting. Agricultural research priority setting: Information

investments for the improved use of research resources (edited by Bradford

Mills). International Service for National Agriculture Research.

5. Handoko, TH. 2009. Manajemen. BPFE, Yogyakarta

Priority Setting Program Litbang Hortikultura

Adhitya Marendra Kiloes, Nurmalinda, dan Djoko Mulyono

185

6. Gitosudarmo, I. 2000. Perilaku keorganisasian. BPFE, Yogyakarta

7. Steiner, AG. 1998. Kebijakan strategi manajemen, terjemahan. Penerbit

Erlangga, Jakarta

8. Triantaphyllou, E, Shu, BS, Sanchez, N, and Ray, T. 1998. Multi-Criteria

decision making: an operations research approaches. Encyclopedia of

electrical and electronics engineering (JG Webster ed) Vol. 15. John Willey

& Sons, New York.

9. Ling Xu and Jian-Bo Yang. 2001. Introduction to multi-criteria dicision

making and the evidential reasonong approaches. Working paper No. 0106,

Manchester School of Management, University of Manchester Institute of

Science and Technology.

10. Keeney RL, Raiffa H. 1993. Decisions with Multiple Objectives:

Preferencesand Value Trade-Offs. Cambridge University Press, Cambridge,

UK

Lampiran 3. Daftar Hadir Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016

217

Lampiran 3. Daftar Peserta

No Nama Instansi

1. Dr. Prama Yufdy, M.Sc Puslitbang Hortikultura

2. Dr. Idha Widi Arsanti Puslitbang Hortikultura

3. Guntur Irianto, SE, MM Puslitbang Hortikultura

4. Ir. Sulusi Prabawati, MS Puslitbang Hortikultura

5. Prof. Dr. Yusdar Hilman Puslitbang Hortikultura

6. Dian Kurniasih, SP, MP Puslitbang Hortikultura

7. Djoko Mulyono, S.Si, MP Puslitbang Hortikultura

8. Ir. Sri Ita Bangun, M.Si Puslitbang Hortikultura

9. Ir. Nurmalinda, MS Puslitbang Hortikultura

10. Adhitya Marendra Kiloes, MM Puslitbang Hortikultura

11. Indrayati Puslitbang Hortikultura

12. Chitra Priatna, Sp Puslitbang Hortikultura

13. Angriana Abdullah, SP Puslitbang Hortikultura

14. Ngatirah Puslitbang Hortikultura

15. Sarwito M. Kosim Puslitbang Hortikultura

16. Dessy Seftiany, SE Puslitbang Hortikultura

17. Nuni Media, SE Puslitbang Hortikultura

18. M. Gunung Soetopo UD. Sabila Farm

19. Yanuar KTNA

20. Yana G Garuda Seed

21. M. Baidowi ASBINDO

22. Unggul Suroso Yabortan

23. Afriadi BBH Aceh

24. Denny Aprizal TPH. PGA

25. Janele N.A. Poli Distanakan

26. Awang Maharja PKHT-IPB

27. Sandy Widjaja AESBI

28. Masganti BPTP Riau

29. Dahono LPTP Kepri

30. Basri AB BPTP Aceh

31. Gayatri Pustaka

32. Retno BBP2TP

33. Nurhayati BBP2TP

34. Hiasinta BPTP Papua Barat

35. Demas BPTP Maluku

36. M. Saleh Mokhtar BPTP NTB

37. Ita Rosneli Distanhut-Bintan

38. Agus Sutanto Balitbu Tropika

39. Djoko Sudarso Balitbu

40. E. Duri S.N Balithi

41. Indijarto Budi R Balithi

Prosiding Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016

218

No Nama Instansi

42. Kurnia Yuniarto Balithi

43. Asep Saepulah Balithi

44. Dyah Sulistyo Balitjestro

45. Agus S Balitjestro

46. Chaireni M Balitjestro

47. A. Gafar Balitbu Tropika

48. Noflindawati Balitbu Tropika

49. Harlion Balitbu Tropika

50. Catur Hermanto Balitsa

51. Witono Adiyoga Balitsa

52. Mastur Balitsa

53. Kusmana Balitsa

54. Suwandi Balitsa

55. Wiwin Setiawati Balitsa

56. Yenni Kusandriani Balitsa

57. Nur Khaririyatun Balitsa

58. Rojalih Puslitbang Hortikultura

59. Andi S Balitsa

60. Arry Supriyanto Balitjestro

61. Bagus Kukuh Balitsa

62. Darkam M Balitsa

63. Evi Savitri BB Pascapanen

64. Tri Martini BPTP Yogyakarta

65. Bintang Nurcahyo PT. Sukanda Djaya

66. Hendra G. PT. Trijaya

67. M. Firdaus IPB

68. Djarwo Malang

69. H. Mansur Banyuwangi

70. Ihwan Diperta

71. Verdi T. Suseno PT. Laris Manis Utama

72. Wini Purwanti Bank Indonesia

73. Abdul Hamid Asbenindo

74. Syahril Indoagri

75. Hatta M BPPTP Gorontalo

76. Kurniawan Budiarto Balithi

77. Yadi Supriyadi Balithi

78. Retno Pangestuti BPTP Jawa Tengah

79. Eny Herawati BPTP Jakarta

80. Simon elotes BPPP Kemendag

81. Emil Fadri BPPP Kemendag

82. A.Arium R BPTP Lampung

83. Drs. Ahmad Izhar Kodistanhut-Bintan

84. Sukardi Kemenko

Lampiran 3. Daftar Hadir Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016

219

No Nama Instansi

85. M. Khudori Champ

86. Sumanah CV. Jogja Horti Lestari

87. Masudi BBI Horti Kalbar

88. Arsul Bagenda Distanbun Enrekang Sulsel

89. Mahmuddin Distanbun Enrekang

90. Ervina Liau Distan Tomoho

91. Abdul Munir Distanka Wonosobo

92. Jumairi Distanka Wonosobo

93. Sudjatmoko Distanka Wonosobo

94. AANB Kamandalu BPTP Bali

95. Asep Halim Gapoktan

96. Nur Farid H Distan Ciamis

97. Tony Kristianto Dewan Hortikultura Nasional

98. A. Jaelani Bank Indonesia

99. Moh. Reza Tirtawinata Yayasan Durian Nusantara

100. G.G Hambali Taman Buah Mekarsari

101. Erizal Jamal BPATP

102. Nana Caksana Asbeninndo/ Agri Makmur

103. Harwanto Balitjestro

104. Langgeng S Balitjestro

105. Panca Jarot Balitbu Tropika

106. Nurhadi Balitjestro

107. I Djatnika Balithi

108. F.F Munir BPTP Kalteng

109. Basri AB BPTP Aceh

110. Suci Wulandari Puslitbangbun

111. Satrio Widiarto Puslitbang Hortikultura

112. Andriani Z Kementerian Perindustrian

113. Herlina H Kementerian Perindustrian

114. Ani Andriyani Staf Ahli Menteri Infrastruktur

115. Suryatmoko Puslitbang Hortikultura

116. Dodik R PTPN

117. Turyono Puslitbang Hortikultura

118. Abdul Haris Stakeholder Pepaya

119. Reza Balithi

120. Tarto Puslitbang Hortikultura

121. Rudy Puslitbang Hortikultura

122. Heru Puslitbang Hortikultura

123. Pepen Primani Balitsa

124. Rano Balitsa

125. Andi W Balitsa

126. Agung G Balitsa

127. Iyan Balitsa

Prosiding Rapat Kerja Puslitbang Hortikultura 2016

220

No Nama Instansi

128. Asep Balithi

129. Fahdilansyah Puslitbang Hortikultura

130. Sumandi BPATP

131. Irwan Puslitbang Hortikultura

132. Solihin Balithi

133. Mamad IPB

134. M. Arif Puslitbang Hortikultura

135. M. Iqbal Pustaka

136. Nanang Balitro

137. Andry BBP2TP

138. M. Husni Perdagangan

139. Iwan Puslitbangbun

140. Dani Sam Setjen

141. Sartono Puslitbang Hortikultura

142. Primma S Puslitbang Hortikultura

143. Indah Puslitbang Hortikultura

144. Sanuki Pratikno Puslitbang Hortikultura

145. M. Gunung Soetopo UD. Sabila Farm

146. Sumanah CV. Jogja Horti Lestari

147. Bintang Nurcahyo PT. Sukanda Djaya

148. Urip Sumarni Puslitbang Hortikultura

149. Bella Fitriyanti Puslitbang Hortikultura

150. Siti Aisyah Puslitbang Hortikultura

151. Amaludin Puslitbang Hortikultura

152. Ngatirah Puslitbang Hortikultura

153. Sarwito M. Kosim Puslitbang Hortikultura