isbn 979·97761·0·4 ijdcrc 0 )~e1adfjl itl~

13
ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 Fakultas Farntasi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PUKWOKEKTO 2005

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

ISBN 979middot97761middot0middot4

IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

S[~I~AI ~ASIO~AL

Fakultas Farntasi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PUKWOKEKTO

2005

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TANAMAN

ORAT UNGGULAN INDONESIA

PLJRWOKERTO 6 - 7 MEl 200S

Dctcrbitkan dalam rangka

Slminar Nasional Pcnggalian Potlnsi Scmbilan Tanaman Obat Indol1lsia

Purwoklrto 6 - 7 1li 200S

Yang disclcnggarakan olth

Fakultas Farmasi UnivCsitas luhammadiyah Purwuklrto

Bekcrja sama dcngan

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokcrto

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta dan

Fakultas Farmasi UniHrsitas Muhammadiyah Surakarta

ISBN 979-97761-()-4

Uak Cipta dilindungi oleh lndang-undang

Dilarang mencetak dan II1llltTbitkan sebagian atau scluruh buku ini dengan

cara dan dalam bentuk apapun tanpi seizin plllerbit

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TAiVAivlAiV OBAT

UNGGULAN INDONESIA

Punvokcrto6 7 Mci 2005

Editor

Djoko Vahyono

Suwidjiyo Pramono

Revi Wulandari Nunuk Aries NuruIita Diniatik

Retno Wahyuningrum Susanti Anjar Mahardian Kusuma

FAKULTAS FARMAS[

UNIVERSITAS MliHAMMADIYAH PURVOKERTO

2005

Presiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahl11at dan hmllnialJ schin~~a

prosiding Seminar Nasional Penggalian Poensi Sellhilall Tanaillall Ohor Cnggulan Indonesia

yang telah diselenggarakan pada tanggal 6-7 Mei 2005 oi Fahllitas Farlnasi Universitas

Muhammadiyah Purwokerto dapat diterbitkan

Seminar ini diselenggarakan dalam rangka Milad Universitas Muhalllllladtah PllIyokerto

ke-40 Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Universitas MlIhal1ll11adiyah PUfokerto

Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Sllrakarta Seminar ini benujuan

untuk membahas budidaya tanarnan obat yang baik agar menghasilkan simplisia yang herkllalitas

potensi ekonomis tanaman ohat trldisillnal perlInya slandariasi simpliil schin1-1l dapal

diperoleh kestabilan produk obat tradisional potensi farmakologis tanaman obat terutal11a

sembilan tanaman obat unggulan Indonesia Seminar ini diikuli oleh kalangan apoleher penelii

institusi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) kalangan praklis indllslri

Kami berharap prosiding Seminar Nasional Penggaio1 POlensi Semhilal TmlOman Oha

Unggulan Indonesia ini dapat bcrmanfaat clalam menllnjang teknolugi rengembangan tanaman

obat di Indonesia dan menambah khasanah ilmll pcngetahuan

Kepada semua pihak yang tebh hcrperan serta da lam pene lenggaraan scmll1ar sampa

dalam penyelcsaian prosiding ini kami mengucapkan banyak Icrima kasih Jazakallahu khairan

kalsira

PUfvokerto Desemher 2005

PenYlinting

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

DAFTARISI

Kata Peogantar 1

iiDaftar lsi ivSambutan Rektor UMP

Laporan Ketua Panitia V

VBSusunan Panitia ixSusunan Acara

Makalah 1 Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus L) pada

Mcneit Putih Betina Dyah Aryani Perwitasari Yunesti Krisworo

2 Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs) Daunnya bcrkhasial Obat 12

Hary Wffi~langningrum 3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L terhadap Bobot Uterus Hewan 17

Coba Betina Immature Srinillgsih Agung Em Wiho1lo

-t Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe I

Sholihul Khoiri Achmad Nursyalldi Era Feronica Wahyu Widyaningsih 5 Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Ahernatif 35

Antihiperkolesterolemia SllOlihui Khoiri Achmad Nursyandi Okti Puji Astuti Wahyu Widyaningsih

6 Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42 pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen

lulqisllY Insall DlIi SWlU Widiartini 7 Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan 49

Kabupaten Cilaeap Dwi SUIlU Widyartini lIalqisny Ifsail

8 Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55 Obat

flary Waw1JlIgllillgulll 9 Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 60

Ballhallg Srijallto Tommy Eka AlilOrja Betty Alarita Soebrat 10 Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67

Diillfeksi P Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P nirur Akrolll

11Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala (A~yristic(1 semendum) terhadap Efek 77 Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY

Rei Wulalldari lis N(~fisah 12Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto 84

Hexa Apriliana Hidayah Dwi SUIIU Widyartini Dyah Purbasari 13Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 91

dengan Pelarut Aseton dan Etanol Bambang Srijunto Mall Rosidah Eriffivan Risma Gustini Syahbirin Ahmad Khorul Yusro dun Aall

14Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneIo joenum-graecum L) terhadap 97 Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yang Diovariektomi

Kumia Agustini Silmali Wiryowidagdo Dadang Kusmana

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005

15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani

16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama

17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari

18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari

19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt

Upound$

SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI

SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA

Assalalllualaikulll wr wb L

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara

Hadirin yang berbahagia

Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal

Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman

Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin

Wassalamualaikum wrwb

Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor

ltd

Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL

Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)

Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m

(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar

ABSTRAK

I J

I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang

banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap

~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC

Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat

Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8

Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol

PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang

I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat

tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I

disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak

ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1

desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI

sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri

serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i

senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang

~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan

jaringan (Liang et al 1985)

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari

diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi

diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam

rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid

rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42

Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses

ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan

menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan

menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan

sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem

yang lain

Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl

t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman

Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi

I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700

rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen

diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan

pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh

PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy

bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis

pelarut asetoll dan etanol

BAliAN DAN METODE PENELITIAN

Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol

pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan

analisis lainnya

Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph

HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya

Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280

rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut

a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I

b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam

-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform

etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm

Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang

-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir

panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I

Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian

dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang

telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam

plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis

kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat

kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet

Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan

perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang

dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian

sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam

rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh

selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC

Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang

terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang

sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang

etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut

Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar

kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224

Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan

Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I

Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring

Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin

Lemak Protein Pati

Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022

i6009

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 2: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TANAMAN

ORAT UNGGULAN INDONESIA

PLJRWOKERTO 6 - 7 MEl 200S

Dctcrbitkan dalam rangka

Slminar Nasional Pcnggalian Potlnsi Scmbilan Tanaman Obat Indol1lsia

Purwoklrto 6 - 7 1li 200S

Yang disclcnggarakan olth

Fakultas Farmasi UnivCsitas luhammadiyah Purwuklrto

Bekcrja sama dcngan

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokcrto

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta dan

Fakultas Farmasi UniHrsitas Muhammadiyah Surakarta

ISBN 979-97761-()-4

Uak Cipta dilindungi oleh lndang-undang

Dilarang mencetak dan II1llltTbitkan sebagian atau scluruh buku ini dengan

cara dan dalam bentuk apapun tanpi seizin plllerbit

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TAiVAivlAiV OBAT

UNGGULAN INDONESIA

Punvokcrto6 7 Mci 2005

Editor

Djoko Vahyono

Suwidjiyo Pramono

Revi Wulandari Nunuk Aries NuruIita Diniatik

Retno Wahyuningrum Susanti Anjar Mahardian Kusuma

FAKULTAS FARMAS[

UNIVERSITAS MliHAMMADIYAH PURVOKERTO

2005

Presiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahl11at dan hmllnialJ schin~~a

prosiding Seminar Nasional Penggalian Poensi Sellhilall Tanaillall Ohor Cnggulan Indonesia

yang telah diselenggarakan pada tanggal 6-7 Mei 2005 oi Fahllitas Farlnasi Universitas

Muhammadiyah Purwokerto dapat diterbitkan

Seminar ini diselenggarakan dalam rangka Milad Universitas Muhalllllladtah PllIyokerto

ke-40 Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Universitas MlIhal1ll11adiyah PUfokerto

Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Sllrakarta Seminar ini benujuan

untuk membahas budidaya tanarnan obat yang baik agar menghasilkan simplisia yang herkllalitas

potensi ekonomis tanaman ohat trldisillnal perlInya slandariasi simpliil schin1-1l dapal

diperoleh kestabilan produk obat tradisional potensi farmakologis tanaman obat terutal11a

sembilan tanaman obat unggulan Indonesia Seminar ini diikuli oleh kalangan apoleher penelii

institusi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) kalangan praklis indllslri

Kami berharap prosiding Seminar Nasional Penggaio1 POlensi Semhilal TmlOman Oha

Unggulan Indonesia ini dapat bcrmanfaat clalam menllnjang teknolugi rengembangan tanaman

obat di Indonesia dan menambah khasanah ilmll pcngetahuan

Kepada semua pihak yang tebh hcrperan serta da lam pene lenggaraan scmll1ar sampa

dalam penyelcsaian prosiding ini kami mengucapkan banyak Icrima kasih Jazakallahu khairan

kalsira

PUfvokerto Desemher 2005

PenYlinting

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

DAFTARISI

Kata Peogantar 1

iiDaftar lsi ivSambutan Rektor UMP

Laporan Ketua Panitia V

VBSusunan Panitia ixSusunan Acara

Makalah 1 Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus L) pada

Mcneit Putih Betina Dyah Aryani Perwitasari Yunesti Krisworo

2 Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs) Daunnya bcrkhasial Obat 12

Hary Wffi~langningrum 3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L terhadap Bobot Uterus Hewan 17

Coba Betina Immature Srinillgsih Agung Em Wiho1lo

-t Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe I

Sholihul Khoiri Achmad Nursyalldi Era Feronica Wahyu Widyaningsih 5 Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Ahernatif 35

Antihiperkolesterolemia SllOlihui Khoiri Achmad Nursyandi Okti Puji Astuti Wahyu Widyaningsih

6 Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42 pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen

lulqisllY Insall DlIi SWlU Widiartini 7 Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan 49

Kabupaten Cilaeap Dwi SUIlU Widyartini lIalqisny Ifsail

8 Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55 Obat

flary Waw1JlIgllillgulll 9 Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 60

Ballhallg Srijallto Tommy Eka AlilOrja Betty Alarita Soebrat 10 Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67

Diillfeksi P Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P nirur Akrolll

11Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala (A~yristic(1 semendum) terhadap Efek 77 Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY

Rei Wulalldari lis N(~fisah 12Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto 84

Hexa Apriliana Hidayah Dwi SUIIU Widyartini Dyah Purbasari 13Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 91

dengan Pelarut Aseton dan Etanol Bambang Srijunto Mall Rosidah Eriffivan Risma Gustini Syahbirin Ahmad Khorul Yusro dun Aall

14Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneIo joenum-graecum L) terhadap 97 Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yang Diovariektomi

Kumia Agustini Silmali Wiryowidagdo Dadang Kusmana

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005

15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani

16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama

17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari

18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari

19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt

Upound$

SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI

SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA

Assalalllualaikulll wr wb L

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara

Hadirin yang berbahagia

Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal

Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman

Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin

Wassalamualaikum wrwb

Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor

ltd

Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL

Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)

Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m

(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar

ABSTRAK

I J

I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang

banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap

~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC

Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat

Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8

Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol

PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang

I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat

tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I

disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak

ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1

desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI

sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri

serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i

senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang

~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan

jaringan (Liang et al 1985)

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari

diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi

diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam

rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid

rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42

Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses

ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan

menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan

menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan

sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem

yang lain

Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl

t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman

Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi

I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700

rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen

diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan

pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh

PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy

bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis

pelarut asetoll dan etanol

BAliAN DAN METODE PENELITIAN

Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol

pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan

analisis lainnya

Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph

HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya

Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280

rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut

a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I

b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam

-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform

etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm

Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang

-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir

panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I

Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian

dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang

telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam

plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis

kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat

kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet

Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan

perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang

dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian

sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam

rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh

selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC

Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang

terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang

sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang

etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut

Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar

kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224

Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan

Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I

Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring

Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin

Lemak Protein Pati

Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022

i6009

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 3: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TAiVAivlAiV OBAT

UNGGULAN INDONESIA

Punvokcrto6 7 Mci 2005

Editor

Djoko Vahyono

Suwidjiyo Pramono

Revi Wulandari Nunuk Aries NuruIita Diniatik

Retno Wahyuningrum Susanti Anjar Mahardian Kusuma

FAKULTAS FARMAS[

UNIVERSITAS MliHAMMADIYAH PURVOKERTO

2005

Presiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahl11at dan hmllnialJ schin~~a

prosiding Seminar Nasional Penggalian Poensi Sellhilall Tanaillall Ohor Cnggulan Indonesia

yang telah diselenggarakan pada tanggal 6-7 Mei 2005 oi Fahllitas Farlnasi Universitas

Muhammadiyah Purwokerto dapat diterbitkan

Seminar ini diselenggarakan dalam rangka Milad Universitas Muhalllllladtah PllIyokerto

ke-40 Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Universitas MlIhal1ll11adiyah PUfokerto

Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Sllrakarta Seminar ini benujuan

untuk membahas budidaya tanarnan obat yang baik agar menghasilkan simplisia yang herkllalitas

potensi ekonomis tanaman ohat trldisillnal perlInya slandariasi simpliil schin1-1l dapal

diperoleh kestabilan produk obat tradisional potensi farmakologis tanaman obat terutal11a

sembilan tanaman obat unggulan Indonesia Seminar ini diikuli oleh kalangan apoleher penelii

institusi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) kalangan praklis indllslri

Kami berharap prosiding Seminar Nasional Penggaio1 POlensi Semhilal TmlOman Oha

Unggulan Indonesia ini dapat bcrmanfaat clalam menllnjang teknolugi rengembangan tanaman

obat di Indonesia dan menambah khasanah ilmll pcngetahuan

Kepada semua pihak yang tebh hcrperan serta da lam pene lenggaraan scmll1ar sampa

dalam penyelcsaian prosiding ini kami mengucapkan banyak Icrima kasih Jazakallahu khairan

kalsira

PUfvokerto Desemher 2005

PenYlinting

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

DAFTARISI

Kata Peogantar 1

iiDaftar lsi ivSambutan Rektor UMP

Laporan Ketua Panitia V

VBSusunan Panitia ixSusunan Acara

Makalah 1 Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus L) pada

Mcneit Putih Betina Dyah Aryani Perwitasari Yunesti Krisworo

2 Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs) Daunnya bcrkhasial Obat 12

Hary Wffi~langningrum 3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L terhadap Bobot Uterus Hewan 17

Coba Betina Immature Srinillgsih Agung Em Wiho1lo

-t Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe I

Sholihul Khoiri Achmad Nursyalldi Era Feronica Wahyu Widyaningsih 5 Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Ahernatif 35

Antihiperkolesterolemia SllOlihui Khoiri Achmad Nursyandi Okti Puji Astuti Wahyu Widyaningsih

6 Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42 pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen

lulqisllY Insall DlIi SWlU Widiartini 7 Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan 49

Kabupaten Cilaeap Dwi SUIlU Widyartini lIalqisny Ifsail

8 Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55 Obat

flary Waw1JlIgllillgulll 9 Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 60

Ballhallg Srijallto Tommy Eka AlilOrja Betty Alarita Soebrat 10 Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67

Diillfeksi P Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P nirur Akrolll

11Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala (A~yristic(1 semendum) terhadap Efek 77 Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY

Rei Wulalldari lis N(~fisah 12Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto 84

Hexa Apriliana Hidayah Dwi SUIIU Widyartini Dyah Purbasari 13Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 91

dengan Pelarut Aseton dan Etanol Bambang Srijunto Mall Rosidah Eriffivan Risma Gustini Syahbirin Ahmad Khorul Yusro dun Aall

14Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneIo joenum-graecum L) terhadap 97 Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yang Diovariektomi

Kumia Agustini Silmali Wiryowidagdo Dadang Kusmana

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005

15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani

16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama

17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari

18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari

19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt

Upound$

SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI

SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA

Assalalllualaikulll wr wb L

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara

Hadirin yang berbahagia

Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal

Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman

Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin

Wassalamualaikum wrwb

Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor

ltd

Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL

Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)

Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m

(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar

ABSTRAK

I J

I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang

banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap

~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC

Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat

Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8

Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol

PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang

I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat

tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I

disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak

ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1

desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI

sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri

serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i

senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang

~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan

jaringan (Liang et al 1985)

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari

diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi

diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam

rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid

rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42

Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses

ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan

menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan

menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan

sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem

yang lain

Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl

t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman

Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi

I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700

rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen

diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan

pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh

PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy

bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis

pelarut asetoll dan etanol

BAliAN DAN METODE PENELITIAN

Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol

pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan

analisis lainnya

Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph

HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya

Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280

rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut

a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I

b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam

-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform

etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm

Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang

-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir

panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I

Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian

dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang

telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam

plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis

kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat

kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet

Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan

perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang

dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian

sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam

rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh

selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC

Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang

terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang

sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang

etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut

Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar

kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224

Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan

Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I

Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring

Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin

Lemak Protein Pati

Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022

i6009

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 4: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

Presiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahl11at dan hmllnialJ schin~~a

prosiding Seminar Nasional Penggalian Poensi Sellhilall Tanaillall Ohor Cnggulan Indonesia

yang telah diselenggarakan pada tanggal 6-7 Mei 2005 oi Fahllitas Farlnasi Universitas

Muhammadiyah Purwokerto dapat diterbitkan

Seminar ini diselenggarakan dalam rangka Milad Universitas Muhalllllladtah PllIyokerto

ke-40 Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Universitas MlIhal1ll11adiyah PUfokerto

Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Sllrakarta Seminar ini benujuan

untuk membahas budidaya tanarnan obat yang baik agar menghasilkan simplisia yang herkllalitas

potensi ekonomis tanaman ohat trldisillnal perlInya slandariasi simpliil schin1-1l dapal

diperoleh kestabilan produk obat tradisional potensi farmakologis tanaman obat terutal11a

sembilan tanaman obat unggulan Indonesia Seminar ini diikuli oleh kalangan apoleher penelii

institusi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) kalangan praklis indllslri

Kami berharap prosiding Seminar Nasional Penggaio1 POlensi Semhilal TmlOman Oha

Unggulan Indonesia ini dapat bcrmanfaat clalam menllnjang teknolugi rengembangan tanaman

obat di Indonesia dan menambah khasanah ilmll pcngetahuan

Kepada semua pihak yang tebh hcrperan serta da lam pene lenggaraan scmll1ar sampa

dalam penyelcsaian prosiding ini kami mengucapkan banyak Icrima kasih Jazakallahu khairan

kalsira

PUfvokerto Desemher 2005

PenYlinting

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

DAFTARISI

Kata Peogantar 1

iiDaftar lsi ivSambutan Rektor UMP

Laporan Ketua Panitia V

VBSusunan Panitia ixSusunan Acara

Makalah 1 Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus L) pada

Mcneit Putih Betina Dyah Aryani Perwitasari Yunesti Krisworo

2 Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs) Daunnya bcrkhasial Obat 12

Hary Wffi~langningrum 3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L terhadap Bobot Uterus Hewan 17

Coba Betina Immature Srinillgsih Agung Em Wiho1lo

-t Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe I

Sholihul Khoiri Achmad Nursyalldi Era Feronica Wahyu Widyaningsih 5 Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Ahernatif 35

Antihiperkolesterolemia SllOlihui Khoiri Achmad Nursyandi Okti Puji Astuti Wahyu Widyaningsih

6 Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42 pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen

lulqisllY Insall DlIi SWlU Widiartini 7 Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan 49

Kabupaten Cilaeap Dwi SUIlU Widyartini lIalqisny Ifsail

8 Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55 Obat

flary Waw1JlIgllillgulll 9 Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 60

Ballhallg Srijallto Tommy Eka AlilOrja Betty Alarita Soebrat 10 Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67

Diillfeksi P Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P nirur Akrolll

11Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala (A~yristic(1 semendum) terhadap Efek 77 Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY

Rei Wulalldari lis N(~fisah 12Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto 84

Hexa Apriliana Hidayah Dwi SUIIU Widyartini Dyah Purbasari 13Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 91

dengan Pelarut Aseton dan Etanol Bambang Srijunto Mall Rosidah Eriffivan Risma Gustini Syahbirin Ahmad Khorul Yusro dun Aall

14Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneIo joenum-graecum L) terhadap 97 Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yang Diovariektomi

Kumia Agustini Silmali Wiryowidagdo Dadang Kusmana

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005

15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani

16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama

17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari

18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari

19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt

Upound$

SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI

SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA

Assalalllualaikulll wr wb L

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara

Hadirin yang berbahagia

Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal

Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman

Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin

Wassalamualaikum wrwb

Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor

ltd

Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL

Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)

Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m

(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar

ABSTRAK

I J

I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang

banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap

~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC

Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat

Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8

Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol

PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang

I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat

tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I

disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak

ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1

desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI

sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri

serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i

senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang

~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan

jaringan (Liang et al 1985)

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari

diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi

diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam

rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid

rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42

Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses

ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan

menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan

menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan

sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem

yang lain

Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl

t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman

Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi

I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700

rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen

diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan

pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh

PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy

bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis

pelarut asetoll dan etanol

BAliAN DAN METODE PENELITIAN

Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol

pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan

analisis lainnya

Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph

HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya

Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280

rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut

a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I

b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam

-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform

etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm

Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang

-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir

panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I

Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian

dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang

telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam

plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis

kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat

kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet

Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan

perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang

dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian

sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam

rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh

selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC

Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang

terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang

sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang

etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut

Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar

kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224

Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan

Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I

Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring

Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin

Lemak Protein Pati

Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022

i6009

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 5: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

DAFTARISI

Kata Peogantar 1

iiDaftar lsi ivSambutan Rektor UMP

Laporan Ketua Panitia V

VBSusunan Panitia ixSusunan Acara

Makalah 1 Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus L) pada

Mcneit Putih Betina Dyah Aryani Perwitasari Yunesti Krisworo

2 Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs) Daunnya bcrkhasial Obat 12

Hary Wffi~langningrum 3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L terhadap Bobot Uterus Hewan 17

Coba Betina Immature Srinillgsih Agung Em Wiho1lo

-t Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe I

Sholihul Khoiri Achmad Nursyalldi Era Feronica Wahyu Widyaningsih 5 Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Ahernatif 35

Antihiperkolesterolemia SllOlihui Khoiri Achmad Nursyandi Okti Puji Astuti Wahyu Widyaningsih

6 Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42 pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen

lulqisllY Insall DlIi SWlU Widiartini 7 Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan 49

Kabupaten Cilaeap Dwi SUIlU Widyartini lIalqisny Ifsail

8 Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55 Obat

flary Waw1JlIgllillgulll 9 Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 60

Ballhallg Srijallto Tommy Eka AlilOrja Betty Alarita Soebrat 10 Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67

Diillfeksi P Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P nirur Akrolll

11Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala (A~yristic(1 semendum) terhadap Efek 77 Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY

Rei Wulalldari lis N(~fisah 12Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto 84

Hexa Apriliana Hidayah Dwi SUIIU Widyartini Dyah Purbasari 13Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 91

dengan Pelarut Aseton dan Etanol Bambang Srijunto Mall Rosidah Eriffivan Risma Gustini Syahbirin Ahmad Khorul Yusro dun Aall

14Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneIo joenum-graecum L) terhadap 97 Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yang Diovariektomi

Kumia Agustini Silmali Wiryowidagdo Dadang Kusmana

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005

15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani

16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama

17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari

18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari

19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt

Upound$

SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI

SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA

Assalalllualaikulll wr wb L

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara

Hadirin yang berbahagia

Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal

Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman

Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin

Wassalamualaikum wrwb

Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor

ltd

Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL

Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)

Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m

(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar

ABSTRAK

I J

I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang

banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap

~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC

Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat

Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8

Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol

PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang

I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat

tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I

disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak

ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1

desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI

sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri

serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i

senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang

~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan

jaringan (Liang et al 1985)

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari

diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi

diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam

rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid

rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42

Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses

ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan

menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan

menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan

sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem

yang lain

Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl

t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman

Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi

I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700

rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen

diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan

pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh

PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy

bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis

pelarut asetoll dan etanol

BAliAN DAN METODE PENELITIAN

Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol

pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan

analisis lainnya

Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph

HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya

Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280

rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut

a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I

b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam

-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform

etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm

Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang

-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir

panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I

Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian

dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang

telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam

plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis

kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat

kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet

Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan

perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang

dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian

sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam

rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh

selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC

Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang

terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang

sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang

etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut

Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar

kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224

Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan

Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I

Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring

Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin

Lemak Protein Pati

Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022

i6009

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 6: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005

15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani

16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama

17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari

18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari

19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt

Upound$

SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI

SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA

Assalalllualaikulll wr wb L

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara

Hadirin yang berbahagia

Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal

Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman

Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin

Wassalamualaikum wrwb

Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor

ltd

Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL

Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)

Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m

(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar

ABSTRAK

I J

I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang

banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap

~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC

Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat

Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8

Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol

PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang

I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat

tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I

disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak

ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1

desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI

sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri

serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i

senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang

~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan

jaringan (Liang et al 1985)

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari

diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi

diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam

rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid

rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42

Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses

ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan

menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan

menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan

sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem

yang lain

Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl

t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman

Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi

I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700

rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen

diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan

pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh

PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy

bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis

pelarut asetoll dan etanol

BAliAN DAN METODE PENELITIAN

Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol

pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan

analisis lainnya

Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph

HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya

Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280

rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut

a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I

b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam

-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform

etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm

Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang

-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir

panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I

Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian

dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang

telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam

plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis

kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat

kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet

Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan

perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang

dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian

sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam

rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh

selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC

Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang

terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang

sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang

etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut

Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar

kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224

Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan

Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I

Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring

Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin

Lemak Protein Pati

Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022

i6009

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 7: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt

Upound$

SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI

SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA

Assalalllualaikulll wr wb L

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara

Hadirin yang berbahagia

Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal

Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman

Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin

Wassalamualaikum wrwb

Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor

ltd

Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL

Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)

Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m

(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar

ABSTRAK

I J

I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang

banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap

~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC

Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat

Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8

Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol

PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang

I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat

tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I

disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak

ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1

desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI

sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri

serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i

senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang

~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan

jaringan (Liang et al 1985)

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari

diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi

diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam

rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid

rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42

Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses

ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan

menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan

menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan

sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem

yang lain

Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl

t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman

Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi

I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700

rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen

diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan

pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh

PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy

bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis

pelarut asetoll dan etanol

BAliAN DAN METODE PENELITIAN

Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol

pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan

analisis lainnya

Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph

HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya

Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280

rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut

a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I

b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam

-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform

etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm

Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang

-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir

panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I

Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian

dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang

telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam

plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis

kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat

kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet

Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan

perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang

dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian

sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam

rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh

selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC

Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang

terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang

sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang

etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut

Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar

kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224

Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan

Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I

Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring

Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin

Lemak Protein Pati

Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022

i6009

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 8: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL

Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)

Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m

(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar

ABSTRAK

I J

I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang

banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap

~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC

Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat

Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8

Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol

PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang

I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat

tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I

disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak

ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1

desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI

sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri

serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i

senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang

~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan

jaringan (Liang et al 1985)

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari

diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi

diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam

rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid

rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42

Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses

ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan

menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan

menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan

sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem

yang lain

Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl

t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman

Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi

I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700

rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen

diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan

pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh

PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy

bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis

pelarut asetoll dan etanol

BAliAN DAN METODE PENELITIAN

Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol

pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan

analisis lainnya

Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph

HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya

Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280

rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut

a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I

b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam

-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform

etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm

Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang

-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir

panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I

Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian

dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang

telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam

plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis

kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat

kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet

Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan

perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang

dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian

sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam

rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh

selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC

Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang

terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang

sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang

etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut

Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar

kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224

Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan

Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I

Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring

Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin

Lemak Protein Pati

Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022

i6009

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 9: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari

diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi

diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam

rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid

rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42

Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses

ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan

menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan

menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan

sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem

yang lain

Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl

t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman

Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi

I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700

rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen

diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan

pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh

PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy

bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis

pelarut asetoll dan etanol

BAliAN DAN METODE PENELITIAN

Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol

pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan

analisis lainnya

Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph

HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya

Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280

rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut

a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I

b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam

-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform

etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm

Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang

-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir

panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I

Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian

dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang

telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam

plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis

kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat

kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet

Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan

perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang

dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian

sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam

rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh

selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC

Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang

terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang

sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang

etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut

Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar

kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224

Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan

Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I

Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring

Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin

Lemak Protein Pati

Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022

i6009

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 10: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir

panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I

Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian

dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang

telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam

plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis

kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat

kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet

Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan

perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang

dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian

sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam

rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh

selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC

Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang

terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang

sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang

etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut

Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar

kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224

Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa

faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan

Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I

Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring

Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin

Lemak Protein Pati

Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022

i6009

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 11: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton

mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini

menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang

diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu

l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT

mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel

) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2

Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton

llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot

s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat

pada tabcl 3

Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol

Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan

lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya

RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai

ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol

abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut

Ul

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 12: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

~~~r1(77rT7rr~___bull

Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005

aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib

dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi

Rendemen

14 12

2

r

I

f-

f- -~ f-

[

l-

~~

i~

~F

o et8O 3 510 8 bull etalol35 8

6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o

6 12 18 24

Waktu jam

Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol

Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi

dapat dilihat pada gambar 2

Kadar kurkumin 2

15 etanol 355

bull etanol35 8 1 o aseton35 5

05 o aseton 35 8

o 2 6 12 18 24

Waktu jam

J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol

2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar

kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan

kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian

jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan

efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor

Page 13: ISBN 979·97761·0·4 IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~

Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005

KE SIMP U LAN

1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi

kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku

~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut

tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot

~ rltilrul 18

OAFTAR PlSTAKA

Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor

AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation

Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung

List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap

Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan

Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal

Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari

Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor