pemanfaatan data untuk penajaman intervensi …repo.desakupemalang.id/materi/kompak/pemanfaatan...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN DATA UNTUK PENAJAMAN INTERVENSI KEBIJAKAN• DATA MAKRO DAN DATA MIKRO
• ANALISIS DETERMINAN MASALAH BERBASIS DATA
• PENGGUNAAN DATA SEBARAN (AGREGAT) DALAM PENSASARAN WILAYAH
Pemalang, 4 Oktober 2017
KONTEKS DATA
Data Untuk Menggambarkan Masalah
Sumber gambar: TNP2K
Perbedaan Data Makro dan Data Mikro
No Aspek Data Kemiskinan Makro Data Kemiskinan Mikro
1 Tahun Tersedia Sejak 1976—yg dikeluarkan 1984 (tersedia setiap 3 tahun)
Tahun 2005, 2008, 2011
2 Metodologi • Pendekatan Kebutuhan Dasar• GKM + GKNM
• Pendekatan Kualitatif• Indeks atau PMT dari ciri-ciri Rumah
Tangga (RT) miskin
3 Sumber Data Susenas (sampel) PSE 2005, PPLS 2008, PPLS 2011, PBDT 2015
4 Output Jumlah penduduk miskin di setiapdaerah berdasarkan ESTIMASI
Jumlah RT sasaran (desil 1. desil 2. desil 3) berdasarkan nama dan alamat
5 Kegunaan Perencanaan dan evaluasi program kemiskinan dengan target geografis
Penetapan sasaran rumah tangga secaralangsung pada Program Bantuan danPerlindungan Sosial (BLT, PKH, Raskin, Jamkesmas, dsb)
Sumber: TNP2K
• Susenas digunakan untuk mendapatkan
angka/tingkat kemiskinan proporsi jumlah
penduduk yang hidup di bawah garis
penduduk.
• Perhitungan kemiskinan yang digunakan adalah
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
(basic needs approach).
• Garis kemiskinan dihitung berdasarkan
bukan makanan.
• Dari perhitungan ini dapat didefinisikan
(di bawah 0,8xGK), miskin (di bawah GK), dan
(antara 1-1,2xGK).
• Basis Data Terpadu/ PPLS merupakan data
mikro yang diperoleh melalui sensus untuk
memperoleh data berdasarkan nama dan
alamat dari 40% penduduk dengan status
kesejahteraan terendah dan bukanlah basis
data kemiskinan.
• Sebagai contoh Garis Kemiskinan tahun 2011
adalah 11,9% berarti seluruh Rumah Tangga
pada desil 1 atau 10% adalah masuk kelompok
Rumah Tangga sangat miskin dan miskin.
Sementara sebagian desil 2 atau 20% masuk
kedalam kelompok rumah tangga hampir
miskin.
Perbedaan Data Makro dan Data Mikro
DATA KEMISKINAN MAKRO (SUSENAS) DATA PENDUDUK MISKIN DAN RENTAN DATA MIKRO (BDT)
Sumber: TNP2K
Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin
Pertumbuhan Konsumsi per Kapita
CONTOH PEMANFAATAN DATA MAKRO
CONTOH PEMANFAATAN DATA MAKRO
Sumber: BPS, diolah
Desil 1
Desil 2
Desil 3Desil 4
Perbandingan Data Mikro dan Data Makro,Kabupaten Pemalang, 2015
CONTOH PEMANFAATAN DATA MAKRO
Rata-rata Jumlah ARTDesil 1 = 5,00Desil 2 = 3,51Desil 3 = 2,92Desil 4 = 2,76
Sumber: PBDT TNP2K dan BPS
AKAR MASALAH
ANALISIS AKAR MASALAH BERBASIS DATA
Sumber: TNP2K
PENAJAMAN INTERVENSI MELALUI PENELUSURAN WILAYAH PRIORITAS(Data Sebaran/Agreat)
1. Salah satu upaya untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan adalah dengan melakukanpenargetan wilayah prioritas pada kantong-kantong kemiskinan (Geographic Targeting of Poverty Alleviation Programs)
2. Penargetan wilayah kantong kemiskinan bukan hal baru dalam program penanggulangankemiskinan: IDT dan PNPM.
3. Pensasaran wilayah mensasar program didasarkan atas karakteristik/kondisi suatu wilayah –misalnya menyangkut tingkat kemiskinan, akses/transportasi, jumlah faskes/fasdik, dan lainnya
4. Kriteria pemilihan kantong kemiskinan memperhatikan ciri multidimensi dari masalah kemiskinan
Bukan hanya konsumsi/pengeluaran tetapi juga karakteristik wilayah seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, perumahan dan ketenagakerjaan.
Sumber: TNP2K
1. Kemiskinan yang terkonsentrasiMasyarakat miskin dapat terkonsentrasi dan merata tinggal dalam suatu wilayah tertentu kriteriapensasaran jumlah/persentase orang miskin atau pemegang KKS/KPS
2. Mengatasi ketertinggalan, keterisolasian wilayahPermasalahan kemiskinan sangat terkait dengan minimnya akses pada layanan dasar daninfrastruktur kriteria dapat berupa ketersediaan layanan dasar/infrastruktur atau jarak untukmencapainya
3. Mainstreaming penanggulangan kemiskinan dalam pembangunansektoral dan wilayah
Pembangunan sektoral atau wilayah seringkali hanya mengutamakan pertimbangan ekonomi, mainstreaming dapat dilakukan untuk makin mendorong sinergi kebijakan/program untukpenanggulangan kemiskinan
4. Ketiadaan data pensasaran berbasis rumah tangga
MENGAPA PENARGETAN WILAYAH?
Sumber: TNP2K
PENARGETAN SASARAN INDIVIDU/KELUARGA/RUMAH TANGGA
PRAKTEK
KONDISI SOSIAL EKONOMIJumlah Individu menurut Status KesejahteraanDesa Kuta, Kecamatan Belik, Pemalang,2015
1.208
286
597
358
109
430
149
Per
tan
ian
Pad
i dan
Pal
awija
Ban
gun
an/K
on
stru
ksi
Per
dag
anga
n
Tran
spo
rtas
i dan
Per
gud
anga
n
Ind
ust
ri P
engo
lah
an
Jasa
Lain
nya
Jenis Pekerjaan Utama Penduduk Miskin dan Rentan di Desa Kuta, Kecamatan Belik, Pemalang, 2015
56
149
238
Usia 7-12 Tahun Usia 13-15 Tahun Usia 16-18 Tahun
Anak Tidak Bersekolah dari RumahTangga Miskin dan Rentan menurut Usia,Desa Kuta, Kercamatan Belik, KabupatenPemalang, 2015 SD/MI sampai SMP/MTs sangat terjangkau di
Desa Kuta. Menurut Data Podes 2014, terdapat 6 buahSD/MI dan 1 buah SMP/MTs di Desa Kuta. Sedangkan akses ke SMA/MA sejauh 2 km danSMK 5 km. (sumber: Podes 2014)
PENDIDIKANKONDISI PENDIDIKAN PENDUDUK MISKIN DAN RENTAN
KESEHATANMenurut Data Podes 2014:Ada 2 anak penderita gizi buruk di Desa Kuta.Di Desa Kuta ada 1 dokter, ada 1 orang bidan desa, tidak ada tenagakesehatan lain, dan 11 orang dukun persalinan.Meskipun akses menuju Rumah Sakit dan Rumah Sakit Bersalin, cukup jauh, yaitu Rumah Sakit 23 km, Rumah Sakit Bersalin 17,2 km, namun jarak kePuskesmas dan Puskesmas Rawat Inap dekat.