isbn 978-979-99141-5-6 255 - digilib-batan

19
ISBN 978-979-99141-5-6 255 PENENTUAN LOKASI POTENSIAL UNTUK PEMBORAN AIRTANAH-DALAM DI DUSUN KUTUKAN, REJOSARI, BANTUR, MALANG, JAWA TIMUR I Gde Sukadana, M. Nurdin Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Jl. Lebak Bulus Raya No. 09 Pasar Jumat, Jakarta 12440. e-mail: [email protected] ABSTRAK PENENTUAN LOKASI POTENSIAL UNTUK PEMBORAN AIRTANAH-DALAM DI DUSUN KUTUKAN, REJOSARI, BANTUR, MALANG, JAWA TIMUR. Kabupaten Malang khususnya Dusun Kutukan, Desa Rejosari, Kecamatan Bantur merupakan salah satu wilayah yang setiap tahunnya senantiasa mengalami kekeringan/rawan air, akibat keterbatasan airtanah- dangkal dan air permukaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah penentuan lokasi titik potensial untuk dilakukan pemboran sumur eksplorasi/produksi airtanah-dalam berdasarkan data geologi dan geofisika guna memenuhi kebutuhan air di daerah tersebut. Kegiatan ini mencakup pemetaan topografi, pemetaan geologi dan hidrogeologi, pengukuran intensitas gas radon dan survei geolistrik. Litologi daerah ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan yaitu Satuan Breksi volkanik, Satuan Batupasir dan Satuan Batugamping. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai gas radon berkisar antara 3 – 66,3 KBq/m 3 yang menunjukkan zona-zona yang memiliki nilai tinggi (>20 Kbq) membentuk kelurusan berarah NE-SW dan NW-SE, kedua zona ini saling berpotongan dan diinterpretasikan sebagai zona fraktur. Dari data fraktur ini kemudian dipilih lokasi hasil pengukuran tahanan jenis dengan akuifer terbaik. Batupasir-2 dengan kisaran nilai tahanan jenis 13 – 19 m diharapkan dapat menjadi akuifer potensial karena diduga berada pada kondisi jenuh air. Ketebalan lapisan batupasir-2 ini lebih dari 29 m dengan kedalaman top akuifer batupasir-2 ± 150 m. Didapatkan 2 titik potensial yaitu berada di lokasi pengukuran RJS-11 (49M 675947mT ; 9083547mU; 359,6 mdpl) dengan kedalaman top akuifer 163 m dan tebal lebih dari 29 meter, dan pada RJS-15 (49M 675816; 9083324; 358,7mdpl) dengan kedalaman top akuifer 160,8 meter dan tebal lebih dari 29 meter. Kata kunci: Geologi, Radon, Geofisika, Akuifer, Malang Abstract DETERMINATION OF POTENTIAL LOCATION FOR DEEP-GROUNDWATER DRILLING IN KUTUKAN VILLAGE, REJOSARI, BATUR, MALANG, EAST JAVA. Malang regency especially kutukan village, rejosari, batur district is one of the areas experiencing drought annually, due to limited groundwater. The purpose of this activity is determining the location of the potential to do well drilling exploration / production in the deep - groundwater based on geophysical and geological data in order to fulfill water needs in the area. This activities involved topographic mapping, geological and hydrogeological mapping, measuring the intensity of radon and geo electric survey. Lithological this area can be grouped into three units namely volcanic breccia unit,Limestone and Sandstone Unit. From the results of radon measurements values obtained ranged from 3 to 66.3 KBq/m3 indicating zones with high values (> 20 kBq) form a NE-SW trending lineament and NW-SE, the two zones intersect and are interpreted as fracture zone. From this data of fracture, then selected location resistivity measurement results with the best aquifers. Sandstone-2 with a resistivity value range 13-19 m expected to be a potential aquifer for allegedly being on the water-saturated conditions. The thickness of the layer of sandstone-2 is more than 29 m deep sandstone aquifer-top 2150 m.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 255

PENENTUAN LOKASI POTENSIAL UNTUK PEMBORAN AIRTANAH-DALAM DI DUSUN KUTUKAN, REJOSARI, BANTUR,

MALANG, JAWA TIMUR

I Gde Sukadana, M. Nurdin Pusat Pengembangan Geologi Nuklir

Jl. Lebak Bulus Raya No. 09 Pasar Jumat, Jakarta 12440. e-mail: [email protected]

ABSTRAK PENENTUAN LOKASI POTENSIAL UNTUK PEMBORAN AIRTANAH-DALAM DI DUSUN KUTUKAN, REJOSARI, BANTUR, MALANG, JAWA TIMUR. Kabupaten Malang khususnya Dusun Kutukan, Desa Rejosari, Kecamatan Bantur merupakan salah satu wilayah yang setiap tahunnya senantiasa mengalami kekeringan/rawan air, akibat keterbatasan airtanah-dangkal dan air permukaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah penentuan lokasi titik potensial untuk dilakukan pemboran sumur eksplorasi/produksi airtanah-dalam berdasarkan data geologi dan geofisika guna memenuhi kebutuhan air di daerah tersebut. Kegiatan ini mencakup pemetaan topografi, pemetaan geologi dan hidrogeologi, pengukuran intensitas gas radon dan survei geolistrik. Litologi daerah ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan yaitu Satuan Breksi volkanik, Satuan Batupasir dan Satuan Batugamping. Dari hasil pengukuran didapatkan nilai gas radon berkisar antara 3 – 66,3 KBq/m3 yang menunjukkan zona-zona yang memiliki nilai tinggi (>20 Kbq) membentuk kelurusan berarah NE-SW dan NW-SE, kedua zona ini saling berpotongan dan diinterpretasikan sebagai zona fraktur. Dari data fraktur ini kemudian dipilih lokasi hasil pengukuran tahanan jenis dengan akuifer terbaik. Batupasir-2 dengan kisaran nilai tahanan jenis 13 – 19 Ωm diharapkan dapat menjadi akuifer potensial karena diduga berada pada kondisi jenuh air. Ketebalan lapisan batupasir-2 ini lebih dari 29 m dengan kedalaman top akuifer batupasir-2 ± 150 m. Didapatkan 2 titik potensial yaitu berada di lokasi pengukuran RJS-11 (49M 675947mT ; 9083547mU; 359,6 mdpl) dengan kedalaman top akuifer 163 m dan tebal lebih dari 29 meter, dan pada RJS-15 (49M 675816; 9083324; 358,7mdpl) dengan kedalaman top akuifer 160,8 meter dan tebal lebih dari 29 meter. Kata kunci: Geologi, Radon, Geofisika, Akuifer, Malang Abstract DETERMINATION OF POTENTIAL LOCATION FOR DEEP-GROUNDWATER DRILLING IN KUTUKAN VILLAGE, REJOSARI, BATUR, MALANG, EAST JAVA. Malang regency especially kutukan village, rejosari, batur district is one of the areas experiencing drought annually, due to limited groundwater. The purpose of this activity is determining the location of the potential to do well drilling exploration / production in the deep - groundwater based on geophysical and geological data in order to fulfill water needs in the area. This activities involved topographic mapping, geological and hydrogeological mapping, measuring the intensity of radon and geo electric survey. Lithological this area can be grouped into three units namely volcanic breccia unit,Limestone and Sandstone Unit. From the results of radon measurements values obtained ranged from 3 to 66.3 KBq/m3 indicating zones with high values (> 20 kBq) form a NE-SW trending lineament and NW-SE, the two zones intersect and are interpreted as fracture zone. From this data of fracture, then selected location resistivity measurement results with the best aquifers. Sandstone-2 with a resistivity value range 13-19 m expected to be a potential aquifer for allegedly being on the water-saturated conditions. The thickness of the layer of sandstone-2 is more than 29 m deep sandstone aquifer-top 2150 m.

Page 2: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 256

Obtained two potential points are located on site measurements RJS-11 (49m 675947mT; 9083547mU; 359.6 masl) with a depth of 163 m and the top aquifer thickness of over 29 meters, and the RJS-15 (49m 675 816; 9083324: 358.7 masl ) with a depth of 160.8 meters and a top aquifer over 29 meters thick. Keywords: Geology, Radon, Geophysics, Aquifer, Malang PENDAHULUAN Latar Belakang

Air merupakan salah satu

kebutuhan dasar dalam meningkatkan

kualitas kehidupan manusia dan

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Di banyak daerah, baik perkotaan

maupun perdesaan, pemenuhan

kebutuhan air bersih merupakan

masalah yang tidak mudah

penyelesaiannya. Hal ini berkaitan

dengan ketersediaan sumber air dan

biaya yang terbatas dalam

pembangunan prasarana dan sarana

penyediaan air yang diperlukan.

Kabupaten Malang khususnya

Dusun Kutukan, Desa Rejosari,

Kecamatan Bantur merupakan salah

satu wilayah yang setiap tahunnya

senantiasa mengalami kekeringan/rawan

air, akibat keterbatasan airtanah-dangkal

dan air permukaan. Untuk itu perlu di

cari sumber air lainnya yang dapat

memenuhi kebutuhan pokok masyarakat

sepanjang tahun. Salah satu sumber air

yang cukup potensial untuk

dikembangkan adalah sumber airtanah-

dalam di daerah setempat.

Berdasarkan kondisi geologinya,

maka untuk pelacakan airtanah-dalam

diperlukan suatu metode tertentu. Salah

satu metode yang dapat digunakan

adalah metode teknik nuklir yang

dikombinasikan dengan metode

geofisika. Hasil pelacakan airtanah-

dalam digunakan untuk mengetahui

keberadaan lapisan batuan yang

berpotensi mengandung air atau

keberadaan serta cebakan air lainnya

berupa permeabilitas sekunder yang

berpotensi menjadi akuifer produktif,

sehingga dapat ditentukan lokasi titik

pemboran eksplorasi airtanah-dalam

potensial yang sekaligus dapat

dikembangkan menjadi sumur produksi,

guna memenuhi kebutuhan air baku

domestik.

Page 3: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 257

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah

penentuan lokasi titik potensial untuk

dilakukan pemboran sumur

eksplorasi/produksi airtanah-dalam

berdasarkan data geologi dan geofisika

guna memenuhi kebutuhan air di daerah

tersebut.

Lokasi Penelitian

Lokasi daerah kerja

mencakup daerah dengan luasan sekitar

100-150 Ha, di Desa Rejosari,

Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang

dengan koordinat 08°15’04” LS –

08°18’04” LS, dan 112°34’13” BT –

112°36’54” BT.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Dusun Kutukan, Desa Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur

Lingkup dan Tahapan Penelitian

Lingkup dan tahapan

pekerjaan meliputi studi meja,

pemetaan topografi, pemetaan

geologi dan hidrogeologi,

pengukuran intensitas gas radon,

survei geolistrik, analisis terpadu

: Luasan yang

Page 4: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 258

hasil pelacakan dan tahap kegiatan

penyusunan laporan.

METODOLOGI

Metodologi kegiatan pelacakan

airtanah-dalam meliputi studi meja,

pemetaan topografi, pemetaan geologi

dan hidrogeologi, pengukuran intensitas

gas radon, pengukuran geolistrik

tahanan jenis, dan analisis terpadu hasil

pelacakan

Pemetaan Topografi

Pekerjaan pemetaan topografi

dilaksanakan dengan menggunakan alat

ukur Leica Geosystem TC-407. Alat ini

adalah total station elektronik yang

memiliki unjuk kerja cepat dan

berpresisi tinggi. Operasi lapangan

membutuhkan masukan data azimuth,

data koordinat dan ketinggian titik awal

pengukuran, selanjutnya keluaran hasil

pengukuran dihasilkan secara otomatis

oleh alat ukur Leica Geosystem TC-407

dan dapat diproses lebih lanjut untuk

membuat peta topografi dan lokasi

pengukuran geolistrik.

Lokasi kerja terletak pada

koordinat X = 675264,490 –

676704,193 m; Y = 9082442,686 –

9084182,603 m; Z = 325,029 – 404,166

mdpl. Titik poligon stasiun pengukuran

berjumlah 32 titik dengan titik

pengukuran detil situasi berjumlah 933

titik. Luas daerah kerja 134,84 ha.

Dari hasil pengukuran

topografi yang dilakukan secara umum

daerah ini memiliki morfologi

perbukitan berlereng landai hingga

dataran bergelombang, dengan alur-alur

punggungan berarah timur laut-barat

daya.

Gambar 2. (a) Gambaran morfologi Desa Rejosari, (b) Pengukuran topografi di Desa Rejosari, Bantur.

a b

Page 5: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 259

Dari data hasil pengukuran,

kemudian diolah menggunakan sofware

“Surfer 8.0” sehingga didapatkan peta

topografi yang menggambarkan kondisi

permukaan dan situasi daerah kerja

sesuai dengan kondisi saat ini. Hasil

penggambaran peta tersebut terdapat

pada Gambar 3

Gambar 3. Peta Topografi Desa Rejosari, Bantur.

Geologi

Pemetaan geologi di daerah ini

dilakukan dengan metoda pengamatan

dan pengukuran singkapan batuan

melalui jalur-jalur lintasan yang telah

ditentukan. Jalur-jalur tersebut antara

lain penyusuran sungai-sungai dan alur

liar serta pengamatan singkapan pada

tebing dan bukit yang memungkinkan

terdapatnya singkapan yang dapat

diamati, selain itu perubahan warna soil

juga diperhatikan untuk membantu

membedakan litologi penyusunnya.

Dari hasil pemetaan tersebut

litologi pada daerah kerja dapat

dikelompokkan ke dalam tiga satuan

yaitu Satuan Breksi volkanik, Satuan

Batupasir dan Satuan Batugamping.

Satuan Batugamping tersusun

oleh batugamping klastik dan

Page 6: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 260

batugamping terumbu dengan tingkat

pelarutan yang sangat tinggi. Satuan ini

memiliki penyebaran yang luas di

bagian baratdaya hingga ke Desa

Bantur, dan semakin menipis ke arah

utara. Pada bagian atas satuan ini

terdapat batulempung berwarna coklat

kemerahan, berlapis tipis yang

memisahkan antara satuan ini dengan

Satuan batupasir yang terdapat di

atasnya. Satuan ini diinterpretasikan

sebagai bagian dari Formasi Wonosari.

Satuan Batupasir, tersusun

oleh batupasir tufan yang ringan dengan

ukuran pasir halus hingga pasir kasar,

pada beberapa tempat disatuan ini

terdapat perselingan dan sisipan breksi

yang melensis. Kontak satuan ini

dengan satuan diatasnya adalah kontak

gradasional. Satuan ini diinterpretasikan

sebagai anggota dari Formasi Nampol.

Satuan Breksi-volkanik

tersusun oleh breksi dengan fragmen

andesit lapuk berukuran kerakal -

bongkah, batuapung, tuff, dengan massa

dasar material volkanik berukuran pasir

kasar hingga halus. Satuan ini

membentuk morfologi punggungan dan

perbukitan yang tinggi dengan tingkat

pelapukan sangat tinggi sehingga

batuan segar sulit didapatkan. Pada

satuan ini sering ditemukan sisipan

batupasir berlapis tipis. Satuan ini

diinterpretasikan sebagai anggota dari

Formasi Nampol.

Struktur geologi yang terdapat

di daerah kerja selain kekar-kekar yang

cukup intensif juga terdapat sesar mayor

yang saling berpotongan yaitu sesar

normal sub vertikal berarah NE – SW

yang dipotong oleh sesar mendatar

dekstral sub vertikal berarah WNW –

ESE. Sesar normal yang berarah NE-

SW memiliki offset yang cukup besar,

sehingga sebagian batugamping

tersingkap diantara batupasir

disekitarnya.

Dari sebaran dan kontak antar

litologi kemudian dibuat peta sebaran

lintasan dan lokasi pengamatan geologi

seperti gambar 4. Peta yang

merupakan peta utama dalam

pembuatan peta geologi ini kemudian

dikombinasikan peta iso radon untuk

mendapatkan peta geologi yang akurat

(gambar 6)

Page 7: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 261

Gambar 4. (a) Singkapan batugamping klastik di S. Jeding Bagian barat Barat, (b) Batugamping terumbu di S. Jeding Bagian barat

Gambar 5. (a) Batupasir S. Jeding bagian timur, (b) Batupasir di S. Jeding bagian barat dekat kontak dengan batugamping, (c) Kontak antara batupasir dengan breksi volkannik, (d) singkapan breksi volkannik.

b a

a b

c d

Page 8: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 262

Gambar 6. Peta lintasan dan lokasi pengamatan geologi di Desa Rejosari, Bantur.

Pengukuran Intensitas Gas Radon

Pengukuran intensitas gas

radon dilaksanakan setelah kegiatan

pemetaan geologi selesai. Hal ini

disebabkan karena untuk penentuan

titik-titik pengukuran intensitas gas

radon diperlukan informasi geologi dari

hasil pemetaan geologi lokal.

Pengukuran intensitas gas radon

dilakukan pada lokasi-lokasi yang

berdasarkan hasil pemetaan geologi

diduga terdapat sistem frakturasi yang

intensif. Pengukuran intensitas gas

radon memberikan gambaran mengenai

struktur geologi sesar/patahan

berdasarkan anomali nilai-nilai

intensitas gas radon yang keluar dari

sistem fraktur. Pengukuran intensitas

gas radon dilakukan dengan

menggunakan alat detektor gas radon

MARKUS 10. Kegiatan pengukuran

tampak pada Gambar 7

Dari hasil pengukuran yang

dilakukan, didapatkan nilai gas radon

Page 9: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 263

berkisar antara 3 – 66,3 KBq/m3. Data

penyebaran gas radon ini kemudian

diolah sehingga didapatkan zona

anomali yang menggambarkan zona

fraktur yang intensif (gambar 8).

Gambar 7. Pengukuran intensitas gas radon di Desa Rejosari, Bantur.

Gambar 8. Peta Iso Radon di daerah kerja Desa Rejosari, Bantur,

yang menunjukkan pola fraktur di daerah ini.

Page 10: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 264

Dari peta hasil Iso radon yang

dihasilkan tampak zona-zona yang

memiliki nilai tinggi (>20 Kbq)

membentuk kelurusan berarah NE-SW

dan NW-SE, kedua zona ini saling

berpotongan dan diinterpretasikan

sebagai zona fraktur. Peta iso radon

yang dihasilkan kemudian akan

dikombinasikan dengan peta hasil

pendataan geologi dan radioativitas soil,

sehingga didapatkan peta geologi

dengan batas litologi dan zona fraktur

yang jelas (gambar 9) .

Gambar 9. Peta Geologi daerah kerja di Desa Rejosari, Bantur.

Gambar 10. Penampang geologi A-A’ berarah Barat - Timur

Page 11: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 265

Pendataan Hidrogeologi

Pendataan hidrogeologi

dilakukan dengan metoda pengamatan

sumber-sumber air permukaan, antara

lain sumur-sumur penduduk dan mata

air. Kedalaman sumur-sumur penduduk

diukur kedalamannya dengan

menggunakan depth meter agar arah

aliran air permukaan dapat diketahui..

Identifikasi mata air dan rembesan

dilakukan untuk mengetahui

kemungkinan adanya airtanah yang

berhubungan dengan struktur geologi

seperti patahan yang berkembang di

daerah kerja. Data hasil pendataan

hidrogeologi tersebut akan digunaka

sebagai pembanding nilai tahanan jenis

batuan yang mengandung air dan batuan

kering. Pendataan juga dilakukan

hingga desa disekitar daerah kerja untuk

mengetahui aliran airtanah permukaan.

Pelaksanaan kegiatan terdapat pada

gambar 11.

Daerah kerja merupakan

daerah yang sangat kering sehingga

sulit didapatkan sumur penduduk yang

masih berair, sedangkan pada daerah

kerja juga tidak terdapat mata air yang

cukup, sehingga sangat sulit untuk

menentukan tinggi muka airtanah. Data

airtanah permukaan dilakukan hingga

jauh ke luar daerah untuk membantu

menentukan arah aliran airtanah

permukaan. Sumur penduduk di daerah

kerja rata-rata memiliki kedalaman 12 –

15 m, dengan tebal air hanya 0,5 – 1 m.

Sumber air yang digunakan penduduk

saat ini berasal dari air sungai yang

dinaikkan dengan jarak 3 – 3,5 km dari

daerah kerja. Dari data mata air

disekitar desa ini diketahui bahwa aliran

airtanah permukaan mengalir ke arah

barat daya.

b a

Page 12: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 266

Gambar 11. (a) Mata air Bantur timur (mata air yang terdekat di barat Dsn Kutukan, (b) Mata air S. Jeding yang telah di pasang genset tetapi hilang dan tdk beroperasi lagi (c) Mata

air S. Ringin yang telah dipasang pompa submersible, (d) Mata air di tepi sungai Jeding di barat Kurukan.

Pengukuran Geolistrik Tahanan

Jenis

Pengukuran geolistrik tahanan

jenis di Desa Rejosari menggunakan

metoda vertical electrical sounding

(VES) menggunakan konfigurasi

elektroda Schlumberger dengan

bentangan maksimal 500 meter ke arah

kiri – kanan dari titik ukur. Kegiatan

pengukuran tampak pada Gambar 12.

Titik pengukuran yang dapat dilakukan

berjumlah 31 titik, dengan sebaran titik

seperti pada Gambar 13.

Berdasarkan analisis hasil

pengukuran geolistrik, lapisan batuan

pada Desa Rejosari terbagi menjadi 5

lapisan batuan, yaitu breksi, batupasir-1,

batugamping pasiran, batugamping

terumbu, dan batupasir-2. Lapisan

breksi tersingkap di permukaan

terutama pada puncak-puncak bukit

dengan kisaran nilai tahanan jenis 33-37

Ωm. Di bawah lapisan breksi terdapat

lapisan batupasir-1. Lapisan batupasir-1

ini di beberapa tempat tersingkpa di

permukaan dengan kisaran nilai tahanan

jenis 2-39 Ωm. Di dalam lapisan

batupasir-1 ini juga terdapat sisipan

batulempung yang tidak menerus

dengan kisaran nilai tahanan jenis 2-9

Ωm dan tebal ± 3 m. Di bawah lapisan

batupasir terdapat lapisan batugamping

pasiran dengan kisaran nilai tahanan

jenis 31 – 115 Ωm dan batugamping

c d

Page 13: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 267

terumbu dengan kisaran nilai tahanan

jenis 119-193 Ωm. Hubungan kedua

batugamping ini menjari, dimana

lapisan batugamping terumbu terkadang

menghilang atau tidak menerus. Di

bawah lapisan batugamping ini terdapat

lapisan batupasir-2, dimana keberadaan

lapisan batuan ini diketahui dari nilai

tahanan jenisnya yang relatif sama

dengan lapisan batupasir-1. Lapisan

batupasir-2 ini memiliki kisaran nilai

tahanan jenis 13-19 Ωm. Kisaran nilai

tahanan jenis batuan dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1. Kisaran nilai tahanan jenis lapisan batuan di Desa Rejosari, Bantur.

Lapisan Batuan Nilai Tahanan Jenis (ΩΩΩΩm)

Breksi 33-37

Batupasir-1 2-39

Batugamping pasiran 31-115

Batugamping terumbu 119-193

Batupasir-2 13-19

Gambar 12. Pengukuran geolistrik tahanan jenis konfigurasi Schlumberger

di Desa Rejosari, Bantur.

Page 14: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 268

Gambar 13. Peta lokasi titik pengukuran geolistrik di Desa Rejosari, Bantur.

Dari hasil pengukuran dan

pengolahan data tahanan jenis dibuat

suatu korelasi titik-titik pengukuran

menjadi suatu penampang tahanan jenis

vertikal untuk mendapatkan gambaran

permukaan dan bawah permukaan

lapisan batuan. Penampang korelasi

tahanan jenis vertikal batuan dapat

dilihat pada gambar 14 dan gambar

15.

Gambar 14. Penampang korelasi tahanan jenis vertikal SW – NE Desa Rejosari, Bantur.

Page 15: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 269

Gambar 15. Penampang korelasi tahanan jenis vertikal W – E Desa Rejosari, Bantur.

Dari seluruh kegiatan yang

dilaksanakan maka diperlukan analisis

yang menyeluruh untuk mendapatkan

akuifer yang potensial. Pada tahap ini

dilakukan pemilihan lokasi yang paling

potensial hasil pengukuran tahanan

jenis baik tebal maupun sebarannya

serta didukung keberadaan fraktur

disekitarnya yang diketahui dari

pemetaan geologi dan pengukuran

intensitas gas radon.

PEMBAHASAN

Lokasi kerja terletak pada

koordinat X = 675264,490 –

676704,193 m; Y = 9082442,686 –

9084182,603 m; Z = 325,029 – 404,166

mdpl, dengan litologi yang dapat

dikelompokkan ke dalam tiga satuan

yaitu Satuan Breksi volkanik, Satuan

Batupasir dan Satuan Batugamping.

Dari hasil pengukuran didapatkan nilai

gas radon berkisar antara 3 – 66,3

KBq/m3 yang menunjukkan zona-zona

yang memiliki nilai tinggi (>20 Kbq)

membentuk kelurusan berarah NE-SW

dan NW-SE, kedua zona ini saling

berpotongan dan diinterpretasikan

sebagai zona fraktur. Dari data fraktur

ini kemudian dipilih lokasi hasil

pengukuran tahanan jenis dengan

akuifer terbaik yang didukung oleh

fraktur.

Batupasir-2 dengan kisaran nilai

tahanan jenis 13 – 19 Ωm diharapkan

dapat menjadi akuifer potensial. Dengan

nilai tahanan jenis 13 – 19 Ωm diduga

lapisan batupasir-2 ini berada pada

kondisi jenuh air. Ketebalan lapisan

batupasir-2 ini lebih dari 29 m dengan

kedalaman top akuifer batupasir-2 ±

150 m. Titik potensial 1 berada di lokasi

pengukuran RJS-11 dengan kedalaman

top akuifer 163 m dan tebal lebih dari

29 meter. Lokasi ini berada pada

koordinat UTM zona 49M 675947mT ;

Page 16: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 270

9083547mU dengan elevasi 359,6

mdpl. Profil tahanan jenis vertikal

lokasi potensial 1 dapat dilihat pada

gambar 16.

Gambar 16. Profil tahanan jenis vertikal RJS-11 (TP-1)

Titik potensial 2 berada di lokasi

pengukuran RJS-15 dengan

kedalaman top akuifer 160,8

meter dan tebal lebih dari 29

meter. Lokasi ini berada pada

koordinat UTM zona 49M

675816;9083324 dengan elevasi

358,7mdpl. Profil tahanan jenis

vertikal lokasi potensial 2 dapat

dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 17. Profil tahanan jenis vertikal RJS-15 (TP-2)

Page 17: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 271

Gambar 18. Peta Lokasi Potensial untuk Pemboran Airtanah-dalam

di Desa Rejosari, Bantur.

Gambar 19. Lokasi titik potensial 1 dan 2 Desa Rejosari, Bantur.

KESIMPULAN

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan

maka secara umum dapat disimpulkan :

1. Kondisi daerah kerja merupakan

daerah dengan morfologi dataran

hingga perbukitan berlereng landai,

secara umum tersusun atas litologi

batugamping, batupasir dan batuan

volkanik, dengan struktur geologi

yang berkembang baik yaitu sesar

1

2

2 Lokasi Potensial

Page 18: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 272

mayor dan sesar minor serta kekar

yang intensif.

2. Dari hasil pengukuran didapatkan

nilai gas radon berkisar antara 3 –

66,3 KBq/m3 yang menunjukkan

zona-zona yang memiliki nilai

tinggi (>20 Kbq/m3) membentuk

kelurusan berarah NE-SW dan NW-

SE, kedua zona ini saling

berpotongan dan diinterpretasikan

sebagai zona fraktur.

3. Akuifer potensial batupasir-2 karena

diduga berada pada kedalaman top

akuifer berupa lapisan batupasir

dengan kedalaman ± 150 m, kondisi

jenuh air, dengan ketebalan lebih

dari 29 m.

4. Didapatkan 2 titik potensial yaitu

berada di lokasi pengukuran RJS-11

(49M 675947mT ; 9083547mU;

359,6 mdpl) dengan kedalaman top

akuifer 163 m dan tebal lebih dari

29 meter, dan pada RJS-15 (49M

675816; 9083324: 358,7mdpl)

dengan kedalaman top akuifer 160,8

meter dan tebal lebih dari 29 meter.

DAFTAR PUSTAKA

1. Seyhan, E. Fundamentals of

Hydrology. Geografisch Institut der

Rijks Universiteit te Utrecht,

Utrecht, 1977.

2. Simoen, S. Sistem Akuifer di

Lereng Gunung Api Merapi bagian

Timur dan Tenggara : studi kasus

di kompleks Mataair Sungsang

Boyolali Jawa Tengah. Majalah

Geografi Indonesia 15 (1) : 141-

152, 2001.

3. Fetter, C.W. Applied Hydrogeology.

Second edition. MacMillan, New

York, 1988.

4. Arsyad, S. Konservasi Tanah dan

Air. IPB Press. Bogor, 2000.

5. M.Z. Sjafrudin dan S. Hamidi,

1992, Peta geologi regional lembar

Blitar, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Geologi Bandung,

1992

6. Hidrogeologi Indonesia lembar X

Kediri, Direktorat Geologi Tata

Lingkungan, Bandung, 1984

7. http://ciptakarya.pu.go.id/profil/prof

il/barat/jatim/malang.pdf

8. Bouwer, H. Ground Water

Hydrology. McGraw-Hill Book

Company., New York. 1978.

9. Todd, D.K., Mays, L.W. Ground

Water Hydrology. John Wiley and

Sons Inc., New York. 1980. 10. Asdak, C. Hidrologi dan

Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai. Gajah Mada University

Press. Yogyakarta, 2002

Page 19: ISBN 978-979-99141-5-6 255 - Digilib-BATAN

ISBN 978-979-99141-5-6 273